BAB 1 - Bank Indonesia

advertisement
Tabel 1.1.
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral dan Penggunaan
Sumber : BPS Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
9
Sumber : Bank Indonesia
Sumber : PLN Batam
Grafik 1.1.
Pertumbuhan Kredit Konsumsi Perbankan
Grafik 1.2.
Pertumbuhan Konsumsi Listrik Rumah Tangga
Kota Batam
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
10
Sumber : BPS Kepulauan Riau
Sumber : PDSI-BP Batam
Grafik 1.3.
Perkembangan Impor Barang Modal Utama
Grafik 1.4.
Perkembangan Persetujuan dan Realisasi
Investasi di Kota Batam
Sumber : Laporan Bulanan Bank
Grafik 1.5.
Perkembangan Kredit Investasi Perbankan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
11
Sumber : SEKDA – BI (HS2)
Sumber : SEKDA – BI (HS2)
Grafik 1.6.
Perkembangan Nilai Ekspor Utama
Grafik 1.7.
Perkembangan NilaiImpor Utama
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
12
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
13
Sumber : BPS Kepulauan Riau, diolah
Sumber : BPS Kepulauan Riau, diolah
Grafik 1.8.
Struktur IndustriPengolahan
Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2013
Grafik 1.9.
Pertumbuhan Sub-Sektor IndustriPengolahan
Provinsi Kepulauan Riau
Sumber : Bank Indonesia
Sumber : DSM - BI
Grafik 1.10.
Ekspor Elektronik dari Kepulauan Riau
Grafik 1.11.
Pertumbuhan Kredit Sektor Industri
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
14
Sumber : PLN Batam
Grafik 1.12.
Pertumbuhan Konsumsi ListrikIndustri
Kota Batam
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
15
Sumber : Worldbank
Sumber : DSM - BI
Grafik 1.13.
Ekspor Kapal Laut dari Kepulauan Riau
Grafik 1.14.
Perkembangan Harga Besi Dunia
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
16
Sumber : PLN Batam
Sumber : Laporan Bulanan Bank
Grafik 1.15.
Pertumbuhan Konsumsi Listrik Bisnis Kota Batam
Sumber : BPS Kepulauan Riau, diolah
Grafik 1.17.
Tingkat Hunian Hotel Berbintang(occ.rate)
di Kepulauan Riau
Grafik 1.16.
Kredit Sektor Perdagangan, Hotel &Restoran
Sumber : BPS Kepulauan Riau, diolah
Grafik 1.18.
Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara
(Wisman) yang Berkunjung Ke Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
17
BOKS -1
Pariwisata di Kepulauan Riau:
Mengangkat Potensi yang Terpendam agar Semakin Dilirik oleh
Negara Tetangga
Sebagai kawasan yang letaknya sangat berdekatan dengan negara tetangga
yakni Malaysia dan Singapura, wilayah Kepulauan Riau menjadi salah satu incaran tujuan
wisata dari para penduduk di negara tersebut. Aktivitas wisata yang dilakukan oleh para
turis tersebut umumnya adalah menikmati relaksasi di beberapa resort yang ada di pulau
Batam dan Bintan, dan juga melakukan aktivitas perbelanjaan terutama di Pulau Batam
yang sudah sangat terkenal dengan aktivitas perdagangannya.
Menyadari hal ini, pada akhir Maret 2013 Pemerintah Kota Batam menggagas
upaya untuk memoles perwajahan tata kota di kawasan bisnis/perbelanjaan Nagoya
agar menjadi tujuan pariwisata unggulan bagi para wisatawan mancanegara.
Pemerintah Kota Batam, melalui Peraturan Wali Kota akan menyeragamkan rupa
bangunan di kawasan bisnis Nagoya, mengingat bahwa Nagoya dinilai berpotensi tinggi
sebagai jantung bisnis Kota Batam dan sering dipilih untuk menjadi tempat berbagai
penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Event) nasional maupun
regional. Pemerintah Kota nantinya juga akan menata lokasi parkir serta pusat pedagang
kaki lima di kawasan itu agar nyaman untuk dinikmati oleh para turis.
