1. PROFIL KOTA SINGKAWANG Lambang Kota Singkawang diambil dari berbagai potensi, dengan makna yaitu : a. Makna Warna : - Merah : Keberanian Putih : Kesucian Hijau : Kesuburan Biru : Ketentraman Kuning : Keluhuran dan Keagungan b. Makna Gambar : Bintang, Ketuhanan Yang Maha Esa Padi dan Kapas, Kesejahteraan dan Kemakmuran, merupakan tujuan seluruh masyarakat Kota Singkawang Rantai dan Roda Gigi, Persatuan dan Kesatuan dalam roda pembangunan Gunung, Keteguhan dan Kekokohan Laut, Wawasan dan Pandangan yang luas Tugu, Tonggak bersejarah perjuangan Kota Singkawang Pita Bertuliskan “Kota Singkawang”, melambangkan identitas Kota Singkawang Jumlah Padi dan Kapas serta Angka 2001, melambangkan Peresmian Pembentukan Kota Singkawang tanggal 17 Oktober 2001, yang dijadikan Hari Jadi Kota Singkawang Buku, melambangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Peraturan perundangundangan Tulisan “Bersatu Untuk Maju”, melambangkan Motto Kota Singkawang Kota Singkawang memiliki luas 50.400 ha, yang dibagi menjadi 5 (lima) wilayah Kecamatan meliputi 26 Kelurahan. Secara geografis terletak pada posisi antara 1080 52’ 14,19’’ sampai dengan 1090 09’ 44,22 ’’ Bujur Timur dan 000 44’ 57,57’’ sampai dengan 010 00’ 48,65’’ Lintang Utara. Berjarak ± 147 km dari Ibukota Propinsi (Pontianak) dan dapat dicapai melalui transportasi darat maupun laut (pelabuhan Singkawang). Dengan batas-batas wilayah: di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Selakau Kabupaten sambas; disebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang; sebelah Barat berbatasan dengan laut Natuna dan disebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang. Secara umum wilayah Kota Singkawang beriklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar antara 21,80 sampai dengan 30,050 Celcius. Kehidupan masyarakat Kota Singkawang yang multi etnis terdiri dari 3 (tiga) etnis terbesar yakni Tionghoa (Cina), Melayu dan Dayak ditambah suku-suku lainnya yang hidup secara berdampingan dan harmonis, memberikan warna tersendiri dalam kehidupan sehari-hari. Keanekaragaman etnis dan budaya ini memberikan ciri dan daya tarik tersendiri bagi Kota Singkawang. Terdapat berbagai peristiwa budaya yang dapat dinikmati dari masing-masing etnis yang ada. Peristiwa budaya tersebut biasanya dirayakan dan diperingati bersamaan dengan upacara hari besar keagamaan. Kota Singkawang yang letaknya dipesisir pantai dan dikelilingi oleh gunung-gunung memberikan kesan dan keindahan alam tersendiri. Dengan posisi letaknya yang demikian menjadikan Kota Singkawang banyak menyimpan objek-objek wisata menarik dan berpotensi untuk dikembangkan serta memberikan peluang investasi bagi para investor khususnya dalam bidang perhotelan, transportasi, restoran, resort serta pengembangan sarana prasarana pendukung wisata lainnya. Sejarah Kota Awalnya Singkawang merupakan sebuah desa bagian dari wilayah kerajaan Sambas, Desa Singkawang sebagai tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Para penambang dan pedagang yang kebanyakan berasal dari negeri China, sebelum mereka menuju Monterado terlebih dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya, dan Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas). Waktu itu, mereka (orang Tionghua) menyebut Singkawang dengan kata San Keuw Jong, mereka berasumsi dari sisi geografis