1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar adalah

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar adalah tempat atau keadaan para pembeli dan penjual membeli dan
menjual barang, jasa atau sumber daya (Salvatore, 1989 : 2).Pasar adalah salah
satu sarana ekonomi yang menjadi tolak ukur dalam peningkatan pendapatan
ekonomi di suatu daerah. Pasar merupakan tempat untuk menampung berbagai
jenis hasil pertanian yang berasal dari petani atau hasil produksi dari perusahaan
yang
menghasilkan
barang,
pasar
juga
digunakan
masyarakat
untuk
melakukantransaksi perdagangan berupa jual beli barang, biasanya pasar terdapat
penjual yang menjajakan barang dagangannya juga terdapat pembeli yang ingin
membeli barang yang mereka butuhkan
seperti; ikan, daging, buah-buahan,
sayuran dan lain sebagainya.
Pasar itu sendiri dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu, pasar
tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan pasar yang digunakan
untuk menampung berbagai hasil pertanian yang berasal dari petani atau barang
komoditi yang berasal dari produsen, biasanya dari segi bangunannya pasar
tradisional tampak sederhana, serta terdapatnya los, kios dan lapak, di dalam pasar
tradisional biasanya terdapat sistem tawar-menawar barang antara pedagang dan
pembeli dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan pasar modern atau
pasar swalayan, pasar jenis ini tidak ada kegiatan tawar menawar barang karena
harga barang sudah ditentukan dalam label harga, pasar jenis ini dilihat dari segi
bangunan tampak mewah dan megah, di pasar swalayan juga terdapat
1
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
2
pramuniagayang tujuannya melayani masyarakat dalam berbelanja di pasar
sawalayan tersebut.
Dalam perkembangannya pasar tidak hanya sebagai sarana ekonomi saja,
tetapi sebagai sarana sosial. Sebagai sarana ekonomi pasar melancarkan kegiatankegiatan yang bersifat ekonomi, seperti kegiatan jual beli, sebagai tempat untuk
kegiatan distribusi barang dari agen ke pedagang, dan sebagai tempat untuk
menampung berbagai hasil barang dari produksi. sedangkan sebagai sarana sosial
pasar digunakan sebagai tempat interaksi sosial.
Pasar tradisional merupakan tempat menilai tingkat perekonomian
masyarakat, dan seharusnya kesejahteraan masyarakat merupakan tingkat tertinggi
keberhasilan pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai aparatur
yang bekerja untuk rakyat. Dalam pembangunan dan pengembangan pasar
tradisional di daerah-daerah kecamatan, adapun faktor yang menjadi penimbang
yaitu pengukuran jumlah penduduk untuk mengetahui substansi kebutuhan
masyarakat setempat agar pembangunan sarana pasar sesuai dengan kebutuhan
penduduk.
Tujuan utama pelaksanaan pengembangan pasar tradisional adalah
menciptakan kesejahteraan masyarakat, salah satu upaya dalam mencapai tujuan
tersebut adalah dengan memperbaiki pasar tradisional yang mulai tidak layak
digunakan, agar masyarakat segan untuk berbelanja ke pasar tradisional. Jika
masyarakat makin merasa puas dengan tindakan pengembangan pasar yang
dilakukan pemerintah daerah maka masyarakat akan memberikan kepercayaan
kepada pemerintah begitupun sebaliknya pemberdayaan fasilitas sarana ekonomi
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
3
khususnya pasar tradisional merupakan salah satu pilar dalam terciptanya
pembangunan ekonomi di Indonesia.
Walaupunpada perkembangannya banyak didirikan pasar-pasar modern
seperti, mini market dan swalayan, yang menetapkan harga pas atau tidak adanya
sistem tawar menawar dan suasananya lebih nyaman, tetapi keberadaan dari pasar
tradisionalmasih dibutuhkan oleh masyarakat, karena masing-masing konsumen
kondisi perekonomiannya berbeda, sehingga di dalam pasar tradisional
memungkinkan adanya sistem tawar menawar. Hal yang menarik dari keberadaan
pasar tradisional adalah selain untuk kegiatan perekonomian pasar tradisional
juga digunakan oleh masyarakat untuk sarana sosial seperti, interaksi sosial,
kegiatan bertukar informasi atau pengalaman dan kegiatan saling membantu
antara pedagang dengan pedagang maupun pedagang dengan pembeli.
Pada penelitian dengan tema mengenai pasar tradisional, peneliti mengambil
judul mengenai Pasar Tradisional Mandiraja Banjarnegara Ditinjau Dari Segi
Sosial Dan Ekonomi Tahun 2001-2014, karena pasar tradisional Mandiraja
merupakan pasar nomor dua dari kabupaten Banjarnegara, sehingga pasar
inimerupakan pasar yang ramai dalam perkembangannya di wilayah kabupaten
Banjarnegara. Pasar ini merupakan pasar yang strategis, karena pasar ini di
sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Rakit yang umumnya penduduknya
lebih banyak berbelanja ke pasar Mandiraja, sedangkan di sebelah timur
berbatasan dengan kecamatan Purwanegara, walaupun di kecamatan Purwanegara
ada pasar, tetapi barangnya tidak selengkap dan kualitasnya tidak bagus, sehingga
masyarakatnya banyak yang berbelanja di pasar Mandiraja.
