pengaruh tabungan dan deposito terhadap return on equity (roe)

advertisement
PENGARUH TABUNGAN DAN DEPOSITO TERHADAP RETURN ON
EQUITY (ROE) PADA BANK UMUM (BUMN PEMERINTAH) YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2014
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Syarat salah satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya
Oleh: :
Natalia Sitorus
NIM. 12000772
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
2016
1
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat yang sudah semakin maju, bank mempunyai peran
sangat penting sebagai penggerak perekonomian. Perkembangan perbankan di
Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat semenjak dikeluarkan
berbagai deregulasi tentang perbankan sekitar tahun 1980-an. Kondisi tersebut
menyebabkan persaingan dalam dunia perbankan yang semakin ketat sehingga
menuntut pengelolaan usaha perbankan dengan sebaik-baiknya agar bank tetap
mampu terus berkembang dan menghasilkan laba.
Pergeseran dana menyebabkan biaya dana menjadi tinggi, selain biaya
dana, bank juga harus membayar biaya non bunga dan biaya lainnya. Apabila
biaya ini tidak dapat diimbangi oleh kenaikan pendapat yang sebagian besar
diperoleh dari bunga kredit serta pendapatan non bunga maka laba yang akan
diperoleh bank cenderung akan menurun. Menurunnya laba akan mengakibatkan
tingkat rentabilitas yang akan dicapai oleh bank menjadi rendah, terlebih lebih
apabila perputaran atau turnover dari aktiva yang dimiliki bank sangat lamban
akibat dari kualitas aktiva tersebut yang kurang baik atau kurang produktif, karena
rentabilitas merupakan kemampuan dari bank untuk memperoleh laba yang dapat
dihitung dengan perbandingan relative antara laba dan jumlah investasi yang
digunakan untuk merealisasikan laba tersebut atau dikenal dengan Return on
Assets atau Return on Investment. Oleh karena itu semua komponen atau variable
3
yang dibentuk atau mempengaruhi tinggi rendahnya laba dan perputaran aktiva
akan berpengaruh pula terhadap tingkat rentabilitas yang akan dicapai oleh bank.
Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 tabungan adalah
simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan merupakan jenis simpanan
yang sangat dikenal oleh masyarakat, karena sejak sekolah dasar anak-anak
sekolah sudah dikenalkan dengan tabungan, meskipun masih bersifat menabuang
di sekolah. Hal ini secara tidak langsung pihak sekolah memperkenalkan kepada
anak-anak untuk menabung. Meskipun tabungan tersebut sifatnya bukan tabungan
seperti yang diterapkan di bank, akan tetapi setidaknya istilah tabungan sudah
diperkenalkan kepada kita sejak kecil.
Dengan perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan
bank sebagai tempat penyimpanan uangnya. Hal ini disebabkan karena keamanan
uangnya yang dibutuhkan masyarakat. Simpanan tabungan merupakan salah satu
bentuk simpanan yang diperlukan oleh masyarakatuntuk menyimpan uangnya,
karena merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan persyaratan yang
sangat mudah dan sederhana.
Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu dimana uang
didalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Deposito baru bias dicairkan sesuai
dengan tanggal jatuh temponya, biasanya deposito jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12
bulan (Siamat Dendawijaya 2009), bila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh
tempo, maka akan kena penalti. Penalti merupakan denda yang dibebankan
4
kepada nasabah pemegang rekening deposito apabila mencairkannya sebelum
jatuh tempo (Ismail 2010:84). Penalti ini dibebankan karena bank sudah
mengestimasikan penggunaan dana tersebut, sehingga pencairan deposito sebelum
jatuh tempo dapat mengganggu likuiditas bank.
Deposito juga dapat diperpanjang secara otomatis menggunakan sistem
ARO (Automatic Roll Over). Deposito akan diperpanjang otomatis setelah jatuh
tempo, sampai pemiliknya mencairkan depositonya. Bunga deposito biasanya
lebih tinggi dari pada bunga tabungan biasa. Bunga dapat diambil setelah tanggal
jatuh tempo atau dimasukkan lagi ke pokok deposito untuk didepositokan lagi
pada periode berikutnya.
Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya,
apakah setiap periode atau untuk mengukur tingkat efesiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Kasmir, 2015:327).
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas
adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu
(Riyanto, 2006:35).
Return on equity (ROE) adalah
rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net
income (Kasmir 2015:328). Rasio rentabilitas (ROE) ini dijadikan sebagai ukuran
untuk menilai kemampuan bank didalam menghasilkan laba dan rasio ini
diharapkan dapat mewakili beberapa penilaian yang seharusnya dijadikan sebagai
patokan bank dalam menjalankan usahanya. Dalam hal ini bahwa tingkat
5
rentabilitas bank sangat penting untuk diketahui oleh direktur atau pimpinan bank,
agar dapat mengetahui kendala-kendala atau kelemahan yang terjadi agar dapat
langsung diantisipasi atau dilakukan pembenahan dan perbaikan terhadap
pengelolaan bank dengan terus meningkatkan rentabilitas bank tersebut.
Berdasarkan masalah tersebut diatas maka penulis tertarik meneliti hal
tersebut dengan judul : Pengaruh Tabungan dan Deposito terhadap Return on
Equity (ROE) pada Bank Umum (BUMN Pemerintah) yang Terdaftar di BEI
Periode 2013-2014.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas penulis membuat perumusan masalah sebagai
berikut:
1.
Apakah Tabungan berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
(ROE) pada Bank Umum (BUMN Pemerintah)?
2.
Apakah Deposito berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
(ROE) pada Bank Umum (BUMN Pemerintah)?
3.
Apakah Tabungan dan Deposito berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap Return on Equity (ROE) pada Bank Umum (BUMN
Pemerintah)?
