EDIS I IN I - Persatuan Insinyur Indonesia

advertisement
Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY
visi
MONTHLY REPORT INI BERISI LAPORAN REKAMAN KEGIATAN
BULAN SEBELUMNYA DAN PENGUMUMAN/AGENDA
KEGIATAN PII BULAN BERJALAN.
MEDIA INI DIPERUNTUKKAN KHUSUS BAGI KALANGAN
INTERNAL JAJARAN PENGURUS PUSAT PII BERIKUT DEWAN
PENASEHAT, DEWAN INSINYUR, DEWAN PAKAR, MAJELIS
KEHORMATAN INSINYUR DAN PENGURUS INTI BADAN KEJURUAN
(BK), DAN PENGURUS CABANG.
DISIAPKAN OLEH DIREKTUR EKSEKUTIF (DE) DANWAKIL DIREKTUR
EKSEKUTIF (WDE) PII
Isi Sepenuhnya Menjadi Tanggung-jawab DE dan WDE.
KONTAK:
DIREKTUR EKSEKUTIF, RUDIANTO HANDOJO
WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF, HERRY SUGIHARTO
SEKRETARIAT:
JL. HALIMUN 39 JAKARTA SELATAN 12980
TELP. 62-21 8352180-81, FAKS. 62-21 83700663
WEBSITES : www.pii.or.id
EMAIL : [email protected] [email protected]
EDISI INI:
COVER ...........................................................................1
SALAM REDAKSI.......................................................2
MONTHLY REPORT ................................................4
PANDRI PRABONO, BISA JADI..........................5
AGAR ENGINEERING MENJADI
MAINSTREAM......................................... 7
DISKUSI TRADING RESAPAN...............9
BKE KELOLA PEMBANGKIT ...........10
TENAS VII......................................11
AGENDA .....................................12
REKONSTRUKSI........................13
GALERI.....................................16
1
SALAM PEMBUKA
Visi Indonesia 2030 mungkin bisa dicapai asalkan asumsi-asumsi yang mendasarinya
juga bisa dipenuhi. Pertanyaannya, apakah visi
itu dipersiapkan dengan seksama, berdasarkan
tren dan kondisi riil yang bisa dicapai? Apakah
visi itu mampu mengikat semua komponen bangsa sebagaimana yang berlangsung di China?
Asumsi Pricewaterhouse Coopers bahwa kemampuan human capital Indonesia sangat
memadai untuk membawa bangsa ini menjadi
kekuatan ekonomi dunia, mungkin tak terlalu
mengada-ada. Kemampuan ini, paling tidak, telah menyebabkan banyak perusahaan minyak
di kawasan Teluk berlomba-lomba mendapatkan tenaga ahli dari Indonesia.
Prof. Dr. Sudarto Notosewiyo, Dekan
Fakultas Tambang dan Perminyakan ITB, mengatakan bahwa Indonesia kekurangan insinyur
di bidang perminyakan. Antaralain karena banyak tenaga ahli perminyakan yang bekerja di
luar negeri (Kompas 29/8/08).
Memang, gaji besar bukan satu-satunya
faktor terjaganya talent retention dan loyalitas
seseorang akan pekerjaannya. Ada faktor-faktor
lain yang tak kalah penting. Misalnya lingkungan
yang mendorong peningkatan kemampuan kerja.
Tetapi jumlah gaji adalah salah-satu faktor yang
harus diperhitungkan.
Kurangnya ahli perminyakan Indonesia
di dalam negeri mengakibatkan tidak optimalnya
pemanfaatan ESDM nasional bagi kepentingan
bangsa. Padahal kandungan minyak dari eks
tambang Belanda pun masih sangat prospektif.
Ada cadangan blok Cepu dan cadangan yang
luar biasa besar di lepas pantai barat Aceh. Adalah ironis bila begitu banyak tenaga ahli Indonesia yang bekerja di Petronas.
Kenapa banyak sekali warga Indonesia
dapat bekerja dengan baik dan berprestasi di luar negeri, tetapi tidak dapat berbuat banyak be-
an dan pencapaian, sehingga dilangkahi orang
lain.
Bandingkan dengan Norwegia yang telah mengambil alih teknologi minyak lepas pantai Amerika Serikat dalam waktu10 tahun. “Sesudah 10 tahun tidak ada lagi ahli-ahli Amerika
yang bekerja di Norwegia,” tulis MT Zen (Kompas/05/08),“Tak seorang ahli Amerika pun disana sekalipun modalnya adalah modal Amerika.”
Norwegia dengan mandiri mengembangkan teknologi baru, terutama teknologi
enhanced recovery yang mereka adopsi dari
COMPLACENCY
MENGUTIP MT ZEN, GURU BESAR EMERITUS ITB, SALAH-SATU KELEMAHAN BANGSA KITA ADALAH
KECENDERUNGAN COMPLACENCY. FRASA ‘COMPLACENCY’ TIDAK DITEMUI DALAM KAMUS BAHASA
INDONESIA. COMPLACENCY ADALAH SIKAP SEMACAM LENGAH-TERLENA, LUPA MENJAGA KEWASPADAAN DAN PENCAPAIAN, SEHINGGA DILANGKAHI ORANG LAIN.
gitu masuk kembali ke sistem Indonesia?
Mungkin seperti ujaran Hamlet,”There is something rotten, not in the ‘Kingdom of Denmark’,
but here. ” – Yes,here, in our lovely Republic
of Indonesia.
Mengutip MT Zen, Guru Besar Emeritus ITB, salah-satu kelemahan bangsa kita adalah kecenderungan complacency. Frasa
‘complacency’ tidak ditemui dalam kamus Bahasa Indonesia. Complacency adalah sikap semacam lengah-terlena, lupa menjaga kewaspada2
Amerika. Berhasil memperbesar cadangan minyak Norwegia tiga kali lipat tanpa menyentuh
kawasan-kawasan baru.
Ketidakmampuan Negara mengembangkan teknologi perminyakan merupakan
salah-satu complacency.
Dan tentang hal ini, industri perminyakan bukan satu-satunya. Indonesia juga memiliki human capital yang kuat dalam berbagai industri
lain.
Desain pabrik sepeda motor Honda yang dibuat
| ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009
insinyur Indonesia mampu mengalahkan desain
yang disiapkan Jepang. Muatan lokal untuk industri sepeda motor sudah mendekati 100%.
Industri sepeda motor di Indonesia telah memproduksi dan menjual jutaan unit sepeda motor
pertahun. Di bidang ini telah terbangun komunitas tenaga ahli.
Untuk industri mobil, muatan lokal
dewasa ini sekitar 65%. Industri otomotif di Indonesia juga telah mencapai skala ekonomis
sehingga memungkinkan untuk menambah
SURGXNVLVHFDUDH¿VLHQEDJLNHSHQWLQJDQSDVDU
ekspor. Pada 2007, ekspor mobil telah mencapai sekitar 230.000 unit. Dan melonjak hampir
50% di tahun berikutnya.
Berbagai perusahaan otomotif Jepang yang beroperasi di Indonesia diam-diam
telah menempatkan Indonesia sebagai basis
produksi industri mobil mereka bagi pasar di luar negeri.
Umumnya berupa kendaraan komersial seperti
Toyota Innova, Suzuki APV, Daihatsu Terrios,
dan Nissan Livina.
Begitu banyak insinyur Indonesia terlibat.
Begitu banyak tenaga ahli dari bidang lain yang
terkait erat dengannya. Ini berarti terbangunnya
komunitas tenaga ahli dalam berbagai industri.
