A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2 Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL CABANG BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL POS PI BATAM Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email: [email protected] / [email protected] 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Kasih Yang MENOPANG SELURUH CIPTAAN (Kejadian 9:8-17)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M S emua orang Kristen mungkin akan mengamini bahwa kasih Allah teramat besar. Bahkan kasih itu masih terlalu cukup untuk semua manusia yang pernah hidup di muka bumi ini. “Kasih Allah sangat besar dan tak dapat dilukiskan,” begitu bunyi sebuah hymne. kasih Allah hanyalah manusia. Ini merupakan kesalahan yang serius. Objek kasih-Nya jauh lebih besar daripada manusia. Objek kasih Allah adalah semesta. Seluruh dunia dan ciptaan-Nya. Pengabaian terhadap kebenaran ini telah dibayar begitu mahal. Beberapa Sayangnya, kita sendiri kadangkala pengusaha Kristen mengeksploitasi tanpa disadari justru mengerdilkan alam tanpa memikirkan dampak kasih itu. Kita berpikir bahwa objek buruk bagi lingkungan. Orang-orang 4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Kristen yang lain tidak terlalu memikirkan dan melibatkan diri dalam pelestarian alam. hanya bersifat legal, melainkan spiritual. Ada nama Allah atau dewa tertentu yang disertakan sebagai saksi dan penjamin. Teks kita hari ini merupakan sebuah pengingat dan nasihat agar kita mengasihi seluruh ciptaan sama seperti Allah mengasihi mereka. TUHAN, Allah yang kita sembah, bahkan mengungkapkan kepeduliannya terhadap seluruh ciptaan dengan ungkapan yang begitu serius. Ia membuat perjanjian dengan manusia dan seluruh ciptaan. Cakupan perjanjian yang universal dinyatakan secara jelas dan berulang kali. Ungkapan “dengan segala makhluk hidup” disebutkan lima kali (ayat 10, 12, 15, 16, 17). Pada pemunculan yang pertama, ungkapan ini diberi penjelasan secara gamblang: “burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi” (ayat 10). Universalitas ini semakin kentara melalui pemunculan kata “bumi” yang juga berulang-ulang dalam bagian ini (ayat 10, 11, 13, 14, 16, 17). I stilah “perjanjian” muncul tujuh kali dalam bagian ini (ayat 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17). Pemunculan yang sangat banyak ini menyiratkan sebuah penegasan. Bagi para pembaca Alkitab zaman dahulu, istilah “perjanjian” terdengar jauh lebih serius daripada istilah yang sama di telinga orang zaman sekarang. Sebuah perjanjian kuno jauh lebih mengikat. Nasib, reputasi, dan identitas seseorang terlekat kuat dalam perjanjian-perjanjian tertentu, entah itu perjanjian perang/ damai, pernikahan, perdagangan, dan yang lain. Perjanjian bukan Alasan di balik perjanjian Sekilas jenis perjanjian dalam bagian ini terasa agak kurang lazim dalam Alkitab. Allah biasanya hanya mengadakan perjanjian dengan manusia, entah itu suatu bangsa atau tokoh tertentu. Kali ini Ia menyertakan bumi dan segala 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ makhluk di dalamnya. Perjanjian ilahi juga biasanya lebih bersifat rohaniah. Kali ini isi perjanjian itu tampaknya lebih jasmaniah. Mengapa Allah perlu mengikatkan diri-Nya ke dalam sebuah perjanjian seperti ini? Tidak ada alasan eksplisit yang dicantumkan dalam teks. Namun, dari pembacaan secara naratif kita dapat menangkap dua alasan penting. Yang paling utama, Allah ingin menghilangkan ketakutan manusia terhadap hujan. Pada zaman sebelum air bah, manusia tampaknya tidak mengenal hujan. Seluruh dunia berada dalam iklim yang relatif seragam, yaitu semi-tropikal. Tanah bisa subur karena ada kabut (2:56). Situasi ini berubah secara drastis pada masa penghukuman air bah. Allah membuka pintu samudera raya dan tingkap air di langit (7:1112). Jika memang benar bahwa hujan hebat dalam hukuman air bah merupakan hujan pertama yang disaksikan oleh manusia, bisa dibayangkan betapa traumatis perasaan Nuh dan keluarganya apabila mereka menyaksikan hujan yang lain. Ditambah dengan perubahan iklim global pasca air bah yang membuat bumi lebih sering diguyur hujan, Nuh benar-benar membutuhkan rasa aman yang lebih. Allah mengenal perasaan takut ini. Pelangi yang muncul sehabis hujan merupakan jaminan ilahi bahwa hujan tidak akan seburuk sebelumnya. Allah tidak akan memusnahkan manusia maupun makhluk hidup lain dengan menggunakan air bah. Jaminan perlindungan dari hukuman ilahi ini selaras dengan ide perlindungan yang sudah muncul di bagian sebelumnya. Allah melindungi manusia dari binatang buas dengan cara memberikan ketakutan dalam diri binatang terhadap manusia (9:2). Artinya, manusia diberi kemampuan dan jaminan untuk mengatur binatang. Allah juga memberi perlindungan bagi manusia dari ancaman sesamanya. Ia menetapkan pembalasan atas setiap pembunuhan, baik yang dilakukan oleh binatang 6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ maupun oleh orang lain (9:5-6). Kali ini, Allah memberi perlindungan bagi manusia dari diri-Nya sendiri. Ia tidak akan memusnahkan manusia lagi (9:11, 15). Allah ingin menegaskan kepada Nuh dan keturunannya bahwa Dia bukanlah sosok yang menakutkan. Hukuman hebat yang ditimpakanNya bukan disebabkan oleh kodratNya yang penuh murka, melainkan karena dosa-dosa ciptaan yang begitu fatal. Untuk meneguhkan perlindungan ini, Allah memberikan pelangi. Menariknya, istilah “pelangi” sendiri tidak muncul di bagian ini. Apa yang kita pahami sebagai pelangi merupakan busur ilahi (9:13, 14, 16). Yang dirujuk memang sama (Yeh 1:28), tetapi makna di baliknya berbeda. Berdasarkan kisah-kisah mitologis di Timur Dekat Kuno, ungkapan “Aku akan menaruh busur-Ku di langit” menyampaikan sebuah pesan bahwa Allah telah memutuskan untuk berhenti berperang. Ia tidak lagi menarik busur-Nya untuk membuka tingkap langit maupun pintu samudera raya. Ia tidak lagi memerangi umat manusia dan segala binatang. Alasan kedua di balik perjanjian universal di ayat 8-17 adalah Allah ingin menjaga kelestarian binatang dan alam. Di awal pasal 9 ini terkesan bahwa manusia adalah segala-galanya. Binatang-binatang akan tunduk pada