Teori dan Aplikasi Gelombang Mikro

advertisement
Teori dan Aplikasi
Gelombang Mikro
Penulis
Dr. Mitrayana
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, Kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. akhirnya buku dengan Judul:
Teori dan Aplikasi Gelombang Mikro telah selesai disusun. Buku ini merupakan pegantar
bagi Dosen, Mahasiswa dan Peneliti yang hendak mendalami dan menggunakan peralatan
penelitian berupa Alat Gelombang Mikro. Gelombang Mikro merupakan bagian dari
spektrum radiasi elektromagnetik yang berpanjang gelombang orde centi meter. Gelombang
Mikro banyak diaplikasikan diberbagi bidang teknologi dan senjata, terutama dalam bidang
Teknologi Radar dan Spektroskopi. Buku ini, memuat pembahasan teori gelombang mikro
secara lengkap, penjelasan tentang sistem deteksi dan pembangkitan sinyalnya dan contoh
aplikasi dalam beberapa bidang teknologi, yaitu resonansi spin elektron (ESR), Radar,
Telekomunikasi dan Kedokteran.
Tiada gading yang tak retak, Kami sangat menunggu masukkan membangun dari para
pembaca untuk kesempurnaan buku ini.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
Hormat Kami,
Dr. Mitrayana, S.Si., M.Si.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
1
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1.1 Hubungan Gelombang Mikro untuk Peralatan Elektronik Lainnya
2
2. 1.2 Sistem Gelombang Mikro
3
3. 1.3 Spektrum Gelombang Mikro
4
4. 1.4 Mengapa Alat Gelombang Mikro Dibutuhkan
6
5. 1.5 Desain Dasar Sistem Gelombang Mikro
8
6. 1.6 Bentuk Transmisi Gelombang Mikro
9
7. 1.7 Komponen-komponen Kontrol Sinyal
10
8. 1.8 Amplifier Semikonduktor dan Isolator
11
9. 1.9 Tabung Gelombang Mikro
12
1.10 Penerima Bunyi Lemah Gelombang Mikro
14
1.11 Antena Gelombang Mikro
15
BAB 2 MEDAN GELOMBANG MIKRO
17
2.1 Medan Listrik dan Magnet
19
2.2 Gelombang Elektromagnetik
21
2.3 Persamaan Maxwell
23
2.4 Penyelesaian Persamaan Maxwell Sederhana
24
2.5 Tenaga Gelombang Mikro
27
2.6 Karakteristik Dari Gelombang Elektromagnetik
31
2.7 Gelombang Mikro dalam Kawat Transmisi
35
2.8 Kedalaman Kulit
42
BAB 3 PANDU GELOMBANG
43
3.1 Pandu Gelombang Segi Empat
43
3.1.1 Syarat batas
45
iii
3.1.2 Impedansi
53
3.1.3 Tenaga gelombang
55
3.1.4 Pandu gelombang segi 4 tertutup (Rongga, Cavity)
56
3.2 Pandu Gelombang Silinder
59
3.2.1 Impedansi
66
3.2.2 Syarat batas
67
3.2.3 Tenaga gelombang mikro dalam pandu gelombang silinder
72
3.3 Pengaruh Koduktivitas Dalam Pandu Gelombang
74
3.4 Pandu Gelombang Parabola
75
3.4.1 Pemandu gelombang parabola
77
BAB 4 INSERTION LOSS, GAIN, DAN RETURN LOSS
81
4.1 Insertion Loss dan Return Loss
81
4.2 Insertion Loss dari Komponen yang Tersusun Beruntun
84
4.3 Gain
85
4.4 Diagram alir insertion loss dan gain
86
4.5 Missmatch dan Return loss
87
4.6 Cara Lain untuk Menentukan Reflected Power
89
4.7 Parameter S
95
4.8 Peralatan untuk Pengukuran Insertion Loss dan Return Loss
96
BAB 5 PENYESUAIAN DENGAN DIAGRAM SMITH
99
5.1 Derivasi dari Bagan Smith
102
5.2 Potting Mismatch pada Grafik Smith
107
5.3 Pencocokan Perhitungan dengan Grafik Smith
113
5.4 Bergerak Ke Arah Beban
119
5.5 Pengelompokan Induktansi dalam Seri
120
5.6 Pencocokan Elemen dalam Paralel
123
5.7 Potongan Matching
129
5.8 Seperempat Gelombang Transformator
132
5.9 Kelompok Unsur dalam Kombinasi
136
5.10 Pemilihan Teknik Pencocokan yang Terbaik
136
iv
BAB 6 SALURAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO
141
6.1 Perbandingan Saluran Transmisi
141
6.2 Panjang Gelombang Pandu dan Impedansi Karakteristik
151
6.3 Kabel Koaksial
155
6.4 Pandu Gelombang
156
6.5 Stripline dan Mikrostrip
156
6.6 konektor dan adaptor
162
BAB 7 KOMPONEN KONTROL SINYAL GELOMBANG MIKRO
165
7.1 Semikonduktor Gelombang Mikro
165
7.2 Ferrit Gelombang Mikro
169
7.3 Terminasi
172
7.4 Kopel Pengarah
172
7.5 Pengkombinasi
176
7.6 Isolator dan Sirkulator
180
7.7 Filter
183
7.8 Attenuator
189
7.9 Saklar
193
7.10 Peubah Fase
194
7.11 Detektor
195
BAB 8 PERALATAN GELOMBANG MIKRO
197
8.1 Pembangkit Gelombang Mikro
197
8.1.1 Klistron
197
8.1.2 Magnetron
199
8.1.3 TWTA (Travelling Wave Tube Amplifier)
200
8.1.4 Maser (Microwave Amplification by Stimulated Emission of Radiation)
201
8.1.5 Galombang Mikro Semikonduktor
203
8.2 Detektor Gelombang Mikro
205
8.3 Frekuensi Meter
206
v
8.4 Pengukuran Faktor Kualitas Rongga
208
BAB 9 APLIKASI GELOMBANG MIKRO
211
9.1 Resonansi Spin Elektron (Electron Spin Resonance, ESR)
211
9.1.1 Dasar Teori
211
9.1.2 Peralatan dan Eksperimen
214
9.1.3 Bahan Paramagnetik Buatan
218
9.2 Radar
219
9.3 Komunikasi dengan Gelombang Mikro
222
9.3.1 Pembagian Daerah Frekuensi
222
9.3.2 Pemancar dan Penerima
223
9.3.3 Satelit Komunikasi
225
9.4 Termoakustik Tomografi (TAT)
227
DAFTAR PUSTAKA
231
Glosarium
237
Indeks
239
vi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Dewasa ini, pemanfaatan radiasi gelombang elektromagnetik (em) dalam
daerah gelombang mikro telah merambah pada berbagai bidang penelitian,
diantaranya: Bidang pengolahan makanan (Zhao, dkk, 2007; Chemat dan Esveld,
2013; Paengkanya, dkk., 2015; Tinoco, dkk, 2015), Bidang teknologi katalis (Anwar,
dkk., 2015; Austin, dkk, 2013; Barrado, dkk, 2013; Horikoshi, dkk, 2014; Horikoshi
dan Serpone, 2014; Rauch, dkk, 2015; Saggadi, dkk., 2015; Zhang, dkk, 2014),
Bidang teknologi keramik (Austin, dkk, 2013; Bianchi, dkk, 2015; Delobelle, dkk,
2015; Devesa, dkk, 2015; Medeiros, dkk, 2015; Rosa, dkk, 2015), Bidang teknologi
lingkungan (Barda, dkk, 2012; Mason, dkk, 2014; Matsui, dkk, 2014; Mazo dan Rios,
2015; Oladipo dan Gazi, 2015), Bidang teknologi komunikasi (Mike, 2008), dan
Bidang teknologi kesehatan (Xu dan Wang, 2006; Sih, G.C., 2013).
Gelombang mikro (microwave) adalah salah satu anggota dari keluarga besar
gelombang elektromagnetik. Yang termasuk gelombang elektromagnetik (em) ini
adalah: gelombang radio, gelombang T.V., gelombang radar, gelombang mikro,
cahaya, sinar X, sinar . Semua gelombang ini mempunyai sifat gelombang umum
yang sama yaitu berupa gelombang yang menjalar degan kecepatan sama dengan
kecapatan cahaya (c). Perbedaannya adalah pada panjang gelombangnya ().
Gelombang mikro, gelombang TV dan gelombang radar adalah sejenis, mempunyai
panjang gelombang dalam jangkau cm, jadi di bawah gelombang radio. Jenis
gelombang em dapat pula dibedakan atas frekuensinya , dengan   c .
Bagian ini membahas sistem dan alat-alat gelombang mikro. Hubungan antara
peralatan gelombang mikro ke peralatan elektronik yang lain ditunjukkan, dan sistem
gelombang
mikro
diuraikan.
Alasan
mengapa
frekuensi
rendah
transistor
konvensional, ICS, dan papan sirkuit tidak bisa digunakan pada frekuensi yang telah
dijelaskan, dan tujuh jenis bentuk alat-transmisi gelombang mikro, komponen kontrol
sinyal, amplifier semikonduktor, osilator semikonduktor, penerima derau-lemah,
tabung gelombang mikro, dan antena-antena yang digunakan yang telah dijelaskan.
2
1.1 Hubungan Gelombang Mikro untuk Peralatan Elektronik Lainnya
Gambar 1.1 menunjukkan spektrum elektromagnetik dalam kisaran frekuensi
dari 1 megahertz (MHz) samapai 1015 hertz (Hz), suatu rangkaian dari sembilan
perintah dari magnitudo. Radiasi elektromagnetik pada frekuensi di bawah 1 MHZ
dan di atas 1 juta gigahertz (GHZ). Hampir semua sistem elektronik, bagaimanapun,
dan khususnya sistem gelombang mikro, beroperasi dalam kisaran frekuensi yang
ditunjukkan dalam Gambar 1.1. Batas bawah dari spektrum, dari 300 kHz hingga 300
MHz, disebut kisaran frekuensi radio (RF).
Berisi frekuensi menengah (MF),
frekuensi tinggi (HF), dan frekuensi sangat tinggi (VHF). Kisaran frekuensi ini di
bawah kisaran gelombang mikro. Kisaran frekuensi AM adalah siaran radio,
gelombang pendek radio, siaran radio FM, radio mobile, dan saluran televisi VHF
yang terlokasi.
Gambar 1.1 Spektrum elektromagnetik (Mike, 2008)
Panjang gelombang dan frekuensi ditunjukkan pada Gambar 1.1. panjang
gelombang dihubungkan dengan frekuensi,
panjang gelombang  frekuensi = kecepatan cahaya
Pada 1 Mhz, panjang gelombang adalah 300 m, dan pada 100 MHz, panjang
gelombang adalah 3 m.
Pita gelombang mikro memanjang dari 300 MHZ hingga 300 GHZ. Kisaran
frekuensi dari 300 Mhz hingga 3GHz disebut pita frekuensi sangat tinggi (UHF), dari
3
3 hingga 30 GHz adalah pita frekuensi super tinggi (SHF), dan dari 30 hingga 300
GHz adalah pita frekuensi tinggi secara ekstrim (EHF). (Bagian atas pita ini juga
disebut pita gelombang milimeter (mm), sejak panjang gelombang radiasi
elektromagnetik berubah-ubah dari 10 mm pada 30 GHz ke 1 mm pada 300 GHz).
Frekuensi yang dipakai selama 3 dekade berkisar dari 300 MHz batas bawah
hingga 300 GHz batas atas dianggap sebagai gelombang mikro. Frekuensi di atas
mencakup jalur transmisi khusus gelombang mikro, antena, piranti semikonduktor,
dan tabung khusus. Ini diharapkan sebagai catatan bahwa panjang gelombang dari
radiasi elektromagnetik yang melintasi pita gelombang mikro bervariasi dari 1 m pada
300 MHZ hingga 1 mm pada 300 GHz.
1.2 Sistem Gelombang Mikro
Gelombang mikro bersifat untuk penerapan-penerapan komunikasi dan radar
karena frekuensinya yang tinggi dan panjang gelombangnya yang pendek.
Kemampuan lebar pita menyediakan frekuensi yang lebar. Suatu sistem lebar pita
10% pada 10 GHz menyediakan lebar pita 1 GHz. Ke dalam lebar pita ini dapat
disatukan semua informasi di dalam semua sistem komunikasi di bawah kisaran
gelombang mikro, termasuk gelombang radio AM dan FM, gelombang pendek radio,
siaran televisi dan radio mobile. Sistem komunikasi gelombang mikro mempunyai
kapasitas untuk menangani beberapa saluran telepon, saluran TV, dan berjuta-juta
data digital.
Karena panjang gelombang yang pendek dari suatu gelombang mikro, antenaantena yang mempunyai keuntungan tinggi dengan lebar berkas cahaya yang sempit,
digunakan dalam penerapan-penerapan radar. Sebagai contoh, suatu operasi antena
gelombang mikro berdiameter 1 m pada 10 GHz mempunyai lebar berkas cahaya 2 .
Panjang gelombang yang pendek meneruskan tenaga gelombang mikro yang
dipusatkan pada daerah yang sempit, di mana membuat oven microwave menjadi
lebih praktis.
Dua laporan khusus ini, frekuensi tinggi dan panjang gelombang yang pendek
dari gelombang mikro memungkinkan untuk mengikuti sistem-sistem gelombang
mikro:
• Komunikasi
TV UHF
4
Sambungan gelombang mikro
Komunikasi satelit
Komunikasi Troposcatter
Radio mobile
Telemetri
• Radar
Pencarian
Pengawasan lalu lintas bandara
Navigasi
Pencari jejak
Pengawasan kebakaran
Radar altimeter
Pengukur kecepatan
• Gangguan-gangguan elektronik
• Pemanas gelombang mikro
Pemanas industri
Kompor microwave
• Industri, ilmiah, medis
Pemercepat linear
Pengurung plasma
Radio astronomi
• Peralatan uji
1.3 Spektrum Gelombang Mikro
Gambar 1.2 adalah suatu pandangan yang diperluas dari spektrum gelombang
mikro, yang menunjukkan lokasi frekuensi beberapa sistem gelombang mikro. Dalam
militer untuk jangka panjang mencari operasi suatu radar pada 450 MHz, siaran
televisi UHF pada 470-870 MHz, dan pita telepon seluler pada 900 MHz. Sedikit di
atas 1 GHz adalah transponder kendali lalu lintas angkasa, yang mengizinkan kapal
terbang untuk mengulangi satu kode identifikasi pada radar kendali lalu lintas
angkasa. Haruslah di bawah 2 GHz yaitu sistem telemetri ruang angkasa, yang
memancarkan data dari ruang angkasa ke bumi. Sedikit di atas 2 GHz yaitu
troposcatter dari troposfer pada komunikasi interlokal atau jarak jauh.
5
Peralatan pemanas gelombang mikro, termasuk kompor microwave,
ditempatkan pada 2.45 GHz. Sedikit di atas 3 GHz yaitu bandara pencarian radar dan
harus di bawah 4 GHz adalah sambungan gelombang mikro, membawa ribuan saluran
telepon dan televisi memprogram ke lintas negara. Komunikasi satelit downlink pada
4 GHz, dan uplink pada 6 GHz.
Sedikit di atas 7 GHz yaitu STL, mata
rantai pemancar radio, yang
memancarkan radio dan televisi, memprogram dari studio pusat kota ke lokasi
pemancar Radar pengawas kebakaran di udara pada 10 GHz, dan sedikit di atasnya
adalah gelombang mikro yang lain yang meneruskan sambungan pita telepon.
Haruslah di bawah 20 GHz yaitu pita downlink komunikasi satelit yang lain dan
sedikit di atas 30 GHz adalah pita uplink yang sesuai.
Gambar 1.2 Spektrum gelombang mikro (Lance, 1964)
Pita-pita ini dialokasikan untuk komunikasi satelit masa depan. Radar polisi
mengoperasi pada 24 GHz hingga 10.25 GHz.
Pada umumnya sistem gelombang mikro di tempatkan pada kisaran 300 MHz
hingga 30 GHz. Sejauh ini kisaran sistem komunikasi dan radar tidak praktis.
Bagaimanapun, antara frekuensi absorpsi ini mencakup jendela transmisi. Radar
pencari peluru/proyektil menggunakan jendela seperti itu pada 94 GHz. Dengan
melanjutkan dalam kemajuan dalam piranti gelombang mikro, semakin banyak sistem
gelombang mikro yang sedang berkembang dalam bagian milimeter pita gelombang
mikro.
6
1.4 Mengapa Alat Gelombang Mikro Dibutuhkan
Pada frekuensi yang tinggi dari gelombang mikro, transistor konvensional,
ICs, dan kabel tidak akan bekerja, guna reaktan timah hitam dan waktu transit piranti
khusus gelombang mikro sangat dibutuhkan. Gambar 1.3 mengilustrasikan masalah
dari reaktan timah hitam. Sebuah osilator AC 10 V dihubungkan pada resistor 50 ohm

melalui kabel tembaga sepanjang 2.5 cm (kira-kira 1 inchi) dan diameter 1 mm
(seperti diameter penjepit kertas). Ini mempunyai resistansi AC hanya 0,4m dan
induktansi 0,027 mikrohenry m  , yang mana untuk elektronik-elektronik dengan
frekuensi rendah mengabaikan perbandingan dengan muatan resistor 50 .
Bagaimanapun, reaktansi induktif
X L 
dari kabel meningkat sebanding
dengan frekuensi  X L  2fL  . Seperti yang ditunjukkan pada gambar saat 60 Hz
X L  10 5  , yang mana diabaikan, dan sinyal 10 V yang penuh dari osilator yang
ada pada lintang muatan resistor. Pada 6 MHz X L  1 ,
tetap kecil jika
dibandingkan dengan muatan resistor 50 . Tetapi pada 6 GHz, frekuensi gelombang
mikro
X L  1000 , hampir semua tegangan osilator
menurun sepanjang
menghubungkan kabel dan tidak mendapat muatan resistor.
Efek reaktan timah hitam paling buruk pada frekuensi tertinggi sebagai
konsekuensinya, kabel-kabel atau kabel pencetak kontak tidak dapat digunakan untuk
menghubungkan piranti gelombang mikro. Bentuk khusus transmisi gelombang mikro
diperlukan untuk menghantarkan sinyal gelombang mikro dari satu bagian peralatan
ke peralatan lain.
Masalah kedua, waktu transit, diilustrasikan pada Gambar 1.4 dengan efek
medan transistor (FET). (transistor dwi kutub dan tabung trioda dari persoalan yang
sama). Pada FET, sebuah pengubah pada gerbang tegangan menghasilkan elektron
dari sumber ke aliran. Seperti aliran arus menembus resistor, aliran tegangan menjadi
sebuah tiruan penguat (tetapi membalik) dari gerbang tegangan. Pengidealan deskripsi
dari FET (yang mana hanya terjadi dengan sinyal frekuensi rendah) yang
diilustrasikan dengan kurva garis pada sketsa sebelah kiri dalam Gambar 1.4, di mana
gerbang tegangan, arus, dan aliran tegangan ditunjukkan sebagai fungsi waktu selama
setengah putaran pada sinyal yang masuk.
Sesungguhnya, waktu tertentu dibutuhkan untuk elektron berpindah dari
sumber ke aliran. Waktu tertentu ini, pada frekuensi gelombang mikro akan menjadi
7
putaran fraksi yang besar. Contohnya, jika sumber ke aliran berjarak 2,5 mikro, ini
membutuhkan waktu sekitar 2,5 nanosekon ns  untuk elektron yang berpindah dari
sumber ke aliran, yang mana 1 14 pada satu putaran 10 GHz.
Lintasan elektron mengikuti putaran, ketika waktu transit elektron-elektron 1 14
putaran, yang ditunjukkan pada sketsa sebelah kanan. Resultan arus dan gerbang
tegangan di bawah kondisi ini ditunjukkan pada kurva penuh pada sketsa sebelah kiri.
Aliran tegangan dan arus mereduksi pada luas perbandingan dengan frekuensi yang
rendah.
Gambar 1.3 Laju awal reaktan
8
Gambar 1.4 Waktu transit
Disebabkan oleh masalah reaktan timah hitam dan waktu transit, piranti
khusus gelombang mikro harus digunakan di tempat pemasangan kawat, dan ICs dari
elektronik-elektronik frekuensi rendah. Piranti khusus gelombang mikro diilustrasikan
pada rancangan sistem gelombang mikro di sesi berikutnya, dan didiskusikan secara
individu dalam sisa bab ini.
1.5 Desain Dasar Sistem Gelombang Mikro
Diagram blok dari suatu sistem komunikasi gelombang mikro ditunjukkan pada
Gambar 1.5. Dengan panah yang menghubungkan diagram blok dapat dideskripsikan
sebagai sebuah radar atau sistem gangguan.
9
Gambar 1.5 Sistem komunikasi gelombang mikro
Piranti khusus gelombang mikro harus digunakan untuk mengatasi masalah reaktan
timah hitam dan waktu transit.
1.6 Bentuk Transmisi Gelombang Mikro
Ketiga dasar bentuk transmisi gelombang mikro digambarkan dalam Gambar
1.6: kabel koaksial, pandu gelombang, dan mikrostrip. Bentuk-bentuk dari jalur
transmisi itu ditunjukkan dalam sketsa gambar sebelah kiri, dan tampang lintang
dengan medan listrik ditunjukkan dalam sketsa gambar sebelah kanan.
Bentuk dan bahan-bahan dari tiap tipe bentuk transmisi saling bertukar
menurut penerapan. Sebagai contoh, konduktor pusat dari bentuk koaksial itu
didukung oleh banyak tipe dari bahan-bahan dielektrik. Suatu pandu gelombang dari
suatu tampang melintang segi empat ditunjukkan dalam Gambar 1.6 hanya bundar,
bulat lonjong atau tepi tampang lintang juga digunakan. Mikrostrip mungkin
mempunyai bahan dielektrik disebelah konduktor, seperti yang telah ditunjukkan, atau
kedua sisi. Bahan itu dapat berupa plastik atau keramik.
10
Gambar 1.6 Bentuk-bentuk transmisi gelombang mikro
Kabel koaksial menawarkan keuntungan-keuntungan dari lebar pita berukuran
besar dan kecil, tetapi mempunyai pelemahan tinggi dan terbatas serta kemampuan
penanganan daya yang terbatas. Sebaliknya, pandu gelombang mempunyai daya-daya
yang tinggi dan kerugian yang rendah tetapi dalam ukuran besar dan lebar pita sempit.
Mikrostrip
membiarkan rangkaian-rangkaian
kompleks
untuk
dibuat, tetapi
mempunyai kerugian sangat tinggi.
1.7 Komponen-komponen Kontrol Sinyal
Bermacam-macam piranti kendali sinyal khusus yang harus digunakan pada
frekuensi gelombang mikro, seperti attenuator-attenuator, beda fase, rongga-rongga,
penggabungan-penggabungan, penyaring, muatan-muatan, sirkulator, dan saklar.
Attenuator-attenuator digunakan untuk mengendalikan amplitudo dari sinyal
gelombang mikro. Attenuator-attenuator dapat diperbaiki dengan mesin secara
elektronis yang disesuaikan. Dioda semikonduktor khusus disebut pin dioda yang
digunakan untuk pelemahan secara elektronis.
Sinyal gelombang mikro dikategorikan oleh amplitude dan fase. Perubahan
fase menggeser fase sinyal, dan seperti attenuator- attenuator, dapat diperbaiki,
dengan mesin atau secara elektronik yang disesuaikan.
11
Rongga-rongga resonansi melakukan kegunaan yang sama ketika kontak pada
resonansi dalam elektronik frekuensi rendah. Piranti semikonduktor gelombang mikro
dan/atau tabung benar-benar dibangun ke dalam rongga ini untuk menyetel, yang
mana dapat diselesaikan secara elektronik atau mekanik. Penyaring-penyaring
gelombang mikro dan multiplexer terbentuk dari rongga-rongga gelombang mikro.
Seperti frekuensi rendah sebagai pendampingnya, memisahkan sebuah pita frekuensi
dari suatu sinyal gelombang mikro.
Muatan-muatan digunakan untuk mengakhiri selama uji kemampuan sebuah
transmisi. Isolator dan sirkulator merupakan komponen-komponen bentuk transmisi
gelombang mikro, melalui gelombang mikro ferrit, meneruskan gelombang mikro
untuk melintasi hanya dalam satu arah sepanjang jalur transmisi. Saklar-saklar
gelombang mikro dapat dijalankan baik secara mekanik maupun elektronik.
1.8 Amplifier Semikonduktor dan Isolator
Osilator gelombang mikro dan amplifier bertenaga rendah dibuat dari 6 tipe
piranti transistor seperti: transistor dwi kutub, transistor efek medan (FETs), transistor
gerakan elektron tinggi (HEMTs), multiplier varactor, IMPATTS, dan piranti transfer
elektron (piranti Gunn).
Gambar 1.7 Kemampuan energi piranti semikonduktor gelombang mikro (Allan,
1993)
12
Kemampuan tenaga dari alat ini dibandingkan sebagai fungsi frekuensi gelombang
mikro dalam Gambar 1.7. Gelombang mikro transistor dwi kutub, PETS, dan HEMTS
serupa pada prinsipnya operasi pada unsur-unsur internal hanya pecahan micron
terpisah untuk memperkecil waktu pemindahan. Dengan demikian, transistortransistor gelombang mikro hanya bekerja pada pertengahan pita gelombang mikro.
Tiga tipe yang lain dari piranti semikonduktor gelombang mikro
menggunakan prinsip operasi khusus untuk mengatasi masalah waktu transit. Varactor
multiplier menggunakan suatu variabel kapasitans dioda untuk menghasilkan suatu
gelombang mikro yang selaras dengan frekuensi yang lebih rendah. IMPATT
menggunakan kebocoran penurun tegangan reverse-biased dari sambungan pn untuk
menghasilkan elektron, dan kemudian menggunakan efek-efek waktu transit (lebih
baik daripada memperkecilnya) untuk menyimpan elektron yang keluar dari piranti
secara tepat 1,5 putaran setelah dihasilkan. Piranti transfer elektron (piranti Gunn)
menggunakan gallium arsenida [GaAs] untuk menghasilkan gelombang mikro.
IMPATTS dan Gunn dapat menghasilkan sinyal gelombang mikro hingga akhir pita
gelombang mikro.
1.9 Tabung Gelombang Mikro
Seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.7, kemampuan energi dari piranti
semikonduktor gelombang mikro adalah tidak terbatas. Pada umumnya sistem
gelombang mikro membutuhkan energi yang lebih daripada sumber semikonduktor
yang tersedia, sehingga diperlukan tabung amplifier gelombang mikro. Gambar 1.8
membandingkan kemampuan energi dari tabung gelombang mikro dan piranti
semikonduktor. Kurva semikonduktor dari piranti semikonduktor ditunjukkan pada
Gambar 1.7. Kurva tabung terselubung yang serupa dengan menetapkan kurva tabung
energi. Lebih dari empat perintah dari magnitude yang tersedia dari tabung
gelombang mikro daripada dari piranti semikonduktor gelombang mikro.
Gambar 1.9 membandingkan karakteristik-karakteristik dari berbagai tabung
amplifier gelombang mikro. Jenis yang utama adalah tabug gridd, klystron, spiral
yang melintasi tabung gelombang (TWT), penggabungan rongga TWT, amplifier
medan-persilangan (CFA) dan gyrotron.
Tabung kisi gelombang mikro hanya seperti frekuensinya yang lemah sebagai
pendampingnya, kecuali jarak minimum katoda pada kisi dan kisi pada pelat hingga
mengurangi efek waktu transit. Seperti ditunjukkan pada Gambar 1.9, kisi tabung
13
dapat dipakai hanya pada frekuensi rendah akhir dari kisaran gelombang mikro.
Semua jenis tabung gelombang mikro yang lain menggunakan teknik modulasi
kecepatan yang mana efek waktu transitnya secara actual digunakan dibanding
diperkecil. Pada frekuensi hingga 30 GHz, klystron menyediakan hampir sebagian
besar energi gelombang mikro. Ini dapat menyediakan 1 megawatt (MW) dari energi
rata-rata pada batas bawah kisaran gelombang mikro.
Gambar 1.8 Perbandingan tabung gelombang mikro dan kemampuan energi piranti
semikonduktor (Allan, 1993)
14
Gambar 1.9 Kemampuan energi dari tabung gelombang mikro (Allan, 1993)
Di atas 30 GHz gyrotron menyediakan hampir semua energi. Meskipun klystron dan
gyrotron menyediakan energi tertinggi, klystron dan gyrotron terbatas hanya beberapa
persen dari lebar pita. Dalam perbandingannya, spiral TWT di atas 100% lebar pita.
Penggabungan rongga TWT, yang mana kemampuan energi yang baik hampir sama
seperti klystron, mempunyai 40% lebar pita. CFA mempunyai kemampuan energi
sedang tetapi mempunyai efisiensi 80%, yang paling tinggi dari segala
peranti
gelombang mikro.
1.10 Penerima Derau Lemah Gelombang Mikro
Kebutuhan utama penerima derau lemah yaitu memperkuat sinyal gelombang
mikro lemah yang telah diterima tanpa meningkatkan tingkatan derau. Gambar 1.10
membandingkan karakteristik-karakteristik derau dari berbagai penerima gelombang
mikro derau lemah, termasuk alat pencampur, transistor dwi kutub, FETs, HEMTs,
dan amplifier parametrik. 10x lipat pengurangan pada penerima derau membuat suatu
kemungkinan 10x lipat pengurangan energi pemancar. Karenanya, pilihan yang sesuai
15
dari penerima derau lemah adalah suatu faktor kritis dalam sistem desain gelombang
mikro.
Gambar 1.10 Penerima derau lemah pada gelombang mikro (Allan, 1993)
1.11 Antena Gelombang Mikro
Kebutuhan untuk memancarkan dan menerima gelombang mikro membuat
antena yang sangat penting. Antena gelombang mikro pada umumnya piringan
berbentuk parabola, diantaranya digambarkan pada Gambar 1.11. Suatu dasar antenna
piringan berbentuk parabola ditunjukkan pada sketsa di atas. Antena terdiri dari suatu
tanduk yang menyebarkan gelombang mikro dari piringan ke permukaan berbentuk
parabola, di mana dipusatkan ke dalam suatu berkas yang sempit. Dengan pembuatan
piringan yang cukup besar atau panjang gelombang yang cukup kecil (dengan
penggunaan frekuensi yang lebih tinggi), lebar berkas sinar suatu antena gelombang
mikro hanya dapat sebagian dari derajat tingkat. Dua variasi dasar antena piringan
berbentuk parabola juga ditunjukkan pada Gambar 1.11. Gambar bagian tengah
menunjukkan suatu lalu lintas udara kendali mencari antena radar, yang mana terbuat
dari kawat yang dianyam untuk memotong hambatan angin yang berputar untuk
16
menentukan lokasi terdekat pesawat terbang. Foto pada bagian atas menunjukkan
bumi antena stasiun suatu satelit.
Gambar 1.11 Antena-antena gelombang mikro (Allan, 1993)
17
BAB 2
MEDAN GELOMBANG MIKRO
Pertama- tama, penjelasan tentang medan listrik dan magnet. Medan listrik
berasal dari muatan lisrik yang diam sedangkan medan magnet berasal dari mutan
listrik yang bergerak. Dalam selanjutnya medan magnet diperoleh dari medan listrik,
medan listrik dan medan magnet ditunjukan dalam persamaan Maxwell. Solusi dari
persamaan Maxwell adalah gelombang electromagnet dimana medan listrik dan
magnet bergerak bersama dengan kecepatan cahaya. Karakteristik dari gelombang
electromagnet adalah frekuesi,panjang gelombang,impedansi,kerapatan tenaga,dan
fase. Rumus digunakan untuk menghitung karakteristik ini.
Semua system gelombang mikro diterangkan dalam Bab 1. Pengiriman
gelombang mikro berasal dari tempat pengirim sampai tempat penerima. Gelombang
mikro tidak bisa menjadi penghantar panas dalam kawat,jadi pengiriman atau siaran
radio berasal dari satu komponen untuk transmisi gelombang mikro. Tiga tipe kawat
transmisi (kabel coaxial,pandu gelombang,dan )konfigurasi medan elektromagnetik
selain kawat transmisi juga dijelaskan dalam bab ini. Medan elektromagnetik
memiliki karakteristik yang sama dengan pergerakan gelombang elektromagnetik
dalam suatu tempat, tetapi nilainya dimodifikasi ketika gelombang mikro mampu
bergerak dalam kawat transmisi.
Gelombang elektromagnetik (e.m.) terdiri dari gelombang medan listrik E
dan medan magnit B yang menjalar bersama dengan kecepatan sama dengan
kecepatan cahaya. Ditinjau gelombang em yang menjalar kea rah z, dapat dinyatakan
dalam gelombang sinus dan cosinus. Bila gelombangnya berbentuk sinus, dapat
dituliskan,
E  E0 sin kz  t 
(2.1a)
B  B0 sinkz  t 
(2.1b)
18
  2 ,
k  2  ,
  
(2.1c)
E 0 dan B0 adalah amplitude medan listrik dan magnit, berupa besaran vektor. Arah
vektor E dan B tidaklah bebas, tetapi harus mengikuti hukum-hukum yang berlaku
dalam teori penjalaran gelombang em umum yang biasa disebut persamaan Maxwell.
Arah E harus tegak lurus B. Bila medan E dan B masing-masing menjalar pada
bidang yang tetap dan saling tegak lurus, ini disebut gelombang bidang atau
terpolarisasi bidang.
Apabila persamaan gelombang di atas didiferensialkan dua kali masing ke t
dan z , akan diperoleh persamaan umum gelombang berjalan,
2E 1 2E

z 2 v 2 t 2
(2.2)
dengan v   k.
Demikian pula untuk medan B bentuknya serupa.
Dari persamaan gelombang (2.2) dapat dituliskan lebih lanjut persamaan
gelombang dalam 3 dimensi, dituliskan,
2 E 
1 2E
v 2 t 2
(2.3)
Penyelesaian umum persamaan ini dapat dituliskan dengan
E  E0 e i k r t 

(2.4)
Untuk medan magnit B juga dapat dituliskan degan cara yang sama. Medan E dan
B ini juga harus tetap memenuhi persamaan hukum Maxwell.
19
2.1 Medan Listrik dan Magnet
Medan listrik dijelaskan di gambar 2.1. gambar sebelah kiri menunjukan 2
elektron.keduanya memiliki muatan negative, jadi saling tolak menolak. Kemampuan
mendesak electron atas oleh electron yang berada dibawahnya dapat diterangkan oleh
anak panah dalam penunjukkan arah gaya. Dalam gambar sebelah kiri efek dari
electron diantara electron lainnya yang berjarak sama dari electron bawah dijelaskan
dengan anak panah. Anak panah juga menunjukkan tentang gaya, kekuatan dari gaya
dijelaskan oleh kerapatan,atau angka,dari anak panah dalam suatu area. Efek electron
sama medan gaya lebih dari bentuk visual. Kehadirannya bisa dideteksi dalam bentuk
energy,dan medan listrik nyata didalam elekron
Gambar 2.1. Medan Elektrik
.
Medan magnet dijelaskan pada gambar 2.2. medan magnetic merupakan gaya
di muatan yang bergerak (seperti aliran arus electron dalam kawat)sama dengan
muatan yang bergerak lainnya. Medan magnet tidak memiliki mutan yang diam.
Gambar yang sebelah atas menunjukan medan magnet disekitar kawat,umumnya
mengalir dalam kawat. Gambar
ketiga bawah menunjukkan medan magnet
mengelilingi lop,atau loop pada umumnya,dari kawat hingga gulungan kawat.udara
dalam kawat dalam gulungan konsentrasi dalam medan magnet mendekati pusat
dalam gulungan.
Gambar 2.3 menunjukkan penggabungan medan listrik dan magnet. Di
gambar yang atas ,10 V baterai dihubungkan dengan 100 resistor dalam 2 kawat yang
20
panjang. Satu kawat dihubungkan dengan terminal positif pada baterai jadi pada
+10V ;pada kawat yang lain,dihubungkan dengan yang negative atau ditanahkan
terminalnya jadi 0 V. pergerakan
arus melewati kawat dari terminal positif dari
baterai,melalui resistor,kembali ke baterai melalui kawat yang lainnya. Medan listrik
dan medan magnet disekitar kawat pada gambar yang bawah. Ketika sebuah kawat
bermuatan positif dan yang lainnya bermuatan negative ,muatan yang positif akan
menolak kawat yang bermuatan positif dan saling menarik dengan kawat yang
bermautan negative,ditunjukkan dengan anak panah. Electron bergerak berlawanan
arah didalam kawat,jadi medan magnet berlawanan arah dalam tiap kawat.
Elektronik frekuensi rendah berkonsentrasi pada tegangan dan arus dalam
kawat,dan
sedikit
berkonsentrasi
tentang
medan
listrik
dan
magnet.
Bagaimanapun,frekuensi gelombang mikro tegangan dan arus sangt sulit didefinikan,
dan medan magnet dan listrik terbagi dengan cepatnya.
Gambar 2.2. Medan Magnetik
21
2.2 Gelombang Elektromagnetik
Pada gambar 2.3 setiap electron bergerak dalam kawat dan menyebabkan
medan magnetic,medan tidak bermuatan dan bernilai konstan. Jika medan magnet
bermuatan medan listrik akan ditimbulkan. Yang merupakan prinsip untuk
mengoperasikan semua motor dan generator.generator menghasilkan listrik oleh
pergerakan dalam gulungan pada kawat sampai medan listrik.
Gambar 2.3. Kombinasi Medan Elektrik dan Magnetik
Jadi medan magnet dapat dilihat pada gulungan kawat,terus menerus bermuatan,dan
muatan medan magnet menyebabkan medan listrik yang kan mendorong arus sampai
pada muatan eksternal.
Empat hukum yang lengkap menggambarkan medan listrik dan magnet yaitu
hukum Maxwell:
22
Medan listrik bergantung pada muatan yang diam
Medan magnet bergantung pada muatan yang bergerak(arus)
Medan listrik bergantung pada muatan medan magnet.
Medan magnet bergantung pada muatan medan listrik.
Tiga hukum pertama sudah didiskusikan,ketiganya bisa ditunjukkan melalui
eksperimen. Hukum yang terakhir bahwa medan magnet bergantung pada muatan
medan listrik dan sudah ditambahkan oleh Maxwell untuk melengkapi kesimetrian .
Solusi dari hukum Maxwell adalah medan listrik dan magnet berjalan
bersama-sama sampai tempat dalm mode seperti gelombang dalam kecepatan tenaga.
Gelombnag ini dinamakan gelombang elektromagnetik. Konfigurasi medan dalam
gelombang elektromagnetik berjalan dari kiri kekanan ditunjukkan pada gambar 2.4
gambar sebelah kiri titik medan listrik masuk pada bidang kertas.
Ex
Arah penjaralan
x
z
y
By
Gambar 2.4. Gelombang Elektro magnetik
Medan listrik dan magnet selalu dkiri diantara yang lainnya. Menurun
menjadi nol dan kemudian naik pada arah sebaliknya,jadi ditengah pada gambar 2.4
medan listrik menunjuk kebawah dan medan magnet menunjuk ke dalam bidang
kertas. Hasilnya seperti pada gelombang,medan listri dan magnet kembali berkurang
menjadi nol dan bertambah dalam arah,denagn medan listrik berarah ke atas dan
medan listrik berara keluar kertas. Gelombang berlaku kombinasi antara
medan
23
listrik dan magnet akibat dari solusi persamaan Maxwell, yang mana penjelasan
medan listrik dan magnet satu persatu.bersumber pada muatan diam,muatan
bergerak,dan efek dari medan oleh perubahna medan lainnya. Hukum Maxwell telah
disusun kira kira 100 tahun yang lalu,dalam waktu singkat gelombang
elektromagnetik
yang
sudah
didemonstrasikan
oleh
generasi,transmisi,dan
penerimaan dari sinyal radio.
2.3 Persamaan Maxwell
Persamaan
Maxwell
merupakan
persamaan
matematik
yang
merepresentasikan kelakuan umum medan elektromagnit dalam suatu medium
dengan sumber medannya yaitu muatan listrik q dan arus j. Apabila medium
tersebut mempunyai tetapan dielektrik  dan tetapan permeabilitas magnetik  ,
persamaan Maxwell secara umum dituliskan sebagai berikut:
  
E 
(2.5a)
 
 B  0
(2.5b)

 
B
 E  
t
(2.5c)

 

E
  B   j  
t
(2.5d)

Tetapan  dan  dapat dinyatakan dalam tetapan  0 dan  0 untuk medium hampa,
   r 0
  r 0
dengan  0  8,854  10 12 C2/Nm2 dan  0  4  10 7 Tm/Amp.  r dan  r adalah
tetapan dielektrik relatip dan permeabilitas relatip yang besarnya bergantung pada
jenis medium.
24
Dari persamaan Maxwell di atas, bila diberikan harga q dan j tertentu, bentuk medan
E dan B nya dapat diturunkan.
2.4 Penyelesaian Persamaan Maxwell Sederhana
Ditinjau keadaan sistem yang sederhana, yaitu gelombang e.m diluar sumber
dengan q = 0 dan j = 0.
Persamaan Maxwell tanpa sumber menjadi,

 E  0

B  0

 
B
 E  
t

 
E
  B  
t
(2.6a)
(2.6b)
(2.6c)
(2.6d)
Dengan analisa vektor, dapat diturunkan medan E dan B.

