IMPLEMENTASI ISO 9001 : 2008 PADA ASOSIASI MUSLIM

advertisement
IMPLEMENTASI ISO 9001 : 2008 PADA ASOSIASI MUSLIM
PENYELENGARA HAJI DAN UMRAH REPUBLIK INDONESIA
(AMPHURI)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Nurul Fathia
NIM: 1112053100005
KONSENTASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ABSTRAK
Nurul Fathia, 1112053100005, Implementasi ISO 9001 : 2008 pada Asosiasi
Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI)
Pada era globaliasi saat ini permintaan pelanggan semakin beragam, persaingan
dunia industri semakin ketat, sehingga memacu pelaku industri untuk selalu
memperbaiki mutu produk dan layanannya agar tercapainya kepuasan pelanggan.
Perusahaan atau organisasi yang berfokus pada peningkatan mutu untuk kepuasan
pelanggan terus membangun dan memperbaiki sistem manajemen mutu yang di
jalankannya.
ISO biasanya digunakan oleh lembaga-lembaga yang berorientasi profit.
Namun AMPHURI sebagai organisasi nirlaba, mendapatkan sertifikat ISO demi
meningkatkan kinerja serta meningkatkan efisiensi kegiatan-kegiatannya. AMPHURI
yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa, dituntut untuk selalu menjaga kepecayaan
anggotanya sebagai upaya untuk dapat memenuhi kebutuhannya, serta dapat
meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan. AMPHURI juga di tuntut
untuk aktif memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap para anggotanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses, peran, dan manfaat ISO
dalam meningkatkan manajemen mutu pada AMPHURI. Dalam penelitian ini penulis
menganalisis data dengan menggunakan tekhnik analisa deskriptis kualitatif yaitu
melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. Diketahui subjek yang utama adalah
orang yang dapat memberikan informasi serta data-data yang penulis butuhkan dalam
memenuhi penyusunan skripsi ini.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa implementasi ISO 9001 : 2008 pada
AMPHURI berjalan dengan baik, sistematis sesuai dengan konsep ISO mulai dari plan,
do, check, dan act. Kepuasan akan pelayanan kepada anggota juga cukup baik, hal ini
bisa dilihat dari kuisioner anggota dan Key Perfomance Indicator staff-staff
AMPHURI. Jadi, dapat disimpulkan dengan adanya sistem manajemen mutu ISO 9001
: 2008 membuat manajemen AMPHURI semakin baik.
Kata Kunci : ISO 9001 : 2008, Pelayanan, Kepuasan Anggota.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Impelementasi ISO 9001 : 2008 pada Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan
dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI)”. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Sang Revolusioner sejati, Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa zaman ini menjadi penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulisan skrispsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai
gelasr Sarjana Komunikasi Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih atas berbagai
bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
beserta Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.
3. Lili Bariadi, M.SI selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan
motivasi, masukan dan koreksi yang membangun.
4. Seluruh dosen dan staff karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ayahanda Abdul Somad dan Ibunda Nur Hadiyah, selaku orang tua penulis
yang selalu memberikan doa serta dukungan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
6. Budi Firmanyah selaku Sekretaris Jenderal AMPHURI, Gugi Harry Wahyudi
selaku Koordinator Sekretariat AMPHURI dan Fatma Khaerani selaku staff
Document Control sebagai pembimping praktek kerja lapangan penulis, yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian,
sehingga penulis mendapat informasi yang berkaitan dengan skripsi ini.
7. Fauziyah Tasya, Hilmiyatul Mardiyyah, Revi Rahadian S.Kom.I, dan Tegar
Haniv Alviandita, rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberi semangat
dan menjadi tempat curahan hati penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang turut memberikan dukungan dan do’a
dalam proses penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulisan dan seluruh pembaca pada masa yang akan
datang.
Jakarta, 23 Juni 2016
Penulis
Nurul Fathia
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 6
D. Metodologi Penelitian ................................................................................ 8
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 10
F. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 11
G. Sismatika Penulisan .................................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep ISO 9001 : 2008 ............................................................................... 13
B. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 ............................ 46
BAB III GAMBARAN UMUM AMPHURI
A. Sejarah AMPHURI ....................................................................................... 54
B. Moto, Visi dan Misi AMPHURI ................................................................... 56
C. Landasan ....................................................................................................... 57
D. Tujuan AMPHURI ........................................................................................ 57
iv
E. Fungsi AMPHURI ........................................................................................ 58
F. Letak Geografis AMPHURI .......................................................................... 58
G. Struktur Organisasi AMPHURI .................................................................... 59
H. Standart Operating Procedures (SOP) AMPHURI ....................................... 60
BAB IV IMPLEMENTASI ISO 9001 : 2008 PADA AMPHURI
A. Konsep dan Peran ISO 9001 : 2008 pada AMPHURI ................................ 62
B. Proses Penerapan ISO 9001 : 2008 ............................................................. 67
C. Mutu Pelayanan Pasca ISO 9001 : 2008 pada AMPHURI .......................... 84
D. Analisis ......................................................................................................... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. 88
B. Saran ............................................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globaliasi saat ini permintaan pelanggan semakin beragam,
persaingan dunia industri semakin ketat, sehingga memacu pelaku industri untuk
selalu memperbaiki mutu produk dan layanannya agar tercapainya kepuasan
pelanggan. Perusahaan atau organisasi yang berfokus pada peningkatan mutu untuk
kepuasan pelanggan terus membangun dan memperbaiki sistem manajemen mutu
yang di jalankannya.
Menurut Goetsch dan Davis (1994), mutu adalah kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan.1 Pengelolaan mutu dijalankan dengan Total Quality
Management (TQM), meliputi semua fungsi manajemen yang menentukan arah
kebijakan mutu, sasaran dan tanggung jawab, dalam mengimplementasikannya,
pengguna perangkat seperti perencanaan mutu, kontrol mutu, pemastian mutu dan
perbaikan mutu dalam sistem yang terpadu.2
1
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, TQM: Total Quality Management, (Yogyakarta: ANDI,
2000), h. 4.
2
Veithzal Rivai dan Ella Jauhari Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 409.
1
2
Pada awalnya, perusahaan atau organisasi menerapkan standar yang berbedabeda bagi produk dan jasa. Tetapi perkembangan pasar global, menuntut
keseragaman standar mutu sesuai harapan pelanggan. Untuk menjamin adanya
keseragaman standar itu diperlukan suatu standar yang dialami oleh semua pihak,
bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga diakui oleh dunia internasional. Usaha
paling sukses mengenai penyeragaman standar ini adalah dengan lahirnya ISO 9000
yang dikeluarkan oleh The International Organization for Standardization, Jenewa,
Swiss.3
International Organization for Standarization disingkat ISO adalah badan
penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standarisasi
nasional setiap Negara. Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standarstandar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba
internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan
standarisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain
standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM bank, ukuran dan
ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka
mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis
(TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).
Meski ISO adalah organisasi non-pemerintah, kemampuannya untuk
menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar
nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non3
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran
Kinerja, (Jakarta: PT. Indeks, 2013), h. 207.
3
pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan
hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. ISO termasuk satu badan
standar nasional dari setiap Negara dan perusahaan-perusahaan besar.4
Berdasarkan fakta di atas, penulis memandang perlu untuk mengambil salah
satu objek penelitian yaitu Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik
Indonesia (AMPHURI). Hal ini sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal
Penyelegara Haji dan Umrah No D/250/2014, pada Bab I mengenai ketentuan umum
dipasal I nomer 17 mengatakan bahwa Asosiasi atau Himpunan PIHK adalah
perkumpulan yang mengkoordinasikan PIHK, yaitu Asosiasi Muslim Penyelenggara
Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Himpunan Penyelenggara Umrah
dan Haji (HIMPUH), Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan In-bound Indonesia
(ASPHURINDO) dan Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia
(KETSURI).5
Dari keempat (4) asosiasi tersebut Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji
Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) adalah Asosiasi pertama di Indonesia yang
telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 : 2008 setelah lolos dua akreditasi di bidang
usaha pelayanan haji dan umrah. AMPHURI mendapatkan sertifikat ISO ini pada
tanggal 4 Juli 2015 di Hotel Grand Royal Penghegar, Bandung, Jawa Barat. 6 Saat ini
4
Yulius Eka Agung Seputra, Manajemen dan Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2014), h.125-126.
5
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Nomor D/250/2014, BAB I
nomer 17.
6
http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/umrah/15/07/05/nr0d7z-amphuri-raih-sertifikatiso-pertama-kategori-asosiasi-travel di akses pada tanggal 1 Mei 2016 pukul 21.03 WIB.
4
AMPHURI telah memiliki anggota sebanyak 170 travel pada tahun 2016.7
AMPHURI merupakan organisasi yang bertugas membina dan memberdayakan
travel-travel Penyelenggara Ibadah Umrah (PIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji
Khusus (PIHK) yang merupakan anggotanya menjadi penyelenggara yang
bertanggung jawab, nyaman, dan professional.
ISO biasanya digunakan oleh lembaga-lembaga yang berorientasi profit.
Namun AMPHURI sebagai organisasi nirlaba, mendapatkan sertifikat ISO demi
meningkatkan kinerja serta meningkatkan efisiensi kegiatan-kegiatannya. AMPHURI
merupakan organisasi yang sadar akan pentingnya mutu untuk meningkatkan
pelayanan dan menjaga kepercayaan angotanya, karena AMPHURI menerapkan
teori-teori manajemen mutu dalam hal ini ISO yang biasanya digunakan oleh lembaga
profit.
AMPHURI yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa, dituntut untuk selalu
menjaga
kepecayaan
anggotanya
sebagai
upaya
untuk
dapat
memenuhi
kebutuhannya, serta dapat meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan.
AMPHURI juga di tuntut untuk aktif memberikan pembinaan dan pengawasan
terhadap para anggotanya. Apabila asosiasi-asosiasi haji sudah memiliki kualitas baik
dan mampu memberikan pembinaan terhadap anggotanya, diharapkan kedepannya
para anggota AMPHURI mampu melayani jamaah dengan baik.
7
Wawancara dengan Fatma Khaerani selaku staff AMPHURI pada tanggal 30 April 2016
pukul 12.47 WIB.
5
Jika organisasi menganggap bahwa konsep manajemen mutu terpadu hanya
merupakan inovasi manajemen atau sebuah alat perbaikan, maka usaha perbaikan
tersebut telah gagal sejak awal. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan usaha
perbaikan perusahaan kurang berhasil, diantaranya adalah pengimplementasian
standar mutu yang masih setengah hati, hubungan pimpinan dengan atasan yang
buruk, ataupun pengembangan keterampilan sumber daya manusia yang masih
terbatas.
Untuk
meningkatkan
perbaikan
mutu
perusahaan
tersebut
maka
dibutuhkanlah peran standar mutu, dalam hal ini ISO.
Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan yang mendapat tekanan untuk
memperoleh sertifikat ISO agar mempunyai kekuatan bersaing. Standar ISO
mengharuskan suatu organisasi untuk menyatakan apa yang dilakukannya untuk
menjamin mutu, lalu melakukan apa yang dinyatakan itu, dan akhirnya
mendokumentasikan atau membuktikan bahwa mereka telah melaksanakan apa yang
mereka nyatakan itu. Karena itulah sertifikat ISO hanya dapat diberikan kepada
lembaga-lembaga yang terakreditasi.
Melihat gambaran di atas, untuk dapat mengetahui seberapa besar peran ISO
terhadap peningkatan mutu AMPHURI dalam melayani, memuaskan, dan
meningkatkan kepercayaan anggotanya, maka mendorong peneliti untuk mengangkat
tema “IMPLEMENTASI ISO 9001 : 2008 PADA ASOSIASI MUSLIM
PENYELENGGARA HAJI DAN UMRAH REPUBLIK INDONESIA”
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul penelitian di atas, maka penulis
membatasi penelitian ini agar meliputi implementasi ISO 9001 : 2008 pada
Asosiasi
Muslim
Penyelenggara
Haji
dan
Umrah
Republik
Indonesia
(AMPHURI) dalam melayani, memuaskan, dan meningkatkan kepercayaan
anggotanya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah pokok yang akan
diangkat dalam skripsi ini adalah:
a. Bagaimana konsep dan peran ISO dalam meningkatkan manajemen mutu
pada AMPHURI?
b. Bagaimana proses penerapan ISO dalam meningkatkan pelayanan dan
meningkatkan kepercayaan anggotanya?
c. Bagaimana pencapaian mutu pelayanan setelah menerapkan ISO?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
7
a. Mengetahui bagaimana konsep dan peran ISO dalam meningkatkan
manajemen mutu pada AMPHURI.
b. Mengetahui proses penerapan ISO dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
meningkatkan kepercayaan travel-travel.
c. Mengetahui pencapaian mutu pelayanan setelah menerapkan ISO.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini terdiri dari dua hal:
a. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi bahan pertimbangan dan
informasi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian berkaitan dengan
penelitian ini. Disisi lain, penelitian ini dapat menambah waswasan dan
kepustakaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Praktis
Hasil penelitian memberikan gambaran dan informasi bagi lembaga yang
diteliti mengenai peran ISO. Penelitian ini juga diharapkan dapat menginspirasi
perusahaan atau organisasi untuk melihat kembali efektivitas standar mutu yang
diterapkan untuk penyesuaian-penyesuaian di masa yang akan datang.
8
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini menekankan analisis proses
dari proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan
antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah.8
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
kualitatif.
Menurut
Haris
Herdiansyah, penelitian kualitatif adalah penelitan yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya,
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suau konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.9
Pada penelitian ini penulis mengungkapkan fakta-fakta yang tampak di
lapangan dan mendeskripsikannya secara sistematis, faktual dan akurat
sebagaimana adanya
mengenai
implementasi
ISO dalam meningkatkan
manajemen mutu di AMPHURI.
8
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), h. 80
9
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2010), h. 9.
9
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh dari sumber
pertama, yang diperoleh melalui wawancara dan observasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dari studi
kepustakaan.
4. Tempat Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan
Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) yang beralamat di Graha Bin Hasan Jl.
KH. Abdullah Syafi’i, No. 5E, Bukit Duri Tanjakan, Tebet, Jakarta Selatan.
5. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah dokumen-dokumen dalam sistem
manajemen mutu ISO AMPHURI, berupa prosedur-prosedur dan format-format
yang disahkan oleh Tim Sistem Manajemen Mutu ISO AMPHURI. Adapun objek
penelitian ini adalah sumber daya manusia yang terlibat dalam proses penerapan
ISO.
10
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap objek penelitian ini
untuk memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang teliti
serta untuk mengetahui relevansi antara jawaban narasumber dengan kenyataan
yang terjadi di lapangan.
2. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang
diperlukan untuk keperluan penelitian. Wawancara dilakukan untuk memperoleh
data guna kelengkapan data sebelumnya. Wawancara merupakan proses menggali
informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas sesuai dengan, masalah dan focus
penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. Dalam penelitian ini wawancara
dilakukan dengan staff-staff sekretariat AMPHURI
3. Studi Kepustakaan (Library Reseach)
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relavan dengan topic atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Mengumpulkan data dan teori yang relavan terhadap
permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhaadap
literature dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku dan penelitian
terdahulu.
11
4. Metode Dokumentasi
Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data
karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.10
F. Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi alasan peninjauan pustaka, antara
lain:
1. Skripsi yang ditulis oleh Kholidatunur (2011) dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Kependidikan Islam, Program Studi Manajemen
Pendidikan, berjudul “Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Pendidikan di Pondok Pesantren
Modern Sahid. Pada penelitian ini terdapat dua variable, yaitu Manajemen
Mutu ISO dan Mutu Pelayanan Pendidikan. Hasil Penelitian ini adalah
penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 berjalan dengan efektif,
efisien, sistematis, dan dengan prosedur yang ditetapkan.
2. Skripsi yang ditulis oleh Aretha Poetry Qonita (2015) dari Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, Program Studi
Manajemen Ziswaf, berjudul Implementasi Total Quality Management
(TQM) pada Program Formula LAZ AL-AZHAR PEDULI UMMAT. Pada
penelitian ini terdapat satu variabel yaitu Total Quality Management pada
10
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2007), h. 217.
12
FORMULA LAZ Al-Azhar Peduli Ummat. Hasil Penelitian ini adalah cukup
baik karena telah mengimplementasikan prinsip dan karakteristik TQM yang
dikemukakan para ahli.
G. Sistematika Penulisan
BAB I
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, teknik pengumpulan data, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.
BAB II
Bab ini berisi tentang tinjauan teoritis, pengertian sistem
manajemen mutu, pengertian ISO 9001 : 2008, prinsip-prinsip
ISO 9001 : 2008, pedoman ISO 9001 : 2008, dan manfaat ISO
9001 : 2008.
BAB III
Bab ini berisi tentang identifikasi lokasi penelitian, yaitu
sejarah AMPHURI, tujuan AMPHURI, fungsi AMPHURI, dan
letak geografis AMPHURI.
BAB IV
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan analisis data
mengenai implementasi ISO 9001 : 2008 dalam meningkatkan
manajemen mutu.
BAB V
Bab ini berisi tentang penutup, beserta kesimpulan dan saransaran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep ISO 9001 : 2008
1. Pengertian ISO 9000
Seri ISO 9000 adalah suatu sistem terpadu untuk mengoptimalkan
efektivitas mutu suatu perusahaan dengan menciptakan sebuah kerangka kerja
untuk peningkatan atau perbaikan secara berkesinambungan. Sistem manajemen
kualitas formal yang berlaku secara internasional adalah sistem manajemen
kualitas ISO 9000. ISO 9000 adalah nama generik untuk sistem manajemen
kualitas internasional yang dikeluarkan pertama kali pada tahun 1987 oleh
Organisasi Internasional untuk Standarisasi (The International Organization for
Standardization – ISO) yang bermarkas di Jenewa, Swiss.1
Tujuan utama dari ISO 9000 ini adalah sebagai berikut:
a. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa
yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi
kebutuhan para pembeli.
b. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemen sendiri
bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan.
1
M.N.Nasution, Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005), h.299-300.
13
14
c. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa
kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa
yang dijual.2
ISO 9000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen
mutu yang di dalamnya menetapkan syarat-syarat dan rekomendasi dengan
tujuan menjamin bahwa pemasok akan memberikan produk (barang/jasa) yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
ini merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang
dikontrak bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk
tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu.3
Dalam konteks pembicaraan tantang ISO 9000, pemasok berarti
perusahaan yang sedang memproduksi barang dan atau jasa untuk diserahkan
kepada pelanggan. Sebaliknya, penyuplai bahan baku atau material kepada
perusahaan kita, dalam ISO 9000 disebut sebagai subkontraktor. Dalam ISO
9000, subkontraktor dapat berupa penyuplai bahan baku, komponen, barang
setengah jadi, atau barang jadi yang sedang dikontrakkan kepada pihak luar
perusahaan.
Perlu diketahui, bahwa ISO 9000 bukan merupakan suatu standar produk,
karena ISO 9000 tidak memuat suatu persyaratan spesifik yang harus dipenuhi
2
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: ANDI,
2000), h.87.
3
Putu Gede Benny Artha, “Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 pada
Proyek Alaya Resort Ubud ” Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, no. 1 (Februari 2013)
: h. II-2.
15
oleh produk (barang atau jasa). ISO 9000 merupakan standar sistem manajemen
kualitas internasional, karena ISO 9000 memuat persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi oleh sistem manajemen dalam menghasilkan suatu produk
(barang atau jasa). Karena memperoleh pengakuan berupa sertifikat ISO 9000,
nama ISO 9000 tidak boleh dicantumkan pada produk itu, tetapi sertifikat ISO
9000 boleh dicantumkan pada papan nama perusahaan, dan lain-lain asalkan
bukan pada produk yang dibuat oleh perusahaan itu.
ISO 9000 merupakan standar interasional untuk sitem manajemen kualitas
yang bermaksud menyamakan sistem kualitas yang berlaku secara internasional di
antara perusahaan-perusahaan atau organisasi. Di bawah sistem kualitas ISO
9000, karyawan dan manajemen puncak harus serius dalam mengaplikasikan
sistem manajemen kualitas perusahaan. Tim penilai dari luar akan masuk ke
dalam perusahaan dan melihat secara langsung sistem kualitas yang ada. Mereka
akan melihat dan mempelajari dokumentasi pada setiap departemen. Mereka akan
menilai dan menguji praktik-praktik manajemen yang berkaitan dengan sitem
kualitas ISO 9000. Mereka akan menanyakan hal-hal yang telah dikembangkan
oleh manajemen di perusahaan, metode-metode untuk memenuhi harapan
pelanggan. Semakin serius manajemen dari perusahaan menerapkan prinsipprinsip ISO 9000, semakin mudah untuk memperoleh sertifikat ISO.4
4
M.N.Nasution, Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management… h.300-302
16
2. Sejarah Perkembangan ISO 9000
Standar sistem mutu pertama kali dikenal di Amerika Serikat dengan
diterbitkannya standar sistem yang berlaku bagi pemasok barang keperluan
militer, yaitu standar MIL-Q-9858 A yang masih berlaku sampai sekarang.
Kemudian pada tahun 1968, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)
mengadopsi standar tersbut sebagai standar sistem mutu yang disebut AQAP-1
(Allied Quality Publication 1). Inggris sebagai anggota NATO tidak mengadopsi
keseluruhan standar ini secara utuh, namun sebagian besar persayaratanpersyaratan yang terdapat dalam MIL-Q-9858 A atau AQAP-1 dimasukkan ke
dalam standar pertahanan mereka yang diterbitkan pada tahun 1970, dengan nama
DEF/STAN 05-08. Perbedaan pokok antara AQAP-1 dan DEF-STAN 05-08
terletak pada persayaratan sistem mutu untuk desain.5
Pada tahun 1970-an Inggris mulai sadar bahwa untuk dapat bersaing di
pasar internasional Inggris harus dapat menunjukkan konsistensi mutu produk
yang dihasilkannya. Untuk itu maka Inggris pada tahun 1979 berhasil
menerbitkan standar sistem mutu BS 550 (British Standard 5750) yang isi dan
bentuknya hampir sama dengan ISO 9000 yang sekarang kita kenal. Ternyata
dalam kurun waktu sekitar lima tahun standar ini telah diterapkan di banyak
5
Bambang H. Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih Wibisono, Memasuki Pasar Internasional
dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu… h.11.
17
industri di Inggris dan telah mampu mengangkat kembali industri Inggris ke
tingkat yang layak sebagai Negara maju.6
Belajar dari pengalaman Inggris ini maka para anggota ISO (International
Organization for Standardization) yang bermarkas di Geneva, Swiss, pada tahun
1987 menyetujui suatu standar sistem mutu yang sekarang disebut sebagai standar
ISO seri 9000, sebagai standar internasional bidang sistem mutu.
Begitu diterbitkan standar ini sangat menarik minat banyak pihak di dunia,
antar lain karena merupakan standar internasional pertama di bidang sistem mutu.
Selain itu, standar ini memungkinkan pihak ketiga melakukan penilaian
kemampuan suatu industri untuk memproduksi barang dengan mutu konsisten,
dengan menerapkan sistem mutu menurut kriteria-kriteria baku sebagaimana
tercantum dalam standar ISO seri 9000 ini. Banyak Negara di dunia telah
mengadopsinya
menjadi
standar
nasional
negaranya,
terutama
sesudah
Masyarakat Ekonomi Eropa mengadopsinya tahun 1992 menjadi EN 29000.
Indonesia sendiri telah mengadopsi standar sistem mutu ISO 9000 ini menjadi
Standar Nasional Indonesia seri 19-9000 atau SNI seri 19-9000.7
6
Bambang H. Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih Wibisono, Memasuki Pasar Internasional
dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu… h.11.
7
Bambang H. Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih Wibisono, Memasuki Pasar Internasional
dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu… h.12.
18
3. Seri ISO 9000
ISO 9000 adalah suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional.
