Analisa Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada PT. Indosat, Tbk. Ach. Baihaki, SE., M.Sc Sudahri Yanto, SE Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Madura Abstrak There are many approachs to measuring financial performance, like accounting financial measurement and many ratios for it. But by those approachs, some limitations also have limitations and to solve them need another approach. This study was conducted to aim measuring financial performance of PT. Indosat, Tbk by Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) and to resolve the problems faced by the researchers by using quantitative descriptive approach. The results of this study stated that the EVA of PT. Indosat Tbk had volatily. So that EVA breakeven, means that company is less able to give value added for shareholders and investors. For evident, in 2009 is Rp 1,343,133,000,000 and decreased in 2010 about Rp 505.364.000.000,. In 2011 rose to Rp 638.974.000.000,-. In the other hand MVA of PT. Indosat, Tbk has increased every year. The evident from this study evidence in 2009 in 2.513.192.625,- and in 2010 rose to 2.879.922.900,- and increased in 2011 to 3.368.976.600,-. MVA in positivepoint shows that financial performance is already being implemented effectively and efficiently because it can add to the wealth of shareholders. Key Words: Financial Performance, Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA). I. PENDAHULUAN Tujuan umum dari pendirian sebuah usaha yaitu untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimumkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Oleh sebab itu untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan kemampuan untuk bersaing, yang mana hal tersebut ditentukan oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Tingkat kesehatan perusahaan bagi para pemegang saham sangatlah penting untuk meyakinkannya atas kondisi sebenarnya suatu perusahaan, sehingga modal yang telah dan akan diinvestasikan cukup aman dan mendapatkan tingkat return sesuai dengan yang diharapkan. Dalam mengukur kinerja keuangan, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana hasil pengukuran kinerja tersebut bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh para stakeholder. Maka untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, umumnya stakeholders menggunakan rasio-rasio keuangan. Analisis rasio keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa yang akan datang. Metode analisis rasio keuangan masih memiliki keterbatasan yang menyebabkan harapan dari berbagai pihak yang berkepentingan tidak dapat tercapai. Keterbatasan yang paling mendasar adalah bahwa analisis rasio keuangan tidak memperhitungkan adanya biaya modal (Cost Of Capital). Maka untuk mengatasi keterbatasan tersebut digunakan metode lain yaitu dengan menggunakan Economic Value Added (EVA) yang jika dibandingkan dengan alat pengukur lainnya EVA mempunyai hubungan yang paling erat dengan tingkat return saham. Selain konsep metode perhitungan EVA (Economic Value Added) terdapat konsep lain yang sangat erat kaitannya dengan EVA, yaitu konsep pengukuran MVA (Market Value Added). Pengukuran MVA menilai dampak tindakan manajer atas kemakmuran pemegang sahamnya sejak perusahaan tersebut berdiri, sementara EVA menilai ketidak-efektifan manajer pada perusahaan tersebut (Brigham & Houston, 2006:68). Dengan pengukuran yang berbasis apresiasi pasar tersebut akan didapatkan sebuah pengukuran kinerja yang secara tidak langsung adalah apresiasi pihak luar perusahaan dalam menilai perusahaan. PT. Indosat, Tbk. (PT. Indonesian Satellite Corporation, Tbk) didirikan sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) di bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia pada tahun 1967 dan mulai beroperasi sejak tahun 1969. Maka sebagai perusahaan yang bergerak di bidang tekhnologi informasi yang jasanya akan terus dibutuhkan dalam dunia yang semakin menuju tatanan dunia informasional berbasis tekhnologi, sangat layak untuk dilakukan analisa kinerja keuangannya. Analisa yang perlu dilakukan tidak hanya terbatas kepada analisa kinerja internal yang bersumber dari laporan keuangan, akan tetapi dalam hal ini sebagai perusahaan yang sudah go public perlu juga dilakukan analisa atas apresiasi pasar terhadap perusahaan tersebut. Apalagi Indosat beroperasi sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memonopoli penyelenggaraan jasa telekomunikasi Internasional yang pada tahun 1994 telah melakukan penjualan saham perdana (IPO) di tiga lebih dari satu bursa saham. Indosat telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan Bursa Efek New York (New YorkStock Exchange – NYSE). Sehingga dengan hal tersebut telah menjadikan Indosat sebagai BUMN pertama yang sahamnya tercatat di pasar modal Indonesia dan Amerika Serikat atau dikenal dengan istilah ”Dual Listing”1 Penciptaan suatu nilai bagi para pemegang saham sesuai dengan konsep MVA yaitu memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham yang dilakukan dengan memaksimumkan selisih antara Market Value Of Equity dengan jumlah yang ditanamkan investor ke dalam perusahaan. Penelitian ini akan mengumpulkan, mengolah, menyederhanakan, menyajikan dan menganalisa laporan keuangan dari PT. Indosat selama periode 2009-2011 dengan menggunakan pendekatanEconomic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA), dari hasil penelitian tersebut akan diketahui bagaimana kinerja keuangan PT. Indosat yang dapat dijadikan alat evaluasi bagi perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian ini, perlu dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan PT. Indosat, tbk dengan pendekatan Economic Value Added (EVA) ? 