6
1.3
Batasan Masalah
Batasan masalah bertujuan untuk memberi batasan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian ini.
Pada penelitian ini, fokus masalah dibatasi pada masalah Tabungan,
Deposito dan Laporan keuangan pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI,
Mandiri dan BTN) Periode Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014.
Di samping faktor di atas yang berpengaruh terhadap Return on Equity
(ROE) pada Bank umum pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN), maka ada
faktor lain yang mempengaruhi Return on Equity (ROE) pada Bank pemerintah
(BNI, BRI, Mandiri dan BTN) yang tidak di teliti pada penelitian ini yaitu :
1. Biaya Bunga
2. Kredit
3. Jumlah Nasabah
4. Piutang Tak Tertagih
5. Persaingan antar Bank
6. Dan lain-lain
Menimbang dikarenakan keterbatasan waktu dan tempat, maka yang
menjadi objek penelitian adalah: Bank Umum Pemerintah yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
1.4
Tujuan Penelitian
7
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan
penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui Apakah Tabungan berpengaruh signifikan terhadap
Return on Equity (ROE) pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri
dan BTN).
2.
Untuk mengetahui Apakah Deposito berpengaruh signifikan terhadap
Return on Equity (ROE) pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri
dan BTN).
3.
Untuk mengetahui Apakah Tabungan dan Deposito berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap Return on Equity (ROE) pada Bank Umum
Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN).
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi yang memberikan
sumbangan pengetahuan untuk peneliti dimasa yang akan datang, yang akan
melakukan penelitian yang lebih tentang Tabungan, Deposito dan Rentabilitas
(ROE).
5.1.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memiliki kemanfaatan
sebagai berikut :
1.
Bagi Peneliti
8
Menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti serta sebagai
persyaratan untuk mendapatkan gelar ahli madya sekaligus telah
menyelesaikan pendidikan di Akademi Akuntansi Permata Harapan
Batam.
2.
Bagi Bank
Sebagai masukan bagi Bank, dalam merencanakan berbagai kebijakan
seperti pengeluaran pembiayaan ataupun kebijakan-kebijakan atau strategi
yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dimasa akan datang
3.
Bagi Pembaca
Memberikan sumbangan informasi yang dapat dimanfaatkan bagi pihakpihak yang berkepentingan terhadap perbankan.
4.
Bagi Akademis
Menambah ilmu pengetahuan pada bidang keuangan dan mengetahui
kondisi keuangan sebuah Bank dan menerapkan teori-teori yang telah
dipelajari khususnya analisis rasio dan sebagai masukan bagi mereka yang
berkeinginan untuk melanjutkan penelitian pada bidang yang sama.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1
Landasan Teori
Sesuai dengan peranannya sebagai perantara keuangan masyarakat maka
pada dasarnya aktivitas paling utama bagi manajemen bank adalah mengelola
dana-dana, baik mengatur dana yang masuk dari masyarakat dalam bentuk giro,
deposito dan tabungan maupun menyalurkan dalam bentuk kredit. Keberhasilan
dalam mengelola dana-dana tersebut merupakan salah satu kunci sukses bagi
manajemen bank. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan dari
manajemen dana dalam mengelola sebuah bank.
Bagi bank dana merupakan suatu hal pokok yang sangat penting. Tanpa
dana bank tidak dapat berbuat apa-apa. Dana disamping merupakan barang yang
diperdagangkan juga merupakan alat likuiditas.
Menurut dana-dana bank yang digunakan sebagai modal operasional
bersumber dari (Kasmir, 2015:51):
a)
Dana dari bank itu sendiri
b)
Dana dari pinjaman pihak luar Bank (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia,
Pinjaman antar bank, Pinjaman dari bank-bank luar negeri, Surat Berharga
pasar uang)
c)
Dana dari masyarakat luas (Giro, Tabungan dan Deposito)
10
2.1.1
Pengertian Tabungan
Tabungan adalah salah satu dari berbagai macam produk perbankan yang
paling banyak diminati masyarakat dari mulai kalangan Pelajar, Mahasiswa
bahkan Pengusaha. Namun masih banyak juga kalangan masyarakat yang belum
begitu mengerti tentang produk tabungan.
Ada beberapa pendapat tentang definisi tabungan baik dari undang-undang
pemerintah maupun dari para ahli ekonomi, diantaranya adalah:
Menurut UU No. 10 Th 1998 yang dimaksud dengan tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tabungan adalah mengumpulkan dana dari masyarakat guna membiayai
pembangunan dan menanamkan kebiasaan menabung dikalangan masyarakat
(Kasmir, 2015:64).
Menurut Drs. Ismail, MBA., Ak. Dalam bukunya yang berjudul
“Manajemen Perbankan, 2010, hlm 67”. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga
yang penarikannya yang hanya bisa dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak bisa ditarik dengan cek, buyet, giro dan atau alat lainnya
yang dapat dipersamakan dengan itu.
Menurut Maryanto Supriyono Dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar
Perbankan, 2010, hlm 24”. Tabungan adalah salah satu bentuk simpanan yang
dananya disimpan pada suatu rekening, setiap saat dan kapan saja pemilik
11
tabungan dapat menarik uangnya baik tunai maupun non tunai (pindah buku,
transfer ke bank lain) melalui ATM atau teller.
Menurut Nurul Ichsan Hasan, MA. Dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Perbankan, 2014, hlm 114”., Tabungan merupakan jenis simpanan
yang sagat populer di lapisan masyarakat umum. Dalam perkembangan zaman,
masyarakat saat ini sudah beralih kelembaga keuangan bank. Menabung di bank
bukan saja menghindarkan dari resiko kehilangan atau kerusakan, akan tetapi juga
memperoleh penghasilan dari bunga. Dengan demikian uang akan bertambah dari
waktu kewaktu sekalipun tidak ditambah.
