MeMilih Speaker Monitor

advertisement
Radio Internet:
www.musicreviewradio.net
HARGA RP.
10.000,- (12.000,- Luar Jawa)
INTERVIEW
Elvyn G. Massaya
Todung Panjaitan
Tips & Trick:
BASIC HAND WARMING UP
FOR DRUMMERS (PART 1)
n No. 02 n Tahun I n Januari-Februari 2015
er’s:
y
u
B ide
Gu
Berpikir, Bermain, dan
Menjadi Cerdas dengan
Organ Tunggal
Song Writing:
Belajar Menulis Lagu, yuk! (2)
Review:
Sony
Skullcandy
CONCERT
Dream
Theater
PROFILE
Todung
tiKoes
gatut
INDIE
GKS 8
Garis band
Fani
Student Present
School
Beat DJ School
Gilang Ramadhan
School
Memilih
Speaker Monitor
What’s Inside
Telah Terbit!
RADIO is SOUND ONLY
4
5
6
8
10
What’s inside
editor’s note
Our Reader
NEWS & UPDATE
NEW STAR :
Fatin Shidqia Lubis
Mikrofon Pilihan
11 NEW PRODUCT
12 chorus
Buku yang mengupas
dunia radio dengan
lengkap dari dua praktisi
senior dunia radio. Cocok
untuk Anda yang ingin
tahu dunia radio baik
sebagai pemula maupun
praktisi!
17
13 Mikrofon Pilihan
untuk Vokal ala ebay
20music on tv
KDI 2014 – MNCTV
review
22 Headphone : Sony MDR 10RNC
Hubungi segera:
085312221260;
02191363006
23 Audio interface : Scarlet Studio
25community
Email: [email protected]
26
tips & trick
28
Musik Streaming
H
Rp 6a5r. ga.
000,-
30
31
(xi+109 halaman)
Asosiasi Music Director Indonesia (AMDI)
Panduan Untuk Rekaman Vokal Studio
Latihan Rhythm Pada Piano Yang Benar
Diradio – Ketika Streaming Musik
Bisa Lebih Murah Dari Gratis
SONG WRITING
SCHOOL :Institut Musik Indonesia (IMI)
Telah tersedia di jaringan toko buku Gunung Agung, Togamas, Alinea,
di kota Anda dan Anda bisa menghubungi distributor kami:
2
Magenta Media Cab. Jabodetabek
Contact – Nanang Kurniawan 085811485797
Magenta Media Cab. Jateng/DIY
Contact – Ardyan 087839604409
Magenta Media Cab. Jabar
Contact – Ade Rifat H 085659277014/08882105808
Magenta Media Cab Jatim/Bali dan Indonesia Timur
Contact – Ahmad Fajar 085732491581
No. 25 - Tahun III - Januari 2014
35
er’s
Buy e:
Guid on &
rof
Mik aker
Spe tor
i
Mon
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 3
Editor’sNote
News&Update
MusikReview merupakan Majalah yang mengupas dunia musik,
mulai dari teknologi, produk dan sistem yang digunakan dalam
dunia musik, hingga kreativitas yang dilakukan pecinta dan
praktisi musik. Sesuai tagline: Listening, Playing, Performing, dan
Recording, majalah ini ditujukan bagi Anda yang hanya menjadi
pecinta musik, Anda yang coba bermain dan tampil di panggung
musik, serta Anda yang ingin dan mendalami rekaman musik.
Majalah ini tidak terafiliasi dengan perusahaan atau produk yang
dimuat dalam MusikReview.
@Sisterhoodgigs Acoustic Session #1
Tribute to 90's Idol
Penerbit:
CV Bayu Mandiri
Pemimpin Perusahaan:
Iwan Dhamar
Pemimpin Redaksi:
Agus Setiadi
Redaktur Pelaksana:
Adhe Hidayat
Redaksi:
Budi Santoso, Eka Kartika
EDITOR:
Ade H.
Edisi Kedua
Mengawali
Tahun 2015
S
aat ini, MusicReview baru melangkah pada edisi kedua.
Langkah pelanjut untuk menjaga eksistensi penerbitan
majalah yang masih menjadi majalah dwibulanan
setelah edisi pertama. Ada interval dua bulan setelah
edisi perdana yang terlewat. Untuk itu, kami mohon maaf.
Edisi kali ini, lebih tipis daripada edisi sebelumnya. Namun,
memiliki konten yang lebih padat. Dengan tema utama
bertajuk memilih speaker monitor yang tertuang dalam rubrik
Chorus dibarengi liputan konser Band lawas Dream Theater
dalam Concert, dan artikel Tips & Trick yang mengupas tips
cara pemanasan seorang drummer dan tips terkait organ
tunggal. Tentunya, itu saja tak cukup sejumlah materi lain
telah disiapkan dan tersebar dalam beragam rubrik. Selain
itu, untuk menambah dukungan terhadap konten yang tersaji
dalam majalah, MusicReview pun telah merilis radio internet
yang bisa diakses di www.musicreviewradio.net. Radio ini pun
bisa menjadi alternatif bagi para penyanyi dan musisi anyar
untuk bisa menampilkan karya-karya terbaru mereka. Semoga
bermanfaat dan kami senantiasa menantikan masukan berikut
kritik dan saran dari para pembaca. Selamat Tahun baru...
semoga tahun ini memberikan kesuksesan dan berkah kepada
kita semua. Amin
4
Keuangan:
Irma
Iklan:
Joni Tabrani
MARKETING/Promosi :
Andri A
Art Director:
Ipank
Fotografer:
Awe, Agung
B
erawal dari perbincangan antara
beberapa musisi wanita: tERe,
FiA, Riry, dan Sara, dibentuklah
IMMOGEND,
music
organizer
yang ingin lebih jauh lagi memberi ruang
berekspresi bagi musisi perempuan di tanah
air. Lantas tercetuslah ide membuat sebuah
"movement" berupa perhelatan musik
berkala, bernama Sisterhoodgigs Acoustic
Lomba Cipta Penyanyi
Lagu Buddhis 2014
Sekretaris Redaksi:
Dewi Puspita
Kontributor Ahli:
Willy Haryadi I
Agus Hardiman
Kontributor:
Agus Rusmawan
Agus Hardiman
Martin Lo
Triono Pudji S.
Alamat Redaksi:
Graha Samali, Lantai 2 room 2007
Jl. H. Samali No.31B Kalibata,
Pancoran-Jakarta Selatan 12740
Tel : 021-91363006/085312221260/021 97880042/
021 70072904
Rekening BANK :
142.000.125.3060
Bank Mandiri Surabaya Cabang Gubeng
Berlangganan:
Irma, Adhe
Tel: 021-91363006, 0853 1222 1260,
Faks: 021 7992238
Percetakan:
Platinum Mitra Grafika
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Redaksi mengundang pemerhati, praktisi, ser­
ta kon­
sul­
tan Broadcast untuk berpartisipasi dalam penulisan artikel
bersifat informatif, baik teknis maupun non-teknis. Artikel
yang ditulis panjang minimal 2 halaman (microsoft word)
dan dilengkapi foto atau gambar seba­gai ilustrasi. Penulis
dari artikel yang dimuat mem­peroleh honorarium. Artikel
bisa dikirim ke: [email protected]
Session. Dengan konsep menggabungkan
penampilan beberapa musisi perempuan
yang telah memiliki rekam jejak otentik
di industri musik tanah air, dengan
musisi-musisi perempuan dengan bakat
yang potensial, Sisterhoodgigs Acoustic
Session hadir sebagai media "sharing"
dan tempat jamming yang bersahabat.
Menjadi ruang berbagi-bagi khususnya
para musisi perempuan, dengan
semangat kekeluargaan. Semangat
kekeluargaan juga terasa dalam
sistem ticketing. Sisterhoodgigs
Acoustic
Session
menetapkan
sistem "tentukan sendiri harga
tiket masukmu", buat siapa pun
yang ingin menyaksikan aksi para
musisi perempuan ini. Tanggal 28
Oktober 2014 pukul 19.00 - selesai,
IMMOGEND
mempersembahkan
"Sisterhoodgigs Acoustic Session
#1". Perhelatan perdana yang
waktunya
bertepatan
dengan
peringatan Sumpah Pemuda ini,
akan diselenggarakan di The Factory
Cafe Jakarta, jl. R.C Veteran no.
8, Tanah Kusir Jakarta Selatan.
Turut hadir memeriahkan acara
diantaranya Endah, P.I.A (ex
vokalis band Utopia), tERe & Riry
Collaboration, Pop the Disco, Tanya,
dan Leony. Masing-masing akan
berbagi dengan repertoire lagu-lagu
khas musik 90-an.
S
arjana dan Profesional Buddhis Indonesia (SIDHI) yang dipimpin Ketua
Umumnya Sujanto Latip, bekerja sama dengan Namaste Studio berinisiatif
untuk menghidupkan kembali ajang Lomba Cipta Penyanyi Lagu Buddhis
di tahun 2014 dengan tema “Universal Untuk Harmoni”. Ketua Pelaksana
kegiatan tersebut, Susanna Rita, mengatakan bahwa dengan diselenggarakannya
kegiatan tersebut diharapkan melalui musik dan isi mengandung nilai-luhur
kebenaran yang bersifat universal akan turut menciptakan keharmonisan umat
manusia tanpa membedakan suku, ras, agama, dan latar belakang yang berbedabeda. Setelah melalui proses panjang audisi yang cukup ketat selama bulan
Agustus s.d. September 2014 di 7 kota, yaitu Surabaya, Makasar, Yogyakarta,
Medan, Palembang, Lampung, dan Jakarta, menghasilkan total jumlah penyanyi
170 dan lomba cipta lagu 88 lagu yang berhak mengikuti tahap seleksi berikutnya.
Pada acara Semifinal yang diadakan 12 Oktober 2014 di Pluit Juction dengan juri
Trie Utami, Prasadja Budhidharma, dan Chittra Swastiekka, menghasilkan 10
orang finalis. Akhirnya, pada puncak acara malam Final 6 Desember 2014 di ICC
Mega Glodok Kemayoran, Glendy Tejopratomo berhasil meraih Juara Pertama
dengan judul lagu Ladang Hati, Juara Kedua diraih oleh Hanny Marcella dengan
judul Lagu Harmoni Dhamma, Juara Ketiga Chriselda Armani dengan judul lagu
Hari Ini, dan Juara Favorit diraih Jasmin dengan lagu buddhis gaya rocker.
RRI Bandung Launching Saung Koes Plus
R
RI Bandung, Minggu 2 November 2014 merilis satu program baru
bernama Saung Koes Plus. Program ini disiarkan secara live oleh Program
1 RRI Bandung FM 97,6 MHz. Acara ini dimeriahkan Nicky Ukur dan 5
band Pelestari koes plus dari Bandung dan sekitarnya. Saat launching,
turut hadir Kepala RRI Bandung Hasto Kuncoro, SH, Marsekal Pertama Imran
Nasution, Kasgartap 2 Bandung, Direktur BNPT Brigjen Pol. Antam, Ketua Forum
Ormas Jawa Barat, FKPT Jabar R. Hendra Mulyana, SH. Walikota Bandung diwakili
oleh Kadis Kominfo Bapak Aos. Acara ini akan rutin diselenggarakan setiap
Jumat Malam Minggu Pertama. Abah Wawan, panggilan akrab Wawan Ruswan,
mengungkapkan bahwa rasa haru dan bahagia adalah kata yang tepat ketika
JNBKC (Jiwa Nusantara Bandung Koes Plus Community) tetap berkibar hingga
kini dalam menjalankan misinya sebagai wadah persaudaraan, pelestarian untuk
kemaslahatan. Sementara itu, Hasto Kuncoro mengatakan bahwa RRI sebagai
radio penyiaran publik harus ramai, harus menjadi pusat kegiatan masyarakat
sehingga RRI dapat menjadi Rumah Rakyat atau Rorompok Rahayat Indonesia.
Sebagai Kepala RRI Bandung, Hasto menyatakan akan mengakomodir komunitas
JNBKC untuk bersinergi dengan RRI serta memberi ruang dan waktu sebulan
sekali untuk berkumpul, bersilaturahmi sambil berkesenian dalam wadah yang
dinamakan “Saung Koes Plus”.
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 5
News&Update
Telkomsel menggelar
LangitMusik Festival
SENSASI MUSIK JEPANG BERSAMA
AMIAYA, CYNTIA, DOROTHY LITTLE
HAPPY, EIR AOI, I DON’T LIKE
MONDAY’S dan TARO & JIRO
F
enomena musik dan artis Jepang yang melanda Indonesia
pada awal tahun 2000-an masih menunjukan konsistensinya
meskipun di tengah gempuran dan persaingan baik musik
barat serta musik asal Korea yang belakangan disebut
gelombang K-pop. Produk asal negeri matahari ini tidak hanya
menawarkan sebuah alunan nada, namun juga budaya, kreatifitas,
fashion dan ekspresi. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi J-Music
Lab sebagai sebuah proyek yang dimulai pada tahun 2013 didirikan
oleh asosiasi perusahaan rekaman Jepang (Recording Industry
Association of Japan / RIAJ). Melanjutkan misinya yakni melebarkan
produk musik asal Jepang di Indonesia, J-Music Lab tidak tanggungtanggung untuk menghadirkan 6 (enam) artis pop dan rocknya sekaligus untuk tampil pada tanggal 8-9 November 2014
mendatang di HAI Day, Lapangan Parkir Timur, Senayan, Jakarta.
Artis-artis tersebut adalah Amiaya, Cyntia, Dorothy Little Happy,
Konser Generasi Patah Hati
B
agi yang suka mendengar lagu-lagu bertemakan
cinta, pasti kenal dengan lagu-lagu yang dibawakan
oleh Rio Febrian, Marcell dan Sammy Simorangkir.
Mereka bertiga akan menggelar pertunjukan pada
tanggal 12 Desember di Trans Studio Bandung dengan
mengangkat tema “Generasi Patah Hati”. Meskipun
temanya tentang patah hati, tidak semua lagu yang
dibawakan bernada sedih, bahkan beberapa berisikan lagu
yang menceritakan bagaimana survive dan move on setelah
patah hati. Selain membawakan 7 buah lagu, Rio Febrian,
Marcel dan Sammy juga akan membacakan sebuah puisi
serta monolog yang bertemakan cinta serta kolaborasi
menyanyikan sebuah lagu special. Tiket pagelaran musik
“Generasi Patah Hati” dijual dengan harga Rp.500.000 untuk
VIP dan Rp. 350.000 untuk kelas festival.