Yang belum ada hanyalah sebuah ke
mauan politik yang kuat. Kemauan politik yang
telah membangunkan macan-macan Asia. [RH]
Engineer Asing
di Indonesia
design : [email protected]
PII Daily
Activities
februari maret
4 FEBRUARI ‘09
9 FEBRUARI ‘09
10 - 12 FEBRUARI ‘09
12 FEBRUARI ‘09
13 FEBRUARI ‘09
18 FEBRUARI ‘09
24 FEBRUARI ‘09
25 FEBRUARI ‘09
27 FEBRUARI ‘09
5 MARET ‘09
10 MARET ‘09
12 MARET ‘09
17 MARET ‘09
17-19 MARET ‘09
24 MARET ‘09
sia. Tetapi ada catatan bahwa
yang mengerjakan adalah
tenaga ahli dari Jepang. Dana
investasinya juga dari mereka,
dan keselamatan investasi itu
berdampak langsung kepada
mereka. Logiskah kalau kita
memaksa pakai konsultan indonesia yang notabene belum
pernah menghadapi persoalan
seperti itu, sedangkan mereka
sudah berpengalaman?
Contoh lain. Mitsui bikin
pabrik petrokimia di sini, yang
produknya diperuntukkan pada
ekspor ke AS. Maka sangat
logis kalau Mitsui membangun
pabriknya dengan kontraktor
Jepang, tenaga ahli Jepang,
konsultannya juga dari Jepang,
meski tukang lasnya dari Indonesia. Untuk memastikan bahwa investasinya aman.
Contoh lain lagi. Pertamina
mau bikin refunery. Investa-
sinya dari Pertamina sendiri.
Tapi ada uang hutangan dari
mitra asing. Lalu proyek itu
ternyata tidak menguntungkan.
Sehingga dalam proyek berikutnya Pertamina “terpaksa”
memenuhi permintaan mitra
asing tersebut untuk melibatkan mereka juga. Termasuk,
misalnya, menempatkan SDM
mereka.
Intinya, ada segmen yang
bisa kita regulate, ada yang
tidak.
Pemerintah perlu membentuk policy Cſrmative secara
generik yang nantinya akan
diuji oleh pasar itu sendiri.
Misalnya membuat ketentuan
bahwa tender boleh mengikutkan perusahaan multinasional.
Tetapi harus dipastikan bahwa
ada setidaknya satu perusahaan indonesia yang ikut dalam
tender itu. Yang, kalau perlu,
perusahaan dari Indonesia itu
boleh melakukan konsorsium
dengan perusahaan asing.
Kalaupun ketentuan itu dirasa belum cukup, karena perusahaan Indonsia kalah dalam
ſnancing – bisa jadi karena perbedaan suku bunga perbankan
– hendaklah perusahaan dari
Indonesia diberikan ‘harga’
khusus. Hanya saja, perlu ada
aturan main agar proyek yang
dikerjakan perusahaan nasional jangan juga mengajukan penawaran terlalu tinggi di atas
pengajuan perusahaan asing.
Kesimpulannya,
sistem
tender adalah niscaya. Tender
terbuka mesti dilakukan untuk
memastikan adanya kejujuran
dan keikutsertaan nasional,
termasuk konten lokal di dalamnya. Konten lokal di sini
juga berarti digunakannya
material dan bahan baku lokal
secara optimal.
Di Tripatra, perusahaan
yang dipimpin Ir. Pandri Prabono, terdapat sejumlah pekerja
asing. Untuk aplikasi 3D plant
program design system, misalnya, Tripatra menggunakan
programmer asing. Menurut
Ir. PP, Tripatra menggunakan
insinyur asing karena tenaga
lokal tidak mencukupi.
“Soal bisa-tidak bisa ini
memang debatable. Contohnya,
kita perlu seorang yang tenaga
ahli untuk melakukan tawarmenawar di pasar internasional. Bukannya tidak ada orang
Indonesia yang bisa melakukan
hal itu. Tapi orang Indonesia
yang bisa melakukan itu dengan
baik ternyata tidak lagi berada
di level tenaga ahli melainkan
di level direktur.”
Engineer di Mancanegara
Berikut komentar para engineer
tentang engineer asing, serta
insinyur Indonesia di mancanegara, dan tambahan dari
milis insinyur.
Wishnu B. : “Dukungan pemerintah di India terhadap teknologi lebih baik daripada pemerintah Indonesia. Visi India dapat
diterjemahkan lebih baik oleh
pemerintahannya.
Teman-2 dari Indonesia yang
sekarang mencari nafkah di
negeri orang juga bukan orang
bodoh atau pemalas.
Yang kurang adalah penciptaan
sarana untuk menonjolkan kehandalan orang Indonesia. Baru
mau bikin blue energy saja sudah dipojokkan ini dan itu. Baru
mau bikin bio-ethanol saja, sudah dijelek-jelekkan ini dan itu.
Yang bersikap demikian herannya justru dari bangsa sendiri,
berpendidikan tinggi dan dari
Mungkin bangsa kita harus
kembali ke asal yaitu bangsa
agraris dan bangsa pelaut. IT
dan Industrinya fokus untuk
menunjang kedua bidang itu.”
B. Ismawan: ”Di India dan China
perusahaan product tumbuh
dengan pesat, beda dengan
Indonesia. Di China komponen pendukung BTS-pun bisa
dikerjakan level home industri…. Iklim semacam ini yang
6
merangsang SDM nya untuk
maju.
Kita liat di Indonesia, program
alih teknologi benar-benar tak
terdengar lagi. Setiap produk
masuk dengan bebasnya, samsekali tanpa pertimbangan alih
teknologi.”
Johan Batubara : ”Mengapa
insinyur asing dibayar lebih
tinggi? Tentu jangan dibandingkan orang India di sini dengan yang working class (buruh
kasar atau supir). Mereka yang
di Indonesia itu kalangan intelek
yang university graduate,yang
kira2 the best 5-10% dari seluruh warga India. So apakah
Anda berada di sekitar 5-10%
seluruh penduduk Indonesia?
Harusnya kita senang job market Indonesia terbuka seperti
itu, kita bisa bersaing dengan
orang2 berkualitas, bisa ikut
improvment and knowledge
transfer..”
Priandoyo: “Orang2 India kayaknya punya semboyan ’Hidup
untuk Kerja’. Kerja12-16 jam sudah biasa buat mereka. Kenapa
perusahaan sekelas Microsoft/
Google/IBM buat R&D center di
Bangalore. Kenapa IT India ada
di peringkat 57 universitas dunia? Ada ’silicon valley’ juga di
India.’ Sebuah tempat dimana
markas2 IBM, Microsoft, dll berada.
| ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009
Saya banyak belajar dari seorang
IT professional senior asal India,
yg saya yakin benar2 pantas
atas gaji-nya.”
Agustian : “Mayoritas orang
India, dari anak-anak hingga
nenek-nenek, melek IT. - Itu
jelas aku tau sendiri, karena
tetanggaku dulu seorang Guru
Yoga, tapi melek IT. Top Abis!
Soal hard skill dan knowledge
mereka, jangan tanya! Mereka
benar-benar mature dalam hal
ini. Jangankan di NTS atau BakrieTelecom. Di SMART Telecom,
orang2 India juga banyak. It’s ok
soalnya mereka memang qualiMPLS engineer, NOC, BSS/RAN,
RF Optimization.