Berdasarkan pendapat pendapat diatas banyak sekali terdapat persamaan
diantaranya adalah tabungan merupakan dana pihak ketiga yang disimpan di bank,
penarikan tabungan hanya dapat dilakukan dengan syarat dan cara tertentu.
2.1.1.1 Jenis-jenis Tabungan
Ada beberapa jenis-jenis Tabungan Menurut Kasmir (2011), diantaranya
adalah:
1.
Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional)
Adalah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waku dengan
syarat penyetoran dan pengambilannya hanya boleh di lakukan dengan syaratsyarat tertentu, yaitu hanya boleh di ambil maksimal 2 kali dalam satu bulan.
Tabanas terdiri dari berbagai jenis, yaitu :
a.
Tabanas Umum adalah tabanas yang berlaku bagi perorangan dan
dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan.
12
b.
Tapelpram (Tabungan Pemuda, Pelajar dan Pramuka) adalah tabungan
khusus yang dilakukan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan
semua pramuka.
c.
Tabungan Pegawai adalah tabungan khusus pegawai dan semua golongan
kepangkatan yang berada dilingkungan departement, lembaga, instansi pemerintah
dan perusahaan lainnya yang dilakukan secara kolektif.
2.
Taska (Tabungan Asuransi Berjangka)
Adalah jenis Tabungan yang berkaitan erat dengan asuransi jiwa dan
jaminan bagi sipenabung serta penyetoran dilakukan setiap bulan. Tabungan ini
dapat diasuransikan untuk perencanaan berupa biaya-biaya sekolah, kuliah dan
lain-lain.
3.
Tabungan ONH (Ongkos Naik Haji)
Adalah setoran yank dilakukan oleh seseorang yang ingin melaksanakan
ibadah haji, besarnya ONH ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini Departement
Agama
4.
Tabungan lainnya
Yaitu tabungan selain Tabanas dan Taska, tabungan ini dikeluarkan oleh
masing-masing bank dengan ketentuan-ketentuan yang di ataur oleh masingmasing bank yang bersangkutan.
2.1.1.2 Metode atau sarana penarikan Tabungan
Ada beberapa sarana dalam melakukan penarikan tabungan, hal ini
tergantung dari persyaratan bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang
mereka inginkan. Sarana ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara
13
bersamaan. Adapun sarana tersebut menurut Nurul Ichsan Hasan (2014:115)
adalah :
1.
Buku Tabungan
Adalah buku yang dipegang oleh nasabah, buku tabungan berisi tentang
informasi saldo, transaksi penyetoran, penarikan dan pemindah bukuan
serta berbagai pembebanan yang dilakukan oleh pihak bank yang ada pada
tanggal tertentu.
2.
Slip Penarikan
Adalah slip yang digunakan untuk menarik sejumlah uang tertentu dari
rekening tabungannya. Didalam slip penarikan nasabah harus menuliskan
Nama, Nomor rekening dan Jumlah uang yang ditarik disertai dengan
tanda tangan nasabah.
3.
Kuitansi
Kuitansi juga merupakan formulir penarikan dan juga merupakan bukti
penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan slip
penarikan. Didalam kuitansi ditulis nama penarik, jumlah uang dan nama
penarik. Sarana ini juga digunakan secara bersamaan dengan buku
tabungan.
4.
Kartu ATM
Adalah sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik dan dapat digunakan
sebagai alat untuk menarik sejumlah uang tertentu dari rekening
tabungannya di mesin ATM (Automated Teller Machine).
14
2.1.1.3 Manfaat Tabungan
Menurut Kasmir (2012) ada beberapa manfaat dari Tabungan diantaranya
adalah :
1.
Bagi nasabah antara lain :
a.
Mendapatkan Kartu ATM yang dapat digunakan bertransaksi
dilebih dari 4000 ATM Bank pemerintah yang berlogo “Link” dan
yang berlogo ATM Bersama.
b.
Bunga progresif dihitung berdasarkan saldo harian.
c.
Penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan disemua Kantor
Cabang (on-line).
d.
Fasilitas ATM dan auto debet untuk pembayaran otomatis
angsuran KPR, tagihan Telkom, Telkomsel dan PLN serta
pembelian voucher isi ulang Handphone.
e.
Fasilitas auto transfer untuk transfer dana anda secara rutin ke
rekening lain di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) atau bank
lain.
f.
Secara otomatis penabung dilindungi asuransi jiwa bebas premi,
dengan
uang
pertanggungan
maksimal
Rp.
50.000.000,-
mempunyai kesempatan memenangkan Grand Prize 2 Rumah
senilai masing-masing 2 Milyar serta hadiah Tabungan Batara
dengan total hadiah Rp. 14 Milyar.
2.
Bagi bank antara lain :
a.
Sebagai salah satu sumber dana.
15
b.
Bank mendapatkan keuntungan dari selisih antara sumber dana
yang diperoleh dengan kredit yang disalurkan.
c.
Dana yang mengendap dapat disalurkan dalam bentuk kredit.
2.1.1.4 Ketentuan Tabungan
Menurut Ismail (2010:70) Ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi
apabila seseorang ingin mengajukan Tabungan.
1.
Pembukaan Tabungan
Pembukaan Rekening Tabungan bagi calon nasabah yang ingin membuka
rekening tabungan harus datang langsung, tidak dapat diwakilkan.
2.
Penyetoran Tabungan Batara
a.
Penyetoran tabungan dilakukan dengan atau tanpa membawa buku
tabungan.
b.
Saldo tabungan dibawah Rp. 100.000,- terkena denda Rp. 4.000,
c.
