Ramadhan dan Pembangunan Karakter

advertisement
Ramadhan dan Pembangunan Karakter
Written by Admin
Senin, 08 Agustus 2011
Hakikat Puasa
Ramadhan adalah madrasah pembangunan karakter. Selama satu bulan jiwa dan raga Muslim
dibina dan ditempa dalam momen pembinaan Ilahi ini.Berbagai ibadah Ramadhan menjadi
sarana pembinaan menuju pribadi Muslim mulia. Sejatinya, berpuasa tidak hanya untuk
menahan lapar dan dahaga, namun menahan dari segala sesuatu yang dilarang Allah SWT.
Perbuatan yang mubah dilakukan di luar Ramadhan seperti makan, minum dan hubungan intim
suami isteri menjadi berbeda hukumnya ketika siang Ramadhan, bagaimana dengan perbuatan
yang memang pada dasarnya tidak boleh dilakukan? Rasulullah Saw. pernah memberikan
gambaran tentang hakikat puasa dalam sabdanya:
‫وﺸراﺒﻪ ﻃﻌاﻤﻪ ﻳدﻊ أﻦ ﻓﻲ ﺣاﺠﺔ ﻟﻠﻪ ﻓﻠﻴﺲ ﺑﻪواﻠﻌﻤﻞ اﻠزوﺮ ﻗوﻞ ﻳدﻊ ﻟﻢ ﻣﻦ‬
Artinya: “Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah SWT.
tidak berkepentingan ketika ia meninggalkan makan dan minumnya”. (HR. Bukhari).
Begitulah Rasul Saw. menetapkan standar penilaian puasa; mengaitkan puasa makan dan
minum dengan perbuatan dan perilaku. Puasa yang baik mampu memberikan pengaruh positif
terhadap prilaku dan moralitas seseorang. Puasa yang baik ketika seseorang mampu
merealisasikan spirit puasa dalam perkataan dan perbuatannya, dan begitu pula sebaliknnya.
1/8
Ramadhan dan Pembangunan Karakter
Written by Admin
Senin, 08 Agustus 2011
Tidak sedikit orang yang berpuasa namun belum bisa merealisasikan hakikat puasa yang
sebenarnya. Sehingga puasa dan ibadah Ramadhan tidak memberikan pengaruh positif secara
maksimal terhadap prilaku dan moralitasnya. Dalam hal ini Rasulullah Saw. mewanti-wanti
ibadah Ramadhan yang tidak bisa memberikan pengaruh positif terhadap pelakunya:
ْ‫ﻭَﺱَﻝّﻉَﻝَﻱْﻩِاﻠﻞَّﻩُﺹَﻝَّﻯاﻠﻞَّﻩِﺭَﺱُوﻞُ ﻕَاﻞَ ﻕَاﻞَﻩُﺭَﻱْﺭَﺓَ ﺃَﺏِﻱ ﻉَﻥ‬
َ‫َﻡ‬
:‫ﺭ‬
َّ‫ُﺏ‬
ٍ‫ﺹَاﺊِﻡ‬
َ‫ﻝَﻱْﺱ‬
ُ‫ﻝَﻩ‬
ْ‫ﻡِﻥ‬
ِ‫ﺹِﻱَاﻢِﻩ‬
‫ﺇِﻝَّﺍ‬
ُ‫اﻞْﺝُوﻊ‬
َّ‫ﻭَﺭُﺏ‬
ٍ‫ﻕَاﺊِﻡ‬
َ‫ﻝَﻱْﺱ‬
ُ‫ﻝَﻩ‬
ْ‫ﻡِﻥ‬
ِ‫ﻕِﻱَاﻢِﻩ‬
‫ﺇِﻝَّﺍ‬
ُ‫اﻠﺲَّﻩَﺭ‬
.
‫أﺨرﺠﻪ‬
‫اﺒﻦ‬
‫ﻣاﺠﻪ‬
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Rasulullah Saw. bersabda: “Berapa banyak orang yang
berpuasa namun hanya mendapat lapar dan dahaga, dan berapa banyak orang yang
melakukan qiyamullail namun hanya menahan tidurnya”. (HR. Ibnu Majah).
2/8
Ramadhan dan Pembangunan Karakter
Written by Admin
Senin, 08 Agustus 2011
Pembinaan Ramadhan
Secara umum pengaruh positif Ramadhan berupa dua hal; pertama, kokohnya kontrol internal
dalam diri Muslim.