Seri tersebut diberi nama sedemikian rupa sehingga terdiri dari lima set standar
atau kriteria, dengan kodifikasi angka berurutan mulai dari 9000.
a. ISO 9000 merupakan suatu peta jaringan yang memberikan definisi dasar dan
konsep-konsep serta menjelaskan bagaimana suatu perusahaan memilih dan
menggunakan standar yang lain dalam seri tersebut.
b. ISO 9001 merupakan standar yang paling komprehensif dan digunakan untuk
menjamin mutu pada tahap desain, pengembangan, produksi, instalasi, dan
pelayanan jasa. ISO 9001 biasanya digunakan untuk perusahaan manufaktur
yang mendesain dan membuat produk sendiri.
c. ISO 9002 digunakan untuk memenuhi persayaratan produksi dan instalasi
yang memerlukan jaminan kualitas terhadap kegiatan produksi dan instalasi.8
Sebagai contoh, bila suatu produk dibuat dengan spesifikasi yang ditentukan
pihak lain.
d. ISO 9003 merupakan standar yang kurang rinci, karena hanya dibutuhkan
untuk menjamin pemeriksaan dan uji akhir. Biasanya digunakan untuk
perusahaan non-pabrikan, seperti distributor atau operasi pergudangan.9
Tujuan dari ketiga standar ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003 adalah untuk
memberikan jaminan mutu dalam hal kontraktual dengan pihak luar.
8
Hessel Nogis S. Tangkilisan, Manajemen Modern untuk Sektor Publik, (Yogyakarta:
Balairung & CO, 2003), h.79.
9
A.M. Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT Prehallindo,
2001), cet. II, h.200.
19
Ketiganya merupakan standar yang digunakan untuk mencatat sistem mutu
pemasok. Ketiganya bersifat saling melengkapi dan pemilihannya bergantung
pada cakupan dan kompleksitas operasi perusahaan dan skala usahanya.
e. ISO 9004 digunakan untuk kepentingan internal dan bukan untuk situasi
kontraktual. ISO 9004 mencakup elemen pokok yang mempengaruhi sistem
jaminan mutu, termasuk di dalamnya tanggung jawab manajemen pemasaran,
pengadaan, langkah pengendalian, pemanfaatan sumber daya manusia, faktor
keamanan, dan penggunaan metode statistika.10
Standar kualitas yang harus ada dalam organisasi penerima ISO 9000
terbagi dalam 20 elemen yang terkait dengan proses bisnis dan produksi. Kedua
puluh elemen tersebut adalah: 11
a. Management Responsibility
b. Quality System
c. Contract Review
d. Design Control
e. Document Data and Data Control
f. Purchasing
g. Purchaser Supllied Product
h. Product Identification
i. Process Control
j. Inspection and Testing
10
11
k. Inspection, Measuring, and Test
l. Inspection and Test Status
m. Control of Nonconforming Product
n. Correctiva Action
o. Handling, Storage, and Packaging
p. Quality Records
q. Internal Quality Audit
r. Training
s. Servicing
t. Statistical Techniques
H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen… h.203.
Hessel Nogis S. Tangkilisan, Manajemen Modern untuk Sektor Publik… h.79.
20
4. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
ISO
9001-Quality
Management
System
menetapkan
persyaratan-
persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian sistem manajemen
kualitas, yang bertujuan menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk,
baik yang berupa barang ataupun jasa yang memenuhi persayaratan yang telah
ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan
kebutuhan spesifik dari palanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu
bertanggung jawab menjamin kualitas produk-produk tertentu, atau merupakan
kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.
ISO 9001-Quality Management System bukan merupakan standar produk,
karena tidak menyatakan persayaratan-persayaratan yang harus dipenuhi oleh
produk, baik yang berupa barang ataupun jasa. Dengan demikian apabila terdapat
perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar
internasional, itu merupakan hal yang sangat keliru. Seharusnya ia menyatakan
bahwa sistem manajemen kualitasnya telah memenuhi standar internasional,
bukannya produknya yang berstandar internasional.12
12
T. Yuri M.Z dan Rahmat Nurcahyo, TQM Manajemen Kualitas Total dalam Perspektif
Teknik Industri, (Jakarta: PT. Indeks, 2013), h.25.
21
5. Prinsip-Prinsip Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
Dalam ISO 9001 : 2008, memiliki 8 prinsip yang diyakini para manajer
dapat meningkatkan kemampuan organisasi mereka. 8 prinsip ini dikenal dengan
nama “8 Prinsip Manajemen Kualitas”. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
a. Fokus pada pelanggan
Organisasi bergantung pada pelanggannya dan karenanya hendaknya
memahami kebutuhan kini dan mendatang pelanggannya, hendaknya
memenuhi dan berusaha melampaui harapan pelanggan.
b. Kepemimpinan
Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi, menciptakan dan
memelihara lingkungan intern tempat karyawan, dapat melibatkan dirinya
secara penuh dalam pencapaian sasaran organisasi.
c. Keterlibatan seluruh personel
Karyawan pada seluruh tingkatan organisasi adalah inti organisasi dan
pelibatan penuh mereka memungkinkan kemampuannya dipakai untuk
manfaat organisasi.
d. Pendekatan proses
Hasil yang dikehendaki tercapai lebih efisien bila kegiatan dan sumber daya
terkait dikelola sebagai suatu proses.13
13
Sugeng Listyo, Implementasi System Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di PT, (Malang:
UIN Malang Press, 2009), h.57.
22
e. Pendekatan sistem pengelolaan
Mengetahui, memahami, dan mengelola proses yang saling terkait sebagai
sistem yang memberi sumbangan pada keefektifan dan efisiensi organisasi
dalam mencapai sasarannya.
f. Pendekatan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambungan yang dilakukan organisasi secara menyeluruh
hendaknya dijadikan tujuan tetap organisasi tersebut.
g. Pembuatan keputusan berdasarkan fakta
Keputusan yang efektif selalu didasarkan pada analisis data dan informasi.
h. Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok
Organisasi dan pemasoknya saling bergantung sehingga akan meningkatkan
kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai.14
6. Pedoman Manajemen ISO 9001 : 2008
Pengetahuan dan delapan pinsip manajemen mutu yang disebutkan pada
ISO 9001 : 2008 sebaiknya dilakukan dalam organisasi yang memiliki sumber
daya manusia baik secara mental maupun fisik siap menerapkan sistem
standarisasi untuk tujuan kualitas dan kepuasan pelanggan.
14
Sugeng Listyo, Implementasi System Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di PT… h.57.
23
Delapan prinsip/klausul manajemen mutu ISO 9001 : 2008 terdiri dari:
a. Lingkup ISO 9001 : 2008
Standar internasional ini mensyaratkan kepada organisasi yang mampu
mengikuti asas terhadap peraturan yang berlaku dan mampu meningkatkan
kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif. Yang bertanggung
jawab atas standar-standar sistem kualitas adalah ISO/TC 176 (The International
Organization for Standardization – Technical Committee 176). ISO/TC 176
menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, untuk menjamin standarstandar ISO 9001 akan menjadi update dan relavan bagi organisasi. ISO 9001
telah dilakukan revisi pada tahun 1994, tahun 2000, dan yang terbaru adalah
revisi yang diterbitkan tanggal 14 November 2008.15 Secara garis besar ISO 9001
: 2008 tidak terlalu jauh berbeda dengan pendahulunya yaitu ISO 9001 : 2000,
adapun perbedaan antara versi 2000 dan 2008 secara signifikan lebih mekankan
pada efektivitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut.
ISO 9001 : 2008 menetapkan persyaratan manajemen mutu untuk
perancangan dan pengembangan, produksi dan perakitan serta pelayanan produk
(pemasaran). Desain implementasi sistem manajemen kualitas dipengaruhi oleh
(1) lingkungan organisasi dan perubahan serta resiko yang berhubungan dengan
15
T. Yuri M.Z dan Rahmat Nurcahyo, TQM Manajemen Kualitas Total dalam Perspektif
Teknik Industri… h.25.
24
lingkungan, (2), keragaman kebutuhan, (3) tujuan utama organisasi, (4) produk
yang ditawarkan, (5) aktifitas proses, (6) serta ukuran dan struktur organisasi. 16
b. Acuan yang Mengatur (normative reference)
Ketentuan tentang delapan prinsip manajemen mutu diatur pada pedoman
spesifikasi teknis. Dianjurkan untuk memberlakukan dan menerapkan pedoman
spesifikasi teknis edisi akhir.17
c. Istilah dan Definisi
Pada pedoman spesifikasi teknis menyebutkan beberapa istilah berikut
pula dengan definisinya sesuai dengan bisang usaha manufaktur atau jasa.
Misalnya, bidang manufaktur otomotif seperti rencana pengendalian, tanggung
jawab organisasi terhadap desain/rancangan, bebas kesalahan, laboratorium,
pembuatan produk, pemeliharaan, pencegahan dan angkutan.18
d. Sistem Manajemen Mutu
1) Persaratan Umum
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan
memlihara sistem manajemen mutu dan terus-menerus memperbaiki
keefektifannya sesuai dengan standar internasional.
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur” Jurnal Ekonomi Modernisasi, no. 1 (Februari 2009) : h.41.
17
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.41.
18
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.41.
16
25
Organisasi harus menetapkan proses untuk sistem manajemen mutu
dan menerapkannya, menetapkan urutan dan interaksi antar proses,
menetapkan kriteria dan metode guna memastikan bahwa operasi dan kendali
menjadi efektif, memastikan ketersediaan sumber daya dan informasi,
memantau dan mengukur secara tepat serta menganalisis proses, dan
menerapkan
tindakan
yang
diperlukan
guna
mencapai
hasil
yang
direncanakan.19
2) Persyaratan dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup kebijakan
mutu, pedoman mutu. Prosedur dokumentasi dan penyimpanan (recording)
harus sesuai standar internasional.
Fungsi dokumen untuk memastikan
perencanaan, operasi dan kendali proses.
Pelaksanaan sistem dokumentasi sistem manajemen mutu dapat
berbeda antar organisasi karena besarnya organisasi dan jenis kegiatannya,
kerumitan proses dan interaksinya serta kemampuan sumber daya
manusianya.
Prosedur dokumentasi harus mudah dikendalikan seperti kemudahan
untuk melakukan identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan,
masa simpan dan pembuangan (record).20
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.41.
20
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.42.
19
26
3) Pedoman mutu
Semua persyaratan standar internasional ini adalah generik dan
dimaksudkan agar dapat diterapkan pada semua organisasi. Organisasi harus
menetapkan dan memelihara sebuah pedoman mutu yang mencakup lingkup
sistem manajemen mutu termasuk rincian spesifikasi produk, prosedur
dokumentasi dan uraian interaksi antar proses.
4) Pengendalian dokumen
Dokumen harus dipastikan selalu dapat dibaca dan mudah dikenali
untuk memenuhi sistem manajemen mutu organisasi. Organisasi harus
memiliki suatu proses guna memastikan tinjauan, distribusi dan penetapan
yang berhubungan dengan waktu untuk menyelesaikan suatu produk sesuai
dengan standar teknis berikut pula dengan perubahan yang dikehendaki oleh
pelanggan.21
5) Pengendalian rekaman
Dokumen harus dipastikan selalu dapat dibaca dan mudah dikenali
untuk memenuhi sistem manajemen mutu organisasi. Organisasi harus
memiliki suatu proses guna memastikan tinjauan, distribusi dan penetapan
yang berhubungan dengan waktu untuk menyelesaikan suatu produk sesuai
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.42.
21
27
dengan standar teknis berikut pula dengan perubahan yang dikehendaki oleh
pelanggan.22
e. Tanggungjawab Manajemen
1) Komitemen manajemen
Top manajemen/pucuk pimpinan harus mempunyai komitmen pada
pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu serta melakukan
perbaikan secara terus menerus dengan cara (1) menyampaikan pentingnya
persyaratan pelanggan, undang-undang dan peraturan, (2) menetapkan
kebijakan mutu, (3) memastikan penetapan sasaran mutu, (4) dan memastikan
tersedianya sumber-daya. Top manajemen/pimpinan harus meninjau proses
produksi dan proses penunjangnya guna memastikan efektifitas dan
efisiensinya23
2) Fokus kepada pelanggan
Pucuk pimpinan harus memastikan bahwa penetapan persyaratan
pelanggan sudah dipenuhi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Organisasi harus memantau kepuasan pelanggan secara terus menerus dalam
hal (1) kinerja kualitas penyerahan, (2) tingkat pengembalian produk, (3)
kinerja jadwal penyerahan termasuk biaya angkut, (4) dan pemberitahuan
kepada pelanggan sehubungan dengan masalah mutu dan penyerahan.
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.42.
23
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.42.
22
28
Disamping itu organisasi harus memantau kinerja proses pembuatan produk
disesuaikan dengan persyaratan pelanggan seperti mutu produk dan efisiensi
proses. Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk, organisasi harus
menetapkan (1) persyaratan yang ditentukan oleh pelanggan termasuk
persyaratan untuk penyerahan dan kegiatan pasca penyerahan (seperti layanan
purna jual), (2) persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan, (3)
persyaratan undang-undang atau peraturan yang berkaitan dengan produk, (4)
dan persyaratan tambahan yang ditentukan oleh organisasi.24
3) Kebijakan mutu
Pucuk pimpinan harus memastikan bahwa (1) kebijakan mutu sesuai
dengan tujuan organisasi, (2) kebijakan mutu dapat memenuhi persyaratan
pelanggan dan terus-menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen
mutu, (3) kebijakan mutu menyediakan kerangka kerja guna menetapkan dan
meninjau sasaran mutu, (4) kebijakan mutu dikomunikasikan dan dipahamkan
dalam organisasi, (5) dan kebijakan mutu ditinjau terusmenerus untuk
penyesuaian.25
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.43.
25
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.43.
24
29
4) Perencanaan sasaran mutu
Pucuk pimpinan menetapkan bahwa sasaran mutu harus memenuhi
persyaratan produk. Sasaran mutu harus terukur dan konsisten dengan
kebijakan mutu. Sasaran mutu hendaknya melibatkan harapan pelanggan.
Pucuk pimpinan harus menetapkan sasaran mutu dan ukuran-ukurannya untuk
dimasukkan kedalam rencana usaha dan menjadi kebijakan mutu.26
5) Perencanaan sistem manajemen mutu
Puncuk pimpinan harus memastikan bahwa (1) perencanaan sistem
manajemen mutu dilakukan untuk memenuhi persyaratan organisasi seperti
menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara sistem
manajemen mutu dan terus menerus memperbaiki keefektifannya sesuai
dengan standar Internasional, (2) Keterpaduan sistem manajemen mutu harus
dipelihara dan jika ada perubahan segera disesuaikan.27
6) Tanggungjawab atas mutu
Pucuk pimpinan harus memastikan bahwa tanggungjawab dan
wewenang pegawai terhadap mutu perlu ditetapkan dan dikomunikasikan
dalam organisasi. Para manager mempunyai tanggungjawab dan wewenang
untuk melakukan tindakan koreksi produk dan proses yang tidak sesuai
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.43.
27
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.43.
26
30
dengan persyaratan. Karyawan bertanggungjawab atas mutu produk,
mempunyai wewenang untuk menghentikan proses produksi untuk melakukan
koreksi mutu. Bagian operasional pada seluruh bagian bertanggungjawab
untuk memastikan mutu produk.28
7) Wewenang Pimpinan
Pucuk pimpinan berwenang menunjuk seorang anggota manajemen
(sebagai wakil manajemen) untuk (1) memastikan bahwa proses manajemen
mutu diterapkan dan dipelihara, (2) melaporkan kepada pimpinan puncak
tentang kinerja sistem manajemen mutu dan kebutuhannya untuk perbaikan,
(3) dan membangkitkan kesadaran persyaratan pelanggan di organisasi. Wakil
manajemen dapat berhubungan dengan pihak luar dalam masalah yang
berkaitan dengan sistem manajemen mutu.
Disamping itu, pucuk pimpinan berwenang menunjuk karyawan
(sebagai wakil pelanggan) untuk bertanggungjawab dan berwenang dalam
memastikan persyaratan pelanggan yang harus betul-betul diperhatikan,
termasuk menyiapkan sasaran mutu, pelatihan, tindakan koreksi dan
pencegahan, merancang dan mengembangkan produk.29
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.43.
29
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.44.
28
31
8) Komunikasi internal
Pucuk pimpinan harus memastikan bahwa proses komunikasi
memperhatikan keefektifan sistem manajemen mutu.30
9) Tinjauan manajemen
Pucuk pimpinan harus meninjau sistem manajemen mutu organisasi
yang terdokumentasi secara terencana guna memastikan kesesuaian,
kecukupan dan efektifitas. Tinjauan ini harus mencakup penilaian, peluang
perubahan dan perbaikan sistem manajemen mutu termasuk kebijakan mutu
dan sasaran mutu. Oleh karenanya rekaman (record) harus mudah dibaca, siap
diambil dan ditunjukkan untuk kepentingan tinjauan manajemen.
Masukan dari kegiatan tinjauan manajemen harus mencakup informasi
tentang (1) hasil audit, (2) umpan balik dari pelanggan, (3) kinerja proses dan
kesesuaian produk, (4) status tindakan pencegahan dan koreksi, (5)
menindaklanjuti dari tinjauan manajemen sebelumnya, (6) dan rekomendasi
untuk perbaikan.31
f. Pengelolaan Sumber Daya
Organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumberdaya yang
diperlukan untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.44.
31
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.44.
30
32
menerus memperbaiki keefektifannya, dan untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.
1) Sumber daya manusia
Mutu produk dipengaruhi oleh kompetensi karyawan. Kompetensi
karyawan diperoleh dari tingkat pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan
pengalaman. Organisasi harus (1) menetapkan kemampuan karyawan yang
diperlukan untuk meningkatkan mutu produk, (2) menyediakan pelatihan atau
mengambil tindakan lain guna memenuhi kebutuhan ini, (3) memastikan
bahwa karyawan sadar akan pentingnya kegiatan seperti pelatihan dan
bagaimana sumbangan mereka terhadap sasaran mutu, (4) dan memelihara
rekaman (record) yang sesuai atas pendidikan, pelatihan, keterampilan dan
pengalaman. Organisasi harus memastikan bahwa karyawan mampu dan
trampil atas peralatan dan teknik yang digunakan.32
2) Pelatihan
Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur dokumentasi
untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dan untuk memperoleh kemampuan
karyawan.Karyawan yang melaksanakan tugas khusus harus mampu
memberikan perhatian khusus pada pemenuhan persyaratan pelanggan.
Organisasi harus menyediakan pelatihan sambil bekerja bagi karyawan yang
bertugas maupun yang mutasi
di tempat baru. Karyawan harus diberi
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.45.
32
33
informasi
tentang
akibat-akibatnya
terhadap
pelanggan
jika
terjadi
ketidaksesuaian persyaratan mutu. Disamping dilatih, karyawan perlu
diberdayakan dan dimotivasi, oleh karenanya organisasi harus memiliki
proses untuk memotivasi karyawan untuk mencapai sasaran mutu, melakukan
perbaikan berkelanjutan dan menciptakan suasana guna mengembangkan
perbaikan. Proses tersebut harus mencakup peningkatan kesadaran teknologi
dan mutu di seluruh organisasi. Organisasi harus memiliki proses untuk
mengukur sampai seberapa jauh karyawan sadar akan relevansi dan
kepentingannya dan bagaimana mereka mencapai sasaran mutu.33
3) Prasarana
Organisasi harus menetapkan, menyediakan dan memelihara prasarana
seperti gedung, ruang kerja dan kelengkapan terkait, peralatan proses (baik
perangkat keras maupun lunak) serta jasa pendukung seperti angkutan dan
komunikasi. Organisasi harus menggunakan pendekatan multidisiplin untuk
mengembangkan perencanaan pabrik, fasilitas dan perlengkapannya. Tata
letak pabrik harus dapat mengoptimalkan lalu-lintas bahan, penanganan dan
penggunaan lantai kosong yang bernilai tambah. Persyaratan ini sebaiknya
terfokus pada prinsip-prinsip pembuatan produk yang ramping dan efektif.34
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.45.
34
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.45.
33
34
4) Lingkungan Kerja
Lingkungan
kerja
mencakup
keselamatan
karyawan
untuk
memperoleh mutu produk dan kebersihan di tempat kerja. Organisasi harus
memelihara tempat kerja dalam keadaan teratur, bersih dan tidak ada
kerusakan.35
g. Realisasi Produk
1) Perencanaan realisasi produk
Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang
diperlukan untuk realisasi produk. Perencanaan realisasi produk harus
konsisten dengan persyaratan pada sistem manajemen mutu mencakup
penetapan, pendokumentasian, menerapkan dan memelihara secara terus
menerus untuk melakukan perbaikan keefektifannya sesuai dengan standar
internasional.
Pada
perencanaan
realisasi
produk,
organisasi
harus
menetapkan (1) sasaran mutu dan persyaratan bagi produk, (2) ketersediaan
kebutuhan untuk menetapkan proses seperti dokumen dan penyediaan
sumberdaya khusus, (3) verifikasi, pembenaran, pemantauan, inspeksi dan
kegiatan pengujian yang diperlukan bagi produk untuk menentukan produk
dapat diterima atau ditolak, (4) rekaman yang diperlukan untuk memberikan
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.45.
35
35
bukti bahwa proses realisasi dan produk yang akan dihasilkan memenuhi
persyaratan.36
2) Proses berkaitan dengan pelanggan
Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk, organisasi harus
menetapkan (1) persyaratan yang ditentukan oleh pelanggan termasuk
persyaratan penyerahan dan kegiatan pasca penyerahan (2) dan persyaratan
undang-undang dan peraturan yang berkaitan dengan produk (mencakup
peraturan pemerintah, keselamatan dan lingkungan yang berlaku). Kegiatan
pasca penyerahan mencakup layanan purna jual produk apapun yang
diberikan sebagai bagian dari kontrak pelanggan atau order pembelian.37
3) Komunikasi pelanggan
Organisasi harus menetapkan dan menerapkan pengaturan yang efektif
untuk komunikasi dengan pelanggan, terkait dengan (1) informasi produk, (2)
dan pertanyaan, penanganan kontrak atau pesanan termasuk perubahan dan
umpan-balik pelanggan serta keluhan pelanggan. Organisasi harus memiliki
kemampuan mengkomunikasikan informasi yang perlu, termasuk data dalam
format dan bahasa yang mudah dipahami oleh pelanggan.38
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.45.
37
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.46.
38
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.46.
36
36
4) Perancangan (desain) dan pengembangan
Pada perencanaan perancangan (desain) dan pengembangan produk,
organisasi harus merencanakan dan mengendalikan perancangan dan
pengembangan produk. Pada aktifitas perencanaan perancangan dan
pengembangan, organisasi harus menetapkan (1) tahap perancangan (desain)
dan pengembangannya (2) tinjauan, verifikasi dan pembenaran yang sesuai
untuk setiap tahap perancangan dan pengembangan, (3) tanggungjawab dan
wewenang untuk perancangan dan pengembangan.Organisasi harus mengelola
bidang temu antar kelompok yang berbeda (departemen) sehubungan dengan
perancangan dan pengembangan guna memastikan komunikasi efektif dan
tanggungjawab.39
5) Pembelian
Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan
persyaratan pembelian yang ditentukan. Organisasi harus menilai dan memilih
pemasok berdasar pada kemampuannya dan persyaratan organisasi. Rekaman
hasil penilaian dan tindakan apapun harus dipelihara. Produk yang dibeli
adalah semua produk dan jasa yang mempengaruhi persyaratan pelanggan
seperti layanan sub-rakitan, pengurutan, pemilihan, pengerjaan ulang dan jasa
kalibarasi. Apabila ada penggabungan, pengambilalihan atau afiliasi berkaitan
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.46.
39
37
dengan pemasok, organisasi hendaknya memverifikasi kelangsungan sistem
manajemen mutu pemasok dan keefektifannya.40
6) Produksi dan penyedia jasa
Pada pengendalian produksi dan penyediaan jasa, organisasi harus
merencanakan dan melaksanakan produksi dan penyediaan jasa dalam
keadaan terkendali, mencakup (1) tersedianya informasi yang menguraikan
karakteristik produk, (2) tersedianya instruksi kerja, (3) pemakaian peralatan
yang sesuai, (4) tersendianya sarana pemantauan dan pengukuran, (5)
kemudahan melakukan pemantauan dan pengukuran (6) mudah melakukan
kegiatan pelepasan, penyerahan dan pasca penyerahan. 41
Pada rencana pengendalian, organisasi harus mengembangkan rencana
pengendalian yang mencakup tiga tahap yang berbeda yakni (1) prototipe (uji
bahan dan kinerja produk), (2) pra-peluncuran (tahap produksi terbatas), (3)
dan tahap produksi yakni produksi masal. Rencana pengendalian harus
mencatat pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan proses
pembuatan produk dan mencakup informasi yang diminta pelanggan, bila ada.