Bila persamaan (2.6c) dikenakan operasi , maka,
 
  
  B
 E  
t
(2.7)
Substitusikan pers. (2.6d) ke pers. (2.7),

  
2E
    E   2
t
Dari analisa vektor, bentuk suku kiri dapat dituliskan,
(2.8)
25


     


    E     E   2 E  2 E
(2.9)
Persamaan (2.8) menjadi,


2E
 E   2
t
2
(2.10)
Ternyata persamaan ini bentuknya sama dengan pers. (2.3), yaitu sebagai persamaan
deferensial gelombang elektro magnetik (e..m).
Dari kedua persamaan itu dapat dituliskan kecepatan gelombang e.m.
v2 
1

(2.11)
Untuk gelombang yang hanya menjalar ke arah z saja, pers. (2.10), dituliskan,
2E
2E


z 2
t 2
(2.12)
Penyelesaian umumnya dapat dituliskan,
E  E0 e i k z z t 
(2.13)
dengan   k z v dan v  1  .
Dari bentuk pers. (2.13), dapat diambil gelombang sinusnya yang bergerak pada
bidang x – z,
26
E x  E0 x sink z z  t 
(2.14)
Medan magnet B dapat diturunkan dari pers. (2.6c), untuk komponen yang
mengandung E x ,

B y
E x E x
B

 z 
y
z
t
t
(2.15)
Substitusi pers. (2.14) ke dalam pers. (2.15), diperoleh,
k z E0 x cosk z z  t   
B y
t
(2.16)
Bila pers. (2.16) diintegralkan ke t , maka
By 
kz

 E0 x sin k z z  t 
(2.17)
Dari bentuk ini tampak arah medan B  E dan dapat dituliskan,
B y  B0 y sink z z  t 
(2.18)
Dapat pula dituliskan besaran skalarnya,
By 
k z Ex


Ex
.
v
(2.19)
27
Bentuk yang lebih umum dapat dituliskan,
B
E
.
v
(2.20)
Penjalaran medan magnet dan listrik ke arah z tersebut dilukiskan pada
gambar 2.4. Gelombang tersebut tampak terpolarisasi bidang. Gelombang ini
dinamakan terpolarisasi ke bidang x – z, dimana medan listriknya berada pada bidang
x – z. Bila nedan listrik berada pada bidang y – z, dinamakan terpolarisasi ke bidng y
– z.
Gelombang mikro atau gelombang elektromagnet lainnya bisa tidak
terpolarisasi bidang, misalnya bergerak melingkar dala ruang koordinat bola, akan
sangat sulit dilukiskan penjalarannya. Jenis penjalaran gelombang bergantung pada
sumbernya dan sistem ruang penjalarannya. Pada bab kemudian akan dibicarakan
lebih lanjut penjalaran gelombang mikro dalam koordinat kartesian dan koordinat
silinder yang dikaitkan dengan pengarahan gelombang atau pandu gelombang.
2.5 Tenaga Gelombang Mikro
Gelombang mikro sebagai gelombang elektromagnit, mempunyai besaran
tenaga gelombang ataupun daya gelombang. Tenaga gelombang e.m. secara umum
dapat diturunkan sama dengan gelombang medan listrik E dan medan magnit B dalam
teori listrik dan magenit.
Dari teori listrik tentang kapasitor, besarnya rapat tenaga medan listrik yang
tersimpan dalam kapasitor sebanding dengan kuadrat medan listriknya dituliskan,
u E  12 E 2
(2.21)
28
Dari teori magnet tentang kumparan, besarnya rapat tenaga medan magnet
yang tersimpan dalam kumparan sebanding dengan kuadrat medan magnetnya,
uM
1 B2

2 0
(2.22)
Bila dalam ruang ada medan listrik dan medan magnet bersama, rapat tenaga
medan listrik dan magnetnya merupakan jumlahannya,
1
1 B2
u  E 2 
2
2 
(2.23)
Persamaan tenaga ini masih tetap berlaku untuk gelombang medan e.m. tetapi
fungsi waktu. Disamping itu ada pergantungan medan listrik dan medan magnet
seperti dinyatakan oleh pers.(2.20). Persamaan rapat tenaga e.m. (2.23) bila
dimasukkan ke pers. (2.20)
1 2 1 E2
u  E 
2
2 v 2
(2.24a)
Bila kecepatan gelombang dinyatakan dalam  dan  ,
1
1
B2
u  E 2  E 2  E 2 atau u 

2
2
(2.24b)
Untuk gelombang mikro terpolarisasi bidang x – z yang menjalar ke z seperti
di atas, besarnya rapat tenaga gelombang adalah,
29
u  E02x sin 2 k z z  t 
(2.25a)
atau
u
B02y

sin 2 k z z  t 
(2.25b)
Satuan rapat tenaga ini dalam satuan SI adalah Joule/m3dt. Dari pers.(2.25),
dapat diturunkan persamaan rapat tenaga rata-ratanya, karena rata-rata dari
sin 2 k z z  t   1 2 , maka
u   E02x 2  B02y 2.
(2.26)
Secara umum rapat tenaga rata-rata gelombang mikro, dapat ditunjukkan
u  E 2 2  B 2 2
(2.27)
Dari rapat tenaga, dapat diturunkan besaran daya gelombang e.m.
Dari pengertian daya gelombang yaitu besarnya tenaga yang mengalir
persatuan waktu, persatuan luas; untuk gelombang yang menjalar ke arah z di atas,
P  u.vol /(luas.waktu)
u
Adz
 uv
Adt
 E 2 v

B 2v

(2.28a)
(2.28b)
 uv
Untuk gelombang sinus atau cosinus, daya rata-ratanya,
(2.28c)
30
P
E 2 v
(2.29a)
2

B 2v
.
2
(2.29b)
Satuan dari daya adalah watt.
Contoh.
Suatu gelombang mikro di udara yang menjalar ke arah z dalam ruang xyz,
mempunyai daya gelombang = 100 watt dan panjang gelombangnya = 10 cm.
Tuliskan komponen medan listrik dan magnetnya.
Penyelesaian:
Di udara gelombang e.m. kecepatannya = kecepatan cahaya = c, dapat diambil
c  3 108 m/s. Gunakan satuan SI,
k  2   2 0,1  62,8 rad/m.
  2  2 c   2 3  108 0,1  6  109 rad/s.
Dari persamaan daya (2.29a), dapat dituliskan,

2P 
2  100
E0 

12
8
 0 c  9,8  10  3  10 
B0 
12
 8  10 2 V/m.
E0 8  10 2

 2,7  10 6 T.
8
c
3  10


E y  8  10 2 sin 62,8z  6  109 t V/m
31


Bz  2,7  10 6 sin 62,8z  6  109 t T.
2.6 Karakteristik Dari Gelombang Elektromagnetik
Karakteristik dari gelombang elektromagnetik adalah frekuensi,panjang
gelombang ,impedansi,kerapatn muatan,dan fase.
waktu
Periode
Gambar 2.5 Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi dan periode dijelaskan pada gambar 2.5 .
Dalam frekuensi
elektronik rendah,dimana arus electron mengalir dalam kawat,frekuensi didefinisikan
sebagai jumlah dari osilasi
Definisi
alternative
yang
satu gelombang elektronik penuh dalam satu detik.
lebih
biasa
digunakan
dalam
gelombang
elektromagnetik,frekuensi adalah jumlah dari gelombang elektromagnetik yang
terjadi dalam satu detik. Satuan dari frekuensi adalah hertz(Hz); jumlah dari osilasi
per detik atau jumlah dari gelombang per detik. Frekuensi yang khas dari elektronik
adalah 1000Hz ;satu kilohertz(kHz);1 milion Hz,satumegaherzt (MHz)dan 1 miliar
Hz adalah giga hertz(GHz).
Kebalikan dari frekuensi adalah periode,waktu yang dibutuhkan melakukan
satu gelombang penuh dalam satu osilasi,atau waktu antara satu geomnag
elektromagnetik dan gelombang electromagnet selanjutnya. Sebagai contoh,jika
frekuensi adalah 1 (Hz),periodenya adalah 1 detik; jika frekuensinya adalah 1 (kHz)
32
artinya seribu gelombang datang dalam sat detik,kemudian periodenya adalah 1
milidetik (ms),artinya durasi dari masing-masing gelombang adalah 1/1000s.
Panjang gelombang
Panjang gelombang dijelaskan dalam gambar 2.6 sebagai jarak medan dari
gelomng elektromagnetik berulang dengan sendirinya. Frekuensi dan panjang
gelombang dirumuskan sebagai berikut:
Frekuensi x panjang gelombang = kecepatan
Dalam ruang bebas,gelombang elektromagnetik bergerak dengan kecepatan
cahaya,yaitu 3 x 108 m/s,akibatnya konstanta fisika dalam hukum Maxwell
menjelaskan tentang tenaga listrik dan magnet dalam muatan partikel. Dalam 1 MHz
panjang gelombangnya adalah 300m;dalam 100 MHz panjang gelombangnya adalah
3m ;dalam 300MHz panjang gelombangnya adalah 1 m; dan dalam 300 GHz panjang
gelombangnya adalah 1 mm.tepatnya berkas gelombang mikro adalah (300 MHz300GHz).
Panjang gelombang
jarak
Gambar 2.6. Gelombang
3 sentimeter yang mana panjang gelombangnya ditengah-tengah dari pita panjang
gelombang mikro.
Di atas pita gelombang mikro 1014 Hz, panjang gelombangnya adalah 1 micro
yang mana millionth meter. Ketika panjang gelombang dari gelombang
33
elektromagnetik adalah 0,5 mikron,gelombang elektromagnetik yang bisa dideteksi
oleh mata kita adalah cahaya. Siaran radio mulai dari 1 MHz dimana panjang
gelombangnya sangat panjang. Pertamanya sinyal gelombang mikro umumnya 10
GHz, dan panjang gelombangnya sangatlah pendek,inilah yang dinamakan
gelombang mikro. Meskipun gelombang mikro memiliki panjang gelombang sangat
kecil dibandingkan dengan gelombang radio frekuensi rendah,panjang gelombangnya
sangat panjang dibandingkan dengan cahaya.
Rumus untuk menghitung panjnag gelombang dari gelombang mikro di dalam
ruang bebas pada table 2.1
Tabel 2.1. Formula untuk gelombang mikro dalam ruang bebas
Panjang Gelombang di
Frekuensi
ruang bebas
MHz
GHz
Meter
= (300)/f
= (0,3)/f
Centimeter
= (30000)/f
= (30)/f
Milimeter
= (300000)/f
= (300)/f
Impedansi
Impedansi (Z) adalah rasio dari medan listrik menjadi medan magnet. Satuan dari
medan listrik adalah volt per meter (V/m) dan satuan dari medan magnet adalah
amper per meter (A/m). oleh karena itu,satuan dari ratio adalah ohm.( impedansi
frekuensi rendah sama dengan tegangan dalam volt dibagi oleh arus dalam
ampere,jadi satuan dari impedansi adalah ohm,hanya dalam kasus gelombang mikro).
Dalam ruang bebas ,impedansi dari gelombang electromagnet adalah 377  ,
ditentukan dari hukum Maxwell. Ratio dari medan listrik dan magnet adalah
menentukan asas pokok dari gelombang electromagnet,dan nilai dari 377  hasil
dari satuan yang dipilih untuk memperjelas medan. Perbedaannya dalam kawat
34
transmisi impedansi bergantung pada dimensi dan bahan dari kawat. Oleh karena
itu,impedansi bisa dikontrol oleh desain kawat transmisi .
Kerapatan tenaga
Kerapatan tenaga didefinisikan sebagai tenaga yang dimiliki gelombang
electromagnet dan juga sama dengan medan listrik yang digandakan oleh medan
magnet(H):
Kerapatan tenaga = E  H
Satuan dari kerapatan tenaga adalah (V/m)(A/m) = VA/m2=W/m2
Frekuensi rendah definisi tenaga oleh hukum ohm tegangan waktu mengalir.
Kerapatan tenaga bisa dinilai dengan pertimbangan medan magnet yang dipancarkan
dari satelit bumi. Gelombang
mikro bergerak dalam suatu ruang,mengembang
menjangkau permukaan bumi di daerah amerika serikat,yang mana diperbolehkan
sinyal dari satelit untuk dapat diterima di beberapa lokasi di amerika serikat.
Kerapatan tenaga dari sinyal gelombang didefinisikan sebagai tenaga dalam meter
kuadrat di permukaan bumi.
Dari definisi, kerapatan tenaga  E  H , tetapi H = E/Z jadi,
Kerapatan tenaga = E  H
= E  E Z  E2 Z
Kerapatan tenaga = E  H
= HZ  H  H 2 Z
Rumus ini hampir mirip. Jika medan listrik berubah terhadap tegangan,medan listrik
terhadap arus,dan kepatan tenaga terhadap tenaga,hanay untuk rumus frekuensi
rendah dalam bentuk tegangan,arus,dan impedansi.
Fase
Fase adalah perbedaan waktu antaran 2 sinyal listrik dalam frekuensi yang
sama. Gelombang elektromagnetik tunggal di karakteristik oleh frekuensi,panjang,
gelombang,impedansi,dan kerapatan tenaga. Bagaimanapun dari fase bisa menjadi
35
sepesifik,yang bisa menjadi 2 gelombang. Fase dari satu gelombang relative terhadap
gelombang lainnya atau sama dengan gelombang electromagnet lainnya seketika
dalam satu waktu. Fase dijelaskan dalam tingkatan,dengan 360 derajat yang sama
dalam perbedaan waktu satu periode. Didalam gambar sinyal A petunjuk sinyal B
90 derajat,artinya ketika dua gelombang electromagnet dibagi dalam skala waktu
yang
sama,sinyal
A
mencapai
maksimum
satu
kuadrat
putaran,atau
90
derajat,sebelum sinyal B mencapai maksimum.
Sinyal A
waktu
Sinyal B
waktu
Pergeseran fase
Gambar 2.7 Fase
2.7 Gelombang Mikro dalam Kawat Transmisi
Hingga sekarang,gelombang mikro sudah ditransmisikan hingga suatu tempat
dari antena pengirim ke antenna penerima. Bagaimana gelombang mikro dikirim dari
satu bagian dari peralatan.
Komponen frekuensi rendah seperti transistor dan kapasitor
dalam
frekuensinya akan mengikuti rage gelombang mikro yang dikoneksikan dalam kawat.
Electron mengalir dalam kawat yang membawa sinyal listrik dari bagian ke bagian.
Gelomabng mikro bagaimanapun tidak bisa dihantarkan sampai kawat,yang sudah
dijelaskan dalam bab 1. Selain peralatan gelombang mikro .gelombang mikro hanya
terbagi atas gelombang-gelombang. Bergerak dengan karakteristik seperti gelombang
dari bagian ke bagian. Setiap bagian hanya terpecah menjadi bagian inci,gelombang
36
mikro bergerak sebagai gelombang, dan tenaga gelombnag mikro mesti pemandu
dari bagian ke bagian.
Meskipun seratus dari gelombang mikro yang ditransmisikan,hanya 3 yang
menjadi dasarnya.(gambar 2.8)pandu gelombang,kabel coaxial,dan mikrostrip.dalam
gambar 2.8 menggambarkan dari masing masing tipe kawat transmisi adalah
ditunjukkan di bagian kanan. Panah dari sebuah titik merupakan medan gelombang.
Pandu gelombang hanya pipa logam yang yang berlubang. Biasa tegak lurus
dengan bagian palang tetapi bisa melingkar atau berbentuk oval. Pipa berlubang
memandu gelombang mikro dalam jalan yang sama dengan pipa air yang membawa
air. Gelombnag mikro biasanya bergerak sebagai gelombang dari satu komponen ke
berikutnya dalam pandu gelombang.
Gambar 2.8 Jalur transmisi gelombang mikro (Allan, 1993)
Kabel coaxial terdiri dari konduktor dalam disekeliling konduktor luar. Kata
coaxial artinya konduktor dalam yang yang dilokasikan diporos dari konduktor luar.
Dalam pemesanan agar alsan dapat diterima dengan mengisolasi material yang
37
dibutuhkan untuk mendukung konduktor dalam. Kabel coaxial diisi dengan isolator
dai dalam suatu tempat antara konduktor dalam dan luar,dan gelombnag mikro
bergerak sampai isolator. Dibalik dari pandu gelombang,dimana gelombang mikro
bergerak,kosong karena pandu gelombang akan didukung sendiri.
Untuk menyederhanakan problem dalam membuat banyak koneksi dalam
sikuit
gelombang mikro kompleks,microstrip kawat transmisi akan digunakan.
Mikrostrip terdiri dari konduktor, isolator,dan tempat yang datar dinamakan bidang
ground. Catatan bahwa mikrostrip seperti kabel coaxial yang dipotong dan diletakkan
diluar jadi bidang ground diatas yang seperti pada konduktor luar. Bidang diatas
seperti konduktor dalam,dan tempat antara isolator. Seperti anak panah menunjukkan
,sebagian besar medan gelombang mikro terjaga dalam isolator.
Manfaat dari mikrostrip adalah umumnya garis transmisi bisa dengan mudah
dikoneksikan bersama-sama dipermukaan isolator dan menggunakan bidang ground
diatas untuk sirkuit.
Medan listrik dan magnet dari pergerakkan gelombang mikro di bagian dalam
pandu gelombang dalam kawat transmisi yang diberikan instant dari waktu yang
ditunjukkan dalam gambar 2.9.
Gambar 2.9 Konfigurasi medan di dalam pandu gelombang pada waktu tertentu
(Allan, 1993)
38
Tenaga gelombang mikro di transmisikan dar kiri ke kanan. Medan listrik
ditunjukkan dengan kawat padata,medan magnet dengan garis titik-titik,dan arus
dalam pandu gelombang dengan garis titik yang sedikit.
Gambar diatas menunjukkan arah garis pada pandu gelombang. Di bagian kiri
akhir,medan listrik memiliki nilai maksimum dan anak panah ke atas dari dasar ke
atas dari pandu gelombang. Lebih lanjut tentang pandu gelombang, medan listrik
menjadi nol dan mencapai maksimum dengan medan anak panah ke bawah. Medan
kemudian kebalikan dan mencapai maksimum dengan medan anak panah ke atas lagi.
Jarak yang panjang di pandu gelombang yang medan polanya berulang
dengan mereka sendiri dinamakan panjang gelombang pandu. Panjang gelombang
pandu kira kira sama dengan panjang gelombang pada gelombang electromagnet
dalam ruang bebas,tetapi mudahnya dengan kehadiran dari garis transmisi dan
dengan material di elektrik yang mengisi garis transmisi. Bagian dari pandu
gelombang menujukkan dua panjang gelombang yang panjang.
Gambar bawah menunjukan medan magnet (garis titik) mengelilingi garis
medan listrik. Garis sedikit menunjukkan arus electron yang mengalir dalam dinding
dari pandu gelombang.
Medan listrik,medan magnet, dan arus distribusi adalah memperoleh jawaban
dari persamaan Maxwell di daerah lubang pandu gelombang.
Gambar 2.10 menunjukkan medan listrik di dalam pandu gelombang pada
beberapa waktu sampai melingkupi gelombang mikro.
Gambar di atas, awal dari putaran gelombang mikro,sama dengan gambar 2.9.
garis medan listrik maksimum dan anak panah keatas. Satu kuadrat dari dari
lingkaran sebelumnya,yang sama dengan posisi referensi,medan listrik bergabung
bergerak ke bawah pada pandu gelombang,medan listrik adalah nol. Satu setengah
putaran,sebagai gelombang bergerak lebih lanjut
kebawah dalam pandu,medan
listrik maksimum pada kejadian sebelumnya disebelah kiri pada gambar,yang dimulai
dari lingkaran,yang sekarang sudah ada pada gambar,medan listik maksimum dan
anak panah ke bawah di siku-siku dari pandu.
39
Gambar 2.10 Konfigurasi medan di dalam pandu gelombang pada waktu berbeda
(Allan, 1993)
Tiga seperempat dari lingkaran sebelumnya, sebagai medan konfigurasi berpindah
selanjutnya ke bawah dalam pandu.medan listrik kembali menjadi nol dalam posisi
referensi. Hasilnya, satu lingkaran penuh,medan listrik konfigurasi sama sebagai
permulaan dari lingkaran.
Yang lengkap, medan listrik, medan magnet, dan arus terdistribusi
membentuk pola pandu gelombang, tetapi untuk simpelnya, hanya medan listrik pada
gambar 2.10.
Gambar 2.9 menunjukkan mode tunggal dari rambatan grlombang
elektromagnetik hingga pandu gelombang. Sebenarnya,beberapa mode dari
perambatan keluar di masing-masing tipe kawat transmisi,dan masing –masing mode
memilkimedan konfigurasi yang unik. Setiap mode mulai memperbanyak pada
frekuensi umumnya,sudah ditransmisikan kawat yang berdimensi dan dielektrik yang
mendukung material. Medan listrik dan magnet tersusun dari mode umum,persegi
panjang dan pandu gelombang melingkar dan dalam kabel coaxial,ditunjukkan pada
gambar 2.11 dan 2.12.
40
Gambar 2.11 Konfigurasi medan di dalam pandu gelombang persegi (Allan, 1993)
Gambar 2.11 menunujukkan mode dalam pandu gelombang empat persegi
panjang. Gelombang mikro tidaklah memperbanyak di beberapa mode mengikuti
frekuensi kritis, yang dinamakan mode cut off frekuensi. Cut off frekuensi dari
masing-masing mode bergantung pada lebar dan tinggi dari pandu gelombang. Cut
off frekuensi dari masing-masing mode ditunjukkan di bawah tiap gambar dari pandu
gelombang 0.90. lebarnya 0,40. Tingginya (dimensi inernal). Ke 6.6 GHz ,tidak ada
mode yang menambah ukuran dalam pandu gelombang,jadi tidak bisa digunakan
untuk mentransmisikan gelombang mikro ke frekuensi. Jika gelombang mikro mesti
di transmisikan ke frekuensi. Jika gelombang mikro mesti ditransmisikan dalam
pandu gelombang dalam frekuensi rendah,ukuran yang lebar mesti digunakan.
Dari 6.6 ke 13.1 GHz,hanya mode TE10 tunggal
yang bisa diperbanyak.
Gelombang mikro muali mengganda dalam frekuensi ketika lebar dari panjang
gelombang adalah satu setengah dari ruang bebas panjang geombang.ketika lebar dari
pandu gelombang adalah 0.90 dalam 6.6 GHz.
Pada 13.1 GHz TE mode mulai mengganda,baiknya mode TE alami. TE mode
berbeda dalam konfigurasi medan listrik maupun magnet. Dalam 16.1 dan
41
19.7GHz,hanya mode lain yang bisa mengganda. Di 19,7 GHz,semua dari 6 mode
ditunjukkan pada gambar 2.11 bisa keluar dalam pandu gelombang. Jika tenaga
masuk dalam pandu gelombang melalui satu mode. Maka akan berpasangan ke mode
yang lainnya dan tidak bisa dipindahkan dari pandu gelombang. Akibatnya ,pandu
gelombang normalnya hanya digunakan dalam jarak frekuensi satu mode yang ada.
Pada contohnya 6.6 sampai 13.1 GHz. (karena karakter dari dari pandu gelombang
berubah cepat mendekati akhir dari range,contohnya pandu gelombang normalnya
digunkana hanya dari 8.2 hingga 12.4 GHz.
Label dari mode yang diikuti,TE atau listrik transfersal. Mode memiliki
medan listrik dalam bidang melintang,hanya pada pandu gelombang. Medan magnet
dalam mode TE bergerak dikedua transversal dan axial pada pandu gelombang.
Medan listrik adalah transfersal dan medan magnet memberikan jalan perbagian jalan
dan mendekati pandu gelombang itu sendiri.
Gambar 2.12 Konfigurasi medan di dalam pandu gelombang melingkar dan kabel
koaksial (Allan, 1993)
42
Contohnya dalam mode TE, medan listrik adalah seragam dengan lintasan
beda variasi pada dimensi tinggi, tetapi hanya memiliki lintasan variasi pada berat.
Medan pergi dari nol pada tepi dari pandu, menjadi maximum, ke nol, maksimum
berlawanaan arah medan, dan kembali nol pada dinding pandu.
2.8 Kedalaman Kulit
Gelombang mikro melintas disamping garis tranmisi listrik dan medan
magnet. Tidak kawatir dalam dinding metal dari garis tranmisi tetapi didalam tempat
diantara dinding. Jika dinding terbuat dari konduktor yang sempurna,gelombang
mikro akan menjadi penetrasi semua
yang masuk dinding dari pandu.
Bagaimanapun,dinding bukanlah konduktor yang sempurna, jadi medan gelombang
mikro menetrasi tipis pada dinding. Kedalaman yang ada dinamakan kedalaman kulit.
Kedalaman kulit bergantung pada frekuensi dari gelombangmikro dan materi dari
garis tranmisi dinding,
Gambar 2.13 Kedalaman kulit (Allan, 1993)
Juga memperbolehkan pandu gelombang dan kabel koaksial terbuat dari komponen
material dan plat di bawah permukaan dan medan gelombang mikro hanya di dalam
plating.
43
BAB 3
PANDU GELOMBANG
Pandu gelombang adalah alat untuk memandu gelombang atau mengarahkan
penjalaran gelombang pada arah dan pola tertentu. Gelombang elektromagnet umum yang tak
terpolarisasi bidang, dapat diarahkan penjalarannya ke arah tertentu melalui rongga pandu
gelombang (wave guide). Bentuk rongga pandu gelombang yang umum digunakan adalah segi
empat panjang dan silinder dengan bahan dari konduktor.
3.1 Pandu Gelombang Segi Empat
Pandu gelombang berbentuk segi empat panjang, dengan lebar, tinggi dan panjang
tertentu. Gelombang menjalar di dalam rongga arah sumbu panjang seperti aliran cairan dalam
pipa. Gelombang yang dapat menjalar adalah hanya yang mempunyai pola tertentu saja,
dimana ini dikaitkan dengan panjang gelombang dan ukuran geometri pandu gelombang.
Untuk menyajikan bentuk gelombang dalam pandu gelombang ini, digunakan koordinat
Kartesian.
Pola umum dari gelombang dinyatakan dengan TE atau TM. Pada pola TE
(Transverse Electric Mode), medan listrik E yang menjalar tidak mempunyai komponen ke z,
jadi hanya komponen ke x dan y (transversalnya), sedang medan magnetnya mempunyai
komponen ke x, y dan z. Pada pola TM (Transverse magnetic Mode), medan magenetnya
tidak mempunyai komponen ke z, jadi hanya komponen transversalnya saja, sedang medan
listriknya mempunyai semua komponen ke x, y dan z.
Ditinjau gelombang mikro pola TE yang menjalar pada pandu gelombang segi 4
panjang dengan sumbu panjang arah z. Gelombang TE tidak mempunyai komponen ke arah z,
pada penjalarannya ke z dapat dituliskan secara umum,
E  E x, y ei k z z t 
Bila gelombang hanya berupa sinus saja, dapat dituliskan,
E  Ex, y sink z z  t 
(3.30)
Bila pers.(3.30) dimasukkan ke pers.(3.31), maka
 2
2 
2
2
 2  2 E x, y   k z E x, y     E x, y 
 x y 

2
v2
E  x, y 
44
 k 2 E x, y  .
(3.32)
Bila dituliskan,
k 2  kz2  kc2 , maka persamaan menjadi,
 2
2 
2
 2  2 E x, y   kc E x, y 
y 
 x
(3.33)
Penyelesaian umum persamaan ini yaitu komponen E x dan E y adalah fungsi sinus atau
cosinus, masing-masing mengandung campuran variabel x dan y.
Diambil bentuk sederhana fungsi sinus semua, dapat dituliskan,
Ex  Ex 0 sin px   sinqy   
(3.34)
p, q,  dan  adalah tetapan-tetapan.
Bila komponen ini dimasukkan ke pers. Maxwell (2.6a) yang dapat dituliskan,
Ex E y Ez


 0.
x
y
z
(3.35)
Dengan komponen Ez  0, diperoleh,

E y
y
 pEx 0 cos px   sin qy   ,
Bila diintegralkan, dihasilkan komponen medan E y ,
E y  Ex 0
p
cos px   cosqy   .
q
Harga-harga tetapan p, q,  dan  dapat ditentukan dari syarat batas.
(3.36)
45
3.1.1 Syarat batas
Ditinjau pandu gelombang segi 4 lebar a, tinggi b dan panjang ke arah z bebas.
b
y
Ragam TE
x
z
a
Gambar 3.1 Pandu gelombang segi 4. Gelombang pola TE dimasukkan dengan
penjalaran ke z
Agar gelombang dapat mejalar di dalam pandu gelombang sejauh-jauhnya, serapan
gelombang oleh dinding harus sesedikit mungkin. Bahan pandu gelombang harus bersifat
konduktor yang baik, sehingga gelombang dapat terpantul-pantul oleh dinding secara
sempurna. Agar tidak terjadi serapan pada dindingnya, komponen medan E // dinding
(tangensial) = 0. Jadi syarat batasnya dapat diyatakan,
di x  0 dan x  a komponen E y  0 dan
di y  0 dan y  b komponen Ex  0.
(3.37)
Di x  0 komponen E y (3.36) menjadi,
Ex 0
p
cos cosqy     0
q
(3.38)
Hanya cos  yang boleh = 0, maka   900.
Di y  0, komponen Ex  0, dari (3.34), menjadi,
Ex 0 sin px  90sin   0,
maka sin   0, sehingga diperoleh   0.
Komponen medan E x dapat dituliskan,
(3.39)
46


Ex  Ex 0 sin px  900 sinqy 
Dapat dituliskan masing-masing komponen menjadi,
Ex  Ex 0 cos px sinqy .
E y   Ex 0
p
sin  px cosqy .
q
(3.40a)
(3.40b)
Selanjutnya dimasukkan syarat batas di x  a, E y  0, maka sin pa   0, sehingga diperoleh,
p  m a
dan di y  b, Ex  0, maka sinqb  0, sehingga diperoleh,
q  n  b.
Bila p dan q disubstitusikan, dapat dituliskan,
 m
Ex  Ex 0 cos
 a
E y   Ex 0
  n
x  sin
  b

y

mb  m   n 
sin
x  cos
y
na  a   b 
(3.41a)
(3.41b)
Bila disertakan pula komponen waktunya, maka,
 m
Ex  Ex 0 cos
 a
E y   Ex 0
Ez  0.
  n
x  sin
  b

y  sin k z z  t 

mb  m   n 
sin
 cos
 sin k z z  t 
na  a   b 
(3.42a)
(3.42b)
(3.42c)
Apabila pers. (3.42) disubstitusikan lagi persamaan Maxwell (3.31), untuk komponen
E x saja, diperoleh pers.
47
m2 2 n 2 2
2
2


k

 k2
z
2
2
2
a
b
v
(3.43)
atau
kc2  k z2  k 2 .
(3.44)
Dapat dituliskan pula masing-masing dalam  ,
1

2
c
dengan z 

1

2
z

1
(3.45)
2
2
adalah komponen  ke arah penjalaran z .
kz
Penjalaran komponen gelombang arah z ini biasa dinyatakan sebagai gerakan
kelompok gelombang (wave group). Kelompok gelombang
ini mempunyai panjang
gelombang kelompok (group), dari pers. (3.45) dapat dituliskan,
g  z 

1     
(3.46)
2 12
c
Apabila dituliskan  C  cos  , maka
g 

sin 
(3.47)
.
Dari pers. (3.43) dan (3.44), dapat dituliskan,
m2 2 n 2 2
4 2
2


k

c
a2
b2
2c
(3.48)
Dapat dituliskan pula,
c 
1
m
n2 
 4a 2  4b 2 


2
12
(3.49)
48
c ini besarnya ditentukan oleh panjang a dan b dan bilangan n dan m yang berharga 0, 1,
2, 3 dst. c ini disebut  cut-off dimana ini merupakan panjang gelombang paling besar yang
dapat menjalar dalam pandu gelombang. Harga n dan m ini menentukan pola gelombang yang
dapat dilewatkan. Pola gelombang mikro secara umum dituliskan dengan TEmn dan TMmn.
Apabila  gelombang masuk > c , dari pers. (3.46) harga z akan menjadi tidak nyata,
akibatnya tidak ada gelombang yang diteruskan. Jadi hanya gelombang dengan  yang < c
saja yang dapat dilewatkan dalam pandu gelombang.
Ditinjau gerakan gelombang dalam 2 dimensi dengan membuat panjang b  . Dari
pers. (3.49) dapat dituliskan.
c 
2a
.
m
Apabila diambil orde terendah yaitu m  1, maka c  2a. Ini merupakan  cut-off untuk
pola gelombang TE10. Hubungan antara  , c dan panjang a, dapat dilihat pada gambar 3.2a.
Pada Gbr. (3.2b) digambarkan pula hubungan kecepatan gelombang datang v, kecepatan
kelompok (group) dan kecepatan fase gelombang.
E
xa
E
D
C
A
F
C
y
 2

D
vg
A
B
vp
v
F

B
Gambar 3.2 Penampang pandu gelombang untuk b  . Hubungan antara  , v, vg dan v p .
Gelombang datang dari B ke arah E , kemudian gelombang dipantulkan oleh dinding
di E sambil maju ke arah z. Agar gelombang tidak terserap oleh dinding, panjang lintasan BE
= kelipatan dari  2 . Untuk BE = , maka proyeksi  ke x adalah
AB  2a  c .
Dari gambar 3.2 kiri, dapat dituliskan,
cos  
BE 



AB 2a c
(3.50)
49
dan
sin   1  cos 2   1   c 
2
(3.52)
Pada waktu gelombang berjalan dari B ke C, proyeksi ke z nya adalah dari F ke C. Ini
merupakan gerakan gelombang arah pandu gelombang, biasa disebut gelombang kelompok
maju (wave group).
Apabila kecepatan gelombang asli dari B ke C = v, kecepatan gelombang
kelompoknya adalah, dari gambar 3.2b,
vg  v sin   v 1   c 
2
(3.53)
Sewaktu gelombang berjalan dari B ke C, diikuti oleh muka gelombang, sampai di C, muka
gelombangnya adalah sepanjang AD dimana AD  BC. Gerakan muka gelombang dari B ke
D ini adalah gerakan phase. Dari gambar 3.2b, dapat dituliskan,
vp 
v
v

2
sin 
1   c 
(3.54)
Bila   c kecepatan v p  kecepatan gelombang v, sedang kecepatan kelompok atau
kecepatan arah maju gelombang vg  v. vc adalah harga proyeksi  ke x dan y yang
terpanjang, dimana gelombang dapat menjalar maju secara penuh (tidak terjadi serapan oleh
dinding di dalam pandu gelombang). c ini biasa disebut  cut-off (pancung) besarnya
bergantung pada pola (mode) gelombang (lihat pers. (3.49)).
Makin besar sudut  , kecepatan group vg makin besar. Untuk   900 , vg  v  v p .
Sedang untuk   00 , vg  0 dan v p  . Bila   c dari (3.53), vg menjadi imaginer,
artinya tidak ada gelombang
yang dapat diteruskan. Harga kz  2 g juga menjadi
imaginer. Dengan harga k z yang imaginer, gelombang medan E pola TE dari (3.42) akan
mengandung faktor komplex. Gelombang medan berjalan bentuk sinus dapat dinyatakan
secara umum dalam exponensial,
50
Ex, y, t   Ex, y  ei k z z t 
Bila sekarang k z imaginer, dituliskan,
Ex, y, t   Ex, y  ei ikz z t 
 Ex, y  e k z z eit
(3.55)
Dengan demikian gelombang mengalami penyusutan amplitudo dan mengarah ke 0, akhirnya
tidak ada gelombang yang dikeluarkan. Kejadian ini biasa disebut efek kulit (skin effect).
Penurunan Medan Magnet B
Komponen medan magnet B dapat diturunkan dari medan listrik E berdasarkan persamaan
Maxwell. Dari pers Maxwell (2.4c),

B
 E  
t
Bila diambil komponen ke x nya,

Bx Ez E y


t
y
z
(3.56)
Substitusikan medan E y dari (3.42b), dan Ez  0,
Bx
mbkz
m
n
 Ex 0
sin
x cos
y cosk z z  t 
t
na
a
b
(3.57)
Bila diintegralkan ke t diperoleh,
Bx 
Ex 0 mbkz
m
n
sin
x cos
sin k z z  t 
 na
a
b
(3.58)
51
Dengan cara yang sama, dapat dituliskan komponen ke y,
By 
Ex 0 k z

cos
m
n
x sin
y sin k z z  t 
a
b
(3.59)
Untuk komponen ke z nya, dari pers. Maxwell,
E y
x

Ex
B
 z
y
t
(3.60)
Substitusi E x dan E y dari (3.42a) dan (3.42b),
E y
x
  Ex 0
m2b
 m   n 
cos
x  cos
y  sin k z z  t 
2
na
 a   b 
Ex
n
 m   n 
 Ex 0
cos
x  cos
y  sin k z z  t 
y
b
 a   b 
Masukkan ke pers. (3.60), diperoleh,

 m2b n
Bz
 Ex 0 

2
t
b
 na
  m   n 
 cos
x  cos
y  sin k z z  t 
  a   b 
Bila diintegralkan ke t , diperoleh,
Bz 
Ex 0  m2b n   m   n 

cos
x  cos
y  cosk z z  t 
  na 2
b   a   b 

Ex 0 b  m2 2 n2 2   n
 2  cos
 n  a 2
b   a

Ex 0 b 2
 m   n 
kc cos
x  cos
y  cosk z z  t .
 n
 a   b 
Apabila semua komponen medan dikumpulkan,
  m 
x  cos
y  cosk z z  t 
  b 
(3.61)
52
 m   n 
Ex  Ex 0 cos
x  sin
y  sin k z z  t .
 a   b 
E y   Ex 0
mb  m
sin
na  a
  n
x  cos
  b

y  sin k z z  t 

Ez  0
(3.62b)
(3.62c)
bkc2  m   n 
sin
x  cos
y  sin k z z  t 
a  a   b 
(3.62d)
 m   n 
cos
x  sin
y  sin k z z  t 

 a   b 
(3.62e)
Bx  Ex 0
By  E x 0
(3.62a)
kz
bkc2
 m   n 
Bz  Ex 0
cos
x  cos
y  cosk z z  t 
n
 a   b 
(3.62f)
Besaran medan gelombang mikro dalam pandu gelombang yang biasa diukur adalah
amplitudo gelombang dari gelombang yang arahnya sejajar pandu gelombang. Untuk
gelombang pola TE ini, medan yang searah pandu gelombang adalah medan Bz , dengan
amplitudonya,
bkc2
n
(3.63)
 m   n 
Bz  Bz 0 cos
x  cos
y  cosk z z  t 
 a   b 
(3.64)
Bz 0  Ex 0
Semua komponen medan yang lain amplitudonya dapat dinyatakan dengan Bz 0 .
Untuk gelombang mikro pola TM, komponen medan magnetnya hanya bersifat
transversal, tidak punya komponen ke z jadi Bz  0. Amplitudo gelombang yang terukur,
yang sejajar pandu gelombang adalah komponen medan Ez dengan amplitudonya Ez 0 .
Semua komponen medan dapat diturunkan berdasarkan persamaan Mawxell seperti yang
dikerjakan pada gelombang pola TE dimuka. Untuk gelombang TMmn, misalkan sebagai
gelombang dasar Ez berbentuk kombinasi sin dan cos, dapat dituliskan,
 m
Ez  Ez 0 sin
 a
  n
x  sin
  b

y  cosk z z  t 

(3.65a)
53
E y   Ez 0
nk z  m   n 
sin
x  cos
y  sin k z z  t 
bkc2
 a   b 
Ex   Ez 0
Bx   Ez 0
By   E z 0
mk z
 m   n 
cos
x  cos
y  sin k z z  t 
2
akc
 a   b 
m
 m   n 
sin
x  cos
y  sin k z z  t 
c bk
 a   b 
2
2
c
m
 m   n 
cos
x  sin
y  sin k z z  t 
c ak
 a   b 
2
2
c
Bz  0.
(3.65b)
(3.65c)
(3.65d)
(3.65e)
(3.65f)
3.1.2 Impedansi
Penjalaran gelombang elektromagnet di dalam medium tertentu akan mengalami
hambatan oleh adanya medium sendiri. Ditinjau dimensi perbandingan medan E dan B yaitu
E B . Dari sistem kumparan dengan jumlah lilitan N , panjang l dan arusnya i, besarnya
medan magnet dalam kumparan adalah,
B
Ni
l
(3.66)
Maka perbandingan E dan B dapat dituliskan,
E
El

B Ni
(3.67)
Apabila  dibawa ke kiri, maka dimensi kanan adalah volt/Amp.

E El
satuannya V/Amp = Ohm

B Ni
(3.68)
Dengan demikian harga perbandingan medan E dan B menyatakan besaran hambatan atau
sebagai impedansi Z.
54
Z
E
(3.69)
B
Pada pandu gelombang pola TE, dapat diturunkan persamaan impedansi Z nya. Untuk
komponen Ex , persamaan medan B yang sephase adalah By . Impedansinya, Z 
Ex
Bz
, dari
pers. (3.62a) dan (3.62f),
Ex 0
Z
Ex 0 k z 


kz

 2v g
 2
(3.70)
Substitusi g dari pers. (3.46), diperoleh,
Z  v
1   c 
2
(3.71)
Apabila kecepatan gelombang v dinyatakan dalam tetapan  dan  , dapat dituliskan,
 
Z
1   c 
2
(3.72)
Untuk medium udara, bila diambil 0 dan  0 ruang kosong,
Z0  0  0  377 .
Dari pers. (3.69), dapat dituliskan,
Z
E
B

E
E

B H H
(3.73)
Besaran H ini biasa dinamakan kuat medan magnet.
Untuk pola TM, dari bentuk gelombang komponen E y pers. (3.65b), Bx (3.65d),
dapat diturunkan besar impedansinya Z,
55
Z

 Ey

Bx
 c 2k z c 2 2 2


2 c  g
(3.74)
 
1   c 
2
3.1.3 Tenaga gelombang
Dari pengertian daya gelombang elektromagnet pers. (2.28)
P  uv,
(3.75)
P merupakan rapat tenaga gelombang per satuan luas persatuan waktu (detik), u adalah rapat
tenaga gelombang (per satuan volum). Dari pers. (2.24),
u   E 2  B2  .
(3.76)
Dari persamaan tenaga di atas, dapatlah diturunkan persamaan tenaga gelombang di
dalam pandu gelombang segi empat, untuk ragam TE,
W   P dA
  u vg dA
(3.77)
   E 2 vg dx dy
Kecepatan disini adalah kecepatan group vg yaitu kecepatan gelombang yang searah pandu
gelombang.
Untuk pandu gelombang dengan lebar a dan tinggi b, dan komponen medan E yang
tegak lurus arah pandu gelombang adalah E x dan E y , dari pers. (2.42), dapat dituliskan,
W 
a
0
  E
b
0
2
x

 E y2 vg dxdy
 Ex20 cos 2 mx a sin 2 ny b 

   vg  mb2 2
2
2
 na 2 Ex 0 sin mx a cos ny

sin 2 k z z  t dxdy.


b

(3.78)
56
Bila diambil rata-rata sin 2 t  kz z   1 2 , dan dari integral
 sin
 cos
2
xdx  1 2 x  1 4 sin 2 x dan
2
xdx  1 2 x  1 4 sin 2 x,
(3.79)
Dapatlah diturunkan bentuk tenaga gelombang,
 ab mb2 ab 
W  2 vg E  

2
 4 na  4 

2
x0
(3.80)
 8 vg Ex20 ab kc2b 2 na 
2
Harga vg akan imaginer bila  gelombang yang masuk > c , jadi tidak ada gelombang yang
diteruskan. Satuan W ini sama dengan daya, yaitu joule/det atau Watt.
3.1.4 Pandu Gelombang Segi 4 Tertutup (Rongga, Cavity)
Apabila pada pandu Gelombang segi 4 pada ujung yang terbuka diberikan tutup,
disebut pandu gelombang tertutup. Apabila dimasukkan gelombang, akan terjadi pantulan
gelombang ditempat tutup. Gelombang pantul ini akan berinterferensi dengan gelombang
datang. Ditinjau pandu gelombang segi empat lebar a, tinggi b dan panjang l, dimasukkan
gelombang pola TEmn.
b
y
z
b
l
a
x
Gambar 3.3 Pandu Gelombang tertutup panjang l.
Komponen medan E x dari pers. (3.62a) untuk gelombang datang,
Exd  Ex 0 cosmx a sinny b sink z z  t ,
gelombang terpantulnya dapat dituliskan,
(3.81)
57
Exp   Ex 0 cosmx a sinsin ny b sink z z  t 
(3.82)
Kedua gelombang ini akan berinterferensi menghasilkan gelombang jumlahan.
Ex  Exd  Exp .
Apabila panjang l merupakan kelipatan bilangan bulat dari
(3.83)
1
2
 akan terjadi pantulan
sempurna maka k z  k z , dapat diturunkan gelombang interferensi penguatan, dapat dituliskan,
Ex  2Ex 0 cos mx a sin ny b sink z z cost
(3.84)
Gelombang ini merupakan gelombang berdiri, tidak berjalan, dimana,
k z  2 z  2 g  2p l
Ex  2Ex 0 cos mx a sinn y b sin pz l cos t
(3.85)
m  0,1,2,3,...
n  0,1,2,3,...
p  0,1,2,3,...
Komponen medan E x ditentukan oleh bilangan m, n, dan p. Untuk komponen medan
yang lain, dengan cara yang sama, dari pers. (3.62b, ..., 3.62f), dengan Ez  0, dapat
dituliskan,
E y  2 Ex 0
Bx  2 Ex 0
By  E x 0
mb
sin mx a cos ny b sin pz l cos t
na
bkc2
sin mx a cos ny b cos pz l sint
a
kz z

cos mx a sin ny b cos pz l sint
(3.86a)
(3.86b)
(3.86c)
58
Bz  Ex 0
bkc2
cos mx a cos ny b cos pz l sint
n
(3.86d)
Gelombang berdiri dalam rongga (cavity) ini polanya biasa dituliskan TEmnp, sedang untuk
gelombang transfersal magnetik dituliskan TMmnp. Ukuran cavity ditentukan oleh besarnya
panjang gelombang masuk  dan polanya yaitu bilangan m, n dan p.
Persamaan (3.43) dapat dituliskan,
m2 2 n 2 2 p 2 2
4 2
2
 2  2  kc  2   2  k 2
2
a
b
l
c
(3.87)
Selanjutnya dapat dituliskan besar c ,cutoff ,
c 
2
2
m
n2 p 2


a 2 b2 l 2
(3.88)
c merupakan panjang gelombang terbesar yang dapat dimasukkan dalam rongga (cavity).
Apabila   c gelombang akan cepat hilang karena akan terserap oleh dinding adanya
interferensi pelemahan. Ukuran rongga/cavity bergantung pada panjang gelombang  yang
dimasukkan dan pola atau ragam gelombang mikro yaitu TEmnp atau TMmnp.
Soal:
1. Turunkan semua komponen medan pola TE yang lain seperti pers. (3.64).
2. Turunkan semua komponen medan yang lain untuk medan gelombang pola TMmn
seperti yang dinyatakan pers. (3.65).
3. Diketahui pandu gelombang bentuk segi 4 dengan lebar 3 cm, tinggi 4 cm.
Dimasukkan gelombang mikro pola TE12 dengan   5 cm. Tuliskan semua komponen
medan gelombang E dan B dalam pandu gelombang. Semua satuan dalam SI.
4. Suatu pemancar TV dengan   10 cm, disuatu tempat daya gelombangnya terukur =
10 Watt. Apabila gelombang dapat dinyatakan dalam gelombang bidang dengan arah
penjalaran x, tuliskan semua komponen medan E dan B ditempat tersebut, dan
gambarkan penjalaran gelombangnya.
59
5. Bila pada soal no 3 diketahui amplitudo komponen Ex 0  10 Volt/m, hitunglah tenaga
gelombang di dalam pandu gelombang per detiknya W .
6. Bila pada soal no 3 pandu gelombang dibuat tertutup dengan pola TE 123, tuliskan
semua komponen gelombang berdiri dalam rongga tersebut. Bila panjang pandu
gelombang 5 cm, berapa  terbesar yang dapat dimasukkan pada pandu gelombang
tersebut.
3.2 Pandu Gelombang Silinder
Pandu gelombang ini berbentuk silinder panjang dengan salah satu ujungnya terbuka.
Gelombang mikro menjalar kearah ujung yang terbuka. Untuk pembahasan penjalaran
gelombang mikro dalam pandu silinder ini, digunakan sistem koordinat silinder.

r
z
Gambar 3.4 Pandu Gelombang Silinder. Gelombang mikro menjalar ke z.
Persamaan umum gelombang elektromagnet baik medan listrik maupun medan
magnetnya, dari pers. (2.10) dapat dituliskan,
 2 E  
2E
t 2
(3.87a)
 2 B  
2B
t 2
(3.87b)
Dalam koordinat silinder, untuk komponen medan magnetnya, dapat dituliskan,
1  B 1  2 B  2 B
2B
r
 2



r r r r  2 z 2
t 2
(3.88)
60
Untuk gelombang pola TE yang menjalar ke arah z, dimana komponen Ez  0 sedang Bz  0 ,
dapat dituliskan,
Bz  B0 z r ,  cosk z z  t 
(3.89)
1  B0 z r ,  1 B02z r ,  2
r
 2
 k z B0 z r ,  
r r
r
r
 2
(3.90)
Bila dimasukkan ke (3.88),
  B0 z r , 
2
Substitusikan
kc2   2  k z2   2 v 2  k z2
(3.91)
1  Br ,  1  2 B0 z r , 
r
 2
 kc2 B0 z r , 
2
r r
r
r

(3.92)
Maka,
Selanjutnya dapat digunakan metode pemisahan variabel. Bila dituliskan,
B0 z r ,   Rr   
maka,
1  R
1  2
r
 2
 kc2
2
Rr r r r  
(3.93)
Dapat dituliskan pemisahan persamaan,
1  2
 m2
2
 
(3.94)
61
Dengan penyelesaian,
    0eim
 A cos m  B sin m
(3.95)
dengan m  1,  2,  3,...
Pers. (3.93) menjadi,

1  R  m2
r
   2  kc2  R  0
r r r  r

(3.96)
1 kc r R 
m2 
 1  2 2  R  0
kc r kc r kc r  kc r 
(3.97)
Dapat dituliskan menjadi,
Ini merupakan persamaan khas Bessel dengan penyelesaian,
Rr   Cm J m kc r   Dm Nm kc r 
(3.98)
dimana J m kc r  adalah fungsi Bessel,
m
 r   1   sin kc r
J m kc r      

 kc   r r  kc r
m
(3.99)
N m kc r  adalah fungsi Bessel sekawan atau biasa disebut fungsi Neuman, bentuknya seperti
Bessel J m , tetapi pada r  0, N m  . Fungsi Neuman tidak memenuhi syarat batas fisis.
Jadi yang memenuhi adalah fungsi Bessel, dapat dituliskan,
Rr   C J m kc r  .
(3.100)
62
Penyelesaian umum gelombang medan magnet dari pers. (3.89), (3.95) dan (3.100),
dapat dituliskan,
Bz r , , z   B0 z J m kc r  Am cos m  Bm sin m 
cosk z z  t 
(3.101)
Dapat dituliskan dalam bentuk komplek,
cos m  i k z z t 
Bz r , , z   B0 z J m kc r 
.
e
 sin m 
(3.102)
Pemilihan bentuk sin atau cos bergantung syarat batas untuk sudut  .
Komponen medan B yang lain dan medan E nya dapat diperoleh dari persamaan
Maxwell (2.6c) dan (2.6d),


E
  B  
t


B
 E  
t
(3.103a)
(3.103b)
Dalam koordinat silinder, bentuk   dapat dituliskan,
rˆ
 1 
 A 
r r
Ar
rˆ


rA
zˆ

z
Az
(3.104)
Untuk komponen ke r̂ dari Br ,
  E    Bt

r
r
Maka,
 iBr
(3.105a)
63
1  Ez rE


r  
z

  iBr

(3.105b)
Untuk komponen ke ̂ dari B ,
 Er Ez 


  iB
r 
 z
(3.106)
Dari pers. (3.103), bila diuraikan semua akan diperoleh 6 persamaan, dimana Ez  0,
E
 iBr
z
(3.107a)
Er
 iB
z
(3.107b)
1 rE 1 Er

 iBz
r r
r 
(3.107c)
1 Bz B

 i Er
r 
z
(3.107d)
Bz Br

 i E
r
z
(3.107e)
1 rB 1 Br

0
r r
r 
(3.107f)

