BAB 6

advertisement
6
REAKSI OKSIDASI REDUKSI
A.
PENGERTIAN REDUKSI-OKSIDASI
B.
ATURAN BILANGAN OKSIDASI
C.
OKSIDATOR DAN REDUKTOR
D. REAKSI AUTOREDOKS (DISPOROPORSI)
E.
PENERAPAN REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
F.
TATA NAMA IUPAC BERDASARKAN BILANGAN OKSIDASI
Dalam kehidupan sehari-hari banyak peristiwa yang secara alami maupun
secara sengaja merupakan peristiwa reaksi reduksi oksidasi (Redoks).
Peristiwa alami yang dimaksud misalnya berkaratnya besi, kebakaran hutan,
dan sebagainya. Peristiwa secara sengaja antara lain membakar arang untuk
membuat sate, perlindungan pipa logam dalam tanah dengan logam lain,
penggunaan batu baterry dan aki sebagai sumber energi, dan sebagainya.
118
KIMIA X SMA
Setelah Anda mempelajari reaksi oksidasi reduksi diharapkan Anda dapat
membedakan bilangan oksidasi, menentukan oksidator reduktor, dan memberikan nama senyawa menurut IUPAC. Hubungan konsep yang satu dengan
yang lain dapat Anda perhatikan peta konsep di bawah ini.
REAKSI REDOKS
Mengalaami perubahan
konsep tentang
oksidasi
-reduktor
meningkatkan
melalui
melalui
pengikatan
oksigen
contoh
2Cu + O2
pelepasan
elektron
Na
menurunkan
melalui
bil.oksidasi
melalui
pelepasan
terjadi
oksigen
contoh
2CuO
- oksidator
reduksi
mendasari
pengikatan
elektron
contoh
contoh
Na+ + e
CuO + H2
Cu + H2 O
Cl2 + 2e
2Cltata nama
senyawa
untuk
senyawa
biner
contoh
CCl4
untuk
ion
poli atom
contoh
=
SO 4
Peta Konsep Reaksi Redoks
A. PENGERTIAN REDUKSI – OKSIDASI
Reaksi reduksi oksidasi, biasa disingkat dengan nama reaksi redoks.
Reaksi redoks berkembang dari beberapa konsep, yaitu:
1. Konsep Oksidasi Reduksi Ditinjau dari Penggabungan dan
Pelepasan Oksigen
Pada sekitar abad ke-18, konsep redoks dijelaskan sebagai berikut.
a. Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi penggabungan oksigen dengan unsur/
senyawa.
KIMIA X SMA
1) Penggabungan unsur dengan oksigen
Misalnya:
C + O2
→ CO2
S + O2
→ SO2
4 Na + O2
→ 2 Na2O
2 Ca + O2
→ 2 CaO
Dari contoh di atas: C, S, Na, dan Ca mengalami oksidasi.
2) Reaksi antara senyawa dengan oksigen
CH4 + 2O2
→ CO2 + 2H2O
(dikatakan CH4 dan C4H10
mengalami oksidasi)
2C4H10 + 13O2
→ 8CO2 + 10H2O
Reaksi suatu zat dengan oksigen ini ada yang berlangsung cepat
dan biasa disebut reaksi pembakaran, yang menghasilkan sejumlah
energi.
Contoh:
- reaksi pembakaran arang, ditulis: C + O2 → CO2 + energi
-
reaksi pembakaran gas elpiji yang komponen utamanya C3H8.
Ada juga reaksi oksidasi yang berlangsung lambat, misalnya reaksi
oksidasi pada logam (disebut korosi/perkaratan).
2Mg + O2
→ 2MgO
4Al + 3O2
→ 2Al2O3
4Fe + 3O2
→ 2Fe2O3
b. Reduksi
Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa
Misalnya:
HgO
→ Hg + O2
CuO + H2
→ Cu + H2O
Fe2O3 + 3C
→ 2Fe + 3CO
Contoh reaksi di atas HgO, CuO dan Fe2O3 melepaskan oksigen,
sehingga reaksinya disebut reaksi reduksi. Reaksi kimia tidak terbatas
hanya reaksi suatu zat dengan oksigen, maka konsep ini dipandang
kurang kias, sehingga pada awal abad ke-20, timbul konsep baru tentang
reaksi readoks.
