PENGARUH STABLE SHAREHOLDING

advertisement
PENGARUH STABLE SHAREHOLDING, PROFITABILITAS,
FINANCIAL LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
PERATAAN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Arif Setiawan
NIM 1111082000079
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2015
PENGARUH STABLE SHAREHOLDING, PROFITABILITAS,
FINANCIAL LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
PERATAAN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ARIF SETIAWAN
NIM: 1111082000079
Dibawah Bimbingan
Pembimbing 1
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
NIP.196902032001121003
Pembimbing 2
Nur Wachidah SE., MS., Ak.
NIP.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2015 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 11 Agustus 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1.
2.
3.
4.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
: Arif Setiawan
: 1111082000079
: Akuntansi Manajemen
: Pengaruh Stable Shareholding, Profitabilitas, Financial
Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan
Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan
Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2014)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melaksanakan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Agustus 2015
1. M Nur Rianto Al Arif, M.Si
NIP. 198110132008011006
( _______________________ )
2. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak
NIP. 198004162009012006
( _______________________ )
3. Fitri Damayanti, SE., M.Si
NIP. 198107312006042003
( _______________________ )
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 24 November 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1.
2.
3.
4.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
: Arif Setiawan
: 1111082000079
: Akuntansi Manajemen
: Pengaruh Stable Shareholding, Profitabilitas, Financial
Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan
Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan
Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2014)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 November 2015
1. Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA.
NIP. 197207112005011007
( _______________________ )
Ketua
2. Yessi Fitri SE, Ak., M.Si.
NIP. 197609242006042002
( _______________________ )
Sekertaris
3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni
NIP. 196902032001121003
( _______________________ )
Pembimbing 1
4. Nur Wachidah SE., MS., Ak.
( _______________________ )
Pembimbing 2
5. Atiqah SE., MS., Ak.
NIP. 198201202009122004
( _______________________ )
Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa
: Arif Setiawan
Nomor Induk Mahasiswa
: 1111082000079
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
saya telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata
memang ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 November 2015
Yang Menyatakan
(Arif Setiawan)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Data Pribadi
Nama
: Arif Setiawan
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 9 November 1994
Alamat
: Jl. PDAM Gang Hibah 1 No. 828 RT. 70 RW. 03
Bukit Lama Kec. Ilir Barat 1 Palembang 30139
Email
II.
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
TK Aisyiyah Palembang (1999 – 2000)
SD Muhammadiyah 1 Palembang (2000 – 2006)
SMP Negeri 1 Palembang (2006 – 2009)
MAN 3 Palembang (2009 – 2011)
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011 – 2015)
III.
Latar Belakang Keluarga
Nama Ayah
: Sutima
Nama Ibu
: Sulistiani
Alamat Orang Tua
: Jl. PDAM Gang Hibah 1 No. 828 RT. 70 RW. 03
Bukit Lama Kec. Ilir Barat 1 Palembang 30139
Anak ke/ dari
IV.
: ke-2 dari 2 bersaudara
Pengalaman Organisasi
1. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (2013 – 2014)
vi
vi
THE INFLUENCE OF STABLE SHAREHOLDING, PROFITIBILITY,
FINANCIAL LEVERAGE, AND FIRM SIZE ON INCOME SMOOTHING
(EMPIRICAL STUDY ON REAL ESTATE AND PROPERTY COMPANIES
LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE 2011-2014)
By: Arif Setiawan
Abstract
This research aims to examine the influence of stable shareholding,
profitability, financial leverage, and firm size toward income smoothing practice
among real estate and property listed companies at Indonesian Stock Exchange.
This research is using 37 real estate and property companies listed in Indonesia
Stock Exchange, with a period between 2011-2014. The hypothesis was tested using
binary logistic regression. The result of this study showed that profitability and firm
size have positive significant influence on income smoothing. Financial leverage
has negative significant influence on income smoothing. Stable shareholding has
no significant influence on income smoothing
Keywords: profitability, stable shareholding, firm size, financial leverage, income
smoothing.
vii
vii
PENGARUH STABLE SHAREHOLDING, PROFITABILITAS,
FINANCIAL LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
PERATAAN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)
Oleh: Arif Setiawan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh stable shareholding,
profitabilitas, financial leverage, dan ukuran perusahaan terhadap tindakan
perataan laba pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian ini menggunakan 37 perusahaan real estate dan properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, periode 2011-2014. Pengujian hipotesis
menggunakan model analisis regresi binari logistik. Hasil penelitian ditemukan
bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap
tindakan perataan laba. Financial leverage menunjukkan hasil berpengaruh
signifikan negatif terhadap tindakan perataan laba. Stable Shareholding tidak
berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba.
Kata kunci : profitabilitas, stable shareholding, ukuran perusahaan, financial
leverage, perataan laba
viii
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Stable Shareholding, Profitabilitas, Financial Leverage, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba”. Shalawat serta salam
senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai
uswatun khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan munuju jalan yang
terang benderang.
Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan atas izin Allah
SWT skripsi ini dapat selesai. Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis
menyadari telah banyak mendapat arahan, bimbingan, bantuan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu
mencurahkan perhatian, cinta, kasih sayang, nasihat, dan dukungan moril
maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis.
2. Kakakku Agung yang telah menyemangati dan memberikan banyak
motivasi serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan SE, Ak, M.M, selaku Sekertaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat bergarga untuk
ix
ix
membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala
masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat
yang telah diberika selama ini.
7. Ibu Nur Wachidah SE, M.S.Ak., selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan
konsultasi yang telah diberikan selama ini.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu
yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
10. Alaena Saroya yang selalu menemani dan memberikan semangat selama ini.
11. Sahabat-sahabat luar biasa CORE-I7 Wahyu, Irvan, Andi, Rizki, Opi, dan
Fahmi. Terimakasih atas kegilaan selama ini sahabat. Tetap kompak selalu.
12. Teman-teman kosan Kausar selama empat generasi Bang Adi, Bang Manto,
Bang Ali, Bang Faqih, Bang Bagus, Bang Isnan, Imam, Zezen, Altaf, Rian,
Inez, Afwa, Otul, Karima, Zunah, Ato, Ilham, Putra dan lain-lain.
13. Teman-teman band Bang Eki, Bang Fajri, Hans, Ibem, Irul, Wildan, Refli,
dan Ari. Terimakasih atas pengalaman bermusik selama ini.
14. Teman-teman rantau dari Palembang Rois, Bahtiar, Aji, Raka, dan lain-lain.
15. Teman-teman AKUKECE (Akuntansi Kelas C) yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu. Semoga kita semua bisa sukses selalu.
16. Teman-teman konsentrasi Audit 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu. Semangat dan sukses untuk kita semua.
17. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
x
x
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta,
12 November 2015
Penulis
xi
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF...................................iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI....................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Perumusan Masalah.............................................................................14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................16
A. Landasan Teori....................................................................................16
1. Teori Agensi..................................................................................16
2. Stable Shareholding......................................................................20
3. Profitabilitas..................................................................................21
4. Tingkat Hutang (Financial Leverage)...........................................26
5. Ukuran Perusahaan........................................................................29
6. Perataan Laba................................................................................32
B. Penelitian terdahulu.............................................................................39
C. Kerangka Pemikiran............................................................................45
D. Hipotesis..............................................................................................46
xii
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................49
A. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................49
B. Metode Pemilihan Sampel..................................................................49
C. Metode Pengumpulan Data.................................................................50
D. Metode Analisis..................................................................................51
1. Statistik Deskriptif........................................................................51
2. Analisis Regresi Logistik..............................................................51
E. Operasional Variabel Penelitian..........................................................52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................58
A. Deskripsi Objek Penelitian..................................................................58
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian.......................................................59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif.........................................................59
2. Hasil Uji Statistik Regresi Logistik...............................................62
a. Hasil Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit).................63
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Negelkerke R. Square)......63
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi........................................64
d. Hasil Matriks Klasifikasi.........................................................64
e. Hasil Uji Regresi Logistik.......................................................66
BAB V PENUTUP................................................................................................74
A. Kesimpulan............................................................................................74
B. Saran......................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................76
LAMPIRAN..........................................................................................................80
xiii
xiii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan
Halaman
2.1
Tabel Penelitian Terdahulu........................................................................39
3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel................................................................57
4.1
Proses Seleksi Sampel................................................................................59
4.2
Statistik Deskriptif.....................................................................................60
4.3
Fit Model....................................................................................................63
4.4
Koefisien Determinasi................................................................................64
4.5
Kelayakan Model regresi...........................................................................64
4.6
Matriks Klasifikasi.....................................................................................65
4.7
Hasil Uji Regresi Logistik..........................................................................66
xiv
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan
Halaman
1.1
Grafik Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial...........................7
1.2
Fase Perkembangan Properti Residensial....................................................8
1.3
Kota Asia-Pasifik Dengan Prospek Investasi Terbaik.................................9
2.1
Kerangka Pemikiran...................................................................................45
xv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan salah satu indikator dalam menilai kinerja
suatu perusahaan. Dengan laporan keuangan diharapkan dapat membantu para
investor dalam menentukan keputusan akan investasi mereka. Adanya
kecenderungan perhatian dari stakeholders yang hanya tertuju pada informasi laba,
memaksa manajer meningkatkan citra perusahaan dengan melakukan dysfunctional
behavior (perilaku tidak semestinya) melalui tindakan perataan laba (Budiasih,
2009).
Para ahli ekonomi banyak yang membahas masalah konsep laba menurut
ilmu ekonomi. Misalnya Adam Smith menjelaskan bahwa income adalah kenaikan
dalam kekayaan. Kemudian pada awal abad XX Fischer, Lindahl, dan Hick
menjelaskan sifat-sifat laba ekonomi mencakup tiga tahap. Pertama Physical
Income yaitu konsumsi barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan
kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur. (1)
Real Income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap
kesenangan fisik. Ukuran yang dapat digunakan yaitu biaya hidup (cost of living).
Dengan kata lain, kepuasan timbul karena kesenangan fisik yang timbul dari
keuntungan yang diukur dengan pembayaran uang yang dilakukan untuk membeli
barang dan jasa sebelum dan sesudah dikonsumsi. (2) Money Income merupakan
hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi
1
1
kebutuhan hidup. Kedua adalah Laba menurut konsep akuntansi (accounting
income). Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah
perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode
tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.
Menurut Belkaoui definisi tentang laba ini mengandung lima sifat, yaitu (1) Laba
akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil
dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. (2) Laba akuntansi didasarkan pada
postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode
tertentu. (3) Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan
batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. Laba akuntansi memerlukan
perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan
perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. (4) Laba akuntansi didasarkan pada
prinsip matching, artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam
periode yang sama.
Perhatian investor sering kali hanya terpusat pada informasi laba yang
diberikan oleh perusahaan, sehingga tidak jarang memberikan kesempatan bagi
manajemen untuk melakukan tindakan manipulasi laba dengan salah satu caranya
adalah melakukan perataan laba. Perataan laba dilakukan manajemen untuk
memperbaiki citra perusahaan dimata pihak eksternal. Selain itu, perataan laba
dilakukan manajemen untuk memberi informasi yang relevan dalam melakukan
prediksi terhadap laba dimasa yang akan datang. Perataan laba dilakukan untuk
meningkatkan relasi- relasi usaha, meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap
kemampuan manajemen dan meningkatkan kompensasi manajemen.
2
Memahami kondisi keuangan perusahaan, diperlukan analisis terhadap
laporan keuangan perusahaan. Disamping pihak intern perusahaan, beberapa pihak
di luar perusahaan juga perlu memahami kondisi keuangan perusahaan. Pihakpihak tersebut antara lain (calon) pemodal dan kreditur. Praktik Perataan laba
merupakan fenomena yang umum dan dilakukan banyak negara. Namun demikian,
praktik perataan yang dilakukan dengan sengaja dan dibuat-buat dapat
menyebabkan pengungkapan laba yang tidak memadai atau menyesatkan. Sebagai
akibatnya, investor mungkin tidak memperoleh informasi yang akurat, dan
memadai mengenai laba untuk mengevaluasi hasil dan risiko dari portofolio
mereka.
Suwito dan Arleen (2005) mendefinisikan perataan laba sebagai cara yang
digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai
dengan target yang diinginkan baik melalui metode akuntansi atau transaksi.
Perataan laba (income smoothing) menjadi hal yang penting terutama karena
praktek ini dapat menimbulkan disfunctional behaviour (perilaku yang tidak
semestinya) yang muncul sebagai akibat dari konflik yang timbul diantara pihakpihak yang memiliki kepentingan dengan laporan keuangan perusahaan.
Untuk meratakan laba, manajer mengambil tindakan yang meningkatkan
laba yang dilaporkan ketika laba tersebut rendah dan mengambil tindakan yang
menurunkan laba ketika laba tersebut relatif tinggi. Manajer perusahaan ingin
meratakan laba yang dilaporkan untuk memberikan persepsi pemegang saham atas
variabilitas earnings karena tindakan seperti itu dapat memberi pengaruh yang
positif pada nilai pasar saham. Tindakan manajemen dalam melakukan manajemen
3
laba ini berkaitan dengan teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa
manajemen memiliki informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan
dibandingkan dengan pemilik perusahaan yang sering terdorong untuk melakukan
tindakan yang dapat memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri (dysfunctional
behavior) dan atau perusahaannya.
Menurut Suwito dan Arleen (2005) perataan laba dapat melalui beberapa
dimensi perataan laba, yaitu: (1) perataan laba melalui kajadian atau pengakuan
suatu peristiwa, (2) perataan laba melalui alokasi selama satu periode tertentu, (3)
perataan laba melalui klasifikasi. Dilakukanya tindakan perataan laba ini biasanya
untuk mengurangi pajak, meningkatkan kepercayaan investor yang beranggapan
laba yang stabil akan mengurangi kebijakan deviden yang stabil dan menjaga
hubungan antara manajer dan pekerja untuk mengurangi gejolak kenaikan laba
dalam pelaporan laba yang cukup tajam.
