Ekonomi Terbuka Berkeadilan Sosial Adalah Pilihan

advertisement
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Ekonomi Terbuka Berkeadilan Sosial Adalah Pilihan Indonesia
Jumat, 13 Juli 2007
Kuta, Bali: Founding fathers kita melalui konsensus bersama telah sepakat bahwa ekonomi yang dibangun adalah
ekonomi yang berkeadilan sosial. Ekonomi yang kapitalistik atau komunistik bukan pilihan kita. Neoliberalistik juga bukan
pilihan kita.
Hal tersebut dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya pada acara Puncak Peringatan Hari
Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-60 di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bukit Jimbaran, Kabupaten Badung,
Bali, Kamis (12/7) pagi.
�Ekonomi kapitalistik adalah sistem ekonomi yang bergantung pada sistem pasar dan pada kenyataannya
kapitalisme gagal dalam menghadirkan keadilan sosial sejati, gagal untuk mengurangi kesenjangan, dan disparitas antar
bangsa,� kata Presiden SBY. �Oleh karena itu, ekonomi kapitalistik tidak dipilih sebagai sistem ekonomi
Indonesia. Begitu juga dengan ekonomi komunistik. Pada dasarnya ekonomi komunistik diharapkan bahwa rakyat bisa
dipenuhi kebutuhan-kebutuhannya, tapi pada kenyataannya gagal mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki. Para
founding fathers kita sadar bahwa itu bukan pilihan kita,� SBY menjelaskan.
Neoliberalisme juga bukan pilihan kita, lanjut Presiden, karena berorientasi pada perdanganan bebas, investasi bebas,
dan tidak setuju atas peran pemerintah yang selama ini dilakukan banyak negara karena merupakan distorsi. �Oleh
karena itu, sistem ekonomi harus senafas dan sejiwa dengan konsep bangsa kita yaitu ekonomi terbuka berkeadilan
sosial,� Presiden menambahkan.
�Untuk sistem ekonomi kita, kita akan terus terus terbuka untuk mengambil hal-hal yang baik untuk menguatkan
ekonomi di era globalisasi. Dalam sisitem ekonomi terbuka dan berkeadilan sosial peran pemerintah sangat diperlukan
untuk mensubsidi pasar dan rakyat,� SBY menjelaskan. �Kita mau mengelurkan uang sejumlah Rp 60 triliun
untuk subsidi BBM. Negara harus membantu masyarakat banyak. Kalau sistem ekonomi kapitalisme, semua dibiarkan
pada mekanisme pasar. Ini adalah contoh konkret bahwa kita mengambil sistem ekonomi yang benar, yaitu sistem
ekonomi terbuka dan berkeadilan sosial,� tegasnya.
Presiden SBY mendorong lima program yang dilaksanakan koperasi Indonesia. Antara lain program-program dalam
peningkatan pertanian, peningkatan energi, minyak goreng, perumahan rakyat, dan penggunakan IT. Dalam
peningkatan pertanian, SBY akan mendukung habis-habisan dalam segala bentuk untuk meningkatkan pertanian di
Indonesia. SBY juga mengharapkan Indonesia bisa meningkatkan produksi tambahan beras sebanyak 2 juta ton pada
tahun 2008.
Untuk penggunaan IT yang dikembangkan koperasi, SBY berharap seluruh rakyat Indonesia dapat meningkatkan daya
saing dan efisiensi serta dapat mebangun network. �Lima tahun mendatang, IT akan dikembangkan agar dapat
mengembangkan pemerintahan yang baik, agar pendidikan bisa merata, dan sektor usaha dapat berjalan dengan
lancar,� janji Presiden. Pada akhir pidatonya, Presiden SBY berharap, ke depan koperasi dapat memberikan
sumbangan yang lebih dan juga positif bagi negara, dan menaburkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Usai santap siang bersama dengan Gubernur Bali dan unsur Muspida Provinsi Bali, Presiden dan rombongan akan
menuju Bandara Internasional Ngurah Rai untuk bertolak kembali ke Jakarta.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/07/12/2014.html
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 23 October, 2017, 22:45
Download