Penyetoran tabungan untuk lembaga dapat dilakukan oleh pemilik
rekening atau perwakilan dengan atau tanpa membawa buku
tabungan.
3.
Penarikan Tabungan
a.
Penarikan tabungan dapat dilakukan dengan menggunakan ATM
atau datang langsung ke bank dengan membawa buku tabungan.
b.
Penarikan diatas limit Rp. 10.000.000,- harus ada persetujuan dari
kepala
unit,
disertai
dengan
foto
copy
identitas
(KTP/SIM/Pasport dll).
c.
Saldo minimal setelah melakukan penarikan adalah Rp. 50.000,
diri
16
d.
Penarikan yang dilakukan oleh bukan pemilik rekening harus
disertai dengan identitas diri dan menggunakan surat kuasa, yang
isinya terdiri dari : Nama pemberi dan penerima kuasa, Alamat,
serta nomor telepon yang dapat dihubungi dari pemberi dan
penerima kuasa. Nomor identitas diri pemberi dan penerima kuasa,
Nomor rekening tabungan yang ingin ditarik. Jumlah nominal yang
ditarik.
e.
Disurat kuasa harus ada tandatangan pemberi kuasa dan harus
menggunakan materai.
4.
Ketentuan Buku Tabungan
a.
Buku tabungan merupakan tanggung jawab pemiliknya.
b.
Buku tabungan yang hilang harus segera diganti di Bank
c.
Jika ada perubahan tanda tangan dan lainnya harus segera melapor
ke Bank tempat dia membuka rekening.
d.
Penggantian buku tabungan yang baru harus dilakukan oleh
pemiliknya, tidak boleh diwakilkan.
5.
Penutupan Buku Tabungan
a.
Penutupan Tabungan atas permintaan nasabah
b.
Penutupan Tabungan karena tidak aktif
c.
Penutupan Tabungan karena faktor lain:
i. Perubahan nama tabungan
ii. Bank Marger
iii. Dan lain – lain
17
2.1.1.5 Tujuan Tabungan
Ada beberapa Tujuan Tabungan Menurut Bambang Riyanto (2011)
1.
Membuat masyarakat meminati untuk menjadi nasabah bank dengan
mempercayakan bank untuk mengelola dananya.
2.
Meningkatkan pelayanan kepada nasabah bank dengan fasilitas transaksi
yang sering dilakukan, seperti penarikan, penyetoran dll.
3.
Sebagai alat untuk memudahkan transaksi, bisnis, atau usaha individu.
4.
Uang yang disisihkan nasabah dari hasil pendapatannya di bank dapat
digunakan untuk cadangan di masa yang akan datang.
2.1.2
Pengertian Deposito
Secara etimologis, kata “deposito” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti “Uang yang disimpan dalam rekening; Tindakan menyimpan uang di bank,
Kredit yang diberikan bank kepada seseorang; dan hak atas saldo uang di bank
bagi mereka yang telah menyimpannya di bank”.
Dari pengertian ini, maka yang dimaksudkan deposito berjangka adalah
“simpanan di bank yang penarikannya dapat dilakukan setelah masa tertentu yang
diperjanjikan atau setelah pemberitahuan sebelumnya”.
Sementara itu, dalam Kamus Lengkap Ekonomi, deposito diartikan
sebagai berikut:
“Rekening
perorangan
atau
perusahaan
dalam
Bank
Komersil
(Commercial Bank) di mana nasabah dapat mendepositokan uang atau cek yang
18
dapat diambil dengan membuat pemberitahuan lebih dahulu kepada bank.
Deposito berbeda dengan rekening Koran (Current Account) yang dipakai untuk
membayar transaksi sehari hari, biasanya berbentuk simpanan (saving) seseorang
atau perusahaan dan dipergunakan untuk membiayai keperluan-keperluan khusus.
Bunga (interest) dibayarkan atas deposito yang biasanya lebih tinggi dari tingkat
bunga rekening koran, untuk merangsang nasabah mendepositokan uangnya
dalam jangka waktu tertentu yang lebih lama. Berbeda dengan rekening koran,
cek biasanya tidak dapat dikeluarkan dengan memakai rekening deposito”.
Secara terminologis, banyak pakar yang memberikan pengertian dan definisi
deposito beragam. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Menurut
Undang-undang
No.
10
tahun
1988
“Simpanan
yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian
nasabah penyimpan dengan bank”.
Menurut Nurul Ichsan Hasan (2014:120) Deposito adalah simpanan dari
pihak ketiga pada bank yang penyetorannya maupun penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu, menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank
yang bersangkutan sehingga deposito dikenal juga tabungan berjangka.
Menurut Ismail (2010:79) Deposito merupakan dana nasabah yang
penarikannya sesuai jangka waktu tertentu, sehingga mudah diprediksi
ketersediaan dana tersebut. Balas jasa yang diberikan oleh bank untuk deposito
lebih tinggi dibanding produk dana lainnya, seperti giro dan tabungan. Oleh
karena itu bagi bank, deposito dianggap sebagai dana mahal.
19
Deposito menurut definisi perbankan adalah: “Suatu simpanan uang pada
bank dengan jangka waktu tertentu oleh Badan Hukum atau perorangan yang
mendapat bunga tiap-tiap bulan dalam jumlah yang tetap”.
Dari definisi di atas, deposito adalah suatu simpanan yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang penarikannya dilakukan dalam jangka waktu
tertentu (jatuh tempo).