2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Indosat, tbk dengan pendekatan Market Value Added(MVA) ? 3. Bagaimana perbedaaan kinerja keuangan PT. Indosat, tbk dengan pendekatan EVA danMVA ? II. 1 Kajian Pustaka http://www.indosat.com/template/media/editor/files/INDOSAT%20Public%20Expose%202012.pdf. 2.1 Penelitian Terdahulu Yaqub, dkk (2015) melakukan penelitian tentang penggunaan EVA dan MVA untuk mengukur kinerja perusahaan yang mengukur dampak keputusan manajerial yang akan tergambar dalam return saham. Data yang digunakan adalah 90 perusahaan non industri keuangan yang terdaftar di bursa efek Karachi selama 6 tahun (2006-2011). Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa pengukuran kinerja dengan akuntansi lebih baik dibandingkan dengan EVA yang dijelaskan dengan MVA, akan tetapi EVA akan menjadi alternatif alat pengukuran kinerja untuk perusahaan-perusahaan di Pakistan. Ray (2012) melakukan penelitian tentang keberhasilan EVA dalam mengukur kinerja perusahaan di India. Dalam pengukuran efisiensi, EVA menjadi pengukuran efisiensi yang mendasar dan memotivasi manajer dengan baik untuk lebih efisien dalam mengelola dananya. 2.2. Laporan Keuangan 2.2.1. Pengertian dan Sifat Laporan Keuangan Laporan keuangan yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja sebuah entitas merupakan sebuah produk akuntansi. Akuntansi yang merupakan sebuah proses analisis bukti transaksi sampai menjadi laporan sesuai dengan standar dan prinsip yang berlaku umum sering menjadi andalan untuk mengukur kinerja yang luas dalam satuan angka yang dinyatakan dalam mata uang. Maka untuk mengungkapkan kinerja yang menyangkut keuangan diperlukan pemahaman yang baik tentang laporan keuangan sendiri. Munawir (2010:5) menyatakan bahwa pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas. Harahap (2007:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan. Adapun dalam PSAK (2012:10), laporan keuangan merupakan suatu penyajian struktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bisa menunjukkan kinerja keuangan perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga bisa menunjukkan posisi kekuatan entitas dari sisi stabilitas modal kerja dan menaksirkan keberlangsungan usaha yang dilakukan oleh entitas tersebut. 2.2.2. TujuanLaporan Keuangan Menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Karena pihak-pihak yang berkepentingan akan laporan keuangan sebuah perusahaan tidak hanya pihak internal, akan tetapi juga pihak eksternal. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut harus membaca laporan keuangan tersebut tidak bisa serta merta membaca laporan keuangan secara langsung, karena dalam laporan keuangan masih banyak hal-hal yang tersirat yang bisa diungkapkan setelah dilakukan analisa atas laporan keuangan tersebut. Tujuan dari analisa laporan keuangan adalah untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan bersangkutan (Munawir,2010:31). Maka berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen dan juga diperlukan untuk menilai dan meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan. 2.2.3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut Warsono (2003:25) ada 2 macam bentuk laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu Neraca dan Laporan laba rugi. A. Neraca Menurut Harahap (2007:107), neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajibankewajibannya atau utang, dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu. B. Laporan Laba-Rugi Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut PSAK (2012:11), laporan keuangan lengkap terdiri dari komponenkomponen berikut ini : a) Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode b) Laporan laba rugi komprohensif selama periode c) Laporan perubahan ekuitas selama periode d) Laporan arus kas selama periode e) Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain f) Laporan keuangan pada awal periode komprehensif yang di sajikan ketika entitas menerapakan suatu kebijakan akuntansi secara resrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasikasi pos-pos dalam laporan keuangan. 2.2.4. Kinerja Keuangan Perusahaan 2.2.4.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja di masa lalu, dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang memiliki realistis perusahaan dan potensi kinerja akan berlanjut. Standar Akuntansi Keuangan (2012:18) pengertian kinerja perusahaan terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (Return On Investement) atau penghasilan per saham (Earnings Per Share). Mulyadi (2001:416), menjelaskan bahwa penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan. 2.2.4.2. Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Menurut Husnan dan Pujiastuti (2006:70), umumnya rasio dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tipe dasar, yaitu : 1. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. 2. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang. 3. Rasio Aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektifperusahaan menggunakan sumber dananya. 4. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Untuk mengukur kinerja biasanya digunakan rasio-rasio profitabilitas. 2.3. Konsep Economic Value Added (EVA) 2.3.1. Tinjauan Economic Value Added (EVA) Dalam akuntansi manajemen, EVA juga telah popular sebagai alat untuk menilai kinerja (Performance) suatu pusat investasi. Rudianto, (2006:340) menjelaskan EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (Cost Of Capital). EVA sebagai indikator dari keberhasilan manajemen dalam memilih dan mengelola sumber-sumber dana yang ada di perusahaan tentunya juga akan berpengaruh positif terhadap return pemegang saham. Menurut Young dan O’byrne (2001:50) untuk perusahaan pengguna EVA, nilai pasar dari utang dapat di perkirakan, bahkan tanpa kehadiran pasar skunder dengan mendiskontokan arus kas mendatang ( pembayaran bunga dan pokok ) pada tingkat bunga yang berlaku. Dalam pengertian sempit ini EVA merupakan cara alternatif untuk meninjau kinerja perusahaan. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya modalnya.Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan bahwa proyek tersebut menciptakan nilai perusahaan dan dengan demikian sebaiknya diambil.Sebaliknya kegiatan atau proyek tersebut tidak menguntungkan dan tidak perlu diambil. Penggunaan EVA dalam mengevaluasi proyek akanmendorong para manajer untuk selalu melakukan evaluasi atas tingkat risiko proyek yang bersangkutan. Dengan EVA para manajer harus selalu membandingkan tingkat pengembalian proyek dengan tingkat biaya modal yang mencerminkan tingkat risiko proyek tersebut. 2.3.2. Perhitungan Economic Value Added (EVA) Berikut beberapa altenatif yang dapat digunakan sebagai acuan dalam perhitungan EVA Menurut Rudianto (2006:340) EVA dapat dihitung dengan: 1. EVA = NOPAT - Capital charges NOPAT (Net Operating Profit After Tax) atau laba bersih setelah pajak dapat di ketahui dari laporan laba rugi yang di hasilkan oleh perusahaan, sedangkan biaya modal dapat diketahui denagan melihat komposisi modal yang dimiliki perusahaan, seperti yang tercantum di posisi pasiva neraca yang di sajikan perusahaan. 2. EVA = EBIT - Tax – WACC EBIT = EarningBefore Interest And Tax (laba usaha sebelum bunga dan pajak). Tax = Pajak Penghasilan Perusahaan WACC = Weighted Average Cost Of Capital(biaya modal rata-rata) Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang. Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan manajemen dalam mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA sebagai berikut : a. Menghitung biaya modal (cost of capital) Biaya modal ini antara lain meliputi biaya hutang (cost of capital), biaya modal preveren (cost of preffered stock), biaya modal biasa (cost common stock), dan biaya laba di tahan (cost of retained earning ). b. Menghitung besarnya permodalan/pendanaan (capital structure). c. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbangWACC (wegtehted avaregecost ofcapital). d. Menghitung nilai EVA. 2.3.3. Keunggulan dan Kelemahan EVA Menurut Rudianto (2006:352), terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan dalam EVA antara lain sebagai berikut : Keunggulan EVA antara lain: a) EVA dapat menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham dimana EVA digunakan sebagai ukuran operasional dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan di dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham atau investor. b) EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba operasi tanpa tambahan dana/modal, pemberian pinjaman (piutang), dan menginvestasikan dana yang memberikan imbalan tinggi. c) EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memecahkan semua masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakannya sampai keputusan operasional sehari-hari. Kelemahan EVA antara lain: a) Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya biaya modal sendiri. Terutama dalam perusahaango puplicbiasa mengalami kesulitan dalam perhitungan sahamnya. b) Analisis EVA hanya mengukur faktor kuantitatisnya saja. Sedangkan untuk mengukur kinerja perusahaan secara optimum, perusahaan harus diukur berdasarkan faktor kuanititatif dan kualaitatif. 