Investor atau calon investor yang ingin menanamkan dananya dalam surat
berharga perlu melakukan analisis surat berharga dan kondisi yang berkaitan
dengan pihak yang menerbitkan surat berharga tersebut. Sebagai dasar pengambilan
keputusan investor, maka informasi yang disajikan harus dapat dipahami,
dipercaya, relevan dan transparan. Hal tersebut disebabkan kegiatan investasi
merupakan suatu kegiatan yang mengandung resiko ketidakpastian. Karena resiko
yang melekat ini, maka informasi yang disajikan oleh perusahaan diharapkan dapat
mengurangi resiko dan ketidakpastian yang dihadapi oleh investor.
4
Usaha untuk mengurangi fluktuasi laba adalah suatu bentuk manipulasi laba
agar jumlah laba suatu periode tidak terlalu berbeda dengan jumlah laba periode
sebelumnya. Oleh karena itu perataan laba meliputi penggunaan teknik-teknik
tertentu untuk memperkecil atau memperbesar jumlah laba suatu periode sama
dengan jumlah laba periode sebelumnya. Namun usaha ini bukan untuk membuat
laba periode sebelumnya, karena dalam mengurangi fluktuasi laba itu juga
dipertimbangkan tingkat pertumbuhan normal yang diharapkan pada periode
tersebut. Situasi ini didasari oleh manajemen terutama dari kalangan manajemen
yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorong
timbulnya disfunctional behaviour.
Manfaat dari informasi laba yaitu untuk menilai perubahan potensi sumber
daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan
arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Informasi laba
juga dapat membantu pemilik atau pihak lain dalam melakukan penaksiran earning
power perusahaan di masa yang akan datang. Bagi kreditor laporan laba rugi
digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas di
masa yang akan datang yang diperlukan untuk membayar utang-utang perusahaan.
Investor memiliki kecenderungan untuk memperhatikan laba yang terdapat dalam
laporan laba rugi. Hal inilah yang menjadikan informasi earnings memainkan suatu
peranan yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pengguna
laporan keuangan. Artinya, manajemen berusaha untuk mengelola earnings dalam
usahanya membuat entitas tampak bagus secara finansial (Agriyanto, 2006).
5
Perataan laba baik dilakukan jika dalam pelaksanaannya tidak melakukan
fraud. Ada yang berpendapat bahwa income smoothing bukanlah suatu masalah
dalam pelaporan keuangan karena memperbaiki kemampuan laba untuk
mencerminkan nilai ekonomi suatu perusahaan dan dinilai oleh pasar tidak efisien.
Disisi lain, perataan laba dianggap tindakan yang harus dicegah. Perataan laba
merupakan sesuatu yang rasional yang didasarkan atas asumsi dalam Agency
Theory.
Rasionalitas yang mendasari studi ini adalah adanya hubungan antara laba
dengan stable shareholding, profitabilitas, financial leverage, dan ukuran
perusahaan. Bila laba dimanipulasi maka rasio keuangan dalam laporan keuangan
juga akan dimanipulasi. Pada akhirnya, bila pengguna laporan keuangan
menggunakan informasi yang telah dimanipulasi untuk tujuan pengambilan
keputusannya, maka keputusan tersebut secara tidak langsung telah termanipulasi.
Disisi lain, laporan keuangan dimanfaatkan oleh investor dalam pengambilan
keputusan ekonominya. Pengaruh kepada investor tersebut diperoleh dari informasi
yang ada di laporan keuangan dan laporan lainnya yang mencakup stable
shareholding, profitabilitas, financial leverage dan ukuran perusahaan
Dengan alasan ini penulis akan meneliti lebih lanjut mengenai praktik
perataan laba. Penulis menggunakan data laporan keuangan dari 2011-2014.
Dengan menggunakan data laporan keuangan terbaru selama empat tahun terakhir
penulis berharap penelitian ini bisa menggambarkan kondisi sesungguhnya dan
seakurat mungkin. Penulis juga memilih perusahaan real estate dan properti sebagai
sampel dari penelitian karena jenis perusahaan real estate dan properti sedang
6
dalam masa perkembangan yang meskipun sekarang mulai memasuki perlambatan
di Indonesia sehingga berharap dapat mewakili sampel penelitian ini.
Gambar 1.1
Grafik Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial
sumber:survey Bank Indonesia
Tren perlambatan properti di Indonesia juga diungkap oleh data Jones Lang
Lasalle (JLL) yang terangkum dalam Asia Pacific Property Digest Q1 2015. Data
tersebut menunjukan bahwa perkembangan properti residensial di Jakarta bersama
dengan Bangkok sudah berada dalam fase "Growth Slowing" atau perlambatan.
7
Gambar 1.2
Fase perkembangan Properti Residensial
sumber: JLL Real Estate Intelegence Service 1Q2015
Presiden Joko Widodo menghembuskan angin segar bagi bisnis properti
yang belakangan mengalami perlambatan. Presiden dalam pertemuannya dengan
Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) memberi lampu hijau untuk kepemilikan
asing atas produk properti di Indonesia.
Pemerintah berencana merevisi PP No 41/1996 untuk membolehkan
investor asing melakukan pembelian properti di Indonesia. Tetapi dalam kajiannya
perubahan ini tetap memiliki batasan diantaranya kepemilikan masih hanya
berdasar pada hak menggunakan dan kepemilikan terbatas pada apartemen mewah
dengan minimum harga jual tertentu. Tetapi, ternyata perlambatan yang saat ini
sedang terjadi tidak membuat investor asing berpandangan negatif terhadap
prosopek investasi properti di Indonesia. Survei yang dilakukan Prince Waterhouse
8
Coopers (PWC) terhadap sejumlah profesional di bidang properti menunjukan
bahwa Jakarta berada di urutan ke-2 sebagai kota dengan prospek investasi dan
pengembangan real estate terbaik di wilayah asia pasifik.
Perlambatan yang saat ini sedang terjadi tidak membuat investor asing
berpandangan negatif terhadap prosopek investasi properti di Indonesia. Survei
yang dilakukan Prince Waterhouse Coopers (PWC) terhadap sejumlah profesional
di bidang properti menunjukan bahwa Jakarta berada di urutan ke-2 sebagai kota
dengan prospek investasi dan pengembangan real estate terbaik di wilayah Asia
Pasifik.
Gambar 1.3
Kota Asia-Pasifik Dengan Prospek Investasi Terbaik Tahun 2015
Sumber: Emerging Trends in Real Estate Asia Pacific 2015 Survey, Pwc
9
Jakarta hanya kalah 0,06 poin dari Tokyo yang berada di urutan teratas,
Sementara unggul 0,09 poin dari Osaka. Jakarta yang merupakan ibukota Indonesia,
bahkan mengalahkan beberapa kota besar lain di kawasan Asia Pasifik seperti
Sydney, Shanghai, Seoul, Manila, dan Kuala Lumpur. Sehingga, prospek positif
Jakarta bagi sejumlah investor asing dan dukungan kebijakan pemerintah dapat
mendorong bisnis properti yang sudah melambat sejak setahun yang lalu.
Dalam hal ini, penulis melihat potensi dan kemungkinan yang dapat terjadi
dalam lingkup real estate dalam melakukan penerapan praktik perataan laba. Oleh
karena itu peneliti akan melakukan penelitian bagaimana keterkaitan stable
shareholding, profitabilitas, financial leverage dan ukuran perusahaan terhadap
tindakan praktik perataan laba yang dilakukan oleh pihak managemen perusahaan.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fengju, et al (2013) yang
meneliti pengaruh financial leverage dan proitabilitas terhadap perataan laba,
diperoleh 60 sampel perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock Exchange selama
periode 2006-2010. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa financial
leverage dan profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap perusahaan yang
tidak melakukan perataan laba, sedangkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara
financial leverage dan profitabilitas terhadap perusahaan yang tidak melakukan
perataan laba.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Zulia, dkk (2014) yang meneliti
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan kepemilikan
institusional terhadap perataan laba, diperoleh 46 sampel perusahaan manufaktur
10
yang terdapat di Bursa Efek Indoneisa selama periode 2009-2013. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas dan kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap perataan laba sedangkan ukuran perusahaan dan financial
leverage tidak mempengaruhi income smoothing.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ginantra dan Wijana (2015) yang
meneliti pengaruh profitabilitas, financial leverage, ukuran perusahaan,
kepemilikan publik, dividend payout ratio dan net profit margin pada perataan laba,
diperoleh 17 sampel perusahaan manufaktur yang teradapat di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
NPM berpengaruh positif terhadap perataan laba sedangkan variabel profitabilitas,
financial leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan publik dan DPR tidak
berpengaruh positif terhadap perataan laba.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Murtini dan Aditya (2012) yang
meneliti ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dividend payout ratio
dan kecenderungan perataan laba, diperoleh 56 sampel perusahaan manufaktur
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2000-2009. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan profitbilitas berpengaruh terhadap
perataan laba sedangkan variabel financial leverage dan devidend pay out ratio
tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Pada penelitianyang dilakukan oleh Taufik, dkk (2014) yang meneliti
profitabilitas, financial leverage, dan ukuran perusahaan terhadap perataan laba
diperoleh 19 sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
11
selama periode 2009-2012. Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas
berpengaruh signifikan negatif terhadap perataan laba dan financial leverage dan
ukuran perusahaan berpengaruh siginfikan positif terhadap perataan laba.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Yustiari dan Sujana (2014) yang
meneliti ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap praktik perataan laba dengan
jenis industri sebagai variabel pemoderasi diperoleh 56 sampel perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010-2012. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap
perataan laba sedangkan jenis industri tidak dapat memoderasi ukuran perusahaan
dan profitabilitas pada praktik perataan laba.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewantari dan Badera (2015) yang
meneliti good corporate governance, ukuran perusahaan dan financial leverage
terhadap perataan laba diperoleh 11 sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2010-2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa good
corporate governance dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada probabilitas
perataan laba, sedangkan financial leverage berpengaruh negatif dan signifikan
pada probabilitas praktik perataaan laba.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Benny (2014) yang meneliti faktorfaktor perataan laba di Indonesia di peroleh 10 perusahaan perankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage berpengaruh
terhadap tindakan praktik perataan laba.
12
Penelitian merupakan replikasi dari penelitian Ginantra (2015) dan
penelitian Shotu (2014). Adapun yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah penelitian ini menggunakan stable shareholding,
profitabilitas, financial leverage,dan ukuran perusahaan sebagai variabel
independen sedangkan peraataan laba sebagai variabel dependen. Periode pada
penelitian ini menggunakan periode data dari tahun 2011 sampai 2014 yang
merupakan data terbaru saat ini. Penelitian ini menggunakan perusahaan real estate
dan properti sebagai sampel penelitian yang saat ini Indonesia sedang berada di
urutan ke-2 dengan propek investasi dan pengembangan real estate terbaik di
wilayah Asia Pasifik.
Penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan seperti jenis sampel yang
hanya menggunakan jenis perusahaan real estate dan properti sehingga kurang
mengeralisasikan perusahaan publik di Indonesia. Penelitian ini hanya
menggunakan periode 4 tahun. Penelitian ini menggunakan indeks Model Eckel
yang merupakan model yang ditemukan tahun 1981, hal ini mungkin kurang
sensitif terhadap tindakan perataan laba yang dilakukan pada tahun 2011-2014.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini mengambil judul
“Pengaruh Stable Shareholding, Profitabilitas, Financial Leverage, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba.”
\
13
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh stable shareholding terhadap praktik perataan
laba?
2. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap praktik perataan laba?
3. Bagaimana pengaruh financial leverage terhadap praktik perataan laba?
4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis pengaruh positif stable shareholding terhadap
praktik perataan laba.
b. Untuk menganalisis pengaruh positif profitabilitas terhadap praktik
perataan laba.
c. Untuk menganalisis pengaruh positif financial leverage terhadap
praktik perataan laba.
d. Untuk menganalisis pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap
praktik perataan laba.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat, yaitu:
14
a. Bagi Akademisi, diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan
tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perataan laba. Serta
untuk penelitian yang akan datang diharapkan penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan bagi penelitian, terutama penelitian yang
berkaitan dengan praktik perataan laba
b. Bagi praktisi penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan mengenai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba dan
diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dalam meningkatkan kualitas dan dapat dijadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
15
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Landasan Teori
1. Teori Agensi
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005) hubungan agensi ada
ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk
melaksanakan suatu jasa dan, melakukan hal itu, mendelegasikan
wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam suatu
korporasi, pemegang saham merupakan prinsipal dan CEO adalah agen
mereka. Pemegang saham menyewa CEO agar bertindak sesuai keinginan
mereka.
Topik income smoothing terkait erat dengan konsep manejemen laba
(earnings management). Seperti manejemen laba, penjelasan konsep
income smoothing juga menggunakan pendekatan teori keagenan (agency
theory). Teori ini menyatakan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh
konflik kepentingan antara manjemen (agent) dengan pemilik (principal)
yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau
mempertahankan tingkat kemakmuran perusahaan.
Salah satu sifat dasar manusia adalah self interest artinya
mementingkan diri sendiri dan tidak mau berkorban untuk orang lain. Pada
teori keagenan yang disebut prinsipal adalah pemegang saham dan yang
disebut agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Prinsipal
diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh
16
16
dari investasi mereka pada perusahaan. Sedangkan agen diasumsikan akan
menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari
tambahan lain yang terlibat dalam hubungan keagenan (Anthony dan
Govindarajan, 2005). Sesuai dengan asumsi tersebut, maka manajer akan
mengambil kebijakan yang menguntungkan dirinya sebelum memberikan
manfaat kepada pemegang saham.
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk
kepentingan mereka sendiri. Agen diasumsikan akan menerima kepuasan
tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang
terlihat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang banyak,
kondisi kerja yang menarik dan jam kerja yang fleksibel. Sedangkan
prinsipal, diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang
diperoleh dari investasi mereka di perusahaan tersebut. Dengan demikian
teori keagenan (agency theory) berkaitan dengan usaha-usaha untuk
memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan keagenan. Masalah
keagenan muncul jika terdapat perbedaan tujuan (goals) antara agent dan
principal serta terdapat kesulitan atau membutuhkan biaya yang mahal bagi
principal untuk senantiasa memantau tindakan-tindakan yang diambil oleh
agent.