Memungkinkan dibutuhkan pelanggan setelah rencana pengendalian ditinjau
dan dimutakhirkan. 42
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.46.
41
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.47.
42
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.47.
40
38
Organisasi harus berhati-hati dengan kepemilikan pelanggan yang
dipakai oleh organisasi. Organisasi harus menandai, melindungi dan menjaga
kepemilikan pelanggan. Apabila kepemilikan pelanggan hilang, rusak atau
tidak layak maka harus dilaporkan kepada pelanggan dan rekamannya
dipelihara.
43
7) Pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran
Organisasi harus menetapkan pemantauan dan pengukuran serta sarana
pemantau untuk memberikan bukti kesesuaian produk pada persyaratan yang
ditetapkan. Organisasi harus menetapkan proses untuk memastikan bahwa
pemantauan dan pengukuran dapat dilakukan, bila perlu untuk memastikan
keabsahan hasil, peralatan pengukuran harus (1) dikalibrasi atau verifikasi
pada selang tertentu atau sebelum dipakai, (2) disetel atau disetel ulang
seperlunya, (3) dijaga dari penyetelan (4) dan dilindungi dari kerusakan.
Selain itu organisasi harus menilai dan merekam keabsahan hasil pengukuran
sebelumnya.44
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.47.
44
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.47.
43
39
h. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan
Organisasi
harus
merencanakan
dan
menerapkan
proses-proses
pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan untuk
memperagakan kesesuaian produk, untuk memastikan kesesuaian sistem
manajemen mutu, dan untuk terus-menerus memperbaiki keefektifan sistem
manajemen mutu. Konsep statistik dasar, seperti variasi, pengendalian,
kemampuan proses dan penyesuaian berlebih harus dimengerti dan digunakan
seluruh organisasi.45
1) Pemantauan dan pengukuran
Pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan merupakan salah
satu ukuran kinerja sistem manajemen mutu organisasi. Organisasi harus
memantau informasi berkaitan dengan persepsi pelanggan apakah organisasi
telah memenuhi persyaratan pelanggan. Metode untuk memperoleh dan
memakai informasi harus ditetapkan. Kepuasan pelanggan terhadap organisasi
harus dipantau melalui penilaian terus menerus terhadap kinerja proses
realisasi.Indikator kinerja didasarkan pada data objektif seperti (1) kinerja
mutu yang diserahkan, (2) kinerja jadwal penyerahan, (3) produk yang
dikembalikan, (4) pemberitahuan kepada pelanggan berkaitan dengan masalah
mutu atau penyerahan.46
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.47.
46
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.48.
45
40
Pemantauan dan pengukuran melalui audit internal yang mana perlu
dilakukan secara berkala. Organisasi harus melakukan audit internal pada
selang waktu terencana untuk menentukan apakah sistem manajemen mutu (1)
memenuhi pengaturan yang direncanakan. Persyaratan standar internasional
dan persyaratan sistem manajemen mutu ditetapkan oleh organisasi, (2)
ditetapkan dan diterapkan secara efektif.47
Program audit internal harus direncanakan dengan mempertimbangkan
status, pentingnya proses dan bidang yang diaudit. Kriteria lingkup, frekuensi
dan metodologi audit harus ditetapkan. Auditor tidak boleh mengaudit
pekerjaannya sendiri.
Audit internal meliputi (1) Audit sistem manajemen mutu, (2) Audit
produk, (3) Rencana audit internal. Audit sistem manajemen mutu yang mana
organisasi harus membuktikan kesesuaianya dengan spesifikasi teknis dan
persyaratan tambahan pada sistem manajemen mutu. Audit proses pembuatan
produk yang mana organisasi harus mengaudit setiap proses pembuatan
produk guna menentukan keefektifannya.
Audit produk yang mana organisasi harus mengaudit produk pada
tahaptahap produksi dan penyerahan guna memastikan kesesuainya seperti
dimensi produk, fungsi dan pengemasan. Organisasi harus memiliki auditor
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.48.
47
41
internal yang berkualitas untuk mengaudit persyaratan-persyaratan spefikasi
teknis ini.48
2) Pengendalian produk tak sesuai
Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai dengan
persyaratan produk ditandai dan dikendalikan guna mencegah pemakaian atau
penyerahan yang tidak sengaja. Pengendalian dan tanggungjawab serta
wewenang terkait dengan produk tak sesuai harus ditetapkan dalam prosedur
terdokumentasi. Organisasi harus menangani produk tak sesuai dengan cara
seperti (1) mengambil tindakan guna menghilangkan ketidaksesuaian yang
ditemukan,
(2)
membolehkan
pemakaiannya,
pelepasannya
dan
penerimaannya melalui konsesi orang yang berwenang sedapatnya adalah
pelanggan, (3) dan mengambil tindakan guna menghindari penerapan dan
pemakaian sejak awal.49
3) Analisis Data
Organisasi harus menetapkan, menghimpun dan menganalisis data
yang sesuai untuk memperagakan kesesuaian dan keefektifan sistem
manajemem mutu dan menilai untuk perbaikan. Analisis data harus
memberikan informasi yang berkaitan dengan (1) kepuasan pelanggan, (2)
kesesuaian pada persyaratan produk, (3) karakteristik produk, kecenderungan
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.48.
49
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.48.
48
42
proses termasuk peluang untuk tindakan pencegahan, (4) dan pemasok. Data
sebaiknya dibandingkan dengan data pesaing dan atau patokan yang sesuai.50
4) Perbaikan
Organisasi harus terus menerus memperbaiki keefektifan sistem
manajemen mutu melalui pelaksanaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil
audit, analisis data, tindakan koreksi dan pencegahan serta tinjauan
manajemen.51
Berkaitan dengan tindakan koreksi (corrective action), organisasi
harus mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
guna mencegah terulangnya. Tindakan koreksi harus sesuai dengan pengaruh
ketidaksesuaian yang dihadapi. Harus ditetapkan prosedur terdokumentasi
guna menetapkan persyaratan bagi (1) peninjauan ketidaksesuaian (termasuk
keluhan pelanggan), (2) penetapan penyebab ketidaksesuaian (3) penetapan
tindakan guna memastikan ketidaksesuaian tidak terulang, (4) dan peninjauan
tindakan koreksi yang diambil.52
Organisasi harus mempunyai proses tertentu untuk pemecahan
masalah yang mengarah ke identifikasi dan penghilangan akar penyebabnya.
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.49.
51
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.49.
52
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur… h.49.
50
43
Apabila tersedia pemecahan masalah yang dibuat oleh pelanggan, organisasi
harus menggunakan formulir tersebut.
Perbaikan terkait dengan tindakan pencegahan (preventive action),
yang mana organisasi harus menetapkan tindakan untuk menghilangkan
penyebab potensi ketidaksesuaian guna mencegah terjadinya ketidaksesuaian.
Harus ditetapkan prosedur terdokumentasi guna menetapkan persyaratan
untuk (1) menetapkan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya, (2) menilai
tindakan guna mencegah terjadinya ketidaksesuaian,(3) menerapkan tindakan
yang diperlukan, (4) merekam hasil tindakan, (5) dan meninjau tindakan
pencegahan yang diambil.53
Di dalam ISO 9001 : 2008 yang menjadi persyaratan hanyalah klausul d:
Sistem Manajemen Mutu, klausul e: Tanggungjawab Manajemen, klausul f:
Pengelolaan Sumber Daya, klausul g: Realisasi Produk, dan klausul h: Pengukuran,
Analisa dan Perbaikan. Jadi suatu organisasi yang ingin menerapkan ISO 9000 atau
ingin mendapatkan sertifikasi ISO 9001 cukup dengan menerapkan kelima pasal
tersebut.
Harianto Respati, “Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000 sebagai Antesenden Kepuasan
Pelanggan pada Peusahaan Manufaktur…h.49.
53
44
Uraian dari skema di atas:
a. Pelanggan
Organisasi bergantung pada pelanggannya dan karenanya hendaknya
memahami kebutuhan kini dan mendatang pelanggannya, hendaknya
memenuhi dan berusaha melampaui harapan pelanggan.
b. Tanggung jawab manajemen
Tanggung jawab manajemen menunjukkan bahwa adanya komitmen
manajemen terhadap mutu dari produk yang dihasilkan.54
Made Arya Wira Santosa, “Penerapan Standari Sistem Manajemen Mutu (ISO) 9001 :
2008 pada Kontraktor PT. Tunas Jaya Sanur” Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, no.
1 (Februari 2013) : h. VIII-3.
54
45
c. Manajemen sumber daya
Bagian penting dalam pelaksanaan adalah menentukan siapa yang akan
mengerjakan apa. Orang yang diberi tugas untuk melakukan aktivitas yang
berkaitan dengan mutu harus mempunyai kecakapan untuk melakukannya.
d. Realisasi produk
Realisasi produk meliputi pembuatan produk atau jasa.
1) Pengukuran
Data Hasil pengukuran sangat penting untuk membuat keputusan
berdasarkan kenyataan.
2) Analisa
3) Keputusan sebaiknya didasarkan pada hasil pengukuran atau informasi
yang dikumpulkan secara akurat.
4) Perbaikan
Kebutuhan tindakan perbaikan akan muncul apabila ada ketidaksesuaian
yang dapat berasal dari dalam maupun luar.55
Jika
dikelompokkan
secara
pendekatan
proses
maka
klausul
e:
Tanggungjawab Manajemen dan klausul: Manajemen Sumber Daya merupakan
bagian dari Proses Perencanaan (plan), klasusul g: Realisasi produk merupakan
bagian dari Proses Melakukan (do), dan klausul h: Pengukuran, Analisa dan
Perbaikan merupakan bagian dari Proses Pemeriksaan (check) dan Proses Tindakan
(Act). Integrasi proses-proses Plan-Do-Check-Act (PDCA) tersebut secara sistematik
Made Arya Wira Santosa, “Penerapan Standari Sistem Manajemen Mutu (ISO) 9001 :
2008 pada Kontraktor PT. Tunas Jaya Sanur” Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, no.
1 (Februari 2013) : h. VIII-3.
55
46
akan menghasilkan suatu pendekatan Sistem Manajemen Mutu (klausul d) kearah
perbaikan kinerja secara berkesinambungan (Setyawan, Wawan, 2014). Standar ISO
9001 : 2008 dapat diterapkan oleh sebuah asosiasi haji sebagai kerangka sistem
manajemen mutu karena standar tersebut bersifat generik dan dapat diterapkan pada
semua organisasi tanpa dibatasi oleh tipe, ukuran dan produk yang dihasilkan.56
B. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
1. Persiapan dalam Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
Standar ISO memberikan pedoman mengenai struktur dan elemen sistem
kualitas yang lengkap, serta standarisasi kualitas di seluruh dunia. Standar ini
berperan besar dalam merevitalisasi sumberdaya manusia, sikap mereka, dan
ancangan terhadap pekerjaan. Hal ini sangat dibutuhkan dalam rangka
menghadapi persaingan global.
Ada tiga prinsip dasar berkaitan dengan ISO 9001 : 2008 yang perlu
dipersiapkan secara matang agar perusahaan-perusahaan dapat mencapai sasaran
perbaikan berkesinambungan. Ketiga prinsip dasar tersebut adalah:
a. Menyusun tujuan dan sasaran penting
Manajemen harus mengidentifikasi alasan ketertarikannya pada ISO. Yang
lebih penting lagi adalah menegaskan realitas dari sudupandang organisasi.
Umiyati, “Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dan Partisipasi Penyusunan
Anggara terhadap Kinerja Manajerial” Jurnal Etikonomi, no. 1 (April, 2015) : h.92-93.
56
47
Apakah manajemen mengikuti ISO karena pengaruh pihak eksternal ataukah
karena filosofi umum ingin menjadi yang terbaik.
b. Merumuskan tindakan melalui kebijakan, program, dan prosedur untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Manajemen harus bisa menjadi ‘contoh teladan’ dalam hal program kualitas.
Mereka mengemban tanggung jawab sebagai inspirator bagi para bawahannya
lewat tindakan nyata, bukan sekedar ucapan atau slogan belaka. KEbijakan
nyata, program, prosedur, dan tujuan harus didasarkan pada visi, berorientasi
perencanaan, berpusat pada sumberdaya manusia, berfokus pada proses, dan
berbasis kinerja (performance based).
c. Memahami sumber penolakan dan menetralisirnya.
Setiap perubahan (sekalipun mengarah pada kebaikan dan kemajuan bersama)
umumnya tidak terlepas dari adanya resistensi/penolakan). Pada dasarnya ada
kecenderungan orang ingin mempertahankan status quo. Oleh sebab itu,
manajemen perlu mengembangkan komunikasi horizontal dan vertical dalam
organisasinya secara efektif; melibatkan para penentang potensial dalam
perencanaan dan proses perubahan; dan memberdayakan para karyawan
dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.57
2. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 sama saja dengan
bekerja dalam kaidah-kaidah manajemen manufakturing atau manajemen
57
IV, h.73.
Fandy Tjiptono, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, (Yogyakarta: ANDI, 2004), edisi
48
perusahaan yang lebih banyak dikenal, karena penerapan sistem manajemen mutu
ISO 9001 : 2008 merupakan suatu proses berkesinambungan dan membutuhkan
dukungan dari semua pihak dalam perusahaan. Berikut ini merupakan
perkembangan tahapan demi tahapan yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan
dalam mengimplementasikan ISO 9001 : 2008:
a. Komitmen Manajemen Puncak
Dalam pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008
sebaiknya manajemen puncak cukup aktif dan selalu mendorong anak buahnya
untuk dapat menjalankan sistem mutu dengan sebaik-baiknya dan selalu ada
dalam proses. Sekali manajemen puncak sudah menyatakan komitmennya,
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 akan berjalan jauh lebih
mudah.
Langkah pertama penerapan ISO 9001 : 2008 adalah komitmen puncak
yang kemudian diikuti dengan menciptakan suatu struktur personel untuk
merencanakan dan mengawasi penerapannya. Komponen pertama dari struktur
personel ini adalah perwakilan manajemen atau wakil dari pihak manajemen.58
b. Pelatihan
Pelatihan merupakan kunci keberhasilan dalam menerapkan sistem mutu
karena diperlukan pengetahuan tentang sistem mutu yang cukup disertai dengan
motivasi yang tinggi dari semua personel dari organisasi perusahaan.
58
Bambang H. Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih Wibisono, Memasuki Pasar Internasional
dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu… h.102.
49
Langkah untuk lebih memahami isi dan bagaimana penerapan standar
sistem mutu di perusahaan sebaiknya para anggota tim pelaksana mengikuti
pelatihan untuk asesor, yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan
asesor.59
c. Perancangan dan Penerapan Sistem Dokumentasi Mutu
Perbedaan khas sistem mutu ISO 9001 : 2008 dari sistem lainnya adalah
penekannnya pada dokumentasi dalam penerapannya. Sistem dokumentasi itu
pada hakekatnya adalah “tulis apa yang kamu kerjakan dan kerjakan apa yang
kamu tulis”. Karena itu sistem mutu yang ditulis merupakan kerangka dasar
sistem mutu ISO 9000.60
d. Pelajari dan Kaji Status Sistem Mutu Perusahaan Saat Ini
Tujuan standar ISO 9001 : 2008 adalah menciptakan sistem mutu yang
sesuai dengan standar. Jadi langkah pertama yang perlu dilakukan dalam proses
penerapan ISO 9001 : 2008 di perusahaan adalah membandingkan program mutu
dan atau sistem mutu yang sekarang sudah ada di perusahaan, bila ada, dengan
persayaratan dari standar.
e. Buat Rencana Penerapan Terdokumentasi
Rencana penerapan harus lengkap, teliti dank has dengan merinci:
59
Bambang H. Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih Wibisono, Memasuki Pasar Internasional
dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu… h.104.
60
Bambang H. Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih Wibisono, Memasuki Pasar Internasional
dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu… h.106
50
1) Prosedur yang dibuat,
2) Tujuan sistem,
3) Bagian ISO 9001 : 2008 yang terkait,
4) Personel atau tim yang bertanggung jawab,
5) Persetujuan yang diperlukan,
6) Pelatihan yang diperlukan,
7) Sumberdaya yang diperlukan,
8) Perkiraan tanggal penyelesaian.61
f. Dokumentasi
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, dokumentasi merupakan bidang
yang umum dimana ketidaksesuaian terjadi. Namun, dokumentasi merupakan hal
yang wajib dalam penerapan ISO 9001 : 2008, apalagi bila menginginkan
memperoleh sertifikat karena dokumentasi merupakan bukti status penerapan
sistem mutu di perusahaan. Dua aturan dasar dalam dokumentasi ISO 9001 :
2008, yaitu:
1) Dokumentasikan apa yang Anda kerjakan,
2) Kerjakan apa yang tertulis dalam dokumen.
g. Pengendalian Dokumen
Bila dokumentasi sistem mutu sudah mulai dijalankan diperlukan sebuah
sistem terdokumentasi untuk mengendalikanntya. Prinsip pengendalian dokumen
61
Bambang H. Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih Wibisono, Memasuki Pasar Internasional
dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu… h.107.
51
ISO 9001 : 2008 adalah bahwa karyawan dapat memperoleh dokumen dan
rekaman yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban dan tanggng jawabnya.62
h. Pemantauan Kemajuan
Pada tahap yang sangat penting ini, manejemen harus memberikan
perhatian atas hasil-hasilnya untuk memastikan bahwa semua unsur sistem mutu
cukup logis dan efektif. Pemantauan efektif akan menjadikan penerapan ISO 9001
: 2008 berhasil atau tidak berhasil.63
3. Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Qualitas ISO 9001 : 2008 telah
diperoleh banyak perusahaan. Beberapa manfaat dapat dicatat sebagai berikut:
a. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas
yang terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001 : 2008
menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan dengan
kualitas telah direncanakan dengan baik.
b. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001 : 2008 diijinkan untuk
mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen kualitas dari
perusahaan itu telah diakui secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan
image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global.
62
Bambang H. Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih Wibisono, Memasuki Pasar Internasional
dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu… h.107
63
Bambang H. Hadiwiardjo dan Sulistijarningsih Wibisono, Memasuki Pasar Internasional
dengan ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu… h.109.
52
c. Audit sistem manajemen kualitas dari perusahaan yang telah memperoleh
sertifikat ISO 9001 : 2008 dilakukan secara periodik oleh registrar dari
lembaga registrasi, sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem
kualitas. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit
sistem kualitas pelanggan.
d. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008 secara otomatis
terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan potensial ingin
mencari pemasok bersertifikat ISO 9001 : 2008, akan menghubungi lembaga
registrasi. Jika nama perusahaan itu terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf
internasional, maka hal itu berarti terbuka kesempatan pasar baru.
e. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama
dan komunikasi yang lebih baik, sitem pengendalian yang konsisten, serta
pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi
lebih baik.
f. Meningkatkan kesadaran kualitas dalam perusahaan.
g. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan
manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang
terdefinisi secara baik.
53
h. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur kualitas dari anggota organisasi,
karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan ISO 9001
: 2008 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun.64
64
Vincent Gaspersz, ISO 9001 : 2000 and Continual Quality Improvement, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 17-18.
BAB III
GAMBARAN UMUM ASOSIASI MUSLIM PENYELENGGARA HAJI DAN
UMRAH REPUBLIK INDONESIA (AMPHURI)
A. Sejarah AMPHURI
Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (AMPHURI) adalah asosiasi
yang berada di bawah tanggung jawab langsung Kementerian Agama Republik
Indonesia. AMPHURI bertugas mengurus penyelenggaraan haji dan umrah yang
berlandasakan pada Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan
ibadah haji, yang menyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk
memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi
jamaah1.
AMPHURI lahir dari meleburnya tiga asosiasi haji dan umrah yang masigmasing disingkat AMPUH (Asosiasi Muslim Penyelenggara Umrah dan Haji),
SEPUH (Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji), dan AMPPUH (Asosiasi Muslim
Perusahaan Penyelenggara Umrah dan Haji). Deklarasi pembentukan AMPHURI
dilakukan pada hari Sabtu, 1 September 2007 bertepatan tanggal 19 Syaban 1428 H
dan bertempatan di hote Manhattan Jakarta serta disepakati secara musyawarah
Bapak
Fuad
Hasam
Masyhur
sebagai
1
Ketua
Umum
AMPHURI.2
http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU1308.pdf di akses pada tanggal 27 Mei 2016
pukul 20.55 WIB.
2
http://www.amphuri.org/aboutus.php di akses pada tanggal 27 Mei 2016 pukul 20.16 WIB.
54
55
Pada saat itu awalnya pelayanan kepada jamaah diberikan secara baik oleh
Penyelenggara Haji Khusus (PIHK). Sebab, seluruh PIHK yang memperoleh izin
memiliki pandangan yang sama untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
kepada jamaah. Namun karena adanya kepentingan dan persaingan antara PIHK
akhirnya AMPUH terpecah menjadi tiga asosiasi yaitu AMPUH, SEPUH, dan
SEPUH. Dari meleburnya ketiga asosiasi tersebutlah lahirlah AMPHURI.
Meleburnya ketiga asosiasi tersebut dilakukan untuk merespon kehendak Menteri
Agama RI Muhammad M. Basyuni, yang menginginkan agar asosiasi penyelenggara
haji dan umrah bersatu dalam satu wadah untuk memperjuangkan aspirasi anggotanya
dalam melaksanakan pelayanan perjalanan haji dan umrah.
Dengan terbentuknya AMPHURI pelayanan dan nilai tawar PIHK terhadap
unit-unit pelayanan di Arab Saudi semakin meningkat. Setiap asosiasi memiliki visi
yang berbeda-beda, oleh karena itu asosiasi haji di Indonesia tidak boleh terlalu
banyak karena akan menimbulkan kesulitan dalam bernegosiasi dengan Arab Saudi
karena terlalu banyaknya suara yang berbeda.3 AMPHURI selaku asosiasi haji dan
umrah di Indonesia bertekad mewujudkan perhajian Indonesia yang lebih berkualitas,
professional dan berkeadilan serta disegani.
AMPHURI bertugas mendata anggotanya dan melaporkannya kepada
Kementerian Agama mengenai jumlah anggotanya termasuk izin operasionalnya. Hal
ini dilakukan guna mencegah adanya kecurangan pada travel-travel yang belum
Kicky Mayantie, “Manajemen Pengawasan Asosiasi Penyelenggara Haji dan Umrah dan In
Bound Indonesia (ASPHURINDO) terhadao Travel-Travel Penyelenggara Haji dan Umrah” (Skripsi
S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
3
56
memiliki izin operasional yang dapat merugikan para calon jamaah haji. Komitmen
AMPHURI sangat diharapkan dalam menjembatani setiap persoalan yang dialami
oleh anggota dan jamaahnya. Dengan data yang ada di AMPHURI masyarakat dapat
memperoleh informasi mengenai penyelenggara yang mendapat izin operasional dari
Kementerian Agama. Selain itu masyarakat juga dapat memberikan pengaduan
pelayanan untuk perbaikan bersama.4
B. Moto, Visi dan Misi AMPHURI
1. Moto
BANGKIT MELAYANI yang mengandung makna kuat dan tingginya
motivasi serta tekad dari para anggota untuk selalu siap memberikan pelayanan
terbaik bagi jam’aah haji dan umrah sebagai tamu Allah yang dimuliakan.
2. Visi
“Menjadikan AMPHURI sebagai organisasi yang berwibawa dan
professional
dalam
membina
dan
memberdayakan
anggotanya
sebagai
penyelenggara ibadah umrah dan haji khusus yang bersatu padu melayani seluruh
kebutuhan umat Islam Indonesia dalam penyelenggaraan haji dan umrah”.
