PENGARUH TABUNGAN DAN DEPOSITO TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA BANK UMUM (BUMN PEMERINTAH) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2013-2014 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat salah satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh: : Natalia Sitorus NIM. 12000772 PROGRAM STUDI AKUNTANSI AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016 1 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang sudah semakin maju, bank mempunyai peran sangat penting sebagai penggerak perekonomian. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat semenjak dikeluarkan berbagai deregulasi tentang perbankan sekitar tahun 1980-an. Kondisi tersebut menyebabkan persaingan dalam dunia perbankan yang semakin ketat sehingga menuntut pengelolaan usaha perbankan dengan sebaik-baiknya agar bank tetap mampu terus berkembang dan menghasilkan laba. Pergeseran dana menyebabkan biaya dana menjadi tinggi, selain biaya dana, bank juga harus membayar biaya non bunga dan biaya lainnya. Apabila biaya ini tidak dapat diimbangi oleh kenaikan pendapat yang sebagian besar diperoleh dari bunga kredit serta pendapatan non bunga maka laba yang akan diperoleh bank cenderung akan menurun. Menurunnya laba akan mengakibatkan tingkat rentabilitas yang akan dicapai oleh bank menjadi rendah, terlebih lebih apabila perputaran atau turnover dari aktiva yang dimiliki bank sangat lamban akibat dari kualitas aktiva tersebut yang kurang baik atau kurang produktif, karena rentabilitas merupakan kemampuan dari bank untuk memperoleh laba yang dapat dihitung dengan perbandingan relative antara laba dan jumlah investasi yang digunakan untuk merealisasikan laba tersebut atau dikenal dengan Return on Assets atau Return on Investment. Oleh karena itu semua komponen atau variable 3 yang dibentuk atau mempengaruhi tinggi rendahnya laba dan perputaran aktiva akan berpengaruh pula terhadap tingkat rentabilitas yang akan dicapai oleh bank. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 tabungan adalah simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan merupakan jenis simpanan yang sangat dikenal oleh masyarakat, karena sejak sekolah dasar anak-anak sekolah sudah dikenalkan dengan tabungan, meskipun masih bersifat menabuang di sekolah. Hal ini secara tidak langsung pihak sekolah memperkenalkan kepada anak-anak untuk menabung. Meskipun tabungan tersebut sifatnya bukan tabungan seperti yang diterapkan di bank, akan tetapi setidaknya istilah tabungan sudah diperkenalkan kepada kita sejak kecil. Dengan perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank sebagai tempat penyimpanan uangnya. Hal ini disebabkan karena keamanan uangnya yang dibutuhkan masyarakat. Simpanan tabungan merupakan salah satu bentuk simpanan yang diperlukan oleh masyarakatuntuk menyimpan uangnya, karena merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan persyaratan yang sangat mudah dan sederhana. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu dimana uang didalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Deposito baru bias dicairkan sesuai dengan tanggal jatuh temponya, biasanya deposito jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12 bulan (Siamat Dendawijaya 2009), bila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan kena penalti. Penalti merupakan denda yang dibebankan 4 kepada nasabah pemegang rekening deposito apabila mencairkannya sebelum jatuh tempo (Ismail 2010:84). Penalti ini dibebankan karena bank sudah mengestimasikan penggunaan dana tersebut, sehingga pencairan deposito sebelum jatuh tempo dapat mengganggu likuiditas bank. Deposito juga dapat diperpanjang secara otomatis menggunakan sistem ARO (Automatic Roll Over). Deposito akan diperpanjang otomatis setelah jatuh tempo, sampai pemiliknya mencairkan depositonya. Bunga deposito biasanya lebih tinggi dari pada bunga tabungan biasa. Bunga dapat diambil setelah tanggal jatuh tempo atau dimasukkan lagi ke pokok deposito untuk didepositokan lagi pada periode berikutnya. Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya, apakah setiap periode atau untuk mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Kasmir, 2015:327). Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2006:35). Return on equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir 2015:328). Rasio rentabilitas (ROE) ini dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kemampuan bank didalam menghasilkan laba dan rasio ini diharapkan dapat mewakili beberapa penilaian yang seharusnya dijadikan sebagai patokan bank dalam menjalankan usahanya. Dalam hal ini bahwa tingkat 5 rentabilitas bank sangat penting untuk diketahui oleh direktur atau pimpinan bank, agar dapat mengetahui kendala-kendala atau kelemahan yang terjadi agar dapat langsung diantisipasi atau dilakukan pembenahan dan perbaikan terhadap pengelolaan bank dengan terus meningkatkan rentabilitas bank tersebut. Berdasarkan masalah tersebut diatas maka penulis tertarik meneliti hal tersebut dengan judul : Pengaruh Tabungan dan Deposito terhadap Return on Equity (ROE) pada Bank Umum (BUMN Pemerintah) yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2014. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Tabungan berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE) pada Bank Umum (BUMN Pemerintah)? 