(EVA) dan Market Value Added (MVA)

advertisement
Analisa Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added
(EVA) dan Market Value Added (MVA) pada PT. Indosat, Tbk.
Ach. Baihaki, SE., M.Sc
Sudahri Yanto, SE
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Madura
Abstrak
There are many approachs to measuring financial performance, like accounting financial
measurement and many ratios for it. But by those approachs, some limitations also have
limitations and to solve them need another approach. This study was conducted to aim measuring
financial performance of PT. Indosat, Tbk by Economic Value Added (EVA) and Market Value
Added (MVA) and to resolve the problems faced by the researchers by using quantitative
descriptive approach.
The results of this study stated that the EVA of PT. Indosat Tbk had volatily. So that EVA
breakeven, means that company is less able to give value added for shareholders and investors.
For evident, in 2009 is Rp 1,343,133,000,000 and decreased in 2010 about Rp 505.364.000.000,. In 2011 rose to Rp 638.974.000.000,-. In the other hand MVA of PT. Indosat, Tbk has
increased every year. The evident from this study evidence in 2009 in 2.513.192.625,- and in
2010 rose to 2.879.922.900,- and increased in 2011 to 3.368.976.600,-. MVA in positivepoint
shows that financial performance is already being implemented effectively and efficiently
because it can add to the wealth of shareholders.
Key Words: Financial Performance, Economic Value Added (EVA), Market Value Added
(MVA).
I.
PENDAHULUAN
Tujuan umum dari pendirian sebuah usaha yaitu untuk memperoleh laba, meningkatkan
penjualan, memaksimumkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham. Oleh sebab itu untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan kemampuan untuk
bersaing, yang mana hal tersebut ditentukan oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Tingkat
kesehatan perusahaan bagi para pemegang saham sangatlah penting untuk meyakinkannya
atas kondisi sebenarnya suatu perusahaan, sehingga modal yang telah dan akan
diinvestasikan cukup aman dan mendapatkan tingkat return sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam mengukur kinerja keuangan, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Akan tetapi yang
terpenting adalah bagaimana hasil pengukuran kinerja tersebut bisa dijadikan dasar
pengambilan keputusan oleh para stakeholder. Maka untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan, umumnya stakeholders menggunakan rasio-rasio keuangan. Analisis rasio
keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan
keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa yang akan
datang. Metode analisis rasio keuangan masih memiliki keterbatasan yang menyebabkan
harapan dari berbagai pihak yang berkepentingan tidak dapat tercapai. Keterbatasan yang
paling mendasar adalah bahwa analisis rasio keuangan tidak memperhitungkan adanya
biaya modal (Cost Of Capital). Maka untuk mengatasi keterbatasan tersebut digunakan
metode lain yaitu dengan menggunakan Economic Value Added (EVA)
yang jika
dibandingkan dengan alat pengukur lainnya EVA mempunyai hubungan yang paling erat
dengan tingkat return saham.
Selain konsep metode perhitungan EVA (Economic Value Added) terdapat konsep lain
yang sangat erat kaitannya dengan EVA, yaitu konsep pengukuran MVA (Market Value
Added). Pengukuran MVA menilai dampak tindakan manajer atas kemakmuran pemegang
sahamnya sejak perusahaan tersebut berdiri, sementara EVA menilai ketidak-efektifan
manajer pada perusahaan tersebut (Brigham & Houston, 2006:68). Dengan pengukuran
yang berbasis apresiasi pasar tersebut akan didapatkan sebuah pengukuran kinerja yang
secara tidak langsung adalah apresiasi pihak luar perusahaan dalam menilai perusahaan.
PT. Indosat, Tbk. (PT. Indonesian Satellite Corporation, Tbk) didirikan sebagai perusahaan
Penanaman Modal Asing (PMA) di bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi
internasional di Indonesia pada tahun 1967 dan mulai beroperasi sejak tahun 1969. Maka
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang tekhnologi informasi yang jasanya akan terus
dibutuhkan dalam dunia yang semakin menuju tatanan dunia informasional berbasis
tekhnologi, sangat layak untuk dilakukan analisa kinerja keuangannya. Analisa yang perlu
dilakukan tidak hanya terbatas kepada analisa kinerja internal yang bersumber dari laporan
keuangan, akan tetapi dalam hal ini sebagai perusahaan yang sudah go public perlu juga
dilakukan analisa atas apresiasi pasar terhadap perusahaan tersebut.
Apalagi Indosat beroperasi sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memonopoli
penyelenggaraan jasa telekomunikasi Internasional yang pada tahun 1994 telah melakukan
penjualan saham perdana (IPO) di tiga lebih dari satu bursa saham. Indosat telah
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan Bursa Efek New
York (New YorkStock Exchange – NYSE). Sehingga dengan hal tersebut telah menjadikan
Indosat sebagai BUMN pertama yang sahamnya tercatat di pasar modal Indonesia dan
Amerika Serikat atau dikenal dengan istilah ”Dual Listing”1
Penciptaan suatu nilai bagi para pemegang saham sesuai dengan konsep MVA yaitu
memaksimumkan
kesejahteraan
pemegang
saham
yang
dilakukan
dengan
memaksimumkan selisih antara Market Value Of Equity dengan jumlah yang ditanamkan
investor ke dalam perusahaan.
Penelitian ini akan mengumpulkan, mengolah, menyederhanakan, menyajikan dan
menganalisa laporan keuangan dari PT. Indosat selama periode 2009-2011 dengan
menggunakan pendekatanEconomic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA),
dari hasil penelitian tersebut akan diketahui bagaimana kinerja keuangan PT. Indosat yang
dapat dijadikan alat evaluasi bagi perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian ini, perlu dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.
Bagaimana kinerja keuangan PT. Indosat, tbk dengan pendekatan Economic Value
Added (EVA) ?