Ummi, “Implementasi Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisassi (KIS) Pelaksanaan Haji
pada Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia” (Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
4
57
3. Misi
“Mewujudkan penyelenggaraan ibadah umrah dan haji khusus yang
bertanggung jawab, nyaman dan professional serta benar sesuai dengan sunnah
Rasulullah SAW”.
C. Landasan
1. Organisasi berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan ideal.
2. Organisasi berdasarkan Anggaran Dasar sebagai landasan konstitusional.
3. Organisasi
berdasarkan
Anggaran Rumah
Tangga sebagai
landasan
operasional.
D. Tujuan AMPHURI
1. Memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan diantara sesama
anggota.
2. Terwujudnya penyelenggaraan umrah dan haji secara profesional, amanah dan
bertanggung jawab.
3. Terjalinnya hubungan baik dengan Pemerintah dalam penerapan dan
penyempurnaan peraturan Pemerintah yang menyangkut kepentingan anggota.
4. Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk kepentingan anggota.
58
E. Fungsi AMPHURI
1. Menampung saran dan pendapat serta keinginan anggota untuk dirumuskan
menjadi program kerja AMPHURI.
2. Mempersatukan, mengarahkan dan menggerakkan kemampuan usaha serta
kegiatan para anggota AMPHURI.
3. Memperjuangkan aspirasi dan kepentingan anggota, meningkatkan rasa
kesatuan di kalangan anggota dan karyawan masing-masing.5
F. Letak Geografis AMPHURI
5
AMPHURI. Materi Musyawarah Kerja Ke.2, Mengoptimalkan Peran AMPHURI Menuju
Kemaslahatan Ummat, (Jakarta: AMPHURI, 2008), h.18.
59
Kantor sekretariat AMPHURI berada di Graha bin Hasan, Jl. KH. Abdullah
Syafi’I, RT.003/09 No. 3E, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Telp. 021-8299848, Fax. 021-29875021. Email: [email protected] Web:
www.amphuri.org
G. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang baik yaitu, dengan menempatkan petugas yang tepat
dan memiliki kompetensi. Hal ini dilakukan agar semua kegiatan lebih terarah, teratur
dan terkontrol sehingga apabila terjadi persoalan dapat diselesaikan sedini mungkin.
Adapun struktur organisasi AMPHURI adalah sebagai berikut:
60
H. Standart Operating Procedures (SOP) AMPHURI
1. Bidang Haji
a. Ketentuan dan prosedur Penerimaan Pindah Personal Identification Number
(PIN) Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) sesama anggota
AMPHURI.
b. Ketentuan dan prosedur Penerimaan Pindah Personal Identification Number
(PIN) PIHK di luar anggota AMPHURI.
c. Ketentuan dan prosedur pembatalan jamaah haji khusus untuk setoran awal.
d. Ketentuan dan prosedur pembatalan jamaah haji khusus untuk setoran
pelunasan.
e. Ketentuan dan prosedur lunas tanda ganti pada PIHK.
f. Ketentuan dan prosedur perjanjian jamaah haji khusus dan PIHK.
g. Ketentuan dan prosedur perpanjangan PIHK.
h. Ketentuan dan prosedur rekomendasi kepada pihak ketiga.
i. Ketentuan dan prosedur pemilihan maktab.
j. Ketentuan dan prosedur perencanaan dan realisasi penyewaan maktab.
k. Ketentuan dan prosedur evaluasi muassasah.
l. Ketentuan dan prosedur pemeriksaan mutu pelayanan dan ketidaksesuaian
pelayanan jamaah di Saudi.
m. Ketentuan dan prosedur keluarga terpisah.
n. Ketentuan dan prosedur suami istri terpisah.
o. Ketentuan dan prosedur pengembalian BPIH
61
p. Ketentuan dan prosedur evaluasi kriteria Muassasah.
2. Bidang Umrah
a. Ketentuan dan prosedur perpanjangan ijin umrah.
b. Ketentuan dan prosedur rekomendasi kepada pihak ketiga.
c. Ketentuan dan prosedur pengadaan visa umrah.
3. Bidang Wisata
a. Ketentuan dan prosedur perencanaan tour muslim.
4. Bidang Organisasi
a. Ketentuan dan prosedur peningkatan sumber daya manusia (SDM) anggota
AMPHURI minimal 5 kali pertahun.
b. Ketentuan dan prosedur memperluas jaringan kelembagaan dalam dan luar
negeri minimal 1 lembaga.
5. Bidang Sosial dan Umum
a. Ketentuan dan prosedur peyaluran bantuan sosial.
b. Ketentuan dan prosedur bakti sosial.
6. Bidang Penerbangan
a. Ketentuan dan prosedur tiket penerbangan umrah.
b. Ketentuan dan prosedur reschedule penerbangan disebabkan visa.
7. Bidang Humas
a. Ketentuan dan prosedur hubungan masyarakat.
b. Ketentuan dan prosedur press release
BAB IV
IMPLEMENTASI ISO 9001 : 2008 PADA AMPHURI
A. Konsep dan Peran ISO 9001 : 2008 pada AMPHURI
AMPHURI merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan
jasa, oleh karena itu AMPHURI dituntut untuk selalu meningkatkan kepuasan atas
pelayanan yang diberikan. AMPHURI menerapkan sistem manajemen mutu ISO
9001 : 2008 dalam rangka memperbaiki sistem manajemen mutu. AMPHURI
menginginkan suatu sistem manajemen yang dapat terintegrasi antara satu bagian
dengan bagian lainnya, agar terciptanya suatu kerjasama yang baik agar tercapainya
tujuan perusahaan.1
Sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 pada AMPHURI memiliki peran
untuk mengatur jalannya manajemen agar lebih baik dan lebih terarah. Dengan
adanya manajemen mutu ISO 9001 : 2008 AMPHURI dapat menetukan rencana atau
tujuan organisasi, dan kemudian menjalankannya sesuai dengan rencana atau tujuan
yang telah ditetapkan. Sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 juga memiliki peran
sebagai pengawas dimana hasil kerja karyawan di analisa dan diukur apakah sudah
memenuhi target pencapaian. Selain itu sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008
memiliki peran sebagai tindak lanjut perbaikan, setelah menganalisa dan mengukur
1
Wawancara dengan Gugi Harry Wahyudi selaku Koordinator Sekretariat AMPHURI pada tanggal 17
Juni 2016 pukul 11.05 WIB.
62
63
kinerja dilaksanakanlah perbaikan berkesinambungan agar tidak terjadi kesalahan
berulang.
ISO 9001 : 2008 memiliki konsep yaitu plan, do, check, dan act. Sesuai
konsep sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 AMPHURI membuat kebijakan
mutu, yaitu:
1. Memenuhi harapan anggota serta, secara berkesinambungan memperbaiki
sistem manajemen.
2. Mengkomunikasikan kebijakan mutu agar dimengerti seluruh lapisan
organisasi.
3. Senantiasa meninjau kebijakan mutu untuk perbaikan berkelanjutan.
4. Menyediakan sumber daya agar terciptanya pelayanan Haji Khusus dan
Umrah yang efektif dan efisien.
5. Berupaya selalu melakukan improvement pada semua aspek baik mutu
maupun kinerja proses dan hasil.2
Dapat dilihat bahwa kebijakan mutunya pada AMPHURI berpedoman pada
konsep ISO 9001 : 2008. Memenuhi harapan anggota secara berkesinambungan
untuk memperbaiki sistem manajemen merupakan konsep ISO 9001 : 2008 berupa
plan. Mengkomunikasikan kebijakan mutu agar dimengerti seluruh lapisan organisasi
dan menyediakan sumber daya agar terciptanya haji khusus dan umrah yang efektif
dan efisien merupakan konsep ISO 9001 : 2008 berupa do. Hal ini diatur dalam
2
Wawancara dengan Fatma Khaerani selaku staff AMPHURI pada tanggal 30 April 2016
pukul 12.47 WIB.
64
pedoman tanggung Jawab, wewenang dan komunikasi. Pedoman ini mencakup
penetapan struktur organisasi, tanggung jawab dan wewenang serta Sistem
Komunikasi Internal dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di AMPHURI.
Sistem Komunikasi Internal ini ditetapkan untuk melihat efektifitas sistem
manajemen mutu, hal ini mencakup kegiatan meeting mingguan dan 6 bulanan.
Selain itu juga terdapat internal memo sebagai reminding dan terdapat papan
informasi yang bisa dilihat oleh pengurus, staff-staff, dan anggota AMPHURI.
Senantiasa meninjau kebijakan mutu untuk perbaikan berkelanjutan
merupakan konsep ISO 9001 : 2008 berupa check. Untuk meninjau penerapan
kebijakan mutu dalam perbaikan berkesinambungan AMPHURI melaksanakan rapat
tinjauan manajemen melalui review organisasi dalam penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001 : 2008. AMPHURI melaksanakan rapat tinjauan manajemen
sekurang-kurangnya 6 bulan sekali dengan cara:
1. Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur tinjauan manajemen
untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektivitas penerapan Sistem
manajemen mutu.
2. Memastikan masukan dari tinjauan manajemen meliputi:
a. Hasil internal atau eksternal audit mutu.
b. Umpan balik anggota.
c. Kinerja proses dan kesesuaian pelayanan haji khusus dan umrah.
d. Pembahasan kebijakan dan sasaran mutu.
e. Status tindakan perbaikan dan pencegahan.
65
f. Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya.
g. Perubahan yang berdampak pada sistem manajemen mutu.
h. Peluang untuk peningkatan terus menerus.
3. Keluaran Tinjauan Manajemen meliputi:
a. Perbaikan dari efektivitas sistem manajemen mutu.
b. Perbaikan program proyek yang terkait dengan persyaratan anggota.
c. Sumber daya yang dibutuhkan.
4. Memastikan hasil rapat tinjauan manajemen didokumentasikan.3
Berupaya selalu melakukan improvement pada semua aspek baik mutu
maupun kinerja proses dan hasil merupakan konsep ISO 9001 : 2008 berupa act.
Pedoman ini mencakup pelaksanaan peningkatan dengan melakukan peningkatan
terus menerus, tindakan perbaikan dan pencegahan dalam penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001 : 2008. Kebijakannya meliputi:
1. AMPHURI melaksanakan peningkatan terus menerus sfektivitas sistem
manajemen mutu dengan menggunakan tinjauan kebijakan mutu, pencapaian
sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan perbaikan dan pencegahan
dan tinjauan manajemen.
2. AMPHURI menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur tindakan
perbaikan untuk menghilankan penyebab ketidaksesuaian dalam penerapan
agar tidak berulang lagi, dengan cara:
3
Wawancara dengan Gugi Harry Wahyudi selaku Koordinator Sekretariat AMPHURI pada
tanggal 17 Juni 2016 pukul 11.05 WIB.
66
a. Melakukan identifikasi ketidak esuaian yang terjadi (termasuk keluhan
anggota).
b. Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
c. Mengevaluasi
tindakan
yang
dibutuhkan
untuk
memastikan
ketidaksesuaian tidak berulang lagi.
d. Menetapkan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
e. Memelihara rekaman tindakan yang dilakukan.
f. Melakukan tinjauan tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
3. AMPHURI menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur tindakan
perbaikan
dan
pencegahan
untuk
menghilangkan
penyebab
potensi
ketidaksesuaian dalam penerapan sistem manajemen mutu agar tidak terjadi
dengan cara:
a. Melakukan identifikasi potensi ketidaksesuaian yang terjadi.
b. Menentukan penyebab potensi ketidaksesuaian.
c. Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian.
d. Menetapkan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
e. Memelihara catatan tindakan yang dilakukan.
f. Melakuakan tinjauan tindakan pencegahan yang telah dilakukan.
67
B. Proses Penerapan ISO 9001 : 2008
Pada era persaingan yang seperti sekarang ini, ISO merupakan suatu
kebutuhan bagi AMPHURI dalam meningkatkan manajemen mutu organisasinya.
Meskipun AMPHURI bukan oganisasi yang berorientasi profit, kebutuhan dan
kesadaran akan sistem manajemen yang terintegrasi menjadi salah satu faktor
pendorong AMPHURI untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008.4 Dengan
adanya SMM ISO 9001 : 2008 diharapkan, AMPHURI memiliki komitmen yang
tinggi untuk meningkatkan pelayanan kepada anggotanya. Dalam menerapkan SMM
ISO 9001 : 2008 AMPHURI memiliki strategi dalam meningkatkan mutu pelayanan
terhadap anggotanya, yaitu:5
1. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu
Dalam perencanaan sistem manajemen mutu mencakup penetapan sasaran
mutu dan rencana sistem manajemen organisasi dalam penerapan sistem
manajemen mutu sesuai dengan ISO 9001 : 2008. AMPHURI menetapkan
sasaran mutu dan langkah-angkah untuk mencapai sasaran mutu yang ditetapkan
dengan cara:
a. Menetapkan sasaran yang dapat diukur serta konsisten dengan kebijakan mutu
di setiap tingkatan dan fungsi yang ada di organisasi.
4
Wawancara dengan Gugi Harry Wahyudi selaku Koordinator Sekretariat AMPHURI pada
tanggal 17 Juni 2016 pukul 11.05 WIB.
5
Wawancara dengan Gugi Harry Wahyudi selaku Koordinator Sekretariat AMPHURI pada
tanggal 17 Juni 2016 pukul 11.05 WIB.
68
b. Menetapkan dan memelihara rencana manajemen mutu untuk mencapai
sasaran mutu yang telah ditetapkan.
c. Menetapkan pembagian tanggung jawab untuk mencapai sasaran mutu pada
setiap fungsi dan tingkatan di dalam organisasi serta rencana tindakan dan
batas waktu yang ditentukan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
d. Memantau aktivitas pencapaian sasaran organisasi dan pelaksanaan rencana
manajemen mutu.
e. Meninjau rencana manajemen mutu, bila terdapat pengembangan atau
modifikasi terhadap program proyek yang dijalankan.
Agar perencanaan sistem manajemen mutu dapat dijalankan dengan
baik, maka dibuatlah job description. Dengan dibuatnya job description akan
membuat masing-masing bagian terlibat dalam proses penerapan SMM ISO
9001 : 2008 dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada anggotanya.Berikut
ini adalah job description pada AMPHURI:
1) Bidang Haji
a) Mewakili organisasi atas hal yang berkitan dengan bidang haji.
b) Malayani segala urusan haji anggota.
c) Melakukan perencanaan, pemilihan, dan penyewaan maktab.
d) Melakukan pemeriksaan mutu pelayanan pada muassasah.
2) Bidang Umrah
a) Mewakili organisasi atas hal yang berkaitan dengan bidang umrah.
b) Melayani pelayanan izin umrah anggota.
69
c) Melakukan rekomendasi kepada pihak ketiga.
d) Melayani pengadaan visa anggota
3) Bidang Wisata
a) Mewakili organisasi atas hal yang berkaitan dengan wisata.
b) Melakukan perencanaan tour muslim bagi jamaah travel anggota
AMPHURI.
4) Bidang Organisasi
a) Mewakili organisasi atas hal yang berkaitan dengan organisasi.
b) Meningkatkan SDM anggota AMPHURI 5 kali pertahun.
c) Memperluas jaringan kelembagaan dalam dan luar negeri minimal 1
lembaga.
d) Mengadakan pelatihan perbankan syariah.
e) Mengadakan pelatihan ticketing.
f) Mengadakan pelatihan manajerial peruahaan.
g) Mengadakan pelatihan strategi pemasaran.
h) Mengadakan pelatihan strategi pemasaran.
5) Bidang Sosial dan Umum
a) Mewakili organisasi atas hal yang berkaitan dengan sosial dan umum.
b) Mengadakan penyalurkan bantuan bencana nasional.
c) Mengadakan santunan bagi anak yatim.
6) Bidang Penerbangan
a) Mewakili organisasi atas hal yang berkaitan dengan penerbangan.
b) Carter pesawat untuk konsorsium umrah.
70
c) Mengadakan ticket ID untuk Famtrip penerbangan umrah anggota.
d) Melayani reschedule penerbangan disebabkan visa.
7) Bidang Humas
a) Mewakili organisasi atas hal yang berkaitan dengan humas.
b) Melakukan press release dalam setiap agenda besar AMPHURI.
c) Melakukan presscom setiap timbul permasalahan haji.6
Untuk melaksanakan dan mencapai keberhasilan dari job description
tersebut AMPHURI dituntut untuk memiliki komitmen dan tanggung jawab
manajemen sesuai dengan motto “Bangkit Melayani”. AMPHURI berusaha
untuk bisa lebih meningkatkan lagi pelayanan kepada anggotanya, adapun
langkah-langkah untuk mendukung penerapan sistem manajemen mutu
dengan cara:
1) Menetapkan,
mendokumentasikan
dan
mengkomunikasikan
tugas,
tanggung jawab dan wewenang yang dituangkan dalam uraian pekerjaan
sesuai struktur organisasi yang telah ditetapkan organisasi, untuk
menghasilkan organisasi yang lebih efektif.
2) Menunjuk seorang Management Representative.
3) Menetapkan sistem komunikasi internal untuk efektifitas sistem
manajemen mutu yang mencakup kegiatan meeting mingguan dan 6
bulanan, internal memo dan papan informasi.
6
Wawancara dengan Gugi Harry Wahyudi selaku Koordinator Sekretariat AMPHURI pada
tanggal 17 Juni 2016 pukul 11.05 WIB.
71
Selain faktor komitmen dan tanggung jawab manajemen, faktor
pengelolaan sumber daya merupakan hal yang sangat penting dalam proses
perencanaan sistem manajemen mutu. AMPHURI menetapkan, menyediakan
dan memelihara sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menerapkan
dan memelihara sistem manajemen mutu serta peningkatan berkesinambungan
yang efektif dengan cara:
a) Menempatkan
personil
yang
pekerjaannya
mempengaruhi
mutu
pelayanan haji khusus dan umrah sesuai dengan kompetensinya ditinjau
dari pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki.
b) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur pelatihan dengan
cara:
c) Mengidentifikasi
kebutuhan
kompetensi
seluruh
personil
yang
pekerjaannya dapat mempengaruhi mutu pelayanan haji khusus dan
umrah.
d) Menyediakan dan memberikan pelatihan atau kegiatan lainnya sesuai
dengan
tanggung
jawab,
kemampuan,
pendidikan
dan
resiko
pekerjaannya.
e) Melakukan evaluasi terhadap efektivitas dari tindakan yang dilakukan.
f)
Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.
Pelatihan merupakan salah satu cara untuk memperbaiki performansi
pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya, atau
72
suatu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. 7 Pelatihan-pelatihan
kepada staff-staff maupun pada anggota AMPHURI merupakan salah satu cara
dalam mengelola sumber daya yang ada di AMPHURI. Adapun diantaranya
pelatihan-pelatihan tersebut berupa:

Training Service Exellent
Untuk menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka
anggota AMPHURI membekali para anggota-anggotanya dengan training service
excellent. Di dalam pelatihan ini para anggota AMPHURI diajarkan tentang
Ettiqquetties in Customer Service (Etika Peayanan Pelanggan), The Basic Service
Exellent (Dasar Pelayanan Prima), The Basic Skill of Customer Service Personil
(Keterampilan Dasar untuk Petugas Pelayanan Pelanggan), dan Developing
Project of Service Exellent. AMPHURI memastikan bahwa anggota-anggotanya
harus menjalankan perusahaan dengan benar (efektif) dan dengan cara yang benar
(efisien).

Training First Line Manager Management
Training First Line Manager Management mengajarkan fungsi atau peran
yang strategis dalam menentukan suksesnya implementasi program/perencanaan
oleh tim kerja, dalam rangka mencapai Key Performance Indicator (KPI) yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam hal ini anggota AMPHURI diajarkan
7
Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), h.1.
73
untuk mampu berperan yang berbeda dalam tiga hubungan yaitu, hubungan
personal, hubungan internal (organisasional), dan hubungan eksternal.8
2. Realisasi Pelayanan
a. Perencanaan Realisasi Pelayanan Haji Khusus dan Umrah
AMPHURI merencanakan dan mengembangkan proses-proses yang
dibutuhkan untuk realisasi pelayanan haji khusus dan umrah dan konsisten
dengan proses-proses sesuai persyaratan sistem manajemen mutu dengan cara
menetapkan:
1) Sasaran mutu dan persyaratan anggota.
2) Kebutuhan untuk menentukan proses, dokumentasi dan kebutuhan lain
yang spesifik untuk pelayanan haji khusus dan umrah.
3) Kebutuhan untuk verifikasi, pemantauan, pemeriksaan dan pengujian
pelayanan haji khusus dan umrah serta kriteria keberterimaan.
4) Rekaman yang dibutuhkan untuk bukti memenuhi persyaratan sistem
manajemen mutu.
Berikut ini merupakan pelayanan-pelayanan yang diberikan kepada
anggota-anggota AMPHURI terkait pelayanan haji khusus dan umrah:
a) Pindah Personal Identification Number (PIN) Penyelenggara Haji Khusus
sesama anggota AMPHURI.
8
Wawancara dengan Fatma Khaerani selaku staff AMPHURI pada tanggal 30 April 2016
pukul 12.47 WIB.
74
b) Pindah Personal Identification Number (PIN) Penyelenggara Haji Khusus
di luar anggota AMPHURI.
c) Pembatalan jamaah haji khusus untuk setoran awal.
d) Pembatalan jamaah haji khusus untuk setoran pelunasan.
e) Lunas tunda ganti pada Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
f)
Perjanjian jamaah haji khusus dan PIHK.
g) Penerbitan surat rekomendasi perpanjangan ijin PIHK kepada Kemenag.
h) Rekomendasi pihak ketiga (bank, penerbangan, kedutaan, dll).9
b. Proses Hubungan dengan Pelanggan
AMPHURI menetapkan dan memelihara proses hubungan dengan
anggota meliputi identifikasi persayaratan anggota, tinjauan persyaratan
pelayanan haji khusus dan umrah, dan komunikasi dengan anggota. Hal itu
dilakukan dengan cara:
1) Mengidentifikasi persayaratan anggota yang terkait dengan pelayanan haji
khusus dan umrah:
a) Persayaratan yang dispesifikasikan oleh anggota, termasuk pelayanan
haji khusus dan umrah.
b) Persyaratan yang tidak dinyatakan anggota.
c) Persayaratan undang-undang dan peraturan yang terkait dengan
pelayanan haji khusus dan umrah.
d) Persyaratan tambahan yang ditetapkan oleh organisasi.
9
Wawancara dengan Fatma Khaerani selaku staff AMPHURI pada tanggal 30 April 2016
pukul 12.47 WIB.
75
2) Melakukan komunikasi dengan anggota yang meliputi:
a) Informasi pelayanan haji khusus dan umrah melalui kegiatan promosi
(website, company, profil, iklan, dll).
b) Penanganan permintaan, kontrak atau order, termasuk perubahannya.
c) Umpan balik anggota, termasuk penanganan keluhan anggota dengan
menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur penanganan
keluhan anggota.
Berikut ini merupakan pelayanan-pelayanan yang diberikan kepada
calon anggota dan anggota AMPHURI terkait proses hubungan dengan
pelanggan:
o Penerimaan Anggota Baru
Merupakan pelayanan yang diberikan kepada travel baru yang belum
masuk ke asosiasi lain dan belum menjadi anggota AMPHURI.
o Penanganan Keluhan Anggota
AMPHURI akan merespon keluhan anggota maksimal 1 X 24 jam
oleh Sekjen, mekanisme complain dapat melalui email, telfon, surat,
fax, dll., penyelesaian complain maksimal 7 X 24 jam.
o Pengukuran Kepuasan Anggota
Pengukuran kepuasan pelanggan adalah proses pengukuran kepuasan
pelanggan atas semua pelayanan yang diberikan.
76
o Penagihan Pembayaran Iuran Anggota
Iuran anggota adalah kewajiban yang harus dibayarkan anggota
kepada asosiasi pertahun. Besarnya iuran untuk PIHK adalah
Rp.2.500.000,- sedangan untuk PIU adalah Rp.2.000.000,-. Semua
anggota wajib melunasi tanggal 31 Maret setiap tahunnya. Bagi
anggota yang tidak membayar tidak dilayani semua proses yang
berkaitan dengan AMPHURI. 10
c. Pembelian
AMPHURI mengendalikan supplier atau outsource, proses pembelian
dan pemeriksaan pelayanan haji khusus dan umrah yang dibeli.