Konsep teori keagenan menyatakan bahwa praktik manajemen laba
dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik yang
timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan
tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Dalam hubungan keagenan,
17
manajer memiliki asimetri informasi terhadap pihak eksternal perusahaan,
seperti kreditor dan investor. Asimetri informasi terjadi ketika manajer
memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui
informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal tersebut.
Dalam kondisi demikian, manajer dapat menggunakan informasi yang
diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha
memaksimalkan kemakmurannya. Pihak principal dapat membatasi
divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak
kepada agent dan bersedia mengeluarkan biaya pengawasan untuk
mencegah kecurangan yang dilakukan oleh agent (Jensen and Meckling,
1976).
Selain itu, masalah keagenan juga akan terjadi jika antara agent dan
principal mempunyai sikap atau pandangan yang berbeda terhadap risiko.
Di dalam sebuah perusahaan terdapat tiga pihak utama (major participant)
yang memiliki kepentingan berbeda yaitu manajemen, pemegang saham
(sebagai pemilik), dan buruh atau tenaga kerja. Prinsip pengambilan
keputusan yang diambil oleh manajer adalah bahwa manajer harus memilih
tindakan tindakan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Atau dengan kata lain, pengambilan keputusan tidak didasarkan atas
kepentingan manajemen (agen) namun harus mengacu pada kepentingan
pemegang saham (principal).
Namun kenyataan yang terjadi di banyak perusahaan adalah manajer
cenderung memilih tindakan tindakan yang menguntungkan kepentingan-
18
nya misalnya yang dapat memaksimalkan kekayaannya daripada
menguntungkan pemegang saham. Untuk mengatasi hal itu pihak pemegang
saham sebagai principal melakukan pengendalian dengan tiga cara yaitu:
monitoring, kebijakan pemberian insentif atau hukuman dan dengan cara
menanggung secara bersama-sama atas risiko yang mungkin terjadi.
Selanjutnya dijelaskan bahwa didalam suatu organisasi cara yang paling
efektif untuk mengubah perilaku anggota organisasi agar sesuai dengan
yang diinginkan adalah dengan pemberian reward atau dengan kata lain,
dengan positif reinforcement, bukan dengan pemberian hukuman
(punishment). Pemberian reward (berupa penghargaan atau insentif) akan
berdampak baik dalam arti perilaku yang diinginkan tersebut besar
kemungkinan akan terulang lagi. Sebaliknya, bila digunakan hukuman,
pengaruh yang bisa timbul adalah munculnya rasa tertekan, tidak tenang dan
sebagainya. Adanya asimetri informasi antara manajemen dengan pemilik
memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis guna
memaksimalkan keuntungan pribadi (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Satu-satunya informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja
yang selanjutnya diinginkan sebagai dasar dalam pemberian reward adalah
informasi akuntansi karena informasi ini dianggap lebih objektif daripada
informasi lainnya informasi akuntansi juga digunakan oleh para principal
untuk menilai kinerja para manajer, yang selanjutnya dijadikan dasar dalam
pemberian reward (biasanya dalam bentuk bonus). Konsekuensi logis dari
penggunaan informasi akuntansi sebagai satu-satunya dasar dalam
19
pemberian reward tersebut adalah munculnya perilaku tidak semestinya
(dysfunctional behaviour) di kalangan manajer. Manajer cenderung
melakukan
perataan
(smoothing)
dengan
memanipulasi
informasi
sedemikian rupa agar kinerjanya tampak bagus.
Teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1)
manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2)
manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang
(bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk
averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai
manusia kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan sifat opportunistik,
yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya (Haris, 2004).
2. Stable Shareholding
Stable shareholding adalah saham yang tidak diperjualbelikan.
Saham ini dimiliki oleh internal dari perusahaan atau perusahaan induk yang
lebih besar. Hal ini dilakukan untuk membatasi kepemilikan perusahaan
oleh publik. Jika pengelolaan laba efisien maka kepemilikan publik yang
tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba (berhubungan positif).
Shuto (2014) mengungkapkan bahwa dari perspektif manajerial,
diperkirakan bahwa manajer perusahaan dengan stable shareholding lebih
mungkin untuk melaporkan pendapatan yang stabil, sehingga memberikan
informasi yang kredibel tentang diri mereka kepada pemegang saham
lainnya untuk menjaga hubungan jangka panjang dengan mereka. Hal Ini
20
mungkin mendorong manajer untuk mengejar perilaku oportunistik untuk
meningkatkan manfaat pribadi mereka, dan dengan demikian, akan terjadi
kerusakan nilai perusahaan dalam jangka panjang.
Manajer perusahaan mungkin juga bertindak untuk meningkatkan
manfaat pribadi mereka dan dengan demikian merusak nilai perusahaan
dalam jangka panjang. Tentu saja, stable shareholding tidak memungkinkan
manajer untuk melakukan perilaku oportunistik dengan tanpa batasan.
(Shuto, 2014)
Pengelolaan laba dapat bersifat efisien, tidak selalu oportunis. Jika
pengelolaan laba efisien maka kepemilikan publik yang tinggi akan
meningkatkan pengelolaan laba (berhubungan positif). Semakin tinggi
kepemilikan publik dalam struktur kepemilikan perusahaan, maka
perusahaan cenderung melakukan perataan laba agar menghasilkan
variabilitas laba yang rendah yang mengindikasikan risiko yang rendah.
Risiko yang rendah ini lah yang direspon positif oleh investor.
3. Profitabilitas
Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu
tahun. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para
investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan
dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang
21
rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Profitabilitas
sendiri menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan dan dinyatakan dalam persentase yang digunakan untuk menilai
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta
merupakan salah satu aspek yang penting sebagai pertimbangan oleh
investor atau pemilik dalam menilai kinerja suatu perushaan.
Perusahaan
pada
umumnya
lebih
mementingkan
masalah
profitabilitas daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belum tentu
merupakan ukuran bahwa perusahaan telah bekerja secara efektif dan
efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang
diperoleh tersebut dengan kekayaan atau modal yang digunakan untuk
menghasikan laba tersebut. Perusahaan sebaiknya tidak hanya lebih
memperhatikan masalah bagaimana usaha untuk memperbesar labanya saja,
tetapi juga yang lebih penting adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan
profitabilitasnya sehingga perusahaan biasanya lebih diarahkan untuk
mendapatkan titik profitabilitas maksimal dan bukan laba maksimal.
Menurut Suwito dan Herawaty (2005), profitabilitas sebagai
indikator untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan dan dapat
mempengaruhi
keputusan
investor
dalam
mengambil
keputusan.
Profitabilitas diketahui dengan membandingkan laba bersih dengan total
aset perusahaan. Rasio profitabilitas dapat ditunjukkan dengan beberapa
model, yaitu ROA, ROI dan lain – lain.
22
Macam-macam rasio profitabilitas, diantaranya sebagai berikut:
1. Margin laba atas penjualan (Profit Margin on Sale)
Profit margin menghitung tingkat kemampuan suatu
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan
tertentu. Rasio ini dapat diinterpretasikan sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) pada
periode tertentu (Hanafi dan Halim, 2009:83). Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut:
NPM =
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
×100%
Profit margin yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan
mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu. Margin laba yang rendah akan mengindikasikan
adanya masalah operasional, perusahaan dengan margin laba
yang rendah mungkin akan mendapatkan tingkat pengembalian
yang tinggi atas investasi pemegang sahamnya karena
penggunaan leverage keuangan (Brigham dan Houston,
2006:107).
2. Pengembalian atas total aset (Return on Asset)
Return
on
Asset
(ROA)
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat
aset tertentu. Menurut Hanafi dan Halim (2009:84) Return on
Asset (ROA) juga sering disebut sebagai Return on Investment
23
(ROI). Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih setelah
pajak dibagi dengan total aset.
ROA=
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑
× 100%
ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset.
ROA yang rendah disebabkan oleh:
a. kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan yang
rendah ditambah,
b. biaya bunga yang tinggi yang dikarenakan oleh
penggunaan utangnya di atas rata-rata, dimana keduanya
menyebabkan laba bersih menjadi relatif rendah
(Brigham dan Houston, 2006:109).
3. Pengembalian atas ekuitas saham biasa (Return on Equity)
Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa mengukur
pengembalian
atas
ekuitas
saham
biasa
atau
tingkat
pengembalian atas investasi pemegang saham (Brigham dan
Houston, 2001:91). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘†π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
ROE= πΈπ‘˜π‘’π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘ƒπ‘’π‘šπ‘’π‘”π‘Žπ‘›π‘” π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š × 100%
Profitabilitas
perusahaan dalam penelitian ini
yang
diproksikan dengan Return on Equity (ROE). Hanafi (2009)
menyebutkan bahwa Return on Equity (ROE) digunakan untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba
berdasarkan modal saham tertentu yang merupakan ukuran
24
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham diduga
mempengaruhi tindakan perataan laba. ROE sering kali menjadi
rasio pertimbangan investor dalam memilih beberapa pilihan
untuk berinvestasi. ROE ini merupakan bagian dari keuntungan
(return) dalam berinvestasi. Profitabilitas dalam penelitian ini
yang diduga mempengaruhi perataan laba diproksikan dengan
Return on Equity (ROE). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Li-Jung dan Chien-Wen (2007) yang
menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan yang yang
diproksikan
dengan
Return
on
Equity
(ROE)
dapat
mempengaruhi kecenderungan perusahaan melakukan praktik
perataan laba.
Dalam penelitian ini, proksi yang digunakan untuk mengukur
profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA). Perusahaan yang memiliki
tingkat ROA yang tinggi lebih memungkinkan untuk melakukan tindakan
perataan laba karena manajemen mengetahui kemampuan dalam
mendapatkan laba di masa mendatang, sehingga memudahkan manajemen
untuk mempercepat laba (Budiasih, 2009).
Tingkat
profitabilitas
perusahaan
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi tindakan pengelolaan laba yang dilakukan oleh manajemen
karena sesuai dengan hipotesis biaya politik bahwa profitabilitas yang
semakin tinggi dalam perusahaan akan mengakibatkan tingginya harapan
dari regulator dan masyarakat kepada perusahaan tersebut untuk
25
memberikan kompensasi kepada mereka berupa pembayaran pajak kepada
regulator dan program sosial kepada masyarakat.
Untuk menarik minat investor dalam berinvestasi, manajemen akan
berusaha untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Profitabilitas
perusahaan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan laba pada setiap
periodenya. Akan tetapi jika laba yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang
diharapkan akan memicu tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen
agar laba yang dihasilkan sesuai yang diharapkan. Profitabilitas dijadikan
alat untuk mengevaluasi kinerja manajemen, apakah mereka telah bekerja
secara efektif atau tidak. Manajemen yang tidak efektif akan menghasilkan
profitabilitas yang rendah, sehingga dianggap gagal dalam mencapai tujuan
perusahaan. Manajemen yang tidak ingin dianggap gagal, akan berusaha
meningkatkan laba perusahaan dan stabilitas labanya (Belkaoui, 2005:57).
4. Tingkat Hutang (Financial Leverage)
Financial leverage merupakan hal penting dalam penentuan struktur
modal perusahaan. Menurut Weston (2009) menyebutkan financial
leverage atau disebut juga leverage factor adalah rasio nilai buku seluruh
hutang terhadap total aset. Menurut Hanafi (2004;332) leverage keuangan
bisa diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh
perusahaan. Lebih umum leverage juga diartikan sebagai alat untuk
mengukur sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan
utang. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan
26
menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage)
atau efek yang positif jika pendapatan yang diterima dari penggunaan dana
tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana itu.
Sutrisno (2000) mendefinisikan leverage sebagai penggunaan aktiva
tetap atau sumber dana dimana atas penggunaan dana tersebut, perusahaan
harus menanggung biaya tetap atau membayar beban tetap. Financial
leverage menunjukkan seberapa efisien perusahaan memanfaatkan ekuitas
pemilik dalam rangka mengantisipasi hutang jangka panjang dan jangka
pendek perusahaan. Hutang yang besar berarti rasio financial leverage yang
besar. Hutang yang besar mengakibatkan risiko semakin meningkat.
Perusahaan yang mempunyai rasio financial leverage tinggi akibat besarnya
jumlah hutang dibandingkan dengan aset yang dimiliki perusahaan, diduga
melakukan praktik perataan laba karena perusahaan terancam default, yaitu
tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran hutang pada waktunya. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan posisi bargaining yang relatif baik dalam
negoisasi atau penjadwalan ulang utang dari pihak kreditor.
Pihak manajemen berusaha melakukan praktik perataan laba agar
kinerjanya terlihat baik. Dengan kinerja yang baik tersebut, maka
diharapkan kreditur tetap memiliki kepercayaan teradap perusahaan, tetap
mengucurkan dana dan memperoleh kemudahan dalam proses pembayaran.
Weston dan Copeland (2009) mengemukakan bahwa penggunaan
hutang akan menentukan tingkat financial leverage perusahaan. Karena
dengan menggunakan lebih banyak hutang dibandingkan modal sendiri
27
maka beban tetap yang ditanggung perusahaan tinggi yang pada akhirnya
akan menyebabkan profitabilitas menurun. Penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan, tetapi pada suatu titik tertentu yaitu pada
struktur modal optimal, nilai perusahaan akan semakin menurun dengan
semakin besarnya proporsi hutang dalam struktur modalnya. Hal ini
disebabkan karena manfaat yang diperoleh pada penggunaan hutang
menjadi lebih kecil dibandingkan biaya yang timbul atas penggunaan
hutang tersebut.
Untuk
mengatasi
kekhawatiran
investor
manajer
berusaha
menstabilkan laba perusahaan dimana pada perusahaan yang memiliki
catatan laba yang stabil, peningkatan dalam hutang lebih bisa ditoleransi
dari pada perusahaan yang memiliki laba yang tidak stabil. Hal ini yang
memicu manajer perusahaan untuk melakukan perataan laba.
Leverage mencerminkan risiko keuangan perusahaan karena dapat
menggambarkan struktur modal perusahaan dan mengetahui resiko tak
tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi financial leverage perusahaan
maka semakin besar motivasi manajer melakukan praktik perataan laba.
Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang
lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya
keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi (Jensen
& Meckling, 1976). Rasio-rasio leverage menunjukkan besarnya modal
yang berasal dari pinjaman (modal asing) yang dipergunakan untuk
membiayai investasi dan operasional perusahaan. sumber yang berasal dari
28
modal asing akan meningkatkan resiko perusahaan. Oleh karena itu, makin
banyak menggunakan modal asing maka besar pula rasio leverage-nya dan
berarti semakin besar pula resiko yang dihadapi perusahaan.
Lukman Syamsudin (2004:113) mendefinisikan financial leverage
adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban
finansial yang sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT
terhadap pendapatan per lembar saham biasa (earning per share/eps). R.
Agus Sartono (2001:120) menyatakan bahwa Financial leverage
menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk
membiayai
investasinya atau menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi
kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:70) menyatakan bahwa
Rasio leverage mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang.
Beberapa analis menggunakan istilah rasio solvabilitas, yang berarti
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya.
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aset, log
size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Total aset yang dimiliki perusahaan
mencerminkan ukuran perusahaan. Suryandari (2012) menyebutkan
perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dan memiliki industri yang
strategis mampu untuk melakukan praktik perataan laba karena aktivitas
29
perusahaannya diketahui dan mendapat perhatian besar di mata investor,
pemerintah, dan masyarakat.
Panjaitan dan Desinta (2004) menyebutkan ukuran perusahaan
adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan
menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, penjualan, log size, nilai
pasar saham, kapitalisasi pasar, dan lain lain yang semuanya berkorelasi
tinggi. Semakin besar total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham,
dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.
Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan
perusahaan kecil (small firm).
Perataan laba cenderung dilakukan oleh perusahaan besar, hal ini
dikarenakan perusahaan besar lebih mendapat tekanan yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Hal ini mendorong
manajemen untuk memenuhi harapan tersebut. Hal ini juga diperkuat dalam
teori akuntansi positif yang menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung
untuk melakukan pengelolaan atas laba di antaranya melakukan income
decreasing saat memperoleh laba tinggi untuk menghindari munculnya
peraturan baru dari pemerintah, seperti menaikkan pajak penghasilan
perusahaan.
Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan
perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan memerlukan
30
dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Kebutuhan
akan pendanaan yang lebih besar memiliki kecenderungan bahwa
perusahaan menginginkan pertumbuhan dalam laba.
Perusahaan yang ukurannya lebih besar diperkirakan memiliki
kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba.
Berdasarkan political cost hypothesis dalam teori akuntansi positif
dikemukakan bahwa perusahaan besar cenderung untuk melakukan
pengelolaan atas laba di antaranya melakukan income decreasing
(penurunan laba) saat memperoleh laba tinggi untuk menghindari
munculnya peraturan baru dari pemerintah, contohnya menaikkan pajak
penghasilan. (Herawaty, 2005)
Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori
yaitu: perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm),
dan perusahaan kecil (small firm). Besaran perusahaan secarai umum dinilai
dari besarnya aset perusahaan. Menurut Nasseridan Herlina (2003)
beranggapan bahwa memiliki aset yang besar biasanya disebut perusahaan
besari dan akan mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak seperti
para analisis, investor maupun pemerintah. Untuk itu perusahaan besar juga
diperkirakan akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis, sebab
kenaikan labai yang drastis akan menyebabkan bertambahnya pajak.
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar cenderung melakukan
perataan laba, disamping itu juga cenderung memiliki return saham yang
31
lebih tinggi. Perusahaan besar akan selalu menciptakan suatu keadaan yang
dapat memberikan kesan kepada masyarakat bahwa kinerja perusahaan
tersebut baik dengan cara menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis.
Dengan demikian perusahaan berukuran besar diperkirakan memiliki
kecenderungan lebih besar untuk melakukan praktik perataan laba, karena
kenaikan laba yang terlalu drastis akan menyebabkan bertambahnya pajak
bagi perusahaan, dan sebaliknya apabila jika terjadi penurunan laba secara
drastis maka akan memberikan kesan terjadinya krisis di dalam perusahaan
tersebut.
6. Perataan Laba
Ahmed (2011) mendefinisikan bahwa perataan laba adalah
pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan memindahkan
pendapatan dari tahun-tahun yang tinggi pendapatannya ke periode-periode
yang kurang menguntungkan. Akibatnya laporan keuangan yang disajikan
kepada para pemakai laporan keuangan tidak dapat diandalkan. Dalam hal
ini perataan laba menunjukkan suatu usaha manajemen perusahaan untuk
mengurangi variasi abnormal laba dalam batas-batas yang diizinkan dalam
praktek akuntansi dan prinsip manajemen yang wajar.
Perataan laba (income smoothing) dapat didefinisikan sebagai usaha
untuk memperkecil jumlah laba yang dilaporkan jika laba aktual lebih besar
dari laba normal, dan usaha untuk memperbesar jumlah laba yang
dilaporkan jika laba aktual lebih kecil dari laba normal. Selain itu, perataan
laba didefinisikan sebagai pengurangan yang disengaja terhadap fluktuasi
32
pada beberapa level laba supaya dianggap normal bagi perusahaan. (Oviani,
2014)
Praktek perataan laba dilakukan oleh manajemen perusahaan yang
dapat menyebabkan pengungkapan laba di laporan keuangan menjadi tidak
memadai, bahkan terkesan menyesatkan. Hal ini berakibat investor tidak
memiliki informasi yang akurat tentang laba, sehingga investor gagal dalam
menaksir risiko investasi mereka. Pemilihan metode akuntansi yang
menyajikan adanya laba yang rata dari tahun ke tahun merupakan salah satu
hal yang sangat disukai oleh manajemen dan para investor, karena laba yang
rata mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut kuat dan stabil (Atik,
2008).
Ada beberapa alasan yang dapat digunakan untuk menjelaskan
mengapa manajer melakukan perataan laba. Ghozali dan Chariri (2007)
menyatakan bahwa motivasi yang mendorong dilakukannya perataan laba
adalah memperbaiki hubungan dengan kreditor, investor dan karyawan,
serta meratakan siklus bisnis melalui proses psikologis. Belkaoui (2007)
mempertimbangkan dua alasan menejemen meratakan laporan laba.
Pendapat pertama berdasar pada asumsi bahwa suatu aliran laba
yang stabil dapat mendukung deviden dengan tingkat yang lebih tinggi
daripada suatu aliran laba yang variabel sehingga memberikan pengaruh
yang menguntungkan bagi nilai saham perusahaan seiring dengan turunnya
tingkat resiko perusahaan secara keseluruhan.
33
Argumen kedua berkenaan pada perataan kemampuan untuk
melawan hakikat laporan laba yang bersifat siklus dan kemungkinan juga
akan menurunkan korelasi antara ekspektasi pengembalian perusahaan
dengan pengembalian fortofolio pasar. Hal tersebut merupakan hasil dari
kebutuhan manajemen untuk menetralisir ketidakpastian lingkungan dan
menurunkan fluktuasi yang luas dalam kinerja operasi perusahaan terhadap
siklus waktu baik maupun waktu buruk yang berganti-ganti.
Usaha untuk mengurangi fluktuasi laba adalah suatu bentuk
manipulasi laba agar jumlah laba suatu periode tidak terlalu berbeda dengan
jumlah laba periode sebelumnya. Oleh karena itu perataan laba meliputi
penggunaan teknik-teknik tertentu untuk memperkecil atau memperbesar
jumlah laba suatu periode sama dengan jumlah laba periode sebelumnya.
Namun usaha ini bukan untuk membuat laba periode sebelumnya, karena
dalam mengurangi fluktuasi laba itu juga dipertimbangkan tingkat
pertumbuhan normal yang diharapkan pada periode tersebut. Oleh karena
itu, pihak manajemen cenderung memberikan kebijakan dalam penyusunan
laporan keuangan untuk mencapai tujuan tertentu yang biasanya bersifat
jangka pendek (Kusuma, 2003).
Dua faktor utama perusahaan melakukan praktik perataan laba
adalah:
1. skema kompensasi manajemen dihubungkan dengan kinerja perusahaan
yang digambarkan melalui laba akuntansi yang dilaporkan, karena itu
34
setiap fluktuasi dalam laba akan berpengaruh langsung dalam
kompensasinya;
2. fluktuasi dalam kinerja manajemen akan mengakibatkan intervensi
pemilik untuk mengganti manajemen dengan cara pengambilalihan atau
penggantian manajemen secara langsung. Ancaman penggantian ini
mendorong manajemen untuk membuat laporan kinerja yang sesuai
dengan keinginan pemilik.
Manajemen laba berbeda dengan kecurangan. Manajemen laba
terjadi ketika para manajer menggunakan pertimbangan mereka dalam
pelaporan keuangan dan struktur transaksi untuk mengubah laporan
keuangan (Ahmed, 2011). Dipandang dari sisi manajemen, manajer yang
termotivasi melakukan perataan laba atau penghasilan pada dasarnya ingin
mendapatkan berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis, antara lain;
mengurangi total pajak terutang, meningkatkan kepercayaan diri manajer
yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan
deviden yang stabil pula, meningkatkan hubungan manajer dengan
karyawan karena pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi
kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah, siklus
peningkatan dan penurunan penghasilan dapat ditandingkan dan gelombang
optimisme atau pesimisme dapat diperlunak.
Menurut Nasser dan Herlina (2003:292), perataan laba mempunyai
tujuan untuk mengurangi variabilitas atas laba yang dilaporkan guna
mengurangi risiko pasar atas saham perusahaan, yang pada akhirnya dapat
35
meningkatkan harga pasar perusahaan.Sasaran dalam melakukan perataan
laba dapat difokuskan pada aktivitas yang umumnya dilakukan oleh pihak
manajemen untuk mempengaruhi aliran dana atau informasi. Dengan kata
lain untuk menciptakan laporan keuangan yang sesuai dengan yang
diinginkan,manajer dapat memasukkan informasi yang seharusnya
dilaporkan pada periode yang telah lalu atau yang akan datang ke dalam
laporan periode ini dan sebaliknya.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:245), Income smoothing
biasanya dilakukan dengan berbagai cara:
1. Mengatur waktu kejadian transaksi.
2. Memilih prinsip atau metode alokasi.
3. Mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba
yang bukan dari operasi normal.
Dalam Ghozali dan Chariri (2007) ada beberapa proporsi berkaitan
dengan perataan laba sebagai berikut:
a. Kriteria yang dipakai oleh manajemen perusahaan dalam
memilih metode akuntansi adalah untuk memaksimumkan
kepuasan atau kesejahteraannya.
b. Kepuasan merupakan kunci pengamanan pekerjaan, level, dan
tingkat pertumbuhan gaji serta level dan tingkat pertumbuhan
dan besaran (size) perusahaan.
c. Kepuasan dari pemegang saham dan kenaikan performan
perusahaan dapat meningkatkan status dan reward bagi manajer.
36
d. kepuasan yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan
stabilitas laba perusahaan.
Unsur-unsur laporan laba-rugi yang seringkali dijadikan sasaran
untuk melakukan perataan laba, antara lain:
a. unsur penjualan, yaitu:
Saat membuat faktur (misalnya: penjualan yang sebenarnya
untuk periode yang akan datang tetapi pembuatan fakturnya
dilakukan dan dilaporkan sebagai penjualan periode ini). pembuatan
pesanan atau penjualan fiktif. Downgrading (menurunkan nilai
produk) misalnya dengan cara menuliskan dalam fitur penjualan
bahwa produk yang dijual termasuk dalam kelompok produk rusak
atau cacat, sehingga harga yang tercantum menjadi lebih rendah dari
harga yang sebenarnya terjadi;
b. unsur biaya, yaitu:
Memecah faktur (misalnya faktur untuk sebuah pembelian atau
pesanan dipecah menjadi beberapa pembelian atau pesanan dan
selanjutnya dibuatkan beberapa faktur dengan tanggal yang berbeda,
kemudian dilaporkan dalam beberapa periode akuntansi). Mencatat
biaya dibayar dimuka (prepayment) sebagai biaya (misalnya
melaporkan sewa dibayar di muka untuk periode yang akan datang
sebagai biaya sewa untuk periode saat ini).
37
Ghozali dan Chariri (2007) membedakan ketiga dimensi perataan
tersebut sebagai berikut:
a. Perataan melalui terjadinya peristiwa dan/atau pengakuan
peristiwa. Artinya, manajemen dapat menentukan waktu
transaksi aktual terjadi sehingga pengaruh transaksi tersebut
terhadap laba yang dilaporkan cenderung rata sepanjang waktu.
b. Perataan melalui alokasi sepanjang periode. Atas dasar
terjadinya dan diakuinya atas peristiwa tertentu, manajemen
memiliki media pengendalian tertentu dalam penetuan laba pada
periode yang terpengaruh oleh kuantifikasi peristiwa tersebut.
c. Perataan melalui klasifikasi (classificarity smoothing).Jika
angka-angka dalam laporan laba rugi selain laba bersih
merupakan proyek dari perataan laba, maka manajemen dapat
dengan mudah mengklasifikasikan elemen-elemen dalam
laporan laba rugi sehingga dapat mengurangi variasi laba setiap
periodenya.
38
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO.
1.
2.
Peneliti
(Tahun)
I Komang
Gede
Ginantra dan
I Nyoman
Wijana
Asmara Putra
(2015)
Zulia Oviani,
Errin Yani
Wijaya, SE.,
MM dan Drs.
Judul
Teknik Analisis
Uji Statistik
Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage,
Ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan
Publik, Dividend
Payout Ratio Dan
Net Profit Margin
Pada Perataan
Laba
Menguji
Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage, Ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan
Publik, Dividend
Payout Ratio Dan
Net Profit Margin
Pada Perataan
Laba
Regresi
Logistik
Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Financial
Menguji
Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Regresi
Berganda
Hasil Penelitian
Profitabilitas, financial
leverage, ukuran perusahaan,
kepemilikan publik dan
dividend payout ratio tidak
berpengaruh positif terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2012.
