Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP PERSAINGAN PERDAGANGAN JASA DI BIDANG KONSTRUKSI DALAM RANGKA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Farida Nur Hidayah1, Kholis Roisah 2 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro [email protected] ABSTRAK Persaingan perdagangan jasa konstruksi yang kompetitif antar negara di ASEAN adanya dampak MEA memicu adanya kesenjangan di bawah penguasaan pasar jasa konstruksi oleh negara anggota ASEAN yang mempunyai kualitas yang lebih baik daripada negara anggota lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan pemerintah Indonesia terhadap persaingan perdagangan jasa di bidang konstruksi dalam rangka masyarakat ekonomi ASEAN, dan perbandingan persaingan perdagangan jasa di bidang konstruksi antara Indonesia dengan negara anggota ASEAN lainnya dalam rangka masyarakat ekonomi ASEAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode yuridis empiris, dengan spesifikasi penelitian deskriptif - analitis, jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan bersifat kualitatif. Hasil penelitian dan pembahasan ini adalah kebijakan persaingan perdagangan jasa di bidang konstruksi dilakukan dengan meningkatkan sumber daya konstruksi nasional yang mempunyai daya saing berkualitas dalam perdagangan jasa konstruksi di era MEA melalui undang - undang yang berkaitan dengan jasa konstruksi, perdagangan, kepemilikan penanaman modal, keinsinyuran.Pembatasan kepemilikan modal dari pemerintah Indonesia mendorong minat investor yang rendah untuk berinvestasi di Indonesia, dengan hambatan kualitas SDM Indonesia yang belum mampu bersaing dengan negara yang memiliki daya saing SDM yang baik. Perbandingan daya saing kemudahan berbisnis di bidang jasa konstruksi antara Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya saat ini Indonesia berada di peringkat Ke 7 dari 10 negara ASEAN. Perbandingan investasi dan tenaga kerja masih dikuasai oleh Singapura. Dampak kebijakan pemerintah Indonesia dalam persaingan perdagangan jasa di sektor konstruksi di era MEA adalah lebih banyak dampak negatif terhadap perdagangan di sektor jasa konstruksi walaupun era MEA telah berlangsung selama setahun. Pemerintah Indonesia diharapkan melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap jasa konstruksi nasional agar menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Kata Kunci: Dampak; Jasa Konstruksi; Kebijakan Persaingan Perdagangan; MEA 1 2 Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum UNDIP Penulis Kedua, Penulis Koresponden 45 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro A. PENDAHULUAN Bidang konstruksi berperan membangun struktur dan 1. Latar Belakang infrastruktur di suatu negara. Infrastruktur yang memadai dapat membantu Dewasa ini arah globalisasi ekonomi yang meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di semakin meningkat mendorong Indonesia berperan Indonesia.4 Pemerintah Indonesia telah mendukung aktif di tingkat internasional untuk bekerja sama adanya perdagangan jasa ini dimulai dari Indonesia dengan berbagai negara. Kerja sama ekonomi meratifikasi berdirinya World Trade Organization antar negara dilakukan sebagai salah satu bentuk (WTO) dan menjadi salah satu negara dari 153 upaya bangsa negara yang telah terdaftar sebagai anggota WTO Indonesia seperti yang tercantum dalam Undang – melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 Undang Dasar 1945. Masyarakat Ekonomi ASEAN Tentang Pengesahan Agreement Establishing The adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN yaitu World Trade Organization, kemudian melalui adanya sistem perdagangan bebas antara negara- Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 1995 negara ASEAN. Definisi integrasi ekonomi ASEAN Tentang secara Agreement on Services, Undang-Undang Nomor 18 memajukan umum penghapusan kesejahteraan adalah pencabutan hambatan-hambatan atau ekonomi Pengesahan ASEAN Framework tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Undang- (economic frontier) antara perekonomian negara- Undang negara ASEAN. Secara operasional, integrasi Penanaman Modal, Undnag – Undang Nomor 7 ekonomi ASEAN dapat didefenisikan sebagai Tahun 2014 Tentang Perdagangan. pencabutan diskriminasi dan penyatuan politik (kebijakan) seperti norma, peraturan, meningkatkan efisiensi produksi era MEA, tetapi juga untuk mengurangi hambatan – hambatan yang menjadi kendala bagi pemerintah produksi, dan pelaku usaha Indonesia