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
4
Sarana transportasi untuk menjangkau pasar Mandiraja terbilang mudah,
karena pasar ini terletak di jalan raya penghubung antarakabupaten Banyumas
menuju kekabupaten Banjarnegara, serta jalan raya penghubung untuk menuju ke
ibukota Jawa Tengah, yaitu Semarang, sehinnga banyak tersedia kendaraan umum
yang melewati pasar ini, di area pasar ini juga tersedia transportasi umum, seperti
becak dan ojek, sehingga para pedagang dan pembeli mudah untuk menuju ke
pasar Mandiraja.
Pasar tradisionalMandiraja terletak di wilayah desa Mandiraja Kulon RT 02,
RW III, kecamatan Mandiraja, kabupaten Banjarnegara, pasar ini didirikan oleh
pemerintah
kabupaten
Banjarnegara
dan
dikelola
oleh
pemerintah
kabupaten.PasarMandiraja mempunyai luas 4715 m2, luas kios 1044 m2, dan
memiliki satu lantai, fasilitasyang tersedia di pasar Mandiraja cukup memadai
seperti, mushola, toilet umum dan tempat parkir, pasar Mandiraja juga berdekatan
dengan saranaumum seperti, terminal Mandiraja, kantor pos Mandiraja, polsek
Mandiraja dan kantor balai desa Mandiraja Kulon.
Pedagang yang berjualan di pasar tradisional Mandiraja, tidak hanya orang
yang berasal dari wilayah desa Mandiraja Kulon maupun kecamatan Mandiraja
saja, akan tetapi mereka juga orang yang berasal dari daerah-daerah lain di luar
desaMandiraja Kulon bahkan dari kabupaten lain seperti dari kecamatan
Purwanegara, bahkan dari kota Purwokerto, dan dari kabupaten Pekalongan.
Adanya pedagang yang berasal dari luar Mandiraja memunculkan cara berdagang
yang berbeda, adat istiadat yang berbeda dan adanya interaksi sosial dari para
pedagang yang berasal dari dalam daerah Mandiraja dan pedagang dari luar
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
5
Mandiraja, sehingga pasar tersebut selain mempunyai fungsi ekonomi tetapi juga
mempunyai fungsi sosial yaitu sebagai sarana sosialisasi antara pedagang dengan
pedagang maupun antara pembeli dengan pedagang, sehingga peneliti tertarik
untuk meneliti mengenai fungsi dan dampak sosial ekonomi pasar Mandiraja dari
tahun 2001-2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dari
penelitian mengenai pasar tradisional Mandiraja, Banjarnegara 2001-2014 adalah
sebagai berikut.
1. Gambaran umum mengenai lokasi penelitian pasar tradisional Mandiraja
Banjarnegara.
2. Fungsi Sosial dan Ekonomi Pasar Tradisional Mandiraja Banjarnegara bagi
Pedagang dan Pembeli (2001-2014).
3. Dampak Sosial dan Ekonomi Pasar Tradisional Mandiraja Banjarnegara bagi
Masyarakat Sekitar Pasar (2001-2014).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian mengenai pasar tradisional
Mandiraja, Banjarnegara, ditinjau dari segi sosial dan ekonomi dari tahun 20012014 adalah sebagai berikut.
1. Gambaran umum mengenai lokasi penelitian pasar tradisional, Mandiraja,
Banjarnegara.
2. Fungsi Sosial dan Ekonomi Pasar Tradisional Mandiraja Banjarnegara bagi
Pedagang dan Pembeli (2001-2014).
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
6
3. Dampak sosial dan ekonomi Pasar Tradisional Mandiraja Banjarnegara bagi
Masyarakat Sekitar Pasar (2001-2014).
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka
manfaatyang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan khasanah ilmu pengetahuan
mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarahdan mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
2. Manfaat Praktis
Menambah pengetahuandan pengalaman masyarakat mengenai fungsi dan
dampak sosial-ekonomipasar tradisional Mandiraja, Banjarnegara, bagi pedagang,
pembeli, dan masyarakat sekitar pasar.
E. Tinjauan Pustaka
Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pasar
tradisional sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti.
Penelitian yang dilakukan oleh Kamardi Arief (2013) yang berjudul Fungsi
Sosial-Ekonomi Pasar Tradisional Lebak Keranji, Kelurahan Bukit Lama,
Kecamatan Ilir Barat I, Palembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui fungsi sosial pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat sekitar
dan fungsi ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat sekitar.
Hasil dari penelitian ini adalah:
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
7
1. Fungsi sosial pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat yang ada
disekitar pasar yang pertama adalah fungsi hubungan sosial, pasar dijadikan
sebagai tempat mempererat hubungan sosial antara pedagang dan pembeli.
