tingkat pengetahuan wanita usia subur

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS)
TENTANG CARCINOMA MAMMAE DI DESA JETIS
KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN
BANJARSARI SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Rika Ramadhona
NIM B12038
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur
(WUS) Tentang Carcinoma Mammae Di Desa Jetis Kadipiro Surakarta”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai
salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2.
Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Ambarsari, S.ST, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Bapak Daliman selaku Ketua RT Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan
Banjarsari Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis
dalam pengambilan data dan melaksanakan penilitian di Desa Jetis Kelurahan
Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta.
5.
Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang diberikan.
6.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan
penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta
Juni 2015
Penulis
v
Prodi DII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Rika Ramadhona
B12038
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG
CARCINOMA MAMMAE DI DESA JETIS KELURAHAN KADIPIRO
KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA
Xii + 57 halaman + 17 lampiran + 8 tabel + 8 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Carcinoma mammae atau yang biasa disebut dengan kanker
payudara adalah kanker yang paling umum ditemui pada wanita, baik di negara
maju dan negara berkembang. Diperkirakan bahwa di seluruh dunia, lebih dari
508.000 orang wanita meninggal dunia akibat carcinoma mammae atau kanker
payudara. Di Indonesia prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) pada tahun 2013, prevalensi
tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000
orang
Tujuan : Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)
Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari
Surakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif kuantitatif. Lokasi
penelitian diambil di Desa Jetis Kecamatan Kadipiro Surakarta pada bulan
September 2014 – April 2015. Jumlah sampel sebanyak 31 wanita usia subur,
dengan menggunakan teknik pengambilan sample simple random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa data
dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang
Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari
Surakarta, wanita usia subur dengan pengetahuan baik sebanyak 7 responden
(22,6%), pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (64,5%), dan pengetahuan
kurang sebanyak 4 responden (12,9%).
Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker
Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta
sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 20 responden (64,5%).
Kata Kunci : Pengetahuan, wanita usia subur, kanker payudara
Kepustakaan : 18 literatur ( Tahun 2006 s/d 2014 )
vi
MOTTO
Sometimes Allah allows you to taste the bitterness of this world, so you could
fully appreciate the sweetness of faith.
(Prophet Muhammad)
Bila tujuan hidupmu adalah Allah S.W.T, maka tak perlu merisaukan ucapan
manusia. Setinggi apapun orang memanah tetap takkan pernah sampai ke bintang.
(Ustadz Aan Chandra Thalib)
Jika kau punya impian yang kau tuju, haruslah itu kau ingat kembali. Kadang
meskipun terhalang, tak ada kata untuk menyerah.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
1. Allah S.W.T yang selalu memberikan ridho-Nya dan memberikan segala
pertolongan serta kemudahan-Nya untukku. Selalu memberikan
kelancaran dan kemudahan dalam segala hal yang aku lakukan.
2. Ibu Hendrika Suryanti, ibuku yang sangat kucintai. Terimakasih atas
segalanya yang sudah kau berikan untukku. Dukungan, semangat, serta
doa yang selalu mengalir untukku takkan bisa ku gantikan dengan apapun.
Semoga setiap air mata yang jatuh dari matamu atas segala kepentinganku,
menjadi sungai yang indah untukmu di Surga nanti.
3. Bapak Sumartono, ayahku yang sangat ku sayangi. Terimakasih atas
segala semangat, motivasi dan apapun yang kau berikan untukku.
4. Kakakku tersayang, Hary Noor Yasin, S.H. Terimakasih sudah
memberikan semangat dan selalu menemani hari-hariku dalam
menyelesaikan studiku di kota ini.
5. Ibu dosen yang sangat saya hormati, Terimakasih atas segala kesabaran
dan bimbingannya.
6. Sahabat-sahabat ku tercinta, Kiky, Dina, Cipta, Olis, Niar dan Sesa.
Terimakasih atas segala semangat dan motivasi nya untukku, kalian yang
terbaik !!
7. Teman-teman seperjuangan yang telah bersama-sama berjuang dalam
meraih masa depan, terimakasih telah mewarnai hari-hari ku dalam
menempuh pendidikan di kota ini.
8. Almamater ku tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Rika Ramadhona
Tempat / Tanggal Lahir
: Bandar Lampung, 19 Februari 1995
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Penengahan, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung
Riwayat Pendidikan
1.
SD Negeri 04 Penengahan, Bandar Lampung
Lulus Tahun 2006
2.
SMP Negeri 05 Bandar Lampung
Lulus Tahun 2009
3.
SMA YP UNILA Bandar Lampung
Lulus Tahun 2012
4.
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2012
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
CURICULUM VITAE ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .................................................................................... 6
1. Pengetahuan ................................................................................. 6
2. Wanita Usia Subur (WUS) ........................................................... 15
3. Payudara ....................................................................................... 16
4. Carcinoma Mammae (Kanker Payudara) ..................................... 17
B. Kerangka Teori ................................................................................... 31
C. Kerangka Konsep Penelitian .............................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 33
ix
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 34
D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 35
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 37
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 39
G. Variabel Penelitian ............................................................................. 40
H. Definisi Operasional ........................................................................... 40
I.
Metode Pengolahan dan Analisis Data............................................... 41
J.
Etika Penelitian .................................................................................. 44
K. Jadwal Penelitian ................................................................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................. 47
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 47
C. Pembahasan ........................................................................................ 51
D. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 56
B. Saran ................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan ............................................................................. 36
Tabel 3.2 Definisi Operasional ............................................................................. 41
Tabel 4.1 Distribusi Mean dan Standar Deviasi.................................................... 47
Tabel 4.2 Kategori Umur Responden.................................................................... 48
Tabel 4.3 Kategori Pendidikan Responden ........................................................... 49
Tabel 4.4 Kategori Pekerjaan Responden ............................................................. 49
Tabel 4.5 Kategori Informasi Responden ............................................................. 49
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan WUS Tentang Kanker Payudara ........................ 50
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Payudara Wanita ............................................................................... 17
Gambar 2.2 Langkah 1 SADARI .......................................................................... 23
Gambar 2.3 Langkah 2 SADARI .......................................................................... 23
Gambar 2.4 Langkah 3 SADARI .......................................................................... 24
Gambar 2.5 Langkah 4 SADARI .......................................................................... 25
Gambar 2.6 Langkah 6 SADARI .......................................................................... 26
Gambar 2.7 Kerangka Teori .................................................................................. 31
Gambar 2.8 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 32
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian (dalam bentuk tabel)
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohona Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden (InformedConsent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (foto)
Lampiran 17. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Carcinoma mammae atau yang biasa disebut dengan kanker payudara
adalah kanker yang paling umum pada wanita, baik di negara maju dan
negara berkembang. Diperkirakan bahwa di seluruh dunia lebih dari
508.000 wanita meninggal dunia pada tahun 2011 akibat carcinoma
mammae atau kanker payudara (World Health Organization, 2013).