Selanjutnya, mengingat semua persamaan mengandung ei kz z t  , dapat dituliskan,
 k z E  Br
(3.108a)
kz Er  B
(3.108b)
1 rE  1 Er

 iBz
r r
r 
(3.108c)
1 Bz
 ik z B  i Er
r 
(3.108d)
64

Bz
 ik z Br  i E
r
(3.108e)
1 rB 1 Br

0
r r
r 
(3.108f)
kc2  kz2   2 v2
(3.109)
Dari pers.(3.91), dapat dituliskan,
Dari pers. (3.108a) dan (3.108e), dapat dituliskan


Bz
 ik z Br  i 2 Br k z
r


Bz   2
i  2
 i
 k z  Br   2  k z2  Br
r
kz  v

 kz

2
k
 i c Br
kz
Atau,
Br  
k z Bz
kc2 r
(3.110)
Dari pers. (3.108b) dan (3.108d) dengan mengeliminasi Er , dapat diperoleh,
B  
i k z Bz
r kc2 
(3.111)
Dari pers. (3.108b) dan (3.108d), dengan mengeliminasi B , diperoleh,
Er  
i 1 Bz
kc2 r 
Dari pers. (3.108a) dan (3.108e), dengan mengeliminasi Br , diperoleh,
(3.112)
65
E 
i Bz
kc2 r
(3.113)
Dari pers. (3.110) dan (3.102), dapat diperoleh komponen medan Br ,
Br 
kz
J k r  cos m 
B0 z m c 
cosk z z  t 
kc
kc r  sin m 
(3.114)
Dari pers. (3.111) dan (3.102), diperoleh komponen medan B ,
B 
 sin m 
kz m
B0 z J m kc r 
 sin k z z  t 
2
cos
m

kc r


(3.115)
Dari pers. (3.112) dan (3.102) diperoleh komponen medan Er ,
Er 
 sin m 


B
J
k
r
0
z
m
c
cos m  sin k z z  t 
kc2 r


 m
(3.116)
Dari pers. (3.113) dan (3.102) diperoleh komponen medan E ,
E  

kc
B0 z
J m kc r  cos m 
sin k z z  t 
kc r  sin m 
(3.117)
Komponen Bz sendiri dapat dituliskan,
cos m 
Bz  B0 z J m kc r 
 cosk z z  t 
 sin m 
(3.118)
Dan komponen Ez  0.
Pada pandu gelombang bentuk silinder ini dapat dipenuhi hukum divergensi, dari
persamaan Maxwell untuk ruang tanpa sumber,
66

 E  0

 B  0
(3.119a)
(3.119b)
Dalam koordinat silinder, bentuk divergensinya adalah,
 1 rAr 1 A Az
 A 


r r
r 
z
(3.120)
Buktikan pers. (3.119) dengan memasukkan A, medan E dan B dari pers. (3.114) s/d
(3.118).
3.2.1 Impedansi
Pada pandu gelombang silinder ini juga dapat diturunkan besaran impedansi Z .
Persamaan impedansi (3.69) Z   E B , disini dapat diambil komponen medan Er dengan
pasangannya medan B . Dari medan Er (3.116) dan medan B (3.115) dapat diperoleh
impedansi,
Z
Er
B



kz
 2v z

 v z
 2

(3.121)
Dari pers. (3.109), dapat dituliskan,
1

2
c

1

2
z

1
2

z   1   c 

1
z biasa dinyatakan sebagai g (  group). c   cut-off merupakan  maksimum yang
dapat dilewatkan pandu gelombang. Dapat dituliskan persamaan impedansi,
Z
v
 
1   
  c 
2 12





 
1

1   
  c 
2 12



(3.122)
67
Bentuknya ternyata sama dengan pada pandu gelombang segi 4 pers. (3.72). Persamaan di
atas dapat pula diturunkan dari komponen yang lain Z  E Br . Bila dalam pandu
gelombang hanya berisi udara maka,
0
 377 ohm.
0
Impedansi Z dapat ditentukan bila c sudah tertentu. c dapat ditentukan dari harga kc yang
bergantung pada syarat batas. Untuk gelombang mikro ragam TM, impedansinya dapat
diturunkan pula,
Z
E
Br



1     
2
c
(3.123)
3.2.2 Syarat batas
Pandu gelombang biasanya dibuat dari bahan konduktor yang baik, sehingga tahanan
listriknya  . Pada bidang batas yaitu pada dinding silinder akan dipenuhi bahwa komponen
medan E yang sejajar dinding = 0, sedang untuk medan B nya adalah komponen normalnya
B  0.
Ditinjau pandu gelombang silinder dengan jari-jari = a. Untuk gelombang mikro
ragam (pola) TE, maka komponen medan listrik yang sejajar dinding, E  0, sedang
komponen normal medan magnetnya Br  0. Dari kedua syarat batas tersebut, dapat
dituliskan, dari pers. (3.114) dan (117) untuk r  a, dipenuhi,
J m kc r 
 J 'm kc r   0 r a
kc r
(3.124)
Fungsi Bessel J 'm kc a   0, menghasilkan banyak harga kc yang memenuhi. Harga-harga ini
dapat diperoleh dari persamaan rekurensi fungsi Bessel yaitu hubungan J m dengan J 'm . Dari
sifat-sifat fungsi Bessel dan turunannya, diperoleh hubungan sebagai berikut,
68
J m1 x   J m1 x  
2m
J m x 
x
(3.125a)
J m1 x   J m1 x   2 J 'm x 
(3.125b)
J 'm x   J m1 x  
(3.125c)
m
J m x 
x
J 'm x    J m1 x  
m
J m x 
x
(3.125d)
Untuk m  0, dapat dituliskan hubungan J 0 x    12 J1 x . Dari grafik fungsi Bessel,
dapat ditentukan harga x dengan J m  0. Disini x  kc a. Grafik fungsi Bessel untuk berbagai
harga m dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Grafik fungsi Bessel J 0 , J1 dan J 2 .
Grafik turunan J 'm dapat diturunkan dari J m .
Dari grafik fungsi Bessel J m maupun J 'm , tampak ada banyak harga kc a yang harga
fungsinya = 0. Tempat-tempat tersebut secara berturutan dinyatakan dengan bilangan
n  1, 2, 3, 4, . . . Untuk m  0, yaitu J 0 kc a , dari grafik besarnya kc a  n . n merupakan
titik-titik simpul dari fungsi Bessel.
69
Karena medan E ataupun B harus memenuhi syarat batas, dimana E// dinding dan B 
dinding harganya = 0, maka gelombang medan E atau B yang memenuhi syarat batas tersebut
mempunyai harga tertentu. Dengan demikian ragam gelombang mikro pada pandu gelombang
silinder biasa dinyatakan dalam bilangan ragam (m, n). Apabila jenis ragam gelombang mikro
yang dinyatakan oleh bilangan (m, n) diketahui, dari grafik fungsi Bessel, akan dapat
diketahui harga kc a, jadi harga kc dan c dapat ditentukan.
Sebagai contoh untuk ragam TE01, dari grafik, untuk m = 0 dan n = 1, harga kc a  3,8.
Harga yang lebih tepat dapat dilihat di tabel fungsi Bessel. Panjang gelombang terbesarnya,
c  2 kc 
Untuk harga jari-jari silinder r  3 cm,
2a
.
kc a mn
(3.126)
m = 0, dan n =1, besar c  4,95 cm. Gelombang
mikro dengan   4,95 cm tidak dapat diteruskan oleh pandu gelombang ini. Pada tabel 3.1
diberikan harga kc a untuk berbagai ragam gelombang mikro TEmn.
Tabel 3.1 Harga kc a untuk berbagai ragam TEmn.
Ragam
TEmn
Kca
m
n
0
1
TE01
3,8
1
1
TE11
1,84
2
1
TE21
3,054
0
1
TE01
3,832
3
1
TE31
4,201
4
1
TE41
5,318
1
2
TE12
5,332
2
2
TE22
6,706
0
2
TE02
7,016
70
Untuk gelombang mikro TM (transverse magnetic), tidak mempunyai komponen
medan B searah penjalaran gelombang, untuk pandu gelombang silinder ini adalah z. Jadi
komponen medan Bz  0 sedang Ez  0. Dapat dituliskan,
cos m  i k z z t 
Ez  E0 J m kc r 
e
 sin m 
(3.127)
Komponen medan yang lain dapat diturunkan dengan cara yang sama
Er  
cos m  i k z z t 
kz
E0 J 'm kc r 
e
kc
 sin m 
(3.127a)
E  
 sin m  i k z z t 
mkz
E0 J m kc r 
e
2
rkc
cos m 
(3.127b)
Br  
B 
 E
(3.127c)
Z
 Er
Z
lihat Z
(3.129).
(3.127d)
Pada syarat batas harus dipenuhi komponen medan E// dinding = 0 atau Br   0 yaitu
di r  a. Dari persamaan di atas, dapat dituliskan,
J m kc a   0,
sehingga dari grafik fungsi Bessel Jm, dapat ditentukan harga kc a dan panjang gelombang
cut-off,
c 
2
2

kc kc a mn
(3.128)
71
Pada tabel 3.2 diberikan harga kc a untuk berbagai ragam TMmn.
Tabel 3.2 Harga kc a untuk berbagai ragam TMmn.
TMmn
kca
TM01
2,405
TM11
3,832
TM21
5,136
TM02
5,520
TM31
6,380
TM12
7,016
TM41
7,588
Impedansi Z untuk pandu gelombang silinder ragam TMmn ini adalah,
Z
 E
Br
1
    2
   1   
  c 
(3.129)
Contoh perhitungan.
Suatu pandu gelombang silinder diketahui jari-jarinya = 2 cm, dimasukkan gelombang
mikro ragam TE12 dengan   2 cm. Hitung c , g , vg dan Z.
Dari tabel 3.1 untuk m = 1 dan n = 2, harga kc a  5,3, sehingga kc 
c 
g 
2
2

 2,4 cm
kc 2,65

   2 
1    
  c  
12

2
  2 2 
1    
  2,6  
12
 3,65 cm.
5,3
 2,65 rad.
2
72
2
2


vg  c 1    = 3.108 1     1,6  108 cm
 c 
 c 
Impedansi
   2 
Z  0  0 1    
  c  
1 2
 377  1,83  690 .
3.2.3 Tenaga gelombang mikro dalam pandu gelombang silinder
Tenaga gelombang mikro yang mengalir dalam pandu gelombang per satuan waktu
(det) secara umum dari pers. (3.77),
W   PdA   Uvz
   0 E 2vg dA
(3.130)
vz adalah komponen kecepatan searah penjalaran gelombang = vg . Ditinjau gelombang
ragam TEmn menjalar dalam pandu gelombang silinder, jadi Ez  0 dan elemen luas 
penjalaran,
dA  r dr d.
Persamaan tenaga gelombang mikro di atas,


W   0  Er2  E2 vg r dr d
Dari Er dan E pers. (3.116) dan (3.117), dapat dituliskan,
(3.131)
73
W   0vg 
R
0

2
0
 2 B02 2 2
 sin m  2
 4 2 m J m kc r 
 sin k z z  t  
cos m 
 kc r

cos m  2
2 2




B
J
'
k
r
sin
k
z


t
rdrd
0
m
c
z
 sin m 
kc4



2
  0vg
 2 B02
kc4
R

0
2
0
 m2 2
 sin m 
 2 J m kc r 

cos m 
r
(3.132)
cos m   2
J '2m kc r 
  sin k z z  t  rdr d .
 sin m  
Bila diambil ragam dengan m = 0, dan diambil harga rata-ratanya, dapat dituliskan,
W 
2
k
4
c
 0 B02vg

4
R
0
J '02 kc r rdr
(3.133)
Dari hubungan rekurensi fungsi Bessel, dapat dituliskan,
2 J 'm  J m1  J m1 , untuk m  0,
2 J '0  J1 kc r   


vg  v 1   
 c 
r 1  sin kc r
kc r r kc r
cos kc r sin kc r
 2 2
kc r
kc r
2
kc 
2
c
Harga kc ditentukan oleh bilangan ragam n (lihat tabel). Persamaan tenaga gelombang rataratanya,
W 
2
kc4
 0 B02vg

R
4 0
 cos kc r sin 2 kc r 
 2 2  rdr

kc r 
 kc r
Apabila suku ke 2 diabaikan, dapat diturunkan,
(3.134)
74
W 
 2
4k
6
c
 0 B02vg sin kc R
(3.135)
3.3 Pengaruh Koduktivitas Dalam Pandu Gelombang
Apabila di dalam pandu gelombang dimasukkan bahan yang bersifat konduktor,
  0, akan terjadi induksi arus litrik. Akibatnya timbul panas, tenaga gelombang akan makin
berkurang. Amplitudo gelombang dalam gerak majunya di dalam pandu gelombang akan
mengalami penurunan. Gerakan maju gelombang mikro dalam arah z dapat dituliskan,
E  E0ei kz z t 
B  B0ei kz z t 
(3.136a)
(3.136b)
Dari teori elektrodinamika, besarnya arus induksi adalah,


J  E
(3.137)
Dari persamaan Maxwell,


B
 E  
t
(3.138a)



E
  B  J  
t
(3.138b)
Substitusikan B dan J ke persamaan (3.138a), diperoleh,



E
2E
 E  
  2
t
t
2
(3.139)
Gelombang medan listrik E pola TE yang mengalami serapan oleh adanya  , dalam
koordinat Kartesian, dapat dituliskan,
 
E  E0 x, y  ei k z z t e z
(3.140)
75
 adalah faktor penurunan medan atau redaman. Apabila (3.140) disubstitusikan ke (3.139),
untuk komponen Ex , (lihat pers. (3.44)), dapat dituliskan,
 kc2  k z  i   i   2
2
kc2  k z2   2  i 2k z   i   2
(3.141)
Bila dipilih bagian nyata dan imaginernya,
2kz   
(3.142a)
kc2  k z2   2   2
(3.142b)
Dari pers. (3.142a) dan (3.142b), bila  dieliminasikan, dapat diperoleh,
2 
dengan k z 
2
g
dan kc 
2
c
 3 2 k 2
 3 2  4k z2
(3.143)
,   1 R, R dalam . Bila   0,   0, tidak ada penurunan
amplitudo, makin besar  , makin besar penurunan amplitudo gelombang (skin effect).
3.4 Pandu Gelombang Parabola
Pandu gelombang berbentuk parabola dengan diameter penampang lingkaran tertentu
atau panjang sumbu parabola tertentu. Parabola merupakan salah satu bentuk irisan kerucut
pada arah tertentu, yaitu irisan miring, lintasan garis bersifat terbuka, kemudian diputar
dengan sumbu garis tengahnya.
76
x
0
Gambar 3.6 Irisan kerucut
Parabola mempunyai sumbu utama, dan mempunyai titik pusat. Bidang parabola berupa garis
lengkung memotong sumbu utama dan bersifat simetris terhadap sumbu. Dikenal suatu garis
tetap yang disebut garis arah. Sifat utama lintasan parabola adalah jarak antara suatu titik pada
lintasan tersebut terhadap titik pusatnya = jarak dari titik tersebut terhadap garis arah.
Gambar 3.7 Lintasan Parabola dengan pusat P(a,0) dan titik puncak di (0,0). Garis arah l yaitu
di x = -a.
Dari sifat khusus parabola untuk suatu titik sebarang Q(x,y) pada lintasan parabola,
maka jarak terhadap pusat QP = jarak terhadap garis yaitu QR, jadi QP = QR. Dapat
dituliskan,
x  a2  y 2  a  x2
(3.144)
Bila diuraikan, dapat diperoleh pers.,
y 2  4ax.
(3.145)
Ini merupakan persamaan lintasan parabola dengan pusat (a,0) dan garis arahnya x = -a.
77
3.4.1 Pemandu gelombang parabola
Sifat utama dari parabola ini dapat memusatkan gelombang mikro (elektromagnet)
yang datangnya sejajar sumbu ke pusat parabola atau gelombang mikro dengan sumber yang
berada dipusat akan dipantulkan oleh parabola sehingga gelombang yang dipantulkan semua
akan sejajar sumbu parabola.
Ditinjau arah pantulan gelombang berasal dari pusat P yang menuju suatu titik Q (p,q).
y
q
Q

Rr ,0

0
QP, q 


a Pa,0
  ;     
x
Gambar 3.8 Sifat pantulan pada lintasan parabola.
Sifat pantulan gelombang adalah sudut datang sama dengan sudut pantul. Untuk ini
perlu diketahui garis normalnya, yaitu garis singgung pada titik pantul Q. Garis singgung ini
memotong sumbu di R(r,0). Apabila dapat dibuktikan bahwa PQR  PRQ, maka garis
pantul akan sejajar sumbu X. Jadi RPQ harus bersifat sama sisi.
Dari persamaan garis parabola (3.145), dapat diturunkan besar arah garis singgung
dititik Q (p,q). Dari diferensialnya,
2y
y
y
a
 4a 
2 .
x
x
y
(3.146)
Harga kemiringan garis singgung di Q (p,q)
a
m2 .
q
(3.147)
Persamaan garis singgung lewat titik Q dapat dituliskan,
 y  q   mx  p 
2
a
x  p .
q
(3.148)
78
Titik potong dengan sumbu X, bila y = 0, maka,
q  2
a
 x  p    x  p    q 2 2a .
q
(3.149)
Dari persamaan lintas parabola dititik Q (p,q), dipenuhi,
q 2  4ap
Eliminasikan q, diperoleh,
x  p  2 p  x   p  r.
Jadi jarak
PR  p  a.
(3.150)
Dari titik P dan Q kuadrat jaraknya dapat dituliskan,
PQ 2  q 2  (a  p) 2
 4ap  a 2  2ap  p 2
 a  p  
2
(3.161)
PQ  a  p
Jadi PR = PQ dan PQR bersifat sama kaki, sehingga dapat disimpulkan bahwa garis
pantulan sejajar sumbu X. Semua gelombang datang dari titik pusat P akan dipantulkan sejajar
sumbu. Makin besar jarak titik pusat a makin besar pelebaran luas parabola. Untuk penerima
atau pemancar gelombang mikro umumnya, jarak a mendekati diameter lingkaran bukaan
parabola.
Bahan pandu gelombang dapat sebagai luasan konduktor penuh atau jaringan kawat,
dimana jarak antar kawat <  gelombang mikro.
Pandu gelombang parabola mempunyai efisiensi yang berkaitan dengan pengurangan
daya pancar terhadap jarak pancar. Makin jauh penjalaran, daya gelombang akan makin
79
berkurang oleh kemungkinan pelebaran pancaran, hamburan udara, serapan oleh bahan
medium yang dilewatinya dsb. Untuk mencapai jangkau pemancaran yang jauh diperlukan
daya pancar yang kuat dan permukaan parabola yang lebih luas.
Untuk pemancar gelombang TV lokal, kesegala arah (dalam kota) digunakan
pemancar berupa antena tegak seperti pamancar radio. Gelombang mikro TV dapat memancar
bebas kesemua sudut dengan sumbu tegak antena.
Soal:
1. Gelombang mikro pola TE dengan   3 cm, dimasukkan pada pandu gelombang
silinder yang mempunyai diameter 5 cm. Tuliskan semua komponen medan listrik dan
magnet, untuk ragam TE21. Diketahui amplitudo komponen B0 z  2 1010 T.
2. Gelombang mikro pola TM dengan   2,5 cm, dimasukkan dalam pandu gelombang
silinder dengan diameter 4 cm. Tuliskan semua komponen medan listrik dan magnet
untuk ragam TM21. Diketahui amplitudo komponen E0 z  3 102 V/m.
3. Dari soal no 1 hitunglah impedansi dan tenaga gelombang mikro dalam pandu
gelombang tersebut.
4. Apabila pandu gelombang silinder dengan jari-jari = R diberikan tutup ditempat sejauh
h dari gelombang mikro dimasukkan, hitunglah panjang gelombang yang bersesuaian
(resonansi) dengan pola TE123 yang dapat dimasukkan dalam rongga tersebut.
80
81
BAB 4
INSERTION LOSS, GAIN, DAN RETURN LOSS
Insertion loss digambarkan sebagai pengurangan sinyal gelombang mikro ketika sinyal
tersebut melewati suatu komponen. Gain digambarkan sebagai kenaikan sinyal gelombang
mikro ketika sinyal tersebut melalui suatu penguat (amplifier). Insertion loss dan Gain dari
suatu perangkat gelombang mikro, dan efek jaringan pada komponen-komponen yang
disusun berturutan, nilainya dapat ditentukan.
Jika sebuah jalur transmisi gelombang mikro terhubung pada sebuah perangkat, medan
listrik dan medan magnetik pada jalur transmisi dan pada perangkat tidaklah sama, karena
sebagian tenaga gelombang mikro tersebut terpantul pada saat terhubung. Cara paling umum
untuk menyatakan tenaga yang terpantul adalah dalam bentuk Return loss. Cara lain untuk
menyatakan hal tersebut antara lain persentase reflected power (tenaga terpantul), SWR, dan
reflection coefficient (koefisien pemantulan). Hubungan diantara ketiga besaran tersebut
dapat ditentukan dan dikonversikan diantaranya dalam pembelajaran kali ini.
Selain itu cara lain untuk menentukan nilai insertion loss, gain, dan return loss adalah
dengan S-Parameter, yang akan dijelaskan pula pada bab ini. Bab ini juga terdiri atas diskusidiskusi mengenai bagaimana cara mengukur insertion loss, gain, dan return loss pada suatu
perangkat.
4.1 Insertion Loss dan Return Loss
Konsep dari insertion loss dan return loss digambarkan pada gambar 4.1. Pada gambar
tersebuat ditunjukkan komponen dari perangkat gelombang mikro, yang dapat berupa sebuah
filter (penyaring), sebuah isolator, sebuah attenuator , dan sebuah amplifier (penguat).
Tenaga dari gelombang mikro dikirimkan melalui jalur transmisi dari sisi kiri dan tenaga
tersebut masuk menjangkau ke dalam komponen. Tenaga tersebut disebut incident power
(tenaga masukan). Ketika tenaga tersebut masuk ke dalam komponen, sebagian dari tenaga
tersebut terpantul kembali ke jalur transmisi di mana tenaga tersebut masuk, dan tenaga yang
terpantul ini tak akan kembali masuk ke dalam komponen. Tenaga tersebut terpantul, karena
konfigurasi medan gelombang mikro tersebut pada jalur transmisi dan pada komponen
nilainya berlainan.
82
daya
datang
daya
tertransmisi
komponen
daya
terpantul
insertion loss 
return loss 
daya tertransmisi
daya datang
daya terpantul
daya datang
Gambar 4.1 insertion loss dan return loss.
Sebagian dari tenaga gelombang mikro yang masuk tak memiliki kecocokan dengan
konfigurasi medan yang terjadi pada komponen, maka dari itulah tenaga gelombang mikro
yang sebagian itu akan mengalami pemantulan kembali. Setiap komponen gelombang mikro
memiliki permasalahan. Meskipun ada dua komponen yang mirip kemudian dihubungkan,
tak semua tenaga yang berasal dari jalur transmisi masuk ke dalam komponen. Dalam
kenyataannya ada ketidaksesuaian diantara konfigurasi medan gelombang mikro pada jalur
transmisi dan pada komponen.
Tenaga tidak terpantul ke dalam komponen secara keseluruhan. Sebagian memang
diserap, namun sebagian yang lain melewati komponen tersebut dan diteruskan ke jalur
transmisi pada bagian yang lain. Tenaga yang pada akhirnya keluar dari komponen disebut
transmitted power (tenaga keluaran). Dan pastinya nilainya lebih kecil dari incident power
karena dua alasan :
1.
Sebagian dari tenaga telah terpantul dan tak sempat masuk ke dalam komponen.
2.
Sebagian dari tenaga yang masuk ke dalam komponen terserap oleh komponendan
tidak dilepaskan.
Perbandingan dari transmitted power dengan incident power, dalam istilah dBnya
sering disebut insertion loss. Dan perbandingan dari reflected power dengan incident power,
dalam istilah dBnya sering disebut return loss.
Insertion loss 
Return loss 
Daya tertransmisi
Daya datang
Daya terpantulkan
Daya datang
83
Tabel 4.1 Perbandingan incident power dan insertion loss
Daya Datang Tertransmisi (%)
Isertion Loss (dB)
1
2
5
10
50
20
17
13
10
3
Inilah dua besaran yang menggambarkan seberapa besar kemampuan suatu komponen.
Insertion loss dinyatakan dalam dB yang ekuivalen terhadap nilai persentase tenaga yang
didapatkan komponen relatif dengan sebarapa besar nilai tenaga yang seharusnya masuk.
Insertion loss, jika kita kalkulasikan, akan selalu memiliki nilai negatif hal ini disebabkan
nilai dB yang diperoleh akan kurang dari 100 dan jika itu dikonversi ke nilai dB akan
diperoleh hasil angka yang negatif. Tapi karena digunakan istilah loss (hilang), maka nilai
tetap dinyatakan dalam angka positif.
Daftar yang terdapat pada tabel 4.1 menunjukkan beberapa keterkaitan dari nilai
persentase incident power yang ditransmisikan dengan nilai insertion loss.
Istilah attenuation sering salah kaprah dipakai untuk mengartikan insertion loss.
Attenuation sendiri sebenarnya adalah power loss (tenaga yang hilang) yang terjadi di dalam
komponen,tetapi tenaga yang hilang tersebut berkurang tak hanya karena hilang saat berada
di dalam komponen tetapi juga apa yang terpantul dan tak masuk ke dalam komponen.
Insertion loss juga dapat diukur. Untuk mengukur attenuation, komponen harus berada
dalam kondisi yang sempurna, maka seluruh incident power dapat masuk secara keseluruhan
ke dalam komponen. Pada kasus ini, tak akan ada reflected power, maka dari itulah insertion
loss dapat diukur, sehingga akan diperoleh attenuation.
Tabel 4.2 menunjukkan beberapa perhitungan dari insertion loss.di kolom pertama
ditunjukkan nilai incident power dan transmitted power sehingga diperoleh nilai insertion
loss. Dan pada kolom kedua incident power dan insertion loss sehingga diperoleh nilai
transmitted power.
84
Tabel 4.2 perhitungan insertion loss
Daya Datang
10 W
10 mW (10 dBm)
23 dB
5 W (-23 dBm)
1 W (30 dBm)
5 mW (7 dBm)
20 W (43 dBm)
17 dBm
Insertion Loss
Perhitungan Insertion Loss
10 dB
7 dB
10 dB
7 dB
Perhitungan Daya
Tertransmisi
3 dB
6 dB
10 dB
20 dB
Daya Tertransmisi
1W
2 mW
13 dBm
-30 dBm
0,5 W (27 dBm)
1 dBm
33 dBm
-3 dBm
Perhitungan pada kolom pertama baris pertama adalah sebagai berikut.Nilai incident
power yang masuk ke dalam komponen adalah 10 W, tetapi hanya 1 W yang keluar, dimana
itu adalah trasmitted power. Nilai dari insertion loss adalah perbandingan dari 1 w terhadap
10 W, atau 1/10. Dalam pengertian dB, nilainya dapat dituliskan -10dB, namun tanda minus
dapat kita hilangkan karena digunakan istilah loss (hilang).
4.2 Insertion Loss dari Komponen yang Tersusun Beruntun
Gambar 4.2 menunjukkan filter, isolator, dan attenuator terhubung satu sama lain.
Tenaga gelombang mikro harus melewati satu persatu dari ketiga komponen tersebut. Nilai
Insertion loss dari komponen terlihat didalam kotak. Jika 1 W dari tenaga masuk ke dalam
rangkaian komponen, lalu seberapa banyak tenaga yang keluar setelah melewati rangkaian
komponen tersebut? Perhitungan awal akan dilakukan dengan nilai tenaga dengan satuan
watt. Ini merupakan hal tersulit yang harus dilakukan. Tenaga dalam satuan watt ditunjukkan
di bawah tanda panah. Satu watt dari tenaga terdapat pada filter, dan filter tersebut memiliki
insertion loss 3 dB, maka separuh dari tenaga, 0,5 W, keluar dari filter. Kemudian tenaga
tersebut mengalir menuju isolator, di mana memiliki insertion loss 3 dB , maka separuh dari
tenaga yang meninggalkan isolator, 0,25 W. Tenaga tersebut kemudian mengalir lanjut
menuju attenuator, attenuator, yang mana memiliki insertion loss senilai 10 dB, dimana
artinya hanya satu dari sepuluh tenaga yang keluar. Maka dari itu, hanya 0,025 W atau 25
mW keluar. Perhitungan seluruh gambar ditunjukkan dalam notasi dB. Tenaga Masukan dari
1 W adalah 30 dBm, dan insertion loss dari filter adalah 3 dB, maka tenaga yang keluar dari
filter adalah 30 dBm – 3 dB, hasilnya 27 dBm. Tenaga ini masuk ke dalam isolator dimana
85
memiliki insertion loss 3 dB. Maka tenaga yang keluar setelah melewati isolator adalah 27
dBm - 3dB, hasilnya 24 dBm. Tenaga ini masuk ke dalam attenuator , dimana memiliki 10dB insertion loss. Maka tenaga yang keluar dari attenuator adalah 24 dBm – 10 dB = 14
dB,dan 14 dB adalah senilai 25mW. Mudah untuk menentukan nilai total dari insertion loss
dari tiga komponen yang tersusun berantai dan memberi gambaran kombinasi dari insertion
loss tunggal sebuah komponen dengan menambahkan satu sama lain. Total insertion loss dari
ketiga komponen adalah 16 dB, dan tenaga masukan adalah 30 dB, maka transmitted power
nya adalah 14 dBm.
Daya datang
=1W
Filter
3 dB
0,025 W
(25 mW)
0,25 W
0,5 W
Isolator
3 dB
Atenuator
3 dB
24 dBm
30 dBm
27 dBm
30 dBm
Total insertion loss dari
seluruh rangkaian
3 dB + 3 dB + 10 dB = 16 dB
14 dBm
14 dBm
Gambar 4.2 komponen yang tersusun beruntun.
4.3. Gain
Jika komponen amplifier, lalu transmitted dari komponent lebih besar dari incident
power adalah amplified. Oleh karena itu, rasio transmitted power ke incident power
ditentukan sebagai gain dari amplifier. Gambar 4.3 memperlihatkan input power masuk
amplifier, menjadi amplified, dan tenaga keluaran meninggalkan amplifier. Tenaga masuk
atau incident power dapat digunakan bertukaran, dan tenaga keluaran atau transmitted power
dapat diubah. Gain amplifier adalah tenaga keluaran dibagi dengan tenaga keluaran. Dalam
notasi
.
Atau dalam dBm.
86
Contoh 4.1 Hitung gain dari amplifier dengan input power 10
dan output power 200
.
Jawaban 4.1:
Jawaban 2
Daya masukan
Daya keluaran
Daya tertransmisi
Penguat
(Daya datang)
Gambar 4.3 Keuntungan (Gain)
Contoh 4.2 Hitung output power dari amplifier dengan 15
gain untuk input 3
.
Jawaban 4.2:
Output power = Gain + Input Power
4.4 Diagram alir insertion loss dan gain
Dalam sistem gelombang mikro insertion loss dan gain akan dijelaskan sebagai berikut.
Sebuah contoh diperlihatkan dalam gambar 4.4 dimana tenaga masukan dari gelombang
mikro meninggalkan jalur masukan yang melalui attenuator yang mempunyai insertion loss 3
dB,sebuah amplifier dengan gain 10dB, sebuah sambungan kabel dengan insertion loss 1dB,
amplifier kedua dengan gain 6dB, dan terakhir filter dengan insertion loss 2dB. Input power
untuk rangkaian ini adalah 6dBm. “Berapakah tenaga keluaran dari rangkaian?”. Tenaga
keluaran dapat dihitung dengan grafik gambar diatas dengan penjumlahan loss dan gain dari
komponen. Sehingga output power adalah 16 dBm.
87
Daya
masuk
Daya
keluar
atenuator
penguat
Gain
10 dB
Insertion loss
3 dB
kabel
penguat
filter
Insertion loss
1 dB
Gain
6 dB
Insertion loss
2 dB
Daya (dB)
20 dB
18
16
13
12
10 dB
6
3
0 dB
Total Gain = 10 dB
Daya Keluar = 40 mW
Gambar 4.4 Kerugian sisipian dan keuntungan beruntun
4.5 Missmatch dan Return loss
Missmatch digambarkan sepeti pada gambar 4.5. Tenaga gelombang mikro merambat
melalui jalur transmisi yaitu pada sisi bawah kiri untuk masuk ke dalam komponen piranti
gelombang mikro. Walaupun demikian, seperti ditunjukkan pada gambar, beberapa tenaga
memang masuk, namun beberapa juga terpantulkan kembali karena nilai medan (listrik dan
magnet) yang ada di jalur transmisi dan pada komponen tidak selaras. Missmatch adalah
ukuran dari suatu tenaga gelombang mikro yang dipantulkan kembali ketika masuk ke
komponen gelombang mikro.
Missmatch dapat terjadi setiap waktu selama jalur transmisi terhubung dengan bagian
piranti gelombang mikro. Pada sub-sub rakitan gelombang mikro yang paling sederhana
sekalipun missmatch dapat terjadi. Dalam subsistem gelombang mikro memiliki 100
sambungan, dan missmatch dapat terjadi di setiap sambungan itu. Pada sistim radar memiliki
10.000 sambungan, dan setiap sambungan akan terjadi missmatch! Dan missmatch harus
diukur pada setiap sambungan tersebut.
Daya datang
Daya terpantul
Komponrn Gelombang Mikro
Gambar 4.5 Kerugian balik
88
Daya datang : tenaga gelombang mikro yang akan dimasukkan ke dalam komponen
Daya Terpantul : tenaga gelombang mikro yang terpantul dari komponen
Missmatch
: rasio / perbandingan dari reflected power terhadap incident power
Kerugian balik (Return loss) : rasio / perbandingan dari reflected power terhadap incident
power dalam dB (1% reflected power = 20-dB return loss)
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai terjadinya missmatch, coba lihat kembali
gambar 2.8 dimana ditunjukkan sebuah bagian dari kabel cloaxial dan sebuah microstrip
dengan konfigurasi medan gelombang mikro tergambar. Ketika tenaga gelombang mikro
merambat di dalam kabel cloaxial menjangkau microstrip , seluruh tenaga disalurkan dari
kabel cloaxial menuju microstri, namun medan gelombang mikro pada dua jalur transmisi
tersebut tak selaras. Pada kabel cloaxial , medan gelombang mikro menyebar secara radial
dari pusat konduktor ke semua arah. Pada microstrip, sebagian besar medan menyebar dari
konduktor menuju insulator. Dari sini, pada sambungan di antara dua jalur transmisi, medan
pada bagian tombol dari kabel cloaxial hampir mendekati kesesuaian dengan medan yang
terdapat pada microstrip, maka bagian dari tenaga akan menjalar dari kabel cloaxial menuju
ke microstip. Namun medan-medan pada titik yang arahnya ke atas pada kabel cloaxial
ternyata tidak selaras dengan medan-medan pada microstip, maka medan-medan tersebut tak
mampu meninggalkan jalur transmisi karena tak ada kesesuaian/keselarasan dengan
konfigurasi medan pada tahap selajutnya. Konsekuensinya, akan terjadi pemantulan tenaga
kembali ke jalur transmisi cloaxial sebelumnya.
Incident power, yang digambarkan pada gambar 4.6, adalah tenaga gelombang mikro
yang akan kita coba masukkan ke dalam komponen. Reflected power adalah tenaga yang
terpatul dari komponen. Incident power adalah perbandingan dari reflected power terhadap
incident power. Sebagai contoh, asumsikan incident power adalah 1 mW dan separuhnya
terpantul, separuh yang lain akan masuk ke dalam komponen. Missmatchnya adalah seperti
ditunjukkan seperti berikut :
Dengan demikian, 50% dari tenaga mengalami pemantulan balik.
Pada keadaan normal missmatch tidak spesifik sebagai nilai persentase dari incident
power. Sebagai gantinya digunakan satuan dB. Missmatch spesifik dengan return loss.dan
return loss adalah ekspresi dB yang merupakan rasio dari reflected power terhadap incident
89
power. Sebagai contoh, jika 1% dari tenaga mengalami pemantulan, reflected power nya
adalah 20 dB.
Tabel 4.3 perhitungan return loss
Incident power
Return loss
Reflected power
Perhitungan dari return
loss
1 mW
10 dB
0.1 mW
20mW (43dBm)
13 dB
1 W (30 dB)
50 mW (17 dBm)
7 dBm
10 dBm
-16 dBm
14 dBm
-30 dBm
Perhitungan dari
reflected power
0 dBm
10 dB
-10dBm
10 mW (10 dBm)
13 dB
-3dBm
100 µW (-10 dBm)
17 dB
-27dBm
24 W (44 dBm)
20 dB
24 dBm
Nilai return loss yang sebenarnya adalah negatif karena besarnya reflected power
pasti selalu lebih kecil daripada incident power. Namun dalam penulisan data, diberi simbol
positif karena digunakan kata loss (hilang) didalamnya.
Tabel 4.3 menunjukkan beberapa perhitungan mencari nilai return loss. Pada kolom
perhitungan pertama, terdapat nilai incident power dan reflected power, kemudian diperoleh
nilai return loss. Pada kolom perhitungan kedua, terdapat nilai incident power dan return
loss, kemudian diperoleh nilai reflected power.
4.6 Cara Lain untuk Menentukan Reflected Power
Gambar 4.6 menunjukkan beberapa cara untuk menentukan tenaga yang terpantul
pada missmatch. Pada gambar bagian atas, sebuah jalur transmisi telah terhubung pada
komponen. Pada sembungan tersebut, sebagian dari incident power mengalami pemantulan
balik, dan sebagian masuk ke dalam komponen. (semua tenaga yang disalurkan ke dalam
komponen tak perlu disalurkan keluar komponen, namun dilemahkan)
90
Berbagai macam cara untuk mengelompokkan reflected power (tenaga yang
terpantul) diberikan pada tabel 4.4. cara paling sederhana untuk menyatakan nilai reflected
power adalah sebagai nilai persen dari incident power (tenaga masukan). Ditunjukkan pada
kolom 1.
Cara yang paling lazim untuk menyatakan missmatch adalah sebagai nilai return loss,
yang mana secara mudahnya sebagai 10 kali nilai logaritma dari persen reflected power,
ditunjukkan pada pada kolom 3.
Daya Tertransmisi ke dalam
Komponen
Daya Datang
Daya Terpantul
Amplitudo
SWR = Standing Wave Ratio
= Nisbah medan listrik
maksimum terhadap medan
listrik minimum
Koefisen Pantul
= Nisbah medan listrik
terpantul terhadap medan
listrik datang
 2
0
Garis sepanjang jarak
Gb 4.6 beberapa cara untuk menentukan daya terpantul.
Tabel 4.4 beberapa cara untuk menentukan reflected power
Power
Tenaga yang
Return
reflected (tenaga
disalurkan ke
Loss
yang terpantul)
dalam komponen
(dB)
SWR
Reflection
coefficient
(%)
(%)
1
99
20
1.25
0.10
5
95
13
1.58
0.22
10
90
10
1.95
0.32
50
50
3
5.80
0.71
91
Kolom keempat menunjukkan SWR (standing wave ratio). Standing wave ratio
dijelaskan seperti pada gambar 4.6, dimana ditunjukkan medan listrik dari gelombang mikro
berada sepanjang jalur transmisi. Nilai total dari medan listrik adalah jumlahan dari incident
electric field (medan listrik masukan), yang mengalir pada jalur transmisi terhadap titik
missmatch, dan reflected electric field (medan listrik yag terpantul), tapi terdapat dua medan
yang fasenya masuk dan keluar.jika reflected electric field adalah berada pada fase yang sama
dengan incident electric field, kemudian kedua medan berpadu, dan menghasilkan medan
listrik maksimum pada jalur trasmisi. Lain halnya, jika dua medan tak memiliki fase yang
sama, maka medan akan nilainya justru akan saling mengurangi, dan menghasilkan medan
listrik minimum. Jika kedua kejadian yang nilai maksimun dan minimum dipadukan akan
diperoleh nilai tengah, hal ini menunjukkan keterkaitan fasenya.
Perbandingan dari medan listrik maksimum terhadap medan listrik minimun disebut
standing wave ratio, dan nilainya berhubungan dengan persentase reflected power pada
missmatch. Seperti ditunjukkan pada kolom 4, jika 1% tenaga terpantul kembali, standing
wave ratio nya 1.25, itu artinya total medan listik maksimumnya 1,25 kali lebih besar dari
nilai minimumnya.
SWR dapat diukur dengan tepat. Dengan menyisipkan probe sensor pada sebuah celah
kecil yang berada di jalur transmisi maka medan tersebut dapat diukur. Sebagai catatan
bahwa pola dari sebuah medan adalah maksimum dan minimum secara bergantian dan
berulang terus menerus setiap separuh panjang gelombang.
Cara terakhir untuk menentukan tenaga terpantul gelombang mikro adalah melalui
reflection coefisien (koefisien pemantulan). Medan yang terpantul atau medan masukan taka
akan bisa diukur secara bersamaan, namun meski demikian dapat dicari melalui reflection
coefisien. Reflection coefisien dapat juga digunakan untuk menghitungi besaran lain. Seperti
ditunjukkan pada kolom 5 gambar 4.4 , jika 1% tenaga mengalami pemantulan balik, dan
diketahui reflection coefisien nya 0.10, berarti medan listrik yang terpantul adalah 10% dari
nilai medan listrik yang masuk.
Keterkaitan hubungan antara reflection coefisien dan cara-cara lain untuk menghitung
gelombang mikro yang terpantul ditunjukkan pada gambar 4.7. incident electric field (medan
listrik masukan) disimbolkan dengan Ei , dan reflected electric field (medan listrik yang
terpantul) dilambangkan dengan Er . Perbandingan Ei / Er adalah reflection coefisien ρ,
dimana nilainya diatara 0 (dimana artinya seluruh medan listrik masukan tak ada yang
terpantul) sampai 1 ( yang artinya seluruh medan listrik masukan terpantul). Ketika tenaga
gelombang mikronya proporsional terhadap medan listrik kuadrat (ingat kembali bahwa
92
dalam frekuensi rendah rangkaian AC adalah proporsional terhadap tegangan kuadrat),dapat
kita ungkapkan bahwa reflected power lebih dari incident power adalah proporsional dengan
medan listrikyang terpantul dibagi dengan medan listrik masukan kuadrat, atau ρ2 .Maka
persentase tenaga yang terpantul adalah sama dengan ρ2 . Return loss adalah 10 dikali log
dikali persentase reflected power. Nilainya mutlak karena reflected power adalah lebih kecil
dari incident power, dan karena di-log-kan menjadikan nilainya bertanda minus. Jika
reflected power dibagi incident power maka dihasilkan ρ2 , return lossnya 10 log ρ2 atau 20
log ρ.
Medan listrik total
Er
Ei
Garis sepanjang jarak
Koefisein pantul   
daya terpantul  Er
 