2.1.2.1 Macam-macam Deposito
Menurut (Ismail, 2010, hlm. 80) Sebagai gambaran jangka waktu deposito
beserta bunga yang berlaku pada beberapa bank, dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a)
Simpanan deposito kurang dari 3 bulan bunga = 3,0 %
b)
Simpanan deposito jangka waktu 3 bulan bunga = 4,5 %
c)
Simpanan deposito jangka waktu 6 bulan bunga = 6,0 %
d)
Simpanan deposito jangka waktu 12 bulan bunga = 9,0 %
e)
Simpanan deposito jangka waktu 24 bulan bunga = 15,0 %
Penentuan suku bunga di atas pada dasarnya bukan patokan baku yang
diberikan bank. Karena penetapan suku bunga tergantung pada kurs mata uang
yang bersangkutan (misalnya kurs rupiah terhadap dolar) dan juga penetapan
bunga antara bank satu dengan bank lainnya juga berbeda sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada bank yang bersangkutan. Penentuan bunga sebagaimana di atas
pada dasarnya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi yang berlaku pada saat
yang sudah ditentukan sebelumnya. Artinya, dapat saja bunga tersebut tiba-tiba
naik ataupun mengalami penurunan. Kebijakan tersebut berlaku menurut
20
perundangan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui Departemen
Keuangan Republik Indonesia.
Biasanya setiap bank akan mengumumkan kondisi keuangan perbankan
melalui laporan harian maupun bulanan yang dimuat pada mass media maupun
neraca laba-rugi dari bank yang bersangkutan. Para penabung dapat menanyakan
langsung pada bank tentang kondisi dan keadaan keuangan yang sedang berlaku
pada saat itu. Simpanan deposito pada saat ini digemari oleh para pengusaha
karena mempunyai kekuatan untuk dijadikan jaminan kredit. Tentu saja dengan
batas nominal yang telah ditentukan dan disesuaikan jumlah kredit yang diajukan.
Untuk pembayaran bunga deposito, dilakukan pada setiap bulan pada tanggal
yang sudah ditentukan (tanggal jatuh tempo). Adapun aturan main setiap bank
berbeda-beda di dalam pembayaran tersebut. Yang perlu dijadikan perhatian
adalah di dalam pembayaran tersebut disertai neraca laporan dan disertai pula
dengan kuitansi bermeterai.
Beberapa macam deposito yang dikenal adalah sebagai berikut:
a)
Time deposit
Time deposit atau lebih dikenal dengan istilah “deposito berjangka”, yaitu
deposito yang terikat oleh waktu yang telah di tentukan. Apabila waktu yang di
tentukan itu habis, maka deposan dapat menarik simpanan deposito berjangka itu
dari bank atau sebaliknya memperpanjang simpanan deposito berjangka itu
dengan suatu periode tertentu yang diinginkan. (Ismail, 2010., hlm. 12-13)
21
Simpanan uang pada bank yang berupa deposito berjangka pada umumnya
deposan akan menerima bilyet deposito (asli). Isi dari bilyet deposito itu antara
lain sebagai berikut:
1) Nama dan alamat jelas dari deposan
2) Jumlah nominal setoran (yang dinyatakan dengan jumlah nilai uang)
3) Jangka waktu simpanan dan kapan deposito berjangka itu jatuh tempo atau
habis waktu dari periode yang diinginkan
4) Besarnya presentase bunga yang telah ditetapkan oleh pihak bank
Sementara itu dari sisi isi dan bentuk formulir deposito, maka pada
awalnya ditetapkan dan dicetak oleh Bank Indonesia (BI). Namun sekarang, Bank
Indonesia memberikan kewenangan kepada bank pemerintah lainnya untuk
mencetaknya sendiri sesuai dengan bentuk standar yang telah ditentukan. Pada
deposito berjangka, maka setelah jatuh tempo atau habis waktu, maka dana
deposan akan ditarik dari bank dengan cara menukar bilyet deposito yang asli
dengan uang tunai, atau dapat pula dengan memindah bukukan ke dalam
Rekening Koran Giro yang bersangkutan, sehingga bilyet deposito asli yang
dipegang oleh deposan harus diserahkan kembali kepada pihak bank (Muhammad
Jumhana, 2006).
b)
Deposit on call
Deposit on call adalah uang simpanan tetap berada di bank selama belum
dibutuhkan oleh pemiliknya (penyimpan). Apabila penyimpan uang itu akan
menarik simpanannya, maka terlebih dahulu harus memberitahukan kepada pihak
bank. Masa pemberitahuan kepada bank itu dilakukan adalah tergantung kepada
22
perjanjian yang diadakan antara penyimpan (deposan) dengan pihak bank (ada
yang setahun, dua bulan dan sebagainya).
Doposit on call biasa dikenal dengan sebutan deposito harian. Dalam
prakteknya, deposito jenis doposit on call ini pengambilannya berdasarkan
pemberitahuan terlebih dahulu oleh nasabah yang bersangkutan dengan
kesepakatan perjanjian tenggang pengambilan yang telah disepakati bersama,
misalnya 1 (satu) hari sebelum pengambilan harus sudah memberitahukan terlebih
dahulu ke pihak bank (Ismail, 2010., hlm. 90)
c)
Demand deposit
Demand deposit (rekening koran giro) adalah penyimpan dapat
menyimpan atau menarik dananya pada/dari bank setiap saat yang dikehendaki
(Achmad Anwari, 2008., hlm. 12-13).
2.1.2.2 Ketentuan Umum menjadi Nasabah Deposito
Seperti hal nya dengan tabungan, (Sigit Tri Hartono, 2010) maka deposan
yang akan mendepositokan uangnya harus memenuhi beberapa persyaratan.
Adapun ketentuan-ketentuan umum untuk menjadi nasabah deposito adalah
sebagai berikut:
1.
Nasabah cukup datang ke bank yang dipercaya agar dapat menjamin uang
deposan agar tidak akan hilang. Oleh karena itu, karena banyaknya
persaingan dunia perbankan saat ini, maka membuka peluang bagi nasabah
untuk dapat memilih bank yang cukup bonafit (sehat secara ekonomi
finansial) dan mempunyai suku bunga yang cukup tinggi.