2. Apakah Deposito berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE) pada Bank Umum (BUMN Pemerintah)? 3. Apakah Tabungan dan Deposito berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return on Equity (ROE) pada Bank Umum (BUMN Pemerintah)? 6 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah bertujuan untuk memberi batasan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini. Pada penelitian ini, fokus masalah dibatasi pada masalah Tabungan, Deposito dan Laporan keuangan pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN) Periode Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Di samping faktor di atas yang berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada Bank umum pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN), maka ada faktor lain yang mempengaruhi Return on Equity (ROE) pada Bank pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN) yang tidak di teliti pada penelitian ini yaitu : 1. Biaya Bunga 2. Kredit 3. Jumlah Nasabah 4. Piutang Tak Tertagih 5. Persaingan antar Bank 6. Dan lain-lain Menimbang dikarenakan keterbatasan waktu dan tempat, maka yang menjadi objek penelitian adalah: Bank Umum Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Tujuan Penelitian 7 Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Apakah Tabungan berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE) pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN). 2. Untuk mengetahui Apakah Deposito berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE) pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN). 3. Untuk mengetahui Apakah Tabungan dan Deposito berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return on Equity (ROE) pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN). 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi yang memberikan sumbangan pengetahuan untuk peneliti dimasa yang akan datang, yang akan melakukan penelitian yang lebih tentang Tabungan, Deposito dan Rentabilitas (ROE). 5.1.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memiliki kemanfaatan sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti 8 Menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti serta sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar ahli madya sekaligus telah menyelesaikan pendidikan di Akademi Akuntansi Permata Harapan Batam. 2. Bagi Bank Sebagai masukan bagi Bank, dalam merencanakan berbagai kebijakan seperti pengeluaran pembiayaan ataupun kebijakan-kebijakan atau strategi yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dimasa akan datang 3. Bagi Pembaca Memberikan sumbangan informasi yang dapat dimanfaatkan bagi pihakpihak yang berkepentingan terhadap perbankan. 4. Bagi Akademis Menambah ilmu pengetahuan pada bidang keuangan dan mengetahui kondisi keuangan sebuah Bank dan menerapkan teori-teori yang telah dipelajari khususnya analisis rasio dan sebagai masukan bagi mereka yang berkeinginan untuk melanjutkan penelitian pada bidang yang sama. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Sesuai dengan peranannya sebagai perantara keuangan masyarakat maka pada dasarnya aktivitas paling utama bagi manajemen bank adalah mengelola dana-dana, baik mengatur dana yang masuk dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito dan tabungan maupun menyalurkan dalam bentuk kredit. Keberhasilan dalam mengelola dana-dana tersebut merupakan salah satu kunci sukses bagi manajemen bank. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan dari manajemen dana dalam mengelola sebuah bank. Bagi bank dana merupakan suatu hal pokok yang sangat penting. Tanpa dana bank tidak dapat berbuat apa-apa. Dana disamping merupakan barang yang diperdagangkan juga merupakan alat likuiditas. Menurut dana-dana bank yang digunakan sebagai modal operasional bersumber dari (Kasmir, 2015:51): a) Dana dari bank itu sendiri b) Dana dari pinjaman pihak luar Bank (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, Pinjaman antar bank, Pinjaman dari bank-bank luar negeri, Surat Berharga pasar uang) c) Dana dari masyarakat luas (Giro, Tabungan dan Deposito) 10 2.1.1 Pengertian Tabungan Tabungan adalah salah satu dari berbagai macam produk perbankan yang paling banyak diminati masyarakat dari mulai kalangan Pelajar, Mahasiswa bahkan Pengusaha. Namun masih banyak juga kalangan masyarakat yang belum begitu mengerti tentang produk tabungan. Ada beberapa pendapat tentang definisi tabungan baik dari undang-undang pemerintah maupun dari para ahli ekonomi, diantaranya adalah: Menurut UU No. 10 Th 1998 yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan adalah mengumpulkan dana dari masyarakat guna membiayai pembangunan dan menanamkan kebiasaan menabung dikalangan masyarakat (Kasmir, 2015:64). Menurut Drs. Ismail, MBA., Ak. Dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Perbankan, 2010, hlm 67”. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya yang hanya bisa dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak bisa ditarik dengan cek, buyet, giro dan atau alat lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Menurut Maryanto Supriyono Dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar Perbankan, 2010, hlm 24”. Tabungan adalah salah satu bentuk simpanan yang dananya disimpan pada suatu rekening, setiap saat dan kapan saja pemilik 11 tabungan dapat menarik uangnya baik tunai maupun non tunai (pindah buku, transfer ke bank lain) melalui ATM atau teller. Menurut Nurul Ichsan Hasan, MA. Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Perbankan, 2014, hlm 114”., Tabungan merupakan jenis simpanan yang sagat populer di lapisan masyarakat umum. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini sudah beralih kelembaga keuangan bank. Menabung di bank bukan saja menghindarkan dari resiko kehilangan atau kerusakan, akan tetapi juga memperoleh penghasilan dari bunga. Dengan demikian uang akan bertambah dari waktu kewaktu sekalipun tidak ditambah. Berdasarkan pendapat pendapat diatas banyak sekali terdapat persamaan diantaranya adalah tabungan merupakan dana pihak ketiga yang disimpan di bank, penarikan tabungan hanya dapat dilakukan dengan syarat dan cara tertentu. 2.1.1.1 Jenis-jenis Tabungan Ada beberapa jenis-jenis Tabungan Menurut Kasmir (2011), diantaranya adalah: 1. Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional) Adalah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waku dengan syarat penyetoran dan pengambilannya hanya boleh di lakukan dengan syaratsyarat tertentu, yaitu hanya boleh di ambil maksimal 2 kali dalam satu bulan. Tabanas terdiri dari berbagai jenis, yaitu : a. Tabanas Umum adalah tabanas yang berlaku bagi perorangan dan dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan. 12 b. Tapelpram (Tabungan Pemuda, Pelajar dan Pramuka) adalah tabungan khusus yang dilakukan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan semua pramuka. c. Tabungan Pegawai adalah tabungan khusus pegawai dan semua golongan kepangkatan yang berada dilingkungan departement, lembaga, instansi pemerintah dan perusahaan lainnya yang dilakukan secara kolektif. 2. Taska (Tabungan Asuransi Berjangka) Adalah jenis Tabungan yang berkaitan erat dengan asuransi jiwa dan jaminan bagi sipenabung serta penyetoran dilakukan setiap bulan. Tabungan ini dapat diasuransikan untuk perencanaan berupa biaya-biaya sekolah, kuliah dan lain-lain. 3. Tabungan ONH (Ongkos Naik Haji) Adalah setoran yank dilakukan oleh seseorang yang ingin melaksanakan ibadah haji, besarnya ONH ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini Departement Agama 4. Tabungan lainnya Yaitu tabungan selain Tabanas dan Taska, tabungan ini dikeluarkan oleh masing-masing bank dengan ketentuan-ketentuan yang di ataur oleh masingmasing bank yang bersangkutan. 2.1.1.2 Metode atau sarana penarikan Tabungan Ada beberapa sarana dalam melakukan penarikan tabungan, hal ini tergantung dari persyaratan bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Sarana ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara 13 bersamaan. Adapun sarana tersebut menurut Nurul Ichsan Hasan (2014:115) adalah : 1. Buku Tabungan Adalah buku yang dipegang oleh nasabah, buku tabungan berisi tentang informasi saldo, transaksi penyetoran, penarikan dan pemindah bukuan serta berbagai pembebanan yang dilakukan oleh pihak bank yang ada pada tanggal tertentu. 2. Slip Penarikan Adalah slip yang digunakan untuk menarik sejumlah uang tertentu dari rekening tabungannya. Didalam slip penarikan nasabah harus menuliskan Nama, Nomor rekening dan Jumlah uang yang ditarik disertai dengan tanda tangan nasabah. 3. Kuitansi Kuitansi juga merupakan formulir penarikan dan juga merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan slip penarikan. Didalam kuitansi ditulis nama penarik, jumlah uang dan nama penarik. Sarana ini juga digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan. 4. Kartu ATM Adalah sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik dan dapat digunakan sebagai alat untuk menarik sejumlah uang tertentu dari rekening tabungannya di mesin ATM (Automated Teller Machine). 14 2.1.1.3 Manfaat Tabungan Menurut Kasmir (2012) ada beberapa manfaat dari Tabungan diantaranya adalah : 1. Bagi nasabah antara lain : a. Mendapatkan Kartu ATM yang dapat digunakan bertransaksi dilebih dari 4000 ATM Bank pemerintah yang berlogo “Link” dan yang berlogo ATM Bersama. b. Bunga progresif dihitung berdasarkan saldo harian. c. Penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan disemua Kantor Cabang (on-line). d. Fasilitas ATM dan auto debet untuk pembayaran otomatis angsuran KPR, tagihan Telkom, Telkomsel dan PLN serta pembelian voucher isi ulang Handphone. e. Fasilitas auto transfer untuk transfer dana anda secara rutin ke rekening lain di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) atau bank lain. f. Secara otomatis penabung dilindungi asuransi jiwa bebas premi, dengan uang pertanggungan maksimal Rp. 50.000.000,- mempunyai kesempatan memenangkan Grand Prize 2 Rumah senilai masing-masing 2 Milyar serta hadiah Tabungan Batara dengan total hadiah Rp. 14 Milyar. 2. Bagi bank antara lain : a. Sebagai salah satu sumber dana. 15 b. Bank mendapatkan keuntungan dari selisih antara sumber dana yang diperoleh dengan kredit yang disalurkan. c. Dana yang mengendap dapat disalurkan dalam bentuk kredit. 2.1.1.4 Ketentuan Tabungan Menurut Ismail (2010:70) Ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi apabila seseorang ingin mengajukan Tabungan. 1. Pembukaan Tabungan Pembukaan Rekening Tabungan bagi calon nasabah yang ingin membuka rekening tabungan harus datang langsung, tidak dapat diwakilkan. 