Variabel net profit margin
berpengaruh positif terhadap
perataan laba pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2012
Ukuran perusahan,
profitabilitas, financial
leverage, dan kepemilikan
institusional terbukti
Perbedaan
Objek
penelitian
perusahaan
manufaktur
Periode
penelitian tahun
2008-2012
Objek
Penelitian
perusahaan
mannufaktur
Bersambung KeHalaman Berikutnya
39
NO.
3.
4.
Peneliti
(Tahun)
Sjahruddin,
MA
(2014)
Benny,
Mohammad
Alexandri dan
Winny Karina
Anjani (2014)
Akinobu
Shuto dan
Takuya
Iwasaki
(2014)
Judul
Teknik Analisis
Leverage dan
Kepemilikan
Institusional
Terhadap Perataan
Laba Pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
Tahun 2009-2013
Financial
Leverage Dan
Kepemilikan
Institusional
Terhadap
Perataan Laba
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI
Tahun 2009-2013
Menganalisa
Penyebab
Perataan Laba
Pada Perusahaan
Perbankan Di
Indonesia
Income
Smoothing:
Impact Factors,
Evidence In
Indonesia
Stable
Shareholdings, the
Desicion Horizon
Problem, and
Uji Statistik
Hasil Penelitian
Perbedaan
berpengaruh secara bersama- sama terhadap perataan laba.
-
Regresi data
Panel
Menguji Stable
Regresi
Shareholding
Berganda
Sebagai Penyebab
Pengambilan
Hasil dari penelitian yang
mengambil sampel
perusahaan perbankan di
Indonesia menunjukkan
bahwa size of the company,
profitability, dan financial
leverage berpengaruh
signifikan terhadap income
smoothing.
-
-
-
Stable Shareholding
mempunyai pengaruh positif
terhadap penyebab perataan
laba
-
Periode
penelitian tahun
2009-2013
Uji statistik
menggunakan
regresi
berganda
Objek
penelitian
perusahaan
perbankan
Periode
penelitian
2009-2013
Uji statistik
menggunakan
regresi data
panel
Periode
penelitian tahun
2000-2008
Uji statistik
menggunakan
Bersambung Kehalaman Berikutnya
40
NO.
Peneliti
(Tahun)
5.
Ni Putu Santi
Dewantari
dan
I Dewa
Nyoman
Badera
(2015)
6.
Made
Yustiari dan
Dewi I Ketut
Sujana
(2014)
7.
Fengju Xu,
Rasool Yari
Fard, Leila
Ghassab
Judul
Teknik Analisis
Earning
Smoothing
Good Corporate
Governance,
Ukuran
Perusahaan, Dan
Financial
Leverage Sebagai
Prediktor Perataan
Laba
Keputusan
Perataan Laba
Menguji Good
Corporate
Governance,
Ukuran
Perusahaan, Dan
Financial
Leverage Sebagai
Prediktor
Perataan Laba
Pengaruh Ukuran
Perusahaan Dan
Profitabilitas Pada
Praktik Perataan
Laba Dengan
Jenis Industri
Sebagai Variabel
Pemoderasi Di
Bursa Efek
Indonesia
The Relationship
Between
Financial
Leverage And
Profitability With
Pengaruh Ukuran
Perusahaan Dan
Profitabilitas Pada
Praktik Perataan
Laba Dengan
Jenis Industri
Sebagai Variabel
Pemoderasi Di
Bursa Efek
Indonesia
The Relationship
Between Financial
Leverage And
Profitability With
An Emphasis On
Uji Statistik
Hasil Penelitian
Perbedaan
regresi
berganda
Objek
penelitian
perusahaan
yang termasuk
dalam CGPI
Periode
penelitian tahun
2010-2012
Regresi
Logistik
Good corporate governance dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh pada
probabilitas perataan laba
sedangkan financial leverage
berpengaruh negatif dan
signifikan pada probabilitas
perataan laba
Regresi
Logistik
Ukuran perusahaan dan
profitabilitas berpengaruh
terhadap praktik perataan
laba sedangkan jenis industri
tidak dapat memoderasi
ukuran perusahaan dan
profitabilitas pada praktik
perataan laba
Periode
penelitian tahun
2010-2012
Regresi
Berganda
Pada perusahaan yang
melakukan income
smoothing tidak ada
pengaruh signifikan antara
rasio hutang jangka pendek
Objek penelitia
perusahaan
yang terdapat di
Tehran Stock
Exchange
-
Bersambung Kehalaman Berikutnya
41
NO.
8.
Peneliti
(Tahun)
Maher, Nader
Akhtegan
(2013)
Saeidi, Parviz
(2012)
Judul
Income
Smoothing In
Iran’s Capital
Market
The Relationship
between Income
Smoothing and
Income Tax and
Profitability
Ratios in Iran
Stock
Market
Teknik Analisis
Uji Statistik
An Emphasis On
Income
Smoothing In
Iran’s Capital
Market
The Relationship
between Income
Smoothing and
Income Tax and
Profitability
Ratios in Iran
Stock
Hasil Penelitian
Perbedaan
terhadap profitabilitas, untuk
rasio hutang jangka panjang
terdapat pengaruh signifikan
terhadap profitabilitas.
Regresi
Logistik
Pada perusahaan yang tidak
melakukan income
smoothing terdapat pengaruh
signifikan antara rasio
hutang jangka pendek
terhadap profitabilitas, untuk
rasio hutang jangka panjang
tidak ada pengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas.
Hasil menunjukkan terdapat pengaruh siginifikan antara
tax income dan income
smoothing.
Hasil juga menunjukkan tax
income pada perusahaan
yang melakukan income
smoothing lebih kecil
dibanding perusahaan yang
tidak melakukan income
Periode
penelitian tahun
2001-2007
Objek
penelitian
perusahaan
yang terdapat di
Iran Stock
Exchange
Bersambung Kehalaman Berikutnya
42
NO.
9.
10.
Peneliti
(Tahun)
Taufik,
Muhammad,
Haryetti,
Ahmad
Fauzan
Fathoni
(2014)
Judul
The Influence
Profitability,
Financial
Leverage, and
Firm Size on
Income
Smoothing
Empirical studies
on banking
companies listed
on stock
exchanges in
Indonesia 20092012
Murtini, Umi, Ukuran
Aditya Denny Perusahaan,
O.S (2012)
Profitabilitas,
Financial
Leverage,
Dividend Payout
Ratio Dan
Teknik Analisis
Uji Statistik
Pengaruh
Profitabilitas,
Financial
Leverage, dan
Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Perataan
Laba pada
Perusahaan
Perbankan yang
Regresi
Berganda
Menguji
Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Financial
Leverage, DPR
Regresi
Logistik
Hasil Penelitian
smoothing. Hasil juga
menunjukkan terdapat
pengaruh signifikan antara
profitability dan income
smoothing.
Profitabilitas berpengaruh
signifikan negatif terhadap
perataan laba, financial
leverage berpengaruh
signifikan positif terhadap
perataan laba, dan ukuran
perusahaan berpengaruh
signifikan positif terhadap
perataan laba.
Variabel ukuran perusahaan
dan return on asset
berpengaruh terhadap
tindakan perataan laba.
Variabel financial leverage
dan dividend payout ratio
Perbedaan
-
-
-
-
Periode
penelitian tahun
2009-2012
Objek
penelitian
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI
Periode
penelitian tahun
2009-2012
Objek
penelitian
perusahaan
manufaktur
Bersambung Kehalaman Berikutnya
43
NO.
Peneliti
(Tahun)
Judul
Kecenderungan
Perataan Laba
Teknik Analisis
Terhadap
Perataan Laba
Uji Statistik
Hasil Penelitian
tidak berpengaruh terhadap
tindakan perataan laba.
Perbedaan
yang terdaftar
di BEI
Diolah Dari Berbagai Sumber
44
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran tersebu digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Pengaruh Stable Shareholder, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Perataan Laba
Teori Agensi
Stable
Shareholder
Profitabilitas
Perataan Laba
Leverage
Ukuran
Perusahaan
Binari Logistik
Hasil Pengujian dan
Pembahasan
45
D. Hipotesis
1. Stable Shareholding
Stable shareholding bertujuan untuk mengatur kepemilikan dari
perusahaan tersebut dengan mengatur jumlah saham yang ditahan atau
tidak diperjualbelikan dengan cara dimiliki oleh internal perusahaan atau
perusahaan induk. Semakin sedikit saham yang ditahan maka
kepemilikan publik semakin tinggi. Semakin tinggi stable shareholding
dalam struktur kepemilikan perusahaan, maka perusahaan cenderung
melakukan perataan laba agar menghasilkan variabilitas laba yang rendah
yang mengindikasikan risiko yang rendah. Risiko yang rendah inilah yang
direspon positif oleh investor. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian
ini merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh positif stable shareholding dengan praktik
perataan laba.
2. Profitabilitas
Profitabilitas sendiri menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh keuntungan dan dinyatakan dalam persentase yang
digunakan untuk menilai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba serta merupakan salah satu aspek yang penting sebagai
pertimbangan oleh investor atau pemilik dalam menilai kinerja suatu
perusahaan. Profitabilitas sebagai indikator untuk menilai sehat atau
46
tidaknya perusahaan dan dapat mempengaruhi keputusan investor dalam
mengambil keputusan.
Perusahaan yang memiliki ROA yang lebih tinggi cenderung
melakukan perataaan laba dibandingkan dengan perusahaan yang lebih
rendah karena manajemen tahu akan kemampuan untuk mendapatkan
laba pada masa mendatang sehingga memudahkan dalam menunda atau
mempercepat laba. Hal ini juga bisa terjadi karena laba yang terlalu tinggi
akan meningkatkan pajak yang harus dibayar. Sebaliknya penurunan laba
yang drastis akan memperlihatkan kinerja manajemen buruk. Maka dari
itu, ada kemungkinan manajemen membuat laba yang dilaporkan tidak
mengalami fluktuasi dengan cara perataan laba, (Sindi dan Etna, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini merumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H2 : Terdapat pengaruh positif profitabilitas dengan praktik perataan
laba.
3. Financial Leverage
Menurut Sartono (2001) financial leverage menunjukkan proporsi
penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang
perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor
sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi.
Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung untuk melakukan praktik
47
perataan laba. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3 : Terdapat pengaruh positif financial leverage dengan praktik
perataan laba.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi praktik perataan laba. Salah satu alat untuk mengukur
besarnya perusahaan adalah dengan total aktiva. Ukuran perusahaan
secara umum merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam melakukan
operasi dan berinvestasi guna mencari keuntungan bagi perusahaan.
semakin besar perusahaan semakin rentan pada kebijakan pemerintah dan
menjadi sorotan para investor (Siregar, 2006), dimana perusahaan yang
berukuran besar akan dituntut untuk memberikan perhatian yang lebih
kepada lingkungan sekitar dalam bentuk aktivitas Corporate Social
Responsibility (CSR) dan kepada pemerintah dalam bentuk pembayaran
pajak. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H4 : Terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan dengan praktik
perataan laba
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini tergolong pada penelitian kausalitas. Penelitian
kausalitas menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan variable
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh variable
independen mempengaruhi variabel dependen (Umar, 2005). Penelitian ini
menggambarkan stable shareholding, profitabilitas, financial leverage, dan
ukuran perusahaan sebagai variabel independen dan perataan laba sebagai
variabel dependen.
B. Metode Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan
properti yang listed di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. Sampel
adalah bagian dari populasi yang dinilai dapat mewakili karakteristiknya.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria tertentu. Adapun
kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang termasuk
kategori perusahaan real estate dan properti yang mempublikasi
laporan keuangan pada tahun 2011-2014.
2. Perusahaan menyampaikan laporan keuangan dan data yang lengkap
secara berturut-turut pada tahun 2011-2014.
49
49
3. Perusahaan sampel tersebut mempublikasikan laporan keuangan
dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember.
4. Laporan keuangan disajikan dalam rupiah.
5. Data yang tersedia lengkap baik data yang diperlukan untuk
mengidentifikasi perataan laba dan data yang berkaitan dengan stable
shareholding, profitabilitas, financial leverage, dan ukuran perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo, 2002).
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari
perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI), yaitu laporan tahunan perusahaan real estate dan properti yang
tercatat pada periode 2011-2014.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan
mengolah data, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan
dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Studi dokumentasi adalah
metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data sekunder yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini seperti
laporan tahunan perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
50
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis logistic
regression.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan disrtibusi)
(Ghozali, 2011).
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan.
Statistik deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian (Indiantoro dan
Supomo, 2002).
2. Analisis Logistic Regression
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah regresi logistik (logistic regression) dimana variabel
bebasnya merupakan kombinasi antara matrix dan non matrix (nominal).
Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika
variabel dependen (respon) merupakan variabel dikotomi. Variabel
dikotomi biasanya hanya terdiri dari dua nilai yang mewakili kemunculan
atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 dan 1.
Adapun dalam regresi logistik merupakan salah satu bagian dari
analisis regresi yang digunakan untuk memprediksi probabilitas suatu
51
peristiwa, dengan mencocokkan data dari pada fungsi logit kurva logistik.
Metode ini merupakan model linear umum yang digunakan untuk regresi
binomial.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yang dimasukkan
dalam model terhadap variabel dependen. Regresi logistik adalah regresi
yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel
dependen/terikat dapat diprediksi oleh variabel bebasnya (variabel
independen). Dalam penggunaannya, regresi logistik tidak memerlukan
distribusi yang normal pada variabel bebasnya (variabel independen). Di
samping itu, teknik analisis ini tidak memerlukan uji normalitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali,
2011). Hal ini disebabkan variabel dependen yang terdapat pada regresi
logistik ini merupakan variabel dummy (0 dan 1) sehingga residualnya tidak
memerlukan pengujian-pengujian tersebut.
E. Operasional Variabel penelitian
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode
regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda, yaitu metode yang
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu
persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tindakan perataan
laba. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal. Kelompok
52
perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba diberi nilai 1,
sedangkan kelompok perusahaan yang tidak melakukan laba diberi nilai 0.