Jika ada orang lokal lebih kompeten, tentu perusahaan akan
pilih yang lokal karena lebih mudah berkomunikasi, tidak perlu
pakai kurs2an duit gajinya, dan
banyak aspek psikologis lainnya tentunya… the problem is
kita Indonesian people sering
kalah?”
Insinyur di luar negeri
Syafrie: ”Banyak kawan saya
di United States, usia 50th keatas tetapi masih tetap status
engineer. Apakah ada di Indonesia ada engineer telco atau IT
yang umurnya 40- 50th? Setahu
saya belum ada. Kalaupun kerja
di operator, umur segitu sudah
ditawari pensiun muda.
Maka yang banyak terjadi di
Indonesia, orang sudah berpindah ke management kala usia
early 30th.”
Jono: “Saya cuma mau cerita
pengalaman saya saja.
Tahun 1997 saya dapat kesempatan ambil S-2 di Amerika.
Tahun 2000 mendapat pekerjaan engineer di perusahaan
kontraktor Chicago. Selama tujuh tahun saya meniti karir dari
level Engineer-1 hingga project
manager.
Salary terakhir saya di sana US$
75.000/tahun (kotor), dengan
potongan tax, medical, FICA,
FUCA, Social Security, dll, take
home pay per bulan sekitar $
4.500/bulan. Salary ini termasuk median income pay untuk
jabatan managerial di US. Yah,
pas-pasan lah, kadang nombok.
Sekarang saya sudah balik ke
Jakarta, bekerja di perusahaan
property dengan level senior
manager, gaji 20 juta/bulan.
Masih kredit mobil dan ngontrak rumah.
Moral of the story: Yang penting adalah berapa besar anda
dapat menyisihkan uang untuk
tabungan anda, bukan seberapa besar anda digaji. []
Ir. Heru Dewanto MSC(Eng)
DI MASA LALU , katanya, ada
tokoh-tokoh semacam Pak Habibie dan Pak Hartarto yang
memperjuangkan mimpi yang
sama. Pak Habibie lebih pada
industri strategis, sedangkan
Pak Hartarto pada industri berbasis sumberdaya alam.
Sayangnya ada faktor X
yang mendistorsi langkah-langkah ini. Salah-satunya adalah
karena penerapannya ternyata
berjalan terlau eksklusif.
Belajar dari situ, kali ini
kita buat agenda yang merangkul semua pihak. Kita menawarkan diri untuk menjadi jalan menuju ke sasaran yang diinginkan. Dalam kerangka itu
kita mengajak semua stake
holder, termasuk kalangan di
luar engineering. Kalau sudah
begini, kita sudah tidak bicara
tentang iVsi Indonesia 2020 atau
2030 lagi. Kita fokus pada bagaimana cara mencapainya. Bagaimana teknologi mengisi langkahlangkah itu step by step. Persisnya, bagaimana manajemen pencapaian visi itu.
Ir.Heru Dewanto (HD) MSc
menjadi Sekjen Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada tahun
2006.
Dia mulai aktif di PII saat PII
dipimpin oleh Ir. Pandri Prabono,
dan wakil ketuanya Ir. Rauf Purnama.
Agar Engineering Menjadi Mainstream
”MULAI TAHUN INI KITA HARUS MENDORONG AGAR TEKNOLOGI DAN ENGINEERING MENJADI MAINSTREAM
PEMBANGUNAN NASIONAL.” DEMIKIAN DIKATAKAN SEKJEN PERSATUAN INSINYUR INDONESIA, HERU DEWANTO, MSC.
Begitu masuk dan menjadi
wasekjen, PII menyongsong
event Sidang Dewan Insinyur
dan HD menjadi ketua panitia.
Sidang mengundang Nurcholis Madjid yang waktu itu diusung jadi capres. ”Itu kepanitiaan saya yang pertama di
PII,” katanya. Karena itu ia
ingin mentradisikan Sidang
Dewan Insinyur sebagai kegiatan rutin.
Tapi setelah periode itu HD
menjadi Ketua Komite Hubungan Internasional. Yang
ia lakukan di situ pertama kali adalah mereview semua
aktivitas PII di mancanegara.
Antara lain Tripartit Meeting,
CAFEO
, FEISEAP, dan APEC
Engineer Meeting. HD mencoba membawa PII untuk
proaktif di situ.
Tetapi dalam sebuah event
dalam Tripartit Meeting HD
mengusulkan agar forum itu
dibubarkan saja. Reaksinya
ramai tentu saja. Tapi belakangan terbukti bahwa Tri-
partit Meeting akhirnya bubar.
Sebab Tripartit Meeting memang makin tidak jelas konteksnya.
Dengan FEISEAP, HD melobi beberapa kolega Malaysia dan Filipina. Intinya bagaimana memberi konten baru
pada FEISEAP. Konten baru
itu akhirnya disepakati berupa akreditasi pendidikan.
Mereka kemudian membuat
FEISEAP Accord, dan HD jadi ketua panitia Sidang Umum
FEISEAP General Assembly
di Jakarta. Di situlah digulirkan Jakarta Declaration.
Sebagaimana diketahui,
Jakarta Declaration antara
lain mempertahankan
FEISEAP yang bermuatan
baru dan mengubah cakupan
wilayah FEISEAP menMDGL$VLD3DVL¿NVHKLQJJD
namanya pun diubah menjadi FEIEAP. Kontennya, tetap fokus pada akreditasi
pendidikan. Inilah peranperan yang dimainkan PII
Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY |
7
BERITA MITRA
waktu itu. Komite Hubungan
Internasional PII telah menjadi
trendsetter di dunia engineering
$VLD3DVLN
Dalam kepengurusan berikutnya HD ditarik menjadi sekjen.
Sejak itu concernnya adalah soal regenerasi di PII. Ada kesenjangan usia dalam kepengurusan. Jembatan yang menghubungkan pengurus saat ini dengan generasi yang lebih muda
belum sepenuhnya berfungsi.
Idealnya ada lebih banyak
anak muda dalam kepengurusan.
Jadi, FAM mestinya menjadi semacam inkubator buat kepengurusan di PII. Tetapi inkubasi itu
belum berlangsung hingga saat
ini. Yang terjadi adalah orangorang yang semula aktif di FAM
kemudian terserap oleh kesibukan di luar.
Pilihannya adalah merekrut
profesional dari luar PII. Tetapi
bila ini terjadi berarti kaderisasi
melalui jalur FAM tidak berjalan.
Maka dalam Tenas FAM 7 di
Malang baru-baru ini kehadirannya adalah untuk menggarap
soal ini secara khusus. “Misi saya dalam Pertemuan Nasional
FAM adalah memastikan kepengurusan yang baru bisa bersinergi dengan PP- PII, dan tentunya agar regenerasi PII dari FAM.
8
bisa terlaksana,” katanya kepada EM
Ir. Heru Dewanto mungkin
sangat tepat untuk memfasilitasi keberadaan FAM-PII. Ia
punya bekal pengalaman sebagai Ketua Senat Mahasiswa Univesitas Gajah Mada.
Setamat dari Fakultas Teknik Sipil UGM pada 1992, HD
mendapat beasiswa post
graduate jurusan railways &
public transport di Austria,
lalu Universitas Leeds, Inggris.
HD terlibat dalam pembanguan jalan tol, kereta-api,
perumahan, pengadaan air
bersih, proses pembuangan
limbah, pelabuhan, terminal,
pembangkit, dan industrial.
