Radio Internet: www.musicreviewradio.net HARGA RP. 10.000,- (12.000,- Luar Jawa) INTERVIEW Elvyn G. Massaya Todung Panjaitan Tips & Trick: BASIC HAND WARMING UP FOR DRUMMERS (PART 1) n No. 02 n Tahun I n Januari-Februari 2015 er’s: y u B ide Gu Berpikir, Bermain, dan Menjadi Cerdas dengan Organ Tunggal Song Writing: Belajar Menulis Lagu, yuk! (2) Review: Sony Skullcandy CONCERT Dream Theater PROFILE Todung tiKoes gatut INDIE GKS 8 Garis band Fani Student Present School Beat DJ School Gilang Ramadhan School Memilih Speaker Monitor What’s Inside Telah Terbit! RADIO is SOUND ONLY 4 5 6 8 10 What’s inside editor’s note Our Reader NEWS & UPDATE NEW STAR : Fatin Shidqia Lubis Mikrofon Pilihan 11 NEW PRODUCT 12 chorus Buku yang mengupas dunia radio dengan lengkap dari dua praktisi senior dunia radio. Cocok untuk Anda yang ingin tahu dunia radio baik sebagai pemula maupun praktisi! 17 13 Mikrofon Pilihan untuk Vokal ala ebay 20music on tv KDI 2014 – MNCTV review 22 Headphone : Sony MDR 10RNC Hubungi segera: 085312221260; 02191363006 23 Audio interface : Scarlet Studio 25community Email: [email protected] 26 tips & trick 28 Musik Streaming H Rp 6a5r. ga. 000,- 30 31 (xi+109 halaman) Asosiasi Music Director Indonesia (AMDI) Panduan Untuk Rekaman Vokal Studio Latihan Rhythm Pada Piano Yang Benar Diradio – Ketika Streaming Musik Bisa Lebih Murah Dari Gratis SONG WRITING SCHOOL :Institut Musik Indonesia (IMI) Telah tersedia di jaringan toko buku Gunung Agung, Togamas, Alinea, di kota Anda dan Anda bisa menghubungi distributor kami: 2 Magenta Media Cab. Jabodetabek Contact – Nanang Kurniawan 085811485797 Magenta Media Cab. Jateng/DIY Contact – Ardyan 087839604409 Magenta Media Cab. Jabar Contact – Ade Rifat H 085659277014/08882105808 Magenta Media Cab Jatim/Bali dan Indonesia Timur Contact – Ahmad Fajar 085732491581 No. 25 - Tahun III - Januari 2014 35 er’s Buy e: Guid on & rof Mik aker Spe tor i Mon No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 3 Editor’sNote News&Update MusikReview merupakan Majalah yang mengupas dunia musik, mulai dari teknologi, produk dan sistem yang digunakan dalam dunia musik, hingga kreativitas yang dilakukan pecinta dan praktisi musik. Sesuai tagline: Listening, Playing, Performing, dan Recording, majalah ini ditujukan bagi Anda yang hanya menjadi pecinta musik, Anda yang coba bermain dan tampil di panggung musik, serta Anda yang ingin dan mendalami rekaman musik. Majalah ini tidak terafiliasi dengan perusahaan atau produk yang dimuat dalam MusikReview. @Sisterhoodgigs Acoustic Session #1 Tribute to 90's Idol Penerbit: CV Bayu Mandiri Pemimpin Perusahaan: Iwan Dhamar Pemimpin Redaksi: Agus Setiadi Redaktur Pelaksana: Adhe Hidayat Redaksi: Budi Santoso, Eka Kartika EDITOR: Ade H. Edisi Kedua Mengawali Tahun 2015 S aat ini, MusicReview baru melangkah pada edisi kedua. Langkah pelanjut untuk menjaga eksistensi penerbitan majalah yang masih menjadi majalah dwibulanan setelah edisi pertama. Ada interval dua bulan setelah edisi perdana yang terlewat. Untuk itu, kami mohon maaf. Edisi kali ini, lebih tipis daripada edisi sebelumnya. Namun, memiliki konten yang lebih padat. Dengan tema utama bertajuk memilih speaker monitor yang tertuang dalam rubrik Chorus dibarengi liputan konser Band lawas Dream Theater dalam Concert, dan artikel Tips & Trick yang mengupas tips cara pemanasan seorang drummer dan tips terkait organ tunggal. Tentunya, itu saja tak cukup sejumlah materi lain telah disiapkan dan tersebar dalam beragam rubrik. Selain itu, untuk menambah dukungan terhadap konten yang tersaji dalam majalah, MusicReview pun telah merilis radio internet yang bisa diakses di www.musicreviewradio.net. Radio ini pun bisa menjadi alternatif bagi para penyanyi dan musisi anyar untuk bisa menampilkan karya-karya terbaru mereka. Semoga bermanfaat dan kami senantiasa menantikan masukan berikut kritik dan saran dari para pembaca. Selamat Tahun baru... semoga tahun ini memberikan kesuksesan dan berkah kepada kita semua. Amin 4 Keuangan: Irma Iklan: Joni Tabrani MARKETING/Promosi : Andri A Art Director: Ipank Fotografer: Awe, Agung B erawal dari perbincangan antara beberapa musisi wanita: tERe, FiA, Riry, dan Sara, dibentuklah IMMOGEND, music organizer yang ingin lebih jauh lagi memberi ruang berekspresi bagi musisi perempuan di tanah air. Lantas tercetuslah ide membuat sebuah "movement" berupa perhelatan musik berkala, bernama Sisterhoodgigs Acoustic Lomba Cipta Penyanyi Lagu Buddhis 2014 Sekretaris Redaksi: Dewi Puspita Kontributor Ahli: Willy Haryadi I Agus Hardiman Kontributor: Agus Rusmawan Agus Hardiman Martin Lo Triono Pudji S. Alamat Redaksi: Graha Samali, Lantai 2 room 2007 Jl. H. Samali No.31B Kalibata, Pancoran-Jakarta Selatan 12740 Tel : 021-91363006/085312221260/021 97880042/ 021 70072904 Rekening BANK : 142.000.125.3060 Bank Mandiri Surabaya Cabang Gubeng Berlangganan: Irma, Adhe Tel: 021-91363006, 0853 1222 1260, Faks: 021 7992238 Percetakan: Platinum Mitra Grafika Isi diluar tanggung jawab percetakan Redaksi mengundang pemerhati, praktisi, ser­ ta kon­ sul­ tan Broadcast untuk berpartisipasi dalam penulisan artikel bersifat informatif, baik teknis maupun non-teknis. Artikel yang ditulis panjang minimal 2 halaman (microsoft word) dan dilengkapi foto atau gambar seba­gai ilustrasi. Penulis dari artikel yang dimuat mem­peroleh honorarium. Artikel bisa dikirim ke: [email protected] Session. Dengan konsep menggabungkan penampilan beberapa musisi perempuan yang telah memiliki rekam jejak otentik di industri musik tanah air, dengan musisi-musisi perempuan dengan bakat yang potensial, Sisterhoodgigs Acoustic Session hadir sebagai media "sharing" dan tempat jamming yang bersahabat. Menjadi ruang berbagi-bagi khususnya para musisi perempuan, dengan semangat kekeluargaan. Semangat kekeluargaan juga terasa dalam sistem ticketing. Sisterhoodgigs Acoustic Session menetapkan sistem "tentukan sendiri harga tiket masukmu", buat siapa pun yang ingin menyaksikan aksi para musisi perempuan ini. Tanggal 28 Oktober 2014 pukul 19.00 - selesai, IMMOGEND mempersembahkan "Sisterhoodgigs Acoustic Session #1". Perhelatan perdana yang waktunya bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda ini, akan diselenggarakan di The Factory Cafe Jakarta, jl. R.C Veteran no. 8, Tanah Kusir Jakarta Selatan. Turut hadir memeriahkan acara diantaranya Endah, P.I.A (ex vokalis band Utopia), tERe & Riry Collaboration, Pop the Disco, Tanya, dan Leony. Masing-masing akan berbagi dengan repertoire lagu-lagu khas musik 90-an. S arjana dan Profesional Buddhis Indonesia (SIDHI) yang dipimpin Ketua Umumnya Sujanto Latip, bekerja sama dengan Namaste Studio berinisiatif untuk menghidupkan kembali ajang Lomba Cipta Penyanyi Lagu Buddhis di tahun 2014 dengan tema “Universal Untuk Harmoni”. Ketua Pelaksana kegiatan tersebut, Susanna Rita, mengatakan bahwa dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut diharapkan melalui musik dan isi mengandung nilai-luhur kebenaran yang bersifat universal akan turut menciptakan keharmonisan umat manusia tanpa membedakan suku, ras, agama, dan latar belakang yang berbedabeda. Setelah melalui proses panjang audisi yang cukup ketat selama bulan Agustus s.d. September 2014 di 7 kota, yaitu Surabaya, Makasar, Yogyakarta, Medan, Palembang, Lampung, dan Jakarta, menghasilkan total jumlah penyanyi 170 dan lomba cipta lagu 88 lagu yang berhak mengikuti tahap seleksi berikutnya. Pada acara Semifinal yang diadakan 12 Oktober 2014 di Pluit Juction dengan juri Trie Utami, Prasadja Budhidharma, dan Chittra Swastiekka, menghasilkan 10 orang finalis. Akhirnya, pada puncak acara malam Final 6 Desember 2014 di ICC Mega Glodok Kemayoran, Glendy Tejopratomo berhasil meraih Juara Pertama dengan judul lagu Ladang Hati, Juara Kedua diraih oleh Hanny Marcella dengan judul Lagu Harmoni Dhamma, Juara Ketiga Chriselda Armani dengan judul lagu Hari Ini, dan Juara Favorit diraih Jasmin dengan lagu buddhis gaya rocker. RRI Bandung Launching Saung Koes Plus R RI Bandung, Minggu 2 November 2014 merilis satu program baru bernama Saung Koes Plus. Program ini disiarkan secara live oleh Program 1 RRI Bandung FM 97,6 MHz. Acara ini dimeriahkan Nicky Ukur dan 5 band Pelestari koes plus dari Bandung dan sekitarnya. Saat launching, turut hadir Kepala RRI Bandung Hasto Kuncoro, SH, Marsekal Pertama Imran Nasution, Kasgartap 2 Bandung, Direktur BNPT Brigjen Pol. Antam, Ketua Forum Ormas Jawa Barat, FKPT Jabar R. Hendra Mulyana, SH. Walikota Bandung diwakili oleh Kadis Kominfo Bapak Aos. Acara ini akan rutin diselenggarakan setiap Jumat Malam Minggu Pertama. Abah Wawan, panggilan akrab Wawan Ruswan, mengungkapkan bahwa rasa haru dan bahagia adalah kata yang tepat ketika JNBKC (Jiwa Nusantara Bandung Koes Plus Community) tetap berkibar hingga kini dalam menjalankan misinya sebagai wadah persaudaraan, pelestarian untuk kemaslahatan. Sementara itu, Hasto Kuncoro mengatakan bahwa RRI sebagai radio penyiaran publik harus ramai, harus menjadi pusat kegiatan masyarakat sehingga RRI dapat menjadi Rumah Rakyat atau Rorompok Rahayat Indonesia. Sebagai Kepala RRI Bandung, Hasto menyatakan akan mengakomodir komunitas JNBKC untuk bersinergi dengan RRI serta memberi ruang dan waktu sebulan sekali untuk berkumpul, bersilaturahmi sambil berkesenian dalam wadah yang dinamakan “Saung Koes Plus”. No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 5 News&Update Telkomsel menggelar LangitMusik Festival SENSASI MUSIK JEPANG BERSAMA AMIAYA, CYNTIA, DOROTHY LITTLE HAPPY, EIR AOI, I DON’T LIKE MONDAY’S dan TARO & JIRO F enomena musik dan artis Jepang yang melanda Indonesia pada awal tahun 2000-an masih menunjukan konsistensinya meskipun di tengah gempuran dan persaingan baik musik barat serta musik asal Korea yang belakangan disebut gelombang K-pop. Produk asal negeri matahari ini tidak hanya menawarkan sebuah alunan nada, namun juga budaya, kreatifitas, fashion dan ekspresi. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi J-Music Lab sebagai sebuah proyek yang dimulai pada tahun 2013 didirikan oleh asosiasi perusahaan rekaman Jepang (Recording Industry Association of Japan / RIAJ). Melanjutkan misinya yakni melebarkan produk musik asal Jepang di Indonesia, J-Music Lab tidak tanggungtanggung untuk menghadirkan 6 (enam) artis pop dan rocknya sekaligus untuk tampil pada tanggal 8-9 November 2014 mendatang di HAI Day, Lapangan Parkir Timur, Senayan, Jakarta. Artis-artis tersebut adalah Amiaya, Cyntia, Dorothy Little Happy, Konser Generasi Patah Hati B agi yang suka mendengar lagu-lagu bertemakan cinta, pasti kenal dengan lagu-lagu yang dibawakan oleh Rio Febrian, Marcell dan Sammy Simorangkir. Mereka bertiga akan menggelar pertunjukan pada tanggal 12 Desember di Trans Studio Bandung dengan mengangkat tema “Generasi Patah Hati”. Meskipun temanya tentang patah hati, tidak semua lagu yang dibawakan bernada sedih, bahkan beberapa berisikan lagu yang menceritakan bagaimana survive dan move on setelah patah hati. Selain membawakan 7 buah lagu, Rio Febrian, Marcel dan Sammy juga akan membacakan sebuah puisi serta monolog yang bertemakan cinta serta kolaborasi menyanyikan sebuah lagu special. Tiket pagelaran musik “Generasi Patah Hati” dijual dengan harga Rp.500.000 untuk VIP dan Rp. 350.000 untuk kelas festival. B agi Anda pecinta musik, ada pilihan baru untuk memiliki aksesori peranti musik dengan merk Skullcandy. Merk aksesori asal Utah, Amerika Serikat ini didistribusikan PT Sinar Jaya Cemerlang. Untuk diketahui, Skullcandy merupakan sebuah merk yang sangat erat dengan dunia olahraga ekstrim seperti skateboard, selancar, basket dan musik. Untuk menarik kembali minat konsumen muda di Indonesia, Skullcandy mengajak Jutassic (Rapper), Gemala Hafiah (Surfer & Blogger) dan Satria Vijie (Pro Skater) sebagai endorser karena mempunyai visi yang sama dengan merk ini. Pada konferensi pers yang diselenggarakan di The