Meskipun kanker payudara dianggap penyakit negara maju, hampir 50%
dari kasus kanker payudara dan 58% kematian terjadi di negara-negara
kurang berkembang (World Health Organization, 2013).
Di Indonesia prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) pada tahun 2013, prevalensi
tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar
330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker
payudara dan kanker leher rahim. Berdasarkan estimasi Globocan,
International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens
kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan, kanker leher rahim 17
per 100.000 perempuan. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit
2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7%) (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
Carcinoma mammae atau kanker payudara dapat disebabkan oleh
riwayat keluarga, terlalu sering memakan makanan fast food, merokok dan
1
2
meminum minuma alkohol, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa makanan
fast food ternyata mengandung garam, lemak dan kalori yang tinggi,
termasuk kolesterol yang mencapai 70%, serta hanya sedikit mengandung
zat yang diperlukan oleh tubuh (Rini, 2013).
Carcinoma mammae atau kanker payudara merupakan salah satu
kanker yang sangat ditakuti oleh wanita, setelah kanker serviks. Kanker
payudara
merupakan
suatu
kondisi
dimana
sel
telah
kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan
yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan
payudara. Kanker payudara biasanya menyerang pada kaum wanita
(Mulyani dan Nuryani, 2013).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 22 Oktober 2014 di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan
Banjarsari Surakarta, terdapat 2 wanita usia subur (WUS) yang terkena
kanker payudara dari 124 jumlah wanita usia subur (WUS). Dilakukan
wawancara terhadap 10 wanita usia subur (WUS) dengan 6 pertanyaan yang
berisi tentang pengertian kanker payudara, penyebab kanker payudara, cara
mendeteksi dini kanker payudara, pengobatan kanker payudara, dan
pencegahan kanker payudara. Setelah dilakukan wawancara didapatkan
hasil 7 wanita usia subur (WUS) tidak bisa menjawab pertanyaan,
sedangkan 3 wanita usia subur (WUS) bisa menjawab pertanyaan. Dari hasil
studi pendahuluan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker
3
Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari
Surakarta”.
B.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)
Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan
Banjarsari Surakarta ?
C.
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)
Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan
Banjarsari Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)
Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari Surakarta pada tingkat baik.
b. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)
Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari Surakarta pada tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)
Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari Surakarta pada tingkat kurang.
4
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
tentang Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di
Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta.
D.
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat menjadi informasi, referensi dan dapat menjadi bahan masukan
yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang kesehatan reproduksi.
2. Bagi Penulis
Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari
perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian
khususnya di bidang kesehatan reproduksi.
3. Bagi Institusi
Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi di
perpustakaan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan tambahan
informasi mengenai tingkat pengetahuan kanker payudara, sehingga
penelitian ini dapat menajdi dasar, sumber dan bahan pikiran untuk
perkembangan penelitian selanjutnya.
5
E.
KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh :
1. Monika Rini Puspitasari, Universitas Indonesia, Gambaran Tentang
Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Perilaku
SADARI Perawat di Ruang Rawat RS Kanker Dharmais Jakarta,
2012, Metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif kuantitatif.
Hasil dari penelitian Perawat berpengetahuan baik yaitu sebanyak
107
responden
(81,8%)
tentang
kanker
payudara,
Perawat
berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden (17,40%), dan
Perawat berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 3 responden (1,5%).
2. Nikmah Shofianah, STIKes Kusuma Husada Surakarta, Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara di Desa Patihan
Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Tahun 2013, Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriftif kuantitatif. Hasil dari
penelitian Ibu berpengetahuan baik yaitu sebanyak 5 responden
(15,6%) tentang kanker payudara, Ibu berpengetahuan cukup yaitu
sebanyak 22 responden (68,8%), dan Ibu berpengetahuan kurang
yaitu sebanyak 5 responden (15,6%).
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan terletak pada judul
penelitian, waktu penelitian, lokasi penelitian, jumlah responden, dan
teknik pengambilan sampel. Sedangkan persamaanya terletak pada
instrumen penelitian, metode penelitian, dan analisis data, dan kategori
hasil penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan
manusia
diperoleh
melalui
mata
dan
telinga
(Notoatmodjo, 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011), ada enam tingkat pengetahuan
yang dicakup dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap
suatu materi atau memori yang telah ada dan dipelajari
sebelumnya, setelah mengamati sesuatu. Tahu merupakan kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,
menyatakan dan sebagainya. Misalnya tahu tentang payudara
seperti melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
6
7
2) Memahami (comprehension)
Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dimana dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5) Sintesa (syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
8
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua cara, yaitu dengan
cara: a) Cara tradisional atau non ilmiah, yakni tanpa melalui
penelitian ilmiah dan b) Cara modern atau cara ilmiah yakni melalui
proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah ( Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan
mungkin
sebelum
adanya
peradaban.
Apabila
seseorang menghadapi suatu persoalan atau masalah, upaya
pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain. Apabila kemungkinan kedua gagal, maka dicoba
kemungkinan ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut
dapat terpecahkan.
9
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaankebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi
ke generasi berikutnya. Kebiasaan seperti ini bukan hanya
terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi
pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah
diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal maupun informal, para
pemuka agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.
Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan
pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau
kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik, demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan
sumber
pengetahuan,
atau
pengalaman
itu
10
merupakan
suatu
cara
untuk
memperoleh
kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi dapat
digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapai
pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (Common Sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan
atau pengetahuan ini berkembang, para orang tua zaman
dahulu agar anaknya disiplin dan menuruti nasihat orang
tuanya, mereka menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya
berbuat salah. Ternyata cara menghukum anak ini sampai
sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa
hukuman adalah merupakan metode (meskipun bukan yang
paling baik) bagi pendidikan anak. Misalnya pemberian hadiah
dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang
masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak
dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini
harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang
11
bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional
atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah
sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau
penyelidikan manusia.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui
proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh
melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis.
Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi
atau bisikan hati saja.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan
umat manusia, cara manusia berfikir pun ikut berkembang.
Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuan atau memperoleh pengetahuan
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara
melahirkan
pemikiran
secara
tidak
langsung
melalui
pernyataan-pernyataan yang dikemukan kemudian dibuat
suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu
melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang
12
umum
dinamakan
induksi
sedangkan
deduksi
adalah
pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke
khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra, kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum
pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua
persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas
itu.
Disini
terlihat
proses
berpikir
berdasarkan
pada
pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian
ilmiah,
atau
metodologi
penelitian
(research
13
metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon (15611626), yang mengembangkan metode berpikir induktf kemudian
dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa
dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan
observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap
semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.
Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni :
a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejalagejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut
Mubarak
(2007),
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain terhadap sesuatu hal agar
mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin
tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka
menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang
14
tingkat
pendidikan
nya
rendah,
akan
menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi
dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek fisik dan psikologis (mental). Semakin bertambah
umur seseorang, taraf berfpikir akan semakin matang dan
dewasa.
4) Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba
dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
15
7) Informasi
Kemudahan
memperoleh
informasi
dapat
membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang
baru.
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut
Riwidikdo
(2013),
untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan seseorang, maka digunakan perhitungan sebagai berikut:
Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
2. Wanita Usia Subur (WUS)
a. Pengertian
Masa usia subur atau masa reproduksi adalah masa yang
terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Menstruasi
pada masa ini paling teratur dan alat gentalia bermakna untuk
memungkinkan terjadinya kehamilan, dan pada masa ini terjadi
ovulasi kurang lebih 450 kali (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang berumur 15 tahun
sampai dengan 49 tahun, baik yang berstatus kawin maupun yang
belum kawin (BKKBN, 2011).
16
3. Payudara
a. Pengertian
Payudara merupakan alat reproduksi sekunder yang dimiliki oleh
wanita, yang berfungsi untuk menyekresi air susu untuk kebutuhan
nutrisi bagi bayi (Mulyani dan Nuryani, 2013).
b. Bagian-bagian dari payudara
Menurut Nugroho (2011), payudara terdiri dari beberapa bagian,
yaitu:
1) Korpus (badan) yaitu bagian yang membesar pada payudara.
Korpus Alveolus adalah unit terkecil yang memproduksi susu
(ASI). Bagian dari alveolus adalah jaringan lemak, sel plasma, sel
otot polos dan pembuluh darah. Lobulus adalah kumpulan dari
alveolus. Lobus adalah kumpulan dari lobulus.
2) Areola yaitu bagian yang berwarna kehitaman yang berada
ditengah antar korpus dan putting.
Areola sinus laktiferus adalah saluran dibawah areola yang besar
dan melebar, akhirnya memusat ke dalam putting dan bermuara ke
luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat
otot polos yang bila berkontrksi dapat memompa ASI keluar.
3) Papilla atau putting susu yaitu bagian yang menonjol pada puncak
payudara.
17
Berikut adalah gambar anatomi payudara:
Gambar 2.1 Payudara Wanita
4. Carcinoma Mammae (Kanker Payudara)
a. Definisi kanker payudara
Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat
tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan
ikat payudara (Suryaningsih, 2009).
b. Etiologi
Menurut Suryaningsih (2009), penyebab kanker payudara tidak
diketahui secara pasti. Faktor pemicu terjadinya kanker payudara,
antara lain :
1) Zat karsinogenik
Salah satu zat karsinogen pemicu kanker adalah berasal dari
gorengan. Gorengan yang mengandung karbohidrat tersebut, saat
18
dipanaskan akan terurai kemudian bereaksi dengan asam amino
menghasilkan senyawa karsinogenik (pemicu kanker) yang
disebut akrilamida.
2) Senyawa kimia
Banyak sekali senyawa kimia yang ada disekitar kita. Zat-zat
tersebut kebanyakan bersifat racun bagi tubuh kita. Senyawa
kimia tersebut adalah seperti saccarin, arsen, arang, tarr, asap
rokok dan lain-lain.
3) Faktor fisik
Faktor-faktor fisik yang dapat memicu di sekitar kita adalah
seperti radiasi matahari, nuklir dan radio nukleide.
4) Makanan
Banyak bahan makanan dan makanan yang dapat memicu
terjadinya kanker dan harus dihindari dan dikurangi konsumsinya.
Bahan makanan dan makanan tersebut antara lain : taoge, vetsin,
tapai, cabai, es, garam, kelengkeng, alkohol, nanas, soft drink dan
rokok.
5) Kelemahan genetik sel-sel pada tubuh sehingga memudahkan
munculnya kanker.
c. Tanda dan Gejala Kanker Payudara
Menurut Mulyani dan Nuryani (2013), gejala kanker payudara
yaitu, antara lain:
19
1) Adanya benjolan/massa pada payudara
Gejala awal yang signifikan dan sering dialami oleh wanita ialah
benjolan tidak biasa yang ditemukan pada payudara. Benjolan itu
biasanya ditandai dengan rasa sakit bila dipegang atau ditekan.
2) Nyeri pada payudara
Nyeri adalah fisiologis jika timbul sebelum atau sewaktu haid dan
dirasakan oleh kedua payudara. Kanker payudara dalam taraf
permulaan tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa jika
infiltrasi ke sekitar sudah mulai.
3) Perubahan pada payudara
Biasanya gejala yang terjadi adalah berubah ukuran, bentuk
payudara dan puting. Di mana gejala itu awalnya ditandai dengan
permukaan payudara akan berwarna merah, kemudian kulit
perlahan akan mengerut seperti kulit jeruk.
4) Nipple discharge
Nipple discharge ialah cairan yang dikeluarkan putting payudara
secara spontan dan memberikan bekas di kutang. Cairan yang
keluar berupa darah,
tetapi juga terkadang berwarna kuning,
kehijau-hijauan berupa nanah.
5) Timbulnya kelainan kulit
Kelainan kulit berupa kemerahan pada suatu tempat di payudara,
edema kulit, dan peau d’orange yaitu kulit pada payudara berubah
warna menjadi orange (gambaran seperti kulit jeruk).
