analisis pengaruh promosi, harga dan reputasi

advertisement
ANALISIS PENGARUH PROMOSI, HARGA DAN REPUTASI MEREK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN ATASS PEMBELIAN TV LCD
PADA TOKO PANASONIC PEKANBARU
NOFFI ELISE FEBRIANTI
Fakultas Ekonomi Universitas Riau
Abstract : Based on the results of research using hair method to 80 Toko Panasonic consumer
respondents in Pekanbaru, obtained data for the conducted tests to meet the test validity,
reliability, and multiple linear regression analysis. Then the data is processed to generate a
regression equation as follows: Y = 0.800 + 0.146 X1 - 0.239 X2 + 0.524 X3
The results show that, independent variables are simultaneously promotion (X1), price (X2), and
brand reputation (X3) have positive effects on the variable purchase decision (Y). The Score for
Adjusted R Square = 0589, mean 58,9% factors of purchase decisions can be explained by the
independent variable (promotion, price and brand image) while the remaining 47.1% is
explained by other factors not examined.
Key Words : Promotion, Price, Brand Image
Suatu perusahaan harus bekerja keras
membuat kebijakan-kebijakan strategis baru
dalam menjual produk dan jasa mereka
dalam kaitannya menghadapi persaingan
yang ketat dengan competitor yang dapat
memberikan value yang lebih besar kepada
custumer. Pada dasarnya dengan semakin
banyaknya pesaing maka semakin banyak
pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat
memilih produk yang sesuai dengan apa
yang menjadi harapannya. Sehingga
konsekuensi dari perubahan tersebut adalah
pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar
dalam menghadapi setiap produk yang
diluncurkan di pasar.
mengenali secara dini apa yang menjadi
kebutuhan dan harapan konsumen saat ini
maupun masa yang akan datang. Seorang
manajer
pemasaran
harus
mampu
mempunyai pengetahuan yang seksama
tentang perilaku konsumen agar dapat
memberikan definisi pasar yang baik untuk
mengikuti perubahan yang terus-menerus
ini, serta untuk merancang bauran
pemasaran yang tepat.
Di era globalisasi ini menjanjikan
suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi
perusahaan yang beroperasi di Indonesia,
dimana dengan adanya era globalisasi akan
dapat memperluas pasar produk dari
perusahaan Indonesia dan disisi lain keadaan
tersebut akan memunculkan persaingan yang
semakin ketat. Oleh karena itu, pemasar
harus pandai menghadapi persaingan,
pengembangan
usaha
dan
untuk
mendapatkan laba sehingga perusahaan
dapat
mengembangkan
produknya,
menetapkan harga, mengadakan promosi
dan mendistribusikan produk dengan efektif.
Dalam
perkembangan
pasar,
konsumen menjadi faktor kunci penentu atas
keberhasilan
atau
kegagalan
suatu
perusahaan
di
dalam
memasarkan
produknya. Perusahaan harus
mampu
Alamat Korespodensi :
Noffi Elise F, Fakultas Ekonomi UNRI
Email : [email protected]
1
Perusahaan
yang
bertujuan
memberikan kepuasan tertinggi bagi
konsumen akan berusaha menetapkan
strategi pemasaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Upaya
ke arah itu dilakukan melalui studi atau
penilitian dengan maksud mencari sejumlah
informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam pembelian
suatu produk. Menurut J. Paul Petter dan
Jerry C. Olson dalam (Amirlullah, 2002)
mengungkapkan bahwa yang dimaksut
dengan pengambilan keputusan konsumen
adalah suatu proses pengintergrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih salah satu
diantaranya.
Ada 2 aspek penting dari arti perilaku
konsumen, yaitu:
1. Proses pengambilan keputusan.
2. Kegiatan fisik yang kesemuanya ini
melibatkan
individu
dalam
menilai
mendapatkan dan mempergunakan barangbarang dan jasa ekonomis.