bahwa Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai Sampai ke muara laut. Melihat perkembangan Singkawang yang dinilai oleh mereka yang cukup menjanjikan, sehingga antara penambang tersebut beralih profesi ada yang menjadi petani dan pedagang di Singkawang yang pada akhirnya para penambang tersebut tinggal dan menetap di Singkawang. Sejarah Pembentukan Pemerintah Kota Singkawang Kota Singkawang semula merupakan bagian dan ibukota dari wilayah Kabupaten Sambas (UU. Nomor : 27 Tahun 1959) dengan status Kecamatan Singkawang, dan pada tahun 1981 Kota ini menjadi Kota Administratif Singkawang (PP Nomor 49 Tahun 1981), Kota ini juga pernah diusulkan menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang yaitu melalui usul pemekaran Kabupaten Sambas menjadi 3 (tiga) daerah Otonom. Namun Kotamadya Daerah Tingkat II Singkawang belum direalisir oleh Pemerintah Pusat, waktu itu hanya Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkayang yang disetujui, sehingga wilayah Kota Administratif Singkawang menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkayang (UU Nomor : 10 Tahun 1999), sekaligus menetapkan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas beribukota di Sambas. Kondisi tersebut tidaklah membuat surut masyarakat Singkawang untuk memperjuangkan Singkawang menjadi Derah otonom, aspirasi masyarakat terus berlanjut dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Sambas dan semua elemen masyarakat Seperti : KPS, GPPKS, Kekertis, Gemmas, Tim Sukses, LKMD, Para RT serta organisasi lainnya. Melewati jalan panjang melalui penelitian dan pengkajian terus dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Barat maupun Tim Pemekaran Kabupaten sambas yang dibentuk dengan Surat Keputusan Bersama antara Bupati Sambas dan Bupati Bengkayang No. 257 Tahun 1999 dan No. 1a Tahun 1999 tanggal 28 September 1999, serta pengakjian dari Tim CRAIS, Badan Petimbangan Otonomi Daerah. Akhirnya Singkawang terwujud menjadi Daerah Otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Singkawang, diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2001 di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri dan otonomi Daerah atas nama Presiden Republik Indonesia Orientasi Secara geografis Kota Singkawang ini terletak antara 108° 52’ 14,19” sampai dengan 109o 09’ 46,22” Bujur Timur (BT) dan 00o 44’ 57,57” sampai dengan 01o 00’ 48,65” Lintang Utara (LU), berjarak ± 135 km dari Ibukota Propinsi (Pontianak), dapat dicapai melalui transportasi darat maupun laut (Pelabuhan Singkawang). Jalur Sutera Pontianak-Singkawang-Sambas dan Jalur Jalan Sambas-Bengkayang-Jagoi Babang merupakan urat nadi penting dalam sistem transportasi eksternal Kota Singkawang. Melalui jalur ini Kota Singkawang dapat dijangkau dari sentra-sentra produksi pertanian di Kabupaten Sambas dan Bengkayang. Jalur jalan darat yang juga sangat potensial adalah jalur Singkawang-Sambas-Galing-Sajingan Besar-Aruk yang sangat prospektus untuk membuka jalur pemasaran ke wilayah Sarawak. Administrasi Kota Singkawang secara administratif terbagi dalam 5 wilayah kecamatan yang meliputi 26 kelurahan. Luas total wilayah Kota Singkawang ini adalah 50.400 Ha dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang. Sebelah Barat : berbatasan dengan Laut Natuna LUAS KOTA SINGKAWANG DIRINCI PER KELURAHAN DAN KECAMATAN No. KECAMATAN / KELURAHAN LUAS (Ha) PERSENTASE (%) A. SINGKAWANG TENGAH 2.855 5,66 1, 2, 3, 4, 5, Roban Condong Sekip Lama Jawa Bukit Batu 2.000 200 218 75 362 3,97 0,40 0,43 0,15 0,72 B. SINGKAWANG BARAT 1.806 3,58 1, 2, 3, Pasiran Melayu Tengah 720 141 18 1,43 0,28 0,04 4, 5, Kuala Sungai Wie 625 302 1,24 0,60 C. SINGKAWANG TIMUR 16.626 32,99 1, 2, 3, 4, 5, Pajintan Nyarungkop Mayasopa Bagak Sahwa Sanggau Kulor 1.791 2.473 7.064 2.261 3.038 3,55 4,91 14,02 4,49 6,03 D. SINGKAWANG UTARA 6.665 13,22 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, Sungai Garam Naram Sungai Bulan Sungai Rasau Setapuk Kecil Setapuk Besar Semelagi Kecil 424 954 636 636 848 1.445 1.724 0,84 1,89 1,26 1,26 1,68 2,87 3,42 E. SINGKAWANG SELATAN 22.447 44,54 1, 2, 3, 4, Sedau Sagatani Sijangkung Pangmilang 10.155 7.064 3.391 1.837 20,15 14,02 6,73 3,64 50.400 100,00 KOTA SINGKAWANG Profil Fisik Dasar Topografi Kota Singkawang merupakan kota pantai sekaligus perbukitan. Ini adalah perpaduan topografi yang sangat unik. Bahkan Gunung Besar yang ada di bagian selatan kota langsung menyentuh bibir pantai Laut Natuna. Gugusan pegunungan di wilayah Singkawang Selatan yang membentang dari Gunung Poteng di timur hingga Gunung Besar di barat memberikan kesan indah dan sejuk bagi kota ini. Bahkan beberapa bukit jauh menyentuh ke dalam bagian kota yaitu Gunung Sari (305 m) dan Gunung Roban (212 m). Selain di kawasan pegunungan dan perbukitan di bagian selatan tersebut, sebenarnya topografi Kota Singkawang umumnya datar yaitu dengan kemiringan antara 0 – 2 %. Kawasan dengan kemiringan 0-2 % ini terhampar di bagian utara dan barat kota di wilayah Kecamatan Singkawang utara dan Singkawang Barat serta sebagian besar Singkawang Tengah. Kawasan dengan kemiringan rendah ini umumnya terletak pada ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kecamatan Singkawang Timur sampai ke sebagian kecil wilayah Singkawang Tengah bagian timur merupakan kawasan dengan kemiringan 2-15 %, dimana sebagian besar berada pada kemiringan antara 2-8 % saja. Ketinggian di kawasan ini bergradasi meninggi ke arah timur berkisar antara 12 hingga 45 meter dpl. Kawasan yang cukup bergelombang di bagian timur merupakan daerah aliran Sungai Selakau, yang relatif padat dengan puluhan aliran anak sungainya. Di samping itu, kawasan dengan kemiringan 2-15 % juga tersebar secara sporadis di wilayah Singkawang Selatan, tersebar diantara puncak-puncak gunung yang dimanfaatkan penduduk setempat sebagai pusat-pusat perkampungan. Kawasan pegunungan di Kecamatan Singkawang Selatan dan Singkawang Timur bagian selatan umumnya memiliki kemiringan antara 15 hingga di atas 40 %. Ada sekitar 21 puncak gunung di kawasan ini dengan ketinggian yang sangat bervariasi. Puncak tertinggi berada pada puncak Gunung Pasi dengan ketinggian 770 meter di atas permukaan laut. Di sebelah selatan Gunung Pasi topografi mulai melandai kembali sampai ke Sagatani kemiringan mencapai sekitar 4 % terus ke selatan hingga Danau Sarantangan. Klimatologi Iklim mikro Kota Singkawang termasuk iklim tropis dengan udara lebih sejuk dari Kota Pontianak karena fisiomorfologinya yang unik. Curah hujan kota ini cukup tinggi yaitu rata-rata 2.780 mm pertahun dengan rata-rata 134 hari hujan pertahun. Curah hujan relatif tinggi terjadi pada bulan April – Juli dan Oktober-Desember dengan curah hujan maksimum 490 