Ia lalu mengembangkan rumah berbahan beton praktis
untuk daerah bencana. Pada
2005 ia menulis sebuah buku
yang amat inspiring, “Pemimpi Perubahan: Infrastruktur,
Bahasa untuk Rakyat” yang
diterbitkan oleh sejumlah
sponsor. Setahun kemudian
ia menerbitkan sebuah buku
lainnya, “Serambi Martabat:
Aceh, Sebuah Metamorphosis”.
HD berkomitmen untuk
mengusung misi menjadikan
teknologi dan engineering sebagai mainstream pembangunan nasional.
| ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009
PT. INTI KARYA PERSADA TEHNIK
(IKPT) adalah sebuah perusahaan swasta
nasional Indonesia yang bergerak dalam bidang
rancang bangun dan perekayasaan dengan kantor
pusatnya di Jakarta. IKPT didirikan pada bulan
Pebruari 1982 berdasarkan hukum Indonesia. IKPT
menyediakan bermacam-macam jasa, seperti;
Manajemen Proyek, Rancang-Bangun Disain, Pengadaan, Aktivitas Konstruksi untuk industri process
plant, seperti; LNG/LPG, Minyak dan Gas, Instalasi
Penyulingan, Bahan Kimia, Petrokimia, Pembangkit
Tenaga Listrik, dan Industri Berat lainnya (seperti;
pertambangan, pelabuhan, bangunan sipil, dll.).
Sejak awal berdirinya, IKPT mempunyai tekad
untuk menjadi perusahaan kontraktor yang terkenal
diseluruh dunia dengan kemampuan dan kapabilitas yang unggul. Untuk mencapai cita-cita tersebut
IKPT telah berpartisipasi dalam berbagai proyek
dengan kompleksitas dan ukuran yang bervariasi,
dan berlokasi di berbagai tempat di Indonesia dan
dunia.
Delapan tahun setelah pendiriannya, IKPT
mendapatkan kontrak EPC sebagai Kontraktor
Utama untuk pabrik Amoniak dan Urea di Gresik.
Pabrik tersebut dibangun diatas lahan yang sempit
berukuran 100m x 100m, hal ini dinilai sebagai
suatu terobosan, mengingat komplexitas pabrik
dan kapasitasnya yang cukup besar
Prestasi lainnya tercapai pada tahun 1991, ketika
IKPT mendapatkan sebuah kontrak EPC dan IKPT
sebagai Kontrator Utama untuk LNG Train F di
Bontang, Kalimantan Timur. IKPT menyelesaikan
proyek itu satu bulan lebih cepat dari jadwal, dan
menerima penghargaan atas prestasi 12 juta jam
kerja tanpa kecelakaan / kematian nol.
Keberhasilan ini dan pekerjaan berkwalitas
lainnya telah dicapai oleh IKPT dikarenakan mutu
sumber daya manusianya, kecakapan dalam melaksanakan pekerjaan dan kemampuan memanaje
setiap langkah proses kerja untuk mencapai satu
tujuan.[]
REKAYASA HIJAU ATASI MASALAH
LINGKUNGAN
diskusi ‘trading’ resapan di KLH
DIREKTUR EKSEKUTIF (DE) PII MEMPRESENTASIKAN PAPARAN BERJUDUL "TRANSFER RESAPAN" KEPADA KEMENTRIAN
LINGKUNGAN HIDUP RI DI RUANG KERJA DEPUTI 7 KLH , 9/2.
MENURUT DE-PII, Rudianto Handojo, usulan “Transfer Resap an” memang terinspirasi oleh
carbon trading yang kini mulai
dilaksanakan oleh berbagai negara di penjuru dunia.
Seluruh deputy KLH yang
hadir menyambut baik usulan
PII tentang transfer resapan.
Dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat satupun keberatan
maupun penolakan menanggapi
usulan tersebut. Floor sependapat, soal resapan di DKI
sesungguhnya tidak bisa hanya
diselesaikan di Jakarta. Melainkan juga perlu melibatkan
daerah-daerah lain, terutama
kawasan interland dan gununggunung di selatan Jakarta
seperti Gunung Salak dan Gunung Gede-Pangrango.
Seperti halnya konsep carbon trading yang melibatkan
banyak negara dunia, konsep
pertukaran resapan ini melibatkan daerah-daerah di Indonesia, termasuk kota dan desa.
Dalam penjajakan sebelumnya, pihak Jasa Marga secara
lisan juga menyatakan setuju
dan mendukung bila di sepanjang sisi jalan tol dibuat parit
resapan. Tetapi dalam realisasinya, upaya ini tentu melibatkan
pemerintahan lintas daerah.
Persoalan yang juga mencuat adalah ketersediaan anggaran dan sumber dana. Apakah
akan menggunakan APBD
ataukah sebaiknya melibatkan
swasta dan masyarakat pemilik
bangunan.
DE dalam paparannya
mengilustrasikan,
dalam
sebuah banjir di DKI tecatat
rata-rata 176 juta m3 genangan
air dengan volume 304 juta m3
air. 63% berasal dari hulu dan
tengah DAS, dan 37% dari DKI
Jakarta. Menurut data KIMPRASWIL, total kerugian ekonomi mencapai Rp 9,88 triliun.
Banjir terjadi karena beberapa hal. Pertama, perubahan
daya
dukung
lingkungan.
Perubahan tata ruang, penggunaan lahan, dan perkerasan.
Air yang seharusnya meresap
menjadi tergenang sehingga
menimbulkan banjir. Inkonsistensi pada pengaturan ekosistem yang telah disepakati.
Kedua, perubahan iklim
karena pemanasan global.
Perubahan kenaikan muka air
laut, backwater makin jauh ke
dalam. Perubahan cuaca karena global warming, dan musim
hujan menjadi lebih ƀuktuatif
dengan intensitas tinggi dari
badai.
Antisipasi dan usulan engineering 25-50 tahun ke depan
seyogyanya dilakukan dengan
beberapa pendekatan. Pertama,
menghindarkan bencana air:
banjir di musim penghujan
sekaligus kekeringan di musim
kemarau. Kedua, Solusi sinergis
yang menyesuaikan sifat lingkungan (soft engineering) dan
yang mengatasi kecenderungan
alam (hard engineering). Dan
ketiga, Melengkapi apa yang
telah dilakukan pemerintah
sebagai sistem secara komprehensif meliputi seluruh DAS,
dari hulu hingga ke muara.
Menyertakan peran hak dan
kewajiban masyarakat secara
berkelanjutan
Teknologi yang dipilih : Menambah jumlah air hujan yang
meresap. Di bagian hulu dibuat
sumur resapan, di bagian tengah dibuat waduk resapan,
dan di bagian hilir dibuat sumur resapan dalam. Di kawasan muara dibuat dam penahan
pasang laut dengan permukaan
yang 2 m lebih rendah.
Beberapa kendala yang
mungkin timbul adalah, pemanfaatan tanah untuk pertanian membuat pengguna tanah
tidak merasa perlu membuat resapan. Tetapi nilai tambah yang
rendah membuat para petani
penggarap memang tidak layak
membiayai pembuatannya.
Sementara di kawasan hilir,
Peraturan Daerah DKI Jakarta
(IMB) mensyaratkan sumur
resapan untuk bangunan baru
berdasar luas atap. Padahal secara teknis tidak semua permukaan lahan bisa menyerap air.
Keadaaan ini seharusnya tidak
menghapuskan kewajiban membuat resapan. Maka perlu ada
transfer pembuatan resapan.
Kasus DKI Jakarta : Area
gedung + 13.200 ha, perkerasan
halaman + 10.560 ha. Area
perumahan + 26.400 ha. Perkerasan halaman + 13.200 ha.