Selain Nagoya, Kawasan Jembatan I Barelang juga dinilai berpotensi tinggi
sebagai tempat wisata yang akan dituju oleh wisatawan mancanegara. Jempatan I
Barelang tersebut dirancang oleh Presiden ke-5 RI, Baharuddin Jusuf Habibie, dengan
arsitektur yang unik seperti jembatan Brooklyn Bridge yang menghubungkan Kota New
York dengan Manhattan di Amerika Serikat. Jembatan yang menghubungkan pulau
utama Batam dengan pulau-pulau kecil di selatan Batam itu telah menjadi ikon kota
Batam dan telah dikenal setidaknya sampai ke Singapura dan Malaysia.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah daerah berupaya untuk melakukan
penyempurnaan dan renovasi dalam proyek pembangunan di Jembatan I Barelang,
terutama untuk pembuatan paving blocked dan taman. Selain itu, juga akan dipasang
marka jalan melalui Dinas Perhubungan Kota agar terdapat informasi yang jelas bagi para
turis yang akan melintasi kawasan tersebut.
Selain situs wisata, akomodasi bagi para wisatawan juga menjadi faktor yang juga
diperhatikan pengembangannya oleh pemerintah daerah. Penambahan hotel dan
resorts yang berwawasan alam ini dipandang perlu untuk menghindari titik jenuh
wisatawan, mengingat bahwa sebagian besar wisatawan mancanegara sudah jenuh
dengan kehidupan kota besar seperti Singapura dan Kuala Lumpur serta menginginkan
suasana yang nyaman, alami dan asri dalam berlibur.
Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam pada penghujung Maret 2013
mengungkapkan hasil survey bahwa wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Batam
menginginkan wisata yang berwawasan alami. Di wilayah Selatan Kota Batam, misalnya,
kawasan Rempang-Galang membutuhkan pendirian hotel dan resort seiring dengan
pertumbuhan wisatawan. Saat ini wisata alam memang tengah direncanakan secara
matang oleh pihak Dinas Pariwisata Kota Batam di kawasan Rempang-Galang. Namun,
wilayah tersebut masih belum dapat dikembangkan karena status lahan yang belum jelas,
sehingga pihak Pemerintah Kota belum dapat memberikan izin pembangunan
infrastruktur pariwisata hotel ataupun resort di kawasan tersebut.
Selama bulan Februari 2013 tercatat bahwa wisatawan mancanegara (wisman)
yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau meningkat sebanyak 21,30%, yakni sebanyak
151.999 orang dari jumlah semula sebanyak 125.309 orang di bulan Januari 2013 Data
yang dikutip dari BPS Kepri tersebut menyebutkan bertambahnya jumlah kunjungan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
18
wisman selama Februari 2013 disebabkan naiknya jumlah kunjungan wisman di empat
pintu masuk yang ada, yaitu pada pintu masuk di Kota Tanjungpinang naik sebesar
54,05%, Kabupaten Karimun naik sebesar 35,94%, Kabupaten Bintan naik sebesar 21,17%,
dan Kota Batam naik sebesar 18,07%.
Bila dibandingkan dengan jumlah wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan
Riau pada bulan yang sama di tahun 2012, wisman yang berkunjung pada bulan Februari
2013 juga mengalami kenaikan, yaitu sebesar 25,08%. Sementara itu, wisman yang
berkunjung ke Kepri Februari 2013 ini masih didominasi turis Singapura dengan persentase
45,64% atau 69.378 orang. Sisanya adalah wisman yang berasal dari Malaysia mencapai
22.850 orang, disusul Cina mencapai 13.249 orang, Korea Selatan mencapai 6.478 orang,
India mencapai 6.087 orang, Philipina mencapai 4.293 orang, Jepang mencapai 3.587
orang, Inggris mencapai 2.442 orang, Amerika 1.592 orang, Australia mencapai 1.546
orang dan untuk kebangsaan lainnya itu mencapai 20.497 orang.
Sebagai tambahan informasi, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di
Kepri Februari 2013 bernilai rata-rata sebesar 51,23% atau naik 5,25 poin bila dibandingkan
dengan bulan Januari 2013 yang mencapai 45,98%. Rata-rata lama menginap tamu asing
dan Indonesia pada hotel berbintang di Kepri pada Februari 2013 mencapai 1,98 hari.
Sedangkan untuk Januari 2013 mencapai 2,35 hari.
Sumber : BPS
Grafik 1.19.
