TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG CARCINOMA MAMMAE DI DESA JETIS KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Rika Ramadhona NIM B12038 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 i ii iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Carcinoma Mammae Di Desa Jetis Kadipiro Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Ambarsari, S.ST, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Daliman selaku Ketua RT Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam pengambilan data dan melaksanakan penilitian di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta. 5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang diberikan. 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. iv Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta Juni 2015 Penulis v Prodi DII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Rika Ramadhona B12038 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG CARCINOMA MAMMAE DI DESA JETIS KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA Xii + 57 halaman + 17 lampiran + 8 tabel + 8 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Carcinoma mammae atau yang biasa disebut dengan kanker payudara adalah kanker yang paling umum ditemui pada wanita, baik di negara maju dan negara berkembang. Diperkirakan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 508.000 orang wanita meninggal dunia akibat carcinoma mammae atau kanker payudara. Di Indonesia prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) pada tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang Tujuan : Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian diambil di Desa Jetis Kecamatan Kadipiro Surakarta pada bulan September 2014 – April 2015. Jumlah sampel sebanyak 31 wanita usia subur, dengan menggunakan teknik pengambilan sample simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi. Hasil penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta, wanita usia subur dengan pengetahuan baik sebanyak 7 responden (22,6%), pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (64,5%), dan pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (12,9%). Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 20 responden (64,5%). Kata Kunci : Pengetahuan, wanita usia subur, kanker payudara Kepustakaan : 18 literatur ( Tahun 2006 s/d 2014 ) vi MOTTO Sometimes Allah allows you to taste the bitterness of this world, so you could fully appreciate the sweetness of faith. (Prophet Muhammad) Bila tujuan hidupmu adalah Allah S.W.T, maka tak perlu merisaukan ucapan manusia. Setinggi apapun orang memanah tetap takkan pernah sampai ke bintang. (Ustadz Aan Chandra Thalib) Jika kau punya impian yang kau tuju, haruslah itu kau ingat kembali. Kadang meskipun terhalang, tak ada kata untuk menyerah. PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada : 1. Allah S.W.T yang selalu memberikan ridho-Nya dan memberikan segala pertolongan serta kemudahan-Nya untukku. Selalu memberikan kelancaran dan kemudahan dalam segala hal yang aku lakukan. 2. Ibu Hendrika Suryanti, ibuku yang sangat kucintai. Terimakasih atas segalanya yang sudah kau berikan untukku. Dukungan, semangat, serta doa yang selalu mengalir untukku takkan bisa ku gantikan dengan apapun. Semoga setiap air mata yang jatuh dari matamu atas segala kepentinganku, menjadi sungai yang indah untukmu di Surga nanti. 3. Bapak Sumartono, ayahku yang sangat ku sayangi. Terimakasih atas segala semangat, motivasi dan apapun yang kau berikan untukku. 4. Kakakku tersayang, Hary Noor Yasin, S.H. Terimakasih sudah memberikan semangat dan selalu menemani hari-hariku dalam menyelesaikan studiku di kota ini. 5. Ibu dosen yang sangat saya hormati, Terimakasih atas segala kesabaran dan bimbingannya. 6. Sahabat-sahabat ku tercinta, Kiky, Dina, Cipta, Olis, Niar dan Sesa. Terimakasih atas segala semangat dan motivasi nya untukku, kalian yang terbaik !! 7. Teman-teman seperjuangan yang telah bersama-sama berjuang dalam meraih masa depan, terimakasih telah mewarnai hari-hari ku dalam menempuh pendidikan di kota ini. 8. Almamater ku tercinta. vii CURICULUM VITAE Nama : Rika Ramadhona Tempat / Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 19 Februari 1995 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Penengahan, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri 04 Penengahan, Bandar Lampung Lulus Tahun 2006 2. SMP Negeri 05 Bandar Lampung Lulus Tahun 2009 3. SMA YP UNILA Bandar Lampung Lulus Tahun 2012 4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2012 viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi CURICULUM VITAE ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4 E. Keaslian Penelitian ............................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .................................................................................... 6 1. Pengetahuan ................................................................................. 6 2. Wanita Usia Subur (WUS) ........................................................... 15 3. Payudara ....................................................................................... 16 4. Carcinoma Mammae (Kanker Payudara) ..................................... 17 B. Kerangka Teori ................................................................................... 31 C. Kerangka Konsep Penelitian .............................................................. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 33 ix C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 34 D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 35 E. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 37 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 39 G. Variabel Penelitian ............................................................................. 40 H. Definisi Operasional ........................................................................... 40 I. Metode Pengolahan dan Analisis Data............................................... 41 J. Etika Penelitian .................................................................................. 44 K. Jadwal Penelitian ................................................................................ 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................. 