mm terjadi pada bulan Desember dengan 20 hari hujan. Keadaan iklim mikro di Kota Singkawang dapat dikatakan tidak menentu dengan suhu udara berkisar antara 21,8 o sampai 30,5o C, dan masih dipengaruhi oleh angin muson dan perubahan iklim laut. Hidrologi Kondisi hidrologi Kota Singkawang sangat dipengaruhi oleh topografi kota yang sangat datar di utara dan barat serta bergelombang hingga pegunungan di bagian timur dan selatan. Puluhan sungai yang mengalir di wilayah Kota Singkawang semuanya berhulu di gugusan pegunungan di bagian selatan kota. Sebagian sungai mengalir ke utara dan bermuara di Sungai Selakau, sebagian lagi mengalir ke barat bermuara di Laut Natuna. Sungai Singkawang merupakan salah satu sungai yang bermuara di Laut Natuna dan melewati pusat kota. Sungai Singkawang ini berhulu di Gunung Roban, sebagian airnya juga berasal dari Gunung Poteng. Di selatan, Sungai Sedau, Sungai Jintan dan Sungai Merah mengalir langsung ke Laut Natuna dan umumnya berhulu di beberapa kawasan pegunungan seperti Gunung Jintan, Gunung Sijangkung, Gunung Pasi, Gunung Besar dan lain-lain. Air tangkapan dan resapan di pegungan Raya-Pasi selain mengalir ke utara dan barat juga mengalir ke arah selatan menuju Danau Sarantangan. Sebagian lagi mengalir menuju Sungai Sedau. Dengan banyaknya aliran sungai yang melintas di dalam wilayah Kota Singkawang, apalagi ditunjang dengan dibangunnya terusan yang menghubungkan Sungai Singkawang dan Sungai Selakau, sebenarnya banjir dan genangan tidak bermasalah bagi kota ini. Hanya saja di pusat kota (Singkawang Tengah, kapasitas sungai serat kualitas lingkungannya sudah banyak menurun akibat pembangunan yang sangat intensif di sepanjang aliran sungai Singkawang. Ditambah lagi dengan penyumbatan dan penghambatan aliran sungai akibat sampah dan gulma, maka di musim hujan, sungai ini tidak mampu menampung limpahan air dari hulu sehiungga menimbulkan banjir dan genangan di beberapa bagian pusat kota yang relatif rendah. Demikian pula ketika air laut pasang, sungai-sungai tidak mampu lagi mengakomodasi limpahan pasang sehingga air mengalir melewati tanggul dan menimbulkan genangan di sekitar aliran sungai. Kawasan-kawasan tergenang setelah hujan banyak tersebar di pinggir timur dan utara kota. Hampir semua kawasan yang di identifikasikan sebagai kawasan tergenang setelah hujan merupakan sawah. Keberadaan beberapa sungai dan parit yang melintasi kawasan datar di dalam Kota Singkawang sangat membantu kestabilan sistem hidrologi kota. Kanal-kanal ini secara cepat akan mengeringkan kawasan sekitarnya di saat hujan dan menampung limpasan air laut di saat pasang. Namun sayang sekali beberapa badan air yang sangat penting ini kurang terpelihara terutama setelah melewati pusat – pusat permukiman penduduk, seperti Sungai Singkawang (di pusat kota) sudah mengalami penyempitan akibat bangunan di bantarannya, selain juga karena sampah dan tumbuhan liar di beberapa bagian. Sungai Singkawang juga menjadi problema mulai dari muara yang telah mengalami pendangkalan sangat serius hingga bagian tengah dan hulunya. Di masa depan, penganan dan peningkatan kapasitas kanal-kanal ini harus dilakukan secara serius karena bila diabaikan bukan tidak mungkin masalah banjir dan genangan akan menjadi momok terbesar bagi Kota Singkawang. Jenis Tanah Kota Singkawang termasuk unit fisiografi datar