Perkembangan Ekspor Migas Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
19
Sumber : Kementrian ESDM
Sumber : Kementrian ESDM
Grafik 1.20.
Lifting Gas per KKKS
Grafik 1.21.
Lifting Minyak per KKKS
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
20
8.00
8,00
7.00
7,00
6.00
6,00
5.00
5,00
4.00
4,00
3,00
3.00
2,00
2.00
1,00
1.00
0,00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2011
2012
Nasional
2013
Kepri
Sumber : BPS, diolah
-1,00
-2,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2011
Inflasi Bulanan (mtm)
2012
2013
Inflasi Triwulanan (qtq)
Inflasi Tahunan (yoy)
Sumber : BPS, diolah
Grafik 2.1.
Perkembangan Inflasi di Kepri dan Nasional
Grafik 2.2.
Perkembangan Inflasi Kepri
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
21
Tabel 2.1.
Inflasi Triwulan I 2012 & 2013 di Kepri (mtm)
KELOMPOK PENGELUARAN
UMUM
BAHAN MAKANAN
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN
Tw I - 2012
Jan
0.63
1.95
0.45
0.02
(0.04)
0.20
0.11
0.19
Feb
(0.43)
(2.47)
0.10
0.58
1.18
0.16
(0.31)
Tw I -2013
Mar
0.13
(0.15)
0.14
0.15
0.02
0.33
0.01
0.55
Jan
1.12
2.67
1.17
0.96
0.23
0.17
0.11
(0.24)
Feb
0.60
1.33
0.13
0.64
(0.83)
0.87
(0.02)
0.68
Mar
(0.38)
(1.51)
0.64
0.12
(0.54)
0.28
(0.54)
Sumber : BPS, diolah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
22
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA
KESEHATAN
SANDANG
Maret
Februari
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR
Januari
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
BAHAN MAKANAN
UMUM
(2.00)
(1.50)
(1.00)
(0.50)
-
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
Sumber : BPS, diolah
Grafik 2.3.
Inflasi Menurut Kelopok Barang pada Triwulan I 2013 di Kepri (mtm)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
23
Tabel 2.2.
Inflasi Kepri (yoy) per Kelompok Pengeluaran
Tw I
0.33
-0.71
0.69
0.75
1.16
0.70
0.12
0.43
INFLASI QTQ
SUMBANGAN INFLASI QTQ
2012
2013
2012
2013
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
0.51 1.06 0.46 1.33 0.33 0.51 1.06 0.46 1.33
1.18 2.17 0.10 2.47 -0.16 0.27 0.50 0.02 0.57
0.75 0.68 1.08 1.95 0.13 0.14 0.13 0.20 0.36
0.19 0.13 0.05 1.74 0.19 0.05 0.03 0.01 0.43
-0.83 2.38 0.88 -1.13 0.07 -0.05 0.15 0.05 -0.07
0.81 0.19 0.21 1.32 0.03 0.03 0.01 0.01 0.05
0.59 2.39 0.01 0.08 0.01 0.03 0.12 0.00 0.00
0.27 0.06 0.88 -0.10 0.08 0.05 0.01 0.17 -0.02
Sumber : BPS, diolah
Bahan Makanan Lainnya
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN
JASA KEUANGAN
BAHAN MAKANAN
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
Lemak dan Minyak
Bumbu - bumbuan
MAKANAN JADI, MINUMAN,
ROKOK & TEMBAKAU
Buah - buahan
Kacang - kacangan
Sayur-sayuran
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya
PENDIDIKAN, REKREASI DAN
OLAH RAGA
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS
& BAHAN BAKAR
Ikan Diawetkan
Ikan Segar
Daging dan Hasil-hasilnya
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya
KESEHATAN
SANDANG
-15.00
2012
-10.00
-5.00
0.00
5.00
10.00
15.00
2013
Sumber : BPS, diolah
Sumber : BPS, diolah
Grafik 2.4.
Perbandingan Inflasi Kepri (qtq)
Menurut Kelompok Pengeluaran
Grafik 2.5.
Inflasi Kepri (qtq) Kelompok Bahan Makanan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
24
Tabel 2.3.