2.4. Market Value Added (MVA) 2.4.1. Tinjauan Market Value Added (MVA) Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Sasaran ini sudah pasti tidak hanya akan menguntungkan pemegang saham, tetapi juga akan membantu untuk memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien yang akan memberikan keuntungan ekonomi. Kemakmuran pemegang saham dapat dimaksimumkan dengan memaksimumkan perbedaan antara nilai pasar ekuitas dengan ekuitas (modal sendiri) yang diserahkan ke perusahaan oleh para pemegang saham (Husnan & Pudjiastuti, 2004:65). Sementara Young dan O’Byrne (2001:26) menyatakan bahwa Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan utang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. MVA secara teknis diperoleh dengan cara mengalikan selisih antara harga pasar per lembar saham (Stock Price Per Share) dan nilai buku per lembar saham (Book Value Per Share). Nilai pasar adalah nilai perusahaan.Yakni jumlah nilai pasar dari semua tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu.MVA meningkat hanya jika modal yang diinvestasikan mendapatkan angka pengembalian lebih besar dari pada biaya modal. 2.4.2. Perhitungan Market Value Added (MVA) Brigham (2006:6) menjelaskan Market Value Added (MVA) dirumuskan sebagai berikut : MVA = Nilai pasar dari saham - ekuitas modal yang diberikan pemegang saham. = (saham beredar) x (harga saham) – total ekuitas saham biasa. Warsono, (2003:47) menjelaskan bahwa besarnya nilai tambah ekonomis suatu perusahaan dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : MVA = Nilai pasar ekuitas - Modal ekuitas yang dipasok. 2.4.3. Kelebihan dan Kelemahan Market Value Added(MVA). Baridwan & Ary (2002:139), Menjelaskan tentang kelebihan MVA merupakan ukuran tunggal dan dapat berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend maupun norma industri, sehingga bagi pihak manajemen dan penyedia dana akan lebih mudah dalam menilai kinerja perusahaan. Sedangkan kelemahan MVA adalah, MVA hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan yang sudah go public saja. 2.4.4. Hubungan EVA dan MVA EVA dan MVA memiliki hubungan tidak langsung, Jika pada perusahaan memiliki sejarah EVA yang bagus maka secara tidak langsung juga memiliki MVA yang bagus juga. Harga saham yang merupakan unsur utama MVA, lebih tergantung pada ekspektasi kinerja di masa mendatang dari pada suatu kinerja historis oleh sebab itu, sebuah perusahaan dengan sejarah nilai EVA negatif dapat saja memiliki MVA yang positif, asalkan para investornya mengharapkan terjadinya suatu perubahan arah di masa mendatang. Warsono (2003:49), MVA perusahaan selama periode tertentu, secara teoritis dapat didefinisikan sebagai nilai sekarang dari seluruh EVA dimasa mendatang yang diharapkan (expected fulcure). Ini berarti MVA merupakan jumlah nilai sekarang dari keseluruhan EVA dimasa yang akan datang yang diharapkan. Jika sebuah perusahaan memiliki sejarah nilai-nilai EVA yang negatif, maka nilai MVA-nya kemungkinan juga negatif, begitu pula jika terdapat sejarah nilai-nilai EVA yang positif. Namun begitu, harga saham yang merupakan unsur utama dalam perhitungan MVA, lebih tergantung kepada ekspektasi kinerja dimasa mendatang daripada suatu kinerja historis.Oleh sebab itu, sebuah perusahaan dengan sejarah nilai EVA yang negatif dapat saja memiliki nilai MVA yang positif, asalkan para investornya mengharapkan terjadinya suatu perubahan arah dimasa mendatang. Berdasarkan definisi ini, jika investor mengharapkan EVA nol pada satu tahun yang akan datang,maka mereka mengharapkan tidak ada nilai yang diciptakan, sehingga saham akan dijual pada nilai bukunya. Saham akan dijual di atas nilai bukunya jika investor mengharapkan saham akan dijual di bawah nilai bukunya jika EVA yang diharapkan negatif. III. METODE PENELITIAN Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Kuantitatif. dengan mengumpulkan, mengolah, menyederhanakan, menyajikan dan menganalisa laporan keuangan dari PT. Indosat Tbk selama periode 2009-2011 dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Untuk memudahkan pengukuran variable yang akan menjadi bahan untuk analisa pada penelitian ini, maka beberapa variable tersebut didefinisikan sebagaimana berikut: 1. EVA (Economic Value Added) adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya dari pada ukuran lain. EVA = NOPAT (Net Operating Profit After Tax) - Capital Charges. NOPAT : Dapat di ketahui dari laporan laba rugi yang di hasilkan oleh perusahaan. Capital Charges: Dapat diketahui dengan melihat komposisi modal yang dimiliki perusahaan. EVA = EBIT - Tax – WACC. EBIT = Earning Before Interest And Tax (laba usaha sebelum bunga dan pajak). Tax = Pajak Penghasilan Perusahaan . WACC= Weighted Average Cost Of Capital (biaya modal rata-rata tertimbang). 