Document

advertisement
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN PADA PASIEN PERILAKU
KEKERASAN DI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA
Siti Sholikhah
ABSTRAK
Healthy according to WHO is the perfect state of good physical, mental, and social, not only free from
diseases, weaknesses or flaws (Notosoedirjo, 2002). Mental health is a State of balance, a person's
soul. The goal of this research is to identify the influence of group activity therapy to perception of the
increaseself-esteemin naturebypatientsof low self esteem.
Design research method using pre experiments with one group pre-post test design, populationis being
usedthroughoutthe all patientof violence behaviour in RSJMenur Surabayawere 38patients with
purposive sampling technique anda large sample in this study were35 patients that meets the criteria
of inclusion. Data analysis in this research using Mc Nemar tests of and techniques of data collection
with interviews and observation sheets.
The results of this research is that patients with violence behaviour after being given a group activity
therapy mostly patient 22 of 35 people (61.7%) can indepandent. Based on calculation get result
p=0.000 (p<0.005) then H0 rejected and H1 accepted means there significanty influence for given
group activity therapy stimulation of perception about independent grade in patients with violence
behaviour in RSJ Menur Surabaya.
Having collected data from patients, further data processing by means of editing, coding, scoring and
tabulating.
From the results of the study, researchers gave advice to health services, educational institutions, and
other research to increase Group Activity Therapy on the perception of Stimulation patients
experiencing of violence
Keywords: Group Activity Therapy Stimulation Of Perception, Independent Grade,
Behaviour.
PENDAHULUAN
Beberapa penelitian tentang aktivitas
fisik dan terapi olahraga terhadap gangguan
kejiwaan membuktikan, bahwa aktivitas fisik
tersebut dapat meningkatkan kepercayaan
pasien terhadap orang lain (ayusuf syamsu,
2004), dan juga membantu mengontrol
kemarahan pasien.
Data dari WHO tahun 2001 jumlah
penderita gangguan jiwa dunia sebesar 459
juta jiwa. Setiap hari, RS Jiwa Menur,
Surabaya rata-rata menerima 200 pasien
rawat jalan. Sedangkan dalam satu bulan, ratarata merawat 300 orang pasien.Menurut dr
Adi Wirachjanto Direktur RS Jiwa Menur, 20
persen diantaranya berusia remaja atau di
bawah 20 tahun. Bahkan, dalam tahap
rehabilitasi gangguan jiwa beberapa waktu
lalu, dari 100 peserta 20-25 orang diantaranya
masih usia sekolah. "20 persen pasien yang
ditangani di Menur adalah mereka yang
berusia di bawah 20 tahun.Dan kalau sudah
dirawat biasanya sudah berat," kata Adi pada
suarasurabaya.net, Rabu (10/10/2012).
Krisis multi dimensi yang melanda
masyarakat saat ini telah mengakibatkan
tekanan yang berat pada sebagian besar
masyarakat dunia pada umumnya dan
Indonesia pada khususnya. Masyarakat
yang mengalami krisis ekonomi tidak saja
akan mengalami gangguan kesehatan fisik
berupa gangguan gizi, terserang berbagai
penyakit
infeksi,
tetapi
juga
dapat
mengalami
gangguan kesehatan
mental
psikiatri yang pada akhirnya dapat
menurunkan produktivitas kerja dan kualitas
hidup secara nasional menurun yang akan
mengakibatkan hilangnya
satu
generasi
sehat yang akan meneruskan perjuangan
dan cita – cita bangsa. Gangguan mental
psikiatri yang dapat terjadi mulai dari
tingkat yang ringan bahkan berat yang
memerlukan penanganan khusus di rumah
sakit, baik dirumah sakit jiwa atau di unit
perawatan jiwa di rumah sakit umum
(Yosep,Iyus 2009)
SURYA
Violence
7
Vol.05, No.01, April 2013
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Tingkat Kemandirian pada Pasien
Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
sudah dilakukan observasi pertama (pretes)
yang memungkinkan peneliti dapat menguji
perubahan-perubahan yang terjadi setelah
terjadi
adanya
eksperimen
(Soekidjo
Notoatmojo, 2010).