B
agi Anda pecinta musik, ada pilihan
baru untuk memiliki aksesori peranti
musik dengan merk Skullcandy. Merk
aksesori asal Utah, Amerika Serikat ini
didistribusikan PT Sinar Jaya Cemerlang. Untuk
diketahui, Skullcandy merupakan sebuah merk
yang sangat erat dengan dunia olahraga ekstrim
seperti skateboard, selancar, basket dan musik.
Untuk menarik kembali minat konsumen
muda di Indonesia, Skullcandy mengajak
Jutassic (Rapper), Gemala Hafiah (Surfer &
Blogger) dan Satria Vijie (Pro Skater) sebagai
endorser karena mempunyai visi yang sama
dengan merk ini. Pada konferensi pers yang
diselenggarakan di The Wave Pondok Indah,
26 November 2014, Bara Adhyaksa, selaku
Sales and Marketing Manager, mengatakan
6
T
Eir Aoi, I Don’t Like Mondays dan TarO&JirO. Artis-artis pilihan
ini merupakan icon di negaranya yang sedang mendunia dan
telah memiliki penggemarnya di Indonesia karena keunikannya
masing-masing. Akiko Komine sebagai Public Relation Recording
Industry Association of Japan / RIAJ mengatakan “Kami yakin
dengan kolaborasi bersama acara Hai Day akan semakin
memperkenalkan variasi dan kekayaan musik Jepang dan
tentunya semakin memperbesar penggemar J-Music di Indonesia,
terutama di pasar anak muda”. Tidak hanya memanfaatkan pasar
yang potential, J-Music Lab juga mempertunjukan kolaborasi
kemampuan artis mereka dengan artis Indonesia.
KLa Project Rilis
Album Live Recording
“Grand KLakustik”
S
etelah melalui proses yang lumayan
panjang, album Grand KLakustik
yang diambil atau direkam secara
live saat KLa live performance di
JCC, Jakarta, setahun lalu akhirnya dirilis.
Ini merupakan album KLa versi akustik
yang kedua setelah pada tahun
1996. Album Grand KLakustik
yang dirilis di Pisa Café pada kamis
(13/11/14) ini dikemas secara
fisik dalam format CD berisikan 13
lagu, diantaranya ‘Lara melanda’
Prahara’ ‘Hey’ Satu Kayuh Berdua’
Kidung Mesra dan Romanzsa. Ini
merupakan CD pertama dari 2
CD yang direncanakan. Untuk CD
keduanya rencananya akan dirilis
pada bulan januari tahun depan.
Sedang yang dalam bentuk DVD
akan dirilis pada bulan berikutnya
(Februari 2015). Rilis album Grand
Klakustik kali ini menjadi sangat
istimewa, sebab dirilis berbarengan
dengan KLa merayakan ulang
tahunnya ke 26 tahun. Selain
itu, album ini merupakan hadiah
manis yang dipersembahkan KLa
kepada para Klanese (sebutan bagi
penggemar atau pencinta KLa).
Skullcandy Hadir di Indonesia
untuk berbagi informasi penunjukkan PT.
Sinar Jaya Cemerlang sebagai distributor
tunggal dan mengenalkan beberapa produk
Skullcandy juga dijabarkan dengan sangat
lengkap mulai dari Women’s Line Up, Sport
Performance, Bluetooth Speaker, dan Hesh
2 Bluetooth.
“Skullcandy akan terus mengejutkan dan
memuaskan konsumen dengan produkproduk keren. Selain itu, Skullcandy
menjamin garansi selama satu tahun
dengan penggantian baru untuk setiap
produk yang rusak, dengan menyertakan
bukti pembelian.” kesempatan jumpa
pers ini juga dimanfaatkan Skullcandy
elkomsel menggelar LangitMusik
Festival, sebuah konser musik
yang
diselenggarakan
bekerja
sama dengan para pelaku industri
musik digital Tanah Air untuk memberikan
apresiasi kepada pelanggan setia digital
music Telkomsel.Langit Musik Festival akan
menampilkan lebih dari 15 band/penyanyi
kenamaan Indonesia, kata Vice President
Digital Lifestyle Telkomsel, Marina Kacaribu.
Menurut Marina, Langit Musik Festival
merupakan kelanjutan dari movement yang
dilakukan bersama dengan teman-teman
record labels tahun lalu dalam rangka
menyambut hari pahlawan. Langit Musik Festival dilaksanakan pada
9 November 2014 di area parkir Bekasi Square dan berisi penampilan
berbagai musisi ternama Indonesia dari genre yang berbeda,
diantaranya dangdut, melayu, pop maupun rock. Adapun, artis yang
tampil, mulai dari Cita Citata sampai dengan Geisha dan Kotak.
PAPPRI Gelar Konser Persaudaraan dan
Seminar Sosialisasi UU Hak Cipta
P
ersatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu
dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI)
menggelar seminar sosialisasi Undang-Undang
Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 sekaligus
menggelar Konser Persaudaran. Hal itu terungkap
saat jumpa pers di ruang auditorium Kementerian
Perdagangan di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Senin
(25/11). Dalam acara seminar sosialisasi UU Hak Cipta
yang diketuai musisi Once Mekel tersebut, mencoba
menegaskan pentingnya hak cipta bagi para musisi dan
pelaku industri musik di Tanah Air. Selain mengadakan
seminar, PAPPRI juga menyelenggarakan Konser
Persaudaraan sebagai wujud penanaman nilai kerja
sama yang selama ini terpecah menjadi dua kubu saat
Pemilu Presiden (Pilpres). Dalam konser yang digelar di
Grand Ballroom Hotel Crown, Semanggi dimeriahkan
Petra Sihombing, Abdde Negara (SLANK), Zaskia Gotik,
Konser Amal
Artis Legendaris
K
omunitas Legendaris Musik Indonesia
menggelar konser amal dengan tema
Malam Sejuta Kasih di Sport Mall, Kelapa
Gading, Jakarta, pada Sabtu, 15 November
2014. Acara ini didasari keprihatinan dengan kondisi
sejumlah musisi legendaris Tanah Air yang sakit.
Menurut Mathias Chai Menkho selaku ketua panitia
Malam Sejuta Kasih, dalam acara tersebut digalang
dana untuk membantu rekan-rekan musikus
yang sakit. Para musisi yang mengisi acara antara
lain, Koes Plus (Yon Kuswoyo), Mus Mulyadi, Bob
Tutupoly, Erni Djohan, Titiek Sandhora, Muchsin
Alatas, Dian Piesesha, Arie Koesmiran, Obbie
Mesakh, Betharia Sonata, Diana Papilaya, Johan
Untung, dan Maya Angela. "Kami merencanakan
pemasukan dari penggalangan dana akan dibagikan
Once, Ermi Kulit, Connie Constantio, Harvey Mallaiholo, dan
puluhan musisi terbaik di Tanah Air. Acara konser ini dipandu
oleh Indra Bekti dan Olga Lidya.
kepada sejumlah musisi legendaris yang sedang sakit seperti, pencipta
lagu Yessi Wenas, Benny Panjaitan, Rinto Harahap, Lym Campay, dan
Anton Issoedibyo," kata Mathias Chai Menkho dalam jumpa pers di Tee
Nine Restaurant, gedung Indo Surya, Thamrin, Jakarta Pusat, pada Rabu,
5 November 2014. Konser amal ini melibatkan penyanyi dari tiga generasi
di eranya, dari tahun 60-an, 70-an, dan 80-an.
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 7
NewProduct
Concert
Dream Theatre
Konsol Mixer Digital
Yamaha RIVAGE PM10
Makin Tua, Tetap Prima dan Asyik!
S
eperti pendahulunya, RIVAGE PM10 mewarisi
“DNA” yang juga telah membentuk konsol
seri PM menjadi favorit bagi penata audio
berpengalaman di seluruh dunia, tentunya dengan fitur
dan fitur terbaru yang menjadi unggulan bagi sebuah
konsol sound Yamaha live. RIVAGE PM10 terdiri dari
CS-R10 control surface, DSP-R10 DSP engine, RPio622
I/O rack, tiga tipe kartu RY, dan dua tipe kartu HY, yang
dirancang dan membentuk konfigurasi yang fleksibel
serta menyatu dengan kebutuhan berbagai aplikasi
dengan berbagai skala dan fungsi. Selain itu, dilengkapi
digital stage yang meliputi model Rupert Neve Designs
(RND) transformer circuitry dan pemrosesan SILK,
diciptakan dengan teknologi asli Yamaha VCM (Virtual
Circuitry Modeling). Fitur pemrosesan SILK bahkan
meliputi pilihan karakter “RED” dan “BLUE”, serta
variable “TEXTURE” knob yang secara terus menerus
memfasilitasi sonic shaping tepat pada saat input
stage, menambah letupan musikal atau power seperti
yang dibutuhkan. Channel EQ dan dynamics sudah
diupgrade juga secara total. Fitur input channels
4-band full parametric EQ, sementara output channels
dilengkapi dengan 8-band full parametric EQ, dengan 3 algorithms yang baru
dikembangkan plus Yamaha “Legacy” algorithm yang klasik. Tak ketinggalan,
dua stage dinamis tersedia, masing-masing berfungsi sebagai gate, compressor,
ducker, atau de-esser sesuai kebutuhan. Dua tipe kompresor termasuk: “Legacy
Comp” dengab karakteristik Yamaha digital console compressor standar, dan
“Comp260,” sebuah VCM model dari analog comp/limiter yang terkenal dari
pertengahan 70-an. Hal lainnya, tersedia 45 plug-ins untuk processing kreatif,
dengan peningkatan processing power secara signifikan. Tersedia pula dua LCD
touch screens besar yang menyediakan kontinuitas yang logis dengan fader
di bawahnya, memberikan operasi yang sama dengan Centralogic interface
pada grup 12-channel. Fitur baru memperluas kegunaan dari scene memory.
“Isolate” memungkinkan untuk melakukan spesifikasi keseluruhan modul
kanal, termasuk EQ dan dynamics libraries, yang akan diproteksi dari operasi
recall tanpa mengubah Recall Safe settings. RIVAGE PM10 dijadwalkan rilis
tahun 2015.
Speaker Aktif
Samson Auro D208
D
irancang untuk menghasilkan elemen kunci dari kekuatan, portabilitas dan suara yang luar biasa,
speaker aktif (2 way) Samson Auro D208 adalah perangkat kompak yang menggabungkan komponen
unggul dan rekayasa yang teliti. Ideal untuk keperluan instalasi, manggung musisi dan aplikasi
penguatan suara umum secara live, Auro D208 memberikan solusi dari speaker serbaguna yang terintegrasi
dengan mudah ke setup PA.
Auro D208 memiliki desain ringan Kelas D yang sanggup menghasilkan 200 watt melalui driver
8” sebagai driver yang mampu memperpanjang frekuensi rendah disertai driver kompresi 1". Speaker ini
pun mendukung bas mendalam, jernih, dengan reproduksi audio yang cocok untuk setiap situasi yang
mengedepankan audio kualitas pro.
Untuk fleksibilitas tambahan, speaker ini memiliki masukan Mic / Line dengan kontrol volume dan
Clip LED. Juga, output Line yang memungkinkan untuk menghubungkan beberapa speaker. Auro D208
memiliki pole mount 1 3/8 " dan monitor posisi untuk penataan tata letak yang fleksibel.
Keyboard
Korg Pa300
K
org selalu melahirkan produk-produk inovatif, khususnya dalam lini keyboard
arranger yang diperuntukan bagi musisi. Terbaru adalah Pa300. Instrumen ini
terbilang compact dan bertenaga dengan koleksi Style dan kualitas suara yang
terjaga. Dengan menggunakan Style (built-in), Anda bisa dengan cepat dan mudah
memainkan sebuah lagu berlatar band atau membuat musik sendiri. Pendeknya,
instrumen ini tidak hanya asyik dimainkan kapan saja, tapi bisa menjadi pilihan setiap
orang dari beragam usia untuk menulis dan memainkan musiknya sendiri. Lalu, seperti
apa sih fiturnya? Instrumen ini dilengkapi sound engine RX (Real eXperience) terbaru
yang menghasilkan sound prima dengan layar TFT TouchView color 5". Penataan tata letak tombol yang simple dan interface grafik
intuitif dengan fungsi Search untuk memudahkan pencarian file atau sumber musik apa saja. Dilengkapi lebih dari 310 Styles, masingmasing dilengkapi intro dan ending, 4 variasi dan 4 Fill In + Break, plus 8 Favorite and 3 User bank untuk penyimpanan Style favorit
pengguna. Dua buah mode Guitar yang menghasilkan bunyi elemen gitar realistis. 4 Stereo Master Effects (125 FX algorithms), serta
database SongBook yang terprogram sepenuhnya berdasarkan Styles, SMF, Karaoke, dan file MP3 yang dengan instan dapat di-recall
untuk setiap setting lagu. Menariknya, dalam rangka melestarikan seni budaya Indonesia, Korg Indonesia bekerjasama dengan Korg Inc
Jepang, selama kurang dari 10 tahun mengumpulkan data tentang alat musik tradisional, mengumpulkan pemain lokal dan melakukan
sampling sound atas bunyi-bunyian dari alat-alat musik tradisional Indonesia serta melakukan komposisi menjadi siap pakai yang
tercakup dalam keyboard jenis Profesional Arranger ini.
8
T
ak percuma para fans Dream Theatre menanti lama
untuk menyaksikan band idolanya manggung. Datang
sejak siang dan sore, memasuki area panggung di
area lapangan D, Senayan, Jakarta, mulai pukul 17.00
WIB dan menikmati suguhan mulai pukul 19.00 WIB, tiga jam
kemudian, penantian pun berbuah kepuasan.
Indonesia Raya Membuka Konser
Sebelum konser Dream Theatre dimulai, pembawa
acara mengajak kepada seluruh penonton yang memadati
lokasi konser untuk berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Jeda beberapa menit usai menyanyikan lagu Indonesia
Raya, John Petruci dan kawan-kawan tanpa basa-basi
langsung melempar lagu pembuka “False Awakening Suite”
disusul “The Enemy Inside”, dan “The Shattered Fortress”. Lagulagu ini dibarengi suguhan visual berupa klip dan sesekali
efek dalam layar besar.