2. MVA (Market Value Addded) adalah perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah di berikan. MVA =Nilai pasar dari saham - Ekuitas modal yang diberikan saham = (saham beredar) x (harga saham) - Total ekuitas saham biasa. MVA = Nilai pasar ekuitas - Modal ekuitas yang di pasok. IV. PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi DataPT. Indosat, Tbk (Periode 2009-2011) 4.1.1. Economic Value Added (EVA) EVA (Economic Value Added) adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya dari pada ukuran-ukuran lain. EVA menghitung semua biaya modal yang dimiliki oleh perusahaan dihitung dengan dikurangkan laba operasi bersih setelah pajak sehingga di peroleh nilai Rill (nyata) dari perusahaan tersebut. Hasil EVA yang negatif menandakan bahwa perusahaan gagal atau tidak mampu menciptakan nilai tambah bagi persahaan, sehingga nantinya EVA dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penetapan pencapaian perusahaan. Sebelum melakukan penghitungan EVA beberapa komponen yang harus di ketahui adalah : a. Suku Bunga Bebas Resiko Tingkat suku bunga bebas resiko ini didapatkan dari rata-rata suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka selama 3 tahun yang dihitung Perbulan. Table 4.1 Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (Periode 2009-2011) 2009 2010 2011 Januari 8.75 % 6.50 % 6.50 % Februari 8.25 % 6.50 % 6.75 % Maret 7.75 % 6.50 % 6.75 % April 7.50 % 6.50 % 6.75 % Mei 7.25 % 6.50 % 6.75 % Juni 7.00 % 6.50 % 6.75 % Bulan Juli 6.75 % 6.50 % 6.75 % Agustus 6.50 % 6.50 % 6.75 % September 6.50 % 6.50 % 6.50 % Oktober 6.50 % 6.50 % 6.50 % November 6.50 % 6.50 % 6.00 % Desember 6.50 % 6.50 % 6.00 % Jumlah 85.75 % 78.10 % 78.75 % Rata-Rata 7.14 % 6.50 % 6.56 % Sumber : www.bi.go.id Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada tahun 2009 terendah 6,50% dan tertinggi 8,75% dengan rata-rata 7,14% sedangkan SBI pada tahun 2010 nilai yang sering muncul 6.50% dengan rata-rata 6,50%, SBI pada tahun 2011 terendah 6,00% dan tertinggi 6,75% dengan rata-rata 6,56%. b. Tingkat Pengembalian Pasar (Rm) Tingkat pengembalian pasar (Rm) menggunakan indeks haraga saham gabungan (IHSG) setiap bulan selama 3 tahun dengan cara sebagai berikut: π π = πΌππ»πΊ π‘ − πΌππ»πΊ π‘ − 1 πΌππ»πΊ π‘ − 1 Table 4.2 Tingakat Pengambalian Pasar (Rm) (Periode 2009-2011) 2009 BULAN 2010 Awal Akhir Rm Awal Januari 1355.41 1332.67 -0.016777 2534.36 2610.8 Februari 1332.67 1285.48 -0.03541 2610.8 Maret 1285.48 1434.07 0.1155911 April 1434.07 1722.77 Mei 1722.77 Juni 2011 Akhir Rm Awal Akhir Rm 0.030161461 3581.57 3409.17 -0.048135315 2549.03 -0.023659415 3409.17 3470.35 0.017945717 2549.03 2777.3 0.089551712 3470.35 3678.67 0.060028527 0.2013151 2777.3 2971.25 0.069834011 3678.67 3819.62 0.038315478 1916.83 0.1126442 2971.25 2796.96 -0.058658814 3819.62 3836.97 0.004542337 1916.83 2026.78 0.0573603 2796.96 2913.68 0.041731022 3836.97 3888.57 0.013448111 Juli 2026.78 2323.24 0.1462714 2913.68 3069.28 0.053403256 3888.57 4130.8 0.062292822 Agustus 2323.24 2341.54 0.0078769 3069.28 3081.88 0.004105197 4130.8 3841.73 -0.069979181 September 2341.54 2467.59 0.0538321 3081.88 3501.3 0.136092255 3841.73 3549.03 -0.076189633 Oktober 2467.59 2367.7 -0.040481 3501.3 3635.32 0.038277211 3549.03 3790.85 0.068136928 November 2367.7 2415.84 0.020332 3635.32 3531.21 -0.028638469 3790.85 3715.08 -0.019987602 Desember 2415.84 2534.36 0.0490595 3531.21 3581.57 0.0142614 3715.08 3797.15 0.022091045 22989.92 24168.87 0.671614539 35972.37 37019.58 0.36646083 44712.41 44927.99 0.072509235 1915.82 2014.07 0.055967 2997.69 3084.96 0.030538 3726.03 3743.99 0.006042 Jumlah Rata-rata Sumber : www.bapepam.go.id Tingkat pengembalian pasar (Rm) pada tahun 2009 didapatkan dari ISHG akhir pada bulan januari 2009 di kurangi ISHG desember tahun 2008 dan di bagi ISHG desember tahun 2008 maka di peroleh Rm dengan rata-rata 0.055967. pada tahun 2010 diperoleh Rm dengan rata-rata 0.030538 sedangkan tahun 2011 diperoleh Rm dengan rata-rata 0.006042. c. Tingkat Pengembalian Individual (Ri) Tingkat pengembalian individual saham PT. Indosat Tbk dihitung berdasarkan harga saham bulanan selama 3 tahun, harga yang di gunakan adalah saat penutupan pasar dalam Bursa Efek Indonesia. Perhitungan retur saham ataupun kembalian individual saham PT. Indosat, Tbk dengan cara sebagai berikut: π π = ππ‘ − ππ‘−1 ππ‘−1 Table 4.3 Tingakat Pengembalian Individual (Ri) (periode 2009-2011) Bulan 2009 Awal 2010 Akhir Ri Awal 2011 Akhir Ri Awal Akhir Ri Januari 5750 5650 -0.017391 4725 5600 0.185185185 5400 4875 -0.097222222 Februari 5650 4200 -0.256637 5600 5100 -0.089285714 4875 5050 0.035897436 Maret 4200 4725 0.125 5100 5500 0.078431373 5050 5300 0.04950495 April 4725 5600 0.1851852 5500 5900 0.072727273 5300 5350 0.009433962 Mei 5600 5300 -0.053571 5900 5150 -0.127118644 5350 5250 -0.018691589 Juni 5300 4975 -0.061321 5150 4950 -0.038834951 5250 5100 -0.028571429 Juli 4975 5450 0.0954774 4950 4850 -0.02020202 5100 5450 0.068627451 Agustus 5450 5250 -0.036697 4850 4400 -0.092783505 5450 5250 -0.036697248 September 5250 5450 0.0380952 4400 5500 0.25 5250 5250 0 Oktober 5450 5150 -0.055046 5500 6000 0.090909091 5250 5350 0.019047619 November 5150 4850 -0.058252 6000 5400 -0.1 5350 5350 0 Desember 4850 4725 -0.025773 5400 5400 0 5350 5650 0.056074766 Jumlah 62350 61325 -0.120932 63075 63750 0.209028086 62975 63225 0.057403698 5195.83 5110.41 -0.010078 5256.25 5312.5 0.0174190 5247.917 5268.75 0.004783 Rata-rata Sumber: data diolah tahun 2014 Dari perhitungan tingkat pengembalian individual (Ri) di dapatkan hasil yang menurun hal ini terbukti dari hasil Rm tahun 2009 sebesar 0.055967 , menurun pada tahun 2010 sebesar 0.030538 dan kembali menurun pada tahun 2011 sebesar 0.006042. d. Perhitungan