SUPRESI MULTIPEL PADA DATA SEISMIK LAUT DENGAN METODE DEKONVOLUSI PREDIKTIF DAN RADON DEMULTIPEL Arifudin1, Ibrahim Sota1, Simon Sadok Siregar1 Abstrak. Pengolahan data seismik merupakan suatu pekerjaan untuk menekan noise dan memperkuat sinyal dari hasil rekaman data lapangan. Supresi multipel dengan metode radon demultipel dan dekonvolusi prediktif adalah salah satu teknik yang biasa digunakan dalam penekanan energi multipel pada data seismik. Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan sinyal dan multipel dalam domain radon dengan memanfaatkan nilai perbedaan moveout antara sinyal primer dan multipel pada metode radon sedangkan pada dekonvolusi prediktif yaitu dengan cara mencari bagian-bagian yang bisa diprediksi dari trace seismik. Metode ini diaplikasikan pada data seismik laut 2D. Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon dari metode dekonvolusi prediktif dan radon demultipel dalam mengatenuasi multipel pada pengolahan data seismik dan memperbaiki kualitas data rekaman sehingga menghasilkan penampang seismik yang bebas dari noise. Hasil yang diperoleh dari analisa metode dekonvolusi prediktif dan radon demultipel prediktif, data yang diperkirakan sebagai reflektor primer menjadi lebih menerus sedangkan untuk radon demultipel rasio sinyal terhadap gangguan data keluaran lebih besar dari pada data masukan, hal ini karena nilai multipel pada data seismik berkurang. Kata kunci: supresi multipel, radon demultipel, dekonvolusi prediktif PENDAHULUAN Pengolahan dengan metode radon demultipel dan seismik dekonvolusi prediktif. Radon demultipel untuk adalah metode yang dikembangkan menekan noise dan memperkuat sinyal untuk meminimalisir multipel sedangkan dari hasil rekaman data lapangan. dekonvolusi prediktif merupakan suatu Gelombang multipel masih menjadi filter yang berusaha menghilangkan permasalahan serius dalam pengolahan efek multipel. Pada proses demultipel, data seismik terutama pada data marine prinsip disebabkan karena sulitnya dibedakan merubah domain data seismik yang dari gelombang utama dan seringkali berupa domain time-offset (t-x) menjadi energi utama tidak fokus dengan masih domain intercept time-ray parameter adanya energi multipel. (tau-p). merupakan suatu data pekerjaan Metode radon merupakan metode yang digunakan untuk kerjanya Pada adalah proses dengan dekonvolusi prediktif dilakukan dengan cara mencari mereduksi bagian-bagian yang bisa diprediksi dari multipel data seismik. Metode untuk trace melemahkan energi multipel adalah dihilangkan. Proses ini dilakukan agar seismik Program Studi Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Email: [email protected] 1 100 untuk kemudian Arifudin., dkk. Supresi Multipel pada Data Seismik Laut ....101 pada domain tau-p suatu multipel akan multipel sehingga menghasilkan data mudah seismik yang baik. dibedakan terhadap data primernya sehingga multipel yang ada pada data seismik dapat dihilangkan METODOLOGI PENELITIAN untuk memperoleh data seismik yang Alat dan bahan yang digunakan hanya berisi data primer. Penelitian ini adalah data seismik laut 2D yang telah ditujukan untuk meningkatkan kualitas mengalami proses reformat dan gometri. data seismik dari penggunaan metode Pada penelitian ini menggunakan software predictive Omega2 keluaran WesternGeco veritas demultipel deconvolution dalam dan radon mengurangi efek versi 2012 Omega2. INPUT DATA LOW CUT FILTER STACK AFTER LCF QC DENOISE Auto Correlation QC PREDICTIVE DECONVOLUTION QC DECONVOLUTION VELAN 1st VELGRID SMOOTH VELAN SEMBLANCE VELOCITY ANALYSIS TES SINTETIC MULTIPLE RADON DEMULTIPLE TES RADON MERGE OUTPUT RADON SPECTRUM ANALYSIS OUTPUT DATA (SEISMIC SECTION) QC Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Sebelum