Usai membawakan tiga lagu diatas, James La Brie
sang vokalis meneriakkan,”selamat malam Jakarta! “We have
three hours of sets tonight!” yang langsung disambut dengan
teriakan gemuruh para penonton sambil mengangkat kedua
tangannya.
Selesai menyapa para penonton, band progresif
metal asal Boston, Massachusetts, Amerika, ini langsung
menumpahkan beberapa tembang hitsnya seperti “On The
Backs Of Angels”, “The looking Tears”, “Enigma Machine” (Drum
Solo), “Along For The Ride” Braking All Illusions” dan lain-lain.
Lebih Asyik Sekarang
Berbeda dengan konser Dream Theatre yang digelar
di MEIS Ancol pada 2012, konser Dream Theatre kali lebih
terkonsep. Layar besar yang menjadi backdrop panggung
tidak hanya menampilkan para personal Dream Theatre
yang sedang beraksi, tetapi juga menampilkan klip-klip
gambar yang tertata secara apik sehingga gambar-gambar
yang ditampilkan sangat sesuai dengan setiap lagu yang
dinyanyikannya. Selain itu, dalam konser kali ini durasinya
lebih panjang atau sekitar 3 jam, dan dibagi menjadi 3 set
list.
Set list pertama diisi dengan delapan lagu mulai lagu
pertama“False Awakening Suite” hingga ‘Breaking All Illusions’
. Kemudian set list kedua berisi lima lagu yang dimainkan
dari album ketiga Dream Theater saat masih diperkuat
keyboardist Kevin Moore. Diantaranya adalah, “The Mirror”,
‘Lie, ‘Lifting Shadows Off a Dream’ , ‘Scarred, Space Dye Vest”
dan lagu “Space-Dye Vest’” buah karya Moore yang baru
masuk ke dalam repertoar pada tur 2014. Lagu ‘Lifting
Shadows Off a Dream’ adalah lagu yang bernuansa ballad
cukup kental dan menjadi satu-satunya lagu mellow yang
disajikan Dream Theatre pada konser kali ini.
Di akhir konser atau set list ketiga (encore), Dream
Theater menyajikan empat lagu secara beruntun (medley)
yang diambil dari album masterpiece mereka, “Metropolis Part
2” , “Scenes from a Memory”. Pada setlist ketiga ini penonton
terlibat secara langsung untuk bernyanyi bersama dalam
lagu hitsnya “Strange Dejavu”.
Konser Prima
Secara keseluruhan konser DT kali ini nyaris sempurna.
Tidak hanya suara James La Brie yang konsisten dari awal
hingga akhir acara, tetapi juga penataan frekuensi suara
oleh operator (Sound Engineer) sangat bagus. Ada sih
sedikit gangguan sound pada satu dua lagu, tapi sejak
lagu kedua akhir sudah teratasi. Suara not per not dari
gitar yang dimainkan John Petrucci sangat jelas, keyboard
Jordan Rudess juga sangat jelas, begitu juga betotan Bass
John Myung dan Gebugan drum Mike mangini. Tak ada lagi
masalah seperti tidak terdengarnya suara bass atau suara
gaung yang menggema beradu antara distorsi gitar dan
pukulan drum yang mengganggu seperti ketika konser di
MEIS tahun 2012.
Tidak ada frekuensi yang bertabrakan, penempatannya
(pan-pot) sangat tepat, tak ada suara pecah, mekipun distorsi
dari gitar Pettruci cukup garang, tetapi ketika dipadukan
dengan instrumen lainnya tetap harmonis, sehingga kalau
didengarkan pas di tengah tengah dari depan panggung
sejajar dengan FOH seakan-akan kita mendengarkan CD
yang diputar dengan Sound System yang besar. Stamina,
disiplin menjadi kombinasi elemen yang tampaknya melekat
pada band ini. Tak heran, meskipun sudah terbilang sepuh,
performa live mereka masih asyik dinikmati dan saat
menatap sekeliling penonton yang hadir, cukup banyak ABGABG yang hadir yang sejatinya belum lahir saat pertama kali
band ini merilis album dan berada di era kejayaan.
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 9
Chorus
monitor biasanya akan didistribusikan ke beberapa
speaker monitor. Berbeda dengan mixer broadcast
dan mixer FOH, maka input dari speaker monitor
biasanya diambil dari out Aux (Auxiliary), sehingga
untuk menjadi mixer monitor harus diperhatikan
jumlah out Aux yang dimiliki disesuaikan dengan
jumlah speaker monitor yang akan digunakan.
Mixer dan speaker monitor biasanya digunakan
untuk pertunjukkan musik yang menggunakan alat
musik. Jumlah dari speaker monitor yang digunakan
berbeda tergantung dari jumlah alat musik yang
digunakan. Untuk pertunjukkan musik band kecil,
biasanya terdiri dari speaker monitor vokal, speaker
monitor drum, speaker monitor gitar, speaker
monitor keyboard, dan speaker monitor bas. Posisi
speaker monitor berada di atas set atau panggung.
Mengingat posisi speaker monitor berada
di atas set atau panggung, maka potensi untuk
terjadinya feedback audio sangat besar. Untuk
menghindari terjadinya feedback audio ketika suatu
acara sedang berlangsung, maka ketika sedang
balancing audio hendaknya ada salah satu kru dengan
menggunakan WHM (wireless handmic) mengibasngibaskan WHM ke depan speaker monitor. Hal itu
dilakukan untuk mengetahui apakah ada frekuensi
yang menimbulkan feedback audio ketika mic tersebut
mendekati speaker monitor. Jika masih ada feedback
audio, maka sound engineer akan melakukan pengaturan
di equalizer mixer monitor, baik dengan melakukan
pemotongan (cut) ataupun penambahan (boost) frekuensi
yang mengakibatkan feedback audio.
Speaker Monitor
Speaker adalah suatu alat yang
berfungsi untuk mengubah sinyal
listrik yang dihasilkan dari
pengolahan mixer audio menjadi
sinyal suara yang bisa didengar
dengan jelas oleh telinga manusia.
S
eperti yang terlihat di atas, speaker adalah salah
satu komponen output (keluaran) dalam sistem
audio. Berdasarkan fungsinya, sebagaimana
halnya dengan mixer audio, maka speaker juga
terbagi ke dalam beberapa bagian. Keluaran dari mixer
audio broadcast biasanya hanya ke speaker control
yang ada di control room saja, sehingga cukup dengan
menggunakan out L-R dari monitor out. Keluaran dari
mixer audio FOH (Front Of House) biasanya hanya ke
speaker PA (public address) yang berada di depan set atau
panggung saja, sehingga cukup dengan menggunakan
out L-R dari monitor out atau master out saja. Speaker
PA adalah bahasa profesional untuk speaker yang
menghadap penonton. Sementara itu, keluaran dari mixer
10
Feedback audio
bisa terjadi karena :
1.Sinyal mic dan volume speaker monitor yang terlalu
keras.
2. Jumlah mic yang banyak, yang tidak terpakai posisinya
dalam keadaan “on” (nyala).
3.Jarak antara mic dan speaker monitor yang terlalu
dekat.
Tips untuk menghindari
feedback audio:
1.Matikan mic yang tidak terpakai. Hal ini me­
ngurangi risiko terjadinya feedback audio.
2.Jika penyebab feedback audio adalah speaker
utama (FOH a.k.a PA speaker), maka disarankan
agar peletakan PA speaker agak jauh dari
panggung atau set.
3.Jika penyebab feedback audio berupa barang atau
benda yang memantul secara akustik, maka perlu
dilakukan penyem­purnaan seperti ditutup kain dan
sebagainya.
4.Gunakan equalizer untuk mempermudah pen­
deteksian fre­keunsi yang menyebabkan feedback
audio.
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 11
Chorus
TIPS : 6 Hal
yang Perlu Diketahui
saat Membeli
Speaker Monitor
Ada beberapa hal yang harus diketahui ketika kita ingin membeli
speaker monitor, yaitu :
Speaker monitor dirancang untuk memberikan respon
frekuensi datar sehingga sinyal audio direproduksi dengan
tepat. Desain monitor difokuskan untuk menghindari
peningkatan artifisial bass, treble atau frekuensi lainnya
dalam upaya untuk membuat speaker berbunyi ‘baik’
(sound good) dan untuk menghindari resonansi dari
speaker dan kabinet. Sebagai sound engineer, kita perlu
mendengar secara akurat apa yang dihasilkan dari hasil
mixing, tanpa speaker menambahkan warna sendiri untuk
suara. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan mixing saat
kita memperbaiki kesalahan speaker bersama dengan
kesalahan hasil mixing. Pada umumnya speaker monitor
memiliki amplifikasi yang terpasang secara built-in dan
dikenal sebagai speaker monitor aktif. Beberapa speaker
monitor tipenya pasif sehingga memerlukan amplifikasi
eksternal agar bisa digunakan.
1. Frequency Response (respon frekuensi), kemampuan dari speaker
monitor untuk mengeluarkan suara yang bisa didengar oleh telinga
manusia normal. Rentang frekuensi yang bisa didengar oleh telinga
manusia normal adalah antara 20 Hz – 20 KHz. Speaker monitor yang
bisa menghasilkan suara dengan rentang antara 50 Hz - 18 KHz sudah
cukup bagus.
2. Coverage Directivity Angle (sudut jangkauan suara yang dicakup), tentunya kita berharap agar jangkauan suara
yang dihasilkan oleh speaker monitor bisa didengar dari semua arah. Akan tetapi, jika hal itu terjadi, maka potensi
feedback audio akan sangat besar. Speaker monitor dengan sudut jangkauan 90° Horizontal dan 60° Vertikal sudah
cukup bagus.
3. Crossover Frequency, frekuensi crossover ada beberapa tipe, yaitu :
- 2 way crossover, yang memisahkan frekuensi low dan high saja
- 3 way crossover, memisahkan frekuensi low, mid dan high
- 4 way crossover, memisahkan frekuensi low, low mid, high mid dan high atau frekuensi sub, low, high dan
super high.
Speaker monitor cukup menggunakan crossover frequency 2,5 KHz.
4. Maximum output level, mengingat jarak antara speaker monitor dengan penggunanya tidak terlalu jauh, sekitaran
set atau panggung saja tidak seperti PA speaker yang harus mampu menjangkau area yang lebih luas, maka level
output maksimal dari speaker monitor cukup di antara 100 – 115 db, dengan jarak 1 meter dari sumbu speaker.
5. Output power, cakupan area yang tidak terlalu besar mempengaruhi kebutuhan power yang digunakan, untuk
speaker monitor maka output powernya diantara 40 – 80 watt untuk low frequency dan 27 – 50 watt untuk high
frequency dengan THD (Total harmonic distorsion) 0,05%. THD adalah spesifikasi yang membandingan penguat
sinyal output dengan penguat sinyal input dan mengukur tingkat perbedaan dalam frekuensi yang harmonis
diantara keduanya.
6. Speaker monitor dianjurkan memiliki nilai Sound Pressure Level (SPL) yang cukup besar sekitar 136 dB. SPL
adalah ukuran logaritmik dari tekanan suara efektif dari suara relatif ke nilai referensi diukur dalam satuan dB.
(Rusmawan)
Untuk penyetelan speaker monitor di tiap-tiap posisi
biasanya berbeda antara satu dengan lainnya. Misalnya,
untuk speaker monitor gitar, sang gitaris tidak memerlukan
suara gitarnya terlalu keras di speaker monitor gitar, akan
tetapi membutuhkan suara yang keras untuk vokal, drum,
bass dan keyboard. Begitu juga dengan sang penyanyi,
dia tidak membutuhkan suara vokal yang keras di speaker
monitor vokalnya, akan tetapi dia membutuhkan suara
yang keras dari gitar, bass, keyboard dan drum. Hal itu
berlaku untuk speaker monitor lainnya sehingga masingmasing speaker monitor harus disetel tersendiri sesuai
dengan kebutuhannya.
12
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 13
profile
Elvyn G.
Masassya
Keseimbangan
Sebagai Profesional
dan Musisi
P
ublik lebih banyak mengenal pria kelahiran Medan,
Sumatera Utara ini sebagai pengamat ekonomi dan
perbankan berkat kolomnya di beberapa media nasional.
Jarang orang mengetahui bahwa Elvyn G. Masassya juga
adalah seorang penyanyi dan komposer yang cukup produktif.
Produktivitasnya tersebut bisa dibilang mengungguli musisimusisi saat ini, karena di era ini jarang ada musisi yang
menelurkan belasan album dalam aneka genre musik dalam
waktu 7 tahun seperti dirinya. “Pilihan saya adalah menjadi
profesional, tetapi profesional yang suka bermusik. Itu
sebenarnya positioning yang saya ambil,” ungkap komposer
yang pernah mendapatkan juara di salah satu kompetisi
mencipta lagu pop pada waktu SMA ini.
Ditemui di kantor tempatnya sehari-sehari beraktivitas
sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, kepada
MusicReview, penggemar Michael Frank ini berbagi kisah dan
pengalamannya di dunia musik. Berikut petikan wawancaranya.
Mulai serius menekuni musik kapan, baik sebagai penyanyi,
mengeluarkan album, maupun sebagai komposer?
Sebenarnya saya menerjuni musik sebagai sebuah
aktivitas ketika SMA. Saya sudah punya grup band, sudah
mulai perform di Medan, dan sudah juga tampil di berbagai
festival, baik festival band maupun kompetisi mencipta
lagu. Tetapi latar belakang keluarga tidak mengizinkan saya
berkarir di music. Nah, ini yang agak lucu, setelah tamat SMA
saya ingin meneruskan kuliah di bidang musik, tetapi ayah
saya bilang kalau kamu mau kuliah di bidang musik, kamu
14
biayain sendiri aja...hehehe. Maklumlah waktu itu kan begitu
ya, kemudian saya pun kuliah di jurusan ekonomi hingga
berkarir menjadi profesional di bidang ini.
Sejak kecil sebenarnya saya suka dengan musik jazz,
saya suka dengan Chick Corea, John Coltrane. Tapi di sisi
lain, sejak SD-SMP, saya juga mulai suka mendengar Genesis,
sehingga yang ada di benak saya suka musik jazz mainstream,
saya juga suka classic rock. Kemudian saya mulai buat lagu.
