BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN 6.1

advertisement
BAB VI
KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN
6.1. Pemetaan Program
Penanggulangan kemiskinan merupakan hasil komulatif dari seluruh proses
pembangunan, setiap upaya pembangunan hasilnya akan berkontribusi terhadap
penanggulangan kemiskinan, seperti pembangunan jalan, jembatan, investasi sektor
swasta, bahkan pengangkatan pegawai. Namun ada program-program yang langsung
dialokasikan dengan sasaran khusus penduduk miskin sebagai bentuk kepedulian
terhadap kemiskinan.
Pemetaan program penanggulangan kemiskinan dilakukan untuk melihat
program-program penanggulangan kemiskinan yang sifatnya afirmatif yang sudah
dijalankan di daerah, baik program nasional maupun program daerah sendiri. Program
penanggulangan kemiskinan yang afirmatif artinya program-program yang secara
khusus dirancang dan dijalankan untuk menjawab persoalan kemiskinan secara
langsung kepada sasaran penduduk miskin secara individu, keluarga maupun rumah
tangga,
sasaran
melalui
komunitasnya
maupun
sasaran
melalui
sumber
penghidupannya.
Dalam pendekatan percepatan penanggulangan kemiskinan nasional, programprogram dengan sasaran individu, keluarga dan rumah tangga miskin dikelompokkan
sebagai program klaster satu, biasanya berupa program perlindungan sosial. Programprogram yang sasarannya komunitas dengan model pemberdayaan dikelompokkan
sebagai klaster dua, seperti berbagai macam kegiatan pada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Selanjutnya program yang sasarannya sumber penghidupan yang dimaksudkan
untuk penanggulangan kemiskinan adalah program-program yang bertujuan
mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil (UMK), seperti
sektor-sektor informal yang menjadi sumber penghidupan masyarakat dengan tingkat
sosial ekonomi terbawah, program-program ini dikelompokkan dalam program klaster
tiga, kegiatannya berupa peningkatan kapasitas usaha dan peningkatan aksesibilitas
terhadap modal dan jaringan usaha bagi UMK. Berikut program/kegiatan
penanggulangan kemiskinan Kota Solok:
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 1
Tabel 6.1
Program/Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok
Nama
Jenis
transfer
Sasaran
Lembaga
pelaksana
utama
Beasiswa
Pendidikan
Tunai
Siswa Miskin
dan berprestasi
Dinas
Pendidikan
Raskin
Beras
bersubsidi
RT Miskin
Jamkesda
Biaya pelayanan
kesehatan gratis
RT Miskin
Pemanfaatan
Pemanfaatan
Rumah tidak
Perbaikan/
Sarana air bersih pekarangan
dan
layak huni,
Rehab Rumah
dan sanitasi
untuk
produktifitas
sarana
pengembangan
tidak layak huni
dasar
lahan tidur
sanitasi dasar
pangan
Tunai
Kambing
Tunai
Bibit
Tunai
RT Miskin
RT Miskin
RT Miskin
Bagian
Dinas Kesehatan Dinas Sosial dan Dinas Pertanian Dinas PU
Perekonomian
Tenaga Kerja
Sekretariat
Daerah
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
RT Miskin
RT Miskin
Kantor
Ketahanan
Pangan
PNPM MP
BAB VI - 2
6.2. Kaji Ulang Kebijakan Menurut Bidang/Sektor
Kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan
dirasa masih kurang berhasil serta masalah kemiskinan yang juga sangat kompleks
menjadi tantangan yang cukup besar dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Untuk
itu perlu penanganan secara menyeluruh meliputi seluruh dimensi baik politik, sosial,
maupun ekonomi. Selain itu, perlu kerjasama antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah, serta pelaku lainnya yaitu swasta, organisasi non pemerintah,
perguruan tinggi, organisasi profesi, masyarakat pada umumnya termasuk masyarakat
miskin.
Kaji ulang kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan memberikan
pembelajaran bagi strategi penanggulangan kemiskinan masa mendatang. Hasil
evaluasi terhadap kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan saat ini masih
cenderung seragam untuk seluruh Indonesia dan sedikit mempertimbangkan pada
keragaman sosial budaya, kebijakannya lebih kepada pendekatan sektoral dan
kelompok sasarannya tumpang tindih pada skema program yang hampir sama.
