73 TERMINOLOGI JASA DAN APLIKASINYA PADA PERBANKAN SYARIAH Nursyamsu* Abstract In study economics, service is prominent, and is a major topic that may not be neglect by anyone. Particularly when associated with the compliance and satisfaction of economic performers. In this case if associated with services, there is always the question arises that what should be produced or treated, how to produce services and for whom the services were performed. Services at growth has become an integral activity of all kinds of economic activity. Even in all areas definitely need a services. As a bank, Islamic bank in its development is a financial institution that is engaged in services. Because the practice of Islamic banking is not just a social institution, but much more than that of Islamic banks is also a financial institution oriented service business, which is where banking services on fund raising customer services, as waiters payment traffic uangmelakukan activities activities such as money transfer, collection, traveler’s checks, credit cards and other services. Then as a distributor of public funds, to borrowers, while for the Islamic bank, it is a collector and distributor social funds run by Islamic principles, for people necessity. Then in this case we need to examine how the concept of such services and how its application in Islamic banks. Keywords: service, bank, transfer 74 1. Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 Pendahuluan Dalam pembahasan ilmu ekonomi, jasa merupakan hal yang terpenting, dan merupakan sebuah topik utama yang tidak mungkin diabaikan oleh siapapun. Terutama ketika dihubungkan dengan pemenuhan dan kepuasan para pelaku ekonomi. Dalam hal ini jika dihubungkan dengan jasa, selalu muncul pertanyaan bahwa apa yang yang harus diproduksi atau dikerjakan, bagaimana memproduksi jasa dan untuk siapa jasa itu dilakukan. Jasa pada perkebangannya telah menjadi sebuah aktivitas yang tak terpisahkan dari segala macam aktivitas perekonomian. Bahkan dalam segala bidang pasti membutuhkan apa yang disebut jasa. Sebagai sebuah bank, bank syariah dalam perkembangannya adalah merupakan sebuah lembaga keuangan yang bergerak dibidang jasa. Karena pada praktiknya perbankan syariah tidak hanya menjadi sebuah lembaga sosial, tetapi jauh lebih dari itu bank syariah adalah juga sebuah lembaga keuangan yang berorientasi pada bisnis jasa,yakni jasa keuangan.yang mana perbankan bergerak pada jasa penghimpunan dana nasabah, sebagai pelayan lalu-lintas pembayaran uangmelakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. Kemudian sebagai penyalur dana masyarakat, kepada nasabah peminjam, adapun pada bank syariah sebagai penghimpun dan penyalur dana-dana sosial yang dijalankan dengan prinsip syariah, bagi masyarakat yang membutuhkan. Maka dalam hal ini kita perlu mengkaji bagaimana konsep jasa tersebut dan bagaimana aplikasinya pada bank syariah. Jenis pembahasan pada makalah ini adalah analisis eksploratif, yang mana menelusuri berbagai macam definisi-definisi dari berbagai literatur, kemudian dia analisa. 2. Pembahasan Jasa sangat mendominasi kehidupan masyarakat dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi, yang meliputi sektor pertambangan, sektor Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 75 industri, sektor pertanian, termasuk kehutanan dan peternakan. Perkembangan sektor jasa seiring dengan perkembangan sektor-sektor lainnya. perkembangan di sektor industri manufaktur, menyebabkan dibutuhkannya kegiatan-kegiatan disektor jasa, baik di tingkat hulu maupun di tingkat hilir. Adapun kemudian kehadiran bidang jasa, sangat mempengaruhi berbagai aktivitas dibidang lainnya. Dan sektor jasa sangat menunjang sektor-sektor lainnya. Keragaman akan jasa pada konteks tradisional menjadi sulit untuk didefinisikan. Yang lebih menyulitkan lagi adalah kenyataan bahwa cara menciptakan dan mengirimkan jasa kepada pelanggan sering sulit dipahami, karena banyak masukan dan keluaran yang tidak nyata. Terlebih lagi kebanyakan orang tidak terlalu sulit tetapi sebagian besar sulit mendifinisikan jasa.1 Berikut ini ada dua pendekatan yang menangkap esensinya: Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilakn kepemilikan atas factor-faktor produksi. Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut. a. Pengertian Jasa Dalam pengertiannya jasa secara bahasa adalah kebaikan, pelayanan. 2 Jasa adalah merupakan bagian utama dari sektorsektor ekonomi dan memiliki kedudukan penting dalam aktivitas perekonomian. 1 Chiristoper H. Lovelock dan Lauren K. Wright, terj. Agus Widyantoro, Manajemen Pemasaran Jasa, judul asli Prinsiples of Service marketing and Management (Cet.I; Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2007), h. 5. 2 Peter Salim, The Contemporary Indonesian-English Dictionary (Edisi: I; Jakarta: Modern English Press) h. 512. 76 Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 Menurut ahli-ahli ekonomi diantaranya adalah Philip Kotler jasa adalah tindakan yang baik dan berguna bagi orang, kelompok masyarakat, bangsa dan negara; pertolongan yang sangat berguna. Aktivitas, kemudahan, manfaat dsb yang dapat dijual kepada konsumen. 3 lebih lanjut lagi menurut Kotler jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.4 Menurut Asosiasi Pedagang Amrerika (AMA) jasa adalah suatu kegiatan dilakukan oleh penjual kepada pembeli melalui hal-hal yang diberikan kepadanya atau berhubungan dengan barang yang dijual, termasuk mencapai kepuasan5 menurut Johnston Kombinasi hasil dan pengalaman dikirimkan dan diterima oleh pelanggan.6 Menurut Gronross Jasa adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan alami yang kurang lebih tidak berwujud seperti biasa, dan tidak harus ada interaksi antara pelanggan dan layanan karyawan atau sistem penyedia layanan, yang menyediakan jasa sebagai solusi untuk masalah kebutuhan pelanggan.7 Sedangkan menurut Van Looy yaitu semua kegiatan ekonomi yang tidak berwujud dan menyiratkan interaksi untuk diwujudkan antara penyedia layanan dan konsumen8 3 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, judul asli Marketing Management, (terj) Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli (Cet: IX; Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 1998), h. 83. 4 Ibid. 5 Isa Abduw, Taswiqu Khidmât Al-Maá¹£arafiyah fî al-Bunuk Al-Islamiyah, Bahsu ‘Ilmi, Dirasatu Halah, (Al-Jazairiyyah: Jâmi’atu al-Haj al-Khudri, Kulliyatu ‘Ulum Al-Iqtishadiyah wa ‘Ulum al-Taisir, Qismu ‘Ulum at-Tijariyyah, 2008-2009), h. 6 Robert Johnston dan Graham Clark, Service Operation Management (t.tp: t.p., 2005), h. 56. 7 Gronroos C, Strategic Management and Marketing in the Service Sector, (Cambridge1983),h. 58 8 Van Looy B., et. al. Services Management: An Integrated Approach. Financial Times Management 2. Ishiyama, K.: TOSHIBA Management Innovation Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 77 Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, dirumuskan bahwa jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.9 Dengan demikian maka jasa merupakan layanan seseorang/instansi terhadap barang atau sesuatu yang akan memenuhi kebutuhan manusia individu maupun kolektif. b. Karakteristik jasa Jasa memiliki empat (4) karakteristik yang harus selalu dipertimbangkan dalam perancangan program pemasaran, yaitu: 1) Intangibility (tidak berwujud) Jasa itu dikatakan intangibility, karena tidak berwujud dalam arti tidak bisa dilihat dan tidak bisa dicicipi. 