Penentuan ΔH Reaksi Perubahan entalpi (ΔH) suatu reaksi dapat ditentukan melalui berbagai cara yaitu melalui eksperimen, berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan (ΔHfo), berdasarkan hukum Hess, dan berdasarkan energi ikatan. 1. Penentuan ΔH Melalui Eksperimen mesin penggerak indikator termometer tabung tertutup lubang O2 ruang reaksi kawat halus Perubahan entalpi reaksi dapat ditentukan dengan menggunakan suatu alat yang disebut kalorimeter (alat pengukur kalor). Dalam kalorimeter, zat yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tempat reaksi. Tempat ini dikelilingi oleh air yang telah diketahui massanya. Kalor reaksi yang dibebaskan terserap oleh air dan suhu air akan naik. Perubahan suhu air ini diukur dengan termometer. Kalorimeter ditempatkan dalam wadah terisolasi yang berisi air untuk menghindarkan terlepasnya kalor. mangkuk air Gambar 2.1 Kalorimeter Sumber: www.yahooimage.com Berdasarkan hasil penelitian, untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 oC diperlukan kalor sebesar 4,2 kJ atau 1 kkal. Untuk 1 gram air diperlukan kalor sebesar 4,2 J atau 1 kal. Jumlah kalor ini disebut kalor jenis air dengan lambang c. c = 4,2 J g -1 oC -1 Jumlah kalor yang terserap ke dalam air dihitung dengan mengalikan 3 faktor yaitu massa air dalam kalorimeter (gram), perubahan suhu air (ΔC), dan kalor jenis air. Rumusnya ditulis: q = m.c. Δt q m = kalor yang dibebaskan atau diserap = massa air (gram) c Δt = kapasitas kalor air (J) = perubahan suhu (oC) Contoh Soal 1 Di dalam kalorimeter terdapat zat yang bereaksi secara endoterm. Reaksi tersebut menyebabkan 1 kg air yang terdapat dalam kalorimeter mengalami penurunan suhu 5 oC. Tentukan kalor reaksi dari reaksi tersebut! Penyelesaian: q = m.c. Δt = 1.000 g. 4,2Jg-1 oC-1. 5oC = 21.000 J = 21 kJ Contoh Soal 2 Sebanyak 50 mL larutan HCl 1 M bersuhu 27 °C dicampur dengan 50 mL larutan NaOH 1 M bersuhu 27 °C dalam suatu kalorimeter plastik ( Air = 1 g cm–3). Ternyata suhu campuran naik menjadi 35 °C. Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air yaitu 4,18 J g K , tentukan besarnya perubahan entalpi (ΔH) untuk reaksi penetralan: HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) Jawab: • Volume HCl = 50 mL = 50 cm–3 • Volume NaOH = 50 mL = 50 cm–3 • Bila ρair = 1 g cm–3, maka massa HCl = massa jenis × volume = ρ × volume = 1 g cm–3 × 50 cm–3 = 50 gram –1 • Bila ρair = 1 g cm–3, maka massa NaOH = massa jenis × volume = ρ × volume = 1 g cm–3 × 50 cm–3 = 50 gram • Massa campuran = massa HCl + massa NaOH = 50 g + 50 g = 100 g • Mol HCl = M × V = 1 × 0,05 = 0,05 mol • Mol NaOH = M × V = 1 × 0,05 = 0,05 mol • Kenaikan suhu = Δt = (35 + 273) – (27 + 273) = 8 K • qlarutan = m · c · Δt = 100 × 4,18 × 8 = 3.344 J • qreaksi = –qlarutan = –3.344 J • Persamaan reaksi: HCl(aq) + NaOH(aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2O(l) 0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol • qreaksi tersebut untuk 0,05 mol NaCl, sedangkan ΔH penetralan untuk 1 mol NaCl, maka ΔH =1/0,05 × (–3.344 J) = –66.880 J = –66,88 kJ • Jadi, persamaan ΔH penetralan untuk reaksi adalah: HCl(aq) + NaOH(aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2O(l) ΔH = –66,88 kJ –1 2. Penentuan ΔH Berdasarkan ΔHfo Berdasarkan perubahan entalpi pembentukan standar zat-zat yang ada dalam reaksi, perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dengan rumus: ΔHRo = ΔHfo hasil reaksi – ΔHfo pereaksi , ΔHRo = perubahan entalpi reaksi standar Contoh Soal Tentukan ΔH reaksi pembakaran C2H6 jika diketahui: ΔHfo C2H6 = –84,7 kJ mol–1, ΔHfo CO2 = –393,5 kJ mol–1, ΔHfo H2O = –285,8 kJ mol–1 Penyelesaian: C2H6(g) + 3,5 O2(g) → 2 CO2(g) + 3 H2O(l) ΔHRC2H6 = [2.ΔHfo CO2(g) + 3. ΔHfo H2O(l)] – [ ΔHfo C2H6(g) + 3,5 .ΔHfo O2(g)] = [2.(–393,5) + 3. (–285,8)] – [–84,7 + 0] = –1559,7 kJ Jadi, ΔH pembakaran C2H6 adalah –1559,7 kJ. Perubahan entalpi pembentukan beberapa zat dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Perubahan entalpi pembentukan beberapa zat (t = 25oC) Zat ΔHfo (kJ/mol) Zat ΔHfo (kJ/mol) H2(g) 0 CCl4(g) –96,0 O2(g) 0 C2H5OH(l) –277,6 N2(g) 0 SiO2(g) –910,9 C(s) 0 PbO(s) –219,0 Fe(s) 0 NH3(g) –45,9 Si(s) 0 NO2(g) 33,2 H2O(g –241,8 SO2(g) –296,8 H2O(l) –285,8 H2S(g) –20 CO(g) –110,5 HF(g) –273 CO2(g) –393,5 HCl(g) –92,3 C2H4(g) +52,5 AgCl(s) –127,0 C2H6(g) –84,7 AgBr(s) –99,5 C6H6(l) +49,7 AgI(s) –62,4 CH3OH(l) –238,6 NO(g) 90,3 CS2(g) +177 CH4(g) –74 3. Penentuan ΔH Berdasarkan Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi kadang-kadang tidak dapat ditentukan secara langsung tetapi harus melalui tahap-tahap reaksi. Misalnya untuk menentukan perubahan entalpi pembentukan CO2 dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara 1 C(g) + O2(g) CO2(g) ΔH = -394 kJ Cara 