47 B. Hasil Penelitian .................................................................................. 47 C. Pembahasan ........................................................................................ 51 D. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ 56 B. Saran ................................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan ............................................................................. 36 Tabel 3.2 Definisi Operasional ............................................................................. 41 Tabel 4.1 Distribusi Mean dan Standar Deviasi.................................................... 47 Tabel 4.2 Kategori Umur Responden.................................................................... 48 Tabel 4.3 Kategori Pendidikan Responden ........................................................... 49 Tabel 4.4 Kategori Pekerjaan Responden ............................................................. 49 Tabel 4.5 Kategori Informasi Responden ............................................................. 49 Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan WUS Tentang Kanker Payudara ........................ 50 xi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Payudara Wanita ............................................................................... 17 Gambar 2.2 Langkah 1 SADARI .......................................................................... 23 Gambar 2.3 Langkah 2 SADARI .......................................................................... 23 Gambar 2.4 Langkah 3 SADARI .......................................................................... 24 Gambar 2.5 Langkah 4 SADARI .......................................................................... 25 Gambar 2.6 Langkah 6 SADARI .......................................................................... 26 Gambar 2.7 Kerangka Teori .................................................................................. 31 Gambar 2.8 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 32 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian (dalam bentuk tabel) Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohona Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden (InformedConsent) Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (foto) Lampiran 17. Lembar Konsultasi xiii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Carcinoma mammae atau yang biasa disebut dengan kanker payudara adalah kanker yang paling umum pada wanita, baik di negara maju dan negara berkembang. Diperkirakan bahwa di seluruh dunia lebih dari 508.000 wanita meninggal dunia pada tahun 2011 akibat carcinoma mammae atau kanker payudara (World Health Organization, 2013). Meskipun kanker payudara dianggap penyakit negara maju, hampir 50% dari kasus kanker payudara dan 58% kematian terjadi di negara-negara kurang berkembang (World Health Organization, 2013). Di Indonesia prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) pada tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan, kanker leher rahim 17 per 100.000 perempuan. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit 2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7%) (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Carcinoma mammae atau kanker payudara dapat disebabkan oleh riwayat keluarga, terlalu sering memakan makanan fast food, merokok dan 1 2 meminum minuma alkohol, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa makanan fast food ternyata mengandung garam, lemak dan kalori yang tinggi, termasuk kolesterol yang mencapai 70%, serta hanya sedikit mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh (Rini, 2013). Carcinoma mammae atau kanker payudara merupakan salah satu kanker yang sangat ditakuti oleh wanita, setelah kanker serviks. Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker payudara biasanya menyerang pada kaum wanita (Mulyani dan Nuryani, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 Oktober 2014 di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta, terdapat 2 wanita usia subur (WUS) yang terkena kanker payudara dari 124 jumlah wanita usia subur (WUS). Dilakukan wawancara terhadap 10 wanita usia subur (WUS) dengan 6 pertanyaan yang berisi tentang pengertian kanker payudara, penyebab kanker payudara, cara mendeteksi dini kanker payudara, pengobatan kanker payudara, dan pencegahan kanker payudara. Setelah dilakukan wawancara didapatkan hasil 7 wanita usia subur (WUS) tidak bisa menjawab pertanyaan, sedangkan 3 wanita usia subur (WUS) bisa menjawab pertanyaan. Dari hasil studi pendahuluan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker 3 Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta”. B. RUMUSAN MASALAH Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta ? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta pada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta pada tingkat kurang. 4 d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat menjadi informasi, referensi dan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan reproduksi. 2. Bagi Penulis Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya di bidang kesehatan reproduksi. 3. Bagi Institusi Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi di perpustakaan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan tambahan informasi mengenai tingkat pengetahuan kanker payudara, sehingga penelitian ini dapat menajdi dasar, sumber dan bahan pikiran untuk perkembangan penelitian selanjutnya. 5 E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian serupa pernah dilakukan oleh : 1. Monika Rini Puspitasari, Universitas Indonesia, Gambaran Tentang Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Perilaku SADARI Perawat di Ruang Rawat RS Kanker Dharmais Jakarta, 2012, Metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif kuantitatif. Hasil dari penelitian Perawat berpengetahuan baik yaitu sebanyak 107 responden (81,8%) tentang kanker payudara, Perawat berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden (17,40%), dan Perawat berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 3 responden (1,5%). 