BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Tingkat Bunga Ada beberapa teori yang membahas mengenai tingkat bunga, diantaranya adalah: a. Teori tingkat bunga Fischer Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa ada dua tingkatan bunga, yaitu bunga nominal dan bunga riil. Tingkat bunga yang dibayar oleh bank adalah tingkat bunga nominal dan kenaikan dalam daya beli masyarakat adalah tingkat bunga riil. Hubungan antara ketiga variabel tersebut dalam dinyatakan dalam persamaan Fischer r=i–p dimana, r : real interest rate (tingkat bunga riil) dan i : nominal interest rate (tingkat bunga nominal) sedangkan p : tingkat inflasi Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal dikurangi dengan tingkat inflasi. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa perubahan tingkat bunga dapat terjadi karena adanya perubahan tingkat bunga riil atau perubahan tingkat inflasi. 7 8 b. Teori tingkat bunga Keynes Bunga adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Dalam teori preferensi likuiditas, Keynes menjelaskan pandangannya mengenai bagaimana tingkat bunga ditentukan dalam jangka pendek. Teori preferensi likuiditas adalah kerangka kurva LM. Teori ini memiliki asumsi adanya penawaran uang riil tetap dan biasanya tidak tergantung oleh tingkat bunga, yaitu (M/P)s = M/P Bunga adalah salah satu determinan dalam memutuskan berapa banyak uang yang ingin dipegang oleh seseorang. Ketika tingkat bunga naik, maka masyarakat cenderung memilih sedikit memegang uang, sehingga (M/P)d= L(r) Tingkat suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Dalam menentukan tingkat suku bunga berlaku hukum permintaan dan penawaran. Apabila penawaran uang tetap, semakin tinggi pendapatan nasional semakin tinggi tingkat suku bunga. Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat ke depan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Perubahan tingkat suku bunga akan menyebabkan tejadinya fluktuasi harga surat berharga. Hal ini terutama akan dialami surat berharga yang memberikan pendapatan tetap, seperti obligasi. Obligasi merupakan perjanjian yang resmi antara penerbit obligasi dengan investor. Investor ini 9 memperoleh imbalan berupa bunga tetap yang dibayarnya setiap tahun sampai obligasi tersebut jatuh tempo. Ada perbedaan antara obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan paling tidak mengandung dua risiko yaitu risiko kegagalan dan risiko tingkat bunga, karena ada kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan. c. Teori Loanable Funds Teori loanable funds meramalkan dan menganalisis perubahan suku bunga dengan menggunakan penawaran dan permintaan dana sebagai dasarnya. 2. Pengertian Bank Menurut Ismail (2011:12) Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-jasa. Sedangkan menurut undang-undang undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas 10 perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Bank merupakan perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Secara umum pengertian bank adalah suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat berupa giro, tabungan, deposito dan pemberian jasa bank serta menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat atau pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit. 3. Jenis – Jenis Bank Adapun berdasarkan Undang-undang Perbankan RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan jenis bank terdiri dari : a. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank perkreditan rakyat (BPR) bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 11 4. Fungsi dan Kegiatan Utama Bank a. Fungsi Bank Fungsi bank menurut Julius R. Latumaerisa (2012:135) antara lain : 1. Agent of Trust Menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh dunia perbankan berdasarkan asas kepercayaan. 2. Agent of Development Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi. 3. Agent of Service Industri perbankan adalah lembaga yang bergerak dibidang jasa keuangan maupun jasa non keuangan. b. Kegiatan Utama Bank Menurut Kasmir (2010:42) kegiatan utama bank adalah : 1. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit) dan simpanan deposito (time deposit). 2. Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja, atau kredit perdagangan. 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti transfer (transfer), inkaso (collection), kliring (clearing), safe deposit box 12 bank card, bank garansi, referensi bank, bank draft, letter of credit (L/C), cek wisata (travelers cheque), dan jasa lainnya. 