2.
Bagaimana kinerja keuangan PT. Indosat, tbk dengan pendekatan Market Value
Added(MVA) ?
3.
Bagaimana perbedaaan kinerja keuangan PT. Indosat, tbk dengan pendekatan EVA
danMVA ?
II.
1
Kajian Pustaka
http://www.indosat.com/template/media/editor/files/INDOSAT%20Public%20Expose%202012.pdf.
2.1 Penelitian Terdahulu
Yaqub, dkk (2015) melakukan penelitian tentang penggunaan EVA dan MVA untuk
mengukur kinerja perusahaan yang mengukur dampak keputusan manajerial yang akan
tergambar dalam return saham. Data yang digunakan adalah 90 perusahaan non industri
keuangan yang terdaftar di bursa efek Karachi selama 6 tahun (2006-2011). Hasil
penelitiannya mengungkapkan bahwa pengukuran kinerja dengan akuntansi lebih baik
dibandingkan dengan EVA yang dijelaskan dengan MVA, akan tetapi EVA akan menjadi
alternatif alat pengukuran kinerja untuk perusahaan-perusahaan di Pakistan.
Ray (2012) melakukan penelitian tentang keberhasilan EVA dalam mengukur kinerja
perusahaan di India. Dalam pengukuran efisiensi, EVA menjadi pengukuran efisiensi yang
mendasar dan memotivasi manajer dengan baik untuk lebih efisien dalam mengelola
dananya.
2.2. Laporan Keuangan
2.2.1. Pengertian dan Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja sebuah entitas
merupakan sebuah produk akuntansi. Akuntansi yang merupakan sebuah proses
analisis bukti transaksi sampai menjadi laporan sesuai dengan standar dan prinsip yang
berlaku umum sering menjadi andalan untuk mengukur kinerja yang luas dalam satuan
angka yang dinyatakan dalam mata uang. Maka untuk mengungkapkan kinerja yang
menyangkut keuangan diperlukan pemahaman yang baik tentang laporan keuangan
sendiri.
Munawir (2010:5) menyatakan bahwa pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari
neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca
menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang
terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas.
Harahap (2007:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis
laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan. Adapun dalam
PSAK (2012:10), laporan keuangan merupakan suatu penyajian struktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan
dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bisa
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga bisa
menunjukkan posisi kekuatan entitas dari sisi stabilitas modal kerja dan menaksirkan
keberlangsungan usaha yang dilakukan oleh entitas tersebut.
2.2.2. TujuanLaporan Keuangan
Menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan
informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan
yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja
keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Karena
pihak-pihak yang berkepentingan akan laporan keuangan sebuah perusahaan tidak
hanya pihak internal, akan tetapi juga pihak eksternal. Pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut harus membaca laporan keuangan tersebut tidak bisa serta
merta membaca laporan keuangan secara langsung, karena dalam laporan keuangan
masih banyak hal-hal yang tersirat yang bisa diungkapkan setelah dilakukan analisa
atas laporan keuangan tersebut.
Tujuan dari analisa laporan keuangan adalah untuk memperoleh informasi yang
berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan bersangkutan (Munawir,2010:31). Maka berdasarkan pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen dan juga diperlukan untuk menilai dan meramalkan apakah
perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan
menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.
2.2.3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Menurut Warsono (2003:25) ada 2 macam bentuk laporan keuangan utama yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu Neraca dan Laporan laba rugi.
A. Neraca
Menurut Harahap (2007:107), neraca atau daftar neraca disebut juga laporan
posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban
dan ekuitas pada saat tertentu. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang
menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajibankewajibannya atau utang, dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam
perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu.
B. Laporan Laba-Rugi
Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis
tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan
selama periode tertentu.
Menurut PSAK (2012:11), laporan keuangan lengkap terdiri dari komponenkomponen berikut ini :
a) Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
b) Laporan laba rugi komprohensif selama periode
c) Laporan perubahan ekuitas selama periode
d) Laporan arus kas selama periode
e) Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lain
f) Laporan keuangan pada awal periode komprehensif yang di sajikan ketika entitas
menerapakan suatu kebijakan akuntansi secara resrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasikasi
pos-pos dalam laporan keuangan.
2.2.4. Kinerja Keuangan Perusahaan
2.2.4.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk melakukan evaluasi
kinerja di masa lalu, dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh
posisi keuangan perusahaan yang memiliki realistis perusahaan dan potensi
kinerja akan berlanjut.
Standar Akuntansi Keuangan (2012:18) pengertian kinerja perusahaan
terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu Penghasilan bersih (laba)
seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran
yang lain seperti imbalan investasi (Return On Investement) atau
penghasilan per saham (Earnings Per Share). Mulyadi (2001:416),
menjelaskan bahwa penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
2.2.4.2. Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Husnan dan Pujiastuti (2006:70), umumnya rasio dapat
dikelompokkan dalam 4 (empat) tipe dasar, yaitu :
1. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
2. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan
dibelanjai dengan hutang.
3. Rasio Aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektifperusahaan
menggunakan sumber dananya.
4. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
Untuk mengukur kinerja biasanya digunakan rasio-rasio profitabilitas.
2.3. Konsep Economic Value Added (EVA)
2.3.1. Tinjauan Economic Value Added (EVA)
Dalam akuntansi manajemen, EVA juga telah popular sebagai alat untuk menilai
kinerja (Performance) suatu pusat investasi. Rudianto, (2006:340) menjelaskan EVA
adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam
suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika
perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal
(Cost Of Capital). EVA sebagai indikator dari keberhasilan manajemen dalam
memilih dan mengelola sumber-sumber dana yang ada di perusahaan tentunya juga
akan berpengaruh positif terhadap return pemegang saham.
