REFRAKSI PROSES PENGLIHATAN 1 Cahaya merupakan salah satu dari suatu spektrum gelombang elektromagnetik Panjang gelombang cahaya adalah 400400700nm yang dapat merangsang sel batang (rod cell) dan kerucut (cone cell) Gelombang cahaya antara 400400-700nm ini akan terlihat sebagai suatu spektrum warna 2 Rangsang cahaya masuk ke mata melalui dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina • Rangsang diteruskan ke bagian saraf penglihat /saraf optik yang berlanjut dengan lobus oksipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar • Bagian lobus osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan • Di dalam lobus oksipital ini rangsang diolah kemudian diinterpretasikan 3 REFRAKSI PERISTIWA PEMBELOKAN SINAR DI BID. SENTUH 2 MEDIA BENING YG BERBEDA INDEKS BIASNYA MATA : UDARA → MASUK MEDIA MATA MEDIA REFRAKTA - KORNEA - HUMOR AKUOS - LENSA MATA - BADAN KACA KORNEA : - MEMBIAS SINAR 80 % - INDEKS BIAS 40 DIOPTRI ( D ) HUMOR AKUOS : - INDEKS BIAS 1.34 LENSA MATA : - MEMBIAS SINAR 20 % - INDEKS BIAS 10 DIOPTRI ( D ) BADAN KACA 4 PERAN STRUKTUR MATA LAIN : 1. PUPIL : → MENGATUR JML SINAR MASUK 2. RETINA / SARAF MATA : → MELALUI MAKULA LUTEA RANGSANG ( BAY. BENDA ) OTAK TAJAM PENGLIHATAN 1. SENTRAL ( FIKSASI SENTRAL ) → MAKULA LUTEA ( SENSITIVITAS PALING TINGGI PD RETINA ) 2. PERIFER ( TEPI ) → WKT MELIHAT SENTRAL , TERLIHAT KESAN SEKITARNYA. 5 SINAR ≥ 6 METER DR MATA → DIANGGAP MSK PUPIL SBG SINAR SEJAJAR GRS PANDANG ( VISUAL LINE ) EMETROPIA ( MATA NORMAL) - TAJAM PENGLIHATAN / VISUS = 6/6 - SINAR SEJAJAR → MSK PUPIL, TANPA AKOMODASI DIBIAS PD MAKULA LUTEA RETINA AMETROPIA - ANOMALI REFRAKSI - SINAR SEJAJAR → TDK DIBIAS PD MAKULA LUTEA 6 MACAM KELAINAN REFRAKSI 1. MIOPIA FOKUS DI DEPAN RETINA 2. HIPERMETROPIA FOKUS DI BELAKANG RETINA 3. ASTIGMAT FOKUS TIDAK DI SATU TITIK 7 PENYEBAB KELAINAN REFRAKSI 1. SUMBU BOLA MATA 2. KEL. MEDIA REFRAKTA 3. KEL. INDEKS REFRAKSI GEJALA KELAINAN REFRAKSI 1. VISUAL - KABUR → VISUS < 6/6 2. OKULAR - EYE STRAIN / ASTHENOPIA → KERJA OTOT ↑ - VASODILATASI : PANAS, KEMENG, BERAT - REFERRED SYMPTOMS : SAKIT KEPALA 8 MENENTUKAN TAJAM PENGLIHATAN SENTRAL - KAMAR DG PENERANGAN CUKUP ( DAYLIGHT ) - JARAK 5-6 METER DR KARTU BAKU ( SNELLEN ) - MATA