Masyarakat kini mulai berpikir
selektif dan smart dalam memilih suatu
produk, sehingga mereka akan mendapatkan
kegunaan atau manfaat yang mereka cari
dari sebuah produk. Bahkan, terkadang
mereka tidak ragu untuk mengeluarkan
biaya lebih untuk mendapatkan produk yang
berkualitas.
Proses
pengambilan
keputusan
konsumen dalam pembelian berbeda-beda
tergantung pada jenis keputusan pembelian.
Keputusan membeli pasta gigi, sabun mandi,
mobil, pakaian, dan lain-lain merupakan halhal yang sangat berbeda. Pembelian yang
rumit dan mahal barang kali mengakibatkan
lebih banyak pertimbangan pembeli
dibandingkan pembelian yang tidak rumit
dan tidak mahal (dapat dijangkau oleh
konsumen banyak). Keputusan pembelian
konsumen terhadap suatu produk dapat
didasari oleh berbagai faktor, seperti
promosi yang dilakukan oleh perusahaan,
harga produk dan reputasi merek.
Dalam memasarkan
produknya
perusahaan
perlu
merangsang
dan
menyebarkan informasi tentang kehadiran,
ketersediaan, ciri-ciri, kondisi produk, dan
manfaat atau kegunaan dari produk yang
dihasilkan. Kegiatan ini disebut sebagai
promosi.
Menurut (Asri, 2005) Promosi
adalah usaha yang dilakukan oleh setiap
perusahaan untuk memperkenalkan produkproduknya kepada calon konsumen dan
membujuk mereka untuk kembali membeli
serta meningkatkan kembali konsumen agar
melakukan pembelian ulang. Promosi
merupakan salah satu bauran pemasaran
yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengadakan komunikasi dengan pasarnya.
Promosi juga sering dikaitkan sebagai
proses berlanjut, karena dapat menimbulkan
rangkaian kegiatan selanjutnya bagi
perusahaan.
Selain
promosi,
harga
juga
merupakan unsur dari bauran pemasaran
yang sering kali dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi konsumen dalam
melakukan pembelian yang tidak bisa
dikesampingkan oleh perusahaan. Harga
menurut (Kotler dan Amstrong, 2001)
adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk
sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi,
harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang
konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat
dengan memiliki atau menggunakan suatu
barang dan jasa.
Harga merupakan faktor penentu
yang mempengaruhi pilihan pembelian, hal
ini masih menjadi kenyataan di negaranegara dunia ketiga, dikalangan kelompokkelompok sosial yang miskin, serta pada
bahan-bahan pokok sehari-hari. Namun
dalam dasawarsa terakhir ini, faktor-faktor
2
lain selain harga telah beralih menjadi relatif
lebih penting dalam proses pembelian.
Harga dapat menunjukkan kualitas
merek dari suatu produk, dimana konsumen
mempunyai anggapan bahwa harga yang
mahal biasanya mempunyai kualitas yang
baik. Pada umumnya harga mempunyai
pengaruh yang positif dengan kualitas,
semakin tinggi harga maka semakin tinggi
kualitas. Konsumen mempunyai anggapan
adanya hubungan yang positif antara harga
dan kualitas suatu produk, maka mereka
akan membandingkan antara produk yang
satu dengan produk yang lainnya, dan
barulah konsumen mengambil keputusan
untuk membeli suatu produk. Adapun setiap
perusahaan memiliki kebijakan berbeda
dalam
menetapkan
harga
yang
disesuaikandengan tujuan yang hendak
dicapai oleh suatu perusahaan.
Hal tersebut tidak lepas dari
keputusan yang dibuat sebelumnya oleh
perusahaan mengenai penempatan pasar.
Pertama kali perusahaan harus menentukan
terlebih dahulu apa yang ingin dicapai dari
suatu produk tertentu. Bila perusahaan telah
menjatuhkan pilihannya pada suatu pasar
sasaran dengan penempatan pasar tertentu,
maka strategi penempatan pasar tertentu,
maka strategi bauran pemasarannya,
termasuk harga, akan lebih cepat ditentukan
(Kotler, 2003).