manusia (ayat 2). Semua diserahkan ke dalam tangan manusia. Binatang-binatang menjadi bahan makanan manusia (ayat 3). Setiap binatang yang memangsa manusia juga dituntut balik oleh Allah (ayat 5). Semua ini, jika tidak dicermati dan dipahami dengan baik, dapat menimbulkan kesan bahwa manusia boleh berbuat semena-mena terhadap binatang maupun alam. Perjanjian yang Allah buat di ayat 8-17 menampik semua kesan keliru ini. Sama seperti manusia, binatang dan alam juga menjadi objek kasih Allah. Dia menjamin kelestarian semuanya. Sikap ini sekaligus mengajarkan Nuh dan keturunannya untuk melakukan hal yang sama. Manusia terpanggil untuk memenuhi dan menguasai bumi (9:1, 7; bdk. 1:26-28), bukan 7 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ mengeksploitasi maupun merusaknya. Karakteristik perjanjian Allah Allah tidak hanya mengikatkan diri-Nya ke dalam sebuah perjanjian dengan seluruh ciptaan-Nya. Ia juga melakukan tindakan ini dengan cara yang khas. Semua karakteristik perjanjian yang ada dalam kisah ini menegaskan kebaikan dan kasih Allah atas seluruh ciptaan. Pertama, perjanjian ini bersifat unilateral. Artinya, hanya satu arah atau satu pihak. Sebuah perjanjian umumnya dilakukan atau mengikat dua pihak (bilateral) atau lebih (multilateral). Bukan perjanjian seperti itu yang kita temukan di Kejadian 9:8-17. Allah merupakan inisiator perjanjian. Perjanjian ini bukan hasil musyawarah atau kesepakatan antara Allah dan ciptaan-Nya. Bagian ini bahkan tidak menyebutkan tanggung-jawab manusia sama sekali. Dari awal sampai akhir hanya ada Allah. Perjanjian yang ini tidak bersifat timbal-balik. Kedua, perjanjian ini bersifat tanpa syarat. Perjanjian dibuat bukan karena Allah melihat bahwa kerohanian manusia akan menjadi lebih baik pasca air bah. Sama sekali tidak. Manusia tetap dikuasai oleh kejahatan (6:5; 8:21). Kemabukan Nuh dan respons Ham yang tidak pantas merupakan bukti eksplisit tentang hal ini (9:21-22). Manusia tidak menjadi lebih baik. Puji Tuhan, Allah memang tidak menunggu manusia menjadi lebih baik baru Ia mengadakan perjanjian. Ia mengambil insiatif dan mengikatkan diri-Nya ke dalam perjanjian tanpa syarat. Ketiga, perjanjian ini bersifat permanen. Sebuah perjanjian bisa terancam batal atau tidak sah apabila salah satu pihak melanggar kesepakatan di dalamnya. Jadi, tidak semua perjanjian adalah permanen. 8 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Tidak demikian halnya dengan Allah. Ia yang mengadakan perjanjian (ayat 9, 11). Kata “mengadakan” di sini secara hurufiah berarti “menegakkan” (versi Inggris “establish”), sehingga lebih mengesankan sesuatu yang kokoh. Perjanjian ini untuk Nuh dan segala keturunannya (ayat 9). Perjanjian ini adalah turun-menurun sampai selama-lamanya (ayat 12, 16). Walaupun “selama-lamanya” (ayat 12) maupun “kekal” (ayat 16) dalam konteks ini bukan seperti yang biasanya kita pikirkan, tetapi makna permanensi dalam ungkapan ini tetap tidak terelakkan. Tidak akan ada apapun yang bisa membatalkan perjanjian ini. Selama bumi masih ada, Allah tidak akan memusnahkannya dengan air bah lagi. Penggenapan penuh dalam konteks eskhatologis Janji untuk tidak menghancurkan bumi dengan air bah bukan berarti bahwa bumi yang sekarang ini tidak akan musnah dengan instrumen yang lain. Petrus menyinggung tentang pemusnahan bumi di akhir zaman melalui api (2 Pet 3:7, 10). Langit dan bumi yang sekarang akan berlalu (Why 21:1). Walaupun demikian, tidak berarti Allah mengabaikan ciptaan-Nya. Penggambaran surga sebagai “langit dan bumi yang baru” (Why 21:1) menyiratkan hasrat Allah yang besar terhadap ciptaan-Nya. Kehidupan di bawah pemerintahan Mesias tidak lain merupakan pemulihan segala sesuatu (Yes 11:6-9). Seluruh bumi akan dipenuhi oleh pengenalan terhadap Allah dan kemuliaan-Nya (Yes 11:9; Hab 2:14). 9 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Jika Allah sedemikian memperhatikan seluruh ciptaan, sudah sepatutnya apabila orang-orang Kristen juga melibatkan diri secara aktif dalam pelestarian alam. Segala kebiasaan dan tindakan yang merusak lingkungan harus dihindari dan dihentikan. Bumi ini bukan sesuatu yang sekuler. Seluruh bumi adalah sakral karena telah disentuh oleh kasih Allah. Bumi memang bukan Allah, tetapi tetap sebagai objek kasih Allah. Soli Deo Gloria. 10 e MAGZ Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G POKOK DOA SYAFAAT 1. Doakan untuk para majelis yang hampir menyelesaikan tugas pelayanan mereka : •Doakan agar mereka dapat menyelesaikan tugas dengan optimal hingga masa pelayanannya berakhir. •Doakan untuk persiapan pemilihan majelis yang baru. 2. Doakan untuk seluruh karyawan gereja agar di tahun 2017 dapat melayani dengan lebih efektif 3. Doakan untuk pelayanan Grace Alone di tahun 2017 agar semakin luas mewartakan Injil Tuhan Yesus Kristus. 11 e MAGZ K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G KATEKISMUS WESTMINSTER Pertanyaan 97: Di mana terdapat ringkasan hukum kesusilaan itu? Jawaban : Ringkasan hukum kesusilaan itu terdapat dalam Kesepuluh Hukum yang disampaikan oleh suara Allah di atas gunung Sinai, dan dituliskan oleh-Nya pada dua loh batu. Kesepuluh Hukum itu dicatat dalam pasal 20 Kitab Keluaran. Keempat Hukum yang pertama memuat tugas kewajiban kita terhadap Allah; keenam selebihnya memuat tugas kewajiban kita terhadap manusia. a. Ula 10:4; Kel 34:1-4. b. Mat 22:37-38, 40. 12 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Apa yang anda harapkan? R Menebus Realitas Pernikahan | Saat Hidup Ini Terasa Hampa ut bergegas mengisi keranjangnya dengan makanan untuk keluarga Israel yang sedang berdukacita. Mereka adalah orangorang Efrata dari Bethlehem. Oh kasihan sekali mereka, pikirnya. Mereka baru saja tiba ketika tragedi itu datang. Elimelekh, kepala rumahtangga mereka meninggal. Sekarang istri yang malang itu, Naomi, dan kedua anak lelakinya harus melakukan pekerjaan yang berat untuk bisa tinggal di sebuah daerah baru di antara orang asing tanpa seorang lelaki sebagai kepala keluarga. Saat mereka memasuki rumah yang baru didiami itu, Rut kaget. Kedua anak lelaki yang disangkanya masih kecil ternyata sudah dewasa. Dan tampan lagi! Dia mendekati temannya, Orpa, yang sedang membereskan meja. “Bagaimana dengan mereka?” Rut bertanya. “Mereka tampak tabah dan beriman. Nama ayah mereka artinya ‘Allahku adalah Raja.’ Apakah kau tahu sesuatu tentang Allah mereka?” “Tidak banyak. Aku tahu nama Allah 13 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Israel adalah Yahweh. Dia sangat berkuasa. Engkau tidak akan bisa melihatNya seperti kita melihat allah kita, Kamos.” Mengapa keluarga ini begitu berbeda? Rut bertanya-tanya saat dia melihat ke arah Naomi. Rut takjub melihat kekuatan yang terpancar dalam mata Naomi. Ironi yang sangat menyedihkan! Mereka bertiga, hidup tanpa suami dan tanpa anak! Hidupnya terasa hampa, Rut takut saat memikirkan tahun-tahun mendatang. Suatu hari datanglah kabar bahwa “Tuhan telah memperhatikan umat-Nya” di Yehuda. Memikirkan kampung halamannya membuat Naomi tersenyum lagi. “Kita bisa Pada tahun yang sama, ketika masa kembali ke kampung halamanku,” berkabung sudah lewat, Rut sangat kata Naomi dengan helaan napas terkejut saat mengetahui Mahlon kelegaan. telah menghadap ayahnya untuk melamarnya. Dan dia juga sangat “Ya,” jawab Rut, “mari kita mulai gembira mendengar bahwa Kilyon bersiap-siap.” Segera setelah itu, Rut juga melamar Orpa. mulai berpikir-pikir: Bagaimana hidupnya nanti di daerah lain? Rut begitu menghormati dan mengasihi ibu mertuanya dan “Berangkatlah Naomi dari tempat Allah yang disembah oleh wanita tinggalnya itu, bersama-sama dengan itu. Meskipun dia belum bisa memberikan cucu, ibu mertuanya itu tetap mengasihinya, “Rut, Allah tahu yang terbaik untuk kita.” Namun, dengan tidak disangkasangka, Mahlon dan Kilyon pun meninggal, Rut dan Orpa mengalami kehilangan yang serupa dengan Naomi. 14 e MAGZ Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E kedua menantunya” menuju tanah Yehuda. Saat mereka mencapai daerah Sungai Arnon, Naomi berhenti dan berkata kepada kedua menantunya, “Pergilah, pulanglah masingmasing ke rumah ibunya; kiranya atas karunia Tuhan kamu mendapat tempat perlindungan, masingmasing di rumah suaminya.” “Ibu,” mereka berdua menagis, “kami ikut pulang kepada bangsamu.” Selama perjalanan yang masih panjang, Naomi mengisahkan tentang perlindungan dan pemeliharaan Allah terhadap umatNya. Dia menceritakan tentang kuasa Allah yang menyertai Musa, tentang kasihNya kepada orangorang Israel. Saat mereka tiba di Sungai Yordan, Naomi bercerita bagaimana Allah menuntun Yosua untuk memimpin orang-orang Israel menyeberangi “Kalian gadis-gadis cantik tetapi sungai itu. bodoh. Aku sudah terlalu tua untuk bersuami lagi. Dan kalaupun aku Ketika kota yang mereka tuju sudah bersuami lagi dan memiliki anak terlihat, dia melihat ladang jelai yang lelaki, kalian sudah terlalu tua untuk siap dituai. Tiba-tiba kekuatan dan menikah lagi.” semangat Naomi muncul dengan tiba-tiba. Orpa mencium Naomi dan mengucapkan selamat tinggal sambil Ketika orang-orang di kota melihat menangis. Tetapi Rut, menggenggam Naomi, banyak dari mereka berlari tangan Naomi dan dengan sungguh- menyambut kedua wanita ini. sungguh berkata, “Bangsamulah “Naomikah ini?” mereka bertanya. bangsaku dan Allahmulah Allahku; “Ya,” jawabnya dengan tenang, di mana engkau mati, akupun mati “tetapi aku bukan Naomi yang dulu di sana. Beginilah kiranya TUHAN lagi. Panggil saja aku Mara sebab menghukum aku, bahkan lebih lagi, yang Mahakuasa telah melakukan jikalau sesuatu apapun memisahkan banyak yang pahit kepadaku.” aku dari engkau, selain daripada maut!” 15 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Ini musim menuai. Ada banyak kesempatan untuk bisa mendapatkan bulir-bulir jelai secara cuma-cuma jika mau bekerja di ladang. Rut memilih satu ladang yang siatuasinya tampak baik. Dia mulai bekerja dengan rajin, dan hanya berhenti sebentar untuk berteduh. Namun, dia terhenti memunguti jelai-jelai itu saat seorang lelaki yang sangat terhormat tiba di ladang. Dia berkata kepada penyabitpenyabitnya itu, “Tuhan kiranya menyertai kamu.” “Tuhan kiranya memberkati Tuan!” jawab mereka Salah seorang gadis di dekat Rut berbisik, “Dia pemilik ladang ini. Namanya Boas.” Boas bertanya kepada pengawasnya, “Siapa wanita muda itu?” Pengawas itu dengan segera menceritakan kepadanya segala sesuatu tentang Rut. Ketika hari sudah petang, Rut mendapatkan jelai seefa banyaknya. Dengan gembira, dia segera pulang dan menunjukkan hasilnya kepada Naomi. Rut menceritakan tentang Boas dan kebaikan yang sudah ditunjukkannya kepadanya. “Boas!” seru Naomi. “Kiranya Tuhan memberkatinya! Orang ini masih kaum kerabat kita, salah seorang yang wajib menebus kita.” Saat masa menuai hampir selesai, Naomi pun sudah selesai menyusun rencananya. Dia memanggil Rut dan berkata, “Sudah waktunya aku mencarikan tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia. Dengarkan aku baik-baik dan ikuti perintahku dengan tepat.” Pada saat Naomi berbicara, Rut berpikir tentang betapa dia begitu menghargai hikmat dan penilaian wanita tua ini. Bagaimana bisa Naomi begitu memperhatikan keadaanku. Keesokan paginya, setelah segala yang diperintahkan Naomi kepada Rut dilakukan, “Bagaimana anakku?” Rut memperlihatkan enam takar “Di mana engkau bekerja? Hasil jelai yang diberikan Boas kepadanya. Rut menceritakan kejadiannya dan kerjamu bagus sekali!” 16 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ berkata, “Ada penebus lain yang lebih berhak.” “Rut, sayang, percaya padaku. Boas sekarang sedang ada di pintu gerbang kota untuk berbicara dengan sanak yang lain itu. Dia sebenarnya tidak terlalu menginginkan tanah suamiku, engkaulah yang diinginkannya. Aku akan menceritakan satu kisah lainnya: Boas dilahirkan dan dibesarkan oleh seorang wanita asing, Rahab namanya. Salmon, ayah Boas seorang prajurit perang. Di dalam suatu pertempuran, Salmon terluka parah. Dengan begitu, Rahab harus mengelola semua tanah yang diperoleh Salmon dari banyak pertempuran. Lalu Rahab menjadi pengelola tanah yang ahli. Rahab juga mengembangkan usaha kain linen yang memberikan keuntungan besar. Beberapa tahun kemudian, Salmon meninggal.” “Boas sangat bangga pada ibunya. Dia memiliki kemampuan seperti ibunya dalam berbisnis dan mengelola ladangnya. Aku ada kejutan untukmu. Aku membeli beberapa kain buatan Rahab dari seorang teman. Kain ini sangat bagus untuk gaun pengantin. Engkau pasti tampak cantik.” Naomi melihat menantunya begitu gembira. Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi istrinya… Perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki… namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud. RUT 4:13-17 Ringkasan tentang Rut: A Different Kind of Strength Beverly LaHaye & Janice Shaw Crouse bersambung . . . 17 e Dim an ak ah Ro h o r an g K r i s t e n Yan g M e n i nggal D u ni a?|#Q and A MAGZ DIMANAKAH ROH ORANG KRISTEN YANG MENINGGAL DUNIA? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M I su ini termasuk salah satu persoalan yang sering diperdebatkan oleh orang Kristen. Di tengah perdebatan ini sebenarnya ada satu hal yang diyakini bersama-sama. Mereka umumnya sama-sama setuju bahwa orang Kristen (dalam arti orang yang sungguh-sungguh mempercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan) pada akhirnya akan berada di surga bersama-sama dengan Allah Tritunggal. Yang dipersoalkan adalah proses menuju ke sana. Paling tidak ada tiga usulan yang populer: langsung ke surga, di tempat penantian sementara, di api penyucian. Untuk menjawab persoalan ini secara tuntas diperlukan uraian yang mendalam tentang arti surga (apakah surga itu tempat Allah berada atau di mana saja Allah berada 18 e Dim an ak ah Ro h o r an g K r i s t e n Yan g M e n i nggal D u ni a?|#Q and A MAGZ secara khusus di situlah surga?) maupun perkembangan konsep tentang surga di dalam Alkitab (apakah surga yang ada sekarang sama dengan langit dan bumi yang baru nanti?). Kita juga perlu mengupas setiap usulan secara obyektif dan detil (apa saja kelebihan dan kekurangan masing-masing pandangan). Dalam artikel pendek ini, saya hanya akan memberikan argumen umum yang mendukung usulan pertama (roh orang Kristen langsung ke surga). Alkitab beberapa kali memberikan petunjuk bahwa orang percaya yang meninggal dunia langsung berada di surga. Yang paling jelas adalah perkataan Yesus Kristus di kayu salib kepada salah satu penyamun: “Hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk 23:43). Istilah “Firdaus” merupakan ungkapan figuratif untuk surga. Kata ini merujuk pada sebuah taman yang begitu indah, sehingga layak digunakan sebagai gambaran bagi surga. Pemunculan di tempat lain mengarahkan kita untuk menafsirkan bahwa arti Firdaus sinonim dengan surga. Paulus pernah dibawa ke surga tingkat ketiga (2 Kor 12:2). Ia lalu menyamakan hal ini dengan diangkat ke Firdaus (2 Kor 12:4). Dalam penglihatan yang ia terima di Pulau Patmos, Yohanes melihat pohon kehidupan di Firdaus Allah (Why 2:7). Sulit dibayangkan seandainya taman ini tidak berada di surga. Penambahan kata “hari ini” dalam ucapan Yesus Kristus kepada penyamun tersebut mengindikasikan bahwa sang penyamun tidak perlu menunggu sampai akhir zaman untuk berada di Firdaus (surga). Dia langsung berada dengan Yesus Kristus di Firdaus pada hari itu juga (yaitu pada saat kematiannya). Karena pada saat mati, roh/jiwa Yesus Kristus berada dalam tangan Bapa-Nya di surga (Luk 23:46), kita dapat menyimpulkan bahwa roh/jiwa penyamun itu pun berada di tempat yang sama. Petunjuk lain dari Alkitab tentang roh orang Kristen di surga ada di Filipi 1:21-24. Pada saat menuliskan bagian ini Paulus sedang berada di dalam 19 e Dim an ak ah Ro h o r an g K r i s t e n Yan g M e n i nggal D u ni a?|#Q and A MAGZ penjara (Flp 1:12-17). Ia menunggu keputusan kaisar apakah ia akan dibebaskan atau dihukum mati. Dalam masa-masa seperti inilah ia memberikan perenungan yang mendalam tentang kehidupan dan kematian. Hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan. Lalu, ia menyamakan kematian dengan “pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus” (Flp 1:23). Di tempat lain Paulus membicarakan kematian dalam ungkapan seperti ini: “Terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan” (2 Kor 5:8b). Bersama dengan Tuhan. Menetap pada Tuhan. Itulah ungkapan untuk keadaan roh orang Kristen yang meninggal dunia. Apakah Kristus berada di surga atau sebuah tempat penantian? Bukankah Alkitab berkali-kali menyatakan bahwa Kristus duduk di sebelah kanan Bapa di surga (Kis 7:55-56; Rm 8:34; Kol 3:1; Ibr 1:3; 8:1; 10:12; 12:2; 1 Pet 3:22)? Soli Deo Gloria. 20 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Keberatan-keberatan umum tentang ketekunan orang-orang kudus (Lanjutan tgl 1 Januari 2017) B. Bukankah kepercayaan terhadap doktrin ketekunan orang-orang kudus akan menyebabkan sebagian orang hidup sesukanya? Tidakkah mereka akan berpikir bahwa jika mereka telah diselamatkan untuk selamanya dan tidak akan pernah bisa terhilang, karena itu, mereka dapat melakukan apa saja yang mereka kehendaki? Mereka bisa hidup di dalam dosa, karena mereka tetap diselamatkan? Dapat dikatakan kepada orang-orang yang berpikir demikian: orang yang seperti itu tidak menunjukkan bahwa ia adalah seorang Kristen dan bila ia tetap berpegang kepada pendapat di atas, ia tidak akan masuk sorga, melainkan neraka, karena orang Kristen yang telah dilahirkan kembali 21 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ tidak mungkin bersikap demikian. Roh Kudus tidak akan membiarkan dia bersikap demikian. Bila Allah telah memulai pekerjaan baik di dadalm seseorang, Ia tidak akan menyerahkan orang itu kepada dosa. “sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa” (Rm. 6:14). Mengatakan bahwa orang Kristen dapat melakukan apa saja yang diinginkan oleh kehendak lamanya yang penuh dosa merupakan suatu kontradiksi. Bila Allah mempredestinasikan seseorang, Ia mempredestinasikan orang tersebut kepada kekudusan, bukan kepada kecemaran (Ef. 1:4). Bial seseorang mengatakan bahwa apaun yang dilakukannya tidak menjadi masalah karena Alah telah mempredestinasikan dirinya, maka ia tidak dapat berkata bahwa ia telah dipredestinasikan; karena orang yang telah dipredestinasikan tidak akan bertindak dengan cara yang berdosa. Ketika kita menyatakan “sekali diselamatkan, tetap