beta (β) Beta merupakan suatu parameter dari tingkat resiko suatu saham, beta dirumuskan sebagai berikut: π½= π ο ππ − ο π . ο π π . ο π₯ 2 − (ο π₯ 2 ) Dari perhitungan beta diatas dapat diketahui hasilnya bahwa pertumbuhan beta PT. Indosat dari tahun 2009 sampai 2011 mengalami fluktuatif hal ini terlihat dari hasil beta tahun 2009 yaitu sebesar 1.1788842% dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 yaitu sebesar 1.804217% sdangkan pada tahun 2011 hasil beta milik PT. Indosat mengalami penurunan menjadi sebesar 0.624251%. e. Perhitungan biaya modal hutang (Kd) Biaya modal di hitung dengan rumus : ππ = ππ . (1 − π‘) ππ = πππππ ππ’πππ βπ’π‘πππ ππππππ πππππππ Tabel 4.5 Perhitungan biaya modal hutang (Kd) (dalam jutaan rupiah) Keterangan 2009 2010 2011 Beban bunga 1.872.967 2.271.628 1.789.687 Hutang jangka 12.721.308 7.666.804 6.425.779 panjang Suku bunga (kd) 14% 29% 27% Pajak perusahaan 30% 33% 21% Factor koreksi (1-t) 70% 67% 79% Jumlah(Kd) 0.098% 0.194% 0.213% Sumber: data diolah tahun 2014 f. Perhitungan biaya modal ekuitas (Ke) Setelah di ketahui nilai variabel-variabel biaya modal saham, maka dapat di hitung nilai dari biaya modal saham dengan rumus sebagai berikut : πΎπ = π π + π½ (π π − π π) Ke = biaya modal Rf = tingakat pengembalian bebas resiko β = kovarians pengembalian perusahaan terhadap tingkat resiko pasar Rm = pengambalian rata-rata atas saham biasa Tabel 4.6 Perhitungan biaya modal ekuitas (Ke) keterangan 2009 2010 Rf (suku bunga SBI) 7.14 % 6.50 % Rm 0.055967 0.030538 β 1.178884 1.804217 Ke 1.892884 2.454217 Sumber data di olah tahun 2014 2011 6.56 % 0.006042 0.624251 1.280251 g. Menghitungbiaya modal rata-rata tertimbang (WACC). WACC merupakan penjumlahan antara modal saham dan cadangan modal yang dimiliki oleh perusahaan, saldo laba tidak diperhitungkan dalam nilai ekuitas, karena saldo laba hanya menunjukkan besarnya laba yang mampu diperoleh perusahaan pada tahun yang bersangkutan dan masih merupakan saldo laba yang belum dicadangkan perusahaan. Tabel 4.7 Perhitungan Weighted Average Cost Capital (WACC) (dalam jutaan rupiah) keterangan 2009 2010 2011 Hutang Jangka Panjang 12.721.308 7.666.804 6.425.779 Ekuitas 18.288.283 18.236.486 18.815.973 Total Struktur Modal 31.009.591 25.903.290 25.241752 Wd 41% 29% 25% We 59% 71% 75% Kd 0.098% 0.194% 0.213% Ke 1.892884 2.454217 1.280251 WACC 1.157 1.799 1.56 Sumber: data diolah tahun 2014 Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa WACC PT. Indosat, Tbk pada tahun 2009 sampai 2011 diketahui bahwa ekuitas mengalami kenaikan. Dari tahun 2009 naik sebesar 4,0% pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 naik9,7%. Dalam pengelolaan keuangan perushaan harus memperhitungkan bagaimana pengelolaan hutang dan ekuitas yang bagus agar dapat terus mempertahankan rasio keuangannya. Perusahaan harus memperhatikan bagaimana beban bunga hutang dan kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran nantinya, sehingga nantinya hutang bukan menjadi beban yang memberatkan perusahaan. h. PerhitunganEarning Before Interest And Tax (EBIT) Earning Before Interest And Tax (EBIT) di dapat dari hasil atau data laporan laba rugi EBIT di dapat dari perhitungan laba usaha di kurangi biaya lain-lain. Dalam artian sederhana laba perusahaan akan semakin meningkat ketika perusahaan bisa pada satu sisi lain menekan biaya-biaya atau bagaimana perusahaan meningkaatkan penerimaan jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran atas biaya-biaya. Adapun EBIT selama periode pengamatan sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil perhitungan laba usaha sebelum bunga dan pajak (Dalam Jutaan Rupiah) Keterangan Laba sebelum pajak (EBIT) 2009 Rp 2.231.993 2010 Rp 1.081.817 2011 Rp 1.181.900 Sumber: data diolah tahun 2014 Dari 4.8 diketahui hasil dari EBIT dari tahun 2009 sampai 2011 mengalami naik turun atau fluktuatif yaitu hasil tahun 2009 yang sebesar Rp 2.231.993.000.000 turun sebanyak 48% menjadi Rp 1.081.817.000.000 sedangakan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 9% dari tahun 2010 yaitu sebesar 1.181.900.000.000. i. Perhitungan Pajak Penghasilan (Tax) Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dibebankan kepada perusahaan atas kegiatan usaha pada proporsi tertentu. Pajak yang ditetapkan atas perusahaan tergantung besarnya laba yang dihasilkan suatu perusahaan. Semakin besar laba yang dihasilkan suatu perusahaan maka semakin besar pula pajak yang di bebankan kepada perusahaan tersebut. Tabel 4.9 Hasil perhitungan pajak penghasilan (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pajak Pajak Penghasilan 2009 Rp677.265 2010 Rp357.798 2011 Rp249.397 Sumber: data diolah tahun 2014 Pada tabel 4.9 menampilkan besarnya pajak yang dibebankan pada periode tahun 2009 sampai 2011. Ada kecenderungan pajak yang dibebankan kepada PT. Indosat Tbk mengalami penurunan dimana pada tahun 2009 pajak PT. Indosat Tbk sebesar Rp 677.265.000.000 menurun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 357.798.000.000 dan kembali menurun menjadi Rp 249.397.000.000 Hal ini wajar karena