Sedangkan salah satu tujuan
penetapan
harga
adalah
tujuan
yangberorientasi pada reputasi (Fandy
Tjiptono, 2001). Reputasi suatu perusahaan
dapat dibentuk melauli strategi penetapan
harga. Perusahaan dapat menetapkan harga
tinggi
untuk
membentuk
atau
mempertahankan citra prestisius. Dalam
tujuan
berorientasi
pada
reputasi,
perusahaan
berusaha
menghindari
persaingan dengan jalan melakukan
diferensiasi produk atau dengan jalan
melayani segmen pasar khusus. Dan hal ini
paling banyak terjadi pada perusahaanperusahaan yang menjual produk yang
termasuk kategori spesial goods maupun
produk yang membutuhkan keterlibatan
tinggi dalam prosesn pembelian.
Ketatnya
persaingan
akan
memposisikan pemasar untuk selalu
mengembangkan dan merebut market share.
Salah satu untuk mencapai market share
adalah merek. Merek atau brand merupakan
nama, istilah, symbol, desain, atau
kombinasinya yang mengidentifikasikan
suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan. Salah satu peranan adanya
merek adalah menjembatani harapan
konsumen pada saat produsen menjanjikan
sesuatu pada konsumen, dengan demikian
dapat diketahui adanya emosional yang
dapat tercipta antara konsumsi dengan
perusahaan melalui merek ataupun dari
reputasi dari merek tersebut. Reputasi
terhadap merek berhubungan dengan sikap
yang berupa keyakinan dan preferensi
terhadap suatu merek. Reputasi merek
(Brand Image) merupakan representasi dari
keseluruhan persepsi terhadap merek dan
dibentuk dari informasi dan pengalaman
masa lalu terhadap merek itu sendiri.
Konsumen yang memiliki reputasi yang
positif terhadap suatu merek, akan lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian
ulang (Setiadi, 2003).
Merek dapat dideskripsikan dengan
karakteristik-karakteristik tertentu seperti
manusia, semakin positif deskripsi tersebut
semakin kuat citra merek dan semakin
banyak kesempatan bagi pertumbuhan
merek itu (Davis, 2000). Reputasi merek
mengacu pada skema memori akan sebuah
merek,
yang
berisikan
interprestasi
konsumen
atas
atribut,
kelebihan,
penggunaan, situasi, para pengguna, dan
karakteristik pemasar dan/atau karakteristik
pembuat dari produk/merek tersebut.
3
Reputasi
merek
merupakan
serangkaian asosiasi yang ada dalam benak
konsumen terhadap suatu merek, biasanya
terorganisasi
menjadi
suatu
makna.
Hubungan terhadap suatu merek akan
semakin kuat jika didasarkan pada
pengalaman
dan
mendapat
banyak
informasi.
Reputasi
atau
promosi
mempresentasikan persepsi yang bisa
merefleksikan kenyataan yang objektif
ataupun tidak. Reputasi yang terbentuk dari
asosiasi inilah yang mendasari dari
keputusan membeli bahkan loyalitas merek
(brand loyalti) dari konsumen.
Konsumen lebih sering membeli
produk dengan merek yang terkenal karena
merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang
sudah dikenal, adanya asumsi bahwa merek
terkenal lebih dapat diandalkan, selalu
tersedia dan mudah dicari, dan memiliki
kualitas yang tidak diragukan, sehingga
merek yang lebih dikenal lebih sering dipilih
konsumen daripada merek yang tidak
dikenal.
Reputasi
merek
meliputi
pengetahuan dan kepercayaan akan atribut
merek (aspek kognitif), kosekuensi dari
penggunaan merek tersebut, san situasi
penggenaannya yang sesuai, begitu juga
dengan evaluasi , perasaan dan emosi yang
diasosiasikan dengan merek tersebut (aspek
afektif). Reputasi merek didefinisikan
sebagai persepsi konsumen dan perferensi
terhadap
merek,
sebagaimana
yang
direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi
merek yang ada dalam ingatan konsumen.