2. Penyetoran Tabungan Batara a. Penyetoran tabungan dilakukan dengan atau tanpa membawa buku tabungan. b. Saldo tabungan dibawah Rp. 100.000,- terkena denda Rp. 4.000, c. Penyetoran tabungan untuk lembaga dapat dilakukan oleh pemilik rekening atau perwakilan dengan atau tanpa membawa buku tabungan. 3. Penarikan Tabungan a. Penarikan tabungan dapat dilakukan dengan menggunakan ATM atau datang langsung ke bank dengan membawa buku tabungan. b. Penarikan diatas limit Rp. 10.000.000,- harus ada persetujuan dari kepala unit, disertai dengan foto copy identitas (KTP/SIM/Pasport dll). c. Saldo minimal setelah melakukan penarikan adalah Rp. 50.000, diri 16 d. Penarikan yang dilakukan oleh bukan pemilik rekening harus disertai dengan identitas diri dan menggunakan surat kuasa, yang isinya terdiri dari : Nama pemberi dan penerima kuasa, Alamat, serta nomor telepon yang dapat dihubungi dari pemberi dan penerima kuasa. Nomor identitas diri pemberi dan penerima kuasa, Nomor rekening tabungan yang ingin ditarik. Jumlah nominal yang ditarik. e. Disurat kuasa harus ada tandatangan pemberi kuasa dan harus menggunakan materai. 4. Ketentuan Buku Tabungan a. Buku tabungan merupakan tanggung jawab pemiliknya. b. Buku tabungan yang hilang harus segera diganti di Bank c. Jika ada perubahan tanda tangan dan lainnya harus segera melapor ke Bank tempat dia membuka rekening. d. Penggantian buku tabungan yang baru harus dilakukan oleh pemiliknya, tidak boleh diwakilkan. 5. Penutupan Buku Tabungan a. Penutupan Tabungan atas permintaan nasabah b. Penutupan Tabungan karena tidak aktif c. Penutupan Tabungan karena faktor lain: i. Perubahan nama tabungan ii. Bank Marger iii. Dan lain – lain 17 2.1.1.5 Tujuan Tabungan Ada beberapa Tujuan Tabungan Menurut Bambang Riyanto (2011) 1. Membuat masyarakat meminati untuk menjadi nasabah bank dengan mempercayakan bank untuk mengelola dananya. 2. Meningkatkan pelayanan kepada nasabah bank dengan fasilitas transaksi yang sering dilakukan, seperti penarikan, penyetoran dll. 3. Sebagai alat untuk memudahkan transaksi, bisnis, atau usaha individu. 4. Uang yang disisihkan nasabah dari hasil pendapatannya di bank dapat digunakan untuk cadangan di masa yang akan datang. 2.1.2 Pengertian Deposito Secara etimologis, kata “deposito” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “Uang yang disimpan dalam rekening; Tindakan menyimpan uang di bank, Kredit yang diberikan bank kepada seseorang; dan hak atas saldo uang di bank bagi mereka yang telah menyimpannya di bank”. Dari pengertian ini, maka yang dimaksudkan deposito berjangka adalah “simpanan di bank yang penarikannya dapat dilakukan setelah masa tertentu yang diperjanjikan atau setelah pemberitahuan sebelumnya”. Sementara itu, dalam Kamus Lengkap Ekonomi, deposito diartikan sebagai berikut: “Rekening perorangan atau perusahaan dalam Bank Komersil (Commercial Bank) di mana nasabah dapat mendepositokan uang atau cek yang 18 dapat diambil dengan membuat pemberitahuan lebih dahulu kepada bank. Deposito berbeda dengan rekening Koran (Current Account) yang dipakai untuk membayar transaksi sehari hari, biasanya berbentuk simpanan (saving) seseorang atau perusahaan dan dipergunakan untuk membiayai keperluan-keperluan khusus. Bunga (interest) dibayarkan atas deposito yang biasanya lebih tinggi dari tingkat bunga rekening koran, untuk merangsang nasabah mendepositokan uangnya dalam jangka waktu tertentu yang lebih lama. Berbeda dengan rekening koran, cek biasanya tidak dapat dikeluarkan dengan memakai rekening deposito”. Secara terminologis, banyak pakar yang memberikan pengertian dan definisi deposito beragam. Di antaranya adalah sebagai berikut: Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1988 “Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank”. Menurut Nurul Ichsan Hasan (2014:120) Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga pada bank yang penyetorannya maupun penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan sehingga deposito dikenal juga tabungan berjangka. Menurut Ismail (2010:79) Deposito merupakan dana nasabah yang penarikannya sesuai jangka waktu tertentu, sehingga mudah diprediksi ketersediaan dana tersebut. Balas jasa yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibanding produk dana lainnya, seperti giro dan tabungan. Oleh karena itu bagi bank, deposito dianggap sebagai dana mahal. 19 Deposito menurut definisi perbankan adalah: “Suatu simpanan uang pada bank dengan jangka waktu tertentu oleh Badan Hukum atau perorangan yang mendapat bunga tiap-tiap bulan dalam jumlah yang tetap”. Dari definisi di atas, deposito adalah suatu simpanan yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang penarikannya dilakukan dalam jangka waktu tertentu (jatuh tempo). 