13/PUU-IX/2011 Tentang PHK Disebabkan Melaporkan Dugaan

advertisement
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA
Registrasi Nomor : 13/PUU-IX/2011
Tentang
PHK Disebabkan Melaporkan Dugaan Tindak Korupsi
Didalam PT.Semen Baturaja
(UU Serikat Pekerja)
I.
PEMOHON
1.
Pemohon 1, Idrus Nawawi, bertempat tinggal di Jl.Raya Tiga Gajah KPR Tiga Gajah Indah Blok
AA No.13 RT.24 RW.11 Kel. Sukajadi Kec.Baturaja Timur Kab.Ogan Komering Ulu,
Prov.Sumatera Selatan.
2.
Pemohon 2, Haimingsi Hapsari, bertempat tinggal di Jl. Dr. Moh.Hatta Lorong Sehati No.590
RT.04 RW.04 Kel.Sukaraya Kec.Baturaja Kab.Ogan Komering Ulu Prov.Sumatera Selatan.
II. POKOK PERKARA
Pemohon mengajukan permohonan untuk pengujian Pasal 1 ayat (8) UU RI No.21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh terhadap UUD RI Tahun 1945.
III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Pemohon dalam permohonan sebagaimana dimaksud menjelaskan, bahwa ketentuan yang mengatur
kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Pasal 1 ayat (8) UU RI No.21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah :
1.
Pasal 24C ayat (1) UUD Tahun 1945 “ Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili
pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji
undang-undang dasar, memutus sengketa kewenanganlembaga Negara yang
kewenanganya diberikan oleh undang-undang dasar, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum”
2.
Pasal 29 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pad tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:
a.
Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945;
b.
-----------------------------------;
c.
----------------------------------; dst
IV. KEDUDUKAN PEMOHON ( LEGAL STANDING)
Bahwa menurut ketentuan Pasal 51 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
(UU MK), agar seseorang atau suatu pihak dapat diterima sebagai Pemohon dalam permohonan
pengujian undang-undang terhadap UUD Tahun 1945, maka orang atau pihak dimaksud haruslah ;
a.
Menjelaskan kedudukanya dalam permohonanya, yaitu apakah yang sebagai perorangan
warga negara Indonesia, kesatuan masyarakat hukum adat, badan hukum, atau lembaga
negara;
b.
Kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya, dalam kedudukan sebagaimana
dimaksud pada huruf (a), sebagai akibat diberlakukannya undang-undang yang dimohonkan
pengujian
Atas dasar ketentuan tersebut maka Pemohon perlu terlebih dahulu menjelaskan kedudukanya, hak
konstitusi yang ada pada Pemohon, beserta kerugian spesifik yang akan dideritanya secara sebagai
berikut :
-
Pemohon diatas adalah warga negara Republik Indonesia yang telah dirugikan atau berpotensi
dirugikan hak-hak konstitusionalnya akibat berlakunya Pasal 1 ayat (8) UU RI No.21 Tahun 2000
tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
V. NORMA-NORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DIUJI
A. NORMA MATERIIL
Norma yang di ajukan dalam UU No. 21 Tahun 2001, yaitu :
-
Pasal 1 ayat (8)
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik
perseorangan, persekutuan, atau badan hukum, baik milik swasta maupun milik negar yang
mempekerjakan pekerja/buruh dengan memberi upah atau imbalan bentuk lain.
B. NORMA UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Norma yang diujikan, yaitu :
(Pemohon tidak menyebutkan batu uji)
VI. Alasan-alasan Pemohon Dengan diterapkan UU a quo Bertentangan Dengan UUD
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, karena :
1.
Bahwa tujuan para Pemohon melaporkan Direksi PT.Semen Baturaja kepada Polda Sumsel
agar Polda Sumsel melakukan penyidikan terhadap Direktsi PT.Semen Baturaja yang
menghalang-halangi para pemohon menjalankan kegiatan Serikat Pekerja dengan cara memPHK para Pemohon berdasarkan SK PHK atas nama Pemohon 1 dan atas nama Pemohon 2;
2.
Bahwa Direksi PT.Semen Baturaja telah melakukan pelanggaran terhadap Pasal 28 huruf a
UU Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan berdasarkan bukti-bukti yang diberikan Para Pemohon
maka Direksi PT.Semen Baturaja telah melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan Pasal
43 ayat (1) dan ayat (2) UU Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
3.
Bahwa saksi ahli dari Dinas Tenaga Kerja Kab.OKU Prov.Sumsel menerangkan tindakan
Direksi PT.Semen Baturaja yang mem-PHK para Pemohon tidak tunduk pada UU Serikat
Pekerja karena PT.Semen Baturaja adalah perusahaan milik negara sebagaimana diterangkan
oleh Termohon dalam perkara pra peradilan No.1/Pra-Per/2006/PN PLG;
4.