Meskipun asosiasi merek dapat terjadi
dalam berbagai macam bentuk tapi dapat
dibedakan menjadi asosiasi performasi dan
asosiasi imajeri yang berhubungan dengan
atribut dan kelebihan merek (Peter &
Olson, 2002).
Menurut (Drezner, 2002), konsumen
tidak bereaksi terhadap realitas melainkan
terhadap apa yang mereka anggap sebagai
realitas, sehingga citra merek dilihat sebagai
serangkaian asosiasi yang dilihat dan
dimengerti oleh kosumen, dalam jangka
waktu tertentu, sebagai akibat dari
pengalaman dengan merek tertentu secara
langsung ataupun tidak langsung.
Asosiasi ini bisa dengan kualitas
fungsional sebuah merek ataupun individu
dan acara yang berhubungan dengan merek
tersebut. Meskipun tidak mungkin setiap
konsumen memiliki citra yang sama persis
akan suatu merek, namun persepsi mereka
secara garis besar memiliki bagian-bagian
yang serupa. Reputasi merek adalah kesan
keseluruhan terhadap posisi merek ditinjau
dari persaingannya dengan merek lain yamg
diketahui konsumen apakah merek tersebut
dipandang konsumen sebagai merek yang
kuat. Sebagian alasan konsumen memilih
suatu merek karena mereka ingin memahami
diri sendiri dan untuk mengkomunikasikan
aspek diri ke orang lain.
Reputasi merek ini bisa diukur
dengan menayangkan atribut apa dari suatu
merek-merek pilihan konsumen dalam satu
kategori produk yang membedakannya
dengan merek lain, mengapa atribut-atribut
itu penting dan mengapa alasan itu penting
bagi konsumen.
Hasil penelitian (Martin, 1998,
Syrgy, 1990, Syrgy, 1992) menemukan
bahwa serangkaian perasaan, ide dan sikap
yang dimiliki konsumen terhadap suatu
merek merupakan aspek penting dalam
perilaku pembelian. Reputasi merek
didefinisikan sebagai sekumpulan atribut
spesifik yang berelasi dengan produk,
merek, dan konsumen, pengetahuan,
perasaan dan sikap terhadap merek yang
disimpan individu di dalam memori.
Penelitian-penelitian
ini
menunjukkan
bahwa sebagai simbol, merek sangat
mempengaruhi status dan harga diri
konsumen. Penelitian-penelitian ini juga
menyebutkan bahwa merek lebih mungkin
4
dibeli dan dikonsumsi jika konsumen
mengenali hubungan simbolis yang sama
antara reputasi merek dengan reputasi diri
konsumen baik reputasi diri ideal ataupun
reputasi diri aktual (Arnould, Price &
Zinkan, 2005).
Produk dan merek memiliki nilai
simbolis untuk setiap individu, yang
melakukan
evaluasi
berdasarkan
kekonsistensian dengan gambaran atau
reputasi personal akan diri sendiri.
Terkadang reputasi merek tertentu sesuai
dengan reputasi diri konsumen sedangkan
merek lain sama sekali tidak memilki
kecocokan. Secara umum dipercaya bahwa
konsumen berusaha untuk mempertahankan
atau meningkatkan reputasi diri dengan
memilih produk dan merek dengan
”reputasi” atau ”kepribadian” yang mereka
percaya sejalan dengan reputasi diri mereka
dan menghindari merek-merek yang tidak
sesuai, menurut penelitian (Fournier, 1998,
Dodson, 1996), hal ini terutama benar bagi
wanita. Berdasarkan hubungan antara
preferensi merek dan reputasi diri
konsumen, maka wajar jika konsumen
menggunakan merek sebagai alat untuk
mendefenisikan diri (dalam Schiffman &
Kanuk, 2000).
Salah satu peranan adanya merek
adalah untuk mengetahui sejauh mana
harapan konsumen pada saat produsen
menjanjikan sesuatu kepada konsumen,
dengan demikian dapat diketahui adanya
emosional yang dapat tercipta antara
konsumen dengan perusahaan melalui
merek.