Ketika saya kuliah di Jakarta, saya kemudian menjadi aktivis
sehingga hampir tidak pernah menyentuh musik. Pernah
menyentuh musik dan hampir rekaman, sekitar tahun 8586an. Sudah mau rekaman karena sudah diterima label pada
waktu itu, tetapi mereka meminta saya membuat lagu-lagu
seperti Chrisye. Karena kita baru tamat SMA, masih idealis,
saya bilang kalau gak mau lagu-lagu saya mending gak
usah….hehehe.
Lalu saya mulai jual lagu sewaktu kuliah. Saya mulai
kasih lagu ke beberapa penyanyi. Nah, mulai serius itu ketika
saya berteman dengan Dian Pramana Poetra. Kami memeiliki
kesamaan di bidang musik, senang Brazilian Jazz, sangat
suka dengan Michael Frank, dan saya juga pengagum Dian
Pramana Poetra. Dari situ, Dianlah yang meng-encourage
saya, daripada lagu-lagu lama disimpan, lebih baik bikin
album. Sebenarnya saya gak berpikiran menjadi penyanyi.
Saya membuat album pertama kali dengan A. Riyanto dan
Lisa A. Riyanto tahun 2004, judulnya “Kata Hati”.
Lalu kemudian saya berteman dengan Fariz RM, Andy
Restu, Seno M. Hardjo, Mas Yockie Suryoprayogo. Dari situ
saya mulai mengalokasikan kegiatan saya untuk bermusik
dan mulai bikin album bersama Dian Pramana Poetra yang
judulya “Kolaborasi”. Album itulah yang kemudian sepertinya
mengenalkan saya ke masyarakat, karena diputar di radio.
Kemudian selanjutnya saya juga berkolaborasi dengan
Gita Wiryawan, Omega Pasific, yang pernah memproduseri
saya juga. Tapi di sisi lain, saya tidak berkeinginan menjadi
penyanyi. Saya berkeinginan lebih dikenal sebagai komposer.
Jadi kita membuat lagu, dan lagu itu disampaikan kepada
publik. Mungkin itu juga untuk menjawab mengapa saya
jarang tampil di televisi sebagai penyanyi. Karena orang
sebelumnya mengenal saya sebagai pengamat ekonomi,
profesional gitu ya.
Saya terus terang tidak ingin memposisikan diri saya di
publik sebagai penyanyi. Dunia musik bagi saya adalah dunia
untuk berekspresi. Dan posisi yang saya ambil di dunia musik
itu lebih sebagai komposer. Nah, tetapi lagu-lagu yang saya
mainkan itu lebih pas kalau saya yang nyanyikan. Karena itu
saya membuat album yang kemudian saya nyanyikan sendiri.
Tetapi di luar itu, saya juga berperan sebagai produser. Banyak
artis-artis yang sudah saya produksi albumnya. Meskipun
bisa dibilang tidak meledak. Karena konsep yang saya buat
adalah apa yang kita bikin adalah apa yang kita senangi, lalu
kita sampaikan ke publik. Mudah-mudahan publik dapat
menyenanginya juga. Jadi bukan dengan konsep membuat
apa yang orang lain suka, tetapi apa yang kita ekspresikan.
Makanya kalau Anda lihat album-album saya dari dulu
sampai sekarang, genrenya itu kalau dulu itu disebut sebagai
pop kreatif. Dan hampir semua penyanyi yang saya produseri
genrenya adalah itu.
Anda sebetulnya lebih dikenal sebagai pengamat ekonomi,
tetapi ternyata cukup produktif juga mengeluarkan album.
Bagaimana Anda menyeimbangkan antara karir di bidang
ekonomi dan musik?
Ya itu seperti otak kiri dan otak kanan saja. Membalancing saja. Jadi bermusik itu adalah harmoni untuk membalancing hidup. Sedangkan sebagai profesional adalah
sebagai bagian hidup kita yang lain. Buat saya, dua hal itu
balance saja. Saya belum bisa, atau tidak berkeinginan untuk
sepenuhnya berada di satu bidang itu. Pilihan saya memang
itu. Pilihan saya adalah menjadi profesional, tetapi profesional
yang suka bermusik. Itu sebenarnya positioning yang saya
ambil.
Bagaimana proses kreatif dalam bermusik, terutama
dalam pembuatan lagu dan album-album Anda?
Hampir semua lagu yang saya ciptakan, misalnya
ketika saya main piano atau gitar, ide itu muncul begitu
saja. Kemudian jika ingin saya dokumentasikan, maka saya
rekam. Kebetulan saya punya digital studio di rumah. Saya
proses, kemudian kalau dinilai layak, maka kita lanjutkan.
Inspirasi dan gagasan membuat lagu itu bisa datang dari
macam-macam hal. Saya juga senang traveling. Jadi ketika
lihat di suatu tempat, ada sesuatu yang menggugah saya, itu
menimbulkan inspirasi. Lingkungan juga pertemanan itu juga
menjadi salah satu sumber. Memang lagu-lagu saya dikenal
bertema asmara, tetapi sesungguhnya tidak. Saya pernah
membuat album “Merah Putih”. Itu genrenya Progessive Rock.
Itu isinya cinta pada tanah air. Saya juga memproduksi album
religi untuk mengekspresikan cinta pada tuhan juga pada
lingkungan. Dan tentu, namanya juga manusia, ada hal-hal
yang ingin disampaikan lewat lagu gitu ya dalam hal asmara.
Jadi tidak mesti dalam satu tema.
Kalau kita membeli bajakan itu kan
sama dengan merendahkan diri kita.
Membeli yang tidak orisinal itu sama
dengan merendahkan martabat kita. Sama
dengan kita membeli produk-produk yang
palsu. Jadi harus ada upaya mengedukasi
masyarakat bahwa membeli karya seni itu
belilah karya seni yang orisinal.
Bagaimana strategi promosi album Anda?
Dalam target untuk populer sebagi penyanyi, saya harus
terus terang, saya tidak untuk itu. Promo tentu dilakukan
untuk mengenalkan kepada publik, misalnya, lewat radio atau
lewat media sosial. Itu lebih untuk menyampaikan kepada
publik bahwa ada album ini, bagi yang berminat silakan
mendengarkan. Kebetulan dalam beberapa kali AMI Award,
lagu-lagu saya sempat masuk final meskipun akhirnya kalah.
Saya lebih ingin mengatakan bahwa album-album saya itu
adalah bagian dari idealisme saya. Jadi tidak dalam konteks
industri sedang bikin ini, lalu kita bikin seperti itu. Karena
bagi saya, lagu-lagu yang saya ciptakan adalah ekspresi seni.
Mudah-mudahan ada kalangan yang menyukainya. Kami
tidak memaksakan agar semua kalangan menyukainya.
Konsepnya seperti itu, Dan saya tidak bermaksud albumalbum yang saya sampaikan ke publik itu tidak bermaksud
untuk komersial. Karena hasil penjualannya saya sumbangkan
ke salah satu yayasan.
Pembajakan lagu seolah menjadi persoalan yang sulit
dipecahkan. Apa yang harus dilakukan untuk melawan
pembajakan tersebut?
Memang itu adalah hal yang sangat menyedihkan.
Untuk mengatasi pembajakan ini dibutuhkan banyak hal.
Mulai dari penegakan hukum, sanksi yang berat kepada para
pembajak karena ini menyangkut kepada karya cipta. Jadi
bukan cuma finansial. Pekerja seni itu kan bagian ekonomi
kreatif. Yang kedua adalah penyadaran kepada masyarakat,
bahwa kita juga harus menghargai hak cipta orang sebagai
bagian dari orang modern. Kalau kita membeli bajakan itu
kan sama dengan merendahkan diri kita. Membeli yang
tidak orisinal itu sama dengan merendahkan martabat kita.
Sama dengan kita membeli produk-produk yang palsu. Jadi
harus ada upaya mengedukasi masyarakat bahwa membeli
karya seni itu belilah karya seni yang orisinal. Ini memang
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 15
interview
Di tahun-tahun 80-90an, yang membuat mereka itu
strugle itu karena mereka para komposer atau pekerja seni itu
menghasilkan karya-karya yang menurut saya itu lebih dalam,
lebih transendental, lebih naluriah. Itu sebabnya mereka
bisa lebih everlasting. Namun, dengan kemajuan teknologi
sekarang ini banyak hasil karya itu lahir instan, bukan dari
dalam. Jadi, industri sekarang ini sangat bagus ya, mungkin
ini terlalu subyektif ya, menurut saya harmoninya agak tidak
dalam, tidak meresap. Kalau kita makan itu bumbunya tidak
medok gitu loh...hehehe. Ini karena instan tadi. Tetapi dari
segi kompetensi, penguasaan alat musik misalnya, sekarang
ini pasti lebih bagus, karena banyak sekolah-sekolah musik.
Tapi saya merasa kalau karya seni musik itu harus ada dari
dalam, harus ada rohnya. Nah, musik 80-90an itu ada rohnya.
Meskipun saya mengatakan bahwa sekarang ini tidak ada.
Kalau komposer-komposeer sekarang ini lebih serius, lebih
dalam, hasilnya pun saya kira lebih baik. Tidak usah jauh-jauh,
musik klasik, Beethoven, Mozart, itu sudah 200-an tahun yang
lalu, tapi rasanya lebih transendental.
Bagaimana dengan grup-grup indie di Indonesia?
Saya ikut mengamati juga. Kreativitas mereka itu dalam
tanda kutip memberontak terhadap industri. Tapi kita harus
hargai semangatnya untuk menghasilkan karya. Dan saya ikut
mendorong munculnya grup-grup seperti itu. Dan sekarang
itu kan mudah sekali, bisa melalui Youtube, iTunes, karyakarya kita masih bisa sampaikan ke publik.
membutuhkan waktu tetapi sosialisasi itu tetap harus
dilakukan. Karena begini, tidak mungkin pembajakan terjadi
kalau tidak ada demand and supply. Tidak saja memberantas
pembajaknya, masyarakat juga janganlah memberi barangbarang bajakan. Karena itu merendahkan derajat diri sendiri.
Era digital, banyak toko kaset gulung tikar, KFC menjadi
alternatif utama u sarana penjualan lagu dan penuulan
lagu via iTunes pun mulai diminati, menurut pandangan
Anda, apa yang sebaiknya dilakukan?
Ya itu karena IT. Perubahan dan perkembangan yang
terjadi di industri musik, orang dulu membeli kaset, CD,
sekarang tidak atau sedikit sekali yang membeli CD. Tapi suatu
ketika, koq saya percaya ini bakal kembali lagi seperti dulu,
sampai akhirnya orang akan membeli yang orisinal, kemudian
mengkoleksi karya seni itu seiring dengan perubahan itu.
Kalau sekarang itu kan masih di-drive oleh industri. Sekarang
itu pindah ke iTunes, download dari internet, yang menurut
saya kadar makna seninya itu sudah turun. Karena dia sudah
bersifat massal dan orisinal. Tapi suatu ketika, ini akan kembali
kembali lagi. Sekarang ini orang mulai kembali lagi ke piringan
hitam, ke vynil. Ke kaset menurut saya tidak, tetapi ke vynil iya.
Apa saran Anda untuk penyanyi yang baru masuk ke dunia
musik dalam kondisi seperti tersebut?
Jangan pernah berhenti berproduksi, jangan pernah
berhenti berkreativitas karena semuanya itu diawali dari
kreativitas. Jangan kalah oleh industri, oleh situasi, dan jangan
semata-mata mencari popularitas, tetapi memang membuat
karya seni itu karena panggilan sebagai pekerja seni.
Apa yang membedakan penyanyi di era Anda yang
cenderung minim fasilitas, tapi berhasil memunculkan
lagu-lagu “timeless” seperti Barcelona (Fariz RM) dengan
penyanyi era sekarang yang boleh dikatakan berlimpah
sarana dan fasilitas?
16
Harapan Anda terkait dengan perkembangan dunia musik
Indonesia?
Harapan saya industri musik dapat terus eksis dan
menghasilkan karya-karya yang tidak lekang dimakan usia.
Karena memang Indonesia ini memiliki talent yang hebat
dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan di Asia,
dan akan terus kita dorong para talent muda ini dan diberi
ruang agar mereka dapat menyampaikan karya seninya. Dan
tentunya saya berharap industri musik dapat bangkit kembali
seperti yang lalu meskipun tidak mudah. Saya yakin jika
musisi-musisi kita lebih serius, Industri musik Indonesia akan
menemukan lagi kebangkitannya.
Dari sisi talent, Indonesia ini banyak dipenuhi bakatbakat yang hebat. Tapi itu saja tidak cukup. Harus didukung
manajemen yang bagus. Industri juga harus dikelola dengan
manajemen yang baik. Manajemen itu kan art. Kalau kita lihat
di luar negeri, industri itu kalau menjual artisnya itu didukung
dengan desain dan packaging yang bagus, kesempatannya
untuk tampil dan sebagainya. Manajemen musik di Indonesia
itu harus diperbaiki jika ingin mendunia. Karena ada
hubungan dengan networking, hubungan dengan pasar
musik dunia, dan berinteraksi dengan artis-artis lain di dunia.
• Nama : Elvyn G. Masassya • Lahir : Medan, 18 Juni 1967 •
Genre Musik : Jazz, pop kreatif, pop religi, pop progresif,
rock • Pekerjaan : Penyanyi, penulis lagu, produser rekaman,
musisi, komposer, Direktur BPJS Ketenagakerjaan, pengamat
ekonomi
Diskografi: 1. Kata Hati (berduet dengan Lisa A. Riyanto,
2005) 2. Kolaborasi (berduet dengan Dian Pramana Poetra,
2007) 3. Mawar Jingga (2008) 4. Titik Balik Ramadhan (2008)
5. Sisi Lain (2009) 6. Jakarta Voice (album keroyokan bersama
penyanyi lain, 2009) 7. Lima Waktu (2009) 8. Merah Putih
(2009) 9. Puisi Hati (2010) 10. Di Mimpiku (2011) 11. Asma-Mu
(2011) 12. Romansa (2012) 13. Bismillah (2012)
Tidak banyak musisi yang mampu bertahan lama
di kancah musik Indonesia, salah satu yang mampu
bertahan adalah Todung Pandjaitan. Pria yang lahir
56 tahun ini mengawali karir didunia musik sejak
zaman kuliah di Amerika dengan bergabung dalam
sebuah band dan memegang alat musik bass.