1. Tindakan Perataan Laba
Tindakan Perataan Laba diuji dengan indeks Eckel (1981). Kriteria
perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba adalah:
a. Perusahaan dianggap melakukan tindakan perataan laba apabila indeks
eckel lebih kecil daripada 1 (CVΔS > CVΔI)
b. Perusahaan dianggap tidak melakukan tindakan perataan laba apabila
indeks eckel lebih besar atau sama dengan 1 (CVΔS ≤ CVΔI)Eckel
menggunakan Coefficient Variation (CV) variabel penghasilan dan
variabel penghasilan bersih. Indeks perataan laba dihitung sebagai
berikut (Eckel, 1981):
-
ΔI : Perubahan Laba dalam suatu periode
-
ΔS : Perubahan penjualan dalam suatu periode
-
CV : Koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi
dengan nilai yang diharapkan.
CVΔI dan CVΔS dapat dihitung sebagai berikut:
53
di mana,
DX = perubahan laba (I) atau penjualan (S)
Dx = rata-rata perubahan laba (I) atau penjualan / pendapatan (S)
n = banyaknya tahun yang diamati
2. Stable Shareholding
Variabel ini diukur dengan mengurangkan antara total saham
perusahaan dengan jumlah saham beredar yang dimiliki perusahaan.
Dengan katalain stable shareholding merupakan saham yang dimiliki oleh
perusahaan induk/perusahaan investasi dalam jumlah yang relatif besar.
Stable Shareholding = Total Number of Shares – Number of Free Float Shares
π‘†π‘‘π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘†β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘’β„Žπ‘œπ‘™π‘‘π‘–π‘›π‘”
% Stable shareholding = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘œπ‘“ π‘†β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘  π‘₯ 100%
3. Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan
operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan
karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan
54
elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek
perusahaan di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini Tingkat profitabilitas perusahaan diukur
dengan skala raiso dengan Return on Asset (ROA), analisis ROA merupakan
salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
aset yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Yang dihasilkan dari hasil bagi laba bersih perusahaan
terhadap nilai buku total aset perusahaan, dimana laba bersih setelah pajak
dibagi dengan total asset yang terdapat pada laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi perusahaan dan dikalikan 100% untuk mendapatkan rasio
profitabilitas perusahaan, sehingga ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return on Assets =
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝑁𝑒𝑑 πΌπ‘›π‘π‘œπ‘šπ‘’
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠
× 100%
4. Rasio Financial Leverage Perusahaan
Variabel ini diukur dengan rasio antara total hutang dengan total aset.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan rumus:
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐷𝑒𝑏𝑑𝑠
Debt equity ratio = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset
perusahaan, penggunaan logaritma natural bertujuan untuk memperhalus
55
data sehingga diharapkan mampu mengeliminir perbedaaan total aset yang
terlalu ekstrim antara perushaan yang satu dengan yang lainya. Suryandari
(2012) menyebutkan perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dan
memiliki industri yang strategis mampu untuk melakukan praktik perataan
laba karena aktivitas perusahaannya diketahui dan mendapat perhatian besar
di mata investor, pemerintah, dan masyarakat. Oleh karena itu peneliti
berpendapat ukuran perusahaan patut diduga merupakan salah satu faktor
dilakukanya praktik perataan laba.
Ardian dan Rahardja (2013) mengatakan variabel ukuran
perusahaan diproksikan dengan menggunakan log (total asset). Ukuran
perusahaan dihitung dengan skala rasio dimana pengukuran menggunakan
logaritma natural dari total asset yang didapat dari laporan posisi keuangan
sebuah perusahaan yang dirumuskan sebagai berikut :
Ukuran perusahaan = Ln Total Asset
Adapun persamaan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
𝑃
𝐿𝑛(1−𝑃)= 𝛼+𝛽1 𝑆𝑆 + 𝛽2 ROA+ 𝛽3 LF+𝛽4 TA+εit
𝑃
𝐿𝑛(1−𝑃)
: Tindakan perataan laba perusahaan
𝛼
: Konstanta
SS
: Stable Shareholding
ROA
: Return On Asset (profitabilitas)
LF
: Financial Leverage
56
TA
: Total Asset
εit
: Error
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Stable
Shareholding
(Shuto, 2014)
Profitabilitas
(Oviani, 2014)
Financial
Leverage
(Taufik, 2014)
Ukuran
Perusahaan
(Taufik, 2014)
Perataan Laba
(Saeidi, 2012)
Indikator
Skala
π‘†π‘‘π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘†β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘’β„Žπ‘œπ‘™π‘‘π‘–π‘›π‘”
π‘₯ 100%
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘œπ‘“ π‘†β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘ 
Rasio
Return on Assets =
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝑁𝑒𝑑 πΌπ‘›π‘π‘œπ‘šπ‘’
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠
Debt equity ratio =
× 100%
Rasio
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐷𝑒𝑏𝑑𝑠
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦
Rasio
Ukuran perusahaan = Ln Total Asset
Rasio
𝐢𝑉 βˆ†πΌ
𝐢𝑉 βˆ†π‘†
Nominal
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2011-2014.
Perusahaan properti dan real estate dipilih karena perusahaan di bidang
tersebut dalam beberapa tahun belakang ini sedang mengalami masa
perkembangan. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh stable
shareholding, provitabilitas, financial leverage, dan ukuran perusahaan
terhadap perataan laba.
Alasan penggunaan data 4 tahun mulai tahun 2011 sampai dengan 2014
karena diharapkan dapat menggambarkan situasi terbaru dari perusahaan real
estate dan properti. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan terlebih
dahulu dengan melihat pendekatan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan
melakukan perataan laba atau tidak. Perhitungan dengan menggunakan rumus
Eckel akan dilakukan untuk melihat jumlah perusahaan yang mengindikasikan
telah melakukan perataan laba.
Sampel yang telah terseleksi dengan metode purposive sampling disajikan
pada Tabel berikut ini:
58
58
Tabel 4.1
Seleksi Sampel
Jumlah
Seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI
521
Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI 40
Perusahaan dengan data yang harus di Outliers
(3)
Jumlah perusahaan yang siap diolah
37
Jumlah pengamatan selama 4 tahun
148
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran
yang
menyeluruh
mengenai
pengaruh
variabel
independen
(stable
shareholding, profitabilitas, financial leverage, dan ukuran perusahaan)
terhadap variabel dependen yaitu perataan laba.
1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 148 data yang
berasal dari 4 tahun periode penelitian (2011-2014).
59
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
DER, ROA, LnTA,SS, IS
N Minimum Maximum
DER
148
,000
2,849
ROA
148
-,103
,316
LnTA
148
25,635
31,262
SS
148
,15
,97
IS
148
0
1
Valid N (listwise) 148
Sumber: Output SPSS
Mean
Std. Deviation
,654
,4879
,055
,0570
28,670
1,3978
,602
,2132
,41
,49
Tabel 4.1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel
penelitian. Pada variabel financial leverage semakin besar variabel tersebut,
berarti nilai perbandingan hutang terhadap total asset semakin besar.
Berdasarkan tabel diatas, hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif terhadap financial leverage (DER) menunjukkan nilai minimm
sebesar 0, nilai maksimum sebesar 2,849 dengan rata-rata sebesar 0,654 dan
standar deviasi 0,4879.
Nilai minimum financial leverage terdapat pada PT. Jaya Real Property
Tbk.. Hal tersebut dikarenakan PT. Jaya Real Property Tbk. tercatat tidak
memiliki pinjaman sejak tahun 2012-2014. Sedangkan nilai maksimum
terdapat pada PT. Gowa Makasar Tourism Development Tbk. Perusahaan
tersebut tercatat memiliki DER sebesar 284,9% pada tahun 2012.
Pada variabel profitabilitas, semakin besar nilainya maka kemampuan
perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba juga semakin besar. Hasil
analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap profitabilitas (ROA)
60
menunjukkan nilai minimum sebesar -0,103, nilai maksimum sebesar 0,316
dengan rata-rata sebesar 0,055 dan standar deviasi 0,05696. Terlihat dari hasil
di atas nilai minimum mencapai angka -0,103, hal tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian.
Nilai minimum profitabilitas terdapat pada PT. Buanathala Indah Permai
Tbk. Pada tahun 2011. Hal itu disebabkan karena perusahaan tersebut
mengalami rugi bersih sebesar Rp (20.192.000.000,00). Sedangkan, nilai
terbesar terdapat pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. pada tahun 2013. Pada
tahun tersbut PT. Danayasa Arthatama Tbk. mendapatkan keuntungan bersih
sebesar Rp 1.754.524.211,00.
Pada variabel ukuran perusahaan, semakin besar nilainya berarti perusahaan
tersebut semakin besar karena mempunyai jumlah asset yang lebih banyak.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran
perusahaan (LnTA) menunjukkan nilai minimm sebesar 25,635, nilai
maksimum sebesar 31,262 dengan rata-rata sebesar 28,670 dan standar deviasi
1,3978.
Nilai minimum LnTA terdapat pada PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
pada tahun 2011. Pada tahun tersebut PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
hanya memiliki aset total sebesar Rp 135.937.211.458,00. Sedangkan nilai
terbesar terdapat pada PT. Lippo Karawaci Tbk. pada tahun 2014 dengan aset
total senilai Rp 37.761.220.693.695,00.
Pada variabel stable shareholding, semakin besar nilainya maka semakin
perusahaan tersebut memiliki saham yang tidak dimiliki publiknya semakin
61
besar. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap stable
shareholding (ss) menunjukkan nilai minimm sebesar 0,15, nilai maksimum
sebesar 0,97 dengan rata-rata sebesar 0,602 dan standar deviasi 0,2132.
Nilai minimum stable shareholding terdapat pada PT. Bakrieland
Development Tbk. pada tahun 2013. Saham PT. Bakrieland Development Tbk.
yang dimiliki oleh masyarakat sebanyak 36.809.513.390 lembar saham atau
sebesar 84,57%. Sedangkan nilai maksimum stable shareholding terdapat pada
PT. Plaza Indonesia Reality yang hanya 0,03% dimiliki masyarakat.
Perataan laba (income smoothing) diprediksikan dari nilai indeks Eckel.
Pada prinsipnya, Indeks Eckel merupakan nilai perbandingan antara koefisien
variasi
perubahan laba bersih dengan koefisien variasi
perubahan
penjualannya. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
variabel dependen perataan laba (IS) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,
nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,41 dan standar deviasi
0,49. Pada variabel perataan laba yang menggunakan Indeks Eckel sebagai
penentu indikasi perataan laba, terdapat 68 sampel yang terprediksi melakukan
perataan laba sedangkan 80 sampel lainnya tidak terindikasi dengan adanya
tindakan perataan laba.
2. Hasil Uji Statistik Regresi Logistik
Karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan perataan laba dan
tidak melakukan perataan laba), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan
dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan
62
menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali,
2013):
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log
Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log
Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number=1). Nilai -2LL awal adalah
sebesar 199,842. Setelah dimasukkan keempat variabel independen, maka nilai
-2LL akhir mengalami penurunan sebesar 29,342. Penurunan Likelihood (2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain
model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Tabel 4.3
Fit Model
Step
1
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
df
Sig.
Step
29,342
4
,000
Block
29,342
4
,000
Model
29,342
4
,000
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik
ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square
adalah sebesar 0,243 yang berarti variabilitas variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 24,3%,
sedangkan sisanya sebesar 75,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain
63
di luar model penelitian yang tidak diteliti dipenelitian ini seperti harga
saham, umur perusahaan, dan sektor industri.
Tabel 4.4
Koefisien Determinasi
Step
1
-2 Log
likelihood
170,500a
Cox & Snell R
Square
,180
Nagelkerke R
Square
,243
Sumber: Output SPSS
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chi-square
sebesar 9,906 dengan signifikansi (p) sebesar 0,272. Berdasarkan hasil
tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat
disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.
Tabel 4.5
Kelayakan Model Regresi
Step
Chi-square
1
9,906
df
Sig.
8
,272
Sumber: Output Spss
d. Hasil Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerapkan tindakan
perataan laba.
64
Tabel 4.6
Matriks Klasifikasi
Observed
Predicted
IS
Bukan
Percentage
Perata Laba
Correct
Perata
Bukan Perata
72
16
81,8
Perata Laba
24
36
60,0
IS
Step 1
Overall Percentage
73,0
Sumber: Output SPSS
Kekuatan
prediksi
dari
model
regresi
untuk
memprediksi
kemungkinan perusahaan melakukan perataan laba adalah sebesar 60%.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang
digunakan, terdapat sebanyak 36 perusahaan yang diprediksi akan
melakukan perataan laba dari total 60 perusahaan yang melakukan
perataan laba. Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak melakukan
perataan laba adalah sebesar 81,8%, yang berarti bahwa dengan model
regresi yang digunakan ada sebanyak 72 perusahaan yang diprediksi tidak
melakukan perataan laba dari total 88 perusahaan yang tidak melakukan
perataan laba.
65
e. Hasil Uji Regresi Logistik
Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
B
DER
-1,281
ROA
7,643
Step 1a LnTA
,427
SS
-,895
Constant
-11,762
Sumber: Output SPSS
S.E.
,456
3,802
,179
1,039
5,507
Wald
df
7,899
4,042
5,711
,742
4,561
Sig.
1
1
1
1
1
Exp(B)
,005
,278
,044 2085,867
,017
1,532
,389
,408
,033
,000
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model
berikut ini:
IS = -11,762 - 1,281 DER + 7,643 ROA + 0,427 LnTA - 0,895 SS
Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression)
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil
disajikan dalam empat bagian. Bagian pertama membahas pengaruh stable
shareholding (SS) terhadap tindakan perataan laba (IS) (H1). Bagian kedua
membahas pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap tindakan perataan laba
(IS) (H2). Bagian ketiga membahas pengaruh financial leverage (DER)
terhadap tindakan perataan laba (IS) (H3). Bagian keempat membahas
pengaruh ukuran perusahaan (LnTA) terhadap tindakan perataan laba (IS)
(H4). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
66
1. Pengaruh stable shareholding (SS) terhadap tindakan perataan laba (IS)
Variabel SS menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar
0,895 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,389, lebih besar dari
alpha = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari alpha = 5%
maka hipotesis ke-1 (H1) ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa
stable shareholding tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan
laba.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Akinobu Shuto dan Takuya
Iwasaki (2014) yang menyatakan bahwa stable shareholding
berpengaruh terhadap perataan laba. Namun, hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginantra (2015)
mengatakan bahwa besar atau kecil proporsi kepemilikan saham oleh
publik, pihak agen akan selalu menampilkan kinerja yang terbaik agar
selalu bisa menarik perhatian pihak investor untuk menanamkan
investasinya.
