Liputan Khusus K-6 dan K-13: UJIAN NASIONAL 2016? Oleh Riana Afiati Ujian merupakan tahapan akhir yang harus ditempuh oleh setiap siswa di akhir masa pendidikannya di satuan pendidikan. Begitu pun bagi kalian siswa kelas IX akan menempuh ujian untuk menamatkan pendidikan kalian di SMP. Selama ini ada tiga ujian yang ditempuh siswa kelas IX sebelum kalian yaitu Ujian Praktik, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional (UN). Ujian Praktik dan Ujian Sekolah mungkin tidak seseram Ujian Nasional, walaupun ujian praktik dan ujian sekolah yang akan mempunyai peran besar terhadap kelulusan. Sejak tahun lalu UN tidak menentukan kelulusan. Namun fungsi UN sebagai alat pemetaan kondisi pendidikan di Indonesia. Hasil Ujian Nasional pun digunakan sebagai salah satu instrumen untuk seleksi di sekolah lanjutan. Tahun ini Ujian Praktik dan Ujian Sekolah tetap diselenggarakan dilaksanakan oleh tingkat dan satuan pendidikan. Begitu juga Ujian Nasional tetap dilaksanakan. Sesuai dengan kalender pendidikan SMP Negeri 3 Mranggen pelaksanaan ujian akan diawali oleh ujian praktik yang rencana pelaksanaan pada pertengahan Maret 2016. Dilanjutkan dengan ujian sekolah yang dilaksanakan di awal April 2015. Sedangkan perkiraan pelaksanaan UN di awal Mei 2016. Nah, bagaimana dengan pelaksanaan UN 2016 dengan adanya dua implementasi kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 di Indonesia? Materi UN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan, sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 (K-13) maupun kurikulum 2006 (K-6), pelaksanaan serta materi ujian UN pada 2016 mendatang akan disamakan. Meskipun sejumlah sekolah masih menggunakan kurikulum yang berbeda, ujian nasional tahun 2016 tetap dilaksanakan dalam satu konsep. Secara teknis pelaksanaan UN dengan dua pendekatan dan kurikulum berbeda sulit dilakukan, tetapi cara temudah mencari titik singgungan antara materi Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Prinsip dari ujian ini adalah materi yang diujikan harus pernah diajarkan kepada siswa. Dengan sistem mencari titik singgung itu, diharapkan siswa yang menempuh pendidikan berbasis K-6 tidak mengalami kesulitan mengerjakan soal UN. Begitu juga dengan siswa yang belajar dengan K-13, tidak boleh merasa kesulitan karena soal ujiannya tidak pernah dipelajari lagi. Mata pelajaran yang diujikan di UN masih seperti tahun yang lalu yaitu bahasa Indonesia, matematika, IPA danbahasa Inggris. Materi UN 2016 akan menguji kemampuan level kognitif siswa yaitu pengetahuan dan pemahaman, penerapan serta penalaran. Soal-soal untuk UN menurut rencana akan berubah mulai 2016 guna menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi murid. Untuk menghasilkan butir-butir soal yang lebih berkualitas, model naskah soal akan dibuat sekelas The Graduate Record Examination (GRE) dan The Scholastic Aptitude Test (SAT). GRE adalah penilaian yang luas dari berpikir kritis, menulis analitis, penalaran verbal, dan keterampilan penalaran kuantitatif - semua keterampilan yang dikembangkan selama bertahun-tahun, sedangkan SAT adalah tes standar yang digunakan untuk masuk ke perguruan tinggi di Amerika Serikat. Indeks Integritas UN Ada satu lagi yang harus kalian ketahui bahwa selain mengujikan kemampuan level kognitif, sejak UN 2015 indeks integritas UN sekolah juga dihitung. Apakah indeks integritas itu? Indeks integritas UN merupakan tingkat kejujuran dari sekolah. Indeks tersebut akan memperlihatkan seberapa jujur sekolah dalam melaksanakan UN. Indeks Integritas UN tingkat sekolah yaitu tingkat persentase jawaban siswa yang tidak menunjukkan pola kecurangan. Kecurangan yang diukur adalah