Kegiatan yang dilakukan oleh pedagang untuk mempererat hubungan antara
pedagang yaitu dengan berkumpul dan memainkan permainan seperti gaplek
dan catur. Kegiatan yang lain juga yaitu para pedagang dan pembeli sering
bergosip seputar dunia Televisi. Selain itu hubungan yang terjadi tidak hanya
dirasakan oleh para pelaku pasar tetapi juga oleh masyarakat disekitar Pasar
Lebak Keranji karena disore hari Pasar Lebak Keranji digunakan sebagai ajang
untuk berkumpul bagi remaja yang tinggal disekitar sana sambil menikmati
jajanan sore. Fungsi sosial yang kedua adalah fungsi sosialisasi atau bertukar
informasi dimana para pelaku pasar saling berinteraksi dan melakukan proses
penyampaian informasi dan pembelajaran. Hal ini karena antara pembeli dan
pedagang saling memberikan informasi seperti harga baju, merek baju yang
sedang digemari sehingga pembeli terbantu
dari
informasi tersebut,
selanjutnyasaling bertukar informasi mengenai resep suatu makanan, bahkan ada
pembeli yang membagi pengalaman dengan pedagang tentang dunia usaha
dan memberikan ilmu dan trik berdagang. Fungsi sosial yang ketiga adalah fungsi
eksistensi masyarakat menengah kebawah, masyarakat menengah kebawah
dengan keterbatasan dan ketidakmampuannya mereka masih bisa berdagang
walau dengan modal yang terbatas tapi dengan keterbatasan itu mereka masih
terus eksis hingga sekarang untuk mencari nafkah. Pedagang pasar lebak
keranji memiliki cara agar tetap eksis yakni membolehkan pembeli untuk
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
8
berhutang strategi ini untuk menghadapi agar dagangnnya tetap laris meskipun
dibayar secara menyicil.
2. Fungsi ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat banyak
memberikan pengaruh positif baik dari yang didalam pasar maupun usaha yang
ada disekitar/diluar pasar. Fungsi ekonomi pasar Lebak Keranji yang
pertamaadalah fungsi jual beli dimana pasar Lebak Keranji menjadi sentral jual
beli dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Hadirnya pasar ini memberikan
kesempatan
bagi masyarakat untuk berdagang. Hadirnya pasar ini juga
memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berbelanja karena sebelumnya
mereka harus
memberikan
berbelanja sangat jauh yang memakan waktu, pasar ini juga
kemudahan bagi masyarakat
yang
bekerja
dan
tidak
bisa
berbelanja dipagi hari sehingga ia berbelanja setelah mereka pulang kerja. Fungsi
yang kedua adalah fungsi mendatangkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
disekitar, karena dibangunnya pasar Lebak Keranji banyak menyerap lapangan
pekerjaan bagi masyarakat, dari pengaruh positif ini dapat mengurangi jumlah
pengangguran di Kelurahan Bukit Lama. Fungsi yang ketiga adalah fungsi
menambah kesejahteraan masyarakat, maksudnya adalah pasar Lebak Keranji
memberikan suatu penambahan pendapatan
ekonomi
bagi kesejahteraan
masyarakat. Masyarakat yang berdagang dipasar ini memiliki penghasilan cukup
lumayan besar, sehingga dengan berjualan disini mereka bisa membeli barang
yang dibutuhkan seperti kendaaraan, ada juga yang membeli perabotan rumah,
ada juga salah satu pedagang disana yang menabung hasil dagangannya untuk
kebutuhan sekolah anaknya dimasa depan.
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
9
Penelitian yang dilakukan oleh Ifah Chasanah (2013) yang berjudul
Keberadaan Pasar Tradisional Wage Wadaslintang Sebagai Pusat Kegiatan
Ekonomi, Sosial Dan Budaya Masyarakat Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo
Tahun 1998-2005. Tujuan dari penelitian inimengetahui sejarah Pasar Tradisional
Wage Wadaslintang di Kelurahan Wadaslintang, Kecamatan Wadaslintang,
Kabupaten
Wonosobo,mengetahui
kondisi
ekonomi,
sosial
dan
budaya
Masyarakat Wadaslintang tahun 1998-2005, mengetahui pengaruh keberadaan
Pasar Tradisional Wage Wadaslintang terhadap kegiatan ekonomi, sosial dan
budaya masyarakat Wadaslintang tahun 1998-2005. Hasil dari penelitian ini
adalahKondisi kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Wadaslintang
sedikit banyak telah terpengaruh dengan adanya pasar. Pasar ternyata telah
menjadikan masyarakat Wadaslintang menjadi masyarakat konsumtif. Nilainilai
kegotongroyongan yang selama ini diperlihatkan mulai luntur. Pertanian yang
dikembangkan adalah pertanian tegalan dan berkebun. Hasil produksi yang utama
adalah penghasil buah kelapa atau kopra serta penghasil gula Jawa (gula aren).
Masyarakat Wadaslintang masih merupakan masyarakat sederhana jadi barangbarang yang diperdagangkan di pasar masih terbatas pada barang-barang
kebutuhan sehari-hari. Sektor perdagangannya sangat berkembang apalagi
wilayah Wadaslintang yang berada di jalur alternatif Wonosobo-Kebumen serta di
fungsikannya Waduk Wadaslintang sebagai objek wisata sehingga sektor
perdagangan semakin berkembang.