adanya penurunan laba yang diterima oleh PT. Indosat Tbk. j. Menghitung Economic Value Added (EVA) Dalam penghitungan Economic Value Added (EVA), biaya modal diperoleh dari perkalian antara WACC dengan jumlah modal yang diinvestasikan oleh perusahaan. Jumlah modal yang diinvestasikan perusahaan merupakan penjumlahan antara jumlah hutang jangka panjang dengan jumlah ekuitas dari perusahaan. Hasil perhitungan Economic Value Added sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil perhitungan Economic Value Added(EVA) (DalamJutaan Rupiah) Keterangan 2009 2010 EBIT 2.231.993 1.081.817 TAX 677.265 357.798 WACC x Jumlah Modal 211.595 218.655 EVA 1.343.133 505.364 Sumber: data diolah tahun 2014 2011 1.181.900 249.397 293.529 638.974 Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh penelitian tentang Economic Value Added (EVA) dapat diketahui hasil dari perhitungan selama periode 2009-2011 menglami kenaikan dan penurunan hal ini terbukti dari hasil EVA tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 1.343,133,000,000 mengalami penurunan pada tahun brikutnya sebesar Rp. 505.364,000,000. sedangkan pada tahun 2011 perhitungan di PT.Indosat Tbk mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 638.974,000,000 turunnya hasil perhitungan ini di sebabkan karena adanya ketidakstabilan antara laba sebelum bunga dan pajak. Nilai EVA ini mempresentasikan bahwa manajemen bekerja kurang baik pada tahun 2010, sedangakan pada tahun 2011 manajemen cukup baik dalam mengelola dana dari penyandang dana yaitu kreditur pemegang saham hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai EVA sekitar 20 % dari tahun 2010 ke tahun 2011. Nilai EVA yng diraih ini telah memberikan arahan yang jelas bagi pihak manajemen perusahaan untuk lebih memfokuskan kinerja mereka pada upaya meningkatkan nilai perusahaan. 4.2.1. Menghitung Market Value Added (MVA) Selain EVA, Market Value Added (MVA) merupakan salah satu alat pengukur kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, MVA merupakan perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan. Peningkatan Market Value Added (MVA) dapat dilakukan dengan cara meningkatkatkan Economic Value Added (EVA) yang merupakan pengukuran internal kinerja operasional tahunan, dengan demikian Economic Value Added (EVA). Tabel 4.11 Perhitungan Market Value Added (MVA) keterangan Nilai pasar ekuitas Nilai ekuitas yang di pasok Total MVA Sumber: data diolah tahun 2014 2009 2010 2011 2.567.531.925 2.934.322.200 3.423.375.900 54.339.300 54.339.300 54.399.300 2.513.192.625 2.879..922.900 3.368.976.600 Dari tabel di atas, nilai MVA di hasilkan mengalami kenaikan setiap tahunnya pada tahun 2009 hasilnya sebesar 2.513.192.625 mengalami kenaikan dengan selisih 366.730.000 pada tahun 2010 dengan hasil sebesar 2.879.922.900. sedangkan nilai kenaikan MVA tertinggi terjadi pada tahun 2011 dan kenaikan itu mencapai 85% yaitu sebesar 3.368.976.600 dan kenaikan MVA yang cukup tinggi tersebut disebabkan harga saham pada tahun 2009 dan 2010 juga naik menjadi 6.300. Dimana kenaikan harga saham tersebut dipengaruhi oleh Buy Back atau harga pembelian kembali yang dilakukan oleh PT. Indosat Tbk yang menyebabkan deviden dan net income menjadi lebih kecil sehingga dihasilkan Earning Per Share (laba per saham) yang lebih tinggi. Manajemen perusahaan telah berhasil dalam menciptakan kesesjahteraan pada pemegang saham dan manajemen telah berhasil meningakatkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham. 4.2. Pembahasan Data Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Kinerja Keuangan Melalui Pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) EVA merupakan suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (Cost Of Capital). EVA sebagai indikator dari keberhasilan manajemen dalam memilih dan mengelola sumber-sumber dana yang ada di perusahaan tentunya juga akan berpengaruh positif terhadap return pemegang saham. Market Value Added (MVA) merupakan perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan utang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. MVA secara teknis diperoleh dengan cara mengalikan selisih antara harga pasar per lembar saham (Stock Price Per Share) dan nilai buku per lembar saham (Book Value Per Share). Kinerja keuangan PT. Indosat, Tbk melalui pendekatan EVA dan MVA bagi perusahaan go public mampu menciptakan nilai tambah adalah satu bukti bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian bagi para investor yang menanamkan modalnya. Begitu juga halnya PT.Indosat, Tbk menciptakan nilai tambah berupa sesuatu yang sangat penting apalagi PT. Indosat, Tbk merupakan adidaya dibidang telekomunikasi. Salah satu indikator penting yang dapat menilai kinerja keuangan perusahaan adalah EVA dan MVA. EVA sendiri merupakan pedoman penilaian yang berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen.Sedangkan MVA dapat didefinisikan sebagai jumlah dimana nilai total perusahaan telah terapresiasi diatas jumlah nilaiuang yang senyatanya diinvestasikan kedalam perusahaan oleh para pemegang saham. EVA yang positif menandakan