agak bergelombang sampai berbukit dengan gugusan batuan aluvial dan intrusif yang terbentuk pada jaman kuarter. Sebagian besar daratan Kota Singkawang terdiri dari tanah aluvial yang tersebar di semua kecamatan tertama pada daerah tepian sungai dan pinggiran pantai. Luas tanah aluvial ini sekitar 25.338 Ha atau sekitar 55 % dari seluruh luas kota. Beberapa kawasan datar di Singkawang Selatan dan Timur terhampar dataran tanah yang didominasi oleh organosol/gley humus dengan kedalaman maksimal 2 meter. Luas hamparan tanah organosol ini sekitar 5.225 Ha atau sekitar 10,4 % dari luas kota. Sebagian kawasan ini merupakan kawasan berawa-rawa yang berfungsi untuk mengatur aliran air permukaan. Sebagian wilayah Singkawang Timur merupakan kawasan dengan jenis tanah podsol. Luas keseluruhan jenis tanah ini diperkirakan 14.276 Ha. Tanah latosol juga banyak tersebar di kaki-kaki bukit/gunung di antara sebaran tanah podsol dan podsolik merah kuning. Jenis tanah ini banyak terdapat di wilayah Kecamatan Singkawang Singkawang Selatan, dengan luas mencapai ± 2.988 Ha. Di kawasan berbukit dan bergunung di Kecamatan Singkawang Selatan, jenis tanahnya tergolong podsolik merah kuning yang berasosiasi dengan tanah litosol. Luas hamparan tanah ini diperkirakan ± 3.744 Ha, dan sesuai untuk pengembangan pertanian lahan kering (perkebunan) dan tanaman buah-buahan tropis. Penggunaan Lahan Distribusi penggunaan lahan Kota Singkawang secara umum terdiri dari penggunaan lahan untuk tapak (permukiman, industri, perdagangan dan fasilitas-fasilitas kegiatan lainnya) dan penggunaan lahan non tapak (perkebunan, sawah, hutan dan lain-lain). Areal terbesar kawasan terbangun Kota Singkawang adalah areal permukiman (perumahan dan berbagai fasilitas sosial-budayanya) yang luasnya sekitar 308,5 Ha atau sekitar 0,6% luas kota. Sedangkan kawasan terbangun lainnya berupa industri mencakup 10 hektar saja. Selebihnya yaitu sekitar 33.313 Ha atau sekitar 66 % dari luas kota terdiri dari areal sawah, kebun campuran, perkebunan dan pertambangan. Sekitar 16,5 % luas kota masih berupa hutan lebat yang tersebar di beberapa areal pegunungan seperti Gunung Raya, Gunung Pasi, Gunung Sari, Gunung Poteng dan lain-lain. No. PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) PROSEN (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Perumahan/Permukiman Industri Pertambangan Sawah Irigasi Non Teknis Hutan Belukar Kebun Campuran Perkebunan Hutan Semak Perairan Darat Tanah Terbuka/Tandus Lain-lain Jumlah 308,50 10,00 1.317,00 6.690,00 3.280,00 2.589,00 22.717,00 8.302,00 3.669,50 56,00 484,00 977,00 50.400,00 0,61 0,02 2,61 13,27 6,51 5,14 45,07 16,47 7,28 0,11 0,96 1,94 100,00 Bila dilihat secara spasial, penyebaran kawasan terbangun mengarah dari pusat kota di Kecamatan Singkawang Tengah dan Barat, berkembang ke utara, timur dan selatan. Kawasan-kawasan pinggiran kota terutama ke arah perkembangan kota tersebut masih banyak tersedia lahan / kawasan tak terbangun yang berupa areal pertanian, semak belukar dan kebun campuran yang diusahakan masyarakat setempat. Kependudukan Berdasarkan data statistik tahun 2007 penduduk Kota Singkawang berjumlah 179.155 orang, terdiri dari 87.690 orang penduduk laki-laki dan 91.465 orang penduduk perempuan (Tabel 4). Jumlah penduduk tersebut terbagi dalam 43.894 Kepala Keluarga. JUMLAH PENDUDUK DI