2) Insebarability (tidak dapat dipisahkan) Jasa adalah insaprable mengingat tidak dapat dipisahkan dari pemberi jasa maupun konsumennya. 3) Variability (keragaman) Jasa disebut variability, karena berkaitan dengan sifat-sifat jasa itu sendiri yang beragam disebabkan tergantung pada siapa yang menyediakan, kapan waktunya, dan dimana tempatnya. 4) Perishability (tidak tahan lama) Jasa bersifat perishability karena tidak dapat disimpan10 c. Jasa dalam aplikasinya pada Perbankan Syariah. Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Deployment (in Japanese). Journal of the Japanese Society for Quality Control (1998), h. 25 9 Republik Indonesia, “Undang-undang RI Nomor Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”, Pasal 1 ayat 5. 10 Muhammad Amin Suma, Menggali Akar (Cet. I; Tangerang: Kholam Publishing, 2008), h. 172. 78 Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 bank sebagai lembaga intermediary. Lembaga yang memperlancar pembauran transaksi perdagangan, sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang serta yang memberikan jaminan kepada nasabahnya. Baik memberikan keuntungan secara langsung bagi bank dalam bentuk financial dan nonfinansial. Jadi dalam hal ini semua jasa yang dilayani oleh bank, baik jasa dalam negeri maupun jasa luar negeri, baik diminta maupun yang tidak diminta oleh nasabah.11 Selanjutnya pada lembaga keuangan Islam yang ada di Indonesia, dalam pelaksanaannya, tidak hanya bergerak pada bidang sosial saja, akan tetapi juga bergerak pada bidang jasa layanan seperti transfer, inkasi, kliring, bank garansi, letter of credit, pembayaran gaji, pembayaran telepon, dan sebagainya. Dalam menjalankan fungsi jasa pada perbankan ini yang harus diperhatikan adalah prinsip yang digunakan. menurut Wiroso prinsip-prinsip syariah yang berkaitan dengan jasa perbankan antara lain adalah wakalah, kafalah, sharf, hawalah, dan rahn.serta qardh12 Aplikasi jasa perbankan syariah 1) Al-Wakalah (Jasa perwakilan) a) Pengertian wakalah Wakalah atau wikalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandate. Dalam bahasa arab, hal ini dapat dipahami sebagai at tafwidh. Namun yang dimaksud pada pembahasan ini adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam hal-hal yang diwakilkan.13 Wakalah merupakan salah satu perjanjian yang memberikan kuasa orang yang mewakili kepada wakil untuk menjalankan suatu kerja bagi pihak yang diwakili itu.14 11 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Bank Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi (Cet. I; Jakarta:Bumi Aksara, 2010), h. 828. 12 Wiroso, Produk Perbankan Syariah (Cet. I; Jakarta: LPFE Usakti, 2009), h. 341. 13 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum (Cet. I; Jakarta: Tazkia Institute), h. 173. 14 Wiroso, Produk Perbankan Syariah, h. 342. Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 79 Sedangkan wakalah dalam pengertian syara’ menurut mazhab Hanafi adalah: suatu ungkapan atau peryataan seseorang ketika menempatkan orang lain pada posisinya dalam tindakan, sifatnya jaiz serta maklum. Sedang menurut para pengikut mazhab Syafi’i, wakalah adalah pelimpahan seseorang atas apa yang ia bisa lakukan dan ia bisa gantikan oleh orang lain untuk bisa dilaksanakan pada saat ia masih hidup. b) c) Jenis wakalah15 (1) Wakalah mutlahaqah, yaitu wakalah yang tidak terikat dengan syarat tertentu (selain dari syariat Islam), tidak terbatas waktu, dan tidak terikat dengan keadaan tertentu. (2) Wakalah muqayyadah, yaitu wakalah yang terikat dengan syarat tertentu, atau terbatas waktu, atau terikat dengan syarat tertentu. Aplikasi wakalah dalam Bank Syariah Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan atas jasa tertentu, seperti pembukaan letter of credit, inkaso dan mentransfer uang. Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum. Khusus untuk pembukaan letter of credit apabila nasabah tidak cukup, maka penyelesaian letter of credit dapat dilakukan dengan pembiyaan mudharabah, murabahah, atau musyrakah. Setiap tugas, wewenang dan tanggung jawab bank harus jelas sesuai kehendak nasabah, setiap tugas yang dilakukan harus mengatasnamakan nasabah dan harus mampu dilaksanakan oleh bank. Dari hal tersebut bank memperoleh fee berdasarkan kesepakatan bersama. Dan akad ini berkakhir setelah tugas dilaksanakan dan disetujui bersama antara bank dan nasabah.16 15 Ibid., h. 345. 16 Ibid., h. 346. 80 Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 2) Kafalah (Jasa Penjaminan) a) Pengertian Kafalah Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. b) c) Jenis kafalah17 (1) Kafalah bi al-nafis, merupakan akad memberikan jaminan atas diri (personal guarantee). (2) Kafalah bi al-mâl, merupakan jaminan pembayaran barang atau pelunasan uang. (3) Kafalah bi al-taslim, merupakan jenis kafalah yang dilakukan untuk menjamin pengembalian atas barang yang disewa, pada waktu masa sewa berakhir. (4) Kafalah al-munjazah, yaitu adalah jaminan mutlak yang tidak dibatasi oleh jangka dan untuk kepentingan/tujuan tertentu. Salah satu bentuknya adalah performance bonds (jaminan prestasi). (5) Kafalah al-muallaqah, merupakan penyederhanaan dari kafalah ala munjazah, baik oleh industri perbankan maupun asuransi. Aplikasi Kafalah dalam Perbankan Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini, dan bank mendapatkan imbalan atas jasa yang diberikan.18 17 Ibid., h. 178-179. 18 Ibid., h. 353. Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 81 3) Al Hawalah (Jasa Transfer, Pengalihan Hak, dan Tanggung Jawab) a) Pengertian al-Hawalah Al-Hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama, hal ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal’alaihi atau orang yang berkewajiban membayar hutang.19 b) c) Jenis al-Hawalah20 (1) Hawalah Mutlaqah yaitu pemindahan utang kepada seseorang dan tidak mengaitkan dengan utang yang ada pada orang itu. (2) Hawalah Muqayyadah yaitu menindahkan dan mengaitkan dengan piutang yang ada padanya. Aplikasi al-Hawalah dalam perbankan21 (1) Factoring atau anjak piutang, dimana para nasabah yang memiliki piutang kepada pihak ketiga menindahkan piutang itu kepada bank, bank lalu membayar piutang tersebut dan bank menagihnya dari pihak ketiga itu. (2) Post dated check, dimana bank bertindak sebagai juru tagih, tanpa membayarkan dulu piutang tersebut. (3) Bill discounting. Secara prinsip, bill discounting serupa dengan hawalah. Hanya, dalam bill discounting, nasabah harus membayar fee, sementara pembahasan fee tidak didapati dalam kontrak hawalah. 19 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, h. 179. 20 Wiroso, Produk Perbankan Syariah, h. 362. 21 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, h. 181. 82 Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 4) Ar-Rahn (Jasa Pengadaian) a) Pengetian Gadai Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan hutang atau gadai.22 b) Aplikasi Gadai dalam Perbankan23 Kontrak rahn dipakai dalam perbankan dalam dua hal, yaitu: (1) Sebagai produk pelengkap, rahn dipakai sebagai produk pelengkap, artinya sebagai akad tambahan (jaminan/ collateral) terhadap produk lain seperti dalam pembiayaan bai’al Murabahah. Bank dapat menahan barang nasabah sebagai konsekwensi akad tersebut. (2) Sebagai produk tersendiri, di beberapa Negara Islam termasuk diantaranya adalah Malaysia, akad rahn telah dipakai sebagai alternatif dari penggadaian konvensional. Bedanya dengan panggadaian biasa, dalam rahn nasabah tidak dikenakan bunga, yang dipungut dari nasabah adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, serta penaksiran. 