Menurut Young dan O’byrne (2001:50) untuk perusahaan pengguna EVA, nilai
pasar dari utang dapat di perkirakan, bahkan tanpa kehadiran pasar skunder dengan
mendiskontokan arus kas mendatang ( pembayaran bunga dan pokok ) pada tingkat
bunga yang berlaku. Dalam pengertian sempit ini EVA merupakan cara alternatif
untuk meninjau kinerja perusahaan.
EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang
memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya modalnya.Kegiatan atau
proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan
bahwa proyek tersebut menciptakan nilai perusahaan dan dengan demikian
sebaiknya diambil.Sebaliknya kegiatan atau proyek tersebut tidak menguntungkan
dan tidak perlu diambil.
Penggunaan EVA dalam mengevaluasi proyek akanmendorong para manajer untuk
selalu melakukan evaluasi atas tingkat risiko proyek yang bersangkutan. Dengan
EVA para manajer harus selalu membandingkan tingkat pengembalian proyek
dengan tingkat biaya modal yang mencerminkan tingkat risiko proyek tersebut.
2.3.2. Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Berikut beberapa altenatif yang dapat digunakan sebagai acuan dalam perhitungan
EVA Menurut Rudianto (2006:340) EVA dapat dihitung dengan:
1. EVA = NOPAT - Capital charges
NOPAT (Net Operating Profit After Tax) atau laba bersih setelah pajak dapat di
ketahui dari laporan laba rugi yang di hasilkan oleh perusahaan, sedangkan biaya
modal dapat diketahui denagan melihat komposisi modal yang dimiliki
perusahaan, seperti yang tercantum di posisi pasiva neraca yang di sajikan
perusahaan.
2. EVA = EBIT - Tax – WACC
EBIT = EarningBefore Interest And Tax (laba usaha sebelum bunga dan pajak).
Tax = Pajak Penghasilan Perusahaan
WACC = Weighted Average Cost Of Capital(biaya modal rata-rata) Menghitung
biaya modal rata-rata tertimbang.
Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan manajemen dalam mengukur
kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA sebagai berikut :
a. Menghitung biaya modal (cost of capital)
Biaya modal ini antara lain meliputi biaya hutang (cost of capital), biaya modal
preveren (cost of preffered stock), biaya modal biasa (cost common stock), dan
biaya laba di tahan (cost of retained earning ).
b. Menghitung besarnya permodalan/pendanaan (capital structure).
c. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbangWACC (wegtehted avaregecost
ofcapital).
d. Menghitung nilai EVA.
2.3.3. Keunggulan dan Kelemahan EVA
Menurut Rudianto (2006:352), terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan dalam
EVA antara lain sebagai berikut :
Keunggulan EVA antara lain:
a) EVA dapat menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham
dimana EVA digunakan sebagai ukuran operasional dari manajemen yang
mencerminkan keberhasilan perusahaan di dalam menciptakan nilai tambah bagi
pemegang saham atau investor.
b) EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba operasi
tanpa
tambahan
dana/modal,
pemberian
pinjaman
(piutang),
dan
menginvestasikan dana yang memberikan imbalan tinggi.
c) EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memecahkan semua
masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakannya sampai keputusan
operasional sehari-hari.
Kelemahan EVA antara lain:
a) Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya biaya
modal sendiri. Terutama dalam perusahaango puplicbiasa mengalami kesulitan
dalam perhitungan sahamnya.
b) Analisis EVA hanya mengukur faktor kuantitatisnya saja. Sedangkan untuk
mengukur kinerja perusahaan secara optimum, perusahaan harus diukur
berdasarkan faktor kuanititatif dan kualaitatif.
2.4. Market Value Added (MVA)
2.4.1. Tinjauan Market Value Added (MVA)
Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan
pemegang saham. Sasaran ini sudah pasti tidak hanya akan menguntungkan
pemegang saham, tetapi juga akan membantu untuk memastikan bahwa sumber daya
yang terbatas telah dialokasikan secara efisien yang akan memberikan keuntungan
ekonomi.
Kemakmuran pemegang saham dapat dimaksimumkan dengan memaksimumkan
perbedaan antara nilai pasar ekuitas dengan ekuitas (modal sendiri) yang diserahkan
ke perusahaan oleh para pemegang saham (Husnan & Pudjiastuti, 2004:65).
Sementara Young dan O’Byrne (2001:26) menyatakan bahwa Market Value Added
(MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan utang)
dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. MVA secara teknis
diperoleh dengan cara mengalikan selisih antara harga pasar per lembar saham
(Stock Price Per Share) dan nilai buku per lembar saham (Book Value Per Share).
Nilai pasar adalah nilai perusahaan.Yakni jumlah nilai pasar dari semua tuntutan
modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu.MVA meningkat
hanya jika modal yang diinvestasikan mendapatkan angka pengembalian lebih besar
dari pada biaya modal.
2.4.2. Perhitungan Market Value Added (MVA)
Brigham (2006:6) menjelaskan Market Value Added (MVA) dirumuskan sebagai
berikut :
MVA = Nilai pasar dari saham - ekuitas modal yang diberikan pemegang saham.
= (saham beredar) x (harga saham) – total ekuitas saham biasa.
Warsono, (2003:47) menjelaskan bahwa besarnya nilai tambah ekonomis suatu
perusahaan dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
MVA = Nilai pasar ekuitas - Modal ekuitas yang dipasok.
2.4.3. Kelebihan dan Kelemahan Market Value Added(MVA).
Baridwan & Ary (2002:139), Menjelaskan tentang kelebihan MVA merupakan
ukuran tunggal dan dapat berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend
maupun norma industri, sehingga bagi pihak manajemen dan penyedia dana akan
lebih mudah dalam menilai kinerja perusahaan. Sedangkan kelemahan MVA adalah,
MVA hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan yang sudah go public saja.