bahwa perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan pemilik modal. Sedangkan EVA yang negatif menandakan bahwa perusahaan gagal atau tidak mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Sehingga nantinya EVA dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penetapan pencapaian perusahaan. Dari hasil perhitungan pada tabel 4.1 sampai 4.5, tercatat bahwa EVA yang dimiliki PT. Indosat Tbk mengalami naik turun atau fluktuatif. Hasil ini terbukti dari hasil Economic Value Added (EVA) yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp 1.343.133.000.000 menurun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 505.364.000.000. Sedangkan pada tahun 2011 hasil EVA dari perusahaan mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 638.974.000.000 ketidakstabilan hasil EVA PT. Indosat, Tbk ini terjadi karena hasil dari EBIT dan TAX perusahaan mengalami penurunan, sehingga mengakibatkan EVA perusahaan Indosat juga menurun. Penggunaan EVA dalam mengevaluasi proyek akan mendorong para manajer untuk selalu melakukan evaluasi atas tingkat risiko proyek yang bersangkutan. Dengan EVA, para manajer harus selalu membandingkan tingkat pengembalian proyek dengan tingkat biaya modal yang mencerminkan tingkat risiko proyek tersebut. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya modalnya.Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan bahwa proyek tersebut menciptakan nilai perusahaan dan dengan demikian sebaiknya diambil.Sebaliknya, kegiatan atau proyek tersebut tidak menguntungkan dan tidak perlu diambil. Sedangkan dari hasil perhitungan MVA terlihat bahwa kinerja perusahaan PT. Indosat Tbk mengalami kenaikan pada setiap tahunnya hal ini terlihat dari hasil Market Value Added (MVA) pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 2.513.192.625 dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 2.879..922.900. pada tahun berikutnya yaitu tahun 2011 hasil dari Market Value Added (MVA) mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 3.368.976.600. peningkatan hasil Market Value Added PT. Indosat Tbk ini dapat membuktian bahwa kinerja perusahaan cukup baik. Kemakmuran pemegang saham dapat dimaksimumkan dengan memaksimumkan perbedaan antara nilai pasar ekuitas dengan ekuitas (modal sendiri) yang diserahkan ke perusahaan oleh para pemegang saham. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan kesimpulan bahwa EVA yang dimiliki PT. Indosat, Tbk mengalami fluktuasi. Hasil ini terbukti tahun 2009 sebesar Rp 1.343.133.000.000 menurun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 505.364.000.000. Sedangkan pada tahun 2011 naik menjadi Rp 638.974.000.000. Maka EVA bernilai impas berarti bahwa perusahaan kurang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi pemegang saham dan investor. Adapun keuntungan menggunakan EVA adalah sebagai berikut: a) EVA dapat menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham. b) EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba operasi tanpa tambahan dana/modal. c) EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memecahkan semua masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakannya sampai keputusan operasional sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaky dan Ary Legowo. 2002. Asosiasi antara EVA (Economic Value Added), MVA (Market Value Added) dan Rasio Profitabilitas TerhadapHarga Saham. Tema, Vol III. September. Bringham, Eugene F & Houston, Joel F. 2006. Fundamental of Financial Management.Tenth Edition, Yulianto, Ali Akbar (Penerjemah), 2006.Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh, Jakarta: Salemba Empat Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan.Lampulo: ALFABETA. Husnan & Pudjiastuti. 2006. Dasar-dasar manajemen keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Harahap, Sofyan Syafri. 2007. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta:RajaGrafindo Persada Ikatan Akuntan Indonesia, 2013. Standar Akuntansi Keuangan, per September 2007, Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi, 2001. Alat Manajemen Kontemporer untuk Melipatgandakan Kinerja Keuangan Perusahaan: Balance Scorecard, Salemba Empat, Jakarta. Munawir,S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Ketiga belas. Yogyakarta: Liberty. Ray, Sarbapriya. 2012. Efficacy of EconomicValue Added Concept in Business Performance Measurement. Advance in Information Technology and Management (AITM). Vol. 2 No.2. 260-267. Rudianto, 2006. Jakarta. Akuntansi Manajemen, Informasi untuk PengambilanKeputusan Manajemen,Gramedia, Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung : ALFABETA Warsono, 2003.Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Edisi Ketiga, Bayu Media Publishing, Malang Yaqub, Muhammad Shahbaz, et.all. (2015). Is Eva a better performance measure than accounting measures? Evidence from Pakistani listed companies. Sci.Int (Lahore). 27 (2). 1425-1432. Young, S. David and Stephen O’Byrne. 2001. EVA and Value-Based Management: A pratical Guide to Implementation, Diterjemahkan oleh Lusy Widjaja.. Salemba Empat, Jakarta.