Kaji ulang terhadap kebijakan penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan baik
melalui identifikasi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang sudah
dilaksanakan dibeberapa SKPD terkait yang sekarang masih berjalan, serta evaluasi
kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang sudah berlangsung dan yang
masih berjalan. Kaji ulang kebijakan penanggulangan kemiskinan oleh pemerintah
daerah adalah berupa program-program tentang penanggulangan kemiskinan,
peraturan daerah, APBD serta kebijakan lain yang secara langsung maupun tidak
langsung mempunyai dampak terhadap kemiskinan masyarakat atau menutup akses
masyarakat miskin.
Fokus masalah yang perlu menjadi perhatian dalam melakukan kaji ulang
kebijakan adalah sebagai berikut:
1.
Apakah suatu kebijakan berpihak pada masyarakat miskin atau tidak?
2.
Apakah kebijakan tersebut dapat memberikan akses atau kesempatan pada
penduduk miskin sebagai penerima manfaat?
3.
Apakah dampak dari kebijakan tersebut menguntungkan atau merugikan
penduduk miskin?
4.
Apakah pemberlakuan kebijakan tersebut berpotensi untuk membuat atau
menambah kemiskinan baru di daerah?
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 3
Berdasarkan review kembali dokumen SPKD Kota Solok Tahun 2006-2011, dalam
upaya penanggulangan kemiskinan diberlakukan beberapa kebijakan penanggulangan
kemiskinan diantaranya:
1.
Kebijakan perluasan kesempatan kerja dan berusaha melalui:
a.
Penciptaan kondisi ekonomi makro yang mendorong upaya perluasan
kesempatan dan pelayanan publik yang adil dan merata.
b.
Pengembangan usaha kecil, mikro dan koperasi meliputi perbaikan kualitas
pelayanan, perluasan sumber keuangan, pengembangan sistem insentif dan
perbaikan kualitas usaha dan perluasan kesempatan kerja.
c.
Perluasan kesempatan kerja meliputi penciptaan kesempatan kerja untuk
penanggulangan kemiskinan dan penumbuhan tenaga kerja mandiri.
d.
Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang meliputi
pemanfaatan sumber daya alam secara optimal, melindungi fungsi
lingkungan hidup dan daya dukung alam, serta pengembangan kelembagaan
dan instrumen pendukung.
2.
Kebijakan program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia, pemantapan organisasi dan kelembagaan masyarakat
sehingga mampu mengakses berbagai kesempatan dan berprestasi dalam
pengambilan kebijakan publik.
3.
Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui peningkatan
kemampuan dasar masyarakat miskin untuk meningkatkan panghasilan.
4.
Kebijakan perlindungan sosial melalui pemberian perlindungan dan rasa aman
bagi semua penduduk khususnya penduduk miskin.
a.
Bidang Kemiskinan dan Ketenagakerjaan
Masyarakat miskin di Kota Solok menghadapi permasalahan dibidang ekonomi
berupa terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha. Beberapa faktor penyebab dan
upaya penanggulangannya adalah:
1.
Terbatasnya peluang mengembangkan usaha karena aset yang dimiliki atau
modal usaha yang sangat terbatas. Pengetahuan prosedur dan syarat yang
harus dilengkapi menjadi hambatan penting dalam hubungan dengan dunia
perbankan. Lembaga resmi yang dapat memberi pinjaman dengan persyaratan
yang mudah sangat terbatas.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 4
Upaya penanggulangan yang dilakukan memberikan bantuan modal dengan
dana bergulir yang ada pada beberapa program pemberdayaan. Namun dana
bergulir perkembangannya sangat lamban sehingga ketika giliran mendapat
bantuan, momentum usaha sudah tidak tepat lagi. Serta dana ini oleh sebagian
masyarakat ini sudah dianggap hibah bila tidak dikembalikan atau terjadi
kemacetan juga tidak ada sangsinya.
2.
Harga kebutuhan pokok yang tidak bisa ditutupi dengan kenaikan pendapatan.
Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan latihan keterampilan
sehingga memiliki keahlian untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Program
ini belum didasarkan pada kebutuhan masyarakat miskin tetapi atas dasar
kebutuhan adanya program saja.
Selain itu, kebutuhan pangan secara kuantitas pada umumnya sudah terpenuhi
walaupun pada musim tertentu harga cenderung meningkat. Hanya saja kelayakan
mutu pangan masih sulit didapat oleh masyarakat miskin seperti rendahnya daya beli,
ketersediaan pangan yang tidak merata, serta ketergantungan tinggi terhadap beras.
Masalah lain yang juga dihadapi oleh masyarakat penghasil pangan adalah terbatasnya
lahan yang dipunyai, dukungan produksi pangan, tata niaga yang tidak efisien serta
rendahnya penerimaan usaha tani pangan.
b. Bidang Pendidikan
Pembangunan pendidikan merupakan salah satu upaya penting dalam
penanggulangan kemiskinan. Berbagai upaya pembangunan pendidikan yang dilakukan
secara signifikan telah memperbaiki tingkat pendidikan masyarakat dan meningkatkan
akses terhadap pendidikan. Hal tersebut antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya
partisipasi sekolah untuk semua kelompok usia. Berdasarkan APK yang ada pada tahun
2011, ternyata APK tertinggi terdapat di tingkat SD/MI yaitu 107,08%, APK terendah
adalah di tingkat SMA/MA sebesar 76,59%. Sedangkan APK SMP/MTs yaitu 82,33%
(BPS Kota Solok).
Untuk mengatasi keterbatasan akses pendidikan bagi masyarakat miskin ini,
Pemerintah Kota Solok sudah melaksanakan peningkatan mutu sarana dan
prasarana/infrastruktur pendidikan. Sejak dilaksanakannya pendidikan gratis (wajar
sembilan tahun pada tahun 2003 dan wajar 12 tahun pada tahun 2013), dimana setiap
warga negara memperoleh pendidikan yang bermutu dan juga berhak mendapat
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 5
kesempatan meningkatkan pendidikan. Namun, tidak dapat dihindari adanya
pengeluaran lain di luar sekolah seperti alat tulis, seragam, uang transport dan uang
saku menjadi salah satu faktor penghambat bagi masyarakat miskin dalam mengakses
pendidikan.
Untuk itu, Pemerintah Kota Solok juga telah mengalokasikan dana beasiswa bagi
pelajar/siswa yang berasal dari keluarga miskin untuk tingkat sekolah dasar sampai
tingkat SLTA. Di samping juga ada batuan untuk melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi yang dianggarkan dalam pos bantuan sosial. Namun pada kenyataannya
pembangunan pendidikan ternyata belum sepenuhnya mampu memberi pelayanan
secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat. Hal ini terlihat dari masih cukup
tingginya angka putus sekolah yang terjadi di Kota Solok pada tahun 2011, yaitu 0
untuk tingkat SD dan 0,031 untuk tingkat SLTP, tertinggi 0,11 untuk tingkat SLTA.
Angka putus sekolah di tingkat SLTA harus terus ditekan agar tidak terjadi
pengangguran yang mengakibatkan makin banyak penduduk yang termasuk dalam
angkatan kerja yang harus dibekali pendidikan kecakapan hidup (life skill) guna
mengurangi tingkat kemiskinan.
c.
Bidang Kesehatan
Disamping pembangunan dibidang pendidikan, pembangunan sektor kesehatan
pun memiliki peranan penting dalam penanggulangan masalah kemiskinan. Untuk
mengatasi hal tersebut Pemerintah Kota Solok telah melaksanakan kebijakan untuk
memberikan layanan kesehatan dasar melalui program Jamkesda (Jaminan Kesehatan
Daerah) yang mengcover seluruh warga yang memiliki kartu penduduk Kota Solok dan
program Dokter Keluarga per Kelurahan.
Disamping itu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Pemerintah
Kota Solok juga telah memiliki sarana, prasarana dan tenaga kesehatan yang cukup
memadai bahkan tersedia layanan kesehatan melalui sarana posyandu untuk bayi,
balita dan lansia lengkap dengan kader kesehatannya yang diselenggarakan rutin
setiap bulan.