Perkembangan
teknologi
yang
semakin canggih memicu perkembangan
elektronik yang semakin bersaing di antara
para suplier. Sebagai sesama pemain dalam
dunia elektronik, persaingan yang ketat sulit
dihindarkan. Persaingan tidak hanya
mencakup kualitas namun juga persaingan
untuk mendapatkan hati pelanggan dengan
berbagai cara.
Setiap
perusahaan
berusaha
memberikan keunggulan untuk masing –
masing produknya dan menawarkan
diferensiasi kepada pelanggan, tetapi
differensiasi yang ditawarkan tidak akan
tersampaikan secara efektif bila tidak
melakukan
promosi.
Promosi
yang
dilakukan berguna menarik minat pelanggan
dengan berbagai cara. Beberapa diantaranya
dengan memberikan keterangan mengenai
spesifikasi produk yang dijual, promosi
penjualan yang dapat berupa diskon dan
lainnya, serta iklan yang ditayangkan di
siaran tv atapun diterbitkan di surat kabar.
Hal ini juga dilakukan oleh pihak
Panasonic dengan menayangkan iklan,
memberikan diskon serta meningkatkan
reputasi merek untuk menarik minat
pembeli. Promosi yang dilakukan oleh
Panasonic
berguna
untuk
berusaha
memperluas pangsa pasar karena beratnya
persaingan dunia elektronik
dengan
banyaknya pemain kuat. Peneliti berasumsi
bahwa promosi, harga dan reputasi merek
berpengaruh besar dalam keputusan
pembelian sehingga peneliti tertarik mencari
besarnya hubungan antara ketiga variabel
tersebut terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka
peneliti tertarik untuk meneliti hal ini lebih
jauh lagi untuk dituangkan dalam sebuah
karya ilmiah dengan judul : Analisis
Pengaruh Promosi, Harga Dan Reputasi
Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Atas TV LCD Pada Toko
Panasonic Pekanbaru.
METODE
Data dan Lokasi Penelitian
Penelitian menggunakan data primer
yang dikumpulkan dan data sekunder
melalui metode survei dan pembagian 80
kuesioner kepada pelanggan di Toko
5
Panasonic Pekanbaru. Sampel yang dipilih
menggunakan teknik aaccidental sampling.
Metode Analisis
Pada penelitian ini akan digunakan
beberapa alat analisis data sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Linear Berganda.
Menurut (Supranto, 2004), manfaat
dilakukannya analisis regresi linear
berganda untuk mengetahui besarnya
pengaruh dari setiap peubah bebas
terhadap peubah tidak bebas Y, jika
seluruh peubah bebas sudah diketahui
nilainya, perhitungan analisis regresi
linear berganda untuk n peubah
dilakukan berdasarkan rumus berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Di mana :
Y
= Peubah dependen
X1-n
= peubah independen
a, b1-n = Nilai Y apabila X1 = X2
b1
= Besarnya penaikan &
penurunan Y
b. Uji F ( Uji Simultan ). Uji F atau Uji
global dilakukan untuk melihat apakah
terjadi pengaruh nyata antara peubah
independen terhadap peubah dependen
secara keseluruhan. Formulasi untuk
mencari Fhitung adalah :
signifikan dari variabel independen
secara simultan terhadap variabel
dependen.
- Jika nilai Fhitung ≤ Ftabel atau sig. F >
α, maka Ho diterima dan Ha ditolak,
dengan kata lain tidak terdapat
pengaruh signifikan dari variabel
independen secara simultan terhadap
variabel dependen.
c. Uji t (Uji Parsial). Uji t dilakukan untuk
mengetahui apakah masaing – masing
peubah
independen
berpengaruh
signifikan terhadap peubah dependen atau
tidak. Sebagaimana yang berlaku pada uji
F, maka untuk mendapatkan kesimpulan
hipotesis untuk uji t. Kriteria pengujian
adalah sebagai berikut :
- Jika nilai thitung ≥ ttabel atau sig. t < α,
maka Ho ditolak dan Ha diterima,
dengan kata lain terdapat pengaruh
- signifikan dari variabel independen
secara parsial terhadap variabel
dependen.