2 C dengan O2 bereaksi dulu membentuk CO, tahap berikutnya CO bereaksi dengan O2 menghasilkan CO2. Perhatikan diagram berikut ΔH3 C(s) + O2(g) CO2(g) ΔH3 = ΔH1 + ΔH2 = –111 kJ + (–283 kJ) = –394 kJ ΔH1 = –111 kJ ΔH2 = –283 kJ CO(g) + 1/2 O2(g) Cara 3 C(s) + 1/2 O2(g) CO(g) ΔH = –111 kJ CO(g) + 1/2 O2(g) CO2(g) ΔH = –283 kJ C(s) + O2(g) CO2(g) ΔH = –394 kJ Pada cara 1, reaksi berlangsung satu tahap, sedangkan cara 2 dan cara 3 berlangsung dua tahap. Ternyata dengan beberapa cara, perubahan entalpinya sama yaitu –394 kJ. Seorang ilmuwan, German Hess, telah melakukan beberapa penelitian perubahan entalpi ini dan hasilnya adalah bahwa perubahan entalpi reaksi dari suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, apakah reaksi tersebut berlangsung satu tahap atau beberapa tahap. Penemuan ini dikenal dengan Hukum Hess yang berbunyi: “Perubahan entalpi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi.” Berdasarkan penelitian Hess ini, perubahan entalpi suatu reaksi yang tidak dapat ditentukan dengan kalorimeter dapat ditentukan dengan perhitungan. Berikut ini contoh perhitungan penentuan perubahan entalpi. Contoh Soal Tentukan perubahan entalpi pembentukan gas SO3 jika diketahui: S(s) + O2(g) SO2(g) ΔH = –296,8 kJ SO2(g) + 1/2 O2(g) SO3(g) ΔH = –99,2 kJ Penyelesaian: Cara 1 Dengan penjumlahan reaksi S(s) + O2(g) SO2(g) ΔH = –296,8 kJ SO2(g) + 1/2 O2(g) SO3(g) ΔH = –99,2 kJ S(s) + 1,5 O2(g) SO3(g) ΔH = –396,0 kJ Jadi ΔH reaksi pembentukan SO3 adalah –396 kJ. Cara 2 Dengan diagram perubahan entalpi S(s) + 1,5 O2(g) ΔH1 = –296,8 kJ SO2(g) + 1/2 O2(g) ΔH3 = ΔH1 + ΔH2 = –296,8 kJ+ ( –99,2 kJ) = –396,0 kJ ΔH2 = –99,2 kJ SO 3(s) 4. Penentuan ΔH Berdasarkan Energi Ikatan Suatu reaksi kimia terjadi akibat pemutusan ikatan-ikatan kimia dan pembentukan ikatan-ikatan kimia yang baru. Pada waktu pembentukan ikatan kimia dari atom-atom akan terjadi pembebasan energi, sedangkan untuk memutuskan ikatan diperlukan energi. Jumlah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan antaratom dalam 1 mol molekul berwujud gas disebut energy ikatan. Makin kuat ikatan makin besar energi yang diperlukan. Beberapa harga energi ikatan dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Beberapa harga energi ikatan Ikatan Energi Ikatan (kJ.mol -1) H–H 436 H–C 415 H–N 390 H–F 569 H – Cl 432 H – Br 370 C–C 345 C=C 611 C – Br 275 C≡C 837 O–H 464 Ikatan C–O C=O C – Cl N≡N O=O F–F Cl – Cl I–I Br – Br C≡N Energi Ikatan (kJ.mol-1) 350 741 330 946 498 160 243 150 190 891 Pada Tabel 3.2, energi ikatan H – H = 436 kJ mol –1, berarti untuk memutuskanikatan H – H menjadi atom-atom H dalam satu mol gas H 2 diperlukan 436 kJ mol–1. Harga energi ikatan dapat dipakai untuk menentukan ΔH suatu reaksi. ΔHR = ∑ energi ikatan yang diputuskan – ∑ energi ikatan yang dibentuk Dengan rumus tersebut dapat pula ditentukan energi ikatan rata-rata suatu molekul dan energi yang diperlukan untuk memutuskan salah satu ikatan atau energi ikatan disosiasi dari suatu molekul. Berikut ini contoh perhitungan ΔH dengan menggunakan harga energi ikatan. Contoh Soal Pembelajaan Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Kimia Melalui Pendekatan Saintifik KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PSMA Tim Penyusun 1. Drs. Imam Marnoto, M.Pd. 2. Drs. Anim Susanto, M.Pd. Tim Pembahas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Drs. Hariyanto, M.Pd. Dra. Lucia Maria Tasyam Drs. Abdurochman, M.A. Drs. Wasito, M.Si. Dra. Elya Ulfah Dra. Hanny Khadijah G., M.Si. Drs. Sumarno, M.Ed. KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. DAFTAR ISI Kata Pengantar DAFTAR ISI BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Ruang Lingkup D. Landasan Hukum BAB II BAB III i ii PEMBELAJARAN KOMPETENSI 2 3 A. Pembelajaran Pendekatan Saintifik 5 B. Penilaian Autentik 8 ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis 10 B. Hasil Analisis 16 35 36 BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Lampiran Contoh RPP 37 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. B. Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar (1) (2) (3) (4) Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian Merancang penilaian otentik C. Ruang Lingkup Ruang lingkup naskah ini terdiri atas: (1)Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik (2)Langkah-langkah analisis kompetensi; (3)Penilaian otentik; dan (4)Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pendidikan Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan dan dan dan dan dan dan dan Kebudayaan Kebudayaan Kebudayaan Kebudayaan Kebudayaan Kebudayaan Kebudayaan Nomor Nomor Nomor Nomor Nomor Nomor Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA 81A tentang Implementasi Kurikulum …. Tentang Silabus BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. (discovery/inquiry Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan ( input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. A. Pendekatan Pembelajaran saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data/informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. (1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. (2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi ( critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah. (3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini. (4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif. (5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya. Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut 1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut 2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori 3. Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen 4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena 5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga sampai tak terduga. B. Penilaian Autentik Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitasaktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen assesmeni yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. 1. Pengamatan Sikap Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Pengamatan dapat menggunakan lembar pengamatan dalam bentuk ceklis atau skala likert, dilakukan pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung. Pengamatan sikap seperti kerjasama, peduli, dan kesantunan dapat dilakukan pada kegiatan kerja kelompok. Sedangkan pengamatan sikap jujur dan teliti dapat dilakukan saat kegiatan eksperimen (mencoba). Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb: Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb: • Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik • Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana • Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik • Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik • Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda • Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya • Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid) • memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik • Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur • Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. 2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan temantemannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 3. Tes Lisan. Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb: Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri. disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. 4. Penilaian Melalui Penugasan. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb: Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. 5. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota. Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi). Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. Tes Praktik. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb: Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas. Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik, Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi) Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb: 6. Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi). Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur. Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 7. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. BAB III ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut. Dimensi Sikap Kualifikasi Kemampuan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa Pengetahuan dalam pergaulan dunia Memiliki pengetahuan metakognitif dalam faktual, ilmu konseptual, pengetahuan, prosedural, dan teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan Keterampilan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi keenam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut. Kompetensi Deskripsi Kompetensi Sikap Spiritual 1. Menghayati Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan Pengetahuan 3. bangsa dalam pergaulan dunia Memahami, menerapkan, dan faktual, konseptual, menganalisis prosedural, dan pengetahuan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Kompetensi Deskripsi Kompetensi terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai Keterampilan dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut. Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut (1) Melakukan linearisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini. Kompetensi Dasar (KI 3) 3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. Kompetensi Dasar (KI 4) 4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari Materi Pokok (Dalam Silabus) Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah Peran kimia Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) kimia serta peran kimia dalam kehidupan. 