2.1.2.1 Macam-macam Deposito Menurut (Ismail, 2010, hlm. 80) Sebagai gambaran jangka waktu deposito beserta bunga yang berlaku pada beberapa bank, dapat dikelompokkan sebagai berikut: a) Simpanan deposito kurang dari 3 bulan bunga = 3,0 % b) Simpanan deposito jangka waktu 3 bulan bunga = 4,5 % c) Simpanan deposito jangka waktu 6 bulan bunga = 6,0 % d) Simpanan deposito jangka waktu 12 bulan bunga = 9,0 % e) Simpanan deposito jangka waktu 24 bulan bunga = 15,0 % Penentuan suku bunga di atas pada dasarnya bukan patokan baku yang diberikan bank. Karena penetapan suku bunga tergantung pada kurs mata uang yang bersangkutan (misalnya kurs rupiah terhadap dolar) dan juga penetapan bunga antara bank satu dengan bank lainnya juga berbeda sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada bank yang bersangkutan. Penentuan bunga sebagaimana di atas pada dasarnya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi yang berlaku pada saat yang sudah ditentukan sebelumnya. Artinya, dapat saja bunga tersebut tiba-tiba naik ataupun mengalami penurunan. Kebijakan tersebut berlaku menurut 20 perundangan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui Departemen Keuangan Republik Indonesia. Biasanya setiap bank akan mengumumkan kondisi keuangan perbankan melalui laporan harian maupun bulanan yang dimuat pada mass media maupun neraca laba-rugi dari bank yang bersangkutan. Para penabung dapat menanyakan langsung pada bank tentang kondisi dan keadaan keuangan yang sedang berlaku pada saat itu. Simpanan deposito pada saat ini digemari oleh para pengusaha karena mempunyai kekuatan untuk dijadikan jaminan kredit. Tentu saja dengan batas nominal yang telah ditentukan dan disesuaikan jumlah kredit yang diajukan. Untuk pembayaran bunga deposito, dilakukan pada setiap bulan pada tanggal yang sudah ditentukan (tanggal jatuh tempo). Adapun aturan main setiap bank berbeda-beda di dalam pembayaran tersebut. Yang perlu dijadikan perhatian adalah di dalam pembayaran tersebut disertai neraca laporan dan disertai pula dengan kuitansi bermeterai. Beberapa macam deposito yang dikenal adalah sebagai berikut: a) Time deposit Time deposit atau lebih dikenal dengan istilah “deposito berjangka”, yaitu deposito yang terikat oleh waktu yang telah di tentukan. Apabila waktu yang di tentukan itu habis, maka deposan dapat menarik simpanan deposito berjangka itu dari bank atau sebaliknya memperpanjang simpanan deposito berjangka itu dengan suatu periode tertentu yang diinginkan. (Ismail, 2010., hlm. 12-13) 21 Simpanan uang pada bank yang berupa deposito berjangka pada umumnya deposan akan menerima bilyet deposito (asli). Isi dari bilyet deposito itu antara lain sebagai berikut: 1) Nama dan alamat jelas dari deposan 2) Jumlah nominal setoran (yang dinyatakan dengan jumlah nilai uang) 3) Jangka waktu simpanan dan kapan deposito berjangka itu jatuh tempo atau habis waktu dari periode yang diinginkan 4) Besarnya presentase bunga yang telah ditetapkan oleh pihak bank Sementara itu dari sisi isi dan bentuk formulir deposito, maka pada awalnya ditetapkan dan dicetak oleh Bank Indonesia (BI). Namun sekarang, Bank Indonesia memberikan kewenangan kepada bank pemerintah lainnya untuk mencetaknya sendiri sesuai dengan bentuk standar yang telah ditentukan. Pada deposito berjangka, maka setelah jatuh tempo atau habis waktu, maka dana deposan akan ditarik dari bank dengan cara menukar bilyet deposito yang asli dengan uang tunai, atau dapat pula dengan memindah bukukan ke dalam Rekening Koran Giro yang bersangkutan, sehingga bilyet deposito asli yang dipegang oleh deposan harus diserahkan kembali kepada pihak bank (Muhammad Jumhana, 2006). b) Deposit on call Deposit on call adalah uang simpanan tetap berada di bank selama belum dibutuhkan oleh pemiliknya (penyimpan). Apabila penyimpan uang itu akan menarik simpanannya, maka terlebih dahulu harus memberitahukan kepada pihak bank. Masa pemberitahuan kepada bank itu dilakukan adalah tergantung kepada 22 perjanjian yang diadakan antara penyimpan (deposan) dengan pihak bank (ada yang setahun, dua bulan dan sebagainya). Doposit on call biasa dikenal dengan sebutan deposito harian. Dalam prakteknya, deposito jenis doposit on call ini pengambilannya berdasarkan pemberitahuan terlebih dahulu oleh nasabah yang bersangkutan dengan kesepakatan perjanjian tenggang pengambilan yang telah disepakati bersama, misalnya 1 (satu) hari sebelum pengambilan harus sudah memberitahukan terlebih dahulu ke pihak bank (Ismail, 2010., hlm. 90) c) Demand deposit Demand deposit (rekening koran giro) adalah penyimpan dapat menyimpan atau menarik dananya pada/dari bank setiap saat yang dikehendaki (Achmad Anwari, 2008., hlm. 12-13). 2.1.2.2 Ketentuan Umum menjadi Nasabah Deposito Seperti hal nya dengan tabungan, (Sigit Tri Hartono, 2010) maka deposan yang akan mendepositokan uangnya harus memenuhi beberapa persyaratan. Adapun ketentuan-ketentuan umum untuk menjadi nasabah deposito adalah sebagai berikut: 1. Nasabah cukup datang ke bank yang dipercaya agar dapat menjamin uang deposan agar tidak akan hilang. Oleh karena itu, karena banyaknya persaingan dunia perbankan saat ini, maka membuka peluang bagi nasabah untuk dapat memilih bank yang cukup bonafit (sehat secara ekonomi finansial) dan mempunyai suku bunga yang cukup tinggi. 23 2. Nasabah diharapkan mengisi beberapa formulir aplikasi yang memuat tentang: a). Jumlah nominal simpanan b). Jangka waktu yang nasabah pilih Dalam pelaksanaannya, simpanan deposan ditulis dalam bentuk surat pernyataan yang dibubuhi meterai, sehingga mempunyai kekuatan hukum yang sah. 3. Menyerahkan fotokopi KTP atau identitas nasabah untuk dicatat, baik yang nama, alamat dan pekerjaan. Hal ini sangat perlu dilakukan, sebab pemegang deposito tidak dapat diwakilkan sehingga pencatatan identitas tersebut untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dari pencatatan identitas ini, nanti akan dibubuhkan pada bank bersangkutan untuk dilaporkan kepada Bank Indonesia untuk mendapatkan Kartu yang berfungsi untuk mengambil bunga deposito pada jatuh tempo setiap bulannya. 