2.4.4. Hubungan EVA dan MVA
EVA dan MVA memiliki hubungan tidak langsung, Jika pada perusahaan memiliki
sejarah EVA yang bagus maka secara tidak langsung juga memiliki MVA yang
bagus juga. Harga saham yang merupakan unsur utama MVA, lebih tergantung pada
ekspektasi kinerja di masa mendatang dari pada suatu kinerja historis oleh sebab itu,
sebuah perusahaan dengan sejarah nilai EVA negatif dapat saja memiliki MVA yang
positif, asalkan para investornya mengharapkan terjadinya suatu perubahan arah di
masa mendatang.
Warsono (2003:49), MVA perusahaan selama periode tertentu, secara teoritis dapat
didefinisikan sebagai nilai sekarang dari seluruh EVA dimasa mendatang yang
diharapkan (expected fulcure). Ini berarti MVA merupakan jumlah nilai sekarang
dari keseluruhan EVA dimasa yang akan datang yang diharapkan. Jika sebuah
perusahaan memiliki sejarah nilai-nilai EVA yang negatif, maka nilai MVA-nya
kemungkinan juga negatif, begitu pula jika terdapat sejarah nilai-nilai EVA yang
positif. Namun begitu, harga saham yang merupakan unsur utama dalam perhitungan
MVA, lebih tergantung kepada ekspektasi kinerja dimasa mendatang daripada suatu
kinerja historis.Oleh sebab itu, sebuah perusahaan dengan sejarah nilai EVA yang
negatif dapat saja memiliki nilai MVA yang positif, asalkan para investornya
mengharapkan terjadinya suatu perubahan arah dimasa mendatang.
Berdasarkan definisi ini, jika investor mengharapkan EVA nol pada satu tahun yang
akan datang,maka mereka mengharapkan tidak ada nilai yang diciptakan, sehingga
saham akan dijual pada nilai bukunya. Saham akan dijual di atas nilai bukunya jika
investor mengharapkan saham akan dijual di bawah nilai bukunya jika EVA yang
diharapkan negatif.
III. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian Deskriptif
Kuantitatif. dengan
mengumpulkan, mengolah, menyederhanakan, menyajikan dan menganalisa laporan
keuangan dari PT. Indosat Tbk selama periode 2009-2011 dengan menggunakan
pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Untuk
memudahkan pengukuran variable yang akan menjadi bahan untuk analisa pada penelitian
ini, maka beberapa variable tersebut didefinisikan sebagaimana berikut:
1.
EVA (Economic Value Added) adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya dari pada ukuran lain.
EVA = NOPAT (Net Operating Profit After Tax) - Capital Charges.
NOPAT : Dapat di ketahui dari laporan laba rugi yang di hasilkan oleh perusahaan.
Capital Charges: Dapat diketahui dengan melihat komposisi modal yang dimiliki
perusahaan.
EVA = EBIT - Tax – WACC.
EBIT = Earning Before Interest And Tax (laba usaha sebelum bunga dan pajak).
Tax = Pajak Penghasilan Perusahaan .
WACC= Weighted Average Cost Of Capital (biaya modal rata-rata tertimbang).
2.
MVA (Market Value Addded) adalah perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan
dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah di berikan.
MVA =Nilai pasar dari saham - Ekuitas modal yang diberikan saham
= (saham beredar) x (harga saham) - Total ekuitas saham biasa.
MVA = Nilai pasar ekuitas - Modal ekuitas yang di pasok.
IV. PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi DataPT. Indosat, Tbk (Periode 2009-2011)
4.1.1. Economic Value Added (EVA)
EVA (Economic Value Added) adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya dari pada ukuran-ukuran
lain. EVA menghitung semua biaya modal yang dimiliki oleh perusahaan dihitung
dengan dikurangkan laba operasi bersih setelah pajak sehingga di peroleh nilai Rill
(nyata) dari perusahaan tersebut. Hasil EVA yang negatif menandakan bahwa
perusahaan gagal atau tidak mampu menciptakan nilai tambah bagi persahaan,
sehingga nantinya EVA dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penetapan
pencapaian perusahaan. Sebelum melakukan penghitungan EVA beberapa komponen
yang harus di ketahui adalah :
a. Suku Bunga Bebas Resiko
Tingkat suku bunga bebas resiko ini didapatkan dari rata-rata suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka selama 3 tahun yang dihitung Perbulan.
Table 4.1
Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
(Periode 2009-2011)
2009
2010
2011
Januari
8.75 %
6.50 %
6.50 %
Februari
8.25 %
6.50 %
6.75 %
Maret
7.75 %
6.50 %
6.75 %
April
7.50 %
6.50 %
6.75 %
Mei
7.25 %
6.50 %
6.75 %
Juni
7.00 %
6.50 %
6.75 %
Bulan
Juli
6.75 %
6.50 %
6.75 %
Agustus
6.50 %
6.50 %
6.75 %
September
6.50 %
6.50 %
6.50 %
Oktober
6.50 %
6.50 %
6.50 %
November
6.50 %
6.50 %
6.00 %
Desember
6.50 %
6.50 %
6.00 %
Jumlah
85.75 %
78.10 %
78.75 %
Rata-Rata
7.14 %
6.50 %
6.56 %
Sumber : www.bi.go.id
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada tahun 2009 terendah 6,50% dan tertinggi
8,75% dengan rata-rata 7,14% sedangkan SBI pada tahun 2010 nilai yang sering
muncul 6.50% dengan rata-rata 6,50%, SBI pada tahun 2011 terendah 6,00% dan
tertinggi 6,75% dengan rata-rata 6,56%.