Melalui Dinas Kesehatan telah diprogramkan kegiatan-kegiatan penyuluhan
kesehatan bagi ibu-ibu yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, baik mengenai
perawatan kesehatan ibu hamil dan balita. Penyuluhan tentang cara berperilaku hidup
bersih dan sehat serta penyuluhan menciptakan lingkungan yang sehat. Semua
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 6
kegiatan penyuluhan tersebut ditujukan dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di Kota Solok.
Dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan terhadap kesehatan lansia,
Pemerintah Kota Solok melalui Dinas Kesehatan telah menunjuk sebuah Puskesmas
layanan lansia yang terletak di Kelurahan KTK. Selain pelayanan kesehatan umum,
puskesmas ini juga melayani berbagai macam kegiatan pelayanan khusus lansia seperti
posyandu, senam lansia dan beberapa kegiatan lansia lainnya. Kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatkan angka harapan hidup lansia dari 70 tahun menjadi 75 tahun.
Disamping adanya Puskesmas layanan lansia, Pemda Kota Solok juga telah
membangun sebuah klinik tumbuh kembang anak yang terletak di Puskesmas Tanah
Garam.
d. Bidang Infrastruktur Dasar
Pengembangan wilayah adalah upaya mempercepat pembangunan dalam suatu
wilayah/daerah agar tercapai kesejahteraan masyarakat (people prosperity) melalui
pemanfaatan sumber daya (alam, manusia dan teknologi) secara optimal, efisien,
efektif, sinergi dan sustainabel dengan cara menggerakan kegiatan-kegiatan ekonomi,
penyediaan infrastruktur, perlindungan lingkungan, dan peningkatan sumber daya
manusia.
Dalam
kaitannya
menanggulangi
dengan
kemiskinan
perlu
pengembangan
dilakukan
wilayah,
melalui
kebijakan
dalam
langkah-langkah
yang
komprehensif dan sinergis. Pelaksanaan program pembangunan perkotaan harus
menggunakan pendekatan yang terpadu bersifat lintas wilayah administrasi dan sektor
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah. Sistem jaringan prasarana dan sarana perlu
dikembangkan
sehingga
meningkatkan
aksesibilitas
kawasan
dan
sekaligus
meningkatkan akses masyarakat miskin dalam berusaha. Dengan tersedianya
prasarana dan sarana yang baik, maka akan menurunkan biaya-biaya produksi yang
dilakukan oleh masyarakat sehingga akan tercipta iklim yang kondusif untuk
berinvestasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program penanggulangan
kemiskinan harus melibatkan masyarakat. Salah satu kebijakan pemerintah dalam
program penanggulangan kemiskinan adalah dalam bentuk program PNPM Mandiri
Perkotaan. Program ini menekankan pada aspek pemberdayaan masyarakat yang
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 7
diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin karena lebih
menekankan implementasi prinsip pembangunan berkelanjutan dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga pemeliharaannya tidak terlepas dari
pembelajaran, kebersamaan, tanggung jawab, rasa memiliki, transparansi dan
akuntabilitas.
Pada akhirnya ada 2 (dua) hal yang perlu menjadi perhatian, yaitu pertama,
kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah harus mempertimbangkan aspek
pembangunan tridaya berkelanjutan berupa perlindungan lingkungan (environmental
protection), pengembangan ekonomi (economic development) dan pengembangan
masyarakat (social development). Kedua, perencanaan pengembangan wilayah tidak
hanya
berorientasi
pada
pembangunan
aspek
fisik
semata
tapi
juga
mempertimbangkan aspek yang terkait dengan kondisi sosial-budaya dan lingkungan,
yakni menggerakkan perekonomian wilayah dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan dan juga lebih mengedepankan proses partisipasif yang menghasilkan
konsensus bersama dalam rangka pemenuhan hak dasar masyarakat terutama bagi
masyarakat miskin.