diselamatkan,” pernyataan ini tidak hanya berarti bahwa seseorang diselamatkan dari kesalahan dosa sehingga ia yang diselamatkan itu dibebaskan dari neraka, tetapi berarti bahwa ia juga diselamatkan dari kuasa dosa. Keselamatan tidak pernah hanya berarti dibebaskan dari kesalahan karena dosa tetapi tidak dibebaskan dari kuasa dosa. Keselamatan mencakup kedua-duanya. Tidak mungkin seseorang diselamatkan dari kesalahan karena dosa tanpa diselamatkan juga dari kuasa dosa. Ketekunan orang-orang kudus berarti bahwa orang-orang kudus akan bertekun dalam iman mereka. Dan iman itu sendiri adalah penyesalan atas dosa atas pertobatan dari dosa. Bila seseorang tidak menyesali dosa-dosanya, maka sebenarnya sudah sejak awalnya ia tidak beriman, dan dengan demikian, ia tidak diselamatkan. Istilah “pemeliharaan atas orangorang kudus” berarti bahwa Allah akan memelihara, melindungi, dan menjaga mereka menuju keselamatan yang siap untuk dinyatakan pada akhir zaman. Keselamatan ini tidak berarti bahwa mereka diselamatkan dari neraka tetapi sekarang boleh berbuat 22 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ dosa sesukanya. Keadaan seperti ini adalah sama dengan membawa neraka ke sorga dan merupakan hal yang tidak mungkin terjadi. Lebih lanjut justru bila seorang Kristen sungguh-sungguh memahami kebenarana Alkitab mengenai ketekunan orang-orang kudus, ia tidak akan mengarahkan kepada dosa-dosa, melainkan ia akan mengarahkan pada kekudusan. Karena ia ingin bersyukur kepada Allah yang memilihara dia sehingga tetap di dalam iman, dan cara terbaik untuk menyatakannya adalah dengan menaati hukumhukum Allah. Pada waktu orang Kristen menyadari bahwa dari dasarnya ia bukan seorang yang baik, tetapi bahkan memiliki natur yang membenci Allah, pada saat ia menyadari lebih jauh bahwa iman yang ia miliki adalah pemberian Allah, dan bahwa satu-satunya sebab yang membuat ia bertekun dalam iman kepada Allah adalah karena Allah bertekun dalam mengaruniakan Roh Kudus dalam hidupnya, maka ia tidak akan mau berbuat dosa, melainkan ia ingin menyatakan syukur kepada Allah yang tidak pernah menghentikan pekerjaan baik yang telah ia mulai di dalam dirinya (Flp. 1:6). Dengan demikian, maka pernyataan bahwa doktrin ketekunan orangorang kudus dapat mengakibatkan orang Kristen makin berdosa adalah sungguh suatu karikatur yang keliru. Yang terjadi adalah kebalikannya. Kesimpulan: Pengajaran mengenai kenyataan “sekali diselamatkan, selamanya diselamatkan” merupakan salah satu pengajaran Alkitab yang teragung. Jangan sampai ada yang merebut sukacita kita karena mengetahui bahwa kita diselamatkan untuk selamanya. Sungguh besar berkat yang kita peroleh karena keputusan yang ditetapkan satu kali untuk selamanya mengenai destini kekal kita. Betapa baiknya untuk dapat menyerahkan hidup kita kepada Kristus, serta untuk mengetahui bahwa segera setelah kita melakukannnya, kita akan tetap akan diselamatkan dan akan dijaga oleh kuasa Allah sampai kepada keselamatan yang sempurna 23 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ yang akan dinyatakan pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Pujilah Allah sumber segala berkat. Pujilah Allah Bapa untuk kasih-Nya yang telah memilih kita. Pujilah Allah Putra untuk kematian-Nya yang menebus kita. Pujilah Allah Roh Kudus untuk karya-Nya yang tidak dapat ditolak di dalam kita. Pujilah Allah Tritunggal untuk pemeliharaan-Nya atas kita hingga akhir. Haleluya! Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer 24 e N am a Al l ah | #D OYO U K N OW MAGZ NAMA ALLAH J ika kita memperhatikan penyebutan Allah di kitab Kejadian secara seksama, kita akan melihat perbedaan yang kentara. Di dalam pasal 1 nama Allah muncul dalam bentuk Elohim (LAI:TB menerjemahkan “Allah”), pasal 2-3 memakai Yahweh Elohim (TUHAN Allah), sedangkan mulai pasal 4 sebutan Yahweh (TUHAN) lebih umum ditemui. Dilihat dari persebaran penggunaannya, penyebutan “Yahweh Elohim” merupakan sesuatu yang penting. Di seluruh Pentateukh, kata ini muncul sebanyak 21 kali, 20 di antaranya hanya muncul di Kejadian 2-3 dan hanya satu kali muncul di Keluaran 9:30. Perbedaan sebutan di atas menimbulkan pertanyaan, “Apakah perbedaan antara Elohim dan Yahweh?” Apakah variasi penyebutan ini hanya mengikuti tradisi kuno waktu itu yang memakai beberapa nama untuk suatu dewa (misalnya dewa Mesir Osiris =Wennefer = Khent-amentiu = Neb-adu, dewa Babel Bel = Enlil = Nunamnir, dewi Ishtar = Inanna = Telitum)? 25 e MAGZ N am a Al l ah | #D OYO U K N OW Perbedaan istilah Elohim dan Yahweh Dari penyelidikan arti kata “Elohim” dan “Yahweh” di Perjanjian Lama, kita bisa melihat bahwa keduanya memiliki makna yang berbeda. Kata “Elohim” muncul sebanyak 2602 kali. Dari 2602 kali pemunculan kata “Elohim”, sekitar 2570 di antaranya merujuk pada Allah yang benar, sedangkan sisanya memiliki arti beragam. “Elohim” bisa merujuk pada dewa-dewa (Kel 18:11; 20:3; 23:13; 32:23; Ul 4:7, 28; 6:14; 7:4; 10:17), malaikat/makhluk surgawi (Mzm 8:5 [KJV/NIV]) atau hakim-hakim (Kel 21:6 [KJV]). Kata “Yahweh” (YHWH) muncul 5321 kali, sedangkan bentuk pendek “Yah” muncul 50 kali. Kata ini merupakan nama diri dari Allah di Alkitab. Kata ini tidak pernah dipakai untuk allah/dewa lain. Memang beberapa orang memiliki nama yang ada unsur “Yah” atau “YHWH”-nya, tetapi mereka tidak bermaksud memposisikan diri sebagai Yahweh, misalnya Yosua berarti “Yahweh adalah keselamatan” (Bil 13:8, 16), Elia berarti “Allah adalah Yahweh”. Apa yang kita bisa dapatkan dari penjelasan di atas? Tanpa bermaksud mengabaikan kompleksitas dan kerumitan studi tentang nama Allah (bahkan di kalangan para sarjana isu ini belum konklusif), kita secara umum bisa menyimpulkan perbedaan “Elohim” dan “Yahweh” sebagai berikut: Bersambung............ NK_P 26 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ HAK ATAS kehidupan asmara (Lanjutan tgl 1 Januari 2017) enjadi seorang misionaris, berarti menyerahkan sepenuhnya hak Anda dalam ladang misi. Anda tidak berhak untuk memilih pekerjaan macam apa yang akan Anda lakukan; atau apakah Anda ingin menikah atau tetap melajang. Karena kebanyakan gadis ingin menikah, maka sebaiknya setiap gadis bersiap untuk menghadapi kenyataan bahwa Allah mungkin, karena alasan tertentu M menghendaki Anda untuk tetap melajang; namun itu tidak berarti bahwa saya mendesak orang untuk berjanji akan tetap melajang! Saya mengenal seorang misionaris muda yang mengatakan kepada rekanrekan kerjanya, bahkan kepada penduduk setempat, bahwa dia tidak akan pernah menikah. Tuhan mulai bekerja dalam dirinya, ketika ia dipertemukan dengan seorang pemuda dan akhirnya mereka menikah, ia melepaskan impiannya 27 e MAGZ B AB V | #MI S S I O N mengejar karier misionaris. Beberapa tahun kemudian ia telah menjadi seorang istri misionaris dan ibu yang berbahagia. Dalam kasus tertentu, mungkin berlaku juga bagi misionaris pria, perlu untuk tetap membujang, khususnya mereka yang terlibat dalam pekerjaan perintisan yang tidak mungkin dikerjakan oleh wanita. Hal ini mungkin berarti melepaskan keinginannya untuk “berumah tangga.” Meskipun ada dua orang pria di satu tempat, “pengaturan” rumah tanggal biasanya amburadul, namun apabila panggilan Tuhan datang, Dia akan memberi anugerah. Dalam hal ini, bagi wanita jauh lebih mudah. dua wanita muda bisa tinggal bersama dan membuat rumahnya menjadi kediaman yang nyaman; biasanya kebanyakan, para pira sepertinya tidak memiliki karunia itu. Suka duka menjadi misionaris wanita yang lajang, dibandingkan dengan wanita yang menikah, seringkali diperdebatkan. Wanita lajang memang mempunyai keuntungan, karena ia sanggup mencurahkan segenap waktu dan energinya dalam pekerjaan, tetapi wanita berstatus menikah, banyak memiliki keterbatasan, baik waktu maupun tenaga. Ingatlah, bahwa “setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu” (1 Kor 7:7). Apapun yang Allah minta kita lakukan, kita harus sanggup melakukannya. Masing-masing status membawa berkat sendiri. apabila orang melihat, “kesusahan badani,” (1 Ko r 7:8), yang dialami orang-orang yang membesarkan anak-anak mereka di ladang misi, maka hal ini cenderung membuat orang berpikir bahwa status lajang membuat keadaan lebih mudah. Tetapi melajang juga tidak mudah. setiap insan mendambakan seseorang yang “memiliki dirinya” dan barangkali hal yang paling berat yang harus dihadapi misionaris lajang adalah, bahwa ia tidak akan pernah bisa berkata kepada seseorang, “Saya akan tinggal bersamamu.” 28 e MAGZ B AB V | #MI S S I O N BAB VIII: HAK ATAS KEHIDUPAN BERKELUARGA Setelah menikah, seorang misionaris wanita tetap dapat menjadi seorang misionaris dalam pelayanan yang aktif dan status baru itu akan membuka peluang-peluang baru dalam pelayanannya. Dia hanya perlu mengatur waktunya untuk mempelajari Bahasa, tugas-tugas rumah tangga dan tugastugas pelayanannya sebagai seorang misionaris. Hal ini akan memerlukan perubahan dalam penampilan dan kebiasaan, namun jika tanggung jawab dari kehidupan pernikahannya sudah penuh dengan syukur, beragam tuntutan yang timbul atas waktu dan tenaga tidak akan mengakibatkan konflik yang permanen dalam loyalitasnya. Pembentukan rumah tangga Kristen ini harus dilakukan bagi kemuliaan Allah dan penyebaran berita Injil. Satu bahaya yang harus dihindari, yaitu bahwa para misionaris begitu sibuk di rumah tangga, sehingga melalaikan pelayanan yang aktif kepada penduduk setempat, di mana mereka terpanggil. Suami dan istri, mempunyai tanggung jawab bersama untuk mengupayakan agar mereka masing-masing tidak menghambat pelayanan pasangannya. Apabila ada anak-anak, memang diakui bahwa ada tanggung jawab besar yag diperhatikan agar tuntutan keluarga tidak menyita segenap waktu dan energy dari sang ayah maupun ibu. Anak-anak yang dibesarkan dalam atmosfer disiplin yang penuh kasih, tetapi tegas, bukan saja membawa suka cita bagi orang tuanya, tetapi juga merupakan asset yang berharga bagi pekerjaan pemberitaan Injil. tetapi jika anakanak bermasalah di rumah maupun ladang misi, maka akan berdampak buruk bagi pekerjaan Allah dan juga nama baik Misi. Bersambung……….. 29 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 9 Januari 2017 KESEMPURNAAN HIKMAT ALLAH (Bacaan: Ayub 38:4-39:30) C.S Lewis pernah mengatakan bahwa “masalah penderitaan” merupakan senjata yang ampuh bagi kaum atheis untuk menyerang iman Kristen. Jika Allah ada, mengapa orang benar menderita. Inipun pertanyaan yang pernah diajukan oleh Ayub. Di dalam Ayub 21:1-34; Ayub 24:1-25 Ayub berkeluh kesah dengan banyak pertanyaan. Mengapa orang benar tidak mendapatkan hal yang baik, sebaliknya mengapa orang yang tidak mengenal Allah hidup dalam semua yang baik? Semua ini membuat Ayub bingung. Jawaban Allah atas pergumulan Ayub sungguh mencengangkan. Ia sama sekali tidak menyinggung moralitas Ayub baik dengan membenarkan ataupun mempersalahkan namun, setiap pertanyaan yang diajukan Allah membuat Ayub menyadari betapa sungguh tidak mampu menyelami kemahadalaman pikiran Allah; betapa Ayub bukan apa-apa dibandingkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah. Ayub, dimanakah engkau ketika Aku menciptakan bumi? Ceritakanlah kalau engkau mempunyai pengertian! Apakah engkau mengerti luasnya bumi? dan seterusnya. Minimal Allah ingin Ayub menyadari dua hal, yaitu betapa besar dan tak terukur kuasaNya, dan yang kedua, Betapa dalam dan tak terduga hikmat-Nya. Pernahkah saudara berada dalam posisi Ayub yang mengajukan berbagai pertanyaan kepada Tuhan? Pernahkah saudara bertanya mengapa sebagai orang yang mengasihi Tuhan, Tuhan tidak meluputkan saudara dari berbagai persoalan yang ada? Kiranya jawaban Tuhan melalui pertanyaanpertanyaan retoris mengubah konsep kita. Sesungguhnya Allah berdaulat mutlak atas seluruh ciptaanNya, hikmatNya yang sempurna mengontrol 30 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ jalanNya sesuai dengan maksudNya yang mulia. Apapun yang saudara hadapi, tetaplah percaya dan berharap bahwa Tuhan tetap baik dan adil di dalam kedaulatanNya. Selasa, 10 Januari 2017 BETAPA HINANYA AKU (Bacaan: Ayub 39:34-38) Mengapa Tuhan mengijinkan umatNya menderita? Pertanyaan ini dilontarkan banyak orang ketika tsunami Aceh beberapa tahun silam. Ini juga yang dipertanyakan oleh korban tragedi 1998. Pertanyaan ini jugalah