BAB II DATA LAPANGAN DAN LITERATUR 2.1 Data Lapangan 2.1.1 Deskripsi Umum Proyek Gambar 2.1 Logo Hotel Mulia (Sumber: Manajemen Hotel Mulia) Jenis Proyek : Hotel Pengelola : Swasta Alamat : Jl. Asia Afrika Senayan, Jakarta 10270 Indonesia No. Telp : +6221 5747777 Fax : +6221 5747888 Web : www.hotelmulia.com 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Fungsi : 1. Sebagai tempat untuk menginap bagi wisatawan luar maupun dalam negeri. 2. Sebagai tempat melakukan kegiatan bisnis di luar kantor 3. Sebagai tempat penjamuan klien atau tamu penting dari pengunjung. 2.1.2 Profil Hotel Mulia Hotel Mulia merupakan hotel yang dimiliki Mulia Group. Hotel Mulia adalah sebuah kediaman mewah yang berada tepat di jantung distrik bisnis kota yang dapat dijangkau hanya beberapa menit dari daerah pemukiman utama Simprug, Permata Hijau dan Kemang. Hotel Mulia telah mengukir reputasi internasional sebagai salah satu hotel terbaik di Asia, yang terkenal karena furniture nya yang indah serta fasilitas dan keramahan yang sempurna. Hotel Mulia menerima penghargaan bergengsi diantaranya The Best City Hotel in Jakarta “TTG Travel Award” pada tahun 2009, International Five Star Diamond Award pada tahun 2003 dan 2004 serta Second Best Luxury Hotel in Jakarta-Euromoney Business Travel Poll pada tahun 2003, untuk itu hotel ini tetap menjadi pilihan yang lebih disukai bagi para businessman dan selebriti dalam negeri maupun luar negeri ketika berkunjung atau menginap di Jakarta. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.1.3 Visi dan Misi Hotel Mulia Visi Hotel Mulia adalah “To be the Best Independent Luxury Hotel offering personalized service and care”. Dari visi tersebut dapat diartikan bahwa Hotel Mulia memiliki visi menjadi satu-satunya hotel mewah terbaik yang menawarkan pelayanan dan perawatan yang sangat mengutamakan pelayanan seseorang dan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang tersebut. Misi Hotel Mulia adalah untuk melebihi apa yang diperkirakan oleh tamu, peduli dan memberi kepuasan pada pelanggan dan menjadikan pelanggan sebagai alasan para staff dan karyawan hotel bekerja. 2.1.4 Corporate Identity Hotel Mulia Ng, Sunarto dan Haswanto (2011:4) memaparkan bahwa logo Hotel Mulia mencerminkan ciri khas logo induk perusahaannya. Maka logo Hotel Mulia termasuk jenis logo endorsed dan diklasifikasikan sebagai lettermark. Logo ini terdiri dari bentuk segitiga dan warna kuning kecoklatan (ochre).Pada awal tahun 1980, Nuage Branding merancang desain logo untuk Mulia Group, sebuah perusahaan commercial real estate dan hotel developer terbesar di Indonesia. Desain logo menerapkan huruf pertama “M” dari nama Mulia Group dalam warna hijau sebagai warna perusahaan. Visualisasi logo Mulia Group membentuk sebuah ilusi tigadimensi yang mencerminkan ruang lingkup usahanya. 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.1.5 Aksesibilitas Hotel Mulia berlokasi sangat strategis karena dekat dengan kompleks olahraga Senayan (Gelora Bung Karno), lapangan golf Senayan, Jakarta Convention Center, dan Plaza Senayan. Selain itu, hotel bintang lima di Jakarta ini juga dekat dengan kawasan bisnis di jalan Jenderal Sudirman yang banyak berdiri gedunggedung perkantoran dan Bundaran HI (Patung Selamat Datang). Dari bandara Soekarno Hatta, Hotel Mulia Senayan Jakarta dapat dijangkau sekitar 25 menit dengan berkendara melalui jalan tol. Selain akses antar jemput di bandara, aksesibilitas yang disediakan Hotel Mulia antara lain akses khusus bagi penyandang cacat seperti kursi roda. 2.1.6 Kondisi Fisik Geografis Lokasi : Jl. Asia Afrika Senayan, Jakarta 10270 Indonesia Pemilik : Swasta Pengelola : Swasta Batasan Lingkungan : 1. Sebelah Utara Hotel Mulia menghadap ke Taman Anggrek Mall dan Tol Jakarta-Merak. Yang dimana back entrance Hotel Mulia menghadap ke sebelah utara. 2. Sebelah Selatan Hotel Mulia menghadap ke Senayan Golf Course dan Senayan City Mall. 3. Sebelah Timur Hotel Mulia menghadap ke Jakarta Convention Center (JCC) dan Gelora Bung Karno. Yang dimana main entrance Hotel Mulia menghadap ke sebelah timur. 4. Sebelah Barat Hotel Mulia menghadap daerah Permata Hijau. 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.2 Map Hotel Mulia (Sumber: www.hotelmulia.com) 2.1.7 Fasilitas yang disediakan oleh Hotel Mulia Fasilitas yang disediakan oleh Hotel Mulia antara lain executive lounge, business center, fitness center, dan swimming pool. 1. Executive Lounge Executive lounge ini menawarkan keistimewaan pemandangan kota Jakarta, sambutan unik di pintu utama, sarapan gratis dan teh atau koktail yang berkualitas yang disediakan. 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.3 Executive Lounge Hotel Mulia (Sumber: www.hotelmulia.com, 2015) 2. Business Center Business center ini tersedia 24 jam per hari untuk setiap kebutuhan para tamu. Selain sofa dengan kulit yang mewah, perabotatan dari marmer, dan fasilitas seperti mesin fax, mesin fotokopi dan printer laser tersedia untuk digunakan. Para staff hotel pun selalu siap untuk membantu para tamu. Gambar 2.4 Business Centre Hotel Mulia (Sumber: www.hotelmulia.com, 2015) 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Fitness Center Berlokasi di lantai 5 Hotel Mulia, Fitness Centre ini dapat digunakan bagi para tamu dan member pribadi. Jam operasional berlaku mulai dari pukul 05.00 hingga 23.00. Gambar 2.5 Fitness Center Hotel Mulia (Sumber: Dokumen Pribadi) 4. Swimming Pool Swimming Pool yang memiliki luas 30 meter di outdoor ini dapat dinikmati sambil menikmati udara di sekitar kolam sambil minum dan makan makanan ringan di pool bar yang disediakan. Gambar 2.6 Swimming Pool Hotel Mulia (Sumber: Dokumen Pribadi) 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.1.8 Data Pengelola Staff Hotel Mulia 2.1.8.1 Struktur Organisasi Pengelolaan Hotel Mulia Sebuah hotel, kecuali hotel kecil adalah sama dengan perusahaan-perusahaan bisnis lain, yaitu tidak mungkin dikelola oleh satu orang. Oleh karena itu pembagian tanggung jawab dalam mengelola sebuah hotel merupakan hal yang penting. G.M Secretary to G.M Controller E.A.M HRD Engineer Security Mrktg & Sales Logis Ass. Controller Front Officer HK P.R MD F&B Account Gambar 2.7 Struktur Organisasi Hotel Mulia (Sumber: Manajemen Hotel Mulia) Masing-masing job description, yaitu: 1. General Manager (G.M) General Manager adalah puncak pimpinan dari sebuah manajemen hotel sekaligus bertanggung jawab atas keseluruhan penyelenggaraan hotel dan kinerja seluruh karyawannya. 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Secretary to G.M Secretary to G.M adalah sekretaris pembantu General Manager dalam hal mempermudah dan memperlancar kerja pimpinan melalui pengaturan waktu dan distribusi informasi yang efisien, mendistribusikan informasi dari kantor pimpinan secara jelas dan akurat, mendukung kelancaran alur kerja antara kantor pimpinan dengan bagian-bagian lainnya, memberikan peluang kepada pimpinan untuk lebih berfokus pada hal-hal strategis dan memiliki dampak jangka panjang, dan memberikan masukan positif dan inisiatif untuk perbaikan perusahaan. 3. Executive Assistan Manager (E.A.M) Executive Assistan Manager adalah wakil General Manager. Penanganan tugas-tugas manajemen yang telah dirumuskan dan diarahkan oleh General dikomunikasikan Manager untuk Manager kepada dilaksanakan Executive selanjutnya dan Assistan diteruskan ke Departemen Head. 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4. Controller Controller adalah akuntan internal hotel. Controller bertanggung jawab atas efektivitas pengelolaan administrasi dan penyajian data keuangan yang disusun setiap hari.Ia akan dimintai pendapat dan pandangannya dalam hal keuangan hotel. 5. Human Resources Development (HRD) HRD Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola sumber daya manusia untuk keberhasilan hotel. HRD Manager harus menguasai hukum dan perundang-undangan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, baik lokal, nasional, maupun internasional. Ia bertugas menerima dan mengangkat pegawai baru, menyelenggarakan semua administrasi kepegawaian dan kegiatan karyawan, serta mengadakan pelatihan terhadap karyawan. 6. Security Director Security Director bertanggung jawab atas keamanan hotel secara keseluruhan. Ruang lingkup pengamanan hotel meliputi para karyawan, para tamu, dan aset hotel.Security perlu menciptakan 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ kondisi yang aman sehingga tamu betah tinggal di hotel dan para karyawan bekerja dengan nyaman. 7. Engineering Engineering adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pemeliharaan, pengelolaan, dan perbaikan seluruh aset yang meliputi: gedung hotel, perlengkapan mekanik dan elektronik, dan energi hotel. Pengelolaan listrik, gas, dan air juga merupakan tanggung jawab engineering. 8. Logist Logist bertanggung jawab atas keberadaan material-material hotel yang berada di gudang, pengiriman barang-barang/material dari para supplier untuk masuk stok gudang, pengeluaran barang-barang/material dari gudang sesuai bon pengeluaran dan barang yang telah di tanda tangani pelaksana, mandor dan kepala pelaksana, pencatatan stok barang yang berada di gudang dan pemberian laporan ke bagian pembelian tiap bulan, pengajuan permintaan barang/material yang sudah tidak ada di gudang (stok habis) serta menjaga kebersihan situasi dan keamanan di gudang sehingga tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran dan pencurian yang diakibatkan oleh karena kelalaian petugas gudang. 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9. Marketing and Sales Director Marketing and Sales Director adalah pejabat yang menentukan keberhasilan hotel dalam menjual produk hotel kepada konsumen. 10. Front Office Manager FO Manager adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab atas pengelolaan kantor depan. 11. Housekeeper (HK) Housekeeper adalah pemimpin departemen yang memiliki kemampuan merencanakan, mengorganisasi dan mengevaluasi pekerjaan di bidang house keeping.Ia bertanggung jawab atas kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum yang dimiliki hotel. 