maupun pelaku usaha serta asing meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan.3 dalam liberalisasi perdagangan yang berlangsung saat ini. Pengaruh dari kebijakan itulah 4Buku 3 Integrasi Ekonomi ASEAN 2015, https://www.academia.edu/9503310/ (diakses tanggal 25 Juli 2015) 2007 tentang proses perdagangan barang maupun jasa dalam dan jasa, meningkatkan mobilitas kapital dan meningkatkan Tahun macam kebijakan bertujuan untuk mempermudah untuk meningkatkan volume perdagangan barang kerja, 25 Pemerintah Indonesia membuat berbagai serta prosedur. Tujuan integrasi ekonomi ASEAN adalah tenaga Nomor 46 Pedoman Direktorat Perundingan Perdagangan Jasa dan Direktorat Jendral Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2015, Kesiapan Sektor Jasa Konstruksi Nasional Menghadapi Masyarkat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Jakarta, hal 12 S Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro akan berdampak pada persaingan jasa konstruksi Indonesia dengan negara anggota ASEAN lainnya dalam masyarakat ekonomi ASEAN yang sedang dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN. berlangsung saat ini. Dampak positif maupun 3. Metode Penelitian negatif yang timbul dari berbagai kebijakan yang telah diambil pemerintah Indonesia Metode akan pendekatan yang digunakan menentukan arah kebijakan selanjutnya dari penulis dalam penulisan tesis ini adalah metode pemerintah menghadapi pendekatan yuridis empiris. Penelitian ini tidak tantangan pasar di kawasan ASEAN dalam rangka hanya melihat setiap kebijakan yang telah dibuat menciptakan perdagangan yang efisien dan oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk peraturan persaingan yang sehat. Beranjak dari adanya tertulis yang harus dilaksanakan tetapi juga dampak kebijakan pemerintah Indonesia yang mengkaji diambil terhadap persaingan perdagangan jasa di masyarakat. Spesifikasi penelitian dalam penulisan bidang konstruksi dalam rangka MEA, maka hukum ini adalah dekriptif-analitis, yang akan penulis merumuskan masalah sebagai berikut : menganalisa kebijakan yang dikeluarkan oleh Pertama : Bagaimana analisis dampak kebijakan pemerintah pemerintah persaingan perdagangan jasa dalam era MEA baik berupa perdagangan jasa di bidang konstruksi dalam peraturan maupun perjanjian kerjasama yang rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN ?. Kedua : berkaitan dengan perdagangan jasa. Indonesia Indonesia dalam terhadap Bagaimana perbandingan persaingan perdagangan Jenis jasa di bidang konstruksi antara Indonesia dengan dari pemerintah penelitian Indonesia ini adalah hasil dampak kebijakan terhadap Perdagangan yang persaingan digunakan dalam wawancara terhadap informan. Indonesia, pihak Rakyat, pihak ASEAN Secretariat Office ASEAN persaingan Jakarta, pihak Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), pihak Asosiasi Kontraktor Indonesia rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN dan untuk perbandingan Republik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan perdagangan jasa di bidang konstruksi dalam mengetahui data terhadap bagi Wawancara dilakukan dengan pihak Kementerian 2. Tujuan Penelitian analisis Indonesia akibatnya sekunder. Data primer yang digunakan diperoleh Masyarakat Ekonomi ASEAN ?. mendeskripsikan serta penelitian ini adalah data primer dan data negara anggota ASEAN lainnya dalam rangka Tujuan pengaruh (AKI). Sumber data sekunder berasal dari beberapa persaingan bahan hukum yang relevan dengan penelitian ini, perdagangan jasa di bidang konstruksi antara 47 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang meliputi, bahan hukum primer yang mencakup ketentuan perundang-undangan, perjanjian 1. Analisis kebijakan pemerintah Indonesia internasional, dan kebiasaan internasional. Dalam terhadap persaingan perdagangan jasa di peneliti ini bahan hukum primer yang digunakan bidang konstruksi dalam rangka Masyarakat peneliti meliputi Undang-Undang Nomor 18 tahun Ekonomi ASEAN 1999 tentang Jasa Konstruksi, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Kebijakan pemerintah Indonesia terhadap Modal, Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2014 persaingan perdagangan jasa di bidang konstruksi Tentang Perdagangan, Undang – Undang Nomor dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran, Peraturan a) Undang – Undang Nomor 18 Tahun 1999 Presiden Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Daftar Tentang Jasa