yang dikumandangkan oleh korban kerusuhan di berbagai tempat di dunia ini. Mereka bertanya mengapa ini terjadi? Mengapa mereka harus kehilangan keluarga, anak, istri, bahkan rumah mereka? Mengapa aku harus mengalami petaka ini? Jika saudara sedang dalam posisi mempertanyakan hal yang sama, maka kita perlu belajar dari Teks ini. Pertanyaan-pertanyaan retorika yang dilontarkan Allah di ayat-ayat sebelumnya sangat menusuk Ayub. Pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya sangat menyudutkan Ayub . Argumen Allah adalah bahwa Ayub tidak memahami hikmat Allah pada waktu Ia menciptakan dunia ini. Kebesaran Allah ini menunjukkan bahwa Ia tidak terkungkung atau dikotak-kotakan dalam pikiran sempit Ayub dan teman-temannya. Perjumpaan Ayub dengan Allah ini mengubahkan konsep Ayub. Dia sadar bahwa betapa jauhnya hikmat Allah dari hikmatNya, bagaimana bisa ia menilai Allah yang demikian sempurna dan besar dengan hikmatnya yang terbatas? Itu sebabnya Ayub tidak lagi sanggup berkata-kata, kecuali “sesungguhnya aku ini terlalu hina, jawaban Apa yang dapat kuberikan kepadaMu?” (ay. 37). 31 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ Kiranya kebenaran inipun mengubah konsep kita. Kita adalah manusia yang sangat terbatas, berbeda dengan Allah. Ia adalah Allah yang hikmatNya tidak terbatas. Ia mengontrol sejarah dunia ini dan secara khusus, Ia mengontrol sejarah hidup saudara dengan sempurna. Itu sebabnya apapun yang saudara alamai, percayalah bahwa Ia sedang merancangkan kehidupan yang baik yang akan mempermuliakan namaNya. Rabu, 11 Januari 2017 HIKMATNYA SEMPURNA (Bacaan: Ayub 40:1-9) Penderitaan yang dalam seringkali meragukan kesempurnaan hikmat Allah. Apakah Allah ngak salah, menngambil orang yang begitu baik dan efektif melayani? kenapa ngak si penjahat itu saja yang diambil duluan? Apakah Allah ngak salah, kok tega mengambil si bapak itu, bukankah dia masih punya anak yang kecil-kecil. Dan ada sederetan pertanyaan penuh curiga yang mulai dilontarkan oleh kita. Allah masih lanjut berbicara kepada Ayub sebagai jawaban atas pertanyaanpertanyaan Ayub. “ Apakah Engkau hendak meniadakan pengadilan Allah dan menyalahkan Allah?”, “Apakah lengan mu seperti lengan Allah”. Jika iya, makasilahkan bertindak seperti Allah, utnuk menghancurkan orangorang fasik. Ini adalah pertanyataan retorika yang tidak perlu dijawab, tapi perlu untuk direnungkan. Ayub tentu tidak memiliki lengan seperti Allah dan tidak mampu menyalahkan pengadilan Allah. Melalui pertanyaan Allah ini Ayub menyadari dua hal: pertama, bahwa derita yang dialaminya berhubungan dengan hikmat Allah yang tak terselami oleh hikmat manusia yang terbatas. Kedua, bahwa kebesaran Allah dan keunikan maksud-Nya yang terungkap dalam berbagai realita pun tak sanggup dipahami oleh keterbatasan akal budi manusia. 32 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ Ingatlah kebenaran ini setiap kali kita memandang sebuar realita yang tidak biasa, bahwa hikmatNya tak terselami oleh hikmat manusia yang terbatas. Yang perlu kita lakukan adalah tetaplah percaya bahwa Ia sedang mengatur yang terbaik untuk kemuliaan namaNya. Tidak ada yang salah di dalam keputusan-keputusanNya. Allah berdaulat atas alam semesta dan seluruh ciptaan dan atas seluruh kehidupan kita. Kamis, 12 Januari 2017 JANGAN MENGANGGAP REMEH PENILAIAN TUHAN (Bacaan: Ayub 40:10-41:2) Tidak sedikit orang yang ketika menghadapi ketidak adila akan memperjuangkan nasibnya karena merasa benar, tidak layak mengalami semuanya. Ayubpun demikian, ia merasa diri tidak bersalah dan menyatakan bahwa dirinya benar di hadapan Allah. Hal ini membuat Tuhan menantang Ayub. Membenarkan diri di hadapan Tuhan mengandung semangat meremehkan penilaian dan tindakan Tuhan. Atau menganggap Tuhan salah di dalam menilai dan bertindak. Itu sebabnya Allah menggunakan dua gembaran lagi untuk menyampaikan sebuah kebenaran kepada Ayub. Kata asli untuk kuda nil adalah “behemot” adalah istilah umum dalam Perjanjian Lama untuk ternak atau binatang darat yang besar (raksasa). Hewan kedua yaitu buaya, di dalam bahasa aslinya “lewiatan” adalah binatang laut raksasa. Kedua binatang itu mewakili “monster” darat dan “monster” laut yang amat mengerikan, sedangkan Allah adalah Pencipta kedua makhluk itu yang tentu saja berarti bahwa Allah itu lebih berkuasa daripada keduanya. Menghadapi dua binatang raksasa ini saja manusia tidak sanggup, apalagi menghadapi Tuhan sebagai pencipta mereka? Lemahnya manusia bila dibandingkan dengan ‘behemot’ dan ‘Lewiatan’ yang diciptakan Allah menunjukkan kontras antara Allah dan manusia. Oleh karena itu, bisa 33 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ disimpulkan bahwa manusia hanyalah makhluk lemah yang tidak masuk akal bila hendak menghakimi atau melawan Allah. Jumat, 13 Januari 2017 MENGENAL ALLAH SECARA PRIBADI (Bacaan: Ayub 42:1-6) Saat Anne Graham Lotz-putri Billy Graham-masih remaja dan bergumul dengan imannya, ia dinasihati seorang pemimpin rohaninya. “Selama ini kau masih memandang Allah melalui sebuah prisma. Pandangan ibu, ayah, dan gerejamu, masih sangat mewarnai pandanganmu tentang Allah. Mulai sekarang, pandanglah Allah dengan cara pandangmu sendiri. Majulah bersama Allah.” Anne sadar, ia tak dapat hidup berkenan kepada Allah hanya karena ia mempunyai orangtua yang hebat dalam pelayanan. Ia harus mengalami sendiri hubungan pribadi dengan-Nya. Sejak, itu ia mengalami kemenangan dan sukacita di hidupnya. Ketika Tuhan mengizinkan Iblis mendatangi Ayub dengan berbagai ujian, Ayub mendapat kesempatan untuk mengalami sendiri siapa Tuhan yang ia sembah. Sekalipun memasuki level ini tidak pernah mudah, namun setiap anak Tuhan harus melaluinya agar dapat mengenal Allah secara pribadi. Ayub dikenal sebagai orang yang saleh di awal kitab, namun dia tetap belum pernah mengalami perjumpaan pribadi dengan Allah. Dia baru mengenal Allah secara pribadi setelah dia melewati begitu banyak penderitaan, bahkan belum ada jalan keluar baginya. Saat itulah ia mengalami perjumpaan dengan Allah dan mengenal Allah secara pribadi. Memiliki sendiri pengalaman rohani bersama Tuhan adalah kunci untuk bertumbuh secara rohani. Mungkin selama ini saudara mengenal Tuhan hanya dari kata orang tua, atau dari kesaksian orang lain atau pendeta. Semua itu tidak bisa membuat saudara bertumbuh, kecuali saudara mengenal Allah secara pribadi. 