4. Proses terakhir adalah penyetoran. Proses ini merupakan akhir dari proses menjadi deposan suatu bank. Dengan menyetor nominal tersebut, nasabah resmi menjadi deposan bank tersebut. Setelah menjadi deposan (yang memegang simpanan deposito) maka bank menerbitkan bilyet deposito yang terdiri atas: a) 1 (satu) lembar asli untuk deposan, bermeterai dan ditandatangani oleh pejabat bank yang bersangkutan. 24 b) 1 (satu) lembar untuk Bank Indonesia sebagai penagih premi (subsidi bunga) dari Bank Indonesia. c) 1 (satu) lembar untuk bukti pembukuan (bersama formulir) d) 1 (satu) lembar untuk pelunasan. e) 1 (satu) lembar untuk Desk Pasar Modal Bank Indonesia 2.1.2.3 Manfaat Deposito Deposito menjadi salah satu layanan Bank yang banyak digunakan oleh para Nasabahnya, baik untuk perorangan maupun badan usaha dan bisnis. Menurut Taswan (2006) ada banyak manfaat deposito yang dapat diperoleh, beberapa manfaat tersebut adalah : 1) Suku bunga relatif lebih tinggi dan lebih kompetitif jika dibandingkan dengan Tabungan biasa. 2) Deposito tidak hanya bisa digunakan atas nama pribadi, tapi juga bisa atas nama perusahaan. 3) Terdapat pilihan jangka waktu, Beberapa jangka waktu yang tersedia secara umum adalah 1, 2, 3, 6, 12 dan 24 bulan (Jangka waktu bisa saja berbeda-beda). 4) Bungan bisa diambil pada saat jatuh tempo dalam bentuk tunai, dan bisa juga diinvestasikan kembali kedalam pokok deposito yang dimiliki, serta dapat ditransfer ke rekening lain. 5) Tersedia dalam berbagai Mata uang. 6) Deposito juga dapat dijadikan Investasi. 25 2.1.3 Return on Equity (ROE) Return on equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir 2015:328). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha. Rasio rentabilitas (ROE) ini dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kemampuan bank didalam menghasilkan laba dan rasio ini diharapkan dapat mewakili beberapa penilaian yang seharusnya dijadikan sebagai patokan bank dalam menjalankan usahanya. Dalam hal ini bahwa tingkat rentabilitas bank sangat penting untuk diketahui oleh direktur atau pimpinan bank, agar dapat mengetahui kendala-kendala atau kelemahan yang terjadi agar dapat langsung diantisipasi atau dilakukan pembenahan dan perbaikan terhadap pengelolaan bank dengan terus meningkatkan rentabilitas bank tersebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Return on Equity (ROE) dalam penelitian ini adalah mengukur perbandingan antara laba bersih setelah dikurangi beban bunga dan pajak (Earning After Taxes / EAT) yang dihasilkan dari kegiatan pokok perusahaan dengan total modal (equity) yang dimiliki perusahaan untuk melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan dinyatakan dalam persentase. 2.1.3.1 Perhitungan Return on Equity (ROE) Menurut Kasmir (2015:329), Secara matematis Return on Equity (ROE) dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 26 Return On Equity = Net Income Equity x 100% Semakin besar Return on Equity (ROE) suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan modal. 2.2 Penelitian Terdahulu Peneliti / Tahun penelitian. Judul Penelitian 1 Dewi Gusti Ayu (2008) Pengaruh Tabungan dan Deposito Terhadap Rentbailitas (ROA dan ROE) pada Bank BRI dan BNI Secara simultan dan parsial. Analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda, Uji-F. Hasil penelitian bahwa secara parsial tabungan dan deposito mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat rentabilitas (ROA dan ROE) pada Bank BRI dan BNI sedangkan secara simultan tabungan dan deposito mempunyai pengaruh signifikan terhadap rentabilitas ROA. 2 Hardiansyah Pahlawan (2012) Analisys Pengaruh Biaya Dana (cost of fund) Giro, Tabungan dan Deposito terhadap Rentabilitas (ROA) Bank Persero BUMN Indonesia”. Meilani Nelci Analisis Suanto Tingkat Suku Hasil penelitian bahwa seluruh variabel independen biaya dana secara simultan memiliki pengaruh yang kuat terhadap perubahan ROA. Sedangkan secara parsial dari ketiga variabel tersebut hanya biaya dana deposito yang tidak berpengaruh secara signifikan dalam menerangkan perubahan ROA No 3 Hasil Penelitian Hasil penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda menunjukkan 27 (2010) Bunga Deposito dan Pengaruhnya terhadap Cost Of Fund” pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk periode 20052009 per bulan adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat suku bunga deposito terhadap cost of fund, hasil dari analisis korelasi (person) menunjukkan korelasi positif bahwa hubungan antara tingkat suku bunga deposito dan cost of fund searah yang artinya jika tingkat suku bunga deposito besar maka cost of fund akan meningkat. 4 Adrianti (2015) Hasil uji t menunjukkan bahwa tabungan dan deposito berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan Kredit Modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil pengujian secara simultan (uji f) menunjukkan tabungan, deposito, dan kredit modal kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Perkreditan Rakyat periode 2011-2014. 