Konstruksi Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Undang-undang tentang Jasa Konstruksi Penanam Modal, Peraturan Menteri Pekerjaan mengatur jenis, bentuk, dan bidang usaha jasa Umum Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembagian konstruksi, pengikatan kontrak, tanggungjawab Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa penyedia dan pengguna jasa, penataan partisipasi Konstruksi, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum masyarakat jasa konstruksi, kegagalan bangunan, Nomor : 09/PRT/M/2013 Tentang Persyaratan peran masyarakat jasa konstruksi, pembinaan, Kompetensi Untuk Subkualifikasi Tenaga Ahli dan penyelesaian sengketa dan ketentuan pidana. Tenaga Terampil Bidang Jsa Konstruksi, GATS, Secara kontekstual akibat perubahan yang terjadi AFAS. Bahan hukum sekunder mencakup dasar- di tingkat masyarakat dan iklim usaha, beberapa dasar teoretik atau doktrin yang relevan. Bahan ketentuan di dalam undang-undang tentang jasa hukum tertier adalah bahan yang berasal dari konstruksi memperhatikan perkembangan usaha kamus atau ensiklopedi, artikel, jurnal, koran. jasa konstuksi di tingkat global. Salah satunya Metode analisis data yang digunakan adalah terkait dengan aspek pembagian bidang usaha, analisis yang bersifat kualitatif. Sesuai dengan dimana undang-undang tentang jasa konstruksi jenis peneliti membagi bidang usaha ke dalam Arsitek, Sipil, penelitian di atas, maka menggunakan model interaktif dari Miles dan Mekanikal, Huberman (ASMET). Pada tingkat global sesuai dengan untuk menganalisis data hasil Elektrikal, dan Tata Lingkungan standar Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) usaha penelitian. jasa konstruksi dibagi berdasarkan Central Product 48 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Classification (CPC). CPC menganut bidang usaha akan tetapi beban kerja tenaga ahli maupun tenaga berdasarkan yang terampil berbeda – beda sesuai dengan tingkat dikembangkan di perguruan tinggi yang lebih cocok sertifikasi yang mereka dapatkan. Pemerintah untuk pembagian dunia profesi. Indonesia memperinci kualifikasi dari tenaga ahli produk bukan ilmu dan tenaga terampil dengan maksud untuk b) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 8 memberikan standar bagi para pelaku usaha dalam Tahun 2011 tentang Pembagian subklasifikasi memberikan upah yang sesuai dengan klasifikasi dan subkualifikasi usaha jasa konstruksi para tenaga kerja. Klasifikasi bidang usaha dalam peraturan d) Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 menteri ini merupakan turunan dari undang – Tentang Penanaman Modal undang nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi yang lebih dispesifikasikan untuk pengaturan klasifikasi jenis jasa Undang – undang nomor 25 tahun 2007 konstruksi. tentang penanaman modal ini memberikan fasilitas Klasifikasi usaha jasa konstruksi di Indonesia juga penanaman modal dengan mempertimbangkan dibagi kedalam 3 klasifikasi yaitu perencanaan, tingkat daya saing perekonomian dan kondisi pelaksanaan, dan pengawasan yang dipergunakan keuangan negara dan promotif dibandingkan untuk mempermudah lelang jasa konstruksi dengan fasilitas yang diberikan negara lain. nantinya. Klasifikasi yang sudah ada merupakan Pentingnya kepastian fasilitas penanaman modal bentuk kebijakan pemerintah Indonesia agar tidak ini mendorong pengaturan secara lebih detail adanya tumpang tindih pekerjaan konstruksi terhadap bentuk fasilitas fiskal, fasilitas hak atas berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan. tanah, imigrasi, dan fasilitas perizinan impor. Kepemilikan c) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor : 09/PRT/M/2013 Tentang : Persyaratan Kompetensi Untuk Subkualifikasi Tenaga Ahli modal konstruksi, jasa konstruksi memang asing arsitektur untuk konsultasi pertamanan sengaja dibatasi dan oleh pemerintah sebesar 55% saja, hal ini dikarenakan dan Tenaga Terampil Bidang Jasa Konstruksi. pemerintah Indonesia ingin melindungi perusahaan Pemerintah Indonesia membuat peraturan ini konsultan konstruksi Indonesia, selama ini untuk memudahkan para tenaga ahli dan tenaga konsultan konstruksi Indonesia cukup terpuruk terampil dalam sistem upah kerja mereka nantinya karena dengan kualifikasi yang telah ditentukan oleh konstruksi asing yang mendominasi jasa konsultasi pemerintah. Walaupun sama – sama tenaga ahli konstruksi Indonesia. Dengan memperhatikan 49 banyaknya perusahaan konsultan Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro kondisi para perusahaan jasa konsultan konstruksi f) Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2014 yang kurang berkembang maka pemerintah tentang Keinsinyuran Indonesia sengaja membatasi kepemilikan modal Undang-undang Nomor 11 Tahun 2014 asing hanya sebatas 55% dan kebijakan tersebut tentang Keinsinyuran ini juga merupakan salah satu dituangkan dalam peraturan presiden Nomor 44 langkah pemerintah Indonesia dalam membatasi Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang insinyur asing di Indonesia serta membuat insinyur Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan dalam negeri memiliki daya saing yang berkualitas Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. dengan insiyur dari negara ASEAN lainnya. e) Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2014 Insinyur sebagai salah satu komponen utama yang Tentang Perdagangan melakukan layanan jasa rekayasa teknik harus memiliki kompetensi untuk melakukan pekerjaan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2014 ini secara merupakan kebijakan pemerintah terkait penyedia materiil maupun di muka hukum sehingga layanan tahun 1999 tentang jasa konstruksi. Pengaturan jasa di bidang Keinsinyuran memiliki kepastian standarisasi penyedia jasa dalam undang –undang hukum, memberikan pelindungan bagi Insinyur dan tentang perdagangan tidak hanya berlaku bagi pengguna, serta dilakukan secara profesional, penyedia jasa dalam negeri tetapi juga penyedia bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi etika jasa dari luar negeri. Kebijakan pemerintah profesi. Indonesia dalam undang – undang nomor 7 tahun ini yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moril- telah diatur melalui undang – undang nomor 18 perdagangan kegiatan masyarakat dan dirinya. Hasil karya Insinyur harus perdagangan jasa konstruksi yang secara spesifik tentang sehingga dilakukannya dapat meningkatkan kualitas hidup jasa dan pengguna jasa, sedangkan untuk 2014 profesional merupakan Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam komitmen Indonesia bertujuan untuk meningkatkan undang – undang jasa konstruksi, undang – pertumbuhan ekonomi nasional serta berdasarkan undang penanaman modal, undang – undang asas kepentingan nasional, kepastian hukum, adil perdagangan dan undang – undang keinsinyuran dan sehat, keamanan berusaha, akuntabel dan merupakan komitmen pemerintah Indonesia dalam transparan, kemandirian, kemitraan, kemanfaatan, menghadapi persaingan perdagangan jasa di kesederhanaan, kebersamaan, dan berwawasan sektor jasa konstruksi khususnya yang memberikan lingkungan. dampak baik positif maupun negatif terhadap perdagangan jasa konstruksi di Indonesia. Segala 50 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro 2. Analisis Dampak kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah Kebijakan Pemerintah Indonesia sampai saat ini kebijakan paling ketat Indonesia dari pemerintah Indonesia dalam perdagangan jasa Perdagangan Jasa Di Bidang Konstruksi adalah undang – undang nomor 25 tahun 2007 Dalam Rangka MEA tentang pembatasan kepemilikan modal asing. Terhadap Persaingan Implementasi dari Masyarakat Ekonomi Kebijakan ini diambil pemerintah Indonesia untuk ASEAN 2015, Indonesia masih menghadapi melindungi beberapa sektor bidang jasa tertutup beberapa tantangan baik eksternal maupun tertentu yang dapat diusahakan untuk kegiatan internal. Dampak kebijakan pemerintah Indonesia penanaman modal dengan persyaratan, yaitu terhadap persaingan perdagangan jasa di bidang dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, dan konstruksi dalam rangka MEA yang ditemukan oleh menengah serta koperasi, kemitraan, kepemilikan penulis adalah : modal, lokasi tertentu, perizinan khusus, dan penanarn modal dari negara Association of a) Akibat masih diterapkannya undang – undang Southeast Asian Nations (ASEAN). Kebijakan yang nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi, diambil pemerintah Indonesia dilakukan dengan pengembangan tujuan integrasi ekonomi yang akan membawa sebagai standar keselamatan dan keamanan manfaat baik dari segi politik, sosial mapun dalam pekerjaan konstruksi belum diatur oleh ekonomi bagi negara – negara anggota ASEAN. pemerintah Indonesia, sedangkan beberapa Sebelum adanya MEA, perdangangan di sektor negara jasa konstruksi di Indonesia sudah sangat ketat menerapkan pengembangan teknologi dalam karena perusahaan dari China, Korea dan India peraturan