Plus area perkerasan jalan +
13.200 ha.
Langkah-langkah
yang
diusulkan adalah, agar KLH
merumuskan program transfer
resapan, mencakup pembuatan
model, tata-cara, pembakuan,
dan sosialisasi. Lalu melakukan survey daya serap tanah
(perkolasi) untuk mengetahui
struktur geologi, perkerasan,
permukaan air tanah, dan permukaan tanah.
Kemudian
melakukan
analisis untuk mengetahui kewajiban dan kapasitas resapan
air. Hasil analisis berupa prospek resapan, volume resapan,
kecepatan resap, dan tempat
resapan.
Membuat perencanaan resapan air setempat dan waduk
resapan di tempat lain. Mendata desain resapan, posisi, bentuk, ukuran, jumlah, hitungan
kapasitas, spesiſkasi teknik,
dan prakiraan biaya. Menguji
berkala kapasitas sumur resapan air @ 2 th untuk mengetahui
perubahan kemampuan sumur
resapan.
Data-data hasil survey,
analisis, dan perencanaan dihimpun di pusat data.
Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY |
9
BKE Kelola Pembangkit
Energi Terbarukan
UNTUK mendukung kegiatan
Badan Kejuruan Elektro (BKE)
PII , pengurus BKE telah mendirikan sebuah yayasan dan
badan usaha. Dalam pembentukan yayasan, telah disepakati namanya yaitu Yayasan
Pengembangan Teknik Elektro
(YPTE). Sedangkan perusahaannya bernama PT Elektro
Indonesia Mandiri (EIM).
Ketua YPTE Ir. Djoko Winarno, MM, IPM mengatakan,
baik yayasan maupun PT milik
BKE ini akan memfokuskan
diri pada energi terbarukan.
PT EIM dengan modal dasar
Rp. 1 M ini akan mengelola
pembangkit listrik dengan
energi terbarukan. Hasil usaha
direncanakan untuk menambah
pemasukan ke kas BKE. Untuk
mewujudkan program tersebut
maka telebih dulu BKE telah
membentuk sebuah yayasan
dan sebuah PT.
Struktur Pengurus YPTE
Dewan Pendiri :
1. Ir. Djoko Winarno, MM,
IPM
2. Ir. Rudi Rachmat, IPM
3. Ir. Piet Supardi Suryadi,
IPM
4. Ir. Sonny Purnara, IPM
5. Ir. Lili Tjarli Tahlan
Dewan Pembina:
1. Ir. Airlangga Hartarto,
MMT, MBA
2. Dr. Ir. Luluk Sumiarso
3. Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, MA
4. Ir. Fahmi Mochtar, MM,
IPM
5. Ir. Rinaldi Firmansyah,
CFA
Dewan Pengawas:
1. Dr. Ir. Ashwin Sasongko,
M.Sc
2. Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, IPM
3. Ir. Ali Herman Ibrahim,
MM
10
ha di bidang PLTMH, karena
keterbatasan modal YPTE / PT
EIM, maka diperlukan kerjasama dengan beberapa pihak,
termasuk dengan investor.
Bendahara BKE yang juga
menjadi bendahara YPTE dalam laporannya mengatakan,
saldo kas BKE sat ini Rp. 800
juta. Ir. Piet Supardi optimis
modal kerja akan segera terpenuhi karena YPTE juga menawarkan kepada anggota BKE
untuk membeli saham senilai
@ Rp. 1 juta/lembar, minimum
lima lembar.
Pemegang Saham PT EIM
dimiliki oleh YPTE 60% dan
perorangan anggota BKE-PII
sebanyak 40%
Dewan Pengurus :
1. Ketua
: Ir. Djoko Winarno, MM, IPM
2. Wakil Ketua : Dr. Ir. Ariſn
Nugroho, IPM
3. Sekretaris : Ir. Rudi Rachmat, IPM
4. Wakil Sekretaris: Ir. Sonny
Purnara, IPM
5. Bendahara : Ir. Piet Supardi Suryadi, IPM
Untuk mencapai tujuannya,
YPTE melakukan sejumlah
usaha- antara lain pengembangan proyek-proyek inkubator, usaha di bidang komputer,
komunikasi, kendali, elektronika, energi, dan instrumentasi.
Usaha di bidang lainnya adalah
menerbitkan buku dan jurnal
untuk meningkatkan kemampuan SDM .
YPTE juga akan menyelenggarakan, mengembangkan,
membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dengan
| ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009
joint operation pengembangan
BLK-Depnakertrans dan kursus-kursus power system operation, power system protections,
dan maintenance, wireless
communications, optical communication, electrical installation, dan practical electric serta
electronic equipment.
Susunan Pengurus/Pengelola
PT EIM
Komisaris :
1. Ir. Djoko Winarno, MM,
IPM
2. Ir. Rudi Rachmat, IPM
Direksi :
1. Direktur Utama : Ir. Lili
Tjarli Tahlan
2. Direktur Teknik : Dr. Ir.
Ariſn Nugroho, IPM
3. Direktur Umum : Ir. Piet
Supardi Suryadi, IPM
Untuk merealisasikan usa-
SYUKURAN
BKE me-launching didirikannya yayasan dan PT milik
BKE ini, 15/1 di Kantor PP PII
Jl. Halimun 39 Jakarta. Acara
launching dilanjutkan dengan
syukuran bahwa salah seorang
pengurus YPTE, Dr. Ir. Marzan
Aziz Iskandar, IPM menjadi
Kepala BPPT.
Dr. Marzan mengatakan,
boleh jadi ia diangkat menjadi
kepala BPPT karena mencantumkan sebagai anggota PII
dalam CV-nya. Konon beberapa
pejabat lain juga diangkat karena menjadi anggota PII. Anggota Dewan Pengawas YPTE itu
menutup sambutannya dengan
terimakasih atas apresiasi
segenap anggota PII dan BKE
khususnya.
Ketua Umum PII, Ir.
Airlangga Hartarto juga berkesempatan
menyampaikan
sambutannya yang acap mengundang aplaus hadirin. “Foto
mantan kepala BPPT ada disitu
(menunjuk dinding dalam Ruang
Serba-Guna PII). Ada pula di
antaranya yang kemudian menjadi Presiden RI. Mungkin Kepala BPPT yang sekarang pun
akan demikian ”
Temu Nasiona
asionall VVIIII
FORUM Anggota Muda Persatuan Insinyur Indonesia (FA
F MPII), baru saj
a a menyelenggarakan sebuah haj
a atan besar yang
dikenal dengan nama Temu
Nasional VII (TENAS VII)
F M-PII yang diselenggarakan
FA
di Kota Malang tanggal 24-25
Januari 2009. TENAS merupakan Forum tertinggi organisasi
dalam pengambilan keputusan,
yang dilaksanakan secara rutin
setiap tahun.
Pelaksanaan TENAS VII
tahun 2009 mengambil Tema,“Indonesia Outlook 2009,
Membangun Paradigma Baru
Insinyur Muda Indonesia yang
Optimis, K ritis dan Dinamis”.
Tema ini dipilih didorong oleh
keinginan dan semangat untuk
mengarungi tahun 2009 dengan
penuh harapan, optimis, tetap
dinamis dan pantang menyerah
dalam menghadapi tantangan
global.
Rangkaian acara TENAS
VII antara lain adalah Seminar
Nasional, menghadirkan nara
sumber dari berbagai kalangan,
baik dari dunia industri, pemerintah, akademisi, maupun
praktisi bisnis. Hadir sebagai
nara sumber antara lain: Prof.