5 Intan Cynara Valentina Putri (2006) Pengaruh Tabungan, Deposito Dan Kredit Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Batam Periode 2011-2014. Tabungan dan Deposito terhadap rentabilitas bank (ROA, ROE dan NIM) periode tahun 2000 sampai tahun 2003 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh adanya hubungan pengaruh antara tabungan dan deposito (variable X) dengan rentabilitas (variable Y) yang bersifat negative. Hal ini dipengaruhi oleh biaya, pendapatan, assets dan modal yang digunakan. Pada bank BRI hubungan antara tabungan deposito terhadap ROA, ROE dan NIM semuanya bersifat negative. Hubungan pengaruh yang negative antara tabungan dan deposito dengan rentabilitas diakibatkan oleh profit margin, assets utilization, dan equity yang rendah, sehingga apabila jumlah tabungan dan deposito meningkat, mengakibatkan profit margin manurun maka rentabilitas akan menurun. 28 Berdasarkan permasalahan di atas, pengaruh tabungan dan deposito terhadap rentabilitas (ROE) Bank Umum Pemerintah, maka didapat kerangka pemikiran sebagai berikut: H H1 Tabungan H3 Return on Equity (ROE) Deposito H2 2.4 Hubungan antar Variabel 2.4.1 Hubungan Tabungan terhadap Return on Equity (ROE) Tabungan sebagai variabel bebas (X1). Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Sedangkan jumlah tabungan yang dimaksud adalah total keseluruhan tabungan yang dihimpun oleh Bank dalam periode tertentu. 2.4.2 Hubungan Deposito terhadap Return on Equity (ROE) Deposito sebagai variabel bebas (X2). Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan dan penarikan harus sesuai dengan yang disepakati bersama 29 2.4.3 Hubungan antar Tabungan dan Deposito terhadap Return on Equity (ROE) Hubungan Tabungan dan Deposito (X) menjadi variable bebas. Tabungan dan deposito adalah sumber dana berbiaya yang dihimpun oleh bank, dan termasuk ke dalam dana mahal. Tabungan dan deposito (dana mahal) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah dana mahal terhadap total dana berbiaya. Return on Equity (ROE) sebagai variabel terkait (Y). Rasio Rentabilitas ini dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kemampuan bank didalam menghasilkan laba dan rasio ini diharapkan dapat mewakili beberapa penilaian yang seharusnya dijadikan sebagai patokan bank dalam menjalankan usahanya lebih tepatnya. Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atau bank dalam memanfaatkan modalnya untuk memperoleh laba. 2.5 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah di kemukakan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 = Adanya pengaruh signifikan antara tabungan terhadap Return on Equity (ROE) Bank Umum (BUMN Pemerintah) H2 = Adanya pengaruh signifikan antara deposito terhadap Return on Equity (ROE) Bank (BUMN Pemerintah) H3 = Adanya pengaruh signifikan secara simultan antara tabungan dan deposito terhadap Return on Equity (ROE) Bank (BUMN Pemerintah) 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Menurut Sugiyono (2010:61) Populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN) periode tahun 2013 – 2014. 3.1.2 Sampel Menurut Sugiyono (2010:62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Dengan demikian maka peneliti mengambil seluruh data populasi laporan keuangan triwulan pada Bank Umum Pemerintah (BNI, BRI, Mandiri dan BTN) periode tahun 2013 - 2014 sebanyak 32 data. 31 3.2 3.2.1 Data Penelitian Jenis dan Sumber Data Menurut Suharmi Arikunto (2006:129) mengemukakan bahwa sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data yang kita butuhkan dapat diperoleh. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu dalam bentuk angka-angka yang menunjukan nilai dari besaran atau variabel yang mewakilinya. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Data primer umumnya berupa data kualitatif dan digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. Data primer diperoleh dengan mengadakan penelitian dan kuesioner 2. Data Sekunder Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari pihak kedua yang mengolah data keperluan orang lain. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain 32 yang bersumber pada literature dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber-sumber lain atau literature yang berkaitan dengan permasalahan yang di ajukan penelitian. Menurut Sugiyono (2010), sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder. Menurut Jonathan Sarwono dan Ely Syhayati (2010) Sumber data sekunder adalah data yang sudah ada, data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak yang tidak mendesak. Sumber data sekunder terdiri atas dua jenis yaitu : a. Studi Kepustakaan Nazir (2005:93) menyatakan bahwa studi kepustakaan, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang sehingga kesimpulan dapat diperoleh. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari berbagai bahan pustaka yang relevan dan referensi lain yang berhubungan dengan materi yang akan dikaji. Penelitian ini 33 berguna untuk memperoleh data sekunder sebagai landasan teoritis dalam membandingkan, membahas dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan. b. Dokumentasi Menurut Umi Narimawati, Sri Dewi anggadini dan Linna Ismawati (2010:39) dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan. Peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data laporan keuangan pada Bank BNI, BRI dan Mandiri, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013 – 2014. 