23
2.
Nasabah diharapkan mengisi beberapa formulir aplikasi yang memuat
tentang:
a). Jumlah nominal simpanan
b). Jangka waktu yang nasabah pilih
Dalam pelaksanaannya, simpanan deposan ditulis dalam bentuk surat
pernyataan yang dibubuhi meterai, sehingga mempunyai kekuatan hukum
yang sah.
3.
Menyerahkan fotokopi KTP atau identitas nasabah untuk dicatat, baik
yang nama, alamat dan pekerjaan. Hal ini sangat perlu dilakukan, sebab
pemegang deposito tidak dapat diwakilkan sehingga pencatatan identitas
tersebut untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dari
pencatatan identitas ini, nanti akan dibubuhkan pada bank bersangkutan
untuk dilaporkan kepada Bank Indonesia untuk mendapatkan Kartu yang
berfungsi untuk mengambil bunga deposito pada jatuh tempo setiap
bulannya.
4.
Proses terakhir adalah penyetoran. Proses ini merupakan akhir dari proses
menjadi deposan suatu bank. Dengan menyetor nominal tersebut, nasabah
resmi menjadi deposan bank tersebut. Setelah menjadi deposan (yang
memegang simpanan deposito) maka bank menerbitkan bilyet deposito
yang terdiri atas:
a)
1 (satu) lembar asli untuk deposan, bermeterai dan ditandatangani
oleh pejabat bank yang bersangkutan.
24
b)
1 (satu) lembar untuk Bank Indonesia sebagai penagih premi
(subsidi bunga) dari Bank Indonesia.
c)
1 (satu) lembar untuk bukti pembukuan (bersama formulir)
d)
1 (satu) lembar untuk pelunasan.
e)
1 (satu) lembar untuk Desk Pasar Modal Bank Indonesia
2.1.2.3 Manfaat Deposito
Deposito menjadi salah satu layanan Bank yang banyak digunakan oleh
para Nasabahnya, baik untuk perorangan maupun badan usaha dan bisnis.
Menurut Taswan (2006) ada banyak manfaat deposito yang dapat
diperoleh, beberapa manfaat tersebut adalah :
1)
Suku bunga relatif lebih tinggi dan lebih kompetitif jika dibandingkan
dengan Tabungan biasa.
2)
Deposito tidak hanya bisa digunakan atas nama pribadi, tapi juga bisa atas
nama perusahaan.
3)
Terdapat pilihan jangka waktu, Beberapa jangka waktu yang tersedia
secara umum adalah 1, 2, 3, 6, 12 dan 24 bulan (Jangka waktu bisa saja
berbeda-beda).
4)
Bungan bisa diambil pada saat jatuh tempo dalam bentuk tunai, dan bisa
juga diinvestasikan kembali kedalam pokok deposito yang dimiliki, serta
dapat ditransfer ke rekening lain.
5)
Tersedia dalam berbagai Mata uang.
6)
Deposito juga dapat dijadikan Investasi.
25
2.1.3
Return on Equity (ROE)
Return on equity (ROE) adalah
rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net
income (Kasmir 2015:328). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau
yang sering disebut rentabilitas usaha.
Rasio rentabilitas (ROE) ini dijadikan sebagai ukuran untuk menilai
kemampuan bank didalam menghasilkan laba dan rasio ini diharapkan dapat
mewakili beberapa penilaian yang seharusnya dijadikan sebagai patokan bank
dalam menjalankan usahanya. Dalam hal ini bahwa tingkat rentabilitas bank
sangat penting untuk diketahui oleh direktur atau pimpinan bank, agar dapat
mengetahui kendala-kendala atau kelemahan yang terjadi agar dapat langsung
diantisipasi atau dilakukan pembenahan dan perbaikan terhadap pengelolaan bank
dengan terus meningkatkan rentabilitas bank tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Return on Equity (ROE)
dalam penelitian ini adalah mengukur perbandingan antara laba bersih setelah
dikurangi beban bunga dan pajak (Earning After Taxes / EAT) yang dihasilkan
dari kegiatan pokok perusahaan dengan total modal (equity) yang dimiliki
perusahaan untuk melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan
dinyatakan dalam persentase.
2.1.3.1 Perhitungan Return on Equity (ROE)
Menurut Kasmir (2015:329), Secara matematis Return on Equity (ROE)
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
26
Return On Equity =
Net Income
Equity
x 100%
Semakin besar Return on Equity (ROE) suatu perusahaan, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi
perusahaan tersebut dari segi penggunaan modal.
2.2
Penelitian Terdahulu
Peneliti /
Tahun
penelitian.
Judul
Penelitian
1
Dewi Gusti
Ayu (2008)
Pengaruh
Tabungan
dan Deposito
Terhadap
Rentbailitas
(ROA dan
ROE) pada
Bank BRI
dan BNI
Secara simultan dan parsial. Analisis
yang digunakan yaitu regresi linier
berganda, Uji-F. Hasil penelitian bahwa
secara parsial tabungan dan deposito
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat rentabilitas (ROA dan
ROE) pada Bank BRI dan BNI
sedangkan secara simultan tabungan dan
deposito
mempunyai
pengaruh
signifikan terhadap rentabilitas ROA.
2
Hardiansyah
Pahlawan
(2012)
Analisys
Pengaruh
Biaya Dana
(cost of fund)
Giro,
Tabungan
dan Deposito
terhadap
Rentabilitas
(ROA) Bank
Persero
BUMN
Indonesia”.
