9 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012 Rancang Bangun Sistem Hibrid PLT Surya dengan Jaringan Listrik Rumah Tangga Sederhana disekitar Kampus Unnes Henry Ananta1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang 1 [email protected] Abstrak : Energi baru dan yang terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satu upaya yang perlu dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tujuan penelitian ini adalah; (a). Merancang dan membangun sistem hibrid PLTS dengan jaringan listrik PLN yang cocok digunakan untuk kebutuhan rumah tangga sederhana di sekitar kampus konservasi Unnes. (b). Melakukan uji coba, analisis data elektris yang dihasilkan dan kajian data ekonomis serta perbaikan sistem. Kata kunci: sistem hibrid, PLTSurya 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Permasalahan utama pada penggunaan energi fosil saat ini selain cadangan bahan bakar fosil yang semakin menipis juga dampak pelepasan karbon ke atmosfer akibat pembakaran bahan bakar fosil dan organik yang menimbulkan pemanasan global dan sangat membahayakan kelestarian bumi seisinya. Bahkan, jika tidak ada perubahan perilaku dan pola konsumsi manusia, juga tanpa upaya mereduksi emisi gas rumah kaca untuk mengatasi pemanasan bumi, para pakar yang tergabung dalam Intergovermental Panel on Climate Change ( IPCC ) memperkirakan usia bumi tinggal 70 tahun hingga seabad lagi Proyeksi itu berdasarkan tren kenaikan suhu udara hingga empat derajat Celcius (C). Tingkat itu dapat tercapai bila emisi gas rumah kaca (GRK) terus bertambah dalam beberapa dekade ke depan karena tidak ditegakkannya kebijakan mitigasi perubahan iklim dan pola pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan. (Kompas, 28 Mei 2007). Ancaman kiamat bumi itu, menurut IPCC dapat dicegah dengan beberapa skenario untuk menurunkan GRK hingga tahun 2030. Skenario terbaiknya adalah menahan kenaikan suhu bumi hanya 2 hingga 4 derajat C sampai 23 tahun ke depan. Untuk mencapai itu konsentrasi GRK harus distabilkan pada kisaran 445-490 part per million (ppm). Skenario lain menyebutkan, kenaikan dibatasi sekitar 3,2 hingga 4 derajat C pada kurun waktu yang sama dengan menjaga jumlah GRK 590-710 ppm. Karena itu pemanfaatan sumber energi baru yang non polutted perlu lebih dikembangkan. Energi terbarukan yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah khususnya di daerah perbukitan kota Semarang dengan potensi cukup besar dan sesuai karakteristik sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan, murah dan ramah lingkungan salah satunya adalah energi matahari. Matahari sebenarnya adalah sumber energi yang sangat potensial, menghasilkan energi yang setara dengan daya 7,3 x 1010 MW, ramah lingkungan, tidak membutuhkan biaya pengadaan dan perawatan serta berumur sangat panjang. Energi baru dan yang terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar 10 untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satu upaya yang perlu dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan listrik rumah tangga, baik yang sudah ada listrik PLN maupun yang belum dilayani PLN. Dengan menyatukan dua kekuatan sumber energi listrik yang berasal dari matahari dan sumber jaringan listrik PLN, maka kebutuhan listrik rumah tangga sederhana di sekitar kampus Konservasi Universitas Negeri Semarang dapat dilayani dengan baik, dan dapat mengurangi pemakaian listrik dari PLN. Agar penyatuan sumber energi listrik tersebut dapat berjalan dengan baik diperlukan sistem Hibrid berbasis mikroprosesor, sehingga pada penelitian ini akan dirancang dan dibangun (rancang bangun) sistem hibrid yang cocok digunakan untuk menyatukan PLTS dan listrik PLN untuk kebutuhan rumah sederhana di daerah sekitar kampus konservasi Unnes. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana rancang bangun sistem hibrid PLTS dengan jaringan listrik PLN pada rumah tangga sederhana di sekitar kampus konservasi Unnes agar dapat beroperasi dengan baik ? 1.3. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : a. Merancang dan membangun sistem hibrid PLTS dengan jaringan listrik PLN yang cocok digunakan untuk kebutuhan rumah tangga sederhana di sekitar kampus Unnes. b. Melakukan uji coba, analisis data elektris yang dihasilkan dan kajian data ekonomis serta perbaikan sistem Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012 1.4. Tinjauan Pustaka 1.4.1. Sel Surya ( Solar Cell ) Sel surya adalah suatu elemen aktif yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik Cara kerja sel surya adalah berdasarkan efek photovoltaic dengan memanfaatkan sifat cahaya sebagai partikel. Berdasarkan temuan Einstein tahun 1905 dapat dijelaskan bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan photon. Sifat dari efek photovoltaic adalah jika cahaya dengan frekuensi tertentu mengenai permukaan logam maka elektron-elektron pada permukaan logam tersebut akan terlepas dan memiliki energi kinetik dan disebut photoelectron. Jika permukaan logam adalah katoda dan pada bagian yang lain terdapat anoda maka akan ada aliran elektron yang berarti akan timbul arus listrik. Dari prinsip inilah maka cahaya dapat berfungsi menimbulkan arus listrik. Untuk itu harus ada energi minimum yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri dari permukaan logam, jika tidak demikian, tentu elektron akan terlepas walaupun tidak ada cahaya yang datang. Rumusan empiris untuk energi efek photovoltaic adalah: h f = Kmax + h fo ( Beiser: 1990 ) Keterangan : hf = isi energi dari masing-masing kuantum cahaya datang Kmax = energi photoelectron maksimum h fo = energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron dari permukaan logam yang disinari Dengan h adalah konstanta Plancks (6.62 x 10-34 J.s) Bila sel surya terkena cahaya/sinar matahari, maka timbul yang dinamakan electron dan hole (Wilson, 2003). Elektron–elektron dan hole–hole yang timbul disekitar pn-junction bergerak berturut–turut kearah lapisan n dan kearah lapisan p. Sehingga pada saat elektron–elektron dan hole–hole itu 11 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012 melintasi pn-junction, timbul beda potensial pada kedua ujung sel surya. Efek photovoltaic pada sel surya akan secara langsung mengubah cahaya matahari menjadi tenaga listrik arus searah (direct current-DC). Tegangan listrik akan tercipta melalui kontak–kontak metal dari permukaan sel surya dan listrik arus searah (DC) akan mengalir apabila modul sel surya tersebut dihubungkan pada beban. Kontak metal Lapisan anti refleksi Lapisan N Lapisan P Elektroda metal Gambar 1. Irisan Sebuah Sel Surya (Karmon Sigalingging, 1994) Tegangan yang dihasilkan oleh sel photovoltaic dapat dikatakan sangat kecil hanya sekitar 0,5 – 1 volt tergantung kuat cahaya matahari dan luasan sel surya, dengan kata lain modul sel surya akan menghasilkan daya yang proporsional dengan luas permukaan modul yang terkena sinar matahari. Dalam penggunaan skala agak besar, akumulator (batere) yang dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dipakai sebagai media penyimpan energi listrik DC, kadang–kadang dihubungkan dengan inverter, untuk mengkonversi listrik searah (DC) menjadi listrik bolak–balik (AC). Hal ini dilakukan karena saat sekarang sebagian besar peralatan listrik dioperasikan pada listrik AC. ( Deni Alamanda., 2005 ) Untuk keperluan catu daya dengan tegangan yang lebih besar sel–sel surya harus dirangkai secara seri. Modul sel surya (photovoltaic) yang tersedia di pasaran, tersusun secara seri atau paralel dalam suatu bentuk konstruksi sebagai modul photovoltaic. Tegangan kerja modul sel surya yang pada umumnya digunakan adalah 12 volt arus searah (DC). Pada umumnya, satu unit sel surya hanya mampu menghasilkan daya yang kecil. Daya yang besar dapat dihasilkan dengan menghubung– hubungkan beberapa sel surya secara seri dan paralel. Susunan dari beberapa sel surya disebut module, sedangkan susunan dari beberapa module menghasilkan array. 