2. Nikmah Shofianah, STIKes Kusuma Husada Surakarta, Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara di Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Tahun 2013, Metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif kuantitatif. Hasil dari penelitian Ibu berpengetahuan baik yaitu sebanyak 5 responden (15,6%) tentang kanker payudara, Ibu berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden (68,8%), dan Ibu berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 5 responden (15,6%). Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan terletak pada judul penelitian, waktu penelitian, lokasi penelitian, jumlah responden, dan teknik pengambilan sampel. Sedangkan persamaanya terletak pada instrumen penelitian, metode penelitian, dan analisis data, dan kategori hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjaun Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011), ada enam tingkat pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif yaitu : 1) Tahu (know) Tahu dapat diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi atau memori yang telah ada dan dipelajari sebelumnya, setelah mengamati sesuatu. Tahu merupakan kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. Misalnya tahu tentang payudara seperti melakukan pemeriksaan payudara sendiri. 6 7 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4) Analisis (analisys) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesa (syntesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 8 Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua cara, yaitu dengan cara: a) Cara tradisional atau non ilmiah, yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan b) Cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba – salah ( Trial and Error) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Apabila seseorang menghadapi suatu persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua gagal, maka dicoba kemungkinan ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. 9 b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaankebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal maupun informal, para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan. d) Berdasarkan pengalaman sendiri Pengalaman adalah guru terbaik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu 10 merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapai pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (Common Sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan atau pengetahuan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya disiplin dan menuruti nasihat orang tuanya, mereka menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang 11 bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau bisikan hati saja. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara manusia berfikir pun ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan atau memperoleh pengetahuan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukan kemudian dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang 12 umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra, kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. Disini terlihat proses berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus. 2) Cara ilmiah atau modern Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research 13 metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon (15611626), yang mengembangkan metode berpikir induktf kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni : a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejalagejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : 1) Pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang 14 tingkat pendidikan nya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Semakin bertambah umur seseorang, taraf berfpikir akan semakin matang dan dewasa. 4) Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. 15 7) Informasi Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. e. Pengukuran Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang, maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD 2. Wanita Usia Subur (WUS) a. Pengertian Masa usia subur atau masa reproduksi adalah masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Menstruasi pada masa ini paling teratur dan alat gentalia bermakna untuk memungkinkan terjadinya kehamilan, dan pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang berumur 15 tahun sampai dengan 49 tahun, baik yang berstatus kawin maupun yang belum kawin (BKKBN, 2011). 16 3. Payudara a. Pengertian Payudara merupakan alat reproduksi sekunder yang dimiliki oleh wanita, yang berfungsi untuk menyekresi air susu untuk kebutuhan nutrisi bagi bayi (Mulyani dan Nuryani, 2013). b. Bagian-bagian dari payudara Menurut Nugroho (2011), payudara terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1) Korpus (badan) yaitu bagian yang membesar pada payudara. Korpus Alveolus adalah unit terkecil yang memproduksi susu (ASI). Bagian dari alveolus adalah jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus adalah kumpulan dari alveolus. Lobus adalah kumpulan dari lobulus. 2) Areola yaitu bagian yang berwarna kehitaman yang berada ditengah antar korpus dan putting. Areola sinus laktiferus adalah saluran dibawah areola yang besar dan melebar, akhirnya memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontrksi dapat memompa ASI keluar. 3) Papilla atau putting susu yaitu bagian yang menonjol pada puncak payudara. 17 Berikut adalah gambar anatomi payudara: Gambar 2.1 Payudara Wanita 4. Carcinoma Mammae (Kanker Payudara) a. Definisi kanker payudara Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara (Suryaningsih, 2009). b. Etiologi Menurut Suryaningsih (2009), penyebab kanker payudara tidak diketahui secara pasti. Faktor pemicu terjadinya kanker payudara, antara lain : 1) Zat karsinogenik Salah satu zat karsinogen pemicu kanker adalah berasal dari gorengan. Gorengan yang mengandung karbohidrat tersebut, saat 18 dipanaskan akan terurai kemudian bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa karsinogenik (pemicu kanker) yang disebut akrilamida. 2) Senyawa kimia Banyak sekali senyawa kimia yang ada disekitar kita. Zat-zat tersebut kebanyakan bersifat racun bagi tubuh kita. Senyawa kimia tersebut adalah seperti saccarin, arsen, arang, tarr, asap rokok dan lain-lain. 3) Faktor fisik Faktor-faktor fisik yang dapat memicu di sekitar kita adalah seperti radiasi matahari, nuklir dan radio nukleide. 