Ditemui MusicReview disela-sela kesibukkannya
mengajar dan mendirikan Laboratorium musik,
Gladiresik Musik Lab (GML), Todung menceritakan
tentang harapan dan impiannya terhadap musik
Indonesia.
Bagaimana pertama kali Anda mengenal Bass?
Awalnya itu ketika saya kuliah di LA Amerika dan ada salah satu band
anak Indonesia di kampus yang kekurangan personil untuk bass. Saya
bergabung, awal belajarnya juga otodidak dan pertama saya tahu
jika bass itu memiliki 4 senar. Namun kemudian sensasi getaran yang
ditimbulkan oleh bass itu sendiri yang menggiring saya kemudian
untuk belajar lebih dalam mengenai bass.
Menurut Anda, Bass yang bagus itu seperti apa? Apa yang harus
diperhatikan oleh pemula yang ingin mengenal Bass?
Bunyi adalah getaran, hal itu ditentukan oleh settingan dan bahan
dasar pembuat bass tersebut yaitu kayu. Dan bagi pemula yang
ingin bermain bass, pertama dia harus tahu dulu fungsi bass itu apa.
Jangan sampai dalam bermain musik, dia memegang alat musik bass
namun bergaya seperti seorang gitaris. Nah itu yang salah. Salah
satu kekurangan di Indonesia adalah masih kurangnya pembicaraan
mengenai fungsi alat musik secara keseluruhan.
Dari seorang musisi kemudian membuat manajemen artis,
bagaimana awalnya itu terbentuk?
Awalnya penuh ketidaksengajaan. Saat itu, ketika pulang ke Indonesia,
ada masalah yang dihadapi oleh pemusik dan EO. Permasalahannya
sebenarnya simple, miss communication saja. Musisi gak tau
bagaimana mengatur permasalahan manajerial dan EO juga bukan
seorang musisi. Saya berpikir saat itu harus ada orang yang menjadi
penengah antara mereka. Kebetulan saya seorang musisi yang
mengerti tentang managemen. Makanya, di awal tahun 1990 saya
mendirikan manajemen artis yaitu PT Art Circle Network (ARCI) dan
Todung Pandjaitan
Tetap Eksis
di Dunia Musik
hampir semua musisi bergabung dalam manajemen tersebut.
Bagaimana dengan Gladiresik Music Lab?
Nah itu juga awalnya saya berpikir jika selama ini tidak ada yang
tergerak untuk membenahi sistem musik di Indonesia maka dari
orang-orang yang terjun ke musik inilah saya ingin membenahi
itu. Bukan hanya bidang musiknya yang harus dibenahi, tapi juga
bisnisnya yang ingin diperbaiki. Atas dasar itulah makanya saya
membuat Gladiresik Music Lab ini, yang sistem pendidikannya
ada 9 program. Dalam 9 program ini ada 3 aktivitas yaitu diskusi
mengenai dunia musik serta strateginya, gathering tentang
pelaksanaan dan student monitoring, kita ulang semuanya
mengenai pembelajaran yang sudah diberikan. Dari situ kita bisa
melihat target-target dari kurikulum yang telah kita buat dan
evaluasi. Berbeda dengan sekolah musik lainnya, di Gladiresik
Music Lab ini kami membuat kurikulum sendiri yang didasari atas
kebutuhan orang yang ingin bermain dan belajar musik. Ada kelas
exclusive program yang pembelajarannya menyangkut semua
hal yang berhubungan dengan musik, mulai dari mastering,
pendalaman teknik, monitoring, dan manajemen. Ada juga kelas
senang-senang saja yang diperuntukkan bagi orang-orang yang
hanya ingin bisa bermain musik dan mengenal alat musik.
Hingga saat ini permasalahan dihadapi oleh musisi Indonesia
adalah masalah pembajakan, bagaimana Anda menyikapi hal
ini? Dan bagaimana pembajakan ini bisa terjadi?
Menurut saya belum ada penanganan aktif dari pemerintah
tentang pembajakan ini. Padahal jika pembajakan terus
menerus terjadi, yang rugi juga pemerintah karena tidak adanya
pemasukan dari segi pajak dan pendapatan dari beredarnya
CD di masyarakat. Dan jika persoalannya kenapa pembajakan
semakin merajalela, yah karena masyarakat juga membelinya.
Hal ini karena masyarakat kita tidak atau belum terbiasa dengan
kualitas suara yang bagus. Masyarakat kita masih terbiasa
mendengar sebuah lagu hanya dari lirik dan belum dari musik
secara keseluruhan. Makanya tidak heran jika CD pembajakan
masih dicari oleh masyarakat.
Indonesia memiliki banyak musisi namun sayangnya banyak
yang tidak bisa bertahan lama, apa yang menyebabkan hal itu
terjadi?
Bagi saya itu tergantung dari orangnya dan itu didasari dari
keteraturan buah pikir kita. Dari berbagai buletin yang saya
baca waktu kuliah di Amerika bidang Instruction Bass Program,
sebetulnya di sana ada MI yang memang diperuntukkan bagi
para musisi yang dirasa kurang “tajam” ketika berada di atas
panggung. Kurikulum yang mereka berikan juga rata-rata
tentang akting dan gaya ketika berada di atas panggung. Hal
yang diberikan oleh MI, berbeda dengan tempat saya kuliah dulu.
Di kampus saya diajarkan bagaimana menjadi pekerja di dunia
musik termasuk bisnis yang dijalankan. Di situ saya diajarkan
untuk menjadi seorang profesional namun bukan berarti menjadi
penyendiri, tapi bagaimana menjadi seorang musisi yang mampu
beradaptasi, intinya adalah pergaulan.
Apa asaran Anda untuk mereka yang ingin terjun ke dunia
musik Indonesia?
Berpikirlah secara teratur dan mengetahui progres yang ingin kita
capai.
Biodata
• Nama : Todung Pandjaitan •Tanggal Lahir : 24 September 1958 •
Pendidikan : Dick Grove School Of Music, LA Amerika jurusan Instruksi
Bass Universitas Woodbury, LA Amerika jurusan Desain Grafis • Musik : Produser Master Album Solo Indra Lesmana, Tragedi 1980 - Pendiri Grup
Cynomedeus (CYNO) 1990 Pendiri Grup Musik Top 40 Calfunk dan C4
Blues • Perusahaan/Sekolah : - Management Artis PT. Art Circle Network
(ARCI) - Gladiresik Music Lab • Buku : Boom Bass Tech tahun 2000.
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 17
Singer & Band
Singer & Band
GKS8
B
erawal dari pertandingan menyanyi di sekolah (Sekolah
Dasar), terpilih pemenang dan pilihan juri untuk
bergabung dengan ekstrakurikuler Singing Band di
sekolah. Ekstrakurikuler Singing Band angkatan pertama
in imenamakan dirinya GKS8. GKS adalah nama sekolah mereka,
dan 8 adalah jumlah mereka. Awalnya, GKS8 menyanyikan
lagu anak-anak seperti lagu-lagu daerah, lagu dari Sherina,
Tasya, dan lagu-lagu karangan A.T Mahmud dan Pak Kasur.
Ketika diadakan kenaikan sekolah setiap tahunnya, GKS8 harus
menampilkanlagu-lagu yang segar kepada pemirsanya, yaitu
orang tua dan adik kelasnya. Hal ini menyebabkan pemilihan
lagu harus sangat hati-hati, karena tentu saja, lagu yang
dinyanyikan harus memiliki arti, makna, dan kata yang baik, agar
aman ditiru oleh adik kelasnya. Beberapa kali kenaikan kelas
terlewat sudah, menyebabkanlagu yang ternama telah banyak
dinyanyikan.Tentu saja, GKS8 menghindari membawakan lagulaguterkenal yang telah menjadi hits, karena kebanyakan lagulagu tersebut, berlirik remaja dan dewasa.
Akhirnya, inisiatif pertemuan para orangtua dan
guru akhirnya sepakat untuk mencoba membuat lagu dan
sumberdaya yang ada. Lagu yang bertemakan anak-anak,
dengan materi musik yang sedang popular (Pop Rock, seperti
JKT48 dll ), tetapi memiliki arti yang baik, dan sekaligus
melancarkan Bahasa Inggris, salah satu orang tua murid yang
dulu pernah rekaman dibawah naungan Musica Studio, Mas
Aries, beserta Guru Musik sekolah GKS, Kak Acum Sudrajat,
akhirnya memberanikan diri untuk memproduksi lagu untuk
GKS8. Dengan bantuan studio dan aransemen Kak Aldo
Mahir( yang menulis dan membawakan lagu Soundtrack
film Kian Santang di MNC TV), lagu untuk GKS8 pun dibuat.
POP THE DISCO,
The Real Girlband
D
uo ini tak hanya bernyanyi, mereka juga
memainkan alat musik. POP THE DISCO
adalah the real girlband, gadis-gadis yang
bermain band. Adalah FiA dan SARA, dua
cewek yang bukan orang baru di industri musik.
Fia adalah gitaris dan penyanyi solo yang sempat
menelurkan album, juga pencipta lagu yang cukup
dikenal. Sementara Sara adalah bassist yang
cukup banyak terlibat dengan nama-nama besar
musik tanah air, diantaranya menjadi bass-player
untuk Superband, bentukan Aria Baron. Keduanya
bertemu dalam band proyek bernama Thinkerbelle.
Pertemuan Fia dan Sara melahirkan
kedekatan dalam bermusik. Dari bermain
bersama hingga mencipta lagu bersama, mereka
kemudian menemukan satu formula yang bisa
merepresentasikan musik keduanya. Maka lahirlah
POP THE DISCO. Duo cewek yang memainkan
musik senang-senang dalam aliran yang mereka
sebut pop rock electro fun. Banyak terinspirasi
dari band-band cewek diantaranya The Runaways
dan Ting Tings, yang kemudian tercermin dari
lagu-lagu Pop the Disco.
18
T-Koes
Terinspirasi Koes Plus
Menggunakan Sound Card Firewire 24 Presonus, MIC
Behringer, Speaker Monitor Behringer, tak ketinggalan DAW
Steinberg Nuendo paket dari Sound Card tersebut.
Drum, Efek Gitar dan Keyboard dari musik ini
dibuat dari VST Plugins Nuendo. Kelengkapan dari DAW
ini pun dirasa sangat maksimum untuk memproses lagu
hingga tahapan Mastering.Gitar, Lead Gitar, dan Bass, tetap
dimainkan manual. Beat Drum dengan tempo yang cepat,
iringan Gitar distorsi yang kuat, menghentakan semangat
siapa pun yang mendengarnya. tak heran, bila remaja dan
dewasa pun, cepat suka dengan lagu GKS8 ini, karena, biar
pun itu lagu anak-anak, tetapi terdengar seperti lagu-lagu
yang sedang terkenal lho. Anak-anak GKS8 pun pernah
tampil sebagai bintang tamu di Idola Cilik di RCTI, kini, lagu
GKS8 disebarkan melalui https://soundcloud.com/gks8/
sunshine, dan https://soundcloud.com/gks8/home dan
beberapa sekolah juga ikut menyanyikan lagu-lagu GKS8.
Setelah mengeluarkan single pertama yang berjudul Have Some
Fun (2012), awal tahun ini Pop The Disco kembali dengan dua single
sekaligus yaitu Move On dan Good Time. Dua lagu ini sudah diputar di
radio-radio tanah air. Pop The Disco juga sedang mempersiapkan materi
untuk mini album pertama mereka. Seluruh lagu dalam album ini
bernuansa easy listening dan ceria, dengan lirik-lirik positif dan memberi
semangat. Semoga karya Pop The Disco dapat memberi warna tersendiri
bagi industri musik tanah air.
T
ahun ini, T-Koes masuk tahun ketujuh.
Usia yang masih sangat belia bagi sebuah
grup band. Namun, demikian sejumlah
prestasi telah berhasil ditorehkan dan
memunculkan sebagian remaja makin
familiar dan menyukai tembang-tembang lawas,
khususnya Koes Plus. Bukti kecil itu paling tidak bisa
ditemui saat band yang terdiri dari Fajaru Al Azhari
(Jaru )-(lead guitar/keyboard/vocal), Galifa Al
Baladi (Gali)-(rythm guitar/vocal), dan Jim Qory Al
Ghifari (Jim) -(bass guitar/vocal), merayakan HUT
ke-7 di sebuah mal di Jakarta
Selatan, pertengahan November silam, ratusan
orang memadati area panggung dan mereka ikut
bernyanyi dan berjoged. Perhelatan ini menjadi
istimewa dengan kehadiran para istri personal
Koes plus yang terdiri dari istri yon Koeswoyo, istri
mendiang Tony Koeswoyo, dan istri mendiang Murry.
Awal T-Koes
Menurut Augusta, sang pendiri T-Koes, T-Koes
singkatan nama idola grup ini yaitu Tonny KOESwoyo.
Dalam perkembangannya, media terkadang
menyebut T-Koes menjadi Titisan KOES plus, Tiruan
KOES plus, Turunan KOES plus, Teen KOES plus, dsb.
Seperti Koes plus, grup ini mengalami beberapa
pergantian personal dan sekarang persis seperti
Koes Bersaudara yang menjadi Koes plus yakni
melibatkan orang lain di luar keluarga. T-Koes diisi
dua adik kakak Gali dan Jim, serta additional untuk
posisi drum yang sering diisi Augusta, yang tak lain
adalah ayah Gali dan Jim, dan diluar mereka ada Jaru.
Soul
Lagi, menurut Augusta, yang sulit untuk
membawakan lagu-lagu Koes plus adalah soul.