daya datang
 Ei
E
Return Loss   r
 Ei
2
Er
Ei

   2

2

   2


daya terpantul
Return loss  10 log
daya datang 

 10 log  2  20 log 

SWR  1
SWR  1
dan
SWR 
1 
1 
Gambar 4.7 Konversi untuk mencari nilai daya terpantul (reflected power)
93
Pada setiap titik pada jalur transmisi, nilai total medan listrik sama dengan jumlahan
dari medan masukan dan medan yang terpantul, tetapi bagaimana medan medan tersebut
ditambahkan berdasarkan hubungan fasenya, ditunjukkan pada gambar 4.7. sepanjang jalur
transmisi, total medan listrik memiliki titik maksimum dan minimum seiring medan incident
dan reflected yang masuk dan keluar. variasi medan yang terjadi disebut standing wave
pattern. Perbandingan dari medan maksimum dan minimum disebut standing wave ratio
(SWR), dan sama dengan 1 + ρ (medan listrik maksimum ketika medan berada dalam fase
yang seragam) dibagi dengan 1 – ρ (medan listrik minimum ketika medan berada dalam fase
yang tak seragam).
Contoh 4.3
Jika 10 % tenaga gelombang mikro terpantulkan pada missmatch. Carilah return loss ,
refelction coeficient, dan SWR.
Jawab 4.3 :
Return loss =
= | 10 log 0.10| = 10 dB
Reflection coeficient =
SWR =
=
= 0.32
= 1.92
Contoh 4.4
Jika return loss adalah bernilai 20 dB, carilah persentase reflected power, reflection
coeficient, dan SWR.
Jawab 4.4:
% Reflected power =inverse log |
|
= inverse log 2
= 0,10 = 1%
Reflection coeficient =
SWR =
= 1.2
= 0,10 = 0,1
94
Return loss, SWR, dan reflection coefficient adalah hanya beberapa cara untuk
menentukan perbandingan reflected power terhadap incident power pada missmatch. Untuk
mengetahui karakter missmatch secara lengkap, amplitudo missmatch (yang dinyatakan
dalam return loss, SWR,atau reflection coefficient) dan fase dari medan gelombang mikro
yang terpantul terhadap medan yang masuk harus spesifik. Dan pada pembahasan di pokok
bahasan ini hanya mencakup amplitudo dari sinyal pemantulan dan masukan.
Gambar 4.8 Koefieisn pantul (reflection coefficient) yang digambarkan dalam diagram
polar
Ketika amplitudo dan fase dari missmatch telah spesifik, biasanya kita gunakan istilah
reflection coefficien. Dapat dituliskan missmatch dengan reflection cofficient 0.5/45o. Angka
pertama (0,5) adalah perbandingan amplitudo dari medan listrik yang mengalami pemantulan
dan medan masukan. Itu artinya separuh dari masukannya mengalami pemantulan. Jika kita
melihat pembahasan sebelumnya, jika separuh dari medan listrik mengalami pemantulan,
maka hal ini juga akan terjadi pada medan magnetiknya, karena seperti kita tahu bahwa
medan listrik dan magnet berhubungan erat dengan impedansi yang ada pada rangkaian. Jika
kita asumsikan tenaga adalah medan listrik dikali medan magnet, dan separuh dari medan
tersebut terpantul, dan nilai return loss 6dB. Kemudian angka kedua (45o) adalah fase dari
medan listrik yang masuk terhadap medan yang terpantul.
Reflection coefficient sering digambarkan seperti sketsa-sketsa lingkaran seperti pada
gambar 4.8. Jarak dari pusat ke pinggiran adalah amplitudo dari reflection coefficient ; sudut
sepanjang gambar tersebut adalah fase dari reflection coefficient.
95
4.7 Parameter S
Parameter S adalah cara lain dari spesifikasi return loss dan insertion loss. Parameter-S
dijelaskan dalam gambar 4.9, yang memperlihatkan masuknya sinyal microwave dan keluar
komponen microwave dalam dua arah. Jika sinyal microwave adalah peristiwa pada sisi
imput komponen. Rasio dari penggambaran medan listrik untuk terjadinya medan listrik
adalah koefisien refleksi. Rasio medan listrik transmisi untuk medan listrik adalah koefisien
transmisi.
Gambar 4.9 Parameter S
Sinyal masuk input dan meninggalkan input dan output lebih mudah dimengerti dalam
koefisien tranmisi dan refleksi. Tapi bagaimana dapat menjadi input sinyal pada output?
Jawabannya adalah itu sebagai perjalanan sinyal microwave turunya beberapa garis tranmisi
yang digambarkan pada beberapa titik dalam garis dan kembali kedalam komponen output.
Untuk karakteristik komponen secara keseluruhan, koefisien refleksi dan tranmisi pasti
dikhususkan dalam dua arah. Dengan kata lain, beberapa ekspresi sebagai “input menuju ke
output”, “input menuju ke input”, atau “output menuju ke input”, pasti digunakan.
Terminologi parameter S digambarkan menjauhi diskripsi yang tidak praktis.
Parameter S dtentukan sebagai aliran. Sinyal microwave menuju ke atau datang keluar
dari input dengan subscript 1. Sinyal menuju ke atau datang keluar output dinamakan
96
subscript 2. Medan listrik dari sinyal microwave masuk komponen dilabelkan a, yang
meninggalkan tempat dilambangkan b. Oleh karena itu,
adalah medan listrik sinyal microwave masuk komponen input.
adalah medan listrik sinyal microwave meninggalkan komponen input.
adalah medan listrik sinyal microwave meninggalkan komponen output.
adalah medan listrik sinyal microwave masuk komponen output.
Dengan definisi, lalu :
Oleh karena itu,
adalah medan listrik meninggalkan input dibagi dengan masuknya
medan listrik input, dibawah kondisi yang tidak ada sinyal masuk output. Ketika
dan
adalah medan listrik, rasionya adalah koefisien refleksi.
Demikian juga,
adalah medan listrik meninggalkan output dibagi dengan medan
listrik masuk input, ketika tidak sinyal masuk output. Olehkarena itu,
adalah koefisien
tranmisi dan dihubungkan pada insertion loss atau gain dari komponen.
Dengan cara yang sama,
adalah koefisien tranmisi dihubungkan pada isolasi
komponen dan spesifik bagaimana tenaganya kembali komponen dalam arah yang salah.
sama
, tapi keliatan dalam arah yang berbeda dalam komponen.
4.8 Peralatan untuk Pengukuran Insertion Loss dan Return Loss
Penjelasan tenaga dalam chapter 3 dapat digunakan untuk mengukur insertion loss dan
return loss. Dengan pasangan arah, yang tenaga sampel berjalan dalam satu arah kebawah
garis tranmiai tapi tidak dalam arah lain, terjadinya daya dan bayangan daya dapat dipisah
dan diukur dengan daya meter. Rasio dua daya lalu dapat dihitung untuk menentukan return
loss, dan perhitungan dapat dibuat untuk SWR, koefisien refleksi, atau parameter S.
Tetapi, karena beberapa pengukuran return loss dan insertion loss dibuat pada peralatan
microwave, sebuah network analyzer digunakan. Network analyzer mengintegrasi daya
97
meter, pasangan arah, sumber sinyal, komputer, dan CRT untuk display pengukuran dan
perhitungan kuantitas sebagai fungsi frekuensi.
Tipe network analyzer diperlihatkan dalam gambar 4.10. Device dibawah test
dihubungkan diantara dua koneksi microwave pada panel depan. Peralatan kontrol daerah
frekuensi atas yang pengukurannya dibuat dan kuantitas menjadi display. Analyzer dalam
gambar adalah peralatan untuk mengukur dan display amplitudo dan fase insertion loss dari
filter. Seperti network analyzer, yang mengukur kedua amplitudo dan fase, disebut vektor
analyzer. Lainnya, sedikit mahal, scalar network analyzer hanya mengukur sinyal amplitudo.
Gambar 4.10 Penganalisa Jaringan (Nework analyzer) (http://www.diytrade.com)
98
99
BAB 5
PENYESUAIAN DENGAN DIAGRAM SMITH
Kesesuaian
antar muka pada komponen saluran transmisi untuk
mengurangi atau mengeliminasi refleksi microwave melibatkan pengukuran daya
refleksi dan menghitung dimana penambahan suatu “mathing element” yang
komponen untuk ketidakcocokan medan dan kekuatan daya dari saluran transmisi
pada komponen. Grafik Smith memungkinkan untuk melakukan perhitungan
tersebut.
Grafik Smith ditunjukkan pada gambar 5.1b. gambar grafik tersebut berasal
dari
grafik
kofisien
refleksi
(gambar
5.1a).
grafik
koefisien
refleksi
memperlihatkan semua informasi tentang ketidakcocokan. Jarak diluar dari pusat
grafik adalah amplitude dari koefisen refleksi p, dan sudut disekitar grafik adalah
fase. Pada gambar p = 0,5/45o ini berarti bahwa refleksi medan listrik adalah
setengah dari nilai medan listrik tersebut, dan medan refleksi bergeser pada fase
45o dampak dari ketidakcocokan medan tersebut.
Salah satu cara untuk merancang elemen daya semua gelombang mikro ke
dalam komponen tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan
Maxwell untuk medan listrik dan magnet, dan kemudian mengambil persamaan
yang konsisten dimana medan konfigurasi cocok antara daerah yang satu dengan
yang lainnya, ini merupakan masalah yang cukup sulit
Suatu cara yang mudah adalah menggunakan grafik smith. Gelombang mikro
diukur dengan mem-plot daerah yang sama. Tapi skala pada grafik smith
memberikan gambaran ketidakcocokan pada ekuivalen frekuensi rendah dalam
masalah gelombang mikro. Dengan kata lain, grafik Smith menggambarkan
ketidakcocokan sebagai “equivalent circuit” pada sebuah resistor dan induktor
atau sebuah resistor dan kapasitor.
Gambar 5.2a memperlihatkan suatu ketidak cocokan oleh suatu rangkaian
seri setara dengan resistor 50Ω dan induktor dengan reaktansi 50Ω. Tegangan
disekitar resistor adalah sefase dengan arus, tapi tegangan disekitar induktor
100
adalah berbeda fase 90o . Segitiga vektor digunakan untuk menyelesaikan untuk
total impedansi dari 71Ω.
Gambar 5.1 Perbandingan grafik koefisien pantul dan grafik Smith
Tidak akan ada ketidakcocokan (tidak ada daya refleksi) jika transisi
rangkaian setara antara saluran transmisi dan komponen hanya transistor 50 Ω,
karena komponen harus sesuai 50 Ω karakteristik impedansi dari saluran
transmisi. Rangkaian setara yang tidak sesuai harus diubah dari resistor 50 Ω,
101
seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.2b, dengan menambahan kapasitor untuk
mencegah induktansi, kapasitor harus memiliki reaktansi 50 Ω pada frekuensi
operasi, dan karena reaktansi adalah 180 keluar dari fase dengan reaktansi
induktor, sehingga membatalkan operasi reaktansi.
Dengan demikian transformasi grafik smith adalah suatu masalah yang sulit
pada gelombang mikro pada frekuensi rangkaian equivalen rendah. Bab ini akan
memperlihatkan
bagaimana
grafik
Smith
berasal,
bagaimana
memplot
ketidakcocokan pada grafik dan bagaimana menggunakan berbagai macam
rancangan elemen yang sesuai, termasuk menyamakan kapasitor dan induktor seri
dan paralel pada saluran transmisi, kecocockan potongan dan seperempat
gelombang transformator
Gambar 5.2 Untai ekuivalent frekuensi rendah.
102
5.1 Derivasi dari Bagan Smith
Ketidakcocokan pengkuran, seperti yang ditunjukkan dalam grafik koefisien
refleksi pada gambar 5.1a adalah amplitudo dan fase refleksi medan listrik relatif
terhadap medan listrik datang. Grafik Smith memberikan impedansi setara untuk
ketidakcocokan. Impedansi ini secara metematik berasal dari koefisien refleksi.
Pada bagian ini, hubunga impedansi-koefisien refleksi adalah dijelaskan secara
fisik.
Impedansi dari saluran transmisi didefinisikan pada tabel 5.1. impedansi
adalah rasio dari medan listrik dan magnet pada saluran transmisi. Satuan medan
listrik adalah volt/meter, dan satuan dari medan magnet adalah amps/meter, jadi
rasio adalah volt/amps atau ohm. Untuk saluran transmisi dengan panjang tak
berhingga, atau kesesuaian terminasi sempurna, tidak memiliki sinyal refleksi,
jadi kedua medan listrik dan medan magnet sepanjang garis adalah konstan. Oleh
karena rasio tersebut dan karena impedansi, adalah konstan sepanjang garis.
Impedansi konstan ini disebut karakteristik impedansi dari saluran transmisi, dan
disimbolkan sebagai Zn. Karakteristik impedansi bergantung pada dimensi dari
saluran transmisi dan pada bahan dialektrik yang mengisinya, jadi benar-benar di
bawah kendali perancangan. Dalam
ruang bebas, impedansi dari gelombang
elektromagnet (rasio dari medan elektrik dan medan magnetik) adalah 377Ω.
Kabel koaksial dan microstrip biasanya dirancang memiliki impedansi 50 Ω.
Pada pandu gelombang impedasi bervariasi dengan frekuensi, tapi pusat pada pita
pandu gelombang standar impedasinya sekitar 150Ω.
Jika saluran transmisi adalah tidak sesuai dan bagian dari sinyal
gelombang mikro adalah direfleksikan, kemudian medan listrik dalam saluran
transmisi adalah jumlah dari kejadian dan refleksi medan elektrik, tergantung
pada hubungan fasenya dan diperoleh pola gelombang berdiri.
Peristiwa dan refleksi medan listrik juga ditambah, tapi hubungan fasenya
berbeda dengan medan listrik, jadi akurasi maksimum dan minimum dari medan
magnet berbeda posisinya dalam saluran transmis. Ilustrasi ini digambarkan pada
gambar 5.3, karena variasi beda antara total medan listrik dan total medan magnet
sepanjang saluran transmisi, rasionya, dimana impedansinya juga bervariasi.
103
Tabel 5.1 Impedansi Jalur Transmisi
Impedansi dari suatu saluran transmisi gelombang mikro adalah rasio dari medan
listrik dan medan magnet.
Dengan tidak ada refleksi, Z adalah konstan sepanjang garis dan disebut
karakteristik impedansi = Z0. Impedansi karakteristik ditentukan oleh dimensi dari
saluran transmisi dan bahan dielektrik dari saluran transmisi.
Jalur Transmisi
Z 0 ohms 
Ruang bebas
377
Kabel Koaksial
50
Pandu gelombang
150
Mikrostrip
50
Gambar 5.4 memperlihatkan suatu plot polar dari koefisien refleksi,
dimana amplitudo dan fase dari refleksi medan listrik relatif pada kejadian medan
listrik. Refleksi medan magnet dapat juga diperlihatkan pada grafik koefisien dan
garis putus-putus pada gambar 5.4. amplitudo ini adalah sama pada koefisien
refleksi medan listrik (karena persentase kesamaan pada medan magnet seperti
medan listrik sehingga direfleksikan), tapi fase dari medan magnetik berbeda 180o
Gambar 5.5a memperlihatkan penambahan vektor dari medan listrik dan magnet.
Medan pada ketidakcocokan. Ingat bahwa total medan listrik adalah jumlah
vektor dari kejadian dan medan refleksi, dan amplitudo dan fase dari medan
refleksi relatif pada medan kejadian adalah diberikan oleh koefisien refleksi. Total
medan magnetik dihitung dengan cara yang sama. Sebagai contoh, refleksi medan
listrik adalah setengah kejadian medan listrik dan mengarahkannya pada 45o.
Refleksi medan magnet adalah juga sama pada setengah kejadian medan megnet,
tapi sudut facenya tertinggal pada medan datang oleh 135o.
Ingat bahwa impedansi adalah rasio dari total medan listrik ke total medan
magnet. Total medan listrik dan magnet adalah vektor kuantitas, memiliki
amplitudo dan fase. Pada gambar 5.6b total medan listrik adalah dibagi ke dalam
104
dua komponen, satu dalam fase dengan total medan megnet dan yang lainnya 90o
keluar dari fase tersebut. Impedansi juga terdiri dari dua komponen, satu
komponen dalam medan adalah fase dan yang satu dalam medan yang keluar 90
dari fase. Pada gambar 5.5b komponen dalam fase memiliki nilai antara 1,5
(kekuatan medan listrik adalah sekitar 1,5 kali kekuatan medan magnet), dan
komponen yang keluar dari fase juga memiliki nilai sekitar 1,5. Bandingkan
impedansi ini dengan impedansi pada rangkaian ac.
Gambar 5.3 Impedansi sebagai fungsi jarak sepanjang jalur transmsi mismateched
Gambar 5.4 Plot polar dari koefisien pantul
105
Gambar 5.5 Kombinasi vektor dari medan datang dan pantul: (a) medan listrik
dan manget total; (b) komponen medan listrik relatif terhdap medan manget total
Gambar 5.6 Diagram Smith.
106
Impedansi dari suatu rangkaian ac terdiri dari bagian resistivitas (dimana
tegangan dan arus adalah dalam fase) dan bagian reaktif (dimana tegangan dan
arus adalah 90o di luar fase). Ketika masalah perbedaan gelombang mikro pada
masalah rangkaian ac frekuensi rendah, bahwa medan listrik pada sinyal
gelombang mikro dan tegangan pada suatu rangkaian ac adalah berhubungan, dan
medan magnet pada sinyal gelombang mikro dan arus pada sinyal ac adalah
berhubungan.
Suatu medan listrik dapat dibangkitkan dengan menerapkan tegangan
melintasi sepasang pelat kapasitor, dan suatu medan magnet dapat dibangkitkan
dengan melewatkan arus melalui suatu induktor. Sering kali tegangan dan arus
digambarkan sepanjang saluran transmisi, tapi sebenarnya adalah
sepanjang
medan listrik dan medan magnet.
Untuk setiap nilai koefisien refleksi (kombinasi setiap perbedaan amplitudo
dan fase), ini adalah nilai spesifik impdansi. Dari perhitungan seperti pada gambar
5.5, bagian resistifitas dan reaktif dari impedansi dapat dihitung. Ini adalah persis
bagaimana grafik Smith dibuat. Untuk seratus titik koefisien refleksi, bagian
resistifitas dan reaktif dari impedansi akan dihitung, kemudian semua titik
resistansi yang sama dan semua titik reaktansi yang sama dihubungkan, dan
hasilnya adalah digambarkan dalam grafik Smith pada gambar 5.6.
Jarak yang keluar dari pusat pada grafik Smith adalah amplitudo pada
koefisien refleksi (amplitudo pada refleksi medan listrik relatif pada kejadian
medan listrik), dan lokasi angular disekitar grafik adalah fase dari refleksi medan
listrik relatif pada kejadian medan listrik. Namun, bukan amplitudo dan koordinat
phase, Grafik Smith menggunakan koordinat resistansi dan reaktansi. Kemudian
jika ketidakcocokan koefisien refleksi adalah diketahui, dapat di plot pada grafik
Smith untuk menentukan bagian resistifitas dan reaktifitas impedansi.
Semua garis resistansi sama dan reaktansi yang sama adalah “normalisasi”
dan pengertian dari normalisasi ditunjukkan pada gambar 5.7. Resistansi dan
reaktansi sesungguhnya adalah tidak diplot tapi dibagi oleh karakteristik
impedansi saluran transmisi. Sebagai contoh, jika R = 75 Ω dan X = 25 Ω dalam
saluran transmisi, dimana Zo = 50 Ω, normalisasi impedansi adalah :
107
75 
25 
j
50 
50 
 1,5  j 0,5
z
Bagian reaktif dari ekspresi didahului oleh huruf j untuk mengindikasi bahwa
tegangan dan arus adalah 90o keluar fase.
Impedansi ternormalisasi =
Z
R
x
z
j
Z0
Z0
Z0
Gambar 5.7 Normalisasi. Seluruh titik diagram Smith ternormalisasi terhadap
impedansi jalur transmisi.
5.2 Potting Mismatch pada Grafik Smith
Gambar 5.8 menjelaskan skala Grafik Smith. Lingkaran I disebut
lingkaran satuan resistansi, setiap titik terletak pada lingkaran pada bagian
resistansi impedansi yang sama pada I, karena Grafik Smith adalah normalisasi,
ini artinya 1 kali karakteristik impedansi dari saluran transmisi. Dengan coax dan
microstrip, yang memiliki karakteristik impedansi 50 Ω, setiap titik pada
108
lingkaran 1 memiliki I kali 50 Ω atau 50 Ω resistansi. Semua titik memiliki
perbedaan nilai induktif atau reaktansi capasitansi, tapi kesemuanya memiliki 50
Ω resistansi. Keterkaitan semua titik sepanjang lingkaran 2 memiliki 2 kali
impedansi karakteristik dari saluran transmisi untuk komponen resistivitas
impedansinya. Sehingga untuk suatu garis 50 Ω, semua titik sepanjang lingkaran
memiliki 100 Ω resistifitas impedansi. Seperti halnya pada lingkaran 3, yang
memiliki suatu resistansi normalisasi 0.5, semua titik memiliki 25 Ω resistasi
dalam 50 Ω garis. Semua titik sepanjang kurva 4 dimana medan listrik dan
magnet adalah 90o keluar fase, memiliki komponen reaktifitas normalisasi 1,
dimana dalam 50 Ω sistem artinya bahwa memiliki sebuah reaktansi 50 Ω. Semua
titik diatas setengah dari grafik memiliki reaktansi positif, yang berarti mereka
terlihat seperti induktor (medan listrik meninggalkan medan magnet). Dalam
kurva 5 pada bagian terbawah dari grafik reaktansi adalah juga 1 tapi kapasitif
karena medan listrik meninggalkan medan magnet. Kurva 6 adalah normalisasi
induktif reaktansi 0.5 dan kurva 7 adalah suatu normalisasi capasitif reaktansi 0.5.
Gambar 5.8 Resistensi konstan dan lingkaran reaktansi.
109
Titik A merupakan letak ketidakcocokan pada titik potong kurva 3 dan 6
memiliki komponen resistifitas 0.5 dan sebuah komponen reaktifitas induktif 0.5,
jadi dalam 50 Ω sistem ketidakcocokan diwakili oleh titik yang memiliki 25 Ω
resistansi dan 25 Ω reaktansi induktif. Resistansi dan reaktansi pada
ketidakcocokan titik yang lainnya dapat ditentukan dengan cara yang sama.
Kita anggap poin B pada pusat grafik, karena jarak luar dari pusat diwakili
magnitudo gelombang refleksi. Yang mana nol pada pusat, titik ini diwakili oleh
kesesuaian yang sempurna, reaktansi adalah nol dan resistifitas adalah Z0.
Gambar 5.9 memperlihatkan beberapa kondisi titik yang menarik pada
grafik Smith. Bagian (a) memperlihatkan garis asli resistansi. Setiap titik pada
garis ini hanya memiliki resistansi. Reaktansi adalah nol, dan medan listrik dan
magnet adalah sefase. Bagaimanapun R = Z0 hanya pada pusat, jadi meskipun
mereka tidak memiliki komponen induktif atau capasitif reaktif, titik sepanjang
garis ini adalah tidak sesuai. Ketidakcocokan sepanjang garis resistansi murni
adalah SWR maksimum di sebelah kanan pusat, karena medan listrik datang dan
refleksi adalah sefase, dan ketidakcocokan sebelah kiri pusat adalah SWR
minimum, karena medan refleksi adalah beda fase 180o dengan medan listrik
datang.
Gambar 5.9b memperlihatkan batas luar Grafik Smith adalah reaktansi
murni, reaktansi adalah nol. Batas luar grafik diwakili koefisien refleksi I, dalam
artian semua tenaga direfleksikan. Gelombang refleksi adalah sama dengan
gelombang datang, dan beda fase luar medan listrik adalah 1800 dengan medan
magnet. Gambar 5.9a memperlihatkan lagi bahwa di atas setengah grafik Smith
memiliki nilai reaktansi indukitif dan bagian bawah memiliki nilai reaktansi
kapasitif. Bagian (d) memperlihatkan lagi satuan lingkaran resistansi, dimana
meskipun impedansi memiliki komponen induktif atau kapasitif, komponen
resistansi adalah sama dengan karakteristik impedansi saluran transmisi.
Lingkaran kesatuan resistansi adalah suatu bagian yang penting untuk kesesuaian
pada grafik.
110
Gambar 5.9 Resistensi, induktansi, dan kapasitansi disajikan pada grafik Smit
Gambar 5.10 dan 5.11 mempelihatkan bagaimana kesesuaian dari plot
pada grafik Smith, suatu transistor memiliki nilai yang tinggi dalam sebuah tes
peralatan microstrip. Ketidakcocokan pada sambungan dari garis microstrip dan
transistor, pengukuran sebagai refleksi pada microstrip-sambungan transistor,
koefisien refleksi adalah 0.44/1170.
Ketidakcocokan ini diplot pada grafik Smith pada gambar 5.11. sebagai
catatan bahwa jarak dari pusat ke titik ketidakcocokan adalah amplitudoo dari
koefisien refleksi dan arah atau sudut yang berada disekitar Grafik Smith adalah
sudut fase. Sudut fase menunukkan sudut disekitar lingkaran luar “sudut koefisien
refleksi dinyatakan dalam derajat”. Sudut positif berada di sekitar setengah bagian
atas grafik, yang menunjukkan bahwa gelombang refleksi menyebabkan
gelombang datang dan negatif di sekitar bagian bawah grafik, menunjukkan
bahwa gelombang tertinggal dari gelombang datang. Skala sudut ini adalah sama
seperti pada plot polar pada koefisien refleksi pada gambar 5.1a. sebagai contoh,
sudut fase 117o nilai amplitudo dari koefisien refleki diukur dengan menggunakan
111
skala koefisien refleksi sepanjang batas bawah grafik Smith. itu adalah skala
ketiga bawah pada sisi kiri dan ditandai sebagai “koefiseien refleksi” atau p.
Catatan bahwa skala tersebut adalah skala linear dari pusat ke bagian luar grafik,
dengan membagi, panjang dari koefisien refleksi ditunjukkan dengan anak panah
dari pusat luar titik koefisien refleksi yang akan dihitung sepanjang skala
koefisien refleksi. Oleh karena itu titik ketidakcocokan terletak sepanjang garis
dengan sudut fase 117o, pada jarak 0.44 dari pusat, seperti ditunjukkn pada
gambar 5.11.
Pada simpangan mikrostrip ke transistor, koefisen pantulan adalah 0.44/1170 .
Impedansi ditentukan dari grafik Smith adalah
0,5  j 0,5
R  25 
X  25 
Gambar 5.10 Contoh mismatch gelombang mikro
Nilai ekuivalen dari resistansi dan reaktansi pada ketidakcocokan
kemudian akan dibaca secara langsung dari skala Grafik Smith. Letak titik
ketidakcocokan pada 0.5 lingkaran resistansi normalisasi dan 0.5 lingkaran
reaktansi induktif normalisasi. Seperti ditabulasikan pada gambar 5.10, resistansi
pada 50 Ω garis transmisi oleh karena 25 Ω dan reaktasi induktif adalah 25 Ω.
Ketidakcocokan akan diwakili sebagai resistor 50 Ω dalam rangkaian dengan
induktansi tersebut, pada frekuensi operasi memiliki reaktansi 50 Ω.
112
Gambar 5.11 Contoh mismatch yang diplot pada grafik Smith
Banyak cara untuk mencari bentuk yang sesuai dari ketidaksamaan yang
digunakan Grafik Smith yang akan ditunjukkan kemudian.
Skala sepanjang kiri bawah dari Grafik Smith akan digunakan untuk
mengubah koefisien refleksi ke persen daya refleksi, rugi daya, dan SWR.
Konversi dapat dilakukan dengan rumus, nilai dari SWR, rugi daya, dan daya
refleksi untuk contoh titik ketidakcocokan, diambil dari skala ini, ditabulasikan di
sudut kanan pada gambar 5.11.
113
Skala pada kanan paling bawah dari grafik Smith, yang telah dicangkup
dalam gambar 5.11 yang dijelaskan dalam label pada skala bagian atas,
melibatkan kuantitas daya tansmisi dan rugi daya pada umumnya. Skala yang
lainnya dijelaskan dalam buku ini, dalam bibliografi dan tidak akan didiskuskan
lebih lanjut.
5.3 Pencocokan Perhitungan dengan Grafik Smith
Pencocokan dimaksudkan sebagai pengurangan atau eliminasi daya refleksi,
yang berarti memindahkan titik ketidakcocokan ke pusat Grafik Smith yang mana
koefisien refleksi adalah nol. Diilustrasikan dengan menggunakan grafik Smith
dirancang untuk perhitungan desain yang cocok, ketidakcocokan diplot pada
Gambar 5.11 akan dicocokkan dengan menambahkan sebuah capasitor pada
rangkaian saluran transmisi (desain pencocokan yg lain untuk ketidakcocokan
yang sama akan dijelakskan kemudian).
Amplitudo koefisien refleksi dari ketidakcocokan pada gambar 5.11 adalah
0.44, yang ekuivalen pada sebuah SWR 2.6 atau rugi daya 7dB, yang berarti
bahwa 20% dari daya adalah refleksi pada ketidakcocokan. Ini adalah masalah
yang serius untuk mencocokkan nilai tersebut. Ketidakcocokan ini juga bisa
dinyatakan sebagai impedansi yang terdiri dari 25 Ω resistansi dan 25 Ω reaktansi
induktif. Ini masih menjadi masalah. Konversi suatu ketidakcocokan dari suatu
koefisien refleksi dari suatu impedansi tidak dapat membuat itu menjadi lebih
baik.
Kapasitor dapat ditambahkan untuk membatalkan efek dari ketidakcocokan
induktans. dalam contoh ini kapasitor harus memiliki reaktansi dari 25Ω pada
daerah frekuensi gelombang mikro. Ketidakcocokan ini, sekarang hanya resistans
25Ω, kemudian akan muncul di titik yang ditandai oleh bintang pada gambar 5.11.
ketidakcocokan baru sedikit lebih baik, namun masih buruk karena komponen
resistif tidak 50 Ω.
Suatu kecocoan yang sempurna diperoleh dengan menggerakkan kembali
ke jalur transmisi, jauh dari simpangan dimana komponen saluran transmisi
bergabung ke lokasi dimana resistansi adalah 50 Ω, dan menambahkan kapasitor
114
untuk mencegah induktansi. Untuk menemukan titik ini, perhatikan apa yang
terjadi pada impedansi sepanjang saluran transmisi. Sepanjang saluran transmisi,
amplitudo dari koefisien refleksi tetap sama karena jumlah daya refleksi tetap
sama, tapi hubungan fase antara muatan refleksi dan timbulnya perubahan medan,
jadi resistifitas dan komponen reaktif dari perubahan impedansi. Ilustrasi ini telah
diberikan pada gambar 5.3. ketidakcocokan ini tidak dapat meningkatka saluran
transmisi. Tapi terdapat titik dimana resistansi adalah sama dengan Zo. Pada titik
kapasitansi akan ditambahkan untuk mencegah induktansi. Mengacu pada gambar
5.12, perpindahan sepanjang saluran transmisi, amplitudo dari koefisien refleksi
tetap konstan, karena daya refleksi tetap konstan , sehingga langkah ini
direpresentasikan sebagai keliling lingkaran konstan p. Ini adalah konstanta
koefisien refleksi lingkaran, keliling lingkaran ini adalah ekuivalen terhadap
putaran sekitar lingkaran, dan fase dari koefisien refleksi, dan oleh karena itu
impedansi
berubah. pencocokan dicapai dengan bergerak sepanjang saluran
transmisi ke titik potong lingkaran p dan satuan-resistansi lingkaran. Pada titik
potong ini, bagian resistif pada ketidakcocokan adalah sama seperti Z0 dan
induktansi dapat diberhentikan dengan mencocokkan kapasitansi
Gambar 5.12 Matching dengan grafik Smith
115
Gambar 5.13 relatif pindah sepanjang saluran transmisi dengan berputar
sepanjang Grafik Smith, satu putaran sekitar Grafik Smith ekuivalen dengan
berpindah setengah panjang gelombang di saluran transmisi. dalam bergerak
setengah panjang gelombang garis, peristiwa timbulnya gelombang setengah
panjang gelombang, jadi gelombang refleksi berpindah relatif panjang gelombang
penuh untuk peristiwa timbulnya gelombang.
Gambar 5.13 Rotasi sekitar grafik Smith
Berputar di belahan grafik setara dengan berpindah seperempat dari
panjang
gelombang
saluran
transmisi
bawah.
ketidakcocokan menuju ke arah generator sesuai
bergerak
menjauh
dari
rotasi searah jarum jam di
sekitar Grafik Smith dan perpindahan dari ketidakcocokan arah muatan sesuai
dengan arah rotasi berlawanan. catatan angka set terluar di sekitar lingkar dari
Grafik Smith berlabel di sisi kiri dari grafik sebagai “arah panjang gelombang
generator”. Berawal dari sisi kiri, nilai daerah 0.04, 0.05, 0.06 dan seterusnya.
seperempat jalan di sekitar grafik panjang gelombang adalah 0.125; di sekitar
setengah jalan grafik, panjang gelombang 0.25, dimana adalah seperempat dari
116
panjang gelombang. Tiga seperempat jalan dari grafik searah jarum jam panjang
gelombang 0.375, dan akhirnya kembali ke sisi kiri-tangan lagi adalah setengah
panjang gelombang.
Kesimpulan dari prosedur pencocokan :
1. Tempatkan ketidakcocokan pada Grafik Smith
2. Menentukan posisi panjang gelombang dari ketidakcocokan
3. bergerak turun ke pembangkit saluran transmisi sampai lingkaran p
memotong lingkaran satuan resistansi
4. menentukan perubahan nilai panjang gelombang saluran transmisi
5. menentukan kapasitansi
Contoh 5.1. sebuah transistor memiliki puncak garis microstrip 50 Ω, seperti yang
doperlihatkan pada gambar 5.14a, diketahui ketidakcocokan pada input 0.5 + j0.5.
ini berarti bahwa komponen resistifnya adalah 25 Ω dan komponen reaktifnya
adalah 25 Ω. ini sama dengan ketidakcocokan pada gambar 5.11. rugi daya
ketidakcocokan ini adalah 7 dB. Langkah pertama dalam mencocokkan transistor
ini adalah memplot ketidakcocokan pada Grafik Smith, yang diperlihatkan seperti
pada gambar 5.14b. langkah selanjutnya adalah untuk bergerak ke saluran
transmisi, meninggalkan transistor, ke lingkaran resistansi. Pada titik ini,
komponen resistifitas adalah 50 Ω. Induktansi reaktansi akan menghilangkan
kapasitor, yang memperlihatkan penambahan ke dalam saluran transmisi pada
gambar 5.14a.
Untuk menentukan sejauh mana bergerak ke saluran transmisi
untuk
mencapai satu lingkaran, penjelasan penempatan dari ketidakcocokan panjang
gelombang dan seperti yang diperlihatkan pada titik 2 pada Grafik Smith pada
gambar 5.14, adalah 0.088 panjang gelombang arah generator. Ini adalah titik
awal. Bergerak di saluran transmisi berarti berpndah sekitar lingkaran konstan p
ke titik 3 pada titik poin, komponen resistifitas dari impedansi adalah I dan tentu
akan sama dengan Z-0. Jarak perpindahan bergerak saluran transmisi dari 0.088 ke
0.162 seperti diperlihatkan pada titik 4 adalah panjang gelombang 0.074.
Perhitungan Grafik Smith ditunjukkan seberapa jauh berpindah dalam panjang
gelombang. Nilai panjang gelombang ini harus dikonversikan dalam dimensi
117
dalam fisika, jadi pandu panjang gelombang dari saluran transmisi harus
diketahui. Pada titik 3, dimana lingkaran p-konstan dan satuan
titik potong
lingkaran, nilai yang benar dari kapasitansi harus ditambahkan untuk mencegah
induktans. Pada titik 3 pada gambar 5.14, normalisasi reaktansi induktif adalah 1,
jadi kapasitansi harus ditambahkan dimana normalisasi reaktansi kapasitif adalah
1.
Gambar 5.14a Pencocokan dari contoh mismatch
Gambar 5.14b Grafik Smith dari contoh pencocokan
118
Reaktansi kapasitif aktual adalah 1 kali 50 Ω sehingga nilai kapasitansi adalah
= 3.2 pF
pada daerah frekuensi 1 GHz. Penambahan kapasitansi ini adalah ekuivalen
dengan perpindahan, seperti yng ditunjukan oleh arah 5 dalam gambar 5.14,
sepanjang satuan resistansi lingkaran dari titik dimana komponen reaktansi adalah
1 ke titik dimana komponen adalah 0, pada pusat grafik.
Gambar 5.15 Efek lokasi tak tepat dan nilai tak tepat pada kapasitor yang sesuai
Pencocokan kapasitor harus di tempatkan pada jarak nilai yang
sesungguhnya sepanjang saluran transmisi, dan jumlah sesungguhnya dari
kapasitansi harus ditambahkan untuk memperoleh nilai yang sesungguhnya.
Gambar 5.15 memperlihatkan apa yang terjadi jika penempatan lokasi salah atau
kesalahan nilai kapasitansi yang digunakan. Titik A memperlihatkan nilai jika
penempatan adalah panjang gelombang 0.03 terlalu bawah saluran transmisi, letak
119
yang melewati lingkaran satuan resistansi, pada lingkaran resistansi 1.4, jadi
demikian ditambahkan komponen resistansi 1 untuk mencegah reaktansi induktif,
nilai resultan sesuai pada titik B, yang tidak berada pada pusat grafik. Kecocokan
telah disempurnakan, tapi tidak sempurna. Atau misalkan seperti yang
diperlihatkan oleh titik C letak pada jarak yang benar saluran transmisi bawah,
tapi reaktansi kapasitif 1.4 adalah penambahan dari 1.0, resultan ketidakcocokan
adalah lingkaran bawah satuan resistansi pada titik D dan lagi lagi kecocokan
tidak sempurna.
5.4 Bergerak Ke Arah Beban
Sebuah transistor diperlihatkan dalah gambar 5.16a meningkat dalam suatu
peralatan microstrip. Ketidakcocokan sebelumnya telah spesifik pada transistor,
kemungkinan ketidakcocokan telah diukur pada peralatan konektor, dan
ketidakcocokan pada transistor dihitung oleh mem-ploting pengukuran yang tidak
cocok pada Grafik Smith dan perputaran pada konektor ke transistor. Ada dua
titik ketidakcocokan pada konektor dan transistor pada transistor yang
diperlihatkan dalam Grafik Smith pada gambar 5.16b.
Pertama ketidakcocokan pada transistor yang diketahui, perpindahan
sepanjang lingkaran p konstan arah titik potong generator lingkaran satuanresistansi. Titik ini diperlihatkan oleh “x” pada garis microstrip pada gambar
5.16a. saat titik cocok, kapasitansi harus ditambahkan, alternatifnya, berpindah
dari ketidakcocokan pada konektor arah beban juga titik potong lingkaran satuanresistansi. Catatan bahwa perpindahan dari arah transistor ke arah generator atau
mencapai arah konektor sepanjang titik yang sama.
120
Gambar 5.16 Bergerak menuju beban
5.5 Pengelompokan Induktansi dalam Seri
Sebelumnya, menggunakan kapasitansi seri, pencocokan dicapai dengan
bergerak di jalur transmisi ke titik potong lingkaran p konstan dan lingkaran
satuan-resistansi dalam bagian atas setengah Grafik Smith. Pada titik ini resistansi
sama dengan Z0 dan sisa induktansi diberhentikan dengan kapasitansi.
Seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.17, suatu alternatif teknik
pencocokan adalah berpindah dari arah ketidakcocokan gnerator ke lingkaran
satuan-resistansi dalam setengah batas paling bawah dari Grafik Smith. Pada titik
121
ini resistansi sama dengan Z0, tapi ini membutuhkan extra kapasitansi, yang
diberhentikan oleh penambahan suatu kumpulan induktansi seri.
Gambar 5.17 Pencocokan dengan serangkaian induktansi
Contoh 5.2. Pencocokan dengan induktansi seri. Transistor menningkat 50 Ω garis
microstrip seperti diperlihatkan dalam gambar 5.18. ketidakcocokan pada
transistor adalah 0.5 + j0.5. transistor menjadi cocok pada 1 GHz dengan induktor
seri, catatan bahwa
ketitdaksesuaian yang sama digunakan sebagai contoh
mencocokkan dengan suatu kapasitor seri. Di bawah ini adalah prosedur yang
digunakan.
1. Letakkan ketidakcocokan pada Grafik Smith. Ini adalah titik 1 dalam
gambar 5.18b.
2. Menentukan psosisi panjang gelombang yang titik cocok, panjang
gelombang 0.088 adalah panjang gelombang ke arah generator
3. Saluran transmisi bergerak ke arah generator hingga titik potong lingkaran
p , R = 1, ligkaran paling bawah setengah lingkaran grafik Smith. Ini
adalah titik 3 pada gambar 5.18b.
4. Menentukan nilai panjang gelombang yang bergerak ke saluran transmisi :
122
0.338 – 0.088 = 0.250. ini adalah titik 4 dalam gambar.
5. Menambah normalisasi perpindahan panjang gelombang saluran transmisi
oleh arah 5 sebagai perpindahan sepanjang R = 1 lingkaran
6. Menentukan induktansi
X L  2fL  1 50   50 
L
XL
50

 8 nH
2f 2  10 9
Gambar 5.18a Contoh pencocokan induktansi seri
Gambar 5.18b Grafik Smith untuk pencocokan induktansi seri
123
5.6 Pencocokan Elemen dalam Paralel
Dalam teknik pencocokan mempertimbangkan banyak hal, pencocokan
elemen telah ditambahkan dalam seri dengan saluran transmisi, ini tidak selalu
muda untuk dilakukan, karena memaksa pemutusan saluran transmisi. sinyal
microwave bergerak menuruni saluran transmisi melalui kapasitor atau induktor
dan pencocokan masuk kembali ke dalam saluran transmisi.
Berikutnya merupakan metode ke empat dalam pencocokan, elemen pencocokan
ditambahakan dalam paralel (shunt), dan saluran transmisi asal tidak tergnggu,
bagaimanapun desain yang dirancang sekarang harus dilakukan pada bidang
masuk grafik Smith seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.19. admitansi
adalah kebalikan dari impedansi dan oleh karena itu sama dengan medan
magnetik dibagi dengan medan listri.
Admitansi digunakan ketika rangkaian gelombang mikro dikombinasikan paralel.
Untuk melihat nilai signifikan menggunakan admitansi
ketika elemen
dikombinasikan paralel, ingat formula untuk kombinasi resistor paralel :
1
1
1


 GT  G1  G2
RT R1 R2
Diketahui bahwa kebalikan dari resistansi adalah kombinasi kebalikan dari total
resistansi, secara alternatif, penambahan konduktansi bisa sederhana untuk
mendapatkan total rangkaian konduktansi,
Gambar 5.19 Admitansi
124
Seperti yang diperkirakan, ini lebih sulit untuk menentukan admitansi dari
ketidakcocokan dari impedansi rangkaian, arena impedansi adalah kuantitas
vektor luar dan bagian dalam fase. Keuntungannya, konversi impedansi untuk
admitansi adalah telah ditentukan dalam Grafik Smith. Seperti yang diperlihatkan
pada gambar 5.19, untuk mengkonversikan impedansi untuk putaran admitansi
dari titik impedansi 180o (setengah jala di sekitar grafik Smith) pada lingkaran
konstan-p yang telah dibuat. Validitas konversi
ini telah diilustrasikan oleh
pengunaan vektor fase medan magnet dan listrik sebelumnya. transformasi intuitif
muncul mengingat bahwa fase dari medan listrik refleksi (relatif terhadap
peristiwa timbulnya medan magnet) adalah 180o berbeda dari fase refleksi medan
listrik (relatif terhadap peristiwa terjadinya medan listrik).
Impedansi memiliki resistifitas dan komponen induktif, jadi admitansi juga
memiliki resistif dan komponen induktif, catatan bahwa untuk admitansi, bahwa
setengah bawah ketika grafik Smith menggunakan untuk menunjukkan impedansi.
Admitansi adalah simbolkan dengan “Y”, ada dua pembagian
komponen
knduktansi yaitu konduktansi G (dimana medan magnet adalah 90o keluar fase
dengan medan listrik), dan suseptansi B (dimana medan magnet adalah 90o keluar
fase dengan medan listrik). Satuan admitansi adalah Siemens (S), yang sama
dengan I/Z0, jadi jika Z0 = 50 Ω sehingga Y0 = 1/50 Ω = 0.02 S.
Contoh dari konfersi impedansi untuk admitansi adalah diperlihatkan pada
gamabar 5.20. ketidakcocokan dalam 50 Ω saluran transmisi memiliki resistansi
15Ω dan sebuah reaktansi induktif 25 Ω. Normalisasi impedansi (z) adalah 0.3 +
j0.5 dan titik ini di plot seperti biasa pada grafik Smith. Untuk mengkonversikan
ke admitansi ligkaran p konstan adalah digambarkan dan titik admitansi adalah
setengah jalan di sekitar grafik. Normalisasi admitansi (y) adalah seitar 0.9 –
j1.5,induktif. Karakteristik admitansi 50 Ω saluran transmisi adalah 0.02, jadi
konduktansi (dimana medan magnetik sefase dengan medan listrik) adalah 0.018
dan suseptansi (dimana komponen medan magnetik adalah 90o beda fase dengan
medan listrik) adalah 0.03 S.
125
Gambar 5.20 Konversi impedansi ke admintansi
Konversi
dari admitansi ke impedansi diperoleh dengan cara yang sama.
Admitansi di plot pada grafik Smith dan impedansi diperoleh oleh rotasi 180o
disekitar grafik pada ligkarang p-konstan.
Cara lain mengkonversi impedansi dari admitansi digunakan dua skala
grafik smith, dengan satu rotasi 180o dari skala yang lainnya. Kemudian untuk
beberapa titik ketidakcocokan pada grafik Smith, impedansi dapat di baca pada
126
satu set skala dan admitansi pada set yang lainnya. Kombinasi impedansiadmitansi grafik Smith akan diperlihatkan kemudian.
Gambar 5.21 memperlihatkan
teknik pencocokan menggunakan suatu
kapasitansi atau induktansi dalam paralel dengan saluran transmisi. Di bawah ini
adalah prosedur yang digunakan :
1. Letakkan impedansi pada grafik Smith
2. Menentukan admitansi oleh rotasi 180o di sekitar lingkaran p-konstan
3. Pindahkan arah generator ke titik potong G = 1 lingkaran dan lingkaran p
paling bawah (induktif) atau di bagian atas (capasitif) setengah dari grafik
4. Tambahkan kapasitansi (induktansi) agat tidak terjadi induksi (kapasitansi)
Dalam gambar 5.21a, pencocokan dilakukan dengan kumpulan kapasitansi.
Dalam gambar 5.21b dengan kumpulan induksi. Seperti yang dibahas sebelumnya
dalam bab ini, titik yang ditunjukkan pada Gambar 5.21 bisa saja dicapai dengan
bergerak di sekitar grafik Smith ke arah beban.
Contoh 5.3
Saluran Transmisi untuk 50 Ω, pada gambar 5.22a, p = 0.80/82o
pada 1 GHz, hitung kecocokan kapasitansi
Solusi : mem-plot kecocokan pada grafik Smith pada gambar 5.22c, diketahui z =
0.5 – j1.0. sehingga, rotasi 180o disekitar lingkaran konstan p, diberikan nilai y =
0.38 + j0.8. lokasi panjang gelombang masuk pada ketidakcocokan adalah 0.114
panjang gelombang generator.
Semua nilai ini di plot pada gambar 5.22c untuk mencocokkan titik ini dengan
kapasitor shunt, gunakan prosedur berikut :
1. Gerakkan saluran transmisi dari lokasi panjang gelombang masuk ke titik
potong dari p konstan dan satuan lingkaran konduktansi pada setengah
bagian terbawah grafik Smith (induktif). Perpndahan panjang gelombang
adalah 0.322 – 0.114 = 0.208
2. Pada titik normalisasi konduktansi adalah = 1.0 dan substansi normalisasi
induktif adalah 1.6
3. Tambahkan kapasitansi untuk mencegah induktansi
127
Bc  1,6Y0  1,6  0,02S  2fC
C
Bc 1,6  0,02