1) AMPHURI menetapkan, menerapkan dan memelihara proses pembelian
dengan cara:
a) Memastikan pelayanan haji khusus dan umrah yang dibeli sesuai
dengan persyaratan pembelian yang spesifik.
b) Mengendalikan supplier dan pelayanan haji khusus dan umrah yang
dibeli tergantung dampak terhadap mutu pelayanan haji khusus dan
umrah.
c) Menetapkan prosedur seleksi dan evaluasi supplier untuk memastikan
supplier dievaluasi dan dipilih sesuai persayaratan AMPHURI.
10
Wawancara dengan Fatma Khaerani selaku staff AMPHURI pada tanggal 30 April 2016
pukul 12.47 WIB.
77
2) AMPHURI menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur pembelian
untuk memastikan informasi pembelian menggambarkan pelayanan haji
khusus dan umrah yang dibeli, termasuk:
a) Persayaratan untuk persetujuan pelayanan haji khusus dan umrah,
prosedur, proses dan peralatan.
b) Pemastian persyaratan pemebelian dikomunikasikan ke supplier.
3) AMPHURI menetapkan dan menerapkan pemeriksaan pelayanan haji
khusus dan umrah yang dibeli untuk memastikan pelayanan haji khusus
dan umrah yang dibeli memenuhi persayaratan pembelian.
Berikut ini merupakan pelayanan-pelayanan yang diberikan kepada
anggota AMPHURI terkait pembelian:

Pemilihan Maktab
Maktab adalah panitia penjemputan di Mekkah dan yang bertanggung
jawab atas penyiapan akomodasi di Arafah Minah. Pilihan maktab di
Arafah Mina adalah Kawasan Majr Kabs dan Kawasan Muaisim.

Penyewaan Maktab
Pemilihan maktab dilakukan setiap H-30 sebelum hari H dilakukan
oleh PIHK dengan mengisi dorm permintaan pada saat rapat anggota.

Evaluasi Muassasah
Evaluasi Muassasah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
produktivitas pelayanan, dilakukan minimal 1 tahun sekali sesuai
kebutuhan. Jika evaluasi harus dilakukan pemutusan hubungan
78
kerjasama, maka proses harus dilakukan dengan cara mengutamakan
penyelesaian yang baik bagi kedua belah pihak.

Prosedur Kriteria Muassasah
Evaluasi kriteria Muassasah Asia Tenggara dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan, dilakukan minimal 1 tahun
sekali sesuai kebutuhan. Untuk evaluasi akan dilakukan pada
pelayanan Arafah, Mina, dan Muzdalifah. Parameter evaluasi meliputi
fasilitas tenda ARMINA, konsumsi, dan transportasi.
d. Proses Pelayanan Haji Khusus dan Umrah
AMPHURI melakukan pengendalian proses pelayanan Haji Khusus
dan Umrah, pelyanan dan pengendalian operasi dengan cara:
1) Merencanakan dan mengendalikan realisasi pelayanan termasuk:
a) Menyediakan informasi yang menggambarkan karakteristik pelayanan
haji khusus dan umrah.
b) Menyediakan instruksi kerja yang dibutuhkan.
c) Mengguakan metode/ peralatan yang sesuai.
d) Menerapkan aktivitas pemantauan dan pengukuran.
e) Mengendalikan aktivitas pengiriman pelayanan haji khusus dan
umrah.
2) AMPHURI tidak melakukan validasi, karena tidak terdapat proses
tersebut dalam pelayanan haji khusus dan umrah dalam prosesnya.
79
3) Melakukan identifikasi dan status pemantauan pengukuran pelayanan haji
khusus dan umrah untuk memenuhi persyaratan dan mengendalikan
kemampuan tekstur pelayanan haji khusus dan umrah jika diisyaratkan.
4) Melakukan pengendalian pelayanan selama proses realisasi sampai pada
pengiriman hasil pelayanan haji khusus dan umrah ke anggota yang
meliputi: identifikasi, penanganan, pengemasan pelayanan haji khusus dan
umrah perlindungan dari kerusakan dan kerahasiaan.
5) AMPHURI tidak melakukan prosedur property anggota karena tidak
memiliki property anggota.
Berikut ini merupakan pelayanan-pelayanan yang diberikan kepada
anggota AMPHURI terkait pelayanan haji khusus dan umrah:

Perjanjian Jamaah Haji Khusus dan PIHK
Perjanjian jamaah haji khusus dan PIHK adalah perjanjian
penyelenggaraan haji khusus yang menerangkan hak dan kewajiban
kedua belah pihak. Surat perjanjian dibuat 3 rangkap warna putih
untuk jamaah, warna kuning untuk PIHK, dan warna hijau untuk
Kemenag.

Pemeriksaan Mutu Pelayanan dan Ketidaksesuaian Pelayanan Jamaah
di Saudi
Pemeriksaan mutu pelayanan dan ketidaksesuaian pelayanan jamaah di
Saudi adalah pemeriksaan secara total pelayanana Muassasah sesuai
dengan PIHK, tanggung jawab pemeriksaan mutu dialihkan kepada
80
Ketua Bidang Haji. PIHK membuat surat keluhan dari PIHK
ditembuskan kepada AMPHURI.
3. Pengukuran, Perbaikan dan Analisa Pelayanan AMPHURI
AMPHURI
melakukan
pemantauan
dan
pengukuran
sistem
manajemen mutu dengan cara:
1) Menetapkan, menarapkan dan memelihara pengukuran kepuasan anggota
untuk memantau informasi presepsi anggota sebagai salah satu metode
pengukuran kinerja penerapan sistem manajemen mutu minimal setahun
sekali.
2) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur audit mutu internal
yang mencakup:
a) Melaksanakan audit internal secara berkala minimal satu kali dalam
enam bulan untuk memeriksa kesesuaian dengan persayaratan ISO
9001 : 2008 efektivitas penerapan dan pemeleiharaannya.
b) Menetapkan rencana audit sesuai dengan status dan kepentingannya.
c) Menetapkan lingkup audit, frekuensi, metode dan penunjukan personil
yang independen untuk melakukan audit.
d) Memastikan menetapkan batas waktu pelaksanaan tindakan perbaikan
terhadap temuan hasil audit dan tindak lanjut audit meliputi verifikasi
efektivitas dari pelaksanaan tindakan perbaikan.
3) Menetapkan metode yang sesuai untuk pemantauan dan pengukuran
proses-proses untuk mencapai hasil yang direncanakan, bilamana
81
untuk memastikan kesesuaian terhadap pelayanan haji khusus dan
umrah.
4) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur pemeriksaan mutu
untuk mengukur dan memantau karakteristik pelayanan haji khusus
dan umrah untuk memeriksa terpenuhinya persyaratan pelayanan haji
khusus dan umrah.
Pengukuran, Perbaikan dan Analisa dilakukan untuk memeriksa atau
meneliti apakah pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 :
2008 berada dalam jalur, sesuai rencana dan memantau kemajuan perbaikan
yang direncanakan. Pada proses penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001
: 2008, setiap kegiatan manajerial pengurus akan mengadakan pengawasan.
Meskipun pengurus tidak selalu ada di tempat pengurus tetap bisa mengawasi
dari masinh-masing kantornya.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat kepuasan anggota
untuk
tercapainya
perbaikan
berkesinambungan.
Pertama,
dengan
menyebarkan kuisioner kepada para anggota. Contoh, terdapat informasi dari
kuisioner bahwa AMPHURI susah sekali untuk dihubungi. Oleh karena itu
dibuatlah perbaikan dengan adanya penambahan 2 line telfon, yang awalnya
terdapat 4 line telfon menjadi 6 line telfon. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan kepada anggota AMPHURI.11
11
Wawancara dengan Gugi Harry Wahyudi selaku Koordinator Sekretariat AMPHURI pada
tanggal 17 Juni 2016 pukul 11.05 WIB.
82
Kedua, melihat dari Key Performant Indicator (KPI) yaitu suatu
sasaran mutu yang harus dicapai oleh masing-masing personal atau staff
AMPHURI. KPI ini dilaksanakan dalam kurun waktu pertiga bulan atau
perenam bulan. KPI dilaksanakan untuk melihat seberapa besar kinerja staffstaff AMPHURI dalam menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 :
2008,
dari
hasil
KPI
ini
bisa
dilaksanakan
perbaikan-perbaikan
berkesinambungan.12
Tabel 1. Key Performance Indicator
No.
Jabatan
Indikator
Keberhasilan
Total
Score
Kesimpulan
1
Bidang Haji
4
3,24
Pencapaian
KPI bagus
karena 90% - 95 % dari
target telah tercapai
2
Bidang Umrah
4
3,00
Pencapaian
KPI bagus
karena 90% - 95 % dari
target telah tercapai
3
Bidang Wisata
4
2,70
Pencapaian
KPI bagus
karena 90% - 95 % dari
target telah tercapai
4
Bidang Organisasi
4
3,24
Pencapaian
KPI bagus
karena 90% - 95 % dari
target telah tercapai
5
Bidang Sosial dan
Umum
2,7
Pencapaian
KPI bagus
karena 90% - 95 % dari
target telah tercapai
12
4
Wawancara dengan Gugi Harry Wahyudi selaku Koordinator Sekretariat AMPHURI pada
tanggal 17 Juni 2016 pukul 11.05 WIB.
83
6
Bidang
Penerbangan
4
3,24
Pencapaian
KPI bagus
karena 90% - 95 % dari
target telah tercapai
7
Bidang Humas
4
3,24
Pencapaian
KPI bagus
karena 90% - 95 % dari
target telah tercapai
Rating Skor & Definisi
Skor
Pencapaian KPI
3,64 - 4 (sangat bagus)
≥ 96% dari target
2,6 -3,5 (bagus)
90% - 95% dari target
1,1 - 2,5 (kurang)
80% - 89 % dari target
0 - 1,0 (sangat kurang)
< 80% dari target
AMPHURI memiliki sasaran mutu yang sangat tinggi, namun pada
penerapannya meskipun tidak mencapai sasaran mutu tersebut AMPHURI tetap
memiliki pencapaian KPI yang baik. Dari 7 bidang yang ada di AMPHURI rata-rata
memiliki pencapaian KPI 90% - 95% dari target, hali ini berarti pengimplementasian
dari sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 pada AMPHURI telah dilaksanakan
dengan baik.
Dari keempat strategi yang telah dijelaskan di atas yakni: perencanaan sistem
manajemen mutu yang termasuk di dalamnya komitmen dan tanggung jawab serta
pelatihan, realisasasi pelayanan, dan pengukuran, analisa dan perbaikan, dalam proses
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 berjalan dengan efektif, efisien,
sistematis.
84
C. Mutu Pelayanan Pasca ISO 9001 : 2008 pada AMPHURI
Pelaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 pada AMPHURI
membuat sistem manajemen yang ada di AMPHURI menjadi lebih rapih, sehingga
pelayanan kepada jamaah dapat terlaksana dengan baik. Pasca pelaksanaan sistem
manajemen mutu ISO 9001 : 2008 AMPHURI menjadi lebih dekat kepada anggotaanggotanya. Penyebaran kuisioner pada anggota membuat AMPHURI mengetahui
pelayanan apa yang kurang memuaskan bagi anggota untuk melayani jamaah.
Contoh, terdapat informasi dari kuisioner bahwa AMPHURI susah sekali
untuk dihubungi. Oleh karena itu dibuatlah perbaikan dengan adanya penambahan 2
line telfon, yang awalnya terdapat 4 line telfon menjadi 6 line telfon. Dari contoh
tersebut dapat dilihat dengan adanya konsep manajemen mutu ISO 9001 : 2008
berupa check pelayanan AMPHURI kepada jamaah menjadi semakin baik. Dengan
bertambahnya line telfon pada AMPHURI jamaah dapat dengan mudah menghubungi
AMPHURI apabila terjadi hal-hal yang kurang berkenan pada travel-travel yang
berada di bawah anggota AMPHURI.
Pasca menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 juga membuat
masing-masing staff dan pengurus AMPHURI menjadi lebih perhatian kepada
anggota dan jamaah untuk melayani kebutuhannya. Hal ini merupakan hasil dari
pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 yaitu pelatihan. Dengan
adanya pelatihan atau training-training staff-staff AMPHURI menjadi lebih baik
dalam melayani anggota dan jamaah. Staff-Staff AMPHURI lebih menerapkan etika
pelayanan pelanggan yang diajarkan pada pelatihan, sehingga anggota dan jamaah
dengan nyaman dapat menyampaikan keluh kesah kepada staff-staff AMPHURI.
85
Kemudian bagi pengurus dilaksanakan pula schedule piket perhari agar teratur secara
sistematis dalam melayani anggota dan jamaah.
Selain itu, sistem manajemen pada AMPHURI menjadi lebih rapih, mulai dari
masalah keuangan yang tadinya harus mereview kebelakang catatan keuanagan
perhari, sekarang bisa melihat keuangandari masing-masing bank perhari. Kemudian
bagian administrasi sudah tertata dengan rapih untuk surat keluar dan surat masuk
diberikan penomeran dan dicatat di buku keluar dan masuk, kemudian bukti-bukti
ditempatkan pada outner disusun berdasrkan tanggal, bulan, dan tahun. Hal ini
dilakukan agar tidak tercecer ataupun hilang, dan pada saat mencari dapat ditemukan
dengan mudah. Kemudian juga terdapat ceklis kebersihan, kebersihan merupakan
bagian dari pelayanan terhadap jamaah. Ceklis kebersihan dilaksanakan setiap hari
pada pagi dan sore hari. Kebersihan merupakan salah satu acuan untuk melihat
bagaimana manajemen pada AMPHURI.
D. Analisis
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 pada AMPHURI dilaksanakan
sesuai dengan konsep dan peran ISO 9001 : 2008, yaitu plan, do, check dan act.
Fungsi plan dikaitkan pada strategi “perencanaan sistem manajemen mutu”. Dalam
perencanaan sistem manajemen mutu ini terdapat di dalamnya komitmen dan
tanggung jawab, serta pelatihan. Setelah perencanaan dibuat dalam bentuk sasaran
mutu dan job description, maka program-program tersebut perlu dikomunikasikan
kepada seluruh staff-staff yang ada di AMPHURI. Setelah dikomunikasikan
86
diberikanlah Surat Keputusan (SK) dari Ketua Umum AMPHURI untuk staff-staff
dapat menjalankan tugas-tugas yang telah diberikan. Kemudian tidak ketinggalan
staff-staff AMPHURI diberikan pelatihan agar dapat menjalankan tugas-tugas dan
tanggungjawabnya dengan baik.
Fungsi do dikaitkan pada strategi “realisasi pelayanan”. Setelah programprogram kerja telah dirumuskan, maka program-program ini kemudian akan
direalisasiakan oleh staff-staff AMPHURI. Pelayanan tersebut dapat berupa
pelayanan pindah Personal Identification Number (PIN) penyelenggara haji khusus
sesama anggota AMPHURI, pindah Personal Identification Number (PIN)
penyelenggara haji khusus di luar anggota AMPHURI, pembatalan jamaah haji
khusus untuk setoran awal, pembatalan jamaah haji khusus untuk setoran pelunasan,
lunas tunda ganti pada Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK), perjanjian jamaah
haji khusus dan PIHK, perpanjangan ijin PIHK, rekomendasi pihak ketiga (bank,
penerbangan, kedutaan, dll), dan lain-lain.
Fungsi check dikaitkan dengan strategi “pengukuran dan analisa pelayanan
AMPHURI”. Pengukuran dan analisa ini dapat diartikan dengan pengawasan oleh
pengurus AMPHURI terhadap pelayanan yang diberikan kepada anggota AMPHURI.
Hasil pengawasan tersebut kemudian di komunikasikan pada rapat atau pada saat
audit agar segera dilaksanakan perbaikan. Terdapat dua cara ntuk mengukur kinerja
staff-staff AMPHURI dalam melayani anggotanya yaitu, dengan menyebarkan
kuisioner kepada anggota dan melihat dari KPI apakah sasaran mutu telah dicapai.
87
Fungsi act dikaitkan dengan strategi “perbaikan pelayanan AMPHURI”. Act
merupkan tindakan yang dilakukan berdasarkan dengan hasil pengukuran dan analisa
dari pelayanan AMPHURI terhadap anggotanya. Ketika dalam proses penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 ditemukan suatu masalah, contohnya:
terdapat informasi dari kuisioner bahwa AMPHURI susah sekali untuk dihubungi
kemudian dibuatlah perbaikan dengan adanya penambahan 2 line telfon, yang
awalnya terdapat 4 line telfon menjadi 6 line telfon. Dari hasil penemua tersebut
diadakan suatu perbaikan atau peningkatan pada pelayanan kepada anggota
AMPHURI.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengimplementasian sistem manjemen mutu ISO 9001 : 2008 pada
AMPHURI dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada anggota telah
dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan konsep ISO yaitu Plan, Do, Check
dan Act (PDCA). Perencanaan sistem yang di dalamnya terdapat komitmen
dan tanggung jawab manajemen, serta pelatihan sumber daya merupakan
fungsi plan, realisasi pelayanan dimana staff-staff merealisasikan program
kerja yang telah dilakukan merupakan fungsi do, pengukuran dan analisa
pelayanan AMPHURI dengan menggunakan kuisoner dan KPI merupakan
fungsi check, dan perbaikan pelayanan AMPHURI yang dilakukan
berdasarkan dengan hasil pengukuran dan analisa dari pelayanan AMPHURI
merupakan fungsi act.
2. Proses pengimplementasian ISO 9001 : 2008 pada AMPHURI dimulai dari
adanya komitmen dan tanggung jawab manajemen puncak, kemudian
dibuatlah sasaran mutu dan job description, setelah dibuatnya sasaran mutu
dan job description diadakan pelatihan kepada para staff-staff AMPHURI.
Setelah staff-staff memahami job description masing-masing, dilaksanakanlah
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008. Kemudian untuk
mengukur kinerja para staff-staff AMPHURI dalam melayani para anggota
88
89
diadakanlah audit internal dengan menggunakan KPI, selain itu untuk
mengetahui tingkat kepuasan anggota diadakan pula kuisioner kepada para
anggota untuk melihat sejauh mana kepuasan anggota terhadap pelayanan
yang telah diberikan AMPHURI. Setelah diadakan audit internal dimulailah
perbaikan berkesinambungan demi tercapainya pelayanan yang maksimal bagi
para anggota AMPHURI.
3. Sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 membuat perubahan besar bagi
AMPHURI dalam bidang pengelolaan manajemen mutu. Dengan adanya
sistem manajemen ISO 9001 : 2008 membuat sistem manajemen AMPHURI
menjadi lebih terintegrasi, antara satu bagian dengan bagian lain lebih dapat
bekerjasama dalam meberikan pelayanan kepada anggota. Sistem manajemen
mutu ISO 9001 : 2008 juga membuat manajemen menjadi lebih rapih mulai
dari manajemen persuratan, laporan keuangan, kebersihan kantor, dan lainlain.
B. Saran
1. Sebaiknya, dibuat target harian untuk menyelesaikan tugas-tugas di dalam
Sekretariat AMPHURI. Dengan adanya target harian diharapkan staff-staff
AMPHURI selalu mengingat tugas-tugas yang akan dikerjakan, agar nantinya
ketika tiba deadline tidak keteteran dalam mengerjakannya.
2. Sebaiknya, budaya organisasi mulai ditingkatkan lagi, mengingat AMPHURI
sebagai asosiasi yang memberikan pelayanan kepada anggotanya dan telah
bersertifikat ISO 9001 : 2008. Penerapan service exllent harus diterapkan
90
seperti cara mengangkat telfon, cara menyambut tamu yang akan datang, cara
berbicara dengan tamu, dan lain-lain.
3. Agar penerapan sistem manajenem mutu ISO 9001 : 2008 dapat memenuhi
dampak bagi bagi pengembangan pelayanan, maka perlu ada pemberian
contoh dan teladan dari pengurus AMPHURI agar staff-staff lain lebih
termotivasi untuk meningkatkan pelayanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Artha, Putu Gede Benny. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil
Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 pada Proyek Alaya
Resort Ubud. 2013.
Badan Standardisasi Nasional. 2013. Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001 : 2008
pada Usaha Kecil dan Menenegah. (Jakarta: BSN).
Gaspersz, Vincent. 2006. ISO 9001 : 2000 and Continual Quality Improvement.
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gomes. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta: Andi Offset).
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. (Jakarta:
Bumi Aksara).
Hadiwirdjo, Bambang H. 2000. Memasuki Pasar Internasional dengan ISO 9000
Sistem Manajemen Mutu. (Jakarta: Ghalia Indonesia).
Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
(Jakarta: Salemba Humanika).
http://kbbi.web.id/implementasi diakses pada 1 Mei 2016 pukul 21.06 WIB.
http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/umrah/15/07/05/nr0d7z-amphuri-raihsertifikat-iso-pertama-kategori-asosiasi-travel di akses pada tanggal 1 Mei 2016 pukul
21.03 WIB.
Kadarman, A.M dan Udaya, Jusuf. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen. (Jakarta: PT
Prehallindo).
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Nomor D/250/2014, BAB
I Nomor 17.
Listyo, Sugeng. 2009. Implementasi System Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di PT.
(Malang: UIN Malang Press).
M.Z, T.Yuri dan Nurcahyo, Rahmat. 2013. TQM Manajemen Kualitas Total dalam
Perspektif Teknik Industri. (Jakarta: PT Indeks).
Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset).
Nasution. Manajemen Mutu Terpadu. 2005. (Bogor: Ghalia Indonesia).
Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management. (Bogor:
Ghalia Indonesia).
Respati, Harianto. Jurnal Ekonomi Modernisasi Pelaksanaan Sertifikasi ISO 9000
sebagai Antesenden Kepuasan Pelanggan Pada Perusahaan Manufaktur.
2009.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan. (Jakarta: Rajawali Pers).
Tangkilisan, Hessel Nogis S. 2003. Manajemen Modern untuk Sektor Publik,
(Yogyakarta: Balairung & CO).
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. 2000. TQM: Total Quality Management.
(Yogyakarta: ANDI).
Tjiptono, Fandy. 2004. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. (Yogyakarta: ANDI).
Samuel, Hatane. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Pengaruh Sistem Manajemen
Mutu ISO Terhadap Kinerja Karyawan melalui Budaya Kualitas Perusahaan.
2011.
Seputra, Yulius Eka Agung. 2014. Manajemen Perilaku Organisasi. (Jakarta: Graha
Ilmu).
Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan. (Bandung:
Remaja Rosadakarya Offset).
Santosa, Made Arya Wira. 2013. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil
Penerapan Sistem Manajemen Mutu (ISO) 9001 : 2008 pada Kontraktor PT.
Tunas Jaya Sanur. 2013.
Siswanto. 2005. Pengantar Manajemen. (Jakarta: PT Bumi Aksara)
Sumarsan, Thomas. 2013. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep, Aplikasi, dan
Pengukuran Kinerja. (Jakarta: PT. Indeks).
Umiyati. Jurnal Etikonomi. Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dan
Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial. 2015.
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada).
Wawancara dengan Gugi Harry Wahyudi selaku Koordinator Sekretariat AMPHURI
pada tanggal 17 Juni 2016 pukul 11.05 WIB
Wawancara dengan Fatma Khaerani selaku staff AMPHURI pada tanggal 30 April
2016 pukul 12.47 WIB.
Daftar Wawancara
Nama
: Gugi Harry Wahyudi
Jabatan
: Koordinator Sekretariat AMPHURI
Hari/tanggal
: Jumat, 17 Juni 2016
Tempat
: Sekretariat AMPHURI
Pertanyaan:
1. Apa yang melatarbelakangi AMPHURI menerapkan sistem manajemen mutu
ISO 9001 : 2008?