gabungan persentase contek-mencontek antar siswa (kecurangan antar individu) dan persentase keseragaman pola jawaban soal UN (kecurangan sistemik/terorganisir) dalam suatu sekolah. Indeks integritas yang didapatkan dari UN ini tidak bisa mengukur semua aspek integritas, tapi dari indeks integritas ujian ini setidaknya bisa mencerminkan pola kejujuran sekolah ketika melaksanakan ujian. Sekolah yang baik adalah sekolah yang meraih hasil UN yang tinggi diiringi indeks integritas yang tinggi pula. Untuk menentukan indeks integritas, misalnya sekolah yang mendapat indeks integritas UN 85 maka dapat disimpulkan bahwa di sekolah tersebut memiliki indikasi sebesar 15 persen telah terjadi kecurangan. Semakin besar indeks integritas, maka kejujuran di sekolah tersebut semakin tinggi. Nah, itulah gambaran UN 2016 yang merupakan UN pertama untuk sekolah yang mengimplementasikan K-13. Setelah tahu gambaran UN 2016 ini, kalian khususnya kelas IX harus mempersiapkan diri dengan baik. Sedangkan untuk materi bukan sebuah persoalan karena jika kalian selalu belajar dan berlatih dari guru-guru bekal kalian untuk mengerjakan soal-soal UN sudah lebih dari cukup. Satu hal yang tidak boleh kalian abaikan dalam menempuh UN yaitu kejujuran kalian, karena kejujuran akan membawa berkah bagi kalian khususnya serta indeks integritas sekolah. Juga jangan lupa berdoa untuk keberhasilan kalian. Liputan Khusus Makna Peringatan Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda Bulan Bahasa merupakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan Indonesia yang secara rutin dilaksanakan setiap bulan Oktober sebagai bulan lahirnya Sumpah Pemuda. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan oleh Pusat Bahasa dan lembaga pendidikan yang memiliki jurusan bahasa Indonesia serta instansi yang relevan dengan pembinaan dan pengembangan bahasa. Pada bulan ini berbagai instansi termasuk sekolah biasanya mengadakan berbagai acara lomba untuk mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia . Di SMP Negeri 3 Mranggen Peringatan Bulan Bahasa merupakan sebuah rutinitas. Banyak makna yang bisa kita petik dari kegiatan ini, di antaranya adalah dengan memperingati bulan bahasa berarti kita masih mengakui dan menghargai bahasa nasional kita bahasa Indonesia. Tahun Pelajaran 2015/ 2016 ini OSIS SMP Negeri 3 Mranggen mengadakan kegiatan Bulan Bahasa sekaligus memperingati hari Sumpah Pemuda. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari dengan acara lomba, yaitu pada hari pertama dilaksanakan lomba majalah dinding (mading) dan lomba baca puisi, sedangkan upacara pemenang bendera lomba hari kedua sekaligus serta dilaksanakan pengumuman pembagian hadiah. Lomba mading dan baca puisi sengaja diadakan sebagai ajang apresiasi dan kreasi siswa , dan untuk memupuk persaudaraan antar siswa serta mengembangkan minat dan bakat siswa. Setiap siswa wajib ikut berperan dalam kegiatan ini, sehingga acara yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, mengembangkan rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan bahasa ini bisa mengena pada seluruh siswa. Pada saat dilangsungkan lomba mading, setiap kelas yang maju hanya empat orang, tetapi artikel yang dimuat adalah karya dari seluruh siswa dalam setiap kelas. Sedangkan lomba baca puisi setiap kelas diwakili oleh satu siswa. Jadi, total peserta lomba mading ada 30 kelompok, dan peserta lomba baca puisi ada 30 siswa. Meriah euy … Kegiatan lomba dibuka pada tanggal 26 Oktober 2015 tepat Pukul 10.00. Ketua Panitia yang juga mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bapak Trimulyo S.Pd. berharap kegiatan seperti ini rutin diselenggarakan di