1.4.2. Perancangan Sistem Sistem hibrid PLTS dengan listrik PLN (grid connected) atau sumber pembangkit listrik yang lain dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu tanpa baterai dan yang menggunakan baterai (Strong, Steven J and William G. Scheller, 1993: 72). Pada penelitian ini akan dirancang dan dibangun mengenai sistem hibrid PLTS dengan PLN yang menggunakan baterai sebagai penyimpan energi listrik (storage system). Sistem hibrid PLTS dengan listrik PLN dapat diterapkan pada rumah sederhana, serta menganalisis faktor yang mempengaruhi besarnya energi listrik yang dihasilkan sel surya berkaitan dengan waktu kerja sistem PLTS. PLTS diharapkan akan memasok energi listrik sekitar 30% dari beban keseluruhan peralatan listrik rumah tangga sederhana, sedangkan 70% listrik sisanya dari PLN. Pada sistem hibrid PLTS dengan PLN yang akan dirancang, terdiri dari array fotovoltaik, baterai, dan inverter, saklar kendali. Listrik arus searah (DC) dari modul fotovoltaik, akan diubah menjadi 12 arus bolak-balik (AC) melalui inverter. Sistem hibrid yang akan dirancang menggunakan prinsip kerja satu arah, yaitu dalam satu waktu tertentu beban hanya dipasok oleh salah satu pembangkit; ketika PLTS bekerja mensuplai listrik ke beban maka sambungan ke PLN dilepaskan dari beban (sebagai contoh keadaan pada pagi hari sampai sore hari). Begitu pun sebaliknya apabila listrik PLN sedang memberikan suplai listrik ke beban, maka PLTS dilepaskan dari beban. Ketika pembangkit yang sedang mensuplai listrik ke beban tiba-tiba mengalami trip, maka pembangkit yang lain akan segera menggantikannya secara otomatis melalui switch pengatur / saklar. Pada saat PLTS melakukan pengisian (charging), perintah diteruskan ke PLN untuk mensuplai beban. Apabila PLTS sudah melakukan proses charging sampai pada tegangan tertentu, maka PLN akan off dan unit kontroler akan mendeteksi lagi tegangan BCR pada PLTS. Apabila tegangan lebih besar dari yang telah ditentukan, maka PLTS akan bekerja mensuplai beban. Pada saat bekerja mensuplai beban, PLTS juga melakukan pengisian (charging). Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012 Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi pada program dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interupsi internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, power saving mode, ADC dan PWM. AVR pun mempunyai In-System Programmable (ISP) Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang (read/write) dengan koneksi secara serial yang disebut Serial Peripheral Inteface (SPI). AVR memilki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroler lain, keunggulan mikrokontroler AVR yaitu memiliki kecepatan dalam mengeksekusi program yang lebih cepat, karena sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock (lebih cepat dibandingkan mikrokontroler keluarga MCS 51 yang memiliki arsitektur Complex Intrukstion Set Compute). Desain saklar kendali pada penelitian ini dirancang untuk beban 1000 Watt, dengan asumsi kebutuhan listrik rumah tangga sederhana pada umumnya menggunakan daya PLN 900 KVA atau tarif R2. Sebagai otak pengendali menggunakan IC Mikrokontroller ATMEGA 16. Dilengkapi dengan sensor. Keluaran sensor kemudian dikuatkan dengan penguat opamp untuk selanjutnya dibaca dan di masukkan/input ke ADC mikrokontroller. Hasil baca sensor tersebut digunakan untuk mengaktifkan sakelar TRIAC. Penyambungan TRIAC dan Mikrokontroller menggunakan optocoupler MOC 3021. ATMEGA16 mempunyai throughput mendekati 1 Millions Instruction Per Second (MIPS) per MHz, sehingga membuat konsumsi daya menjadi rendah terhadap kecepatan proses eksekusi perintah. Beberapa keistimewaan dari AVR ATMEGA16 antara lain: 1. Mikrokontroler AVR 8 bit yang memilliki kemampuan tinggi dengan konsumsi daya rendah 2. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16MHz 3. Memiliki kapasitas Flash memori 16 Kbyte, EEPROM 512 Byte dan SRAM 1 Kbyte 4. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D 5. CPU yang terdiri dari 32 buah register 6. Unit interupsi dan eksternal 7. Port USART untuk komunikasi serial 8. Fitur peripheral 9. Non-volatile program memory 1.4.3. Mikrokontroller AVR ATMEGA 16 2. Metode Penelitian AVR merupakan seri mikrokontroler Complementary Metal Oxide Semiconductor (CMOS) 8-bit buatan Atmel berbasis arsitektur RISC (Reduced Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development, yaitu penelitian yang menghasilkan model sebagai fungsi kreasi dan inovasi dalam 13 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012 upaya pemecahan masalah krisis energi, yaitu mewujudkan sistem hibrid berbasis kendali mikroprosesor yang digunakan untuk mengoperasikan PLTS dengan sistem kelistrikan PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga sederhana di sekitar kampus konservasi Unnes. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan Research and Development. Sesuai dengan tujuannya, pada penelitian ini dibuat sistem hibrid PLTS dengan jaringan listrik PLN yang cocok digunakan untuk kebutuhan rumah tangga sederhana. Sistem hibrid yang dibuat menggunakan prinsip kerja satu arah, yaitu dalam satu waktu tertentu beban hanya dipasok oleh salah satu pembangkit; ketika PLTS bekerja mensuplai listrik ke beban maka sambungan ke PLN dilepaskan dari beban (sebagai contoh keadaan pada pagi hari sampai sore hari). Begitu pun sebaliknya apabila listrik PLN sedang memberikan suplai listrik ke beban, maka PLTS dilepaskan dari beban. Ketika pembangkit yang sedang mensuplai listrik ke beban tiba-tiba mengalami trip, maka pembangkit yang lain akan segera menggantikannya secara otomatis melalui switch pengatur / saklar. Perpindahan antara PLTS dengan jaringan listrik PLN menggunakan saklar kendali berbasis mikrokontroller. Desain saklar kendali pada penelitian ini dirancang untuk beban 1000 Watt, dengan asumsi kebutuhan listrik rumah tangga sederhana pada umumnya menggunakan daya PLN 900 KVA atau tarif R1/TR. Sebagai otak pengendali menggunakan IC Mikrokontroller ATMEGA 16. Penelitian ini dilakukan di rumah tangga sederhana sekitar kampus Unnes dan laboratorium Teknik Elektro FT Unnes. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran akan dihitung dan dipaparkan secara deskriptif dan kualitatif. 3. Hasil dan Pembahasan Uji petik yang dilakukan pada 20 rumah tangga sederhana pelanggan listrik PLN tarif R1 450 - 900 KVA yang ada disekitar kampus Unnes Sekaran diperoleh data konsumsi listrik per bulan di bawah 200 KWH, sedangkan yang digunakan untuk kost konsumsi listrik per bulan di atas 200 KWH. Unit sistem hibrid PLTS-PLN telah berhasil dibuat dan diuji coba, sedangkan untuk sakelar kendali menggunakan TRIAC BT139 dan mikrokontroller Atmega 16 sebagai otak kendalinya. Gambar unit yang dirancang dan dibangun dapat dilihat pada gambar di bawah. Adapun urutan perencanaan dan pembuatannya adalah sebagai berikut: Unit utama dalam sistem hibrid ini adalah sakelar kendali. Sakelar ini harus dapat berfungsi untuk memutuskan dan menyambungkan secara otomatis PLTS maupun sumber listrik PLN ke beban. Selanjutnya disiapkan unit pendukung yaitu Inverter dan batere. Sedangkan plat solar sel menggunakan 2 unit masingmasing bertegangan 12 Volt DC yang terhubung secara parallel. Data pengisian dapat di lihat pada tabel di bawah. Pada uji petik pelanggan PLN dengan daya 450-900 KVA (tarif R1) diketahui rata-rata konsumsi listriknya kurang dari 200 KWH sedang yang rumahnya di kost kan konsumsi listriknya di atas 200 KWH, hal ini menunjukkan bahwa dengan memasang 1unit sistem hibrid PLTS-PLN pada rumah tinggal sederhana yang ditinggali oleh keluarrga masih dapat menanggung beban listrik yang ada. 14 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012 PLN PLTS Inverter Saklar kendali Beban Listrik Gambar 2. Sistem hibrid PLTS-PLN Gambar 3. Hasil Rancang bangun sistem hibrid PLTS-PLN Tabel 1. Arus pengisian Solar sel HARI KE 1 2 3 4 5 6 08.0009.00 125 mA 120 mA 120 mA 125 mA 130 mA 135 mA 09.0010.00 180 mA 170 mA 180 mA 190 mA 185 mA 190 mA 10.0011.00 210 mA 200 mA 200 mA 220 mA 220 mA 220 mA 11.0012.00 245 mA 240 mA 240 mA 240 mA 246 mA 250 mA 12.0013.00 245 mA 240 mA 240 mA 250 mA 245 mA 255 mA 13.0014.00 200 mA 200 mA 220 mA 200 mA 225 mA 230 mA 14.0015.00 130 mA 120 mA 130 mA 135 mA 130 mA 130 mA 15 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012 Tabel 