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
Jiwa Menur Surabaya pada bulan Februari
2013.Tempat pelaksanaan di Rumah Sakit
Jiwa
Menur,
Surabaya.Populasi
pada
penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap
dengan perilaku kekerasan Rumah Sakit Jiwa
Menur Surabaya sebanyak 38 pasien.Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive
sampling dengan jumlah responden sebesar 35
responden.
Dari hasil studi pendahuluan yang
dilaksanakan tanggal 9 Oktober 2012, penulis
mendapatkan data dari RSJ Menur Surabaya
pada bulan agustus 2012 dan september 2012.
Dari 282 pasien yang dirawat di ruang
flamboyan terdapat pasien perilaku kekerasan
sebanyak 114 pasien atau 40% menduduki
peringkat pertama, pasien halusinasi sebanyak
90 pasien atau 32 % menduduki peringkat
kedua pasien isolasi sosial sebanyak 58 pasien
atau 19 % menduduki peringkat ketiga dan
pasien harga diri rendah sebanyak 16 pasien
atau 6 % menduduki peringkat ke empat,
pasien waham sebanyak 8 pasien atau 2,9 %
menduduki peringkat ke lima. Dari data di
atas dapat disimpulkan bahwa masih
banyaknya
penderita dengan
perilaku
kekerasan
Faktor
predisposisi
yang
dapat
menyebabkan perilaku kekerasan berkaitan
dengan beberapa teori antara lain: faktor
psikologis, faktor sosial budaya, faktor
biologis, dan faktor presipitasi.( Dariyo,
Agues 2004)
Berbagai terapi dilakukan untuk
mengatasi
perilaku
kekerasan
seperti
pemberian psikofarmaka dan terapi aktivitas
kelompok.Terapi kelompok merupakan suatu
psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien
bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu
sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh
seorang therapist (Yosep, 2009). Terapi
aktivitas kelompok (TAK) sering digunakan
dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa
ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal
yang penting dari keterampilan terapeutik
dalam keperawatan.(ali Mohammad &
Mohammad Asrori 2009).
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis
terdorong untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Stimulasi
Persepsi
terhadap
tingkat
kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di
Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya.
HASIL PENELITIAN
1.
Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ
Menur Surabaya Sebelum Diberi TAK
Stimulasi Persepsi.
Tabel 1 Distribusi Tingkat Kemandirian
Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok Sesi 1 di RSJ Menur
Surabaya Bulan Februari 2013
Sesi I
Frekuensi
Prosentasi
No
1 Mampu
0
0%
2 Tidak
35
100%
mampu
Total
35
100%
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
dijelaskan seluruh pasien 35 orang (100%)
sebelum diberikan terapi aktivitas kelompok
sesi I belum mampu mandiri.
Tabel 2 Distribusi Tingkat Kemandirian
Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok Sesi II di RSJ Menur
Surabaya Bulan Februari 2013
No
Sesi II
Frekuensi
Prosentasi
1
Mampu
0
0%
2
Tidak
35
100%
mampu
Total
35
100%
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat
dijelaskan seluruh pasien 35 orang (100%)
sebelum diberikan terapi aktivitas kelompok
sesi II belum mampu mandiri.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian merupakan suatu strategi
penelitian
dalam
mengidentifikasi
permasalahan sebelum perencanaan akhir
pengumpulan data (Nursalam, 2008).Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Pra Eksperimen dengan menggunakan
desain One Group Pretest-Postest.Dalam
rancangan ini, tidak ada kelompok
pembanding (kontrol) tetapi paling tidak
SURYA
8
Vol.05, No.01, April 2013
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Tingkat Kemandirian pada Pasien
Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
2.
Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ
Menur Surabaya Setelah Diberi TAK
Stimulasi Persepsi.
Tabel 6 Distribusi Tingkat Kemandirian Diri
Setelah Diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok Sesi I di RSJ Menur
Surabaya Bulan Februari 2013
No
Sesi I
Frekuensi Prosentase
1
Mampu
19
54.3%
2
Tidak
16
45.7%
mampu
Total
35
100.0%
Dari tabel 6 di atas dapat dijelaskan
lebih dari sebagian sebagian besar pasien
perilaku kekerasan yang mampu mengenal
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
sebanyak 19 orang (54.3%) dan hampir
sebagian pasien perilaku kekerasan yang
belum mampu mengenal perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan yaitu sebanyak 16 orang
(45.7%)
Tabel 3 Distribusi Tingkat Kemandirian
Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok Sesi III di RSJ Menur
Surabaya Bulan Februari 2013
No
Sesi III
Frekuensi Prosentase
1
Mampu
0
0%
2
Tidak
35
100%
mampu
Total
35
100%
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat
dijelaskan seluruh pasien 35 orang (100%)
sebelum diberikan terapi aktivitas kelompok
sesi III belum mampu mandiri.
Tabel 4 Distribusi Tingkat Kemandirian
Sebelum Terapi Aktivitas Kelompok
Sesi IV di RSJ Menur Surabaya
Bulan Februari 2013
No
Sesi IV
Frekuensi Prosentase
1
Mampu
0
0%
2
Tidak
35
100%
mampu
Total
35
100%
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat
dijelaskan seluruh pasien 35 orang (100%)
sebelum diberikan terapi aktivitas kelompok
sesi I belum mampu mandiri.
Tabel 7 Distribusi Tingkat Kemandirian
Setelah Diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok Sesi II di RSJ Menur
Surabaya Bulan Februari 2013
Sesi II
Frekuensi Prosentase
No
1
Mampu
20
57.1%
2
Tidak
15
42.9%
mampu
Total
35
100.0%
Dari tabel 7 di atas dapat dijelaskan
bahwa lebih dari sebagian besar
pasien
perilaku kekerasan yang mampu mencegah
perilaku kekerasan fisik yaitu sebanyak 20
orang (57.1%) dan hampir sebagian pasien
perilaku kekerasan yang belum mampu
mencegah perilaku kekerasan fisik sebanyak
15 orang (42.9%)
Tabel 5 Distribusi Tingkat Kemandirian
Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok Sesi V di RSJ Menur
Surabaya Bulan Februari 2013
No
Sesi V
Frekuensi Prosentase
1
Mampu
0
0%
2
Tidak
35
100%
mampu
Total
35
100%
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat
dijelaskan seluruh pasien 35 orang (100%)
sebelum diberikan terapi aktivitas kelompok
sesi V belum mampu mandiri.