Di Kota Solok semua program/kegiatan penanggulangan kemiskinan telah
diberikan pada masyarakat yang terdaftar sebagai penerima manfaat program melalui
SKPD terkait. Namun, kendala/permasalahan yang ditemui di lapangan adalah masih
banyaknya masyarakat miskin yang tidak memanfaatkan program/kegiatan dari SKPD
karena SDM masyarakat miskin tersebut masih rendah sehingga tidak mampu untuk
memanfaatkan bantuan yang telah dialokasikan pemerintah daerah. Seperti contoh,
diberi bantuan kambing/sapi, masyarakat miskin tersebut tidak mau menerima karena
takut bagaimana memelihara dan memberi makan ternak tersebut. Sehingga bantuan
ini dirasa sangat menyusahkan, kalau bisa bantuan yang diberikan tidak menambah
kerja/merepotkan mereka. Contoh lain pemberian bantuan peralatan rumah tangga
(mixer, blender, kuali, sendok dan lain-lain), yang kemudian mereka jual sehingga bisa
menghasilkan uang. Ini menandakan bahwa masyarakat miskin di Kota Solok memiliki
budaya malas. Dengan demikian sebagian program/kegiatan yang telah dialokasikan
untuk penanggulangan kemiskinan, belum berdampak pada penurunan angka
kemiskinan di Kota Solok.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 8
6.3. Kelembagaan
Pelaksanaan strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan daerah Kota
Solok memerlukan dukungan kelembagaan yang kuat. Kelembagaan dimaksud
diharapkan
bertanggung
jawab
atas
terwujudnya
strategi
dan
kebijakan
penanggulangan kemiskinan, terutama dalam melakukan koordinasi perumusan
kebijakan dan pelaksanaan, penyusunan anggaran, monitoring dan evaluasi.
TKPK Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan tinjauan kebijakan (review)
terhadap dokumen perencanaan di daerah. Targetnya adalah mengintegrasikan hasil
analisis dalam SPKD (isi kebijakan) dengan materi Perda, Perkada (Peraturan Kepala
Daerah), Keputusan Kepala Daerah lainnya, dan bila perlu terhadap keputusankeputusan politik DPRD yang terkait dengan percepatan penanggulangan kemiskinan.
Lingkup analisis adalah rekomendasi agar terdapat pengarusutamaan (mainstreaming)
SPKD
dalam
kebijakan dan regulasi daerah yang
mendukung
percepatan
penanggulangan kemiskinan.
Sejalan dengan pelembagaan di tingkat pusat, pada tingkat daerah yaitu Kota
Solok juga telah dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)
yang diketuai oleh Wakil Walikota Solok serta beranggotakan perwakilan dari berbagai
SKPD. TKPKD bertanggung jawab langsung kepada Walikota Solok. Penanggulangan
kemiskinan merupakan salah satu misi Pemerintah Kota Solok yang harus diwujudkan
untuk menurunkan angka kemiskinan sesuai target yang ditetapkan.
Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan di Kota Solok, pada tahun
2012 TKPK Kota Solok membuat Perwako Nomor: 41 tahun 2012 tentang Komite
Pelaksana Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (KP3K) Kelurahan di lingkungan
Pemerintah Kota Solok yang berfungsi sebagai penguat untuk melakukan pembinaan
dan pemantauan untuk percepatan penanggulangan kemiskinan selain adanya Surat
Keputusan Walikota Solok Nomor: 188.45/117/KPTS/WSL-2013 tentang Tim Pembina
Kelurahan untuk percepatan penanggulangan kemiskinan di Kota Solok.
Pada tingkat pusat telah dibentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K) yang memiliki tugas:
1.
Menyusun kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan,
2.
Melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi, dan integrasi programprogram penanggulangan kemiskinan di kementerian/lembaga
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 9
3.
Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan.
Berbagai pihak telah memberikan dukungan dan inisiatif langsung dalam
pemecahan masalah kemiskinan. Berbagai inisiatif tersebut perlu diserasikan agar
saling memperkuat dan memberikan dampak yang lebih besar bagi percepatan
pemecahan permasalahan kemiskinan. Oleh sebab itu, pelaksanaan strategi dan
kebijakan penanggulangan kemiskinan dalam lima tahun mendatang di Kota Solok
perlu didukung oleh kemitraan dan kerjasama berbagai pelaku dan keserasian peran
dan keterpaduan langkah dari berbagai pihak.