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2013:231) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karna tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data Penulis mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data tentang laporan keuangan Bank BNI, BRI, Mandiri dan BTN), yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013 – 2014. 3.3 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:3) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang 34 tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah : 1. Variebel Independen atau Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2010), variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Berdasarkan pada judul penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka variabel independen (X) adalah : a. Tabungan (X1) b. Deposito (X2). 2. Variabel dependen atau Variabel Terikat Menurut Sugiyono (2010), variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah Returm on Equity (ROE) pada Bank BNI, BRI, Mandiri dan BTN perriode 2013 – 2014. 3.4 Metoda Analisa Data 3.4.1 Uji Asumsi Klasik Menurut Gozali (2005) dalam melakukan analisis data kuantitatif seringkali kita menggunakan uji persyaratan analisis. Tujuan metode ini adalah supaya untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak biasa dan konsisten. 35 Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005:110) uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik. Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan pengujian ini antara lain : a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 36 b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengubah arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal, sehingga model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian yaitu sebagai berikut : a. Hipotesis Nol (Ho) : data terdistribusi secara normal. b. Hipotesis Alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal. Untuk melihat apakah data yang dianalisis memiliki resudial berada di sekitar nol (data normal) dengan menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20 for Windows. 2. Uji Asumsi Autokorelasi Menurut Ghozali (2005:110-111), Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melakukan Uji Durbin-Watson (DW test). Berikut adalah kriteria autokorelasi ada tiga, yaitu : a. Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasi ada autokorelasi positif. b. Nilai D-W diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. c. Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. 3. Uji Heteroskedastisitas 37 Menurut Ghozali (2005:105), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Ketentuan dari heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : a. Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas berarti adanya variasi residual yang tidak sama untuk semua pengamatan atau terdapatnya variasi residual yang semakin besar pada jumlah pengamatan. 4. Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2005:91), Uji ini bertujuan untuk mengetahui antara variabel independen yang satu dengan independen yang lain dalam regresi saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Konsekuensi bagi model regresi yang mengandung multikolinieritas adalah bahwa kesalahan standar 38 estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang digunakan untuk hipotesis nol akan semakin besar. Akibatnya model regresi yang diperoleh tidak valid untuk menaksir variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah melihat nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas lainnya. Nilai cut off yang umumnya digunakan adalah tolerance 0,10 sama dengan nilai VIF di atas 10. 3.5 Pengujian Hipotesis Menurut Sugiyono (2010:84), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan antar dua variabel atau lebih. Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variabel terikat baik secara simulatan maupun parsial. Spesifikasi ini menggunakan analisis regresi (Persamaan Regresi berganda ) adalah sebagai berikut : Y= a + b X1 + bX2 + e Keterangan: Y = Return on Equity (ROE) a = Konstanta b = Koefisien persamaan regresi prediktor X1, X2 X1 = Variabel Tabungan 39 X2 = Variabel Deposito e = Faktor pengganggu (error) 3.5.1 Uji Parsial (T-Test) Menurut Ghozali (2005), uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebgai berikut : H0 : Xi = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. H0 : Xi = 0, artinya ada pengaruh yang secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau –ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikansi t statistik < 0,05 atau thitung > ttabel atau thitung < -ttabel, maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. 3.5.2 Uji Simultan (F - Test) 40 Menurut Ghozali (2005), uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa semua variabel independen yang dimasukan dalam model tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen, sedangkan Hi menyatakan bahwa semua variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikas terhadap variabel dependen. H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka regresi dapat digunakan untuk uji hipotesis. 2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka regresi tidak dapat digunakan untuk uji hipotesis.