memulai pengolahan data metode Radon seismik 2D laut dengan menggunakan Deconvolution Demultipel Predictive dan untuk 102 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 12 No. 2, Agustus 2015 (100 – 108) melemahkan multipel, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam pengolahan data tes parameter lalu dipilih parameter yang terbaik untuk mereduksi multipel. seismik. Pengolahan data seismik dilakukan melalui serangkaian tahapan-tahapan karena faktor geologi setiap medan survey seismic berbeda-beda. Secara umum medan survey seismik dapat dibedakan menjadi laut (marine), darat (land) dan transisi (transition). Perbedaan ini akan menghasilkan data dengan karakteristik yang berbeda-beda (a) (b) tahapan- Gambar 2. (a) Input dekonvolusi (b) Output Dekonvoulsi tahapan pengolahan data seismik pun Pada data seismik, pereduksian berbeda. Secara prinsip tahapan dalam multipel dapat dilihat dari perbandingan pengolahan dapat shot gather sebelum dekonvolusi (a) dan dikelompokan menjadi tiga tahapan, setelah dekonvolusi (b) pada Gambar 2. yaitu pre-processing, processing, dan Sebagai data input-nya adalah hasil shot post-processing. Proses ketiga tahapan gather tersebut, terbagi lagi menjadi beberapa Dekonvolusi mempunyai dua tahapan bagian sistem langkah penting dalam flowchart-nya pelaksanaannya disesuaikan dengan yaitu proses dekonvolusi itu sendiri serta kondisi data yang akan diolah. proses dan akan menyebabkan data yang seismik pada pada dekonvolusi proses denoise. penggabungan tersebut proses berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN constant autocorrelation ½ length yang Metode Dekonvolusi Prediktif merupakan korelasi trace seismik digunakan dengan trace seismik disekitarnya yang adalah dekonvolusi prediktif dengan dihitung setengah dari nilai kecepatan menentukan nilai gap dan operator yang dimasukan dengan parameter nilai length. Pada nilai parameter gap tetap, 160 ms, start time computation velocity lebih besar dari second zero crossing sebesar 1450 ms-1. Nilai gap yang agar tidak mengubah bentuk wavelet. diguanakan Perubahan parameter hanya dilakukan penampang stack mampu menunjukan pada operator length untuk melakukan pereduksian Dekonvolusi yang adalah multipel 16 ms. yang Hasil terjadi Arifudin., dkk. Supresi Multipel pada Data Seismik Laut ....103 setelah proses Pereduksian dekonvolusi. multipel yang terjadi berdasarkan penampang stack data seismik laut 2D seperti pada Gambar 3. setelah dekonvolusi dapat dibandingkan (a) (b) Gambar 3. Output Stack (a) Before Dekonvolusi (b) Stack After Dekonvolusi Bagian yang dilingkari warna berbentuk hiperbola tersebut dapat hitam diindikasikan sebagai daerah yang digunakan sebagai indikasi awal dari memiliki multipel, yang kemudian dapat keberadaaan multipel. Koreksi NMO tereduksi dekonvolusi. yang dilakukan pada tahapan radon ini Selain itu, dekonvolusi prediktif membuat menggunakan kecepatan NMO yang data yang diperkirakan sebagai reflektor ditunjukkan seperti pada Gambar 4 (b) primer menerus terlihat bahwa data masih memliki dibandingkan dengan data sebelum banyak multipel karena banyaknya event dilakukan dekonvolusi dapat dilihat pada yang berbentuk hiperbola. Gambar 4b gambar yang dilingkari warna putih. memperlihatkan data seismik domain oleh menjadi proses lebih waktu-jarak (t-x) yang telah dilakukan Metode Radon Demultiple Prinsip koreksi NMO dan selanjutnya domain yang digunakan dalam data tersebut ditransformasikan menjadi metode ini adalah merubah domain data data dengan domain tau-p (Gambar 5). seismik pendekatan Hasil transformasi data dalam bentuk moveout hyperbolic, domain waktu-jarak tau-p selanjutnya dibuat desain muting (t-x) dirubah menjadi domain tau-p yang diperlihatkan pada Gambar 5 dan 6. (intercept time-parameter sinar). Hal ini Garis warna biru merupakan garis bantu dilakukan karena pada domain tau-p yang memperlihatkan p nol, sehingga suatu multipel akan mudah dibedakan data yang memiliki p nol merupakan data terhadap data primernya. Event yang yang dianggap sebagai event primer dan menggunakan 104 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 12 No. 2, Agustus 2015 (100 – 108) data tersebut berada pada daerah di garis biru, sedangkan data-data yang memiliki p jauh dari nilai nol diindikasikan sebagai multipel. (a) (b) (c) Gambar 4. (a) data input sebelum koreksi NMO. (b) Data input setelah koreksi NMO, (c) Tampilan perbedaan antara (a) dan (b) a. Desain Muting b. Hasil Transform Radon Gambar 5. Desain muting pada metode radon terhadapat event multipel Desain Muting Hasil Transform Radon Gambar 6. Desain muting pada metode radon terhadapat event primer Arifudin., dkk. Supresi Multipel pada Data Seismik Laut ....105 Garis pada digunakan pada metode ini sepanjang Gambar 5 dan 6 merupakan batas 4.050 m. Nilai parameter moveout yang desain muting. Daerah diantara kedua digunakan untuk masukan adalah 2.000 garis tebal warna biru adalah data event ms untuk kedalaman 0 sampai 5.000 m. yang tetap dijaga, sedangkan data event Data primer yang ditransformasikan ke di luar garis tebal warna biru adalah domain tau-p, idealnya akan memiliki p event yang akan dihilangkan. Pada nol, akan tetapi pada pembuatan desain pembuatan yang muting multipel tidak ditepatkan nilai p ditunjukkan dengan garis tebal warna nol, melainkan data yang memiliki p biru memepertlihatkan bahwa desain disekitar nol tetap dijaga. Dari kondisi yang dibuat memiliki taper length dari inilah data yang nilai p mendekati nol 100 sampai 400. Hal ini menunjukkan tetap dijaga dan pembuatan desain bahwa proses muting dilakukan secara muting tidaklah di tempatkan tepat di halus (smooth). Parameter offset yang samping nilai p nol. (a) warna desain (b) biru tebal muting (c) (d) (e) (f) (g) Gambar 7. Data difference metode radon pada CMP (a)0357-1000 (b)1001-2000 (c)20013000 (d)3001-4000 (e)4001-5000 (f)5001-6000 (g)6001-7000 Hasil pengaplikasian metode radon seismik yang berupa tau-p (τ-p) di dapat dilihat pada gambar hasil (output) transformasi kembali ke domain waktu- metode radon, (Gambar 7). Pada awal jarak (t-x). Akan tetapi tidak semua event pembuatan di desain muting multipel dalam domain tau-p kembali ke (τ-p) di tidaklah selalu diperoleh hasil yang tepat, transformasikan domain oleh karena itu pembuatan desain muting waktu-jarak (t-x), melainkan hanya event dilakukan secara coba-coba (try and yang berada di dalam desain muting saja error). Setelah proses aplikasi desain yang ditransformaikan (event diantara muting multipel, maka domain data garis tebal warna biru). Gambar 8 106 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 12 No. 2, Agustus 2015 (100 – 108) memperlihatkan perbandingan energi proses denoise, dekonvolusi dan radon. event antara data masukan dan data Event yang berada di dalam lingkaran hasil processing seismik dalam domain warna merah merupakan energi event semblance dengan menampilkan tiga yang dianggap sebagai multipel. parameter perbandingan yaitu pada (a) (b) (a) (b) (a) (b) Gambar 8. Domain Semblance yang belum (a) dikenakan (b) proses NMO pada CMP 2068, 2228, 2388 Pada Gambar 9b, daerah CMP metode radon, multipel yang menutup 957 sampai 4157 dan pada rentang event primer tereduksi dan reflector kedalaman 2.400 ms sampai 2.600 ms terlihat lebih jelas. Kondisi yang sama terlihat adanya suatu lapisan reflektor juga terlihat pada daerah CMP 1157 yang lebih jelas setelah dilakukan sampai 1957 di kedalaman 3.800 ms metode radon. Sebelum dilakukan sampai metode radon, lapisan tersebut terlihat tersebut reflector terlihat lebih jelas agak kabur, sehingga batas perlapisan setelah dilakukan metode radon. 