Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY visi MONTHLY REPORT INI BERISI LAPORAN REKAMAN KEGIATAN BULAN SEBELUMNYA DAN PENGUMUMAN/AGENDA KEGIATAN PII BULAN BERJALAN. MEDIA INI DIPERUNTUKKAN KHUSUS BAGI KALANGAN INTERNAL JAJARAN PENGURUS PUSAT PII BERIKUT DEWAN PENASEHAT, DEWAN INSINYUR, DEWAN PAKAR, MAJELIS KEHORMATAN INSINYUR DAN PENGURUS INTI BADAN KEJURUAN (BK), DAN PENGURUS CABANG. DISIAPKAN OLEH DIREKTUR EKSEKUTIF (DE) DANWAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF (WDE) PII Isi Sepenuhnya Menjadi Tanggung-jawab DE dan WDE. KONTAK: DIREKTUR EKSEKUTIF, RUDIANTO HANDOJO WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF, HERRY SUGIHARTO SEKRETARIAT: JL. HALIMUN 39 JAKARTA SELATAN 12980 TELP. 62-21 8352180-81, FAKS. 62-21 83700663 WEBSITES : www.pii.or.id EMAIL : [email protected] [email protected] EDISI INI: COVER ...........................................................................1 SALAM REDAKSI.......................................................2 MONTHLY REPORT ................................................4 PANDRI PRABONO, BISA JADI..........................5 AGAR ENGINEERING MENJADI MAINSTREAM......................................... 7 DISKUSI TRADING RESAPAN...............9 BKE KELOLA PEMBANGKIT ...........10 TENAS VII......................................11 AGENDA .....................................12 REKONSTRUKSI........................13 GALERI.....................................16 1 SALAM PEMBUKA Visi Indonesia 2030 mungkin bisa dicapai asalkan asumsi-asumsi yang mendasarinya juga bisa dipenuhi. Pertanyaannya, apakah visi itu dipersiapkan dengan seksama, berdasarkan tren dan kondisi riil yang bisa dicapai? Apakah visi itu mampu mengikat semua komponen bangsa sebagaimana yang berlangsung di China? Asumsi Pricewaterhouse Coopers bahwa kemampuan human capital Indonesia sangat memadai untuk membawa bangsa ini menjadi kekuatan ekonomi dunia, mungkin tak terlalu mengada-ada. Kemampuan ini, paling tidak, telah menyebabkan banyak perusahaan minyak di kawasan Teluk berlomba-lomba mendapatkan tenaga ahli dari Indonesia. Prof. Dr. Sudarto Notosewiyo, Dekan Fakultas Tambang dan Perminyakan ITB, mengatakan bahwa Indonesia kekurangan insinyur di bidang perminyakan. Antaralain karena banyak tenaga ahli perminyakan yang bekerja di luar negeri (Kompas 29/8/08). Memang, gaji besar bukan satu-satunya faktor terjaganya talent retention dan loyalitas seseorang akan pekerjaannya. Ada faktor-faktor lain yang tak kalah penting. Misalnya lingkungan yang mendorong peningkatan kemampuan kerja. Tetapi jumlah gaji adalah salah-satu faktor yang harus diperhitungkan. Kurangnya ahli perminyakan Indonesia di dalam negeri mengakibatkan tidak optimalnya pemanfaatan ESDM nasional bagi kepentingan bangsa. Padahal kandungan minyak dari eks tambang Belanda pun masih sangat prospektif. Ada cadangan blok Cepu dan cadangan yang luar biasa besar di lepas pantai barat Aceh. Adalah ironis bila begitu banyak tenaga ahli Indonesia yang bekerja di Petronas. Kenapa banyak sekali warga Indonesia dapat bekerja dengan baik dan berprestasi di luar negeri, tetapi tidak dapat berbuat banyak be- an dan pencapaian, sehingga dilangkahi orang lain. Bandingkan dengan Norwegia yang telah mengambil alih teknologi minyak lepas pantai Amerika Serikat dalam waktu10 tahun. “Sesudah 10 tahun tidak ada lagi ahli-ahli Amerika yang bekerja di Norwegia,” tulis MT Zen (Kompas/05/08),“Tak seorang ahli Amerika pun disana sekalipun modalnya adalah modal Amerika.” Norwegia dengan mandiri mengembangkan teknologi baru, terutama teknologi enhanced recovery yang mereka adopsi dari COMPLACENCY MENGUTIP MT ZEN, GURU BESAR EMERITUS ITB, SALAH-SATU KELEMAHAN BANGSA KITA ADALAH KECENDERUNGAN COMPLACENCY. FRASA ‘COMPLACENCY’ TIDAK DITEMUI DALAM KAMUS BAHASA INDONESIA. COMPLACENCY ADALAH SIKAP SEMACAM LENGAH-TERLENA, LUPA MENJAGA KEWASPADAAN DAN PENCAPAIAN, SEHINGGA DILANGKAHI ORANG LAIN. gitu masuk kembali ke sistem Indonesia? Mungkin seperti ujaran Hamlet,”There is something rotten, not in the ‘Kingdom of Denmark’, but here. ” – Yes,here, in our lovely Republic of Indonesia. Mengutip MT Zen, Guru Besar Emeritus ITB, salah-satu kelemahan bangsa kita adalah kecenderungan complacency. Frasa ‘complacency’ tidak ditemui dalam kamus Bahasa Indonesia. Complacency adalah sikap semacam lengah-terlena, lupa menjaga kewaspada2 Amerika. Berhasil memperbesar cadangan minyak Norwegia tiga kali lipat tanpa menyentuh kawasan-kawasan baru. Ketidakmampuan Negara mengembangkan teknologi perminyakan merupakan salah-satu complacency. Dan tentang hal ini, industri perminyakan bukan satu-satunya. Indonesia juga memiliki human capital yang kuat dalam berbagai industri lain. Desain pabrik sepeda motor Honda yang dibuat | ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009 insinyur Indonesia mampu mengalahkan desain yang disiapkan Jepang. Muatan lokal untuk industri sepeda motor sudah mendekati 100%. Industri sepeda motor di Indonesia telah memproduksi dan menjual jutaan unit sepeda motor pertahun. Di bidang ini telah terbangun komunitas tenaga ahli. Untuk industri mobil, muatan lokal dewasa ini sekitar 65%. Industri otomotif di Indonesia juga telah mencapai skala ekonomis sehingga memungkinkan untuk menambah SURGXNVLVHFDUDH¿VLHQEDJLNHSHQWLQJDQSDVDU ekspor. Pada 2007, ekspor mobil telah mencapai sekitar 230.000 unit. Dan melonjak hampir 50% di tahun berikutnya. Berbagai perusahaan otomotif Jepang yang beroperasi di Indonesia diam-diam telah menempatkan Indonesia sebagai basis produksi industri mobil mereka bagi pasar di luar negeri. Umumnya berupa kendaraan komersial seperti Toyota Innova, Suzuki APV, Daihatsu Terrios, dan Nissan Livina. Begitu banyak insinyur Indonesia terlibat. Begitu banyak tenaga ahli dari bidang lain yang terkait erat dengannya. Ini berarti terbangunnya komunitas tenaga ahli dalam berbagai industri. Yang belum ada hanyalah sebuah ke mauan politik yang