- Jika thitung ≤ ttabel atau sig. t > α, maka
Ho diterima dan Ha ditolak, dengan
kata lain tidak terdapat pengaruh
signifikan dari variabel independen
secara parsial terhadap variabel
dependen.
R2 / ( k - l )
Fhitung =
( 1 – R2 ) / ( n - k )
Di mana :
R =koefisien determinasi berganda
N =Ukuran sampel
k =Jumlah Var independent +1
Kriteria untuk menentukan pengaruh
signifikan ditentukan dengan mengacu
pada parameter :
- Jika nilai Fhitung ≥ Ftabel atau sig. F <
α, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
dengan kata lain terdapat pengaruh
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian tersebut diketahui
bahwa Promosi (X1), Harga (X2) dan
Reputasi Merek (X3) sebagai variabel bebas
dapat mempengaruhi variabel keputusan
pembelian sebagai variabel terikat pada
Toko Panasonic. Didapatkan nilai Adjusted
R Square sebesar 0,589. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
variabel Promosi (X1), Harga (X2) dan
Reputasi Merek (X3) terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Y) sebesar 58,9%,
sedangkan sisanya 41,1% dipengaruhi oleh
variable yang tidak diteliti.
6
Dari output data hasil olahan SPSS
dalam Tabel 1 di bawah ini yaitu tabel
coefficients (b) diperoleh model regresi
linear berganda berikut :
meningkatkan keputusan pembelian
konsumen sebesar 0,146.
c. Nilai standar koefisien variabel harga
(X2) sebesar -0,239 artinya terjadi
peningkatan pada harga 1 poin, maka
keputusan pembelian konsumen akan
menurun sebesar 0,239.
Ŷ = 0,800 + 0,146 X1 – 0,239 X2 + 0,524 X3
Keterangan :
Ŷ
: Keputusan Pembelian
X1
: Promosi
X2
: Harga
X3
: Reputasi Merek
Berikut ini adalah tabel coefficients yang di
dapat dari pengolahan data melalui SPSS 16:
d. Nilai standar koefisien variabel
reputasi merek (X3) sebesar 0,524
bahwa jika terjadi peningkatan pada
reputasi merek sebesar 1 poin, maka
akan
meningkatkan
keputusan
pembelian konsumen sebesar 0,524.
Tabel 1 : Tabel Coefficients
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
(Constant)
.800
.336
X1
.136
.078
X2
-.223
X3
.459
Beta
T
Sig.
2.382
.020
.146
1.754
.083
.085
-.239
-2.612
.011
.083
.524
5.555
.000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Olahan Hasil Penelitian
Dari hasil olahan data yang diperoleh, maka
model regresi linear berganda di atas dapat
diinterprestasikan sebagai berikut :
a. Nilai koefisien konstanta adalah
0,800. Hal ini dapat diartikan,
apabila nilai variabel bebas (X)
konstan, maka besar nilai variabel
terikat (Y) menjadi 0,800.
Uji F (Uji Simultan)
Uji F dimaksudkan untuk mengukur
pengaruh variabel – variabel bebas secara
serentak terhadap variabel terikat. Caranya
adalah dengan membandingkan antara Fhitung
dengan Ftabel dan sig F dengan α = 0,05.