Jawab: Yang melatar belakangi AMPHURI menerapkan sistem manajemen
mutu ISO 9001 : 2008 pada waktu itu karena kebutuhan akan manajemen yang
lebih baik. Kemudian dari pihak pengurus menginginkan suatu sistem
manajemen yang dapat terintegrasi antara dari bagian keuangan, bagian
administrasi, dan lain-lain, yang nanti kedepannya bisa mereka manaj.
Walaupun pengurus tidak ada di tempat mereka bisa memanaj dari masingmasing kantornya, karena penguruskan tidak setiap hari berada di kantor
AMPHURI.
2. Kapan mulai dilaksanakannya proses penerapan SMM ISO 9001 : 2008?
Jawab: 4 Juli 2015.
3. Apa peran masing-masing bagian yang ada di AMPHURI dalam menerapkan
sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008?
Jawab: Ada beberapa bidang yang ada di AMPHURI antara lain, bidang haji,
bidang umrah, bidang wisata, bidang organisasi, bidang sosial dan umum,
bidang penerbangan, dan bidang humas dan semuanya memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
4. Bagaimana sistem pengangkatan ketua/tim ISO AMPHURI? (pembentukan
struktur organisasi)
Jawab: Itu dibikin Surat Keputusan (SK), jadi ada kriteria khusus untuk
pengangkatan tim ISO 9001 : 2008 itukan ada auditee dan auditor jadi ada yang
mengaudit dan ada yang diaudit. Untuk yang mengaudit itu harus mempunyai
sertifikat dari ISO dan itu ada pelatihannya.
5. Bagaimana tahap-tahap proses pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu
ISO 9001 : 2008? (langkah-langkah proses pelaksanaan penerapan SMM ISO
9001 : 2008)
Jawab: Dari pihak pengurus mengadakan interview dengan konsultingnya
seperti apa yang akan dilakukan ke depan. Setelah selesai dari pertemuan itu
dari pihak pengurus memberitahukan kepada karyawan di sekretariat terutama
untuk melakukan persiapan sebelum dilaksanakannya tes untuk bisa menjadi
bagian dari ISO 9001 : 2008 atau tidak.
6. Bagaimana bentuk kerjasama antara AMPHURI dengan Kementerian Agama
ataupun lembaga lain dalam penerapan ISO 9001 : 2008? (bentuk kerjasama)
Jawab: Banyak, kalo kita menyebutnya pihak ketiga jadi ada anggota
AMPHURI dan pihak ketiga. Pihak ketiga itu ada bank, ada Kementerian
Agama. Kemudian kemarin kita juga ada kerja sama dengan asruransi, hotel,
bis, dan lain-lain.
7. Bagaimana pimpinan mengawasi kinerja karyawan AMPHURI? (pengawasan)
Jawab: Di ISO 9001 : 2008 itu diatur terutama Management Representative
(MR) dalam hal ini MR dipegagang oleh Pak Budi selaku Sekjen AMPHURI
disiitu ada komisi tertentu yang mengharuskan masing-masing personal atau
staff untuk bisa mencapai titik maksimal dalam pekerjaan namanya Key
Performant Indicator (KPI) indikasi yang harus tercapai dalam kurun waktu
pertiga bulan atau perenam bulan.
8. Apa contoh program tindak lanjut atau perbaikan dalam proses penerapan
SMM ISO 9001 : 2008? (program perbaikan)
Jawab: Contoh, seperti kemarin ada informasi dari anggota lewat kuisioner
bahwa AMPHURI sangat susah sekali untuk dihubungi maka dengan adanya
manajemen mutu ISO 9001 : 2008 maka dibuatlah untuk penambahan line
telfon agar anggota bisa terlayani dan dari kemarin ada 4 line telfon akhirnya
ditambah 2 line lagi menjadi 6 line telfon.
9. Bagaimana AMPHURI bisa mengetahui tingkat kepuasan stakeholder?
(pemantauan kepuasan stakeholder)
Jawab: Kita beri kuisioner.
10. Bagaimana AMPHURI mempertahankan komitmen agar mutu pelayanan tetap
terjamin? (komitmen manajemen)
Jawab: Sesuai dengan motto kita “Bangkit Melayani” AMPHURI berusaha
untuk bisa lebih meningkatkan lagi pelayanan kepada anggota, seperti kemarin
ada informasi dari anggota lewat kuisioner bahwa AMPHURI sangat susah
sekali untuk dihubungi maka dengan adanya manajemen mutu ISO 9001 : 2008
maka dibuatlah untuk penambahan line telfon agar anggota bisa terlayani dan
dari kemarin ada 4 line telfon akhirnya ditambah 2 line lagi menjadi 6 line
telfon.
11. Apa perbedaan yang dirasakan oleh AMPHURI sebelum dan setelah
menjalankan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008?
Jawab: Seperti bagian keuangan, dulu sebelum adanya ISO 9001 : 2008 bagian
keuangan tidak bisa melihat posisi keuangan perharinya berapa, masih harus
kita mereview lagi kebelakang catatan-catatan keuangan seperti apa. Setelah
adanya ISO 9001 : 2008 untuk bagian keuangan, kita bisa melihat keuangan
dari masing-masing bank itu perhari, misalkan untuk perhari ini katakanlah di
bank BCA saldonya sekian-sekian itu sudah bisa dilihat dan itu fix
dibandingkan sebelum menggunakan ISO 9001 : 2008. Untuk bagian
administrasi seperti bisa dilihat sendiri untuk manajemen ISO 9001 : 2008
kemarin kita sudah tertata untuk surat keluar, surat masuk, kemudian untuk
schedule pengurus piket perhari, kemudian juga ceklis kebersihan. Kebersihan
masing-masing ruangan itukan memang dijadikan acuan untuk sebagaimana
manajemen itu bagus atau tidak juga dilihat dari kebersihan masing-masing.
12. Apa alat yang digunakan untuk mengetahui hasil dari proses pelayanan mutu
AMPHURI? (alat berupa catatan atau arsip mutu)
Jawab: Kuisioner dan KPI.
13. Apa manfaat yang diperoleh dalam menerapkan SMM ISO 9001 : 2008?
(keuntungan bagi AMPHURI)
Jawab: Manfaat yang diterima dengan adanya ISO 9001 : 2008 banyak, ada
yang saya bilang untuk masalah keuangan, manajemen persuratan yang lebih
rapih, manajemen kebersihan ruangan yang lebih rapih juga, pokoknya kita
lihat dari sistem manajemen itu lebih teratur dengan sebelum ada ISO 9001 :
2008.
14. Program apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia AMPHURI?
Jawab: Setelah ada ISO 9001 : 2008 difokuskan pada pelatihan ke ISO-nya.
15. Apa dampak yang diperoleh dari program-program yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu SDM dalam proses peningkatan mutu pelayanan?
Jawab: Dampaknya dari masing-masing staff lebih aware kepada angota untuk
melayani kebutuhan-kebutuhan apa yang mereka butuhkan seperti untuk
persuratan mereka butuh tanda tangan pengesahan dari AMPHURI itu akan
dilayani secepatnya as soon as possible terutama kalo misalkan urgent kita akan
lebih sigap melayani.
16. Apa hambatan yang dihadapi AMPHURI dalam menerapkan sistem
manajemen mutu ISO 9001 : 2008?
Jawab: Hambatan yang dihadapi untuk sekarang sistem yang belum
terintegritas dalam artian kalo di komputer itukan ada jaringan kita belum
sepenuhnya menerapkan jaringan mungkin memang masih belum dianggap
perlu atau seperti apa saya kurang tahu, tapi untuk yang saya rasakan sekarang
memang untuk bisa masing-masing terkoneksi antara satu bagian dengan
bagian lain kita belum melaksanakan sepenuhnya untuk saat ini, mungkin ke
depan kita bisa melaksanakannya.
Nama
: Fatma Khaerani
Jabatan
: Document Control
Hari/tanggal
: Jumat, 17 Juni 2016
Tempat
: Sekretariat AMPHURI
1. Kegiatan manajerial apa yang dilakukan oleh pihak AMPHURI yang sesuai
dengan ISO 9001 : 2008? (program peningkatan mutu)
Jawab: Diantaranya ada training-training bagi anggota AMPHURI, lalu
pelayanan pindah PIN, pembatalan setoran awal, pembatalan setoran
pelunasan, perpanjangan ijin, penerimaan anggota baru, penangan keluhan
anggota, dan lain-lain.
2. Pelayanan apa yang disediakan oleh AMPHURI untuk para anggotanya?
(contoh pelayanan)
Jawab: Diantaranya ada training-training bagi anggota AMPHURI, lalu
pelayanan pindah PIN, pembatalan setoran awal, pembatalan setoran
pelunasan, perpanjangan ijin, penerimaan anggota baru, penangan keluhan
anggota, dan lain-lain.
3. Apa kebijakan mutu yang ada di AMPHURI? (kebijakan mutu yang ditetapkan)
Jawab: kebijakan mutunya yaitu, memenuhi harapan anggota, secara
berkesinambungan utuk memperbaiki sistem manajemen, meninjau kebijakan
untuk perbaikan berkesinambungan, menyediakan sumber daya agar tercipta
pelayanan haji khusus dan umrah yang efektif dan efisien, melakukan
improvement pada semua aspek baik mutu maupun kinerja proses dan hasil.
4. Apa sasaran mutu yang ditetapkan oleh AMPHURI? (sasaran mutu yang
ditetapkan)
Jawab: Sasaran mutu yang ditetapkan sesuai bidang masing-masing. Target
bidang haji negosiasi dengan muassasah mencapai score 4, target pelayanan
anggota AMPHURI selama di Saudi mencapai score 4. Target Bidang umrah
pencapaian proviser visa naik 15%, target konsorsium umrah naik 50%. Target
Bidang wisata melaksanakan tour muslim 2 kali pertahun. Target bidang sosial
menyantuni anak yatim, menyalurkan bantuan bencana nasional. Target bidang
penerbangan mencarter pesawat untuk konsorsium umrah, mengupayakan tiket
ID untuk famtrip. Target bidang Humas melakukan press release dan
melakukan presscom.
SURAT KEPUTUSAN KETUA UMUM
AMPHURI
No.15/SK-DPP/AMP/IV/2016
Tentang
Pernyataan Kebijakan Mutu
Implementasi ISO 9001 : 2008 AMPHURI
MENIMBANG DAN MEMPERHATIKAN:
Dalam rangka memenuhi Quality Management System (QMS) ISO 9001 : 2008
AMPHURI. Maka dengan ini Ketua Umum,
MENYATAKAN:
1. Memenuhi
harapan
anggota
serta,
secara
berkesinambungan
memperbaiki sistem manajemen
2. Mengkomunikasikan kebijakan mutu agar dimengerti seluruh lapisan
organisasi
3. Senantiasa meninjau kebijakan mutu untuk perbaikan berkelanjutan
4. Menyediakan sumberdaya agar tercipta pelayanan Haji Khusus dan
Umrah yang efektif dan efisien
5. Berupaya selalu melakukan improvement pada semua aspek baik mutu
maupun kinerja proses dan hasil
Demikian Surat Keputusan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 1 Februari 2015
AMPHURI
H. JOKO ASMORO
KETUA UMUM
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/001/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Penerimaan Pindah Personal Identification
Number (PIN) Penyelenggara Haji Khusus Sesama Anggota AMPHURI
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Penerimaan Pindah Personal
Identification Number (PIN) Penyelenggara Haji Khusus Sesama Anggota
AMPHURI Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud penerimaan pindah PIN adalah PIHK penerima PIN yang
dipindahkan
2. PIN baru dapat dilihat online by system
B. Prosedur
NO
1.
AKTIVITAS
1PIHK ajukan surat tanggungjawab mutlak kepada
PIC
PIHK
AMPHURI untuk diketahui tentang proses perubahan PIN
Formulir
Surat
Tanggung
Jawab
Mutlak
2.
2Terima
SEKRETA
RIAT
3.
Setujui
SEKJEN
C. Flowchart
Prosedur Penerimaan Pindah Personal Identification Number
(PIN) Penyelenggara Haji Khusus Sesama Anggota AMPHURI
PIHK
SEKRETARIAT
SEKJEN
DITERIMA
DISETUJUI
START
AJUKAN SURAT
TANGGUNG
JAWAB MUTLAK
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/002/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Penerimaan Pindah Personal Identification
Number (PIN) Penyelenggara Haji Khusus Diluar Anggota AMPHURI
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Penerimaan Pindah Personal
Identification Number (PIN) Penyelenggara Haji Khusus Diluar Anggota
AMPHURI Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud penerimaan pindah PIN adalah PIHK penerima PIN yang
dipindahkan
2. Yang dimaksud diluar AMPHURI adalah PIHK yang bergabung dengan
Asosiasi/Himpunan diluar AMPHURI
3. PIN baru dapat dilihat online by system
B. Prosedur
NO
1.
AKTIVITAS
1PIHK ajukan surat tanggungjawab mutlak kepada
PIC
PIHK
AMPHURI untuk diketahui tentang proses perubahan PIN
Formulir
Surat
Tanggung
Jawab
Mutlak
2.
2Terima
SEKRETA
RIAT
3.
Setujui
SEKJEN
C. Flowchart
Prosedur Penerimaan Pindah Personal Identification Number
(PIN) Penyelenggara Haji Khusus Diluar Anggota AMPHURI
PIHK
SEKRETARIAT
SEKJEN
DITERIMA
DISETUJUI
START
AJUKAN SURAT
TANGGUNG
JAWAB MUTLAK
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/003/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Pembatalan Jamaah Haji Khusus Untuk Setoran
Awal
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Pembatalan Jamaah Haji Khusus
Untuk Setoran Awal Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan pembatalan jamaah haji khusus adalah jamaah yang
mengundurkan diri
2. Yang dimaksud dengan setoran awal adalah setoran yang harus disetorkan
jamaah untuk mendapatkan porsi
B. Prosedur
NO
1
AKTIVITAS
PIC
Formulir
Bawa surat tanggung jawab mutlak kepada PIHK
Surat Tanggung
AMPHURI
Jawab Mutlak
untuk
diketahui
tentang
proses
pembatalan jamaah haji khusus setoran awal
2
3
Terima
Setujui
SEKRETA
Surat Tanggung
RIAT
Jawab Mutlak
SEKJEN
1
C. Flowchart
Prosedur Pembatalan Jamaah Haji Khusus Untuk Setoran Awal
PIHK
SEKRETARIAT
SEKJEN
DITERIMA
DISETUJUI
START
AJUKAN SURAT
TANGGUNG
JAWAB MUTLAK
END
2
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/004/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Pembatalan Setoran Pelunasan Jamaah Haji
Khusus
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Pembatalan Setoran Pelunasan
Jamaah Haji Khusus Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan pembatalan jamaah haji khusus adalah jamaah yang
mengundurkan diri
2. Yang dimaksud dengan setoran pelunasan adalah setoran yang harus
disetorkan jamaah untuk tahun keberangkatan
B. Prosedur
NO
1
AKTIVITAS
Bawa
surat
AMPHURI
tanggung
untuk
jawab
diketahui
PIC
mutlak
tentang
Formulir
kepada PIHK
Surat Tanggung
proses
Jawab Mutlak
pembatalan jamaah haji khusus setoran pelunasan
2
3
Terima
Setujui
SEKRETA
Surat Tanggung
RIAT
Jawab Mutlak
SEKJEN
C. Flowchart
Prosedur Pembatalan Jamaah Haji Khusus Untuk Setoran
Pelunasan
PIHK
SEKRETARIAT
SEKJEN
DITERIMA
DISETUJUI
START
AJUKAN SURAT
TANGGUNG
JAWAB MUTLAK
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/005/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Lunas Tunda Ganti Pada Penyelenggara Ijin Haji
Khusus (PIHK)
Tujuan
Memastikan
Ketentuan
Dan
Prosedur
Lunas
Tunda
Ganti
Pada
Penyelenggara Ijin Haji Khsus Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
Yang dimaksud dengan lunas tunda ganti adalah jamaah yang sudah lunas
pembayaran BPIH tapi batal berangkat tahun berjalan digantikan oleh jamaah
yang mempunyai nomor porsi berikutnya
B. Prosedur
NO
1
AKTIVITAS
PIC
Formulir
Bawa surat tanggung jawab mutlak kepada PIHK
Surat Tanggung Jawab
AMPHURI
Mutlak
untuk
diketahui
tentang
proses
pembatalan dan pengganti jamaah haji khusus
2
Terima
SEKRETA
Surat Permohonan Dan
RIAT
Ganti Jamaah Haji
Khusus
3
Setujui
SEKJEN
C. Flowchart
Prosedur Lunas Tunda Ganti Pada PIHK
PIHK
SEKRETARIAT
SEKJEN
DITERIMA
DISETUJUI
START
AJUKAN SURAT
TANGGUNG
JAWAB MUTLAK
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/006/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Perjanjian Jamaah Haji Khusus dan PIHK
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Perjanjian Jamaah Haji Khusus dan
PIHK Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan perjanjian jamaah haji khusus dan PIHK adalah
perjanjian penyelenggaraan haji khusus yang menerangkan hak dan
kewajiban kedua belah pihak.
2. Surat perjanjian dibuat 3 rangkap:
i. Warna Putih untuk Jamaah
ii. Warna Kuning untuk PIHK
iii. Warna Hijau untuk KEMENAG
B. Prosedur
NO
1.
AKTIVITAS
PIC
1Bawa surat permohonan kepada AMPHURI untuk PIHK
Formulir
Surat Permohonan
menerbitkan surat perjanjian PIHK dengan jamaah
2.
2Terima
SEKRETA
Surat Perjanjian
RIAT
3.
3Setujui
PIHK
Surat Perjanjian
C. Flowchart
Prosedur Perjanjian Jamaah Haji Khusus
PIHK
SEKRETARIAT
SEKJEN
DITERIMA
SETUJUI
START
SURAT
PERMOHONAN
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/007/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Perpanjangan Ijin PIHK
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Perpanjangan Ijin PIHK Sesuai
Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan perpanjangan ijin PIHK adalah perpanjangan ijin
operasional penyelenggara ibadah haji khusus
B. Prosedur
NO
1.
AKTIVITAS
1PIHK ajukan surat permohonan kepada AMPHURI
PIC
Formulir
PIHK
Surat Permohonan
2Terbitkan surat rekomendasi perpanjangan ijin haji
SEKRETA
Surat Rekomendasi
khusus ditandatangani oleh SEKJEN
RIAT
3PIHK membawa surat rekomendasi yang sudah
PIHK
untuk menerbitkan surat rekomendasi
2.
3.
ditandatangani SEKJEN kepada KEMENAG
Surat Rekomendasi
C. Flowchart
Prosedur Perpanjangan ijin PIHK
PIHK
SEKRETARIAT
START
SURAT
PERMOHONAN
SURAT
REKOMENDASI
END
KELUARKAN
SURAT
REKOMENDASI
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/008/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Rekomendasi Kepada Pihak Ketiga
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Rekomendasi Kepada Pihak Ketiga
Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan pihak ketiga :
i.
Bank
ii.
Penerbangan
iii.
Kedutaan
iv.
Dan lain-lain
2. Persyaratannya :
i.
Lunas iuran anggota
ii.
Anggota aktif
B. Prosedur
NO
1.
AKTIVITAS
PIC
1PIHK bawa permohonan kepada AMPHURI untuk PIHK
Formulir
Surat Permohonan
menerbitkan surat rekomendasi
2.
2Terima surat permohonan
SEKRETA
Surat Permohonan
RIAT
3.
3Setujui
SEKJEN
Surat Rekomendasi
4.
Keluar surat rekomendasi
SEKJEN
Surat Rekomendasi
C. Flowchart
Prosedur Kepada Pihak Ketiga
PIHK
SEKRETARIAT
SEKJEN
DITERIMA
DISETUJUI
START
SURAT
PERMOHONAN
KELUAR SURAT
REKOMENDASI
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/009/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Pemilihan Maktab
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Pemilihan Maktab Berjalan Sesuai
Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
a. Maktab adalah panitia penjemputan di mekkah dan yang bertanggungjawab
atas penyiapan akomodasi di arafah mina
b. Pilihan Maktab di arafah mina :
i.
Kawasan Majr kabs
ii.
Kawasan muaisim
B. Prosedur
NO
1.
2.
3.
AKTIVITAS
1Tentukan lokasi maktab
2Mapping jumlah jamaah masing masing lokasi
3Ajukan surat negosiasi harga dan lokasi maktab
PIC
Formulir
Rapat
Notulen
Anggota
Rapat
Rapat
Notulen
Anggota
Rapat
Team
Surat
haji
Pengajuan
4.
Terima daftar harga maktab
Muassasah
5.
4Ambil keputusan Harga dan Lokasi Maktab
Team haji
Surat
Kesepakatan
dengan
Muasasah
6.
Pemberitahuan ke anggota
Team Haji
7.
6Transfer ke rekening AMPHURI
PIHK
8.
7Terbitkan surat FOR PIN FOR BARCODE
SEKJEN
Surat Keluar
C. FLOWCHART
Prosedur Pemilihan Maktab
RAPAT
ANGGOTA
TEAM HAJI
PIHK
SEKJEN
START
NOTULEN
RAPAT
SURAT
PENGAJUAN
DAFTAR HARGA
SURAT
KESEPAKATAN
PEMBERITAHUAN
KESEPAKATAN
TRANSFER KE
AMPHURI
FOR PIN FOR
BARCODE
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Departemen : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/010/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentusn dan Prosedur Perencanaan dan Realisasi penyewaan Maktab
Tujuan
Memastikan Ketentuan Pemilihan Maktab Berjalan Sesuai Ketentuan ISO
9001 : 2008
A. Ketentuan
1. Pemilihan Maktab dilakukan setiap H-30 Sebelum hari H.
2. Dilakukan oleh PIHK
3. Isi Form Permintaan pada saat Rapat anggota
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Departemen : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/011/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Evaluasi Muasasah
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Evaluasi Muasasah Berjalan Sesuai
Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. KETENTUAN :
1.
Evaluasi Muasasah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas
pelayanan
2.
Minimal satu tahun satu kali sesuai kebutuhan
3.
Jika Evaluasi harus dilakukan pemutusan hubungan kerjasama, maka proses
harus dilakukan dengan cara mengutamakan penyelesaian yang baik bagi kedua
belah pihak .
4.
Evaluasi penyelesaian kerjasama dengan Muasasah dapat terjadi apabila :


Kedua belah pihak tidak ingin memperpanjang kerjasma.
Muasasah menghentikan kerjasama walaupun belum berakhir masanya
5.
Dalam mengakhiri kerjasama baik dari pihak Muasasah dan AMPHURI harus
memberikan konfirmasi 2 bulan setelah ditetapkan penyelesaian kerjasama
6.
Terkait dengan masalah tagihan di outlet tetap akan menjadi tanggung jawab
kedua belah pihak
7.
Proses penyelesaian hal-hal terkait dengan finance diselesaikan bersama
dengan pihak finance
B. PROSEDUR :
NO
Aktivitas
PIC
1. Melakukan analisa pelayanan muasasah
BIDANG
HAJI
2. Meminta jadwal meeting koordinasi dengan Muasasah , untuk
melakukan analisa, evaluasi
BIDANG
HAJI
3. Jika dalam evaluasi tidak ada masalah maka proses kerjasama
dilanjutkan
BIDANG
HAJI
4. Jika ada masalah maka, proses pemutusan kerjasama
diwacanakan
BIDANG
HAJI
5. Meeting koordinasi menetapkan penjadwalan proses
penyelesaian termasuk peralihan administrasi dan proses
penyelesaian financial.