Dr. Ir. Kamaruddin Abdullah
dari Pengurus Pusat PII sekaligus mewakili akademisi, Ir.
Rudianto Handoj
o o (PII), Sony T
(PT Semen Gresik), Ir. Urip Tiimuryono (Asosiasi Semen Indone
sia), dan Imam Gunawan dari
Kantor Kementerian Negara
Pemuda dan Olah Raga.
Hadir pula dalam acara ini
antara lain: Ketua PII Cabang
Malang, Prof. Dr. Ir. Sugito,
Sekretaris Pengurus Wilayah
PII Jawa Timur, Bambang S.
Sedangkan gong pembukaan
secara resmi TENAS VII dilakukan oleh Ir. Heru Dewanto,
MSc, Sekj
k en Pengurus Pusat
PII mewakili Ketua Umum
yang berhalangan hadir.
Acara ini mendapat dukungan sponsorship, antara lain dari
PT Antam, PT Pupuk Kaltim
Bontang, PII, PT Petrokimia
gresik, PT PA
P L, PT Pusri, dan
PT KAI. Sesi seminar dihadiri
BERITA MITRA
Forum Anggota Muda
Persatuan Insinyur Indonesia
Malang, 24 Januari 2009
200 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, praktisi bisnis ,
pengurus PII cabang, FA
F M-PII
se-Indonesia, dan undangan
lainya. Peserta cukup antusias
mengikuti jalannya seminar,
terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan kritis
hingga acara usai.
Sore
hari
dilanj
n utkan
dengan pembahasan materi
persidangan. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 100 orang
Insinyur Muda dan Anggota
Mahasiswa dari FA
F M-PII Pusat
dan FA
F M PII Cabang yang berasal dari Jogjakarta, Cilegon,
Kalimantan Timur, Makassar,
Pangkep, Malang, dll. Persidangan ini membahas antara
lain Agenda dan Tatib TENAS,
Laporan Pertanggung Jawaban
(LPJ
P ) Ketua Umum, Ir. Ahmad
Tahir, Pemandangan Umum
peserta, Pembahasan Garigaris besar program FA
F M-PII,
Rekomendasi serta Pemilihan
Ketua Umum FA
F M-PII untuk
periode 2009/2010.
Suasana persidangan TE-
NAS terlihat cukup alot hingga
menyita waktu samapai pukul
02.00 dini hari. Perdebatan dan
adu argumentasi peserta sudah
terlihat sej
e ak awal persidangan,
dan memaksa pimpinan sidang
sementara (steering committee)
yang terdiri dari M. Erfa
f ndi Delamunte, Mardan Muhammad,
dan Indra Kurniadi berulang
kali bergantian.
Demikian pula halnya
dengan pembahasan materi
keorganisasian, LPJ
P , cukup memakan waktu. Puncak acara
adalah pemilihan Ketua Umum
F M PII periode 2009/2010.
FA
Calon terpilih yakni Ir.Qiqi
Asmara tidak mendapat rival
alias calon tunggal setelah tiga
kandidat lainnya yaitu: Ade
Ibrahim, Indra Kurniadi, dan
Natal Rochester mengundurkan
diri.
Acara TENAS VII ditutup
oleh ketua terpilih: Ir. Qiqi Asmara sekitar pukul 02.00 dini
hari tanggal 25 Januari 2009.
[Ade Ibrahim]
BERITA MITRA
SEBAGAI Perusahaan jalan tol pertama di Indonesia,
dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam
membangun dan mengoperasikan jalan tol, saat ini
Jasa Marga adalah leader dalam industri jalan tol di
Indonesia.
PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. dengan kode bursa
JSMR dalam semester I tahun 2008 membukukan
peningkatan pendapatan sebesar 40% atau setara
dengan Rp 1,626 triliun, dibandingkan pendapatan
JSMR dalam semester I di tahun 2007 yang mencapai
angka Rp 1,165 triliun.
KINERJA semester I 2008 ini lebih baik daripada yang
direncanakan, dan perusahaan optimis bahwa rencana
kinerja tahun 2008 dapat dicapai.
SAAT INI Jasa Marga sedang berkonsentrasi untuk
membangun 5 proyek jalan tol baru yang telah dimiliki
konsesinya, yaitu Bogor Ring Road, Semarang-Solo,
Gempol-Pasuruan, Cengkareng-Kunciran dan Kunciran–
Serpong serta 1 proyek yang merupakan penyelesaian
dari jalan tol JORR yaitu seksi JORR W 2 Utara (UlujamiKebun Jeruk).
Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY
L | 11
Agenda 2009
Rekomendasi Teknologi
eknologi
“Mengembalikan Teknolog
eknologii pada Arus Utama Pembangunan
embanguna
unan Nasional”
DISKUSI PANEL 1
POSISI TEKNOLOGI KINI, PENYEBAB DAN AKIBATNYA PADA CITA-CITA
MARET 2009 PUKUL 15:00 – 17:00
DISKUSI PANEL 2
VISI 2020 – 2025 - 2030, KESENJANGAN & KENDALA
APRIL 2009, PUKUL 12:30 – 17:00
DISKUSI PANEL 3
MANAJEMEN PENCAPAIAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI
MEI 2009, PUKUL 12:30 – 17:00
DISKUSI PANEL 4
PRASYARAT & LANGKAH STRATEGIS KUASAI TEKNOLOGI PENDUKUNG
JUNI 2009, PUKUL 12:30 – 17:00
Diskusi pertama dengan tema
“Peta Jalan (Road Map) Menuju
Rekomendasi Teknologi” diawali
dengan falsafah mengenal dan
mensyukuri apa yang kita miliki
atas anugerah yang Maha Kuasa.
Pemanfaatan
teknologi
akan
memberikan nilai tambah yang
lebih tinggi pada apa yang dimiliki.
Keberhasilan akan lebih terjangkau
bila kita berusaha dibidang yang
paling
mudah
kita
lakukan
berdasarkan situasi spesifik negara
dan bangsa kita.
Untuk mengembalikan peranan
teknologi dalam menciptakan
kemakmuran, perlu langkah seiring
dengan program industrialisasi
yang diarahkan oleh pertimbangan
ekonomi. Disini perlu disepakati
industri mana, industri apa yang
menciptakan nilai tambah paling
besar dan mempunyai forward dan
backward linkage paling panjang.
Titik tolak dan alur pikir ini
diharapkan menjadikan tahap demi
tahap diskusi selanjutnya dapat
berlangsung dengan produktif dan
efisien.
Rekomendasi: pola pikir yang
melandasi langkah mengembalikan
peranan
teknologi
untuk
kemakmuran.
Diskusi kedua bertema “Posisi
Teknologi
Kini, Penyebab dan
Akibatnya
pada
Cita-Cita”
mengupas berbagai situasi dan
kondisi yang dirasa telah menghambat kemampuan untuk me-
nguasai dan mengembangkan
teknologi dalam proses pembangunan nasional. Ada beberapa
pertanyaan yang ingin dicarikan
jawabannya dari para ahli yang
diundang dalam diskusi panel ini,
antaranya:
- Mengapa masih input driven
(dan capital driven) dan tidak
segera
menjadi
technology
driven
- Mengapa cenderung reaktif
terhadap perubahan perkembangan
- Mengapa penguasaan teknologi
tidak menjadi agenda gerakan
sosial
- Mengapa pengembangan teknologi tidak menjadi prioritas
utama
- Sejauh mana pengaruh modal
asing dalam upaya penguasaan
technologi
Rangkaian jawaban diharapkan
dapat
dirangkum
menjadi
rekomendasi meniadakan hambatan, memperbaiki langkah ke
depan.