20
6) Pembengkakan pada payudara
Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan pada
payudara tanpa adanya benjolan seperti gejala umumnya. Bahkan,
kadang-kadang pembuluh darah pada salah satu payudara jadi
lebih terlihat.
d. Stadium Pada Kanker Payudara
Menurut Suryaningsih (2009), stadium yang terdapat pada kanker
payudara yaitu :
1) Stadium 0
Stadium ini disebut dengan ductal carcinoma in situ atau
nonnvasiv cancer. Dimana kanker tidak menyebar keluar dari
pembuluh atau saluran payudara dan kelenjar-kelenjar ( lobules)
susu pada payudara.
2) Stadium I
Stadium I tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak
ada titik pada pembuluh getah bening.
3) Stadium IIA
Pada stadium ini benjolan kanker hanya berukuran 2 cm, sehingga
tidak dapat terdeteksi dari luar. Karena tidak terdeteksi maka akan
sulit mengindikasikan orang terjangkit kanker payudara atau tidak.
Namun meskipun begitu dengan kecanggihan alat-alat medis
kedokteran pada stadium ini masih bisa ditemukan di sekitar titiktitik saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes). Dengan
21
pemeriksaan dini ini maka sel kanker dapat tidak menyebar ke
bagian tubuh dan tidak akan berlanjut ke stadium berikutnya.
Kemungkinan sembuh sekitar 70%.
4) Stadium IIB
Benjolan pada stadim dua telah berukuran kurang lebih 2 namun
tidak lebih dari 5 cm dengan penyebaran sudah sampai ke kelenjar
susu dan daerah ketiak. Pada stadium ini kemungkinan sembuh
adalah 30 – 40%. Jika sudah diketahui penderita kanker pada
stadium 2 maka biasanya dilakukan operasi dengan pengangkatan
sel-sel kanker yang ada pada tubuh. Setelah operasi biasana dokter
akan melakukan penyinaran untuk memastikan bahwa tidakada lagi
sel-sel yang tertinggal.
5) Stadium IIIA
Pada tahap stadium IIIA ini kanker payudara 87% telah menyebar
ke daerah limfa dan telah berukuran lebih dari 5 cm dan telah
menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.
Diameter tumor juga bisa lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar
ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.
6) Stadium IIIB
Benjolan pada stadium IIIB lebih panjang lagi dan telah menyebar
ke seluruh payudara. Bahkan telah menyebar ke seluruh bagian
kulit dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Dapat menyebabkan
pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis
22
sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa juga benjolan menyebar
ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak lengan atas, tapi
tidak menyebar ke organ tubuh lainnya. Jika kondisi pasien sudah
pada tahap ini, maka hal yang harus dilakukan adalah
pengangkatan payudara.
7) Stadium III C
Pada stadium III C ini benjolah telah menyebar ke titik-titik
pembuluh getah bening. Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik
disaluran getah bening di bawah tunga selangka.
8) Stadium IV
Pada stadium IV kanker sudah begitu parah sudah menjalar ke
bagian tubuh lain, sehingga tidak ada jalan lain selain
pengangkatan payudara. Kanker juga telah bermetafisis yaitu
kanker telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di
sekitar ketiak ke bagian lain seperti paru, tulang, hati dan otak.
Kanker pada payudara itu bisa membengkak dan pecah, jika sudah
begini bau busuk dan anyir akan keluar dari buah dada.
e. Deteksi Dini Kanker Payudara
Menurut Pamungkas (2011), macam-macam deteksi dini kanker
payudara antara lain :
1) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), dapat dilakukan
dengan:
23
(a) Langkah 1
Berbaringlah miring dan tempatkan lengan kanan anda
dibelakang kepala. Saat berbaring jaringan payudara menyebar
searah dengan dinding dada dan serenggang mungkin, yang
membuat lebih mudah untuk merasakan semua jaringan
payudara.
Gambar 2.2 Langkah 1
(b) Langkah 2
Gunakan telapak tangan dari tiga jari tengah pada tangan kiri
untuk merasakan berbagai benjolan pada payudara kanan.
Gunakan
gerakan
memutar
ke
atas
dan
ke
bawah
menggunakan telapak jari untuk merasakan jaringan payudara.
Gambar 2.3 Langkah 2
24
(c) Langkah 3
Gunakan tiga tingkatan tekanan berbeda untuk merasakan
semua jaringan payudara. Tekanan ringan dibutuhkan untuk
merasakan jaringan yang paling dekat dengan kulit, tekanan
sedang untuk merasakan sedikit lebih dalam, dan tekanan kuat
untuk mersakan jaringan yang paling dekat dengan dada dan
tulang rusuk.
Gambar 2.4 Langkah 3
(d) Langkah 4
Gerakan tangan pada payudara dengan pola gerak ke atas dan
ke bawah untuk memulai baris bayangan yang tergambar lurus
ke bawah sisi dari lengan, dan bergerak melintasi payudara ke
tengah tulang dada. Pastikan untuk memeriksa seluruh area
pada payudara.
25
Gambar 2.5 Langkah 4
(e) Langkah 5
Ulangi pemeriksaan pada payudara kiri dengan menggunakan
telapak jari tangan kanan.
(f) Langkah 6
Berdiri atau duduk didepan cermin dengan kedua tangan
menekan ke bawah pada pinggul, dan kemudian perhatikan
keadaan payudara apakah payudara dalam keadaan normal dari
segi bentuk, kontur, lesung, ukuran, bentuk puting apakah
normal (menonjol) atau tertarik kedalam, dan besar payudara
simetri atau tidak, dan ada kemerahan atau bersisik pada
putting atau kulit payudara.
26
Gambar 2.6 Langkah 6
2) Mammogram
Mammogram
adalah
proses
penyinaran
sinar-X
terhadap
payudara. Pemeriksaan mammogram biasanya mencakup dua sisi
pandangan, yaitu gambar sinar-X diambil dari sudut-sudut yang
berbeda dari setiap payudara wanita. Pemerikasaan mammogram
juga digunakan untuk mencari penyakit payudara pada wanita
yang seperti tampak tidak mempunyai masalah pada payudara.