b. Tingkat Pengembalian Pasar (Rm)
Tingkat pengembalian pasar (Rm) menggunakan indeks haraga saham gabungan
(IHSG) setiap bulan selama 3 tahun dengan cara sebagai berikut:
π‘…π‘š =
𝐼𝑆𝐻𝐺 𝑑 − 𝐼𝑆𝐻𝐺 𝑑 − 1
𝐼𝑆𝐻𝐺 𝑑 − 1
Table 4.2
Tingakat Pengambalian Pasar (Rm)
(Periode 2009-2011)
2009
BULAN
2010
Awal
Akhir
Rm
Awal
Januari
1355.41
1332.67
-0.016777
2534.36
2610.8
Februari
1332.67
1285.48
-0.03541
2610.8
Maret
1285.48
1434.07
0.1155911
April
1434.07
1722.77
Mei
1722.77
Juni
2011
Akhir
Rm
Awal
Akhir
Rm
0.030161461
3581.57
3409.17
-0.048135315
2549.03
-0.023659415
3409.17
3470.35
0.017945717
2549.03
2777.3
0.089551712
3470.35
3678.67
0.060028527
0.2013151
2777.3
2971.25
0.069834011
3678.67
3819.62
0.038315478
1916.83
0.1126442
2971.25
2796.96
-0.058658814
3819.62
3836.97
0.004542337
1916.83
2026.78
0.0573603
2796.96
2913.68
0.041731022
3836.97
3888.57
0.013448111
Juli
2026.78
2323.24
0.1462714
2913.68
3069.28
0.053403256
3888.57
4130.8
0.062292822
Agustus
2323.24
2341.54
0.0078769
3069.28
3081.88
0.004105197
4130.8
3841.73
-0.069979181
September
2341.54
2467.59
0.0538321
3081.88
3501.3
0.136092255
3841.73
3549.03
-0.076189633
Oktober
2467.59
2367.7
-0.040481
3501.3
3635.32
0.038277211
3549.03
3790.85
0.068136928
November
2367.7
2415.84
0.020332
3635.32
3531.21
-0.028638469
3790.85
3715.08
-0.019987602
Desember
2415.84
2534.36
0.0490595
3531.21
3581.57
0.0142614
3715.08
3797.15
0.022091045
22989.92
24168.87
0.671614539
35972.37
37019.58
0.36646083
44712.41
44927.99
0.072509235
1915.82
2014.07
0.055967
2997.69
3084.96
0.030538
3726.03
3743.99
0.006042
Jumlah
Rata-rata
Sumber : www.bapepam.go.id
Tingkat pengembalian pasar (Rm) pada tahun 2009 didapatkan dari ISHG akhir
pada bulan januari 2009 di kurangi ISHG desember tahun 2008 dan di bagi ISHG
desember tahun 2008 maka di peroleh Rm dengan rata-rata 0.055967. pada tahun
2010 diperoleh Rm dengan rata-rata 0.030538 sedangkan tahun 2011 diperoleh
Rm dengan rata-rata 0.006042.
c. Tingkat Pengembalian Individual (Ri)
Tingkat pengembalian individual saham PT. Indosat Tbk dihitung berdasarkan
harga saham bulanan selama 3 tahun, harga yang di gunakan adalah saat
penutupan pasar dalam Bursa Efek Indonesia.
Perhitungan retur saham ataupun kembalian individual saham PT. Indosat, Tbk
dengan cara sebagai berikut:
𝑅𝑖 =
𝑝𝑑 − 𝑝𝑑−1
𝑝𝑑−1
Table 4.3
Tingakat Pengembalian Individual (Ri)
(periode 2009-2011)
Bulan
2009
Awal
2010
Akhir
Ri
Awal
2011
Akhir
Ri
Awal
Akhir
Ri
Januari
5750
5650
-0.017391
4725
5600
0.185185185
5400
4875
-0.097222222
Februari
5650
4200
-0.256637
5600
5100
-0.089285714
4875
5050
0.035897436
Maret
4200
4725
0.125
5100
5500
0.078431373
5050
5300
0.04950495
April
4725
5600
0.1851852
5500
5900
0.072727273
5300
5350
0.009433962
Mei
5600
5300
-0.053571
5900
5150
-0.127118644
5350
5250
-0.018691589
Juni
5300
4975
-0.061321
5150
4950
-0.038834951
5250
5100
-0.028571429
Juli
4975
5450
0.0954774
4950
4850
-0.02020202
5100
5450
0.068627451
Agustus
5450
5250
-0.036697
4850
4400
-0.092783505
5450
5250
-0.036697248
September
5250
5450
0.0380952
4400
5500
0.25
5250
5250
0
Oktober
5450
5150
-0.055046
5500
6000
0.090909091
5250
5350
0.019047619
November
5150
4850
-0.058252
6000
5400
-0.1
5350
5350
0
Desember
4850
4725
-0.025773
5400
5400
0
5350
5650
0.056074766
Jumlah
62350
61325
-0.120932
63075
63750
0.209028086
62975
63225
0.057403698
5195.83
5110.41
-0.010078
5256.25
5312.5
0.0174190
5247.917
5268.75
0.004783
Rata-rata
Sumber: data diolah tahun 2014
Dari perhitungan tingkat pengembalian individual (Ri) di dapatkan hasil yang
menurun hal ini terbukti dari hasil Rm tahun 2009 sebesar 0.055967 , menurun
pada tahun 2010 sebesar 0.030538 dan kembali menurun pada tahun 2011 sebesar
0.006042.