Untuk itu, ia menanamkan pada diri, anak-anak
dan personal grup bahwasanya soul dari grup idola mereka
itu dulu yang harus didapatkan. Teknisnya, selain dengan
sungguh mempelajari dan memainkan lagu-lagu Koes plus
yang banyak genre, juga mempelajari dan memainkan
tembang dari penyanyi atau grup yang pernah menginspirasi
Koes plus dalam melahirkan karya-karyanya. Tak heran, bila
jadwal latihan T-Koes setiap hari padat. “Mereka harus berlatih
terus dengan beberapa lagu baru setiap harinya. Selain
lagu Koes plus, mereka juga harus memainkan grup lainnya
yang disukai Koes plus. Dengan itu, mereka bisa mengasah
dan mengembangkan kemampuan bermusiknya,” ungkap
Augusta, yang juga menuturkan menjelang kahir tahun 2014
berencana merilis album perdana T-Koes.
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 19
Singer & Band
event
Fani Citra
Agustina
Fani Citra Agustina lahir di
Tangerang, 26 Agustus 1993. Fani
mendalami dunia musik sejak kecil.
Tak heran, bila ia punya visi dan
misi dalam bermusik. Menurutnya,
ikut berkiprah dan memajukan
industri musik Indonesia sebagai
visi dan misinya adalah memberikan
yang terbaik untuk Fani sendiri,
keluarga, teman-teman, dan fans melalui lagu Fani yang easy listening,
dan dapat dinikmati untuk kalangan
tua dan muda. Sejumlah penghargaan di bidang musik pun pernah ia
torehkan. Misalnya, Juara 2 vocal
junior Yamaha Sincere Music (2004)
, Juara 1 vocalis putri terbaik antar
SMA Tangerang (2009-2010), serta
Juara 2 vocalis terbaik antar SMA
Tangerang (2010-2011).
F
ajar Kelana Bastian biasa dipanggil Alle, selain aktif membuat film
pendek yang disiapkan untuk sebuah festival film pendek tahun
2015, ia pun aktif bermusik. Baginya, musik bergenre pop dan
rock terasa lebih asyik ditekuni. Terlebih lagi, bila nuansa aransemennya
dikemas simple lantaran bisa lebih banyak pendengar, khususnya remaja.
Sejauh ini, Alle belum memiliki album. Namun, ia telah menciptakan lagu.
Bahkan, lebih dari satu. “Sudah ada beberapa lagu dari karya saya yang
sudah di mixing dengan judul “ Bersamamu“ dan “Menjaga Satu Hati“
yang mana lagu tersebut duet dengan salah seorang penyanyi muda juga
Tiara, namanya.
Fajar
Kelana
Bastian
20
Untuk segenap aktivitas tersebut
Alle mengaku mendapat dukungan
dari orangtua. “Khususnya mama,
karena mama juga orang yang suka
seni terutama seni peran dan waktu
membuat film pendek mama
sangat banyak membantu, karena
beliau juga terampil dalam penata
make up dan busana untuk film
.” Tak terkecuali, untuk aktivitas
musik. Karenanya, Alle berharap
agar kelak dapat mengharumkan
blantika musik Indonesia.
P
T Musik Cakrawala (PT MMC) sebagai
distributor tunggal alat musik dan sound
system di Indonesia untuk keempat
kalinya menggelar acara tahunan bertajuk
Sabian Day. Acara ini setiap tahunnya mampu
memancing komunitas terkait dunia drum,
seperti pemain, pemerhati, dan penyuka drum
untuk datang dan menyimak deretan acara yang
ditampilkan.
Sabian Day keempat diadakan di
Auditorium Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (5/12),
dan menghadirkan beberapa drummer beken.
Para drummer tersebut terdiri dari Fajar Satriatama
(Edane), Ray Prasetya, Alvin (Noxa), The Angel
Percussion, JP Millenix, dan menghadirkan bintang
tamu drummer internasional Sabian asal Amerika
yang tengah popular melalui penampilannya di
youtube, yakni Cobus Potgeiter
Sebelum pertunjukkan digelar dilakukan
press conference pada sore hari. Dalam kesempatan
tersebut, Hendry Kaihatu, MarCom manager PT
MMC, mengungkapkan bahwasanya konsep dari
Sabian Day selalu menitikberatkan pada tiga pilar,
yaitu education, care, dan perform. “Tiga pilar itu
adalah alasan kami membuat event Sabian Day,”
lanjut Hendry.
“Setiap tahun kami membuat konsep
berbeda dari pertama sampai sekarang. Pada 2014
sedikit ada perbedaan dengan mendatangkan
Cobus dan bintang-bintang dari dalam negeri,”
katanya. Hal senada juga diungkapkan Sandy
Andarusman yang juga drummer dari PAS Band.
“Kami selalu bikin sesuatu yang beda. Kami tidak
mau bikin parade drummer yang melibatkan
banyak drummer karena cukup banyak drummer
yang di-endorse oleh Sabian. Mudah-mudahan
hari ini akan seru,” ucap Sandy yang juga diendorse oleh Sabian.
Jumpa pers ini pun dihadiri para
drummer pengisi acara seperti Fajar Satriatama
(Edane), Ray Prasetya, Alvin (Noxa), JP Millenix,
dan Cobus Potgeiter. Mereka menyampaikan
kesan dan pesannya sebagai drummer yang diendorse oleh Sabian. Misalnya, JP Millenix yang
mengungkapkan perasaan senangnya bisa terlibat
pada event Sabian Day kali ini. “Perasaannya
nervous berada di antara drummersenior yang
jago-jago. Pokoknya seneng banget,” ujar JP
yang pernah tampil Indonesia Mencari bakat.
Begitu pula Ray Prasetya, drummer muda, yang
pernah tampil di Idola Cilik. “Pokoknya seneng,
Alhamdulilah, bersyukur banget bisa di-endorse
Sabian karena dari kecil memang enggak pernah
pakai simbal lain selain Sabian,” papar Ray.
Sementara itu, Fajar Satriatama, drummer
Edane mengungkapkan, “Sabian mempunyai
sound yang bagus dan inovatif. Sound-nya cocok
dengan segala jenis musik dan sesuai kebutuhan.
Itu keunggulannya Sabian.” Hal senada diamini
Sandy dan Alvin yang memang sudah lama
menggunakan Sabian sebelum di-endorse.
Menurut Sandy, masih banyak drummer lain yang
juga menggunakan simbal Sabian seperti Brian Sheila On 7, Eno Netral,
Agung Dewa 19, Ikmal Tobing, Adri Nidji, Jerinx SID, Aksan Sjuman, dan
Titi Rajo Bintang.
Sekitar dua jam selepas jumpa pers, pengunjung dari anak-anak
hingga orang tua terus berdatangan dan menyesaki ruang auditorium
yang menjadi lokasi acara puncak untuk menyaksikan performa para
drummer. Acara pun dibuka dengan penampilan The Angel Percussion
yang melakukan aksi drum pada midley beragam lagu, di antaranya We
Will Rock You (Queen). Penonton tersimak asyik menikmati sajian tersebut
hingga puncaknya adalah penampilan drummer Cobus Potgeiter yang
terkenal dengan video-videonya di YouTube. Penampilan drummer yang
mengaku pertama kali gebuk drum saat di gereja dan baru belajar drum
pas remaja tersebut berhasil memenuhi dahaga para penonton yang
cukup lama menanti. Semoga, Sabian Day terus digelar dan kemasan
acaranya semakin menggigit.
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 21
School
review
Headphone
Skullcandy Hesh 2 Wireless
D
Speaker
Sony SRS-BTX300
T
ampilan fisik speaker ini minimalis dan cukup
anggun. Artinya, walaupun terlihat sederhana,
mata masih bisa menikmati tampilan fisiknya.
Kombinasi warnanya pun tak ramai. Dengan warna hitam
yang diselingi warna perak di bagian pinggir bodi speaker.
Sebagai speaker yang memiliki tombol banyak lantaran
konsekuensi dari aneka fitur yang ditawarkan dalam satu
bodi tidak sekedar merepro suara, Sony SRS-BTX300
meletakan aneka tombol seperti indikator baterai, sensor
NFC, volume dan tombol lock release untuk membuka
bagian pinggir sebelah kanan pada bagian atas bodi
sehingga bisa berfungsi menjadi penyangga saat bodi
diletakkan. Adapun, untuk tombol lain seperti Power,
Bluetooth Pairing, Audio In dan Sound ditempatkan di
bagian dalam danpada bagian belakang ditempatkan
port yang antara lain terdiri dari DC-In, Jack Audio In,
Bluetooth Standby, Reset, dan USB. Dengan bobot 1,6 kg,
speaker ini cukup mudah dipindah tempatkan di tempat
yang disukai.
Saat menguji speaker ini, MusicReview coba memutar
beberapa tembang dari beragam genre yang umumnya
dimainkan secara bluetooth. Mulai dari tembang yang
slow dengan dominasi vokal hingga yang dominan dengan
keluaran suara dari instrumen musik tertentu. Misalnya,
tembang “Royal”d ari Lorde yang pada awal lirik dominan
menghadirkan bunyi bas. Nah, saat merepro keluaran
dari elemen ini masih tersimak bas yang kurang tebal.
Adapun, vokal yang direpro masih tersimak alami dan
bersih. Hal senada tersimak dalam beberapa lagu lain.
Secara umum, “jujur” dalam merepro audio. Artinya, bila
satu lagu memiliki kualitas yang memang kurang baik,
keluaran reproduksi audionya pun terdengar kurang
maksimal.
Kelebihan: Merepro audio dari beragam genre dengan lumayan
OK. Kelemahan: repro keluaran frekuensi rendah kurang
bertenaga. Nilai: 
Spesifikasi: Sistem Speaker: 70 mm x 2 (full range). Tipe Enclosure
: Model ‘Passive Radiator’. Keluaran daya: 10W+10WW (AC
Adaptor), 4W+4W (Baterai). Koneksi : NFC, Bluetooth 3.0. Input
: Stereo Mini Jack. Output : USB Terminal. Daya : 12,5V. Baterai
: Li-ion Battery. Dimensi : 34,1 x 11,5 x 5,85 cm. Berat : 1,6 kg.
22
i Indonesia, merk ini memang belum sepopuler Sony,
Sennheiser, Behringer, tapi untuk kualitas dan harga
yang ditawarkan terlihat jelas, segmen yang dituju
adalah menengah atas. Artinya, tak beda jauh dengan segmen
pasar dominan yang dibidik tiga merek diatas. Tak mau kalah,
Skullcandy menghadirkan banyak model yang bisa dijadikan
pilihan terkait headphone. Salah satunya adalah Skullcandy Hesh
2. Skullcandy Hesh 2 yang mampir ke ruang redaksi untuk diuji
memiliki motif ala army look. Sebuah tampilan desain menarik
dan beda dari kebanyakan merek dan model, tak terkecuali
tiga merk diatas yang lebih suka menampilakn model dalam
kemasan warna solid seperti hitam yang dominan. Sejatinya,
Skullcandy Hesh 2 memiliki rentang tanggapan frekuensi 18Hz
- 20Hz. Impedansi 35 ohms yang memang menjadi spesifikasi
dominan dari peranti seperti pemutar MP3 dan peranti mobile
kecil lainnya tanpa amplifier khusus yang mampu mendukung
daya pada headphone dan bisa menjadi jaminan kualitas yang
reproduksi suara yang dihasilkan. Tentunya, ini baru sebatas
“bahasa” spesifikasi. Dengan langkah mencoba baik dengan
memutar lagu dengan mengaktifkan bluetooth tentunya bisa
lebih terukur kualitas yang dihasilkannya.
Saat mencoba headphone ini, sejumlah lagu dimainkan, mulai dari
lagu Indonesia hingga lagu barat dengan beragam genre. Kualitas
vokal yang dihasilkan secara umum alami tersimak dengan lapal
yang jelas. Headphone pun “jujur” mengungkap kualitas suara
dari setiap lagu yang memang berbeda kualitas. Dengan kata
lain, semakin bagus kualitas file lagu yang diputar, semakin bagus
pula keluaran yang dihasilkan.
Bunyi beragam instrumen yang
dihasilkan pun secara umum,
jelas dengan keluaran bas
yang terbilang solid. Namun,
dalam beberapa lagu, tersimak
repro trebel yang terdengar
kurang kuat. Saat menyimak
beragam tembang ini ada hal
lain yang perlu diperhatikan
yakni kenyamanan menyimak.
setelah lebih dari lima lagu,
tekanan bantalan pada kuping
mulai berasa mengetat dan
sedikit mengurangi kenya­
manan.
Kelebihan: Dengan menyimak beragam lagu dari beragam genre musik,
repro vokal, instrumen musik, tersimak jelas dan alami. Reproduksi
keluaran bas secara umum pun solid. Kelemahan: Saat menyimak lagu
dalam durasi yang lebih lama atau lebih dari setengah jam, perlu sesekali
merenggangkan speaker pada telinga agar kenyamanan mendengar
tetap terjaga. Nilai: 
Spesifikasi: Tipe: Over-ear (Closed). Driver: 1/telinga. Ukuran Drvider: 50.
Respon Frekuensi: 18-20 Hz. Impedansi: 35. Sensitivitas: 105. Koneksi: 3,5
mm stereo. Dimensi: 7,5 x 6,9 x 3,2 inch. Berat: 6,35 ons.
Gilang Ramadhan Studio Band (GRSB)
Lebih lanjut Taufik menambahkan bahwa Gilang
Ramadhan selaku founder, menekankan pendidikan
musik di GRSB ini diawali dengan memainkan drum
terlebih dahulu. Mengapa demikian? Karena melalui
drum, mempelajari musik akan jauh lebih mudah.
Yang dipelajari dan dikenalkan adalah ritme atau
ketukan sehingga anak-anak kecil pun akan lebih cepat
mengikuti.
Fasilitas dan Tenaga Pengajar
G
ilang Ramadhan Studio Band (GRSB) adalah sebuah
lembaga pendidikan musik bagi semua umur
dengan sistem kurikulum yang telah disesuaikan
dengan sekolah musik berstandar internasional. Lembaga
pendidikan musik yang didirikan oleh Gilang Ramadhan
dan Pra B. Dharma pada tahun 2007 ini, kini telah memilki
cabang-cabang GRSB yang tersebar di kota-kota besar
seluruh Indonesia, lebih dari 30 cabang.
“Awalnya, GRSB ini adalah Gilang Ramadhan School
Drummer (GRSD) yang didirikan pada tahu 2007 dan hanya
fokus pada drum. Lalu pada tahun 2010, GRSD berubah
menjadi GRSB dan mengajarkan tidak hanya drum, tetapi
juga gitar, bass, piano, dan vokal,” ujar Taufik Ismail, General
Manager GRSB.