Wave Pondok Indah, 26 November 2014, Bara Adhyaksa, selaku Sales and Marketing Manager, mengatakan 6 T Eir Aoi, I Don’t Like Mondays dan TarO&JirO. Artis-artis pilihan ini merupakan icon di negaranya yang sedang mendunia dan telah memiliki penggemarnya di Indonesia karena keunikannya masing-masing. Akiko Komine sebagai Public Relation Recording Industry Association of Japan / RIAJ mengatakan “Kami yakin dengan kolaborasi bersama acara Hai Day akan semakin memperkenalkan variasi dan kekayaan musik Jepang dan tentunya semakin memperbesar penggemar J-Music di Indonesia, terutama di pasar anak muda”. Tidak hanya memanfaatkan pasar yang potential, J-Music Lab juga mempertunjukan kolaborasi kemampuan artis mereka dengan artis Indonesia. KLa Project Rilis Album Live Recording “Grand KLakustik” S etelah melalui proses yang lumayan panjang, album Grand KLakustik yang diambil atau direkam secara live saat KLa live performance di JCC, Jakarta, setahun lalu akhirnya dirilis. Ini merupakan album KLa versi akustik yang kedua setelah pada tahun 1996. Album Grand KLakustik yang dirilis di Pisa Café pada kamis (13/11/14) ini dikemas secara fisik dalam format CD berisikan 13 lagu, diantaranya ‘Lara melanda’ Prahara’ ‘Hey’ Satu Kayuh Berdua’ Kidung Mesra dan Romanzsa. Ini merupakan CD pertama dari 2 CD yang direncanakan. Untuk CD keduanya rencananya akan dirilis pada bulan januari tahun depan. Sedang yang dalam bentuk DVD akan dirilis pada bulan berikutnya (Februari 2015). Rilis album Grand Klakustik kali ini menjadi sangat istimewa, sebab dirilis berbarengan dengan KLa merayakan ulang tahunnya ke 26 tahun. Selain itu, album ini merupakan hadiah manis yang dipersembahkan KLa kepada para Klanese (sebutan bagi penggemar atau pencinta KLa). Skullcandy Hadir di Indonesia untuk berbagi informasi penunjukkan PT. Sinar Jaya Cemerlang sebagai distributor tunggal dan mengenalkan beberapa produk Skullcandy juga dijabarkan dengan sangat lengkap mulai dari Women’s Line Up, Sport Performance, Bluetooth Speaker, dan Hesh 2 Bluetooth. “Skullcandy akan terus mengejutkan dan memuaskan konsumen dengan produkproduk keren. Selain itu, Skullcandy menjamin garansi selama satu tahun dengan penggantian baru untuk setiap produk yang rusak, dengan menyertakan bukti pembelian.” kesempatan jumpa pers ini juga dimanfaatkan Skullcandy elkomsel menggelar LangitMusik Festival, sebuah konser musik yang diselenggarakan bekerja sama dengan para pelaku industri musik digital Tanah Air untuk memberikan apresiasi kepada pelanggan setia digital music Telkomsel.Langit Musik Festival akan menampilkan lebih dari 15 band/penyanyi kenamaan Indonesia, kata Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, Marina Kacaribu. Menurut Marina, Langit Musik Festival merupakan kelanjutan dari movement yang dilakukan bersama dengan teman-teman record labels tahun lalu dalam rangka menyambut hari pahlawan. Langit Musik Festival dilaksanakan pada 9 November 2014 di area parkir Bekasi Square dan berisi penampilan berbagai musisi ternama Indonesia dari genre yang berbeda, diantaranya dangdut, melayu, pop maupun rock. Adapun, artis yang tampil, mulai dari Cita Citata sampai dengan Geisha dan Kotak. PAPPRI Gelar Konser Persaudaraan dan Seminar Sosialisasi UU Hak Cipta P ersatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) menggelar seminar sosialisasi Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 sekaligus menggelar Konser Persaudaran. Hal itu terungkap saat jumpa pers di ruang auditorium Kementerian Perdagangan di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (25/11). Dalam acara seminar sosialisasi UU Hak Cipta yang diketuai musisi Once Mekel tersebut, mencoba menegaskan pentingnya hak cipta bagi para musisi dan pelaku industri musik di Tanah Air. Selain mengadakan seminar, PAPPRI juga menyelenggarakan Konser Persaudaraan sebagai wujud penanaman nilai kerja sama yang selama ini terpecah menjadi dua kubu saat Pemilu Presiden (Pilpres). Dalam konser yang digelar di Grand Ballroom Hotel Crown, Semanggi dimeriahkan Petra Sihombing, Abdde Negara (SLANK), Zaskia Gotik, Konser Amal Artis Legendaris K omunitas Legendaris Musik Indonesia menggelar konser amal dengan tema Malam Sejuta Kasih di Sport Mall, Kelapa Gading, Jakarta, pada Sabtu, 15 November 2014. Acara ini didasari keprihatinan dengan kondisi sejumlah musisi legendaris Tanah Air yang sakit. Menurut Mathias Chai Menkho selaku ketua panitia Malam Sejuta Kasih, dalam acara tersebut digalang dana untuk membantu rekan-rekan musikus yang sakit. Para musisi yang mengisi acara antara lain, Koes Plus (Yon Kuswoyo), Mus Mulyadi, Bob Tutupoly, Erni Djohan, Titiek Sandhora, Muchsin Alatas, Dian Piesesha, Arie Koesmiran, Obbie Mesakh, Betharia Sonata, Diana Papilaya, Johan Untung, dan Maya Angela. "Kami merencanakan pemasukan dari penggalangan dana akan dibagikan Once, Ermi Kulit, Connie Constantio, Harvey Mallaiholo, dan puluhan musisi terbaik di Tanah Air. Acara konser ini dipandu oleh Indra Bekti dan Olga Lidya. kepada sejumlah musisi legendaris yang sedang sakit seperti, pencipta lagu Yessi Wenas, Benny Panjaitan, Rinto Harahap, Lym Campay, dan Anton Issoedibyo," kata Mathias Chai Menkho dalam jumpa pers di Tee Nine Restaurant, gedung Indo Surya, Thamrin, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 November 2014. Konser amal ini melibatkan penyanyi dari tiga generasi di eranya, dari tahun 60-an, 70-an, dan 80-an. No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 7 NewProduct Concert Dream Theatre Konsol Mixer Digital Yamaha RIVAGE PM10 Makin Tua, Tetap Prima dan Asyik! S eperti pendahulunya, RIVAGE PM10 mewarisi “DNA” yang juga telah membentuk konsol seri PM menjadi favorit bagi penata audio berpengalaman di seluruh dunia, tentunya dengan fitur dan fitur terbaru yang menjadi unggulan bagi sebuah konsol sound Yamaha live. RIVAGE PM10 terdiri dari CS-R10 control surface, DSP-R10 DSP engine, RPio622 I/O rack, tiga tipe kartu RY, dan dua tipe kartu HY, yang dirancang dan membentuk konfigurasi yang fleksibel serta menyatu dengan kebutuhan berbagai aplikasi dengan berbagai skala dan fungsi. Selain itu, dilengkapi digital stage yang meliputi model Rupert Neve Designs (RND) transformer circuitry dan pemrosesan SILK, diciptakan dengan teknologi asli Yamaha VCM (Virtual Circuitry Modeling). Fitur pemrosesan SILK bahkan meliputi pilihan karakter “RED” dan “BLUE”, serta variable “TEXTURE” knob yang secara terus menerus memfasilitasi sonic shaping tepat pada saat input stage, menambah letupan musikal atau power seperti yang dibutuhkan. Channel EQ dan dynamics sudah diupgrade juga secara total. Fitur input channels 4-band full parametric EQ, sementara output channels dilengkapi dengan 8-band full parametric EQ, dengan 3 algorithms yang baru dikembangkan plus Yamaha “Legacy” algorithm yang klasik. Tak ketinggalan, dua stage dinamis tersedia, masing-masing berfungsi sebagai gate, compressor, ducker, atau de-esser sesuai kebutuhan. Dua tipe kompresor termasuk: “Legacy Comp” dengab karakteristik Yamaha digital console compressor standar, dan “Comp260,” sebuah VCM model dari analog comp/limiter yang terkenal dari pertengahan 70-an. Hal lainnya, tersedia 45 plug-ins untuk processing kreatif, dengan peningkatan processing power secara signifikan. Tersedia pula dua LCD touch screens besar yang menyediakan kontinuitas yang logis dengan fader di bawahnya, memberikan operasi yang sama dengan Centralogic interface pada grup 12-channel. Fitur baru memperluas kegunaan dari scene memory. “Isolate” memungkinkan untuk melakukan spesifikasi keseluruhan modul kanal, termasuk EQ dan dynamics libraries, yang akan diproteksi dari operasi recall tanpa mengubah Recall Safe settings. RIVAGE PM10 dijadwalkan rilis tahun 2015. Speaker Aktif Samson Auro D208 D irancang untuk menghasilkan elemen kunci dari kekuatan, portabilitas dan suara yang luar biasa, speaker aktif (2 way) Samson Auro D208 adalah perangkat kompak yang menggabungkan komponen unggul dan rekayasa yang teliti. Ideal untuk keperluan instalasi, manggung musisi dan aplikasi penguatan suara umum secara live, Auro D208 memberikan solusi dari speaker serbaguna yang terintegrasi dengan mudah ke setup PA. Auro D208 memiliki desain ringan Kelas D yang sanggup menghasilkan 200 watt melalui driver 8” sebagai driver yang mampu memperpanjang frekuensi rendah disertai driver kompresi 1". Speaker ini pun mendukung bas mendalam, jernih, dengan reproduksi audio yang cocok untuk setiap situasi yang mengedepankan audio kualitas pro. Untuk fleksibilitas tambahan, speaker ini memiliki masukan Mic / Line dengan kontrol volume dan Clip LED. Juga, output Line yang memungkinkan untuk menghubungkan beberapa speaker. Auro D208 memiliki pole mount 1 3/8 " dan monitor posisi untuk penataan tata letak yang fleksibel. Keyboard Korg Pa300 K org selalu melahirkan produk-produk inovatif, khususnya dalam lini keyboard arranger yang diperuntukan bagi musisi. Terbaru adalah Pa300. Instrumen ini terbilang compact dan bertenaga dengan koleksi Style dan kualitas suara yang terjaga. Dengan menggunakan Style (built-in), Anda bisa dengan cepat dan mudah memainkan sebuah lagu berlatar band atau membuat musik sendiri. Pendeknya, instrumen ini tidak hanya asyik dimainkan kapan saja, tapi bisa menjadi pilihan setiap orang dari beragam usia untuk menulis dan memainkan musiknya sendiri. Lalu, seperti apa sih fiturnya? Instrumen ini dilengkapi sound engine RX (Real eXperience) terbaru yang menghasilkan sound prima dengan layar TFT TouchView color 5". Penataan tata letak tombol yang simple dan interface grafik intuitif dengan fungsi Search untuk memudahkan pencarian file atau sumber musik apa saja. Dilengkapi lebih dari 310 Styles, masingmasing dilengkapi intro dan ending, 4 variasi dan 4 Fill In + Break, plus 8 Favorite and 3 User bank untuk penyimpanan Style favorit pengguna. Dua buah mode Guitar yang menghasilkan bunyi elemen gitar realistis. 4 Stereo Master Effects (125 FX algorithms), serta database SongBook yang terprogram sepenuhnya berdasarkan Styles, SMF, Karaoke, dan file MP3 yang dengan instan dapat di-recall untuk setiap setting lagu. Menariknya, dalam rangka melestarikan seni budaya Indonesia, Korg Indonesia bekerjasama dengan Korg Inc Jepang, selama kurang dari 10 tahun mengumpulkan data tentang alat musik tradisional, mengumpulkan pemain lokal dan melakukan sampling sound atas bunyi-bunyian dari alat-alat musik tradisional Indonesia serta melakukan komposisi menjadi siap pakai yang tercakup dalam keyboard jenis Profesional Arranger ini. 8 T ak percuma para fans Dream Theatre menanti lama untuk menyaksikan band idolanya manggung. Datang sejak siang dan sore, memasuki area panggung di area lapangan D, Senayan, Jakarta, mulai pukul 17.00 WIB dan menikmati suguhan mulai pukul 19.00 WIB, tiga jam kemudian, penantian pun berbuah kepuasan. Indonesia Raya Membuka Konser Sebelum konser Dream Theatre dimulai, pembawa acara mengajak kepada seluruh penonton yang memadati lokasi konser untuk berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Jeda beberapa menit usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, John Petruci dan kawan-kawan tanpa basa-basi langsung melempar lagu pembuka “False Awakening Suite” disusul “The Enemy Inside”, dan “The Shattered Fortress”. Lagulagu ini dibarengi suguhan visual berupa klip dan sesekali efek dalam layar besar. Usai membawakan tiga lagu diatas, James La Brie sang vokalis meneriakkan,”selamat malam Jakarta! “We have three hours of sets tonight!” yang langsung disambut dengan teriakan gemuruh para penonton sambil mengangkat kedua tangannya. Selesai menyapa para penonton, band progresif metal asal Boston, Massachusetts, Amerika, ini langsung menumpahkan beberapa tembang hitsnya seperti “On The Backs Of Angels”, “The looking Tears”, “Enigma Machine” (Drum Solo), “Along For The Ride” Braking All Illusions” dan lain-lain. Lebih