12. Food & Beverage Manager F&B Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola Food and Beverage Department Untuk dapat menyajikan makanan dan minuman berkualitas yang disenangi tamu.Merencanakan menu, memastikan bahwa setiap bawahanya dapat menyajikan makanan dengan cepat dan ramah, dan mengendalikan biaya Food and Beverage Department. (Sumber: Manajemen Hotel Mulia). 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.1.8.2 Standar Operasional Hotel Mulia Standar operasional yang diterapkan oleh Hotel Mulia ini, antara lain: 1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Front Office a. Reservasi melalui E-Mail/Website 1) Memasukkan data reservasi tamu ke sistem, sesuai dengan tipe kamar dan lama tamu menginap; 2) Menuliskan semua data-data menyangkut tentang special yang request, honeymoon package, birthday celebration, dan lain-lain; 3) Memasukkan data reservasi tamu ke file Front Office sesuai dengan tanggal, bulan dan tahun. b. Reservasi melalui telepon 1) Greeting ke tamu, sesuai dengan waktu saat menerima telepon; 2) Menanyakan nama tamu secara lengkap; 3) Menanyakan tipe kamar dan berapa hari tamu akan menginap; 4) Memberikan harga kamar kepada tamu apabila harga telah disepakati maka proses reservasi dilanjutkan; 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5) Meminta nomor telepon tamu dan nomor kredit card sebagai garansi; 6) Menjelaskan ke tamu tentang prosedur reservasi dan prosedur pembatalan reservasi secara lengkap dan benar; 7) Menutup pembicaraan telepon dengan greeting, ucapan terima kasih dan tak lupa menyebutkan nama tamu tersebut; 8) Menuliskan detail di formulir reservasi, input ke system, dan file sesuai tanggal dan bulannya. c. Persiapan sebelum tamu check in 1) Bersihkan dan rapikan area sekitar Front Office dan area Lobby; 2) Siapkan semua data-data dan kelengkapan reservasi dan registrasi yang dibutuhkan; 3) Print guest in house list, arrival dan departure untuk departemen Housekeeping dan F&B; 4) Mempersiapkan cold towel; 5) Mempersiapkan welcome letter dan meminta tanda tangan GM; 6) Mempersiapkan welcome drink; 7) Check kelengkapan fasilitas kamar dan meletakkan welcome letter yang sudah 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ ditandatangani oleh GM di meja tulis dalam kamar yang sesuai; 8) Siapkan kunci kamar tamu yang akan check-in. d. Tamu check in 1) Sambut tamu di depan hotel dan ucapkan selamat datang; 2) Membawakan tas/koper tamu ke lobby; 3) Mempersilahkan tamu untuk duduk; 4) Menyuguhkan ke tamu welcome drink dan cold towel; 5) Jelaskan dan informasikan kepada tamu tentang service dan fasilitas hotel; 6) Jelaskan dan informasikan kepada tamu waktu breakfast dan afternoon tea. e. Registrasi 1) Menyerahkan formulir registrasi untuk dilengkapi oleh tamu; 2) Meminta identitas tamu untuk di foto copy; 3) Mempersilahkan kepada tamu untuk mengisi formulir registrasi dengan lengkap; 4) Tamu dan Resepsionis harus menandatangani formulir registrasi yang telah lengkap diisi; 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5) Menyimpan registrasi tamu di file Front Office sesuai dengan nomor kamar; 6) Mempersilahkan dan mengantar tamu ke kamar; 7) Membawa tas dan koper tamu ke kamar. f. Pelayanan selama tamu menginap 1) Mengucapkan salam setiap bertemu tamu (usahakan untuk mengingat dan menyebut nama tamu); 2) Dengan ramah memberikan penjelasan kepada tamu apabila tamu meminta informasi. g. Persiapan sebelum tamu check out 1) Mempersiapkan transportasi apabila ada permintaan dari tamu; 2) Mempersiapkan bill-bill tamu secara detail; 3) Check harga kamar dan lama tamu menginap sudah sesuai; 4) Meminta Housekeeping untuk check Mini Bar sebelum tamu meninggalkan kamar; 5) Print bill tamu; 6) Berikan bill kepada tamu, sesuai dengan kamar tamu masing- masing beserta data pendukung seperti bill restaurant, spa, dan lain-lain. 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ h. Pembayaran 1) Apabila pembayaran secara tunai dalam bentuk Rupiah harus di check secara detail di hadapan tamu; 2) Apabila pembayaran dalam bentuk uang asing harus disesuaikan dengan kurs rupiah yang berlaku; 3) Pembayaran secara kartu kredit maupun kartu debit, saat melakukan transaksi nominal uang dilihat secara detail supaya tidak terjadi kesalahan saat melakukan transaksi; i. Tamu check out 1) Meminta kunci kamar dari tamu; 2) Mengecek kamar apabila ada barang tamu yang tertinggal; 3) Membantu tamu membawa tas/koper ke depan hotel; 4) Menanyakan kesan-kesan selama tamu menginap dan meminta waktu untuk mengisi buku Guest Comment yang ada di Lobby. 5) Mengucapkan terimakasih kepada tamu karena telah menginap di Hotel Mulia Jakarta. 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ j. Setelah tamu check out 1) Merapikan bill-bill tamu yang sudah chekout; 2) Memeriksa kembali bahwa jumlah tamu yang cek out sudah sesuai di system; 3) Memberikan semua bill tamu yang sudah check out beserta semua data pendukung ke Accounting untuk di proses lebih lanjut. (Sumber: Manajemen Hotel Mulia) 2. Standar Operasional Prosedur (SOP) House Keeping Standar Opersional Prosedur House Keeping diperuntukkan untuk mempermudah para hotelier untuk bekerja sesuai standar sehingga mempermudah pekerjaan dan dibutuhkan koordinasi antara masing-masing staff untuk bekerja sesuai dengan prosedur yang ada tanpa melakukan tumpang tindih dalam pekerjaan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan bagi house keeping departement dalam memulai shift pekerjaan terurut dan terkoordinasi dengan baik sebagi berikut: a. Persiapan Awal Shift Mengambil Guest List (arrival, guest in house and departure) di Reception yang berfungsi untuk mengetahui kamar mana yang 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ seharusnya dibersihkan dan kamar mana yang harus di cek kelengkapannya sehingga memudahan koordinasi antara pekerjaan house keeping dan reception. Menyiapkan peralatan (chemical, toilet brush, shampo, shower gel, body lotion, squize, sapu, lap/dusting, mop/pell lantai), menyiapkan trolley untuk membawa tas atau koper dan barang bawaan para tamu, memesan barangbarang keperluan kamar yang belum lengkap dengan mengisi formulir pemesanan, mempersiapkan kamar untuk tamu check in seperti memastikan bed, sheet, duve cover, bed protector, pillow benar-benar bersih sesuai dengan standar kebersihan lalu mengecek AC, TV, safety box, lampu, wardrobe, water heater dan membuat trouble report jika ada yang perlu diperbaiki oleh engineering, membersihkan wastafle/wash basin, membersihkan toilet, melengkapi bath towel, hand towel, face towel, bath mat, aqua small, tissue roll, tissue box, shower cap, sabun, bottle amenities (shampo, shower gell, body lotion) plastik laundry, laundry list dan mengecek exhaust di bathroom bahwa sudah berfungsi dengan baik dan terakhir memberi pengharum ruangan. (Sumber: Manajemen Hotel Mulia) 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.1.8.3 Flow/Uraian Kegiatan Pengelola Hotel a. Staff Hotel Staff berjalan dari area parkir menuju pintu masuk khusus staff/karyawan Staff datang menuju area parkir khusus staff/karyawan Staff duduk di tempat kerja dan bekerja sesuai jam kerja Staff berdiri melakukan pemeriksaan handheld detectordan berjalan melewati walkthrough metal detector Staff melakukan absensi datang di ruang absensi dengan finger print (absen elektronik) yang sudah terpasang Staff memasuki ruang kerja sesuai jabatan masing-masing Staff melakukan absensi pulang di ruang absensi dengan finger print (absen elektronik) yang sudah terpasang Staff berjalan dari ruang absen menuju pintu keluar khusus staff/karyawan dan menuju area parkir Gambar 2.8 Skema Kegiatan Staff Hotel (Sumber: Manajemen Hotel Mulia) b. Karyawan Hotel Karyawan berjalan dari area parkir menuju pintu masuk khusus staff/karyawan Karyawan datang menuju area parkir khusus staff/karyawan Karyawan duduk/berdiri di tempat kerja dan bekerja sesuai jam kerja Karyawan melakukan absensi pulang di ruang absensi dengan finger print (absen elektronik) yang sudah terpasang Karyawan berdiri melakukan pemeriksaan handheld detectordan berjalan melewati walkthrough metal detector Karyawan berjalan menuju loker dan berganti pakaian seragam hotel sesuai jabatan masing-masing Karyawan melakukan absensi datang di ruang absensi dengan finger print (absen elektronik) yang sudah terpasang Karyawan berjalan dari ruang absen menuju pintu keluar khusus staff/ karyawan dan menuju area parkir Gambar 2.9 Skema Kegiatan Karyawan Hotel (Sumber: Manajemen Hotel Mulia) 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.1.9 Data Pengunjung Hotel 2.1.9.1 Identifikasi Pengunjung Hotel Mulia Berdasarkan Kebangsaan Pengunjung Hotel Mulia berdasarkan kebangsaaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: No. Kebangsaan Jumlah Pengunjung(% per bulan) 1. Asia 35 2. Eropa dan Amerika 20 3. Dalam Negeri 55 Tabel 2.1 Tabel Identifikasi Pengunjung Hotel Berdasarkan Kebangsaan (Sumber: Manajemen Hotel Mulia) 2.1.9.2 Identifikasi Pengunjung Hotel Mulia Berdasarkan Pekerjaan Pengunjung Hotel Mulia berdasarkan pekerjaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: No. Pekerjaan Jumlah Pengunjung(% per bulan) 1. Pemerintahan 25 2. Swasta 60 3. Public Figure 15 Tabel 2.2 Tabel Identifikasi Pengunjung Hotel Berdasarkan Pekerjaan (Sumber: Manajemen Hotel Mulia) 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.1.9.3 Identifikasi Pengunjung Hotel Mulia Berdasarkan Gender Pengunjung Hotel Mulia berdasarkan gender dapat diklasifikasikan sebagai berikut: No. Gender Jumlah Pengunjung(% per bulan) 1. Laki-laki 60 2. Perempuan 40 Tabel 2.3 Tabel Identifikasi Pengunjung Hotel Berdasarkan Gender (Sumber: Manajemen Hotel Mulia) 2.1.9.4 Identifikasi Pengunjung Hotel Mulia Berdasarkan Usia Pengunjung Hotel Mulia berdasarkan usia dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Jumlah Pengunjung No. Usia (% per bulan) 1. Manula ( > 55 tahun ) 5 2. Orang Tua (45 tahun - 55 tahun) 25 3. Dewasa (17 tahun - 45 tahun) 60 4. Anak-anak ( < 17 tahun ) 10 Tabel 2.4 Tabel Identifikasi Pengunjung Hotel Berdasarkan Usia (Sumber: Manajemen Hotel Mulia) 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.2 Data Literatur 2.2.1 Tinjauan Umum 2.2.1.1 Pengertian Hotel 1. Secara Etimologis, secara harfiah, kata hotel dulunya berasal dari kata hospitium (bahasa latin), yang berarti ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara guest house dengan mansion house (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar tersebut disebut dengan hostel.1 2. Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM 37/PW. 340/MPPT-86, hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.2 3. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM10/PW-301/Phb.77, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan 1 Aan Surachlan Dimyati, Pengetahuan Dasar Hotel, (CV. Deviri Ganan: 1992), hlm.30 Agus Sulastiyono, Manajemen Penyelenggaraan Hotel, (Jakarta: Alfabeta: 2011), hlm. 5 2 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. 2.2.1.2 Sejarah Hotel Sejarah perkembangan hotel direntangkan dengan kilas balik ke masa peradaban awal dari manusia yang parallel dengan perjalanan penyebaran ke seluruh dunia dan jatuh bangunnya perekonomian. Dimulai pada tahun 1600 SM ketika Code Hammurabi muncul sebagai peraturan pertama bagi para pemilik kedai minuman, hingga awal tahun 1000 M bermunculan motel pertama di sepanjang jalur Sutera China. Pada tahun 1600-an, hotel berkembang bersamaan dengan perjalanan akbar di Eropa. Tahun 1974 berdiri city hotel pertama di Amerika. Perkembangan saloon (kedai minuman) di wilayah barat pada akhir tahun 1800-an hingga awal tahun 1900-an yang merupakan era keemasan bagi perhotelan. Pada awalnya hotel merupakan kedai minuman yang dikenal dengan istilah inn atau tavern yang menyediakan tempat pernanungan dan makanan bagi orang-orang yang dating untuk berdagang atau bekerja untuk sementara. Seiring dengan peningkatan pendapatan, kebutuhan akan kemewahan menuntut untuk dipenuhi. 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dengan uang dan waktu yang lebih banyak dimiliki, seseorang semakin termotivasi untuk melakukan perjalanan.Semakin banyak perjalanan yang dilakukan, semakin banyak hotel yang dibutuhkan sebagai tempat istrahat3. 2.2.1.3 Perkembangan Hotel di Indonesia Perkembangan usaha perhotelan di Indonesia bergulir selaras dengan kemajuan di bidang pariwisata.Awal mula dari tumbuhnya usaha hotel terjadi pada masa pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Dengan semakin maraknya orang-orang Belanda dan Eropa yang pergi ke Hindia Belanda, kebutuhan akan sarana akomodasi dirasakan makin meningkat pula. Sehubungan dengan kondisi tersebut maka di kotakota pelabuhan mulai didirikan hotel-hotel, seperti Hotel Des Indes di Batavia dan hotel lainnya yang tersebar di berbagai kota yakni Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar. Kemudian prasarana jalan raya dan sarana transportasi kereta api di Jawa mulai dikembangkan. Kemajuan ini dibarengi dengan perkembangan sarana akomodasi dan produksi perkebunan teh di daerah-daerah 3 Richard Sihite, Tourism Industry, (Surabaya: SIC, 2000), hlm. 12-41. 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pedesaan dan pegunungan yang berhawa sejuk (mountain resort). Pada tanggal 5 Agustus 1962 di Jakarta diresmikan pembukaan hotel Indonesia milik PT. Hotel Indonesia, sebuah perusahaan pemerintah dan merupakan hotel bertaraf internasional pertama di Indonesia. Setelah itu pada tahun 1966, banyak hotel-hotel yang turut diresmikan di berbagai penjuru kota seperti Samudera Beach Hotel di Pelabuhan Ratu, Ambarukmo Palace Hotel di Yogyakarta, Bali Beach di Pantai Sanur Bali, dan Hotel Kartika Chandra. Demikian perkembangan hotel hingga banyak munculnya hotel bertaraf internasional sampai sekarang. 2.2.1.4 Jenis dan Klasifikasi Hotel Rincian klasifikasi hotel4, antara lain sebagai berikut: 1. Klasifikasi hotel berdasarkan bintang, antara lain: a. Klasifikasi hotel berbintang satu (*) Persyaratan suatu hotel dikatakan hotel berbintang satu, antara lain: 4 Ir. Endar Sugiarto dan Sri Sulatiningrum, Pengantar Akomodasi danRestoran, (Gramedia Pustaka, 2001) 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1) Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar 2) Kamar mandi di dalam 3) Luas kamar standar, minimum 20 m2 b. Klasifikasi hotel berbintang dua (**) Persyaratan suatu hotel dikatakan hotel berbintang dua, antara lain: 1) Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar 2) Kamar suite, minimum 1 kamar 3) Kamar mandi di dalam 4) Luas kamar standar, minimum 22 m2 5) Luas kamar suite, minimum 44 m2 c. Klasifikasi hotel berbintang tiga (***) Persyaratan suatu hotel dikatakan hotel berbintang tiga, antara lain: 1) Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar 2) Jumlah kamar suite, minimum 2 kamar 3) Kamar mandi di dalam 4) Luas kamar standar, minimum 24 m2 5) Luas kamar suite, minimum 48 m2 d. Klasifikasi hotel berbintang empat (****) Persyaratan suatu hotel dikatakan hotel berbintang empat, antara lain: 1) Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2) Jumlah kamar suite, minimum 3 kamar 3) Kamar mandi di dalam 4) Luas kamar standar, minimum 24 m2 5) Luas kamar suite, minimum 48 m2 e. Klasifikasi hotel berbintang lima (*****) Persyaratan suatu hotel dikatakan hotel berbintang lima, antara lain: 1) Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar 2) Jumlah kamar suite, minimum 4 kamar 3) Kamar mandi di dalam 4) Luas kamar standar, minimum 26 m2 5) Luas kamar suite, minimum 50 m2 2. Klasifikasi hotel berdasarkan tujuan pemakaian hotel selama menginap, antara lain: a. Business Hotel Hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan.Hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk para businessman. b. Recreational Hotel Hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang yang akan santai atau berekreasi. 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.2.1.5 Tipe Kamar Hotel Jenis kamar hotel menurut Charles E. Steadmon5 bisa beragam berkisar dari single sampai luxurious suite of rooms. Walaupun hotel sering kali mendefinisikan jenisjenis kamar mereka secara berbeda, definsi kamar hotel akan dipaparkan sebagai berikut: 1. Single, sebuah kamar yang ditempati oleh satu orang. Kamar bisa memilki satu tempat tidur atau lebih. 2. Double, sebuah kamar yang ditempati oleh dua orang. Kamar bisa memilki satu tempat tidur atau lebih. 3. Queen, sebuah ruangan dengan sebuah tempat tidur berukuran queen. Kamar ini bisa ditempati oleh satu hingga dua orang. 4. King, sebuah ruangan dengan sebuah tempat tidur berukuran king. Kamar ini bisa ditempati oleh satu hingga dua orang. 5. Triple, sebuah kamar yang ditempati oleh tiga orang. Kamar ini bisa mempunyai satu double bed dan satu roll away atau dua tempat tidur dan satu roll away. 6. Quad atau quadruple, sebuah kamar yang yang ditempati oleh empat orang. Kamar ini bisa memiliki satu tempat tidur atau lebih. 5 Richard Komar, Hotel Management, (Jakarta, PT. Grasindo, 2006), hlm 122-125. 39 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7. Twin Double atau Double-Double, sebuah kamar yang ditempati oleh empat orang. Kamar ini bisa memiliki satu tempat tidur atau lebih. 8. Studio, sebuah ruangan dengan studio bed, yaitu sebuah sofa yang bisa di alih fungsikan sebagai tempat tidur. Kamar ini bisa juga mempunyai tempat tidur yang lain. 9. Mini suite atau Junior Suite, kamar single dengan tempat tidur dan tempat duduk. Kadang-kadang kamar jenis ini memiliki sebuah kamar tidur kecil terpisah yang dihubungkan dengan ruang tamu. 10. Suite, sebuah ruang tamu yang dihubungkan dengan satu atau lebih kamar tidur berukuran full-sized. 11. Twin, kamar dengan dua tempat tidur berukuran sama. Kamar ini dapat ditempati oleh satu orang atau dua orang. 12. Connecting room, dua kamar atau lebih dengan beberapa pintu masuk dari luar dan sebuah pintu yang berada diantara kamar tersebut dimana para tamu dapat keluar masuk tanpa harus meninggalkan kamar utama. 13. Adjoining room, kamar-kamar tidak memiliki pintupintu penghubung yang berada dekat di antara kamarkamar tersebut. 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.2.2 Tinjauan Hotel Bisnis 2.2.2.1 Pengertian Hotel Bisnis Hotel bisnis merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis. Lokasi hotel bisnis relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area perkantoran atau area perdagangan6.Di dalam hotel bisnis juga disediakan fasilitas business center dimana fasilitas ini digunakan untuk membantu tamu yang membutuhkan fasilitas perkantoran, seperti tele-faximile, foto copy, konfirmasi tiket perjalanan, penterjemah dokumen dan lain-lain. Hotel bisnis termasuk dalam kategori City Hotel merupakan hotel yang terletak di tengah kota dan sebagian besar tamu yang menginap untuk melakukan kegiatan bisnis. 2.2.2.2 Analisa Organisasi Ruang Hotel Bisnis Berdasarkan pelaku dan macam kegiatan, ruang dalam hotel bisnis dapat dikelompokkan menjadi7: a. Public Area Ruang publik yang ada dalam hotel adalah lobby, food & beverages area, function room, shopping arcade, 6 Marlina Endy, Panduan Perancangan Bangunan Komersial, (Yogyakarta: Andi Publisher, 2008), hlm. 52 7 Hendry End, Interiors 2nd Book Of Hotels, (Whitney Library Of Design, 1978) 41 http://digilib.mercubuana.ac.id/ business center, fasilitas olahraga dan fasilitas rekreasi. Luas area publik ini bervariasi, yaitu berkisar antara 6% sampai 20% dari total luas keseluruhan lantai hotel. Pedoman perencanaan dan perancangan organisasi ruang adalah meletakkan fasilitas-fasilitas tersebut di sekeliling lobby hotel, tujuannya adalah: Memberi kemudahan kepada pengunjung hotel untuk berorientasi dan mudah menentukan fasilitas tersebut. Menyediakan kesempatan terjadinya over-lap pola kegiatan kegiatan tamu antar fasilitas pada daerahdaerah tertentu sehingga daerah pola kegiatan dapat diminimalkan. Mengurangi crossing antar fasilitas di daerah-daerah tertentu. 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Diagram Ruang Publik Gambar 2.10 Diagram Hubungan Pada Ruang Publik (Sumber: End, Hendy. Interior 2nd Book of Hotel) 1) Lobby Lobby merupakan ruang public yang utama dan padat dengan berbagai pola kegiatan karena berfungsi sebagai pusat orientasi. Fasilitas-fasilitas lainnya yang terdapat di ruang publik diletakkan di sekitar lobby dan memiliki akses dari sini. 2) Front Desk & Front Office Merupakan bagian terbesar dari kantor administrasi dan satu-satunya fungsi yang berhadapan langsung dengan tamu hotel. Letaknya di lobby dan dapat dicapai tamu dengan mudah. 