S
Jka dulu GRSB hanya fokus pada drum, kini GRSB
juga mengajarkan vokal dan alat musik yang lain seperti
piano, organ, gitar, dan bass. Fasilitas yang tersedia
cukup memadai dan baik. Khusus untuk drum, siswa
pertama kali diperkenalkan berlatih menggunakan drum
pad (terbuat dari karet dan tidak mengeluarkan bunyi).
Barulah setelah cukup mengerti akan ketukan atau
ritme, siswa berlanjut berlatih menggunakan drum set
yang sebenarnya. Drum pad ini merupakan hasil temuan
dan inspirasi dari Gilang Ramadhan.
Para tenaga pengajar juga berasal dari kalangan
musisi profesional dan juga musisi akademisi. Para
pengajar yang mengajar di GRSB ini merupakah
hasil seleksi langsung Gilang Ramadhan. Selain itu,
kurikulum yang disusun berdasarkan pengalaman
Gilang Ramadhan sendiri selama menekuni pendidikan
musik di luar negeri, maupun dari hasil pengalamannya
sebagai musisi.
Beat DJ
School
ekolah DJ (DISK JOCKEY) yang bisa menjadi pilihan
untuk mengeksplorasi bakat dan hobi dalama dunia
DJ ini berdiri tahun 2013. Sekolah memiliki tiga ruang
utama yang dijadikan area belajar. Tiga ruang tersebut
dilengkapi perangkat DJ yang sudah memenuhi standar,
antara lain speaker KRT Portable. Adapun, peranti utama
dalam ruang sebagai berikut.
Ruang 1: Turntable rechnies MK 2 .Mixer DJM 800 .PIONEER
Ruang 2: CDJ 2000 NEXUS .DJM 2000 NEXUS
Ruang 3: CDJ 2000 NEXUS .DJM 2000 NEXUS
Ruang ini digunakan untuk
beberapa kelas yang dita­
warkan yakni Basic class
dan Basic class.
BEAT DJ School didu­
kung pelatih yang amat
senior yaitu DJ Jun dan
Salah satu Dj wanita yang
lagi beken banget DJ
Stella atau lebih populernya
dengan nama DJ Usa. DJ Usa
ini aktif juga dengan Event
Organizer dengan Number
Sixth , nama dari EO ini juga
karena ada enam orang DJ
pilihan yang terkabung
dalam EO mereka. So, buat
kamu yang mau bergabung
bisa langsung ke Jl. Tebet
Raya no 54 c – Jak-Sel .
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 23
Tips & Trick
BASIC HAND WARMING UP
FOR DRUMMERS (PART 1)
Bagi seorang drummer, sesi warming up atau
sesi pemanasan merupakan bagian penting
sebelum memulai sebuah aktivitas bermain drum.
Sebagaimana yang dilakukan oleh seorang atlit
yang hendak melakukan aktivitas berolahraga,
sesi warming up menjadi bagian penting yang
perlu dilakukan agar terhindar dari cedera.
Mengingat bermain drum merupakan aktivitas
fisik yang menuntut stamina yang prima, ada
baiknya jika sebelum melakukan aktivitas ini kita
menyempatkan diri untuk melakukan warming up.
D
alam rubrik kali ini, saya ingin berbagi
konsep dasar untuk melakukan warming
up. Pada bagian pertama konsep ini, kita
akan mulai berlatih dengan empat bentuk
pecahan not yakni pecahan not seperempat (1/4), not
24
seperdelapan (1/8), not triplet seperdelapan (1/8,) dan
not seperenambelas (1/16). Selain itu, kita juga akan
menggunakan beberapa variasi bentuk sticking yang
berbeda yakni single hand sticking (RRRR / LLLL), alternate
hand sticking (RLRL / LRLR), dan double hand sticking
(RRLL / LLRR).
Untuk melatih materi ini, saya menyarankan agar para
drummer pemula berlatih menggunakan metronome.
Hal ini bertujuan untuk memastikan agar setiap not yang
dimainkan dapat akurat secara tempo, tidak rushing
ataupun dragging. Bagi drummer pemula, ada baiknya
mulai melatih materi ini dari tempo lambat dan perlahanlahan menaikkan temponya sebanyak 5 atau 10 BPM dari
tempo sebelumnya; hingga batas tempo maksimal yang
dapat dimainkan oleh anda.
Adapun dalam melatih materi ini, para drummer pemula
dapat mempergunakan drum pad sebagai alternatif
media untuk berlatih ataupun dapat secara langsung
mengaplikasikan-nya pada drum set. Untuk pengaplikasian di
drum set, saya menyarankan agar melatih materi ini di bounce
surface seperti snare drum dan less bounce surface seperti tomtom / floor tom.
Tujuannya ialah agar tangan kita menjadi terlatih memainkan
berbagai bentuk not tersebut dengan tone yang solid, di setiap
bagian drum set yang memiliki permukaan dengan tingkat
bounce yang berbeda.
Dalam melakukan sesi warming-up, kita juga perlu
membangun endurance tangan kita. Untuk itu,
saya menyarankan agar setiap exercise dimainkan
selama beberapa menit (misalnya 3 - 5 menit
per exercise) sebelum beralih untuk memainkan
exercise selanjutnya.
Berikut ini saya lampirkan materi warming up-nya
untuk anda. Selamat berlatih…
Profile:
Martin Lo
has been working as a professional musician and educator for years.
He received a Bachelor Degree in Communication Science from Universitas Pelita
Harapan and then continues his music education at The Collective School of Music
in New York City. During his music study, He received Perfect Attendance Award and
Most Improved Student Award from the school where he studied. As a musician, he
has worked with a number of Indonesia reputable musicians and even international
musicians. His achievements were proven through his performances in many
prestigious events and gigs such as Jakarta International Java Jazz Festival, Jakarta
International Jazz Festival, Jazz Goes To Campus Festival, and etc. As an educator, He currently gives private drum lesson in his home studio and works as
a drum lecturer in Indonesia Music Institute and Jakarta Drum School. No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 25
Tips & Trick
Berpikir, Bermain, dan
Menjadi Cerdas dengan
Organ Tunggal
bisa dibentuk melalui pengalaman jam terbang bermain
dan pergaulan antarmusisi. Ada sebuah opini: “teknologi
dibuat untuk memudahkan orang dalam melakukan
segala hal”, dalam hal ini perlu ditambah dengan kalimat:
“yang didukung dengan skill yang memadai”. Contoh:
Yamaha mengembangkan teknologi Super Articulation
pada suara saxophone, tentu tidak akan ada artinya jika
kita memencet tuts dengan asal-asalan, karena teknologi
tersebut bisa dirasakan ketika kita bisa bermain stacatto
atau legato.
1.1. Fingering
Fingering atau penjarian adalah memiliki peranan yang
cukup vital karena tidak semua lagu berisi not yang
mudah dimainkan, oleh karena itu dibutuhkan fingering
yang memadai. Berikut saya berikan gambaran mudah
untuk latihan penjarian.
Nomor Jari
1 = jempol
2 = telunjuk
3 = tengah
4 = manis
5 = kelingking
O
rgan Tunggal (OT), belakangan kalau kita
berkunjung ke resto/cafe/food court hingga
ke acara resepsi pernikahan/khitanan, sering
kita menemukan bentuk hiburan musik yang satu ini,
dan biasanya pasti ada request atau tamu yang mau
menyumbangkan lagu. Beragam keyboard yang sering
digunakan, dari Casio, Yamaha, Roland, Technics, Korg,
dan mungkin ada player lain yang menggunakan merkmerk yang tidak “umum”, seperti Medeli, Techno, dan
lain-lain.
Sebagai pelaku dan penikmat musik (termasuk
OT), terkadang patut disayangkan bilamana pada sebuah
pementasan, sebuah keyboard tipe terkini dimainkan
ala kadarnya, atau bahkan mungkin untuk menutupi
kekurangan skill-nya, player-nya menggunakan data
MIDI file melalui media penyimpanan eksternal.
Jadi, bagaimana sebaiknya menjadi seorang pemain
keyboard (OT)? Saya akan mengupas dari dua sisi: skill
dan teknologi.
1. Skill
Skill atau kemampuan jelas perlu pada saat bermain.
Skill bisa diperoleh melalui pendidikan, baik berupa
kursus ataupun perkuliahan. Di samping itu, skill juga
26
C
1
D
2
E
3
F
1
G
2
A
3
B
4
C
5
Untuk Do=F
F
1
I
C
D
E
II
D
E
F#
III
E
F#
G#
IV
F
G
A
V
G
A
B
VI
A
B
C#
VII
B
C#
D#
Contoh: lagu dengan progresi dibawah ini (Do=C)
I
VIm
IIm
V
C
Am
Dm
G
Menjadi (Do=F)
I
F
VIm
Dm
IIm
Gm
V
C
Contoh pada progresi yang sama, perubahan di chord
Am nya
Posisi jari ini berlaku untuk semua semua nada tuts putih,
kecuali F
Nada
Jari
C
D
E
Berkaitan dengan perihal chord, tentu tidak lepas dari
chord substitution. Ada beberapa cara chord subtitution,
salah satunya tri-tone subtitution, yaitu jarak 3x wholetone (jarak 1 nada) dari chord asal atau 1/2 chord
dibawah chord ke-V nya, misal C menjadi F#, G menjadi
C#, A menjadi D# alias Eb
Contoh penjarian tangan kanan untuk 1 oktaf
Do=C
Nada
Jari
mempelajari chord, semestinya Anda juga bisa mengerti
untuk membuat solo improvisasi (chordal soloing).
Masalah transposisi (transpose) kadang menjadi hal yang
disepelekan. Banyak player menggunakan transpose
karena mengejar praktisnya saja. Berikut sedikit tips dari
saya: jangan berpikir dan mengingat chord dalam abjad,
tapi gunakan angka (roman numeral), contoh:
G
2
A
3
Bb
4
C
1
D
2
E
3
F
4
Latihan penjarian yang lain bisa dicari di buku
Hanon yang lain dan keduanya bisa dikombinasikan
dengan stacatto dan legato untuk melatih artikulasi
nada yang lebih beragam.
1.2. Chord
Pengetahuan tentang chord jelas vital di dunia OT.
Mulai dari chord triad, sixth (6th), seventh (7th), ninth
(9th), add 9th, diminished, augmented, suspended, dan
lain-lain jelas sangat berguna dan akan menunjukkan skill
Anda selama tidak diumbar secara berlebihan. Tentu saja
pengetahuan chord bukanlah semata-mata mengetahui
bentuk chord di atas saja, tapi juga bagaimana kita bisa
memakai dan mengembangkan progresi chord dalam
sebuah lagu, dan bila Anda cukup punya waktu untuk
Dm...
G7... Em... Am...
menjadi
Dm...
G7... Em... Eb dim...
1.3. Hearing
Hearing atau pendengaran yang baik sangat
diperlukan untuk pemusik. Bukan sekadar “mendengar”
dalam pengertian harafiah saja, tapi mendengar dalam
artian mampu menerjemahkan nada dan chord yang
didengar ke dalam permainan. Hearing yang baik bisa
dilatih dengan ear training yang sederhana, misalnya,
untuk melatih hearing chord dengan kita mendengarkan
lagu yang kemudian kita tulis dalam bentuk roman
numeral dan memainkan kembali chord tersebut.
Selain kemampuan untuk menterjemahkan chord,
perlu diperhatikan juga hearing untuk mendengar dan
“menebak” nada dasar. Hal ini sering terjadi pada sebuah
situasi ketika ada orang yang mau menyumbangkan lagu,
tapi dia tidak tahu nada dasar yang sesuai untuk range
vokal dia. Perlu diperhatikan juga, bahwa ketika mencari
nada dasar, player juga harus bertanggung jawab untuk
memberikan alternatif terbaik untuk meyelamatkan
penampilan. Ingat, tamu adalah raja, artinya kita harus
men”aman”kan posisi dia sebagai penyanyi ketimbang
posisi aman kita sebagai player.
2. Alat (Teknologi)
Keyboard dalam beberapa dekade belakangan
sudah berkembang pesat teknologinya. Tiap brand
keyboard mengembangkan teknologi suara. Apapun
nama teknologi yang mereka kembangkan, semua
tujuan nya satu: menghasilkan suara instrumen serealistis
mungkin.
Amat disayangkan bila seorang player memiliki
sebuah keyboard dengan teknologi terkini, tapi tidak
dimanfaatkan secara maksimal dan menjadi mubazir.
Yang menarik: ada player OT yang beralih menjadi
“disket/flashdisk player” bukan “keyboard player”. Bila
dalam sebuah penampilannya, katakan 2 jam, semuanya
mengandalkan data MIDI file dari disket/flashdisk.
Okelah kalau beberapa lagu yang memiliki kompleksitas
aransemen yang cukup ribet, tapi bukan berarti harus
mengandalkan sequencer selama durasi penampilan.
Saya tidak menyalahkan fasilitas penyimpanan eksternal,
karena fasilitas itu sangat bermanfaat untuk me-loading
data style, registrasi, dan backup data lainnya.
Jadi, bagaimana sebaiknya? Upgrade diri Anda
dengan memperkaya ilmu dan skill, agar ketika Anda
dalam keadaan terburuk sekalipun, Anda bisa menghibur
orang dengan keyboard apapun yang ada , dan tentu
saja ketika memainkan keyboard harga 1-2 juta jangan
berharap banyak seperti memainkan keyboard harga
di atas 10 juta dan pertimbangkan keyboard apa yang
akan Anda beli, karena beli keyboard tidak semudah beli
kerupuk. Pastikan sesuai dengan “gaya bermain” Anda.
Sebaiknya hindari membeli keyboard dengan teknologi
yang sekiranya akan mubazir di tangan Anda.