KOTA SINGKAWANG TAHUN 2007 NO NAMA KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN 1 Singkawang Tengah 26.619 25.999 2 Singkawang Timur 10.418 8.333 3 Singkawang Barat 29.399 28.483 4 Singkawang Utara 10.472 10.222 5 Singkawang Selatan 10.782 18.428 JUMLAH 87.690 91.465 JUMLAH 52.618 18.751 57.882 20.694 29.210 JUMLAH KK 14.007 4.070 12.065 5.711 8.041 179.155 43.894 Sumber : Kantor Camat masing-masing melalui kuesioner, 2007 Mata Pencaharian penduduk Kota Singkawang didominasi oleh buruh dan petani yang masing-masing besarnya 37,03 dan 21,32 % dari seluruh penduduk kota yang bekerja. Buruh terbanyak berada di Singkawang Selatan, umumnya bekerja sebagai buruh tani dan buruh perkebunan, sebagian juga bekerja sebagai buruh industri dan peternakan. Sedangkan petani terbanyak berada di Kecamatan Singkawang Timur. Penduduk yang bekerja sebagai nelayan jumlahnya mencapai 2,5 % dari penduduk yang bekerja dan terbanyak berada di Kecamatan Singkawang Selatan dan Singkawang Barat. Jumlah Penduduk Kota Singkawang Menurut Mata Pencaharian, 2007 NO. NAMA DESA 1 2 3 4 5 Petani Buruh Nelayan Pedagang/ Wiraswasta Pengusaha Industri KECAMATAN SINGKAWANG KOTA SINGKAWANG Tengah Timur Barat Utara Selatan Jumlah Persentase 1.234 2.638 386 1.671 2.245 2.085 0 5.114 79 2.306 482 0 212 264 474 1.107 163 3.765 132 300 60 32 143 220 8.174 9.584 1.432 5.467 455 17,8 20,8 3,1 11,9 1,0 6 7 8 9 10 Jasa PNS/ ABRI Pensiunan Lain-lain Pengangguran 28 3.113 1.005 2.783 0 204 0 0 794 0 0 1.403 250 2.603 629 847 0 23 83 0 14 50 0 2.905 4.177 1.885 7.192 1.111 3.641 7.082 4,1 15,6 2,4 7,9 15,4 Jumlah 11.897 3.831 12.223 7.120 10.952 46.023 100,0 Di sektor industri, baru sekitar 0,2 % saja dari penduduk kota yang bekerja di sektor ini, terbanyak berada di Kecamatan Singkawang Selatan dan Tengah. Sedangkan di sektor perdagangan dan jasa mencakup 10 % dari penduduk yang bekerja, terbanyak berada di Kecamatan Singkawang Barat dan Singkawang Tengah. Komposisi penduduk berdasarkan matapencaharian seperti yang digambarkan di atas menunjukkan bahwa ciri agraris Kota Singkawang masih tampak kental, sedangkan sektor industri dan jasa sudah mulai berkembang terutama di pusat kota. Sebagian besar pendududk Kota Singkawang beragama Budha yang kebanyakan dianut oleh penduduk dari etnis China. Umat Budha ini tersebar di seluruh kecamatan, terbanyak berada di Kecamatan Singkawang Barat dan Selatan. Penduduk beragama Islam merupakan yang terbesar kedua, juga tersebar di lima kecamatan, terbanyak berada di Kecamatan Singkawang Tengah. Menyusul di urutan ketiga dan keempat masing-masing penduduk beragama Katolik dan Protestan yang umumnya berada merata di Kecamatan Timur, Tengah, Barat dan Selatan. Penduduk beragama Hindu merupakan jumlah penganut agama terkecil tersebar di empat kecamatan yaitu Kecamatan Singkawang Tengah, Singkawang Barat, Singkawang Utara dan Singkawang Selatan. Jumlah Penduduk Kota Singkawang Menurut Agama, 2007 NO. NAMA KELURAHAN Islam 1 Singkawang Tengah 25.941 2 Singkawang Timur 4.592 3 Singkawang Barat 17.722 4 Singkawang Utara 16.821 5 Singkawang Selatan 10.910 JUMLAH PENDUDUK BERAGAMA Katolik Protestan Hindu Budha Lainnya 3.384 4.657 5 18.631 6.334 2.743 5 3.905 3.724 2.346 42 30.403 645 79 138 4 3.652 3.341 2.586 300 22.077 - KOTA SINGKAWANG 75.986 16.862 12.470 356 78.668 645 Penduduk Kota Singkawang