Pihak agen akan menampilkan kinerja yang terbaik agar selalu
bisa mendapatkan keuntungan perusahaan untuk mendapatkan bonus
karena perataan laba dilakukan oleh manajer perusahaan. Dalam hal ini
praktik perataan laba ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan
dalam mendapatkan keuntungannya jangka pendek.
67
2. Pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap tindakan perataan laba (IS)
Variabel ROA menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 7,643
dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,044, lebih kecil dari alpha =
5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari alpha = 5% maka
hipotesis ke-2 (H2) diterima. Penelitian ini membuktikan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan perataan
laba.
Apabila dilihat dari nilai odds rationya yang memiliki nilai sebesar
2085,867, maka dapat diinterpretasikan bahwa setiap penambahan satu
persen dari ROA maka kecenderungan perusahaan tersebut untuk
melakukan perataan laba akan meningkat sebesar 2085,867 kali. Dapat
diartikan bahwa semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka
semakin besar kemungkinan perusahaan melakukan perataan laba.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Zulia Oviani, Errin Yani Wijaya, dan
Syahruddin (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
signifikan positifi terhadap perataan laba. Namun, hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan hasil penelitian Ginantra (2015) yang menyatkan
bahwa perataan laba tidak dipengaruhi oleh profitabilitas.
Hal ini terjadi diduga karena investor dan kreditor cenderung
menggunakan informasi ROA sebagai tolak ukur dalam menilai
seberapa
efektif
perusahaan
mengelola
sumber-sumber
yang
68
dimilikinya. Investor selalu menginginkan perusahaan yang memiliki
potensi laba yang besar.
Laba yang besar juga menandakan bahwa performa perusahaan
tersebut sedang dalam keadaaan yang sangat baik. Investor berharap
dengan berinvestasi ke perusahaan yang mmempunyai ROA yang besar
maka mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bukan
hanya tingkat ROA yang tinggi, tetapi investor menginginkan tingkat
ROA yang stabil.
Profitabilitas merupakan bahan pertimbangan utama bagi investor
dan kreditor dalam mengambil keputusan baik dalam menginvestasikan
dana maupun dalam meminjamkan dana pada suatu perusahaan. Karena
profitabilitas memberikan gambaran kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dan juga memberikan informasi efektifitas
Perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki. Apabila perusahaan
mempunyai kemampuan mendapatkan labanya sangat kecil dan tidak
stabil hak tersebut akan sangat membahayakan kemampuan perusahaan
bertahan hidup dalam jangka panjang. Sehingga memacu manajemen
untuk melakukan perataan laba guna menarik investor dan kreditor
tersebut.
3. Pengaruh financial leverage (DER) terhadap tindakan perataan laba
(IS)
Variabel DER menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar
1,281 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,05, lebih kecil dari alpha
69
= 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari alpha = 5% maka
hipotesis ke-3 (H3) ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa
financial leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap tindakan
Perataan Laba.
Apabila dilihat dari nilai odds rationya yang memiliki nilai
sebesar 0,278, maka dapat diinterpretasikan bahwa setiap penambahan
satu persen dari DER maka kecenderungan perusahaan tersebut untuk
tidak melakukan perataan laba akan meningkat sebesar 0,278 kali.
Financial leverage berpengaruh negatif terhadap perataan laba. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap persen peningkatan financial leverage
probabilitas perusahaan melakukan perataan laba semakin kecil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Mohammad Benny Alexandri dan Winny
Karina Anjani (2014) yang menyatakan bahwa financial leverage
berpengaruh terhadap perataan laba. Namun, hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginantra yang
menyatakan bahwa financial leverage tidak dipengaruhi oleh perataan
laba.
Financial leverage mengindikasikan proporsi hutang untuk
membiayai investasinya atau menunjukkan kapasitas perusahaan untuk
memenuhi obligasi jangka pendek maupun jangka panjang (Sartono,
2001). Semakin besar proporsi hutang maka resiko yang akan didapat
oleh investor semakin besar. Oleh karena itu, pengaruh negatif dan
70
signifikan financial leverage pada probabilitas perataan laba dapat
terjadi karena semakin banyak perusahaan melakukan perjanjian utang,
maka perusahaan akan mendapat pengawasan yang lebih ketat dari
pihak-pihak
pemberi
pinjaman
tersebut,
sehingga
perusahaan
cenderung tidak melakukan perataan laba.
4. Pengaruh ukuran perusahaan (LnTA) terhadap tindakan perataan laba
(IS)
Variabel LnTA menunjukkan koefisien regresi positif sebesar
0,427 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,017, lebih kecil dari
alpha = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari alpha = 5%
maka hipotesis ke-4 (H4) diterima. Penelitian ini membuktikan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan
perataan laba.
Apabila dilihat dari nilai odds rationya yang memiliki nilai
sebesar 1,532, maka dapat diinterpretasikan bahwa setiap penambahan
satu nilai dari LnTA maka kecenderungan perusahaan tersebut untuk
melakukan perataan laba akan meningkat sebesar 1,532 kali. Dapat
diartikan bahwa setiap penigkatan nilai aset yang semakin besar maka
kecenderungan perusahaan tersebut untuk melakukan perataan laba
menjadi semakin besar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Muhammad Taufik, Haryetti, Ahmad Fauzan
71
Fathoni (2014)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap perataan laba. Namun, hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginantra (2015)
yang menyatakaan bahwa perataan laba tidak di pengaruhi oleh ukuran
perusahaan.
Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
tindakan perataan laba. Hal ini diduga karena perusahaan besar akan
menghindari fluktuasi laba yang besar, karena kenaikan laba yang
drastis akan menyebabkan pajak yang bertambah, dan penurunan laba
yang drastis akan menimbulkan image kurang baik di mata investor dan
kreditur karena investor dan kreditur akan meragukan kemampuan
perusahaan tersebut yang memiliki aset atau ukuran perusahaan yang
besar namun kemampuan mendapatkan labanya sangat tidak bagus atau
tidak stabil.
Perusahaan yang berukuran besar adalah perusahaan dengan
nilai aset yang sangat bagus. Dimana perusahaan besar akan mendapat
perhatian lebih dari banyak kalangan seperti analis, investor, dan
pemerintah (Benny, 2014). Investor lebih melirik kepada perusahaan
yang besar dan memiliki laba yang stabil dikarenakan jaminan akan
keberlangsungan jangka panjang atas perusahaan tersebut.
Investor mencari perusahaan besar karena investor biasanya
tidak ingin mengambil resiko untuk menginvestasikan uangnya ke
perusahaan yang masih kecil dan berkembang. Perusahaan besar
72
dianggap sudah memiliki kemapanan yang sangat baik dan pengalaman
yang lebih baik sehingga lebih dipercaya.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh stable shareholding, profitabilitas,
financial leverage, dan ukuran Perusahaan terhadap Perataan laba. Analisis
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan program Statistical
Package for Social Science (SPSS) Ver. 21. Data sampel perusahaan sebanyak 148
sampel perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI selama periode
2011-2014.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat dibuat kesimpulan
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa stable shareholding tidak berpengaruh signifikan terhadap
perataan laba.
2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap perataan
laba.
3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa
financial leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap
perataan laba.
4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap
perataan laba.
74
74
B. Saran
Penelitian mengenai perataan laba dimasa yang akan datang diharapkan
mampu
memberikan
hasil
penelitian
yang
lebih
berkualitas,
dengan
mempertimbangkan saran dibawah ini:
1. Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan sampel perusahaan
yang lebih banyak sehingga lebih menggambarkan secara umum
perusahaan publik di Indonesia
2.
Rentang waktu yang lebih lama agar hasil lebih perataan laba lebih
digambarkan secara lebih akurat.
3. Pada variabel profitabilitas dapat menggunakan proksi lain seperti ROE atau
NPM.
4. Untuk penelitian yang akan datang dapat menggunakan variabel lain seperti
harga saham, umur perusahaan, dan sektor industri.
5. Penggunaan indeks lain, seperti indeks Michelson (1995) untuk
mengklasifikasikan perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang
tidak melakukan perataan laba.
75
DAFTAR PUSTAKA
Agriyanto, Ratno. “Analisis Perataan Laba dan Pengaruhnya Terhadap Reaksi
Pasar Dan Risiko Investasi Pada Perusahaan Publik Di Indonesia”, Tesis,
Universitas Diponegoro, 2006.
Alexandri, Moh. Benny. ”Income Smoothing: Impact Factors, Evidence In
Indonesia”, International Journal of Small Business and Entrepreneurship
Research, Vol.3(1), 2014.
Anthony, R. dan V. Govindarajan. “Sistem Pengendalian Manajemen”,
(Terjemahan), Jakarta, Salemba Empat, 2005
Ardian, Hary dan Surya Rahardja. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Pengungkapan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan (Studi Empiris pada
Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010”,
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2 No.2
Atik, Asuman. ”Detecting income-smoothing behaviors of Turkish listed
companies through empirical test using discretionary accounting changes”,
Critical Perspectives on Accounting, Vol.20, p. 591–613, 2008
Benny, Moh. Alexandri dan Winny Karina Anjani.”Income Smoothing: Impact
Factors, Evidence In Indonesia”, International Journal of Small Business
and Entrepreneurship Research, Vol. 3 (1), Januari 2014.
Belkaoui, Ahmed Riahi. “Accounting Theory (Buku 1)”, Edisi Kelima, Jakarta,
Salemba Empat, 2006.
Belkaoui, Ahmed Riahi. “Accounting Theory (Teori Akuntansi)”, Jakarta, Salemba
Empat, 2011.
Bleidernan, C.R.. ” Income Smoothing: The Role of Management”, The Accounting
Review, vol. 48 (4). Hal 653-667, 1973.
Brigham dan Houston. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”. Jakarta, Salemba
Empat, 2007.
Budiasih, I.G.A.N.. ”Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba.
AUDI Jurnal Akuntansi & Bisnis”, Vol 4 No 1, Januari 2009.
Dewantari, Ni Putu Santi dan I Dewa Nyoman Badera.. ”Good Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Financial Leverage Sebagai
Prediktor Perataan Laba,” E-Journal Univeritas Udayana, 2015.
76
Fengju, XuRasool Yari Fard, Leila Ghassab M.,Nader Akhtegan. ”The Relationship
Between Financial Leverage And Profitability With An Emphasis On
Income Smoothing In Iran’s Capital Market”, European Online Journal of
Natural and Social Sciences, Vol. 2 (3), 2013
Ghozali, I. dan A. Chariri. “Teori Akuntansi”, Semarang, UNDIP, 2006.
Ginantara, I Komang Gede. ”Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Kepemilikan Publik, Dividend Payout Ratio Dan Net Profit
Margin Pada Perataan Laba”, E-Journal Universias Udayana, 2015.
Hanafi, Manduh. “Manajemen Keuangan”, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2004.
Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. “Analisis Laporan Keuangan”, Yogyakarta,
UPP STIM YKPN, 2009.
Haris Wibisono. “Pengaruh Earnings Management Terhadap Kinerja Di Seputar
SEO”, Tesis S2. Magister Sains Akuntansi UNDIP, 2004
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. "Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure", Journal of Financial Economic, 3,
305—360, 1976.
Kusuma, Hadri dan Wigiya A. U. Sari. “Manajemen Laba Oleh Perusahaan
Pengakuisisi Sebelum Merger dan Akuisisi di Indonesia”, Jurnal Akuntansi
dan Auditing Indonesia Volume 7, No.1, Juni 2003
Li-Jung, Tseng dan Lai Chien-Wen. “Relationship Between Income Smoothing and
Company Profitability: An Empirical Study”, International Journal of
Management, Taiwan, Desember 2007.
Lukman Syamsuddin. “Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan” Edisi
Baru, Cetakan 8, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
Made, Yustiari Dewi dan I Ketut Sujana. ”Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan
Profitabilitas Pada Praktik Perataan Laba Dengan Jenis Industri Sebagai
Variabel Pemoderasi Di Bursa Efek Indonesia”, E-Journal Universias
Udayana, 2014.
Nasser, Etty M.dan Herlina. “Pengaruh Size, Profitabilitas, dan Leverage terhadap
Perataan Laba pada Perusahaan Go Publik”, Jurnal Ekonomi, Volume VII
No.7, pp.292, 2003.
Nugroho, Adam Rizky. ”Seberapa Menarik Properti Indonesia Bagi Investor
Asing?”. http://www.bareksa.com/id/text/2015/06/24/seberapa-menarik-
77
properti-indonesia-bagi-investor-asing/10817/analysis.
Diakses Tanggal 29 Juli 2015.
24
Juni
2015.
Oviani, Zulia. ”Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage
dan Kepemilikan Institusional Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2013”, Jom FEKON, Vol. 1
(2), 2014.
Panjaitan, Yunia, Dewinta Oky dan K, Sri Desinta. “Analisis Harga Saham, Ukuran
Perusahaan dan Risiko Terhadap Return Yang Diharapkan Investor Pada
Perusahaan Saham Aktif”, Balance, Vol. 1, h. 56-72, 2004.
R. Agus Sartono. “Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi”, Edisi 4, BPFE,
Yogyakarta, 2001.
Salno, H Meilani. ”Analisis Perataan Penghasilan: Faktor-faktor yang
Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik
di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.3, No.1 Januari 2000.
Shuto, Akinobu dan Takuya Iwasaki. ”Stable Shareholdings, the Desicion Horizon
Problem and Earning Smoothing,” Kobe University, 2014.
Saeidi, Parviz. ”The Relationship between Income Smoothing and Income Tax and
Profitability Ratios in Iran Stock”, Asian Journal of Finance & Accounting,
Vol.4 (1), Juni 2012
Sofyan Syafri Harahap. “Teori Akuntansi”, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2007.
