Biologi Laut | Pasang Surut

advertisement
Biologi Laut | Salinitas
Romanus E Prabowo
Air Laut
Air laut mengandung 3,5% material terlarut, gas-gas terlarut,
bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut.
Keberadaan material terlarut mempengaruhi sifat fisis air laut seperti
densitas dan titik beku. Dua sifat fisis yang sangat ditentukan oleh jumlah
material terlarut dalam air laut (salinitas) adalah daya hantar listrik
(konduktivitas) dan tekanan osmosis.
Definisi
 Definisi : Salinitas adalah jumlah gram material terlarut dalam
1000 gram air laut.
Original definition diukur dengan cara menguapkan air laut dan
menimbang residunya.
Jumlah material terlarut mempengaruhi densitas air laut dan titik
bekunya.
Proporsi Konstan
 Hukum proporsi konstan (Dittmar, 1884) : proporsi material
terlarut dalam air laut relatif konstan di seluruh dunia.
Material terlarut dalam air laut adalah hasil dari proses pelapukan batuan
karena air hujan, gas-gas vulkanik dan hydrothermal vents di laut dalam
(deep-sea vents).
Relatif konstan karena laju input dari dua sumber tersebut sangat lambat
(skala waktu geologis : 1.000.000 tahun) sedangkan pengadukan air laut
seluruh dunia relatif lebih cepat (skala waktu 1.000 tahun).
Pengukuran salinitas (estimasi total material terlarut) bisa dilakukan
dengan menghitung salah satu komponen material terlarutnya saja.
Proporsi Konstan
Component
Concentration
(mol/kg)
H2O
53.6
Cl−
0.546
Na+
0.469
Mg2+
0.0528
SO42−
0.0282
Ca2+
0.0103
K+
0.0102
CT
0.00206
Br−
0.000844
BT
0.000416
Sr2+
0.000091
F−
0.000068
Satuan
 Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman
dalam gram pada setiap kilogram air laut.
 Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut,
oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan
meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl).
Satuan
 Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram
bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat
dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi
klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi.
 Selanjutnya hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui
suatu rangkaian pengukuran dasar laboratorium berdasarkan pada sampel
air laut di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai :
S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (Sorensen and Knudsen 1902)
S (o/oo) = 1.80655 Cl (o/oo) (UNESCO 1969)
Satuan
 Definisi salinitas ditinjau kembali ketika tekhnik untuk
menentukan salinitas dari pengukuran konduktivitas,
temperatur dan tekanan dikembangkan. Sejak tahun 1978,
didefinisikan suatu satuan baru yaitu Practical Salinity Scale
dengan simbol S, sebagai rasio dari konduktivitas.
Satuan
 Salinitas praktis dari suatu sampel air laut ditetapkan sebagai rasio dari
konduktivitas listrik (K) sampel air laut pada temperatur 15oC dan tekanan
satu standar atmosfer terhadap larutan kalium klorida (KCl), dimana
bagian massa KCl adalah 0,0324356 pada temperatur dan tekanan yang
sama.
 Rumus dari definisi ini adalah:
S = 0.0080 - 0.1692 K1/2 + 25.3853 K + 14.0941 K3/2 - 7.0261 K2 + 2.7081 K5/2
Cara Pengukuran
Bagaimana cara mengukur salinitas :
 Menguapkan dan menimbang residu (metoda lama).
 Menentukan Cholorinity (Cl) yaitu jumlah chlorine, bromine
and iodine dengan titrasi perak nitrate. Kemudian dikonversi
ke Salinitas (S) dengan rasio S = 1.80655 Cl.
 Mengukur conductivity.
 Pembiasan cahaya (salino-refractometer) : perbedaan
densitas air laut menghasilkan pembiasan yang berbeda.
Download