Kedua,
pembiasaan.
Kontrol internal individu atau bisa disebut sebagai keimanan dan ketakwaan adalah modal
dasar bagi proses pembangunan karakter. Kontrol internal ini bisa melahirkan kekuatan jiwa
yang bersifat ekspansif dan defensif sekaligus. Kekuatan ekspansif mendorongnya untuk
melakukan dan menebar kebaikan seluas-luasnya. Dan kekuatan defensif mencegah dirinya
dari perbuatan buruk yang merugikan.
Kontrol internal dari dalam jiwa memiliki peran yang menentukan eksistensi kesalehan dirinya.
Dengan kontrol ini seorang Muslim diharapkan mampu eksis dalam kebaikan dan kebenaran.
Kontrol internal ini utama. Adapun kontrol eksternal yang datang dari luar berperan sebagai
pendukung. Kontrol internal selama berlandaskan kepada keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT. bersifat langgeng, kapan dan di mana saja. Namun tidak demikian kontrol eksternal,
karena ia tidak luput dari kelengahan dan kekeliruan. Kontrol eksternal bisa dalam bentuk
kontrol sosial, hukum dan seterusnya. Seorang pencuri mungkin takut mencuri ketika ada polisi,
namun polisi tidak selalu ada di mana-mana. Berbeda dengan kontrol internal individu, ia ada
kapan dan di mana saja individu tersebut.
Selama Ramadhan seorang Muslim dididik agar menjadi pribadi yang bertakwa. Puasa, sholat
wajib dan nawafil, tilawah, sedekah dan sebagainya, semuanya mengarah kepada tujuan la’alla
kum tattaquun
. Takut kepada Allah SWT.
3/8
Ramadhan dan Pembangunan Karakter
Written by Admin
Senin, 08 Agustus 2011
Puasa mengajarkan seseorang untuk menahan makan dan minum serta segala yang
membatalkan berdasarkan takwa atau takut kepada Allah SWT., yang berfungsi sebagai kontrol
individu bagi Muslim. Bisa saja tanpa takwa kepada Allah SWT. seseorang membatalkan
puasanya tanpa diketahui orang lain.
Sholat sebagai sarana komunikasi seorang Muslim kepada Sang Rabb, menjadikan keimanan
bersemai dalam dirinya. Iman kepada Allah SWT. menjadi modal utama bagi Muslim untuk
menumbuhkan kontrol individu dirinya. Sehingga diharapkan sholat yang dilakukan mampu
mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar. Allah SWT. berfirman: “Bacalah apa yang telah
diwahyukan kepadamu, yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan Sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan”. (Al-Ankabuut: 45).
Puasa dan sedekah bisa melahirkan karakter sosial yang positif; melahirkan rasa kepedulian
terhadap sesama. Rasa lapar dan dahaga bisa membuat seorang mukmin terdorong
meringankan penderitaan sebagian masyarakatnya. Sedekah juga menepis sifat kikir dan pelit
serta melatih seseorang untuk peduli dan mengasihi sesama. Allah SWT. berfirman: “
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka”. (QS At-Taubah 103).
Selanjutnya, selama satu bulan seorang Muslim dilatih untuk menjadi pribadi yang bertakwa.
4/8
Ramadhan dan Pembangunan Karakter
Written by Admin
Senin, 08 Agustus 2011
Latihan dan pembiasaan ini diharapkan berdampak mewarnai perilaku dan kondisi Muslim pada
waktu-waktu selain Ramadhan. Seorang Muslim secara total adalah hamba Allah SWT., tunduk
dan patuh kepadaNya baik di dalam maupun di luar Ramadhan. Bukan hambaNya ketika di
Ramadhan saja. Dengan pembiasaan dan latihan selama sebulan diharapkan nilai-nilai
Ramadhan mampu mewarnai sebelas bulan lainnya.
Saleh Sosial
Pribadi yang memiliki kontrol internal yang kokoh dan terbiasa berbuat kebaikan adalah aset
yang sangat berharga bagi masyarakat. Akumulasi individu seperti ini bisa diharapkan
membangun karakter sebuah Bangsa, dan sebuah masyarakat ataupun Bangsa tidak lain
hanyalah kumpulan dari individu-individu.
Pribadi demikian mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat, tidak menjadi trouble
maker
,
tetapi berpotensi sebagai
problem solver
.