DIPERIKSA SATU-SATU TAJAM PENGLIHATAN → ANGKA : ( VISUS ) PEMBILANG / PENYEBUT PEMBILANG : JARAK ANT ORANG YG DIPERIKSA DG KARTU BAKU / OPTOTYPE PENYEBUT : JARAK HURUF YG SEHRSNYA DAPAT DIBACA ORANG NORMAL 6/6 : DPT MELIHAT HURUF PD JARAK 6 M, DIMANA OLEH ORANG NORMAL DPT DILIHAT PD JARAK 6 M 6/30 : DPT MELIHAT HURUF PD JARAK 6 M, DIMANA OLEH ORANG NORMAL DPT DILIHAT PD JARAK 30 M BILA TDK DPT MELIHAT HURUF TERBSR , DILAKUKAN UJI HITUNG JARI 3/60 : DPT MENENTUKAN JUMLAH JARI PD JARAK 3 M, YG OLEH ORANG NORMAL DPT TERLIHAT PD JARAK 60 MTR 1/60 : DPT MENGHITUNG JARI PD JARAK 1 M 9 BILA TDK DPT MENGHITUNG JUMLAH JARI, DILAKUKAN UJI LAMBAIAN TANGAN DIMANA ORANG NORMAL DPT MELIHAT LAMBAIAN TANGAN PD JARAK 300 M 1/300 : MELIHAT LAMBAIAN TANGAN PD JARAK 1 M BILA HANYA DPT MELIHAT ADANYA SINAR → VISUS = 1/~ ORANG NORMAL DPT MELIHAT ADANYA SINAR PD JARAK TAK TERHINGGA ( ~ ) BILA TDK MENGENAL SINAR SAMA SEKALI → VISUS = 0 ( BUTA TOTAL ) PEMERIKSAAN KELAINAN REFRAKSI 1. OBYEKTIF - RETINOSKOPI - OFTALMOSKOPI - REFRAKTOMETER 2. SUBYEKTIF SARANA : a. OPTOTYPE - TRIAL & ERROR GAMBAR E-CHARD HURUF ANGKA 10 SPHERIS (+) b. TRIAL-LENS SPHERIS (-) SILINDER (-) dan (+) C. RUANG → 5 – 6 METER CARA PEMERIKSAAN KELAINAN REFRAKSI 1. TENTUKAN VISUS : OD OS ↓ PIN HOLE : MAJU ↓ 2. AWALI DG OD → TAMBAHKAN S + 0,25 TERANG KABUR LANJUTKAN DG GANTI LENSA (-) LENSA (+) SAMPAI VISUS 5/5 ATAU VISUS MAKSIMAL TERBAIK ↓ 11 ↓ PIN HOLE ↓ MAJU ↓ INGAT ASTIGMAT ↓ TES “FOGGING” (DITAMBAH LENSA SPHERIS POSITIF) ↓ KARTU KIPAS ASTIGMAT ↓ LENSA SILINDER NEGATIF ↓ SAMPAI 5/5 TERAKHIR → TAMBAHKAN LENSA S ( + ) 0,25 ( DUKE ELDER TEST ) → MENGHILANGKAN AKOMODASI 12 MIOPIA ( RABUN JAUH ) → FOKUS SINAR DR BENDA YG JAUH ( > 6 m ) : TERLETAK DI DEPAN RETINA PENYEBAB : - HEREDITER - SUMBU BOLA MATA TERLALU PANJANG - KORNEA LEBIH CEMBUNG - PEMBIASAN SINAR OLEH KORNEA & LENSA TERLALU KUAT 13 PEMBAGIAN 1. MENURUT BERAT UKURAN - RINGAN : < - 3.00 DIOPTRI - SEDANG : - 3.00 S/D – 6.00 DIOPTRI - BERAT : > - 6.00 DIOPTRI 2. BERDSR KEL. JARINGAN MATA - M. SIMPLEKS : - KEL. PATOLOGIK (-) - BERAT UKURAN < - 6.00 DIOPTRI - VISUS DPT MENCAPAI 6/6 - M. PATOLOGIK / PROGRESIF / MALIGNAN : - KEL. FUNDUS PROGRESIF - BERAT UKURAN > - 6.00 DIOPTRI 14 GEJALA - KABUR