3.2 Menganalisis perkembangan model atom Dan seterusnya … 4.2 Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom. Materi Pokok (Dalam Silabus) dalam kehidupan. Hakikat ilmu kimia Metode ilmiah dan keselamatan kerja Perkembangan model atom (2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. (4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan religius. Materi Pokok sikap sosial dan sikap Penillaian (Silabus) (Silabus) (5) Mengidentifikasi nilai-nilai sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan (6) Merancang penilaian sikap. Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan Alternatif diagram berikut ini. Materi Pembelajara n Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur Kegiatan Pembelajaran: Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, dan Mengomunikasi kan Pembelajaran (Silabus) Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampila n untuk Penilaian Lulusan yang : Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawab 1. Pengembangkan Materi pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori, yaitu: (1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati. Contoh fakta adalah peristiwa kebakaran, es mencair dan air menguap, besi berkarat, dan sebagainya. (2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara faktafakta yang saling berhubungan. Contoh konsep adalah reaksi, larutan, endapan, dan sebagainya. (3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh prinsip adalah hukum Dalton, persamaan reaksi dan sebagainya. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas. (4) Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran kimia, langkah kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok. Contoh: percobaan elektrolisis, percobaan menentukan kecepatan reaksi, dan lain-lain. 2. Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. 3. Merumuskan indikator pencapaian Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini (1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan konten (pengetahuandan keterampilan) (2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus (3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya (4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan (5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi (6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta (7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan 4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik) a. Aspek sikap melalui pengamatan, yaltu penilaian diri, penilaian sebaya, dan/atau jurnal. Penilaian sikap melalui pengematan menggunakan lembar pengamatan atau daftar cheklist pengamatan yang memuat aspek sikap yang daiamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran penilaian sikap dalam tabel analisis perlu direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik. b. Aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Pemilihan bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel analaisis menjadi aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian tugas ini bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan pedoman penskoran. c. Aspek keterampilan melalui tes praktik, proyek dan penilaian portofolio. Penilaian keterampilan mencakup dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkrit . Jabaran penilaian keterampilan pada tabel analisis merinci aspek penilaian yang dilakukan dan direlasikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik. B. Hasil Analisis Kompetensi 1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar (KI 3) 3.1. Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. 3.2. Menganalisis perkembangan model atom 3.3. Menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori Materi Pokok (Dalam Silabus) 4.1 Menyajikan hasil Hakikat dan Peran Kimia dalam pengamatan tentang kehidupan serta hakikat ilmu kimia, Metode Ilmiah metode ilmiah dan Peran kimia dalam keselamatan kerja dalam kehidupan. mempelajari kimia serta Hakikat ilmu peran kimia dalam kimia Metode ilmiah kehidupan. dan keselamatan kerja 4.2.Mengolah dan Struktur Atom dan Tabel Periodik menganalisis Partikel partikel perkembangan model penyusun atom atom. Nomor atom dan 4.3.Mengolah dan menganalisis truktur atom nomor massa Isotop, isobar, isoton berdasarkan teori atom Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) mekanika kuantum. Bohr dan teori mekanika Perkembangan model atom kuantum. 