5. Sumber Dana Bank Menurut Kasmir (2010:65) sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Adapun sumber dana bank sebagai berikut : a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri Merupakan sumber dana dari modal itu sendiri, maksudnya adalah setoran dari para pemegang sahamnya. Secara garis besar dapat disimpulkan pencairan dana sendiri terdiri dari : 1. Setoran modal dari pemegang saham 2. Cadangan–cadangan bank Maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang. 3. Laba bank yang belum dibagi Merupakan laba yang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu. b. Dana yang berasal dari masyarakat luas Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini, adapun sumber dana dari 13 masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk, simpanan giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito. c. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya Sumber dana ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari, kredit likuiditas dari Bank Indonesia, pinjaman antar bank (call money), pinjaman dari bank-bank luar negeri, surat berharga pasar uang (SBPU). 6. Suku Bunga Menurut Kasmir (2010:131) bunga dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Sebagaimana diketahui bahwa tingkat suku bunga perbankan secara periodik akan selalu berfluktuasi dan fluktuasi tingkat suku bunga perbankan tersebut akan berpengaruh kuat terhadap pergerakan harga-harga saham di bursa efek. Secara teoritis hubungan pergerakan tingkat suku bunga dengan pergerakan harga saham tersebut berbanding terbalik. Artinya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka harga-harga saham yang diperdagangkan di bursa efek akan mengalami penurunan, maka harga-harga saham naik karena para investor akan beralih berinvestasi kepada instrumen 14 perbankan seperti deposito misalnya dan sebaliknya kalau pergerakan tingkat suku bunga mengalami penurunan, maka harga-harga saham naik karena para investor akan beralih berinvestasi kepada instrumen saham. Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selalu tinggi. Suku bunga dibagi menjadi dua yaitu : a. Suku bunga nominal Adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan. b. Suku bunga riil Adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi. 7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga Menurut Kasmir (2010:132) faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut : 15 a. Kebutuhan Dana Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan suku bunga simpanan. peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, apabila dana yang ada dalam simpanan banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit, maka bunga simpanan akan turun. b. Persaingan Dalam memperebutkan simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% pertahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 17% pertahun. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing. c. Kebijakasanaan pemerintah Dalam arti baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman tidak boleh melebihi batas yang sudah diterapkan oleh pemerintah. d. Target laba yang diinginkan Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 16 e. Jangka Waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek, bunganya relatif rendah. f. Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya, sebagai contoh dengan jaminan sertifikat deposito bunga pinjaman akan lebih rendah dibandingkan dengan jaminan sertifikat tanah. Dikarenakan jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah. g. Reputasi perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. h. Produk yang kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku dipasaran. Untuk produk kompetitif, bunga kredit yang diberikan relative rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan tingkat pengembalian kredit terjamin, karena produk yang dibiayai laku dipasaran. 17 i. Hubungan baik Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder) penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. j. Jaminan Pihak Ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik, maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang dibebankan pun juga berbeda. Begitu pun sebaliknya. 8. Fungsi Suku Bunga a. Sebagai daya tarik bagi penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam perekonomian. c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang yang beredar. 18 9. Inflasi Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga- harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, antar lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Menurut Julius R. Latumaerissa (2012:22) Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara terus menerus. Kenaikan satu atau dua jenis barang saja dan tidak menyeret harga barang lain tidak bisa disebut dengan inflasi. Kenaikan harga-harga secara musiman, misalnya menjelang natal, lebaran dan tahun baru hanya sekali saja, serta tidak memiliki pengaruh lanjutan, tidak bisa disebut dengan inflasi. Kenaikan harga semacam ini tidak dianggap sebagai “penyakit ekonomi” yang memerlukan penanganan khusus untuk menanggulanginya. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat kesamaan persepsi mengenai inflasi, bahwa yang disebut dengan inflasi adalah suatu kenaikan harga-harga yang terjadi secara umum, artinya terjadi pada jenis barang dan juga terjadi secara meluas yang berarti bahwa kenaikan harga-harga tersebut tidak hanya terjadi disuatu daerah saja tetapi berdampak pada seluruh daerah yang ada di wilayah Negara. 19 10. Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Taswan (2010:166) CAR adalah perbandingan modal bank dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Semakin tinggi rasio CAR mengindikasikan Pemenuhan bank tersebut semakin sehat permodalannya. CAR minimum 8% mengindikasikan bank mematuhi regulasi permodalan. Perhitungan rasio kecukupan modal pada bank umum memiliki perbedaan dengan tata cara perhitungan rasio kecukupan modal Capital Adequacy Ratio pada Bank Perkreditan Rakyat. Pada Bank Umum untuk menentukan kecukupan modal perlu memasukkan risiko pasar. Perhitungan kebutuhan penyediaan minimum modal bank dihitung dengan cara : CAR = Modal Bank x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah penjumlahan ATMR aktiva neraca dan ATMR aktiva administratif. ATMR aktiva neraca diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva dengan bobot risiko. ATMR aktiva administratif diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominalnya dengan bobot risiko aktiva administratif. 20 11. Loan to Deposit Ratio (LDR) Menurut Taswan (2010:166) Loan to Deposit Ratio adalah perbandingan kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Semakin besar rasio ini mengindikasikan bank itu semakin agresif likuiditasnya, sebaliknya semakin kecil rasio ini juga semakin besar dana pihak ketiga yang digunakan untuk penempatan kredit (banyak dana menganggur). Oleh karena itu disarankan rasio ini paling tepat antara 85% hingga 110%. Penghitungan LDR dapat dirumuskan sebagai berikut: LDR = Total Loan x 100% Total Deposit 12. Return On Asset ( ROA) Menurut Taswan (2010:167) Return On Asset adalah mengindikasikan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan assetnya. Semakin besar rasio ini mengindikasi semakin baik kinerja bank. Nilai Return On Asset dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ROA = Laba Sebelum Pajak x 100% Total Asset 13. Deposito Deposito menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada 21 waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank. Penarikan deposito sesuai dengan perjanjian antara bank dengan pemegang deposito berdasarkan jangka waktu yang disepakati, deposito dengan jangka waktu 1 bulan, artinya penarikannya hanya dapat dilakukan setelah satu bulan. Menurut Ismail (2011:66) Deposito merupakan kewajiban jangka pendek atau jangka panjang. Jangka waktu deposito bervariasi, yaitu deposito yang jangka waktunya kurang dari satu tahun dan jangka waktunya lebih dari satu tahun. Deposito dengan jangka waktu sampai dengan satu tahun akan diakui sebagai kewajiban jangka pendek, dan deposito dengan jangka waktu lebih dari satu tahun diakui sebagai kewajiban jangka panjang. Tujuan dari deposito pertama, merupakan salah satu kegiatan bank untuk mengumpulkan dana yang berlebihan dan tidak dikonsumsikan yang terdapat dalam masyarakat, dana yang dikumpulkan ini sangat diperlukan oleh bank dalam menunjang kegiatan pokok yang berupa pemberian kredit kepada masyarakat, kedua merupakan aktivitas yang terdapat dalam negara, maka tujuan utamanya adalah untuk lebih memanfaatkan perkreditan serta dana-dana dari kalangan masyarakat untuk mensukseskan pelaksanaan stabilitas ekonomi. 14. Jenis-jenis Deposito Menurut Ismail (2011:66) mengatakan bahwa deposito ada tiga yaitu: a. Deposito berjangka adalah simpanan berjangka yang diterbitkan atas nama, tidak dapat diperjualbelikan, dan penarikannya disesuaikan dengan 22 jangka waktu tertentu, jangka waktu deposito ini bervariasi, yaitu deposito jangka waktu 1, 3, 6 12 dan 24 bulan. b. Deposito On Call merupakan simpanan tetap berada di bank sebelum dibutuhkan oleh pemiliknya (deposan) apabila penyimpanan itu menarik simpanannya maka terlebih dahulu harus memberitahukan kepada bank, tergantung pada perjanjian antara penyimpan dengan bank, (biasanya jangka waktunya pendek). c. Sertifikat deposito merupakan jenis simpanan dari masyarakat yang penarikannya sesuai jangka waktu tertentu, dan dapat diperjual belikan. Menurut Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998, sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindah tangankan. 