konstruksi mereka. Hal ini membuat lebih dahulu menguasai pasar jasa konstruksi di daya saing jasa sektor konstruksi di Indonesia Indonesia, pada awal tahun 2016 cukup melemah. sejak perdagangan adanya menjadi MEA lebih ketat persaingan daripada sudah Indonesia karena tidak ada jenis bidang kesepakatan perdagangan ASEAN dalam era MEA ekonomi lainnya pekerjaan konstruksi tidak dapat beroprasi di usaha tertutup yang dikhususkan untuk menunjang efisensi ASEAN digunakan yang memiliki sertifikasi sebagai penilai ahli melakukan kebijakan pembatasan untuk bidang bentuk anggota yang b) Pelaku usaha dalam negeri maupun luar negeri sebelumnya, oleh karena itu pemerintah Indonesia sebagai teknologi pekerjaan tersebut di Indonesia. terhadap c) Standarisasi tenaga ahli maupun insinyur yang kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia dikeluarkan terait kondisi persaingan yang sangat ketat. 51 oleh pemerintah Indonesia Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dianggap masih belum cukup mampu bersaing Pengembangan jasa konstruksi menjadi dengan standarisasi dari negara anggota MEA agenda publik yang penting dan strategis bila lainnya. melihat perkembangan yang terjadi secara cepat dalam d) Terbatasnya kepemilikan modal asing foreign globalisasi dan liberalisasi, kemiskinan dan kesenjangan, demokratisasi dan equity operation (FEP) di Indonesia yang hanya otonomi daerah, serta kerusakan dan bencana 55 % dalam bentuk perusahaan terbatas dan alam. Oleh karena itu, sampai saat ini kebijakan dalam bentuk joint operation. yang sudah dikeluarkan pemerintah sebagian besar e) Banyaknya tenaga kerja konstruksi asing yang belum memberikan dampak yang membawa masuk ke Indonesia. manfaat bersama, tetapi bukan berati tidak memiliki manfaat sama sekali. Pelaku usaha dalam negeri f) Akibat adanya kebijakan kerja sama antar merasakan perlindungan yang cukup terhadap Indonesia – Malaysia terkait pelatihan kerja pembatasan tenaga ahli, banyak tenaga ahli Indonesia yang kepemilikan modal asing yang merupakan faktor yang menandakan belum telah memiliki sertifikat keahlian yang sesuai dengan bidang kualifikasi pekerjaan konstruksi yang kini diperdagangkan. sepenuhnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia mampu membuat kebahagiaan bagi masyarakat Indonesia terkait Globalisasi politik, ekonomi, dan keuangan perdagangan jasa konstruksi dalam era MEA. telah mendorong industri konstruksi di seluruh belahan dunia, konteks 1) Hambatan termasuk industri konstruksi Indonesia nasional, menghadapi persaingan global. Kondisi – dan Hambatan Pelaku Pemerintah Usaha Jasa Konstruksi dalam Persaingan Perdagangan ini memaksa industri tersebut berusaha menjadi Jasa Di Bidang Konstruksi Dalam Rangka pemain kelas dunia. Artinya, industri konstruksi MEA nasional harus mampu bertahan kompetitif di pasar internasional. Industri ini dituntut menunjukkan Kondisi perekonomian Indonesia sebelum kinerja yang tinggi, baik disisi input data, proses, MEA berlangsung memang kurang baik bagi iklim keluaran manajemen. perdagangan jasa memicu banyak hambatan bagi Pertimbangan ekonomi demi mendapatkan manfaat perdagangan jasa di bidang konstruksi pada tahun yang membawa kepuasan merupakan tujuan 2016. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap integrasi ekonomi ASEAN. dollar maupun sistem pada Agustus – November 2015 memunculkan masalah defisit neraca perdagangan, 52 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 seperti kurangnya daya beli Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro masyarakat. Seperti undang – undang nomor 18 tahun 1999 Hambatan tersebut dilengkapi dengan kurangnya tentang jasa konstruksi pada tahun 2014 telah kerja sama antara pemerintah dan pihak seperti merancang pembaharuan undang – undang jasa asosiasi jasa konstruksi, LPJK, dan peran konstruksi tersebut tetapi sampai MEA berjalan, masyarakat dikarenakan pemerintah lebih berfokus rancangan undang – undang tersebut belum mengembalikan nilai tukar rupiah pada saat itu. disahkan. Memasuki MEA pada tahun 2016, pemerintah Di Indonesia sendiri laju inflasi masih cukup Indonesia mengalami kekurangan lulusan sarjana tinggi pada tahun 2016, harga tenaga kerja dalam teknik karena rendahnya minat sehingga sarjana sektor teknik yang ada pada tahun 2016 belum bisa jasa masih cukup tergolong tinggi dibandingan negara Thailand, Vietnam dan Filipina. memnuhi kebutuhan dalam negeri. Kualitas SDM yang yang tidak merata