189 63 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada

advertisement
189
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada beberapa bab terdahulu dapat
disimpulkan, bahwa pendidikan jasmani dalam Islam pada
dasarnya tidak terpisah dengan rohani. Kesimpulan ini dapat
dikuatkan dengan beberapa bukti dan usaha pendidikan jasmani
dalam Islam, sebagai berikut :
1. Shalat atau haji, yang dianggap sebagai suatu hal yang
bersifat rohaniah, tak dapat dipenuhi tanpa adanya
partisipasi badan dalam bentuk tertentu. Dalam shalat atau
haji terdapat gerakan yang sangat bermanfaat bagi tubuh
manusia, dan untuk melaksanakannya diperlukan kesiapan
fisik. Wudhu, juga dianggap sebagai sarana pembersihan
rohani, padahal jika diperhatikann secara teliti kebersihan
jasmani sangat banyak didapat darinya. Kewajiban agama
yang dibebankan kepada manusia, yang berorientasi rohani,
juga perlu adanya kesiapan jasmani sebagai sarana untuk
mencapai maksudnya. Latihan fisik dalam Islam, seperti
naik kuda, memanah, berenang, gulat dan lain-lain untuk
kekuatan jasmani, adalah bertujuan menjadi benteng
pertahanan Islam dari serangan musuh non Muslim dalam
mempertahankan aqidah Islam yang bersifat rohani. Pada
sisi lain pemenuhan kebutuhan biologis juga tidak
menempatkan diri pada keterpisahan dari rohani, seperti
makan, minum dalam Islam. Kandungan dan status halal
atau haram makanan atau minuman yang dikonsumsi,
sebagai santapan jasmani, sangat besar pengaruhnya
terhadap rohani. Bukti lain, ketika badan ditimpa penyakit,
jiwa merasakan susah, gelisah dan tidak tenang. Demikian
pula sebaliknya. Ketajaman indera manusia sebagai sarana
untuk mengapresiasikan sesuatu yang bersifat rohani,
189
63
190
2.
bergantung pada kesehatan jasmani. Ketika manusia hanya
jasmaninya saja yang dididik, dan mengabaikan rohani,
maka tak ada bedanya dengan hewan keberadaan manusia
itu. Beberapa bukti tersebut menunjukkan bahwa Islam
memandang jasmani manusia sebagai bagian dari rohani
yang tidak terpisahkan, keduanya harus dibangun,
dikembangkan, dididik dan dipelihara, supaya berkembang
dengan seimbang.
Usaha yang dilakukan Islam dalam pendidikan jasmani yang
integrated dengan rohani meliputi, makan dan minum.
Islam mengajarkan untuk memilih kandungan makanan
yang tepat dan sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh. Islam
melarang makan dan minum yang berlebihan, karena hal itu
membahayakan tubuh. Islam juga memerintahkan cara
makan dan minum yang baik dan etis, tak seperti cara
binatang, yang banyak ditiru oleh orang Barat. Usaha
pemeliharaan jasmani selanjutnya, bersih dan sehat, seperti
kebersihan badan, yang akan berimplikasi terhadap
kebersihan jiwa, sebab jika badan kotor, dari kotoran itu
akan menimbulkan sakit jasmani, yang tentunya
mempengaruhi terhadap timbulnya penyakit rohani. Usaha
selanjutnya, kebersihan seks, yang mengandung nilai
ibadah, sebab kecerobohan seks ini akan menimbulkan
penyakit kronis yang tidak ada obatnya. Pergaulan seks
bebas adalah mencontoh cara binatang, hal itu ditiru oleh
kebanyakan orang Barat, seperti seks bebas, budaya nudis
dan lain sebagainya. Islam juga menganjurkan kebersihan
lingkungan, karena kebersihan lingkungan ini erat
hubungannya dengan kebersihan badan dan seks.