Keberadaan Pasar Wage Wadaslintang di Kelurahan Wadaslintang sedikit
banyak telah membawa perubahan terhadap kehidupan ekonomi dan sosial
budaya masyarakat sekitarnya. Pasar memiliki multi peran, yaitu tidak hanya
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
10
berperan sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi pasar juga
sebagai tempat bertemunya budaya yang dibawa oleh setiap mereka yang
memanfaatkan pasar. Pasar dalam bidang ekonomi menawarkan barang dan jasa
yang beranekaragam baik jenis,mutu maupun jumlahnya. Pasar dengan
keanekaragaman barang dan jasa yang ditawarkan pada akhirnya akan
mempengaruhi pola konsumsi, pola distribusi dan pola produksi masyarakat di
sekitar pasar. Pasar dilihat dari aspek sosial yaitu sebagai arena interaksi dari
berbagai golongan dan lapisan masyarakat. Pasar mewujudkan masyarakat
majemuk. Interaksi antara masyarakat setempat dengan masyarakat luar
Wadaslintang tidak dapat dihindari. Pertemuan antar masyarakat ini akan saling
mempengaruhi dan pada akhirnya akan membawa pengaruh pada masing-masing
pihak. Pasar sebagai pusat kebudayaan, menawarkan ide-ide dan gagasan baru
pada masyarakat di sekitar pasar melalui barang dan jasa yang diperdagangkan di
pasar. Mobilitas yang tinggi juga membawa gagasan dan informasi yang baru
serta membawa pengaruh pada pola berfikir dan pola tingkah laku masyarakat.
Pengaruh yang ditimbulkan di pasar berupa pengenalan terhadap ide-ide baru
yang ternyata dapat meningkatkan hasil produksi. Penggunaan teknologi
barumenyebabkan arus informasi menjadi lebih cepat. Kebudayaan teknologi
maju banyak mengubah pola kebiasaan masyarakat. Pasar Wage Wadaslintang
yang berstatus pasar daerah milik Dinas Pasar, jelas secara kuantitas dan kualitas
pola interaksinya berbeda dengan pasar desa yang berstatus pasar desa murni.
Pasar Wage Wadaslintang sebagai pasar daerah dimana mempunyai pengaruh
yang lebih besar dari pada pasar-pasar desa lain yang berada di Kecamatan
Wadaslintang fungsinya sebagai pusat ekonomi lebih bersifat komplek, sebab di
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
11
Pasar Wage Wadaslintang terjadi pola interaksi antar dan inter warga di
Kecamatan Wadaslintang tersebut bahkan antar dan inter desa di luar Kecamatan
Wadaslintang.
F. Landasan Teori dan Pendekatan
1. Pasar Tradisional
Sejarah terbentuknya pasar itu sendiri berawal dari kebiasan masyarakat
jaman dahulu yang menggunakan sistem barter atas barang yang dibutuhkannya
namun tidak diproduksi sendiri. Untuk melakukan barter, dipilih sebuah tempat
yang disepakati bersama. Lama-kelamaan tempat tersebut berubah menjadi pasar.
Kegiatan yang dilakukan disana pun tidak hanya sekedar barter namun sudah
berupa kegiatan jual beli dengan menggunakan alat pembayaran berupa uang
(Damsar, 2009 : 156).
Pasar adalah tempat bertemunya antara pembeli dan penjual. Pasar sangat
penting artinya bagi para pelaku ekonomi. Pemilik faktor-faktor produksi dapat
menjual faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada perusahaan, demikian
juga barang-barang yang dihasilkan perusahaan dapat dijual kepada konsumen
melalui pasar. Dengan demikian pasar adalah tempat berinteraksi para pembeli
dan penjual barang (Wilson Bangun, 2010 : 97).
Pasar merupakan
ekonomi.
Berfungsinya
salah satu yang menggerakkan dinamika kehidupan
lembaga pasar sebagai institusi ekonomi yang
menggerakkan kehidupan ekonomi tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan
oleh pembeli dan pedagang (Damsar, 2009 : 101).Pasar tradisional merupakan
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
12
tempat bertemunya penjual dan
pembeli
serta
ditandai
dengan
adanya
transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawarmenawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran
terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan
menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah,
sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lainlain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.
Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya
terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai
pasar. Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat
tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara
langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan
harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti
lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern. Umumnya,
pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keperluan rumah tangga.
Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang terbuka atau bahkan
dipingir jalan. Ciri khas pasar tradisional adalah adanya tenda-tenda tempat
penjual memasarkan dagangannya, serta pembeli yang berjalan hilir mudik untuk
memilih dan menawar barang yang akan dibelinya.
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual
dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang
yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok
(http://syariah99.blogspot.com/2013/05/bentuk-dan-jenis-pasar.html).
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
13
Adapun lima fungsi pasar adalah sebagai berikut. Pertama, pasar
menetapkan nilai. Dalam ekonomi pasar, harga merupakan ukuran nilai. Fungsi
ini memecahkan masalah penentuan apa yang harus dihasilkan oleh suatu
perekonomian. Barang yang relatif lebih diinginkan oleh masyarakat mempunyai
tingkat harga yang relatif lebih tinggi dibanding dengan barang yang tidak
diinginkan masyarakat, kedua, pasar mengorganisir produksi. Dengan adanya
harga-harga faktor produksi di pasar, maka akan mendorong produsen memilih
metode produksi yang paling efisien, ketiga, pasar mendistribusikan barang. Hal
ini menyangkut pertanyaan untuk siap barang dihasilkan. Kemampuan seseorang
untuk membeli barang tergantung pada penghasilannya. Penghasilan seseorang
disamping tergantung pada beberapa unit jumlah faktor produksi yang dimiliki
juga tingkat harga faktor produksi tersebut di pasar, keempat, pasar berfungsi
menyelenggarakan penjatahan. Penjatahan adalah inti dari adanya harga. Karena
jumlah produksi yang tersedia dalam masyarakat untuk jangka waktu tertentu
terbatas jumlahnya, maka jumlah tersebut haruslah dibagi-bagi sehingga cukup
dalam jangka waktu tertentu itu, kelima, pasar mempertahankan dan
mempersiapkan keperluan di masa yang akan datang. Tabungan dan investasi
semuanya terjadi di pasar dan keduanya merupakan usaha untuk mempertahankan
dan mencapai kemajuan perekonomian yang bersangkutan (Sudarman, 1992: 8-9).