 5 pF
2f
2  10 9
Gambar 5.21 Pencocokan dengan kapasitansi atau induktansi paralel
Contoh 5.4. untuk saluran transmisi pada gambar 5.22b, hitunglah kecocokan
induktansi.
Solusi : dari contoh 5.3,
128
z  0,5  j1
y  0,38  j 0,8
Lokasi panjang gelombang dari admintansi mismatch = 0.114
Gambar 5.22a Contoh pencocokan dengan kapisitor shunt
Gambar 5.22b memperlihatkan spiral induktor, yang mudah dicetak pada
substrat microstrip. Pusat konektor sebagai sambungan koneksi dari substrat
bidang ground.
Gambar 5.22b Contoh pencocokan dengan induktor shunt
129
Gambar 5.22c Grafik Smith untuk pencocokan dengan kapasitor shunt dan
induktor shunt
5.7 Potongan Matching (Matching Stubs)
Pada frekuensi gelombang mikro di atas beberapa GHz pencapaian
gabungan induktor atau kapasitor menjadi sulit. Oleh karena itu, salah satu teknik
yang paling umum untuk pencocokan adalah menggunakan potongan(stubs) yang
ditetapkan kapasitansi shunt atau induktansi. Potongan kecocokan diperlihatkan
pada gambar 5.23 dan merupakan bagian sederhana dari percabangan saluran
130
transmisi dari saluran utama. Pada titik percabangan sinyal gelombang mikro
dapat diambil satu dari dua jalur paralel : ke arah ketidakcocokan atau potongan
bawah dan sehingga potongan(stub) merupakan elemen shunt
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.23, memberikan stub yang pendek,
mengingat sebuah rengakaian terbuka memberikan sebuah kapasitansi. Contoh
dari stub dalam saluran coax dan dalam microstrip akan diperlihatkan. Mengapa
suatu pemberian sebuah induktansi stub atau kapasitansi akan ditentukan dengan
melihat konfigurasi microstrip. Jika stub adalah pendek, bagian akhir dari stub
harus dikoneksikan ke bidang ground, dan stub pada dasarnya membentuk suatu
koil satu lingkaran. Rangkaian terbuka stub hanya akan berakhir pada permukaan
atas dari substrat dan bertindak sebagai pelat kapasitor dengan bidang ground
lebih rendah.
Hubungan antara panjang stub dan jumlah induktansi atau penambahan
kapasitansi dalam paralel dengan saluran transmisi utama diperlihatkan pada
gambar 5.24.
Sebuah contoh dari kecocokan induktif atau kapasitif stub diperlihatkan
pada gambar 5.25. Stub digunakan untuk mencocokkan dari ketidakcocokan yang
sama pada gambar 5.22, dimana gabungan (lumped) kapasitor atau induktor yang
telah digunakan. Dari perhitungan pada gambar 5.22, telah dijelaskan bahwa
kecocokan kapasitansi dibutuhkan 1.6 kerentanan normalisasi, dan harus terletak
pada jarak 0,208 panjang gelombang dari ketidakcocokan. Kapasitor sekarang
digantikan dengan sebuah stub rangkaian terbuka.
Panjang stub terbuka yang akan memberikan kerentanan diperlukan
normalisasi kapasitif sebesar 1,6 ditentukan dari gambar 5.25a, stub panjang
gelombang yang panjangnya 0,161 ditempatkan pada jarak 0,208 panjang
gelombang dari ketidakcocokan.
Kecocokan dengan stub induktif diselesaikan dengan cara yang sama.
Seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.25b induktansi shunt harus terletak
0.064 panjang gelombang dari ketidakcocokan. kerentanan induktif yang
dinormalisasi yang harus ditambahkan adalah 1,6. stub diperpendek 0,089 panjang
gelombang menyediakan panjang kerentanan tersebut.
131
Gambar 5.23 Stub pencocokan
Gambar 5.24 Admitansi stub
132
Gambar 5.25 Contoh pencocokan dengsn stub
5.8 Seperempat Gelombang Transformator
Teknik pencocokan bertikutnya menggunakan seperempat gelombang
transformator. Dengan pencocokan transformator, resistansi ketidakcocokan
diubah menjadi impedansi karakteristik pada saluran transmisi. Kecocokan
dilakukan pada bidang impedansi, dan tidak ada induktansi atau melibatkan
kapasitansi. Sketsa dari kecocokan transformator dan grafik Smith diperlihatkan
pada gambar 5.26.
Impedansi dari ketidakcocokan diperlihatkan pada titik 1. Langkah pertama
adalah merotasikan titik 2 sepanjang sumbu resistif, sehingga ketidakcocokan
tidak memiliki komponen induktif atau kapasitif. meskipun ketidakcocokan
adalah resistansi murni. Kecocokan tetap jelek, karena Z2, impedansi pada titik 2,
tidak sama dengan Z0.
133
Gambar 5.26 Pencocokan transformator seperempat panjang gelombang
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.26, pada titik 2 suatu saluran
transmisi yang berbeda, sehingga digunakan transformator yang memiliki
karakteristik impedansi ZT, dengan persamaan
. impedansi dinormalisasi
pada awal bagian transformator adalah Z2/ZT . impedansi tersebut adalah titik 3
pada grafik Smith.
Suatu panjang gelombang seperempat dibuat di bagian transformator ke
generator untuk titik 4. Impedasi normalisasi transformator pada titik 4 sama
dengan ZT/Z2. gerakan dalam transformator oleh panjang gelombang seperempat
mengubah normalisasi impedansi menjadi terbalik. Pada titik 4 impedansi dalam
transformator adalah ZT/Z2 x ZT = Z0 dan ZT =
. pada akhir dari bagian
134
transformator, perubahan kembali ke saluran transmisi asli dibuat, dan diperoleh
kecocokan.
Contoh 5.5. Merujuk pada gambar 5.27. ketidakcocokan diperlihatkan pada titik
1 dengan impedansi normalisasi 0.9 – j0.8.
1. Pindahkan saluran transmisi 0.148 panjang gelombang ke sumbu resistansi
pada titik 2 dimana z = 0.44 (resistansi murni). Pada titik ini resistansi
ketidakcocokan adalah 0.44 X 50 Ω = 20 Ω.
Gambar 5.27 Contoh pencocokan dengan tranformator seperempat gelombang
= 33Ω. Karakteristik
2. Mengubah transformator dimana ZT =
impdansi
dari
ketidakcocokan
transformator
itu
sendiri.
dipilih
berdasarkan
Perpindahan
impedansi
transformator
dari
mengubah
impedansi dari titik 2 ke titik 3, dan impedansi normalisasi pada titik 3
akan menjadi 22/33 = 0.67.
135
3. seperempat panjang gelombang bergerak ke transformator ke titik 4, di
mana impedansi normalisasi 1/0.67 = 1,5
4. pada akhirnya seperempat gelombang transformator impedansi dalam
transformator adalah 1.5 X 33 = 50 Ω dan ini adalah kecocokan sempurna
ketika perubahan kembali ke saluran transmisi asli yang telah dibuat.
Gambar 5.28 Pencocokan dengan elemen tergabung dalam kombinasi
136
5.9 Kelompok Unsur dalam Kombinasi
Teknik pencocokan sebelumnya digunakan induktor atau kapasitor, ada
gerakan bawah saluran transmisi sampai lokasi kesatuan resistansi atau tercapai
lingkaran konduktansi, dimana bagian resistif dari ketidakcocokan tentunya
disamakan dengan karakteristik impedansi atau saluran transmisi yang masuk.
Kemudian sebuah inductor atau kapasitor yang telah ditambahkan untuk
mencegah kapasitansi atau induktansi yang tidak diinginkan. Teknik yang lain
dalam pencocokan adalah mengggunakan sebuah induktor atau kapasitor untuk
berpindah titik ketidakcocokan ke lingkaran satuan konduktansi daripada bergerak
di saluran transmisi. Seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.28 suatu gabungan
kapasitansi digunakan untuk memindahkan titik ketidakcocokan ke lingkaran
satuan konduktansi, dimana induktansi paralel digunakan untuk mencegah sisa
komponen kapasitif mencapai kecocokan yang sempurna. ingat bahwa jika sebuah
elemen yang cocok digunakan dalam seri. Grafik impedansi digunakan untuk
menghitung kecocokan, dan dan jika elemen yang cocok yang ditambahkan secara
paralel digunakan grafik masuk. di sini baik elemen pencocokan seri maupun
paralel digunakan, sehingga grafik keduanya harus digunakan. Grafik Smith
spesial pada gambar 5.28, yang memiliki dua set skala. Untuk banyak titik pada
grafik Smith, satu set skala dibaca sebagai impedansi, dan membaca titik yang
sama pada set lain dari skala memberikan admitansi. Impedansi dan admitansi
akan ditentukan untuk titik tunggal, dan rotasi 180o disekitar grafik adalah tidak
dibutuhkan. Dalam kecocokan diperlihatkan, elemen seri diguanakan untuk
mengubah kecocokan ke lingkaran satua konduktansi dimana elemen paralel akan
mencegah rentan sisa. elemen seri mengambil tempat berputar menuruni saluran
transmisi.
5.10 Pemilihan Teknik Pencocokan yang Terbaik
Salah satu teknik yang sesuai akan mencapai kecocokan yang sempurna di
setiap frekuensi gelombang mikro tertentu. Pemilihan teknik yang digunakan
untuk masalah pencocokan ditentukan oleh keterbatasan fisik dari bagian
gelombang mikro dan dibutuhkan untuk kecocokan broadband (kecocokan pada
137
jarak frekuensi). Mempertimbangkan keterbatasan fisik, digunakan gabungan
kapasitor atau induktor dalam seri dengan membutuhkan saluran transmisi
mematahkan saluran transmisi. ini dapat diselesaikan dalam coax atau microstrip
dengan beberapa kesulitan, tapi tidak dapat diselesaikan dalam pandu gelombang.
Menggunakan kapasitor atau induktor dalam paralel dengan saluran transmisi
mudah dilakukan dalam pandu gelombang dengan memasang kapasitif, pos
induktif, atau kapasitif atau iris induktif
dan teknik utama menggunakan
kecocokan pandu gelombang. Gabungan (lumped) induktor dan kapasitor bekerja
dengan baik pada akhir bawah pita panjang gelombang. Tapi adalah sukar untuk
mencapai pada frekuensi di atas sedikitnya 1 gigahertz. Stub kapasitif dan
seperempat gelombang transformator adalah mudah dilakukan dalam saluran
microstrip, menjadi mudah untuk memodifikasi pola pencetakan microstrip.
Meskipun banyak teknik pencocokan adalah mudah diselesaikan secara
fisika daripada yang lainnya, faktor utama menntukan pilahan teknik pencocokan
adalah pencocokan broadband. Masalah pencocokan broadband diilustrasikan
pada gambar 5.29, dimana titik ketidakcocokan pada impedansi normalisasi dari
0.5 – j0.5. ini merupakan titik ketidakcocokan asli yang dianggap cocok dengan
kapasitor seri. Titik kecocokan ini dengan kapasitor seri membutuhkan
perpindahan dari titik ketidakcocokan ke arah generator ke titik potog dari p
konstan dan lingkaran satuan resistansi. Hal ini dapat diselesaikan, seperti yang
diperlihatkan pada gambar 5.29 pada frekuensi 1 GHz oleh perpindahan 0.074
panjang gelombang. Suatu perpindahan secara fisik untuk menyelesaikan
perpindahan dari banyak panjang gelombang pada 1 GHz yang menghasilkan
dalam suatu perpindahan dari 0.059 panjang gelombang pada 0.8 GHz dan 0.084
panjang gelombang pada 1.2 GHz, seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.29.
hanya ketidakcocokan pada 1.0 GHz letak lingkaran kesatuan resistansi.
Tambahkan suatu kapasitansi seri yang reaktansi kapasitif normalisasi adalah 1.0
untuk mencegah pemberian suatu kecocokan sempurna pada 1.0 GHz, tapi tida
cukup pada 1.2 GHz dan sangat banyak pada 0.8 GHz, kecocokan akhir 0.8, 1.0
dan 1.2 GHz diperlihatkan pada gambar 5.29 dan pada 0.8 dan 1.2 GHz adalah
sisa dari ketidakcocokan dengan rugi daya sekitar 13 dB.
138
Gambar 5.29 Masalah pencocokan pita lebar
Rekomendasi umum untuk pencocokan broadband diperlihatkan pada
gambar 5.30, bergantung pada lokasi ketidakcocokan awal. Cara terbaik untuk
mencapai sebuah kecocokan broadband digunakan teknik yang membutuhkan
rotasi yang paling sedikit disekitar grafik Smith, karena perpindahan memberikan
hasil jarak fisik pada panjang gelombang berbeda dari rotasi dan adalah masalah
yang umum dengan pencocokan broadband. Jika titik ketidakcocokan
dikelompokkan seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.30a. skema pencocokan
yang baik adalah stub kapasitif shunt. Perubahan ketidakcocokan dalam bidang
impedansi untuk bidang admitansi akan digabungkan semua titik disekitar
139
lingkaran satuan konduktansi dalam bidang admitansi, dan sangat sedikit
perpindahan yang dibutuhkan.
Gambar 5.30 Pencocokan pita lebar
Jika titik ketidakcocokan digabungkan seperti yang diperlihatkan pada gambar
5.30b, disekitar lingkaran satuan resistansi dalam bidang impedansi, kemudian
kecocokan kapasitor seri akan digunakan.
Jika titik ketidakcocokan disalurkan seperti yang diperlihatkan pada gambar
5.30c, stub induktif shunt harus digunakan, karena rotasi 180o melewati grafik
Smith akan diletakkan dekat titik lingkaran satuan konduktansi dan perpindahan
minimum diberikan sepanjang saluran transmisi. Jika titik ketidakcocokan
diletakkan seperti pada gambar 5.30d, transformator seperempat gelombang
merupakan teknik kecocokan yang baik.
140
141
BAB 6
SALURAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO
Tiga tipe dasar saluran transmisi gelombang mikro seperti pada gambar 6.1 adalah
kable koaksial, pandu gelombang, dan mikro strip. Contoh dari setiap tipe akan diberikan
dan karateristik dari tampilannya akan dibandingkan satu sama lainnya. Panjang pandu
gelombang dan impedansi karakteristik dari saluran transmisi akan dihitung. Konektor
saluran transmisi dan adaptor akan dibicarakan juga.
Pandu Gelombang
Kabel koakisal
Stripline
Gambar 6.1 Saluran Transmisi Gelombang Mikro.
6.1 Perbandingan Saluran Transmisi
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam perbandingan saluran transmisi
gelombnag mikro adalah :
 Range frekuensi
 Lebar pita / bandwidth
 Kemampuan daya pakai / power - handling capability.
 Pelemahan / pelemahan
142
 Ukuran
 Fabrikasi
Sayangnya, tidak ada saluran transmisi yang mempunyai performa yang optimal
dalam semua kisaran, jadi untuk macam – macam aplikasi saluran transmisi dari trade-off
yang paling baik harus dipilih.
Keuntungan dan kekurangan dari tiga tipe dasar saluran tansmisi dibandingkan
pada table 6.1. Kable coaxsial mempunyai bandwidth yang lebar dan ukuran yang kecil,
tetapi mempunyai pelemahan yang tinggi dan daya pakainya rendah.
Pandu gelombang, kontras, secara ekstrim mempunyai kerugian yang rendah dan
daya pakai yang tinggi., tetapi bandwidth nya kecil. Sesungguhnya, 34 pandu gelombang
diperlukan untuk menutupi penuh pita gelombang mikro. Pada batas bawah dari pita
gelombang mikro, pandu gelombangnya sangat lebar. Ukuran ditentukan dengan
frekuensi dari operasi dan kemampuan daya pakai atau pelemahan yang diperlukan.
Keuntungan yang utama dari mikrostrip dapat dibuat dengan teknik photoetching,
jadi rangkaian gelombang mikro yang rumit dapat dibuat. Sperti kble koaksial, mikrostrip
mempunyai bandwidth yang lebar dan kecil, tapi mempunyai pelemahan yang sangat
tinggi dan kemampuan daya pakai yang rendah.
Table 6.1 perbandingan dari saluran transmisi
Jenis
keuntungan
kekurangan
Pandu
Pelemahan rendah
Bandwidth limit
gelombang
Daya tinggi
Ukuran besar
Kable coaxsial
Bandwidth lebar
Pelemahan tinggi
Ukuran kecil
Daya lemah
mikrostrip
Mudah
dihubungkan
untuk Pelemahan
pada sangant tinggi
multiple saluran pasa Daya lemah
saat yang bersamaan
13 saluran transmisi akan dibandingkan, termasuk 4 tipe kable koaksial, 8 tipe
pandu gelombang, dan 1 mikrostrip, untuk menunjukkan bagaimana berbedanya saluran
143
trnasmisi dari tipe yang sama yang dibandingkan, dan bagaimana berbedanya dari tipe –
tipe yang berbeda. Saluran transmisi ditunjukkan pada gambar 6.2. sampai 6.4. Setiap
saluran tranmisi telah dinomori, dan nomor tersebut akan digunakan pada grafik
perbandingan pada gambar 6.5.
Gambar 6.2 Tipe – tipe kable koaksial (Allan, 1993)
Kabel – kable koaksial ditunjukkan pada gambar 6.2 . Kabel pertama adalah kable
koaksial yang semifleksibel. Kable tersebut mempunyai pusat konduktor yang pada
terbuat dari chopper. Diameter luarnya adalah 0,141 inchi. Meskipun kable ini kecil,
kable ini kurang fleksible karena padat pada konduktor luarnya. Kable – kable dari tipe –
tipe ini dibuat dengan diameter luar antara 0,008 – 0,390 inchi.
Kable nomor 2, mirip dengan kable nomor satu, sejauh konduktor dalam dan
dielektrik yang mendukung saling terkait, tapi kabel tipe penggunaann konduktor luarnya
dijalinkan dengan selubung plastic yang protektif. Penjalinan kabe pada sisi luar
konduktor membuat kable menjadi fleksibel. Seperti kable – kabel yang dibuat dengan
diameter luar antara 0,080 – 0,870 inchi, jadi ukurnanya berbanding 10:1. Diameter kabel
144
terbesar, kemampuan daya pakai terbesar, tetapi range frekuensi operasi terendah.
Sabagai contoh, kable dengan diameter luar 0,42 inchi.
Kabel nomor 3 adalah kable yang semifleksibel dengan diameter luar yang lebar
hingga 7 inchi. Untuk membuat kable semifleksibel , helical dielektrik yang didukung
8
teflon dan digunakan sebuah corregated konduktor luar yang terbuat dari copper.
Konstruksi seperti ini membuat kabel semifleksibel diameternya bahkan diatas 1
5 inchi.
8
Kable nomor 4 adalah saluran transmisi yang kaku dengan diameter luar 3 1
8
inchi. Konduktor luar adalah lekukan pipa, dana pada konduktor dalam adalah lekukan
pipa yang didukung secara periodic oleh Teflon kecil yang ditempatkan. Ketebalan dari
teflon yang ditempatkan tergantung pada dielektrik udara yang disebut saluran udara.
Gambar 6.3 Jenis – jenis pandu gelombang (Allan, 1993)
Gambar 6.3 menunjukkan beberapa tipe dari pandu gelombang. Enam pandu
gelombang segi empat yang berbeda (5-10) akan dibandingkan. Perbedaannya hanya
terletak pada ukurannya. Bandwidth yang bermabfaat dari pandu gelombang kira 1,5:1.
145
sebagai contoh pandu gelombang nomor 7, yang mempunyai dimensi luar 0,9 inchi, lebar
0,4 inchi oleh tinggi, tidak akan menyebarkan gelombang mikro hingga frekuensi 6,65
GHz dicapai. Kemudian kan menyebarkan geombang mikro mode tunggal setelah
mencapai frekuensi 13,1 GHz. Untuk menghindari pelemahan yang tinggi pada kahir
yang rendah dari range dan untuk memastikan bahwa tidak ada daya yang dapat masuk
ke mode orde tinggi, pandu gelombang normal digunakan pada 8,2 – 12,4 GHz. Jika
transmisi pada frekuensi lain diinginkan, maka satandar pandu gelombang yang lain
dapat dipilih. Standar pandu gelombang segi empat dibuat dari aluminium dan kuningan.
Kuningan seringkali adalah plat perak yang mengurangi pelemahan.
Pandu gelombang 11 adalah pandu gelombang elips yang dibuat dari alumunium
yang ditekan. Karena ukurannya yang lebar, pandu gelombang ini semi flexible dan dapat
digulung seperti gulungan kable.
Pandu gelombang 12 adalah pandu gelombang tepi. Dapat diingat bahwa range
frekuensi pandu gelombang segi empat ditentukan oleh lebar pandu gelombang. Tepi
yang secara efektif meningkatkan lebar untuk mode dasar dari penyebaran yang dapat
dimulai pada frekuesi yang rendah. Tepi hanya mempunyai efek yang kecil pada
frekuensi cut-off dari mode tinngi kemudian, sejak tidak ada medan magnet yang ada
dalam mode tinggi pada daeha tepi. Oleh karena itu, pandu gelombang tepi kira – kira
mempunyai pita dua kali dari bandwidth standar pandu gelombang segi empat.
Gambar 6.4 Jenis – jenis saluran mikro strip (Allan, 1993)
146
Ketika material dielektrik ditempatkan pada kedua sisi dari stip konduktor, sepertia
yang ditunjukkan pada gambar A, sauran transmisi dapat disebut stripline. Ketika
material dielektrik yang mendukung hanya terdapat pada satu sisi konduktor dan
dieeletrik pada pada sisi lainnya adalah udara, saluran transmsis ini dapat disebut
mikrostrip, sepeti yang ditunjukkan pada gambar B. Gambar C adalah rangakain
mikrosrtip yang diilustrasikan mempunyai keuntungan utama dari stripline dan mikrostrip
– membiarkan rangkaian – rangkaian diiperumit yang terdiri atas beberapa saluran
transmisi yang dihunungkan pada saat bersamaan untuk dibuat secara mudah dengan
photoetching. Sinyal gelombang mikro sebenarnya bergerak, seperti yang ditunjukkan
pada gambar 6.1 pada material dielektrik antara konduktor dan ground plane. Stripline
dan mikrostrip adalah ekivalen gelombang mikro dari rangkaian pemasangan kawat yang
tercetak yang digunakan apda frekuensi rendah. Untuk perbandingan dengan saluran
transmisi yang lain, rangkaian mikrostrip dengan 0,025 inchi. Konduktor emas pada
sebuah substrat keramik alamina dapat dipertimbangkan. Konfigurasi standar mikrostrip
digunakan dalam rangkaian terpadu gelombang mikro.
Karakteristik dari 13 saluran transmisi dibandingkan pada gambar 6.5. garfik
menunjukkan bahwa pelemahan pada saluran transmisi (dB / kaki) sebagai fungsi dari
frekuensi, dan kemudian ayng menunjukkan range ferkuensi atau bandwidth dari saluran
tarnsmisi seperti juga pelemahan. Ukuran yang menyeluruh dari saluran transmisi
(dimensi luarnya) dan kemampuan daya pakai juga ditunjukkan. Saluran transmisi 1 – 4
adalah kable koaksial, ditunjukkan pada gamba 6.2. kable 1 hanya 0,141 inchi pada
diameter luarnya, mempunyai padatan pada bagian dalamnya dan konduktor pada bagian
luarnya, dan semifleksibel. Beroperasi menyebrang pada keseluruhan ferkuensi
gelombang mikro hingga 32 GHz, dimana mode permintaan tinggi disebarkan keluar dan
kable tidak digunakan lebih panjang. Sebagai catatan bahwa pelemahan dari satiap
koaskial kabel meningkat seiring dengan ferkuensi, dan pada 32 GHz kable 1 mempunyai
pelemahan hampir 1dB/kaki. Kemampuan daya penanganan dari kable koaksial
meneurun dengan frekuensi, dan nilai yang ditunjukkan pada tabe adalah nilai terendah
(bahwa, pada frekuensi tertinggidari operasi). Pada 32 GHz kable 1 dapat menangani 50
W tenaga. Kable 1 mungkin kable koaksial yang paling umum digunakan dalam peralatan
147
gelombang mikro, karena ukurannya yang kecil, lebar frekuensi range dan kemampuan
daya pakai.
Kabel 2 adalah kable yang fleksibel diameter luarnya alah 0,42 inchi. Karena kabel
ini lebar, memiliki kerugian yang rendah pada batas bawah dari pita gelombang mikro,
tapi seperti yang dicapai pada maksimum frekuensi dari operasi daya gelombang mikro
yang dimulai untuk kebocoran yang melalui konduktor luar dan pelemahan naik dengan
cepat. Normalnya, luas kabel, besar kemampuan daya pakai, tapi selubung plastic
disekitar sisi luar kabel yang mana melindungi kebocoran, merusak kemampuan transfer
panas, jadi kemampuan daya pakai nya lebih rendah dari kable 1. Kabel 3 adalah kable
yang lebra, 7 inchi diameter kable dengan corregated konduktor luar dan dukungan
8
helical teflon. Memiliki low yang rendah karena ukurannya yang lebar dan kemampuan
daya pakai yang tinggi, 700 watt pada frekuensi tertinggi. Bagaimanapun juga, karena
ukurannya, hanya dapat beroperasi hingga 5 GHz.
Kable koaksial 4, lebar 3 1
8
inchi , diameter saluran udara, mempunyai
kemampuan daya pakai sekitar 12 kW dan pelemahan yang lemah. Pelemahannya kurang
dari 0,005 dB/ft, tapi kabel ini hanya mampu beroperasi hingga 1,3 Ghz dikarenakan
ukurannya.
Enam pandu gelombang kotak yang dibandingkan pada gambar 6.5 beroperasi dari
1 samapi 100 GHz. Ukurannya bervariasi dari 8 inchi, dengan 4 inchi untuk pandu
gelombang 5 yang beroperasi sekitar 1 GHz dan dapat menangani tenaga kira – kira 57
MW. Dengan 0,16 inchi pada pandu gelombang 10 yang mana beroperasi pada 100 GHz.
Tampang lintang pandu gelombang 10 adalah 1mm oleh 2mm (satu millimeter kira – kira
seperti penjepit kertas). Karena ukurannya yang kecil, pandu gelombang 10 dapat
menangani daya 1,8 KW, tapi pelemahannay sangat tinggi lebih dari 1 dB/ft. pandu
gelombang 6 beroperasi antara 4 dan 6 GHz, pandu gelombang 7 antara 8 dan 12 GHz,
pandu gelombang no. 8 dari 12 – 18 GHz, dan pandu gelombang 9 dari 26 -40 GHz.
Kemampuan daya pakai nya bervariasi dari 3MW pada daerah 5GHz, sampai 96
kW pada daerah 30 GHz. Sebagai catatan bahwa kemampuan daya pakai dari pandu
gelombang ini lebih lebar dari pada kabel koaksial, terutama karena daya serap
gelombang mikro pada kabel koaksial kebanyakan diserap pada konduktor dalam dan
148
tidak ada jalan untuk panas meniggalkan kabel. Daya serap pada pandu gelombang
diserap di konduktor luar dan siap dipindahkan. Pelemahan dari kabel koaksial naik
sebanding dengan frekuensi, tapi pelemahan dari pandu gelombang menurun sebanding
dengan frekuensi, karena pelemahan nya sangat tinggi dekat dengan frekuensi cutt – off
dan kemudian menurun seperti frekuensi dari operasi yang bergerak jauh dari frekuensi
cut – off.
Gambar 6.5 Perbandingan dari saluran transmisi (Allan, 1993)
149
Kerugian dari pandu gelombang elips 11 lebih rendah dari kerugian pandu
gelombang kotak yang beroperasi pada daerah frekuensi yang sama. Kerugian dari pandu
gelombang 12 lebih tinggi dari pada pandu gelombang 7 dan 8, tetapi pandu gelombang
meliputi sebanyak 2 pandu gelombang kotak yang berkerja bersamaan.
Mengacu pada kable koaksial 1 dan pandu gelombang 9, kedua saluran transmisi
tersebut beroperasi pada 30 GHz. Pandu gelombang mempunyai satu dari ke empat
kerugian dari kable koakaksial dan 2000 waktu kemampuan daya pakai.
Kerugian dari saluran transmisi mikrostrip 13 adalah sangat tinggi, 5dB/ft pada 10
GHz. Ini bukan masalah yang sesungguhnya, karena mikrostrip digunakan untuk
membuat interkoneksi kompleks antara saluran trnasmisi yang berbeda dan tidak untuk
perantara gelombang mikro jarak jauh.
Gambar 6.6 Ukuran saluran transmisi
Dimensi luar dari saluran transmisi 13 dapat dilihat pada gambar 6.5. tampang
lintangnya dapat dilihat pada gambar 6.6. pandu gelombang 5 adalah 4 dari 8 pada luar
dimensi luar dan ukuran yang lebar dibutuhkan untuk pandu gelombang yang beroperasi
pada 1GHz. Pandu gelombang 7, yang beroperasi sekitra 10 GHz, kira
1
lebar, dan
10
pandu gelombang 9, yang mana beroperasi sekitar 30 GHz kira – kira
1
lebar dari
30
pandu gelombang 1 GHz. Catatan bahwa kabel koaksial 1 yang beroperasi pada 1 GHz
yang bekerja seperti pandu gelombang 5, tetapi mempunyai diameter hanya 0,141 inchi.
150
Table 6.2 faktor –faktor yang menentukan dimensi saluran transmisi
Pandu gelombang
Lebar range frekuensi
Tinggi
Daya pakai
Perbandingan impedansi karakteristik
Kabel koaksial
Diameter luar
Frekuensi maksimum
Tentukan perbandingan diameter dalam dan luar
impedansi karakteristik
Faktor – faktor penentu dimensi pandu gelombang dan koaksial ditabuasikan pada
tabel 6.2. Untuk pandu gelombang, lebarnya menentukan batas frekuensi. Pada pita
operasi dari pandu gelombang, lebarnya sekitar tiga perempat dari panjang gelombang
ruang hampa. Perbandingan tinggi dan lebarnya adalah 1:2. Menjaga tinggi sebanding
dengan setengah kenaikan lebar frekuensi dari mode orde tinggi dan maksimalisasi lebra
pita panjang gelombang. Tinggi juga menentukan kemampuan daya pakai dan impedansi
pandu gelombang. Tinggi terbesar, daya terbesar yang dapat ditangani pandu gelombang
dan karateristik impedansi.
Diameter luar kabel koaksial menentukan kemampuan daya pakai, loss, frekuensi
operasi maksimum: diameter luar terbesar, kemampuan daya pakai terbesar, loss terkecil,
dan frekuensi maksimum terendah. Perbandingan dari diameter luar dan dalam
menentukan impedansi karakteristik dari saluran trnsmisi koaksial.
Kabel koaksial semi kaku yang kecil, seperti kabel 1 digunakan pada sebagian
koneksi gelombang mikro pada level tenaga hingga 10 W.
Kabel koaksial tenaga tinggi dan pandu gelombang terutama digunakan untuk
menangani tenaga gelombang mikro yang besar dari pemancar radar dan system
komunikasi dan menyalurkan tenaga gelombang mikro kecil yang diterima dari antenna
ke noise pertama yang rendah.
151
Pada gekombang millimeter daerah frekuensi (30 sampai 300 GHz),saat pelemahan
kabel koaksial sangat tinggi maka pandu gelombang adalah pilihan terbaik, selama level
tenaganya hanya beberapa watts.
Untuk sirkuit gelombang mikro terpadu, stripline dan mikro strip adalah pilihan
terbaik, untuk sirkuit komplek yang dapat dibentuk dengan photoetching.
6.2 Panjang Gelombang Pandu dan Impedansi Karakteristik
Panjang gelombang pandu dan impedansi karkateristik dali saluran transmisi
gelombang mikro diatur oleh dimensi dan materinya.
Panjang gelombang pandu adalah jarak yang ditempuh oleh sebuah sinyal
gelombang mikro pada satu siklus. Ini terkait dengan panjang geloambang ruang hampa ,
tapi yang dimodifikasi tergantung pada dimensi dan material saluran transmisi.
Impedansi karakteristik (ohm) dari saluran transmisi adalah perbandingan dari
medan terhadap medan magnet sinyal gelombang mikro. Berikut adalah gambar
perumusann untuk menghitung panjang gelombang pandu dan impedansi karakeristik
dari kabel koaksial, pandu gelombang dan mikrostrip, yang diringkaskan di dalam
gambar 6.7. Rumusan tersebut tergantung pada panjang gelombang pandu hingga
panjang gelombang runag bebas dan impedansi karakteristik hingga ruang hampa
impedansi karakteristik, kira – kira 377 Ω.
Untuk kabel koaksial, panjang gelombang pandu sebanding panjang gelombang
ruang hampa dibagi dengan akar konstanta dielketrik dari material pendukung. Jika kabel
koaksial adalah sebuah saluran udara, maka panjang geloambang pandu adalah sama
dengan panjang gelombang ruang hampa.panjang gelombang pandu dari pandu
gelombang lebih lengkap, menyertakan perbandingan panjang gelombang ruang hampa
dengan lebar pandu. Juga terpengaruh juga oleh konstanta dielektrik material sekitar
pandu gelombang, normalnya bukan bahan dielektrik yang digunakan disekitar pandu
gelombang, jadi konstanta dielektrik dapat diabaikan. Rumus untuk mikrostrip sangat
rumit karena adanya material dielektrik berbeda pada setiap sisi konduktor, misal plastic
atau keramik pada satu sisi, dan sisi yang lainnya adalah udara.
152
Panjang
Impedansi
gelombang pandu karakteristik
Jenis
( )
( )
Panjang gelombang Ruang hampa =
Impedansi karakteristik ruang hampa
Gambar 6.7 Rumus penghitungan panjang gelombang pandu dan impedansi
karakterisrik
Rumusan untuk impedansi karakteristik dari 3 tipe saluran transmisi terkait dengan
377 Ω. Ketika sinyal gelombang mikro adalah gaya untuk berpindah pada sekeliling
saluran transmisi, impedansi karakteristik (perbandingan medan) tergantung pada dimensi
dan material saluran transimisi. Kabel koaksial secra normal dibuat dengan diameter
konduktor
luar
terpilih,
relative
terhadap
konduktor
dalam,
jadi
impedansi
karakteristiknya adalah 50 Ω. Mikrostrip sering dibuat dengan model ini juga, rangkaian
mikrostrip ditujukan untuk koneksi saluran koaksial 50 Ω. Impedansi karakteristik dari
pandu gelombang tidak hanya tergantung pada perbandingan tinggi dan lebar tapi juga
panjang gelombang pandu dan frekuensi lintas pita yang bervariasi pada pandu
153
gelombang. Impedansi karakteristik dari koaksial kabel dan mikrostrip bukan
ketergantungan frekuensi. Dimensi yang digunkan pada gambar 6.7 adalah dimensi
dalam.
Material dielektrik yang umum digunakan untuk kabel koaksial dapat dilihat pada
table 6.3. material yang paling umum digunakan adalah teflon dan polyethylene.
Keduanya memiliki konstanta dielektrik sekitar 2 dan fleksibel, penting untuk membuat
kabel fleksibel dan semi kaku. Teflon mempunyai suhu operasi maksimum 200ºC,
polyethylene sedikit lebih rendah, yang berarti teflon mempunyai kemampuan daya pakai
yang tinggi.
Table 6.3 Bahan dielektrik gelombang mikro.
Bahan
Kontanta dielaktrik
Suhu maksimum
Fleksibilitas
Teflon
2,04
200
Baik
Poly etilen
2,25
150
Baik
Teflon fiberglass
2,55
200
Baik
Boron nitrit
4,4
500
Lemah
Berylia
6,6
500
Sangat lemah
Alumina
9,6
500
Sangat lemah
Epsilam 10
10
150
Baik
Material yang digunakan untuk stripline dan mikrostrip adalah teflon fiberglass,
boron nitrit, berilia, alumina dan epsilam. Teflon fiberglass fleksibel dan suhu operasi
maksimum 200ºC, dimana batas tambahan antara transistor dan dioda dengan
pensolderan. Boron nitrit, berilia dan alumina adalah material keramik. Material tersebut
dapat mencapai suhu tinggi, tapi fleksibilitasnya berkisar antara kurang sampai sangat
kurang dan menjadi keramik keras yang sangat susah untuk dibentuk. Konstanta
dielektriknya lebih tinggi dari teflon fiberglass antara 4 sampai 10. konstanta dielektrik
terbesar, mencapi bagian terkecil yang mana banyak aplikasi yang diuntungkan. Epsilam
10 yang terutama berkembang dengan karakteristik gelombang mikro yang sama dengan
keramik alumina, tapi fleksibel dan mudah dikerjakan mesin.
Contoh dari panjang gelombang pandu dan impedansi dari 3 saluran transmisi
berbeda, dihitung pada 10 GHz dirumuskan dengan rumusan pada gambar 6.7
154
ditunjukkan pada table 6.4. Panjang gelombang ruang hampa pada 10 GHz adalah 30
mm.
Table 6.4 contoh panjang gelombang pandu saluran transmisi dan impedansinya
Pada 10 Ghz dan
Pandu gelombang WR 90
a=0,900 inchi
b= 0,400 inchi
= 40 mm
Kabel RG 141
D =0,118 inchi
b= 0,036 inchi
= 40 mm
Mikro strip
w =0,025 inchi
b= 0,025 inchi
= 12 mm
Contoh yang pertama adalah pandu gelombang WR 90, yang mana merupakan
pandu gelombang mengoperasikan sekitar 10 GHz. Lebarnya 0,900 inchi dan tinggi nya
0,400 inchi. Menurut gambar 6.7, panjang pandu gelombangnya adalah 40 mm dan
impedansi karakteristiknya dalah 220 mm 220 Ω. Panjang gelombang pandu di pandu
gelombang lebih besar daripada panjang gelombang runag bebas. Seperti pandu
gelombang 7 pada perbandingan saluran transmisi pada gambar 6.5
Contoh selanjutnya adalah 0,141 inchi diameter kabel semi kaku. Diameter dalam
dari konduktor luar adalaj 0,118 inchi , diameter dari konduktor dalam 0,036 inchi dan
material pendukungnyua adalah teflon, yang mempunyai konstanta dielektrik 2,04.
panjang gelombang pandu adalah 21 mm. Diameter dari konduktor luar dan dalam secara
sengaja dipilih untuk memberikan impedansi, dengan digunakan teflon sebgai bahan
dielektriknya. Panjang gelombang pandu dari koaksial kabel lebih rendah dari panjang
gelombang pada ruang hampa, mengacu pada efek dari material dielektrik pendukung.
Contoh ketiga adalah saluran transmisi 13 pada perbandingan. Mempunyai lebar
saluran 0,025 inchi, ketebalan keramik 0,025 inchi dan sebuah substrat keramik alumina
dengan konstanta dielektrik 9,6. Dengan rumusan tersebut panjang gelombang pandu dari
mikrostrip hanya 12 mm, bandingkan dengan pangjang gelombang ruang hampa 30 mm
155
atau panjang gelombang teflon yang diisi dengan kabel semi kaku 21 mm. Lebar dari
saluran mikrostrip dan ketebalan keramik pendukung, secara sengaja dipilih untuk
memberikan 50 Ω impedansi untuk mikrostrip.
6.3 Kabel Koaksial
Rumusan pada gambar 6.7, sepanjang material dielektrik pendukung dari table 6.3,
melampirkan metode untuk perancangan kabel koasksial.
Table 6.5 kabel koaksial standar
jenis
fleksibilitas
Diameter luar
(inchi)
Impedansi
karaakteristik
Pelemahan
(dB/100 ft)
(ohms)
3 GHz
10
GHz
Daya pakai
3 GHz
10 GHz
085
SR
0,085
50
34
73
115
48
RG 196
F
0,080
50
78
172
41
14
141
SR
0,141
50
21
45
310
160
RG 58 A
F
0,195
50
41
-
22
-
250
SR
0,250
50
14
29
600
280
RG 214
F
0,425
50
19
47
95
37
RG 59 A
F
0,242
75
25
-
40
-
RG 62 A
F
0,242
93
9
30
40
15
Kadang kabel koaksial perlu untuk dirancang. Secara normal, standar kabel
koaksial dapat digunakan secara sederhana untuk menghubugkan peralatan gelombang
mikro secara bersamaan, jadi kabel khusus tidak akan mempunyai rancangan. Lebih dari
100 rancangan kabel koaksial tersedian dengan daya kemampuan yang berbeda,
pelemahan dan fleksibilitas, dan perancang kabel memilih kabel terbaik untuk pekerjaan
tertentu. Beberapa dari kabel koaksial yang umum digunakan dibandingkan pada table
6.5. Kecuali untuk permintaan membawa jumlah tenaga yang besar dengan pelemahan
rendah pada akhir rendah dari pita gelombang mikro, dimana saluran udara atau kabel
special dengan dielektrik pendukung helical. Kabel RG semuanya fleksibel. Antenuasi
156
tinggi dan daya pakai rendah dibandingkan pada kabel semi kaku dari perkiraan dengan
ukuran yang sama.
6.4 Pandu Gelombang
Rumus pada gambar 6.7 dapat digunakan untuk menghitung impedansi
karakteristik dan panjang gelombang pandu dari pandu gelombang. Mereka dapat
menggunkan rancangan khusus pandu gelombang untuk bagian yang cocok. Tabel 6.6
adalah daftar pandu gelombang kotak. Catatan bahwa ke 34 pandu gelombang tersebut
dibutuhkan untuk menutup secara penuh pita gelombang mikro.
Seperti yang dibicarakan sebelum nya, faktor terpenting yang mempengaruhi
pilihan pandu gelombang adalah range frekuensi operasi. Table 6.6 menunjukkan range
untuk semua pandu gelombang yang berbeda, dengan dimensi luarnya, pelemahan, dan
daya pakai. Pandu gelombang secara spesifik dengan angka WR, yang mana lebar dalam
pandu gelombang adalah seperseratus inchi. Sebagai contoh WR 90 adalah 1 inchi oleh ½
inchi pada dimensi luarnya, tapi pada lebar dalam adalah 0,9 inchi.
6.5 Stripline dan Mikrostrip
Seperti pada kabel koaksial atau pandu gelombang, dimana kabel koaksial standar
digunakan untuk menghubungkan bagian – bagian dari keseluruhan alat, mikrostrip
digunakan didalam piranti gelombang mikro itu sendiri. Dengan konsekuensi stripline
khusuh dan saluran transmisi mikrostrip perlu untuk di rancang. Contoh stripline dan
mikrostrip dapat dilihat pada gambar 6.9.
Perlu diingat bahwa material dielektrik terdapat pada kedua sisi penghantar
stripline. Pada stripline panjang gelombang pandu g sama dengan panjang gelombang
ruang hampa o dibagi dengan akar dari konstanta dielektrik  dari material pendukung
stripline.
Konstanta dielektrik dari material dapat dilihat pada table 6.3. Secara normal teflon
fiberglass digunakan pada stripline dengan konstanta dielektrik mecapai 2,55.
157
Table 6.6 pandu gelomabng segi empat standar (Allan, 1993)
158
Gambar 6.8 rumusan rancangan untuk stripline (Allan, 1993)
Impedansi karakteristik Z o dari stripline tergantung pada ketebalan b dari
dielektrik pendukung dan pada lebar w dari strip pendukung, dan hubungannya dapat
dilihat dalam grafik pada gambar 6.8 Dengan Z o  Vs w . Sebagai catatan bahwa b
b
adalah tebal keseluruhan dari dua laminasi, satu diatas dan satu dibawah strip. Ketebalan
dari strip itu sendiri adalah 0,0007 inchi. Laminasi material pendukung biasanya 0,030
atau
0,062
inchi.
Oleh
b  2  0,030  0,060inchi .
karena
itu,
ketebalan
laminasi
yang
digunakan
159
Gambar 6.9 Rancangan rumusan untuk mikrostrip (Allan, 1993)
160
Contoh 6.1
Rancangan sebuah stripline 50Ω menggunakan teflon fiberglass dengan ketebalan 0,03.
Tentukan panjang gelombang pandu pada saat 3GHz.
Penyelesaian:
Dari gambar 6.8
Grafik untuk mikrostrip ditunjukkan pada gambar 6.9. Rumus yang digunakan
untuk panjang gelombang pandu dan impedansi mikrostrip sedikit lebih rumit karena
karena konstanta dielektrik pada lapisan atasnya berbeda dengan lapisan bawahnya.
Sebagai konsekuensinya, maka rancanganya harus diselesaikan secara grafik. Grafik atas
pada gambar 6.9 menunjukan impedansi karakteristik dari saluran mikrostrip sebagai
fungsi dari dari lebar garis terhadap perbandingan ketebalan dielektrik pendukung untuk
berbagai nilai dari kostanta dielektrik material pendukung. Garafik bawah menunjukkan
pengurangan dari panajang gelombang ruang hampa pada saluran mikrostrip sebagai
fungsi dari lebar terhadap perbandingan ketebalan (w/h )untuk berbagai konstanta
dielektrik. Nilai yang biasa digunakan dari gambar 6.9 adalah :
Bahan
Konstanta
w/h
untuk Reduksi panjang
dielktrik
impedansi 50Ω
gelombang ruang
hampa
Teflon fiberglass
2,55
3
1,5
alumina
9,6
1
2,5
161
Contoh 6.2
Cari lebar saluran dan pajang gelombang pandu 50Ω saluran mikrostrip dengan tebal
alumina 0,025 inchi, (
) pada 10 GHz
Dari grafik gambar 6.9
Sehingga
Contoh 6.3
Berapa lebar saluran dan panjang gelombang pandu 30 Ω saluram mikrostrip pada
ketebalam alumina 0,0025 inchi , (
Penyelesaian :
Dari grafik gambar 6.9
) pada 10 GHz
162
Contoh 6.4
Berapa lebar saluran dan panjang gelombang pandu 50 Ω saluram mikrostrip pada
ketebalan Teflon-fiberglass 0,0062 inchi , (
) pada 10 GHz
Penyelesaian
:
Dari grafik gambar 6.9
6.6 konektor dan adaptor
Tipe dari konektor dan adaptor dari saluran transmisi yang berbeda ditunjukkan
pada gambar 6.10.
Pandu gelombang mudah untuk dihubungkan karena tidak mempunyai konduktor
dalam. Mereka hanya dikancingkan bersamaan pada karah-karah ke akhir pandu
gelombang (gambar 6.10). Karah datar sederhana digunakan untuk sebagian besar
penghubung. Tekanan karah pada sebelah kanan atas mengurangi kebocoran gelombang
mikro sepanjang celah dimana karah tidak terpasang secara sempurna, diperbolehkan
untuk mengunakan tali – tali antara karah – karah sehingga campuran gas pekat dapat
terbentuk. Pandu gelombang dapat terisi dengan inert, seperti nitrogen atau sulfur
heksaflourida, untuk meningkatkan puncak kemampuan daya pakai.
163
Gambar 6.10 konektor saluran transmisi
Gambar tengah keempat adalah konektor kabel koaksial. Membuat sebuah konektor
koaksial sangatlah sulit karena konduktor luar dan dalam harus digabungkan. Konektor
koaksial N dan TNC terdiri dari tuas dan steker dan satu lapisan konduktor luar pada satu
sisi lainya untuk memastikan terpasang secara sempurna, seperti konduktor luar yang
dihubungkan. Konektor yang sebenarnya adalah bagian kecil didalam pada photograph,
dan bagian benang luar adalah mekanisme penjepit. Konektor dengan ketelitian 7 mm
mempunyai sebuah pegas pada konduktor luar. Ketelitian konektor kemudian mencapai
bentuk yang sempurna dari saluran transmisi dan pantulan tenaga minimum pada saat
koneksi. N dan ketelitian konektor mengoperasikan mode bebas hingga 18 GHz.
Konektor TNC diisi dengan Teflon dan dapat digunakan untuk operasi tinggi, tetapi
materi koaksial didalamnya membatasi mode bebas konektor hingga 16 Ghz. Konektor
SMA ukurannya setengah dari koneltor TNC (diameter dalam 3,5 mm) dan mode bebas
164
beroperasi hingga 32 GHz. Sesuai dengan kabel semifleksibel 0,141 inchi yang mana
digunakan sebagai kabel 1 dari perbandingan kabel dan beroperasi hingga 32 GHz.
Konektor koaksial EIA ditunjukkan di kanan bawah yang digunakan untuk
menghubungkan saluran udara kabel koaksial.
Sebuah adaptor pandu gelombang ke kabel koaksial ditunjukkan pada kiri bawah
gambar 6.10 dan diilustrasikan satu dari banyak kombinasi untuk menghubungkan satu
saluran transmisi ke tipe lainnya.
165
BAB 7
KOMPONEN KONTROL SINYAL GELOMBANG MIKRO
Komponen-komponen kontrol sinyal gelombang mikro mengontrol frekuensi, daya dan
karakteristik lain dari sinyal gelombang mikro. Fungsi, operasi, dan spesifikasi kinerja
penting untuk terminasi, kopel direksional, pengkombinasi, isolator dn sirkulator, filter,
multiplekser, attenuator, saklar, peubah fase, dan detektor akan dibicarakan. Karena banyak
komponen menggunakan semikonduktor atau ferrit, peralatan ini akan dibicarakan terlebih
dahulu.
7.1
Semikonduktor Gelombang Mikro
Komponen
kontrol
sinyal
gelombang
mikro
menggunakan PN (atau varactor), Schottky, dan dioda semikonduktor PIN. Semikonduktor
berguna sebagai alat elektronik karena karakteristiknya dapat divariasi dengan “doping”
material. Doping ditunjukkan pada gambar 7.1. Sebuah semikonduktor memiliki empat
elektron pada kulit terluar. Kulit terluar dapat menahan delapan elektron, dan atom dari
semikonduktor terikat pada kristal oleh elektron terluar. Sebagai contoh, pada kristal silikon
murni, setiap atom membagi empat elektron pada kulit terluar dengan empat tetangganya, dan
setiap tetangganya membagi satu elektron ke atom tersebut; pemakaian bersama dari elektron
di kulit terluar mengikat kristal bersama. Dengan demikian, tidak ada elektron bebas yang
dapat bergerak melalui bahan dibawah efek dari medan listrik, sehingga material
semikonduktor adalah isolator.
Jika level dopant lebih kecil dari 10-9 yang mana satu bagian per satu milyar, kemudian
nomor dari elektron yang tidak terikat tidak berarti, dan material semikonduktor adalah tipe
1, sebuah isolator. Bagaimanapun juga, konduktivitas dari material dapat diubah menjadi
tingkat apapun hanya dengan menambahkan dopant, sebagai contoh antimony atau fosfor,
yang masing-masing memiliki lma elektron pada kulit terluar. Ketika sebuah dopant atom
menggantikan atom silikon pada kisi kristal, empat dari kulit elektron terluar dibagikan
dengan atom silikon di sekitarnya untuk mengikat menjadi kristal, namun elektron kelima
bebas bergerak di dalam material, sehingga material menjadi semikonduktor. Doping jenis ini
membuat material N, karena material memiliki kelebihan muatan negatif.
166
Elektron valensi kelima
dari atom pengotor
menjadi elektron bebas
Atom pengotor