Keberhasilan pelaksanaan strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan
ditentukan oleh kerjasama, kemitraan, dan peran serta aktif berbagai pihak terutama
pemerintah daerah, DPRD, pelaku usaha, organisasi masyarakat, organisasi profesi,
perguruan tinggi dan lembaga internasional.
Kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan dapat berupa:
1.
Kerjasama antar seluruh jajaran pemerintah dalam terlaksananya strategi dan
kebijakan.
2.
Kerjasama tiga pihak yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat (LSM, perguruan
tinggi, organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi profesi dan
sebagainya) dalam diseminasi dan kampanye, monitoring, dan evaluasi strategi
dan kebijakan.
3.
Kerjasama antar pemerintah dan swasta untuk pelaksanaan strategi dan
kebijakan.
4.
Kerjasama antar pemerintah dan swasta dalam memperkuat kapasitas
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melaksanakan strategi dan
kebijakan.
Program penanggulangan kemiskinan yang melibatkan banyak sektor baik
lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat harus memprioritaskan terhadap upaya
terpenuhinya kebutuhan dasar dari keluarga miskin serta menciptakan situasi yang
mendukung untuk memberdayakan keluarga tersebut sehingga lepas dari kemiskinan
sekaligus mencegah timbulnya keluarga miskin baru.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 10
Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan bagian tak terpisahkan dari
pelaksanaan pembangunan dan merupakan tanggung jawab semua pihak. Akan tetapi
kenyataan selama ini memperlihatkan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan
masih dipandang merupakan urusan pemerintah saja. Akibatnya keterlibatan
masyarakat luas sangat kecil. Dengan dibentuknya Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah (TKPK) diharapkan terdapat koordinasi yang lebih baik dalam hal
kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan Kota Solok yang melibatkan
berbagai sektor dan pelaku pembangunan atau stakeholders lainnya.
Diharapkan TKPK mampu mendorong proses perencanaan dan penganggaran
sehingga menghasilkan anggaran yang efektif untuk penanggulangan kemiskinan serta
TKPK mampu melakukan koordinasi dan pemantauan program penanggulangan
kemiskinan di daerah. Tim Teknis TKPK bertugas:
1.
Menyiapkan agenda Rapat Koordinasi TKPK yang terdiri dari:
Memantau situasi dan kondisi kemiskinan di daerah, menganalisis besaran
pengeluaran pemerintah daerah sehingga efektif untuk penanggulangan
kemiskinan (APBN dan APBD), dan mengkoordinasikan pelaksanaan dan
pengendalian program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan di daerah.
2.
Menyusun Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan di daerah
Dukungan program dan anggaran untuk penanggulangan kemiskinan baik dari
pemerintah pusat, pemerintah propinsi maupun dari pemerintah Kota Solok sendiri
serta BUMN/BUMD dapat mencapai hasil maksimal bila ada koordinasi dan
keterpaduan dari semua pihak sejak perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
kegiatan. Untuk itu dibutuhkan suatu strategi baru penanggulangan kemiskinan yang
lebih menyentuh akar permasalahan kemiskinan dan lebih terpadu yang disebut
dengan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD).
SPKD adalah dokumen acuan bersama mengenai langkah-langkah strategis yang
mampu dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat di daerah untuk
mengatasi persoalan kemiskinan sesuai dengan kewenangan, sumber daya
dan
semangat kebersamaan yang diwujudkan melalui proses yang partisipatif, akuntabel,
dan didasarkan pada informasi yang realistis. Dokumen ini menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari dokumen perencanaan maupun anggaran daerah yang bermanfaat
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 11
dalam menyusun langkah (rencana aksi) yang akan dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan.
6.3.1. Pemerintah Daerah
Pemerintah Kota Solok mempunyai peran langsung dalam melaksanakan
penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin
melalui:
1.
berbagai kebijakan dan regulasi yang menghormati dan melindungi hak-hak
masyarakat miskin;
2.
meningkatkan pelayanan publik yang murah, cepat dan bermutu;
3.
melakukan fasilitasi dan mediasi;
4.
mendorong pelaku pembangunan lain untuk menjadi pelaku aktif dalam
penanggulangan kemiskinan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Solok adalah sebagai
berikut:
a.