2. Interaksi Sosial
Bentuk umum dari proses-proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena
interaksi
sosial
merupakan
syarat
utama
terjadinya
aktivitas-aktivitas
sosial.Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
14
menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompokkelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai, pada saat itu mereka saling
menegur, berjabat tangan, dan saling berbicara.Aktivitas-aktivitas semacam itu
merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu
muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda,
interaksi sosial telah terjadi, oleh karena masing-masing sadar akan adanya fihak
lain yang menyebabkan perubahan-perubahan (Soekanto, 1982:51).
Pasar
mempunyai dampak dalam perubahan-perubahan sosial dan
kebudayaan yang berlangsung dalam masyarakat. Pasar dapat juga dijadikan
sebagai sarana untuk saling bertukar informasi antara penjual dan pembeli. Di
dalam pasar ditawarkan pula bentuk-bentuk kebudayaan yang lain dari
kebudayaan masyarakat sekitar pasar tersebut. Kebudayaan itu sendiri adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum
adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan. Sertakebiasaan kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Sukanto, 2002 : 166).
Karena itu diperkirakan berbagai pengaruh kepada perubahan nilai, gagasan dan
keyakinan.
a. Perubahan
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok. Adapula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun
yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
15
yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai
nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan
lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenag, interaksi sosial dan lain sebagainya (Soekanto, 1982:259).
1) Faktor-faktor yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan
Di dalam masyarakat di mana terjadi suatu proses perubahan, terdapat
faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
a) Kontak dengan kebudayaan lain
Salah satu yang menyangkut hal ini adalah difussion. Difusi adalah
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari
suatu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut, manusia mampu
menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. dengan terjadinya
difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan
dan disebarkan pada masyarakat luas sampai umat manusia dapat menikmati
kegunaannya.
Ada dua tipe difusi, yaitu pertama difusi intra masyarakat (intrasociety
diffusion), dan kedua difusi antar masyarakat (inter-society diffusion). Difusi intra
masyarakat terpengaruh oleh beberapa faktor, misalnya:
(1) Suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan
(2) Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang memengaruhi diterimanya atau
tidak diterimanya unsur-unsur baru
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
16
(3) Unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan besar
tidak akan diterima.
(4) Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang
baru tadi akan memengaruhi apakah hasil penemuannya itu dengan mudah
diterima atau tidak.
(5) Pemerintah dapat membatasi proses difusi tersebut.
Difusi antar masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu antara lain:
(1) Adanya kontak antar masyarakat
(2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan kemanfaatan penemuan baru tersebut
(3) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut
(4) Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menyaingi unsur-unsur
penemuan baru tersebut
(5) Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru di dunia ini
(6) Paksaan dapat juga dipergunakan untuk menerima suatu penemuan baru
Pertemuan antara individu dari suatu masyarakat dengan individu dari
masyarakat lainnya juga memungkinkan terjadinya difusi, misalnya hubungan
antar individu di mana bentuk masing-masing kebudayaannya hampir-hampir
tidak berubah, hubungan demikian dinamakan juga hubungan symbiotik.
b) Sistem pendidikan formal yang maju
Pendidikan mengajarkan aneka macam kemampuan kepada individu.
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam
membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara
berpikir yang ilmiah.
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
17
c) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
Apabila sikap tersebut
melembaga dalam masyarakat, masyarakat
merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. hadiah nobel, misalnya
merupakan pendorong untuk menciptakan hasil-hasil karya yang baru.
d) Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
e) Sistem terbuka lapisan masyarakat
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau
berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar
kemampuan sendiri. dalam keadaan demikian, seseorang mungkin akan
mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai status lebih
tinggi. Identifikasi merupakan tingkah laku yang sedemikian rupa sehingga
seseorang merasa berkedudukan sama dengan orang atau golongan lain yang
dianggap lebih tinggi dengan harapan agar diperlakukan sama dengan golongan
tersebut.
f) Penduduk yang heterogen
Pada masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang
mempunyai latar belakang kebudayaan ras ideologi yang berbeda dan seterusnya,
mudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang mengundang kegoncangankegoncangan. Kedaan demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahanperubahan dalam masyarakat.
g) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
Ketidakpuasaan yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat
berkemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
18
h) Orientasi ke masa depan
i) Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
(Soekanto, 1982:283-286).
b. Syarat Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi
dua syarat yaitu;
1) Adanya kontak sosial,
2) Adanya komunikasi.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Antara orang-perorangan, misalnya apabila anak kecil mempelajari kebiasaankebiasaan dalam keluarganya.
2) Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya,
misalnya
apabila
seseorang
merasakan
bahwa
tindakan-tindakannya
berlawanan dengan norma-norma masyarakat.
3) Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. misalnya,
apabila dua buah perusahaan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan
raya, jembatan dan seterusnya disuatu wilayah.
Kontak sosial tersebut dapat bersifat positif atau negatif. yang bersifat
positif mengarah pada suatu kerjasama, sedangkan yang negatif mengarah pada
pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi
sosial.apabila seorang pedagang sayur misalnya, menawarkan dagangannya
kepada seorang
nyonya
rumah serta diterima dengan baik,
sehingga
memungkinkan terjadinya jual beli, maka kontak tersebut bersifat positif. Apabila
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
19
nyonya rumah tampak bersungut-sungut sewaktu ditawarkan sayuran, maka
kemungkinkan tidak akan adanya jual beli. Dalam hal ini terjadi kontak negatif
yang menyebabkan tidak berlangsungnya interaksi sosial. suatu kontak dapat pula
bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan
hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, sebaliknya kontak yang
sekunder memerlukan suatu perantara (Soekanto, 1986:53-55).
Dalam pasar tradisional Mandiraja, kontak yang terjadi antara penjual
dengan penjual, pembeli dengan penjual atau penjual dengan pembeli, dengan
bertatap muka dan bertemu secara langsung memungkinkan interaksi sosial yang
terjadi tersebut bersifat kontak primer. Sedangkan apabila seseorang meminta
orang lain sebagai perantara untuk membelikan barang ke pedagang yang berada
di pasar tradisional Mandiraja, interaksi sosial tersebut bersifat kontak sekunder.
3. Ekonomi
Ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi yang dikontrol, diatur dan
diarahkan oleh pasar itu sendiri. Peraturan dalam produksi dan distribusi barang
dipercayakan kepada mekanisme mengatur diri sendiri (regulasi yang berjalan).
Sistem ekonomi ini menganggap pasar sebagai tempat penyediaan barang,
termasuk jasa, dengan harga tertentu yang berdasarkan harga tadi akan memenuhi
permintaan. Perdagangan muncul dari usaha untuk mencari barang di luar
batas wilayah, adanya suatu jarak. Jika suatu komunitas manusia tidak
pernah melakukan perdagangan eksternal sama sekali, maka tidak perlu
munculnya pasar (Polanyi dalam Damsar, 2002 : 84-85).
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
20
Setiap perekonomian terdiri dari tiga kelompok ekonomi yaitu konsumen,
produsen dan pemilik faktor produksi. Sebagai imbalannya pemilik faktor
produksi menerima penghasilan.
Penghasilan ini, untuk selanjutnya memungkinkan mereka berfungsi sebagai
konsumen.
Seorang
produsen
mengorganisir
produksi
dan
selanjutnya
menentukan penawaran barang dan jasa di pasar. Produsen yang dapat
mengorganisir suatu proses produksi secara efisien akan memperoleh keuntungan.
Mereka ini juga dapat berperan sebagai konsumen di pasar.
Semua anggota masyarakat
yang
menerima
uang dan kemudian
membelanjakannya untuk pembelian barang atau jasa disebut konsumen. Setiap
konsumen haruslah menentukan bagaimana cara mengalokasikan uang miliknya
terhadap barang-barang dan jasa yang tersedia di pasar. Penjumlahan dari seluruh
barang yang diminta oleh masyarakat ini, menunjukkan permintaan pasar dan
menggambarkan bagaimana masyarakat menghendaki cara alokasi faktor produksi
(Sudarman, 1992:13-14).
Dalam teori ekonomi terdapat tiga jenis pembuat keputusan rumah tangga,
badan usaha, dan penguasa pusat yang saling mempengaruhi di pasar. Dianggap
bahwa runah tangga berusaha untuk memperoleh kepuasan maksimal dan badan
usaha berusaha memperoleh laba maksimal, tapi bahwa penguasa pusat
mempunyai tujuan ganda.
Sementara pasar didefinisikan sebagai tempat di mana pembeli dan penjual
merundingkan pertukaran dari suatu barang. Suatu perekonomian pasar adalah
suatu perekonomian di mana alokasi sumber daya ditentukan oleh produksi,
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
21
penjualan, dan keputusan pembelian yang dibuat oleh badan usaha dan rumah
tangga yang bertindak sebagai reaksi atas informasi pasar berupa harga dan laba.
Sistem harga memberikan sejumlah pertanda yang mencerminkan
perubahan-perubahan dalam permintaan dan penawaran dan terhadap pertanda
tersebut produsen dan konsumen dapat memberikan reaksinya masing-masing
yang tidak disadari berlaku secara terkendali. permintaan dan penawaran bekerja
bersama-sama untuk menentukan harga, dan bagaimana sistem harga sebagai
suatu keseluruhan memungkinkan perekonomian untuk merealokasi sumber daya
sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahan dalam permintaan dan penawaran
(Lipsey dan Stener, 1986:113-117).
4. Pendekatan
Di
dalam
penelitianyang
berjudul
Pasar
Tradisional
Mandiraja,
Banjarnegara, ditinjau dari segi sosial dan ekonomi tahun 2001-2014,pendekatan
yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial, yaitu
dengan Ilmu Sosiologi dan Ekonomi.