 





Lobang


 
Atom pengotor



N Dopants: Antimony
Phosphorus

P Dopants: Indium
Boron
Gambar 7.1 Doping semikonduktor
Disisi lain, material P memiliki kelebihan muatan positif. Pada kasus ini, dopant seperti
indium atau boron yang masing-masing memiliki tiga elektron di kulit terluar digunakan.
Ketika atom dopant P menggantikan atom silikon, tiga elektron dibagikan dengan atom
silikon disekitarnya, tetapi sebuah elektron menghilang dari kisi kristal, dan elektron yang
hilang disebut hole. Sebiah elektron dari silikon sekitar menempati hole, tetapi hal ini
meninggalkan hole pada atom yang menyediakan elektron. Ketika elektron menempati hole
dan meninggalkan hole baru, maka seolah-olah hole bergerak pada material, sebagai ,muatan
positif; sehingga menjadi material P.
Tindakan unik dari semikonduktor, biasanya dengan membentuk pasangan antara
material tipe N dan P, terjadi pada tingkat doping antara 10-8, yang mana merupakan satu
bagian per seratus juta, dan 10-7, yang merupakan satu bagian per sepuluh juta. Jika dopant
ditambahakan hingga tingkat doping melewati 10-6, yang merupakan satu bagian per satu
juta, material akan disebut N+atau P+. Pasangan semikunduktor tidak lagi terbentuk ketika
material dalam keadaan doping berat, dan material N+dan P+ menjadi konduktor. Doping
jenis ini menjadikan silikon atau galium arsenida (GaAs), yang bentuk aslinya merupakan
isolator menjadi konduktor dengan tingkat konduktivitas yang dapat diatur. Namun, material
tersebut tidak lagi memiliki sifat khusus ketika diberi doping, dan muncul sebagai tahanan
dengan nilai tahanan yang bervariasi. Karakteristik unik atau semikonduktor, yang
menjadikan material tersebut berguna untuk penghasil sinyal, penguatan, dan kontrol,
diperoleh dengan membentuk pasangan semikonduktor terdoping yang berbeda.
Pasangan dasar dari adalah PN, ditunjukkan pada gambar 7.2. Pasangan PN terjadi
ketika material semikonduktor yang di doping P dan material semikonduktor yang di doping
N ditempatkan bersamaan. (Material tidak diletakkan bersama, tetapi pasangan tumbuh di
dalam material.) Elektron pada material N ditarik oleh hole pada material P dan bergerak
sepanjang pasangan untuk mengisi hole. Tarik menarik berasal dari gaya listrik pada kisi
167
kristal. Seperti ditunjukkan pada gambar 7.2a, bagian yang kosong antara material N dan P,
dan bagian ini adalah percabangan. Percabangan tidak lagi memiliki elektron pada material N
(karena elektron tersebut telah bergerak ke material P untuk menempati hole) ataupun hole
pada material P (karena telah diisi elektron), sehingga menjadi isolator.
Seluruh elektron pada material N tidak bergerak dan mengisi hole pada material P,
karena jika semua elektron pada material N meninggalkan daerahnya bermuatan positif.
Semikonduktor N dan P secara listrik bersifat netral. Material N, karena dopingnya dengan
atom yang memiliki lima elektron pada kulit terluar, memiliki elektron bebas yang dapat
bergerak dalam material, tetapi inti dari setiap atom dopant memiliki kelebihan satu muatan
positif daripada atom silikon, yang menyeimbangkan tambahan elektron pada kulit terluar.
Namun, ketika elektron meninggalkan material N dan memasuki material P, elektron
meninggalkan material N bermuatan positif dan membuat material P bermuatan negatif.
Material N bermuatan positif kemudian menggunakan gaya untuk menarik elektron kembali.
Ketika gaya ini menyeimbangkan gaya orbital elektron, yang mana menarik elektron menuju
hole, aliran elektron menuju hole menjadi tehenti. Akibatnya, daerah kosong muncul hanya
pada jarak yang kecil pada masing-masing sisi, sebagian pada material P dan sebagian pada
material N.
Daerah
pengosongan
P
Arus
N
Kapasitansi

 

Jumlah ion sama pada
tiap sisi
Lapisan ion positif
(pengosongan elektron)
0,6 V
Tegangan bias
Lapisan ion negatif
(pengosongan lobang)


(b)
(a)
Gambar 7.2 Pasangan PN
Karakteristik kelistrikan dari pasangan PN ditunjukkan pada gambar 7.2b. Arus yang
mengalir melalui pasangan digambarkan sebagai fungsi tegangan bias yang diaplikasikan
pada pasangan. (Tegangan biasditunjukkan sebagai tegangan yang diaplikasikan ke sisi P
daripada sisi N.) Dengan bias negatif, tidak ada arus yang melewati pasangan. Sisi P sudah
memiliki elektron lebih banyak dari yang diharuskan, dan menghubungkan dengan terminal
negatif dari baterai ke sisi P hanya memperburuk keadaan. Oleh karena itu, pasangan PN
168
hanya mengatur kebocoran arus kecil, yang biasanya diasumsikan tidak dihiraukan. Diodanya
akan disebut reversed-biased. Pasangan PN akan muncul seperti variabel kapasitansi. Ketika
bias negatif meningkat, ketebalan pasangan menjadi semakin besar dan kapasitansinya akan
menurun.
Ketika dioda berada dalam keadaan forward-biased, material P terhubung dengan
terminal positif dari baterai. Namun, arus masih tidak mengalir sampai bias maju cukup
tinggi untuk menguasai gaya listrik internal. Untuk silikon pada suhu ruang hal ini terjadi
ketika bias luar adalah 0.6 V. Seperti yang ditunjukkan pada gambar, ketika tegangan
ditingkatkan diatas 0.6 V, arus pasangan akan meningkat dengan cepat.
Pada frekuensi rendah, pasangan PN digunakan sebagai pengkoreksi dioda untuk
persediaan daya, untuk detektor, san sebagai kapasitor variabel untuk mengkalibrasi sirkuit
LC. Pasangan semiknduktor terkait yang digunakan dalam peralatan gelombang mikro
dibandingkan pada gambar 7.3. Pasanagn PN ditunjukkan pada gambar 7.3a. Gambar 7.3b
menunjukkan pasangan Schottky, terbentuk antara logam konduktor dan sebuah
semikonduktor terdoping N. Ketika logam dan material terdoping N ditempatkan bersama,
elektron dari material N tertarik pada logam dan meninggalkan pasangan bersifat isolator
dalam material N. Karakteristik dari pasangan Schottky sama dengan PN, kecuali kapasitansi
dari pasangan Schottky lebih kecil. Dengan teknik pembuatan khusus, pasangan Schottky
mulai bekerja pada saat tegangan bias menjadi positif.
Pasangan ohmic ditunjukkan pada gambar 7.3c. Pasangan ohmic digunakan untuk
membuat hubungan listrik ke material terdoping N atau P. Jika konduktor logam
dihubungkan langsung ke material semikonduktor terdoping N, pasangan Schottky akan
terbentuk. Untuk membuat hubungan listrik ke material N tanpa ada karakteristik pasangan,
daerah N+, yang merupakan semikonduktor terdoping berat, terhubung dengan daerah N dan
logam terhubung dengan material N+. Pasangan ohmic tidak memiliki karakteristik khusus;
arus mengalir sama baik pada kedua arah tanpa efek kapasitansi.
Dioda PIN, ditunjukkan oleh gambar 7.3d, dibentuk dari material P dan N dengan
lapisan tipis dari material tidak terdoping atau material I diantaranya. Material I mengurangi
kapasitansi pada kasus reversed-bias, dan dioda PIN digunakan sebagai attenuator yang
diatur secara elektronik, saklar elektronik, pembatas, atau pada peubah fase elektronik.
169
P-N
P
Schottky
N
Metal
Metal
N
Arus
Kapasitansi
PIN
Ohmic
Arus

(a)
Arus
Kapasitansi
0,6 V

N
Arus
Kapasitansi
Tegangan bias
I
P
N+ N
0,6 V
Tegangan bias


(b)
0,6 V
Tegangan
bias


(c)
Tegangan bias


(d)
Gambar 7.3 Perbandingan pasangan
7.2
Ferrit Gelombang Mikro
Sifat khusus dari ferrit gelombang mikro adalah pelemahan, kecepatan perambatan,
konfigurasi medan, dan polarisasi dari sinyal gelombang mikro yang melewatinya
dipengaruhi oleh medan magnet luar yang dikenakan pada ferrit. Ferrit digunakan pada
isolator, sirkulator, filter, dan peubah fase.
Ferrit adalah senyawa besi oksida. Meskipun besi adalah konduktor, besi oksida adalah
isolator. Sehingga, gelombang mikro dapat melewati bahan ferrit besi oksida. Atom besi pada
ferrit masih mempunyai sifat magnetik, oleh karena itu dapat dibuat untuk berinteraksi
dengan medan magnetik dari sinyal gelombang mikro. Gambar 7.4 menjeaskan efek dari
ferrit gelombang mikro. Bola kecil mewakili sebuah elektron yang beruptar pada sumbunya.
Karena elektron memiliki muatan listrik dan berputar, maka elektron tersebut mempunyai
momen magnetik, seperti magnet kecil. Material magnetik dan nonmagnetik mempunyai
elektron yang berputar, tetapi elektron pada material nonmagnetik berputar berpasangan dan
efek magnetiknya saling meniadakan. Atom magnetik seperti besi memiliki elektron
berpasangan pada kulit terluar,jadi setiap atom mempunyai efek magnetik. Ketika medan
magnetik eksternal dikenakan pada material magnetik, medan megnet tersebut mengarahkan
momen-momen magnetik dari elektron tak berpasangan yang berputar. Namun, karena
elektron memiliki massa dan berputar seperti giroskop, momen magnetik dari elektron tidak
diarahkan oleh medan magnet dari luar melainkan memutar atau presesi. Besar presesi
bergantung pada medan yang dikenakan; sebagai contoh, pada 1000 gauss, frekuensi presesi
2.8 GHz. (Satu Gauss adalah sekitar besarnya medan magnetik bumi.) Medan berkekuatan
beberapa ribu gauss dapat diperoleh dari listrik magnet atau magnet permanen. Nilai presesi
170
bersifat proporsional terhadap kekuatan medan yang dikenakan, maka dengan mengandakan
medan magnet akan menggandakan nilai presesi.
Sifat ferrit yang menjadikannya berguna untuk alat-alat gelombang mikro ditunjukkan
pada gambar 7.5 dan 7.6. Gambar 7.5a menunjukkan pelemahan jalur transmisi gelombang
mikro berisi ferrit pada 10 GHz sebagai fungsi medan magnet. Tidak ada pelemahan pada
kekuatan medan magnet berapapun ketika sinyal gelombang mikro merambat pada jalur
transmisi di arah dimana medan magnet dari sinyal gelombang mikro berlawanan dengan
medan magnet pada material ferrit yang ditunjukkan pada kurva garis putus-putus. Ketika
sinyal gelombang mikro merambat pada arah yang berbeda, dimana medan searah, tidak ada
pelemahan hingga medan magnet berada pada 3600 gauss yang menjadikan frekuensi presesi
dari momen magnetik pada material ferrit sama dengan 10 GHz. Sinyal gelombang mikro
diperlemah (kurva garis).
Bahkan saat medan megnet di atas dan di bawah keadaan pelemahan, sinyal gelombang
mikro dipengaruhi oleh ferrit, seperti ditunjukkan pada gambar 7.5b. Sinyal gelombang mikro
merambat melalui ferrit pada kecepatan berbedapada arah yang berlawanan, tergantung pada
apakah medan magnet dari sinyal gelombang mikro searah dengan medan magnet pada
material ferrit. Perbedaan kecepatan antara satu arah perambatan dengan yang lainnya
ditunjukkan pada gambar 7.5b sebagai fungsi medan magnetik. Perlu diperhatikan bahwa
tidak mungkin menunjukkan perbedaan perambatan pada 3600 gauss, karena gelombang
mikro merambat pada satu arah diserap seluruhnya. Perbedaan kecepatan antara arah
perambatan digunakan dalam sirkulator cabang Y.
Medan magnetik terapan
Momen magnetik dari
spin elektron
Prosesi momen magnetik
elektron sekitar medan
terapan
Gambar 7.4 Efek magnetik pada atom ferrit
Gambar 7.6 menunjukkan bagaimana ferrit digunakan untuk menghasilkan kopel
frekuensi sensitif antara dua jalur transmisi.jalur transmisi dikopel dengan dua lilitan,pada
171
sudut yang tepat satu sama lain. Umumnya, tidak ada kopel karena lilitan berada pada sudut
yang tepat dan medan elektromagnetik berada pada sudut yang tepat. Jika bola ferrit kecil
ditempatkan pada pusat lilitan, tidak akan terjadi kopel kecuali pada freuensi resonansi
magnetik. Gambar 7.6 menunjukkan kopel antara jalur transmisi sebagai fungsi frekuensi
dengan dua tingkat medan magnetik dikenakan pada bola ferrit di pusat lilitan. Jika medan
magnet berada pada 1800 gauss (kurva garis), tidak ada kopel yang terjadi antara jalur
transmisi kecuali pada 5 GHz. Jika medan magnet pada 3600 gauss, tidak ada kopel antara
jalur transmisi kecuali pada 10 GHz (kurva tiitk). Dengan memvariasi medanmagnet yang
dikenakan, frekuensi kopel dapat divariasi. Ferrit yang digunakan seperti ini berada pada
filter yang dapat diatur secara elektronik.
Perbedaan Kecepatan diantara
Arah Penjalaran
Perbedaan
Atenuasi pada 10 GHz
Atenuasi di dalam Jalur transmsis
berisi Ferrite
0
1000
2000 3000
0
4000
Medan Magnet (Gauss)
1000
2000 3000
4000
Medan Magnet (Gauss)
(a)
(b)
Gambar 7.5 Perambatan gelombang mikro pada jalur transmisi berisi ferrit
3600 Gauss
Kopel
1800 Gauss
0
5
10
15
Frekuensi (GHz)
Gambar 7.6 Kopel dengan bola ferrit
Meterial ferrit berbeda berguna pada frekuensi gelombang mikro, termasuk ferrit nikel,
ferrit magnesium, dan yttrium iron garnet(YIG). Karena respon frekuensi yang tajam, YIG
adalah material yang umum digunakan pada alat-alat ferrit. Namun, pada aplikasi dimana alat
172
ferrit harus dioperasikan pada jangkauan frekuensi yang lebar (seperti isolator atau
sirkulator), ferrit nikel lebih banyak digunakan.
7.3
Terminasi
Terminasi ditunjukkan pada gambar 7.7. Terminasi menyerap semua daya pada akhir
jalur transmisi dan tidak memantulkannya sama sekali. Tujuannya adalah untuk mengakhiri
perlengkapan gelombang mikro tanpa membiarkan daya untuk menyebar ke sekitar atau
terpantul kembali ke peralatan. Terminasi untuk jalur transmisi koaksial ditunjukkan pada
gambar 7.7a, dan terminasi untuk mikrostrip ditunjukkan pada gambar 7.7b. Terminasi pandu
gelombang berdaya rendah ditunjukkan pada gambar 7.7c, dan terminasi pandu gelombang
berdaya tinggi, berpendingin dan mampu menangani beberapa ratus watt daya, ditunjukkan
pada gambar 7.7d. Terminasi memiliki penyerap runcing, biasanya terdiri dari material
dielektrik
karbon
penyerap
yang
menyerap
daya
gelombang
mikro
dan
tidak
memantulkannya sama sekali. Spesifikasi penting dari terminasi adalah masukan SWR dan
kemampuan menangani daya. Spesifikasi ini ditunjukkan pada gambar 7.7 untuk setiap
terminasi.
7.4
Kopel Pengarah
Kopel pengarah mengambil sampel daya yang merambat pada satu arah pada jalur
tansmisi. Seperti ditunjukkan di gambar 7.8, daya masukan Pi memasuki kopel pengarah,
sampel dikopel dan keluar dari kopel pengarah, seperti ditunjukkan oleh daya Pc, dan sisanya
dilewatkan menuju jalur transmisi keluaran Po.
Spesifikasi penting dari kopel pengarah adalah kopel, sisipan yang hilang, isolasi, dan
direktivitas. Kopel menunjukkan berapa banyak daya masukan yang dijadikan sampel. Kopel
didefinisikan sebagai 10 kali log daya terkopel dibagi daya awal. (Nilai mutlak digunakan
karena log rasio daya bernilai negatif.) Beberapa nilai kopel adalah 3, 6, 10, 20, 30, 40, dan
50 dB. Bagaimanapun juga, berapapun nilai kopel juga bisa diperoleh dengan membuat alat
kopel dengan nilai tertentu.
Sisipan yang hilang menunjukkan daya keluaran terhadap daya masukan. Daya
keluaran lebih kecil dari daya masukan karena dua alasan: (1) beberapa dari daya masukan
terkopel menuju terminal kopel dan tidak mencapai keluaran; (2) sebagian daya diserap di
dalam kopel pengarah. Sisipan yang hilang dalam dB adalah harga mutlak dari 10 kali log
daya keluaran dibagi daya masukan.
173
Microstrip
Coaxial
SWR = 1,3
Daya = 10 W
SWR = 1,25
Daya = 2 W
(b)
(a)
(http://www.richardsonrfpd.com)
(http://www.americanradiosupply.com)
Pandu Gelombang Daya Tinggi
Pandu Gelombng
SWR = 1,015
Daya = 10 W
SWR = 1,1
Daya = 250 W
(c)
(d)
(http://www.microwavetechnologiesinc.com)
(http://www.jn-engineering.co.uk)
Gambar 7.7 Terminasi
Daya Terkopel
( Pc )
Daya Keluar
Daya Masuk
( P0 )
( P1 )
Gambar 7.8 Definisi kopel pengarah
Kopel pengarah seharusnya digunakan untuk mengambil sampel daya hanya pada satu
arah, tetapi karena tidak ada alat kopel yang sempurna, alat kopel mengambil sejumlah kecil
sampel dari arah yang salah. Pengambilan sampel dari arah yang salah ini disebut isolasi dan
nilainya dalam dB adalah 10 kali log daya pada terminal kopel dibagi dengan daya yang
dikirimkan ke alat kopel pada arah yang salah.
Direktivitas kopel adalah cara lain untuk menjelaskan kinerja pada arah yang salah; dan
nilainya sama dengan isolasi dalam dB dikurangi kopel dalam dB. Dengan kata lain, jumlah
daya yang disampel pada arah yang salah, yaitu isolasi, sama dengan direktivitas ditambah
kopel.
174
Sebagai tambahan untuk pengambilan sampel daya yang merambat pada jalur
transmisi, kopel pengarah digunakan untuk melemahkan daya oleh jumlah tertentu (dengan
mengeluarkan daya melalui lengan terkopel) dan untuk mengukur daya yang terpantulkan
dari ketidakcocokkan.
Prinsip kerja dari kopel pengarah ditunjukkan pada gambar 7.9. Kopel pengarah pandu
gelombang ditunjukkan pada gambar tersebut namun alat kopel koaksial dan stripline bekerja
pada cara yang hampir sama. Gambar bagian atas menunjukkan kopel pengarah terdiri atas
dua jalur transmisi yang terhubung pada rangkaian lubang: semakin besar lubang, semakit
hebat pengkopelan. Lubang diletakkan seperempat dari panjang gelombang untuk
mendapatkan sifat kopel pengarah. Sifat pengarah ditunjukkan pada gambar bagian bawah.
Daya awal dianggap merambat pada jalur transmisi dari kiri ke kanan. Sebagian dari daya
dikopel menuju jalur transmisi pembantu pada lubang pertama, dan sebagian pada lubang
kedua. Sampel daya tersebut berada dalam keadaan sefase karena sampel daya tersebut
merambat pada jarak yang sama. Kemudian, sampel tersebut bergabung dan terus merambat
pada halur transmisi pembantu dari kiri ke kanan hingga muncul pada terminal keluaran dari
alat kopel.
Jalur Transmisi Pelengkap
Terminasi Penghambat
Matching
Ke Detektor
Pembangkit
Beban
Lobang
Jalur Transmisi Utama
Gambar 7.9 Cara kerja kopel pengarah
175
Sebaliknya, daya yang merambat pada jalur transmisi dari kiri ke kanan memiliki nilai
yang sama dengan daya terkopel pada lubang kedua dan lubang pertama. Namun, pada saat
sampel dikombinasikan pada pandu pembantu, sampel tersebut memiliki beda fase sebesar
180°, karena daya terkopel melalui lubang pertama telah merambat sejauh setengah panjang
gelombang daripada daya terkopel melallui lubang kedua. Sehingga, sampel akan saling
meniadakan , dan tidak ada daya muncul pada terminal terkopel.
Beberapa kopel pengarah ditunjukkan pada gambar 7.10. Alat kopel Pandu gelombang
ditunjukkan pada gambar 7.10a. Alat kopel koaksial ditunjukkan pada gambar 7.10b,
termasuk tampilan potongan pada gambar 7.10d. Alat kopel strip mikro ditunjukkan pada
gambar 7.10c. Kopel diatur dalam alat kopel koaksial dan strip mikro dengan mengatur jarak
jalur transmisi utama dengan jalur terkopel. Sifat pengarah diperoleh dengan membuat daerah
kopel sepanjang seperempat panjang gelombang. Alat kopel pandu gelombang dapat
menangani daya tinggi dan memiliki direktivitas yang tinggi, namun memiliki cakupan
frekuensi yang terbatas. Sebaliknya, alat kopel koaksial dan strip mikro mencakup jangkauan
frekuensi yang luas, namun memiliki kemampuan penanganan daya yang terbatas dan
direktivitas yang kurang baik. Spesifikasi direktivitas tidak terlalu penting ketika alat kopel
digunakan untuk mengambil sampel daya gelombang mikro, namun akan menjadi sangat
penting ketika alat kopel digunakan untuk mengembalikan pengukuran yang hilang, untuk
mengukur daya kecil yang terpantul dari ketidakcocokkan.
Pandu Gelombang
(http://www.megaind.com
)
Coaxial
(http://www.megaind.com)
(a)
(b)
Microstrip
(http://www.marwynandjohn.org.uk)
(c)
(http://www.echomicrowave.com)
(d)
Gambar 7.10 Jenis jenis kopel pengarah
176
7.5
Pengkombinasi
Pengkombinasi digunakan untuk mengkombinasikan dua atau lebih jalur transmisi
menjadi satu jalur transmisi. Pengkombinasi juga bisa digunakan untuk membagi sinyal
gelombang mikro dari satu jalur transmisi menjadi dua atau lebih jalur transmisi.
Cara paling sederhana untuk mengkombinasi atau membagi sinyal gelombang mikro adalah
menggunakan penghubung T dari dua jalur transmisi menuju jalur transmisi lain. Namun,
pengkombinasi sederhana menunjukkan tidak ada isolasi antara dua jalur masukan, sehingga
sinyal dalam satu masukan dapat masuk ke jalur masukan lain dan jalur kombinasi.
Pengkombinasi ditunjukkan oleh gambar 7.11 hingga 7.13. Satu dari yang paling banyak
digunakan adalah 3-dB quadrature (90°) hybrid. Sifatnya ditunjukkan oleh gambar 7.11.
Gambar 7.11a menunjukkan sinyal masukan dengan tingkat daya P memasuki terminal
kiri atas dari hybrid. Hybrid membagi daya menjadi dua bagian yang sama; sehingga , pada
setiap terminal keluaran di kanan, setengah dari daya masukan muncul. Namun, terminal
berada dalam fase 90°. Karena daya dibagi sama besar, hybrid disebut 3-dB hybrid, dan
karena daya dalam fase 90° dari satu keluaran dibandingkan dengan keluaran lain, hybrid
disebut quadrature hybrid.
Gambar 7.11b menunjukkan dua sinyal masukan dikenakan pada hybrid. Setengah dari
1, tanpa perbedaan fase, dan setengah dari sinyal 2, dengan beda fase 90° muncul pada lengan
keluaran bagian bawah. Pada langan keluaran atas, setengah dari sinyal , dengan beda fase
90°, dan setengah sinyal 2, tanpa beda fase muncul. Jika kedua masukan berbeda fase 90°,
maka sinyal-sinyal tersebut memiliki beda fase 90° pada lengan keluaran atas dan saling
menambah, namun sinyal-sinyal tersebut berbeda fase 180° pada lengan bawah dan saling
meniadakan.
Tiga desain dari 3-dB quadrature hybrid ditunjukkan oleh gambar 7.12. Penamaan
konvensional ditunjukkan oleh gambar 7.12a: terminal masukan diberi label 1, terminal
keluaran terkopel diberi label 2, keluaran langsung diberi label 3, dan terminal terisolasi pada
masukan diberi label 4.
Satu jenis dari 3-dB quadrature hybrid adalah kopel pengarah 3-dB, seperti ditunjukkan
oleh gambar 7.12b. Jalur kopel harus sangat dekat jika kopel 3-dB ingin didapatkan, hal
inilah yang membuat alat kopel sulit dibuat.
Alat kopel jalur bercabang ditunjukkan oleh gambar 7.12c lebih mudah dibuat. Alat ini
terdiri dari penghubung langsung seperempat gelombang antara dua jalur utama dari alat
kopel. Perlu diperhatikan bahwa impedansi dari berbagai bagian dari jalur utama dan jalur
177
penghubung harus diatur secara seksama. Kelemahan dari alat kopel ini adalah bandwidth
yang terbatas.
Gambar 7.11 Efek kopel pada pengkombinasi hybrid
Alat kopel Lange pada gambar 7.12d memiliki bandwidth yang baik (setinggi 4 : 1)
dan relatif mudah untuk dibuat. Mekanisme kopel sama dengan alat kopel 3-dB, namun
menggunakan beberapa bagian dari jalur transmisi unutk pengkopelan, sehingga jarak antar
jalur dapat diperbesar dan alat kopel lebih mudah untuk dibuat. Alat kopel Lange
membutuhkan ikatan kawat antar lengan pengkopelan.
Dua jenis lain dari pengkombinasi ditunjukkan oleh gambar 7.13: cincin hybrid
ditunjukkan oleh gambar 7.13a dan magic T ditunjukkan oleh gambar 7.13b. Keduanya
adalah 3-dB hybrid dengan beda fase 180° antara sinyal pada lengan-lengan keluaran.
Pengkombinasi Wilkinson ditunjukkan oleh gambar 7.13c memiliki beda fase 0° antara
sinyal-sinyal keluaran.
178
Skema
Pengkopel Arah
3-dB
Pengkopel Besar
Pengkopel jalur
cabang
Gambar 7.12 Jenis-jenis quadrature hybrid
Cara kerja cincin hybrid adalah sebagai berikut. Jarak sekitar cincin sipilih sebesar 1.5
kali panjang gelombang. Sinyal yang memasuki lengan 1 dibagi menjadi dua dengan masingmasing bagian merambat pada arah yang berbeda di sekitar cincin. Kedua bagian mencapai
lengan 3 dalam keadaan sefase, karena setiap bagian menempuh jarak yang sama, sehingga
sinyal berkombinasi. Pada lengan 2, satu sinyal telah merambat sejauh seperempat panjang
gelombang; sinyal lainnya, merambat pada arah yang berbeda, telah merambat sejauh 1.25
kali panjang gelombang, sehingga keduanya sefase dan berkombinasi. Setengah dari sinyal
masukan yang mencapai lengan4 merambat sejauh setengah panjang gelombang, dan
setengah sinyal lainnya mencapai lengan 4 sejauh satu panjang gelombang. Oleh karena itu,
sinyal-sinyal tersebut memiliki beda fase 180° dan saling meniadakan. Konsekuensinya,
sinyal yang memasuki lengan 1 dibagi; setengah dari sinyal keluar dari lengan 3, setengah
lainnya keluar dari lengan 2, dan sinyal-sinyal tersebut berbeda fase sebesar 180°. Tidak ada
sinyal keluar dari lengan 4. Analisis serupa menunjukkan tidak ada sinyal yang memasuki
lengan 4 muncul pada lengan 1, namun sinyal tersebut dibagi sama besar antara lengan 2 dan
3. Sejenis 3-dB 180° hybrid digunakan pada modulator seimbang dan pencampur seimbang,
yang akan dibahas kemudian.
179
Pembagi daya sefase (Wilkinson) yang ditunjukkan pada gambar 7.13 memiliki
keuntungan dari bagian daya sefase dan keseimbangan amplitudo yang sangat baik antara
terminal keluaran hingga bandwidth 2 : 1 atau lebih lebar. Untuk menghindari
ketidakcocokkan, jalur masukan 50-Ω dihubungkan ke dua jalur paralel 100-Ω.
Transformator digunakan untuk mencocokkan antara jalur 100-Ω dan setiap jalur keluaran
50-Ω. Isolasi diperoleh antara terminal-terminal dengan tahanan terminasi. Tahanan tidak
memperlemah sinyal keluaran karena kedua sinyal sefase pada jalur-jalur dimana tahanan
dihubungkan. Namun, ketidakcocokkan yang tidak sama atau keadaan tidak sefase yang
dapat mengkopel daya dari satu jalur ke jalur lain diperlemah oleh tahanan. Kekurangan dari
pengkombinasi Wilkinson untuk aplikasi daya adalah terminasi harus dipasangkan di dalam
alat kopel, yang mana membatasi kemampuan menangani daya dari alat tersebut. Terminasi
yang mendisipasi daya pada 3-dB quadrature hybrid atau cincin hybrid dapat diletakkan
diluar hybrid.
Kobinator (Wilkinson)
Cincin hybrid
Magic T
Gambar 7.13 Jenis lain dari pengkombinasi
180
7.6
Isolator dan Sirkulator
Isolator melewatkan gelombang mikro secara searah. Efek isolator diperoleh dengan
menggunakan ferrit. Sebuah isolator gelombang mikro ditunjukkan pada gambar 7.14.
Material ferrit diletakkan di dalam pandu gelombang, dan sebuah medan magnetik, didukung
oleh magnet permanen berbentuk C yang memagnetisasi ferrit tersebut.
Gelombang Mikro diputar dari
Gambar 7.14 Isolator
Gambar 7.15 Sirkulator cabang-Y
Jika medan magnetik luar dan medan dari sinyal gelombang mikro bersifat berlawanan,
maka ferrit tidak memiliki efek dan sinyal gelombang mikro tidak diperlemah. Namun, jika
sinyal gelombang mikro melewati pandu gelombang secara berlawanan arah sehingga medan
magnetik menjadi lurus, maka sinyal gelombang mikro akan diperlemah.
Spesifikasi terpenting untuk isolator adalah isolasi, yaitu sisipan yang hilang pada arah
berlawanan, sisipan yang hilang saat searah. Isolasi harus tinggi, dan sisipan yang hilang saat
searah harus rendah. Contoh nilainya adalah 20 dB untuk isolasi dan 0.5 dB untu sisipan yang
hilang.
Sirkulator pada gambar 7.15 mengalirkan sinyal gelombang mikro dari satu alat ke alat
yang lain. Sebagai contoh, sinyal gelombang mikro memasuki terminal 1 dan diarahkan oleh
sirkulator untuk memasuki terminal 2. Sinyal yang masuk ke terminal 2 diarahkan untuk
masuk ke terminal 3 dan tidak kembali ke terminal 1. Sinyal dari terminal 3 tidak masuk ke
terminal 2 melainkan masuk ke terminal 1.
Spesifikasi penting dari sirkulator adalah sisipan yang hilang, dimana sinyal yang
hilang saat perambatan dan direktivitas, yaitu sisipan yang hilang saat merambat pada arah
yang salah.Sisipan yang hilang biasanya 0.5 dB, dan direktivitas adalah 20 dB.
181
B. Pandu Gelombang
A. Coaxial
(http://www.ferrite-quasar.ru)
(http://www.ferrite-quasar.ru)
C. Napak Bagian Dalam
(http://www.radiometer-physics.de)
Gambar 7.16 Beberapa jenis sirkulator cabang-Y
Sirkulator cabang-Y ditunjukkan pada gambar 7.16. A adalah sirkulator yang
digunakan pada jalur transmisi koaksial. B adalah sirkulator yang digunakan pada pandu
gelombang. Detail dari setiap sirkulator adalah sama seperti yang ditunjukkan C. Sebuah
sirkulator terdiri atas
1. Sebuah piringan ferrit dengan lingkaran hitam di pusat piringan
2. Pencocok transmisi antara pringan ferrit dan penghubung jalur transmisi pada tiga
terminal
3. Magnet pembias yang diletakkan di dalam kotak, diatas piringan ferrit
Prinsip kerja dari sirkulator cabang-Y ditunjukkan oleh gambar 7.17. Sirkulator
menggunakan perbedaan cepat rambat pada dua arah di ferrit (lihat gambar 7.5b). medan
magnet diatur sehingga perbedaan fase dari sinyal gelombang mikro berbeda pada arah jarum
jam melalui sirkulator yang berada pada arah berlawanan jarum jam. Ketika sinyal memasuki
terminal 1, sinyal dibagi 2; 1 bagian memiliki beda fase 360° ketika berjalan berlawanan arah
jarum jam dari terminal 1 ke terminal 2. (Dimensi dari sirkulator dipilih sehingga terjadi beda
fase 360°.) Satu bagian yang lain merambat pada arah sebaliknya, merambat dengan jarak 2
kali lipat untuk mencapai terminal 2, tetapi ferrit dibiaskan secara magnetik sehingga sinyal
gelombang mikro merambat searah jarum jam dengan kecepatan dua kali lipat dari sinyal
182
yang merambat berlawanan arah jarum jam. Akibatnya, sinyal yang merambat searah jarum
jam dari terminal 1 ke terminal 2 juga mengalami perbedaan fase 360°, dan dua sinyal akan
mengalami penambahan fase dan tenaga keluar dari terminal 2.
Gambar 7.17 Sistem kerja sirkulator cabang-Y
Sinyal yang merambat searah jarum jam dari terminal 1 ke terminal 3 mengalami beda
fase 180°, karena hanya merambat sejauh sepertiga jarak sirkulator dan merambat pada
kecepatan dua kali lipat dari yang merambat secara berlawanan arah jarum jam. Sinyal yang
lainnya merambat secara berlawanan arah jarum jam dari terminal 1 ke terminal 3 mengalami
beda fase 720°. Kedua sinyal mencpai terminal 3 pada 180° dan daling meniadakan, sehingga
tidak ada tenaga yang keluar pada terminal 3.
Gambar 7.18 menunjukkan dua konfigurasi sirkulator lainnya. Pada gambar 7.18a
sirkulator dikonversikan menjadi isolator dengan penambahan dari peniadaan pada terminal
3. Gelombang mikro melewati terminal 1 dan dikeluarkan di terminal 2, dan setiap tenaga
yang dipantulkan dari jalur transmisi keluaran kembali memasuki sirkulator pada terminal 2
dan meninggalkan terminal 3 ke arah peniadaan. Keuntungan menggunakan sirkulator
sebagai isolator adalah sirkulator cabang-Y lebih mudah dibuat dalam jalur mikrostrip
daripada isolator, dan tenaga yang diserap diluar sirkulator dalam peniadaan eksternal
daripadatenaga yang diserap dalam ferrit itu sendiri, seperti pada isolator.
Penghentian
183
3
Masukkan
1
2
(a)
Keluaran
Masukkan
Keluaran
(b)
Gambar 7.18 Isolator yang terbuat dari sirkulator
Sirkulator dapat dihubungkan dengan rangkaian, seperti ditunjukkan pada gambar
7.18b, untuk membentuk isolator dengan isolasi yang ditingkatkan. Isolasi yang ditingkatkan
diperoleh saat pengeluaran sisipan yang hilang. Sebagai contoh, sebuah sirkulator tunggal
dapat mempunyai 0.5 dB dari sisipan yang hilang dan 20 dB dari isolasi. Ketika dua jenis
sirkulator ini dihubungkan dalam rangkaian, isolator akan memperoleh isolasi sebesar 40 dB
dan sisipan yang hilang sebesar 1 dB.
7.7
Filter
Filter gelombang mikro melewatkan frekuensi dengan jangkauan tertentu dan menolak
frekuensi diluar jangkauan tesebut. Contoh aplikasi dari filter adalah masukan dari penerima
gelombang mikro. Frekuensi gelombang mikro untuk banyak sistem diperoleh dengan
menggunakan antena penerima dan dapat memasuki alat penerima dan menghasilkan
interferensi. Filter melewatkan hanya frekuensi yang ditentukan dari sistem dan menolak
frekuensi selain frekuensi tersebut.
Cara kerja filter seperti ditunjukkan pada gambar 7.19. Grafik tersebut menujukkan
pelemahan sinyal gelombang mikro melewati filter sebagai fungsi dari frekuensi. Pada
frekuensi dibawah passband, pelemahan sangat tinggi dan sebagian besar dari sinyal
184
gelombang mikro diperlemah. Di sekitar jangkauan frekuensi yang sempit di tengah yaitu
10GHz, ±10 MHz pada kedua sisi pusat frekuensi, hampir semua sinyal dilewatkan melalui
filter. Pada frekuensi diatas passband, sebagian besar sinyal diperlemah.
Karakteristik penting dari filter adalah
 Tipe passband
 Pelemahan diluar passband
 Sisipan yang hilang dalam passband
 Selektivitas
 Absorptif atau reflektif
 Pengaturan daya
 Kemampuan untuk dikalibrasi
Atenuasi
(dB)
40
20 MHz
0
10 GHz
Frekuensi
Gambar 7.19 Filter
Filter mempunyai empat tipe pita. Gambar 7.20a menunjukkan filter low-pass, yang
melewatkan semua frekuensi hingga frekuensi tertentu dan memperkuat semua frekuensi
yang lebih tinggi dari frekeunsi tersebut. Sebaliknya, filter high-pass, ditunjukkan pada
gambar 7.20b, tidak melewatkan sinyal sampai pada frekuensi tertentu, kemudian
melewatkan semua sinyal diatas frekuensi tersebut.pandu gelombang adalah contoh dari filter
high-pass. Filter bandpass, gambar 7.20c, melewatkan sinyal hanya pada jangkauan frekuensi
tertentu; diatas atau dibawah dari pita frekuensi ini, sinyal gelombang mikro akan
diperlemah. Sebaliknya, filter bandstop, gambar 7.20d, melewatkan sinyal gelombang mikro
pada hampir semua frekuensi, kecuali pada jangkauan tertentu dimana sinyal dihentikan.
185
Filter harus mempunyai pelemahan diluar passband yang besar dan sisipan yang hilang
dalam passband harus bernilai kecil. Selektivitas merupakan jangkauan frekuensi dimana
karakteristik frekuensi berubah dari melewatkan sinyal menjadi menghentikan sinyal.
Semakin kecil jangkauan frekuensi ini, semakin bagus selektivitas filter tersebut.
Beberapa jenis, filter golmbang mikro yang fixed-tuned ditunjukkan pada gambar 7.21.
Rongga filter bandpass di A dibentuk dari serangkaian penghalang dalam pandu gelombang
yang membagi pandu gelombang menjadi rongga resonansi. Setiap rongga panjangnya
sekitar setengah panjang gelombang pada frekuensi bandpass. Jenis filter ini adalah reflektif
karena daya yang tidak dapat melalui serangkaian frekuensi rongga akan dipantulkan kembali
melewati jalur transmisi melalui generator.
Filter pandu gelombang berdaya tinggi dan bersifat low-pass bersifat absorptif, karena
filter tersebut menyerap semua daya yang datang ke pita stop daripada memantulkannya
kembali ke jalur transmisi masukan. Filter tersebut merupakan pandu gelombang yang
dindingnya terdiri atas susunan pandu gelombang yang lebih kecil, dan karena itu, filter ini
disebut “dinding yang bocor.” Pada frekuensi passband, pandu gelombang yang kecil pada
dinding pandu gelombang utama berada dibawah katup dan terlalu kecil untuk memancarkan
gelombang mikro, sehingga tidak memberikan pengaruh. Pada tepi atas dari passband filter
tersebut, dimana frekuensi cukup tinggi sehingga pandu gelombang pembantu ini dapat
memancarkan gelombang mikro, daya yang masuk ditransfer dari pandu gelombang utama ke
pandu gelombang pembantu, dimana daya tersebut diserap oleh terminasi pada ujung luar
dari pandu gelombang pembantu. Dinding yang bocor ini dapat menangani daya puncak
tinggi atau daya rata-rata yang tinggi dan tidak memantulkan kembali daya ke sumber.
Gambar 7.20 Karakteristik passband filter (Allan, 1993)
186
A. Filter Rongga Band Pass
B. Filter Low Pass Pass
Dinding Bocor
Gambar 7.21 Filter pandu gelombang
Gambar 7.22 menunjukkan filter stripline. Filter ini dapat dibuat dari strip mikro atau
stripline. Untuk mengurangi daya yang hilang, yang mana meningkatkan selektivitas filter,
biasanya filter ini dibuat pada stripline dengan substrat teflon-kaca fiber. Gambar 7.22a
menunjukkan filter low-pass, gambar 7.22b adalah filter high-pass, yang tersusun dari bagai
induktif dari stripline dengan gumpalan kapasitor. Filter bandpass ditunjukkan oleh gambar
7.22c.
Pandu gelombang dan filter stripline pada gambar 7.21 dan 7.22 adalah fixed-tuned.
Filter YIG yang ditunjukkan pada gambar 7.23 dapat dikalibrasi secara elektronik pada
jangkauan frekuensi yang luas. Seperti yang ditunjukkan bagian atas dari gambar 7.23, filter
YIG terdiri atas bola berdiameter 0.5 mm didalam dua kopel lilitan. Seperti ditunjukkan
gambar 7.6, tidak ada kopel keluar antara lilitan, sehingga daya dari jalur transmisi yang
menuju lilitan tidak terkopel dengan jalur transmisi lain, karena lilitannya, dan medan
elektromagnetiknya, berada pada sudut yang tepat satu sama lain. Bagaimanapun juga, pada
frekuensi resonansi dari material YIG, yang diatur oleh medan magnet, sinyal gelombang
mikro dikopel dari satu lilitan ke lilitan lain dengan kerja dari YIG itu sendiri. Sebagai
contoh, ketika medan magnet 1800 gauss daya dikopel pada jangkauan frekuensi sekitar 5
187
GHz. Ketika medan magnet digandakan menjadi 3600 gauss, daya gelombang mikro dikopel
saat frekuensi masukan 10 GHz. Dengan memvariasi medan magnet eksternal dengan
elektromagnet, frekuensi dari filter YIG dapat diubah secara elektronik pada jangkauan
frekuensi yang luas,dari 1 hingga 20 GHz. YIG dengan kutub-kutub magnetiknya, yang
memberikan medan magnet ke YIG, ditunjukkan pada gambar. Filter YIG yang utuh degan
elektromagnetnya ditunjukkan pada gambar. Dengan mengubah arus dari lilitan
elektromagnet, frekuensi dari filter YIG dapat diubah secara elektronik.
Keluaran
Masukkan
(a) Lowpass
Lapisan Kapasitor
Keluaran
Masukkan
(b) Highpass
Masukkan
Keluaran
(c) Keluaran
Gambar 7.22 Filter stripline
188
(http://www.businesswire.com)
Gambar 7.23 Filter YIG yang diatur secara elektronik
Filter fixed-tuned dan yang dapat diatur secara elektronik dapat mengatur jangkauan
frekuensi yang ingin diteruskan, dan frekuensi yang tidak diinginkan untuk dipantulkan atau
diserap. Sebaliknya, multiplekser, seperti filter, dapat frekuensi yang diinginkan untuk
diteruskan, namun menyimpan frekuensi yang tidak diinginkan dan mengarahkannya kembali
ke jalur transmisi untuk digunakan oleh bagian lain dari perlengkapan. Dua jenis multiplekser
ditunjukkan oleh gambar 7.24.
189
Jalur Transmisi
Utama
Sirkulator
Jalur Transmisi
Utama
Masukkan
f5
f3
f4
f2
f1
Filter
Jalur Transmisi
Pelengkap
(a)
(b)
Keluaran
Gambar 7.24 Multiplekser
Gambar 7.24 menunjukkan multiplekser terdiri atas sirkulator dan filter. Sinyal
gelombang mkro pada jalur transmisi utama memasuki lengan pertama dari sirkulator dan
meninggalkan lengan kedua. Lengan kedua berisi filter bandpass yang reflektif. Melewati
jangkauan frekuensi dari filter passband sinyal gelombang mikro melewatkan filter menuju
jalur transmisi pembantu. Pada semua frekuensi diatas dan dibawah passband, daya
dipantulkan kembali ke sirkulator dan keluar dari lengan ketiga untuk diteruskan ke jalur
transmisi utama.
Gambar 7.24b menunjukkan multiplekser menggunakan serangkaian kopel stripline
dan filter stirpline, dimana setiap pasangnya menghilangkan pita frekuensi dari sinyal.
Dimensi dari kopling resonator berbeda untuk setiapmultiplekser, sehingga setiap kopel
memiliki pita frekuensi yang berbeda. Keuntungan dari multiplekser stripline adalah
multiplekser tersebut dapat dibentuk dari substrat tunggal dengan sketsa foto tunggal dan
tidak membutuhkan sirkulator ferrit. Kerugiannya adalah proses filter yang diperoleh dari
sirkuit stripline tidak memiliki selektivitas sebaik yang dimiliki jenis filter pandu gelombang
yang terbuat dari logam.
7.8
Attenuator
Attenuator digunakan untuk mengatur tingkat daya dari sinyal gelombang mikro.
Attenuator bisa fixed, dapat divariasi secara mekanik, atau divariasi secara elektronik.
Attenuator koaksial fixed, ditunjukkan oleh gambar 7.25. Attenuator tersebut terdiri atas jalur
transmisi koaksial, yang memiliki bahan lossy pada piringan dari pusat ke konduktor luar dan
190
pada pusat konduktor. Material lossy ini membentuk T resistif, yang menyerap sebagian daya
gelombang mikro tanpa memantulkannya.
Attenuator koaksial mencakup jangkauan frekuensi dari dc hingga 18 GHz, dan dapat
memiliki nilai pelemahan berapapun. Beberapa nilai pelemahan adalah 3, 6, 10, dan 20 dB.
Gambar bagian atas menunjukkan attenuator dengan konektor N. Gambar bagian tengah
menunjukkan attenuator dengan konektor SMA. Gambar bagian bawah menunjukkan
attenuator berdaya tinggi, yang memberikan pelemahan 30 dB dan dapat menyerap 25 W.
Sebagai catatan, baling-baling pendingin mengakibatkan daya yang diserap didisipasikan ke
daerah sekitar.
(http://broadwavetechnologies.com)
Langsir R
Konduktor
Rentetan R
Bagian T
(http://www.terra-wave.com)
(http://inmet.apitech.com)
Gambar 7.25 Attenuator fixed (foto milik Hewlett Packard)
Attenuator yang dapat divariasi secara mekanik ditunjukkan oleh gambar 7.26. Gambar
bagian atas menunjukkan attenuator yang divariasi secara mekanik pada pandu gelombang.
Attenuator terdiri atas baling-baling yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap yang
disisipkan pada pandu gelombang melalui slot pada diding yang lebar. Semakin besar
penetrasi dari baling-baling, yang diatur oleh knob pengatur, semakin besar pelemahannya,
dan piringannya dapat dikalibrasi secara langsung dalam dB.
191
Attenuator yang dapat divariasi secara elektronik didapatkan dengan dioda PIN. Dioda
PIN adalah pasangan PN dengan lapisan tidak terdoping atau bahan I antara daerah P dan N
untuk mengurangi kapasitansi pada keadaan reversed-bias.
Gambar 7.27 menunjukan pelemahan, ketika dioda diletakkan pada jalur transmisi
gelombang mikro, sebagai fungsi tegangan bias. Dengan bias negatif atau reversed-bias,
dioda menunjukkan tidak ada pelemahan, karena tidak ada arus mengalir dan memiliki
kapasitansi yang sangat kecil. Ketika dalam keadaan forwad-biased, dioda bekerja dan
melemahkan sinyal gelombang mikro. Dengan memvariasi tingkat forward-bias maka
pelemahan akan divariasi.
Attenuator dioda PIN reflektifditunjukkan pada gambar 7.28. Attenuator tersebut terdiri
atas dioda PINdiletakkan bersilangan pada jalur transmisi koaksial. Ketika dioda dalam
keadaan reversed-bias, dioda PIN memiliki efek yang sangat kecil pada sinyal gelombang
mikro,dan sinyal tersebut merambat melalui kumpulan tanpa pelemahan. Akan tetapi, saat
dioda PIN dalam keadaan forward-biased,dioda akan seperti tahanan, dan semakin arus bias
meningkat, tahanan akan menurun. Ketika ini terjadi,dioda PIN memantulkan sinyal datang,
sehingga semakin sedikit yang meninggalkan keluaran. Pelemahan sebagai fungsi dari arus
forward-biased ditunjukkan oleh gambar 7.28b. Karena arus forward-biased bervariasi
dengan cepat dengan tegangan forward-biased, karakteristik dioda PIN biasanya
dispesifikasikan dalam arus forward-biased daripada tegangan forward-biased. Perlu
diperhatikan bahwa saat arus bias divariasi dari 0.01 hingga 10 mA, pelamahan bervariasi
dari setengah dB hingga 20 dB. Jika pelemahan tambahan diperlukan, dioda PIN dapat
ditambahkan pada kumpulan attenuator.
(http://www.recycledgoods.com)
(Allan, 1993)
Gambar 7.26 Attenuator yang divariasi decara mekanik
Atenuasi
192