Inflasi Kepri (yoy) per Kelompok Pengeluaran
Tw I
3.17
4.14
2.70
1.98
4.21
2.74
8.53
1.84
INFLASI YOY
SUMBANGAN INFLASI YOY
2012
2013
2012
2013
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
3.40 2.40 2.38 3.41 3.17 3.40 2.40 2.38 3.41
7.17 4.65 2.74 6.04 0.95 1.64 1.06 0.63 1.38
2.12 2.49 3.24 4.53 0.49 0.39 0.46 0.59 0.83
1.68 1.23 1.12 2.11 0.49 0.42 0.31 0.28 0.52
1.92 0.86 3.62 1.26 0.26 0.12 0.05 0.22 0.08
2.36 2.04 1.91 2.55 0.11 0.09 0.08 0.08 0.10
8.07 3.25 3.12 3.08 0.43 0.40 0.16 0.16 0.15
1.18 0.90 1.64 1.10 0.35 0.22 0.17 0.31 0.21
Sumber : BPS, diolah
14.00
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN
JASA KEUANGAN
BAHAN MAKANAN
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
12.00
MAKANAN JADI, MINUMAN,
ROKOK & TEMBAKAU
10.00
8.00
6.00
PENDIDIKAN, REKREASI DAN
OLAH RAGA
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS
& BAHAN BAKAR
4.00
2.00
-
KESEHATAN
SANDANG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
2011
2012
2013
Sumber : BPS, diolah
BAHAN MAKANAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
2012
1
2
3
2013
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
Sumber : BPS, diolah
Grafik2.6.
Perbandingan Inflasi Kepri (yoy)
per Kelompok Pengeluaran
Grafik 2.7.
Inflasi Tertinggi (yoy) - Kelompok Pengeluaran
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
25
Padi-padian, Umbi-umbian dan
Hasilnya
20.00
Bahan Makanan Lainnya
Makanan Jadi
12.00
10.00
Daging dan Hasil-hasilnya
15.00
8.00
10.00
6.00
5.00
Lemak dan Minyak
4.00
Ikan Segar
0.00
2.00
-5.00
-10.00
0.00
-15.00
-2.00
Bumbu - bumbuan
Ikan Diawetkan
Tembakau dan Minuman
Beralkohol
Buah - buahan
Minuman yang Tidak Beralkohol
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya
2012
Kacang - kacangan
2013
Sayur-sayuran
2012
2013
Sumber : BPS, diolah
Sumber : BPS, diolah
Grafik2.8.
Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan
Tahun 2012 - 2013
Grafik2.9.
Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi,
Minuman dan Tembakau Tahun 2012 - 2013
Tabel 2.4.
Perkembangan Inflasi Tahunan Menurut Wilayah
Sumber : BPS, diolah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
26
Tabel 2.5.
Inflasi Kota Menurut Kelompok Pengeluaran Triwulan I 2013 di Kepri (yoy)
Sumber : BPS, diolah
Tabel 2.6.
Sumbangan Inflasi Kota Menurut Kelompok Pengeluaran Triwulan I 2013 di Kepri (yoy)
Sumber : BPS, diolah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
27
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2010
Inflasi Umum
2011
Inflasi Inti
2012
Harga Pangan Bergejolak
2013
Harga Diatur Pemerintah
Sumber : BPS, diolah
Grafik 2.10.
Perkembangan Inflasi Kepri per Komponen
9800
8200
9600
8000
7800
9400
7600
9200
7400
9000
7200
8800
7000
8600
6800
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Kurs IDR/USD
Kurs IDR/SGD (rhs)
Grafik 2.11.
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
28
10.00
9.00
9.00
8.00
8.00
7.00
7.00
6.00
6.00
5.00
5.00
4.00
4.00
3.00
3.00
2.00
2.00
1.00
1.00
0.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2010
2011
Tradeable
2012
2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2010
Sumber : BPS, diolah
2011
Barang
Non-Tradeable
2012
2013
Jasa
Sumber : BPS, diolah
Grafik 2.12.
Perkembangan Inflasi Tahunan
Inflasi Tradeable & Non Tradeable
Grafik 2.13.