Dalam diskusi ketiga bertema: ”Visi,
Kesenjangan, Kendala & Solusi”
diharapkan muncul klasifikasi dan
pengerucutan prospek, peluang,
tantangan dan kekuatan yang
dimiliki yang mengusung berbagai
studi visi cita-cita bangsa yang
pernah
muncul.
Ada
sisa
penjelasan yang diperlukan yang
menyangkut:
12 | ENGINEER MONTHLY
L | No. XXX | Maret 2009
- Apa makna dan isi berbagai visi
bangsa dan apa langkah yang
telah disiapkan
- Apa masalah utama tidak
mengaitnya berbagai visi dari
masyarakat
(industri
dan
profesional) dengan program
pemerintah
- Apa yang ingin dimiliki untuk
keberlanjutan
pembangunan
nasional
- Apa saja yang telah dibangun dan
dimiliki yang patut menjadi basis
visi cita-cita
- Teknologi apa saja yang masih
perlu
dikuasai
dan
dikembangkan
- Apa saja kemungkinan hambatan
faktor luar
Rekomendasi: menetapkan bentuk,
kualitas, kuantitas visi cita-cita.
Diskusi keempat
dimaksudkan
untuk mengeksplorasi pendekatan
teknik manajemen strategi dan
manajemen
proyek
untuk
menghasilkan berbagai langkah,
tahapan dan dukungan teknologi
yang diperlukan. Juga ingin
memperdalam detil prasyarat,
langkah-langkah pendukung penguasaan teknologi dalam hitungan waktu dan kuantitasnya,
termasuk jaringan kerja dan
kebutuhan klaster dalam peta
geografi Nusantara.
Diskusi ini ingin mencari jawaban
atas:
- Bagaimana memposisikan sumberdaya sosial & budaya & tiap
daerah
- Bagaimana mentahapkan dalam
satuan lima tahunan
- Bagaimana kebutuhan sumberdaya teknologi dan sumberdaya insinyur yang diperlukan
- Keperluan jaringan penguasaan
teknologi dan waktu yang
diperlukan
- Keperluan
pembelajarannya,
waktunya, sumber teknologinya
- Dari perhitungan mundur: apa
yang harus disiapkan dalam 2010
- 2015
Rekomendasi: kontribusi insinyur
dalam manajemen pembangunan
nasional dengan rekomendasi
fokus lima tahunan.
Paparan
Panelis
seyogyanya
merupakan penjelasan butiran
pokok atas makalah tertulis.
Penuangkan dalam tulisan sangat
diperlukan untuk melancarkan
pemahaman sebelumnya dan
memudahkan
penuangannya
dalam buku yang akan disusun.
Makalah dan paparan selanjutnya
akan ditempatkan di website PII.
Para undangan dapat menyampaikan makalah untuk memperkaya diskusi dan sangat
berguna agar penyampaian pikiran
terjaga kejernihannya.
Rekonstruksi Sumberdaya
dalam Waktu yang Terukur
PEMBANGUNAN ekonomi yang
pragmatis telah mendorong
kalangan industri untuk lebih
praktis membeli teknologi
sebagai barang modal dan
tinggal menggunakannya saja.
Menumpukan pembangunan,
pertumbuhan dan lapangan
kerja pada modal asing dan
investasi asing tanpa agenda
teknologi telah menyempitkan
kesempatan
pengembangan
– penguasaan teknologi.
Ada dua sinyal yang mengganggu untuk melangkah ke
depan. Pertama bahwa tanpa
disadari kita telah berulang
kali menurunkan benchmark
capaian kita. Dari ingin setara
Jepang, kemudian Taiwan,
Korea, Malaysia, China dan
jangan sampai kemudian Vietnam.
Yang kedua, sudah banyak
cita-cita dari berbagai studi di
masyarakat, visi 2020, 2025,
2030 dan jangan sampai kemudian 2035 dan seterusnya tanpa
masing-masing ada proses pencapaiannya. Keduanya menunjukkan bahwa ada keinginan
kuat untuk maju namun tidak
cukup langkahnya dan tidak
cukup terbangun iklimnya.
Sekarang ini berbagai
perangkat perundangan yang
menyangkut teknologi sudah
ada, ada lebih dari 60 lembaga
ristek, perguruan tinggi teknik
tersebar dan ada yang masuk
rangking dunia, BUMN Strategis telah memikul tugasnya,
namun teknologi belum menjadi
arus utama pembangunan. Kalau kita dapat mengetahui penyebabnya, apakah karena kepentingan politik dan ekonomi
atau faktor sosial dan budaya,
maka langkah ke depan akan
lebih jelas.
Di lain pihak banyak yang
tengah dilakukan kini lebih
bersifat reaktif, terimbas perkembangan; kepentingan sesaat; dan isu yang mengemuka.
Sudah waktunya untuk beranjak memanfaatkan kemampuan mendeteksi perkembang-
an yang akan terjadi, sekaligus
mengambil langkah-langkah terkedepan.
INISIATIF SEDERHANA PII
Sudah banyak yang dicitacitakan dan sudah banyak yang
melakukan studi. PII menghormati dan menghargai seluruh
upaya masyarakat itu dan tidak
bermaksud mengulang atau
membuat studi cita-cita baru.
Setelah memahami mengapa tidak kunjung terjadi
technology driven, yang ingin
dilakukan PII adalah menghimpun berbagai hasil studi
tersebut menjadi cita-cita yang
terstruktur, dan kemudian
mengelaborasi berbagai sumberdaya yang diperlukan untuk
mencapai cita-cita baru tepat
pada waktunya. Ada sumberdaya alam yang perlu bermacam
sumberdaya teknologi tertentu,
yang perlu dikembangkan oleh
sumberdaya manusia, dalam
kuantitas
dan
spesiſkasi
kualitasnya. Kesemuanya terkonstruksi dalam sumberdaya
sosial dan sumberdaya hukum
yang mendukungnya. Dan kesemuanya terangkai, seri atau
paralel, terikat oleh rentang
waktu. Membangun berbagai
sumberdaya di atas memerlu
kan langkah-langkah dengan
waktu yang terukur.
PII berinisiatif menggelar
4 (empat) diskusi panel ntuk
melahirkan rekomendasi hasil elaborasi mengapa, apa,
bagaimana dalam hitungan
waktu dan kuantitas berbagai
pendukung untuk tercapainya
bangunan cita-cita pada tahun
yang disepakati bersama. Metoda ini seperti layaknya langkah manajemen proyek untuk
mewujudkan capaian tertentu
dengan rangkaian prasyarat
tertentu yang diperlukan.
Dalam empat diskusi panel ini
PII mengharapkan peran serta
para insinyur dari berbagai
kalangan baik industri, perti,
riset maupun rekan-rekan dari
bidang sosial, hukum dan lainnya yang memiliki keterkaitan
dengan teknologi. Steering Commitee dari kegiatan ini diketuai oleh
Dr. Ir. Luluk Sumiarso dan wakil
ketua Ir. Amir Sambodo.
HARAPAN
Rekomendasi yang ingin dilahirkan fokus pada butir-butir
sederhana atas apa yang perlu
dilakukan dan kuantitasnya
untuk menghadirkan kemampuan pengembangan teknologi
pada arus utama pembangunan nasional, disertai berbagai
prasyarat peranan dukungan
sumberdaya sosial, hukum dan
yang lainnya.