sekolah, karena menurut beliau semangat dan motivasi baru siswa SMP 3 Mranggen dalam mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia akan selalu tercipta. Beliau juga mengatakan bahwa siswa SMP 3 Mranggen harus mampu mengembangkan berbagai bakat dan potensi yang dimilikinya dengan tampil dalam berbagai lomba. Acara puncak peringatan Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda diisi dengan upacara bendera pada tanggal 28 Oktober 2015 yang dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Dalam acara ini diserahkan hadiah dan penghargaan kepada para siswa yang berprestasi dari berbagai bidang. Kepala Sekolah mengingatkan agar peringatan Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda tidak hanya sebatas pada rutinitas secara seremonial semata, melainkan perlu dimaknai untuk memperkuat, memperkokoh, merawat, dan menjaga nasionalisme pemuda Indonesia. Semua warga sekolah hendaklah bersatu, maju, menjawab berbagai tantangan zaman dan pandai menangkap peluang. Seluruh siswa memberikan aplaus ketika para pemenang lomba diminta maju untuk menerima hadiah. Hasil lomba selengkapnya adalah sebagai berikut : Juara lomba mading berturut – turut mulai juara 1 adalah kelas 8.9, 8.6, dan 9.7. Sedangkan lomba baca puisi Juara 1 diraih oleh Latifa Wulan Jasmine dari kelas 8.7, Juara 2 dan 3 masing masing diraih oleh Andra Rasyid dari kelas 8.5, dan Tsalsa Amelia dari kelas 9.10. Selamat yaaa … kepada para pemenang, semoga keberhasilan mereka saat ini menjadi awal dari kesuksesan mereka di masa mendatang. Dan semoga tahun depan acara semacam ini bisa terselenggara dengan lebih meriah…. (DW) kronika 13 LOMBA BACA PUISI DAN MADING Baru-baru ini, SMP Negeri 3 Mranggen menyelenggarakan kegiatan lomba baca puisi dan mading. Lomba dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa pada tanggal 26 oktober 2015. Kegiatan yang diprakarsai oleh MGMP Bahasa Indonesia ini disambut dengan antusias oleh para siswa SMP Negeri 3 Mranggen. Mereka berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Juara pertama lomba baca puisi adalah Latifa Wulan Jasmine kelas 8.7, juara kedua Andra Rasyid dari kelas 8.5, dan Tsalsa Amelia dari kelas 9.10. Juara lomba mading berturut – turut mulai juara 1 adalah kelas 8.9, 8.6, dan 9.7 Mereka berhak menerima penghargaan yang disiapkan oleh penyelenggara. DISIPLIN LANGKAH MENUJU SUKSES JUMBARA 2015 Jumbara 2015 diikuti oleh kontingen SMP Negeri 3 Mranggen. Pada acara tersebut kontingen ini meraih prestasi yang cukup lumayan dengan menyabet gelar sebagai runnerup, di bawah SMP Negeri 2 Demak. Meskipun hanya runner up mereka patut diacungi jempol. Hal ini karena mereka harus bersaing dengan kontingen lain yang jumlahnya kurang lebih 32 peserta. Perlu diketahui, bahwa Jumbara merupakan ajang pembuktian buat punggawa ekstra kurikuler PMR untuk beradu kreasi dan kemampuan dalam hal ke-PMR-an. BERBAGI DAGING KURBAN Kurban merupakan salah satu bentuk pembelajaran bagi umat islam untuk berbagi dengan saudara-saudara kita yang masih memerlukan uluran tangan. SMP Negeri 3 Mranggen pada tahun 2015 melaksanakan kegiatan kurban dengan menyembelih 3 ekor sapi dan satu kambing. Daging kurban lalu dibagikan pada anak-anak yang tidak mampu dan masyarakat sekitar SMP Negeri 3 Mranggen POESPA/Nomor 12 tahun VI Desember 2015 PRAMUKA SMP NEGERI 3 MRANGGEN TAK HENTI RAIH PRESTASI KARNAVAL DALAM RANGKA MENYAMBUT 1 MUHARAM Dalam rangka menyambut Tahun Baru 1 Muharram, Pemerintah Kabupaten Demak menyelenggarakan Karnaval yang diikuti oleh instansi dan lembaga yang ada di wilayah Kabupaten Demak. Salah satunya dalah SMP Negeri 3 Mranggen. Karnaval dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2015 dengan rute alun-alun Demak menuju ke Pecinan Kodim sampai Jalan Bhayangkara dan kembali ke Alun-alun. Pramuka SMP Negeri 3 Mranggen kembali menorehkan hasil yang cukup membanggakan dalam ajang Jambore Ranting Kecamatan Mranggen. Kali ini mereka berhasil meraih beberapa piala antara lain, juara 1 karnaval, juara II tergiat putra putri dan juara II pentas seni. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 16 Agustus 2015, bertempat di lapangan Brumbung Mranggen. JUARA 2 TUS Tanggal 11 November 2015, kembali SMP kita tercinta meraih juara kedua dalam lomba TUS tingkat SMP seKabupaten Demak. Lomba dilaksanakan di gedung olahraga KONI Demak dengan jumlah peserta 11 sekolah. Dengan hasil yang diperoleh ini menjadikan SMP Negeri 3 Mranggen harus segera berbenah, hal ini karena lomba TUS sampai saat ini belum pernah gagal sebagai juara pertama. Semoga tahun yang akan datang SMP Negeri 3 Mranggen mampu menjadi yang terbaik lagi, tentunya dengan dukungan semua pihak. Pada karnaval tahun ini SMP Negeri 3 Mranggen keluar sebagai juara kedua dan harus mengakui keunggulan tampilan dari SMP 4 Demak yang keluar sebagai juara pertama. VERIFIKASI CALON SEKOLAH RUJUKAN NASIONAL Tim verifikasi dari Jakarta yang diwakili oleh Dr. Sri Mulyani berkenan mengunjungi SMP Negeri 3 Mranggen yang ditunjuk menjadi Calon Sekolah Rujukan Nasional bersama dua sekolah lainnya yaitu SMP Negeri 2 dan Negeri 2 Demak. Dalam pelaksanaan verifikasi, Dr. Sri Mulyani menyambut antusias jika SMP Negeri 3 Mranggen menjadi salah satu Sekolah Rujukan Nasional di Kabupaten Demak. Ini didasari dari pengalaman SMP Negeri 3 Mranggen yang eks RSBI. Fasilitas dan administrasi yang ada sudah menunjukkan nilia lebih yang bisa dijadikan ukuran. Verifikasi yang dilaksanakan pada tanggal 12 November 2015 belangsung dari pukul 08.00 sampai pukul 14.00. Semoga SMP Negeri 3 Mranggen kembali berjaya seperti dulu lagi. Ilmu Pengetahuan Sudut pandang Kajian “IPA sebagai Integrated Science” untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Oleh : R a m l i , S. Pd., M. Si Fasilitator Daerah USAID PRIORITAS elah menjadi sebuah konsekuensi logis bagi para guru di lingkungan SMP yang mempunyai spesialisasi bidang ilmu Fisika maupun bidang ilmu Biologi sehingga mau tidak mau harus berjuang untuk mengemban amanat dalam pembelajaran IPA Terpadu. Bagi sebagian guru merasa dirinya tidak bermasalah terhadap kebijakan tersebut, namun disisi lain banyak juga teman guru yang mengeluh karena bagaimanapun sampai saat ini para guru adalah produk dari disiplin ilmu yang terpisah yaitu Ilmu Fisika dan Ilmu Biologi. Kebijakan pemerintah ini setidaknya juga perlu mendapatkan banyak perhatian karena dimasa yang akan datang perlu disiapkan para guru yang benar-benar berlatar belakang Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Dampak yang telah dirasakan pada saat ini adalah di tingkat SMP tidak lagi menerima para mahasiswa yang melakukan PPL dengan mata pelajaran IPA Terpadu karena kondisi saat ini di Perguruan Tinggi belum ada yang membuka jurusan IPA Terpadu sedangkan para mahasiswa yang berlatar belakang disiplin ilmu Fisika dan ilmu Biologi tidak lagi relevan untuk mengajar di SMP karena tidak ada mata pelajaran Fisika dan Biologi secara terpisah. Marilah kita cermati bersama Dasar-dasar Kebijakan diterapkannya IPA Terpadu di Sekolah Menengah Pertama ? Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada kurikulum tahun 2013 terdapat beberapa perubahan diantaranya adalah konsep pembelajarannya dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science atau “IPA Terpadu” bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Konsep keterpaduan ini ditunjukkan dalam Kompetensi Inti ( KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran IPA yakni di dalam satu KD sudah memadukan konsep-konsep IPA dari bidang ilmu biologi, fisika, dan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA). Pembelajaran IPA SMP dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science,dan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan alam. Tujuan pembelajaran secara umum yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara seimbang. Pembelajaran terpadu merupakan proses pembelajaran yang melibatkan/mengkaitkan berbagai bidang ilmu. Pembelajaran IPA terpadu (integrated science) dapat dilaksanakan dengan mengorganisasikan dan mengkaitkan dengan berbagai tema atau bidang studi dan keterampilan dalam IPA. Integrated berarti “combining parts into a whole ” (BSCS, 2000). “Parts” atau bagian-bagian yang bisa dipadukan dalam pembelajaran IPA adalah: (a) disiplin ilmu IPA, misalnya earth scince, life science dan physical science, (b) proses IPA (misalnya inkuiri), (c) konteks IPA (misalnya science & society). Pembelajaran IPA dikatakan terpadu apabila dalam pembelajaran terdapat bagian yang diintegrasikan/dipadukan. Pembelajaran IPA terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran IPA yang menghubungkan atau menyatupadukan berbagai bidang kajian IPA menjadi satu kesatuan bahasan. Pembelajaran IPA terpadu juga harus mencakup dimensi sikap, proses, produk, aplikasi, dan kreativitas. Peserta didik diharapkan mempunyai pengetahuan IPA yang utuh (holistik) untuk menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari secara kontekstual melalui pembelajaran IPA terpadu (Depdiknas, 2011). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga munculnya “metode ilmiah” (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai, dan “sikap ilmiah” (scientific attitudes). Sejalan dengan pengertian tersebut, IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, dan selanjutnya akan bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Kemendikbud, 2013). Pada hakikatnya IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap. Produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses dalam IPA merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah yang meliputi kegiatan-kegiatan pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. Aplikasi pada IPA merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, sikap yang dimaksud dalam IPA terwujud melalui rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru namun dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Oleh karena itu IPA bersifat open ended karena selalu berkembang mengikuti pola perubahan dinamika dalam masyarakat (Depdiknas, 2006). Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran terpadu secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh. Dengan pembelajaran terpadu ini siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna. Hal itu dapat diperoleh tidak saja melalui pemberian pengetahuan baru kepada siswa melainkan juga melalui kesempatan memantapkan dan menerapkannya dalam berbagai situasi baru yang semakin beragam. Dalam pembelajaran IPA (sains) siswa dituntut untuk belajar aktif yang terimplikasikan dalam kegiatan secara fisik ataupun mental, tidak hanya mencakup aktivitas hands-on tetapi juga minds-on. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan untuk inquiry dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pengalaman dan pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Science Educational Standart (1996: 20) Pembelajaran IPA yang didasarkan pada standar isi akan membentuk siswa yang memiliki bekal ilmu pengetahuan (have a body of knowledge), standar proses akan membentuk siswa yang memiliki keterampilan ilmiah (scientific skills), keterampilan berpikir (thinking skills) dan strategi berpikir (strategy of thinking); standar inkuiri ilmiah akan membentuk siswa yang mampu berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking); standar asesmen mengevaluasi siswa secara manusiawi artinya sesuai apa yang dialami siswa dalam pembelajaran (authentic assessment). Penerapan standar-standar dalam pembelajaran IPA khususnya empat standar tersebut akan memberikan soft skill berupa karakter siswa, untuk itu sangat diperlukan pembelajaran IPA yang menerapkan standar-standar guna membangun karakter siswa. Dengan dasar berbagai kebijakan tentang pembelajaran IPA di SMP dimana masih membutuhkan tingkat pemahaman secara terpadu, maka kita sebagai guru hendaknya juga harus mampu menempatkan diri kita sebagai agen perubahan baik dalam proses pembelajarannya maupun dalam melaksaanakan kebijakan yang ada. Marilah kita mulai dari diri kita, saat ini pula dan mulai dari hal-hal yang kecil untuk mau dan mampu mengubah mindset kita dan kita mau merubah tradisi mengajar kita dari Teacher Centered menjadi Student Centered dengan menempatkan para siswa kita bahwa mereka mampu untuk melakukan pembelajaran yang bermakna. Ilmu Pengetahuan Sudut pandang Wayang Beber, Anak Bangsa, dan Kesenian yang Hampir Punah L ampu utama mulai dimatikan, digantikan oleh pelita kecil yang terang. Sang Dalang mulai membakar kemenyan. Kotak berisi gulungan wayang kemudian dibuka. Gulungan pertama sudah dibentangkan, Dalang pun membacakan janturan ( narasi ) sesuai lakon hari ini. Kemudian, dimulailah suluk, lagu penggambaran dari lakon tersebut. Setelah suluk, kemudian Dalang memulai pocapan kisah Pandhawa Lima, putra Pandhu Dewanata yang gagah berani. “Raden Puntadewa, Werkudara, lan Arjuna iku putrane Dewi Kunthi. Dening Raden Nakula lan Sadewa iku putrane Dewi Madrim. Satriya Kembar iku titise dewa kembar kang aran Bathara Aswan lan Bathara Aswin,” Gulungan demi gulungan dibeberkan dan dikisahkan sampai gulungan yang terakhir. Pertunjukan diiringi oleh perangkat gamelan dengan laras slendro pathet nem dan pathet sanga. *** Wayang kulit, wayang golek, dan wayang orang nampaknya sudah familier di Indonesia, bahkan di luar negeri. Tetapi, hampir semua teman-teman di kelasku tidak mengetahui seluk beluk, bahkan wujud dari wayang beber itu sendiri. Rupanya, kesenian yang dulunya digunakan untuk menyebarkan agama Islam ini tidak cukup familier di telinga masyarakat. Konon, wayang ini terinspirasi dari wayang kulit yang kemudian dimodifikasi dan dirubah seperlunya, baik tokoh-tokohnya, lakon, sampai tata cara pementasannya. Wayang beber dirubah sesuai dengan selera masyarakat saat itu. Lakon yang sering dimainkan adalah Ramayana dan Mahabharata. Wayang beber yang asli pertama dibuat saat itu, konon masih disimpan di salah satu rumah keluarga di Pacitan, Jawa Timur. Wayang tersebut dijaga turun temurun dan tidak boleh dipindah tangankan sesuai dengan amanat leluhur waktu itu. Wayang beber memang tidak dikenal luas oleh masyarakat. Salah satunya karena wayang beber hanya boleh dipentaskan saat acara-acara tertentu seperti ruwatan dan bersih desa. Kemudian, wayang beber tidak boleh dipelajari oleh orang-orang selain keturunan dalang wayang beber zaman dahulu. Kini, wayang beber sudah berada di ujung tebing dan hampir jatuh ke dalam jurang kepunahan. Kesenian Indonesia sudah banyak yang mulai punah. Sanggar-sanggar seni yang dulunya menjamur di Indonesia sebagai tempat bercinta dengan kesenian dan kebudayaan Indonesia sudah