Asyik Sekarang Berbeda dengan konser Dream Theatre yang digelar di MEIS Ancol pada 2012, konser Dream Theatre kali lebih terkonsep. Layar besar yang menjadi backdrop panggung tidak hanya menampilkan para personal Dream Theatre yang sedang beraksi, tetapi juga menampilkan klip-klip gambar yang tertata secara apik sehingga gambar-gambar yang ditampilkan sangat sesuai dengan setiap lagu yang dinyanyikannya. Selain itu, dalam konser kali ini durasinya lebih panjang atau sekitar 3 jam, dan dibagi menjadi 3 set list. Set list pertama diisi dengan delapan lagu mulai lagu pertama“False Awakening Suite” hingga ‘Breaking All Illusions’ . Kemudian set list kedua berisi lima lagu yang dimainkan dari album ketiga Dream Theater saat masih diperkuat keyboardist Kevin Moore. Diantaranya adalah, “The Mirror”, ‘Lie, ‘Lifting Shadows Off a Dream’ , ‘Scarred, Space Dye Vest” dan lagu “Space-Dye Vest’” buah karya Moore yang baru masuk ke dalam repertoar pada tur 2014. Lagu ‘Lifting Shadows Off a Dream’ adalah lagu yang bernuansa ballad cukup kental dan menjadi satu-satunya lagu mellow yang disajikan Dream Theatre pada konser kali ini. Di akhir konser atau set list ketiga (encore), Dream Theater menyajikan empat lagu secara beruntun (medley) yang diambil dari album masterpiece mereka, “Metropolis Part 2” , “Scenes from a Memory”. Pada setlist ketiga ini penonton terlibat secara langsung untuk bernyanyi bersama dalam lagu hitsnya “Strange Dejavu”. Konser Prima Secara keseluruhan konser DT kali ini nyaris sempurna. Tidak hanya suara James La Brie yang konsisten dari awal hingga akhir acara, tetapi juga penataan frekuensi suara oleh operator (Sound Engineer) sangat bagus. Ada sih sedikit gangguan sound pada satu dua lagu, tapi sejak lagu kedua akhir sudah teratasi. Suara not per not dari gitar yang dimainkan John Petrucci sangat jelas, keyboard Jordan Rudess juga sangat jelas, begitu juga betotan Bass John Myung dan Gebugan drum Mike mangini. Tak ada lagi masalah seperti tidak terdengarnya suara bass atau suara gaung yang menggema beradu antara distorsi gitar dan pukulan drum yang mengganggu seperti ketika konser di MEIS tahun 2012. Tidak ada frekuensi yang bertabrakan, penempatannya (pan-pot) sangat tepat, tak ada suara pecah, mekipun distorsi dari gitar Pettruci cukup garang, tetapi ketika dipadukan dengan instrumen lainnya tetap harmonis, sehingga kalau didengarkan pas di tengah tengah dari depan panggung sejajar dengan FOH seakan-akan kita mendengarkan CD yang diputar dengan Sound System yang besar. Stamina, disiplin menjadi kombinasi elemen yang tampaknya melekat pada band ini. Tak heran, meskipun sudah terbilang sepuh, performa live mereka masih asyik dinikmati dan saat menatap sekeliling penonton yang hadir, cukup banyak ABGABG yang hadir yang sejatinya belum lahir saat pertama kali band ini merilis album dan berada di era kejayaan. No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 9 Chorus monitor biasanya akan didistribusikan ke beberapa speaker monitor. Berbeda dengan mixer broadcast dan mixer FOH, maka input dari speaker monitor biasanya diambil dari out Aux (Auxiliary), sehingga untuk menjadi mixer monitor harus diperhatikan jumlah out Aux yang dimiliki disesuaikan dengan jumlah speaker monitor yang akan digunakan. Mixer dan speaker monitor biasanya digunakan untuk pertunjukkan musik yang menggunakan alat musik. Jumlah dari speaker monitor yang digunakan berbeda tergantung dari jumlah alat musik yang digunakan. Untuk pertunjukkan musik band kecil, biasanya terdiri dari speaker monitor vokal, speaker monitor drum, speaker monitor gitar, speaker monitor keyboard, dan speaker monitor bas. Posisi speaker monitor berada di atas set atau panggung. Mengingat posisi speaker monitor berada di atas set atau panggung, maka potensi untuk terjadinya feedback audio sangat besar. Untuk menghindari terjadinya feedback audio ketika suatu acara sedang berlangsung, maka ketika sedang balancing audio hendaknya ada salah satu kru dengan menggunakan WHM (wireless handmic) mengibasngibaskan WHM ke depan speaker monitor. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada frekuensi yang menimbulkan feedback audio ketika mic tersebut mendekati speaker monitor. Jika masih ada feedback audio, maka sound engineer akan melakukan pengaturan di equalizer mixer monitor, baik dengan melakukan pemotongan (cut) ataupun penambahan (boost) frekuensi yang mengakibatkan feedback audio. Speaker Monitor Speaker adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah sinyal listrik yang dihasilkan dari pengolahan mixer audio menjadi sinyal suara yang bisa didengar dengan jelas oleh telinga manusia. S eperti yang terlihat di atas, speaker adalah salah satu komponen output (keluaran) dalam sistem audio. Berdasarkan fungsinya, sebagaimana halnya dengan mixer audio, maka speaker juga terbagi ke dalam beberapa bagian. Keluaran dari mixer audio broadcast biasanya hanya ke speaker control yang ada di control room saja, sehingga cukup dengan menggunakan out L-R dari monitor out. Keluaran dari mixer audio FOH (Front Of House) biasanya hanya ke speaker PA (public address) yang berada di depan set atau panggung saja, sehingga cukup dengan menggunakan out L-R dari monitor out atau master out saja. Speaker PA adalah bahasa profesional untuk speaker yang menghadap penonton. Sementara itu, keluaran dari mixer 10 Feedback audio bisa terjadi karena : 1.Sinyal mic dan volume speaker monitor yang terlalu keras. 2. Jumlah mic yang banyak, yang tidak terpakai posisinya dalam keadaan “on” (nyala). 3.Jarak antara mic dan speaker monitor yang terlalu dekat. Tips untuk menghindari feedback audio: 1.Matikan mic yang tidak terpakai. Hal ini me­ ngurangi risiko terjadinya feedback audio. 2.Jika penyebab feedback audio adalah speaker utama (FOH a.k.a PA speaker), maka disarankan agar peletakan PA speaker agak jauh dari panggung atau set. 3.Jika penyebab feedback audio berupa barang atau benda yang memantul secara akustik, maka perlu dilakukan penyem­purnaan seperti ditutup kain dan sebagainya. 4.Gunakan equalizer untuk mempermudah pen­ deteksian fre­keunsi yang menyebabkan feedback audio. No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 11 Chorus TIPS : 6 Hal yang Perlu Diketahui saat Membeli Speaker Monitor Ada beberapa hal yang harus diketahui ketika kita ingin membeli speaker monitor, yaitu : Speaker monitor dirancang untuk memberikan respon frekuensi datar sehingga sinyal audio direproduksi dengan tepat. Desain monitor difokuskan untuk menghindari peningkatan artifisial bass, treble atau frekuensi lainnya dalam upaya untuk membuat speaker berbunyi ‘baik’ (sound good) dan untuk menghindari resonansi dari speaker dan kabinet. Sebagai sound engineer, kita perlu mendengar secara akurat apa yang dihasilkan dari hasil mixing, tanpa speaker menambahkan warna sendiri untuk suara. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan mixing saat kita memperbaiki kesalahan speaker bersama dengan kesalahan hasil mixing. Pada umumnya speaker monitor memiliki amplifikasi yang terpasang secara built-in dan dikenal sebagai speaker monitor aktif. Beberapa speaker monitor tipenya pasif sehingga memerlukan amplifikasi eksternal agar bisa digunakan. 1. Frequency Response (respon frekuensi), kemampuan dari speaker monitor untuk mengeluarkan suara yang bisa didengar oleh telinga manusia normal. Rentang frekuensi yang bisa didengar oleh telinga manusia normal adalah antara 20 Hz – 20 KHz. Speaker monitor yang bisa menghasilkan suara dengan rentang antara 50 Hz - 18 KHz sudah cukup bagus. 2. Coverage Directivity Angle (sudut jangkauan suara yang dicakup), tentunya kita berharap agar jangkauan suara yang dihasilkan oleh speaker monitor bisa didengar dari semua arah. Akan tetapi, jika hal itu terjadi, maka potensi feedback audio akan sangat besar. Speaker monitor dengan sudut jangkauan 90° Horizontal dan 60° Vertikal sudah cukup bagus. 3. Crossover Frequency, frekuensi crossover ada beberapa tipe, yaitu : - 2 way crossover, yang memisahkan frekuensi low dan high saja - 3 way crossover, memisahkan frekuensi low, mid dan high - 4 way crossover, memisahkan frekuensi low, low mid, high mid dan high atau frekuensi sub, low, high dan super high. Speaker monitor cukup menggunakan crossover frequency 2,5 KHz. 4. Maximum output level, mengingat jarak antara speaker monitor dengan penggunanya tidak terlalu jauh, sekitaran set atau panggung saja tidak seperti PA speaker yang harus mampu menjangkau area yang lebih luas, maka level output maksimal dari speaker monitor cukup di antara 100 – 115 db, dengan jarak 1 meter dari sumbu speaker. 5. Output power, cakupan area yang tidak terlalu besar mempengaruhi kebutuhan power yang digunakan, untuk speaker monitor maka output powernya diantara 40 – 80 watt untuk low frequency dan 27 – 50 watt untuk high frequency dengan THD (Total harmonic distorsion) 0,05%. THD adalah spesifikasi yang membandingan penguat sinyal output dengan penguat sinyal input dan mengukur tingkat perbedaan dalam frekuensi yang harmonis diantara keduanya. 6. Speaker monitor dianjurkan memiliki nilai Sound Pressure Level (SPL) yang cukup besar sekitar 136 dB. SPL adalah ukuran logaritmik dari tekanan suara efektif dari suara relatif ke nilai referensi diukur dalam satuan dB. (Rusmawan) Untuk penyetelan speaker monitor di tiap-tiap posisi biasanya berbeda antara satu dengan lainnya. Misalnya, untuk speaker monitor gitar, sang gitaris tidak memerlukan suara gitarnya terlalu keras di speaker monitor gitar, akan tetapi membutuhkan suara yang keras untuk vokal, drum, bass dan keyboard. Begitu juga dengan sang penyanyi, dia tidak membutuhkan suara vokal yang keras di speaker monitor vokalnya, akan tetapi dia membutuhkan suara yang keras dari gitar, bass, keyboard dan drum. Hal itu berlaku untuk speaker monitor lainnya sehingga masingmasing speaker monitor harus disetel tersendiri sesuai dengan kebutuhannya. 12 No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 13 profile Elvyn G. Masassya Keseimbangan Sebagai Profesional dan Musisi P ublik lebih banyak mengenal pria kelahiran Medan, Sumatera Utara ini sebagai pengamat ekonomi dan perbankan berkat kolomnya di beberapa media nasional. Jarang orang mengetahui bahwa Elvyn G. Masassya juga adalah seorang penyanyi dan komposer yang cukup produktif. Produktivitasnya tersebut bisa dibilang mengungguli musisimusisi saat ini, karena di era ini jarang ada musisi yang menelurkan belasan album dalam aneka genre musik dalam waktu 7 tahun seperti dirinya. “Pilihan saya adalah menjadi profesional, tetapi profesional yang suka bermusik. Itu sebenarnya positioning yang saya ambil,” ungkap komposer yang pernah mendapatkan juara di salah satu kompetisi mencipta lagu pop pada waktu SMA ini. Ditemui di kantor tempatnya sehari-sehari beraktivitas sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, kepada MusicReview, penggemar Michael Frank ini berbagi kisah dan pengalamannya di dunia musik. Berikut petikan wawancaranya. Mulai serius menekuni musik kapan, baik sebagai penyanyi, mengeluarkan album, maupun sebagai komposer? Sebenarnya saya menerjuni musik sebagai sebuah aktivitas ketika SMA. Saya sudah punya grup band, sudah mulai perform di Medan, dan sudah juga tampil di berbagai festival, baik festival band maupun kompetisi mencipta lagu. Tetapi latar belakang keluarga tidak mengizinkan saya berkarir di music. Nah, ini yang agak lucu, setelah tamat SMA saya ingin meneruskan kuliah di bidang musik, tetapi ayah saya bilang kalau kamu mau kuliah di bidang musik, kamu 14 biayain sendiri aja...hehehe. Maklumlah waktu itu kan begitu ya, kemudian saya pun kuliah di jurusan ekonomi hingga berkarir menjadi profesional di bidang ini. Sejak kecil sebenarnya saya suka dengan musik jazz, saya suka dengan Chick Corea, John Coltrane. Tapi di sisi lain, sejak SD-SMP, saya juga mulai suka mendengar Genesis, sehingga