5) Sharf (Jasa dalam Jual Beli Mata Uang) a) Pengertian Sharf As-sharf adalah jual beli mata uang. Asalnya mata uang hanya emas dan perak, uang emas disebut dinar dan uang perak disebut dirham. Mata uang dari kedua jenis itu disebut mata uang interistik. Zaman sekarang ini mata uang juga sudah ada yang 22 Ibid., h. 182. 23 Ibid., h. 183-184. Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 83 terbuat dari nikel, tambaga, dan kertas yang dibeli nilai tertentu. Mata uang ini disebut mata uang menurut nominal.24 6) Al-Qardh (Jasa Pinjaman Kebajikan dan Lunak)25 a) Pengertian Al-Qardh Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan. Dalam literature Fiqh Klasik, qardh diaktegorikan dalam ‘aqd tathawwui atau akad saling bantumembantu dan bukan transaksi komersial. b) Aplikasi dalam Perbankan (1) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. (2) Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat sedangkan ia tidak bisa menarik dananya karena, misalnya tersimpan dalam bentuk deposito. (3) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau untuk membantu sektor sosial guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu al-qardh al-hasan. DAFTAR PUSTAKA ‘Arabi, Ibnu. Ahkaamu Al-Qur’an li ‘Ibni ‘Arabi. Dar El Kutub Al‘Ilmiyah. 24 Wiroso, Produk Perbankan Syariah, h. 355. 25 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, h. 185-187. 84 Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 Abduw, Isa, Taswiqu Khidmaat Al-Masharafiyah fil al Bunuk AlIslamiyah; Bahsu ‘Ilmi, Dirasatu Halah, (al-jazairiyyah: Jaami’atu al-Haj al-Khudri, kulliyatu ‘Ulum Al-Iqtishadiyah wa ‘Ulum at-Taisir, Qismu ‘Ulum at-Tijariyyah, 2008-2009). Al-Jammal, Muhamamad ‘Abdul Mun’im, Mausu’at Al-lqtishad AlIslamiyah. Qahirah: Daru Al-Kitab Al-Misri, t.th. An-Nabhani, Taqiyuddin. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif; Perspektif Islam, terj. Moch. Magfur Wahid. Surabaya: Risalah Gusti, 1990. Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Cet. I; Jakarta: Tazkia Institute, t.th. Fiyad, ‘Atiyah As-Sayyid. Waqf Al-Manafi’ fi Al-Fiqh Al-Islami; Bahtsu Muaqaddim Ila Al-Mu’tamari Al-Tsani Lil Auqaf, 1427 H. Gronroos, C. Strategic Management and Marketing in the Service Sector, Cambridge: t.p., 1983. Johnston, Robert dan Clark, Graham. Service Operation Management. T.tp: tp, 2005. Karim, A. Adiwarman. Ekonomi Mikro Islam. Cet. III; Jakarta: Rajawali Press, 2007. Khan, Muhammad Akram. Glossary of Islamic Economics. London: Mansell Publishing Limited, 1990. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, terj. Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli. Marketing Management. Cet. IX; Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 1998. Looy, Van, B., et. al. Services Management: An Integrated Approach. Financial Times Management 2. Ishiyama, K.: TOSHIBA Management Innovation Deployment (in Japanese). Journal of the Japanese Society for Quality Control (1998). Mandzur, Ibnu. Lisân al-‘Arab. Beirut: Dar As-Shadir, t,th. Muhammad. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Cet. I.; Yogyakarta: UII Press, 2000. Bilancia, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2015 85 Rivai, Veithzal dan Arifin Arviyan. Islamic Bank Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Salim, Peter. The Contemporary Indonesian-English Dictionary. Ed.I; Jakarta: Modern English Press, t.th. Sudarsono, Heri. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Cet. V; Yogyakarta: Ekonesia, 2007. Suma, Muhammad Amin. Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keungan Islam. Cet. I; Tangerang: Kholam Publishing, 2008. Wiroso. Produk Perbankan Syariah. Cet. I; Jakarta: LPFE Usakti, 2009. *Nursyamsu, M.SI adalah Dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Palu.