kuat. Kemauan politik yang telah membangunkan macan-macan Asia. [RH] Engineer Asing di Indonesia design : [email protected] PII Daily Activities februari maret 4 FEBRUARI ‘09 9 FEBRUARI ‘09 10 - 12 FEBRUARI ‘09 12 FEBRUARI ‘09 13 FEBRUARI ‘09 18 FEBRUARI ‘09 24 FEBRUARI ‘09 25 FEBRUARI ‘09 27 FEBRUARI ‘09 5 MARET ‘09 10 MARET ‘09 12 MARET ‘09 17 MARET ‘09 17-19 MARET ‘09 24 MARET ‘09 sia. Tetapi ada catatan bahwa yang mengerjakan adalah tenaga ahli dari Jepang. Dana investasinya juga dari mereka, dan keselamatan investasi itu berdampak langsung kepada mereka. Logiskah kalau kita memaksa pakai konsultan indonesia yang notabene belum pernah menghadapi persoalan seperti itu, sedangkan mereka sudah berpengalaman? Contoh lain. Mitsui bikin pabrik petrokimia di sini, yang produknya diperuntukkan pada ekspor ke AS. Maka sangat logis kalau Mitsui membangun pabriknya dengan kontraktor Jepang, tenaga ahli Jepang, konsultannya juga dari Jepang, meski tukang lasnya dari Indonesia. Untuk memastikan bahwa investasinya aman. Contoh lain lagi. Pertamina mau bikin refunery. Investa- sinya dari Pertamina sendiri. Tapi ada uang hutangan dari mitra asing. Lalu proyek itu ternyata tidak menguntungkan. Sehingga dalam proyek berikutnya Pertamina “terpaksa” memenuhi permintaan mitra asing tersebut untuk melibatkan mereka juga. Termasuk, misalnya, menempatkan SDM mereka. Intinya, ada segmen yang bisa kita regulate, ada yang tidak. Pemerintah perlu membentuk policy Cſrmative secara generik yang nantinya akan diuji oleh pasar itu sendiri. Misalnya membuat ketentuan bahwa tender boleh mengikutkan perusahaan multinasional. Tetapi harus dipastikan bahwa ada setidaknya satu perusahaan indonesia yang ikut dalam tender itu. Yang, kalau perlu, perusahaan dari Indonesia itu boleh melakukan konsorsium dengan perusahaan asing. Kalaupun ketentuan itu dirasa belum cukup, karena perusahaan Indonsia kalah dalam ſnancing – bisa jadi karena perbedaan suku bunga perbankan – hendaklah perusahaan dari Indonesia diberikan ‘harga’ khusus. Hanya saja, perlu ada aturan main agar proyek yang dikerjakan perusahaan nasional jangan juga mengajukan penawaran terlalu tinggi di atas pengajuan perusahaan asing. Kesimpulannya, sistem tender adalah niscaya. Tender terbuka mesti dilakukan untuk memastikan adanya kejujuran dan keikutsertaan nasional, termasuk konten lokal di dalamnya. Konten lokal di sini juga berarti digunakannya material dan bahan baku lokal secara optimal. Di Tripatra, perusahaan yang dipimpin Ir. Pandri Prabono, terdapat sejumlah pekerja asing. Untuk aplikasi 3D plant program design system, misalnya, Tripatra menggunakan programmer asing. Menurut Ir. PP, Tripatra menggunakan insinyur asing karena tenaga lokal tidak mencukupi. “Soal bisa-tidak bisa ini memang debatable. Contohnya, kita perlu seorang yang tenaga ahli untuk melakukan tawarmenawar di pasar internasional. Bukannya tidak ada orang Indonesia yang bisa melakukan hal itu. Tapi orang Indonesia yang bisa melakukan itu dengan baik ternyata tidak lagi berada di level tenaga ahli melainkan di level direktur.” Engineer di Mancanegara Berikut komentar para engineer tentang engineer asing, serta insinyur Indonesia di mancanegara, dan tambahan dari milis insinyur. Wishnu B. : “Dukungan pemerintah di India terhadap teknologi lebih baik daripada pemerintah Indonesia. Visi India dapat diterjemahkan lebih baik oleh pemerintahannya. Teman-2 dari Indonesia yang sekarang mencari nafkah di negeri orang juga bukan orang bodoh atau pemalas. Yang kurang adalah penciptaan sarana untuk menonjolkan kehandalan orang Indonesia. Baru mau bikin blue energy saja sudah dipojokkan ini dan itu. Baru mau bikin bio-ethanol saja, sudah dijelek-jelekkan ini dan itu. Yang bersikap demikian herannya justru dari bangsa sendiri, berpendidikan tinggi dan dari Mungkin bangsa kita harus kembali ke asal yaitu bangsa agraris dan bangsa pelaut. IT dan Industrinya fokus untuk menunjang kedua bidang itu.” B. Ismawan: ”Di India dan China perusahaan product tumbuh dengan pesat, beda dengan Indonesia. Di China komponen pendukung BTS-pun bisa dikerjakan level home industri…. Iklim semacam ini yang 6 merangsang SDM nya untuk maju. Kita liat di Indonesia, program alih teknologi benar-benar tak terdengar lagi. Setiap produk masuk dengan bebasnya, samsekali tanpa pertimbangan alih teknologi.” Johan Batubara : ”Mengapa insinyur asing dibayar lebih tinggi? Tentu jangan dibandingkan orang India di sini dengan yang working class (buruh kasar atau supir). Mereka yang di Indonesia itu kalangan intelek yang university graduate,yang kira2 the best 5-10% dari seluruh warga India. So apakah Anda berada di sekitar 5-10% seluruh penduduk Indonesia? Harusnya kita senang job market Indonesia terbuka seperti itu, kita bisa bersaing dengan orang2 berkualitas, bisa ikut improvment and knowledge transfer..” Priandoyo: “Orang2 India kayaknya punya semboyan ’Hidup untuk Kerja’. Kerja12-16 jam sudah biasa buat mereka. Kenapa perusahaan sekelas Microsoft/ Google/IBM buat R&D center di Bangalore. Kenapa IT India ada di peringkat 57 universitas dunia? Ada ’silicon valley’ juga di India.’ Sebuah tempat dimana markas2 IBM, Microsoft, dll berada. | ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009 Saya banyak belajar dari seorang IT professional senior asal India, yg saya yakin benar2 pantas atas gaji-nya.” Agustian : “Mayoritas orang India, dari anak-anak hingga nenek-nenek, melek IT. - Itu jelas aku tau sendiri, karena tetanggaku dulu seorang Guru Yoga, tapi melek IT. Top Abis! Soal hard skill dan knowledge mereka, jangan tanya! Mereka benar-benar mature dalam hal ini. Jangankan di NTS atau BakrieTelecom. Di SMART Telecom, orang2 India juga banyak. It’s ok soalnya mereka memang qualiMPLS engineer, NOC, BSS/RAN, RF Optimization. Jika ada orang lokal lebih kompeten, tentu perusahaan akan pilih yang lokal karena lebih mudah berkomunikasi, tidak perlu pakai kurs2an duit gajinya, dan banyak aspek psikologis lainnya tentunya… the problem is kita Indonesian people sering kalah?” Insinyur di luar negeri Syafrie: ”Banyak kawan saya di United States, usia 50th keatas tetapi masih tetap status engineer. Apakah ada di Indonesia ada engineer telco atau IT yang umurnya 40- 50th? Setahu saya belum ada. Kalaupun kerja di operator, umur segitu sudah ditawari pensiun muda. Maka yang banyak terjadi di Indonesia, orang sudah berpindah ke management kala usia early 30th.” Jono: “Saya cuma mau cerita pengalaman saya saja. Tahun 1997 saya dapat kesempatan ambil S-2 di Amerika. Tahun 2000 mendapat pekerjaan engineer di perusahaan kontraktor Chicago. Selama tujuh tahun saya meniti karir dari level Engineer-1 hingga project manager. Salary terakhir saya di sana US$ 75.000/tahun (kotor), dengan potongan tax, medical, FICA, FUCA, Social Security, dll, take home pay per bulan sekitar $ 4.500/bulan. Salary ini termasuk median income pay untuk jabatan managerial di US. Yah, pas-pasan lah, kadang nombok. Sekarang saya sudah balik ke Jakarta, bekerja di perusahaan property dengan level senior manager, gaji 20 juta/bulan. Masih kredit mobil dan ngontrak rumah. Moral of the story: Yang penting adalah berapa besar anda dapat menyisihkan uang untuk tabungan anda, bukan seberapa besar anda digaji. [] Ir. Heru Dewanto MSC(Eng) DI MASA LALU , katanya, ada tokoh-tokoh semacam Pak Habibie dan Pak Hartarto yang memperjuangkan mimpi yang sama. Pak Habibie lebih pada industri strategis, sedangkan Pak Hartarto pada industri berbasis sumberdaya alam. Sayangnya ada faktor X yang mendistorsi langkah-langkah ini. Salah-satunya adalah karena penerapannya ternyata berjalan terlau eksklusif. Belajar dari situ, kali ini kita buat agenda yang merangkul semua pihak. Kita menawarkan diri untuk menjadi jalan menuju ke sasaran yang diinginkan. Dalam kerangka itu kita mengajak semua stake holder, termasuk kalangan di luar engineering. Kalau sudah begini, kita sudah tidak bicara tentang iVsi Indonesia 2020 atau 2030 lagi. Kita fokus pada bagaimana cara mencapainya. Bagaimana teknologi mengisi langkahlangkah itu step by step. Persisnya, bagaimana manajemen pencapaian visi itu. Ir.Heru Dewanto (HD) MSc menjadi Sekjen Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada tahun 2006. Dia mulai aktif di PII saat PII dipimpin oleh Ir. Pandri Prabono, dan wakil ketuanya Ir. Rauf Purnama. Agar Engineering Menjadi Mainstream ”MULAI TAHUN INI KITA HARUS MENDORONG AGAR TEKNOLOGI DAN ENGINEERING MENJADI MAINSTREAM PEMBANGUNAN NASIONAL.” DEMIKIAN DIKATAKAN SEKJEN PERSATUAN INSINYUR INDONESIA, HERU DEWANTO, MSC. Begitu masuk dan menjadi wasekjen, PII menyongsong event Sidang Dewan Insinyur dan HD menjadi ketua panitia. Sidang mengundang Nurcholis Madjid yang waktu itu diusung jadi capres. ”Itu kepanitiaan saya yang pertama di PII,” katanya. Karena itu ia ingin mentradisikan Sidang Dewan Insinyur sebagai kegiatan rutin. Tapi setelah periode itu HD menjadi Ketua Komite Hubungan Internasional. Yang ia lakukan di situ pertama kali adalah mereview semua aktivitas PII di mancanegara. Antara lain Tripartit Meeting, CAFEO , FEISEAP, dan APEC Engineer Meeting. HD mencoba membawa PII untuk proaktif di situ. Tetapi dalam sebuah event dalam Tripartit Meeting HD mengusulkan agar forum itu dibubarkan saja. Reaksinya ramai tentu saja. Tapi belakangan terbukti bahwa Tri- partit Meeting akhirnya bubar. Sebab Tripartit Meeting memang makin tidak jelas konteksnya. Dengan FEISEAP, HD melobi beberapa kolega Malaysia dan Filipina. Intinya bagaimana memberi konten baru pada FEISEAP. Konten baru itu akhirnya disepakati berupa akreditasi pendidikan. Mereka kemudian membuat FEISEAP Accord, dan HD jadi ketua panitia Sidang Umum FEISEAP General Assembly di Jakarta. Di situlah digulirkan Jakarta Declaration. Sebagaimana diketahui, Jakarta Declaration antara lain mempertahankan FEISEAP yang bermuatan baru dan mengubah cakupan wilayah FEISEAP menMDGL$VLD3DVL¿NVHKLQJJD namanya pun diubah menjadi FEIEAP. Kontennya, tetap fokus pada akreditasi pendidikan. Inilah peranperan yang dimainkan PII Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY | 7 BERITA MITRA waktu itu. Komite Hubungan Internasional PII telah menjadi trendsetter di dunia engineering $VLD3DVLN Dalam kepengurusan berikutnya HD ditarik menjadi sekjen. Sejak itu concernnya adalah soal regenerasi di PII. Ada kesenjangan usia dalam kepengurusan. Jembatan yang menghubungkan pengurus saat ini dengan generasi yang lebih muda belum sepenuhnya berfungsi. Idealnya ada lebih banyak anak muda dalam kepengurusan. Jadi, FAM mestinya menjadi semacam inkubator buat kepengurusan di PII. Tetapi inkubasi itu belum berlangsung hingga saat ini. Yang terjadi adalah orangorang yang semula aktif di FAM kemudian terserap oleh kesibukan di luar. Pilihannya adalah merekrut profesional dari luar PII. Tetapi bila ini terjadi berarti kaderisasi melalui jalur FAM tidak berjalan. Maka dalam Tenas FAM 7 di Malang baru-baru ini kehadirannya adalah untuk menggarap soal ini secara khusus. “Misi saya dalam Pertemuan Nasional FAM adalah memastikan kepengurusan yang baru bisa bersinergi dengan PP- PII, dan tentunya agar regenerasi PII dari FAM. 8 bisa terlaksana,” katanya kepada EM Ir. Heru Dewanto mungkin sangat tepat untuk memfasilitasi keberadaan FAM-PII. Ia punya bekal pengalaman sebagai Ketua Senat Mahasiswa Univesitas Gajah Mada. Setamat dari Fakultas Teknik Sipil UGM pada 1992, HD mendapat beasiswa post graduate jurusan railways & public transport di Austria, lalu Universitas Leeds, Inggris. HD terlibat dalam pembanguan jalan tol, kereta-api, perumahan, pengadaan air bersih, proses pembuangan limbah, pelabuhan, terminal, pembangkit, dan industrial. Ia lalu mengembangkan rumah berbahan beton praktis untuk daerah bencana. Pada 2005 ia menulis sebuah buku yang amat inspiring, “Pemimpi Perubahan: Infrastruktur, Bahasa untuk Rakyat” yang diterbitkan oleh sejumlah