Hasil Uji F dapat dilihat pada Tabel 3 di
bawah ini :
b. Nilai standar koefisien variabel
promosi
(X1)
sebesar
0,146
mengindikasikan bahwa jika terjadi
peningkatan
variabel
promosi
sebesar 1 poin, maka akan
7
Tabel 2: Tabel Anova
ANOVAb
Sum of
Squares
Model
1
Regression
Residual
Total
Df
Mean Square
11.409
3
3.803
7.457
76
.098
18.867
79
F
38.758
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Olahan Hasil Penelitian
Diketahui dari Tabel 2 bahwa nilai
Fhitung = 38,758 > Ftabel = 3,967, dan sig F =
0,000 < α = 0,05. Dengan demikian
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel – variabel Promosi
(X1), Harga (X2) dan Reputasi Merek (X3)
terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Atas TV LCD pada Toko Panasonic
Pekanbaru. Hasil ini sekaligus menolak Ho
dan membuktikan kebenaran hipotesis
pertama ( H1 ) dalam penelitian ini, yaitu
Promosi (X1), Harga (X2) dan Reputasi
Merek (X3) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen atas TV
LCD pada Toko Panasonic Pekanbaru.
berpengaruh dominan terhadap keputusan
pembelian konsumen atas pembelian TV
LCD pada Toko Panasonic Pekanbaru dapat
diterima.
Uji t (Uji Parsial)
Dari sini, di dapat kesimpulan bahwa
bila promosi di tingkatkan akan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Hal ini
dilihat dari bahwa konsumen mayoritas
wanita dan karyawan swasta, kedua kategori
ini cenderung menyukai promosi seperti
pemberian voucher, merchandise, dll. Toko
Panasonic dapat menerapkan cara ini untuk
menambah jumlah penjualan yang ada.
Wanita cenderung lebih suka menanyakan
sesuatu secara lebih detail sehingga
diperlukan juga penjelasan yang lebih baik
dari karyawan Toko Panasonic.
Uji t dimaksudkan untuk mengukur
pengaruh masing – masing variabel bebas
secara terpisah terhadap variabel terikat,
dengan cara membandingkan antara thitung
dengan ttabel dan sig t dengan α = 0,05. Dari
Tabel 2 diatas maka disimpulkan bahwa :
Hasil pengujian parsial ( uji t )
menunjukkan bahwa nilai koefisien Reputasi
Merek (X3) = 0,524 paling besar
dibandingkan dengan koefisien Promosi
(X1) dan koefisien Harga (X2) dengan
demikian hasil ini menunjukkan hipotesis
kedua (H2)
yang menyatakan bahwa
Reputasi Merek (X3) merupakan faktor
PEMBAHASAN
Dari hasil kuesioner yang telah
disebarkan, di dapatkan gambaran umum
bahwa promosi, harga dan reputasi merek
yang ada pada Toko Panasonic sudah baik.
Selain itu, di dapatkan beberapa informasi
lainnya seperti pembeli pada Toko
Panasonic adalah dominan wanita, umur
berkisar antara 21 – 35 tahun dan
merupakan karyawan swasta.
Harga
menentukan
keputusan
pembelian juga di pengaruhi oleh siapa yang
8
membeli. Pada Toko Panasonic dapat dilihat
bahwa kecenderungan mayoritas adalah
karyawan swasta dan berumur sekitar 21 –
35 tahun sehingga mereka merupakan
konsumen
muda
yang
mempunyai
keterbatasan
pendapatan
dalam
membelanjakan gaji mereka dan membuat
mereka menjadi konsumen yang selektif
dalam harga. Harga TV LCD yang ada di
Toko Panasonic sudah dianggap dapat
bersaing dengan toko lainnya. Secara tidak
langsung promosi berhubungan erat dengan
promosi, dimana promosi akan mendukung
harga. Namun promosi yang di terapkan
Toko Panasonic masih terbatas.
TV LCD juga cenderung di minati
oleh
kaum
muda
yang
mengejar
perkembangan teknologi. Mengenai reputasi
merek, biasanya konsumen muda lebih
memilih merek-merek yang terkenal dan
mempunyai reputasi yang cukup baik dimata
konsumen. Dilihat dari hal tersebut,
sebaiknya pihak Toko Panasonic dapat
menambah pilihan merek yang berkualitas
sehingga
para
konsumen
dapat
membandingkan dari 1 produk ke produk
lainnya. Konsumen dapat membedakan
kualitas, merek yang banyak di minati dan
harga yang sesuai dengan barang tersebut.