Rekomendasi dari hasil ke
empat diskusi panel ini akan
disampaikan kepada para calon
presiden maupun para anggota
DPR yang baru hasil Pemilu
2009 dan partainya, dan masyarakat lainnya sebagai bahan
baku utama untuk melangkah
ke depan mewujudkan cita-cita
bersama.
Meskipun mungkin bukan
satu-satunya, diharapkan akan
menjadi sumber gagasan dan
inspirasi kebijakan pemerintah yang baru dalam 5 tahun
ke depan, serta sebagai cikal
bakal rangkaian lima tahunan
yang berkelanjutan dalam pembangunan nasional.
Dengan rekomendasi ini
paling tidak PII berharap masyarakat akan ikut menyadari
langkah-langkah besar maupun
kecil yang perlu ditempuh untuk mencapai visi cita-cita. Dan
untuk menghindarkan pengulangan surutnya benchmark
karena tidak tercapai, mudahmudahan seluruh komponen
masyrakat ikut tergerak untuk
menjaga proses pembangunan
nasional kita.
DirEks
Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY |
13
FAM
Engineers in a consultant company?
PERUSAHAAN biasanya membutuhkan expertise dan outsider
perspective yang dimiliki oleh
konsultan untuk memberikan
second opinion. Walau memiliki
prestis dan gengsi yang cukup
tinggi, konsultan tidak selalu
high proſle. Tidak selalu bertemu dan berdiskusi dengan CEO
perusahaan, tinggal di kotakota besar dunia dan menginap
di hotel berbintang lima.
Ada kalanya konsultan
harus terjun di pedalaman Kalimantan karena perusahaan
memiliki instalasi pengolahan
kelapa sawit di sana. Ada kalanya harus nongkrong berjamjam di pabrik yang penuh asap
dan kotor. Ada kalanya konsultan hanya berinteraksi dengan
karyawan
tingkat
bawah,
bukan dengan direktur atau
manajer puncak.
Konsultan harus memastikan bahwa solusi yang diberikan layak untuk diimplementasikan. Secara umum, konsultan
melakukan pekerjaan seperti
pitching, riset, analisis, dan
report writing. Siklus tersebut
berjalan terus menerus dan
berulang.
Perusahaan juga biasa
memanfaatkan
kepentingan
politis. Misalnya perusahaan
ingin melakukan pengurangan
tenaga kerja. Mereka kemudian
meminta rekomendasi konsultan. Ketika dilakukan pemutusan hubungan kerja, mereka
“mengatasnamakan” rekomendasi dari konsultan tersebut
sebagai kambing hitam.
Perusahaan jasa konsultan
bisa dibedakan dalam beberapa
kategori. Antaralain Strategy
Consulting, Operations Consulting, Human Resources Consulting, IT Consulting, E-Consulting, Boutique Consulting
Firms, dan Internal Consulting
Firms.
Tetapi bisa saja blend antara dua atu lebih kategori.
14
Strategy Consulting membantu eksekutif senior untuk memahami dan menghadapi tantangan strategis
perusahaan mereka. Beberapa hanya memberikan
rekomendasi, akan tetapi,
sebagian yang lain juga
dituntut untuk stick around
selama proses implementasi.
Beberapa konsultan besar
yang fokus di bidang ini antara lain: Bain & Company,
Boston Consulting Group
(BCG), dan McKinsey &
Company.
Operations
Consulting.
Taruhlah misalnya perusahaan Xyz ingin menentukan
bagaimana
restorannya
memperbarui proses pembelian dan rantai pasokan
dari pabrikan, maka Xyz
membutuhkan konsultan
operasi. Konsultan ini berfokus pada proses internal
klien seperti distribusi,
produksi, order fulſllment,
atau customer service.
Contoh konsultan jenis ini
antara lain: Accenture, Cap
Gemini Ernst & Young, dan
Deloitte Consulting.
Human Resources Consulting. Keterlibatan konsultan
ini bisa dimulai sejak proses
rekrutmen,
melakukan
training dan development,
memberikan jasa konseling,
menyusun beneſt’s package
dan compensation sttructure, membangun kultur
dan komunikasi dalam perusahaan, dan sebagainya.
Beberapa contoh konsultan
bidang ini seperti Hewitt
Associates, Towers Perrin,
Watson Wyatt Worldwide,
dan Mercer HR Consulting.
Information
Technology
Consultant
bertanggung
jawab mulai dari proses
analisis, desain, hingga impelementasi sistem, untuk
memastikan solusi tersebut
| ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009
align dengan proses bisnis
perusahaan.
Misalnya
menguji vulnerability sistem internet banking atau
menangani konversi database pelanggan ke server.
AMS, Accenture, dan Electronic Data Systems (EDS)
adalah contoh leading IT
consulting ſrms.
Boutique Consulting Firms.
Misalkan membantu Departemen BUMN menyusun
struktur privatisasi dan
membuka tender, melakukan turnaround sebuah
perusahaan telekomunikasi
yang mengalami kesulitan
keuangan dan terancam
bangkrut, atau melakukan
process reengineering pada
perusahaan otomotif dalam
membuat
implementasi
standar bagi suppliernya.
Beberapa contoh konsultan
ini seperti Charles River
Associates (fokus pada
bidang ekonomi dan jasa
litigasi), L.E.K Consulting
(menangani strategi bisnis,
merger dan akuisisi), atau
Marakon Associates (fokus
pada shareholder value methodology).
Internal Consulting Firms.
Amex mempunyai divisi
yang mereka sebut sebagai
American Express Strategic
Planning Group. Johnson
& Johnson punya divisi
Decision Sciences Group. JP
Morgan Chase menyebutnya
JP Morgan Chase Internal
Consulting Services. Cargill
menyebutnya sebagai Cargill Strategy and Business
Development.
Konsultan HSE (health,
safety, and environment).
Sesuai bidangnya, maka
jasa yang ditawarkan antara lain environmental site
assessment, environmental
audit, evaluasi AMDAL &
UKL/UPL,
HAZOP/HAZID, QRA (quantitative risk
analysis), FERA (ſre&explosion risk analysis), Safety
Case, dll. Sebagian clientnya adalah mining, oil&gas,
atau chemical company
E-Consulting,
konsultan
yang concern pada permasalahan yang terkait dengan
e-business dan e-commerce
dalam skala yang luas.
bisnis online dan transfer
unit moneter online. Beberapa konsultan bidang ini
antara lain Digitas, Razorſsh, dan Sapient. Mereka
memiliki spesialisasi mulai
dari front-end design (programming, desain graſs)
hingga valuasi, branding,
marketing, jasa B2B, dan
sebagainya.
Birru Pagi Lucha / Noſe Iman
/ Risma
STOP PRESS
Seluruh Pengurus Pusat PII mengucapkan Turut
Berduka Cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya
Ir. H. Awal Kusumah, MSC
Pese
eserta KPPI
PPIJK 10 - 12 Fe
Februa
uari 2200
009
00
Wakil Ketua Dewan Insinyur PII
pada tanggal 16 Maret 2009, pukul 19.30,
di RS. Persahabatan, Jakarta
Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT
Amin
Maret 2009 | No. XXX | ENGINEER MONTHLY
L | 15
GALERI FOTO
PELANTIKAN PII
BANTEN DAN TEMU
NASIONAL VII
16
| ENGINEER MONTHLY | No. XXX | Maret 2009
Download