BIDANG
HAJI
FORMULIR
Tinjauan
Management
C. FLOWCHART
Prosedur Evaluasi Muasasah
MUASASAH
AMPHURI
START
ANALISA
JADWAL
MEETING
EVALUASI
N
WACANA
PEMUTUSAN
KERJASAMA
PROSES
PENYELESAIAN
FINANCIAL
STOP
Y
LANJUTKAN
KERJASAMA
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Departemen:
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
UMRAH DAN HAJI
Nomor
HAJ/SOP/012/REV 00
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur
Pemeriksaan Mutu
Pelayanan
Dan
Ketidaksesuaian Pelayanan Jamaah Di Saudi
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Pemeriksaan Mutu Pelayanan Dan
Ketidaksesuaian Pelayanan Berjalan Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud Pemeriksaan Mutu Pelayanan Dan Ketidaksesuaian Pelayanan
Jamaah Di Saudi adalah pemeriksaan secara total pelayanan Muassasah sesuai
dengan PIHK
2. Tanggungjawab pemeriksaan mutu dialihkan kepada Ketua Bidang haji
3. Surat keluhan dari PIHK ditembuskan kepada AMPHURI
B. Prosedur
NO
AKTIVITAS
1. 1PIHK membuat surat keluhan kepada Muassasah
PIC
PIHK
Formulir
Surat
Keluhan
2. D
Terima
3. T
Proses penanganan keluhan
SEKRETARI
Copy Surat
AT
Keluhan
MUASSASA
Surat
H
Tanggapan
Keluhan
4. Terima
SEKRETARI
Surat
AT
Tanggapan
Keluhan
C. FLOWCHART
Prosedur Pemeriksaan Mutu Pelayanan Dan Ketidaksesuaian
Pelayanan Jamaah Di Saudi
PIHK
SEKRETARIAT
MUASSASAH
DITERIMA
SURAT
TANGGAPAN
KELUHANI
START
SURAT
KELUHAN
SURAT
TANGGAPAN
KELUHAN
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/013/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Keluarga Terpisah
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Keluarga Terpisah Berjalan Sesuai
Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan keluarga terpisah adalah salah satu dari keluarga
tersebut tidak masuk porsi haji.
B. Prosedur
NO
AKTIVITAS
1. 1PIHK ajukan surat permohonan keluarga terpisah ke
PIC
PIHK
KEMENAG ditujukan kepada DIRJEN PHU
2. 2Terima
Formulir
Surat
permohonan
SEKRETA
RIAT
3. D
Setujui
SEKJEN
Surat
permohonan
C. FLOWCHART
Prosedur Keluarga Terpisah
PIHK
SEKRETARIAT
SEKJEN
DITERIMA
DISETUJUI
START
SURAT
PERMOHONAN
KELUARGA
TERPISAH
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/014/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Rekomendasi Permohonan Suami Istri Terpisah
ke KEMENAG
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Suami Istri Terpisah Berjalan Sesuai
Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan suami istri terpisah adalah suami atau istri salah satunya
tidak masuk porsi haji.
B. Prosedur
NO
AKTIVITAS
1. 1PIHK ajukan surat permohonan suami istri terpisah ke
PIC
PIHK
KEMENAG ditujukan kepada DIRJEN PHU
2. 2Terima
Surat
permohonan
SEKRETA
RIAT
3. Setujui
Formulir
SEKJEN
C. FLOWCHART
Prosedur Suami Istri Terpisah
PIHK
SEKRETARIAT
SEKJEN
DITERIMA
DISETUJUI
START
SURAT
PERMOHONAN
SUAMI ISTRI
TERPISAH
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : HAJI
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HAJ/SOP/015/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Pengembalian BPIH
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Pengembalian BPIH Berjalan Sesuai
Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan biaya penyelenggaraan ibadah haji atau BPIH adalah
sejumlah dana yang harus dibayar oleh jamaah yang akan menunaikan ibadah
haji khusus.
2. Yang dimaksud pengembalian BPIH khusus adalah setoran BPIH jamaah yang
akan dibayarkan KEMENAG kepada PIHK.
B. Prosedur
NO
AKTIVITAS
1. 1PIHK ajukan surat pernyataan kepada AMPHURI untuk
PIC
PIHK
diketahui tentang proses pengembalian BPIH
2. 2Terima
3. 3Setujui
Formulir
Surat
pernyataan
SEKRETA
Surat
RIAT
pernyataan
SEKJEN
Surat
pernyataan
1
C. FLOWCHART
Prosedur Pengembalian BPIH
PIHK
SEKRETARIAT
SEKJEN
DITERIMA
DISETUJUI
START
SURAT
PERNYATAAN
END
2
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang :
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
HAJI
Nomor
HAJ/SOP/016/REV 00
Ruang Lingkup
Ketentuan dan Prosedure Evaluasi Kriteria Muassasah
Tujuan
Memastikan Ketentuan dan Prosedure Evaluasi Kriteria Muassasah
Berjalan Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Ketentuan :
1. Evaluasi Kriteria Muassasah Asia Tenggara dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
2.
Minimal Satu tahun satu kali sesuai kebutuhan
3.
Untuk Evaluasi akan dilakukan pada pelayanan Arafah, Mina, dan Muzdalifah
(Masya’ir).
4.
Parameter Evaluasi meliputi

Fasilitas Tenda ARMINA

Konsumsi

Transportasi
B. Prosedur
No
Aktivitas
1.
Isi Form evaluasi
2.
Buat meeting koordinasi internal antara team Haji dengan
anggota
3.
Setujui
4.
Lakukan pertemuan dengan pihak Muassasah Asia Tenggara
untuk menyampaikan evaluasi pelayanan ARMINA
PIC
FORMULIR
Anggota
Surat
Team Haji
Sekjen
Team Haji
Surat
1
C. FLOWCHART
Prosedur Evaluasi Kriteria Muassasah
ANGGOTA
TEAM HAJI
SEKJEN
RAPAT
ANGGOTA
DISETUJUI
START
FORMULIR
EVALUASI
LAKUKAN
PERTEMUAN
DENGAN
MUASSASAH
END
2
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Hubungan Masyarakat
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HUM/SOP/001/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Hubungan Masyarakat (Humas)
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Hubungan Masyarakat (Humas)
Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan hubungan masyarakat adalah mengelola penyebaran
informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat.
2. Humas bertanggung jawab memberikan informasi, mendidik, meyakinkan dan
membangkitkan
ketertarikan
masyarakat
atau
organisasi
serta
mengembangkan konsep - konsep yang efektif dalam membangun citra
positif organisasi dan mendukung kelancaran sistem organisasi dengan
masyarakat.
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Hubungan Masyarakat
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
HUM/SOP/002/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Press Release
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Press Release Sesuai Ketentuan ISO
9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan press release adalah memberikan info, berita
ataupun kegiatan yang lainnya
2.
melalui siaran pers, media rilis, pernyataan pers atau release video yang
merupakan komunikasi yang diarahkan untuk tujuan mengumumkan suatu
berita.
3. Press release dilakukan untuk kebutuhan organisasi sesuai dengan
kebutuhan
4. Rekaman atas kegiatan yang dilakukan dapat berupa :
i.
Absensi Reporter
ii.
CD Rekaman copy tayang
iii.
Press release
iv.
Foto
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Organisasi
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
ORG/SOP/001/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan dan Prosedur Peningkatan SDM Anggota AMPHURI 5 x per
tahun
Tujuan
Memastikan
Ketentuan
Dan
Prosedur
Peningkatan
SDM
Anggota
AMPHURI 5 x per tahun Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan bidang Organisasi adalah bidang yang bekerjasama
serta membantu Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal didalam menjalankan
fungsi Manajerial (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling)
2. Yang dimaksud dengan peningkatan SDM anggota AMPHURI 5 x per tahun
adalah mengadakan pelatihan manajerial untuk meningkatkan potensi
kemampuan masing – masing anggota baik dari aspek kuantitas maupun
aspek kualitas, seperti :
3.
i.
Pelatihan Perbankan Syariah
ii.
Pelatihan Ticketing
iii.
Pelatihan Manajerial Perusahaan
iv.
Pelatihan Strategi Pemasaran
Rekaman atas kegiatan yang dilakukan dapat berupa :
i.
Absensi Reporter
ii.
CD Rekaman copy tayang
iii.
Press release
iv.
Foto
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Organisasi
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
ORG/SOP/002/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan dan Prosedur Memperluas Jaringan Kelembagaan Dalam Dan
Luar Negeri Minimal 1 lembaga
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Memperluas Jaringan Kelembagaan
Dalam Dan Luar Negeri Minimal 1 lembaga Sesuai Ketentuan ISO 9001 :
2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1.
Yang dimaksud dengan memperluas jaringan kelembagaan dalam dan luar
negeri minimal 1 lembaga adalah pengembangan kerjasama dengan
berbagai mitra dan memperluas jaringan yang bertujuan untuk memudahkan
anggota didalam melakukan kegiatan operasional perusahaan baik didalam
maupun luar negeri, seperti:
i. Perbankan
ii. Kementerian terkait
iii. Penerbangan asing
iv. Hotel di Saudi Arabia
v. Perusahaan Bus di Saudi Arabia
2. Rekaman atas kegiatan yang dilakukan dapat berupa :
i.
Undangan Meeting
ii.
CD Rekaman
iii.
Foto
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Penerbangan
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
PNB/SOP/002/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Reschedule Penerbangan Disebabkan Visa
Tujuan
Ketentuan Dan Prosedur Reschedule Penerbangan Disebabkan Visa
Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
Yang dimaksud dengan reschedule penerbangan disebabkan visa adalah
kondisi dimana tiket penerbangan sudah diisued, sedangkan visa dari
kedutaan Saudi Arabia ada permasalahan sehingga tiket penerbangan harus
di reshedule
B. Prosedur
NO
1.
AKTIVITAS
PIC
1Memberikan surat permohonan ke AMPHURI PIU
Formulir
Surat Permohonan
tentang reschedule tiket penerbangan
2.
2AMPHURI akan membuatkan surat rekomendasi
KABID
Surat Rekomendasi
SEKJEN
Surat Rekomendasi
untuk penerbangan tentang reschedule tiket
penerbangan dari anggota AMPHURI
3.
3Disetujui
C. Flowchart
Prosedur Reschedule Penerbangan Disebabkan
Visa
PIU
KABID
SEKJEN
PENERBANGAN
START
N
PERMOHONAN
RESHEDULE
TIKET UMRAH
N
Y
DITERIMA
SETUJUI
REKOMENDASI
Y
STOP
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Penerbangan
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
PNB/SOP/001/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Pengadaan Ticket Penerbangan Umrah
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Pengadaan Ticket Penerbangan
Umrah Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
Yang dimaksud dengan pengadaan ticket penerbangan umrah adalah bidang
penerbangan mengupayakan kerjasama dengan pihak maskapai penerangan
tentang pengadaan seat umrah bagi jamaah umrah atau haji anggota
AMPHURI
B. Prosedur
NO
1.
AKTIVITAS
PIC
1PIU membuat surat permohonan untuk ticket PIU
Formulir
Surat Permohonan
penerbangan jamaah umrah ke AMPHURI
2.
2AMPHURI akan membuatkan surat rekomendasi
KABID
Surat Rekomendasi
SEKJEN
Surat Rekomendasi
untuk perusahaan penerbangan tentang
permohonan tiket untuk anggota AMPHURI
3.
3Disetujui
C. Flowchart
Prosedur Pengadaan Ticket Penerbangan Umrah
PIU
KABID
SEKJEN
PENERBANGAN
START
N
PERMOHONAN
TIKET UMRAH
N
Y
DITERIMA
SETUJUI
REKOMENDASI
Y
STOP
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Sosial dan Umum
TanggalBerlaku
01/02/2015
Nomor
SOS/SOP/001/REV 00
Nomor / TanggalRevisi
__/__/__
RuangLingkup
Ketentuan Penyaluran Bantuan Sosial
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Penyaluran Bantuan Sosial Sesuai
Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan KetentuanUmum
1. Yang dimaksud dengan bidang social dan umum adalah bidang yang
mengurusi urusan yang terkait dengan masalah sosial di masyarakat umum
2. Yang dimaksud dengan penyaluran bantuan social adalah penyaluran
bantuan bagi yang membutuhkan seperti :
i.
korban banjir
ii.
korban kebakaran
iii.
korban bencana alam
iv.
panti jompo
v.
yatim piatu
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Sosial dan Umum
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
SOS/SOP/002/REV 00
Nomor / TanggalRevisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan ProsedurBhaktiSosial
Tujuan
MemastikanKetentuan Dan ProsedurBhakti Sosial Sesuai Ketentuan ISO
9001 : 2008
A. Definisi Dan KetentuanUmum
1. Yang dimaksud dengan bhakti social adalah kegiatan social kemasyarakatan
untuk kepentingan bersama seperti :
i.
kerja bhakti
ii.
pembangunan musholla atau masjid
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Umrah
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
UMR/SOP/003/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Pengadaan Visa Umrah
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Pengadaan Visa Umrah Sesuai
Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1.
Yang dimaksud dengan pengadaan visa umrah adalah AMPHURI bekerja
sama dengan provider visa
2.
Persyaratannya untuk pengadaan visa tersebut adalah Anggota AMPHURI
3.
Proses pemvisaan :
i.
Setelah mofa, paspor jamaah umrah dimasukkan ke kedutaan Saudi
Arabia untuk diproses menjadi visa
ii.
Visa sudah ada di paspor dan dikembalikan kepada travel
B. Prosedur
NO
1.
AKTIVITAS
PIC
Formulir
1PIU ajukan mengirimkan manifest jamaah ke email
PIU
Manifest
SEKRETA
Manifest
AMPHURI
2.
2AMPHURI mengirimkan kepada provider dan
mengontrol pergerakan dari proses visa
RIAT
3.
3Proses mofa
PIU
Surat Rekomendasi
4.
4Setelah mofa, paspor jamaah umrah dimasukkan
PIU
Paspor
ke kedutaan Saudi Arabia untuk diproses menjadi
visa, setelah proses pembayaran visa selesai maka
paspor dan dikembalikan kepada travel
5.
Tanda terima
SEKRETA
RIAT
C. Flowchart
Prosedur Perpanjangan ijin Umrah
PIHK
SEKRETARIAT
START
MANIFEST
MANIFEST
SURAT
REKOMENDASI
PASPOR
TANDA TERIMA
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Umrah
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
UMR/SOP/001/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Perpanjangan Ijin Umrah (PIU)
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Perpanjangan Ijin Umrah (PIU)
Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan perpanjangan ijin PIU adalah perpanjangan ijin
operasional penyelenggara umrah
B. Prosedur
NO
1.
AKTIVITAS
PIC
1PIU ajukan surat permohonan kepada AMPHURI PIU
Formulir
Surat Permohonan
untuk menerbitkan surat rekomendasi
2.
3.
2Terbitkan surat rekomendasi perpanjangan ijin
SEKRETA
umrah khusus ditandatangani oleh SEKJEN
RIAT
3PIU membawa surat rekomendasi yang sudah
PIU
ditandatangani SEKJEN kepada KEMENAG
Surat Rekomendasi
Surat Rekomendasi
C. Flowchart
Prosedur Perpanjangan ijin Umrah
PIHK
SEKRETARIAT
START
SURAT
PERMOHONAN
SURAT
REKOMENDASI
END
KELUARKAN
SURAT
REKOMENDASI
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Umrah
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
UMR/SOP/002/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Rekomendasi Kepada Pihak Ketiga
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Rekomendasi Kepada Pihak Ketiga
Sesuai Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan pihak ketiga :
i.
Bank
ii.
Penerbangan
iii.
Kedutaan
iv.
Dan lain-lain
2. Persyaratannya :
i.
Lunas iuran anggota
ii.
Anggota aktif
B. Prosedur
NO
1.
AKTIVITAS
PIC
1PIU ajukan surat permohonan kepada AMPHURI PIU
Formulir
Surat Permohonan
untuk menerbitkan surat rekomendasi
2.
2Terima surat permohonan
SEKRETA
Surat Permohonan
RIAT
3.
3Cek iuran anggota
FINANCE
4.
Terbitkan surat rekomendasi
SEKJEN
Surat Rekomendasi
C. Flowchart
Prosedur Rekomendasi Kepada Pihak Ketiga
PIU
SEKRETARIAT FINANCE
SEKJEN
START
SURAT
PERMOHONAN
SURAT
PERMOHONAN
CEK IURAN
ANGGOTA
SURAT
REKOMENDASI
END
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Wisata
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
WST/SOP/001/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Wisata
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Wisata Sesuai Ketentuan ISO 9001 :
2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan wisata adalah adalah bepergian bersama – sama
atau melakukan perjalanan secara bersama – sama dengan tujuan
bersenang – senang atau memperoleh ilmu
2.
Bidang wisata melakukan perencanaan tour muslim bagi jamaah travel
anggota AMPHURI diluar perjalanan ibadah umrah atau haji sebagai suatu
sarana wisata alternatif
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Bidang : Pengembangan Wisata
Tanggal Berlaku
01/02/2015
Nomor
WST/SOP/001/REV 00
Nomor / Tanggal Revisi
__/__/__
Ruang Lingkup
Ketentuan Dan Prosedur Perencanaan Tour Muslim
Tujuan
Memastikan Ketentuan Dan Prosedur Perencanaan Tour Muslim Sesuai
Ketentuan ISO 9001 : 2008
A. Definisi Dan Ketentuan Umum
1. Yang
dimaksud
dengan
Perencanaan
Tour
Muslim
adalah
proses
merencanakan tour muslim untuk semua jamaah travel anggota AMPHURI
2.
Bidang pengembangan wisata melakukan perencanaan tour muslim bagi
jamaah travel anggota AMPHURI diluar perjalanan ibadah umrah atau haji
sebagai suatu sarana wisata alternative
3.
Proses perencanaan dibuat oleh bidang pengembangan wisata dan diajukan
kepada DPP AMPHURI melalui rapat paripurna
4. Tour muslim diadakan minimal 2x setahun
5. Laporan pelaksanaan tour muslim dibuat bidang pengembangan wisata dan
di sampaikan melalui rapat paripurna maksimal 1 bulan setelah pelaksanaan
KEY PERFORMANCE INDICATOR
DATA PENGURUS
NAMA
: H. BUDI FIRMANSYAH
BIDANG
JABATAN
: KETUA BIDANG HAJI
PERIODE
PENILAIAN
KINERJA
A.QUANTITATIVE (70%)
1.
2.
A. HASIL KERJA (KPI)
Kenaikan Maksimal 200 SR/PAX/Tahun
Pelayanan Anggota AMPHURI selama di Saudi
B. QUALITATIVE ITEM (30 %)
Quality of work (Kualitas hasil
kerja) Process oriented
PENGUKURAN
4.6 - 5.0
Secara konsisten menunjukkan kualitas kerja yang tinggi
dan memberikan output yang melebihi standar
Skala 1-5
Skala 1-5
DEFINISI SKOR
3.6 - 4.5
Memberikan kualitas kerja dan
memberikan output sesuai standar yang
ditetapkan. Teliti dan persisten menjaga
kualitas kerja sesuai yang diharapkan
TARGET
(harus diisi untuk
satu tahun)
4
4
: MANAGEMENT
REPRENSITATIVE
: APRIL - MARET
PENCAPAIAN
April - Maret
2.5
3.2
TOTAL SKOR A
BOBOT
NILAI (1-5)
SKOR (1-5)
50%
2.5
50%
3.2
100%
TOTAL NILAI (70 % * TOTAL)
SKOR
2.1 - 3.5
Masih
memerlukan
supervisi atasan
untuk
memberikan
ouput yang
sesuai standar
Sesekali tidak
dapat
menyelesaikan
secara efektif
dan memerlukan
banyak waktu
tambahan untuk
menyelesaikan
tugas
Quantity of work (Kuantitas
kerja) Result Oriented
Bekerja sigap dan cekatan. Memiliki kemampuan untuk
mengatur beban kerja secara efektif sehingga semua tugas
yang diberikan lebih cepat dari yang diharapkan.
Bekerja cepat dan dapat mengatur beban
kerja secara efektif, dapat menyelesaikan
pekerjaan dalam tenggang waktu yang
logis serta menghasilkan sebanyak yang
diharapkan.
Discipline (Kedisiplinan)
Kualitas personal
Rajin dan aktif untuk melakukan Planning , Reporting,
Followup secara mandiri.
Melakukan Planning, Reporting, Follow up Sesekali tidak
sesuai standar waktu diharapkan secara
dapat
mandiri.
menyelesaikan
secara efektif
dan perlu
diingatkan untuk
melakukan
planning,
reporting dan
folow up
0 - 2.0
Kurang perhatian
terhadap kualitas
kerja, cenderung
memberikan hasil
seadanya dan masih
dibawah standar
3.60
Tidak dapat mengatur
beban kerja secara
efektif sehingga
selalu tidak dapat
menyelesaikan
pekerjaan sesuai
waktu yang
diharapkan
3.60
Tidak terlihat
keinginan untuk
melakukan planning,
reporting dan follow
up terhadap customer
3.60
TOTAL
TOTAL SKOR A + B (Dibagi 2)
TOTAL NILAI (30 % * TOTAL)
10.80
7.40
3.24
Rating Skor & Definisi
Pencapaian KPI
≥ 96% dari target
90% - 95% dari target
80% - 89% dari target
< 80 % dari target
Skor
3.6 - 4 (sangat bagus)
2.6 - 3.5 (bagus)
1.1 - 2.5 (kurang)
0 - 1.0 (sangat kurang)
(C) Pernyataan Evaluasi Tinjauan Akhir Tahun
Wajib diisi atas hasil tatap muka :
Penilaian Kinerja
tanda tangan
SEKJEN
Nama : Budi Firmansyah
Posisi : Sekretaris Jenderal
Tanggal :
tanda tangan
KETUM
Nama : Joko Asmoro
Posisi : Ketua Umum
Tanggal :
YANG BERSANGKUTAN
Nama : Budi Firmansyah
Posisi : Ketua Bidang Haji
Tanggal :
BOBOT x SKOR
1.25
1.6
2.85
1.995
KEY PERFORMANCE INDICATOR
DATA PENGURUS
NAMA
JABATAN
A.QUANTITATIVE (70%)
: ISLAM SHALEH ALWENI
: KETUA BIDANG UMRAH
BIDANG
PERIODE
PENILAIAN
KINERJA
A. HASIL KERJA (KPI)
PENGUKURAN
TARGET
(harus diisi untuk
satu tahun)
1.
2.
3.
4.
Provider visa naik 15% per tahun
Konsorsium Anggota AMPHURI dalam umrah
reguler dan plus 50%
Memantau Jemaah Umrah Tidak Resmi 100%
Pengambilan Visa Di AMPHURI naik 100%
: UMRAH
: APRIL
PENCAPAIAN
(coret yang tidak
perlu)
Jan-Jun Jan-Des
NILAI (1-4)
BOBOT
SKOR (1-4)
BOBOT x SKOR
3
3
0.8
0.8
Skala 1-5
Skala 1-5
4
4
25%
25%
Skala 1-5
Skala 1-5
4
4
25%
2
25%
2
100%
TOTAL NILAI (70 % * TOTAL)
TOTAL SKOR A
B. QUALITATIVE ITEM (30 %)
Quality of work (Kualitas hasil
kerja) Process oriented
DEFINISI SKOR
4.6 - 5.0
3.6 - 4.5
Secara konsisten menunjukkan kualitas kerja yang Memberikan kualitas kerja dan
tinggi dan memberikan output yang melebihi
memberikan output sesuai standar yang
standar
ditetapkan. Teliti dan persisten menjaga
kualitas kerja sesuai yang diharapkan
Quantity of work (Kuantitas
kerja) Result Oriented
Bekerja sigap dan cekatan. Memiliki kemampuan
untuk mengatur beban kerja secara efektif
sehingga semua tugas yang diberikan lebih cepat
dari yang diharapkan.
Discipline (Kedisiplinan)
Kualitas personal
Rajin dan aktif untuk melakukan Planning ,
Reporting, Followup secara mandiri.