0
Tegangan Bias ( p ke n)
Gambar 7.27 Attenuator yang divariasi secara elektronik menggunakan dioda PIN
Diode pin
Masukkan
Keluaran
(a)
100
Atenuasi (dB)
10
1
0,001
0,01
0,1
1
Arus Bias (mA)
10
100
(b)
Gambar 7.28 Attenuator dioda PIN reflektif (Allan, 1993)
193
50 
Masukkan
PIN
diode
bias
50 
Keluaran
PIN
diode
Hibrid Kuadratur 3 dB
Gambar 7.29 Attenuator dioda PIN yang dicocokkan
Ketika dioda PIN digunakan bersilangan pada jalur transmisi, daya yang tidak melewati
attenuator menuju keluaran akan dipantulkan kembali ke jalur masukan. Masalah ini dapat
dihindari dengan menggunakan attenuator yang telah dicocokkan seperti yang ada pada
gambar 7.29. Pada kasus ini, sebuah 3-dB quadrature hybrid digunakan dengan dua dioda
PIN. Sinyal masukan membagi antara beberapa dioda, dan, semakin tingkat bias pada dioda
divariasi, daya yang bervariasi namun dengan jumlah yang cukup dipantulkan dari setiap
dioda. Ketika daya yang terpantul merambat kembali melalui hybrid , karena hubungan fase
dari 3-dB quadrature hybrid daya yang dipantulkan meningkat pada terminal yang lebih
dibawah dan meniadakan pada terminal masukan. Sehingga, masukan akan menemukan
pasangan yang cocok , dan jumlah daya yang meninggalkan keluaran dikontrol oleh dioda
PIN. Perlu diperhatikan bahwa daya yang tersisa tidak dipantulkan melewati dioda PIN dan
diserap oleh terminasi internal.
7.9
Saklar
Saklar mengatur daya gelombang mikro dari satu jalur transmisi ke jalur transmisi yang
lain, atau mengatur on dan off dari gelombang mikro. Saklar dapat digerakkan secara
mekanik atau elektronik. Saklar yang dapat digerakkan secara mekanik menghubungkan dan
memutus jalur transmisi secara mekanik. Saklar gelombang mikro yang dapat diatur secara
elektronik menggunakan dioda PIN. Dengan bias mundur, dioda PIN mempunyai efek yang
sangat kecil pada sinyal gelombang mikro. Dengan bias maju, dioda PIN sepenuhnya
menyerap gelombang mikro. Sebab itu,dalam penggunaan di saklar, dioda PIN yang
mengatur tegangan tidak divariasi secara kontinyu, seperti pada attenuator, tetapi ditukar dari
tingkat reverse-biased ke tingkat forward-biased.
194
7.10
Peubah Fase
Sinyal gelombang mikro dikarakterisasi dengan amplitudo dan fase. Amplitudo dari
sinyal gelombang mikro diatur dengan attenuator. Fase sinyal gelombang mikro diatur
dwngan peubah fase.
Peubah fase seperti attenuator, dapat diatur secara mekanik atau secara elektronik.
Gambar 7.30a menunjukkan dua buah peubah fase koaksial yang diatur secara mekanik,
sering disebut penarik garis, karena pengaturan fase dilakukan dengan memvariasi panjang
dari jalur transmisi koaksial.
Gambar 7.30b menunjukkan peubah fase yang dapat diatur secara elektronik yang
terdiri dari tiga bagian. Setiap bagian bekerja sebagai berikut: ketika sinyal gelombang mikro
memasuki bagian tersebut, sinyal gelombang mikro dapat menempuh jalur pendek atau jalur
panjang. Perbedaan panjang antara jalur-jalur di bagian pertama adalah satu per enambelas
dari panjang gelombang atau 45°, dan pada bagian ketiga adalah satu per empat dari panjang
gelombang atau 90°. Tergantung dari jalur yang dipilih, perubahan fase dari 22.5°, 45°, 67.5°,
90°, 112.5°, atau 157.5° dapat diperoleh. Setiap pasang dari dioda membentuk kutub tunggal,
atau memidah rute sinyal gelombang mikro dari satu arah ke arah yang lain.
Gambar 7.30 Peubah fase (Allan, 1993)
195
Karena kecepatan perambatan melalui ferrit dapat diatur oleh medan magnet luar, ferrit
peubah fase yang dapat diatur secara elektronik juga dapat dibuat.
7.11
Detektor
Komponen untuk mendeteksi dan mengukur day gelombang mikro termasuk termistor,
termokopel, dan dioda Schottky. Termistor dan termokopel menggunakan efek panas dari
gelombang mikro untuk menentukan tingkat daya gelombang mikro. Termistor dan
termokopel memberikan pengukuran yang sangat akurat, namun tidak mampu mengukur
daya kurang dari mikrowatt dan waktu responnya beberapa detik. Sebaliknya, dioda
Schottky, yang meralat sinyal gelombang mikro untuk mendapatkan tegangan dc yang
proporsional dengan daya gelombang mikro, memiliki waktu respon yang cepat dalam orde
nanosekon dan dapat mengukur daya hingga nanowatt. Dioda Schottky akan akurat hanya
apabila dikalibrasi dengan teliti. Contoh dari pengukur daya gelombang mikro menggunakan
sensor yang ditunjukkan pada Bab 3.
Sebuah termistor terdiri dari butiran-butiran kecil material semikonduktor yang
ditempatkan pada jalur transmisi. Ketika butiran-butiran kecil ini menyerap daya gelombang
mikro, suhunya akan meningkat, sehingga tahanannya akan berubah. Dengan mengukur
tahanan termistor, suhunya dapat ditentukan dan daya gelombang mikro dapat ditentukan.
Perhitungan ini diperoleh dengan pengukur daya gelombang mikro.
Sebuah termokopel terdiri atas butiran-butiran kecil dari logam yang tidak sama. Daya
gelombang mikro akan memanaskan pasangan termokopel,yang menghasilkan tegangan yang
proporsional dengan suhunya, yang berarti juga proporsional terhadap daya gelombang
mikro. Pengukur daya digunakan untuk mendapatkan bacaan daya dari bacaan tegangan.
Daya gelombang mikro harus cukup besar untuk menghasilkan peningkatan suhu yang
signifikan, dan waktu dibutuhkan agar elemen mencapai suhu stabilnya. Hal ini yang
menyebabkan waktu respon yang lambat pada termistor dan termokopel.
Aplikasi dari dioda Schottky sebagai detektor ditunjukkan pada gambar 7.31a. Nilai
rata-rata dari sinyal ac tidak dapat diukur secara langsung, karena sinyal positif sebanyak
sinyal yang negatif. Nilai dari sinyal ac, baik besar maupun kecil, dirata-ratakan atas satu atau
banyak putaran menjadi nol.
Ketika sinyal gelombang mikro diaplikasikan pada dioda Schottky, dioda melewatkan
arus untuk mengalir dari satu arah melewati setengah putaran positif namun tidak untuk arah
sebaliknya pada setengah putaran negatif. Akibatnya, dioda meralat arus tersebut, dan hanya
196
setengah dari setiap putaran gelombang mikro muncul pada keluaran dioda. Nilai rata-rata
dari sinya gelombang mikro yang diralat proporsional terhadap amplitudonya, sehingga dioda
Schottky menghasilkan keluaran dc yang proporsional dengan daya gelombang mikro.
Karakteristik dari detektor dioda Schottky ditunjukkan pada gambar 7.31b, dimana tegangan
dc (mV) ditunjukkan sebagai fungsi daya gelombang mikro (dBm). Daya terendah yang
dapat diukur oleh dioda Schottky, dimana tegangan keluaran dc yang disebabkan oleh daya
gelombang mikro yang diralat adalah sama dengan sinyal noise yang dihasilkan oleh dioda,
yang disebut sensitivitas sinyal tangensial dan nilainya sekitar -60 dBm. Pada tingkat daya
gelombang mikro dari nilai tersebut hingga sekitar -20dBm, tegangan dc yang keluar dari
dioda adalah proporsional dengan daya masukan gelombang mikro. Hal ini disebut jangkauan
hukum kuadrat, dan banyak instrumen gelombang mikro yang menggunakan dioda Schottky
menggunakan kalibrasi yang didasarkan pada asumsi bahwa dioda tersebut bekerja pada
jangkauan hukum kuadrat. Jika daya masukan menigkat diatas jangkauan hukum kuadrat,
keluaran akan terus meningkat, namun tidak langsung untuk daya gelombang mikro,
sehingga kesalahan pengukuran dapat terjadi.
Gambar 7.31 Detektor dioda Schottky (Allan, 1993)
Pada beberapa instrumen pengukuran, dioda Schottky dioperasikan pada jangkauan
nonlinier dengan mengukur karakteristik dioda seperti ditunjukkan gambar 7.31b dan
menambahkan koreksi pada pembacaan instrumen untuk mengukur ketidaklinierannya.
Dioda Schottky digunakan sebagai detektor gelombang mikro dan untuk pengukuran daya
pada penganalisis jaringan, penganalisis spektrum, pengukur daya, dan peralatan serta sistem
pengukuran gelombang mikro lainnya.
197
BAB 8
PERALATAN GELOMBANG MIKRO
Berikut akan dibicarakan berbagai peralatan yang berhubungan dengan gelombang
mikro. Dimulai dengan cara pembangkitan gelombang mikro dari berbagai jenis, dilanjutkan
dengan detector gelombang mikro, cara pengukuran frekuensi gelombang mikro, pengukuran
daya dan kualitas rongga gelombang mikro.
8.1 Pembangkit Gelombang Mikro
Pada pembangkitan gelombang radio, biasa digunakan sistem osilator rangkaian R-C-L.
Dengan sistem ini frekuensi optimum yang dapat diperoleh mencapai ratusan MHz, dengan
kestabilan yang makin berkurang. Frekuensi gelombang mikro masih di atas lagi yaitu
berjangkau GHz. (109 Hz). Untuk memperoleh frekuensi daerah tersebut digunakan sistem
osilasi gerakan electron dalam ruang vakum. Untuk ini diperlukan elektroda positip dan
negatip untuk mempercepat dan memperlambat gerakan electron sehingga terjadi osilasi dan
dipancarkan gelombang mikro. Berikut dibicarakan sistem pembangkit gelombang mikro
yang umum digunakan, mulai yang sederhana yaitu: klystron, magnetron, maser dan TWTA.
8.1.1 Klistron
Klistron berupa tabung vakum yang dipasang filament, katoda, dua anoda dan jendela.
Dua anoda mempunyai polaritas yang berbeda, positip dan negatip. Potensial positip untuk
mempercepat electron sedang potensial negatip untuk memperlambat dan membalik electron.
Oleh gerakan dipercepat dan diperlambat secara berulang, akan dihasilkan gelombang mikro
dalam rongga (cavity) yang selanjutnya keluar lewat jendela.
Frekuensi gelombang mikro bergantung pada ukuran geometri tabung dan besar
potensial terpasang. Potensial kerja dari elektroda potisip adalah beberapa ratus volt demikian
pula untuk potensial elektroda negatipnya. Elektron yang dilepaskan katoda K oleh pemanas
filamen, akan ditarik dan dipercepat oleh anoda dengan potensial Va. Karena anoda ini
berlobang, elektron dapat menerobos dan terus menuju anoda kedua. Karena anoda ini
berpotensial negatip (Vb -), elektron akan diperlambat dan akhirnya membalik menuju anoda
pertama Va. Pada waktu diperlambat secara mendadak ini akan dilepaskan tenaga dalam
bentuk pancaran (radiasi) gelombang elektromagnet yaitu gelombang mikro. Dasar kerjanya
198
seperti pembangkit sinar X, tetapi disini tenaganya lebih rendah dengan potensial beberapa
ratus volt (lihat gambar (8.1)).
Vb 
A
e
e
A1
e
K
rongga
jendela
gelobang mikro
Va 
e
K
filamen
Gambar 8.1 Klistron, pembangkit gelombang mikro.
Frekuensi gelombang mikro bergantung pada geometri tabung dan besar potensial Va
dan Vb terpasang. Daerah kerja potensial Va dan Vb bersifat diskrit (lihat gambar 8.2).
300
Vb Volt
200
100
Va Volt
100
200
300
Gambar 8.2 Potensial kerja klistron, tampak terarsir.
Daya gelombang diatur oleh arus filamen dan bergantung pada potensial terpasang. Lebar
jangkau frekuensi gelombang mikro sekitar 50 MHz dayanya beberapa puluh mW.
Gelombang mikro yang dipancarkan dikeluarkan lewat jendela dan dapat disambung
dengan pandu gelombang. Frekuensi gelombang mikro dapat dimodulasi oleh frekuensi
rendah lewat anoda Va atau Vb. Frekuensi modulasi ini dapat dilihat pada outputnya dengan
osiloskop, sedang bentuk osilasi gelombang mikro tidak mampu dilihat dengan osiloskop.
Dengan modulasi bentuk digital ataupun analog lewat anoda Va, gelombang mikro ini dapat
199
digunakan untuk komunikasi secara umum. Masalah ini akan dibicarakan pada aplikasi
gelombang mikro.
8.1.2 Magnetron
Pada klistron gerakan elektron adalah murni oleh pengaruh medan listrik. Pada
magnetron, selain pengaruh medan listrik, juga diberikan medan magnet. Magnetron yang
sederhana berupa tabung silinder yang divakumkan, kemudian dipasang katoda dan anoda
(lihat gambar (8.3)). Potensial A-K diosilasi dengan rangkaian C-L. Filamen dipasang pada
sumbu tabung, jadi katodanya sepanjang sumbu sedang anoda adalah dinding silinder. Medan
magnet dipasang searah sumbu tabung bersifat homogen.
L
C
A
S
K
U
A
filamen
Gambar 8.3 Magnetron.
Elektron keluar dari katoda K bergerak dipercepat menuju anoda A. Oleh pengaruh
medan magnet, elektron mengalami gaya Lorentz, akibatnya gerakan akan terbelok. Apabila
arah awal gerak elektron membentuk sudut  terhadap sumbu tabung, elektron akan bergerak
dengan lintasan helix (lihat gambar (8.4)). Disamping itu potensial K-A dibuat berosilasi oleh
L-C. Akibatnya gerakan elektron bukan membentuk helix penuh, gerakan osilasi dipercepat
dan diperlambat kearah ujung tabung sambil memancarkan gelombang mikro.
A
   
helix 3 dimensi
K
e
   
Gambar 8.4 Lintasan elektron dalam Magnetron
200
Magnetron ini dapat menghasilkan gelombang mikro secara kontinu ataupun pulsa dengan
daya yang lebih kuat dibanding klistron. Daya gelombang mikro dapat digandakan dengan
cara memperbanyak rongga pemercepat elektron (multi cavity). Bentuknya juga berupa
tabung silinder yang lebih besar dengan banyak rongga searah panjang tabung (lihat gambar
(8.5)). Makin banyak rongga, makin besar daya gelombang mikro yang dihasilkan.



e





Gambar 8.5. Magnetron dengan banyak rongga, dilihat pada tampang lintangnya.
Elektron yang keluar dari katoda akan dipercepat menuju dinding tetapi dibelokkan oleh
adanya medan magnet kearah ujung tabung membentuk helix. Lintasan helix ini berosilasi
oleh adanya 2 polarisasi potensial anoda positip dan negatip secara tukar (lihat gambar). Jarak
lintasan elektron secara helix berosilasi ini menjadi panjang dan gerakan cepat-lambat
elektron semakin kuat sehingga gelombang elektromagnet yang dihasilkan dayanya semakin
kuat.
8.1.3 TWTA (Travelling Wave Tube Amplifier)
TWTA berarti tabung penguat pembawa gelombang mikro. Suatu tabung panjang yang
divakumkan dipasang katoda, anoda pemercepat electron, diujungnya ada anoda penerima
electron (collector) dimasukkan dalam medan magnet homogen. Arah medan magnet tegak
lurus   sumbu tabung. Dibagian dekat katoda dimasukkan gelombang mikro berdaya rendah
sebagai input, dibagian dekat collector dipasang penerima gelombang mikro yang sudah
diperkuat sebagai output (lihat gambar (8.6)).
Elektron yang keluar dari anoda dipercepat oleh anoda dan difokuskan oleh tambahan
potensial pemusat, masuk tabung terus dipercepat menuju anoda collector. Oleh pengaruh
medan magnet lintasan berkas electron berupa helix. Apabila gelombang mikro dimasukkan
lewat input, akan dipancarkan dalam tabung kearah ujung tabung. Gelombang electromagnet
ini akan berinteraksi dengan gerakan berkas electron, akibatnya terjadi percepatan dan
perlambatan berkas electron dihasilkan sehingga dihasilkan gelombang mikro. Dengan
membuat gelombang mikro sumber dan induksi ini secara sinkron, dihasilkan gelombang
201
mikro jumlahan dengan daya yang lebih besar. Pembesaran daya ini bekerja terus sepanjang
tabung sebanyak jumlah helix yang terbentuk, dengan demikian panguatan daya menjadi
semakin kuat sampai diruang penerima diujung tabung. Disini gelombang mikro ditangkap
oleh rongga penerima dan dapat dikeluarkan.
Kolektor
A
15 kV

K
masukkan
keluaran
Gambar 8.6 TWTA tabung penguat gelombang mikro.
8.1.4 Maser (Microwave Amplification by Stimulated Emission of Radiation)
Maser berarti penguatan gelombang mikro dengan rangsangan radiasi jadi prinsipnya
seperti laser. Maser kurang begitu berkembang seperti laser karena bahan yang dapat
digunakan untuk menghasilkan maser sangat terbatas. Seperti pada laser, dari bahan tersebut,
dengan sistem rangsangan terjadi transisi tingkat tenaga dan dipancarkan gelombang
elektromagnetik, disini adalah gelombang mikro. Bahan yang biasa digunakan dan mudah
diperoleh adalah ammonia, NH3.
Molekul NH3 mempunyai 2 kemungkinan kedudukan (state), up dan down. Pada
kedudukan up, sebagai bidang datar adalah ketiga atom H, sedang atom N berada di puncak
atas. Pada kedudukan down, bidang datarnya sama, sedang atom N berada di dasar, jadi
bersifat kebalikan dengan keadaan up. Masing-masing kedudukan mempunyai tenaga sistem
sendiri, Eu dan Ed . Selisih tenaga ini,
E  Eu  Ed  9,84 105 eV.
Tenaga ini sesuai dengan tenaga gelombang mikro dengan frekuensi,
f 
E
 23,8 Gh.
h
202
Dalam keadaan normal, molekul-molekul NH3 mempunyai keboleh jadian yang hampir
sama untuk masing-masing kedudukan. Untuk menghasilkan maser secara sederhana, disini
tidak perlu sistem pemompaan, dimana molekul-molekul yang berada di kedudukan Ed
dipompa untuk dinaikkan ke Eu . Karena jumlah molekul yang berada di tingkat tenaga atas
Eu sudah cukup banyak, maka hanya diperlukan pemisahan. Untuk ini digunakan medan
listrik tak homogen atau bersifat gradien, E. Medan ini akan menimbulkan gaya pada
molekul NH3 yang bersifat dipol-listrik p. Gaya yang dialami dipol listrik adalah,


F   pE
Oleh gaya ini, molekul-molekul yang berada di tingkat tenaga Ed disimpangkan dan tidak
digunakan, sedang yang berada di tingkat tenaga atas Eu diteruskan. Molekul-molekul ini
kemudian dimasukkan dalam sistem rongga (cavity) dimana molekul akan bertransisi
ketingkat tenaga rendah dengan memancarkan gelombang mikro. Sistem kerja maser NH3
ditunjukkan dalam gambar (8.7). Cairan amoniak NH3 dimasukkan dalam tabung yang dapat
dipanaskan sehingga menjadi uap. Dengan sistem ionisasi, dikeluarkan lewat pemusat ion dan
dimasukkan dalam ruang yang dipasang medan listrik tak homogen.
Gelombang
mikro
Pemfokus
NH3 cair
pemasnas
E
rongga
Gambar 8.7 Sistem maser NH3.
Gelombang mikro yang dihasilkan dengan sistem ini karena sistemnya sangat sederhan,
belum begitu kuat. Kerja sistem rangsangan dengan pemompaan dapat ditambahkan sehingga
dapat meningkatkan jumlah molekul berada ditingkat tenaga atas. Untuk ini diperlukan radiasi
dengan tenaga gelombang mikro, misalnya sinar ultra violet atau sinar X yang besar
tenaganya sesuai untuk menaikan tenaga dari tingkat bawah ketingkat atas Eu .
203
8.1.5 Galombang Mikro Semikonduktor
Bahan semikonduktor yang mempunyai sifat khusus yuaitu bersifat setengah konduktor
dan isolator, dapat digunakan sebagai pengganti sistem tabung dalam peralatan komponen
elektronika antara lain dioda, transistor dsb.
Pada pembangkit gelombang mikro dengan tabung klistron, gelombang mikro
dihasilkan dari gerakan berkas elektron yang dipercepat kemudian diperlambat oleh pengaruh
medan listrik. Sistem tabung ini kelakuannya dapat digantikan dengan bahan semikonduktor.
Gerakan arus elektron dalam bahan semikonduktor juga dapat menghasilkan radiasi
gelombang mikro bila diadakan percepatan dan perlambatan.
Bahan semikonduktor ada dua tipe yaitu tipe n yang bersifat pemancar elektron dan tipe
p yang bersifat penerima elektron yang biasa dinamakan lobang atau hole. Dari kedua tipe
semikonduktor tersebut dapat disusun berbagai komponen elektronika seperti dioda,
transistor, FET dan sebagainya.
Ditinjau sistem peralatan semikonduktor yang paling sederhana yaitu dioda yang berupa
sambungan tipe n dan tipe p. Apabila pada dioda tersebut dipasang potensial maju, dimana
pada bagian n dihubungkan dengan potensial negatip dan pada p dihubungkan dengan
potensial positip, akan dihasilkan arus. Makin besar potensial, makin besar arusnya, tetapi
mulai potensial tertentu arus menjadi bersifat jenuh. Arus elektron besarnya tetap walaupun
potensialnya diperbesar, ini berarti kecepatan elektron juga tetap, tidak bergantung pada
medan listrik E atau gradien kecepatan elektron terhadap medan listrik v E  0.
Pada bahan semikonduktor tertentu yaitu GaAs, harga gradien kecepatan terhadap
medan listrik harganya dapat < 0, yaitu di atas harga medan E tertentu, arusnya mengecil
(lihat gambar (4.8)).
v
Ea
Eb
E
Erf
Gambar 8.8 Ketergantungan kecepatan elektron terhadap medan potensial bias pada dioda
semikonduktor. Pada medan Eb ditambahkan medan listrik osilasi Erf.
204
Apabila pada tempat Eb tertentu dimana gradien negatip yang berarti lebih banyak
elektron tertahan dalam bahan, ditambahkan medan listrik osilasi, elektron akan mengalami
percepatan dan perlambatan. Pada frekuensi osilasi cukup tinggi (frekuensi radio sebagai
modulasi) akan dihasilkan radiasi gelombang mikro. Sistem diode ini dapat menghasilkan
gelombang mikro daerah frekuensi cukup lebar, tetapi makin tinggi frekuensi makin rendah
dayanya. Untuk frekuensi antara 8 – 15 GHz, dayanya hanya sekitar 1 watt. Sistem dioda
pembangkit gelombang mikro tersebut biasa dinamakan Dioda Gunn (nama orang).
Gelombang mikro dengan sistem dioda dapat dihasilkan pula dengan pemasangan
potensial bias balik (reverse biased). Pada bagian tipe n dihubungkan dengan potensial positip
sedang tipe p dihubungkan dengan potensial negatip. Elektron tidak dapat mengalir dari p ke
n. Pada sambungan diantara tipe p dan n akan terjadi daerah bersih elektron dan lowongan
yang lebar (disebut daerah intrinsik).
Pada potensial bias balik yang masih rendah, belum ada arus elektron. Arus akan
muncul pada potensial bias yang cukup tinggi, dimana akan terjadi loncatan elektron dari p ke
n, makin besar potensial, makin besar arus elektron. Arus ini biasa disebut arus avalanche
(banjir). Disini arus elektron juga mengalami penurunan untuk potensial makin besar seperti
pada dioda dengan potensial maju, jadi juga terjadi gradien kecepatan terhadap medan listrik
yang negatip.
Daerah intrinsik bersifat menghambat elektron atau bersifat impedan. Besarnya
impedansi dapat dituliskan,
1
l
Z  AJ  E dx  .
 0

dengan: A adalah luas tampang lintang daerah intrinsik, J adalah arus elektron dan l adalah
panjang daerah intrinsik.
Apabila pada potensial atau medan E yang mempunyai gradien negatip diberikan medan
potensial osilasi (modulasi) frekuensi cukup tinggi (frekuensi radio), akan dihasilkan radiasi
gelombang mikro. Gelombang mikro yang dihasilkan dengan sistem dioda avalanche ini lebih
stabil dan dayanya dapat lebih besar dibanding dengan sistem dioda dimuka. Perbedaan pada
peralatan adalah pada pemasangan potensial bias yaitu bias maju atau bias balik. Sistem
peralatan pembangkit gelombang mikro dengan dioda semikonduktor secara sederhana
ditunjukkan pada Gambar 8.9. Dioda (GaAs) dipasang dalam rongga pandu gelombang,
dimana panjang rongganya dapat diatur. Panjang rongga ini diatur dengan penggeser sehingga
besarnya = 12  (setengah panjang gelombang mikro).
205
P
keluaran
S
D
Gambar 8.9 Pembangkit gelombang mikro dioda semikonduktor. D = dioda semikonduktor. P
= penyedia potensial bias dan potensial modulasi rf. S = tutup yang dapat digeser.
Frekuensi gelombang mikro bergantung pada lebar daerah intrinsik l,
v
f  .
l
Besar kecepatan elektron sebelum diberikan modulasi rf adalah sekitar 107 m/det. Untuk
frekuensi keluaran 10 GHz dayanya dapat mencapai 8 W, untuk frekuensi yang lebih tinggi,
94 GHz dayanya berkurang menjadi 100 mW.
Sistem pembangkit gelombang mikro dengan bahan semikondutor ini dapat
dikembangkan menggunakan komponen semikonduktor elektronik yang lebih komplek yaitu
transistor, FET (Field Effect Transistor), MESFET (Metal Semiconductor FET) dls. Dengan
bahan semikonduktor, sistem peralatan pembangkit gelombang mikro menjadi lebih
sederhana, tetapi daya keluaran lebih rendah dibandingkan pada penggunaan tabung.
Penyedia potensial dan daya yang diperlukan cukup rendah, dapat digunakan baterai yang
mudah diperoleh dipasaran.
Pembangkit gelombang mikro dengan bahan semikonduktor yang mudah dibawa,
banyak digunakan dalam berbagai bidang antara lain untuk telekomunikasi antar instansi,
militer, polisi, kerja lapangan di darat maupun di laut.
8.2 Detektor Gelombang Mikro
Gelombang mikro dapat menimbulkan panas ketika mengenai suatu bahan. Akibatnya
bahan akan mengalami perubahan sifat fisis antara lain daya hantar listriknya. Bahan yang
bersifat demikian dapat digunakan sebagai detektor gelombang mikro, dimana sinyal
keluarannya berupa perubahan arus listrik. Alat detektor berdasarkan efek perubahan arus
oleh panas gelombang mikro biasa disebut bolometer. Bahan untuk bolometer yang biasa
206
digunakan antara lain nichrome, dan akhir-akhir ini adalah dioda semikonduktor dari silikon,
juga dari Indium, In-Ge dan In-Sb.
V
Glb mikro
i
detektor
Gambar 8.10 Sistem deteksi gelombang mikro
Detektor ini (lihat gambar (8.10)) memerlukan catu daya tetapi cukup rendah. Daya
gelombang mikro juga dapat diukur dengan detektor tersebut. Satuan daya yang biasa
digunakan adalah watt atau dB.
8.3 Frekuensi Meter
Frekuensi gelombang mikro diukur dengan frekuensi meter. Frekuensi meter terdiri dari
suatu rongga (cavity) yaitu rongga resonator. Apabila ukuran rongga bersesuaian dengan pola
gelombang mikro TEmnp atau TMmnp, akan terjadi resonansi atau pengurangan tenaga yang
minimum di dalam rongga. Apabila di dalam rongga tersebut dipasang detektor, akan
dihasilkan keluaran minimum. Bila frekuensi gelombang mikro tetap, dengan mengubah
ukuran rongga, dapat diketahui kapan terjadi resonansi sesuai dengan frekuensi yang masuk.
Perubahan ini biasanya pada panjang rongga dengan perubahan dalam mili atau mikron.
Sebelum rongga tersebut digunakan untuk mengukur frekuensi, terlebih dulu ditera, yaitu
dengan frekuensi yang sudah diketahui. Dengan peneraan ini, dapat langsung dibaca
frekuensinya pada skala.
Ada 3 jenis rongga untuk frekuensi meter yang biasa digunakan (lihat gambar 8.11), a.
Tipe transmisi, b. Tipe reaksi dan c. Tipe absorpsi. Perbedaannya adalah pada cara mengukur
perubahan daya untuk keluaran. Apabila panjang h  p

2
, terjadi resonansi p  1,2,... .
207
a
Ps
b
h
masukan
keluaran
P0 masukan
c
masukan
Gambar 8.11 Frekuensi meter berbagai tipe. a. Tipe transmisi, b. Tipe reaksi, c. Tipe absorpsi.
Sinyal keluaran dapat ditampilkan pada osiloskop. Pada tipe transmisi diukur daya
gelombang mikro yang dilewatkan. Sinyal akan maximum sewaktu terjadi resonansi. Pada
osiloskop akan tampak titik maximum. Pada tipe reaksi, daya yang diukur adalah dalam
rongga. Pada keadaan resonansi daya yang terserap minimum, pada osiloskop akan tampak
titik minimum (lihat gambar 8.12).
a.
P0
b. Ps
I0
f
0,7 I 0
f1 f 0 f 2
f
f0
f
Gambar 8.12 Sinyal keluaran frekuensi meter yang tampak pada osiloskop. a. Tipe transmisi,
b. Tipe reaksi.
Untuk tipe absorpsi, bentuk sinyal keluarannya serupa dengan tipe transmisi, karena daya
yang diukur adalah pada input.
208
8.4 Pengukuran Faktor Kualitas Rongga
Kualitas suatu cavity (rongga resonator) biasa dinyatakan dengan faktor kualitas Q yang
didefinisikan sebagai perbandingan tenaga gelombang mikro yang masuk dengan tenaga yang
terserap per satuan waktu. Satuan waktu yang biasa digunakan adalah 2  periode = 2 T. Jadi
faktor kualitas dapat dituliskan sebagai,
Q
tenaga yang masuk
 2T .
tenaga yang terserap
Dalam mekanika kuantum tenaga gelombang sebanding dengan frekuensinya f. Pernyataan
faktor kualitas Q dapat dituliskan sebagai barikut,
Q
f0
f1  f 2
f 0 adalah fekuensi yang sesuai dengan keadaan tenaga terserap minimum, yaitu frekuensi
resonansi, sedang f1 dan f 2 adalah selisih frekuensi atas dan bawah dimana tenaganya tinggal
½. Tenaga gelombang dapat dinyatakan dalam daya gelombang P (lihat gambar 8.13).
P
Pm
1
2
Q
Pm
f1
f0
f0
f 2  f1
f2
f
Gambar 8.13 Faktor kualitas cavity Q dihubungkan dengan lebar ½ max daya gelombang P.
Pada pengukuran daya, dapat dengan satuan Watt atau dB. Dalam satuan dB,
didefinisikan sebagai berikut,
D  10 log
P
satuan dB.
P0
P0 adalah daya minimum yang masih dapat terukur. Selisih daya dalam dB antara f m dengan
f1 atau f 2 adalah,
D  10 log Pm P0  / Pm 2 P0 
 10 log(1 2)  10  0,3  3 dB.
Jadi bila pengukuran dengan daya yang dinyatakan dalam dB, f1 dan f 2 bersesuaian dengan
penurunan daya sebesar 3 dB. Untuk pengukuran ini diperlukan gelombang mikro yang
209
frekuensinya dapat divariasi. Kualitas suatu cavity (rongga) makin tinggi bila harga Q nya
makin besar. Harga Q ini ternyata bergantung pula terhadap pola gelombang mikro, TEmnp
atau TMmnp, jadi bergantung pada geometri rongga. Harga Q cavity yang banyak digunakan
secara umum adalah antara 1000 – 3000.
210
211
BAB 9
APLIKASI GELOMBANG MIKRO
Aplikasi atau penerapan dari gelombang mikro cukup luas mencakup berbagai bidang.
Dalam buku ini hanya dibicarakan beberapa aplikasi dalam bidang-bidang tertentu saja yaitu
antara lain yang berkaitan dengan spektroskopi, pelacakan obyek dan telekomunikasi. Pada
spektroskopi yang terutama adalah dalam spektroskopi atom berdasarkan peristiwa resonansi
spin electron (ESR). Dalam masalah pelacakan (deteksi) dibicarakan terutama yang berkaitan
dengan sistem RADAR untuk pelacakan obyek menggunakan gelombang mikro. Dalam
bidang telekomunikasi, banyak dibicarakan masalah telekomunikasi modern menggunakan
gelombang mikro yang penggunaannya sudah meluas diseluruh dunia.
9.1 Resonansi Spin Elektron (Electron Spin Resonance, ESR)
Resonansi spin electron adalah peristiwa terjadinya resonansi magnetik pada electron
atom oleh adanya interaksi magnetik antara electron dengan medan magnet dari luar. Suatu
cupling tertentu yang bersifat paramagnetic bila dimasukkan dalam magnet kuat homogen,
akan mengalami interaksi magnetic, terjadi pengarahan arah spin electron atau momen magnet
spin electron terhadap arah medan magnet. Apabila ditambahkan medan magnet osilasi
gelombang mikro akan terjadi resonansi magnetic untuk frekuensi gelombang mikro tertentu
dan terjadi pembalikan arah spin atau momen magnet spin electron. Peristiwa resonansi ini
dapat menimbulkan sinyal yang dapat diamati. Dari besarnya harga medan magnet homogen
dan frekuensi gelombang mikro tersebut dapat dihitung besaran-besaran electron antara lain
momen dipole magnet electron, factor tetapan Lande, lebar resonansi dan sebagainya.
9.1.1 Dasar Teori
Semua electron dalam atom bergerak mengelilingi inti (gerak orbit) sambil berputar
pada dirinya (spin). Gerakan tersebut menimbulkan momentum putar orbital dan spin serta
momen magnet spin dan orbital. Momen magnet total electron dapat dituliskan,
 j  g l l 0  g s s 0
 g j J0
J l s
(9.1)
212
g l adalah factor tetapan Lande orbital, g s tetapan Lande spin, g j tetapan Lande total, l
adalah bilangan kuantum orbital dan s adalah bilangan kuantum spin. Harga l  0, 1, 2, dan
seterusnya bergantung pada bentuk orbit sedang harga s  1 2 sama untuk semua electron.
0 adalah satuan momen dipole magnet atom =1 magneton Bohr = 9,273  1024
Joule/T.
J = momentum putar total electron.
Apabila suatu sample bersifat paramagnet (berarti harga  atom  0), dimasukkan
dalam medan magnet homogen B0 dari luar, akan terjadi interaksi berupa gaya magnetic
dituliskan,
  
F    B0
(9.2)





Gaya F ini arahnya   dan B0 , akibatnya vector  akan berputar mengelilingi arah B0 ,
disebut presesi (presesi Larmor). Besarnya frekuensi presesi dapat diturunkan berdasarkan
hukum Newton dimana, gaya F = turunan kewaktu dari momentum putar electron.
Momentum putar electron dapat dituliskan  l untuk orbital dan  s untuk spin.

Untuk medan magnet B0 cukup kuat  0,2 T, ikatan (kopling) antara spin dan orbit
membentuk J akan lepas, masing-masing akan berinteraksi sendiri-sendiri terhadap medan

B0 . Frekuensi presesi vector spin terhadap medan B dapat diturunkan dari hukum Newton di
atas, dapat dituliskan,
0  g s B0 0 
 B0
(9.3)
  g s 0  disebut factor giromagnetik.
Tenaga interaksi magnetic dari momen dipole magnet spin dengan medan magnet
homogen luar B0 cukup tinggi, berdasarkan teori elektromagnet adalah,
213

E     B0

  gs  B0 0
(9.4)
  g s cos  B0 0
  g m B0 0 .
 adalah sudut antara  dan B0 . m  s cos  , proyeksi s dan B0. Untuk spin s = ½ harga m
terkuantisasi = +1/2 dan 1/2, jadi hanya mempunyai 2 tingkat. Faktor Lande spin g
berdasarkan experimen dan teori besarnya adalah = 2 (neg) sama untuk semua elektron.
B0
m
E
1 2
 gB0 0 2
E


1 2
 gB0 0 2
 gB0 0 2
b
a
Gambar 9.1 a. Momen dipol magnet spin  dalam medan magnet luar B0.
b. Tingkat tenaga interaksi magnetik.
Dari Gbr. 13.1, tenaga interaksi magnetik spin dengan medan magnet luar B0 pecah
menjadi 2 tingkat, masing-masing  gB0 0 2 dan  gB0 0 2 dengan selisih tenaga,
E  gB0 0 .
(9.5)
Elektron akan berada pada tingkat tenaga yang lebih rendah dengan m  1/ 2, jadi arah vektor
spinnya berlawanan arah terhadap medan B0.
Apabila dari luar ditambahkan lagi medan magnet, tetapi yang berosilasi misalnya
dengan frekuensi  atau frekuensi sudut   2 , akan terjadi resonansi magentik bila tenaga
medan osilasi ini h  E. Dari pers. (13.5), dapat diperoleh,
  gB0 0 h atau,
  gB0 0 
 B0 .
(9.6)
Ternyata pers. (13.6) ini sama dengan pers. (13.3). Jadi frekuensi resonansi magnetik spin ini
sama dengan frekuensi presesi Larmor.
214
Untuk medan magnet B0  0,3 T, besarnya frekuensi resonansi yaitu frekuensi medan
magnet osilasi,

20,39,2731024 
6,6254 1034
 8,4 109 Hertz
 8,4 GH.
Frekuensi sebesar ini adalah termasuk gelombang mikro.
Sewaktu resonansi, terjadi serapan tenaga gelombang elektromagnetik sebesar  ,
dimana tingkat tenaganya naik dari E ke E+. Adanya serapan tenaga ini menimbulkan
perubahan induksi magnetik yang terasakan sampai di osilator dan menghasilkan sinyal
keluaran yang dapat diamati dengan osiloskop sesudah diperkuat. Apabila besarnya frekuensi
resonansi  dan medan magnet B0 dapat diukur, maka dari persamaan (9.6) dapat ditentukan
faktor Lande spin g dan selanjutnya faktor giromagnetik  dan besarnya momen dipol magnet
spin .
9.1.2 Peralatan dan Eksperimen
Alat-alat yang diperlukan dalam spektroskopi ESR ini antara lain, osilator sebagai
sumber gelombang mikro yang biasa disebut klistron, elektromagnet untuk menghasilkan
medan magnet homogen B0, rongga cuplikan yang biasa (cavity), detektor gelombang mikro
untuk menangkap sinyal resonansi, osiloskop dll. Bagan peralatan ditunjukkan pada gambar
9.2. Bentuk rongga cuplikan berbentuk segi 4 prisma atau silinder dengan ukuran geometri
tertentu sesuai dengan ragam gelombang mikro yang digunakan yaitu TEmnp atau TMmnp.
Bilangan p berkaitan dengan panjang rongga yang merupakan kelipatan  2 . Besaran yang
biasa divariasi biasanya medan magnet B0, sedang frekuensi  dibuat tetap. Untuk
memperoleh medan magnet resonasi lebih cepat, pada B0 dapat ditambahkan medan sapuan
selebar B. Frekuensi gelombang mikro yang biasa digunakan umumnya sekitar 10 GHz,
frekuensi tersebut termasuk pita X.
Sinyal resonansi keluaran berbentuk Gaussian atau Lorentzian simetri yang kemudian
diambil turunan pertamanya menjadi bentuk kurva dispersi yang ditampilkan pada osiloskop
(lihat gambar 9.3). Pada sinyal turunan pertama (b), penentuan medan magnet resonansi dan
lebar resonansi B p menjadi lebih tepat. Panjang absis medan magnet B sesuai dengan lebar
sapuan B. Lebar resonansi B p berkaitan dengan waktu relaksasi magnetisasi. Pelebaran
resonansi ini juga akibat medan magnet yang tak homogen. Umumnya medan magnet yang
215
dibuat
selalu
mempunyai
besar
ketidak
homogenan
tertentu
tergantung
kualitas
elektromagnetnya. Lebar resonansi ini juga bergantung pada jenis cuplikan.
a
c
b
d
g
S
U
f
e
e
Gambar 9.2 Bagan peralatan spektrometer ESR. a). Klistron, b). Pandu gelombang, c).
Detektor, d) Osiloskop, e). Kutub magnet, f). Rongga cuplikan, g). Cuplikan.
a
Bp  lebar resonansi
B
b
B
Gambar 9.3 Sinyal resonansi keluaran. a) Sinyal resonansi serapan. b) Sinyal turunan pertama.
Bahan cuplikan yang akan diselidiki harus bersifat paramagnetik. Bahan paramagnetik
yang bersifat alami tidak bagitu banyak antara lain garam-garam sulfat yang besifat kristal
serbuk, batu bara dan arang dari kayu atau bahan hidrokarbon, bahan yang mengandung
silikon, germanium, beberapa jenis bahan kimia tertentu antara lain, antrasin, DPPH dsb.
Bahan paramagnetik lebi banyak diperoleh dengan dibuat dengan cara melepas elektron dari
atom atau memisah ikatan molekul sehingga bersifat paramagnetik atau bisa disebut bersifat
radikal. Pada gambar (9.4) diberikan contoh spektrum resonansi bahan batubara alami. Dari
gambar spektrum tersebut dapat ditentukan medan magnet resonansi B0 res frekuensi res,
lebar resonansi Bp . Dari besaran tersebut dapat ditentukan antara lain faktor Lande spin g
yang besarnya sekitar 2. Harga tersebut dan juga lebar resonansi B p bervariasi bergantung
pada jenis batubara dan lokasi tempat penambangan.
216
Pada bahan garam sulfat dan bahan kimia lain, spektrum resonansinya dapat bersifat
kompleks, tidak hanya tunggal. Hal ini diakibatkan oleh adanya interaksi magnetik antar atom
atau molekul, antara inti dan elektron, bentuk kristral yang isotrop dsb. Bentuk kristal tak
isotrop menghasilkan harga faktor Lande g pecah sesuai dengan arah sumbu-sumbu kristal (g
bersifat tensor). Untuk bahan garam logam sulfat, pemecahan spektrum terutama berasal dari
interaksi magnetik antara inti dan elektron. Spektrumnya akan pecah menjadi beberapa
puncak disebut spektrum halus.
Bpp  7,8  104 T
B0
B (T)
B0  351  103 T
  9,73 GHz
Gambar 9.4 Spektrum resonansi bahan batubara.
Pemecahan spektrum adalah akibat interaksi magnetik momen dipol magnet spin inti
dan elektron. Tenaga interaksinya dapat dituliskan sbb.,
EIs  a ms mI .
(9.7)
ms  1 2 dan  1 2 dari spin s  1 2 . mI dari tinti I yaitu proyeksi I terhadap arah B0 .
mI  I ,I  1,I  2, I . Ada sebanyak 2I  1 buah mI . a adalah tetapn interaksi spin intielektron.
Inti mn mempunyai spin inti I  5 2 , jadi harga mI ada 6 buah. Pemecahan tenaga
interaksinya diberikan pada gambar (9.5).
217
ms
mI
52
32
12
1 2
3 2
5 2
1 2
s 1 2
E0  g0 B0
5 2
3 2
1 2
12
32
52
12
E
6
5
5 4a
4
3
2
1
1
6
5 4a
Gambar 9.5 Pemecahan tingkat-tingkat tenaga pada elektron oleh adanya interaksi magnetik
spin inti dan elektron. Tampak ada 6 terjunan yang menghasilkan 6 puncak spektrum.
Dari gambar (9.5) dapat terjadi terjunan (transisi) tenaga elektron yang memenuhi syarat
kuantisasi ms  1, mI  0, sebanyak 6 buah yang akan menghasilkan 6 spektrum. Gambar
spektrum yang diharapkan ditunjukkan pada gambar (9.6).
1
2
3
4
5
6
B
Gambar 9.6 Spektrum resonansi halus dari bahan garam mangan sulfat MnSO4.6H2O.
Apabila spektrometer ESR resolusinya rendah, ke 6 puncak tersebut tampak menjadi
hanya 1 spektrum yang lebar. Dari gambar 9.5 dapat diturunkan frekuensi masing-masing
puncak resonansi.
1  E  52 a  h
 6  E  52 a  h
   6  1  5a h
(13.8)
218
Dari persamaan ini, bila  dapat diukur, tetapan interaksi magnetik antara inti dan elektron
dapat ditentukan.
9.1.3 Bahan Paramagnetik Buatan
Berbagai cara atau metoda dapat dilakukan untuk menghasilkan bahan yang bersifat
paramagnetik atau radikal tersebut antara lain dengan radiasi sinar ultra-violet, sinar X, sinar
radioaktif , , , dengan reaksi kimia dsb. Bahan-bahan yang diradiasi akan mengalami
kerusakan oleh adanya pelepasan elektron atau pemecahan molekul. Apabila dosis radiasi
belum melebihi batas tertentu, kerusakan tersebut dapat pulih lagi dengan kecepatan tertentu.
Kecepatan timbulnya radikal dan kembalinya pulih dapat diukur dari perubahan intensitas
sinyal resonansi terhadap waktu. Apabila intensitas radiasi melebihi dosis aman, bahan akan
tetap rusak dalam jangka lama, mungkin tak dapat kembali pulih.
Pada gambar 13.7 diberikan contoh perubahan tinggi sinyal resonansi dari bahan yang
mengandung Fe yang diradiasi dengan sinar  dari radioaktif Cs137 dengan tenaga 662 KeV.
Sinyal