yang ada di benak saya suka musik jazz mainstream, saya juga suka classic rock. Kemudian saya mulai buat lagu. Ketika saya kuliah di Jakarta, saya kemudian menjadi aktivis sehingga hampir tidak pernah menyentuh musik. Pernah menyentuh musik dan hampir rekaman, sekitar tahun 8586an. Sudah mau rekaman karena sudah diterima label pada waktu itu, tetapi mereka meminta saya membuat lagu-lagu seperti Chrisye. Karena kita baru tamat SMA, masih idealis, saya bilang kalau gak mau lagu-lagu saya mending gak usah….hehehe. Lalu saya mulai jual lagu sewaktu kuliah. Saya mulai kasih lagu ke beberapa penyanyi. Nah, mulai serius itu ketika saya berteman dengan Dian Pramana Poetra. Kami memeiliki kesamaan di bidang musik, senang Brazilian Jazz, sangat suka dengan Michael Frank, dan saya juga pengagum Dian Pramana Poetra. Dari situ, Dianlah yang meng-encourage saya, daripada lagu-lagu lama disimpan, lebih baik bikin album. Sebenarnya saya gak berpikiran menjadi penyanyi. Saya membuat album pertama kali dengan A. Riyanto dan Lisa A. Riyanto tahun 2004, judulnya “Kata Hati”. Lalu kemudian saya berteman dengan Fariz RM, Andy Restu, Seno M. Hardjo, Mas Yockie Suryoprayogo. Dari situ saya mulai mengalokasikan kegiatan saya untuk bermusik dan mulai bikin album bersama Dian Pramana Poetra yang judulya “Kolaborasi”. Album itulah yang kemudian sepertinya mengenalkan saya ke masyarakat, karena diputar di radio. Kemudian selanjutnya saya juga berkolaborasi dengan Gita Wiryawan, Omega Pasific, yang pernah memproduseri saya juga. Tapi di sisi lain, saya tidak berkeinginan menjadi penyanyi. Saya berkeinginan lebih dikenal sebagai komposer. Jadi kita membuat lagu, dan lagu itu disampaikan kepada publik. Mungkin itu juga untuk menjawab mengapa saya jarang tampil di televisi sebagai penyanyi. Karena orang sebelumnya mengenal saya sebagai pengamat ekonomi, profesional gitu ya. Saya terus terang tidak ingin memposisikan diri saya di publik sebagai penyanyi. Dunia musik bagi saya adalah dunia untuk berekspresi. Dan posisi yang saya ambil di dunia musik itu lebih sebagai komposer. Nah, tetapi lagu-lagu yang saya mainkan itu lebih pas kalau saya yang nyanyikan. Karena itu saya membuat album yang kemudian saya nyanyikan sendiri. Tetapi di luar itu, saya juga berperan sebagai produser. Banyak artis-artis yang sudah saya produksi albumnya. Meskipun bisa dibilang tidak meledak. Karena konsep yang saya buat adalah apa yang kita bikin adalah apa yang kita senangi, lalu kita sampaikan ke publik. Mudah-mudahan publik dapat menyenanginya juga. Jadi bukan dengan konsep membuat apa yang orang lain suka, tetapi apa yang kita ekspresikan. Makanya kalau Anda lihat album-album saya dari dulu sampai sekarang, genrenya itu kalau dulu itu disebut sebagai pop kreatif. Dan hampir semua penyanyi yang saya produseri genrenya adalah itu. Anda sebetulnya lebih dikenal sebagai pengamat ekonomi, tetapi ternyata cukup produktif juga mengeluarkan album. Bagaimana Anda menyeimbangkan antara karir di bidang ekonomi dan musik? Ya itu seperti otak kiri dan otak kanan saja. Membalancing saja. Jadi bermusik itu adalah harmoni untuk membalancing hidup. Sedangkan sebagai profesional adalah sebagai bagian hidup kita yang lain. Buat saya, dua hal itu balance saja. Saya belum bisa, atau tidak berkeinginan untuk sepenuhnya berada di satu bidang itu. Pilihan saya memang itu. Pilihan saya adalah menjadi profesional, tetapi profesional yang suka bermusik. Itu sebenarnya positioning yang saya ambil. Bagaimana proses kreatif dalam bermusik, terutama dalam pembuatan lagu dan album-album Anda? Hampir semua lagu yang saya ciptakan, misalnya ketika saya main piano atau gitar, ide itu muncul begitu saja. Kemudian jika ingin saya dokumentasikan, maka saya rekam. Kebetulan saya punya digital studio di rumah. Saya proses, kemudian kalau dinilai layak, maka kita lanjutkan. Inspirasi dan gagasan membuat lagu itu bisa datang dari macam-macam hal. Saya juga senang traveling. Jadi ketika lihat di suatu tempat, ada sesuatu yang menggugah saya, itu menimbulkan inspirasi. Lingkungan juga pertemanan itu juga menjadi salah satu sumber. Memang lagu-lagu saya dikenal bertema asmara, tetapi sesungguhnya tidak. Saya pernah membuat album “Merah Putih”. Itu genrenya Progessive Rock. Itu isinya cinta pada tanah air. Saya juga memproduksi album religi untuk mengekspresikan cinta pada tuhan juga pada lingkungan. Dan tentu, namanya juga manusia, ada hal-hal yang ingin disampaikan lewat lagu gitu ya dalam hal asmara. Jadi tidak mesti dalam satu tema. Kalau kita membeli bajakan itu kan sama dengan merendahkan diri kita. Membeli yang tidak orisinal itu sama dengan merendahkan martabat kita. Sama dengan kita membeli produk-produk yang palsu. Jadi harus ada upaya mengedukasi masyarakat bahwa membeli karya seni itu belilah karya seni yang orisinal. Bagaimana strategi promosi album Anda? Dalam target untuk populer sebagi penyanyi, saya harus terus terang, saya tidak untuk itu. Promo tentu dilakukan untuk mengenalkan kepada publik, misalnya, lewat radio atau lewat media sosial. Itu lebih untuk menyampaikan kepada publik bahwa ada album ini, bagi yang berminat silakan mendengarkan. Kebetulan dalam beberapa kali AMI Award, lagu-lagu saya sempat masuk final meskipun akhirnya kalah. Saya lebih ingin mengatakan bahwa album-album saya itu adalah bagian dari idealisme saya. Jadi tidak dalam konteks industri sedang bikin ini, lalu kita bikin seperti itu. Karena bagi saya, lagu-lagu yang saya ciptakan adalah ekspresi seni. Mudah-mudahan ada kalangan yang menyukainya. Kami tidak memaksakan agar semua kalangan menyukainya. Konsepnya seperti itu, Dan saya tidak bermaksud albumalbum yang saya sampaikan ke publik itu tidak bermaksud untuk komersial. Karena hasil penjualannya saya sumbangkan ke salah satu yayasan. Pembajakan lagu seolah menjadi persoalan yang sulit dipecahkan. Apa yang harus dilakukan untuk melawan pembajakan tersebut? Memang itu adalah hal yang sangat menyedihkan. Untuk mengatasi pembajakan ini dibutuhkan banyak hal. Mulai dari penegakan hukum, sanksi yang berat kepada para pembajak karena ini menyangkut kepada karya cipta. Jadi bukan cuma finansial. Pekerja seni itu kan bagian ekonomi kreatif. Yang kedua adalah penyadaran kepada masyarakat, bahwa kita juga harus menghargai hak cipta orang sebagai bagian dari orang modern. Kalau kita membeli bajakan itu kan sama dengan merendahkan diri kita. Membeli yang tidak orisinal itu sama dengan merendahkan martabat kita. Sama dengan kita membeli produk-produk yang palsu. Jadi harus ada upaya mengedukasi masyarakat bahwa membeli karya seni itu belilah karya seni yang orisinal. Ini memang No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 15 interview Di tahun-tahun 80-90an, yang membuat mereka itu strugle itu karena mereka para komposer atau pekerja seni itu menghasilkan karya-karya yang menurut saya itu lebih dalam, lebih transendental, lebih naluriah. Itu sebabnya mereka bisa lebih everlasting. Namun, dengan kemajuan teknologi sekarang ini banyak hasil karya itu lahir instan, bukan dari dalam. Jadi, industri sekarang ini sangat bagus ya, mungkin ini terlalu subyektif ya, menurut saya harmoninya agak tidak dalam, tidak meresap. Kalau kita makan itu bumbunya tidak medok gitu loh...hehehe. Ini karena instan tadi. Tetapi dari segi kompetensi, penguasaan alat musik misalnya, sekarang ini pasti lebih bagus, karena banyak sekolah-sekolah musik. Tapi saya merasa kalau karya seni musik itu harus ada dari dalam, harus ada rohnya. Nah, musik 80-90an itu ada rohnya. Meskipun saya mengatakan bahwa sekarang ini tidak ada. Kalau komposer-komposeer sekarang ini lebih serius, lebih dalam, hasilnya pun saya kira lebih baik. Tidak usah jauh-jauh, musik klasik, Beethoven, Mozart, itu sudah 200-an tahun yang lalu, tapi rasanya lebih transendental. Bagaimana dengan grup-grup indie di Indonesia? Saya ikut mengamati juga. Kreativitas mereka itu dalam tanda kutip memberontak terhadap industri. Tapi kita harus hargai semangatnya untuk menghasilkan karya. Dan saya ikut mendorong munculnya grup-grup seperti itu. Dan sekarang itu kan mudah sekali, bisa melalui Youtube, iTunes, karyakarya kita masih bisa sampaikan ke publik. membutuhkan waktu tetapi sosialisasi itu tetap harus dilakukan. Karena begini, tidak mungkin pembajakan terjadi kalau tidak ada demand and supply. Tidak saja memberantas pembajaknya, masyarakat juga janganlah memberi barangbarang bajakan. Karena itu merendahkan derajat diri sendiri. Era digital, banyak toko kaset gulung tikar, KFC menjadi alternatif utama u sarana penjualan lagu dan penuulan lagu via iTunes pun mulai diminati, menurut pandangan Anda, apa yang sebaiknya dilakukan? Ya itu karena IT. Perubahan dan perkembangan yang terjadi di industri musik, orang dulu membeli kaset, CD, sekarang tidak atau sedikit sekali yang membeli CD. Tapi suatu ketika, koq saya percaya ini bakal kembali lagi seperti dulu, sampai akhirnya orang akan membeli yang orisinal, kemudian mengkoleksi karya seni itu seiring dengan perubahan itu. Kalau sekarang itu kan masih di-drive oleh industri. Sekarang itu pindah ke iTunes, download dari internet, yang menurut saya kadar makna seninya itu sudah turun. Karena dia sudah bersifat massal dan orisinal. Tapi suatu ketika, ini akan kembali kembali lagi. Sekarang ini orang mulai kembali lagi ke piringan hitam, ke vynil. Ke kaset menurut saya tidak, tetapi ke vynil iya. Apa saran Anda untuk penyanyi yang baru masuk ke dunia musik dalam kondisi seperti tersebut? Jangan pernah berhenti berproduksi, jangan pernah berhenti berkreativitas karena semuanya itu diawali dari kreativitas. Jangan kalah oleh industri, oleh situasi, dan jangan semata-mata mencari popularitas, tetapi memang membuat karya seni itu karena panggilan sebagai pekerja seni. Apa yang membedakan penyanyi di era Anda yang cenderung minim fasilitas, tapi berhasil memunculkan lagu-lagu “timeless” seperti Barcelona (Fariz RM) dengan penyanyi era sekarang yang boleh dikatakan berlimpah sarana dan fasilitas? 16 Harapan Anda terkait dengan perkembangan dunia musik Indonesia? Harapan saya industri musik dapat terus eksis dan menghasilkan karya-karya yang tidak lekang dimakan usia. Karena memang Indonesia ini memiliki talent yang hebat dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan di Asia, dan akan terus kita dorong para talent muda ini dan diberi ruang agar mereka dapat menyampaikan karya seninya. Dan tentunya saya berharap industri musik dapat bangkit kembali seperti yang lalu meskipun tidak mudah. Saya yakin jika musisi-musisi kita lebih serius, Industri musik Indonesia akan menemukan lagi kebangkitannya. Dari sisi talent, Indonesia ini banyak dipenuhi bakatbakat yang hebat. Tapi itu saja tidak cukup. Harus didukung manajemen yang bagus. Industri juga harus dikelola dengan manajemen yang baik. Manajemen itu kan art. Kalau kita lihat di luar negeri, industri itu kalau menjual artisnya itu didukung dengan desain dan packaging yang bagus, kesempatannya untuk tampil dan sebagainya. Manajemen musik di Indonesia itu harus diperbaiki jika ingin mendunia. Karena ada hubungan dengan networking, hubungan dengan pasar musik dunia, dan berinteraksi dengan artis-artis lain di dunia. • Nama : Elvyn G. Masassya • Lahir : Medan, 18 Juni 1967 • Genre Musik : Jazz, pop kreatif, pop religi, pop progresif, rock • Pekerjaan : Penyanyi, penulis lagu, produser rekaman, musisi, komposer, Direktur BPJS Ketenagakerjaan, pengamat ekonomi Diskografi: 1. Kata Hati (berduet dengan Lisa A. Riyanto, 2005) 2. Kolaborasi (berduet dengan Dian Pramana Poetra, 2007) 3. Mawar Jingga (2008) 4. Titik Balik Ramadhan (2008) 5. Sisi Lain (2009) 6. Jakarta Voice (album keroyokan bersama penyanyi lain, 2009) 7. Lima Waktu (2009) 8. Merah Putih (2009) 9. Puisi Hati (2010) 10. Di Mimpiku (2011) 11. Asma-Mu (2011) 12. Romansa (2012) 13. Bismillah (2012) Tidak banyak musisi yang mampu