SURYA
Tabel 8 Distribusi Tingkat Kemandirian
Setelah Diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok Sesi III di RSJ Menur
Surabaya Bulan Februari 2013
No
Sesi III
Frekuensi Prosentase
1
Mampu
20
57,1%
2
Tidak
15
42,9%
mampu
Total
35
100.0%
Dari tabel 8 di atas dapat dijelaskan
bahwa sebagian besar pasien perilaku
kekerasan yang mampu mencegah perilaku
kekerasan sosial sebanyak 20 orang (57.1%)
9
Vol.05, No.01, April 2013
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Tingkat Kemandirian pada Pasien
Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Tabel 11 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi
(Sesi
I)
Terhadap
Tingkat
Kemandirian Pada Pasien Perilaku
Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya
Bulan Februari 2013
Sesi 1
N
P
Keter
angan
Mengenal perilaku
35 0,000
ada
kekerasan yang biasa
pengar
dilakukan
uh
Berdasarkan tabel 11 dapat dijelaskan
bahwa ada pengaruh TAK stimulasi persepsi
sesi I terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini
diperkuat oleh uji statistik Mc Nemar Test
dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya
terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok
stimulasi
persepsi
terhadap
tingkat
kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di
RSJ Menur Surabaya
dan hampir sebagian
pasien
perilaku
kekerasan yang belum mampu mencegah
perilaku kekerasan sosial sebanyak 15 orang
(42.9%)
Tabel 9 Distribusi Tingkat Kemandirian
Setelah Diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok Sesi VI di RSJ Menur
Surabaya Bulan Februari 2013
No
Sesi IV
Frekuensi Prosentase
1
Mampu
24
68.6%
2
Tidak
11
31.4%
mampu
Total
35
100.0%
Dari tabel9 di atas dapat dijelaskan
bahwa sebagian besar pasien perilaku
kekerasan yang mampu mencegah perilaku
kekerasan spiritual sebanyak 24 orang (68.6%)
dan hampir sebagian pasien perilaku kekerasan
yang belum mampu mencegah perilaku
kekerasan spiritual sebanyak 11 orang (31.4%)
Tabel 12 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi
(Sesi
II)
Terhadap
Tingkat
Kemandirian Pada Pasien Perilaku
Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya
Bulan Februari 2013
Sesi II
N
P
Keterangan
Mencegah
35
0.000
Ada
perilaku
pengaruh
kekerasan
fisik
Berdasarkan tabel 12 dapat dijelaskan
bahwa ada pengaruh TAK stimulasi persepsi
sesi II terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini
diperkuat oleh uji statistik Mc Nemar Test
dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya
terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok
stimulasi
persepsi
terhadap
tingkat
kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di
RSJ Menur Surabaya.
Tabel 10 Distribusi Tingkat Kemandirian
Setelah Diberikan Terapi Aktivitas
Kelompok Sesi II di RSJ Menur
Surabaya Bulan Februari 2013
Sesi V
Frekuensi Prosentase
No
1
2
Mampu
Tidak
mampu
25
10
71.4%
28.6%
Total
35
100.0%
Dari tabel 10 di atas dapat dijelaskan
bahwa sebagian besar pasien perilaku
kekerasan yang mampu mencegah perilaku
keekerasan dengan patuh mengonsumsi obat
sebanyak 25 orang (71.4%) dan hampir
sebagian pasien perilaku kekerasan yang
mampu mencegah perilaku kekerasan dengan
patuh mengkonsumsi obat sebanyak 10 orang
(28.6%).
Tabel 13 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi
(Sesi
III)
Terhadap
Tingkat
Kemandirian Pada Pasien Perilaku
Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya
Bulan Februari 2013
Sesi III
N
P
Keterangan
Mencegah
35
0.000
Ada
perilaku
pengaruh
kekerasan
sosial
Berdasarkan tabel 13 dapat dijelaskan
bahwa ada pengaruh TAK stimulasi persepsi
sesi III terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini
3.
Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi
Terhadap Tingkat Kemandirian Pada
Pasien Perilaku Kekerasan di RSJ
Menur Surabaya bulan Februari 2013
Sesuai dengan analisa data bila setelah
data dikumpulkan maka untuk menghitung
adanya pengaruh terapi aktivitas kelompok
stimulasi
persepsi
terhadap
tingkat
kemandirian dengan memasukkan data-data
tersebut ke dalam sebuah tabel seperti tabel 11
dibawah ini.
SURYA
10
Vol.05, No.01, April 2013
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Tingkat Kemandirian pada Pasien
Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
diperkuat oleh uji statistik Mc Nemar Test
dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya
terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok
stimulasi
persepsi
terhadap
tingkat
kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di
RSJ Menur Surabaya.
PEMBAHASAN
1. Tingkat Kemandirian Pasien Sebelum
Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok.