43 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3) Food & Beverages Outlet Restaurant, cocktail lounge atau bar diletakkan di sekitar lobby hotel dan memiliki akses dari lobby. Tata letak semua fungsi-fungsi harus dekat dengan sebuah dapur yang akan melayani semuanya. 4) Business Center Fasilitas pendukung inidiperlukan untuk keperluan bisnis pada hari kerja para tamu hotel. Letaknya harus dapat dicapai tamu melalui lift tetapi tidak harus berada pada lantai yang sama dengan lobby. b. Private Area Yaitu ruang yang menjadi kamar-kamar tamu (guest rooms). Penempatan kamar hotel harus efisien dan mudah dijangkau dari lift atau tangga. Kamar diletakkan berdekatan dan dapat dicapai melalui sebuah koridor. Layout kamar tamu dapat berbentuk single atau double louded slab. Tingkat kenyamanan, privacy yang tinggi merupakan salah satu kriteria dalam perancangannya. Kamar hotel memiliki ruang pandang yang lebar ke arah potensi view dan jauh dari kegiatan public. (Sumber: End, Hendy. Interior 2nd Book of Hotel) 44 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.2.2.3 Persyaratan Rancangan Interior Hotel Bisnis a. Manusia Sebuah hotel tidak lepas dari pengunjung atau tamu hotel yang datang dan menginap.Tamu hotel yang datang pun berbeda-beda, mulai dari tamu yang datang untuk urusan bisnis, rekreasi atau hanya sekedar untuk makan di restoran yang terdapat di dalam hotel.Selain itu tamu atau pengunjung hotel, juga terdapat karyawan dan para pekerja hotel setiap harinya datang untuk menjalankan tugas sesuai posisinya. Oleh karena itu dalam perancangan sebuah hotel, aspek manusia (pelaku ruang) harus diperhatikan keberadaannya dan diikut sertakan dalam perancangan interior.Sirkulasi antar manusia yang satu dengan yang lainnya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan ruang yang ada. b. Lingkungan Lingkungan yang strategis dan mudah dijangkau dibutuhkan dalam perancangan hotel bisnis, karena untuk memudahkan akses pelaku tamu hotel bisnis bila menginap di hotel bersangkutan.Pemilihan 45 http://digilib.mercubuana.ac.id/ lokasi ini menjadi salah satu factor yang mempengaruhi hotel tersebut. Oleh karena itu sebaiknya hotel bisnis terletak di daerah perkantoran yang mudah dijangkau dan dekat dengan pusat perbelanjaan untuk menunjang kebutuhan tamu hotel. c. Bangunan Sebaiknya sebuah bangunan memiliki ruang yang cukup memadai untuk kapasitas yang mencakup lingkungan. Fokus dasar dari perencanaan tata letak ruang adalah adanya program hubungan antara area public, service dan private area.Dalam hal ini sirkulasi memegang peranan penting untuk menciptakan kenyamanan bagi pengunjung atau tamu hotel dan juga untuk menjamin kelancaran aktivitas dalam tiap ruangan yang ada. Oleh karena itu dalam mendesain ruangan dalam hotel harus lebih diperhatikan si pelaku ruang, kegiatan di dalamnya, sirkulasi yang diperlukan dan lainnya. 46 http://digilib.mercubuana.ac.id/ d. Elemen Interior 1) Lantai Lantai merupakan bagian yang terpenting dari suatu ruangan. Dengan lantai kita dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang akan terjadi pada ruangan tersebut, selain itu pula lantai dapat memberikan suatu karakter pada ruangan dimana lantai itu terdapat8. Dengan lantai kita juga dapat memperjelas sifat ruangan itu, misalnya dengan memberikan suaru permainan dari permukaan lantai itu sendiri.Syaratsyarat bahan penutup lantai adalah: a) Kuat, yang berarti lantai harus dapat menahan beban. b) Mudah dibersihkan, pada lantai yang baik, lantai harus mudah dibersihkan. c) Isolasi suara, biasanya digunakan pada lantai dasar bangunan yang mempunyai fungsi berbeda. Transmisi suara disebabkan oleh air born yang memiliki pengaruh langsung. Hal ini dapat diatasi dengan penyelesaian lantai yang lunak dan lentur atau lantai yang mengembang dimana dibawahnya 8 Pamudji Suptandar, Interior Design, (Jakarta:Usakti:1982) 47 http://digilib.mercubuana.ac.id/ diberi bahan yang lunak dan dapat menyerap suara getaran-getaran bunyi injakan atau kontak. d) Isolasi panas, penutup lantai penting untuk kenikmatan dan kesehatan juga memberikan rasa hangat pada kaki, yang mana dapat diukur dengan menggunakan angka absorbs panas. Lantai yang mempunyai isolasi baik untuk menyerap panas yaitu 5 kcal/m2/menit sehingga kaki akan kehilangan panas, 9 kcal/m2/menit sesudah 1 menit, atau 45 kcal/m2 sesudah 45 menit. e) Tahan terhadap kelembaban, dalam beberapa keadaan lantai harus dapat menahan perembasan air ke permukaan lantai ini terutama terdapat pada kamar mandi atau dapur. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan lantai yang kedap air. f) Tidak menggelincir (licin), lantai yang licin bergantung pada koefisien geseran antara sol sepatu dengan permukaan lantai dan mempunya koefisien geseran 0,4. 2) Dinding Dinding yang merupakan unsur terpenting dalam pembentukan ruang, khususnya ruang dalam 48 http://digilib.mercubuana.ac.id/ baik sebagai unsur penyekat atau pembagi ruang maupun sebagai unsure dekoratif.Untuk itu dalam perencanaan suatu ruang dalam, dinding mempunyai peranan cukup dominan dan memerlukan suatu perhatian khusus, disamping unsur-unsur lainnya. 3) Plafon Plafon atau ceiling merupakan salah satu unsur penting dalam interior karena merupakan pembentuk suatu ruang.Seperti kita ketahui bahwa lantai dan dinding merupakan pembatas ruang, demikian juga halnya dengan plafon, ketiga unsur itu sangat erat berhubungan satu dengan yang lainnya dalam memberikan suatu bentuk atau karakter untuk ruang dalam suatu bangunan9. Dengan kemajuan teknologi dan penemuanpenemuan baru di bidang industry, berbagai material kini memungkinkan untuk dipergunakan sebagi plafon. Menurut Pamudji Suptandar dalam bukunya Interior Design, penggunaan berbagai macam material tersebut disesuaikan dengan fungsi dan kesan yang akan dicapai untuk ruang yang bersangkutan. 9 Pamudji Suptandar, Interior Design, (Jakarta:Usakti:1982) 49 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4) Pintu dan Jendela Pintu dan jendela merupakan elemen yang memotong bidang yang membetuk bidang dinding dan ruang interior yang dibatasinya. Pintu dan jendela juga merupakan elemen transisi dari desain arsitektur dan interior yang saling menghubungkan satu sama lain, baik secara visual dan fisik, satu ruang ke ruang lain, maupun bagian dalam dengan bagian luar bangunan10. 5) Fisika Bangunan a) Tata Udara Pada umumnya tata udara di sebuah hotel dibagi secara alam dan buatan.Secara alami, udara dapat diperoleh melalui bukaan seperti pintu dan jendela sedangkan secara buatan dapat diperoleh melalui AC. Syarat pengudaraan yang efektif harus memperhatikan hal-hal seperti pemanas dan pendingin, gerakan dan distribusi udara, pelembab dan penghilang kelembaban serta 10 Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta:Erlangga:1996) 50 http://digilib.mercubuana.ac.id/ ventilasi dan kualitas udara di dalam ruang11.Halhal tersebut harus diperhatikan karena: Hal tersebut dapat mempengaruhi penampilan atau pembawaan dalam karyawan hotel maupun tamu hotel. Manajemen hotel bertanggung jawab terhadap karyawan hotel dan tamu hotel untuk menyediakan lingkungan yang sehat bagi para karyawan dan tamu hotel. Keadaan udara diluar yang dipakai dalam ruangan merupakan kurang lebih dari 10% dari energy yang dikonsumsikan. b) Tata Cahaya Penerangan sangat memegang peranan penting dalam interior sebuah hotel karena dapat memberikan suasana yang diinginkan atau dapat menciptakan suasana kenyamanan pada setiap ruangan dalam hotel (Aspek Pencahayaan dalam Interior Design, Pamudji Suptandar). Tipe pencahayaan, terdiri dari spot light, down light, wall washer dan strip light. Spot light yang 11 Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta:Erlangga:1996) 51 http://digilib.mercubuana.ac.id/ berfungsi untuk menyinari suatu objek khusus dan dipakai untuk menampilkan suasana atau citra yang diinginkan sedangkan down light berfungsi untuk menerangi ruang secara umum. Wall washer berfungsi untuk menyinari dinding secara khusus menjadi kesan luas, dan strip light berfungsi untuk menyinari objek secara tepat. c) Tata Suara Semua sumber bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari dianggap bising. Sumber bising utama dalam pengendalian bising lingkungan dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok: Bising Interior Merupakan sumber bising paling sering dibuat oleh manusia, seperti alat-alat rumah tangga, radio, televise, pembicaraan yang keras, naik turun tangga, orang berpindah tempat dan sebagainya. Bising luar (Outdoor) Merupakan bising paling mengganggu, dalam hal ini berasal dari lalu lintas kendaraan bermotor, 52 http://digilib.mercubuana.ac.id/ transportasi, industry, pembangunan gedung dan sebagainya12. 6) Teknik Bangunan Penyaluran aliran listrik pada saat darurat dirasakan penting pengadaannya terutama pada saat ada kerusakan di system penyaluran utamanya. Mesin pembangkit listrik yang disediakan hendaknya dapat menyalurkan kebutuhan untuk pencahayaan pintu darurat, kebakaran dan tanda-tanda darurat lainnya, menerangi kira-kira 20% daerah-daerah umum, ruang pendingin, mesin hitung, system tanda bahaya kebakaran, hubungan telpon, pompa air genangan dan air kotor. 7) Furniture Pengaturan furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk memenuhi kenyamanan si pemakai.Dalam pengaturan furniture, fungsi tidak dapat dipisahkan dengan keindahan. Dalam perancangan kita harus mengetahui terlebih dahulu aktifitas, sehingga tahu furniture apa yang akan 12 Leslie L. Dolle, Terjemahan Dra. Lea Prasetio, Akustik Lingkungan, (Erlangga:1990) 53 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dibutuhkan, berapa luas ruang, bagaimana system pencahayaan, pilihan warna serta kondisi-kondisi khusus. 