Dalam Pendekatan Sosiologis, umpamanya melihat suatu gejala dari aspek
sosial yang mencakup hubungan sosial interaksi, jaringan hubungan sosial, yang
kesemuanya mencakup dimensi sosial kelakuan manusia. Segala macam
perwujudan tindakan yang menyangkut relasi antar individu diungkapkan secara
tepat dengan melihat dimensi sosial perikelakuan orang seperti yang terwujud
sebagai gejala. Dengan bantuan konsep-konsep sosiologi kita lebih mudah
melakukan penyaringan socifact mana yang perlu diekstrapolasikan. Dengan
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
22
demikian, secara menyeluruh dimensi sosial gejala sejarah terungkapkan
(Kartodirdjo, 1992:87).
Dalam Pendekatan Ekonomisebagai pola distribusi alokasi produksi dan
konsumsi, maka jelaslah bahwa pola itu berkaitan, bahkan sering ditentukan oleh
sistem sosial serta stratifikasinya. Akhirnya, kesemuanya dipengaruhi oleh faktor
kultural. Dengan demikian, fungsi ekonomitidak terlepas dari fungsi-fungsi sosial
dan politik serta kulturalnya (Kartodirdjo, 1992:138).
G. Metode Penelitian
Dalam penelitian mengenai pasar tradisional Mandiraja, Banjarnegara
ditinjau dari segi sosial dan ekonomi tahun 2001-2014, metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian sejarah. Metode sejarah adalah bagaimana
seorang sejarawan mengungkap peristiwa yang serba kompleks dalam hal faktor,
tokoh, dan kausal. Ilmu sejarah bukanlah ilmu yang sederhana seperti yang diduga
banyak orang karena ia hanya menghasilkan historiografi yang tidak lebih sama
dengan karya-karya sastra karena selama ini ada banyak kemiripan dengan novel
atau novel sejarah (Priyadi, 2013:48-49). Adapun empat langkah dalam metode
penelitian sejarahadalah sebagai berikut.
1. Heuristik
Data sejarah itu harus dicari dan juga ditemukan. Itulah maksud dari istilah
heuristik. Sejarawan mencari data tidak mudah seperti membalikkan telapak
tangan. Data sejarah tidak selalu tersedia dengan mudah sehingga untuk
memperolehnya harus bekerja keras mencari data lapangan, atau mencari data
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
23
sejarah lisan yang menyangkut para pelaku dan penyaksi sejarah, atau dokumen
yang tersimpan pada lembaga, baik kearsipan maupun arsip perorangan (Priyadi,
2013:112).
Penelitijuga menggunakan sumber sejarah
lisan dalam menelitiPasar
Tradisional Mandiraja Banjarnegara Ditinjau Dari Segi Sosial dan Ekonomi
(2001-2014). Cara yang paling efektif untuk mendapatkan sumber sejarah lisan
adalah wawancara. Sejarawan harus mencari sebanyak-banyaknya pelaku sejarah
yang terlibat. Pencarian itu melibatkan seseorang atau beberapa pelaku yang
mengetahui ada pelaku yang lain yang perlu diwawancarai. Ketika wawancara itu
berlangsung dengan seorang pelaku, maka pelaku tersebut juga diwawancarai
untuk menunjuk pelaku-pelaku lain yang perlu dihubungi karena pelaku itu
dimungkinkan sudah bertempat tinggal di luar daerah atau luar kota, bahkan sudah
lintas kabupaten, atau lintas provinsi.Wawancara yang dilakukan sejarawan
terhadap para pelaku tentu harus berkali-kali. Wawancara pertama merupakan
upaya penjajakan sejarawan dan perkenalan dari sumber sejarah lisan (Priyadi,
2014:90-91).
Tujuan peneliti dalam melakukan teknik wawancara adalah untuk
memperoleh sumber sejarah lisan yang dapat dipercaya dan dipertanggung
jawabkan dari saksi sejarah. Penelitidalam wawancara ini mencari sumber berupa
informasi dari para pelaku sejarah yaitu orang-orang atau tokoh masyarakat yang
mengetahui tentang kondisi pasar tradisional Mandiraja, termasuk fungsi dan
dampak dari keberadaan pasar tradisional Mandiraja bagi masyarakat setempat.
Adapunnarasumber yang diwawancarai adalah beberapa pedagang, pembeli,
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
24
pengelola pasar dan masyarakat yang tinggal di pasar tradisional Mandiraja.
Langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti dalam wawancara adalah sebagai
berikut.
a. Membuat daftar pertanyaan untuk pedoman wawancara.
b. Menetapkan dan menghubungi tokoh-tokoh peristiwa.
c. Melakukan wawancara tanpa mengadakan perjanjian terlebih dahulu.
d. Pengolahan hasil dari wawancara untuk mendapatkan hasil yang relevan.
2. Kritik
Setelah selesai dilaksanakannya langkah pengumpulan sumber-sumber
sejarah dalam bentuk-bentuk dokumen-dokumen maka yang harus dilaksanakan
berikutnya adalah mengadakan kritik (verifikasi) sumber. Pada dasarnya kedua
langkah, pengumpulan (heuristik) dan kritik (verifikasi) sumber, bukanlah
merupakan dua langkah kegiatan yang terpisah secara ketat yang satu dengan
yang lain(Daliman, 2012:64-66).