34 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 14 Januari 2017 HANYA TUHAN YANG LAYAK DIPUJI (Bacaan: Mazmur 148) Sejak dari semula manusia dicipta dan dirancang Tuhan untuk menyembah Dia, karena itu secara naluriah manusia memiliki kecenderungan untuk menyembah sesuatu. Sayang, tidak semua manusia menyembah Tuhan, malah menyembah obyek yang salah: menyembah dewa-dewa, patung, binatang, pohon, gunung, batu, kuburan, matahari dan sebagainya. Padahal tiada lain yang layak disembah selain daripada Tuhan. Berbeda dengan Mazmur ini, Mazmur ini adalah sebuah pujian dan pengagungan terhadap Allah, Sang Pencipta. Bukan saja pujian pribadi namun juga sebuah ajakan kepada seluruh ciptaan baik yang bernafas maupun tidak, baik yang ada di surga, langit, bumi maupun yang di bawah bumi untuk memadukan puji-pujian bagi Allah. Pemazmur menyadari bahwa Tuhanlah Pencipta langit dan bumi, dan Dia layak menerima pujian dan penyembahan semua ciptaan. Tidak ada apapun dalam kolong langit yang tidak diciptakan oleh Allah. Itu sebabnya hanya Allah sendirilah yang layak dipuji oleh seluruh ciptaanNya. Sudahkah saudara menyembah dan memuji pribadi yang tepat untuk menerimaNya? Hari ini mungkin kita tidak menyembah gunung, kuburan, patung dan lain sebagainya, namun kadangkala manusia gagal melihat pemeliharaan Tuhan, sehingga bukan Tuhan yang dipuji tetapi para penyalur berkat Tuhan yang dipuji. Jika kita memuji dan mencoba menyenangkan mereka yang Tuhan pakai sebagai penyalur berkatNya, maka kita sedang menyembah dan memuji obyek yang salah. Hanya Allah sendiri yang layak mendapatkan puji-pujian umatNya. 35 e P E N G UM UM AN MAGZ AGENDA MINGGU INI Hari / Tanggal Pukul Senin, 9 Januari 2017 23.00 Selasa, 10 Januari 2017 Rabu, 11 Januari 2017 19.00 Kamis, 12 Januari 2017 Jumat, 13 Januari 2017 Sabtu, 14 Januari 2017 06.00 19.00 06.00 18.30 22.00 Minggu, 15 Januari 2017 Keterangan Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Anak Janet Clifieto Pindy Mulia HUT: Ibu Endang Marianingsih Latihan Musik KU 3 HUT: Ibu Lily Kristina Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Sdr. Hendrivino HUT: Sdri. Melissa Kurniawan Doa Pemuridan Seminar Pembukaan Semester STAR “HEAVEN: HERE OR THERE?” Oleh: Pdt. Effendi Susanto, S.Th. Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Sdr. Yosia Obedience Budiman Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 36 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 8 Januari 2017 Penatalayanan Tema Pengkhotbah Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) (07.00) (Pk. 09.30) Kasih Yang Menopang Semua Ciptaan (Kejadian 9:8-17) Ev. Heri Kristanto Liturgos Ev. Yohanes Dodik, M.A Bp. Agus Sw Pelayan Musik Sdr. Andreas Sdr. Michael Sdr. Arka Sdr. Apin Pelayan LCD Sdr. Evan Penyambut Jemaat Sdri. Caroline Sdr. Abraham Bp. Felix Bp. Willy TW Sdr. Lutfi Sdri. Melissa Ibu Haimi Ibu Enggar Ibu Dewi Ibu Naomi Ibu Nunuk Ibu Dessy A Ibu Sundari Pdt. Yakub Tri Handoko, Th. M. Sdri. Helen Bp. Koesoemo Sdri. Ester Sdr. Ishak Sdr. Irsan Sdr. Willy Sdri. Jane TEAM Sdr. Kevin Tj Bp. Andreas K Ibu Rini Bp. Agus Bp. Suyono Doa Syafaat Doa Persembahan Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian Sdr. Abraham Ibu Dessy A Ibu Hariati Ev. Heri Doa Pra & pasca Ibadah Bp. Agus Sw Bp. Felix Singer Ibu Santi Ibu Dinna Ibu Dinna Sdri. Glory Sdri. Henny Sdr. Haris Sdri. Marlin Sdri. Victory Sdri. Ester Sdr. Mito Sdri. Eka Bp. Koesoemo Sdri. Ester Sdri. Victory Sdr. Mito Sdri. Suci Sdri. Lina Sdri. Victory Sdri. Febe 37 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 15 Januari 2017 Penatalayanan Tema Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Ev. Heri Kristanto Pdt. Effendi Susanto, S.Th. Liturgos Sdr. Basti Bp. Andreas W Sdri. Laura Pelayan Musik Sdri. Stephanie Sdr. Apin Sdr. Evan Sdr. Faith Sdr. Michael Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Irsan Pelayan LCD Sdri. Caroline Sdri. Dewi Sdr. Yeyel Sdr. Kevin T Bp. Budijanto Ibu Santi Ibu Vena Sdr. Kevin Die (Pk. 09.30) Ibu Vonny Ibu Eriana Ibu Wiwin Sdr. Robin Bp. Imbo Ibu Suyatmi Sdr. Ishak Sdri. Natalia Bp. Budijanto Sdr. Robin Sdri. Vionatha Doa Pra & pasca Ibadah Ev. Dodik Bp. Willy TW Ev. Heri Singer Ibu Debby Sdri. Ririt Sdr. Edo Sdri. Henny Sdri. Zizi Sdri. Kezia SG Sdri. Dewi Pdt. Novida Lassa, M.Th. Sdri. Lina Sdr. James Sdr. Felix T Sdr. Amir Doa Syafaat Doa Persembahan (07.00) Kasih Yang Memulihkan Semua Ciptaan (Yes 65:17-25; Wahyu 21:1-5) Pengkhotbah Penyambut Jemaat Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian TEAM Sdri. Marlin Sdr. Mito Sdri. Eka Sdr. Andrew Sdr. Mito Sdri. Lina Sdri. Lia Sdr. Mito Sdr. Andrew Sdri. Suci Sdri. Victory Sdri. Christine Sdri. Oka 38 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ SEKOLAH MINGGU 8 Januari 2016 15 Januari 2016 Liturgis Kak Venna Kak Kezia Pelayan Musik Kak Willy Pak Eliazar Doa Pra/Pasca SM Kak Mei Kak Eveline Tema Laskar Kristus Perjamuan Terakhir Bahan Alkitab Ef 6:10-18;Roma 13:12) (1 Korintus 11:23-34) Sion Kak Budi Kak Budi Getsemani Kak Suani Kak Suani Yerusalem Kak Mei Kak Venna Nazareth Kak Dessy Kak Debby Betlehem Kak Fenny Kak Kezia Keterangan (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 09.30 WIB) IBADAH PEMUDA Keterangan Sabtu, 7 Januari 2017 (Pk. 18.30 WIB) Sabtu, 14 Januari 2017 (Pk. 18.30 WIB) Tema Pengkhotbah Litrugos Pelayan Musik Pelayan LCD GABUNG IBADAH UMUM Penyambut Jemaat Petugas Doa Singer 39 e Data Keh adir an Je m aat MAGZ DATA KEHADIRAN JEMAAT Ibadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Umum 1 Minggu, 1 Jan 2017 24 orang Umum 2 Minggu, 1 Jan 2017 95 orang Umum 3 Minggu, 1 Jan 2017 54 orang Sekolah Minggu Minggu, 1 Jan 2017 20 Orang Remaja Minggu, 1 Jan 2017 - Pemuda Minggu, 1 Jan 2017 - Cab. Bavarian KU 1 Minggu, 1 Jan 2017 12 Orang Cab. Bavarian KU 2 Minggu, 1 Jan 2017 33 Orang POS Batam (Gabungan) Minggu, 1 Jan 2017 28 Orang Keterangan 40