3.4. Menganalisis hubungan 4.4.Menyajikan hasil analisis Konfigurasi elektron dan diagram orbital konfigurasi elektron hubungan konfigurasi Bilangan kuantum dan diagram orbital elektron dan diagram dan bentuk orbital. untuk menentukan orbital untuk menentukan Sistem periodik letak unsur dalam tabel letak unsur dalam tabel unsur (sifat periodik dan sifat-sifat periodik dan sifat-sifat keperiodikan unsur) periodik unsur. periodik unsure Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) 3.5. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 3.6. Menganalisis kepolaran senyawa. 4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 4.6.Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. 4.7. Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron 3.7. Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti Senyawa kovalen polar dan non polar. Ikatan logam Gaya antar molekul Sifat fisik senyawa. Bentuk molekul Kompetensi Dasar (KI 3) atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul. 3.8.Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. 3.9.Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion. 3.10.Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. 3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron). 4.8 .Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit . 4.9 .Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi oksidasireduksi. 4.10.Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. 4 .11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan Larutan elektrolit dan nonelektrolit Reaksi Oksidasi dan Reduksi Konsep reaksi oksidasi - reduksi Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion Tata nama senyawa Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) perhitungan kimia 2.Hasil Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran KIMIA KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Materi Pokok 3.1. Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah Peran kimia dalam kehidupan. Hakikat ilmu kimia Metode ilmiah dan keselamatan kerja 4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari kimia serta peran kimia dalam kehidupan. Materi Pembelajaran Fakta 1. produkproduk kimia dalam kehidupan 2. peran kimia dalam perkembangan ilmu lain 3. artikel tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium. Konsep 1. hakekat kimia Prinsip 1. keselamatan kerja di laboratorium Prosedur 1. langkah kerja ilmiah Alternatif Pembelajaran Mengamati (Observing) Mengamati produkproduk kimia dalam kehidupan (gambar atau videonya), misalnya sabun, detergen, pasta gigi, shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur, asam cuka dan lain lain. Membaca artikel tentang peran kimia dalam perkembangan ilmu lain (farmasi, geologi, pertanian, kesehatan) dan peran kimia dalam menyelesaikan masalah global. Membaca artikel tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium. Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan hasil pengamatan, misalnya: - Apa yang dipelajari dalam kimia? - Apa manfaatnya belajar kimia dan kaitannya Indikator Sikap Penilaian 1. Menunju-kan sikap positip, beriman, berakhlak mulia (individu dan sosial) 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab Observasi Keg.1 saat diskusi dan presentasi dengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah: 1. Menerima 2. menghargai, 3. disiplin 4. tanggung jawab Indikator Pengetahuan Penilaian 1. menyebutkan produk kimia dalam kehidupan 2. menjelaskan peran kimia dalam kehidupan dan perkembangan ilmu lain 3. menjelaskan hakikat ilmu kimia, 4. mengenal Keg.2 alat-alat dan Merancang dan bahan kimia melakukan 5. mengenal tata tertib percobaan, laboratorium. aspek: 6. membedakan 1 kejujuran, variabel bebas, 2. ketelitian terikat, dan 3. disiplin terkontrol dalam 4. tanggung penyelidikan jawab ilmiah 7. Membuat laporan tertulis hasil praktikum Indikator Keterampilan Penilaian Tugas 1. 1. Merancang dan Membuat melakukan laporan percobaan terkait tentang kerja ilmiah hakikat ilmu 2. menggunakan kimia, pembakar spirtus metode 3. menggunakan ilmiah dan lumpang dan keselamatan mortar kerja di 4.menggunakan laboratorium Stopwatch serta peran 5.menggunakan kimia dalam pengaduk kehidupan. 6.mengkaji dan aspek: mengolah data 1.Visual eksperimen laporan 7. Membuat 2. laporan tertulis kelengkapan. hasil praktikum 3. jawaban 8. Mempresentasik pertanyaan an pengetahuan dan Portofolio keterampilan Laporan menentukan pengamata variabel yang n mempengaruhi kelarutan gula Tes dalam air. Tertulis membuat bagan / skema kinerja: percobaan menentukan variabel yang mempengaruhi kelarutan gula dalam air. PresentasiKelompok aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian Portofolio/Produk (fokus penilaian pada aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan. 3. jawaban pertanyaan dengan karir masa depan? Mengumpulkan Data (Experimenting) Mengkaji literatur tentang peran kimia dalam kehidupan, perkembangan