119
120
KIMIA X SMA
2. Reaksi Oksidasi dan Reduksi Ditinjau dari Teori Elektron
a. Oksidasi adalah peristiwa
- pelepasan elektron,
- penambahan muatan positif, dan
- pengurangan muatan negatif.
Contoh:
Na → Na+ + 1e
(e = elektron bermuatan -1)
Reaksi di atas adalah oksidasi karena melepaskan elektron. Na
bermuatan nol (tak bermuatan) menjadi Na+ (muatan 1+) maka muatan
positif bertambah.
Contoh reaksi oksidasi yang lain adalah:
Ca → Ca2+ + 2e
Fe → Fe2+ + 2e
K → K+ + 1e
b. Reduksi adalah peristiwa
- penangkapan elektron,
- pengurangan muatan positif, dan
- penambahan muatan negatif.
Contoh: Cl2 + 2e → 2ClReaksi di atas adalah reduksi karena Cl menangkap elektron. Cl bermuatan nol (tak bermuatan) menjadi Cl- (bermuatan 1-) maka muatan positif berkurang.
Contoh reaksi reduksi yang lain adalah:
S + 2e
→
S2-
F2 + 2e
→
2F-
Br2 + 2e
→
2Br-
Reaksi oksidasi selalu disertai reaksi reduksi. Bila suatu zat
melepaskan elektron maka elektron itu akan ditangkap oleh zat lain.
Reaksi yang di dalam prosesnya terjadi serah terima elektron disebut
reaksi reduksi oksidasi (redoks).
Contoh:
Mg
→ Mg2+ + 2e
Cl2 + 2e
→ 2Cl-
Mg + Cl2 → MgCl2
(oksidasi, karena Mg melepaskan 2e)
+
(reduksi, karena Cl2 menangkap 2e yang
berasal dari Mg)
(redoks, karena gabungan oksidasi dan
reduksi)
KIMIA X SMA
Konsep redoks ini memang cukup mudah untuk menjelaskan reaksi-reaksi pembentukan senyawa ion, namun sukar untuk menjelaskan
reaksi-reaksi pembentukan senyawa kovalen.
Menyadari kelemahan konsep redoks ini, maka para ahli kimia
menyusun konsep baru yang lebih universal dan lebih mudah untuk
menjelaskan semua reaksi redoks, yaitu konsep bilangan oksidasi.
3. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Bilangan Oksidasi
Sebelum mempelajari konsep redoks ini, terlebih dahulu kita harus
mengenal bilangan oksidasi, yang juga sering disebut tingkat oksidasi.
Bilangan oksidasi (bilangan oksidasi) adalah bilangan atau muatan
yang seakan-akan dimiliki suatu unsur (unsur bebas, senyawa atau ion)
dalam rumus kimianya. Bilangan oksidasi ini dapat berupa bilangan
bulat atau pecahan, baik positif atau negatif.
Penetapan bilangan oksidasi ini berdasarkan pada komposisi
senyawa, keelektronegatifan unsur dalam senyawa dan beberapa aturan menurut perjanjian.
Menurut konsep ini:
• Oksidasi adalah reaksi/peristiwa yang disertai dengan
kenaikan bilangan oksidasi.
• Reduksi adalah reaksi/peristiwa yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi.
B. ATURAN BILANGAN OKSIDASI
Dalam menentukan bilangan oksidasi unsur dalam rumus kimianya,
diatur sebagai berikut.
1. Unsur bebas (tidak berikatan dengan unsur yang jenisnya lain), mempunyai bilangan oksidasi = 0.
Misalnya: Na, Cu, Fe, Al, O2, Cl2, Br2, N2, dan lain-lain.
2. Hidrogen dalam persenyawaan mempunyai bilangan oksidasi = +1
kecuali pada hidrida logam (NaH, CaH2, MgH2) bilangan oksidasi H =
-1.
3. Bilangan oksidasi oksigen dalam persenyawaan = -2 kecuali pada peroksida (H2O2, Na2O2, BaO2) bilangan oksidasi O = -1 dan pada OF2
bilangan oksidasi O = +2. Bilangan oksidasi O dalam superoksida
NaO2, KO2 = -1/2.