sponsor. Setahun kemudian ia menerbitkan sebuah buku lainnya, “Serambi Martabat: Aceh, Sebuah Metamorphosis”. HD berkomitmen untuk mengusung misi menjadikan teknologi dan engineering sebagai mainstream pembangunan nasional. | ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009 PT. INTI KARYA PERSADA TEHNIK (IKPT) adalah sebuah perusahaan swasta nasional Indonesia yang bergerak dalam bidang rancang bangun dan perekayasaan dengan kantor pusatnya di Jakarta. IKPT didirikan pada bulan Pebruari 1982 berdasarkan hukum Indonesia. IKPT menyediakan bermacam-macam jasa, seperti; Manajemen Proyek, Rancang-Bangun Disain, Pengadaan, Aktivitas Konstruksi untuk industri process plant, seperti; LNG/LPG, Minyak dan Gas, Instalasi Penyulingan, Bahan Kimia, Petrokimia, Pembangkit Tenaga Listrik, dan Industri Berat lainnya (seperti; pertambangan, pelabuhan, bangunan sipil, dll.). Sejak awal berdirinya, IKPT mempunyai tekad untuk menjadi perusahaan kontraktor yang terkenal diseluruh dunia dengan kemampuan dan kapabilitas yang unggul. Untuk mencapai cita-cita tersebut IKPT telah berpartisipasi dalam berbagai proyek dengan kompleksitas dan ukuran yang bervariasi, dan berlokasi di berbagai tempat di Indonesia dan dunia. Delapan tahun setelah pendiriannya, IKPT mendapatkan kontrak EPC sebagai Kontraktor Utama untuk pabrik Amoniak dan Urea di Gresik. Pabrik tersebut dibangun diatas lahan yang sempit berukuran 100m x 100m, hal ini dinilai sebagai suatu terobosan, mengingat komplexitas pabrik dan kapasitasnya yang cukup besar Prestasi lainnya tercapai pada tahun 1991, ketika IKPT mendapatkan sebuah kontrak EPC dan IKPT sebagai Kontrator Utama untuk LNG Train F di Bontang, Kalimantan Timur. IKPT menyelesaikan proyek itu satu bulan lebih cepat dari jadwal, dan menerima penghargaan atas prestasi 12 juta jam kerja tanpa kecelakaan / kematian nol. Keberhasilan ini dan pekerjaan berkwalitas lainnya telah dicapai oleh IKPT dikarenakan mutu sumber daya manusianya, kecakapan dalam melaksanakan pekerjaan dan kemampuan memanaje setiap langkah proses kerja untuk mencapai satu tujuan.[] REKAYASA HIJAU ATASI MASALAH LINGKUNGAN diskusi ‘trading’ resapan di KLH DIREKTUR EKSEKUTIF (DE) PII MEMPRESENTASIKAN PAPARAN BERJUDUL "TRANSFER RESAPAN" KEPADA KEMENTRIAN LINGKUNGAN HIDUP RI DI RUANG KERJA DEPUTI 7 KLH , 9/2. MENURUT DE-PII, Rudianto Handojo, usulan “Transfer Resap an” memang terinspirasi oleh carbon trading yang kini mulai dilaksanakan oleh berbagai negara di penjuru dunia. Seluruh deputy KLH yang hadir menyambut baik usulan PII tentang transfer resapan. Dapat dikatakan bahwa tidak terdapat satupun keberatan maupun penolakan menanggapi usulan tersebut. Floor sependapat, soal resapan di DKI sesungguhnya tidak bisa hanya diselesaikan di Jakarta. Melainkan juga perlu melibatkan daerah-daerah lain, terutama kawasan interland dan gununggunung di selatan Jakarta seperti Gunung Salak dan Gunung Gede-Pangrango. Seperti halnya konsep carbon trading yang melibatkan banyak negara dunia, konsep pertukaran resapan ini melibatkan daerah-daerah di Indonesia, termasuk kota dan desa. Dalam penjajakan sebelumnya, pihak Jasa Marga secara lisan juga menyatakan setuju dan mendukung bila di sepanjang sisi jalan tol dibuat parit resapan. Tetapi dalam realisasinya, upaya ini tentu melibatkan pemerintahan lintas daerah. Persoalan yang juga mencuat adalah ketersediaan anggaran dan sumber dana. Apakah akan menggunakan APBD ataukah sebaiknya melibatkan swasta dan masyarakat pemilik bangunan. DE dalam paparannya mengilustrasikan, dalam sebuah banjir di DKI tecatat rata-rata 176 juta m3 genangan air dengan volume 304 juta m3 air. 63% berasal dari hulu dan tengah DAS, dan 37% dari DKI Jakarta. Menurut data KIMPRASWIL, total kerugian ekonomi mencapai Rp 9,88 triliun. Banjir terjadi karena beberapa hal. Pertama, perubahan daya dukung lingkungan. Perubahan tata ruang, penggunaan lahan, dan perkerasan. Air yang seharusnya meresap menjadi tergenang sehingga menimbulkan banjir. Inkonsistensi pada pengaturan ekosistem yang telah disepakati. Kedua, perubahan iklim karena pemanasan global. Perubahan kenaikan muka air laut, backwater makin jauh ke dalam. Perubahan cuaca karena global warming, dan musim hujan menjadi lebih ƀuktuatif dengan intensitas tinggi dari badai. Antisipasi dan usulan engineering 25-50 tahun ke depan seyogyanya dilakukan dengan beberapa pendekatan. Pertama, menghindarkan bencana air: banjir di musim penghujan sekaligus kekeringan di musim kemarau. Kedua, Solusi sinergis yang menyesuaikan sifat lingkungan (soft engineering) dan yang mengatasi kecenderungan alam (hard engineering). Dan ketiga, Melengkapi apa yang telah dilakukan pemerintah sebagai sistem secara komprehensif meliputi seluruh DAS, dari hulu hingga ke muara. Menyertakan peran hak dan kewajiban masyarakat secara berkelanjutan Teknologi yang dipilih : Menambah jumlah air hujan yang meresap. Di bagian hulu dibuat sumur resapan, di bagian tengah dibuat waduk resapan, dan di bagian hilir dibuat sumur resapan dalam. Di kawasan muara dibuat dam penahan pasang laut dengan permukaan yang 2 m lebih rendah. Beberapa kendala yang mungkin timbul adalah, pemanfaatan tanah untuk pertanian membuat pengguna tanah tidak merasa perlu membuat resapan. Tetapi nilai tambah yang rendah membuat para petani penggarap memang tidak layak membiayai pembuatannya. Sementara di kawasan hilir, Peraturan Daerah DKI Jakarta (IMB) mensyaratkan sumur resapan untuk bangunan baru berdasar luas atap. Padahal secara teknis tidak semua permukaan lahan bisa menyerap air. Keadaaan ini seharusnya tidak menghapuskan kewajiban membuat resapan. Maka perlu ada transfer pembuatan resapan. Kasus DKI Jakarta : Area gedung + 13.200 ha, perkerasan halaman + 10.560 ha. Area perumahan + 26.400 ha. Perkerasan halaman + 13.200 ha. Plus area perkerasan jalan + 13.200 ha. Langkah-langkah yang diusulkan adalah, agar KLH merumuskan program transfer resapan, mencakup pembuatan model, tata-cara, pembakuan, dan sosialisasi. Lalu melakukan survey daya serap tanah (perkolasi) untuk mengetahui struktur geologi, perkerasan, permukaan air tanah, dan permukaan tanah. Kemudian melakukan analisis untuk mengetahui kewajiban dan kapasitas resapan air. Hasil analisis berupa prospek resapan, volume resapan, kecepatan resap, dan tempat resapan. Membuat perencanaan resapan air setempat dan waduk resapan di tempat lain. Mendata desain resapan, posisi, bentuk, ukuran, jumlah, hitungan kapasitas, spesiſkasi teknik, dan prakiraan biaya. Menguji berkala kapasitas sumur resapan air @ 2 th untuk mengetahui perubahan kemampuan sumur resapan. Data-data hasil survey, analisis, dan perencanaan dihimpun di pusat data. Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY | 9 BKE Kelola Pembangkit Energi Terbarukan UNTUK mendukung kegiatan Badan Kejuruan Elektro (BKE) PII , pengurus BKE telah mendirikan sebuah yayasan dan badan usaha. Dalam pembentukan yayasan, telah disepakati namanya yaitu Yayasan Pengembangan Teknik Elektro (YPTE). Sedangkan perusahaannya bernama PT Elektro Indonesia Mandiri (EIM). Ketua YPTE Ir. Djoko Winarno, MM, IPM mengatakan, baik yayasan maupun PT milik BKE ini akan memfokuskan diri pada energi terbarukan. PT EIM dengan modal dasar Rp. 1 M ini akan mengelola pembangkit listrik dengan energi terbarukan. Hasil usaha direncanakan untuk menambah pemasukan ke kas BKE. Untuk mewujudkan program tersebut maka telebih dulu BKE telah membentuk sebuah yayasan dan sebuah PT. Struktur Pengurus YPTE Dewan Pendiri : 1. Ir. Djoko Winarno, MM, IPM 2. Ir. Rudi Rachmat, IPM 3. Ir. Piet Supardi Suryadi, IPM 4. Ir. Sonny Purnara, IPM 5. Ir. Lili Tjarli Tahlan Dewan Pembina: 1. Ir. Airlangga Hartarto, MMT, MBA 2. Dr. Ir. Luluk Sumiarso 3. Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, MA 4. Ir. Fahmi Mochtar, MM, IPM 5. Ir. Rinaldi Firmansyah, CFA Dewan Pengawas: 1. Dr. Ir. Ashwin Sasongko, M.Sc 2. Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, IPM 3. Ir. Ali Herman Ibrahim, MM 10 ha di bidang PLTMH, karena keterbatasan modal YPTE / PT EIM, maka diperlukan kerjasama dengan beberapa pihak, termasuk dengan investor. Bendahara BKE yang juga menjadi bendahara YPTE dalam laporannya mengatakan, saldo kas BKE sat ini Rp. 800 juta. Ir. Piet Supardi optimis modal kerja akan segera terpenuhi karena YPTE juga menawarkan kepada anggota BKE untuk membeli saham senilai @ Rp. 1 juta/lembar, minimum lima lembar. Pemegang Saham PT EIM dimiliki oleh YPTE 60% dan perorangan anggota BKE-PII sebanyak 40% Dewan Pengurus : 1. Ketua : Ir. Djoko Winarno, MM, IPM 2. Wakil Ketua : Dr. Ir. Ariſn Nugroho, IPM 3. Sekretaris : Ir. Rudi Rachmat, IPM 4. Wakil Sekretaris: Ir. Sonny Purnara, IPM 5. Bendahara : Ir. Piet Supardi Suryadi, IPM Untuk mencapai tujuannya, YPTE melakukan sejumlah usaha- antara lain pengembangan proyek-proyek inkubator, usaha di bidang komputer, komunikasi, kendali, elektronika, energi, dan instrumentasi. Usaha di bidang lainnya adalah menerbitkan buku dan jurnal untuk meningkatkan kemampuan SDM . YPTE juga akan menyelenggarakan, mengembangkan, membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dengan | ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009 joint operation pengembangan BLK-Depnakertrans dan kursus-kursus power system operation, power system protections, dan maintenance, wireless communications, optical communication, electrical installation, dan practical electric serta electronic equipment. Susunan Pengurus/Pengelola PT EIM Komisaris : 1. Ir. Djoko Winarno, MM, IPM 2. Ir. Rudi Rachmat, IPM Direksi : 1. Direktur Utama : Ir. Lili Tjarli Tahlan 2. Direktur Teknik : Dr. Ir. Ariſn Nugroho, IPM 3. Direktur Umum : Ir. Piet Supardi Suryadi, IPM Untuk merealisasikan usa- SYUKURAN BKE me-launching didirikannya yayasan dan PT milik BKE ini, 15/1 di Kantor PP PII Jl. Halimun 39 Jakarta. Acara launching dilanjutkan dengan syukuran bahwa salah seorang pengurus YPTE, Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, IPM menjadi Kepala BPPT. Dr. Marzan mengatakan, boleh jadi ia diangkat menjadi kepala BPPT karena mencantumkan sebagai anggota PII dalam CV-nya. Konon beberapa pejabat lain juga diangkat karena menjadi anggota PII. Anggota Dewan Pengawas YPTE itu menutup sambutannya dengan terimakasih atas apresiasi segenap anggota PII dan BKE khususnya. Ketua Umum PII, Ir. Airlangga Hartarto juga berkesempatan menyampaikan sambutannya yang acap mengundang aplaus hadirin. “Foto mantan kepala BPPT ada disitu (menunjuk dinding dalam Ruang Serba-Guna PII). Ada pula di antaranya yang kemudian menjadi Presiden RI. Mungkin Kepala BPPT yang sekarang pun akan demikian ” Temu Nasiona asionall VVIIII FORUM Anggota Muda Persatuan Insinyur Indonesia (FA F MPII), baru saj a a menyelenggarakan sebuah haj a atan besar yang dikenal dengan nama Temu Nasional VII (TENAS VII) F M-PII yang diselenggarakan FA di Kota Malang tanggal 24-25 Januari 2009. TENAS merupakan Forum tertinggi organisasi dalam pengambilan keputusan, yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Pelaksanaan TENAS VII tahun 2009 mengambil Tema,“Indonesia Outlook 2009, Membangun Paradigma Baru Insinyur Muda Indonesia yang Optimis, K ritis dan Dinamis”. Tema ini dipilih didorong oleh keinginan dan semangat untuk mengarungi tahun 2009 dengan penuh harapan, optimis, tetap dinamis dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan global. Rangkaian acara TENAS VII antara lain adalah Seminar Nasional, menghadirkan nara sumber dari berbagai kalangan, baik dari dunia industri, pemerintah, akademisi, maupun praktisi bisnis. Hadir sebagai nara sumber antara lain: Prof. Dr. Ir. Kamaruddin Abdullah dari Pengurus Pusat PII sekaligus mewakili akademisi, Ir. Rudianto Handoj o o (PII), Sony T (PT Semen Gresik), Ir. Urip Tiimuryono (Asosiasi Semen Indone sia), dan Imam Gunawan dari Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga. Hadir pula dalam acara ini antara lain: Ketua PII Cabang Malang, Prof. Dr. Ir. Sugito, Sekretaris Pengurus Wilayah PII Jawa Timur, Bambang S. Sedangkan gong pembukaan secara resmi TENAS VII dilakukan oleh Ir. Heru Dewanto, MSc, Sekj k en Pengurus Pusat PII mewakili Ketua Umum yang berhalangan hadir. Acara ini mendapat dukungan sponsorship, antara lain dari PT Antam, PT Pupuk Kaltim Bontang, PII, PT Petrokimia gresik, PT PA P L, PT Pusri, dan PT KAI. Sesi seminar dihadiri BERITA MITRA Forum Anggota Muda Persatuan Insinyur Indonesia Malang, 24 Januari 2009 200 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, praktisi bisnis , pengurus PII cabang, FA F M-PII se-Indonesia, dan undangan lainya. Peserta cukup antusias mengikuti jalannya seminar, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan kritis hingga acara usai. Sore hari dilanj n utkan dengan pembahasan materi persidangan. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 100 orang Insinyur Muda dan Anggota Mahasiswa dari FA F M-PII Pusat dan FA F M PII Cabang yang berasal dari Jogjakarta, Cilegon, Kalimantan Timur, Makassar, Pangkep, Malang, dll. Persidangan ini membahas antara lain Agenda dan Tatib TENAS, Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ P ) Ketua Umum, Ir. Ahmad Tahir, Pemandangan Umum peserta, Pembahasan Garigaris besar program FA F M-PII, Rekomendasi serta Pemilihan Ketua Umum FA F M-PII untuk periode 2009/2010. Suasana persidangan TE- NAS terlihat cukup alot hingga menyita waktu samapai pukul 02.00 dini hari. Perdebatan dan adu argumentasi peserta sudah terlihat sej e ak awal persidangan, dan memaksa pimpinan sidang sementara (steering committee) yang terdiri dari M. Erfa f ndi Delamunte, Mardan Muhammad, dan Indra Kurniadi berulang kali bergantian. Demikian pula halnya dengan pembahasan materi keorganisasian, LPJ P , cukup memakan waktu. Puncak acara adalah pemilihan Ketua Umum F M PII periode 2009/2010. FA Calon terpilih yakni Ir.Qiqi Asmara tidak mendapat rival alias calon tunggal setelah tiga kandidat lainnya yaitu: Ade Ibrahim, Indra Kurniadi, dan Natal Rochester mengundurkan diri. Acara TENAS VII ditutup oleh ketua terpilih: Ir. Qiqi Asmara sekitar pukul 02.00 dini hari tanggal 25 Januari 2009. [Ade Ibrahim] BERITA MITRA SEBAGAI Perusahaan jalan tol pertama di Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam membangun dan mengoperasikan jalan tol, saat ini Jasa Marga adalah leader dalam industri jalan tol di Indonesia. PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. dengan kode bursa JSMR dalam semester I tahun 2008 membukukan peningkatan pendapatan sebesar 40% atau setara dengan Rp 1,626 triliun, dibandingkan pendapatan JSMR dalam semester I di tahun 2007 yang mencapai angka Rp 1,165 triliun. KINERJA semester I 2008 ini lebih baik daripada yang direncanakan, dan perusahaan optimis bahwa rencana kinerja tahun 2008 dapat dicapai. SAAT INI Jasa Marga sedang berkonsentrasi untuk membangun 5 proyek jalan tol baru yang telah dimiliki konsesinya, yaitu Bogor Ring Road, Semarang-Solo, Gempol-Pasuruan, Cengkareng-Kunciran dan Kunciran– Serpong serta 1 proyek yang merupakan penyelesaian dari jalan tol JORR yaitu seksi JORR W 2 Utara (UlujamiKebun Jeruk). Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY L | 11 Agenda 2009 Rekomendasi Teknologi eknologi “Mengembalikan Teknolog eknologii pada Arus Utama Pembangunan embanguna unan Nasional” DISKUSI PANEL 1 POSISI TEKNOLOGI KINI, PENYEBAB DAN AKIBATNYA PADA CITA-CITA MARET 2009 PUKUL 15:00 – 17:00 DISKUSI PANEL 2 VISI 2020 – 2025 - 2030, KESENJANGAN & KENDALA APRIL 2009, PUKUL 12:30 – 17:00 DISKUSI PANEL 3 MANAJEMEN PENCAPAIAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI MEI 2009, PUKUL 12:30 – 17:00 DISKUSI PANEL 4 PRASYARAT & LANGKAH STRATEGIS KUASAI TEKNOLOGI PENDUKUNG JUNI 2009, PUKUL 12:30 – 17:00 Diskusi pertama dengan tema “Peta Jalan (Road Map) Menuju Rekomendasi Teknologi” diawali dengan falsafah mengenal dan mensyukuri apa yang kita miliki atas anugerah yang Maha Kuasa. Pemanfaatan teknologi akan memberikan nilai tambah yang lebih tinggi pada apa yang dimiliki. Keberhasilan akan lebih terjangkau bila kita berusaha dibidang yang paling mudah kita lakukan berdasarkan situasi spesifik negara dan bangsa kita. Untuk mengembalikan peranan teknologi dalam menciptakan kemakmuran, perlu langkah seiring dengan program industrialisasi yang diarahkan oleh pertimbangan ekonomi. Disini perlu disepakati industri mana, industri apa yang menciptakan nilai tambah paling besar dan mempunyai forward dan backward linkage paling panjang. Titik tolak dan alur pikir ini diharapkan menjadikan tahap demi tahap diskusi selanjutnya dapat berlangsung dengan produktif dan efisien. Rekomendasi: pola pikir yang melandasi langkah mengembalikan peranan teknologi untuk kemakmuran. Diskusi kedua bertema “Posisi Teknologi Kini, Penyebab dan Akibatnya pada Cita-Cita” mengupas berbagai situasi dan kondisi yang dirasa telah menghambat kemampuan untuk me- nguasai dan mengembangkan teknologi dalam proses pembangunan nasional. Ada beberapa pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya dari para ahli yang diundang dalam diskusi panel ini, antaranya: - Mengapa masih input driven (dan capital driven) dan tidak segera menjadi technology driven - Mengapa cenderung reaktif terhadap perubahan perkembangan - Mengapa penguasaan teknologi tidak menjadi agenda gerakan sosial - Mengapa pengembangan teknologi tidak menjadi prioritas utama - Sejauh mana pengaruh modal asing dalam upaya penguasaan technologi Rangkaian jawaban diharapkan dapat dirangkum menjadi rekomendasi meniadakan hambatan, memperbaiki langkah ke depan. Dalam diskusi ketiga bertema: ”Visi, Kesenjangan, Kendala & Solusi” diharapkan muncul klasifikasi dan pengerucutan prospek, peluang, tantangan dan kekuatan yang dimiliki yang mengusung berbagai studi visi cita-cita bangsa yang pernah muncul. Ada sisa penjelasan yang diperlukan yang menyangkut: 12 | ENGINEER