bertahan lama di kancah musik Indonesia, salah satu yang mampu bertahan adalah Todung Pandjaitan. Pria yang lahir 56 tahun ini mengawali karir didunia musik sejak zaman kuliah di Amerika dengan bergabung dalam sebuah band dan memegang alat musik bass. Ditemui MusicReview disela-sela kesibukkannya mengajar dan mendirikan Laboratorium musik, Gladiresik Musik Lab (GML), Todung menceritakan tentang harapan dan impiannya terhadap musik Indonesia. Bagaimana pertama kali Anda mengenal Bass? Awalnya itu ketika saya kuliah di LA Amerika dan ada salah satu band anak Indonesia di kampus yang kekurangan personil untuk bass. Saya bergabung, awal belajarnya juga otodidak dan pertama saya tahu jika bass itu memiliki 4 senar. Namun kemudian sensasi getaran yang ditimbulkan oleh bass itu sendiri yang menggiring saya kemudian untuk belajar lebih dalam mengenai bass. Menurut Anda, Bass yang bagus itu seperti apa? Apa yang harus diperhatikan oleh pemula yang ingin mengenal Bass? Bunyi adalah getaran, hal itu ditentukan oleh settingan dan bahan dasar pembuat bass tersebut yaitu kayu. Dan bagi pemula yang ingin bermain bass, pertama dia harus tahu dulu fungsi bass itu apa. Jangan sampai dalam bermain musik, dia memegang alat musik bass namun bergaya seperti seorang gitaris. Nah itu yang salah. Salah satu kekurangan di Indonesia adalah masih kurangnya pembicaraan mengenai fungsi alat musik secara keseluruhan. Dari seorang musisi kemudian membuat manajemen artis, bagaimana awalnya itu terbentuk? Awalnya penuh ketidaksengajaan. Saat itu, ketika pulang ke Indonesia, ada masalah yang dihadapi oleh pemusik dan EO. Permasalahannya sebenarnya simple, miss communication saja. Musisi gak tau bagaimana mengatur permasalahan manajerial dan EO juga bukan seorang musisi. Saya berpikir saat itu harus ada orang yang menjadi penengah antara mereka. Kebetulan saya seorang musisi yang mengerti tentang managemen. Makanya, di awal tahun 1990 saya mendirikan manajemen artis yaitu PT Art Circle Network (ARCI) dan Todung Pandjaitan Tetap Eksis di Dunia Musik hampir semua musisi bergabung dalam manajemen tersebut. Bagaimana dengan Gladiresik Music Lab? Nah itu juga awalnya saya berpikir jika selama ini tidak ada yang tergerak untuk membenahi sistem musik di Indonesia maka dari orang-orang yang terjun ke musik inilah saya ingin membenahi itu. Bukan hanya bidang musiknya yang harus dibenahi, tapi juga bisnisnya yang ingin diperbaiki. Atas dasar itulah makanya saya membuat Gladiresik Music Lab ini, yang sistem pendidikannya ada 9 program. Dalam 9 program ini ada 3 aktivitas yaitu diskusi mengenai dunia musik serta strateginya, gathering tentang pelaksanaan dan student monitoring, kita ulang semuanya mengenai pembelajaran yang sudah diberikan. Dari situ kita bisa melihat target-target dari kurikulum yang telah kita buat dan evaluasi. Berbeda dengan sekolah musik lainnya, di Gladiresik Music Lab ini kami membuat kurikulum sendiri yang didasari atas kebutuhan orang yang ingin bermain dan belajar musik. Ada kelas exclusive program yang pembelajarannya menyangkut semua hal yang berhubungan dengan musik, mulai dari mastering, pendalaman teknik, monitoring, dan manajemen. Ada juga kelas senang-senang saja yang diperuntukkan bagi orang-orang yang hanya ingin bisa bermain musik dan mengenal alat musik. Hingga saat ini permasalahan dihadapi oleh musisi Indonesia adalah masalah pembajakan, bagaimana Anda menyikapi hal ini? Dan bagaimana pembajakan ini bisa terjadi? Menurut saya belum ada penanganan aktif dari pemerintah tentang pembajakan ini. Padahal jika pembajakan terus menerus terjadi, yang rugi juga pemerintah karena tidak adanya pemasukan dari segi pajak dan pendapatan dari beredarnya CD di masyarakat. Dan jika persoalannya kenapa pembajakan semakin merajalela, yah karena masyarakat juga membelinya. Hal ini karena masyarakat kita tidak atau belum terbiasa dengan kualitas suara yang bagus. Masyarakat kita masih terbiasa mendengar sebuah lagu hanya dari lirik dan belum dari musik secara keseluruhan. Makanya tidak heran jika CD pembajakan masih dicari oleh masyarakat. Indonesia memiliki banyak musisi namun sayangnya banyak yang tidak bisa bertahan lama, apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Bagi saya itu tergantung dari orangnya dan itu didasari dari keteraturan buah pikir kita. Dari berbagai buletin yang saya baca waktu kuliah di Amerika bidang Instruction Bass Program, sebetulnya di sana ada MI yang memang diperuntukkan bagi para musisi yang dirasa kurang “tajam” ketika berada di atas panggung. Kurikulum yang mereka berikan juga rata-rata tentang akting dan gaya ketika berada di atas panggung. Hal yang diberikan oleh MI, berbeda dengan tempat saya kuliah dulu. Di kampus saya diajarkan bagaimana menjadi pekerja di dunia musik termasuk bisnis yang dijalankan. Di situ saya diajarkan untuk menjadi seorang profesional namun bukan berarti menjadi penyendiri, tapi bagaimana menjadi seorang musisi yang mampu beradaptasi, intinya adalah pergaulan. Apa asaran Anda untuk mereka yang ingin terjun ke dunia musik Indonesia? Berpikirlah secara teratur dan mengetahui progres yang ingin kita capai. Biodata • Nama : Todung Pandjaitan •Tanggal Lahir : 24 September 1958 • Pendidikan : Dick Grove School Of Music, LA Amerika jurusan Instruksi Bass Universitas Woodbury, LA Amerika jurusan Desain Grafis • Musik : Produser Master Album Solo Indra Lesmana, Tragedi 1980 - Pendiri Grup Cynomedeus (CYNO) 1990 Pendiri Grup Musik Top 40 Calfunk dan C4 Blues • Perusahaan/Sekolah : - Management Artis PT. Art Circle Network (ARCI) - Gladiresik Music Lab • Buku : Boom Bass Tech tahun 2000. No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 17 Singer & Band Singer & Band GKS8 B erawal dari pertandingan menyanyi di sekolah (Sekolah Dasar), terpilih pemenang dan pilihan juri untuk bergabung dengan ekstrakurikuler Singing Band di sekolah. Ekstrakurikuler Singing Band angkatan pertama in imenamakan dirinya GKS8. GKS adalah nama sekolah mereka, dan 8 adalah jumlah mereka. Awalnya, GKS8 menyanyikan lagu anak-anak seperti lagu-lagu daerah, lagu dari Sherina, Tasya, dan lagu-lagu karangan A.T Mahmud dan Pak Kasur. Ketika diadakan kenaikan sekolah setiap tahunnya, GKS8 harus menampilkanlagu-lagu yang segar kepada pemirsanya, yaitu orang tua dan adik kelasnya. Hal ini menyebabkan pemilihan lagu harus sangat hati-hati, karena tentu saja, lagu yang dinyanyikan harus memiliki arti, makna, dan kata yang baik, agar aman ditiru oleh adik kelasnya. Beberapa kali kenaikan kelas terlewat sudah, menyebabkanlagu yang ternama telah banyak dinyanyikan.Tentu saja, GKS8 menghindari membawakan lagulaguterkenal yang telah menjadi hits, karena kebanyakan lagulagu tersebut, berlirik remaja dan dewasa. Akhirnya, inisiatif pertemuan para orangtua dan guru akhirnya sepakat untuk mencoba membuat lagu dan sumberdaya yang ada. Lagu yang bertemakan anak-anak, dengan materi musik yang sedang popular (Pop Rock, seperti JKT48 dll ), tetapi memiliki arti yang baik, dan sekaligus melancarkan Bahasa Inggris, salah satu orang tua murid yang dulu pernah rekaman dibawah naungan Musica Studio, Mas Aries, beserta Guru Musik sekolah GKS, Kak Acum Sudrajat, akhirnya memberanikan diri untuk memproduksi lagu untuk GKS8. Dengan bantuan studio dan aransemen Kak Aldo Mahir( yang menulis dan membawakan lagu Soundtrack film Kian Santang di MNC TV), lagu untuk GKS8 pun dibuat. POP THE DISCO, The Real Girlband D uo ini tak hanya bernyanyi, mereka juga memainkan alat musik. POP THE DISCO adalah the real girlband, gadis-gadis yang bermain band. Adalah FiA dan SARA, dua cewek yang bukan orang baru di industri musik. Fia adalah gitaris dan penyanyi solo yang sempat menelurkan album, juga pencipta lagu yang cukup dikenal. Sementara Sara adalah bassist yang cukup banyak terlibat dengan nama-nama besar musik tanah air, diantaranya menjadi bass-player untuk Superband, bentukan Aria Baron. Keduanya bertemu dalam band proyek bernama Thinkerbelle. Pertemuan Fia dan Sara melahirkan kedekatan dalam bermusik. Dari bermain bersama hingga mencipta lagu bersama, mereka kemudian menemukan satu formula yang bisa merepresentasikan musik keduanya. Maka lahirlah POP THE DISCO. Duo cewek yang memainkan musik senang-senang dalam aliran yang mereka sebut pop rock electro fun. Banyak terinspirasi dari band-band cewek diantaranya The Runaways dan Ting Tings, yang kemudian tercermin dari lagu-lagu Pop the Disco. 18 T-Koes Terinspirasi Koes Plus Menggunakan Sound Card Firewire 24 Presonus, MIC Behringer, Speaker Monitor Behringer, tak ketinggalan DAW Steinberg Nuendo paket dari Sound Card tersebut. Drum, Efek Gitar dan Keyboard dari musik ini dibuat dari VST Plugins Nuendo. Kelengkapan dari DAW ini pun dirasa sangat maksimum untuk memproses lagu hingga tahapan Mastering.Gitar, Lead Gitar, dan Bass, tetap dimainkan manual. Beat Drum dengan tempo yang cepat, iringan Gitar distorsi yang kuat, menghentakan semangat siapa pun yang mendengarnya. tak heran, bila remaja dan dewasa pun, cepat suka dengan lagu GKS8 ini, karena, biar pun itu lagu anak-anak, tetapi terdengar seperti lagu-lagu yang sedang terkenal lho. Anak-anak GKS8 pun pernah tampil sebagai bintang tamu di Idola Cilik di RCTI, kini, lagu GKS8 disebarkan melalui https://soundcloud.com/gks8/ sunshine, dan https://soundcloud.com/gks8/home dan beberapa sekolah juga ikut menyanyikan lagu-lagu GKS8. Setelah mengeluarkan single pertama yang berjudul Have Some Fun (2012), awal tahun ini Pop The Disco kembali dengan dua single sekaligus yaitu Move On dan Good Time. Dua lagu ini sudah diputar di radio-radio tanah air. Pop The Disco juga sedang mempersiapkan materi untuk mini album pertama mereka. Seluruh lagu dalam album ini bernuansa easy listening dan ceria, dengan lirik-lirik positif dan memberi semangat. Semoga karya Pop The Disco dapat memberi warna tersendiri bagi industri musik tanah air. T ahun ini, T-Koes masuk tahun ketujuh. Usia yang masih sangat belia bagi sebuah grup band. Namun, demikian sejumlah prestasi telah berhasil ditorehkan dan memunculkan sebagian remaja makin familiar dan menyukai tembang-tembang lawas, khususnya Koes Plus. Bukti kecil itu paling tidak bisa ditemui saat band yang terdiri dari Fajaru Al Azhari (Jaru )-(lead guitar/keyboard/vocal), Galifa Al Baladi (Gali)-(rythm guitar/vocal), dan Jim Qory Al Ghifari (Jim) -(bass guitar/vocal), merayakan HUT ke-7 di sebuah mal di Jakarta Selatan, pertengahan November silam, ratusan orang memadati area panggung dan mereka ikut bernyanyi dan berjoged. Perhelatan ini menjadi istimewa dengan kehadiran para istri personal Koes plus yang terdiri dari istri yon Koeswoyo, istri mendiang Tony Koeswoyo, dan istri mendiang Murry. Awal T-Koes Menurut Augusta, sang pendiri T-Koes, T-Koes singkatan nama idola grup ini yaitu Tonny KOESwoyo. Dalam perkembangannya, media terkadang menyebut T-Koes menjadi Titisan KOES plus, Tiruan KOES plus, Turunan KOES plus, Teen KOES plus, dsb. Seperti Koes plus, grup ini mengalami beberapa pergantian personal dan sekarang persis seperti Koes Bersaudara yang menjadi Koes plus yakni melibatkan orang lain di luar keluarga. T-Koes diisi dua adik kakak Gali dan Jim, serta additional untuk posisi drum yang sering diisi Augusta, yang tak lain adalah ayah Gali dan Jim, dan diluar mereka ada Jaru. Soul Lagi, menurut Augusta, yang sulit untuk membawakan lagu-lagu Koes plus adalah soul. Untuk itu, ia menanamkan pada diri, anak-anak dan personal grup bahwasanya soul dari grup idola mereka itu dulu yang harus didapatkan. Teknisnya, selain dengan sungguh mempelajari dan memainkan lagu-lagu Koes plus yang banyak genre, juga mempelajari dan memainkan tembang dari penyanyi atau grup yang pernah menginspirasi Koes plus dalam melahirkan karya-karyanya. Tak heran, bila jadwal latihan T-Koes setiap hari padat. “Mereka harus berlatih terus dengan beberapa lagu baru setiap harinya. Selain lagu