Menurut Stuart and Sundeen kelompok
dapat menjadi alat terapeutik. Kelompok
merupakan suatu sistem sosial yang khas yang
dapat didefinisikan dan dipelajari. Pengertian
kelompok sendiri adalah kumpulan individu
yang mempunyai hubungan satu dengan yang
lain, saling ketergantungan, serta mempunyai
tujuan dan norma yang sama. Pengertian
kelompok sendiri adalah kumpulan individu
yang mempunyai hubungan satu dengan yang
lain, saling ketergantungan, serta mempunyai
tujuan dan norma yang sama.( Keliat, Budi
Anna, 2009).
Ketidakmampuan
pasien
perilaku
kekerasan dalam hal mandiri ini dikarenakan
tidak dilakukanya terapi aktivitas kelompok
karena TAK dapat memberikan stimulus bagi
pasien dengan gangguan interpersonal dengan
cara dilakukan sekelompok pasien bersamasama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang
therapist atau petugas kesehatan jiwa yang
terlatih. (Ma’mun M.Y, 2002).
Terapi aktivitas kelompok adalah salah
satu terapi modalitas yang sangat penting
untuk dilaksanakan karena akan membantu
anggotanya berhubungan dengan orang lain
serta mengubah perilaku yang destruktif dan
maladaptif, jika hal ini tidak dilaksanakan
maka
akan
memperlambat
proses
penyembuhan pasien.( Notosoedirjo, 2002).
Seperti hasil yang diperoleh bahwa apabila
pasien perilaku kekerasan belum diberikan
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
tidak mampu untuk mandiri, dimana
kemandirian seorang pasien dapat tercapai
apabila ia telah mampu untuk untuk berpikir
dan berbuat yang bersifat konstruktif bagi
kehidupannya sendiri dan orang lain.
Tabel 14 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi
(Sesi
IV)
Terhadap
Tingkat
Kemandirian Pada Pasien Perilaku
Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya
Bulan Februari 2013
Sesi IV
N
P
Keterangan
Mencegah
35
0.000
Ada
perilaku
pengaruh
kekerasan
spiritual
Berdasarkan tabel 14 dapat dijelaskan
bahwa ada pengaruh TAK stimulasi persepsi
sesi IV terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini
diperkuat oleh uji statistik Mc Nemar Test
dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya
terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok
stimulasi
persepsi
terhadap
tingkat
kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di
RSJ Menur Surabaya.
Tabel 15 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi
(Sesi
V)
Terhadap
Tingkat
Kemandirian Pada Pasien Perilaku
Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya
Bulan Februari 2013
Sesi V
N
P
Keterangan
Mencegah
35
0.000
Ada
perilaku
pengaruh
kekerasan
dengan patuh
mengonsumsi
obat
Berdasarkan tabel 15 dapat dijelaskan
bahwa ada pengaruh TAK stimulasi persepsi
sesi II terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini
diperkuat oleh uji statistik Mc Nemar Test
dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya
terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok
stimulasi
persepsi
terhadap
tingkat
kemandirian pada pasien perilaku kekekerasan
di RSJ Menur Surabaya.
SURYA
2. Tingkat Kemandirian Pasien setelah
Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok.