121
122
KIMIA X SMA
4. Logam dalam senyawanya mempunyai bilangan oksidasi
• logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) = +1
• logam golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) = +2
• logam golongan IIIA (Al) = +3
Contoh:
Bilangan oksidasi: K dalam K2SO4 = +1
K dalam KCl = +1
Ca dalam CaSO4 = +2
Al dalam Al2(SO4)3 = +3
Ca dalam Ca(HCO3)2 = +2
Ca dalam CaCl2 = +2
• logam golongan B/transisi, bilangan oksidasinya tergantung pada
ion negatif yang diikat oleh logam transisi tersebut.
Contoh:
AgNO3 → bilangan oksidasi Ag tergantung NO3- karena AgNO3
bersifat netral, maka bilangan oksidasi = +1
CuSO4 → bilangan oksidasi CuSO4 bersifat netral (muatannya =
nol), maka bilangan oksidasi Cu = +2
5. a. Bilangan oksidasi suatu ion sederhana, sama dengan muatan ion
tersebut.
Contoh:
Cl- bilangan oksidasi Cl = -1
S2- bilangan oksidasi s = -2
b. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion = muatan
ion tersebut
• Bilangan oksidasi S dalam SO42S + 4(-2) = -2
S - 8 = -2
S = +8 - 2
S = +6
Bilangan oksidasi S = +6
• Bilangan oksidasi N dalam NH4+
N + 4(+1) = +1
N + 4 = +1
N = -4 + 1 = -3
Bilangan oksidasi N = -3
KIMIA X SMA
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = nol
• Bilangan oksidasi S dalam H2SO4
2 . 1 + S + 4 (-2) = 0
2+S-8=0
S = +6
Bilangan oksidasi S = +6
• Bilangan oksidasi P dalam H3PO4
3. 1 + P + 4 (-2) = 0
3+P-8=0
P = +5
Bilangan oksidasi P = +5
• Bilangan oksidasi Cr dalam K2Cr2O7
2. 1 + 2Cr + 7 (-2) = 0
2 + 2 Cr - 14 = 0
2Cr = +12
Cr = +6
Bilangan oksidasi Cr = +6
7. Pada senyawa biner yang kedua atomnya nonlogam, nonlogam yang
keelektronegatifannya lebih besar mempunyai bilangan oksidasi negatif.
Misal:
ICl
→
Cl lebih elektronegatif, maka bilangan oksidasi Cl = -1
dan bilangan oksidasi I = +1
OF2
→
F lebih elektronegatif, maka bilangan oksidasi F = -1 dan
bilangan oksidasi O = +2
8. Atom dalam senyawa tertentu sekilas menunjukkan bilangan oksidasi
nol, hal ini dapat terjadi bila strukturnya tidak diperhatikan.
Misal pada senyawa: HCOH, sekilas bilangan oksidasi C adalah nol.
Struktur senyawa HCOH sebagai berikut.
O-2
+2
H-1 – C-1
– H+1
+1
Dari struktur ini dapat kita ketahui: bilangan oksidasi H = +1, bilangan
oksidasi O = -2, bilangan oksidasi C = +2 (terhadap atom O), dan -1 (terhadap atom H).
Sekarang marilah kita terapkan konsep bilangan oksidasi tersebut
dalam reaksi bilangan oksidasi seperti dijelaskan di muka, menurut konsep
ini adalah
123
124
KIMIA X SMA
1. Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi dengan kenaikan bilangan oksidasi.
Contoh:
Na+ + 1e
a. Na
0
oksidasi
b. Fe2+
+1
Fe3+ + 1e
+2
oksidasi
+3
2. Reduksi
Reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan oksidasi
Contoh:
a. Cl2 + 1e
2Cl-
0
reduksi
b. CuO + H2
-1
Cu + H2O
+2
reduksi
0
Reaksi yang di dalam prosesnya terjadi kenaikan dan penurunan
bilangan oksidasi disebut reaksi redoks (reduksi - oksidasi).
Contoh reaksi redoks:
a.
0
reduksi
-1
2Na + Cl2
0
b.