di Indonesia juga menjadi Selain terdapat hambatan bagi pemerintah salah satu hambatan tersendiri. Tenaga ahli dalam persaingan perdagangan jasa di sektor Indonesia memang cukup digemari dalam pasar konstruksi, terdapat juga beberapa hambatan bagi jasa konstruksi, tetapi dengan jumlah penduduk pelaku usaha dalam era MEA ini. Hambatan bagi terbesar di ASEAN, Indonesia hanya mampu pelaku usaha dalam persaingan perdagangan jasa bersaing pada level pendidikan SMA merupakan di sektor konstruksi dalam MEA adalah kondisi kemunduran dalam tingkat perdagangan jasa. pelaku pasar konstruksi yang masih lemah. Hal ini terlihat dari ketimpangan struktur pasar dan industri Sumber Daya Manusia untuk lulusan sarjana konstruksi, dimana 85% nilai pasar konstruksi teknik dan arsitektur bahkan kurang dilirik pelaku dikuasai oleh kontraktor besar, sedangkan 15% usaha pada tahun 2016 lalu. Kompetensi yang masih cukup rendah memang sisa dari nilai pasar konstruksi diperebutkan oleh menjadi kontraktor kecil. Padahal jumlah kontraktor besar penyebabnya. Minat terhadap sarjana teknik dan arsitektur yang masih rendah hanya 13% sedangkan 87% nya adalah kontraktor dikarenakan kecil. Sehingga persaingan usaha di pasar persyaratan dan kualifikasi yang masih dinilai sulit konstruksi untuk nilai kontrak yang kecil menjadi sesuai standar MRA ASEAN. Pemasok jasa dan tidak sehat dan terdistorsi, pelaku usaha asing di tenaga kerja juga belum komperhensif akibat luar negara anggota ASEAN telah mendominasi beberapa peraturan yang cukup rumit. Beberapa pasar jasa konstruksi Indonesia, dan menyebabkan kebijakan belum dikeluarkan oleh pemerintah persaingan Indonesia juga menjadi hambatan tersendiri. melemah. 53 antar negara anggota ASEAN Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro maupun 3. Perbandingan persaingan perdagangan jasa hambatan bagi pelaku usaha dalam persaingan di bidang konstruksi antara Indonesia perdagangan jasa di sektor konstruksi terjadi dengan negara anggota ASEAN lainnya dikarenakan kondisi perekonomian dan kondisi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN Hambatan bagi pemerintah sumber daya manusia yang kurang siap dalam 1) Perbandingan kemudahan berbisnis jasa di menjalani MEA. Faktor – faktor penghambat bidang konstruksi antara Indonesia dengan tersebut juga terjadi karena beberapa kebijakan negara anggota ASEAN lainnya pemerintah Indonesia yang diterapkan kurang mampu mengakomodasi persaingan perdagangan Perdagangan dan investasi di sektor jasa jasa di sektor konstruksi pada saat itu sehingga dapat dibatasi melalui pembatasan formal atau tidak memberikan kebahagiaan bagi pemerintah melalui Indonesia dan juga pelaku usaha dalam menjalani Pembatasan formal untuk jasa yang ditujukan untuk perdagangan jasa di bidang konstruksi. Hambatan membatasi akses ke pasar jasa dalam negeri yang terjadi pada era MEA yang telah setahun dengan lokal dan/atau perusahaan asing, atau berjalan bahwa affording pemasok jasa domestik yang mempunyai perdagangan jasa di bidang konstruksi Indonesia keunggulan kompetitif melalui langkah-langkah tidak membawa pengaruh yang positif bagi yang mendiskriminasi pemasok jasa asing, disebut pemerintah Indonesia dan pelaku usaha terkait sebagai pembatasan akses pasar dan langkah- iklim perdagangan jasa konstruksi di Indonesia langkah yang cenderung pasif. Hambatan merupakan perdagangan AFAS yang terinspirasi oleh GATS, dampak dari sebuah kebijakan yang tidak banyak jenis pembatasan perdagangan dan investasi jatuh memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi di bawah lingkup ketentuan tentang "akses pasar" masyarakat secara luas walaupun MEA sudah dan berjalan. Hambatan – hambatan tersebut juga kewajiban utama menuju liberalisasi jasa untuk dapat menentukan bahwa tujuan dari integrasi menghilangkan hambatan dan mempermudah laju ekonomi melalui MEA tidak berjalan seperti yang bisnis.5 ini memang menandakan berbagai peraturan diskriminatif. "perlakuan nasional," dalam Dalam yang negeri. perjanjian merupakan diharapkan. 5 54 Krajewski, Markus. 