berkurang peminatnya. Kini, masyarakat telah beralih ke gadget dan segala kebudayaan dari barat yang dinilai lebih „keren‟ dari kebudayaan asli kita. Padahal, setiap bangsa memiliki ciri dan corak khasnya sendiri bukan? Tak hanya kesenian. Permainan tradisional pun sudah mulai menghilang. Gatrik, tak kadal, galasin, sluku-sluku batok, karawitan, mamanukan, dan sarawalet. Beberapa permainan dan kesenian yang sudah asing terdengar. Sebagai generasi muda, marilah kita mulai mencintai kembali apa yang kita miliki. *** “Pungkasane, para putra Pandhu saged nglawan putra Destrarasta lan saged angsal negara Ngastina.” Pementasan wayang beber telah usai. Lampu utama kembali dinyalakan. Para penonton mulai berbincang-bincang bersama handai taulan, dan sebagian pulang ke rumah. Semoga, pementasan ini bukanlah pementasan terkahir kesenian Indonesia yang indah ini. (anggraeni) Si Psyco Sudut pandang SEPUTAR PILIHAN PENDIDIKAN LANJUT Eh.. boy n girl, Psico mau nanya nih. Kira-kira mau kemana setelah lulus nanti. Buat yang sekarang duduk di kelas 9 tentunya udah mikirin hal itu kan?. Nah… kalo bisa sih saran Psyco kalian harus udah ancang-ancang alias persiapan untuk menentukan dimana nanti kalian melanjutkan studi. Tentunya di sekolah yang udah ada nama, prestasi dan maju. Tapi seandainya nanti gagal, boy n girl harus tetap semangat menatap masa depan. Nih .. Psyco kasih tau kalau ternyata ada juga teman kalian yang udah mikirin kemana mereka akan melanjutkan studinya di jenjang yang lebih tinggi dan apa kata mereka : Anisa, kls 9.6 Setelah lulus besok berharap bisa diterima di SMA Semarang. Argumen Anisa karena merasa daya kreatifitasnya rendah maka dia tidak memilih ke SMK danjuga atas permintaan orang tua. Firda, kls 9.6 ingin melanjutkan ke SMA kalau bisa SMA 2 Semarang karena neng Firda besok setelah lulus SMA kepengin nerusin ke fakultas psikologi. AdindaDewi kls 9.4 setelah lulus ingin melanjutkan ke SMA karena nantinya kepengin kuliah dan berharap bisa bekerja dipertambangan, seperti kakaknya. Sabrina kls 9.4 setelah lulus SMP saya sangat berharap dapat diterima di SMK neger I jurusan Gambar Bangunan atau Teknik Komputer Jaringan. Keinginan Sabrina didukung orangtuanya. Menurut Sabrina untuk meraih hal tersebut perlu didukung semangat belajar yang tinggi dan juga meningkatkan doa,memohon pertolongan Allah SWT. Afira kls 9.5 Setelah lulus ingin melanjutkan ke SMK 7 atau 2 Semarang karena sekolahnya bagus, tapi Afira agak risau karena kakaknya dan didukung ibu, menghendaki Afira masuk ke SMA. Afira sendiri bercita-cita menjadi seorang Dokter. Nah itu tadi pendapat beberapa teman di kelas 9, bagaimana dengan yang lain? Kalau kita cermati ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan pilihan sekolah. KENALI SEKOLAH YANG KALIAN PILIH ,bisa lewat wawancara dengan siswa atau alumninya atau datang langsung ke sekolah tersebut. Bisa juga lewat internet. Apa aja sih yang perlu kita kenali. Hal yang standar saja seperti yang sudah kita alami selama ini. misalnya, pelajarannya, fasilitas sekolah, letak sekolah, kegiatan belajar mengajarnya, dan sebagainya USAHAKAN SATU PENDAPAT DENGAN ORANG TUA, jika ada perbedaan pendapat dengan orangtua selesaikan sebaik mungkin. Carilah titik temu antara kalian dengan orang tua CITA-CITA, pilihlah sekolah yang menunjang pencapaian cita-citamu Jangan lupa siswa kelas 9 juga ada program peminatan dari BK yang diharapkan membantu merekomendasikan pendidikan lanjut kalian. Diluar itu semua ada hal yang gak boleh dilupakan belajar semaksimal mungkin agar dapat nilai yang terbaik dan ikuti dengan bermunajat kepada ALLAH SWT agar langkah kita mendapat ridho NYA. (*musri-ah)