2NaCl
oksidasi
1
2Al + 3H2SO4
0
oksidasi
+1
reduksi
0
Al2(SO4)3 + 3H2
+3
KIMIA X SMA
C. OKSIDATOR DAN REDUKTOR
Pada reaksi oksidasi dan reduksi yang berlangsung serentak, misal:
0
-1
2Na + Cl2
-
-
2NaCl
0
+1
bilangan oksidasi Na berubah dari 0 menjadi +1 (Na mengalami oksidasi) dan disebut sebagai reduktor (pereduksi) karena menurunkan
bilangan oksidasi/mereduksi Cl2 (dari bilangan oksidasi 0 menjadi -1)
bilangan oksidasi Cl2 berubah dari 0 menjadi -1 (Cl2 mengalami reduksi) dan disebut sebagai oksidator (pengoksidasi) karena Cl2 mengoksidasi/ menaikkan bilangan oksidasi Na (dari 0 menjadi +1).
Kesimpulan:
• Reduktor adalah zat yang mengalami reaksi oksidasi.
• Oksidator adalah zat yang mengalami reaksi reduksi.
D. REAKSI AUTOREDOKS
Reaksi autoredoks (disproporsionasi) adalah reaksi di mana suatu zat
(unsur) dapat mengalami reaksi oksidasi dan sekaligus mengalami reaksi
reduksi.
Contoh:
0
oksidasi
+1
Cl2 + NaOH
0
reduksi
NaCl + NaClO + H2O
-1
E. PENERAPAN REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Reaksi redoks ada yang merugikan (misalnya kebakaran hutan,
perkaratan), tetapi banyak pula yang dapat diambil manfaatnya.
125
126
KIMIA X SMA
1. Untuk memisahkan logam dari bijihnya
Reduktor yang sering digunakan untuk pemisahan ini adalah gas CO.
Fe3O4 + 4CO ⎯→ 3Fe + 4 CO2
bijih besi
besi
2. Untuk melindungi pipa logam yang ditanam dalam tanah
Contoh: Pipa logam dari besi agar tidak berkarat (keropos)
dihubungkan dengan logam magnesium melalui suatu kawat. Dengan
cara ini yang rusak (keropos, habis) adalah magnesium. Setelah magnesium habis, secara periodik harus diganti dengan magnesium yang baru.
3. Pada pembakaran bahan bakar (arang, minyak tanah, bensin, dan sebagainya) yang digunakan untuk berbagai keperluan (memasak, untuk
industri, transportasi, dan sebagainya).
F. TATA NAMA IUPAC BERDASARKAN BILANGAN OKSIDASI
Salah satu manfaat bilangan oksidasi adalah untuk memberi nama
senyawa yang salah satu unsurnya mempunyai bilangan oksidasi lebih dari
satu macam.
Misalnya: N2 dan O2 dapat membentuk senyawa: N2O, NO, N2O3, NO2,
dan N2O5. Bagaimana cara memberi nama senyawa-senyawa tersebut?
Senyawa-senyawa yang salah satu unsurnya dapat mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu, selain memiliki nama yang sudah ditetapkan oleh
IUPAC sebelumnya, juga mempunyai nama alternatif dari IUPAC yang
diberikan berdasarkan bilangan oksidasinya.
Aturannya sebagai berikut
1. Senyawa Biner (terdiri atas 2 macam unsur)
a. Logam-nonlogam
Contoh:
Rumus
kimia
Nama
senyawa
Nama senyawa
menurut sistem stock
NaCl
CaBr2
natirum klorida
kalsium bromida
Al2O3
aluminium oksida
FeCl2
fero klorida
besi (II) klorida
FeCl3
feri klorida
besi (III) klorida
CeO
Cu2O
kupri oksida
kupro oksida
tembaga (II) oksida
tembaga (I) oksida
KIMIA X SMA
Jadi, khusus untuk logam yang dapat memiliki bilangan oksidasi lebih
dari satu macam cara memberi nama senyawanya:
Nama logam (bukan nama Latin), bilangan oksidasi logam ditulis
dengan angka Romawi dalam kurung, nama nonlogam + akhiran ida
b. Nonlogam-nonlogam
Khusus untuk unsur nonlogam yang di depan mempunyai lebih
dari satu larutan menyebutkan nama senyawanya sebagai berikut.