2. Uji coba Unit Sakelar Kendali Tegangan pada Inverter (Volt) 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 Kondisi Sakelar Kendali Sisi PLTS Sisi PLN Pada uji petik pelanggan PLN dengan daya 450-900 KVA (tarif R1) diketahui rata-rata konsumsi listriknya kurang dari 200 KWH sedang yang rumahnya di kost kan konsumsi listriknya di atas 200 KWH, hal ini menunjukkan bahwa dengan memasang 1unit sistem hibrid PLTS-PLN pada rumah tinggal sederhana yang ditinggali oleh keluarrga masih dapat menanggung beban listrik yang ada. Pada tabel arus pengisian solar sel menunjukkan bahwa cuaca dan kecerahan sinar matahari berpengaruh pada laju pengisian listrik ke batere. Semakin cerah akan semakin besar pula arus pengisiannya, sebaliknya jika cuaca mendung maka laju pengisian juga akan berkurang. Sakelar kendali yang dibuat menggunakan komponen elektronika berupa IC Mikrokontroller ATMEGA 16 sebagai otak pengendali dan TRIAC tipe BT 139 sebagai sakelarnya. Penyambungan TRIAC dan Mikrokontroller menggunakan optocoupler MOC 3021. Software untuk input data program menggunakan CodeWizardAVR V1.25.3. Penggunaan TRIAC tipe ini masih dalam batas kemampuannya, tipe ini mampu melewatkan arus 16A dengan karekateristik tegangan block-nya sampai off off off off off off off off off off on on on on on on on on on on on on off off 600VAC, hal ini juga masih dalam batas kemampuan melalukan arus listrik untuk kebutuhan rumah tangga sederhana. Pada tabel data uji coba sakelar diketahui saat tegangan inverter mencapai 200 Volt dan 220 Volt, sakelar pada sisi PLTS on atau bekerja, ini artinya saat tegangan mencapai batas 200 V maka sumber listriknya menggunakan PLTS (Solar sel) dan listrik PLN akan padam atau mati. Sebaliknya jika tegangan turun kurang dari 200 V sumber listrik yang berasal dari Solar sel akan padam atau mati dan listrik PLN akan menyala atau hidup secara otomatis. Pada penelitian ini memiliki keterbatasanketerbatasan yaitu: Sampel penelitian ini hanya satu unit sistem hibrid PLTS-PLN dan tidak dilakukan pengujian dengan unit pembanding.. Unit yang dikembangkan hanya diujicoba pada kurun waktu tertentu yaitu pengisian dan pengosongan selama 6 hari, dan tidak dihidupkan terus menerus karena keterbatasan waktu penelitian. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahuinya usia perawatan modul. 16 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012 4. Penutup 4.1. Kesimpulan 1. Telah dibuat dan diuji sistem hibrid PLTS-PLN dengan hasil baik. 2. Sakelar kendali yang dirancang dan dikembangkan pada penelitian ini menggunakan Mikrokontroller ATMEGA 16 sebagai otak pengendali dapat bekeja dengan baik. 4.2. Saran 1. Unit sistem hibrid PLTS- PLN yang telah dibuat perlu diuji dalam waktu yang cukup lama agar dapat diketahui umur teknisnya sehingga dapat dipakai sebagai sakelar kendali untuk memindahkan sumber listrik yang beroperasi terus menerus. 2. Perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi dan implementasi unit sistem hibrid PLTS-PLN kepada masyarakat luas khususnya yang ada di sekitar kampus Unnes. 5. Daftar Pustaka Beiser, Arthur. 1990. Konsep Fisika Modern. Edisi keempat. Terjemahan The Houw Liong. Jakarta : Erlangga. Strong, Steven J and William G. Scheller. 1993. The Solar Electric House. Chelsea Green ISBN 0-9637383-2-1 Karmon Sigalingging. 1994. Pengantar Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Bandung: Tarsito. Kompas. PLN Normal Tahun 2020. Halaman 22. 30 Mei 2007 Wandhana Lingga. 2006. Mikrokontrollr AVR seri ATmega 16. Yogyakarta: Andi (http://www.atmel.com/dyn/ resources/prod_documents/ doc2466.pdf, 12 Juni 2009: http://www.its.ac.id/PIMITS/Dian Pramono/ Panel Surya, Alternatif di Era Krisis Energi. Download 3 Juni 2007. http://ilmukomputer.org/wp-content/ uploads/2008/08/M Sholihul Hadi/ mengenal mikrokontroler AVR ATMega16. Download 5 Juli 2012 http://www.elektroindonesia.com/elektro/e nergi10.html/Deni Alamanda /Prospek. PLTS di Indonesia. Download 4-Juli-2005. http://alds.stts.edu/analog/Wilson Waley Wenas/Teknologi Sel Surya. Download 10-Agustus-2003.