1



2
 
 
 
3
4
 
5

6
menit
Gambar 9.7 Perubahan tinggi sinyal resonansi ESR terhadap waktu dari bahan yang
mengandung Fe setelah diradiasi dengan sinar  Cs137.
Dari grafik gambar (9.7) tampak perubahan tinggi sinyal yang besarnya sebanding
dengan besarnya sifat paramagnetik bahan setelah diradiasi turun secara exponensial terhadap
waktu.
Selanjutnya
dapat
dihitung
kecepatan
paramagnetiknya atau tingkat kerusakan bahan.
pulih,
umur
serta
kekuatan
sifat
219
9.2 Radar
Radar adalah singkatan dari Radio Detection and Ranging. Radar berfungsi untuk
melacak obyek tertentu menggunakan gelombang mikro. Jadi radio yang dimaksudkan disini
adalah gelombang mikro. Gelombang mikro bila mengenai obyek bahan konduktor (logam)
akan memantul seperti cahaya. Gelombang pantul ini bila dapat ditangkap (deteksi), akan
dapat diketahui adanya obyek sasaran dan dimana posisinya.
Gelombang mikro dipancarkan secara kontinu atau pulsa (denyut). Untuk mengetahui
jarak atau posisi sasaran, digunakan gelombang mikro pulsa. Gelombang ini dipancarkan dari
pemancar berbentuk antena parabola. Parabola ini berfungsi sebagai pemancar dan penerima
gelombang mikro yang dipantulkan oleh sasaran. Arah antena parabola dapat diatur ketempat
sasaran. Posisi sasaran dapat ditentukan dari selang waktu saat gelombang dipancarkan dan
diterima kembali.
Jumlah pulsa bervariasi antara 800 – 2000 per sekon. Jangkau pelacakan bergantung
pada daya pemancar. Makin kuat dayanya, makin jauh jarak sasaran yang dapat dilacak.
Sumber gelombang mikro yang biasa digunakan adalah jenis magnetron. Frekuensi
gelombang mikro yang banyak digunakan adalah antara 3 – 10 GHz (termasuk pita X).
Sinyal yang dihasilkan oleh antena penerima umumnya sudah lemah sekali, maka
diperlukan penguat sehingga dapat ditampilkan dimonitor. Sinyal diterima oleh penerima
secara periodik bergantian dengan keluaran dari magnetron. Hal ini dapat diatur dengan
pemindah hubungan (switch). Bagan unit radar dapat dilihat pada gambar (9.8). Pada switch
ini akan terhubung secara otomatis ke magnetron atau ke penerima, sesuai dengan kontrol
selang waktu pulsa.
M
modulator
T R
switch
Receuver
monitor
Gambar 9.8 Bagan peralatan sistem radar. M adalah magnetron
220
Selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dan diterima kembali adalah,
t  2 d c
(13.9)
Untuk jarak sasaran d  10 km,
t 
2 10 103
 7 105 det.
8
3 10
Selang waktu t ini dapat dilihat pada monitor.
Daya gelombang yang digunakan bergantung pada keperluan. Untuk keperluan militer
dapat mencapai MW pulsa. Gelombang mikro dalam radar dapat di lewatkan dengan kebel
atau pandu gelombang. Dengan pandu gelombang dayanya hanya sedikit yang hilang di jalan.
Bila menggunakan kabel, pada ujung pemancar dihubungkan dengan kawat panjangnya
kelipatan
1
2
. Apabila menggunakan pandu gelombang, ujungnya dihubungkan dengan
corong (horn) mengarah ke parabola.
Untuk gelombang mikro dengan frekuensi 10 GHz, ternyata lebih mudah terganggu oleh
hujan deras dibanding dengan frekuensi 3 GHz. Daya gelombang sebagian terserap oleh air
hujan. Selain gangguan hujan, gangguan lain dapat berasal dari antara lain,
a. Gerakan motor pemutar antena.
b. Keadaan cuaca, panas, dingin, angin dsg.
c. Rangkaian elektronik misalnya penguat, filter dsb.
d. Sinyal radar dari sumber lain.
Sinyal pantulan dari sasaran setelah diperkuat, dapat dimunculkan menjadi bunyi, sehingga
apabila dianggap sebagai bahaya, segera dapat diketahui oleh banyak orang.
Pesawat radar dapat mengetahui atau membedakan sasaran yang diam atau bergerak
berdasarkan prinsip Doppler. Hal ini banyak digunakan di militer ataupun sipil. Efek Doppler
berkaitan dengan timbulnya efek perubahan frekuensi oleh adanya gerakan sumber atau
sasaran. Misalnya pengamat berada di unit radar dalam keadaan diam sedang sasaran dalam
keadaan bergerak dengan kecepatan v seperti ditunjukkan pada gambar (9.9).
221
u ,  
u, 
O
O
v
Gambar 9.9 Efek Doppler dalam teknik radar. Radar dan pengamat diam dikoordinat O
sedang sasaran bergerak dengan kecepatan menjauh v ditempatkan di koordinat O’.
Gelombang radar dipancarkan dari antena parabola di O dengan kecepatan u, sedang
gelombang terpantul oleh sasaran bergerak di O’ kecepatan baliknya u’ menuju penerima.
Kecepatan ini dipengaruhi oleh kecepatan gerak sasaran v. Pembahasan secara sederhana,
yaitu peninjauan secara klasik, dapat dituliskan, bila kecepatan gelombang di O = u,
kecepatan di O’.
u'  u  v
(13.10)
u'  '  u  v   '
(13.11)
Bila dibagi dengan  ,
Panjang gelombang ditempat diam dan bergerak adalah sama, jadi    '. Persamaan (13.11)
dapat dituliskan dalam frekuensi,
 '  u '  '  u  v  
  1  v u 
(13.12)
 ' adalah frekuensi gelombang mikro yang kembali. Tampak bahwa frekuensi yang diterima
kembali < dari frekuensi datang atau yang dipancarkan oleh pemancar. Bila sasaran bergerak
mendekat pengamat, kecepatan v tandanya positip, maka frekuensi yang dikembalikan akan >
dari frekuensi datang. Untuk sasaran diam v  0, maka  '   .
Dari selisih frekuensi    ' , dapat untuk menentukan kecepatan gerak sasaran.
Pada pesawat radar modern, semua sistem dikontrol dengan komputer dan terprogram, dapat
menentukan posisi, arah dan kecepatan sasaran dengan cepat. Untuk tujuan menembak
sasaran setelah semua data terkumpul, kemudian diproses sehingga tembakan dapat mengenai
sasaran dengan lebih tepat. Pesawat radar buatan Amerika yang paling canggih saat ini adalah
yang bernama AWACS (sistem kontrol dini kawasan lingkungan) yang dapat melacak semua
222
obyek didaerah yang luas dari pesawat. Dayanya sangat kuat dan sistem pelacaknya sangat
peka.
9.3 Komunikasi dengan Gelombang Mikro
Komunikasi menggunakan gelombang mikro adalah jenis komunikasi modern yang
paling banyak digunakan secara luas di dunia sekarang ini. Dengan gelombang mikro,
jangkaua sasaran komunikasi menjadi hampir tak terbatas seperti bila menggunakan
gelombang radio dll., baik dipermukaan bumi maupun di angkas luar. Dengan menggunakan
antena parabola, gelombang mikro dapat difokuskan ke satu arah seperti halnya cahaya,
sehingga jarak jangkau menjadi semakin jauh. Media komunikasi yang secara umum
digunakan orang disemua negara adalah televisi, telepon, facimile dsb. Berikut dibicarakan
secara singkat bagaimana daerah frekuensi gelombang mikro yang digunakan untuk
komunikasi, sistem pemancar dan penerima dan sistem satelit komunikasi.
9.3.1 Pembagian Daerah Frekuensi
Untuk komunikasi menggunakan gelom-bang mikro, daerah frekuensi yang biasa
dioperasikan adalah antara 1 GHz sampai 40 GHz. Daerah frekuensi dibagi-bagi menjadi
interval frekuensi yang biasa disebut pita frekuensi (frequency band). Gelombang mikro yang
dihasilkan dari pembangkit gelombang mikro dilewatkan pada pandu gelombang yang
umumnya berbentuk segi empat dengan pola atau ragam tertentu. Pada tabel (9.1) diberikan
pembagian daerah frekuensi gelombang mikro dan ukuran pandu gelombang.
Ukuran pandu gelombang adalah
  12 . Pada pita X dengan   10 GHz,
  c v  3 108 10 109  3 cm. Jadi ukuran pandu gelombang adalah 31,5 cm. Gelombang
mikro dengan panjang gelombang <  2 akan diteruskan sedang yang >  2 akan terserap
oleh pandu gelombang jadi tak dapat diteruskan.
223
Tabel 9.1 Pembagian pita gelombang mikro untuk komunikasi dan ukuran pandu gelombang.
Pita
Frekuensi, (GHz)
Ukuran panjang
gelombang (cm)
L
1,12 – 2,7
16,5  8,26
S
2,6 – 3,95
7,21  3,40
G
3,95 – 5,85
4,75  2,21
C
4,90 – 7,05
4,04  2,02
J
5,85 – 8,20
3,48  1,57
H
7,05 – 10,0
2,84  1,26
X
8,20 – 12,4
2,29  1,02
M
10,0 – 15,0
1,91  0,95
P
12,4 – 18,0
1,57  0,79
N
15,0 – 22,0
1,30  0,65
K
18,0 – 26,5
1,07  0,43
R
26,5 – 40,0
0,71  0,36
9.3.2 Pemancar dan Penerima
Jenis pembangkit gelombang mikro yang umum banyak digunakan adalah klistron,
magnetron dan diode semikonduktor, sesuai dengan daya yang diperlukan. Disamping itu
biasa digunakan pula penguat gelombang mikro yaitu TWA atau TWT (Travelling wabe tube
amplifier) yang dapat memperkuat daya antara 30 – 60 dB. Untuk komunikasi, sinyal-sinyal
input dimasukkan pada anoda (grid) jadi potensial anoda akan termodulasi oleh sinyal input
dan diteruskan pada keluaran gelombang mikro. Gelombang mikro yang sudah termodulasi
diteruskan keantena pemancar lewat pandu gelombang. Antena ini biasanya berbentuk
parabola atau kawat panjang tertentu kelipatan
1
2
. Pada ujung pandu gelombang dipasang
corong (horn) diarahkan ke permukaan parabola. Pada antena parabola, gelombang mikro
menjalar hanya satu arah sesuai dengan arah pembukaan parabola sedang pada antena kawat
gelombang mikro menjalar kesegala arah (lihat gambar 9.10).
224
A2
Monitor
A1
Klistron
In
Receiver
Ampl
K
Gambar 9.10 Sistem pemancar dan penerima komunikasi dengan gelombang mikro
menggunakan antena parabola.
Pada input modulasi (dengan frekuensi sekitar 700 MHz) dapat dimasukkan sinyal
suara, gambar, data dsb secara analog maupun digital. Pada sistem penerima, gelombang
mikro yang tertangkap oleh parabola dipancarkan ke horn atau kawat penerima yang dipasang
di tempat fokus. Sinyal tersebut diteruskan dengan kabel ke penguat, disaring (filter) sehingga
sinyal dari input tadi dapat dipisahkan yang kemudian setelah diperkuat, ditampilkan dilayar
pendar pesawat TV ataupun monitor lain. Sinyal input siaran TV berasal dari kamera atau
video umumnya berupa analog.
Sinyal input digital semakin banyak digunakan dalam komunikasi modern karena tidak
mudah mengalami gangguan secara mekanik maupun elektronik dan dapat dipancarkan
dengan jangkauan yang lebih jauh. Sinyal audio maupun gambar yang mula-mula berupa
analog dapat diubah menjadi sinyal digital. Sinyal yang diterima oleh pesawat penerima
berbentuk digital tersebut dapat diubah menjadi analog lagi bila diperlukan.
Untuk memperbesar dan memperluas jangkau komunikasi dengan gelombang mikro,
digunakan sistem satelit. Satelit yang selalu berada di angkasa dalam garis edarnya berfungsi
sebagai antena penerima gelombang mikro yang dikirimkan dari parabola di Bumi dan juga
sebagai pemancar mengembalikan sinyal ke permukaan Bumi dalam daerah yang cukup luas.
Pesawat satelit tersebut khusus dinamakan setelit komunikasi.
Sistem komunikasi umum modern yang makin populer jaman sekarang adalah
penggunaan telepon genggam. Prinsipnya sama dengan komunikasi sistem radio, tetapi disini
menggunakan frekkuensi gelombang mikro denga frekuensi GHz. Pelaksanaannya seperti
sistem telepon jadi secara digital. Sumber gelombang mikro adalah semikonduktor denga catu
225
daya baterai. Bentuknya kecil sebagai gagang telpon, dapat digenggam atau disaku, jadi dapat
dibawa kemana saja. Dengan kode digital seperti pada nomor telpon konvensional (biasa),
pulsa isarat telpon genggam dapat dimasukkan kekode pulsa telpon biasa. Jangkauan telpon
genggam ini menjadi tak terbatas, baik dalam negeri maupun ke luar negeri seperti telpon
konvensional.
Isyarat komunikasi lewat jasa telpon digital dapat mengambil dari komputer dengan
sistem modem. Komputer pribadi yang ada di rumah dengan sistem modem dihubungkan ke
sambungan telpon. Isyarat komunikasi dapat dimasukkan lewat komputer dengan kode digital
secara internasional seperti pada telpon genggam. Sistem komunikasi ini biasa dikenal sebagai
internet. Komunikasi jarak jauh antar negara yang umum, baik dengan telpon konvensional,
telpon genggam maupun internet, semuanya menggunakan media gelombang mikro sistem
satelit.
9.3.3 Satelit Komunikasi
Satelit komunikasi yang berfungsi sebagai penerima dan pemancar sinyal komunikasi
yang dibawa oleh gelombang mikro, biasa ditempatkan di angkasa diposisi tertentu terhadap
daerah kawasan di bumi yang cukup luas dan tetap. Satelit tersebut harus tetap beredar
mengelilingi bumi dengan kecepatan tertentu sehingga tercapai kesetimbangan antara gaya
tarik gravitasi bumi dengan gaya setripetalnya.
Agar posisinya tetap di atas suatu daerah di bumi, maka kecepatan sudut edar satelit
harus sama dengan kecepatan sudut putar bumi. Dalam waktu 24 jam bumi berputar 360o.
Misalkan satelit dalam keadaan setimbang tersebut ketinggian dari pusat bumi = R. Bila massa
satelit m, kecepatan edar, persamaan gaya gravitasi dan gaya sentripetal dapat dituliskan,
GMm mv2

R2
R
(13.13)
Dengan G adalah tetapan gravitasi bumi = 6,671011 m3/kg, dan M adalah massa bumi =
61024 kg.
Bila kecepatan sudut bumi sama dengan , kecepatan satelit adalah,
v  R 
2
R
T
dengan T  24 jam. Substitusi v pada pers. (13.14) ke pers. (13.13), diperoleh,
GM 4 2 R 2

atau
R
T2
(13.14)
226
13
 GMT 2 
R
2 
 4 
(13.15)
Bila dimasukkan angka-angka di atas,
13
 6,67 1011  6 1024  24  60  60 
4
R
  4,23 10 km.
2
4  3,14


Karena jari-jari Bumi = 6,4103 km, maka ketinggian satelit dari permukaan bumi,
h  4,23 104  6,4 103 km  35,9 103 km
Satelit komunikasi yang dimiliki Indonesia dinamakan Palapa. Satelit Palapa yang
pertama diluncurkan pada sekitar tahun 1980. Satelit palapa mempunyai kemampuan dan
umur tertentu. Kemampuan satelit dinyatakan dengan jumlah transponden yaitu banyak
saluran frekuensi yang digunakan untuk komunikasi. Umur satelit adalah antara 5 s/d 8 tahun,
dengan demikian tiap kali menghadapi habis masa kerjanya, perlu diganti dengan satelit lain.
Sampai sekarang sudah diluncurkan beberapa satelit antara lain jenis Palapa B1, Palapa B2,
Palapa C1 dan Palapa C2.
Satelit Palapa ditempatkan pada orbit di atas equator pada ketinggian 3,6  103 km di
atas laut. Posisi satelit dapat diatur dari bawah dengan antena parabola di Cibinong. Satelit
komunikasi umumnya menggunakan daerah kerja frekuensi pada pita 4-6, 7-8, 12-14 atau 2030 GHz.
Gelombang mikro yang membawa sinyal komunikasi dikirim ke atas ke satelit Palapa
dari pemancar parabola yang dapat dipasang di berbagai temapt di Indonesia. Satelit Palapa
yang dilengkapi dengan antena parabola penerima menerima sinyal tersebut, kemudian
diperkuat dan diadakan pergeseran frekuensi menjadi sedikit lebih rendah oleh transponden
dan selanjutnya memancarkan kembali ke bumi. Daya yang digunakan oleh satelit berasal dari
solar cell. Transponden berfungsi sebagai penggeser frekuensi terdiri dari antena, solar panel,
sistem penterjemah dan sistem kontrol.
Sinyal komunikasi yang dipancarkan kembali ke bumi oleh satelit mencapai daerah
cukup luas, seluruh Indonesia bahkan dapat meluas ke negara tetangga sampai Australia,
Cina, Asia selatan. Daya gelombang mikro yang diterima di bumi sudah sangat lemah turun
sampai – 200 dB. Untuk menerimanya harus digunakan antena parabola dan sistem penguat
yang besar.
Misalkan dari pemancar di bumi dikirimkan sinyal ke satelit dengan daya pancar 1000
W. Sesudah dikembalikan oleh satelit dan diterima oleh antena di bumi tinggal 1016 W. Bila
sinyal tersebut dilewatkan pada kabel 50 Ohm, sinyal yang dihasilkan hanya 7108 Volt.
227
Untuk dapat diproses lebih lanjut, diperlukan sistem penguat yang berkemampuan tinggi dan
penekan noise yang baik sehingga selanjutnya dapat diperoleh sinyal yang cukup untuk
ditampilkan dilayar atau pada monitor.
Satu satelit dapat menerima dan memancarkan beberapa frekuensi sekaligus untuk
berbagai keperluan. Untuk komunikasi modern, sinyal dipancarkan secara digital. Untuk
modulasi sinyal suara, jumlah bit rata-ratanya 64 kilobit/det sedang sinyal TV memerlukan
40-90 Mbit/det.
Satelit Palapa C mempunyai jumlah trasnponden sebanyak 34, lebih besar dibanding
dengan jumlah transponden pada palapa sebelumnya jenis B1 dan B2. Ke 34 transponden
tersebut dibagi 2, yang 30 bekerja pada pita C (5-6 GHz) dengan lebar 60 MHz sedang yang 4
transponden bekerja pada pita K (20 GHz) dengan lebar pita 80 MHz. Berat satelit Palapa C
sekitar 2 ton diluncurkan oleh roket Arianne di Amerika Selatan.
Pita C mencakup Indonesia, Australia, Cina, Sibiria dan India. Pita K dapat mencakup
Indonesia Timur, Asia Timur sampai Guam. Pita C untuk komunikasi telepon karena tahan
terhadap cuaca sedang pita K baik untuk siaran TV, tapi peka terhadap cuaca. Negara-negara
Asia yang sudah dapat membangun satelit komunikasi sendiri adalah Jepang, Cina dan India.
9.4 Thermoacoustic Tomography (TAT)
Thermoacoustic tomography (TAT) merupakan suatu cara pencitraan baru, tak merusak,
dan tak mengionisasi sampel (Xu dan Wang, 2002). Pada metode TAT, pulsa gelombang
mikro digunakan untuk meradiasi jaringan. Ketika radiasi gelombang elektromagnetik diserap
oleh jaringan biologis, pemanasan dan ekspansi medium menyebabkan emisi gelombang
akustik, yang disebut efek thermoacoustic. Sinyal thermoacoustic dikumpulkan untuk
memetakan ditribusi penyerapan radiasi dalam jaringan, yang berkaitan erat dengan status
fisiologis dan patologis dari jaringan (Cheong, dkk, 1990). Metode TAT menggabungkan
kontras yang baik dari metode pencitraan optik atau elektromagnetik dengan resolusi tinggi
dari metode pencitraan ultrasonik. Selain pencitraan struktural, TAT telah diterapkan pada
pencitraan fungsional darah ketika laser digunakan ( Wang, dkk, 2003).
Salah satu contoh set-up eksperimen TAT untuk pencitran otak kera ditunjukkan dalam
gambar (9.11). Sistem koordinat Cartesian untuk acuan adalah: titik sumbu x berarah keluar
tegak lurus bidang gambar; titik sumbu y berarah kekanan; dan titik sumbu z berarah ke atas
sepanjang sumbu rotasi. Generator gelombang mikro 3 GHz mentransmisikan 0,5 s pulsa
gelombang mikro pada laju pengulangan 20 Hz. Generator fungsi digunakan untuk mengtriger
generator gelombang mikro, mengontrol frekuensi pengulangan pulsanya, dan sinkronisasi
228
cuplikan oleh osiloskop. Energi gelombang mikro (~ 10 mJ/pulsa) dikirimkan oleh antena
dengan penampang yang berubah secara bertahap dari 72 mm x 34 mm menjadi 120 mm x 88
mm. Contoh hasil pencitraan TAT ditunjukkan dalam gambar 9.12.
Gambar 9.11. Diagaram Set-up Eksperiment TAT untuk pencitraan otak kera (Xu dan Wang,
2006)
Gambar 9.12. Contoh hasil citra dengan metode TAT dari objek tengkorak kera (Xu dan
Wang, 2006)
229
Soal:
1. Tulislah persamaan Maxwell untuk di luar sumber dalam medium yang mempunyai
tetapan dielektrik relatip  r , tetapan permeabilitas relatip  r dan konduktivitas listrik
 . Selanjutnya turunkan persamaan gelombang mikro yang menjalar menuju arah X.
Oleh adanya  , tunjukkan bahwa amplitude gelombang mikro mengalami penurunan
secara exponensial.
2. Suatu pandu gelombang mikro bentuk segi 4 panjang dengan ukuran penampang
3 5 cm, dimasukkan gelombang mikro dengan panjang gelombang 3 cm dan
amplitude medan listriknya 0,12 V/cm. Apabila dikehendaki gelombang mikro yang
dapat dilewatkan adalah pola TM12, tulislah semua komponen medan listriknya. Ingat
E0 adalah jumlah vector komponen amplitudo.
3. Pada pesawat ESR, untuk suatu cuplikan tertentu, frekuensi gelombang mikro terukur
= 10 GHz. Sesudah divariasi medan magnetnya, diperoleh resonansi pada 0,33 T
dengan lebar resonansinya = 1 mT.
a. Gambarkan spectrum resonansinya kemudian hitung faktor Lande cuplikan dan
waktu relaksasinya.
b. Apabila resolusi alat cukup tinggi, oleh adanya interaksi magnetik antara elektron
dan inti, terjadi pemecahan spektrum. Gambarkan spektrumnya bila I dari intinya
= ½.
4. Jelaskan tentang factor kualitas Q pada rongga resonator dan cara pengukurannya.
5. Sebuah pandu gelombang segi 4 panjang, lebarnya 6 cm, tingginya 4 cm, dimasukkan
gelombang mikro deng frekuensi 8 GHz. Amplitudo gelombang medan listrik adalah
0,2 V/cm dengan pola gelombang dalam p.g. tersebut TM21.
a. Tulislah semua komponen medan listrik dan magnet gelombang mikro dalam p.g.
tersebut.
b. Hitung kecepatan grup, kecepatan fase dan impedansinya.
6. Pada sebuah pandu gelombang silinder dengan diameter 6 cm, dimasukkan gelombang
mikro dengan   2 cm. Pola gelombang mikro yang menjalar dalam p.g. tersebut
adalah TM12.
a. Apabila diketahui daya rata-rata gelombang mikro yang dimasukkan 2 watt,
tulislah semua komponen medan listrik dalam p.g. tersebut.
230
b. Bila bagian ujung p.g. ditutup, akan terbentuk gelombang berdiri TM128.
Berdasarkan panjang silinder tertutup tersebut. Tulislah semua komponen
medan listriknya.
7. Garam kristal MnSO4.xH2O dimasukkan dalam tabung cuplikan pesawat ESR. Apabila
medan magnet terpasang = 0,36 T, terjadi resonansi pada frekuensi 9 GHz.
a. Bila diketahui inti Mn mempunyai I = 5/2, berapakah faktor Landenya.
b. Oleh adanya interaksi magnetik antara elektron dan inti, terjadi pemecahan
tingkat tenaga elektron. Gambarkan tingkat-tingkat tenaga dan juga bentuk
spektrum halusnya.
8. Sebuah pesawat Radar dengan   6 cm (secara pulsa), diarahkan ke pesawat Jet yang
sedang bergerak menjauh. Dari pengamatan dimonitor, diketahui gelombang mikro
pantulan mengalami pergeseran frekuensi 5,5 kHz terhadap gelombang datang.
a. Berapakah kecepatan pesawat tersebut.
b. Diketahui lebar pulsa = 2 ms. Apabila selisih waktu sinyal pantulan gelombang
dengan pulsa yang dikirimkan = 0,4 ms, berapakah selisih waktu sinyal
pantulan tersebut sesudah bergerak selama satu lebar pulsa.
9. Gelombang mikro dari suatu klistron dimasukkan dalam pandu gelombang segi 4
ukuran 4 2 cm. Frekuensi gelombang mikro 25 GHz (pita K) dengan daya 5 watt.
Pola gelombang mikro dalam pandu gelombang adalah TM32.
a. Hitung kecepatan menjalar gelombang dalam p.g. dan juga impedansinya.
b. Tuliskan semua komponen medan magnetnya.
10. Sebuah tabung silinder bahan konduktor berukuran diameter 7 cm, dimasukkan
gelombang mikro dengan   3 cm pola TE12. Ke dalam silinder dimasukkan bahan
plastik yang mempunyai tetapan dielektrik relatip 8 dan tetapan permeabilitas relatip
12. Tabung ditutup sehingga membentuk rongga/cavity.
a. Bila pola gelombang dalam rongga TE125, berapa panjang silinder.
b. Tulis komponen medan listrik resonansinya.
11. Sebuah elektron keluar dari katoda menuju dinding silinder dalamtabung magnetron
dengan sudut keluar 60o terhadap sumbu oleh pengaruh potensial tetap 100 kV. Medan
magnet terpasang 0,1 T.
a. Hitung kecepatan gerak elektron.
b. Jelaskan lintasan gerakannya
231
DAFTAR PUSTAKA
Allan, W. Scott, 1993, Understanding Microwaves, John Wiley & Sons
Anwar, J., Shafique, U., Zaman, W., Rehman, R., Salman, M., Dar, A., Ansano, J.M. Ashraf,
U., dan Ashraf, S., 2015, Microwave chemistry: Effect of ions on dielectric heating in
microwave ovens, Arabian Journal of Chemistry 8, 100-104.
Austin, J., Rodriguez, S., Sung, P.F. dan Harris, M., 2013, Utilizing microwaves for the
determination of moisture content independent, Powder Technology 236, 17-23.
Barrado, E.P., Pujol, M.C., Aguilo, M., Cesteros, Y., Diaz, F., Pallares, J., Marsal, L.F., dan
Salagre, P., 2013, Fast aging treatment for the synthesis of hydrocalumites using
microwaves, Apllied Clay Science 80-81, 313-319.
Barda, A.A., Acierno, D., dan d’Amore, M., 2012, Use of microwaves for in-situ removal of
pollutant compounds from solid matrices, Journal of Hazardous Materials 207-208,
128-135.
Bianchi, G., Vavassori, P., Vila, B., Annino, G., Nagliati, M., Mallah, M., Gianella, S., Valle,
M., Orlandi, M., dan Ortona, A., 2015, Reactive silicon infiltration of carbon bonded
performs embedded in powder field modifiers heated by microwaves, Ceramics
International 41, 12439-12446.
Bhattacharya, M. dan Basak, T., 2013, A theoretical study on the use of microwaves in
reducing energy consumption for an endothermic reaction: Role of metal coated
bounding surface, Energy 55, 278-294.
Corredores, Y., Le Febvrier, A., Castel X., Sauleau, R., Benzerga, R., Deputier, S., GuillouxViry, M., Mekadmini, A., Martin, N., dan Tanne, G., 2014, Study of
ferroelectric/dielectric multilayers for tunable stub resonator applications at
microwaves, Thin Solid Films 553, 109-113.
Cheong, W.F., Prahl, S.A., dan Welch, A.J., 1990, A review of the optical properties of
biological tissues, IEEE J. Quantum Electron., vol. 26, pp. 2166-2185.
Chemat, S., dan Esveld, E., 2013, Contribution of microwaves or ultrasonics on carvone and
limonene recovery from dill fruits (Anethum graveolens L.), Innovative Food Science
and Emerging Technologies 17, 114-119.
Consoli, F.C., Angelis, R.D., Andreoli, P., Cristofari, G., dan Giorgio, G.D., 2015,
Measurement of the radiofrequency-microwave pulse produced in experiments of
laser-plasma interaction in the ABC laser facility, Physics Procedia 62, 11-17.
Da Silva, A.S.V., Weinschutz, R., Yamamoto, dan C.I., Luz. L.F.L. Jr., 2013, Catalytic
cracking of light gas oil using microwaves as energy source, Fuel 106, 632-638.
De Bonis, M. V., Caccavale, P., dan Ruocco, G., 2015, Convective control to microwave
exposure of moist substrates, Part II: Model validastion and application, International
Journal of Heat and Mass Transfer 86, 950-956.
232
De Boni, M.V., Caccavale, P., dan Ruocco, G., 2015, Convective control to microwave
exposure of moist substrates, Part I: Model methodology, International Journal of
Heat and Mass Transfer 86, 943-949.
De Aguiar, F.M., 2011, Resonant freak microwaves, Physics Letters A 375, 265-270.
De Fonseca, B., Rossignol, J., Bezverkhyy, I., Bellat, J.P., Stuerga, D., dan Pribetich, P.,
2015, Detection of VOCs by microwave transduction using dealuminated faujasite
DAY zeolites as gas sensitive materials, Sensor and Actuators B 213, 558-565.
Delobelle, V., Croquesel, J., Bouvard, D., Chaix, J.M., dan Carry, C.P., 2015, Microwave
sinter forging of alumina powder, Ceramics International 41, 7910-7915.
Devesa, S., Graca, M.P., Henry, F., dan Costa, L.C., 2015, Microwave dielectric properties of
(Bi1-xFex)NbO4 ceramics prepared by the sol-gel method, Ceramics International 41,
8186-8190.
Dhani, A., 1993: Teori Gelombang Mikro dan Aplikasinya, Hand Out Kuliah Jurusan Fisika,
FMIPA UGM.
Dong, Q., dan Xiong, Y., 2014, Kinetics study on conventional and microwaves pyrolysis of
moso bamboo, Bioresource Technology 171, 127-131.
Guerra, E.M., Gude, V.G., Mondala, A., Holmes, W., dan Hernandes, R., 2014, Microwave
and ultrasound enhanced extractive-transesterification, Applied Energy 129, 354-363.
Gonzalez, M.D., Cesteros, Y., dan Salagre, P., 2010, Effect of microwaves on the surface and
acidic properties of dealuminated zeolites, Physics Procedia 8, 104-108.
Horikoshi, S., Matsuzaki, S., Sakamoto, S., dan Serpone, N., 2014, Efficient degassing of
dissolved oxygen in aqueous media by microwave irradiation and the effect of
microwaves on a reaction catalyzed by Wilkinson’s catalyst, Radiation Physics and
Chemistry 97, 48-55.
Hosoi, A., Yamaguchi, Y., Ju, Y., Sato, Y., dan Kitayama, T., 2015, Detection and
quantitative evaluation of defects in glass fiber reinforced plastic laminates by
microwaves, Composite Structure 128, 134-144.
Horikoshi, S., dan Serpone, N., 2014, On the influence of the microwaves’ thermal and nonthermal effects in titania photoassisted reactions, Catalysis Today 224, 225-235.
Kanitkar, A., Balasubramanian, S., Lima, M., dan Boldor, D., 2011, A critical comparison of
methyl and ethyl esters production from soybean and rice bran oil in the presence of
microwaves, Bioresource Technology 102, 7896-7902.
Lance, A.L., 1964, Introduction to Microwave Theory and Measurement, Mc.Graw-Hill.
233
Liu, L., Ju, Y., dan Chen, M., 2013, Optimizing the frequency range of microwaves for highresolution evaluation of wall thinning locations in a long-distance metal pipe, NDT&E
International 57, 52-57.
Li, K.P., Hu, M.K., Shen, C.K., Lin, W.Y., Hou, S., Zhao, L.B., Cheng, C.Y., dan Shen,
D.H., 2014, Improved and optimized one-pot method for N-Succinimidyl-4-[18F]
fluorobenzoate ([18F]SFB) synthesis using microwaves, Applied Radiation and
Isotopes 94, 113-117.
Marcos, C., dan Rodriguez, I., 2014, Exfoliation of vermiculites with chemical treatment
using hydrogren peroxide and thermal treatment using microwaves, Applied Clay
Science 87, 219-227.
Marcos, C., dan Rodriguez, I., 2014, Expansibility of vermiculites irradiated with
microwaves, Applied Clay Science 51, 33-37.
Mason, A., Korostynska, O., Wylie, S., dan Al-Shamma’a, A.I., 2014, Non-destructive
evaluation of an activated carbon using microwaves to determine residual life, Carbon
67, 1-9.
Matsui, R., Mori, K., Kousaka, H., dan Umehara, N., 2013, Observation of source gas
depletion in narrow metal tube during internal diamond-like carbon with microwaves,
Diamond & Related Materials 31, 72-80.
Mazo, P.C., dan Rios, L.A., 2015, Improved synthesis of carbonated vegetable oils using
microwaves, Chemical Engineering Journal 210, 333-338.
Medeiros, F.D.S.C., Menezes, R.R., Neves, G.A., Santana, L.N.L., Ferreira, H.S., Lima,
D.S.G., Lima, S.J.G., 2015, Microwave-assisted sintering of dental porcelains,
Ceramics International 41, 7501-7510
Melo, R.S., Silva, F.C., Moura, K.R.M., de Menezes, A.S., dan Sinfronio, F.S.M., 2015,
Magnetic ferrites synthesized using the microwave-hydrothermal method, Journal of
Magnetism and Magnetic Materials 381, 109-115.
Mike, G., 2008, RF and Microwave Applications and Systems.
Moretti, M.M.S., Martins, D.A.B., Nunes, C.C.C., Villena, M.A., Perrone, O.M., da Silva, R.,
Boscolo, M., dan Gomes, E., 2014, Pretreatment of sugarcane bagasse with
microwaves irradiation and its effects on the structure and on enzymatic hydrolysis,
Applied Energy 122, 189-195.
Oladipo, A.A., dan Gazi, M., 2015, Microwaves initiated synthesis of activated carbon-based
composite hidrogel for simultaneous removal of copper (II) ions and direct red 80
dye: A multi-component adsorption system, Journal of the Taiwan Institute of
Chemical Engineers 47, 125-136.
Polaert, I., Bastien, S., Legras, B., Estel, L., dan Braidy, N., 2015, Dielectric and magnetic
properties of NiFe2O4 at 2.45 GHz and heating capacity for potential uses under
microwaves, Journal of Magnetism and Magnetic Materials 374, 731-739.
234
Panina, L.V., Makhnovskiy, D.P., Morchenko, A.T., dan Kostishin, V.G., 2015, Tunable
permeability of magnetic wires at microwaves, Journal of Magnetism and Magnetic
Materials 383, 120-125.
Paengkanya, S., Soponronnarit, S., dan Nathakaranakule, A., 2015, Application of
microwaves for drying of durina, Food and Bioproducts Processing 96, 1-11.
Rauch, D., Albrecht, G., Kubinski, D., dan Moos, R., 2015, A microwaves-based method to
monitor the ammonia loading of a vanadia-based SCR catalyst, Applied Catyalysis B:
Environmental 165, 36-42.
Reyes, J.G., Salagre, P., dan Cesteros, Y., 2014, Effect of microwaves, ultrasounds and
interlayer anion on the hydrocalumites synthesis, Microporous and Mesoporous
Material 199, 117-124
Rosa, R., Ponzoni, C., Veronesi, P., Sora, I.N., Felice, V., dan Leonelli, C., 2015, Solution
combustion synthesis of La1-xSrxFe1-yCuyO3+w (x=0, 0.2; y=0, 0.2) perovskite
nanoparticles: Conventional vs. microwaves ignition, 2015, Ceramics International
41, 7803-7810.
Saggadi, H., Polaert, I., Luart, D., Len, C., dan Estel, L., 2015, Microwaves under pressure
for the continuous production of quinoline from glycerol, Catalysis Today 255, 66-74.
Shin, M., dan Kumar, P., 2012, Frequency up-conversion of optical microwaves for
multichannel optical microwave system on a WDM network, Optical Fiber
Technology 18, 242-246.
Sih, G.C., 2013, Transmissibility of microwaves to ELF wave compatible to brain rhythms,
Theoretical and Applied Fracture Mechanics 65, 55-60.
Strum, G.S.J., Verweij, M.D., Stankiewicz, A.I., dan Stefanidis, G.D., 2014, Microwaves and
microreactors: Design challenges and remedies, Chemical Engineering Journal 243,
147-158.
Tinoco, M.B., Igual, M., Rodrigo, D., dan Navarrete, N.M., 2015, Superiority of microwaves
over conventional heating to preserve shelf-life and quality of kiwifruit puree, Food
Control 50, 620-629.
Valentini, M., Piana, F., Pionteck, J., Lamastra, F.R., dan Fanni, F., 2015, Electromagnetic
properties and performance of exfoliated graphite (EG) – Thermoplastic polyurethane
(TPU) nanocomposites at microwaves, Composites Science and Technology 114, 2633.
Vincente, I., Salagre, P., dan Cesteros, Y., 2010, Preparatoion of pure hectrorite using
microwaves, Physics Procedia 8, 88-93.
Wang, X., Pang, Y., Ku, G., Xie, X., Stoica, G., dan Wang, L.V., 2003, Non-invasive laserinduced photoacoustic tomography for structural and functional imaging of the brain
in vivo, Nature Biotech. Vol. 21, pp, 803-806.
235
Werth, K., Lutze, P., Kiss, A.A., Stankiewicz, A.I., Stefanidis, G.D., dan Gorak, A., 2015, A
systematic investigation of microwave-assisted reactive distillation: Influence of
microwaves on separation and reaction, Chemical Engineering and Processing 93,
87-97.
Xu, M. dan Wang, L.V., 2002, Time-domain reconstruction for thermoacoustic tomography
in a spherical geometry, IEEE Trans, Med, Imag. Vol. 21. pp. 823-828.
Xu, Y. dan Wang, L.V., 2006, Rhesus monkey brain imaging through intact skull with
thermoacoustic tomography, IEEE transactions on ultrasonics, ferroelectrics, and
Frequency control, 53, 542-548.
Zhao, S., Xiong, S., Qiu, C., dan Xu, Y., 2007, Effect of microwaves on rice quality, Journal
of Stored Products Research 43, 496-502.
Zhang, L., Chen, X., Jin, S., Guan, J., Williams, C.T., Peng, Z., dan Liang, C., 2014, Rapid
microwaves synthesis of CoSix/CNTs as novel catalytic materials for hydrogenation
of phthalic anhydride, Journal of Solid State Chemistry 217, 105-112.
Zhang, Z., Wang, X., Wang, Y., Xia S., Chen, L., Zhang, Y., dan Zhao, J., 2013, Pb(II)
removal from water using Fe-coated bamboo charcoal with the assistance of
microwaves, Journal of Environmental Science 25(5), 1044-1053.
236
.
237
Glosarium
Fotoakustik = perubahan tenaga radiasi menjadi tenaga bunyi
Spektroskopi = cabang ilmu yang membahas fenomena interaksi radiasi dengan materi
Kuvet = tempat penyimpan cuplikan
Gas Kelumit = gas dengan konsentrasi sangat kecil (sub:ppb)
Intrakvitas = sel fotoakustik berada di dalam resonator laser
Ekstrakavitas = sel fotoakustik berada di luar resonator laser
Sel Fotoakutik = tempat terjadinya perubahan tenaga radiasi menjadi tenaga bunyi/akustik
Chopper = alat pemotong radiasi laser
Lock in-amplifier = tempat penyaring frekuensi yang hendak dikuatkan
Resonator = ruang diantara peralatan optic tempat radiasi laser bolak-balik
Laser = sumber radiasi yang koheren dan monokromatis dengan intensitas kuat
Flowing system = sistem aliran gas dalam laser yang langsung dibuang
Non invasive = sebutan untuk tindakan yang tidak melukai tubuh
Tunable = sebutan untuk laser yang panjang gelombang ketika beroperasi dapat diatur dan
diubah dengan cara yang terkendali
Real time = sistem pemeriksaan pada waktu sesungguhnya
Sealled off = sistem tertutup
In situ = pemeriksaan pada tempatnya
On-line = bersifat secara langsung
[email protected]
238
[email protected]
239
Index
Halaman
A
Akustik
E
Emisi
Etilen
F
Fotoakustik
G
Gas kelumit
Gelombang
L
Laser
S
Sel fotoakustik
[email protected]
1, 2, 8, 11, 13, 18, 19, 21, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 35, 41, 50, 57, 58, 59, 60,
62, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 79, 83, 86, 87, 88,
89, 90, 91, 92, 94, 96, 97, 98, 100, 103, 130,
135, 136, 137, 141, 160, 163, 173, 175,
1, 8, 35, 36, 37, 38, 41, 43, 45, 48, 54, 113,
123, 125, 126, 140, 144, 147, 148, 149, 150,
151, 180, 183,
1, 4,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 13, 17, 19, 21, 22, 25, 26,
27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 41,
43, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 53, 54, 55, 59,
79, 95, 97, 100, 101, 102, 103, 130, 131, 132,
133, 138, 139, 143, 145, 151, 152, 153, 158,
159, 160, 165, 171, 173, 176, 177, 190, 191,
193, 194, 195, 196,
1, 27, 99, 141, 134, 135, 136, 137, 140, 141,
143, 145, 147, 148, 154, 169, 172, 173, 174,
175,
1, 3, 4, 8, 11, 18, 19, 30, 35,36, 37, 39, 40, 41,
42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 53, 54,
55, 57, 58, 59, 61, 67, 68, 70, 71, 79, 95, 96,
97, 108, 110, 112, 115, 116, 120, 125, 126,
135, 160, 161, 163, 164, 166, 167, 168, 171,
190, 199, 200,
1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 18, 28, 41, 42, 43, 44, 45, 46,
48, 49, 50, 51, 53, 54, 55, 61, 69, 96, 99, 100,
108, 109, 110, 112, 114, 116, 119, 120, 121,
122, 123, 124, 125, 126, 130, 131, 132, 134,
135, 136, 137, 138, 140, 141, 142, 143, 145,
158, 159, 160, 161, 162, 163, 164, 165, 166,
167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 176, 177,
178, 179, 180, 190, 191, 192, 193, 194, 195,
196, 197, 1999, 200, 202,
1, 6, 17, 19, 20, 22, 25, 26, 28, 29, 30, 33, 39,
240
Spektroskopi
R
Resonator
[email protected]
40, 49, 50, 51, 59, 79, 97, 100, 101, 103, 130,
131, 132, 133, 138, 145, 159, 171, 173, 191,
1, 3, 4, 5, 6, 7, 28, 36, 37, 38, 39, 45, 46, 47,
49, 108, 120, 130, 139, 151, 166, 167,
1, 2, 24, 26, 28, 42, 43, 50, 59, 60, 67, 68, 70, 71,
79, 80, 82, 83, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 94, 95,
96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 123,
132, 137, 147, 159, 160, 163, 164, 171, 173,
Download