Koes plus, mereka juga harus memainkan grup lainnya yang disukai Koes plus. Dengan itu, mereka bisa mengasah dan mengembangkan kemampuan bermusiknya,” ungkap Augusta, yang juga menuturkan menjelang kahir tahun 2014 berencana merilis album perdana T-Koes. No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 19 Singer & Band event Fani Citra Agustina Fani Citra Agustina lahir di Tangerang, 26 Agustus 1993. Fani mendalami dunia musik sejak kecil. Tak heran, bila ia punya visi dan misi dalam bermusik. Menurutnya, ikut berkiprah dan memajukan industri musik Indonesia sebagai visi dan misinya adalah memberikan yang terbaik untuk Fani sendiri, keluarga, teman-teman, dan fans melalui lagu Fani yang easy listening, dan dapat dinikmati untuk kalangan tua dan muda. Sejumlah penghargaan di bidang musik pun pernah ia torehkan. Misalnya, Juara 2 vocal junior Yamaha Sincere Music (2004) , Juara 1 vocalis putri terbaik antar SMA Tangerang (2009-2010), serta Juara 2 vocalis terbaik antar SMA Tangerang (2010-2011). F ajar Kelana Bastian biasa dipanggil Alle, selain aktif membuat film pendek yang disiapkan untuk sebuah festival film pendek tahun 2015, ia pun aktif bermusik. Baginya, musik bergenre pop dan rock terasa lebih asyik ditekuni. Terlebih lagi, bila nuansa aransemennya dikemas simple lantaran bisa lebih banyak pendengar, khususnya remaja. Sejauh ini, Alle belum memiliki album. Namun, ia telah menciptakan lagu. Bahkan, lebih dari satu. “Sudah ada beberapa lagu dari karya saya yang sudah di mixing dengan judul “ Bersamamu“ dan “Menjaga Satu Hati“ yang mana lagu tersebut duet dengan salah seorang penyanyi muda juga Tiara, namanya. Fajar Kelana Bastian 20 Untuk segenap aktivitas tersebut Alle mengaku mendapat dukungan dari orangtua. “Khususnya mama, karena mama juga orang yang suka seni terutama seni peran dan waktu membuat film pendek mama sangat banyak membantu, karena beliau juga terampil dalam penata make up dan busana untuk film .” Tak terkecuali, untuk aktivitas musik. Karenanya, Alle berharap agar kelak dapat mengharumkan blantika musik Indonesia. P T Musik Cakrawala (PT MMC) sebagai distributor tunggal alat musik dan sound system di Indonesia untuk keempat kalinya menggelar acara tahunan bertajuk Sabian Day. Acara ini setiap tahunnya mampu memancing komunitas terkait dunia drum, seperti pemain, pemerhati, dan penyuka drum untuk datang dan menyimak deretan acara yang ditampilkan. Sabian Day keempat diadakan di Auditorium Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (5/12), dan menghadirkan beberapa drummer beken. Para drummer tersebut terdiri dari Fajar Satriatama (Edane), Ray Prasetya, Alvin (Noxa), The Angel Percussion, JP Millenix, dan menghadirkan bintang tamu drummer internasional Sabian asal Amerika yang tengah popular melalui penampilannya di youtube, yakni Cobus Potgeiter Sebelum pertunjukkan digelar dilakukan press conference pada sore hari. Dalam kesempatan tersebut, Hendry Kaihatu, MarCom manager PT MMC, mengungkapkan bahwasanya konsep dari Sabian Day selalu menitikberatkan pada tiga pilar, yaitu education, care, dan perform. “Tiga pilar itu adalah alasan kami membuat event Sabian Day,” lanjut Hendry. “Setiap tahun kami membuat konsep berbeda dari pertama sampai sekarang. Pada 2014 sedikit ada perbedaan dengan mendatangkan Cobus dan bintang-bintang dari dalam negeri,” katanya. Hal senada juga diungkapkan Sandy Andarusman yang juga drummer dari PAS Band. “Kami selalu bikin sesuatu yang beda. Kami tidak mau bikin parade drummer yang melibatkan banyak drummer karena cukup banyak drummer yang di-endorse oleh Sabian. Mudah-mudahan hari ini akan seru,” ucap Sandy yang juga diendorse oleh Sabian. Jumpa pers ini pun dihadiri para drummer pengisi acara seperti Fajar Satriatama (Edane), Ray Prasetya, Alvin (Noxa), JP Millenix, dan Cobus Potgeiter. Mereka menyampaikan kesan dan pesannya sebagai drummer yang diendorse oleh Sabian. Misalnya, JP Millenix yang mengungkapkan perasaan senangnya bisa terlibat pada event Sabian Day kali ini. “Perasaannya nervous berada di antara drummersenior yang jago-jago. Pokoknya seneng banget,” ujar JP yang pernah tampil Indonesia Mencari bakat. Begitu pula Ray Prasetya, drummer muda, yang pernah tampil di Idola Cilik. “Pokoknya seneng, Alhamdulilah, bersyukur banget bisa di-endorse Sabian karena dari kecil memang enggak pernah pakai simbal lain selain Sabian,” papar Ray. Sementara itu, Fajar Satriatama, drummer Edane mengungkapkan, “Sabian mempunyai sound yang bagus dan inovatif. Sound-nya cocok dengan segala jenis musik dan sesuai kebutuhan. Itu keunggulannya Sabian.” Hal senada diamini Sandy dan Alvin yang memang sudah lama menggunakan Sabian sebelum di-endorse. Menurut Sandy, masih banyak drummer lain yang juga menggunakan simbal Sabian seperti Brian Sheila On 7, Eno Netral, Agung Dewa 19, Ikmal Tobing, Adri Nidji, Jerinx SID, Aksan Sjuman, dan Titi Rajo Bintang. Sekitar dua jam selepas jumpa pers, pengunjung dari anak-anak hingga orang tua terus berdatangan dan menyesaki ruang auditorium yang menjadi lokasi acara puncak untuk menyaksikan performa para drummer. Acara pun dibuka dengan penampilan The Angel Percussion yang melakukan aksi drum pada midley beragam lagu, di antaranya We Will Rock You (Queen). Penonton tersimak asyik menikmati sajian tersebut hingga puncaknya adalah penampilan drummer Cobus Potgeiter yang terkenal dengan video-videonya di YouTube. Penampilan drummer yang mengaku pertama kali gebuk drum saat di gereja dan baru belajar drum pas remaja tersebut berhasil memenuhi dahaga para penonton yang cukup lama menanti. Semoga, Sabian Day terus digelar dan kemasan acaranya semakin menggigit. No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 21 School review Headphone Skullcandy Hesh 2 Wireless D Speaker Sony SRS-BTX300 T ampilan fisik speaker ini minimalis dan cukup anggun. Artinya, walaupun terlihat sederhana, mata masih bisa menikmati tampilan fisiknya. Kombinasi warnanya pun tak ramai. Dengan warna hitam yang diselingi warna perak di bagian pinggir bodi speaker. Sebagai speaker yang memiliki tombol banyak lantaran konsekuensi dari aneka fitur yang ditawarkan dalam satu bodi tidak sekedar merepro suara, Sony SRS-BTX300 meletakan aneka tombol seperti indikator baterai, sensor NFC, volume dan tombol lock release untuk membuka bagian pinggir sebelah kanan pada bagian atas bodi sehingga bisa berfungsi menjadi penyangga saat bodi diletakkan. Adapun, untuk tombol lain seperti Power, Bluetooth Pairing, Audio In dan Sound ditempatkan di bagian dalam danpada bagian belakang ditempatkan port yang antara lain terdiri dari DC-In, Jack Audio In, Bluetooth Standby, Reset, dan USB. Dengan bobot 1,6 kg, speaker ini cukup mudah dipindah tempatkan di tempat yang disukai. Saat menguji speaker ini, MusicReview coba memutar beberapa tembang dari beragam genre yang umumnya dimainkan secara bluetooth. Mulai dari tembang yang slow dengan dominasi vokal hingga yang dominan dengan keluaran suara dari instrumen musik tertentu. Misalnya, tembang “Royal”d ari Lorde yang pada awal lirik dominan menghadirkan bunyi bas. Nah, saat merepro keluaran dari elemen ini masih tersimak bas yang kurang tebal. Adapun, vokal yang direpro masih tersimak alami dan bersih. Hal senada tersimak dalam beberapa lagu lain. Secara umum, “jujur” dalam merepro audio. Artinya, bila satu lagu memiliki kualitas yang memang kurang baik, keluaran reproduksi audionya pun terdengar kurang maksimal. Kelebihan: Merepro audio dari beragam genre dengan lumayan OK. Kelemahan: repro keluaran frekuensi rendah kurang bertenaga. Nilai: Spesifikasi: Sistem Speaker: 70 mm x 2 (full range). Tipe Enclosure : Model ‘Passive Radiator’. Keluaran daya: 10W+10WW (AC Adaptor), 4W+4W (Baterai). Koneksi : NFC, Bluetooth 3.0. Input : Stereo Mini Jack. Output : USB Terminal. Daya : 12,5V. Baterai : Li-ion Battery. Dimensi : 34,1 x 11,5 x 5,85 cm. Berat : 1,6 kg. 22 i Indonesia, merk ini memang belum sepopuler Sony, Sennheiser, Behringer, tapi untuk kualitas dan harga yang ditawarkan terlihat jelas, segmen yang dituju adalah menengah atas. Artinya, tak beda jauh dengan segmen pasar dominan yang dibidik tiga merek diatas. Tak mau kalah, Skullcandy menghadirkan banyak model yang bisa dijadikan pilihan terkait headphone. Salah satunya adalah Skullcandy Hesh 2. Skullcandy Hesh 2 yang mampir ke ruang redaksi untuk diuji memiliki motif ala army look. Sebuah tampilan desain menarik dan beda dari kebanyakan merek dan model, tak terkecuali tiga merk diatas yang lebih suka menampilakn model dalam kemasan warna solid seperti hitam yang dominan. Sejatinya, Skullcandy Hesh 2 memiliki rentang tanggapan frekuensi 18Hz - 20Hz. Impedansi 35 ohms yang memang menjadi spesifikasi dominan dari peranti seperti pemutar MP3 dan peranti mobile kecil lainnya tanpa amplifier khusus yang mampu mendukung daya pada headphone dan bisa menjadi jaminan kualitas yang reproduksi suara yang dihasilkan. Tentunya, ini baru sebatas “bahasa” spesifikasi. Dengan langkah mencoba baik dengan memutar lagu dengan mengaktifkan bluetooth tentunya bisa lebih terukur kualitas yang dihasilkannya. Saat mencoba headphone ini, sejumlah lagu dimainkan, mulai dari lagu Indonesia hingga lagu barat dengan beragam genre. Kualitas vokal yang dihasilkan secara umum alami tersimak dengan lapal yang jelas. Headphone pun “jujur” mengungkap kualitas suara dari setiap lagu yang memang berbeda kualitas. Dengan kata lain, semakin bagus kualitas file lagu yang diputar, semakin bagus pula keluaran yang dihasilkan. Bunyi beragam instrumen yang dihasilkan pun secara umum, jelas dengan keluaran bas yang terbilang solid. Namun, dalam beberapa lagu, tersimak repro trebel yang terdengar kurang kuat. Saat menyimak beragam tembang ini ada hal lain yang perlu diperhatikan yakni kenyamanan menyimak. setelah lebih dari lima lagu, tekanan bantalan pada kuping mulai berasa mengetat dan sedikit mengurangi kenya­ manan. Kelebihan: Dengan menyimak beragam lagu dari beragam genre musik, repro vokal, instrumen musik, tersimak jelas dan alami. Reproduksi keluaran bas secara umum pun solid. Kelemahan: Saat menyimak lagu dalam durasi yang lebih lama atau lebih dari setengah jam, perlu sesekali merenggangkan speaker pada telinga agar kenyamanan mendengar tetap terjaga. Nilai: Spesifikasi: Tipe: Over-ear (Closed). Driver: 1/telinga. Ukuran Drvider: 50. Respon Frekuensi: 18-20 Hz. Impedansi: 35. Sensitivitas: 105. Koneksi: 3,5 mm stereo. Dimensi: 7,5 x 6,9 x 3,2 inch. Berat: 6,35 ons. Gilang Ramadhan Studio Band (GRSB) Lebih lanjut Taufik menambahkan bahwa Gilang Ramadhan selaku founder, menekankan pendidikan musik di GRSB ini diawali dengan memainkan drum terlebih dahulu. Mengapa demikian? Karena melalui drum, mempelajari musik akan jauh lebih mudah. Yang dipelajari dan dikenalkan adalah ritme atau ketukan sehingga anak-anak kecil pun akan lebih cepat mengikuti. Fasilitas dan Tenaga Pengajar G ilang Ramadhan Studio Band (GRSB) adalah sebuah lembaga pendidikan musik bagi semua umur dengan sistem kurikulum yang telah disesuaikan dengan sekolah musik berstandar internasional. Lembaga pendidikan musik yang didirikan oleh Gilang Ramadhan dan Pra B. Dharma pada tahun 2007 ini, kini telah memilki cabang-cabang GRSB yang tersebar di kota-kota besar seluruh Indonesia, lebih dari 30 cabang. “Awalnya, GRSB ini adalah Gilang Ramadhan School Drummer (GRSD) yang didirikan pada tahu 2007 dan hanya fokus pada drum. Lalu pada tahun 2010, GRSD berubah menjadi GRSB dan mengajarkan tidak hanya drum, tetapi juga gitar, bass, piano, dan vokal,” ujar Taufik Ismail, General Manager GRSB. S Jka dulu GRSB hanya fokus pada drum, kini GRSB juga mengajarkan vokal dan alat musik yang lain seperti piano, organ, gitar, dan bass. Fasilitas yang tersedia cukup memadai dan baik. Khusus untuk drum, siswa pertama kali diperkenalkan berlatih menggunakan drum pad (terbuat dari karet dan tidak mengeluarkan