SKOR
2.1 - 3.5
Masih
memerlukan
supervisi atasan
untuk
memberikan
ouput yang
sesuai standar
Bekerja cepat dan dapat mengatur beban Sesekali tidak
kerja secara efektif, dapat menyelesaikan dapat
pekerjaan dalam tenggang waktu yang
menyelesaikan
logis serta menghasilkan sebanyak yang secara efektif
diharapkan.
dan memerlukan
banyak waktu
tambahan untuk
menyelesaikan
tugas
0 - 2.0
Kurang perhatian
terhadap kualitas
kerja, cenderung
memberikan hasil
seadanya dan masih
dibawah standar
Tidak dapat mengatur
beban kerja secara
efektif sehingga
selalu tidak dapat
menyelesaikan
pekerjaan sesuai
waktu yang
diharapkan
3.00
Melakukan Planning, Reporting, Follow up Sesekali tidak
sesuai standar waktu diharapkan secara
dapat
mandiri.
menyelesaikan
secara efektif
dan perlu
diingatkan untuk
melakukan
planning,
reporting dan
folow up
Tidak terlihat
keinginan untuk
melakukan planning,
reporting dan follow
up terhadap customer
4.00
TOTAL
TOTAL SKOR A + B (Dibagi 2)
TOTAL NILAI (30 % * TOTAL)
10.00
6.25
3.00
3.00
Rating Skor & Definisi
Pencapaian KPI
≥ 96% dari target
90% - 95% dari target
80% - 89% dari target
< 80 % dari target
Skor
3.6 - 4 (sangat bagus)
2.6 - 3.5 (bagus)
1.1 - 2.5 (kurang)
0 - 1.0 (sangat kurang)
(C) Pernyataan Evaluasi Tinjauan Akhir Tahun
Wajib diisi atas hasil tatap muka :
Penilaian Kinerja
tanda tangan
SEKJEN
Nama : Budi Firmansyah
Posisi : Sekretaris Jenderal
Tanggal :
tanda tangan
KETUM
Nama : Joko Asmoro
Posisi : Ketua Umum
Tanggal :
YANG BERSANGKUTAN
Nama : Islam Shaleh Alweni
Posisi : Ketua Bidang Umroh
Tanggal :
0.5
0.5
2.5
1.8
KEY PERFORMANCE INDICATOR
DATA PENGURUS
NAMA
JABATAN
A.QUANTITATIVE (70%)
:
: H. AGUS SARWANTO
: KETUA BIDANG ORGANISASI
BIDANG
PERIODE
PENILAIAN
KINERJA
A. HASIL KERJA (KPI)
PENGUKURAN
TARGET
(harus diisi untuk
satu tahun)
1.
2.
Meningkatkan SDM Anggota AMPHURI 5X pertahun
Memperluas Jaringan Kelembagaan Dalam Dan Luar
Negeri Minimal 1 lembaga
Skala 1-5
Skala 1-5
: ORGANISASI
: APRIL - MARET
PENCAPAIAN
(coret yang tidak
perlu)
APRIL - MARET
BOBOT
SKOR (1-4)
BOBOT x SKOR
100%
100%
50%
50%
4
4
2
2
4
4
TOTAL SKOR A
NILAI (1-4)
100%
TOTAL NILAI (70 % * TOTAL)
B. QUALITATIVE ITEM (30 %)
4.6 - 5.0
Quality of work (Kualitas hasil Secara konsisten menunjukkan kualitas kerja yang tinggi
dan memberikan output yang melebihi standar
kerja) Process oriented
Quantity of work (Kuantitas
kerja) Result Oriented
Discipline (Kedisiplinan)
Kualitas personal
DEFINISI SKOR
3.6 - 4.5
Memberikan kualitas kerja dan
memberikan output sesuai standar yang
ditetapkan. Teliti dan persisten menjaga
kualitas kerja sesuai yang diharapkan
SKOR
2.1 - 3.5
Masih
memerlukan
supervisi atasan
untuk
memberikan
ouput yang
sesuai standar
Bekerja sigap dan cekatan. Memiliki kemampuan untuk
Bekerja cepat dan dapat mengatur beban Sesekali tidak
mengatur beban kerja secara efektif sehingga semua tugas kerja secara efektif, dapat menyelesaikan dapat
yang diberikan lebih cepat dari yang diharapkan.
pekerjaan dalam tenggang waktu yang
menyelesaikan
logis serta menghasilkan sebanyak yang secara efektif
diharapkan.
dan memerlukan
banyak waktu
tambahan untuk
menyelesaikan
tugas
0 - 2.0
Kurang perhatian
terhadap kualitas
kerja, cenderung
memberikan hasil
seadanya dan masih
dibawah standar
Tidak dapat
mengatur beban
kerja secara efektif
sehingga selalu tidak
dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai
waktu yang
diharapkan
3.60
Rajin dan aktif untuk melakukan Planning , Reporting,
Followup secara mandiri.
Tidak terlihat
keinginan untuk
melakukan planning,
reporting dan follow
up terhadap
customer
3.60
Melakukan Planning, Reporting, Follow
up sesuai standar waktu diharapkan
secara mandiri.
Sesekali tidak
dapat
menyelesaikan
secara efektif
dan perlu
diingatkan untuk
melakukan
planning,
reporting dan
folow up
TOTAL
TOTAL SKOR A + B (Dibagi 2)
TOTAL NILAI (30 % * TOTAL)
3.60
10.80
7.40
3.24
Rating Skor & Definisi
Pencapaian KPI
≥ 96% dari target
90% - 95% dari target
80% - 89% dari target
< 80 % dari target
Skor
3.6 - 4 (sangat bagus)
2.6 - 3.5 (bagus)
1.1 - 2.5 (kurang)
0 - 1.0 (sangat kurang)
(C) Pernyataan Evaluasi Tinjauan Akhir Tahun
Wajib diisi atas hasil tatap muka :
Penilaian Kinerja
tanda tangan
SEKJEN
Nama : Budi Firmansyah
Posisi : Sekretaris Jenderal
Tanggal :
tanda tangan
KETUM
Nama : Joko Asmoro
Posisi : Ketua Umum
Tanggal :
YANG BERSANGKUTAN
Nama : Agus Sarwanto
Posisi : Ketua Bidang Organisasi
Tanggal :
4
2.4
KEY PERFORMANCE INDICATOR
DATA PENGURUS
NAMA
JABATAN
A.QUANTITATIVE (70%)
: Hj. ARIANI ARIFUDDIN
: KETUA BIDANG HUMAS
BIDANG
PERIODE
PENILAIAN
KINERJA
A. HASIL KERJA (KPI)
PENGUKURAN
TARGET
(harus diisi untuk
satu tahun)
1.
2.
Melakukan Press Release dalam agenda besar AMPHURI
minimal 1X setahun
Melakukan Prescom 100% dalam setiap masalah haji dan
umroh
: HUMAS
: APRIL - MARET
PENCAPAIAN
(coret yang tidak
perlu)
April - Maret
NILAI (1-4)
BOBOT
SKOR (1-4)
BOBOT x SKOR
Skala 1-5
4
100%
50%
4
2.00
Skala 1-5
4
100%
50%
4
2.00
TOTAL SKOR A
100%
TOTAL NILAI (70 % * TOTAL)
B. QUALITATIVE ITEM (30 %)
4.6 - 5.0
Quality of work (Kualitas hasil Secara konsisten menunjukkan kualitas kerja yang tinggi
dan memberikan output yang melebihi standar
kerja) Process oriented
Quantity of work (Kuantitas
kerja) Result Oriented
Discipline (Kedisiplinan)
Kualitas personal
DEFINISI SKOR
3.6 - 4.5
Memberikan kualitas kerja dan
memberikan output sesuai standar yang
ditetapkan. Teliti dan persisten menjaga
kualitas kerja sesuai yang diharapkan
SKOR
2.1 - 3.5
Masih
memerlukan
supervisi atasan
untuk
memberikan
ouput yang
sesuai standar
Bekerja sigap dan cekatan. Memiliki kemampuan untuk
Bekerja cepat dan dapat mengatur beban Sesekali tidak
mengatur beban kerja secara efektif sehingga semua tugas kerja secara efektif, dapat menyelesaikan dapat
yang diberikan lebih cepat dari yang diharapkan.
pekerjaan dalam tenggang waktu yang
menyelesaikan
logis serta menghasilkan sebanyak yang secara efektif
diharapkan.
dan memerlukan
banyak waktu
tambahan untuk
menyelesaikan
tugas
0 - 2.0
Kurang perhatian
terhadap kualitas
kerja, cenderung
memberikan hasil
seadanya dan masih
dibawah standar
Tidak dapat
mengatur beban
kerja secara efektif
sehingga selalu tidak
dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai
waktu yang
diharapkan
3.60
Rajin dan aktif untuk melakukan Planning , Reporting,
Followup secara mandiri.
Tidak terlihat
keinginan untuk
melakukan planning,
reporting dan follow
up terhadap
customer
3.60
Melakukan Planning, Reporting, Follow
up sesuai standar waktu diharapkan
secara mandiri.
Sesekali tidak
dapat
menyelesaikan
secara efektif
dan perlu
diingatkan untuk
melakukan
planning,
reporting dan
folow up
TOTAL
TOTAL SKOR A + B (Dibagi 2)
TOTAL NILAI (30 % * TOTAL)
3.60
10.80
7.40
3.24
Rating Skor & Definisi
Pencapaian KPI
≥ 96% dari target
90% - 95% dari target
80% - 89% dari target
< 80 % dari target
Skor
3.6 - 4 (sangat bagus)
2.6 - 3.5 (bagus)
1.1 - 2.5 (kurang)
0 - 1.0 (sangat kurang)
(C) Pernyataan Evaluasi Tinjauan Akhir Tahun
Wajib diisi atas hasil tatap muka :
Penilaian Kinerja
tanda tangan
SEKJEN
Nama : Budi Firmansyah
Posisi : Sekretaris Jenderal
Tanggal :
tanda tangan
KETUM
Nama : Joko Asmoro
Posisi : Ketua Umum
Tanggal :
YANG BERSANGKUTAN
Nama : Ariani Arifuddin
Posisi : Ketua Bidang Humas
Tanggal :
4.00
2.40
KEY PERFORMANCE INDICATOR
DATA PENGURUS
NAMA
JABATAN
A.QUANTITATIVE (70%)
: H. Ir. BUNGSU SUMAWIJAYA
: KETUA BIDANG WISATA
BIDANG
PERIODE
PENILAIAN
KINERJA
TANGGAL
MULAI
BERGABUNG
A. HASIL KERJA (KPI)
PENGUKURAN
TARGET
(harus diisi untuk
satu tahun)
1. WISATA RELIGI
1. Melaksanakan Tour Muslim 2X Pertahun
Skala 1-5
4
: WISATA
: APRIL - MARET
: 21 Januari 2014
PENCAPAIAN
(coret yang tidak
perlu)
April - Maret
100%
TOTAL SKOR A
B. QUALITATIVE ITEM (30 %)
3.6 - 4.0
Quality of work (Kualitas hasil Secara konsisten menunjukkan kualitas kerja yang tinggi
dan memberikan output yang melebihi standar
kerja) Process oriented
Quantity of work (Kuantitas
kerja) Result Oriented
Discipline (Kedisiplinan)
Kualitas personal
DEFINISI SKOR
2.6 - 3.5
Memberikan kualitas kerja dan
memberikan output sesuai standar yang
ditetapkan. Teliti dan persisten menjaga
kualitas kerja sesuai yang diharapkan
Melakukan Planning, Reporting, Follow
up sesuai standar waktu diharapkan
secara mandiri.
BOBOT
SKOR (1-4)
100%
0 - 1.0
Kurang perhatian
terhadap kualitas
kerja, cenderung
memberikan hasil
seadanya dan masih
dibawah standar
4
3.00
Tidak dapat
mengatur beban
kerja secara efektif
sehingga selalu tidak
dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai
waktu yang
diharapkan
3.00
Sesekali tidak
Tidak terlihat
dapat
keinginan untuk
menyelesaikan melakukan planning,
secara efektif
reporting dan follow
dan perlu
up terhadap
diingatkan untuk customer
melakukan
planning,
reporting dan
folow up
TOTAL SKOR A + B (Dibagi 2)
TOTAL NILAI (30 % * TOTAL)
3.00
9.00
2.70
Rating Skor & Definisi
Pencapaian KPI
≥ 96% dari target
90% - 95% dari target
80% - 89% dari target
< 80 % dari target
Skor
3.6 - 4 (sangat bagus)
2.6 - 3.5 (bagus)
1.1 - 2.5 (kurang)
0 - 1.0 (sangat kurang)
(C) Pernyataan Evaluasi Tinjauan Akhir Tahun
Wajib diisi atas hasil tatap muka :
Penilaian Kinerja
tanda tangan
SEKJEN
Nama : Budi Firmansyah
Posisi : Sekretaris Jenderal
Tanggal :
tanda tangan
KETUM
Nama : Joko Asmoro
Posisi : Ketua Umum
Tanggal :
BOBOT x SKOR
100%
TOTAL NILAI (70 % * TOTAL)
SKOR
1.1 - 2.5
Masih
memerlukan
supervisi atasan
untuk
memberikan
ouput yang
sesuai standar
Bekerja sigap dan cekatan. Memiliki kemampuan untuk
Bekerja cepat dan dapat mengatur beban Sesekali tidak
mengatur beban kerja secara efektif sehingga semua tugas kerja secara efektif, dapat menyelesaikan dapat
yang diberikan lebih cepat dari yang diharapkan.
pekerjaan dalam tenggang waktu yang
menyelesaikan
logis serta menghasilkan sebanyak yang secara efektif
diharapkan.
dan memerlukan
banyak waktu
tambahan untuk
menyelesaikan
tugas
Rajin dan aktif untuk melakukan Planning , Reporting,
Followup secara mandiri.
NILAI (1-4)
YANG BERSANGKUTAN
Nama : Ir. Bungsu Sumawijaya
Posisi : Ketua Bidang Wisata
Tanggal :
4
0
4
2.4
KEY PERFORMANCE INDICATOR
DATA PENGURUS
NAMA
JABATAN
A.QUANTITATIVE (70%)
: IDA NURSANTI
: KETUA BIDANG SOSIAL & UMUM
BIDANG
PERIODE
PENILAIAN
KINERJA
TANGGAL
MULAI
BERGABUNG
A. HASIL KERJA (KPI)
PENGUKURAN
TARGET
(harus diisi untuk
satu tahun)
1. Menyalurkan bantuan bencana nasional minimal 2x
setahun
2. Menyantuni anak yatim minimal 1X setahun
B. QUALITATIVE ITEM (30 %)
3.6 - 4.0
Quality of work (Kualitas hasil Secara konsisten menunjukkan kualitas kerja yang tinggi
dan memberikan output yang melebihi standar
kerja) Process oriented
Quantity of work (Kuantitas
kerja) Result Oriented
Discipline (Kedisiplinan)
Kualitas personal
: 21 Januari 2014
PENCAPAIAN
(coret yang tidak
perlu)
April - Maret
Skala 1-5
4
0%
Skala 1-5
4
100%
TOTAL SKOR A
DEFINISI SKOR
2.6 - 3.5
Memberikan kualitas kerja dan
memberikan output sesuai standar yang
ditetapkan. Teliti dan persisten menjaga
kualitas kerja sesuai yang diharapkan
Melakukan Planning, Reporting, Follow
up sesuai standar waktu diharapkan
secara mandiri.
NILAI (1-4)
BOBOT
SKOR (1-4)
50%
0 - 1.0
Kurang perhatian
terhadap kualitas
kerja, cenderung
memberikan hasil
seadanya dan masih
dibawah standar
2
1
2
3
1.8
3.00
Tidak dapat
mengatur beban
kerja secara efektif
sehingga selalu tidak
dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai
waktu yang
diharapkan
3.00
Sesekali tidak
Tidak terlihat
dapat
keinginan untuk
menyelesaikan melakukan planning,
secara efektif
reporting dan follow
dan perlu
up terhadap
diingatkan untuk customer
melakukan
planning,
reporting dan
folow up
TOTAL SKOR A + B (Dibagi 2)
TOTAL NILAI (30 % * TOTAL)
3.00
9.00
2.70
Rating Skor & Definisi
Pencapaian KPI
≥ 96% dari target
90% - 95% dari target
80% - 89% dari target
< 80 % dari target
Skor
3.6 - 4 (sangat bagus)
2.6 - 3.5 (bagus)
1.1 - 2.5 (kurang)
0 - 1.0 (sangat kurang)
(C) Pernyataan Evaluasi Tinjauan Akhir Tahun
Wajib diisi atas hasil tatap muka :
Penilaian Kinerja
tanda tangan
SEKJEN
Nama : Budi Firmansyah
Posisi : Sekretaris Jenderal
Tanggal :
tanda tangan
KETUM
Nama : Joko Asmoro
Posisi : Ketua Umum
Tanggal :
BOBOT x SKOR
50%
4
100%
TOTAL NILAI (70 % * TOTAL)
SKOR
1.1 - 2.5
Masih
memerlukan
supervisi atasan
untuk
memberikan
ouput yang
sesuai standar
Bekerja sigap dan cekatan. Memiliki kemampuan untuk
Bekerja cepat dan dapat mengatur beban Sesekali tidak
mengatur beban kerja secara efektif sehingga semua tugas kerja secara efektif, dapat menyelesaikan dapat
yang diberikan lebih cepat dari yang diharapkan.
pekerjaan dalam tenggang waktu yang
menyelesaikan
logis serta menghasilkan sebanyak yang secara efektif
diharapkan.
dan memerlukan
banyak waktu
tambahan untuk
menyelesaikan
tugas
Rajin dan aktif untuk melakukan Planning , Reporting,
Followup secara mandiri.
: SOSIAL UMUM
: APRIL - MARET
YANG BERSANGKUTAN
Nama : Ida Nursanti
Posisi : Ketua Bidang Sosial Umum
Tanggal :
KEY PERFORMANCE INDICATOR
DATA PENGURUS
NAMA
JABATAN
A.QUANTITATIVE (70%)
: H. ISMAIL ADHAN MASYHUR
: KETUA BIDANG PENERBANGAN
BIDANG
PERIODE
PENILAIAN
KINERJA
TANGGAL
MULAI
BERGABUNG
A. HASIL KERJA (KPI)
PENGUKURAN
TARGET
(harus diisi untuk
satu tahun)
1. Carter pesawat untuk konsorsium umroh AMPHURI 2X
setahun
2. Menyediakan tiket ID untuk Famtrip anggota AMPHURI
1X setahun
: PENERBANGAN
: APRIL - MARET
: 21 Januari 2014
PENCAPAIAN
(coret yang tidak
perlu)
April- Maret
BOBOT
SKOR (1-4)
4
100%
50%
4
2
Skala 1-5
4
100%
50%
4
2
TOTAL NILAI (70 % * TOTAL)
4
2.4
DEFINISI SKOR
3.6 - 4.5
Memberikan kualitas kerja dan
memberikan output sesuai standar yang
ditetapkan. Teliti dan persisten menjaga
kualitas kerja sesuai yang diharapkan
100%
SKOR
2.1 - 3.5
Masih
memerlukan
supervisi atasan
untuk
memberikan
ouput yang
sesuai standar
0 - 2.0
Kurang perhatian
terhadap kualitas
kerja, cenderung
memberikan hasil
seadanya dan masih
dibawah standar
3.60
Quantity of work (Kuantitas
kerja) Result Oriented
Bekerja sigap dan cekatan. Memiliki kemampuan untuk
Bekerja cepat dan dapat mengatur beban
mengatur beban kerja secara efektif sehingga semua tugas kerja secara efektif, dapat menyelesaikan
yang diberikan lebih cepat dari yang diharapkan.
pekerjaan dalam tenggang waktu yang
logis serta menghasilkan sebanyak yang
diharapkan.
Sesekali tidak
dapat
menyelesaikan
secara efektif
dan memerlukan
banyak waktu
tambahan untuk
menyelesaikan
tugas
Tidak dapat
mengatur beban
kerja secara efektif
sehingga selalu tidak
dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai
waktu yang
diharapkan
3.60
Discipline (Kedisiplinan)
Kualitas personal
Rajin dan aktif untuk melakukan Planning , Reporting,
Followup secara mandiri.
Sesekali tidak
dapat
menyelesaikan
secara efektif
dan perlu
diingatkan untuk
melakukan
planning,
reporting dan
folow up
Tidak terlihat
keinginan untuk
melakukan planning,
reporting dan follow
up terhadap
customer
3.60
Melakukan Planning, Reporting, Follow
up sesuai standar waktu diharapkan
secara mandiri.
TOTAL SKOR A + B (Dibagi 2)
TOTAL NILAI (30 % * TOTAL)
10.80
3.24
Rating Skor & Definisi
Pencapaian KPI
≥ 96% dari target
90% - 95% dari target
80% - 89% dari target
< 80 % dari target
Skor
3.6 - 4 (sangat bagus)
2.6 - 3.5 (bagus)
1.1 - 2.5 (kurang)
0 - 1.0 (sangat kurang)
(C) Pernyataan Evaluasi Tinjauan Akhir Tahun
Wajib diisi atas hasil tatap muka :
Penilaian Kinerja
tanda tangan
SEKJEN
Nama : Budi Firmansyah
Posisi : Sekretaris Jenderal
Tanggal :
BOBOT x SKOR
Skala 1-5
TOTAL SKOR A
B. QUALITATIVE ITEM (30 %)
4.6 - 5.0
Quality of work (Kualitas hasil Secara konsisten menunjukkan kualitas kerja yang tinggi
dan memberikan output yang melebihi standar
kerja) Process oriented
NILAI (1-4)
tanda tangan
KETUM
Nama : Joko Asmoro
Posisi : Ketua Umum
Tanggal :
YANG BERSANGKUTAN
Nama : Ismail Adhan Masyhur
Posisi : Ketua Bidang Penerbangan
Tanggal :
RANGKUMAN KUISIONER EVALUASI PELAYANAN
AMPHURI
SAM/FRM/004/REV 00
PENILAIAN
NO
Bagaimana menurut Anda kualitas pelayanan kami :
1
2
5
1 Saya Mudah menghubungi AMPHURI melalui telepon
0%
12%
NO
2 Setiap Email saya ditanggapi dalam 1 X 24 jam
3 Setiap permasalahan yang ditangani Customer Service selesai
4 Saya puas dengan pelayanan Sekretariat AMPHURI
5 Saya merasa AMPHURI penting buat saya
6
Menurut saya AMPHURI memiliki Kredibilitas dimata ekternal
AMPHURI
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
3
4
10%
9
21%
8
19%
5
12%
2
5%
9
26
2
0%
0%
21%
62%
5%
5
29
3
0%
0%
0%
0%
2
5%
12%
11
26%
12
29%
69%
24
57%
22
52%
7%
2
5%
1
2%
17
20
0%
1
2%
40%
15
36%
48%
20
48%
0%
1
2%
2
10
22
3
0%
5%
24%
52%
7%
9
26
2
0%
0%
21%
62%
5%
2
10
22
3
0%
5%
24%
52%
7%
2
10
22
3
0%
5%
24%
52%
7%
2
10
22
3
7 Kepengurusan AMPHURI saat ini lebih baik dibanding sebelumnya
8 Saya memilih tetap menjadi anggota AMPHURI
9 Setiap permasalahan yang ditangani AMPHURI selesai
10
Perbaikan System ISO MANAGEMENT MUTU 9008-2001 Perlu Untuk
AMPHURI
11 SOP yang berstandar ISO 9001:2008 bagi anggota perlu bagi saya
0%
0%
0%
12 Saya puas dengan semua masalah administrasi AMPHURI
13 Setiap permasalahan administrasi yang ditangani AMPHURI selesai
14 Setiap administrasi, AMPHURI mampu menangkap pesan anda
15 Setiap administrasi yang masuk, proses dilakukan maksimal 15 menit
16
Setiap administrasi yang masuk melalui Pos, proses dilakukan
maksimal 1 X 24 jam
4
29
69%
26
62%
25
60%
25
60%
25
60%
5
4
10%
2
5%
4
10%
7
17%
10
24%
42
37
37
37
37
37
37
37
37
37
5%
24%
52%
7%
Setiap administrasi yang masuk melalui Email, proses dilakukan
2
10
22
3
17
maksimal 1 X 24 jam
0%
5%
24%
52%
7%
Saya puas dengan semua masalah penanganan pelayanan di
2
10
22
3
18
AMPHURI
0%
5%
24%
52%
7%
2
10
22
3
19 Pelayanan anggota AMPHURI selama di Saudi
0%
5%
24%
52%
7%
Total Presentasi Kepuasan Pelanggan 0%
1%
24%
66%
8%
Hasil kuisioner yang sudah dilakukan pada 37 pelanggan dengan hasil Sangat Baik 8%, hasil Baik 66%,
hasil Cukup 24%, Kurang 1%, dan Kurang Sekali 0.
37
37
37
37
37
37
0%
37
518
100%
Download