Meilani Nelci Analisis
Suanto
Tingkat Suku
Hasil penelitian bahwa seluruh variabel
independen biaya dana secara simultan
memiliki pengaruh yang kuat terhadap
perubahan ROA. Sedangkan secara
parsial dari ketiga variabel tersebut
hanya biaya dana deposito yang tidak
berpengaruh secara signifikan dalam
menerangkan perubahan ROA
No
3
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menggunakan analisis
regresi linier berganda menunjukkan
27
(2010)
Bunga
Deposito dan
Pengaruhnya
terhadap Cost
Of Fund”
pada PT
Bank Rakyat
Indonesia
(Persero)Tbk
periode 20052009 per
bulan
adanya pengaruh yang signifikan antara
tingkat suku bunga deposito terhadap cost
of fund, hasil dari analisis korelasi
(person) menunjukkan korelasi positif
bahwa hubungan antara tingkat suku
bunga deposito dan cost of fund searah
yang artinya jika tingkat suku bunga
deposito besar maka cost of fund akan
meningkat.
4
Adrianti
(2015)
Hasil uji t menunjukkan bahwa tabungan
dan deposito berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Sedangkan Kredit Modal
kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Hasil pengujian secara
simultan (uji f) menunjukkan tabungan,
deposito, dan kredit modal kerja secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap
ROA pada Bank Perkreditan Rakyat
periode 2011-2014.
5
Intan Cynara
Valentina
Putri (2006)
Pengaruh
Tabungan,
Deposito Dan
Kredit Modal
Kerja
Terhadap
Rentabilitas
Pada Bank
Perkreditan
Rakyat Di
Batam
Periode
2011-2014.
Tabungan
dan Deposito
terhadap
rentabilitas
bank (ROA,
ROE dan
NIM)
periode tahun
2000 sampai
tahun 2003
2.3
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hasil analisis regresi
diperoleh adanya hubungan pengaruh
antara tabungan dan deposito (variable X)
dengan rentabilitas (variable Y) yang
bersifat negative. Hal ini dipengaruhi
oleh biaya, pendapatan, assets dan modal
yang digunakan. Pada bank BRI
hubungan antara tabungan deposito
terhadap ROA, ROE dan NIM semuanya
bersifat negative. Hubungan pengaruh
yang negative antara tabungan dan
deposito dengan rentabilitas diakibatkan
oleh profit margin, assets utilization, dan
equity yang rendah, sehingga apabila
jumlah tabungan dan deposito meningkat,
mengakibatkan profit margin manurun
maka rentabilitas akan menurun.
28
Berdasarkan permasalahan di atas, pengaruh tabungan dan deposito
terhadap rentabilitas (ROE) Bank Umum Pemerintah, maka didapat kerangka
pemikiran sebagai berikut:
H
H1
Tabungan
H3
Return on Equity
(ROE)
Deposito
H2
2.4
Hubungan antar Variabel
2.4.1
Hubungan Tabungan terhadap Return on Equity (ROE)
Tabungan sebagai variabel bebas (X1). Tabungan adalah simpanan dari
pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau
alat lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Sedangkan jumlah tabungan
yang dimaksud adalah total keseluruhan tabungan yang dihimpun oleh Bank
dalam periode tertentu.
2.4.2
Hubungan Deposito terhadap Return on Equity (ROE)
Deposito sebagai variabel bebas (X2). Deposito adalah simpanan dari
pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka
waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang
bersangkutan dan penarikan harus sesuai dengan yang disepakati bersama
29
2.4.3
Hubungan antar Tabungan dan Deposito terhadap Return on Equity
(ROE)
Hubungan Tabungan dan Deposito (X) menjadi variable bebas. Tabungan
dan deposito adalah sumber dana berbiaya yang dihimpun oleh bank, dan
termasuk ke dalam dana mahal. Tabungan dan deposito (dana mahal)
didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah dana mahal terhadap total dana
berbiaya.
Return on Equity (ROE) sebagai variabel terkait (Y). Rasio Rentabilitas ini
dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kemampuan bank didalam menghasilkan
laba dan rasio ini diharapkan dapat mewakili beberapa penilaian yang seharusnya
dijadikan sebagai patokan bank dalam menjalankan usahanya lebih tepatnya.
Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atau
bank dalam memanfaatkan modalnya untuk memperoleh laba.
2.5
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah di kemukakan maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
H1 =
Adanya pengaruh signifikan antara tabungan terhadap Return on Equity
(ROE) Bank Umum (BUMN Pemerintah)
H2 = Adanya pengaruh signifikan antara deposito terhadap Return on Equity
(ROE) Bank (BUMN Pemerintah)
H3 = Adanya pengaruh signifikan secara simultan antara tabungan dan
deposito terhadap Return on Equity (ROE) Bank (BUMN Pemerintah)
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010:61) Populasi adalah Wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
data laporan keuangan pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan
BTN) periode tahun 2013 – 2014.
3.1.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2010:62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi, bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili).
Dengan demikian maka peneliti mengambil seluruh data populasi laporan
keuangan triwulan pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN)
periode tahun 2013 - 2014 sebanyak 32 data.
31
3.2
3.2.1
Data Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Menurut Suharmi Arikunto (2006:129) mengemukakan bahwa sumber
data dalam penelitian adalah subjek dari mana data yang kita butuhkan dapat
diperoleh.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu
dalam bentuk angka-angka yang menunjukan nilai dari besaran atau variabel yang
mewakilinya. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti
baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data
untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara
langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan. Data primer umumnya berupa data kualitatif dan digunakan untuk
membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. Data primer
diperoleh dengan mengadakan penelitian dan kuesioner
2. Data Sekunder
Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari
pihak kedua yang mengolah data keperluan orang lain. Data sekunder dapat
diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain
32
yang bersumber pada literature dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari
perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber-sumber lain atau
literature yang berkaitan dengan permasalahan yang di ajukan penelitian. Menurut
Sugiyono (2010), sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
dokumen.