Baik dalam hubungan sosial masyarakat adalah salah satu capaian yang diharapkan dari
berbagai ibadah mahdhah yang disyariatkan. Ia bisa menjadi indikator keberhasilan ibadah ma
hdhah
yang dilakukan. Seorang yang baik dalam ibadah
mahdhah
akan baik pula secara hubungan sosial, minimal tidak menjadi
trouble maker
5/8
Ramadhan dan Pembangunan Karakter
Written by Admin
Senin, 08 Agustus 2011
di masyarakatnya. Namun, jika ada orang yang senantiasa melakukan ibadah
mahdhah
tetapi tidak baik secara hubungan sosial, maka ia perlu meninjau kembali ibadah yang
dilakukannya. Sebuah kisah dan penjelasan Rasulullah Saw. mengisyaratkan hal ini:
‫ﻟﻪ ﻗاﻞ رﺠﻠﺎ أﻦ‬: ‫ﻳارﺴوﻞ‬،‫أﻨﻬﺎ ﻏﻴﺮوﺼدﻘﺘﻬﺎوﺼﻴاﻤﻬﺎﺻﻠاﺘﻬﺎ ﻛﺜرﺔ ﻣﻦ ﺗذﻜﺮ ﻓﻠاﻨﺔ إﻦ اﻠﻠﻪ‬
‫ﺗؤذﻲ‬
‫ﺟﻴراﻨﻬﺎ‬
‫ﺑﻠﺴاﻨﻬﺎ‬
‫ﻓﻘاﻞ‬
:
‫ﻫﻲ‬
‫ﻓﻲ‬
،‫اﻠﻨاﺮ‬
‫ﺛﻢ‬
‫ﻗاﻞ‬
:
‫ﻳارﺴوﻞ‬
‫اﻠﻠﻪ‬
‫ﻓﻠاﻨﺔ‬
‫ﺗذﻜﺮ‬
‫ﻣﻦ‬
‫ﻗﻠﺔ‬
‫ﺻﻠاﺘﻬﺎ‬
‫وﺼﻴاﻤﻬﺎ‬
‫واﻨﻬﺎ‬
‫ﺗﺘﺼدﻖ‬
‫ﺑاﻠاﺜواﺮ‬
‫ﻣﻦ‬
‫اﻠأﻘﻂ‬
‫ﺑاﻠﻘﻄﻊ‬
‫ﻣﻦ‬
‫اﻠﻠﺒﻦ‬
-(
‫اﻠﺠﻤﻴﺪ‬
)
‫وﻠﺎ‬
‫ﺗؤذﻲ‬
‫ﺟﻴراﻨﻬﺎ‬
‫ﻗاﻞ‬
:(
‫ﻫﻲ‬
‫ﻓﻲ‬
6/8
Ramadhan dan Pembangunan Karakter
Written by Admin
Senin, 08 Agustus 2011
‫اﻠﺠﻨﺔ‬
)
‫رواﻪ‬
‫اﻠاﻤاﻢ‬
‫أﺤﻤﺪ‬
Artinya: “Seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah Saw.: Wahai Rasulullah Saw. ada
seorang perempuan yang dikenal sering melakukan sholat, puasa dan sedekah, tetapi dia
menyakiti tetangganya dengan lisannya. Maka Rasulullah Saw. bersabda: dia masuk Neraka.
Kemudian laki-laki itu berkata: Wahai Rasulullah Saw. ada seorang perempuan dikenal sedikit
melakukan sholat, puasa dan bersedekah dengan sedikit susu, tetapi dia tidak menyekiti
tetangganya. Rasulullah Saw. bersabda: dia masuk Surga”. (HR. Ahmad).
Problematika sosial dengan berbagai bentuknya seperti krisis moralitas, krisis identitas,
kriminalistas dan lain sebagainya, merajalela disebabkan diantaranya karena tidak ada kontrol
internal individu dan pembiasaan untuk menghindari perilaku tidak baik.
Pribadi yang memiliki kontrol internal individu yang kokoh dan biasa berbuat baik mampu
menebar manfaat bagi sosialnya. Jika sebagai anggota dalam masyarakat, ia menjaga
stabilitas sosialnya, menjalin hubungan baik dengan sesama, dan jauh dari sikap menzalimi
orang lain. Dan jika sebagai pemimpin, kepemimpinannya akan membawa manfaat dan
kebaikan bagi sosialnya. Wallahu a’lam.
Ahmad Yani, MA.
7/8
Ramadhan dan Pembangunan Karakter
Written by Admin
Senin, 08 Agustus 2011
8/8
Download