3) Ultrasongrafi (USG) Payudara
USG payudara (breast ultrasound) sering digunakan untuk
mengevalusi ketidaknormalan payudara yang ditemukan pada
hasil mammography screening atau uji klinis payudara. USG
dengan cepat dapat menemukan kista ataupun penambahan
volume jaringan padat yang biasanya dirujuk dilakukannya biopsi
untuk menentukan apakah jaringan tersebut bersifat ganas
(cancerous).
27
4) Biopsi
Biopsi payudara (breast biopsy) merupakan tindakan untuk
mengambil contoh jaringan payudara dan dilihat dari bawah lensa
mikroskop untuk mengetahui adanya sel kanker pada payudara.
Biopsi payudara biasanya dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut
benjolan payudara yang ditemukan pada saat pemeriksaan dengan
mammografi atau USG payudara. Hasil biopsi payudara akan
memberikan jawaban apakah contoh jaringan payudara pada
benjolan tersebut merupakan bersifat kanker ganas atau jinak.
f. Pengobatan Pada Kanker Payudara
Menurut Mulyani dan Nuryani (2013), pengobatan yang dilakukan
pada kanker payudara, yaitu:
1) Pembedahan (Mastectomy)
(a) Radical Mastectomy
Operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy).
Pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara. Lumpectomy biasanya
dilakukan pada pasien yang tumornya kurang dari 2cm dan
letaknya di pinggir payudara.
(b) Total (simple) Mastectomy
Operasi pengangkatan seluruh payudara tapi tidak pada kelenjar
di ketiak.
28
(c) Modified Radical Mastectomy
Operasi
pengangkatan
pada seluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta
benjolan di sekitar ketiak.
2) Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara ini dilakukan dengan sinar-X
dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak
terangkat
saat
pembedahan.
Terapi
ini
bertujuan
untuk
menyembuhkan dan mengecilkan kanker pada stadium dini.
3) Terapi hormonal
Terapi hormonal ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang
peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah
pembedahan atau pada stadium akhir. Hal ini biasa dikenal sebagai
Therapy anti-estrogen yang sistem kerjanya untuk memblok
kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker payudara.
4) Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada
penyebaran sisitemik dan sebagai terapi adjuvant.
Kemoterapi
adjuvant diberikan kepada pasien setelah operasi pembedahan
untuk jenis kanker payudara yang belum menyebar dengan tujuan
untuk mengurangi resiko timbulnya kembali kanker payudara.
29
5) Terapi imunologik
Terapi kanker ini berlandaskan pada fungsi sistem imun yang
tujuannya untuk mengenali dan menghancurkan sel yang berubah
sifat sebelum sel tumbuh menjadi tumor serta membunuh sel tumor
yang telah terbentuk.
g. Pencegahan kanker payudara
Menurut Suryaningsih (2009), pencegahan kanker payudara dapat
dicegah dengan cara, yaitu :
1) Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama.
Caranya
adalah
dengan
upaya
menghindarkan
diri
dari
keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola
hidup yang sehat. Hal-hal yang dapat dilakukan pada pencegahan
primer, yaitu:
a) Membatasi konsumsi alkohol
b) Menjaga berat baan ideal
c) Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif untuk
menambah estrogen atau hormon lain.
d) Menggabungkan aktivitas fisik ke di kehidupan sehari- hari.
e) Mengkonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak.
f) Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran.
30
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan terhadap
individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko datangnya
kanker payudara adalah dengan cara:
a) Usia 20 tahun melakukan SADARI setiap tiga bulan sekali
b) Usia 35-40 tahun melakukan mamografi
c) Diatas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli atau
melakukan Cancer Risk Assessement Survey.
d) Lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap tahun
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan ini ditujukan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Pencegahan ini penting untuk
meningkatkan
kualitas
hidup
penderita
serta
mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan :
a) Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita.
b) Tindakan kemoterapi dengan sitostatika.
c) Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa
simptomatik.
d) Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
31
B. Kerangka Teori
Tingkat Pengetahuan :
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehention)
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesa (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
Kanker Payudara
1. Definisi Kanker Payudara
2. Etiologi
3. Tanda dan Gejala Kanker
Payudara
4. Stadium Kanker Payudara
5. Deteksi Dini Kanker
6. Pengobatan Kanker
Payudara
7. Pencegahan Kanker
Payudara
Pengetahuan Wanita Usia
Subur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
Pendidikan.
Pekerjaan.
Umur.
Minat.
Pengalaman
Kebudayaan.
Informasi.
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Suryaningsih (2009), Pamungkas
(2011), Mulyani dan Nuryani (2013)
Gambar 2.7
Kerangka Teori
32
C. Kerangka Konsep
1. Pendidikan
2. Informasi
3. Usia
Baik
Pengetahuan Wanita Usia
Subur (WUS) tentang Kanker
Payudara
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
1. Sosial budaya.
2. Lingkungan.
3. Pengalaman.
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
Gambar 2.8
Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut
Notoatmdjo (2010), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi
di dalam masyarakat. Dalam bidang kesehatan masyarakat survei deskriptif
digunakan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta
yang terkait dengan kesehatan masyarakat yang tinggal di komunitas
tertentu.
Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah
data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil
konvensi (Nototatmodjo, 2010). Pada penelitian ini menggambarkan
Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Carcinoma
Mammae di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian menjelaskan tentang tempat dilakukannya penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini telah dilakukan di Desa Jetis
Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta.
33
34
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010.)
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 22 Oktober 2014 – Juni 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah semua wanita usia subur (WUS) di Desa Jetis Kelurahan
Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta, yaitu sebanyak 124 orang
wanita usia subur yang didapatkan dari data register pendataan keluarga
yang berusia 15 – 49 tahun yang belum menikah dan yang sudah menikah.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian yang terdapat dari populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat, 2007). Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100
maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100,
maka dapat diambil 10 – 15% atau 20-25%. Sampel dalam penelitian ini
(124 x 25% = 31). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 31
wanita usia subur.
35
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel, yang dilakukan
untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian
(Sugiyono, 2014). Pengambilan sampel yaitu simple random sampling.
Menurut Hidayat (2007), simple random sampling pengambilan sampel
dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota
populasi. Cara ini diakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Caranya pengambilan sampel ini yaitu dengan memberi nomor dan nama
pada 31 wanita usia subur di tulis di kertas seperti arisan kemudian di
ambil secara acak sebanyak 31.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelittian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen penelitian dapat berupa kuiseoner (daftar
pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan
pencatatan data dan sebagainya. Instrumen penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010).