cukup heterogen, tetapi ada 5 etnis utama yang hidup berdampingan selama bertahun-tahun yaitu Melayu, China, Jawa, Bugis, dan Dayak, di samping juga beberapa etnis lain seperti Minang, Batak, Sunda dan lain-lain. Etnis terbesar di Kota Singkawang adalah Cina yang meliputi hampir 40 % dari penduduk kota, tersebar di lima kecamatan terutama di Kecamatan Singkawang Barat dan Singkawang Selatan. Melayu merupakan etnis terbesar kedua, tersebar di lima kecamatan terutama di Kecamatan Singkawang Barat, Singkawang Tengah dan Utara. Jumlah Penduduk Kota Singkawang Menurut Suku/Etnis, 2007 JUMLAH PENDUDUK SUKU NO. KELURAHAN 1 2 3 4 5 Singkawang Singkawang Singkawang Singkawang Singkawang Tengah Timur Barat Utara Selatan Melayu 17.420 2.907 3.690 3.967 Tiong Dayak Madura Bugis Jawa Lainnya Hoa 18.631 0 7.815 0 0 8.752 4.693 7.550 0 0 0 3.445 30.403 0 0 0 0 0 2.880 20 0 0 193 146 22.814 0 2.579 1.140 2.714 5.996 KOTA SINGKAWANG 27.984 79.421 7.570 10.394 1.140 2.907 18.339 Sistem Transportasi Prasarana dan sarana perhubungan darat di Kota Singkawang cukup tersedia seperti jaringan jalan, jembatan, dan kendaraan angkutan. Jaringan jalan yang berada di kawasan kota sebagian besar sudah berupa jalan aspal. Dari jalan yang ada tersebut yang dapat dilalui kendaraan untuk jalan aspal 9,4 km, jalan batu 1 km, jalan tanah 7,6km, gang semen 5,9 km, gang tanah 3,8 km dan gertak 1,5 km. Sungai-sungai yang melintasi Kota Singkawang seperti Sungai Singkawang dan Sungai Sedau. Sampai saat ini masih berperan sebagai sarana transportasi yang umum digunakan oleh penduduk. Perhubungan melalui sungai ini selain mempunyai lingkup pelayanan lokal juga mempunyai lingkup pelayanan regional baik dalam kota maupun luar kota. Dengan sarana perhubungan sungai ini dapat mencapai ke daerah-daerah pedalaman yang tidak dapat dijangkau melalui jalan darat dan merupakan jalur transportasi yang relatif murah walaupun kurang efesien. Jenis sarana angkutan yang digunakan adalah sampan, kapal motor, speed boat dan motor tempel. Di Kelurahan Kuala terdapat pelabuhan yang umumnya digunakan sebagai pelabuhan kapal barang dengan fasilitas pelabuhan yang cukup memadai. Pelabuhan Singkawang yang bertype ‘diusahakan’ ini terletak kira-kira ± 500 m dari muara pada posisi : 00o – 55’ – 30” U 108o–57’ - 45” BT. Pantai sekitar Pelabuhan Singkawang landai, dasar lautnya berlumpur, dengan panjang alur ± 1,5 mil dan lebar ± 25 meter. Kedalaman Alur (Ambang Muara) bila air pasang tertinggi : 2,00 M dan dalam keadaan air pasang sedang : 1,80 M. Saat air pasang terendah kedalaman alur mencapai 0,50 m. Pelabuhan ini terhubung dengan pusat bisnis Kota Singkawang melalui Jalan Yos Sudarso dengan lebar perkerasan ± 6 meter aspal. Kapal maksimum yang dapat masuk pelabuhan hanya kapal berukuran panjang 30 meter dengan derap 2,50 meter, masuk pelabuhan saat pasang tertinggi. Fasilitas dermaga yang ada terdiri dari dermaga tempat sandar dengan panjang 70 meter, lebar 4 meter berada pada kedalaman air 3,50 meter dengan konstruksi kayu. Tidak ada peralatan untuk bongkar muat dan fasilitas lain seperti kepanduan, kapal tunda, depot bahan bakar. Namun pelabuhan ini dilengkapi dengan gudang dan lapangan penimbunan meskipun kondisinya cukup memprihatinkan. Kemampuan bongkar / muat pelabuhan ini adalah 11 ton / gang / jam didukung oleh 52 orang tenaga pelabuhan.