Bahwa berdasarkan keterangan saksi ahli tersebut kemudian Petugas Polda Sumsel
melakukan penyidikan terhadap Direksi PT.Semen Baturaja namun tindak lanjut tersebut
tidak dilakukan berdasarkan Pasal 41 UU Serikat Pekerja tetapi Pasal 5 dan Pasal 7 KUHAP
sehingga tidak dapat menemukan tindak pidana yang dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) dan
ayat (2) UU Serikat Pekerja;
5.
Bahwa atas dasar tersebut di atas maka termohon menghentikan penyidikan terhadap laporan
Para Pemohon kepada Polda Sumsel dengan dasar pertimbangan bahwa hasil peniyidkan
terhadap tersangka dan saksi ahli pidana merupakan bukan tidak pidana;
6.
Bahwa di PT.Semen Baturaja sejak tanggal 3 Oktober 2000 sampai dengan tanggal 3
Oktober 2003 telah terbentuk organisasi SPI yang sah keberadaannya;
7.
Bahwa Para Pemohon di PHK oleh Direksi PT.Semen Baturaja dengan alasan pemohon
melaporkan ada dugaan korupsi di PT.Semen Baturaja dan pada saat itu masih berlaku UU
No.21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
8.
Bahwa atas putusan pengadilan negeri Palembang No.01/Pra-Per/Akte-Pid/2006 tanggal 10
Februari 2006 para Pemohon telah melakukan upaya hukum yaitu mengajukan permohonan
kasasi kepada ketua MA RI;
9.
Bahwa alasan Direksi PT.Semen Baturaja mem-PHK pada Pemohon karena menindak lanjuti
tuduhan Tim Khusus Penyidik Pelanggaran Peraturan Perusahaan terhadap Para Pemohon
tentang pelanggaran peraturan perusahaan pada tanggal 12 November 2001;
10. Bahwa tuduhan tersebut tidaklah benar karena yang dimaksud dokumen rahasia perusahaan
berupa rekaman mutu rekap bulanan produksi No.Dokumen 1.QAR.030-20 periode Januari
2001 bukan dokumen rahasia tetapi adalah laporan fiktif tentang produksi clinker atau trak
pada periode pertama Januari 2001;
11. Bahwa tuduhan Tim Khusus Penyidik Pelanggaran Perusahaan terhadap Para Pemohon yaitu
berusaha menjatuhkan nama baik dan kedudukan sesama karyawan dengan cara memberikan
informasi dalam media massa transparan tanggal 9 Juli 2001 adalah tidak benar;
12. Bahwa tuduhan Tim Khusus Penyidik Pelanggaran Peraturan Perusahaan mengenai
keterangan palsu tentang pemberian tunjangan kinerja tahun 2000 semester ke-2 belum
diberikan kepada karyawan karena keterlambatan proyek optimalisasi II sehingga beritanya
dimuat di media massa Sumatera Ekspress tangal 9 Maret 2001 adalah tidak benar karena:
-
Yang menjawab pertanyaan wartawan hanya Pemohon 1 dan tidak pernah menjelaskan
tentang keterlambatan pemberian tunjangan kinerja tahun 2000 semester ke-2.
-
Pemohon 1 hanya menjawab tentang karyawan PT.Semen Baturaja yang resah karena
belum menerima bonus semester ke 2 tahun 2000.
VII. PETITUM
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Pasal 1 ayat (8) UU RI No.21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh
tidak bertentangan dengan UUD RI Tahun 1945;
3. Berdasarkan Pasal 1 ayat (8) UU No.21Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh,
tindakan Direksi PT.Semen Baturaja mem-PHK para Pemohon berdasarkan bukti P.3.a dan bukti
P.3.b tunduk pada UU RI No.21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
4. Menyatakan Surat Ketetapan tentang penghentian penyidikan yang dikeluarkan oleh Termohon
dengan No. Pol. : S.Tap/89.b/XI/2005/Um/Dit.Reskrim SS, Tgl. 18 November 2005 tidak sah
menurut hukum:
5. Memerintahkan Kepala Negara Republik Indonesia di Jakarta cq Kepolisian Negara Republik
Indonesia di Jakarta cp Kepolisian Negara Republik Indonesia daerah Sumatera Selatan
melanjutkan penyidikan terhadap laporan para pemohon kepada polda Sumsel No.Pol:LP/159K/III/2002 Yamnas Polda Sumsel Tanggal 28 Maret 2002;
Atau apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon Putusan yang seadiladilnya.
Download