36
Kuesioner diambil dari sumber teori tentang kanker payudara. Kuesioner
dalam penelitian ini dengan kriteria positif ( favorable) skor 1 untuk jawaban
benar dan skor 0 bila jawaban salah, pernyataan negatif ( unfavorable) skor 0
untuk jawaban benar dan skor 1 untuk jawaban salah.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan
Variabel
Tingkat
Pengetahuan
Wanita Usia
Subur
(WUS)
Tentang
Kanker
Payudara
Sub Variabel
1. Definisi Kanker
Payudara
2. Etiologi Kanker
Payudara
3. Tanda dan
Gejala Kanker
Payudara
4. Stadium Kanker
Payudara
5. Deteksi Dini
Kanker
Payudara
6. Pengobatan
Kanker
Payudara
7. Pencegahan
Kanker
Payudara
Total
Pernyataan
Jumlah
Soal
Favourable
Unfavourable
1,2
3
3
4,6,7
5,8
5
9,10*,11,13
12*,14
6
15,17,18,20,21
16*,19
7
22*,24
23*
3
26,28
25*,27*
4
29
30
2
19
11
30
Ket :*) pernyataan yang tidak valid
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dengan karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas telah
dilakukan di Desa Tegalsari Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta
dengan wanita usia subur (WUS) sebanyak 20 orang.
37
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010).
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment,
yaitu:
‫ݎ‬௫௬ ൌ ܰǤ σܻܺǤ െσܺǤσܻ
ඥሼܰσ; െ ሺσሻ;ሽሼσ; െ ሺσ;ሻሽ
Keterangan :
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor
pertanyaan dikalikan skor total
Menurut Riwidikdo (2013) kuesioner dikatakan valid jika rxy
hitung > rxy (0,361). Uji validitas dilakukan di Desa Tegalsari Kadipiro
Surakarta sebanyak 20 wanita usia subur (WUS) sebanyak 30 pernyataan.
Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikan 0,05. Hasilnya
didapatkan 7 pernyataan tidak valid yaitu pernyataan nomor 10 (0,286), 12
(0,384), 16 (0,286), 22 (0,384), 23 (0,080), 25 (0,260) dan pernyataan 27
38
(0,295). Untuk selanjutnya nomor yang tidak valid dihilangkan sehingga
peneliti menggunakan 23 item pernyataan (Notoatmodjo, 2010).
2. Uji Reabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
r11 =
௞
[ ][
௞ିଵ
1-
σఙ௕ మ
ఙమ ௧
]
Keterangan :
r11
= Reliabilitas Instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
σߪܾ ଶ = Jumlah varian butir
ߪ ଶ‫ݐ‬
= Varians total
39
Jika koefisien reliabilitas lebih besar dari koefisien pembanding
(0,75) maka dapat dikatakan kelompok variabel yang mendukung sebuah
faktor relatif konsisten, bila pengukuran atau diulang dua kali atau lebih.
Dari hasil uji coba reabilitas dari 20 responden dan jumlah soal sebanyak
30 soal yang dilakukan di Desa Tegalsari Kadipiro Surakarta didapatkan
nilai r hitung lebih besar dari nilai Alpha Cronbach’s yaitu (0.924) > 0,7
sehingga kuesioner dikatakan reliabel.
F. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di Desa Jetis
Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari, kemudian menjelaskan tentang
cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan
kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri
dari:
1. Data Primer
Data primer disebut juga dengan data pertama. Data diperoleh secara
langsung dari sumbernya atau subyek penelitian dengn mengenakan alat
ukur atau alat pengambil data, langsung pada subyek sebagai sumber
informasi yang dicari (Saryono, 2011). Dalam penelitian ini data primer
didapatkan dari pengisian kuesioner tentang kanker payudara yang diisi
oleh Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro,
Kecamatan Banjarsari Surakarta.
40
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh dari peneliti dari subjek penelitiannya. Biasanya
berupa data dokumentasi atau laporan yang telah tersedia (Saryono, 2011).
Data sekunder didapatkan dari data berdasarkan dari data demografi,
jumlah Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari Surakarta.
G. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014).
Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Carcinoma Mammae.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang
lingkup atau pengertian dari variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
41
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Nama
Variabel
Pengertian
Pengetahuan
Wanita Usia
Subur
(WUS)
Tentang
Kanker
Payudara
Indikator
Alat
Ukur
1. Baik : Bila nilai Kuesioner
Kemampuan
responden
yang
wanita
usia
diperoleh
(x)
>
mean
subur
+1 SD
menjawab
2. Cukup : Bila nilai
dengan benar
responden mean -1
kuesioner
SD ≤ x ≤ mean +1
tentang
SD
kanker
3. Kurang: Bila nilai
payudara
responden
yang
Skala
Ordinal
diperoleh (x) < mean
– 1SD
I.
Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang harus dilakukan
berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut
Notoatmodjo (2010) adalah:
a. Editing (Penyuntingan Data)
Kegiatan ini dilakukan dengan cara hasil wawancara atau angket
yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting
(edit) terlebih dahulu. Jika ternyata masih ada data atau informasi yang
tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka
kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out).
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahaptahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam melakukan
42
pengolahan data selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara membuat tabel-tabel data, sesuai
dengan tujuan penelitan atau yang diinginkan oleh peneliti. menghitung
data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode,
kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2010), dalam tahap ini data diolah dan
dianalisis
dengan
teknik-teknik
tertentu.
Penelitian
ini
hanya
mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang Tingkat Pengetahuan
Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara.
Menurut Riwidikdo (2013), untuk mengetahui tingkat pengetahuan
seseorang, maka digunakan perhitungan sebagai berikut:
Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
(x) > mean + 1 SD
(x) > 15,13 + 1. 5,40
(x) > 20,53
Jadi pengetahuan baik jika nilai responden x > 20,53.
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
mean – 1 SD ≤ (x) ≤ mean + 1 SD
15,13 – 1. 5,40 ≤ (x) ≤ 15,13 + 1. 5,40
9,72 ≤ x ≤ 20,53
Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 9,72 ≤ x ≤ 20,53.
43
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
(x) < mean – 1 SD
(x) < 15,13 – 5,40
(x) < 9,72
Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden x < 9,72.