8) Estetika Dalam pembuatan pola utama dari desain harus ditentukan terlebih dahulu warna dasar, texture lalu pola-pola pendukung yang ada di sekelilingnya. Hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain: a) Pilihlah pola yang baik yaitu yang mempunyai peranan yang menarik baik pada siang maupun untuk di malam hari. b) Desain yang mudah yaitu dengan menggunakan pola tunggal tetapi yang cukup kuat. c) Warna yang berani untuk akses dengan warna lembut sebagai pendukung. 9) Ambience Ambience message yang terdapat dalam hotel bisnis, antara lain: a) Entertaining, hotel dapat menjadi salah satu tempat yang menghibur. 54 http://digilib.mercubuana.ac.id/ b) Convivial, hotel juga memberikan pelayanan yang ramah pada setiap pengunjungnya. c) Luxurious, desain dalam hotel berbintang yang menyajikan kemewahan dalam suasananya. d) Profitable, selain memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung, hotel juga mencari keuntungan dalam usahanya. e) Welcoming, hotel juga selalu berusaha untuk menyambut dengan hangat setiap pengunjungnya. f) Impressive, hotel harus dapat memberikan kesan yang baik dan tak terlupakan bagi setiap pengunjung untuk bisa kembali lagi ke hotel tersebut. 2.2.3 Tema Kemewahan Dalam Desain Modern Klasik 2.2.3.1 Luxurious (Kemewahan) Pada tema desain Luxurious (kemewahan), menampilkan bentuk yang makin menonjolkan ruang yang berkesan modern, dingin namun juga sekaligus mewah dan elegan. Aksesoris dengan warna-warna lembut disempurnakan dengan tata cahaya yang mempertegas kesan mewah dalam sebuah ruangan. Selain berkesan mewah dan fresh, tema desain seperti ini kerap kali berhasil 55 http://digilib.mercubuana.ac.id/ menghasilkan kesan lapang dalam sebuah ruangan. Pemilihan aksesoris seperti vas kaca dengan bunga berwarna soft, pernak-pernik berbahan stainless dan perak, memberikan kesan mewah yang elegan. Tema luxurious (kemewahan) dapat diaplikasikan melalui berbagai gaya desain, salah satunya seperti modern klasik. Gaya modern klasik yang mengusung kesan elegan, klasik namun tidak membosankan ini dapat memberikan kesan kemewahan sebagai tema desain yang mewah namun tetap kekinian dan nyaman. Kemewahan dalam sebuah desain ruang bukan berarti mengaplikasikan berbagai furniture atau ornament hiasan yang mempunya nilai ekonomis tinggi, namun kemewahan desain dapat diciptakan melalui adanya sebuah penataan ruang yang baik, pemilihan furniture yang tepat, pengaplikasian warna-warna soft dan pencahayaan yang baik untuk mempertegas sebuah konsep desain yang diusung. 2.2.3.2 Pengertian Desain Modern Gaya modern adalah gaya yang cenderung mengaplikasikan penemu material dan teknologi baru dalam pembuatan produk-produk interiornya. Kesederhanaan 56 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pengguna teknologi canggih, fungsional dan nyaman adalah ciri khas pada gaya modern13. Gaya ini dipelopori oleh desainer-desainer terkenal di Eropa pada abad ke 20, yaitu Alin Ludwig Mies Van Der Hore, Le Corbusier, Walter Groupius dan lain-lain. Istilah modernisme dipahami sebagai aliran baru yang menunjuk pada semua gaya yang dianggap modern. Akan tetapi apa yang dianggap modern oleh tiap generasi, selalu sesuai dengan standart pada zaman itu14. Pada umumnya desain mebel pada masa kini, kita sebut telah modern.Karena sangat tepat dengan istilah yang mewakili zamannya. Oleh karena itu, sebutan desain modern dalam pengkajian desain akan selalu dikaitkan dengan metode dalam produk-produk industry. Ditinjau dari kronologis dalam kajian sejarah desain mebel modern biasa dikatakan sebagai produk dari perkembangan keadaan setelah terjadinya perang dunia I. Namun sesungguhnya desain modern berakar dari fase-fase awal revolusi industry yang terjadi sekitar pertengahan abad 13 Redaksi Trans Media, Mempercantik Tampilan Rumah, (Jakarta: Trans Media Pustaka, 2008), hlm. 4 14 Eddy S. Marizar, Designing Furniture, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2005) 57 http://digilib.mercubuana.ac.id/ ke 18 SM. Revolusi industry itu sendiri telah membawa dampak yang luar biasa dalam perkembangan desain pada saat itu15. Kemajuan teknologi yang demikian pesat membuat system produksi berubah total, dimana tenaga manusia digantikan oleh mesin-mesin pabrik dan barang diproduksi secara masa (mass production).Akibatnya posisi desainer mengalami pergeseran dan menjadi bersifat komersial yang mengikuti pergerakan pasar. Tahun 1830, muncullah pabrik-pabrik yang mempercepat pertumbuhan industry. Dibukakan lahanlahan baru juga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang pesat, lalu lahirlah kalangan masyarakat baru yang memiliki sifat gaya hidup mewah, kaum borjuis yang menjadi konsumen pasar pada saat itu. Tahap-tahap awal dari desain yang ditampilkan di era modern ini, merupakan adaptasi dari bentuk dan tema yang sudah ada. Bahan-bahan atau material yang dipakai merupakan dari hasil proses mesin kemudian muncul inovasi-inovasi baru untuk menjawab tantangan jaman dengan lebih memperhatikan kekuatan dan kelemahan 15 hlm. 305 Joseph Aronson, The Encyclopedia of Furniture, (New York: Crown Publication, 1961), 58 http://digilib.mercubuana.ac.id/ desain secara structural serta lebih mempertimbangkan biaya pembuatan. Pengelolaan bahan dari kursi dan pipa-pipa logam yang disambung, dibentuk dan di cat sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk yang meniru bahan kayu merupakan salah satu inovasi dari pola pikur desain modern. a. Karakteristik desain modern 1) Desain dikerjakan oleh arsitek dan desainer professional 2) Bentuk mengikuti fungsi 3) Desain yang diciptakan bersifat sederhana dan praktis 4) Desain dibuatkan berdasarkan kebutuhan pasar 5) Tampilan desain bersifat universal, yang dimaksud adalah tampilan desain memiliki bentuk yang sama atau mirip di seluruh dunia 6) Desain memiliki konsep glazz box, berdasarkan pada logika, material, rasional dan komersial 7) Gagasan desain didasarkan pada hasil penelitian ilmiah 8) Karya dikerjakan dengan mesin produksi 9) Keterampilan diperoleh dari sekolah bukan merupakan perolehan dari turun menurun seperti pada desain tradisional 59 http://digilib.mercubuana.ac.id/ b. Tanda-tanda gaya modern 1) Fungsional 2) Bentuk yang sederhana 2.2.3.3 Pengertian Desain Klasik Gaya dari sebuah karya seni, baik dua dimensi atau tiga dimensi seperti karya lukis, patung, fashion, arsitektur dan interior, dapat dikategorikan ke dalam aliran gaya yang sesuai dengan era atau periode masanya, misalnya klasik, minimalis, electik, dan kontemporer. Klasik memiliki arti sebuah karya seni yang tidak akan berakhir atau biasa di ungkapkan sebagai classic and art that will not be out of date, dimana karya ini akan selau abadi. Karya-karya yang masuk dalam kategori klasik yaitu hasilhasil karya manuskrip, seni lukis, seni patung, arsitektur, interior, dan musik. Awal gaya klasik ini lahir di kalangan kerajaan dan elite bangsawan Eropa seperti Yunani, Italia, Perancis, Jerman, Inggris, dan lain-lainnya. Klasik merupakan aliran gaya arsitektur dan interior yang diawali di Eropa seiring dengan tumbuhnya apresiasi masyarakat terhadap seni di awal abad ke 14 sampai dengan abad ke 18. Ungkapan terkenal dari seorang 60 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bangsawan inggris, Sir Edward Coke di abad ke 17, a man’s house is his castle, menjadi the way think and live hingga kini. Sejak itu, adanya perubahan dan peralihan perintah di masa itu telah banyak berpengaruh terhadap perkembangan gaya dan selera apresiasi seni klasik yang berbeda-beda karakternya. Pada awalnya, tema klasik berkembang di kalangan raja-raja, bangsawan dan elite-elite di waktu itu. Mereka berlomba-lomba membuat istana mereka sebagus dan seindah mungkin. Semakin rumit, penuh dengan ornament dan detail-detail desain, semakin indah dan megah lah rumah mereka dan hal tersebut merupakan kebanggan tersendiri. Kekayaan detail dan inspirasi yang di salurkan dalam karya-karya klasik menjadikan gaya ini memiliki ciri khas masing-masing sesuai dengan eranya. Contohnya seperti gaya klasik Barouqe (1625-1714), gaya Renaissance, gaya NeoClassic, gaya Colonial (1607-1780), gaya Georgian (17651901), gaya Empire (1780-1850), gaya Victorian (1837-1901), gaya Art nouveau (1888-1905) dan gaya-gaya lainya (Susilowati, Classic Elegant, 2007). Sejak abad ke 17, apresiasi seni sudah sangat berkembang dan mengarah ke seni arsitektur dan interior yang diwariskan saat ini dengan berbagai karakter bangunan yang kaya akan detail dengan tingkat pengerjaan yang sangat 61 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sempurna. Gaya klasik masa kini tidak hanya dinikmati melalui desainya, melainkan sudah menjadi pondasi perkembangan peradaban dalam seni banguan, music, fashion, kuliner namun juga menjadi salah gaya hidup berkualitas yang kita nikmati saat ini. Tentunya dalam mengadopsi dan mengaplikasikan gaya ini kedalam kehidupan modern diperlukan pemahaman dan observasi pada pakem-pakem, detail-detail dan aturan-aturan klasik. Pada desain interior, klasik sangat tercermin melalui detail-detail desain yang rumit, memiliki banyak ornament pada desain nya. Desain klasik juga menggunakan warnawarna yang bersifat hangat dengan pemilihan material yang tepat serta furniture yang sangat menonjolkan kesan klasik. 2.2.4 Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang produktif, aman, nyaman dan efektif bagi manusia.Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja 62 http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman dan nyaman16. Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan Sanders17 adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam perancangan objek, prosedur kerja dan lingkungan kerja.Sedangkan metode pendekatannya adalah dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan fasilitas pendukungnya, dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah kelelahan yang terjadi akibat sikap atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu, dibutuhkan adanya data pendukung seperti ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki relevansi dengan tuntutan aktivitas, dikaitkan dengan profil tubuh manusia, baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua, laki-laki dan perempuan, utuh atau cacat tubuh, gemuk atau kurus. Karakteristik manusia sangat berpengaruh pada desain dalam meningkatkan produktivitas kerja manusia untuk mencapai tujuan yang efektif, sehat, aman dan nyaman.Tujuan tersebut dapat tercapai dengan adanya keselamatan, pengetahuan keamanan, dan tentang kesesuaian, kenyamanan kepresisian, manusia dalam menggunakan hasil produk desain yang kemudian dikembangkan 16 Sutalaksana R. Anggawisastra, Teknik Tata Cara Kerja, (Bandung: Departemen Teknik Indusrty ITB, 1979) 17 Laksmi Kusuma Wardani, Jurnal Dimensi Interior Vol. 1 No. 1, (Surabaya: Universitas Kristen Petra, 2003), hlm. 4 63 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dalam penyelidikan di bidang ergonomi. Penyelidikan ergonomi dibedakan menjadi empat kelompok, yakni: a. Penyelidikan tentang tampilan/display Penyelidikan pada suatu perangkat (interface) yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda, angka, dan lambang. b. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia Penyelidikan dengan mengukur kekuatan serta ketahanan fisik manusia pada saat kerja, termasuk perancangan obyek serta peralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik manusia beraktivitas. c. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi tubuh manusia. d. Penyelidikan tentang lingkungan kerja Meliputi penyelidikan mengenai kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, misalnya pengaturan cahaya, kebisingan, temperatur, dan suara. Dalam perencanaan desain mebel, manusia adalah factor utama yang mempengaruhi bentuk, proporsi dan skala mebel18.Untuk memperoleh manfaat dan kenyamanan dalam melaksanakan aktivitas, 18 Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta:Erlangga:1996) 64 http://digilib.mercubuana.ac.id/ mebel harus dirancang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, jarak bebas yang diperlukan oleh pola aktivitas dan sifat aktivitas yang dijalani. Gambar 2.11 Persepsi Tentang Kenyamanan Melalui Pengambilan Data Ukuran Yang Tepat dalam Perencanaan Desain (Sumber: Laksmi, Evaluasi Ergonomi dalam Perancangan Desain) Pengambilan data ukuran yang keliru mengakibatkan kegagalan desain, struktur dan fungsi tubuh manusia terganggu dan berubah, bahkan yang paling vital mengakibatkan terganggunya sistem otak dan saraf.Misalnya dalam perancangan desain kursi, mengungkapkan hal penting yang diperhatikan dalam perancangan yaitu memperhatikan kemampuan elemen-elemen kursi untuk menanggapi dan membentuk keseimbangan dan kestabilan pada saat 65 http://digilib.mercubuana.ac.id/ orang duduk di atasnya19. Pusat gravitasi tubuh pada saat duduk tegak berada sekitar 22 cm di muka dan 24 cm di atas titik acuan duduk (titik acuan duduk adalah perpotongan bidang sandaran dan alas duduk), sedangkan pada saat berdiri tegak pusat gravitasi akan berada 10 cm di depan dan sekitar 15 cm di atas titik acuan duduk. Gambar 2.12 Bagian Sekeliling Tulang Dimana Tubuh Bertumpu Pada Saat Duduk (Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003) Dalam Panero, juga menjabarkan berbagai pedoman perancangan sesuai ergonomi secara rinci20, diantaranya: a. Ruang duduk (Sofa) Gambar-gambar di bawah ini menunjukkan hubungan antara dimensi tubuh pria dan wanita dengan posisi duduk di sofa, tujuannya untuk menentukan banyaknya ruang yang diperlukan 19 Suparto Adikoesomo, Manajemen Rumah Sakit, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003) 20 Julios Panero dan Martin Zelnik, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, (Jakarta: Erlangga, 2003) 66 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bagi tubuh dalam posisi duduk tersebut.Pengukuran antropometri yang penting disini adalah rentang tubuh dan jarak pantat ke lipatan dalam lutut. Gambar 2.13 menunjukkan dimensi pria berdasarkan pada data persentil ke -95, rentang tubuh maksimal berukuran 22,8 inci atau 57,9 cm pada subyek yang telanjang. Kelonggaran untuk pakaian dan beberapa pergerakan tubuh serta perubahan postur dan posisi, ukuran minimal 28 inci atau 71,1 cm disarankan sebagai tambahan ukuran lebar bagi seseorang pada posisi duduk seperti ini. Oleh karena itu, keseluruhan dimensi termasuk ukuran tambahan lebar individu dan ukuran lebar dari konstruksi sofa yang berlengan, dapat nyata berbeda tergantung pada selera perancangan pribadi. Rentang yang disarankan adalah berkisar antara 3-6 inci atau 7,6-15,2 cm. Pemakaian jarak pantat sampai lipatan dalam lutut dari orang yang bertubuh lebih kecil dan penambahan kelonggaran sebesar 6-9 inci atau 15,2-22,9 cm, untuk konstruksi sandaran punggung serta zona minimal di bagian depan sofa untuk pergerakan kaki, ukuran panjang keseluruhan yang disarankan adalah sebesar 42 hingga 48 inci atau 106,7 hingga 121,9 cm. Alasan yang sama digunakan untuk gambar 2.14 yang berkenaan dengan data kelompok wanita. Informasi ini terbukti tidak hanya memperjelas hubungan yang umum antara ukuran tubuh dan perabot, tetapi juga sebagai nilai yang spesifik dalam 67 http://digilib.mercubuana.ac.id/ menentukan asumsi perancangan awal bagi tempat duduk dalam ruangan yang khusus dirancang untuk pria/wanita.Dalam ruangan yang tempat duduknya dimaksudkan untuk kedua jenis kelamin, ukuran-ukuran yang lebih besar harus diterapkan. Gambar 2.13 Keseluruhan Panjang Sofa atau Tempat Duduk Pria (Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003) Gambar 2.14 Keseluruhan Panjang Sofa atau Tempat Duduk Wanita (Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003) 68 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.15 menunjukkan hubungan antara dimensi tubuh pria dan wanita dengan sofa tunggal berlengan, tujuannya untuk menentukan luas ruang yang dibutuhkan oleh tubuh dalam posisi duduk. Alasan yang digunakan sama dengan yang digunakan pada sofa seperti yang sudah dijelaskan pada gambar sebelumnya. Gambar 2.15 Sofa Tunggal Untuk Pria dan Wanita (Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003) Sedangkan pada gambar 2.16 menunjukkan jarak bersih utama yang dilibatkan dalam suatu tata letak ruang duduk atau kelompok percakapan. Gambar tersebut didasarkan pada kelompok percakapan dengan jarak bersih antara sisi muka tempat duduk dan tepian meja dibatasi antara 16 dan 18 inci atau 40,6 dan 45,7 cm. Jarak bersih ini mungkin memerlukan beberapa tingkat kontak tubuh atau langkah menyamping untuk sirkulasi dan jalan masuk. Secara antropometrik, hal ini memungkinkan jangkauan manusia 69 http://digilib.mercubuana.ac.id/ serta memungkinkan subyek yang sedang duduk untuk mencapai meja tanpa harus bangkit dari tempat duduknya. Gambar tersebut juga menunjukkan rentang ukuran yang diperlukan untuk sebuah percakapan verbal. Gambar 2.16 Tempat Duduk Lounge/Jarak Bersih (Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003) b. Ruang Tidur (Tempat Tidur) Gambar 2.17 menunjukkan variasi standar tempat tidur tunggal dan tempat tidur ganda. Figur-figur tersebut menunjukkan perkiraan ruang yang dibutuhkan oleh tubuh manusia sehubungan dengan area tempat tidur. Gambar ini janganlah diartikan terlalu harfiah. Posisi tubuh yang diasumsikan sedang tidur ini pada kenyataannya mungkin memerlukan ruang yang lebih luas daripada yang ditunjukkan di sini. Jarak bersih yang ditunjukkan 70 http://digilib.mercubuana.ac.id/ oleh bagian-bagian tepi tempat tidur juga bersifat agak ilmiah dan dimaksudkan hanya untuk menuntun pengenalan yang lebih baik atas ukuran tempat tidur yang tersedia dan hubungan antara dimensi tubuh manusia dengan dimensi tempat tidur pada umumnya. Gambar 2.17 Tempat Tidur Tunggal dan Ganda (Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003) Hubungan antara garis pandang dan ambang atau bagian atas jendela jika pandangan ke luar ruang merupakan pertimbangan yang penting. Gambar 2.18 menunjukkan hubungan antara tinggi mata pada posisi duduk, berdiri dan bersandar terhadap berbagai ketinggian ambang. 71 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.18 Kamar Tidur/Garis Pandang dan Penglihatan (Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003) Sedangkan pada gambar 2.19 menjelaskan tentang jarak bersih vertikal antara permukaan tempat duduk dan bagian bawah meja permukaan lantai serta jarak bersih dari bagian atas meja hingga lantai. Secara antropometrik, jarak bersih antara permukaan tempat duduk dan bagian bawah meja harus mengakomodasi jarak bersih paha orang yang bertubuh lebih besar, sedangkan tinggi tempat duduk harus mengakomodasi tinggi lipatan dalam lutut orang yang bertubuh lebih besar. Hubungan antara tinggi duduk dan permukaan kerja merupakan suatu hubungan klasik yang juga diterapkan pada meja makan, meja konferensi dan meja kantor. 72 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.19 Meja Rias dan Meja Kantor (Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003) Esensi dasar dari evaluasi ergonomi dalam proses perancangan desain adalah sedini mungkin mencoba memikirkan kepentingan manusia agar bisa terakomodasi dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuah man made object. Fokus perhatian dari sebuah kajian ergonomis akan mengarah ke upaya pencapaian sebuah perancanganan desain suatu produk yang memenuhi persyaratan fitting the task to the man, sehingga setiap rancangan desain harus selalu memikirkan kepentingan manusia, yakni perihal keselamatan, kesehatan, keamanan maupun kenyamanan. Desain sebelum dipasarkan sebaiknya terlebih dahulu dilakukan kajian/evaluasi/pengujian yang menyangkut berbagai aspek teknis fungsional, maupun kelayakan ekonomis seperti analisis nilai, reliabilitas, evaluasi ergonomis, dan marketing. Untuk melaksanakan kajian atau evaluasi (pengujian) bahwa desain sudah memenuhi persyaratan ergonomis adalah dengan mempertimbangkan faktor manusia, dalam hal ini ada empat aturan sebagai dasar perancangan desain, yakni: 73 http://digilib.mercubuana.ac.id/ a. Memahami bahwa manusia merupakan fokus utama perancangan desain, sehingga hal-hal yang berhubungan dengan struktur anatomi (fisiologik) tubuh manusia harus diperhatikan, demikian juga dengan dimensi ukuran tubuh (anthropometri). b. Menggunakan prinsip-prinsip kinesiologi dalam perancangan desain (studi mengenai gerakan tubuh manusia dilihat dari aspek biomechanics), tujuannya untuk menghindarkan manusia melakukan gerakan kerja yang tidak sesuai, tidak beraturan dan tidak memenuhi persyaratan efektivitas efisiensi gerakan. c. Pertimbangan mengenai kelebihan maupun kekurangan (keterbatasan) yang berkaitan dengan kemampuan fisik yang dimiliki oleh manusia di dalam memberikan respon sebagai kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan pengaruhnya dalam perancangan desain. d. Mengaplikasikan semua pemahaman yang terkait dengan aspek psikologik manusia sebagai prinsip-prinsip yang mampu memperbaiki motivasi, attitude, moral, kepuasan dan etos kerja. Selain hal-hal tersebut di atas, unsur lain yang juga penting untuk diperhatikan dalam perancangan desain adalah hubungan antara lingkungan, manusia, alat-alat atau perangkat kerja, dengan produk fasilitas kerjanya. Satu sama lain saling berinteraksi dan memberi pengaruh signifikan terhadap peningkatan produktivitas, 74 http://digilib.mercubuana.ac.id/ efisiensi, keselamatan, kesehatan, kenyamanan maupun ketenangan orang bekerja sehingga menghindarkan diri dari segala bentuk kesalahan manusiawi (human error) yang berakibat kecelakaan kerja. Antropometri merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia yang meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan penerapannya untuk kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia.Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja.Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh, antara lain dapat berupa lelah, nyeri dan pusing. Berbagai upaya untuk mengetahui dimensi ukuran dan karakteristik fisik tubuh manusia telah banyak diperoleh untuk berbagai macam kepentingan dan kebutuhan terutama dalam proses perancangan produk maupun fasilitas kerja. Dari studi yang dilakukan oleh Gordon, et.al. (1989) dan Kroemer (1994) yang mencoba mengukur dimensi fisik (tinggi) dari manusia dewasa warga Amerika Serikat diperoleh data untuk tinggi rata-rata 186.65 cm dengan standard deviasi 6.68 cm (laki-laki) dan 173.73 cm dengan standard deviasi 6.36 cm (wanita). Sedangkan untuk berat badan, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Marras dan Kim 75 http://digilib.mercubuana.ac.id/ (1993) diperoleh data berat badan sebesar 182.3 lbs (laki-laki) dan 139.2 lbs (wanita). Data antropometri ini jelas akan berbeda untuk satu bangsa (ras/etnis) dibandingkan dengan bangsa lain. Secara umum dapat disimpulkan kalau tinggi (maupun berat) badan dari manusia Amerika atau Eropa akan lebih tinggi atau berat dibandingkan dengan manusia Asia seperti Jepang, China ataupun Indonesia. Dengan demikian rancangan produk atau fasilitas kerja yang menerapkan data antropometri yang diambil dari populasi manusia Amerika akan tidak sesuai pada saat harus dioperasikan oleh manusia Asia (Indonesia). Untuk itu jelas memerlukan penyesuaian-penyesuaian agar lebih layak untuk dioperasikan dengan ukuran tubuh manusia pemakainya. 2.2.5 Faktor-Faktor Dalam Desain 2.2.5.1 Estetika Estetika membahas mengenai unsur-unsur keindahan yang dibutuhkan dalam suatu ruangann, dimana nilai-nilai dari estetika tersebut tidak menutupi segi fungsional dari suatu desain yang akan dirancang. Beberapa factor estetika yang menjadi pertimbangan, yaitu: 76 http://digilib.mercubuana.ac.id/ a. Skala Skala digunakan untuk mengatur ukuran dari suatu benda terhadap standar yang sudah diakui secara pasti dan konstan21. Skala dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Skala mekanik, merupakan perhitungan dari ukuran fiscal sesuatu kepada satu system standar pengukuran. 2) Skala visual, mengacu kepada kebesaran sesuatu yang tampak dimiliki bila diukur terhadap benda-benda di sekelilingnya. 3) Skala manusia, berkaitan dengan perasaan yang diberikan oleh sesuatu hal terhadap kita. Kebanyakan elemen-elemen yang kita pakai untuk memastikan skala manusia, adalah mereka yang ukurannya telah kita kenali lewat kontak dan pemakaiannya. b. Proporsi Proporsi merupakan pengaturan dan susunan pengisian seluruh elemen ruang dengan memperhatikan ruang sebagai kesatuan mulai dari yang menempel pada dinding, terletak pada lantai atau yang tergantung pada langit-langit, sesuai dengan perbandingan antara bentuk dan 21 Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta:Erlangga:1996) 77 http://digilib.mercubuana.ac.id/ ukuran dari segala sesuatu yang terdapat dalam ruang tersebut. Proporsi mengacu kepada hubungan antara suatu bagian dengan bagian lain atau kepada keseluruhan atau antara suatu benda ke benda yang lain. Hubungan ini dapat berupa jarak, jumlah atau kualitas atau derajat.System proporsi yang paling terkenal adalah Golden Section, ditetapkan oleh orang-orang Yunani Kuno22. c. Irama (Rythm) Prinsip-prinsip desain didasarkan pada pengulangan elemen-elemen di dalam ruang dan waktu.Pengulangan ini tidak hanya menciptakan kesatuan visual, tetapi juga menyebabkan suatu kontinuitas berirama dari gerakan yang dapat diikuti oleh mata dan pikiran di dalam suatu komposisi atau sekeliling ruang. Elemen-elemen mempunyai cirri yang berulang-ulang harus yang bersamaan, untuk kontiunuitas.Mereka juga bervariasi di dalam raut, detail, warna atau tekstur.Perbedaan inilah yang menciptakan daya tarik visual. d. Warna (Color) Pengelompokan warna pertama kali dikenalkan oleh Brewster sekitar tahun 1831. Teori ini membagi warna 22 Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta:Erlangga:1996) 78 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dalam 4 klasifikasi, yaitu warna primer, sekunder, tersier dan warna netral. Teori Brewster ini juga dikenal dengan Teori Lingkaran Warna23. 1. Warna Primer Merupakan warna dasar yang bukan merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru dan kuning. Gambar 2.20 Warna Primer (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster) 2. Warna Sekunder Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran warna biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru. 23 Wikipedia, “Teori Brewster”, diakses http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewsterpada tanggal 27 maret 2015 pukul 20.35 dari 79 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.21 Warna Sekunder (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster) 3. Warna Tersier Merupakan campuran salah satu warna primerdengan salah satu warna sekunder. Misalnyawarna jingga kekuningan didapat daripencampuran warna kuning dan jingga, warna jingga kehijauan yang didapat dari pencampuran warna kuning dan hijau, dan warna lain seperti di bawah ini. Gambar 2.22 Warna Tersier (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster) 80 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4. Warna Netral Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam. Gambar 2.23 Warna Netral (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster) Arti dan aspek psikologis yang dimunculkan oleh warna diantaranya24: 1) Biru, warna ini memilki arti ketenangan, kesejukan, kesetiaan, sensitive dan emosional. Biru merupakan warna yang dapat memberikan inspirasi sehingga tepat untuk diterapkan pada area yang membutuhkan konsentrasi atau suasana meditasi. 24 Sadjiman Ebdi Sanyoto, Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain, (Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2005) 81 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2) Kuning, yang berarti hangat, segar, gembira dan imajinatif. Warna ini sangat efektif diterapkan pada halhal yang membutuhkan motivasi dan menaikkan mood. 3) Hijau, yang berarti alami, sehat, menyegarkan, kesejukan, keberuntungan, kesehatan dan harmonis. Hijau sangat tepat untuk merefleksikan kesegaran dan relaksasi. Hijau muda yang mengandung akanberkesan ringan, banyak segar dan warna kuning menyenangkan. Sedangkan hijau tua yang mengandung banyak warna biru berkesan sejuk dan cenderung dingin. Selain itu, identik dengan keberuntungan dan kesejahteraan. 4) Hitam, yang berarti elegan, kuat, keagungan, idealis dan focus. Hitam kematangan dapat berpikir menggambarkan dan kedalaman keheningan, akal yang menghasilkan karya. Warna hitam banyak digemari karena dianggap sebagai warna yang abadi, selalu terlihat modern dan menampilkan kesan elegan dan mewah. 5) Ungu, yang berarti mewah, kompleks, artistic dan mistis. Ungu merupakan warna yang unik karena karakternya berubah-ubah bergantung intensitas yang dimiliki. Ungu tua dengan identitas penuh, berkarakter dan misterius. Sebaliknya warna ungu muda memiliki karakter yang lembut, ringan dan menyenangkan. 82 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6) Merah muda, yang berarti cinta, romantic, kelembutan, kasih saying, sensual, ceria dan berjiwa muda. Merah muda diasosiasikan dengan keromantisan. Terlihat sebagai warna energik, terlihat muda dan menciptakan perasaan yang lembut dan bebas. Merah muda identik dengan wanita atau karakter feminism. 7) Merah, yang berarti panas, penuh energy, kuat, berani, cerah dan agresif. Dalam lingkaran warna, merah adalah warna yang paling panas dan memiliki gelombang paling panjang sehingga paling cepat tertangkap mata. 8) Oranye, yang berarti kreatif, optimis, muda, akrab, dinamis, dominan dan arogan. Dari sisi psikologis, oranye merupakan lambing persahabatan. Warna ini dapat memecahkan kekakuan dan menciptakan rasa akrab. Pada otak manusia, oranye merangsang kreatifitas dan daya cipta sehingga cocok diaplikasikan untuk ruang kerja bagi mereka yang berprofesi di dunia desain dan seni. 9) Cokelat, yang berarti hangat, tenang, alami dan stabil. Coklat memiliki karakter yang hangat sehingga sering dipilih sebagai warna utama dalam rumah. Coklat merupakan salah satu warna netral sehingga dapat dengan mudah diterapkan untuk seluruh ruangan terutama melalui material kayu dan materi alamnya. 83 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10) Putih, yang berarti bersih, murni, sederhana, jujur, polos, kaku, higienis dan monoton. Putih adalah warna yang melambangkan kesucian sehingga sering digunakan untuk acara-acara yang bersifat sacral seperti acara pernikahan atau acara keagamaan. Penggunaan warna putih cenderung seperti tanpa warna sehingga setiap warna yang berada di atas putih menjadi warna yang menonjol karena putih berperan sebagai latar belakangnya. 