Biografi: Triono Pudji Suseteo – Keyboard Instructor
Latar Belakang Pendidikan : - SMA Negeri III Bogor, 1991-1994 - Institut Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Jakarta, Faculty of Communication, Journalism, 1994 • Pengalaman Profesional : - Pianist at
Bina Vokalia Bogor, 1992-1994 - Recording with Native Band for compilation album Pesta group, Musica
Studio 1996 - Additional Keyboardist for Idang Rasjidi Quintet, 1998 - Record and Perform with Bunglon
Band, 2002-2003 - Performing on Cosmopolitan FM Happy Hours, 2005-2010 - Perform, compose and
music directing for various artist : Afgan, Abdul n Coffee Theory, Andien, Andity, Barry Likumahua
Project, Tangga, Warna, Shanty, Yuni Shara, Rani, Harry Toledo n Friends, Tompo, Los Morenitos, Asian
Beat Indonesia, Mario Teguh Golden Ways - Music composer for opening title and bumper on Bulletin
Sinetron, RCTI, 1996 - Music composerfor Satelindo GSM, TV commercial, 1996 - Music Programmer
for Festival Vokal Chic’s Music, 1997 - Music composer for several artist such as : Bunglon, Tania - Music
composer for radio commercial Huxley’s Wintogeno, 2007 - Music Composer and Programmer for
Jazznova, Platinum, 2006
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 27
SongWriting
Dimana Menemukan
Judul Yang Baik?
B
iarkan mata dan telinga Anda terbuka untuk
judul yang baik dan memiliki energi. Aksi
kata-kata, gambar, atau frasa singkat dapat
menjadi judul yang baik. Perhatikan judul
menarik yang biasanya ada pada berita utama di surat
kabar. Berikut adalah beberapa contoh judul menarik
yang diambil dari majalah popular “A Dream On The
Edge”, “Hiding In The Shadows” , “What You Can’t
Change”, “Slipping Away”.
Kembali lagi ke diri Anda dan dengarkan diri
Anda sendiri dengan melakukan kebiasaan-kesadaran
menulis. Menulis atau mengetik secepat Anda bisa,
mencoba untuk tidak berpikir atau membuat penilaian,
kemudian lihat kembali dan mencari frase yang
baik. Ketika Anda mendengarkan orang lain atau
melakukannya sambil menonton televisi, maka akan
ada sudut kecil yang menangkap perhatian Anda dan
mengganggu pikiran Anda. Mulailah dengan membuat
daftar judul.
GO AHEAD & DO IT! – Mulai buat daftar judul Anda
sekarang. Ambilah sebuah buku atau majalah, atau
memindai frase pendek yang menarik. Tuliskan
setidaknya tiga frase. Gabungkan dan cocokkan
kata-kata dalam frase, ganti dengan kata-kata Anda
sendiri, cobalah bermain dengan banyak ide. Cobalah
gunakan satu kalimat yang membuat Anda bisa
menulis lagu. Terus mencari frase yang tepat hingga
Anda memiliki sesuatu yang Anda sukai. Gambarlah
sebuah lingkaran besar di sekitar frase itu!
28
Ubah Judul Menjadi Sebuah Lirik.
Dari Sekarang!
Sekarang, mari kita mulai untuk mengubah judul Anda
menjadi lirik yang besar dengan mengajukan beberapa
pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari judul. Jika Anda
menggunakan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebagai
petunjuk, maka Anda akan mendapatkan….
• Selesaikan setiap lagu yang Anda Tulis
• Dengarkan setiap saat lagu Anda
• Jadikan lagu Anda seperti yang Anda mau.
Berikan Pertanyaan Tersembunyi Anda Pada Judul!
Setiap judul memiliki pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab. Pertanyaan-pertanyaan akan muncul dari orang-orang
di sekitar Anda, sebagian lagi datang dari para pendengar.
Anda harus menjawab keduanya. Bisa disimak contoh di
bawah ini.
Ambil contohnya pada judul lagu “Heartbreak Hotel”.
Beberapa akan mengajukan pertanyaan seperti : Apa itu Hotel
Patah Hati? Apa yang terjadi disana? Dimana lokasinya?
Tentu saja pertanyaan-pertanyaan itu ibarat sebuah batu yang
semakin membesar.
• Apa itu Hotel Patah hati? Yaitu tempat dimana bayi
Anda pergi meninggalkan Anda (meninggal).
• Apa yang terjadi disana? Kesedihan dan tangisan
sang pecinta.
• Dimana lokasinya? Di ujung jalan kesendirian yang
menurun.
Ada lagi judul lagu“I Knew You Were Trouble” dari penyanyi
Taylor Swift. Menimbulkan pertanyaan “Siapa yang
bermasalah?”, “Masalahnya seperti apa?” dan Bagaimana
merubah itu semua? Jika pertanyaan-pertanyaan tadi tidak
dijawab dalam lirik lagu, maka pendengar akan merasa kecewa
dan pergi meninggalkan lagu tersebut. Di negara-negara besar,
lagu seperti “You Gonna Miss This” yang dinyanyikan oleh
Trace Adkins, pendengar akan bertanya “Apa yang hilang?”
dan “Mengapa kita kehilangan itu?”. Amati lirik lagu tersebut
dan Anda akan terkejut dengan jawabannya!. Ini adalah contoh
lagu yang bagus. Ini akan membuat Anda bertanya-tanya dan
mereka menjawabnya dengan sesuatu yang segar.
Anda dapat memilih pertanyaan yang ingin Anda jawab.
Namun, pastikan untuk bertanya dimana pendengar bisa
menjawabnya juga. Jika Anda adalah seorang pendengar, apa
yang ingin Anda tahu?
Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering ada
dalam sebuah judul?
Apa maksud dari judul lagu tersebut?
Bagaimana perasaanmu terhadap itu?
Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
Apa yang Anda fikirkan atau apa harapan Anda
selanjutnya?
GO AHEAD & DO IT! Kembali dan lihat judul yang dilingkari. Apakah ada
pertanyaan yang disarankan kepada Anda, salah
satunya yang ingin dijawab dalam sebuah lagu?
Buatlah daftar pertanyaan yang ingin Anda jawab.
Kemudian tambahkan pertanyaan yang Anda
pikir para pendengar bisa menjawabnya. Apakah
mereka mengerti judul lagunya? Apakah Anda harus
menjelaskan apa artinya?
Apakah Anda akan memberitahu mereka? Mulailah
menulis beberapa jawaban Anda dari sekarang. Jangan
repot-repot untuk menulis sajak atau lirik. Katakan saja
apa yang ingin Anda katakan. Itu adalah tempat terbaik
untuk memulai lagu karena lahir dari dalam hati Anda.
Gunakan Gambar Untuk Membuat Lagu
Anda Lebih Hidup
Sama seperti potter yang memiliki tanah liat dan pelukis
yang memiliki tabung cat, penulis lagu memiliki gambar,
kata-kata tindakan, dan konsep segar. Ini adalah bahan
utama Anda. Anda akan berkreasi dengan menggunakan
kata-kata, frase, dan gambar yang sesuai dengan judul
lagu Anda.
Buatlah daftar kata-kata dan gambarkan judulnya.
Katakanlah judul lagu Anda berjudul “You Make Me
Smile”. Untuk memciptakan bahan baku dari judul
tersebut, fikirkan sebuah kata dan gambar yang terkait
dengan senyuman!. Kita dapat memulainya dengan
kata yang jelas seperti “Bahagia”, “Cerah”, “Terang” dan
“Menyenangkan”. Ini adalah kata-kata yang dapat Anda
gunakan sebagai lirik lagu Anda, singkat, tapi abstrak.
Mari kita coba ciptakan kalimat dengan kata-kata
tersebut dan membuat pendengar untuk tersenyum.
Ambil contoh kata “menyenangkan”. Apa hal yang
menyenangkan, pikirkan apa yang membuat orang
tersenyum? Hiburan, menari. Orang akan merasa
berbahagia ketika pergi ke taman hiburan seperti
Disneyland. Jadi, mari kita gambarkan hiburan yang ada
di taman hiburan, mungkin roller coaster.
Itu hanya ide-ide kasar. Usahakan untuk tidak
menilai baik atau buruk pada tahap ini. hanya menuliskan
apa yang datang kepada Anda. Anda tidak mungkin
menggunakan semuanya, tapi ada beberapa yang
sesuai dengan lagu Anda.
Sekarang mari kita coba kata “Cerah”. Jelas kata
itu membuat saya berpikir tentang sinar matahari , yang
membuat saya berpikir tentang musim panas dan berada
di luar ruangan, yang membuat saya berpikir tentang
rumput, pohon, dan bunga. Bunga membuat saya
berpikir tentang warna-warna cerah- emas, merah, ungu
- dan lebah berdengung di sekitarnya.
Jadi, sekarang kita memiliki kata-kata yang bersifat
citra mental – lebah, bunga, sinar matahari, pesta,
menari, roller coasters! Semua itu dilakukan dengan
senyuman dan perasaan yang baik. Dan mereka
datang dari sebuah kata yang berubah menjadi
banyak.
Ada kata-kata tersebut dalam sebuah lagu
hits yang berjudul “Smile” dan dibawakan oleh
Uncle Kracker. Perhatikan berapa banyak katakata yang tadi kita bahas.
Anda membuat saya menari seperti orang
bodoh
Lupa bagaimana bernapas
Bersinar seperti emas
Berdengung seperti lebah
Hanya memikirkan Kamu saja bisa
membuat aku liar
Oh… Kamu membuat aku tersenyum
Sekarang pendengar akan mengambil
gambaran
perasaan
ketika
penyanyi
mengucapkan kata-kata tersebut. ini adalah salah
satu yang paling penting bagi setiap pencipta
lagu. mendengar lagu ini di Spotify, melihat
liriknya di media online atau melihat videonya
akan terdengar sangat menyenangkan dan ide
dasar untuk tersenyum!.
TIPS: Setelah Anda memiliki daftar katakata yang terkait, membuat daftar kata-kata
dan gambar yang kontras, orang-orang yang
menyarankan sebaliknya. Sebagai contoh, saya
menulis sebuah lagu yang berjudul “California
Girl.” Jelas kata-kata yang terkait dengan itu akan
mencakup musim panas, matahari, kehangatan,
gelombang, air, pasir, merasa bebas - semacam
berada di surga. Kata-kata yang kontras dengan
itu adalah musim dingin, bulan, dingin, api
(kontras dengan air) dan perasaan terperangkap
(lawan dari perasaan bebas).
GO AHEAD & DO IT! Buatlah daftar kata-kata, gambar, dan frase yang
berhubungan dengan judul Anda. Tuliskan katakata tunggal atau frase singkat. Jangan berpikir
tentang irama atau masuk akal pada saat ini.
Dan coba untuk tidak bersikap kritis terhadap
ide-ide Anda - hanya menulis apa yang datang
kepada Anda. Kemudian, buatlah daftar kata-kata
yang kontras, gambar, dan frase. Menulis katakata sebanyak yang Anda bisa pikirkan di setiap
kolom. Biarkan satu ide berkembang ke yang
lain dan ikuti kemana ide tersebut membawa
Anda. Ini adalah latihan yang bagus untuk
mengembangkan kreativitas!.
No. 2 - Tahun I - Januari - Februari 2015 29
Buyer's guide
Alesis Elevate 5
BEYERDYNAMIC M 99
Rp 2.610.000,-
The standard microphone for
instruments
& on-air broadcasting
Characteristic :
• Suitable for vocals , radio
announcers ,
instruments , and kick drum
• Hypercardioid polar pattern
• Switchable presence accentuation
and equalisation for bass drum
• Rugged construction
• Integrated elastic suspension
• Extremely linear
frequency response
Price : Rp 6,250,000
BEYERDYNAMIC M 59
The vocal dynamic microphone for
indoor & outdoor broadcasting
Characteristic :
• Hypercardioid polar pattern
• Low mass, large diaphragm
• Fast transient response for increased sonic
accuracy
• Internal shockmount reduces handling noise
• Tailored frequency response for rich, crisp
sound
• Enhanced-Field Rare Earth Magnet for high
output and sensitivity • Non-glare Nextel®
finish
Price : Rp. 5,250,000
BEYERDYNAMIC
CUSTOM ONE PRO
Professional headphone for studio
and home applications
Features :
• Closed headphones
• Variable bass reflex system via " Custom
Sound Slider "
• High efficiency due to 16-Ohm drivers
• Rugged headband made of spring steel
• Single-sided, plug-in type connecting cable
• Soft , replaceable ear and headband pads.
Price : Rp. 3,000,000
BEYERDYNAMIC
TG 35 VD
Dynamic microphone
(supercardioid) for vocals
with On/Off switch.
Characteristic :
• Supercardioid polar pattern
• Flat , wide frequency
response for uncoloured
sound reproduction
• Rugged construction
• Excellent isolation from
unwanted sound
Price : Rp. 1,250,000
30
Fender
Candy YLW Custom S
Rp 49.990.000,-
BEYERDYNAMIC
DT 770 PRO, 80 OHM
The perfect monitoring headphone for recording
studios, post production or broadcasting
Characteristics:
• Closed diffuse-field studio headphone
• “Bass reflex” technology for improved bass
response
• Comfortable fit due to rugged, adjustable, soft
padded headband construction
• Robust, easy serviceable construction as all
parts are replaceable
• Softskin, circumaural and replaceable ear pads
• 3.0 m (9.8 ft.) straight cable (single-sided)
• Including drawstring bag
Price : Rp. 3,200,000.-
TERSEDIA JUGA BUKU KAMUS ISTILAH PENYIARAN DIGITAL
DALAM VERSI EDISI LUX HARD COVER
dapatkan segera di toko-toko buku
terdekat di kota anda.
pemesanan langsung bisa hubungi :
atau 021-91363006
No. 2 - Tahun I085312221260
- Januari - Februari
2015 31
No. 17 - Tahun(eny/irma)
II - Februari-Maret 2013
25
COMING SOON
KlubRadio ( WWW.DIRADIO.NET )
Layanan Radio & Music Streaming
Aplikasi dapat diunduh dari Google Play Store dengan keyword : Diradio
Fitur Unggulan
Live streaming dari radio - radio Indonesia, kirim request ke radio, monitor
rundown/request.
Podcast puluhan ribu konten : informasi ( berita, wisata dan kuliner, dll )
hiburan dan pendidikan ( musik ,talkshow, dongeng ,cerita, religi,dll )
dari radio - radio Indonesia.
Akses layanan musik lebih dari satu juta lagu dari tujuh puluh tiga label
dalam dan luar negeri
Menyusun playlist personal yang mengkombinasikan jutaan konten musik
maupun non musik
Diskon di ribuan merchant yang tergabung dalam kerjasama MODIS
( www.modisradio.com ) di seluruh Indonesia
Beriklan gratis di larisradio.com
32
Download