2003, National Regulation and Trade Liberalization in Services. The Hague: Kluwer Law International, 2003, hal 137 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Grafik 2.1 : Kemudahan berbisnis di sektor jasa kons truksi antar negara ASEAN Sumber : Diolah dari berbagai sumber Kemudahan berbisnis Indonesia yang masih jauh tertinggal dari negara- negara tersebut berada di peringkat 7 dari 10 kemudahan berbisnis jika mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk di negara ASEAN lainnya menandakan kurangnya dan jumlah wilayah yang paling banyak dan luas komitmen kebijakan pemerintah Indonesia untuk diantara membuat iklim berbisnis di Indonesia bagi pelaku Kemudahan berbisnis Indonesia belum sesuai usaha untuk berbisnis di Indonesia. Pelaku bisnis dengan teori efisiensi ekonomi, kemudahan yang ingin memulai usaha di Indonesia sangat berbisnis yang ditingkatkan akan memberikan sedikit pada tahun 2016, hal in dikarenakan manfaat bagi iklim bisnis konstruksi di Indonesia sangatlah susah untuk memulai bisnis di Indonesia. yang akan berdampak pada terbukanya arus Indonesia menduduki urutan ke 9 dari negara investasi dan adanya penambahan lapangan anggota ASEAN terhadap kemudahan dalam pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. memulai bisnis di suatu negara. Laos sebagai di tersebut. negara anggota ASEAN lainnya kemudahan memulai bisnis di negaranya. Rata – berbisnis ASEAN jasa konstruksi antara Indonesia dengan perkapita telah mengalahkan Indonesia dalam kemudahan anggota 2) Perbandingan daya saing investasi di bidang negara yang penduduknya mempunyai pendapatan rata negara Perkembangan Indonesia arus investasi antar dibandingkan negara anggota ASEAN lainnya perusahaan di ASEAN saat ini dikuasai oleh adalah tingkat sulit. Filipina dan Vietnam yang Singapura, Malaysia dan Thailand. Myanmar merupakan negara berkembang memiliki askes menjadi negara dengan tujuan investasi terbesar terhadap kemudahan pasar yang sangat baik pada era MEA ini. Indonesia sendiri hanya berada dibandingkan Indonesia. Terlepas dari Singapura, di peringkkat 5 untuk negara tujuan investasi yang Malaysia, Thailand dan Brunei yang memiliki dianggap menjanjikan. Perusahaan – perusahaan tingkat kemudahan berbisnis yang tinggi, Indonesia asing yang berinvestasi dalam sektor jasa 55 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro konstruksi lebih memilih negara dengan indek infrastruktur di negara Myanmar, Vietnam, Kamboja pembangunan yang baik dan regulasi yang serta Laos. Pelaku usaha sektor jasa konstruksi memudahakan Indonesia sendiri juga telah memenangkan lelang investasi mereka. Myanmar, Vietnam, Kamboja serta Laos merupakan negara pengerjaan berkembang melakukan beberapa negara tersebut, akan tetapi pelaku pembangunan dalam negeri secara besar – usaha dari Singapura, Malaysia dan Thailand yang besaran. Beberapa perusahaan konstruksi dari masih merajai arus investasi dalam sektor jasa Singapura, konstruksi di ASEAN dalam MEA. yang Malaysia memenagkan sedang dan tender lelang Thailand telah infrastruktur dan berinvestasi di pembangunan Grafik 2.2 : Negara Tujuan Investasi Sektor Jasa Konstruksi di ASEAN Sumber : Diolah Penulis Dari Berbagai Sumber Dalam rangka integrasi ekonomi, begitu memberikan manfaat bagi pelaku usaha kepentingan nasional merupakan yang utama yang asing karena kepemilikan modal mereka dibatasi. harus diamankan oleh negara anggota ASEAN. 3) Perbandingan persaingan tenaga kerja di Kepentingan kawasan, apabila tidak sejalan bidang jasa konstruksi antara Indonesia dengan kepentingan nasional, merupakan prioritas dengan negara anggota ASEAN lainnya kedua. Hal ini berdampak pada sulitnya mencapai Daya saing di sektor konstruksi yang sangat dan melaksanakan komitmen liberalisasi AEC terhadap berpengaruh dengan persaingan perdagangan jasa membawa adalah tenaga kerja di sektor konstruksi yang manfaat bagi pelaku usaha dalam negeri dan meliputi tenaga terampil, arsitektur dan sarjana masyarakat Indonesia, disisi yang lainnya tidak teknik. Kualitas infrastruktur dalam negeri Indonesia Blueprint. pembatasan Pertimbangan ekonomi ekonomi disatu sisi 56 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro hanya berperingkat ke-5 di ASEAN. Sumber daya ASEAN. manusia Indonesia hanya berperingkat ke-6 di Grafik 2.3 : Perbandingan tenaga kerja Indonesia berdasarkan kualifikasi kerja standar Mutual Recognition Arrangements (MRA) yang sudah bersertifikasi Sumber : Diolah dari berbagai Sumber Daya saing tenaga kerja dalam era MEA welfare. Pertimbangan kondisi ekonomi belum saat ini menunjukkan bahwa tenaga kerja dari dijadikan sebagai pertimbangan daam membuat Singapura masih menduduki pasar tenaga kerja kebijakn jika mengingat perbandingan persaingan ASEAN meskipun jumlahnya lebih sedikit daripada tenaga kerja di bidang jasa konstruksi antara Indonesia jumlah Indonesia