bunyi). Barulah setelah cukup mengerti akan ketukan atau ritme, siswa berlanjut berlatih menggunakan drum set yang sebenarnya. Drum pad ini merupakan hasil temuan dan inspirasi dari Gilang Ramadhan. Para tenaga pengajar juga berasal dari kalangan musisi profesional dan juga musisi akademisi. Para pengajar yang mengajar di GRSB ini merupakah hasil seleksi langsung Gilang Ramadhan. Selain itu, kurikulum yang disusun berdasarkan pengalaman Gilang Ramadhan sendiri selama menekuni pendidikan musik di luar negeri, maupun dari hasil pengalamannya sebagai musisi. Beat DJ School ekolah DJ (DISK JOCKEY) yang bisa menjadi pilihan untuk mengeksplorasi bakat dan hobi dalama dunia DJ ini berdiri tahun 2013. Sekolah memiliki tiga ruang utama yang dijadikan area belajar. Tiga ruang tersebut dilengkapi perangkat DJ yang sudah memenuhi standar, antara lain speaker KRT Portable. Adapun, peranti utama dalam ruang sebagai berikut. Ruang 1: Turntable rechnies MK 2 .Mixer DJM 800 .PIONEER Ruang 2: CDJ 2000 NEXUS .DJM 2000 NEXUS Ruang 3: CDJ 2000 NEXUS .DJM 2000 NEXUS Ruang ini digunakan untuk beberapa kelas yang dita­ warkan yakni Basic class dan Basic class. BEAT DJ School didu­ kung pelatih yang amat senior yaitu DJ Jun dan Salah satu Dj wanita yang lagi beken banget DJ Stella atau lebih populernya dengan nama DJ Usa. DJ Usa ini aktif juga dengan Event Organizer dengan Number Sixth , nama dari EO ini juga karena ada enam orang DJ pilihan yang terkabung dalam EO mereka. So, buat kamu yang mau bergabung bisa langsung ke Jl. Tebet Raya no 54 c – Jak-Sel . No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 23 Tips & Trick BASIC HAND WARMING UP FOR DRUMMERS (PART 1) Bagi seorang drummer, sesi warming up atau sesi pemanasan merupakan bagian penting sebelum memulai sebuah aktivitas bermain drum. Sebagaimana yang dilakukan oleh seorang atlit yang hendak melakukan aktivitas berolahraga, sesi warming up menjadi bagian penting yang perlu dilakukan agar terhindar dari cedera. Mengingat bermain drum merupakan aktivitas fisik yang menuntut stamina yang prima, ada baiknya jika sebelum melakukan aktivitas ini kita menyempatkan diri untuk melakukan warming up. D alam rubrik kali ini, saya ingin berbagi konsep dasar untuk melakukan warming up. Pada bagian pertama konsep ini, kita akan mulai berlatih dengan empat bentuk pecahan not yakni pecahan not seperempat (1/4), not 24 seperdelapan (1/8), not triplet seperdelapan (1/8,) dan not seperenambelas (1/16). Selain itu, kita juga akan menggunakan beberapa variasi bentuk sticking yang berbeda yakni single hand sticking (RRRR / LLLL), alternate hand sticking (RLRL / LRLR), dan double hand sticking (RRLL / LLRR). Untuk melatih materi ini, saya menyarankan agar para drummer pemula berlatih menggunakan metronome. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar setiap not yang dimainkan dapat akurat secara tempo, tidak rushing ataupun dragging. Bagi drummer pemula, ada baiknya mulai melatih materi ini dari tempo lambat dan perlahanlahan menaikkan temponya sebanyak 5 atau 10 BPM dari tempo sebelumnya; hingga batas tempo maksimal yang dapat dimainkan oleh anda. Adapun dalam melatih materi ini, para drummer pemula dapat mempergunakan drum pad sebagai alternatif media untuk berlatih ataupun dapat secara langsung mengaplikasikan-nya pada drum set. Untuk pengaplikasian di drum set, saya menyarankan agar melatih materi ini di bounce surface seperti snare drum dan less bounce surface seperti tomtom / floor tom. Tujuannya ialah agar tangan kita menjadi terlatih memainkan berbagai bentuk not tersebut dengan tone yang solid, di setiap bagian drum set yang memiliki permukaan dengan tingkat bounce yang berbeda. Dalam melakukan sesi warming-up, kita juga perlu membangun endurance tangan kita. Untuk itu, saya menyarankan agar setiap exercise dimainkan selama beberapa menit (misalnya 3 - 5 menit per exercise) sebelum beralih untuk memainkan exercise selanjutnya. Berikut ini saya lampirkan materi warming up-nya untuk anda. Selamat berlatih… Profile: Martin Lo has been working as a professional musician and educator for years. He received a Bachelor Degree in Communication Science from Universitas Pelita Harapan and then continues his music education at The Collective School of Music in New York City. During his music study, He received Perfect Attendance Award and Most Improved Student Award from the school where he studied. As a musician, he has worked with a number of Indonesia reputable musicians and even international musicians. His achievements were proven through his performances in many prestigious events and gigs such as Jakarta International Java Jazz Festival, Jakarta International Jazz Festival, Jazz Goes To Campus Festival, and etc. As an educator, He currently gives private drum lesson in his home studio and works as a drum lecturer in Indonesia Music Institute and Jakarta Drum School. No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 25 Tips & Trick Berpikir, Bermain, dan Menjadi Cerdas dengan Organ Tunggal bisa dibentuk melalui pengalaman jam terbang bermain dan pergaulan antarmusisi. Ada sebuah opini: “teknologi dibuat untuk memudahkan orang dalam melakukan segala hal”, dalam hal ini perlu ditambah dengan kalimat: “yang didukung dengan skill yang memadai”. Contoh: Yamaha mengembangkan teknologi Super Articulation pada suara saxophone, tentu tidak akan ada artinya jika kita memencet tuts dengan asal-asalan, karena teknologi tersebut bisa dirasakan ketika kita bisa bermain stacatto atau legato. 1.1. Fingering Fingering atau penjarian adalah memiliki peranan yang cukup vital karena tidak semua lagu berisi not yang mudah dimainkan, oleh karena itu dibutuhkan fingering yang memadai. Berikut saya berikan gambaran mudah untuk latihan penjarian. Nomor Jari 1 = jempol 2 = telunjuk 3 = tengah 4 = manis 5 = kelingking O rgan Tunggal (OT), belakangan kalau kita berkunjung ke resto/cafe/food court hingga ke acara resepsi pernikahan/khitanan, sering kita menemukan bentuk hiburan musik yang satu ini, dan biasanya pasti ada request atau tamu yang mau menyumbangkan lagu. Beragam keyboard yang sering digunakan, dari Casio, Yamaha, Roland, Technics, Korg, dan mungkin ada player lain yang menggunakan merkmerk yang tidak “umum”, seperti Medeli, Techno, dan lain-lain. Sebagai pelaku dan penikmat musik (termasuk OT), terkadang patut disayangkan bilamana pada sebuah pementasan, sebuah keyboard tipe terkini dimainkan ala kadarnya, atau bahkan mungkin untuk menutupi kekurangan skill-nya, player-nya menggunakan data MIDI file melalui media penyimpanan eksternal. Jadi, bagaimana sebaiknya menjadi seorang pemain keyboard (OT)? Saya akan mengupas dari dua sisi: skill dan teknologi. 1. Skill Skill atau kemampuan jelas perlu pada saat bermain. Skill bisa diperoleh melalui pendidikan, baik berupa kursus ataupun perkuliahan. Di samping itu, skill juga 26 C 1 D 2 E 3 F 1 G 2 A 3 B 4 C 5 Untuk Do=F F 1 I C D E II D E F# III E F# G# IV F G A V G A B VI A B C# VII B C# D# Contoh: lagu dengan progresi dibawah ini (Do=C) I VIm IIm V C Am Dm G Menjadi (Do=F) I F VIm Dm IIm Gm V C Contoh pada progresi yang sama, perubahan di chord Am nya Posisi jari ini berlaku untuk semua semua nada tuts putih, kecuali F Nada Jari C D E Berkaitan dengan perihal chord, tentu tidak lepas dari chord substitution. Ada beberapa cara chord subtitution, salah satunya tri-tone subtitution, yaitu jarak 3x wholetone (jarak 1 nada) dari chord asal atau 1/2 chord dibawah chord ke-V nya, misal C menjadi F#, G menjadi C#, A menjadi D# alias Eb Contoh penjarian tangan kanan untuk 1 oktaf Do=C Nada Jari mempelajari chord, semestinya Anda juga bisa mengerti untuk membuat solo improvisasi (chordal soloing). Masalah transposisi (transpose) kadang menjadi hal yang disepelekan. Banyak player menggunakan transpose karena mengejar praktisnya saja. Berikut sedikit tips dari saya: jangan berpikir dan mengingat chord dalam abjad, tapi gunakan angka (roman numeral), contoh: G 2 A 3 Bb 4 C 1 D 2 E 3 F 4 Latihan penjarian yang lain bisa dicari di buku Hanon yang lain dan keduanya bisa dikombinasikan dengan stacatto dan legato untuk melatih artikulasi nada yang lebih beragam. 1.2. Chord Pengetahuan tentang chord jelas vital di dunia OT. Mulai dari chord triad, sixth (6th), seventh (7th), ninth (9th), add 9th, diminished, augmented, suspended, dan lain-lain jelas sangat berguna dan akan menunjukkan skill Anda selama tidak diumbar secara berlebihan. Tentu saja pengetahuan chord bukanlah semata-mata mengetahui bentuk chord di atas saja, tapi juga bagaimana kita bisa memakai dan mengembangkan progresi chord dalam sebuah lagu, dan bila Anda cukup punya waktu untuk Dm... G7... Em... Am... menjadi Dm... G7... Em... Eb dim... 1.3. Hearing Hearing atau pendengaran yang baik sangat diperlukan untuk pemusik. Bukan sekadar “mendengar” dalam pengertian harafiah saja, tapi mendengar dalam artian mampu menerjemahkan nada dan chord yang didengar ke dalam permainan. Hearing yang baik bisa dilatih dengan ear training yang sederhana, misalnya, untuk melatih hearing chord dengan kita mendengarkan lagu yang kemudian kita tulis dalam bentuk roman numeral dan memainkan kembali chord tersebut. Selain kemampuan untuk menterjemahkan chord, perlu diperhatikan juga hearing untuk mendengar dan “menebak” nada dasar. Hal ini sering terjadi pada sebuah situasi ketika ada orang yang mau menyumbangkan lagu, tapi dia tidak tahu nada dasar yang sesuai untuk range vokal dia. Perlu diperhatikan juga, bahwa ketika mencari nada dasar, player juga harus bertanggung jawab untuk memberikan alternatif terbaik untuk meyelamatkan penampilan. Ingat, tamu adalah raja, artinya kita harus men”aman”kan posisi dia sebagai penyanyi ketimbang posisi aman kita sebagai player. 2. Alat (Teknologi) Keyboard dalam beberapa dekade belakangan sudah berkembang pesat teknologinya. Tiap brand keyboard mengembangkan teknologi suara. Apapun nama teknologi yang mereka kembangkan, semua tujuan nya satu: menghasilkan suara instrumen serealistis mungkin. Amat disayangkan bila seorang player memiliki sebuah keyboard dengan teknologi terkini, tapi tidak dimanfaatkan secara maksimal dan menjadi mubazir. Yang menarik: ada player OT yang beralih menjadi “disket/flashdisk player” bukan “keyboard player”. Bila dalam sebuah penampilannya, katakan 2 jam, semuanya mengandalkan data MIDI file dari disket/flashdisk. Okelah kalau beberapa lagu yang memiliki kompleksitas aransemen yang cukup ribet, tapi bukan berarti harus mengandalkan sequencer selama durasi penampilan. Saya tidak menyalahkan fasilitas penyimpanan eksternal, karena fasilitas itu sangat bermanfaat untuk me-loading data style, registrasi, dan backup data lainnya. Jadi, bagaimana sebaiknya? Upgrade diri Anda dengan memperkaya ilmu dan skill, agar ketika Anda dalam keadaan terburuk sekalipun, Anda bisa menghibur orang dengan keyboard apapun yang ada , dan tentu saja ketika memainkan keyboard harga 1-2 juta jangan berharap banyak seperti memainkan keyboard harga di atas 10 juta dan pertimbangkan keyboard apa yang akan Anda beli, karena beli keyboard tidak semudah beli kerupuk. Pastikan sesuai dengan “gaya bermain” Anda. Sebaiknya hindari membeli keyboard dengan teknologi yang sekiranya akan mubazir di tangan Anda. Biografi: Triono Pudji Suseteo – Keyboard Instructor Latar Belakang Pendidikan : - SMA Negeri III Bogor, 1991-1994 - Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta, Faculty of Communication, Journalism, 1994 • Pengalaman Profesional : - Pianist at Bina Vokalia Bogor, 1992-1994 - Recording with Native Band for compilation album Pesta group, Musica Studio 1996 - Additional Keyboardist for Idang Rasjidi Quintet, 1998 - Record and Perform with Bunglon Band, 2002-2003 - Performing on Cosmopolitan FM Happy Hours, 2005-2010 - Perform, compose and music directing for various artist : Afgan, Abdul n Coffee Theory, Andien, Andity, Barry