Lingkungan yang bersih akan bebas dari kuman (virus) bibit
penyakit, sehingga tidak menimbulkan penyakit pada
badan, dan tidak mengarahkan manusia untuk pergaulan
seks bebas. Bermain dan berolahraga menurut Islam,
191
mempunyai fungsi ganda yaitu, sebagai media untuk
mendapatkan tubuh yang sehat dan kuat, disamping
terdapat pula fungsi rekreasi dan kekuatan jasmani yang
berimplikasi terhadap kekuatan rohani dalam menegakkan
aqidah Islam. Shalat atau haji, jelas terdapat gerakan
jasmani yang dapat berfungsi olahraga. Oleh karena itu,
orang Islam yang rajin melaksanakan ibadah, badannya
akan sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis
yang dideritanya. Menurut Islam, olahraga harus dilakukan
dengan cara yang etis dan sopan, sebab jika dianalogikan
dengan shalat dan ibadah haji yang merupakan ibadah
memerlukan gerakan, dilakukan dengan sopan dan
menutup aurat. Islam tidak melarang olahraga modern, asal
dilakukan dengan cara etis dan sopan. Dengan demikian,
maka perlu penciptaan busana olahraga yang Islami, untuk
melaksanakan olahraga supaya tidak bertentangan dengan
norma Islam, dan perlu adanya para pelopor untuk memulai
melaksanakan olahraga dengan cara yang Islami, baik dalam
skala nasional maupun internasional. Islam juga mengatur
tidur dan bangun yang sangat baik. Jika tidur dan bangun
secara Islam dilaksanakan akan menyehatkan badan, karena
sesuai dengan teori medis, dan akan menjadi usaha
tindakan preventive yang sangat efektif bagi penyakit, serta
menjadi obat yang mujarab bagi penyakit kronis yang
dideritanya. Usaha lainnya dalam pemeliharaan jasmani
manusia adalah pengaturan pakaian. Islam tidak
mengabaikan sisi bersih, rapi dan indah dalam mengajarkan
manusia berpakaian, pakaian yang demikian dipakai ketika
hendak beribadah kepada Allah, walaupun dil luar itu tidak
dilarang, asalkan dengan berpakaian seperti itu manusia
tidak ria dan sombong. Disamping itu pakaian juga
mempunyai nilai medis dalam tubuh, yaitu untuk
melindungi badan dari sinar matahari dan gangguan dari
192
luar tubuh, contoh pakaian yang perlu diteladani adalah
pakaian ala Rasulullah SAW, karena tidak mengabaikan nilai
agama dan medis. Hal ini bertentangan dengan cara
berpakaian ala Barat yang terlalu norak, tidak
memperhatikan norma agama dan sering bertentangan
dengan nilai medis. Dari sisi penyakit dan pengobatannya,
ternyata konsep Islam rasional dan tidak bertolak belakang
dengan ilmu kedokteran, sekalipun ilmu kedokteran
modern. Hal ini menepis bahwa Islam menggunakan caracara mistis (irrasional) dalam mengobati penyakit . Islam
telah maju berabad-abad yang silam dalam ilmu
kedokteran, sebelum ilmu kedokteran modern muncul,
tetapi kejayaan Islam telah terampas oleh Barat, sehingga
kondisi yang demikian membuat keadaan jasmani manusia
terpuruk dan sekarang harus bangun walaupun dengan cara
tertatih-tatih. Usaha yang demikian diharapkan dapat
memberikan solusi beberapa problem kejasmanian dalam
Islam, sehingga dapat mewujudkan jasmani orang Islam
yang sehat dan kuat dalam rangka melaksanakan tugasnya
sebagai hamba (‘abdun) dan pemimpin di muka bumi
(Khalifah fi al-ardh).
B. Saran
Ada beberapa hal yang perlu direkomendasikan atau
disarankan dalam buku ini, yaitu :
1. Sebagai sebuah penelitian ilmiah dalam bentuk buku, maka
kebenaran yang dihasilkan dari penelitian ini bersifat relatif
dan yang demikian memiliki berbagai keterbatasan. Oleh
karena itu perlu adanya penelitian yang lebih lanjut tentang
“Pendidikan Jasmani dan kesehatan dalam Islam”, dalam
rangka terus menyempurnakan konsep kejasmanian dan
kesehatan dalam Islam, sekaligus mencari solusi
permasalahan yang ada.
193
2. Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian tentang
“Pendidikan Jasmani dan kesehatan dalam Islam” yang
ditinjau dari sisi medis, yang ditulis dalam bentuk buku
masih sedikit dilakukan oleh para peneliti Islam. Sebaiknya
dilakukan penelitian yang lebih banyak lagi tentang
penelitian Kejasmanian dan kesehatan dalam Islam, karena
akan sangat bermanfaat dalam memperkaya khasanah
intelektual Islam.
3. Masih banyak bidang kejasmanian yang perlu diadakan
penelitian, seperti pendidikan jasmani dalam Islam ditinjau
dari aspek filsafat, sosiologi, fisiologi, gizi, biolgi dan lain-lain.
194
Download