Nama unsur yang didepan (bukan nama Latin), bilangan oksidasi,
nama unsur yang di belakang + akhiran ida
Contoh:
Rumus
kimia
Nama
senyawa
Nama senyawa
menurut sistem stock
SO2
sulfur dioksida
belerang (IV) oksida
SO3
sulfur trioksida
belerang (VI) oksida
NO
N2O
nitrogen monoksida
dinitrogen monoksida
nitrogen (II) oksida
nitrogen (I) oksida
N2O5
dinitrogen pentaoksida nitrogen (V) oksida
NO2
nitrogen dioksida
nitrogen (IV) oksida
2. Senyawa yang Mengandung Ion Poliatom
a. Jika kation mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, berilah
angka Romawi setelah nama lkation (nama kation bukan nama
Latin).
Contoh:
Mn(SO4)2
: mangan (IV) sulfat
MnSO4
: mangan (II) sulfat
CuClO3
: tembaga (I) klorat
Cu (ClO3)2
: tembaga (II) klorat
Cr (NO3)3
: kromium (III) nitrat
b. Jika kation hanya mempunyai satu bilangan oksidasi, maka sertakan
bilangan oksidasi unsur di tengah dalam ion poliatom setelah nama
ionnya.
127
128
KIMIA X SMA
Rumus
kimia
Nama
senyawa
Nama senyawa
menurut sistem stock
Na2CrO4
natrium kromat
natrium kromat (IV)
Na2Cr2O7
natrium dikromat
natrium kromat (VI)
K2MnO4
kalium manganat
kalium manganat (VI)
KMnO4
kalium permanganat
kalium manganat (VII)
Na2SO3
natrium sulfit
natrium sulfat (IV)
Na2SO4
natrium sulfat
natrium sulfat (VI)
3. Senyawa Asam
Jika senyawa asam mengandung ion poliatom, maka nama ion
poliatom diberi akhiran -at, diikuti angka Romawi dari unsur dalam ion
yang bilangan oksidasinya lebih dari satu tersebut.
Contoh:
Rumus
kimia
Nama
senyawa
Nama senyawa
menurut sistem stock
HClO
HClO2
asam hipoklorit
asam klorit
asam klorat (I)
asam klorat (III)
HClO3
asam klorat
asam klorat (V)
HClO4
asam perklorat
asam klorat (VII)
HNO3
asam nitrat
asam nitrat (V)
HNO2
asam nitrit
asam nitrat (III)
KIMIA X SMA
nc i
u
K
a
Ka t
reaksi redoks
reduksi
oksidasi
korosi
idrida logam
senyawa biner
autoredoks
ion poliatom
kation
RANGKUMAN
Oksidasi adalah peristiwa atau reaksi:
• penangkapan oksigen,
• pelepasan elektron,
• penambahan muatan positif,
• pengurangan muatan negatif,
• penaikan bilangan oksidasi.
Reduksi adalah peristiwa:
• pelepasan oksigen,
• penangkapan elektron,
• penambahan muatan negatif,
• pengurangan muatan positif,
• penurunan bilangan oksidasi.
• Reaksi yang mengalami perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks (iri
reaksi redoks adalah terjadi perubahan
biloks).
• Oksidator adalah zat yang mengalami
penurunan bilangan oksidasi dan reduktor adalah zat yang mengalami kenaikan
bilangan oksidasi.
• Reaksi autoredoks adalah reaksi pada
suatu zat yang mengalami reaksi oksidasi
dan sekaligus reaksi reduksi
• Tata nama IUPAC berdasarkan bilangan
oksidasi
1. Senyawa biner
untuk logam-nonlogam: nama logam
bilangan oksidasi (yang mempunyai
bilangan oksidasi lebih dari satu),
nama nonlogam + akhiran ida
untuk nonlogam-nonlogam: nama
unsur, bilangan oksidasi, nama unsur
yang di belakang + akhiran ida
129
130
KIMIA X SMA
2. Senyawa yang mengandung ion
poliatom
jika kation mempunyai lebih dari satu
bilangan oksidasi, nama logam, bilangan okasidasi ion poliatom
jika kation hanya mempunyai satu
bilangan oksidasi, nama kation, nama
ion poliatom, bilangan oksidasi
3. Senyawa asam
Apabila mengandung ion poliatom
maka nama ion poliatom diberi akhiran -at dan diikuti bilangan oksidasi
P
ELATIHAN SOAL
I. Silanglah (X) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang tepat!
e. peristiwa
penangkapan
1. Reaksi di bawah ini termasuk
oksigen
reaksi oksidasi, kecuali ....
a. 4Na + O2 → 2Na2O
3. Reaksi yang merupakan reaksi
+
redoks adalah ....
b. K → K + e
2a. Ag+ + Cl+ → AgCl
c. S + 2e → S
b. Pb2+ + SO42- → PbSO4
d. Fe2+ → Fe3+ + e
e. Ag → Ag+ + ec. NaOH + HCl → NaCl + H2O
2. Di bawah ini pernyataan yang
d. H2 + l2 → 2Hl
benar
mengenai
reduksi,
e. Ba2+ + CO32- → BaCO3
kecuali ....