Likumahua Project, Tangga, Warna, Shanty, Yuni Shara, Rani, Harry Toledo n Friends, Tompo, Los Morenitos, Asian Beat Indonesia, Mario Teguh Golden Ways - Music composer for opening title and bumper on Bulletin Sinetron, RCTI, 1996 - Music composerfor Satelindo GSM, TV commercial, 1996 - Music Programmer for Festival Vokal Chic’s Music, 1997 - Music composer for several artist such as : Bunglon, Tania - Music composer for radio commercial Huxley’s Wintogeno, 2007 - Music Composer and Programmer for Jazznova, Platinum, 2006 No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 27 SongWriting Dimana Menemukan Judul Yang Baik? B iarkan mata dan telinga Anda terbuka untuk judul yang baik dan memiliki energi. Aksi kata-kata, gambar, atau frasa singkat dapat menjadi judul yang baik. Perhatikan judul menarik yang biasanya ada pada berita utama di surat kabar. Berikut adalah beberapa contoh judul menarik yang diambil dari majalah popular “A Dream On The Edge”, “Hiding In The Shadows” , “What You Can’t Change”, “Slipping Away”. Kembali lagi ke diri Anda dan dengarkan diri Anda sendiri dengan melakukan kebiasaan-kesadaran menulis. Menulis atau mengetik secepat Anda bisa, mencoba untuk tidak berpikir atau membuat penilaian, kemudian lihat kembali dan mencari frase yang baik. Ketika Anda mendengarkan orang lain atau melakukannya sambil menonton televisi, maka akan ada sudut kecil yang menangkap perhatian Anda dan mengganggu pikiran Anda. Mulailah dengan membuat daftar judul. GO AHEAD & DO IT! – Mulai buat daftar judul Anda sekarang. Ambilah sebuah buku atau majalah, atau memindai frase pendek yang menarik. Tuliskan setidaknya tiga frase. Gabungkan dan cocokkan kata-kata dalam frase, ganti dengan kata-kata Anda sendiri, cobalah bermain dengan banyak ide. Cobalah gunakan satu kalimat yang membuat Anda bisa menulis lagu. Terus mencari frase yang tepat hingga Anda memiliki sesuatu yang Anda sukai. Gambarlah sebuah lingkaran besar di sekitar frase itu! 28 Ubah Judul Menjadi Sebuah Lirik. Dari Sekarang! Sekarang, mari kita mulai untuk mengubah judul Anda menjadi lirik yang besar dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari judul. Jika Anda menggunakan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebagai petunjuk, maka Anda akan mendapatkan…. • Selesaikan setiap lagu yang Anda Tulis • Dengarkan setiap saat lagu Anda • Jadikan lagu Anda seperti yang Anda mau. Berikan Pertanyaan Tersembunyi Anda Pada Judul! Setiap judul memiliki pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab. Pertanyaan-pertanyaan akan muncul dari orang-orang di sekitar Anda, sebagian lagi datang dari para pendengar. Anda harus menjawab keduanya. Bisa disimak contoh di bawah ini. Ambil contohnya pada judul lagu “Heartbreak Hotel”. Beberapa akan mengajukan pertanyaan seperti : Apa itu Hotel Patah Hati? Apa yang terjadi disana? Dimana lokasinya? Tentu saja pertanyaan-pertanyaan itu ibarat sebuah batu yang semakin membesar. • Apa itu Hotel Patah hati? Yaitu tempat dimana bayi Anda pergi meninggalkan Anda (meninggal). • Apa yang terjadi disana? Kesedihan dan tangisan sang pecinta. • Dimana lokasinya? Di ujung jalan kesendirian yang menurun. Ada lagi judul lagu“I Knew You Were Trouble” dari penyanyi Taylor Swift. Menimbulkan pertanyaan “Siapa yang bermasalah?”, “Masalahnya seperti apa?” dan Bagaimana merubah itu semua? Jika pertanyaan-pertanyaan tadi tidak dijawab dalam lirik lagu, maka pendengar akan merasa kecewa dan pergi meninggalkan lagu tersebut. Di negara-negara besar, lagu seperti “You Gonna Miss This” yang dinyanyikan oleh Trace Adkins, pendengar akan bertanya “Apa yang hilang?” dan “Mengapa kita kehilangan itu?”. Amati lirik lagu tersebut dan Anda akan terkejut dengan jawabannya!. Ini adalah contoh lagu yang bagus. Ini akan membuat Anda bertanya-tanya dan mereka menjawabnya dengan sesuatu yang segar. Anda dapat memilih pertanyaan yang ingin Anda jawab. Namun, pastikan untuk bertanya dimana pendengar bisa menjawabnya juga. Jika Anda adalah seorang pendengar, apa yang ingin Anda tahu? Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering ada dalam sebuah judul? Apa maksud dari judul lagu tersebut? Bagaimana perasaanmu terhadap itu? Apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Apa yang Anda fikirkan atau apa harapan Anda selanjutnya? GO AHEAD & DO IT! Kembali dan lihat judul yang dilingkari. Apakah ada pertanyaan yang disarankan kepada Anda, salah satunya yang ingin dijawab dalam sebuah lagu? Buatlah daftar pertanyaan yang ingin Anda jawab. Kemudian tambahkan pertanyaan yang Anda pikir para pendengar bisa menjawabnya. Apakah mereka mengerti judul lagunya? Apakah Anda harus menjelaskan apa artinya? Apakah Anda akan memberitahu mereka? Mulailah menulis beberapa jawaban Anda dari sekarang. Jangan repot-repot untuk menulis sajak atau lirik. Katakan saja apa yang ingin Anda katakan. Itu adalah tempat terbaik untuk memulai lagu karena lahir dari dalam hati Anda. Gunakan Gambar Untuk Membuat Lagu Anda Lebih Hidup Sama seperti potter yang memiliki tanah liat dan pelukis yang memiliki tabung cat, penulis lagu memiliki gambar, kata-kata tindakan, dan konsep segar. Ini adalah bahan utama Anda. Anda akan berkreasi dengan menggunakan kata-kata, frase, dan gambar yang sesuai dengan judul lagu Anda. Buatlah daftar kata-kata dan gambarkan judulnya. Katakanlah judul lagu Anda berjudul “You Make Me Smile”. Untuk memciptakan bahan baku dari judul tersebut, fikirkan sebuah kata dan gambar yang terkait dengan senyuman!. Kita dapat memulainya dengan kata yang jelas seperti “Bahagia”, “Cerah”, “Terang” dan “Menyenangkan”. Ini adalah kata-kata yang dapat Anda gunakan sebagai lirik lagu Anda, singkat, tapi abstrak. Mari kita coba ciptakan kalimat dengan kata-kata tersebut dan membuat pendengar untuk tersenyum. Ambil contoh kata “menyenangkan”. Apa hal yang menyenangkan, pikirkan apa yang membuat orang tersenyum? Hiburan, menari. Orang akan merasa berbahagia ketika pergi ke taman hiburan seperti Disneyland. Jadi, mari kita gambarkan hiburan yang ada di taman hiburan, mungkin roller coaster. Itu hanya ide-ide kasar. Usahakan untuk tidak menilai baik atau buruk pada tahap ini. hanya menuliskan apa yang datang kepada Anda. Anda tidak mungkin menggunakan semuanya, tapi ada beberapa yang sesuai dengan lagu Anda. Sekarang mari kita coba kata “Cerah”. Jelas kata itu membuat saya berpikir tentang sinar matahari , yang membuat saya berpikir tentang musim panas dan berada di luar ruangan, yang membuat saya berpikir tentang rumput, pohon, dan bunga. Bunga membuat saya berpikir tentang warna-warna cerah- emas, merah, ungu - dan lebah berdengung di sekitarnya. Jadi, sekarang kita memiliki kata-kata yang bersifat citra mental – lebah, bunga, sinar matahari, pesta, menari, roller coasters! Semua itu dilakukan dengan senyuman dan perasaan yang baik. Dan mereka datang dari sebuah kata yang berubah menjadi banyak. Ada kata-kata tersebut dalam sebuah lagu hits yang berjudul “Smile” dan dibawakan oleh Uncle Kracker. Perhatikan berapa banyak katakata yang tadi kita bahas. Anda membuat saya menari seperti orang bodoh Lupa bagaimana bernapas Bersinar seperti emas Berdengung seperti lebah Hanya memikirkan Kamu saja bisa membuat aku liar Oh… Kamu membuat aku tersenyum Sekarang pendengar akan mengambil gambaran perasaan ketika penyanyi mengucapkan kata-kata tersebut. ini adalah salah satu yang paling penting bagi setiap pencipta lagu. mendengar lagu ini di Spotify, melihat liriknya di media online atau melihat videonya akan terdengar sangat menyenangkan dan ide dasar untuk tersenyum!. TIPS: Setelah Anda memiliki daftar katakata yang terkait, membuat daftar kata-kata dan gambar yang kontras, orang-orang yang menyarankan sebaliknya. Sebagai contoh, saya menulis sebuah lagu yang berjudul “California Girl.” Jelas kata-kata yang terkait dengan itu akan mencakup musim panas, matahari, kehangatan, gelombang, air, pasir, merasa bebas - semacam berada di surga. Kata-kata yang kontras dengan itu adalah musim dingin, bulan, dingin, api (kontras dengan air) dan perasaan terperangkap (lawan dari perasaan bebas). GO AHEAD & DO IT! Buatlah daftar kata-kata, gambar, dan frase yang berhubungan dengan judul Anda. Tuliskan katakata tunggal atau frase singkat. Jangan berpikir tentang irama atau masuk akal pada saat ini. Dan coba untuk tidak bersikap kritis terhadap ide-ide Anda - hanya menulis apa yang datang kepada Anda. Kemudian, buatlah daftar kata-kata yang kontras, gambar, dan frase. Menulis katakata sebanyak yang Anda bisa pikirkan di setiap kolom. Biarkan satu ide berkembang ke yang lain dan ikuti kemana ide tersebut membawa Anda. Ini adalah latihan yang bagus untuk mengembangkan kreativitas!. No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 29 Buyer's guide Alesis Elevate 5 BEYERDYNAMIC M 99 Rp 2.610.000,- The standard microphone for instruments & on-air broadcasting Characteristic : • Suitable for vocals , radio announcers , instruments , and kick drum • Hypercardioid polar pattern • Switchable presence accentuation and equalisation for bass drum • Rugged construction • Integrated elastic suspension • Extremely linear frequency response Price : Rp 6,250,000 BEYERDYNAMIC M 59 The vocal dynamic microphone for indoor & outdoor broadcasting Characteristic : • Hypercardioid polar pattern • Low mass, large diaphragm • Fast transient response for increased sonic accuracy • Internal shockmount reduces handling noise • Tailored frequency response for rich, crisp sound • Enhanced-Field Rare Earth Magnet for high output and sensitivity • Non-glare Nextel® finish Price : Rp. 5,250,000 BEYERDYNAMIC CUSTOM ONE PRO Professional headphone for studio and home applications Features : • Closed headphones • Variable bass reflex system via " Custom Sound Slider " • High efficiency due to 16-Ohm drivers • Rugged headband made of spring steel • Single-sided, plug-in type connecting cable • Soft , replaceable ear and headband pads. Price : Rp. 3,000,000 BEYERDYNAMIC TG 35 VD Dynamic microphone (supercardioid) for vocals with On/Off switch. Characteristic : • Supercardioid polar pattern • Flat , wide frequency response for uncoloured sound reproduction • Rugged construction • Excellent isolation from unwanted sound Price : Rp. 1,250,000 30 Fender Candy YLW Custom S Rp 49.990.000,- BEYERDYNAMIC DT 770 PRO, 80 OHM The perfect monitoring headphone for recording studios, post production or broadcasting Characteristics: • Closed diffuse-field studio headphone • “Bass reflex” technology for improved bass response • Comfortable fit due to rugged, adjustable, soft padded headband construction • Robust, easy serviceable construction as all parts are replaceable • Softskin, circumaural and replaceable ear pads • 3.0 m (9.8 ft.) straight cable (single-sided) • Including drawstring bag Price : Rp. 3,200,000.- TERSEDIA JUGA BUKU KAMUS ISTILAH PENYIARAN DIGITAL DALAM VERSI EDISI LUX HARD COVER dapatkan segera di toko-toko buku terdekat di kota anda. pemesanan langsung bisa hubungi : atau 021-91363006 No. 2 - Tahun I085312221260 - Januari - Februari 2015 31 No. 17 - Tahun(eny/irma) II - Februari-Maret 2013 25 COMING SOON KlubRadio ( WWW.DIRADIO.NET ) Layanan Radio & Music Streaming Aplikasi dapat diunduh dari Google Play Store dengan keyword : Diradio Fitur Unggulan Live streaming dari radio - radio Indonesia, kirim request ke radio, monitor rundown/request. Podcast puluhan ribu konten : informasi ( berita, wisata dan kuliner, dll ) hiburan dan pendidikan ( musik ,talkshow, dongeng ,cerita, religi,dll ) dari radio - radio Indonesia. Akses layanan musik lebih dari satu juta lagu dari tujuh puluh tiga label dalam dan luar negeri Menyusun playlist personal yang mengkombinasikan jutaan konten musik maupun non musik Diskon di ribuan merchant yang tergabung dalam kerjasama MODIS ( www.modisradio.com ) di seluruh Indonesia Beriklan gratis di larisradio.com 32