Dari data yang diperoleh dari 35 pasien
perilaku kekerasan di RSJ Menur Surabaya
setelah diberikan TAK Stimulasi Persepsi sesi
1 sebagian besar pasien sejumlah 19 (54.3%)
mampu meningkatan kemandiriannya. Pada 35
pasien perilaku kekerasan setelah diberi TAK
stimulasi persepsi sesi II dan III sebagian besar
pasien sejumlah 20 (57.1%) mampu
meningkatkan kemandiriannya. Sedangkan
pada i 35 pasien perilaku kekerasan setelah
11
Vol.05, No.01, April 2013
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Tingkat Kemandirian pada Pasien
Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
biasa dilakukan; 2.Mencegah perilaku
kekerasan
fisik;
3.Mencegah
perilaku
kekerasan sosial; 4.Mencegah perilaku
kekerasan spiritual; 5. Mencegah perilaku
kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat
dengan masing-masing nilai p=0,000 (p<0,05)
yang artinya terdapat pengaruh terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi terhadap tingkat
kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di
RSJ Menur Surabaya
Hal ini sesuai dengan tujuan umum
TAK yaitu meningkatkan kemampuan
komunikasi dan umpan balik. melakukan
sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap
hubungan reaksi emosi dengan tindakan,
membangkitkan motivasi untuk kemajuan
fungsi kognitif dan afektif, selain itu juga
sesuai dengan tujuan khusus TAK yaitu
meningkatkan identitas diri, menyalurkan
emosi secara konstruktif, meningkatkan
ketrampilan hubungan interpersonal. TAK pun
memiliki fungsi rehabilitatif dimana mereka
yang telah sembuh secara medis, tetapi perlu
disiapkan fungsi dan kemampuan untuk
persiapan mandiri dan sosial di tengah
masyarakat.
Dengan demikian Terapi Aktivitas Kelompok
dapat memberikan stimulus positif bagi pasien
perilaku kekerasan yang bertujuan untuk
mengenal perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan klien, mencegah perilaku kekerasan
baik fisik, sosial, maupun spritual dan dengan
mengkonsumsi obat dengan teratur. TAK
stimulasi
persepsi
perilaku
kekerasan
merupakan upaya untuk meningkatkan
kemandiriannya baik secara fisik maupun
mental agar dapat berpikir dan berperilaku
yang konstruktif tanpa merugikan klien
maupun keluarga dan lingkungan disekitarnya
sehingga ia dapat menjalankan kehidupannya
dengan lebih baik.
diberi TAK stimulasi persepsi sesi IV sebagian
besar pasien sejumlah 24 (68.6%) mampu
meningkatkan kemandiriannya dan pada 35
pasien perilaku kekerasan setelah diberikan
TAK stimulasi persepsi sesi V sebagian besar
pasien sejumlah 25 (71.4%) mampu
meningkatkan kemandiriannya.
Hal ini sesuai dengan tujuan umum
terapi aktivitas kelompok yaitu meningkatkan
kemampuan
komunikasi
dan
umpan
balik.melakukan sosialisasi, meningkatkan
kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi
dengan tindakan, membangkitkan motivasi
untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif dan
TAK perilaku kekerasan yang bertujuan untuk
mengenal dan mencegah perilaku kekerasan
lebih lanjut. TAK stimulasi persepsi ini
diharapkan respons klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif,
bersifat rehabilitatif dimana mereka yang telah
sembuh secara medis, tetapi perlu disiapkan
fungsi dan kemampuan untuk persiapan
mandiri dan sosial di tengah masyarakat
Menurut Keliat Budiana, 2005 ada 5
sesi TAK Stimulasi Persepsi Perilaku
Kekerasan yaitu; 1.Mengenal perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan; 2.Mencegah
perilaku kekerasan fisik; 3.Mencegah perilaku
kekerasan sosial; 4.Mencegah perilaku
kekerasan spiritual; 5.Mencegah perilaku
kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya
peningkatan kemandirian sebelum pemberian
terapi aktivitas kelompok sesi 1 hingga sesi 5
dan sesudah pemberian terapi aktivitas
kelompok sesi 1 hingga sesi 5. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
diberikannya terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi ini sangat berpengaruh
terhadap tingkat kemandirian pasien dengan
perilaku kekerasan sehingga pemberian terapi
aktivitas kelompok ini harus diberikan kepada
pasien
guna
memepercepat
proses
penyembuhannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
3. Pengaruh pemberian TAK Stimulasi
Persepsi terhadap tingkat kemandirian
pada pasien perilaku kekerasan
Dari tabel 4.16 hingga tabel 4.20 hasil
analisis dengan uji Mc Nemer Test yang
menggunakan SPSS versi 16,0 dapat
dijelaskan bahwa ada pengaruh terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi terhadap tingkat
kemandirian pasien dari sesi I hingga sesi V
yaitu 1.Mengenal perilaku kekerasan yang
SURYA
1.