d. Perhitungan beta (β)
Beta merupakan suatu parameter dari tingkat resiko suatu saham, beta dirumuskan
sebagai berikut:
𝛽=
𝑛  π‘‹π‘Œ −  𝑋 .  π‘Œ
𝑛 .  π‘₯ 2 − ( π‘₯ 2 )
Dari perhitungan beta diatas dapat diketahui hasilnya bahwa pertumbuhan beta
PT. Indosat dari tahun 2009 sampai 2011 mengalami fluktuatif hal ini terlihat dari
hasil beta tahun 2009 yaitu sebesar 1.1788842% dan mengalami kenaikan pada
tahun 2010 yaitu sebesar 1.804217% sdangkan pada tahun 2011 hasil beta milik
PT. Indosat mengalami penurunan menjadi sebesar 0.624251%.
e. Perhitungan biaya modal hutang (Kd)
Biaya modal di hitung dengan rumus :
π‘˜π‘‘ = π‘˜π‘‘ . (1 − 𝑑)
π‘˜π‘‘ =
π‘π‘’π‘π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘›π‘”π‘Ž
β„Žπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘—π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘Ž π‘π‘Žπ‘›π‘—π‘Žπ‘šπ‘”
Tabel 4.5
Perhitungan biaya modal hutang (Kd)
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan
2009
2010
2011
Beban bunga
1.872.967
2.271.628
1.789.687
Hutang jangka
12.721.308
7.666.804
6.425.779
panjang
Suku bunga (kd)
14%
29%
27%
Pajak perusahaan
30%
33%
21%
Factor koreksi (1-t)
70%
67%
79%
Jumlah(Kd)
0.098%
0.194%
0.213%
Sumber: data diolah tahun 2014
f. Perhitungan biaya modal ekuitas (Ke)
Setelah di ketahui nilai variabel-variabel biaya modal saham, maka dapat di
hitung nilai dari biaya modal saham dengan rumus sebagai berikut :
𝐾𝑒 = 𝑅𝑓 + 𝛽 (π‘…π‘š − 𝑅𝑓)
Ke = biaya modal
Rf = tingakat pengembalian bebas resiko
β = kovarians pengembalian perusahaan terhadap tingkat resiko pasar
Rm = pengambalian rata-rata atas saham biasa
Tabel 4.6
Perhitungan biaya modal ekuitas (Ke)
keterangan
2009
2010
Rf (suku bunga SBI)
7.14 %
6.50 %
Rm
0.055967
0.030538
β
1.178884
1.804217
Ke
1.892884
2.454217
Sumber data di olah tahun 2014
2011
6.56 %
0.006042
0.624251
1.280251
g. Menghitungbiaya modal rata-rata tertimbang (WACC).
WACC merupakan penjumlahan antara modal saham dan cadangan modal yang
dimiliki oleh perusahaan, saldo laba tidak diperhitungkan dalam nilai ekuitas,
karena saldo laba hanya menunjukkan besarnya laba yang mampu diperoleh
perusahaan pada tahun yang bersangkutan dan masih merupakan saldo laba yang
belum dicadangkan perusahaan.
Tabel 4.7
Perhitungan Weighted Average Cost Capital (WACC)
(dalam jutaan rupiah)
keterangan
2009
2010
2011
Hutang Jangka Panjang
12.721.308
7.666.804
6.425.779
Ekuitas
18.288.283
18.236.486
18.815.973
Total Struktur Modal
31.009.591
25.903.290
25.241752
Wd
41%
29%
25%
We
59%
71%
75%
Kd
0.098%
0.194%
0.213%
Ke
1.892884
2.454217
1.280251
WACC
1.157
1.799
1.56
Sumber: data diolah tahun 2014
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa WACC PT. Indosat, Tbk pada tahun
2009 sampai 2011 diketahui bahwa ekuitas mengalami kenaikan. Dari tahun 2009
naik sebesar 4,0% pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 naik9,7%. Dalam
pengelolaan keuangan perushaan harus memperhitungkan bagaimana pengelolaan
hutang dan ekuitas yang bagus agar dapat terus mempertahankan rasio
keuangannya. Perusahaan harus memperhatikan bagaimana beban bunga hutang
dan kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran nantinya, sehingga
nantinya hutang bukan menjadi beban yang memberatkan perusahaan.
h. PerhitunganEarning Before Interest And Tax (EBIT)
Earning Before Interest And Tax (EBIT) di dapat dari hasil atau data laporan laba
rugi EBIT di dapat dari perhitungan laba usaha di kurangi biaya lain-lain. Dalam
artian sederhana laba perusahaan akan semakin meningkat ketika perusahaan bisa
pada satu sisi lain menekan biaya-biaya atau bagaimana perusahaan meningkaatkan
penerimaan jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran atas biaya-biaya. Adapun
EBIT selama periode pengamatan sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil perhitungan laba usaha sebelum bunga dan pajak
(Dalam Jutaan Rupiah)
Keterangan
Laba sebelum pajak (EBIT)
2009
Rp 2.231.993
2010
Rp 1.081.817
2011
Rp 1.181.900
Sumber: data diolah tahun 2014
Dari 4.8 diketahui hasil dari EBIT dari tahun 2009 sampai 2011 mengalami naik
turun atau fluktuatif yaitu hasil tahun 2009 yang sebesar Rp 2.231.993.000.000
turun sebanyak 48% menjadi Rp 1.081.817.000.000 sedangakan pada tahun 2011
mengalami kenaikan sebesar 9% dari tahun 2010 yaitu sebesar 1.181.900.000.000.
i. Perhitungan Pajak Penghasilan (Tax)
Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dibebankan kepada perusahaan atas
kegiatan usaha pada proporsi tertentu. Pajak yang ditetapkan atas perusahaan
tergantung besarnya laba yang dihasilkan suatu perusahaan. Semakin besar laba
yang dihasilkan suatu perusahaan maka semakin besar pula pajak yang di bebankan
kepada perusahaan tersebut.