MONTHLY L | No. XXX | Maret 2009 - Apa makna dan isi berbagai visi bangsa dan apa langkah yang telah disiapkan - Apa masalah utama tidak mengaitnya berbagai visi dari masyarakat (industri dan profesional) dengan program pemerintah - Apa yang ingin dimiliki untuk keberlanjutan pembangunan nasional - Apa saja yang telah dibangun dan dimiliki yang patut menjadi basis visi cita-cita - Teknologi apa saja yang masih perlu dikuasai dan dikembangkan - Apa saja kemungkinan hambatan faktor luar Rekomendasi: menetapkan bentuk, kualitas, kuantitas visi cita-cita. Diskusi keempat dimaksudkan untuk mengeksplorasi pendekatan teknik manajemen strategi dan manajemen proyek untuk menghasilkan berbagai langkah, tahapan dan dukungan teknologi yang diperlukan. Juga ingin memperdalam detil prasyarat, langkah-langkah pendukung penguasaan teknologi dalam hitungan waktu dan kuantitasnya, termasuk jaringan kerja dan kebutuhan klaster dalam peta geografi Nusantara. Diskusi ini ingin mencari jawaban atas: - Bagaimana memposisikan sumberdaya sosial & budaya & tiap daerah - Bagaimana mentahapkan dalam satuan lima tahunan - Bagaimana kebutuhan sumberdaya teknologi dan sumberdaya insinyur yang diperlukan - Keperluan jaringan penguasaan teknologi dan waktu yang diperlukan - Keperluan pembelajarannya, waktunya, sumber teknologinya - Dari perhitungan mundur: apa yang harus disiapkan dalam 2010 - 2015 Rekomendasi: kontribusi insinyur dalam manajemen pembangunan nasional dengan rekomendasi fokus lima tahunan. Paparan Panelis seyogyanya merupakan penjelasan butiran pokok atas makalah tertulis. Penuangkan dalam tulisan sangat diperlukan untuk melancarkan pemahaman sebelumnya dan memudahkan penuangannya dalam buku yang akan disusun. Makalah dan paparan selanjutnya akan ditempatkan di website PII. Para undangan dapat menyampaikan makalah untuk memperkaya diskusi dan sangat berguna agar penyampaian pikiran terjaga kejernihannya. Rekonstruksi Sumberdaya dalam Waktu yang Terukur PEMBANGUNAN ekonomi yang pragmatis telah mendorong kalangan industri untuk lebih praktis membeli teknologi sebagai barang modal dan tinggal menggunakannya saja. Menumpukan pembangunan, pertumbuhan dan lapangan kerja pada modal asing dan investasi asing tanpa agenda teknologi telah menyempitkan kesempatan pengembangan – penguasaan teknologi. Ada dua sinyal yang mengganggu untuk melangkah ke depan. Pertama bahwa tanpa disadari kita telah berulang kali menurunkan benchmark capaian kita. Dari ingin setara Jepang, kemudian Taiwan, Korea, Malaysia, China dan jangan sampai kemudian Vietnam. Yang kedua, sudah banyak cita-cita dari berbagai studi di masyarakat, visi 2020, 2025, 2030 dan jangan sampai kemudian 2035 dan seterusnya tanpa masing-masing ada proses pencapaiannya. Keduanya menunjukkan bahwa ada keinginan kuat untuk maju namun tidak cukup langkahnya dan tidak cukup terbangun iklimnya. Sekarang ini berbagai perangkat perundangan yang menyangkut teknologi sudah ada, ada lebih dari 60 lembaga ristek, perguruan tinggi teknik tersebar dan ada yang masuk rangking dunia, BUMN Strategis telah memikul tugasnya, namun teknologi belum menjadi arus utama pembangunan. Kalau kita dapat mengetahui penyebabnya, apakah karena kepentingan politik dan ekonomi atau faktor sosial dan budaya, maka langkah ke depan akan lebih jelas. Di lain pihak banyak yang tengah dilakukan kini lebih bersifat reaktif, terimbas perkembangan; kepentingan sesaat; dan isu yang mengemuka. Sudah waktunya untuk beranjak memanfaatkan kemampuan mendeteksi perkembang- an yang akan terjadi, sekaligus mengambil langkah-langkah terkedepan. INISIATIF SEDERHANA PII Sudah banyak yang dicitacitakan dan sudah banyak yang melakukan studi. PII menghormati dan menghargai seluruh upaya masyarakat itu dan tidak bermaksud mengulang atau membuat studi cita-cita baru. Setelah memahami mengapa tidak kunjung terjadi technology driven, yang ingin dilakukan PII adalah menghimpun berbagai hasil studi tersebut menjadi cita-cita yang terstruktur, dan kemudian mengelaborasi berbagai sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai cita-cita baru tepat pada waktunya. Ada sumberdaya alam yang perlu bermacam sumberdaya teknologi tertentu, yang perlu dikembangkan oleh sumberdaya manusia, dalam kuantitas dan spesiſkasi kualitasnya. Kesemuanya terkonstruksi dalam sumberdaya sosial dan sumberdaya hukum yang mendukungnya. Dan kesemuanya terangkai, seri atau paralel, terikat oleh rentang waktu. Membangun berbagai sumberdaya di atas memerlu kan langkah-langkah dengan waktu yang terukur. PII berinisiatif menggelar 4 (empat) diskusi panel ntuk melahirkan rekomendasi hasil elaborasi mengapa, apa, bagaimana dalam hitungan waktu dan kuantitas berbagai pendukung untuk tercapainya bangunan cita-cita pada tahun yang disepakati bersama. Metoda ini seperti layaknya langkah manajemen proyek untuk mewujudkan capaian tertentu dengan rangkaian prasyarat tertentu yang diperlukan. Dalam empat diskusi panel ini PII mengharapkan peran serta para insinyur dari berbagai kalangan baik industri, perti, riset maupun rekan-rekan dari bidang sosial, hukum dan lainnya yang memiliki keterkaitan dengan teknologi. Steering Commitee dari kegiatan ini diketuai oleh Dr. Ir. Luluk Sumiarso dan wakil ketua Ir. Amir Sambodo. HARAPAN Rekomendasi yang ingin dilahirkan fokus pada butir-butir sederhana atas apa yang perlu dilakukan dan kuantitasnya untuk menghadirkan kemampuan pengembangan teknologi pada arus utama pembangunan nasional, disertai berbagai prasyarat peranan dukungan sumberdaya sosial, hukum dan yang lainnya. Rekomendasi dari hasil ke empat diskusi panel ini akan disampaikan kepada para calon presiden maupun para anggota DPR yang baru hasil Pemilu 2009 dan partainya, dan masyarakat lainnya sebagai bahan baku utama untuk melangkah ke depan mewujudkan cita-cita bersama. Meskipun mungkin bukan satu-satunya, diharapkan akan menjadi sumber gagasan dan inspirasi kebijakan pemerintah yang baru dalam 