4) Makanan Banyak bahan makanan dan makanan yang dapat memicu terjadinya kanker dan harus dihindari dan dikurangi konsumsinya. Bahan makanan dan makanan tersebut antara lain : taoge, vetsin, tapai, cabai, es, garam, kelengkeng, alkohol, nanas, soft drink dan rokok. 5) Kelemahan genetik sel-sel pada tubuh sehingga memudahkan munculnya kanker. c. Tanda dan Gejala Kanker Payudara Menurut Mulyani dan Nuryani (2013), gejala kanker payudara yaitu, antara lain: 19 1) Adanya benjolan/massa pada payudara Gejala awal yang signifikan dan sering dialami oleh wanita ialah benjolan tidak biasa yang ditemukan pada payudara. Benjolan itu biasanya ditandai dengan rasa sakit bila dipegang atau ditekan. 2) Nyeri pada payudara Nyeri adalah fisiologis jika timbul sebelum atau sewaktu haid dan dirasakan oleh kedua payudara. Kanker payudara dalam taraf permulaan tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa jika infiltrasi ke sekitar sudah mulai. 3) Perubahan pada payudara Biasanya gejala yang terjadi adalah berubah ukuran, bentuk payudara dan puting. Di mana gejala itu awalnya ditandai dengan permukaan payudara akan berwarna merah, kemudian kulit perlahan akan mengerut seperti kulit jeruk. 4) Nipple discharge Nipple discharge ialah cairan yang dikeluarkan putting payudara secara spontan dan memberikan bekas di kutang. Cairan yang keluar berupa darah, tetapi juga terkadang berwarna kuning, kehijau-hijauan berupa nanah. 5) Timbulnya kelainan kulit Kelainan kulit berupa kemerahan pada suatu tempat di payudara, edema kulit, dan peau d’orange yaitu kulit pada payudara berubah warna menjadi orange (gambaran seperti kulit jeruk). 20 6) Pembengkakan pada payudara Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan pada payudara tanpa adanya benjolan seperti gejala umumnya. Bahkan, kadang-kadang pembuluh darah pada salah satu payudara jadi lebih terlihat. d. Stadium Pada Kanker Payudara Menurut Suryaningsih (2009), stadium yang terdapat pada kanker payudara yaitu : 1) Stadium 0 Stadium ini disebut dengan ductal carcinoma in situ atau nonnvasiv cancer. Dimana kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh atau saluran payudara dan kelenjar-kelenjar ( lobules) susu pada payudara. 2) Stadium I Stadium I tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening. 3) Stadium IIA Pada stadium ini benjolan kanker hanya berukuran 2 cm, sehingga tidak dapat terdeteksi dari luar. Karena tidak terdeteksi maka akan sulit mengindikasikan orang terjangkit kanker payudara atau tidak. Namun meskipun begitu dengan kecanggihan alat-alat medis kedokteran pada stadium ini masih bisa ditemukan di sekitar titiktitik saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes). Dengan 21 pemeriksaan dini ini maka sel kanker dapat tidak menyebar ke bagian tubuh dan tidak akan berlanjut ke stadium berikutnya. Kemungkinan sembuh sekitar 70%. 4) Stadium IIB Benjolan pada stadim dua telah berukuran kurang lebih 2 namun tidak lebih dari 5 cm dengan penyebaran sudah sampai ke kelenjar susu dan daerah ketiak. Pada stadium ini kemungkinan sembuh adalah 30 – 40%. Jika sudah diketahui penderita kanker pada stadium 2 maka biasanya dilakukan operasi dengan pengangkatan sel-sel kanker yang ada pada tubuh. Setelah operasi biasana dokter akan melakukan penyinaran untuk memastikan bahwa tidakada lagi sel-sel yang tertinggal. 5) Stadium IIIA Pada tahap stadium IIIA ini kanker payudara 87% telah menyebar ke daerah limfa dan telah berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak. Diameter tumor juga bisa lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak. 6) Stadium IIIB Benjolan pada stadium IIIB lebih panjang lagi dan telah menyebar ke seluruh payudara. Bahkan telah menyebar ke seluruh bagian kulit dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Dapat menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis 22 sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa juga benjolan menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak lengan atas, tapi tidak menyebar ke organ tubuh lainnya. Jika kondisi pasien sudah pada tahap ini, maka hal yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara. 7) Stadium III C Pada stadium III C ini benjolah telah menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening. Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran getah bening di bawah tunga selangka. 8) Stadium IV Pada stadium IV kanker sudah begitu parah sudah menjalar ke bagian tubuh lain, sehingga tidak ada jalan lain selain pengangkatan payudara. Kanker juga telah bermetafisis yaitu kanker telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di sekitar ketiak ke bagian lain seperti paru, tulang, hati dan otak. Kanker pada payudara itu bisa membengkak dan pecah, jika sudah begini bau busuk dan anyir akan keluar dari buah dada. e. Deteksi Dini Kanker Payudara Menurut Pamungkas (2011), macam-macam deteksi dini kanker payudara antara lain : 1) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), dapat dilakukan dengan: 23 (a) Langkah 1 Berbaringlah miring dan tempatkan lengan kanan anda dibelakang kepala. Saat berbaring jaringan payudara menyebar searah dengan dinding dada dan serenggang mungkin, yang membuat lebih mudah untuk merasakan semua jaringan payudara. Gambar 2.2 Langkah 1 (b) Langkah 2 Gunakan telapak tangan dari tiga jari tengah pada tangan kiri untuk merasakan berbagai benjolan pada payudara kanan. Gunakan gerakan memutar ke atas dan ke bawah menggunakan telapak jari untuk merasakan jaringan payudara. Gambar 2.3 Langkah 2 24 (c) Langkah 3 Gunakan tiga tingkatan tekanan berbeda untuk merasakan semua jaringan payudara. Tekanan ringan dibutuhkan untuk merasakan jaringan yang paling dekat dengan kulit, tekanan sedang untuk merasakan sedikit lebih dalam, dan tekanan kuat untuk mersakan jaringan yang paling dekat dengan dada dan tulang rusuk. Gambar 2.4 Langkah 3 (d) Langkah 4 Gerakan tangan pada payudara dengan pola gerak ke atas dan ke bawah untuk memulai baris bayangan yang tergambar lurus ke bawah sisi dari lengan, dan bergerak melintasi payudara ke tengah tulang dada. Pastikan untuk memeriksa seluruh area pada payudara. 25 Gambar 2.5 Langkah 4 (e) Langkah 5 Ulangi pemeriksaan pada payudara kiri dengan menggunakan telapak jari tangan kanan. (f) Langkah 6 Berdiri atau duduk didepan cermin dengan kedua tangan menekan ke bawah pada pinggul, dan kemudian perhatikan keadaan payudara apakah payudara dalam keadaan normal dari segi bentuk, kontur, lesung, ukuran, bentuk puting apakah normal (menonjol) atau tertarik kedalam, dan besar payudara simetri atau tidak, dan ada kemerahan atau bersisik pada putting atau kulit payudara. 