Rumus menentukan mean, yaitu:
Rumus : X =
Keterangan :
σೣ
௡
X : rata-rata (mean)
x
∑ : jumlah seluruh jawaban responden
n
: jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai umtuk mengetahui tingkat penyebaran nila-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
Rumus :
SD =
ඨσ௫௜
ሺσೣ೔ሻ;
మష
೙
௡ିଵ
ሺరలవሻ;
ష
యభ
ඨ଻ଽ଻ଵ
SD =
ଷଵିଵ
44
మభవవలభ
ష
యభ
଻ଽ଻ଵ
SD = ඨ
SD= ට
ଷ଴
଻ଽ଻ଵି଻଴ଽହ
SD = ξʹͻǡʹ
ଷ଴
SD = 5,40
Keterangan :
x = nilai responden
n = jumlah responden
Untuk mendapatkan prosentase pengetahuan wanita usia subur
tentang kanker payudara digunakan rumus prosentase. Menurut
Riwidikdo (2013), rumus prosentase yaitu :
Skor yang diperoleh responden
Skor Prosentase =
___________________________
X 100
Total skor maksimum
J.
Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), Setelah mendapat persetujuan peneliti mulai
melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika, meliputi :
45
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian, peneliti
menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek
penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan seubjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
46
K. Jadwal Penelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta
waktu
berjalan
atau
waktu
berlangsungnya
tiap
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (Tabel Terlampir)
kegiatan
tersebut
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari Surakarta. Desa Jetis terdiri dari 6 RT dan secara
geografis Desa Jetis dari sebelah utara berbatasan dengan Desa Banyu
Agung, pada sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegalsari, pada
sebelah barat berbatasan dengan Desa Krembyongan, dan pada sebelah
timur berbatasan dengan Desa Kadipiro.
Pada bulan September 2014 – April 2015 wanita usia subur (WUS)
di Desa Jetis Kecamatan Kadipiro Kelurahan Banjarsari Surakarta terdapat
124 orang, dari jumlah tersebut sebanyak 31 wanita usia subur (WUS)
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Perhitungan
Tabel 4.1 Distribusi Mean dan Standar Deviasi
Variabel
Tingkat Pengetahuan
Ibu Tentang Kanker
Payudara
Mean
15,13
Standar Deviasi
5,402
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
(x) > mean + 1 SD
(x) > 15,13 + 1. 5,40
47
48
(x) > 20,53
Jadi pengetahuan baik jika nilai responden x > 20,53.
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
mean – 1 SD ≤ (x) ≤ mean + 1 SD
15,13 – 1. 5,40 ≤ (x) ≤ 15,13 + 1. 5,40
9,72 ≤ x ≤ 20,53
Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 9,72 ≤ x ≤ 20,53.
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
(x) < mean – 1 SD
(x) < 15,13 – 5,40
(x) < 9,72
Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden x < 9,72.
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No.
Umur
Frekuensi
1
20 Tahun
8
2 20-40 Tahun
15
3 >40 Tahun
8
Jumlah
31
Prosentase (%)
25,8
48,3
25,8
100
Berdasarkan tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan umur
diperoleh data 8 responden (25,8%) berumur 20 tahun, 15 responden
(48,3%) berumur 20-40 tahun dan 8 responden (25,8%) berumur lebih dari
40 tahun. Jadi sebagian besar responden berumur 20-40 tahun yaitu
sebanyak 15 responden (48,3%).
49
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No.
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase (%)
1 SD
5
16,1
2 SMP
7
22,5
3 SMA
15
48,3
4 PT
4
12,9
Jumlah
31
100
Berdasarkan
tabel
4.3
karakteristik
responden
berdasarkan
pendidikan diperoleh data pendidikan SD sebanyak 5 orang (16,1%),
pendidikan SMP sebanyak 7 orang (22,5%), pendidikan SMA sebanyak 15
orang (48,3%) dan pendidikan PT sebanyak 4 responden (12,9%). Jadi
sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 15
responden (48,3%).
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No.
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase (%)
1 PNS
3
9,6
2 Swasta
10
32,2
3 IRT
18
58,0
Jumlah
31
100
Berdasarkan
tabel
4.4
karakteristik
responden
berdasarkan
pekerjaan diperoleh data pekerjaan PNS sebanyak 3 orang (9,6%),
pekerjaan swasta sebanyak 10 orang (32,2%) dan pekerjaan ibu rumah
tangga sebanyak 18 orang (12,9%). Jadi sebagian besar responden bekerja
sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 18 responden (12,9%).
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi
No.
Informasi
Frekuensi
1 Sudah dapat
26
2 Belum dapat
5
Jumlah
31
Berdasarkan
tabel
4.5
karakteristik
Prosentase (%)
83,8
16,1
100
responden
berdasarkan
informasi diperoleh data responden yang sudah mendapat informasi
50
sebanyak 26 orang (83,8%) dan yang belum pernah mendapatkan
informasi sebanyak 5 orang (16,1%). Jadi sebagian besar responden sudah
mendapat informasi yaitu sebanyak 26 responden (83,8%).
2. Hasil Penelitian
Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang
Carcinma Mammae di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan
Banjarsari Surakarta dengan 31 responden, tingkat pengetahuan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan WUS Tentang Carcinoma Mammae di
Desa Jetis Kecamatan Kadipiro Kelurahan Banjarsari Surakarta
No.
Pengetahuan
Jumlah
Prosentase (%)
1
Baik
6
19,4
2
3
Cukup
Kurang
Total
20
5
31
64,5
16,1
100
Berdasarkan Tabel 4.6 tingkat pengetahuan WUS Carcinoma
Mammae payudara di Desa Jetis Kecamatan Kadipiro Kelurahan
Banjarsari Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 6
responden (19,4%), pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (64,5%),
dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (16,1%). Jadi tingkat
pengetahuan WUS tentang Carcinoma Mammae di Desa Jetis Kelurahan
Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta mayoritas pengetahuan cukup
yaitu sebanyak 20 responden (64,5%).
51
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapatkan menunjukan
bahwa wanita usia subur di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan
Banjarsari Surakarta dengan pengetahuan baik sebanyak 6 responden
(19,4%), pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (64,5%), dan
pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (16,1%). Jadi dapat
disimpulkan tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang kanker
payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari
Surakarta terbanyak adalah dalam kategori cukup yaitu 20 responden
(64,5%). Penelitian ini diukur berdasarkan indikator yang meliputi:
pengertian kanker payudara, penyebab kanker payudara, cara mendeteksi
dini kanker payudara, pengobatan kanker payudara, dan pencegahan
kanker payudara.
Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan (knowledge) adalah
hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 31 responden
dapat diketahui wanita usia subur (WUS) dengan umur 20 tahun sebanyak
8 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang,
berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang dan berpengetahuan kurang
sebanyak 1 orang. Responden dengan umur 20-40 tahun sebanyak 15
52
orang
dengan
yang
berpengetahuan
baik
sebanyak
2
orang,
berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang dan yang berpengetahuan
kurang sebanyak 3 orang. Responden dengan umur >40 tahun sebanyak 8
orang
dengan
yang
berpengetahuan
baik
sebanyak
2
orang,
berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang dan yang berpengetahuan kurang
sebanyak 1 orang. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola
pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik (Notoatmodjo, 2010)
Menurut Mubarak dkk (2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan meliputi pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman,
kebudayaan lingkungan sekitar, dan informasi. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan terhadap 31 responden dapat diketahui wanita usia
subur (WUS) pendidikan SD sebanyak 5
orang dengan
yang
berpengetahuan baik dan cukup tidak ada dan yang berpengetahuan kurang
sebanyak 5 orang. Responden dengan pendidikan SMP sebanyak 7 orang
dengan yang berpengetahuan baik dan kurang tidak ada serta yang
berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang. Responden dengan pendidikan
SMA sebanyak 15 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 2
orang, berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang dan yang berpengetahuan
kurang tidak ada. Responden dengan pendidikan PT sebanyak 4 orang
dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 4 orang dan yang
berpengetahuan cukup dan kurang tidak ada. Pendidikan diberikan
53
seseorang pada orang lain mengenai sesuatu hal agar mereka dapat
memahami sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi,
dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikanya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang. Menurut pendidikannya wanita usia subur
(WUS) yang berpendidikan SD pengetahuannya kurang dan wanita usia
subur (WUS) yang berpendidikan PT pengetahuannya baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 31 responden
dapat diketahui pekerjaan PNS sebanyak 3 orang dengan yang
berpengetahuan baik sebanyak 3 orang dan yang berpengetahuan cukup
dan kurang tidak ada. Responden dengan pekerjaan swasta sebanyak 10
orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang, yang
berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang dan yang berpengetahuan kurang
tidak ada. Responden dengan pekerjaan IRT sebanyak 18 orang dengan
yang berpengetahuan baik tidak ada, yang berpengetahuan cukup sebanyak
13 orang dan yang berpenegtahuan kurang sebanyak 5 orang. Lingkungan
pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung, dan
makin banyak pengalaman yang dimiliki semakin banyak pengetahuan
yang didapat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 31 responden
dapat diketahui yang sudah pernah mendapatkan informasi tentang kanker
54
payudara sebanyak 26 orang dengan yang berpengetahuan baik sebanyak 6
orang, yang berpengetahuan cukup sebanyak 20 rang dan yang
berpengetahuan kurang tidak ada. Responden yang belum pernah
mendapatkan informasi tentang kanker payudara sebanyak 5 orang dengan
yang berpengetahuan baik dan cukup tidak ada dan yang berpengetahuan
kurang sebanyak 5 orang. Kemudahan memperoleh informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang
baru, makin banyak seseorang mendapat informasi semakin bertambah
pula pengetahuannya.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa tingkat
pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang kanker payudara di Desa
Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Surakarta adalah dalam
kategori cukup. Menurut peneliti hal ini dipengaruhi oleh faktor umur,
pendidikan, pekerjaan dan informasi. Semakin bertambahnya umur
seseorang, maka semakin mudah dalam menangkap pengetahuan,
sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik. Semakin tinggi
tingkat
pendidikan seseorang, maka semakin
banyak ilmu
dan
pengetahuan yang ia dapatkan, dan semakin banyak pengalaman kerja
yang seseorang dapatkan, maka semakin banyak pula pengetahuan yang
diperoleh. Semakin banyak informasi yang didapat maka semakin banyak
dia memperoleh pengetahuan. Sebagian besar wanita usia subur hanya
sebagai ibu rumah tangga dan menjadikan wanita usia subur tersebut
kurang mendapat pengalaman.
55
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa
kendala dan keterbatasan yaitu :
1. Kendala Penelitian
Pada saat pengisian data sering kuesioner tidak terisi lengkap, sehingga
peneliti harus mengulang dengan memberikan kuesioner terhadap
responden kembali.
2. Keterbatasan
a. Pada penelitian ini menggunakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada pengetahuan saja.
b. Instrumen dalam penelitian ini hanya dengan menggunakan
kuesioner tertutup sehingga peneliti tidak dapat menggali informasi
yang secara mendalam karena responden hanya dapat memilih
jawaban benar atau salah saja.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia
Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari Surakarta” dengan 31 responden. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker
Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari
Surakarta pada tingkat baik sebanyak 6 responden (19,4%).
2. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker
Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari
Surakarta pada tingkat cukup sebanyak 20 responden (64,5%).
3. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker
Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari
Surakarta pada tingkat kurang sebanyak 5 responden (16,1%).
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Wanita Usia Subur
(WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari yaitu faktor umur, pendidikan, pekerjaan dan
informasi yang didapatkan.
56
57
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita usia
subur (WUS) tentang kanker payudara di Desa Jetis Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari Surakarta maka saran yang dapat peneliti
sampaikan adalah :
1. Bagi Responden
Hendaknya wanita usia subur meningkatkan pengetahuan tentang
kanker payudara, dengan cara mencari informasi melalui media cetak,
media elektronik atau menanyakan pada tenaga kesehatan tentang
kanker payudara, serta melakukan deteksi dini kanker payudara
dirumah.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
dalam memberikan pendidikan kesehatan dan konseling tentang
kesehatan reproduksi pada wanita terutama tentang kanker payudara
dan deteksi dini kanker payudara kepada masyarakat terutama wanita
usia subur. Sehingga wanita usia subur tidak takut untuk melakukan
SADARI (periksa payudara sendiri).
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
dengan menghubungkan teori dan praktek serta menambah variabel
penelitian dan menambah responden yang lebih banyak sehingga hasil
yang didapatkan akan lebih baik lagi.
Download