Toko Panasonic bisa menambah jumlah tipe
yang cukup di minati konsumen muda
seperti Sony, LG, Toshiba, dll yang juga
dapat meningkatkan penjualan Toko
Panasonic Pekanbaru.
41,1% dipengaruhi oleh variable yang tidak
diteliti.
Variabel Reputasi Merek dan
Promosi berpengaruh signifikan dan positif
sedangkan Harga berpengaruh signifikan
dan negatif. Dalam kondisi ini, bila terjadi
kenaikan harga maka akan menurunkan
minat membeli konsumen. Hal ini juga
dikarenakan banyaknya pembeli wanita
yang cenderung lebih teliti dalam
membelanjakan anggaran mereka.
Variabel
Reputasi
Merek
berpengaruh dominan terhadap keputusan
pembeli disebabkan pembeli pada Toko
Panasonic mayoritas merupakan kaum
muda, yang mengikuti perkembangan
teknologi. Dari suatu merek, akan member
kesan pada pelanggan mengenai produk
yang mereka perkenalkan. Sehingga,
reputasi merek yang tertanam dalam benak
konsumen akan menjadi nilai tambahan
yang besar saat pelanggan melakukan suatu
keputusan pembelian.
SARAN
Kepada
peneliti
selanjutnya,
disarankan agar mencari faktor lain yang
mungkin berrpengaruh terhadap keputusan
pembelian kosumen seperti faktor place,
hubungan pelanggan dan hubungan lainnya,
sehingga dapat memberi kontribusi bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pada pengujian analisis regresi
berganda didapatkan nilai Adjusted R
Square sebesar 0,589. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh variabel Promosi
(X1), Harga (X2) dan Reputasi Merek (X3)
terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
(Y) sebesar 58,9%, sedangkan sisanya
Arnould, E., Price, L., Zinkan, G. 2005.
Consumer 2nd ed. Singapore:
McGraw-Hill/Irwin
------------, E., Price, L., Zinkan, G. 2007.
Consumer 2nd ed. Singapore: McGrawHill/Irwin
Asri, Marwan., 2005., Marketing., BPFE.,
Yogyakarta.
9
Hahn, Fred E&G. Mangun, Kenneth. (2002).
Do it Yourself advertising and
promotion (iklan dan promosi
sendiri). Gramedia Widiasarana
Indonesia , Jakarta.
Horgan, S, 2005, Employes and images:
Bringing Brand Images to Life, 2nd
Annual Strategic Public Relation
Conference, Chicago: Lippincont
Mercer.
Kotler, Philip., And Amstrong. 2001.
Prinsip – Prinsip Pemasaran . Jilid
1. Edisi ke 8. Erlangga, Jakarta.
---------,
Philip.
2003.
Manajemen
Pemasaran
I Edisi Milenium.
Penerbit, PT. Prenhalindo, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset
Untuk
Bisnis
dan
Ekonomi,
Erlangga, Jakarta.
Kuncoro, Haryo. 2008. Statiska Deskriptif
untuk Manager. LPFEUI, Jakarta.
Setiadi, Nugroho J., 2004. Perilaku
Konsumen : Konsep dan Implikasi
Untuk Strategi dan Penelitian dan
Pemasaran, Prenada Media, Jakarta.
Swastha, Basu., dan Irawan., 2003.,
Manajemen Pemasaran Modern.,
Liberthy, Yogyakarta.
Sudjana. 2002. Statistik Untuk Ekonomi dan
Niaga. Bandung
Supranto, J. 2004. Analisis multivarial : Arti
dan Interprestasi. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Tybout, A. M., Calkins, T. 2005. Kellog on
Branding. New Jersey: John Wiley
& Sons,Inc
Umar, H. 2003. Metode Riset Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran.
Edisi I. Penerbit: Andi, Yogyakarta.
Rangkuti, Freddy. 2001. Riset Pemasaran.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka.
10
Download