4. Pada perubahan ClO3- ⎯→ Cl-,
a. peristiwa
penangkapan
elektron
unsur
klorin
mengalami
b. peristiwa penurunan bilanperubahan bilangan oksidasi
gan oksidasi
sebesar ....
c. pengurangan muatan posia. 2
d. 5
tif
b. 3
e. 6
d. peristiwa
penambahan
c. 4
muatan negatif
KIMIA X SMA
5. Bilangan oksidasi belerang
dalam
belerang
trioksida
adalah ....
a. +2
d. +6
b. +3
e. +7
c. +5
6. Bilangan oksidasi P dalam kalsium fosfat adalah ....
a. +1
d. +4
b. +2
e. +5
c. +3
7. Bilangan oksidasi mangan yang
tertinggi
terdapat
pada
senyawa ....
a. H2MnO4
d. CaMnO4
b. MnO2
e. MnO3
c. KMnO4
8. Reaksi 2KMnO4 + 8H2SO4 +
10NaCl → K2SO4 + 5Na2SO4 +
2MnSO4 + 8H2O + 5Cl2
Dalam reaksi di atas yang
bertindak sebagai reduktor
adalah ....
d. Cl2
a. KMnO4
b. H2SO4
e. MnSO4
c. NaCl
9. Bilangan oksidasi belerang
dalam natrium nitrit adalah ....
a. +2
d. +6
b. +3
e. +7
c. +4
10. Pada reaksi autoredoks berikut:
Cl2 + NaOH → NaCl + NaClO2
+ H2O
Bilangan oksidasi atom klor berubah dari ... menjadi ... dan ....
a. 2 mennjadi -1 dan +3
b. 0 menjadi -1 dan +3
c. 0 menjadi -1 dan +1
d. 2 menjadi -1 dan +1
e. 0 menjadi +1 dan +3
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Berdasarkan konsep perubahan bilangak oksidasi, jelaskan pengertian:
a. reaksi oksidasi,
b. reaksi reduksi,
c. reaksi redoks?
2. Apakah reaksi di bawah ini merupakan reaksi redoks?
a. NaOH + HCl → NaCl + H2O
b. 2Na + Cl2 → 2NaCl
c. Fe + 2HCl → FeCl2 + H2
d. 2SO2 + O2 → 2SO3
e. AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3
f. Pb2+ + SO42- → PbSO4
g.
h.
i.
j.
2Al + 6H+ → 2Al3+ + 3H2
Zn + FeSO4 → ZnSO4 + Fe
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2
Cl2 + 2NaOH → NaCl + NaClO + H2O
131
132
KIMIA X SMA
3. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang dicetak senyawa berikut!
a. Na2O
h. K2Cr2O7
b. HCl
i. Na2S2O3
c. CaO
j. H2SO4
d. CO2
k. KMnO4
e. Cl2O7
l. Na3PO4
f. MnO
m. KClO4
g. Mn2O3
n. Al2(SO4)3
4. Sebutkan mana yang bertindak sebagai oksidator dan mana yang
bertindak sebagai reduktor dari reaksi-reaksi berikut!
a. 2Ca + O2 → 2CaO
b. 2Na + Cl2 → 2NaCl
c. 2Al + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2
d. 2SO2 + O2 → 2SO3
e. 2KMnO4 + 16HCl → 2KCl + MnCl2 + 8H2O + 5Cl
f. 3Cu + 8HNO3 → 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O
g. 2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4 → K2SO4 + 2MnSO4 + 8H2O + 10 CO2
5. Berilah nama senyawa di bawah ini!
a. FeO
g.
b. Fe2O3
h.
c. HgO
i.
d. Hg(NO3)2
j.
e. MnO2
k.
f. FePO4
l.
P2O5
PCl3
As2O5
Na3PO3
Ca3(PO4)2
Hgl2
Download