4.800 ms. Pada daerah tidak terlihat jelas. Setelah dilakukan (a) (b) Gambar 9. Penampang stack data seismik proses radon (a) sebelum (b) sesudah Arifudin., dkk. Supresi Multipel pada Data Seismik Laut ....107 Spectral Analysis Pada data sedangkan parameter data frekuensi seismik laut 2D, maksimum yang digunakan pada proses pereduksian multipel juga dapat dilihat radon adalah 90 Hz. Nilai tersebut lebih melalui perbandingan spectral analysis. kecil dari pada frekuensi nyquist yang Sampling rate pada data membuat dihasilkan untuk menghindari noise frekuensi nyquist bernilai mendekati 100 yang Hz dengan parameter data percent of kawasan frekuensi di atas 90 Hz. diperkirakan berada pada nyquist yang digunakan sebesar 83 Hz, (a) (b) Gambar 10. Spectral Analysis (a) before radon (b) After Radon (a) (b) Gambar 11. Penampang Seismik Spectral Analysis (a) before radon (b) After radon Berdasarkan Gambar 11 pada multipel sehingga pada proses ini kedalaman 3000 ms sampai 5000 ms untuk pereduksian multipel tidak terlalu yang ditandai dengan garis warna biru banyak. mengalami sedikit perbedaan, namun secara kasat mata tidak tampak telihat perbedaan. Hal ini dikarenakan data seismik mengalami yang sudah proses KESIMPULAN Berdasarkan data hasil dan banyak pembahasan yang di peroleh dari pereduksian penelitian ini serta terkait kepada 108 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 12 No. 2, Agustus 2015 (100 – 108) tujuan awal, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan UCAPAN TERIMA KASIH dekonvolusi Penelitian ini di bantu sepenuhnya prediktif dan radon transform dapat oleh UTC Pertamina Jakarta yang mereduksi multipel dari data seismik. menyediakan fasilitas komputasi dan Pada penelitian ini, multipel pada data modeling serta data seismik. seismik banyak tereduksi, sedangkan untuk metode radon demultipel, hal ini DAFTAR PUSTAKA dibuktikan pada tampilan keluaran Abdullah, A. 2007. Ensiklopedia Seismik Online. http://ensiklopediseismik.blogspo t.com/ [Diunduh : 16 Juli 2014] (output) data dalam domain CMP gather penampang stack di daerah CMP 957 sampai 4157 pada rentang kedalaman 2.400 ms sampai 4.800 ms dan serta kecapatan pada domain spektrum. Rasio analisa sinyal terhadap gangguan (signal to noise ratio) data keluaran (output) lebih besar dari pada data masukan (input), hal ini karena nilai multipel dalam data seismic berkurang Semakin sempit desain muting multipel maka semakin besar pula kemampuan untuk mereduksi multipel, akan tetapi resiko ikut tereduksinya data primer juga akan semakin besar. semakin lebar desain muting multipel maka resiko event primer ikut tereduksi semakin kecil dan multipel yang tereduksi juga akan makin kecil. Gadallah, M.R & Fisher R. 2009. Exploration Geophysics. SpringerVerlag Berlin Heidelberg. Houston. setelah diterapkanya metode radon transform. Sebaliknya, Doloksaribu, Inriyanto. 2010. Pemerosesan Data Seismik Laut Dari Streamer Sensor Ganda Dibandingkan Terhadap Streamer Konvensional. Tesis Progam Studi Fisika, Magister Geofisika Reservoir, Jakarta. Ikelle, Luc. 2010. Coding and Decoding: Seismic Data. The Concept of Multishooing. Volume 39. Handbook of Geophysical Exploration. Seismic Exploration. Elsevies. Amsterdam. Kruk,van der. 2001. Reflection Seismik 1. Institut für Geophysik ETH, Zürich. Xiao, Chunyan (mary), John C.B., R. James Brown, & Zhihong (Nancy) Cao. 2003. Multipel Suppression: A Literature Review. CREWES Research Report-Volume 15.