15. Fungsi Deposito Fungsi deposito merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan dana dari masyarakat dan sangat berguna sekali untuk pemanfaatan perkreditan bagi bank. Maka fungsi deposito mempunyai peranan penting, hal ini disebabkan karena deposito merupakan salah satu sarana bagi bank untuk mengerahkan dana dari masyarakat. Dimana nantinya oleh bank akan dimanfaatkan kembali dan disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat ataupun berupa produkproduk bank yang lain. Dengan demikian berarti deposito merupakan juga suatu cara untuk mengatur kehidupan perekonomian 23 16. Bunga Deposito Setiap nasabah dalam menanamkan dananya di bank selalu berharap uang yang disimpan tersebut aman dan menghasilkan bunga. Bunga tersebut atau simpanan diatas oleh bank diberikan bunga yang sesuai dengan jenis simpanan yang berada pada bank yang bersangkutan. Demikian pula dengan deposito disini disebut simpanan mahal dalam arti makin panjangnya waktu penyimpanan deposito, maka makin tinggi pula bunga yang diberikan pada simpanan tersebut. Pada umumnya pembayaran bunga dikeluarkan oleh bank pada setiap tanggal satu tiap bulan menurut jangka waktu simpanannya, misalnya jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. Dalam pembayaran bunga deposito disini diperhitungkan menurut peraturan kebijaksanaan bunga deposito tersebut bisa didasari oleh beberapa hal antara lain lamanya simpanan akan jangka waktu penyimpanan dari dana masyarakat yang berbentuk deposito, Bunga deposito diberikan berdasarkan prosentase nilai nominal deposito. B. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam penelitian ini adalah : 1. Sanityasa Raharja (2011) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum tahun 2007-2010, Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kondisi eksternal dan internal perbankan serta 24 mengetahui risiko yang muncul akibat semakin ketatnya persaingan dikalangan perbankan. Hasil penelitian menyatakan bahwa ROA, LDR, CAR dan inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka bank umum di Indonesia. 2. Dessy dan Wisnu Mawardi (2010) melakukan penelitian terhadap analisis pengaruh suku bunga sertifikat bank Indonesia, LDR, CAR dan ROA terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka periode 2006-2009, hasil dari penelitian ini bahwa variabel SBI dan LDR berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum di Indonesia, sedangkan variabel CAR berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dan ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum. 3. Luciana Spica Almilia dan Anton Wahyu Utomo (2006) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum di Indonesia, hasil dari penelitian ini yaitu tingkat inflasi, perkembangan perekonomian, CAR, ROA dan LDR mempunyai pengaruh yang sangat bermakna atau signifikan. 4. Andiena Nindya Putrid dan Nyoman Triaryati (2013) melakukan penelitian dengan judul pengaruh likuiditas dan LDR terhadap ROA pada sektor perbankan yang tercatat di bursa efek Indonesia periode 2008-2012, hasil dari penelitian ini yaitu rasio kas berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas asset dan rasio kredit dengan dana pihak ketiga 25 berpengaruh negatif terhadap profitabilitas asset serta pengaruh ini tidak signifikan secara statistik. 5. Tan Sau Eng (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL dan CAR Terhadap ROA Bank Internasional dan Bank Nasional Go Public Periode 2007-2011, hasil dari penelitian ini yaitu NIM, BOPO, LDR, NPL dan CAR secara bersama-sama ternyata berpengaruh signifikan, sehingga dapat diyakini memainkan peranan yang cukup penting dalam menentukan perubahan ROA. 6. Samuel David Lee (2011) melakukan penelitian dengan judul Effect Inflation On The Level Of Interest Time Deposit Penelitian ini menggunakan metode sekunder, data yang diperoleh berasal dari internet yang disesuaikan dengan tema, hasil dari penelitian ini yaitu Inflasi berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito. 7. Sudarmadi dan Teddy Oswari (2009) melakukan penelitian dengan judul The Influence Of Capital Adequacy Ratio, Return On Asset and Loan To Deposit Ratio To Deposit Twelve Month Bank Persero In Indonesia dengan periode penelitian dari 2006 sampai 2008. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, hasil dari penelitian ini yaitu Secara bersama CAR, ROA dan LDR secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito 12 bulan. 