Perkembangan Inflasi Tahunan
Inflasi Barang & Jasa
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
29
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
30
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
31
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 3.1
Indikator Utama Bank Umum di
Provinsi Kepulauan Riau
Grafik 3.2
Perkembangan NPL dan LDR Bank
Umum di Provinsi Kepulauan Riau
Tabel 3.1
Indikator Bank Umum di Provinsi Kepulauan Riau
Sumber: Bank Indonesia
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
32
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 3.3
Perkembangan Pertumbuhan DPK Bank Umum
di Kepulauan Riau
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 3.4
Perkembangan DPK Bank Umum Menurut Jenis
Simpanan di Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
33
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 3.5
Perkembangan Kredit yang Disalurkan
Berdasarkan Jenis Penggunaan
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 3.6
Perkembangan NPL Sektoral
di Provinsi Kepulauan Riau
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 3.7
Perkembangan Pertumbuhan Kredit yang
Disalurkan Berdasarkan Jenis Penggunaan
Grafik 3.8
Perkembangan Kredit Sub Sektor Dominan
di Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
34
Diagram 3.1
Pangsa Kredit Menurut Sektor Ekonomi
di Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
35
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 3.9
Perkembangan Perkembangan Indikator BPR
di Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
36
BOKS -2
PERKEMBANGAN KREDIT PERUMAHAN DI KOTA BATAM
Lahan tempat tinggal adalah prospek bisnis yang cukup menjanjikan bagi
kredit perbankan. Pada tanggal 18-19 April 2013, Real Estate Indonesia (REI) Batam
bersama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) menggelar Rapat Kerja Daerah
(Rakerda) Batam di Swiss Bell Hotel, Harbour Bay, Batuampar, Batam. Rakerda ini
dilangsungkan dengan tujuan agar para peserta dapat saling melakukan
pertukaran informasi mengenai kondisi bisnis perumahan di Batam.
Secara garis besar, REI mengakui bahwa hambatan utama yang terjadi
dalam mengembangkan bisnis perumahan di wilayah Batam adalah keruwetan
mengenai kepengurusan administrasi dan perizinan, mengingat bahwa izin di
Batam digawangi oleh dua institusi besar yakni Pemerintah Kota (Pemko) dan BP
(Badan Pengusahaan) Batam. Rakerda tersebut juga dikembangkan lebih lanjut
dengan penandatanganan MOU antara REI Batam dan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pemukiman (Puslitbangkim) terkait penyediaan rumah murah
layak huni bagi masyarakat (rumah bersubsidi).
BTN selaku bank yang dinilai cukup berpengalaman dalam memberikan
kredit perumahan bagi nasabahnya juga berupaya untuk menyediakan fasilitas
perkreditan bagi pembiayaan rumah bersubsidi pada tahun 2013. Sepanjang
tahun 2012, BTN secara nasional telah mencatat pencapaian sebesar 96% untuk
program KPR bersubsidi yang tidak hanya disalurkan langsung kepada nasabah,
namun juga disalurkan kepada kontraktor terkait. Dengan adanya jaringan 10
kantor cabang di Batam dengan total asset bersih nasional per 2012 sebesar
Rp112 triliun, BTN Batam optimis dapat merealisasikan rencana pemberian kredit
bagi pembiayaan rumah bersubsidi dengan lancar di tahun 2013.
Dalam perkembangannya, PT. Kinarya Beton Indonesia, Batam, pada
pertengahan April 2013 telah meluncurkan temuan baru yakni sebuah produk
yang dinamakan ‘rumah murah’. Rumah murah itu sendiri merupakan istilah
inovasi mengenai bagaimana manajemen membuat rumah yang memiliki
jaminan dan standar mutu, waktu pembuatan yang lebih singkat, dan akhirnya
berujung kepada efisiensi biaya. Inovasi ini telah didaftarkan ke Dirjen HAKI,
Kementrian Hukum dan HAM. Respons positif terhadap produk rumah murah ini
pun bermunculan baik dari masyarakat, pengusaha perumahan dan bank selaku
lembaga penyedia pembiayaan dan perkreditan.
(sumber: Tribun Batam dan Batam Pos, April 2013)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
37
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 3.10
Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal
di Kepulauan Riau
Grafik 3.11
Pertumbuhan Inflow – Outflow Uang Kartal
di Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
38
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
39
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 3.12
Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar
di Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
40
Tabel 3.2 Perkembangan Transaksi Kliring
Sumber: Bank Indonesia
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
41
Tabel 3.3 Transaksi RTGS
Provinsi Kepulauan Riau
Sumber: Bank Indonesia
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
42
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
43
Grafik 2.1.