5 tahun ke depan, serta sebagai cikal bakal rangkaian lima tahunan yang berkelanjutan dalam pembangunan nasional. Dengan rekomendasi ini paling tidak PII berharap masyarakat akan ikut menyadari langkah-langkah besar maupun kecil yang perlu ditempuh untuk mencapai visi cita-cita. Dan untuk menghindarkan pengulangan surutnya benchmark karena tidak tercapai, mudahmudahan seluruh komponen masyrakat ikut tergerak untuk menjaga proses pembangunan nasional kita. DirEks Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY | 13 FAM Engineers in a consultant company? PERUSAHAAN biasanya membutuhkan expertise dan outsider perspective yang dimiliki oleh konsultan untuk memberikan second opinion. Walau memiliki prestis dan gengsi yang cukup tinggi, konsultan tidak selalu high proſle. Tidak selalu bertemu dan berdiskusi dengan CEO perusahaan, tinggal di kotakota besar dunia dan menginap di hotel berbintang lima. Ada kalanya konsultan harus terjun di pedalaman Kalimantan karena perusahaan memiliki instalasi pengolahan kelapa sawit di sana. Ada kalanya harus nongkrong berjamjam di pabrik yang penuh asap dan kotor. Ada kalanya konsultan hanya berinteraksi dengan karyawan tingkat bawah, bukan dengan direktur atau manajer puncak. Konsultan harus memastikan bahwa solusi yang diberikan layak untuk diimplementasikan. Secara umum, konsultan melakukan pekerjaan seperti pitching, riset, analisis, dan report writing. Siklus tersebut berjalan terus menerus dan berulang. Perusahaan juga biasa memanfaatkan kepentingan politis. Misalnya perusahaan ingin melakukan pengurangan tenaga kerja. Mereka kemudian meminta rekomendasi konsultan. Ketika dilakukan pemutusan hubungan kerja, mereka “mengatasnamakan” rekomendasi dari konsultan tersebut sebagai kambing hitam. Perusahaan jasa konsultan bisa dibedakan dalam beberapa kategori. Antaralain Strategy Consulting, Operations Consulting, Human Resources Consulting, IT Consulting, E-Consulting, Boutique Consulting Firms, dan Internal Consulting Firms. Tetapi bisa saja blend antara dua atu lebih kategori. 14 Strategy Consulting membantu eksekutif senior untuk memahami dan menghadapi tantangan strategis perusahaan mereka. Beberapa hanya memberikan rekomendasi, akan tetapi, sebagian yang lain juga dituntut untuk stick around selama proses implementasi. Beberapa konsultan besar yang fokus di bidang ini antara lain: Bain & Company, Boston Consulting Group (BCG), dan McKinsey & Company. Operations Consulting. Taruhlah misalnya perusahaan Xyz ingin menentukan bagaimana restorannya memperbarui proses pembelian dan rantai pasokan dari pabrikan, maka Xyz membutuhkan konsultan operasi. Konsultan ini berfokus pada proses internal klien seperti distribusi, produksi, order fulſllment, atau customer service. Contoh konsultan jenis ini antara lain: Accenture, Cap Gemini Ernst & Young, dan Deloitte Consulting. Human Resources Consulting. Keterlibatan konsultan ini bisa dimulai sejak proses rekrutmen, melakukan training dan development, memberikan jasa konseling, menyusun beneſt’s package dan compensation sttructure, membangun kultur dan komunikasi dalam perusahaan, dan sebagainya. Beberapa contoh konsultan bidang ini seperti Hewitt Associates, Towers Perrin, Watson Wyatt Worldwide, dan Mercer HR Consulting. Information Technology Consultant bertanggung jawab mulai dari proses analisis, desain, hingga impelementasi sistem, untuk memastikan solusi tersebut | ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009 align dengan proses bisnis perusahaan. Misalnya menguji vulnerability sistem internet banking atau menangani konversi database pelanggan ke server. AMS, Accenture, dan Electronic Data Systems (EDS) adalah contoh leading IT consulting ſrms. Boutique Consulting Firms. Misalkan membantu Departemen BUMN menyusun struktur privatisasi dan membuka tender, melakukan turnaround sebuah perusahaan telekomunikasi yang mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut, atau melakukan process reengineering pada perusahaan otomotif dalam membuat implementasi standar bagi suppliernya. Beberapa contoh konsultan ini seperti Charles River Associates (fokus pada bidang ekonomi dan jasa litigasi), L.E.K Consulting (menangani strategi bisnis, merger dan akuisisi), atau Marakon Associates (fokus pada shareholder value methodology). Internal Consulting Firms. Amex mempunyai divisi yang mereka sebut sebagai American Express Strategic Planning Group. Johnson & Johnson punya divisi Decision Sciences Group. JP Morgan Chase menyebutnya JP Morgan Chase Internal Consulting Services. Cargill menyebutnya sebagai Cargill Strategy and Business Development. Konsultan HSE (health, safety, and environment). Sesuai bidangnya, maka jasa yang ditawarkan antara lain environmental site assessment, environmental audit, evaluasi AMDAL & UKL/UPL, HAZOP/HAZID, QRA (quantitative risk analysis), FERA (ſre&explosion risk analysis), Safety Case, dll. Sebagian clientnya adalah mining, oil&gas, atau chemical company E-Consulting, konsultan yang concern pada permasalahan yang terkait dengan e-business dan e-commerce dalam skala yang luas. bisnis online dan transfer unit moneter online. Beberapa konsultan bidang ini antara lain Digitas, Razorſsh, dan Sapient. Mereka memiliki spesialisasi mulai dari front-end design (programming, desain graſs) hingga valuasi, branding, marketing, jasa B2B, dan sebagainya. Birru Pagi Lucha / Noſe Iman / Risma STOP PRESS Seluruh Pengurus Pusat PII mengucapkan Turut Berduka Cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Ir. H. Awal Kusumah, MSC Pese eserta KPPI PPIJK 10 - 12 Fe Februa uari 2200 009 00 Wakil Ketua Dewan Insinyur PII pada tanggal 16 Maret 2009, pukul 19.30, di RS. Persahabatan, Jakarta Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT Amin Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY L | 15 GALERI FOTO PELANTIKAN PII BANTEN DAN TEMU NASIONAL VII 16 | ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009