Penghormatan hak dasar:
1. Melakukan sosialisasi, diseminasi dan kampanye tentang kebijakan, tujuan
dan sasaran penanggulangan kemiskinan.
2. Memasukkan penanggulangan kemiskinan sebagai dasar penilaian laporan
pertanggung jawaban pimpinan daerah.
3. Merumuskan Strategi Penanggulangan Kemiskinan (SPK) Daerah yang menjadi
bagian integral dari Rencana Pembangunan Menengah Daerah.
b.
Perlindungan hak dasar:
1. Melakukan pembaharuan tata pemerintahan dan reformasi serta penguatan
kapasitas birokrasi di daerah.
2. Mengintegrasikan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah dalam
dokumen perencanaan pembangunan daerah.
3. Penyediaan dan pemanfaatan data operasional yang akurat untuk kebutuhan
penentuan sasaran dalam penanggulangan kemiskinan.
4. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi kinerja secara terpadu
sebagai dasar pengkajian terhadap pelaksanaan upaya penanggulangan
kemiskinan.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 12
5. Mengembangkan mekanisme dan fungsi koordinasi baik di Sekretariat
Daerah, Badan KBPMP, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan SKPD
terkait lainnya.
6. Revitalisasi peran dan fungsi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (TKPKD) sebagai forum koordinasi, mediasi dan konsultasi berbagai
pihak dalam perumusan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
7. Mendorong terbentuknya unit-unit pengaduan masalah guna merespon dan
mengatasi secara cepat setiap kasus yang dialami oleh masyarakat miskin.
c.
Pemenuhan hak dasar:
1. Bersama DPRD memprioritaskan alokasi anggaran dan sumberdaya guna
mencapai tujuan dan sasaran penanggulangan kemiskinan.
2. Meningkatkan jumlah dan mutu layanan dalam pemenuhan hak dasar
masyarakat miskin.
3. Meningkatkan kemampuan dalam mobilisasi sumberdaya, membangun
solidaritas dan jaringan, menyiapkan kerangka hukum dan memperbaiki
pelayanan umum yang baik dan terjangkau bagi masyarakat.
4. Pendistribusian subsidi pemerintah kepada masyarakat miskin dalam bentuk
beasiswa, kesehatan, bantuan pangan, dan permodalan.
6.3.2. Pelaku Usaha Swasta dan Perbankan
Pelaku usaha swasta dan perbankan merupakan pelaku langsung dalam kegiatan
investasi, produksi dan distribusi barang dan jasa yang memberikan dampak pada
masyarakat miskin. Pelaku usaha swasta dan perbankan dapat berperan dalam
penyediaan modal dan teknologi, penciptaan lapangan kerja, penerimaan pajak dan
pengembangan fasilitas. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pelaku usaha
dalam penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut:
a.
Penghormatan hak dasar:
1. Mempertimbangkan dampak lingkungan (fisik, sosial, ekonomi dan budaya)
yang merugikan orang miskin dalam setiap pengembangan usaha yang
dilakukan.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 13
2. Mewujudkan pertanggungjawaban sosial perusahaan khususnya dalam
bentuk dialog dan kerjasama dengan masyarakat lokal baik pada saat memulai
usaha maupun pengembangan usaha yang dilakukan.
b.
Perlindungan hak dasar:
1. Memastikan produksi dan limbah produksi yang tidak membahayakan
masyarakat, terutama masyarakat miskin.
2. Memastikan produksi yang ramah lingkungan atau tidak merusak lingkungan
hidup seperti kerusakan hutan dan lahan, pencemaran air, udara, tanah, dan
sungai.
3. Memastikan tidak ada diskriminasi terhadap penduduk miskin dan
perempuan dalam perekrutan pegawai dan pengembangan usaha.
4. Menjamin perlindungan hak dasar buruh/pekerja sesuai standar ILO.
5. Mengembangkan usaha yang tidak mematikan inisiatif usaha masyarakat.
c.
Pemenuhan hak dasar:
1. Meningkatkan pertanggungjawaban sosial dalam berbagai bentuk seperti
pemberian beasiswa, pengembangan masyarakat, dukungan kepada lembaga
pendidikan dan penelitian.