26 Gambar 2.6 Langkah 6 2) Mammogram Mammogram adalah proses penyinaran sinar-X terhadap payudara. Pemeriksaan mammogram biasanya mencakup dua sisi pandangan, yaitu gambar sinar-X diambil dari sudut-sudut yang berbeda dari setiap payudara wanita. Pemerikasaan mammogram juga digunakan untuk mencari penyakit payudara pada wanita yang seperti tampak tidak mempunyai masalah pada payudara. 3) Ultrasongrafi (USG) Payudara USG payudara (breast ultrasound) sering digunakan untuk mengevalusi ketidaknormalan payudara yang ditemukan pada hasil mammography screening atau uji klinis payudara. USG dengan cepat dapat menemukan kista ataupun penambahan volume jaringan padat yang biasanya dirujuk dilakukannya biopsi untuk menentukan apakah jaringan tersebut bersifat ganas (cancerous). 27 4) Biopsi Biopsi payudara (breast biopsy) merupakan tindakan untuk mengambil contoh jaringan payudara dan dilihat dari bawah lensa mikroskop untuk mengetahui adanya sel kanker pada payudara. Biopsi payudara biasanya dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut benjolan payudara yang ditemukan pada saat pemeriksaan dengan mammografi atau USG payudara. Hasil biopsi payudara akan memberikan jawaban apakah contoh jaringan payudara pada benjolan tersebut merupakan bersifat kanker ganas atau jinak. f. Pengobatan Pada Kanker Payudara Menurut Mulyani dan Nuryani (2013), pengobatan yang dilakukan pada kanker payudara, yaitu: 1) Pembedahan (Mastectomy) (a) Radical Mastectomy Operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Lumpectomy biasanya dilakukan pada pasien yang tumornya kurang dari 2cm dan letaknya di pinggir payudara. (b) Total (simple) Mastectomy Operasi pengangkatan seluruh payudara tapi tidak pada kelenjar di ketiak. 28 (c) Modified Radical Mastectomy Operasi pengangkatan pada seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. 2) Radioterapi Radioterapi untuk kanker payudara ini dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi ini bertujuan untuk menyembuhkan dan mengecilkan kanker pada stadium dini. 3) Terapi hormonal Terapi hormonal ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir. Hal ini biasa dikenal sebagai Therapy anti-estrogen yang sistem kerjanya untuk memblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker payudara. 4) Kemoterapi Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran sisitemik dan sebagai terapi adjuvant. Kemoterapi adjuvant diberikan kepada pasien setelah operasi pembedahan untuk jenis kanker payudara yang belum menyebar dengan tujuan untuk mengurangi resiko timbulnya kembali kanker payudara. 29 5) Terapi imunologik Terapi kanker ini berlandaskan pada fungsi sistem imun yang tujuannya untuk mengenali dan menghancurkan sel yang berubah sifat sebelum sel tumbuh menjadi tumor serta membunuh sel tumor yang telah terbentuk. g. Pencegahan kanker payudara Menurut Suryaningsih (2009), pencegahan kanker payudara dapat dicegah dengan cara, yaitu : 1) Pencegahan primer Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama. Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup yang sehat. Hal-hal yang dapat dilakukan pada pencegahan primer, yaitu: a) Membatasi konsumsi alkohol b) Menjaga berat baan ideal c) Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif untuk menambah estrogen atau hormon lain. d) Menggabungkan aktivitas fisik ke di kehidupan sehari- hari. e) Mengkonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak. f) Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran. 30 2) Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko datangnya kanker payudara adalah dengan cara: a) Usia 20 tahun melakukan SADARI setiap tiga bulan sekali b) Usia 35-40 tahun melakukan mamografi c) Diatas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli atau melakukan Cancer Risk Assessement Survey. d) Lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap tahun 3) Pencegahan Tersier Pencegahan ini ditujukan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Pencegahan ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan : a) Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. b) Tindakan kemoterapi dengan sitostatika. c) Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik. d) Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif. 31 B. Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan : 1. Tahu (know) 2. Memahami (comprehention) 3. Aplikasi (application) 4. Analisis (analysis) 5. Sintesa (synthesis) 6. Evaluasi (evaluation) Kanker Payudara 1. Definisi Kanker Payudara 2. Etiologi 3. Tanda dan Gejala Kanker Payudara 4. Stadium Kanker Payudara 5. Deteksi Dini Kanker 6. Pengobatan Kanker Payudara 7. Pencegahan Kanker Payudara Pengetahuan Wanita Usia Subur 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : Pendidikan. Pekerjaan. Umur. Minat. Pengalaman Kebudayaan. Informasi. Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Suryaningsih (2009), Pamungkas (2011), Mulyani dan Nuryani (2013) Gambar 2.7 Kerangka Teori 32 C. Kerangka Konsep 1. Pendidikan 2. Informasi 3. Usia Baik Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Kanker Payudara Cukup Kurang Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Sosial budaya. 2. Lingkungan. 3. Pengalaman. Keterangan : = Diteliti = Tidak diteliti Gambar 2.8 Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmdjo (2010), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Dalam bidang kesehatan masyarakat survei deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang terkait dengan kesehatan masyarakat yang tinggal di komunitas tertentu. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010). Pada penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Carcinoma Mammae di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian menjelaskan tentang tempat dilakukannya penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini telah dilakukan di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta. 33 34 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010.) Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 22 Oktober 2014 – Juni 2015. C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur (WUS) di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta, yaitu sebanyak 124 orang wanita usia subur yang didapatkan dari data register pendataan keluarga yang berusia 15 – 49 tahun yang belum menikah dan yang sudah menikah. 2. Sampel Sampel merupakan bagian yang terdapat dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100, maka dapat diambil 10 – 15% atau 20-25%. Sampel dalam penelitian ini (124 x 25% = 31). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 31 wanita usia subur. 35 3. Teknik sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel, yang dilakukan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2014). Pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Menurut Hidayat (2007), simple random sampling pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara ini diakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Caranya pengambilan sampel ini yaitu dengan memberi nomor dan nama pada 31 wanita usia subur di tulis di kertas seperti arisan kemudian di ambil secara acak sebanyak 31. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelittian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian dapat berupa kuiseoner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). 36 Kuesioner diambil dari sumber teori tentang kanker payudara. Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif ( favorable) skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah, pernyataan negatif ( unfavorable) skor 0 untuk jawaban benar dan skor 1 untuk jawaban salah. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan Variabel Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara Sub Variabel 1. Definisi Kanker Payudara 2. Etiologi Kanker Payudara 3. Tanda dan Gejala Kanker Payudara 4. Stadium Kanker Payudara 5. Deteksi Dini Kanker Payudara 6. Pengobatan Kanker Payudara 7. Pencegahan Kanker Payudara Total Pernyataan Jumlah Soal Favourable Unfavourable 1,2 3 3 4,6,7 5,8 5 9,10*,11,13 12*,14 6 15,17,18,20,21 16*,19 7 22*,24 23* 3 26,28 25*,27* 4 29 30 2 19 11 30 Ket :*) pernyataan yang tidak valid Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas telah dilakukan di Desa Tegalsari Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta dengan wanita usia subur (WUS) sebanyak 20 orang. 37 E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment, yaitu: ݎ௫௬ ൌ ܰǤ σܻܺǤ െσܺǤσܻ ඥሼܰσ; െ ሺσሻ;ሽሼσ; െ ሺσ;ሻሽ Keterangan : N : Jumlah responden rxy : Koefisien korelasi product moment x : Skor pertanyaan y : Skor total xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total Menurut Riwidikdo (2013) kuesioner dikatakan valid jika rxy hitung > rxy (0,361). Uji validitas dilakukan di Desa Tegalsari Kadipiro Surakarta sebanyak 20 wanita usia subur (WUS) sebanyak 30 pernyataan. Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikan 0,05. Hasilnya didapatkan 7 pernyataan tidak valid yaitu pernyataan nomor 10 (0,286), 12 (0,384), 16 (0,286), 22 (0,384), 23 (0,080), 25 (0,260) dan pernyataan 27 38 (0,295). Untuk selanjutnya nomor yang tidak valid dihilangkan sehingga peneliti menggunakan 23 item pernyataan (Notoatmodjo, 2010). 2. Uji Reabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut : r11 = [ ][ ିଵ 1- σఙ మ ఙమ ௧ ] Keterangan : r11 = Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal σߪܾ ଶ = Jumlah varian butir ߪ ଶݐ = Varians total 39 Jika koefisien reliabilitas lebih besar dari koefisien pembanding (0,75) maka dapat dikatakan kelompok variabel yang mendukung sebuah faktor relatif konsisten, bila pengukuran atau diulang dua kali atau lebih. Dari hasil uji coba reabilitas dari 20 responden dan jumlah soal sebanyak 30 soal yang dilakukan di Desa Tegalsari Kadipiro Surakarta didapatkan nilai r hitung lebih besar dari nilai Alpha Cronbach’s yaitu (0.924) > 0,7 sehingga kuesioner dikatakan reliabel. F. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data Primer Data primer disebut juga dengan data pertama. Data diperoleh secara langsung dari sumbernya atau subyek penelitian dengn mengenakan alat ukur atau alat pengambil data, langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2011). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner tentang kanker payudara yang diisi oleh Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari Surakarta. 40 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari peneliti dari subjek penelitiannya. Biasanya berupa data dokumentasi atau laporan yang telah tersedia (Saryono, 2011). Data sekunder didapatkan dari data berdasarkan dari data demografi, jumlah Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta. G. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Carcinoma Mammae. H. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian dari variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). 41 Tabel 3.2 Definisi Operasional Nama Variabel Pengertian Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara Indikator Alat Ukur 1. Baik : Bila nilai Kuesioner Kemampuan responden yang wanita usia diperoleh (x) > mean subur +1 SD menjawab 2. Cukup : Bila nilai dengan benar responden mean -1 kuesioner SD ≤ x ≤ mean +1 tentang SD kanker 3. Kurang: Bila nilai payudara responden yang Skala Ordinal diperoleh (x) < mean – 1SD I. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang harus dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Notoatmodjo (2010) adalah: a. Editing (Penyuntingan Data) Kegiatan ini dilakukan dengan cara hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Jika ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out). b. Coding Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahaptahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam melakukan 42 pengolahan data selanjutnya. c. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitan atau yang diinginkan oleh peneliti. menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. 2. Analisis Data Menurut Notoatmodjo (2010), dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Penelitian ini hanya mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara. Menurut Riwidikdo (2013), untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang, maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD (x) > mean + 1 SD (x) > 15,13 + 1. 5,40 (x) > 20,53 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden x > 20,53. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD mean – 1 SD ≤ (x) ≤ mean + 1 SD 15,13 – 1. 