dengan negara anggota ASEAN lainnya penduduk. Faktor kepercayaan atas tenaga kerja masih menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dari Singapura juga membuat para insinyur bagi Indonesia. maupun dikarenakan arsitek perbedaan Indonesia kurang dilirik. C. KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan daya saing tenaga kerja antar negara – negara di ASEAN pada tahun 2016 Berdasarkan penelitian dan pembahasan memberikan nilai bahwasanya daya saing tenaga yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan kerja Indonesia masih menjadi kendala yang cukup sebagai berikut : besar bagi persaingan perdagangan jasa dalam 1. a. Melalui Undang – Undang Nomor 18 Tahun MEA. Salah satu faktor kurang diminatinya tenga 1999 Tentang Jasa Konstruksi, pemerintah kerja Indonesia adalah karena faktor pendidikan. Efisiensi dari kebijakan yang dibuat Indonesia mengeluarkan kebijakan bahwa jenis oleh bidang usaha jasa konstruksi yang dibuka untuk pemerintah Indonesia belum mengara pada social 57 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro diperdagangkan Indonesia adalah perencana Sedangkan hambatan bagi pelaku usaha dalam konstruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas persaingan konstruksi. Kebijakan pembatasan kepemilikan konstruksi dalam rangka MEA kondisi pelaku modal dilakukan melalui undang – undang usaha pasar konstruksi yang lemah dimana nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman kontraktor besar dari luar negeri menguasai modal. Kebijakan untuk memenuhi standar pasar walaupun jumlah kontraktor besar asing nasional Indonesia (SNI) yang telah ditentukan lebih sedikit daripada kontraktor Indonesia. dalam Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Kebijakan b. untuk perdagangan Indonesia merupakan jasa di sektor negara yang mempunyai kemudahan berbisnis yang rendah membatasi melonjaknya insinyur asing ke karena berbagai regulasi yang menyulitkan Indonesia melalui Undang – Undang Nomor 11 pelaku usaha untuk memulai usahanya di Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran. Indonesia. Singapura merupakan negara b. Standarisasi tenaga kerja ahli dan insinyur dengan pelaku usaha yang paling banyak belum mampu bersaing dengan standarisasi melakukan investasi di sektor jasa konstruksi dari negara ASEAN lainnya, pembatasan dengan 25 investasi di berbagai negara di kepemilikan modal dari pemerintah Indonesia ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke 4 mendorong kurangnya minat investor untuk dengan 11 investasi di sektor jasa konstruksi. berinvestasi di Indonesia, semakin banyaknya Permintaan tenaga kerja dari Indonesia untuk tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, insinyur dan arsitektur cukup rendah dan kurang kurang minatnya pengusaha konstruksi dalam diminati. negeri untuk melakukan perdagangan di luar Saran penulis adalah pemerintah Indonesia negara Indonesia, semakin banyak tenaga kerja diharapkan yang memenuhi standarisai MRA melalui kerja negatif evaluasi dan agar menjadi lebih baik bahkan ditingkatkan dari yang telah berjalan satu tahun lebih banyak dampak melakukan perbaikan terhadap kinerja jasa konstruksi nasional sama antar Indonesia dan Malaysia. Era MEA memberikan tetap waktu ke waktu. Pelatihan dan penambahan tenaga terhadap kerja konstruksi nasional yang kompetitif dan diakui perdagangan jasa di sektor konstruksi di internasional perlu dilakukan secara konsisten, dan Indonesia perlu didukung oleh seluruh pihak, yaitu pemerintah 2. a. Kualitas SDM Indonesia yang masih kurang pusat, daerah, perbankan, ketenagakerjaan, dan bagus belum mampu bersaing dengan negara pendidikan. yang memiliki daya saing SDM yang baik. 59 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 1, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro D. DAFTAR PUSTAKA Buku Pedoman Direktorat Perundingan Perdagangan Jasa dan Direktorat Jendral Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2015, Kesiapan Sektor Jasa Konstruksi Nasional Masyarkat Menghadapi Ekonomi ASEAN (MEA).Kemendag Integrasi Ekonomi ASEAN, 2015, https://www.academia.edu/9503310/ (diakses tanggal 25 Juli 2015) Krajewski, Markus. 2003, National Regulation and Trade Liberalization in Services. The Hague: Kluwer Law International Muhammad, Abdulkadir., 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : Citra Aditya Bakti Soemitro, Ronny Hanitijio., 1995, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia. 59