1)
2)
12
Kesimpulan
Tingkat kemandirian pada pasien perilaku
kekerasan sebelum dilakukan TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan
didapatkan 0 orang (0%) mampu mandiri.
Tingkat kemandirian pada pasien perilaku
kekersan sesudah dilakukan TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan
didapatkan 22 orang (61.7%) mampu
mandiri
Vol.05, No.01, April 2013
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Tingkat Kemandirian pada Pasien
Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
3)
Terdapat pengaruh pemberian TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan
terhadap tingkat kemandirian di RSJ
Menur Surabaya. Hal ini dapat dibuktikan
analisa data dengan menggunakan uji Mc
Nemar test dengan taraf signifikan α =
0,05 dan hasil statisticsnya p = 0.000
sehingga terdapat hubungan pengaruh
terapi aktifitas kelompok stimulasi
persepsi perilaku kekerasan terhadap
tingkat kemandirian pada pasien perilaku
kekerasan.
Dariyo,
Agoes.
2004.
Psikologi
Perkembangan
Remaja.
Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Keliat,
Budi Anna,
Keperawatan
Jakarta : EGC
2009.Model Praktik
Profesional
Jiwa.
Keliat, Budi Anna, 2005. Keperawatan Jiwa
(Terapi Aktivitas Kelompok), EGC,
Jakarta.
Ma’mun M.Y, 2002.Buku Saku Psikoterapi II,
Gajah
Mada
University
Press,Yogyakarta
2
Saran
Dengan melihat hasil kesimpulan di atas,
maka ada beberapa saran dari penulis yakni
sebagai berikut :
1) Bagi akademis
Sebagai
bahan
pustaka
dalam
menambah wawasan pengetahuan khususnya
tentang pengaruh terapi aktivitas kelompok
stimulasi
persepsi
terhadap
tingkat
kemandirian pasien dengan gangguan jiwa
perilaku kekerasan dan sebagai sumbangan
pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan
untuk penelitian selanjutnya terutama di
bidang kesehatan.
2) Bagi rumah sakit atau tempat penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini sebagai
bahan pertimbangan oleh para pelaksana
program dalam meningkatkan upaya di bidang
kesehatan jiwa.
3) Bagi profesi keperawatan
Diharapkan penelitian ini memberikan
masukan bagi profesi keperawatan tentang
pengaruh terapi aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi
persepsi
terhadap
tingkat
kemandirian
pasien
dengan
perilaku
kekerasan.
4) Bagi peneliti
Sebagai pengalaman nyata dan berharga
dalam menerapkan ilmu keperawatan jiwa
yang telah diperoleh saat kuliah dan
mengetahui
pengaruh
terapi
aktivitas
kelompok (TAK) stimulasi persepsi terhadap
tingkat kemandirian pasien dengan perilaku
kekerasan.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
Notosoedirjo, 2002. Mak, Psikologi Gangguan
dan Penyakit Jiwa.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keparawatan ; Pedoman Skripsi,
Tesis,
institusi
penelitian
keperawatan,
Salemba
Medika,
Jakarta.
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa, Jakarta
: FKUI
Yosep, Iyus. 2009. Pendekatan Hollistik Pada
Gangguan Jiwa. Jakarta : FKUI
Yusuf,
Syamsu L.N. 2004. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Mohammad & Mohammad Asrori,
2009.Psikologi
Remaja
(Perkembangan
Peserta
Didik),
Jakarta: Bumi Aksara.
SURYA
13
Vol.05, No.01, April 2013
Download