5,40 ≤ (x) ≤ 15,13 + 1. 5,40 9,72 ≤ x ≤ 20,53 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 9,72 ≤ x ≤ 20,53. 43 Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD (x) < mean – 1 SD (x) < 15,13 – 5,40 (x) < 9,72 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden x < 9,72. Rumus menentukan mean, yaitu: Rumus : X = Keterangan : σೣ X : rata-rata (mean) x ∑ : jumlah seluruh jawaban responden n : jumlah responden Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai umtuk mengetahui tingkat penyebaran nila-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus : SD = ඨσ௫ ሺσೣሻ; మష ିଵ ሺరలవሻ; ష యభ ඨଽଵ SD = ଷଵିଵ 44 మభవవలభ ష యభ ଽଵ SD = ඨ SD= ට ଷ ଽଵିଽହ SD = ξʹͻǡʹ ଷ SD = 5,40 Keterangan : x = nilai responden n = jumlah responden Untuk mendapatkan prosentase pengetahuan wanita usia subur tentang kanker payudara digunakan rumus prosentase. Menurut Riwidikdo (2013), rumus prosentase yaitu : Skor yang diperoleh responden Skor Prosentase = ___________________________ X 100 Total skor maksimum J. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), Setelah mendapat persetujuan peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika, meliputi : 45 1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden) Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian, peneliti menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan seubjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. 46 K. Jadwal Penelitian Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau waktu berlangsungnya tiap (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (Tabel Terlampir) kegiatan tersebut BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta. Desa Jetis terdiri dari 6 RT dan secara geografis Desa Jetis dari sebelah utara berbatasan dengan Desa Banyu Agung, pada sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegalsari, pada sebelah barat berbatasan dengan Desa Krembyongan, dan pada sebelah timur berbatasan dengan Desa Kadipiro. Pada bulan September 2014 – April 2015 wanita usia subur (WUS) di Desa Jetis Kecamatan Kadipiro Kelurahan Banjarsari Surakarta terdapat 124 orang, dari jumlah tersebut sebanyak 31 wanita usia subur (WUS) dijadikan sampel dalam penelitian ini. B. Hasil Penelitian 1. Hasil Perhitungan Tabel 4.1 Distribusi Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara Mean 15,13 Standar Deviasi 5,402 Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD (x) > mean + 1 SD (x) > 15,13 + 1. 5,40 47 48 (x) > 20,53 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden x > 20,53. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD mean – 1 SD ≤ (x) ≤ mean + 1 SD 15,13 – 1. 5,40 ≤ (x) ≤ 15,13 + 1. 5,40 9,72 ≤ x ≤ 20,53 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 9,72 ≤ x ≤ 20,53. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD (x) < mean – 1 SD (x) < 15,13 – 5,40 (x) < 9,72 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden x < 9,72. Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No. Umur Frekuensi 1 20 Tahun 8 2 20-40 Tahun 15 3 >40 Tahun 8 Jumlah 31 Prosentase (%) 25,8 48,3 25,8 100 Berdasarkan tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh data 8 responden (25,8%) berumur 20 tahun, 15 responden (48,3%) berumur 20-40 tahun dan 8 responden (25,8%) berumur lebih dari 40 tahun. Jadi sebagian besar responden berumur 20-40 tahun yaitu sebanyak 15 responden (48,3%). 49 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) 1 SD 5 16,1 2 SMP 7 22,5 3 SMA 15 48,3 4 PT 4 12,9 Jumlah 31 100 Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh data pendidikan SD sebanyak 5 orang (16,1%), pendidikan SMP sebanyak 7 orang (22,5%), pendidikan SMA sebanyak 15 orang (48,3%) dan pendidikan PT sebanyak 4 responden (12,9%). Jadi sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 15 responden (48,3%). Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) 1 PNS 3 9,6 2 Swasta 10 32,2 3 IRT 18 58,0 Jumlah 31 100 Berdasarkan tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh data pekerjaan PNS sebanyak 3 orang (9,6%), pekerjaan swasta sebanyak 10 orang (32,2%) dan pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 18 orang (12,9%). Jadi sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 18 responden (12,9%). Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi No. Informasi Frekuensi 1 Sudah dapat 26 2 Belum dapat 5 Jumlah 31 Berdasarkan tabel 4.5 karakteristik Prosentase (%) 83,8 16,1 100 responden berdasarkan informasi diperoleh data responden yang sudah mendapat informasi 50 sebanyak 26 orang (83,8%) dan yang belum pernah mendapatkan informasi sebanyak 5 orang (16,1%). Jadi sebagian besar responden sudah mendapat informasi yaitu sebanyak 26 responden (83,8%). 2. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Carcinma Mammae di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta dengan 31 responden, tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan WUS Tentang Carcinoma Mammae di Desa Jetis Kecamatan Kadipiro Kelurahan Banjarsari Surakarta No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%) 1 Baik 6 19,4 2 3 Cukup Kurang Total 20 5 31 64,5 16,1 100 Berdasarkan Tabel 4.6 tingkat pengetahuan WUS Carcinoma Mammae payudara di Desa Jetis Kecamatan Kadipiro Kelurahan Banjarsari Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19,4%), pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (64,5%), dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (16,1%). Jadi tingkat pengetahuan WUS tentang Carcinoma Mammae di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta mayoritas pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 responden (64,5%). 51 C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapatkan menunjukan bahwa wanita usia subur di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta dengan pengetahuan baik sebanyak 6 responden (19,4%), pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (64,5%), dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (16,1%). Jadi dapat disimpulkan tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang kanker payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta terbanyak adalah dalam kategori cukup yaitu 20 responden (64,5%). Penelitian ini diukur berdasarkan indikator yang meliputi: pengertian kanker payudara, penyebab kanker payudara, cara mendeteksi dini kanker payudara, pengobatan kanker payudara, dan pencegahan kanker payudara. Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan (knowledge) adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 31 responden dapat diketahui wanita usia subur (WUS) dengan umur 20 tahun sebanyak 8 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang, berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang dan berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang. Responden dengan umur 20-40 tahun sebanyak 15 52 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang, berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang. Responden dengan umur >40 tahun sebanyak 8 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang, berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2010) Menurut Mubarak dkk (2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar, dan informasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 31 responden dapat diketahui wanita usia subur (WUS) pendidikan SD sebanyak 5 orang dengan yang berpengetahuan baik dan cukup tidak ada dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang. Responden dengan pendidikan SMP sebanyak 7 orang dengan yang berpengetahuan baik dan kurang tidak ada serta yang berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang. Responden dengan pendidikan SMA sebanyak 15 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang, berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang dan yang berpengetahuan kurang tidak ada. Responden dengan pendidikan PT sebanyak 4 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 4 orang dan yang berpengetahuan cukup dan kurang tidak ada. Pendidikan diberikan 53 seseorang pada orang lain mengenai sesuatu hal agar mereka dapat memahami sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikanya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang. Menurut pendidikannya wanita usia subur (WUS) yang berpendidikan SD pengetahuannya kurang dan wanita usia subur (WUS) yang berpendidikan PT pengetahuannya baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 31 responden dapat diketahui pekerjaan PNS sebanyak 3 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang dan yang berpengetahuan cukup dan kurang tidak ada. Responden dengan pekerjaan swasta sebanyak 10 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang, yang berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang dan yang berpengetahuan kurang tidak ada. Responden dengan pekerjaan IRT sebanyak 18 orang dengan yang berpengetahuan baik tidak ada, yang berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang dan yang berpenegtahuan kurang sebanyak 5 orang. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung, dan makin banyak pengalaman yang dimiliki semakin banyak pengetahuan yang didapat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 31 responden dapat diketahui yang sudah pernah mendapatkan informasi tentang kanker 54 payudara sebanyak 26 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 6 orang, yang berpengetahuan cukup sebanyak 20 rang dan yang berpengetahuan kurang tidak ada. Responden yang belum pernah mendapatkan informasi tentang kanker payudara sebanyak 5 orang dengan yang berpengetahuan baik dan cukup tidak ada dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang. Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru, makin banyak seseorang mendapat informasi semakin bertambah pula pengetahuannya. Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang kanker payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta adalah dalam kategori cukup. Menurut peneliti hal ini dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan, pekerjaan dan informasi. Semakin bertambahnya umur seseorang, maka semakin mudah dalam menangkap pengetahuan, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang ia dapatkan, dan semakin banyak pengalaman kerja yang seseorang dapatkan, maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh. Semakin banyak informasi yang didapat maka semakin banyak dia memperoleh pengetahuan. Sebagian besar wanita usia subur hanya sebagai ibu rumah tangga dan menjadikan wanita usia subur tersebut kurang mendapat pengalaman. 55 D. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa kendala dan keterbatasan yaitu : 1. Kendala Penelitian Pada saat pengisian data sering kuesioner tidak terisi lengkap, sehingga peneliti harus mengulang dengan memberikan kuesioner terhadap responden kembali. 2. Keterbatasan a. Pada penelitian ini menggunakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan saja. b. Instrumen dalam penelitian ini hanya dengan menggunakan kuesioner tertutup sehingga peneliti tidak dapat menggali informasi yang secara mendalam karena responden hanya dapat memilih jawaban benar atau salah saja. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta” dengan 31 responden. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta pada tingkat baik sebanyak 6 responden (19,4%). 2. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta pada tingkat cukup sebanyak 20 responden (64,5%). 3. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta pada tingkat kurang sebanyak 5 responden (16,1%). 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari yaitu faktor umur, pendidikan, pekerjaan dan informasi yang didapatkan. 56 57 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang kanker payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah : 1. Bagi Responden Hendaknya wanita usia subur meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara, dengan cara mencari informasi melalui media cetak, media elektronik atau menanyakan pada tenaga kesehatan tentang kanker payudara, serta melakukan deteksi dini kanker payudara dirumah. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam memberikan pendidikan kesehatan dan konseling tentang kesehatan reproduksi pada wanita terutama tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara kepada masyarakat terutama wanita usia subur. Sehingga wanita usia subur tidak takut untuk melakukan SADARI (periksa payudara sendiri). 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan menghubungkan teori dan praktek serta menambah variabel penelitian dan menambah responden yang lebih banyak sehingga hasil yang didapatkan akan lebih baik lagi.