2.2.5.2 Lingkungan Dalam ilmu kemasyarakatan, lingkungan adalah alam sekitar termasuk orang-orang yang hidup di dalamnya dengan pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan kebudayaan.Beberapa hal yang mempengaruhi desain dari segi lingkungan, antara lain: a. Pengaruh tradisi, adat istiadat dan kepercayaan. Hal ini terlihat dari beraneka ragamnya masyarakat yang tinggal di kota-kota besar dewasa ini. Bagian-bagian kota dapat dilihat adanya pengaruh tradisi, adat istiadat dan kepercayaan yang mereka bawa dari daerah masing-masing baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bentuk bangunan yang pada saat ini sudah banyak yang berubah dan tidak 84 http://digilib.mercubuana.ac.id/ seaslinya lagi dikarenakan proses asimilasi dengan kehidupan masyarakat kota yang sudah mengenal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Pencampuran dari kebudayaan daerah yang ternyata tidak berhasil menciptakan suasana universal. Sebagai contoh suatu ruangan tamu yang dihias dengan dekorasi kerjanan dari berbagai daerah di Indonesia dicampur baurkan dengan gaya Eropa. 2.2.5.3 Komunikasi Dalam bidang desain interior, komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Dalam dunia desain interior, proses komunikasi terjadi dengan pengoperan lambang berupa bentuk-bentuk dari elemen pembentuk ruang serta elemen pengisi ruangnya. Tiap unsur bentuk berupa garis, bidang, warna, tekstur, dan bahan memiliki sifat-sifat dan reaksi yang mengandung arti/ makna tertentu yang harus dapat dipahami oleh klien. 85 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Komunikasi antara desainer interior, desain dan kliennya merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut: Desainer Desain Klien (Pengirim Pesan) (Pesan) (Penerima pesan) Gambar 2.24 Komponen Dasar Komunikasi Antara Desainer dan Klien Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa desainer interior disini berperan sebagai pengirim pesan kepada klien selaku penerima pesan. Adapun pesan yang disampaikan kepada klien adalah berupa desain hasil rancangan desainer. Pesan dapat diterima dan dipahami oleh klien apabila disampaikan dengan cara yang komunikatif. Agar komunikasi dapat berlangsung lancar dan efektif, maka desainer selaku penyampai pesan harus dapat menyampaikan gagasannya baik secara verbal maupun non verbal secara komunikatif, efektif dan efisien berdasarkan data-data fisik maupun non fisik yang akurat terkait dengan klien sebagai pengguna desain. Proses komunikasi yang lancar antara desainer dan klien terjadi sebelum desain diwujudkan dan setelah desain selesai dibuat. 86 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Komunikasi yang dilakukan sebelum desain dilaksanakan merupakan observasi mendalam mengenai kondisi fisik dan non fisik klien sebagai titk tolak perancangan dan objek yang dirancang. Komunikasi non verbal berupa gambar desain merupakan hasil kerja desainer yang kemudian dikomunikasikan kembali kepada klien. Proses penyampaian hasil rancangan ini berupa presenasi desain di hadapan klien, kemudian klien memberikan umpan balik berupa pertanyaan, sanggahan maupun persetujuan. 2.2.5.4 Spatial Spatial performance adalah kinerja dari bangunan yang berhubungan dengan kenyamanan penghuni dalam menggunakan ruangan yang tersedia untuk melakukan segala aktivitasnya tanpa mengalami hambatan- hambatan.Spatial performance dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu yaitu: a. Desain tiap ruangan dan perabotnya. b. Kesatuan dari tiap ruangan. c. Penyediaan kenyamanan dan servis. d. Desain untuk kenyamanan. 87 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.2.5.5 Suasana Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi dari ruangan yang akan di desain, adalah sebagai berikut: a. Cahaya / Light Merupakan unsur yang sangat penting dalam perencanaan ruang dalam, karena memberikan pengaruh sangat luas, serta menimbulkan efek-efek tertentu.Dalam ruang, kita harus merancang pembagian pencahayaan sedemikian rupa sehinnga dapat memberikan efek-efek eksklusif, nyaman, dan menarik. Pada sistem pencahayaan,banyak permasalahan yang harus di ketahui, karena masalah pencahayaan merupakan kehidupan dari tata ruang. Terang cahaya suatu ruangan di tentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) Kondisi ruang (Tertutup atau Bukaan) 2) Letak penempatan lampu 3) Jenis dan daya lampu 4) Jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantul atau menyerap) 88 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Ada 2 macam pencahayaan yaitu: 1) Cahaya alam (Natural lighting) Cahaya alam adalah pencahayaan yang berasal dari sinar matahari, sinar rembulan, sinar api dan sumber-sumber lain dari alam. 2) Cahaya buatan (Artificial Lighting) Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari cahaya buatan manusia, Misalnya.cahaya lilin,sinar lampu dan lain-lain. b. Suara / Sound Dalam perancangan ruang dalam, perlu adanya penataan suara untuk mengendalikan kebisingan yang terjadi, baik di dalam maupun di bagian luar ruangan.Dengan pemilihan bahan yang tepat dan dapat mereduksi suara untuk diterapkan pada bagian lantai, dinding, dan langit-langit, demi kenyamanan dan upaya dalam menjaga ketenangan para pengguna ruang. c. Udara / Air Udara yang nyaman sangat di perlukan untuk keberadaan seseorang di dalam suatu ruangan, kebutuhan 89 http://digilib.mercubuana.ac.id/ akan udara bersih dan segar sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan tersebut dapat di penuhi melalui sistem penghawaan yang ada, yaitu: 1) Alami Penghawaan alami didapatkan melalui pemasangan jendela, lubang angin, dan ventilasi udara.Keuntungan dari penghawaan ini yaitu ekonomis dalam perawatan. Tetapi kekuranganya adalah udara yang masuk ke dalam ruangan tidak selalu bersih dan tersaring, karena keadaan kota besar sekarang ini dipenuhi oleh pencemaran udara atau polusi. 2) Buatan Penghawaan buatan didapatkan melalui pemasangan pendingin udara pada ruangan contohnya seperti kipas angin dan AC split. Keuntungan dari penggunaan penghawaan buatan seperti ini adalah udara yang di dapat lebih bersih dan sejuk karena udara yang di dapat di saring terlebih dahulu sehingga tidak menimbulkan polusi yang menimbulkan suasana ruangan menjadi kurang nyaman. 90 http://digilib.mercubuana.ac.id/ d. Suhu panas / Heat Merupakan suatu kondisi dalam ruangan atau bangunan yang mempunyai suatu panas atau tingkat panas yang berbeda antar ruangan yang satu dengan ruangan lainya yang dapat memberikan pengaruh kepada manusia yang ada dalam ruangan tersebut e. Kelembaban / Humidity Merupakan suatu kondisi udara yang memberikan kelembaban pada suatu ruangan atau bangunan tersebut. Seperti apakah seseorang akan merasakan kenyamanan apabila berada dalam suatu ruangan atau bangunan dengan kelembaban yang sangat tinggi. 2.2.5.6 Sosial Setiap orang di hubungkan satu sama lain oleh hubungan social. Sehingga dalam merancang suatu interior ruangan, hendaknya memperhatikan segi social dari manusia, yang berpedoman dari factor: a. Dinamika Kelompok / Group Dinamics Merupakan suatu kelompok manusia yang mempunyai karakter dan kebutuhan yang berbeda-beda.Terkadang mereka yang mempunyai karakter dan kebutuhan tersebut 91 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dapat berubah sesuai dengan keinginan mereka pada saat itu. b. Budaya / Culture Sesuatu yang berhubungan dengan adat istiadat suatu kelompok masyarakat, Budaya suatu tempat dapat dicapai melalui : Pembatasan kontak social, menyembunyikan peraaan, mampu berkomunikasi dengan baik, mempunyai tatakrama yang berkualitas. c. Privasi / Privacy Privasi merupakan suatu yang kompleks.(Irwin Altman, 1975) mendefinisikan privacy sebagai pengendalian akses secara selektif terhadap seseorang atau suatu kelompok.Akses tersebut berkenaan dengan informasi (yang dapat ditangkap oleh pancaindera) dari seseorang kepada yang lainya.Manusia merupakan individu-individu yang membutuhkan privasi dalam melakukan kegiatankegiatan tertentu, seperti mandi, berpakaian, makan, bekerja, dan sebagainya.Sehingga memerlukan ruang yang dapat menjamin privasinya25. 25 Charles J. Holahan, Environmental Psychologi, (Newyork: Random House, Inc, 1982) 92 http://digilib.mercubuana.ac.id/ d. Teritorialitas / Territorial Territorialitas adalah merupakan wilayah pemilikan dan kekuasaan sendiri sebagai kepemilikan bersama. Apabila kekuasaan dilanggar, maka akan terjadi konflik dalam interaksi. 2.2.5.7 Psikologi Desain dari suatu ruangan dapat menimbulkan aspek psikologi yang berbeda-beda pada diri setiap individu. Sehingga ketika mendesain suatu ruangan, harus memperhatikan aspek psikologi yang akan ditimbulkan oleh ruang tersebut kepada orang yang menghuninya.Beberapa faktor psikologi yang harus diperhatikan: a. Kesesakan (Crowding) Kesesakan menimbulkan persepsi individual terhadap keterbatasan-keterbatasan spatial.Merupakan kelompok manusia yang berkumpul di suatu daerah atau suatu tempat tertentu. b. Persepsi (Perception) Persepsi dibentuk melalui sensasi-sensasi yang terjadi saat ini dan memori-memori pengalaman masa lalu yang mirip. 93 http://digilib.mercubuana.ac.id/ c. Orientasi (Orientation) Sasaran yang ditujukan untuk seseorang atau orang lain untuk suatu kebutuhan tertentu. 2.2.5.8 Fisik Ketika mendesain suatu ruangan atau bangunan, kita perlu memperhatikan aspek fisik dari penghuni, antara lain: a. Antropometri (Anthropometrics) Adalah ilmu yang membahas mengenai proporsi dan dimensi tubuh manusia beserta sifat-sifat karakteristik fisiologis, serta kemampuan relative dari kegiatan manusia yang saling berbeda dalam lingkunganya.Antropometri sering juga disebut sebagai factor manusia. b. Ergonomic (Ergonomic) Ilmu yang mempelajari sifat-sifat, tempramen, dan ukuranukuran manusia, dan berhubungan dengan lima panca indera manusia, yaitu : Penglihatan, Pendengaran, rasa panas / dingin, penciuman, dan kehindahan atau kenyamanan, agar manusia dapat hidup dengan nyaman dan puas dalam melakukan kegiatan merasakan keindahan hidup. 94 http://digilib.mercubuana.ac.id/