2. Menyediakan akses pekerjaan dan berusaha kepada masyarakat miskin
melalui perluasan lapangan kerja, kemitraan usaha dan keterkaitan usaha.
3. Memperkuat usaha koperasi, usaha mikro dan kecil melalui pendampingan,
bantuan teknis dan permodalan.
4. Menggalang dana sosial untuk disalurkan kepada perorangan dan kelompok
masyarakat miskin.
6.3.3. Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Profesi, dan Perguruan Tinggi
LSM, organisasi profesi dan perguruan tinggi mempunyai peran penting dalam
melakukan advokasi, pendampingan dan kontrol sosial terhadap pelaksanaan
kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi dan perguruan tinggi:
a.
Penghormatan hak dasar:
1. Mendorong keterbukaan pemerintah dalam pengambilan kebijakan terutama
yang menyangkut pengelolaan anggaran.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 14
2. Bersama dengan pemerintah, mengembangkan dan mendorong pelembagaan
partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik.
3. Mengembangkan penelitian teknologi tepat guna, dan penelitian lainnya yang
bermanfaat bagi masyarakat miskin.
b.
Perlindungan hak dasar:
1. Melakukan advokasi bagi masyarakat miskin dalam negosiasi langsung dengan
para pengambil keputusan, dan memberikan bantuan perlindungan hukum.
2. Melakukan kontrol sosial terhadap kinerja dan mutu layanan dasar bagi
masyarakat miskin yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaku usaha.
3. Memantau dan melakukan evaluasi kritis terhadap pelaksanaan kebijakan dan
program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah.
c.
Pemenuhan hak dasar:
1. Melakukan pendampingan bagi kelompok masyarakat miskin, kaum
perempuan,
anak-anak,
dan
kelompok
marjinal
lainnya
untuk
memperjuangkan hak-hak dasar dan kebutuhan mereka.
2. Melakukan fasilitasi dan asistensi kepada masyarakat miskin dalam
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak.
3. Transfer pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat miskin.
6.3.4. Organisasi Masyarakat dan Organisasi Keagamaan
Rencana aksi penanggulangan kemiskinan akan memiliki dampak luas dan
berkelanjutan apabila didukung dan melibatkan partisipasi aktif dari organisasi
masyarakat dan organisasi keagamaan. Organisasi masyarakat dan organisasi
keagamaan memiliki peran penting dalam melakukan advokasi, pendampingan dan
kontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan:
a.
Penghormatan hak dasar:
1. Mendorong pengembangan nilai-nilai moral tentang persamaan dan tanpa
diskriminasi sebagai prinsip utama hak-hak dasar masyarakat.
2. Mendorong keterbukaan pemerintah dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut hak-hak dasar masyarakat miskin.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 15
3. Melakukan diseminasi, sosialisasi dan kampanye mengenai tujuan dan sasaran
penanggulangan kemiskinan.
4. Bersama dengan pemerintah, mengembangkan dan mendorong pelembagaan
forum warga dan forum lintas pelaku sebagai wadah partisipasi masyarakat
dalam perumusan kebijakan publik.
b.
Perlindungan hak dasar:
1. Melakukan advokasi bagi masyarakat miskin dalam negosiasi langsung dengan
para pengambil keputusan dan bantuan perlindungan hukum.
2. Melakukan kontrol sosial terhadap kinerja dan mutu layanan dasar bagi
masyarakat miskin yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaku usaha swasta.
3. Mengembangkan pemahaman sosial yang mendukung perlindungan hak
dasar masyarakat miskin.
c.
Pemenuhan hak dasar:
1. Menyuarakan dan memperkuat pembelaan bagi kelompok miskin, kaum
perempuan,
anak-anak,
dan
kelompok
marjinal
lainnya
untuk
memperjuangkan hak-hak dasar dan kebutuhan mereka.
2. Melakukan fasilitasi dan asistensi kepada masyarakat miskin untuk
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak.
3. Memantau, mengawasi dan melakukan evaluasi kritis terhadap pelaksanaan
kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan
pemerintah.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Solok Tahun 2011-2015
BAB VI - 16
Download