Tabel 4.9
Hasil perhitungan pajak penghasilan
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Pajak
Pajak Penghasilan
2009
Rp677.265
2010
Rp357.798
2011
Rp249.397
Sumber: data diolah tahun 2014
Pada tabel 4.9 menampilkan besarnya pajak yang dibebankan pada periode tahun
2009 sampai 2011. Ada kecenderungan pajak yang dibebankan kepada PT. Indosat
Tbk mengalami penurunan dimana pada tahun 2009 pajak PT. Indosat Tbk sebesar
Rp
677.265.000.000
menurun
pada
tahun
2010
menjadi
sebesar
Rp
357.798.000.000 dan kembali menurun menjadi Rp 249.397.000.000 Hal ini wajar
karena adanya penurunan laba yang diterima oleh PT. Indosat Tbk.
j. Menghitung Economic Value Added (EVA)
Dalam penghitungan Economic Value Added (EVA), biaya modal diperoleh dari
perkalian antara WACC dengan jumlah
modal yang diinvestasikan oleh
perusahaan. Jumlah modal yang diinvestasikan perusahaan merupakan penjumlahan
antara jumlah hutang jangka panjang dengan jumlah ekuitas dari perusahaan. Hasil
perhitungan Economic Value Added sebagai berikut :
Tabel 4.10
Hasil perhitungan Economic Value Added(EVA)
(DalamJutaan Rupiah)
Keterangan
2009
2010
EBIT
2.231.993 1.081.817
TAX
677.265
357.798
WACC x Jumlah Modal
211.595
218.655
EVA
1.343.133
505.364
Sumber: data diolah tahun 2014
2011
1.181.900
249.397
293.529
638.974
Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh penelitian tentang Economic Value Added
(EVA) dapat diketahui hasil dari perhitungan selama periode 2009-2011 menglami
kenaikan dan penurunan hal ini terbukti dari hasil EVA tahun 2009 yaitu sebesar
Rp. 1.343,133,000,000 mengalami penurunan pada tahun brikutnya sebesar Rp.
505.364,000,000. sedangkan pada tahun 2011 perhitungan di PT.Indosat Tbk
mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 638.974,000,000 turunnya hasil
perhitungan ini di sebabkan karena adanya ketidakstabilan antara laba sebelum
bunga dan pajak.
Nilai EVA ini mempresentasikan bahwa manajemen bekerja kurang baik pada
tahun 2010, sedangakan pada tahun 2011 manajemen cukup baik dalam mengelola
dana dari penyandang dana yaitu kreditur pemegang saham hal ini terbukti dengan
meningkatnya nilai EVA sekitar 20 % dari tahun 2010 ke tahun 2011. Nilai EVA
yng diraih ini telah memberikan arahan yang jelas bagi pihak manajemen
perusahaan untuk lebih memfokuskan kinerja mereka pada upaya meningkatkan
nilai perusahaan.
4.2.1. Menghitung Market Value Added (MVA)
Selain EVA, Market Value Added (MVA) merupakan salah satu alat pengukur kinerja
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, MVA merupakan perbedaan antara nilai
pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan.
Peningkatan
Market
Value
Added
(MVA)
dapat
dilakukan
dengan
cara
meningkatkatkan Economic Value Added (EVA) yang merupakan pengukuran internal
kinerja operasional tahunan, dengan demikian Economic Value Added (EVA).
Tabel 4.11
Perhitungan Market Value Added (MVA)
keterangan
Nilai pasar ekuitas
Nilai ekuitas yang di pasok
Total MVA
Sumber: data diolah tahun 2014
2009
2010
2011
2.567.531.925 2.934.322.200 3.423.375.900
54.339.300
54.339.300
54.399.300
2.513.192.625 2.879..922.900 3.368.976.600
Dari tabel di atas, nilai MVA di hasilkan mengalami kenaikan setiap tahunnya pada
tahun 2009 hasilnya sebesar 2.513.192.625 mengalami kenaikan dengan selisih
366.730.000 pada tahun 2010 dengan hasil sebesar 2.879.922.900. sedangkan nilai
kenaikan MVA tertinggi terjadi pada tahun 2011 dan kenaikan itu mencapai 85% yaitu
sebesar 3.368.976.600 dan kenaikan MVA yang cukup tinggi tersebut disebabkan harga
saham pada tahun 2009 dan 2010 juga naik menjadi 6.300. Dimana kenaikan harga
saham tersebut dipengaruhi oleh Buy Back atau harga pembelian kembali yang
dilakukan oleh PT. Indosat Tbk yang menyebabkan deviden dan net income menjadi
lebih kecil sehingga dihasilkan Earning Per Share (laba per saham) yang lebih tinggi.
Manajemen perusahaan telah berhasil dalam menciptakan kesesjahteraan pada
pemegang saham dan manajemen telah berhasil meningakatkan kekayaan perusahaan
dan kekayaan para pemegang saham.
4.2. Pembahasan Data Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Kinerja Keuangan Melalui Pendekatan Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added (MVA)
EVA merupakan suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi
dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya
modal (Cost Of Capital). EVA sebagai indikator dari keberhasilan manajemen dalam
memilih dan mengelola sumber-sumber dana yang ada di perusahaan tentunya juga
akan berpengaruh positif terhadap return pemegang saham.
Market Value Added (MVA) merupakan perbedaan antara nilai pasar perusahaan
(termasuk ekuitas dan utang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam
perusahaan. MVA secara teknis diperoleh dengan cara mengalikan selisih antara harga
pasar per lembar saham (Stock Price Per Share) dan nilai buku per lembar saham (Book
Value Per Share).