Sofyan Syafri Harahap. “Teori Akuntansi”. Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta,
2011.
Sujoko dan Ugy Soebiantoro. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern, dan Faktor Ekstern Teradap Nilai Perusahaan”, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9 No.1 Hal. 41-48, 2007.
Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII,
Solo.15-16 September, 2005.
Suryandari, Ni Nyoman Ayu. “Analisis Faktor-fasofyaktor yang Mempengaruhi
Income Smoothing”, Media Komunikasi FIS. 11 (1), April, 2012.
Ujiyantho, Muh. Arief., dan Bambang Agus Pramuka. “Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada
78
Perusahaan go publik Sektor Manufaktur)”, Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi X, Makasar, 2007.
Watt, R. and J. Zimmerman. “Positive Accounting Theory”, Englewood Cliffs,
New Jersey, Prentice-Hall 1986.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. “Manajemen Keuangan”, Jakarta,
Erlangga, 1996.
79
LAMPIRAN
80
LAMPIRAN 1: Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Sampel Data Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Nama Perusahaan
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
PT. Alam Sutera Realty Tbk.
PT. Bekasi Asri Pemula Tbk.
PT. Bumi Citra Permai Tbk.
PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk.
PT. Bukit Darmo Property Tbk.
PT. Sentul City Tbk.
PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
PT. Cowell Development Tbk.
PT. Ciputra Development Tbk.
PT. Ciputra Property Tbk.
PT. Ciputra Surya Tbk.
PT. Duta Anggada Realty Tbk.
PT. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk.
PT. Intiland Development Tbk.
PT. Duta Pertiwi Tbk.
PT. Bakrieland Development Tbk.
PT. Fortune Mate Indonesia Tbk.
PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk.
PT. Perdana Gapura Prima Tbk.
PT. Jaya Real Property Tbk.
PT. Jababeka Tbk.
PT. MNC Land Tbk.
PT. Lami Citra Nusantara Tbk.
PT. Lippo Cikarang Tbk.
PT. Lippo Karawaci Tbk.
PT. Modernland Reality Tbk.
PT. Indonesia Prima Property Tbk.
PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.
PT. Pudjiadi Prestige Tbk.
PT. Pakuwon Jati Tbk.
PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
PT. Pikko Land Development Tbk
PT. Danayasa Arthatama Tbk.
PT. Suryamas Dutamakmur Tbk.
PT. Summarecon Agung Tbk.
PT. Surya Semesta Internusa Tbk.
Kode
ADHI
ASRI
BAPA
BCPI
BIPP
BKDP
BKSL
BSDE
COWL
CTRA
CTRP
CTRS
DART
DGIK
DILD
DUTI
ELTY
FMII
GMTD
GPRA
JRPT
KIJA
KPIG
LAMI
LPCK
LPKR
MDLN
OMRE
PLIN
PUDP
PWON
RBMS
RODA
SCBD
SMDM
SMRA
SSIA
81
LAMPIRAN 2: Data Diolah
Keterangan:
SS
= Stable Shareholding
ROA
= Profitabilitas
DER
= Financial Leverage
LnTA
= Ukuran Perusahaan
IS
= Perataan Laba
82
Sample
ADHI
ASRI
BAP
BCIP
BIPP
BKD
BKSL
BSD
COW
CTRA
Tahun
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
DER
0,73000
0,80800
1,10400
1,27600
1,16000
1,31000
1,71000
1,66000
0,83260
0,81870
0,89880
0,76980
0,29781
0,77315
0,98566
1,35917
0,01630
1,10700
0,29200
0,36400
0,37900
0,38500
0,43200
0,38600
0,15150
0,27780
0,55030
0,57730
0,07200
0,10700
0,30500
0,23970
1,35000
0,56000
0,64000
1,73000
0,15700
0,26300
0,42800
0,54200
ROA
0,05300
0,05400
0,07300
0,05700
0,10000
0,11000
0,06000
0,07000
0,03990
0,02820
0,02860
0,04000
0,01005
0,02779
0,05780
0,05169
-0,10340
-0,08400
0,19500
0,03200
-0,02100
-0,06500
-0,07000
0,00900
0,02580
0,03590
0,05670
0,00420
0,06600
0,07700
0,11900
0,14200
0,08630
0,03920
0,02500
0,04490
0,02800
0,03900
0,04900
0,05700
Ln TA
29,44143
29,69434
29,90531
29,97847
29,42404
27,72145
30,30020
30,45978
25,72105
25,79275
25,89167
25,89473
26,19361
26,55680
26,79242
27,10395
25,99867
25,90732
27,05371
27,14908
27,60723
27,52560
27,46318
27,44372
29,29691
29,44816
29,99806
29,91300
30,17948
30,44982
30,74774
30,96803
26,67828
28,20675
28,29624
28,93458
30,07553
30,34063
30,63248
30,77877
SS
0,5100
0,5100
0,5100
0,5100
0,4738
0,4454
0,4819
0,4852
0,6992
0,6992
0,7051
0,7702
0,5247
0,5243
0,5243
0,5803
0,5274
0,5274
0,6635
0,6635
0,4375
0,5788
0,4375
0,4375
0,3149
0,4835
0,4158
0,4764
0,6069
0,6313
0,6313
0,6489
0,6607
0,9474
0,9350
0,9332
0,3083
0,3083
0,3084
0,3083
IS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
83
Sample
CTRP
CTRS
DAR
DGIK
DILD
DUTI
ELTY
FMII
GMTD
GPRA
Tahun
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
DER
0,20000
0,50000
0,70000
0,80000
0,29100
0,23700
0,18200
0,14700
0,68000
0,37500
0,48400
0,44200
0,54770
0,74520
0,98140
0,85100
0,32040
0,28610
0,29810
0,40630
0,16700
0,03720
0,00760
0,06210
0,81540
0,83100
0,72380
0,91800
0,41360
0,42140
0,51720
0,60750
1,80900
2,84900
2,24200
1,28800
0,90000
0,86000
0,66000
0,71000
ROA
0,04000
0,05000
0,06000
0,04000
0,04700
0,06200
0,06900
0,08500
0,01600
0,04200
0,03800
0,08000
0,02790
0,04790
0,05250
0,02990
0,02720
0,03080
0,04750
0,05190
0,06700
0,08000
0,08800
0,07290
-0,00110
-0,07890
-0,01880
0,03200
-0,00150
0,00270
0,07810
0,00530
0,10100
0,07200
0,07000
0,07900
0,03630
0,04300
0,07990
0,06040
Ln TA
29,09304
29,41170
29,66623
29,81272
28,89204
29,11902
29,38372
29,44278
29,04296
29,08804
29,19304
29,26306
28,02683
28,19518
28,37334
28,34656
29,37007
29,43796
29,64945
29,82879
29,27741
29,51692
29,64240
29,71350
30,50503
30,35466
30,14071
30,30559
26,58635
26,59570
26,78700
26,85329
26,91153
27,52677
27,89876
28,05256
27,84311
27,90124
27,91819
28,04814
SS
0,5793
0,5793
0,5804
0,5804
0,6266
0,6266
0,6266
0,6266
0,8733
0,4494
0,4494
0,4494
0,6729
0,6421
0,6442
0,6456
0,4959
0,4214
0,4309
0,4309
0,8531
0,8856
0,8856
0,8856
0,2307
0,1700
0,1542
0,2438
0,8787
0,8787
0,8787
0,8787
0,6500
0,6500
0,6500
0,6500
0,6731
0,6930
0,6930
0,5683
IS
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
84
Sample
JRPT
KIJA
KPIG
LAMI
LPCK
LPKR
MDLN
OMRE
PLIN
PUDP
Tahun
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
DER
0,00005
0,00000
0,00000
0,00000
0,60000
0,78000
0,97000
0,82000
0,08000
0,23000
0,21000
0,24000
1,08650
0,93000
0,71000
0,59000
1,49000
1,31000
1,12000
0,61000
0,20000
0,30000
0,50000
0,40000
1,12560
1,06280
1,06340
0,95960
0,30000
0,40000
0,50000
0,30000
0,84230
0,76960
0,91080
0,92000
0,41560
0,41960
0,32260
0,39370
ROA
0,08480
0,08550
0,08880
0,10810
0,05800
0,05400
0,01200
0,04600
0,02340
0,04020
0,03780
0,03880
0,06240
0,06550
0,08880
0,06080
0,12620
0,14370
0,15320
0,19590
0,04000
0,04000
0,04000
0,07000
0,02930
0,05670
0,25410
0,06810
0,12300
0,05200
-0,02900
0,13100
0,01960
0,05940
0,00810
0,07880
0,06170
0,05850
0,07200
0,03750
Ln TA
29,03820
29,24011
29,44961
29,53078
29,35332
29,58799
29,74186
29,77169
28,29817
28,63489
29,62728
29,93006
27,08463
27,11839
27,14012
27,17120
28,34493
28,67200
28,98018
29,09192
30,53568
30,84464
31,07464
31,26230
28,51081
29,15532
29,89775
29,97733
27,32751
27,37488
27,43524
27,42687
29,07389
29,00480
29,04852
29,14503
26,55441
26,61264
26,62761
26,71921
SS
0,6624
0,6624
0,6629
0,6641
0,2346
0,1753
0,1997
0,1997
0,4269
0,6007
0,8296
0,5211
0,9288
0,9288
0,9288
0,9288
0,4220
0,4220
0,4220
0,4220
0,1812
0,1812
0,2345
0,2345
0,5621
0,4116
0,3691
0,3596
0,9050
0,9050
0,9050
0,9050
0,7678
0,9729
0,8907
0,8946
0,8655
0,8655
0,7145
0,7145
IS
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
85
Sample
PWON
RBMS
RODA
SCBD
SMDM
SMRA
SSIA
Tahun
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
DER
1,40000
1,40000
1,30000
1,00000
0,08340
0,07710
0,24380
0,17990
0,57360
0,78230
0,59830
0,45780
0,34000
0,30000
0,30000
0,40000
0,19400
0,24700
0,37600
0,43000
0,46000
0,29000
0,54000
0,73000
1,57900
1,99200
1,38100
1,11500
ROA
0,06000
0,09900
0,12200
0,15000
-0,10270
0,01260
-0,08800
0,01920
0,05600
0,02900
0,13700
0,16870
0,02090
0,02000
0,31600
0,02400
0,01200
0,01800
0,00900
0,01400
0,05000
0,07000
0,08000
0,09000
0,08700
0,14600
0,11900
0,06900
Ln TA
29,37935
29,65469
29,86082
30,45067
25,63546
25,75247
25,79216
25,77274
28,43380
28,52386
28,64293
28,75195
28,87759
28,90047
29,34489
29,34827
28,52913
28,60092
28,71293
28,78042
29,72276
30,01758
30,24542
30,36402
28,70875
29,21103
29,39129
29,42161
SS
0,8477
0,7039
0,5221
0,5762
0,6949
0,6949
0,7617
0,7617
0,6890
0,6890
0,6831
0,6831
0,8241
0,8241
0,8241
0,8253
0,8709
0,8709
0,9519
0,8916
0,3817
0,4210
0,3792
0,3792
0,4176
0,3667
0,3992
0,4227
IS
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
86
Lampiran 3: Hasil Output SPSS 21 For Windows
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimu Maximu
Mean
m
m
148
,00000 2,84900
,6538645
148 -,10340
,31600
,0548171
148 25,63546 31,26230 28,670437
3
148
,1542
,9729
,601809
148
0
1
,41
148
DER
ROA
LnTA
SS
IS
Valid N
(listwise)
Std.
Deviation
,48786347
,05695893
1,39778446
,2132347
,493
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa
N
Included in Analysis
148
Selected Cases
Percent
100,0
Missing Cases
Total
0
,0
148
100,0
Unselected Cases
0
,0
Total
148
100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Dependent Variable
Encoding
Original Value Internal Value
Bukan Perata
0
Perata Laba
1
87
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Step 0
Predicted
IS
Bukan Perata Perata Laba
88
0
60
0
Bukan Perata
Perata Laba
IS
Percentage
Correct
100,0
,0
Overall Percentage
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Step 0
59,5
Variables in the Equation
B
S.E.
Wald
df
-,383
,167
5,233
Constant
Variables not in the Equation
Score
df
Step 0
DER
ROA
Variables
LnTA
SS
Overall Statistics
6,389
5,433
16,811
4,441
26,529
1
Sig.
,022
Exp(B)
,682
Sig.
1
1
1
1
4
,011
,020
,000
,035
,000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
df
Sig.
Step
29,342
4
,000
Step 1
Block
Model
29,342
29,342
4
4
,000
,000
88
Model Summary
Step
-2 Log
Cox & Snell R Nagelkerke R
likelihood
Square
Square
a
1
170,500
,180
,243
a. Estimation terminated at iteration number 5 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Step
1
Step 1
Hosmer and Lemeshow Test
Chi-square
df
Sig.
9,906
8
,272
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
IS = Bukan Perata
IS = Perata Laba
Observed Expected Observed Expected
1
12
13,639
3
1,361
2
13
12,386
2
2,614
3
12
11,547
3
3,453
4
11
10,761
4
4,239
5
12
9,752
3
5,248
6
7
8
9
10
10
8
7
1
2
8,486
7,356
6,164
4,907
3,002
5
7
8
14
11
6,514
7,644
8,836
10,093
9,998
Total
15
15
15
15
15
15
15
15
15
13
Classification Tablea
Observed
Predicted
IS
Bukan Perata
Step 1
Perata Laba
Overall Percentage
a. The cut value is ,500
IS
Bukan Perata Perata Laba
72
16
24
36
Percentage
Correct
81,8
60,0
73,0
89
Step 1a
DER
ROA
LnTA
SS
Constant
Variables in the Equation
B
S.E.
Wald
df
-1,281
,456
7,899
7,643
3,802
4,042
,427
,179
5,711
-,895
1,039
,742
-11,762
5,507
4,561
1
1
1
1
1
Sig.
,005
,044
,017
,389
,033
Exp(B)
,278
2085,867
1,532
,408
,000
a. Variable(s) entered on step 1: DER, ROA, LnTA, SS.
90
Download