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku
perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah sumber data
sekunder. Menurut Jonathan Sarwono dan Ely Syhayati (2010) Sumber data
sekunder adalah data yang sudah ada, data tersebut sudah dikumpulkan
sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak yang tidak mendesak.
Sumber data sekunder terdiri atas dua jenis yaitu :
a.
Studi Kepustakaan
Nazir (2005:93) menyatakan bahwa studi kepustakaan, selain dari mencari sumber
data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk
mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah
berkembang sehingga kesimpulan dapat diperoleh. Penelitian ini dilakukan
dengan mengumpulkan data-data dari berbagai bahan pustaka yang relevan dan
referensi lain yang berhubungan dengan materi yang akan dikaji. Penelitian ini
33
berguna untuk memperoleh data sekunder sebagai landasan teoritis dalam
membandingkan, membahas dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian
lapangan.
b.
Dokumentasi
Menurut Umi Narimawati, Sri Dewi anggadini dan Linna Ismawati (2010:39)
dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan menelaah
dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan.
Peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak
lain, yaitu informasi mengenai data-data laporan keuangan pada Bank BNI, BRI
dan Mandiri, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013 – 2014.
3.2.2
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:231) Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karna tujuan utama dalam
penelitian adalah mendapatkan data
Penulis mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data tentang
laporan keuangan Bank BNI, BRI, Mandiri dan BTN), yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2013 – 2014.
3.3
Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:3) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang
34
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :
1. Variebel Independen atau Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2010), variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).
Berdasarkan pada judul penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka variabel
independen (X) adalah :
a.
Tabungan (X1)
b.
Deposito (X2).
2.
Variabel dependen atau Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2010), variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas).
Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah Returm on Equity (ROE) pada
Bank BNI, BRI, Mandiri dan BTN perriode 2013 – 2014.
3.4
Metoda Analisa Data
3.4.1
Uji Asumsi Klasik
Menurut Gozali (2005) dalam melakukan analisis data kuantitatif
seringkali kita menggunakan uji persyaratan analisis. Tujuan metode ini adalah
supaya untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan
memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak biasa dan konsisten.
35
Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005:110) uji ini bertujuan untuk menguji apakah
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik.
Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian
hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan pengujian ini antara
lain :
a.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
36
b.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengubah arah garis
diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal, sehingga model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu
hipotesis pengujian yaitu sebagai berikut :
a. Hipotesis Nol (Ho)
: data terdistribusi secara normal.
b. Hipotesis Alternatif (Ha)
: data tidak terdistribusi secara normal.
Untuk melihat apakah data yang dianalisis memiliki resudial berada di sekitar nol
(data normal) dengan menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS)
versi 20 for Windows.
2.
Uji Asumsi Autokorelasi
Menurut Ghozali (2005:110-111), Uji Autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu
cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melakukan Uji
Durbin-Watson (DW test). Berikut adalah kriteria autokorelasi ada tiga, yaitu :
a.
Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasi ada autokorelasi positif.
b.
Nilai D-W diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
c.
Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
3.
Uji Heteroskedastisitas
37
Menurut Ghozali (2005:105), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Ketentuan dari heteroskedastisitas
adalah sebagai berikut :
a.
Jika
titik-titiknya
membentuk
pola
tertentu
yang
teratur
maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
b.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas berarti adanya variasi residual yang tidak sama untuk
semua pengamatan atau terdapatnya variasi residual yang semakin besar pada
jumlah pengamatan.
4.
Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005:91), Uji ini bertujuan untuk mengetahui antara
variabel independen yang satu dengan independen yang lain dalam regresi saling
berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Konsekuensi bagi model
regresi yang mengandung multikolinieritas adalah bahwa kesalahan standar
38
estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen,
tingkat signifikansi yang digunakan untuk hipotesis nol akan semakin besar.
Akibatnya model regresi yang diperoleh tidak valid untuk menaksir variabel
independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam model
regresi adalah melihat nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas lainnya. Nilai cut off
yang umumnya digunakan adalah tolerance 0,10 sama dengan nilai VIF di atas
10.
3.5
Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:84), hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa
pernyataan tentang hubungan antar dua variabel atau lebih.
Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara
variabel terikat baik secara simulatan maupun parsial. Spesifikasi ini
menggunakan analisis regresi (Persamaan Regresi berganda ) adalah sebagai
berikut :
Y= a + b X1 + bX2 + e
Keterangan:
Y
=
Return on Equity (ROE)
a
=
Konstanta
b
=
Koefisien persamaan regresi prediktor X1, X2
X1
=
Variabel Tabungan
39
X2
=
Variabel Deposito
e
=
Faktor pengganggu (error)
3.5.1
Uji Parsial (T-Test)
Menurut Ghozali (2005), uji statistik t pada dasarnya menunjukan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebgai berikut :
H0 : Xi = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
H0 : Xi = 0, artinya ada pengaruh yang secara signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1.
Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau –ttabel < thitung < ttabel, maka H0
diterima. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara
individual tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
2.
Jika nilai signifikansi t statistik < 0,05 atau thitung > ttabel atau thitung < -ttabel,
maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
3.5.2
Uji Simultan (F - Test)
40
Menurut Ghozali (2005), uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah
semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa
semua variabel independen yang dimasukan dalam model tidak mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen, sedangkan Hi menyatakan
bahwa semua variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikas
terhadap variabel dependen.
H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel
H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel
Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka regresi dapat digunakan untuk uji hipotesis.
2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka regresi tidak dapat digunakan untuk uji
hipotesis.
Download