JAUH - MELIHAT JAUH → MEMICINGKAN MATA (EFEK PIN HOLE ) KOREKSI → - KACA MATA (LENSA (-) YG TERKECIL) - LENSA KONTAK - BEDAH OBYEKTIF - KESAN BOLAMATA MENONJOL - COA LEBIH DALAM - PUPIL MIDRIASIS 15 16 KOMPLIKASI - MIOPIA RINGAN : - MIOPIA BERAT → BOLAMATA > PANJANG - RETINA TEREGANG – ATROFI - BADAN KACA > ENCER ABLASIO RETINA MOTIVASI - KONTROL TIAP 6 BLN – 1 THN ( PD < 25 TH ) - KACAMATA DIPAKAI TERUS ( CEGAH AMBLIOPIA ) - PD ANISOMETROP ( > 3 Dioptri ) → LENSA KONTAK - MIOPIA BERAT , > 25 TH → BEDAH : a. EKSTRAKSI LENSA ( CLE ) b. RADIAL KERATOTOMI ( RK ) c. PHOTOREFRACTIVE KERATECTOMY (PRK ) d. LASER ASSISTED INSITU INTRALAMELAR KERATOMILIEUSIS ( LASIK ) 17 CONTOH 1. ODS. MIOPIA RINGAN / SEDANG ODS : S- 0.50 D ATAU ODS : S – 4.00 D => 5/5 → DUKE ELDER TEST (-) → R/ KACAMATA 2. OD. MIOPIA RINGAN ( BEDA 3.00 D ) OS. MIOPIA SEDANG OD. S – 0.50 D , OS – 3.50 D => 5/5 R/ KACAMATA ( SELISIH OD – OS HRS ≤ 3.00 D ) 3. OD. MIOPIA BERAT ANISOMETROP OS. MIOPIA RINGAN ( > 3D ) OD. S – 7.00 D , OS. S – 1.00D => 5/5 ↓ a. KACAMATA : OD. S - 4.00 D OS. S – 1.00 D b. LENSA KONTAK : OD. S –7.00 D OS. S –1.00 D ( KONVERSI ) 18 HIPERMETROPIA ( RABUN DEKAT ) → FOKUS SINAR DR BENDA YG JAUH : TERLETAK DI BELAKANG RETINA PENYEBAB 1. H. AKSIAL : SUMBU ANTEROPOSTERIOR PENDEK 2. H. KURVATUR : LENGKUNG KORNEA & LENSA KURANG 3. H. REFRAKTIF : INDEKS BIAS SISTEM OPTIK KURANG 4. AFAKIA 19 KELUHAN a. AKOMODASI ( KADANG-2 MENOLONG ) ↓ KONTRAKSI OTOT SILIER ↓ - HEAD-ACHE - OTOT HIPERTROFI → POTENSI GLAUKOMA b. MALAS BELAJAR c. MATA MERAH, CEPAT LELAH AKOMODASI TRIAS : • Pencembungan Lensa • Pupil Miosis • Konvergensi 20 PEMBAGIAN BERDSR BERAT UKURAN - H. RINGAN : < + 3.00 D - H. SEDANG : + 3.00 S/D + 6.00 D - H. BERAT : > + 6.00 D PEMERIKSAAN - BOLAMATA KESAN > KECIL - COA DANGKAL - MIOSIS , KONVERGENSI KOREKSI 1. LENSA (+) YG TERBESAR → PD ANAK KECIL / REMAJA → SIKLOPLEGI 2. LENSA KONTAK 21 BENTUK HIPERMETROPIA 1. H. MANIFES DPT DIKOREKSI DG SPH (+) MAKS. → VISUS 5/5 2. H. LATEN : - HIPERMETROPIANYA DPT DIIMBANGI DG AKOMODASI - HANYA DPT DIUKUR STL PEMBERIAN SIKLOPLEGI 3. H. TOTAL : - UKURANNYA DIDPT STL PEMBERIAN SIKLOPLEGI - MRP JUMLAH H. MANIFES & H. LATEN VISUS < 5/5 DG AKOMODASI = 5/5 H. LATEN DG LENSA S (+) = 5/5 H. MANIFES H. TOTAL 22 ASTIGMATISMA → FOKUS SINAR DR BENDA YG JAUH TIDAK TERLETAK PD SATU TITIK DI RETINA ETIOLOGI 1. HEREDITER 2. LENGKUNG JARI-2 SATU MERIDIAN KORNEA > PANJANG D/P MERIDIAN YG TEGAK LURUSNYA 3. PEMBIASAN SINAR TDK SAMA PD SEMUA BIDANG 4. KORNEA LONJONG BENTUK ASTIGMATISMA 1. AST. REGULAR → KEKUATAN BIAS BER (+) / (-) PER-LAHAN2 SCR TERATUR DR SATU MERIDIAN KE YG LAIN → MEMP. 2 MERIDIAN SALING TEGAK LURUS 2. AST. IRREGULAR → TDK MEMPUNYAI 2 MERIDIAN SALING TEGAK LURUS → LENGKUNG KORNEA BERBEDA PD MERIDIAN YG SAMA → TERJADI O/K INFEKSI KORNEA, TRAUMA, DISTROFI 23 PE NYE BAB 1. HEREDITER : KERATOCONUS 2. ACQUIRED : PASCA OPERASI (KATARAK, TRAUMA,KERATOPLASTI ) PASCA INFEKSI PASCA TRAUMA 24 PEMERIKSAAN 1. PLACIDO DISK 2. CORNEAL TOPOGRAPHY AST. REGULAR AST. WITH THE RULE AST. AGAINS THE RULE ( AST. LAZIM ) ( AST, TAK LAZIM ) ↓ ↓ PEMBIASAN PD LENGKUNG PEMBIASAN PD LENGKUNG VERTIKAL > HORIZONTAL > KUAT KUAT D/P HORIZONTAL D/P VERTIKAL 25 BERDSR LETAK TTK FOKUS BID. VERTIKAL & HORIZONTAL PD RETINA 1. AST. MIOPIKUS SIMPLEKS KOREKSI : LENSA SILINDER NEGATIP 26 2. AST. MIOPIKUS KOMPOSITUS KOREKSI : LENSA SPHERO-SILINDER NEGATIP 3. AST. HIPERMETROPIKUS SIMPLEKS KOREKSI : LENSA SILINDER POSITIP 27 4. AST. HIPERMETROPIKUS KOMPOSITUS KOREKSI : LENSA SPHERO-SILINDER POSITIP 5. AST. MIKSTUS KOREKSI : LENSA SPHERIS POSITIP DAN SILINDER NEGATIP 28 ASTIGMAT REGULAR KELUHAN 1. KABUR → SESUAI AKSIS ( DG ASTIAGMAT FAN ) ↓ AKSIS TEGAK LURUS GRS PALING TEGAS 2. SAKIT KEPALA ( O/K AKOMODASI ) 3. MATA LELAH 4. BENDA BERUBAH BENTUK KOREKSI a. AST. REGULAR : LENSA SILINDER b. AST. IRREGULAR : HARD CONTACT LENS 29 PRESBIOPIA (KABUR MELIHAT DEKAT ) PRESBIOPIA - BUKAN KELAINAN REFRAKSI → Causa : PE ↑ USIA ( MULAI USIA 40 THN ) →- ELASTISITAS KAPSUL LENSA ↓ - MASSA LENSA > PADAT ↓ KEMAMPUAN AKOMODASI ↓ (penglihatan dekat) KOREKSI : => Kacamata - MIOPIA - HIPERMETROPIA - ASTIGMATISMA ADDISI + PRESBIOPIA ↓ KACAMATA BIFOKAL 30 ADDISI - 40 THN : S + 1.00 D - 50 THN : S + 2.00 D - ≥ 60 THN : S + 3.00 D - AFAKIA : S + 3.00 D KELUHAN - KABUR MELIHAT DEKAT → OBYEK DIJAUHKAN - PUSING - MATA LELAH ↓ RELATIF USIA MACAM KEL. REFRAKSI PEKERJAAN 31 h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h 32