Komposisi Target Pendapatan dan Belanja Daerah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
44
Tabel 4.1.
Target APBD Kabupaten dan Kota di Wilayah Provinsi Kepulauan Riau TA 2013
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
45
Tabel 4.2.
Perkembangan Realisasi Penerimaan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
46
Tabel 4.3.
Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
47
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
48
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
49
Tabel 5.1.
Perkembangan Angkatan Kerja Provinsi Kepulauan Riau
Sumber: BPS Kepulauan Riau
Sumber: BPS Kepulauan Riau, diolah
Grafik 5.1.
Perkembangan Pengangguran Terbuka Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
50
Sumber: BPS Kepulauan Riau
Grafik 5.2.
Perkembangan Penduduk Bekerja Menurut Sektor Ekonomi
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
51
Tabel 5.2.
Perkembangan Pangsa Tenaga Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama
di Kepulauan Riau
Sumber: BPS Kepulauan Riau
Sumber: BPS Kepulauan Riau
BOKS - 3
Mengentaskan Kemiskinan melalui Perluasan Kesempatan Kerja
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus berupaya mengurangi angka
kemiskinan dan pengurangan angka pengangguran, sehingga tema pokok yang
dibahas dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Kepulauan Riau
(Musrenbang Kepri) pada akhir Maret 2013 di Tanjungpinang adalah,
"Memanfaatkan Perekonomian Daerah dan Memperluas Kesempatan Kerja Guna
Mengentaskan Kemiskinan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat".
Gubernur Kepri dalam pembukaan acara Musrenbang tersebut mengakui
bahwa angka kemiskinan Kepri telah turun dari 18% menjadi 12% pada tahun 2012.
Pemerintah provinsi pun selalu menargetkan penurunan yang berkesinambungan
terhadap angka kemiskinan dalam setiap tahunnya. Pada tahun 2013 ini,
pemerintah Kepri menggelontorkan dana hibah untuk pelaksanaan program
pengentasan kemiskinan melalui perluasan kesempatan kerja di kabupaten/kota.
Tahun ini Kabupaten Bintan mendapat bantuan sebesar RpRp22,8 miliar, Karimun
Rp24,9 miliar, Natuna Rp21 miliar, Anambas Rp22,2 miliar, Tanjungpinang Rp14
miliar, Lingga 22,5 mliar dan Batam 37 miliar.
DPRD Kepri menilai bahwa pengentasan kemiskinan tersebut harus
mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah provinsi, antara lain perlu
adanya upaya dari gubernur selaku kepala provinsi untuk membuat satu
peraturan yang melindungi pekerja lokal agar dapat menekan angka
pengangguran. Sebagaimana yang diketahui, selama ini banyak pekerjaan di
wilayah Kepri yang didominasi oleh pekerja dari warga luar, baik dari Pulau Jawa,
maupun provinsi lain di wilayah Sumatera.
(Sumber: Antara, Bisnis-Kepri.com, Haluan Kepri)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
52
Sumber: BPS Kepulauan Riau data diolah
Grafik 5.3.
Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen
Provinsi Kepualauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
53
Tabel 5.3.
Nilai Tukar Petani per Sub Sektor di Provinsi Kepulauan Riau
Sumber: BPS Kepulauan Riau
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
54
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
55
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
56
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
57
Sumber : MTI SingaporeDes-2012 (Updated)
Grafik6.1.
Pertumbuhan GDP Singapura
Tabel 6.2.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau
Sumber : DSM - BI
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau ;
Keterangan: (P)Proyeksi Bank Indonesia Batamdalam kisaran ±1%
Grafik 6.2.
Pertumbuhan Nilai Ekspor dan Impor
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
58
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
59
Grafik 6.3.
Laju lnflasi Kota Batam
Grafik 6.4.
Laju Inflasi Kota Tanjung Pinang
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 6.6.
Perkembangan Nilai Tukar IDR terhadap SGD & USD
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
60
Tabel6.3.
Prakiraan Kecepatan Angin, Tinggi Signifikan dan Frekuensi Tejadinya Gelombang Laut
di Perairan Selat Malaka dan Laut Natuna Bulan Januari – Februari 2013
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I - 2013
61
Download