8. Priska Amelia (2012) melakukan penelitian dengan judul Effect Capital Adequacy Ratio (CAR) and Non Performing Loan (NPL) On Return On Asset (ROA) Banking In Indonesia dengan periode penelitian dari 2006- 26 2010, Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, hasil dari penelitian ini Secara bersama CAR dan NPL berpengaruh terhadap ROA. 9. Herry Achmad Buchory (2014) melakukan penelitian dengan judul Analysis Of The Effect Of Capital, Credit Risk and Profitability To Implementation Banking Intermediation Function (Study On Regional Bank All Over Indonesia Year 2012) Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode verifikasi juga analisis regresi linear berganda, dan hasil dari penelitian ini yaitu secara bersamaan variabel CAR, NPL, dan ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap LDR. 10. Paul Ojeaga PhD (2014) melakukan penelitian dengan judul The Impact of Interest Rate On Bank Deposit : Evidence From The Nigerian Banking Sector . Penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif, hasil dari penelitian ini yaitu tingkat suku bunga deposito memiliki pengaruh yang signifikan 27 Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No Peneliti Judul Metode Penelitian 1 Sanityasa Raharja (2011) Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda 2 Dessy dan Wisnu Mawardi (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum tahun 2007-2010 analisis pengaruh suku bunga sertifikat bank Indonesia, LDR, CAR dan ROA terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka periode 2006-2009 3 Luciana Spica Almilia dan Anton Wahyu Utomo (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum di Indonesia Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda Hasil penelitian ROA, LDR, CAR dan inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka bank umum di Indonesia. variabel SBI dan LDR berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum di Indonesia, sedangkan variabel CAR berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dan ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum. tingkat inflasi, perkembangan perekonomian, CAR, ROA dan LDR mempunyai pengaruh yang sangat bermakna atau signifikan. 28 4 Andiena Nindya Putrid dan Nyoman Triaryati (2013) pengaruh likuiditas dan LDR terhadap ROA pada sektor perbankan yang tercatat di bursa efek Indonesia periode 2008-2012 Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda rasio kas berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas asset dan rasio kredit dengan dana pihak ketiga berpengaruh negatif terhadap profitabilitas asset serta pengaruh ini tidak signifikan secara statistik. 5 Tan Sau Eng (2013) Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL dan CAR Terhadap ROA Bank Internasional dan Bank Nasional Go Public Periode 2007-2011 Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda 6. Samuel David Effect Inflation On The Level Of Lee Interest Time (2011) Deposit 7. The Influence Of Capital Adequacy Ratio, Return On Asset and Loan To Deposit Ratio To Deposit Twelve Month Bank Persero In Indonesia Priska Amelia Effect Capital Adequacy Ratio (2012) (CAR) and Non Performing Loan (NPL) On Return Penelitian ini menggunakan metode sekunder, data yang diperoleh berasal dari internet yang disesuaikan dengan tema Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda NIM, BOPO, LDR, NPL dan CAR secara bersama-sama ternyata berpengaruh signifikan, sehingga dapat diyakini memainkan peranan yang cukup penting dalam menentukan perubahan ROA Inflasi berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito 8. Sudarmadi dan Teddy Oswari (2009) Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear Secara bersama CAR,ROA dan LDR secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito 12 bulan. Secara bersama CAR dan NPL berpengaruh terhadap ROA. 29 On Asset (ROA) Banking In Indonesia Analysis Of The Effect Of Capital, Credit Risk and Profitability To Implementation Banking Intermediation Function (Study On Regional Bank All Over Indonesia Year 2012) 10. Paul Ojeaga The Impact of Interest Rate On PhD Bank Deposit : (2014) Evidence From The Nigerian Banking Sector Sumber : jurnal dan skripsi terdahulu 9. Herry Achmad Buchory (2014) berganda Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode verifikasi juga analisis regresi linear berganda Secara bersamaan variabel CAR, NPL, dan roa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap LDR Penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif Tingkat suku bunga deposito memiliki pengaruh yang signifikan C. Kerangka Pemikiran Suku bunga yang terjadi pada dasarnya merupakan refleksi dari kekuatan permintaan dan penawaran dana di masyarakat. Suku bunga deposito dapat dijadikan daya tarik utama untuk masyarakat dalam menyimpan dana di bank, penentuan perlu dilakukan secara cermat dan hati-hati karena tingkat bunga yang terlalu rendah akan membuat masyarakat enggan untuk menabung atau memilih menanamkan modalnya di luar negeri, yang mana hal ini membebani neraca pembayaran Indonesia. Tingginya tingkat bunga sebenarnya merupakan refleksi dari langkanya dana tersebut. Perkembangan tingkat bunga deposito dipengaruhi oleh banyak 30 faktor, namun berdasarkan pemaparan latar belakang maka kerangka Pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Inflasi CAR Suku Bunga Deposito Berjangka D. LDR E. F. ROA Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran D. Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Inflasi terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka Inflasi yang tinggi tentu tidak baik bagi perekonomian suatu Negara. Jika tingkat inflasi sudah dinilai terlalu tinggi biasanya pemerintah akan melakukan intervensi. Adapun strategi pemerintah dalam menghadapi inflasi adalah mengurangi jumlah uang yang beredar. Ketika jumlah uang cash yang beredar di masyarakat berkurang pertumbuhan inflasi memang akan tertekan, namun disisi lain juga beresiko menekan pertumbuhan ekonomi. Misalnya jika para 31 bank tidak memberikan pinjaman modal ke pengusaha karena mereka lebih suka menyimpan dananya di BI, maka pengusaha tentunya akan kesulitan mengembangkan usahanya, dan pada akhirnya akan menekan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Karena itulah jika kemudian tingkat inflasi telah terkendali, maka BI bisa menurunkan kembali BI rate-nya agar dana yang tadinya diendapkan bisa kembali dikucurkan ke masyarakat, untuk menumbuhkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Berdasarkan analisis dari teori yang ada dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut : Ha1: Inflasi berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka bank umum. 2. Pengaruh CAR terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka Menurut Taswan (2010:166) CAR adalah perbandingan modal bank dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Semakin tinggi rasio CAR mengindikasikan bank tersebut semakin sehat permodalannya. Pemenuhan CAR minimum 8% mengindikasikan bank mematuhi regulasi permodalan. Rendahnya CAR secara langsung akan menyebabkan corporate value dari perbankan menurun dipasar bursa. Agregasi dari hal ini menyebabkan sentiment yang kurang baik pada pasar secara umum akan membawa perekonomian kearah resersi (Almilia,2006) 32 Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Berdasarkan analisis dari teori yang ada dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut : Ha2: Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka bank umum. 3. Pengaruh LDR terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka Menurut Taswan (2010:166) Loan to Deposit Ratio adalah perbandingan kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Apabila LDR perbankan meningkat maka dapat dikatakan bahwa bank tersebut menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dengan baik karena tidak hanya mampu menghimpun dana tetapi bank tersebut juga mampu menyalurkan dananya dalam bentuk kredit yang diberikan. Jika diasumsikan tingkat suku bunga deposito memiliki hubungan yang searah dengan tingkat suku bunga kredit, maka LDR dan tingkat suku bunga deposito akan memiliki hubungan negatif. Naiknya suku bunga deposito akan meningkatkan pula suku bunga kredit, secara otomatis hal ini menambah biaya yang akan ditanggung debitur saat meminjam dibank sehingga minat masyarakat untuk melakukan pinjaman di bank akan menurun karena tingkat suku bunga kreditnya naik. 33 Berdasarkan analisis dari teori yang ada dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut : Ha3 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjanga bank umum. 4. Pengaruh ROA terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka Menurut Taswan (2010:167) Return On Asset adalah mengindikasikan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan assetnya. Semakin besar rasio ini mengindikasi semakin baik kinerja bank. Tingginya ROA suatu bank menunjukkan tingkat profitabilitas. Dengan profitabilitas yang tinggi, bank dapat mengumpulkan cadangan dan memperbesar modal untuk mendapatkan kesempatan memberikan pinjaman dengan lebih luas. Disisi lain, kredibilitas bank juga meningkat karena para nasabah merasa aman menyimpan dananya pada bank yang memiliki profitabilitas tinggi. Hal ini membuat semakin besarnya keuntungan yang diperoleh maka bank akan menurunkan penetapan bunga depositonya, sehingga ROA memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Berdasarkan analisis dari teori yang ada dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut : Ha4 : Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka bank umum.