Terdapat dua jenis kritik sumber, eksternal dan internal. Wawancara
simultan bisa dimanfaatkan sekaligus selain untuk memperoleh sumber sejarah
lisan, juga untuk melakukan kritik sumber, baik kritik ekstern maupun kritik
intern. Kritik ekstern yang menuntut terhadap sumber sejarah lisan dalam hal
keauntetikan sumber, maka sejarawan dapat meminta kesaksian pelaku lain,
apakah benar seseorang itu pelaku atau terlibat dalam peristiwa.
Notosusanto dalam (Priyadi, 2014:97) wawancara simultan dimanfaatkan
untuk melakukan kritik intern. Wawancara saling-silang adalah perbandingan
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
25
sumber sejarah lisan secara langsung. Kritik intern ditempuh dengan
membandingkan antarsumber, atau antarsumber sejarah lisan.
Sumber sejarah lisan yang berversi-versi itu dibandingkan satu sama lain
sehingga akan diketahui versi yang kuat dan versi yang lemah. Versi yang kuat
biasanya didukung oleh banyak pelaku. Versi yang lemah tidak mendapat
dukungan. Perbandingan versi akan meyimpulkan bahwa versi tertentu itu
mengada-ada atau dibuat-buat oleh pelaku tertentu. Namun koreksi dari pelakupelaku lain dapat mendeteksi versi tertentu itu sesuai dengan apa adanya.Kritik
eksternal dimaksud untuk menguji otentisitas (keaslian) suatu sumber. Pada kritik
eksternal ini penelitiharus mencari narasumber atau pelaku sejarah lain, tidak
hanya satu narasumber. Kritik internal dimaksudkan untuk menguji kredibilitas
dan
relibilitas
suatu
sumber,
sedangkan pada
kritik
internal
peneliti
membandingkan sumber lisan antara narasumber yang satu dengan narasumber
yang lainnya.
3. Interpretasi
Ketika sumber sejarah lisan telah melalui langkah verifikasi, maka ia tidak
disebut sebagai data tetapi fakta sejarah. Sebagaimana telah diketahui bahwa
dalam penulisan sejarah atau historiografi terdapat dua unsur, yaitu fakta sejarah
dan penafsiran (interpretasi). Interpretasi terhadap fakta sejarah yang berasal dari
sumber sejarah lisan akan difokuskan kepada mentifact karena produk mulut
hanya berupa suara, bukan benda. Jadi peneliti setelah tahap heuristik dan kritik
sudah selesai, maka yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan tahapan
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
26
interpretasi yaitu peneliti perlu menambahkan kata atau kalimat agar fakta sejarah
tersebut dapat berbentuk dokumen, tidak hanya sumber lisan (Priyadi, 2014:98).
4. Historiografi
Setelah peneliti melakukan tahapan heuristik, kritik, dan interpretasi,
langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan tahap
historiografi berikut ini merupakan penjelasannya.
Penulisan sejarah (historiografi) menjadi sarana mengkomunikasikan hasilhasil penelitian yang diungkap, diuji (verifikasi) dan diinterpretasi. Penulisan
sejarah tidak semudah dalam penulisan ilmiah lainnya, tidak cukup mengadirkan
informasi dan argumentasi (Daliman, 2012:99).
Sejarawan yang telah mendeskripsikan fakta secara detail, yaitu socifact dan
mentifact, harus dilanjutkan dengan memadukan seluruh pikiran, sikap, dan
perilaku menjadi suatu rekontruksi terhadap peristiwa yang diteliti. Sejarawan
mencoba melihat keterjalinan antarpikiran pelaku dan membuat jaringan sikap
sehingga mentifact yang lolos dalam prosedur verifikasi dapat dilihat keseluruhan.
Begitu pula keterjalinan antara pikiran dan perilaku dari banyak pelaku akan
menghasilkan karya sejarah, yang berasal dari sumber sejarah lisan, yang tidak
kalah dengan karya sejarah yang bersal dari dokumen. Sumber sejarah lisan tidak
dapat diabaikan karena ia juga menciptakan dokumen-dokumen yang sebelumnya
tidak pernah ada. Historiografi lisan akan mengiringi kehidupan manusia
kontemporer dan selanjutnya diwarisi oleh manusia kontemporer berikutnya
(Priyadi, 2014:102).
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
27
H. Sistematika Penyajian
Sistematika penulisan skripsi yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja,
Banjarnegara, ditinjau dari segi sosial dan ekonomi 2001-2014 ini, tersusun ke
dalam lima bab sebagai berikut.
Bab pertama, pendahuluan yang membahas latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
landasan teori dan pendekatan, metode penelitian, sistematika penyajian.
Bab dua, gambaran umum mengenai lokasi penelitian pasar tradisional
Mandiraja,
Banjarnegara
yang
membahas
mengenai,
letak
geografis,
pemerintahan, penduduk, tingkat pendidikan, industri dan perdagangan, serta
pendapatan regional.
Bab tiga, hasil penelitian yang berisi, fungsi sosial dan fungsi ekonomi pasar
bagi pedagang dan pembeli.
Bab empat, hasil penelitian yang berisi, dampak sosial-ekonomi pasar bagi
masyarakat sekitar pasar.
Bab lima, simpulan dan saran.
Pasar Tradisional Mandiraja ..., Wega Setiya Pambugar, FKIP UMP, 2015
Download