Gangguan Zika dan Upaya Menuju Indonesia Sehat

advertisement
Gangguan
Zika
dan
Upaya
Menuju Indonesia Sehat
Jumlah masyarakat yang terinfeksi virus Zika di Singapura
terus bertambah. Kementerian Kesehatan Singapura dan National
Environment Agency (NEA) mengungkapkan bahwa total hingga hari
Kamis, 1 September 2016, terdapat 151 kasus yang terinfeksi
Zika. Angka tersebut dinilai tinggi dan cukup mengusik
Kementerian Kesehatan setempat untuk cepat tanggap mengambil
tindakan.
Virus zika menjadi trending topic paling berpengaruh di dunia
saat ini. Pasalnya, penyakit ini di Brasil sering dikaitkan
dengan kasus kerusakan otak bayi yang baru lahir. Selain itu
menurut World Health Organization (WHO) telah mendeteksi
adanya 23 negara di Amerika yang terdektesi zika dan
diperkirakan angka kasus itu bisa mencapai 3 hingga 4 juta
kasus pada tahun depan.
Fakta-fakta yang terkait virus zika yang harus diwaspadai ini
ternyata menjadi edukasi penting. Penyebaran penyakit zika
secara umum bisa melalui gigitan nyamuk dari orang yang
terinfeksi. Aedes aegypti sebagai penyebaran paling utama.
Sedangkan gejala yang ditimbulkan biasanya relatif ringan
sesuai dengan stadiumnya. Infeksinya biasa ditandai dengan
gejala-gejala seperti demam, konjungtivitas (mata merah), ruam
ringan, dan nyeri otot sendi. Periode inkubasi masih belum
diketahui, tetapi dipastikan berdasarkan kasus, sekitar 2-7
hari paska gigitan. Biasanya, orang yang terinfeksi zika
membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Penyebab besarnya sorotan masyarakat adalah karena
microcephaly. Menurut Reuters, bersama para peneliti di Brasil
dan WHO telah menegaskan terdapat bukti yang menguat tentang
relasi antara zika dengan microcephaly, yaitu kelainan yang
bersifat neurologis. Pada kasus microchephaly, bayi lahir
dengan ukuran kepala dan otak yang lebih kecil dari ukuran
normal biasa. Terbukti, di bagian Brasil Timur Laut, terjadi
peningkatan kasus microcephaly sekitar 360 kasus pada 10 hari,
hingga pada 16 Januari 2016 lalu mencapai 3.893 kasus
microcephaly yang diduga disebabkan oleh zika.
Dampak ini juga berperan penting bagi wanita hamil sebagai
subject utama kelahiran bayi mereka. Pemerintah Kolombia
meminta kepada pasangan suami-istri untuk menunda kehamilan
antara 6-8 bulan. Hal ini demi meminimalisir kemungkinan
risiko virus zika. Di negara lain seperti Jamaika, yang belum
melaporkan adanya kasus zika, pemerintah setempat
merekomendasikan wanita untuk menunda kehamilan antara 6-12
bulan kedepan.
Upaya Indonesia Menahan Zika
Kementrian Kesehatan RI sudah menelaah dengan baik dan membuat
beberapa kebijakan yang terkait proteksi kasus zika secara
merata. Pertama, yaitu Travel Advisory. Menghimbau seluruh
masyarakat agar tidak bepergian menuju negara yang terindikasi
terinfeksi virus zika, salah satunya Singapura.
Arahan ini dinilai positif, tetapi masih meninggalkan celah
besar karena bagaimanapun sifatnya hanyalah himbauan. Yang
kedua, menggunakan Thermal Scanner pada setiap bandara-bandara
dan pelabuhan. Bagaimanapun, Thermal Sanner ini hanya sebatas
mengetahui indikasi dari suhu tinggi terhadap para penumpang.
Jika didapatkan penumpang dengan kondisi sakit demam atau
panas, maka petugas maskapai maupun awak kapal diminta untuk
segera melaporkan kepada petugas kesehatan bandara.
Ketiga, dengan memeriksa seluruh penumpang dari keberangkatan
di Singapura maupun sebaliknya. Penumpang yang ingin bepergian
akan selalu dijaga ketat, tentu saja tingkat kenyamanan
penumpang maupun maskapai menjadi tanggungan berat bagi
pemerintah. Keempat, dengan menjaga kebersihan lingkungan
sekitar, sosialisasi masyarakat, dan menjaga supaya tetap
dalam keadaan aman serta sehat.
Pada akhirnya, masalah kesehatan merupakan hal terpenting dan
paling utama. Kebijakan pemerintah, terutama Kementrian
Kesehatan sangatlah terbatas. Penanganan kesehatan di republik
ini tidak seharusnya menjadi “nomor sekian” karena “kalah
suara” dengan cengkerama dunia politik, sosial, dan ekonomi.
Sudah saatnya upaya pemerintah yang dinilai masih kurang
maksimal untuk kembali memainkan perannya. Dimana peran
mahasiswa, peneliti muda, dan lembaga riset penelitian? Pada
lembaga dan unsur inilah diharapkan mampu menemukan solusi
alternatif untuk penanganan, pencegahan, dan pengobatan
terhadap warga negara yang terinfeksi virus zika, juga
penyakit lainnya. (*)
Editor: Bambang Bes
Download