Kinerja keuangan PT. Indosat, Tbk melalui pendekatan EVA dan MVA bagi perusahaan
go public mampu menciptakan nilai tambah adalah satu bukti bahwa perusahaan
tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian bagi para investor yang
menanamkan modalnya. Begitu juga halnya PT.Indosat, Tbk menciptakan nilai tambah
berupa sesuatu yang sangat penting apalagi PT. Indosat, Tbk merupakan adidaya
dibidang telekomunikasi. Salah satu indikator penting yang dapat menilai kinerja
keuangan perusahaan adalah EVA dan MVA. EVA sendiri merupakan pedoman
penilaian yang berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja
manajemen.Sedangkan MVA dapat didefinisikan sebagai jumlah dimana nilai total
perusahaan telah terapresiasi diatas jumlah nilaiuang yang senyatanya diinvestasikan
kedalam perusahaan oleh para pemegang saham.
EVA yang positif menandakan bahwa perusahaan mampu menciptakan nilai tambah
bagi perusahaan dan pemilik modal. Sedangkan EVA yang negatif menandakan bahwa
perusahaan gagal atau tidak mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.
Sehingga nantinya EVA dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penetapan pencapaian
perusahaan.
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.1 sampai 4.5, tercatat bahwa EVA yang dimiliki PT.
Indosat Tbk mengalami naik turun atau fluktuatif. Hasil ini terbukti dari hasil Economic
Value Added (EVA) yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp 1.343.133.000.000 menurun
pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 505.364.000.000. Sedangkan pada tahun 2011
hasil EVA dari perusahaan mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 638.974.000.000
ketidakstabilan hasil EVA PT. Indosat, Tbk ini terjadi karena hasil dari EBIT dan TAX
perusahaan mengalami penurunan, sehingga mengakibatkan EVA perusahaan Indosat
juga menurun.
Penggunaan EVA dalam mengevaluasi proyek akan mendorong para manajer untuk
selalu melakukan evaluasi atas tingkat risiko proyek yang bersangkutan. Dengan EVA,
para manajer harus selalu membandingkan tingkat pengembalian proyek dengan tingkat
biaya modal yang mencerminkan tingkat risiko proyek tersebut. EVA dapat digunakan
untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih
tinggi dari pada biaya modalnya.Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang
dari total EVA yang positif menunjukkan bahwa proyek tersebut menciptakan nilai
perusahaan dan dengan demikian sebaiknya diambil.Sebaliknya, kegiatan atau proyek
tersebut tidak menguntungkan dan tidak perlu diambil.
Sedangkan dari hasil perhitungan MVA terlihat bahwa kinerja perusahaan PT. Indosat
Tbk mengalami kenaikan pada setiap tahunnya hal ini terlihat dari hasil Market Value
Added (MVA) pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 2.513.192.625 dan mengalami
kenaikan pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 2.879..922.900. pada tahun berikutnya
yaitu tahun 2011 hasil dari Market Value Added (MVA) mengalami kenaikan menjadi
sebesar Rp 3.368.976.600. peningkatan hasil Market Value Added PT. Indosat Tbk ini
dapat membuktian bahwa kinerja perusahaan cukup baik.
Kemakmuran pemegang saham dapat dimaksimumkan dengan memaksimumkan
perbedaan antara nilai pasar ekuitas dengan ekuitas (modal sendiri) yang diserahkan ke
perusahaan oleh para pemegang saham.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan kesimpulan bahwa EVA yang dimiliki PT.
Indosat, Tbk mengalami fluktuasi. Hasil ini terbukti tahun 2009 sebesar Rp
1.343.133.000.000 menurun pada tahun 2010 menjadi sebesar
Rp 505.364.000.000.
Sedangkan pada tahun 2011 naik menjadi Rp 638.974.000.000. Maka EVA bernilai impas
berarti bahwa perusahaan kurang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi
pemegang saham dan investor. Adapun keuntungan menggunakan EVA adalah sebagai
berikut:
a)
EVA dapat menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham.
b) EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba operasi tanpa
tambahan dana/modal.
c)
EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memecahkan semua
masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakannya sampai keputusan operasional
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaky dan Ary Legowo. 2002. Asosiasi antara EVA (Economic Value Added), MVA
(Market Value Added) dan Rasio Profitabilitas TerhadapHarga Saham. Tema, Vol III.
September.
Bringham, Eugene F & Houston, Joel F. 2006. Fundamental of Financial Management.Tenth
Edition, Yulianto, Ali Akbar (Penerjemah), 2006.Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Kesepuluh, Jakarta: Salemba Empat
Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan.Lampulo: ALFABETA.
Husnan & Pudjiastuti. 2006. Dasar-dasar manajemen keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta:RajaGrafindo
Persada
Ikatan Akuntan Indonesia, 2013. Standar Akuntansi Keuangan, per September 2007, Salemba
Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2001. Alat Manajemen Kontemporer untuk Melipatgandakan Kinerja Keuangan
Perusahaan: Balance Scorecard, Salemba Empat, Jakarta.
Munawir,S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Ketiga belas. Yogyakarta:
Liberty.
Ray, Sarbapriya. 2012. Efficacy of EconomicValue Added Concept in Business Performance
Measurement. Advance in Information Technology and Management (AITM). Vol. 2
No.2. 260-267.
Rudianto, 2006. Jakarta. Akuntansi Manajemen, Informasi untuk PengambilanKeputusan
Manajemen,Gramedia,
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung : ALFABETA
Warsono, 2003.Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Edisi Ketiga, Bayu Media
Publishing, Malang
Yaqub, Muhammad Shahbaz, et.all. (2015). Is Eva a better performance measure than
accounting measures? Evidence from Pakistani listed companies. Sci.Int (Lahore). 27 (2).
1425-1432.
Young, S. David and Stephen O’Byrne. 2001. EVA and Value-Based Management: A pratical
Guide to Implementation, Diterjemahkan oleh Lusy Widjaja.. Salemba Empat, Jakarta.
Download