IPTEK, dan dalam menyelesaikan masalah global. Mengunjungi laboratorium untuk mengenal alat-alat dan bahan kimia serta tata tertib laboratorium. Mendiskusikan kerja seorang ilmuwan kimia dalam melakukan penelitian untuk memperoleh produk kimia menggunakan metode ilmiah meliputi: penemuan masalah, perumusan masalah, kajian pustka, menentukan variabel, membuat hipotesis, melakukan percobaan dan mengolah data serta membuat laporan. Merancang dan melakukan percobaan terkait kerja ilmiah, misalnya menentukan variabel yang mempengaruhi kelarutan gula dalam air. Mengasosiasi (Associating) Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di tentang hakikat kimia, metode ilmiah dan keselamat an kerja serta peran kimia dalam kehidupan laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. Mengkomunikasikan (Communicating) Mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan dengan tata bahasa yang benar. 3.2. Menganalisis perkembangan model atom 3.3. Menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum. 3.4. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur. 4.2. Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom. 4.3. Mengolah dan menganalisis truktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum. 4.4. Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk Struktur Atom dan Tabel Periodik Partikel partikel penyusun atom Nomor atom dan nomor massa Isotop, isobar, isoton Perkembangan model atom Konfigurasi elektron dan diagram orbital Bilangan kuantum dan bentuk orbital. Sistem periodik unsur (sifat keperiodikan unsur) Fakta Mengamati (Observing) Mengamati partikel partikel Partikel penyusun atom dan partikel menentukan nomor atom penyusun dan nomor massa suatu atom unsur serta Isotop, isobar, Sistem isoton periodik Mengamati perkembangan unsur Sifat model atom untuk unsur menentukan konfigurasi Konsep elektron, diagram orbital, Nomor bilangan kuantum dan atom dan bentuk orbital serta nomor hubungannya dengan letak massa unsur dalam tabel periodik. Isotop, Mengamati perkembangan isobar, tabel periodik unsur untuk isoton menentukan golongan dan Bilangan perioda berdasarkan kulit dan subkulit atom serta kuantum sifat keperiodikan unsur dan bentuk Menanya (Questioning) orbital. Prinsip Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan partikel Aufbau partikel penyusun atom, Pauli misalnya: adakah unsur Hund yang sama mempunyai 1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab Observasi Sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi dengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah: 1.Menerima 2. menghargai, 3. disiplin 4. tanggung jawab Portofolio Membandingkan Mempresentasika perkembangan teori atom mulai n peta konsep tu teori atom Dalton gas membuat mengenai hingga teori atom peta konsep perkembangan Niels Bohr. teori atom mengenai Menentukan perkembanga Menuliskan jumlah proton, konfigurasi n teori atom elektron, dan elektron suatu tu netron suatu atom /ion jika gas atom unsur diketahui terstruktur berdasarkan nomor atomnya mandiri yaitu nomor atom dan atau sebaliknya mengerjakan nomor Menentukan latihan massanya. elektron valensi Menentukan Tes tertulis Menentukan isotop, isobar, bilangan uraian: dan isoton kuantum Menentuka beberapa unsur. elektron n jumlah tertentu elektron, Menuliskan Menggambarkan proton, dan konfigurasi bentuk-bentuk netron dalam elektron suatu orbital. atom atom. /ion jika Menentukan kulit Menentuka diketahui nomor dan sub kulit n konfigurasi atomnya atau serta elektron dan sebaliknya hubungannyaden Presentasi Kelompok aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian Portofolio/Produk (fokus penilaian pada aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan. 3. jawaban pertanyaan menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur Prosedur netron berbeda? Konfigurasi Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan elektron struktur atom, misalnya: dan bagaimana partikel dasar diagram tersusun dalam atom orbital (konfigurasi elektron)? dimana kemungkinan keberadaan elektron dalam orbital (bilangan kuantum)? Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan tabel periodik, misalnya: apa dasar pengelompokan unsur dalam tabel periodik, bagaimana hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik, apa yang menyebabkan keteraturan sifat unsur dalam tabel periodik? Mengumpulkan Data (Experimenting) Mengamati nomor atom dan nomor massa beberapa unsur dalam tabel periodik untuk menentukan jumlah elektron, proton dan netron unsur tersebut. Menganalisis jumlah proton, elektron, dan netron suatu unsur untuk menentukan isotop, isobar dan isoton. Menganalisis perkembangan model atom untuk menentukan konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan kuantum dan bentuk orbital Menentukan elektron valensi suatu atom. berdasarkan nomor atom Menjelaskan kelemahan teori atom Bohr Menjelaskan gagasan utama teori atom mekanika kuantum Menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron berada) Menggambarkan bentuk-bentuk orbital. Menggunakan prinsip aufbau, aturan Hund dan azas larangan Pauli untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital. Menentukan kulit dan sub kulit serta hubungannya diagram orbital Menentuka n bilangan kuantum dan bentuk orbital Mengan alisis letak unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron Menganalisis kecenderung an sifat keperiodikan unsur dalam satu golongan atau periode berdasar kan data gan bilangan kuantum. Mempresentasika n peta konsep mengenai perkembangan tabel periodik Menentukan periode dan golongan unsurunsur dalam tabel periodik. Mengaitkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik Mengklasifikasika n unsur ke dalam logam, non logam, dan metaloid. Menunjukkan massa atom relatif dari tabel periodik. Menganalisis tabel atau grafik sifat keperiodikan unsur. serta hubungannya dengan letak unsur dalam tabel periodik. Menganalisis tabel dan grafik hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan) Mengasosiasi (Associating) Menyimpulkan bahwa golongan dan perioda unsur ditentukan oleh nomor atom dan konfigurasi elektron. Menyimpulkan adanya hubungan antara konfigurasi elektron suatu unsur dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan) Mengkomunikasikan (Communicating) Mempresentasikan perkembangan teori atom dan perkembangan tabel periodik unsur dengan menggunakan tata bahasa yang benar. dengan bilangan kuantum. Membandingkan perkembangan sistem periodik melelui studi kepustakaan. Menentukan periode dan golongan unsurunsur dalam tabel periodik. Mengaitkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodic Mengklasifikasika n unsur ke dalam logam, non logam, dan metaloid. Menunjukkan massa atom relatif dari tabel periodik. menentukan hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifa n) membandingkan besaran nillai jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifa n unsur satu dengan yang lain berdasarkan nomor atomnya atau letaknya dalam SPU 3.5. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 3.6. Menganalisis kepolaran senyawa. 3.7. Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul. 4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan Senyawa kovalen polar dan non polar. Ikatan logam Gaya antar molekul Sifat fisik senyawa. Fakta Senyawa ion, kovalen polar dan non polar. Sifat fisik senyawa Konsep ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi ikatan logam interaksi antar partikel kepolaran senyawa. Prinsip Teori Domain Elektron Bentuk Mengamati (Observing) Mengamati struktur Lewis beberapa unsur. Membaca tabel titik leleh beberapa senyawa ion dan senyawa kovalen Membaca titik didih senyawa hidrogen halida. Menanya (Questioning) Bagaimana hubungan antara susunan elektron valensi dengan struktur Lewis? Dari tabel titik leleh muncul pertanyaan, mengapa ada senyawa yang titik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi? Mengapa atom logam cenderung melepaskan elektron sedangkan atom nonlogam cenderung menerima 1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab 3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan Observasi Menjelaskan Keg.1 Sikap kecenderungan ilmiah dalam suatu unsur mencatat data untuk mencapai hasil percobaan kestabilannya dengan lembar dengan cara pengamatan berikatan dengan Aspek sikap unsur lain. Menjelaskan ilmiah: hubungan antara 1.Menerima susunan elektron 2.menghargai, valensi dengan 3.disiplin struktur Lewis 4.tanggung Menjelaskan jawab proses terbentuknya ikatan ion. Portofolio Laporan percobaan Tes tertulis uraian Membandin gkan proses pembentukan ion dan ikatan kovalen. Membedaka n ikatan kovalen tunggal dan ikatan kovalen Menjelaskan rangkap proses Menganalisi terbentuknya s kepolaran ikatan kovalen senyawa tunggal, rangkap Menganalisi dua, dan rangkap s hubungan tiga. antara jenis Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet). Menggambarkan elektron valensi suatu unsur menggun akan struktur Lewis. Me nggambarkan proses terbentuknya ikatan ion Me nggambarkan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Menyajikan hasil Presentasi Kelompok aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian Portofolio/Produk (fokus penilaian pada aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan. 3. jawaban pertanyaan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. 4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron). molekul Teori VSEPR Bentuk molekul Prosedur Langkah kerja percobaan kepolaran senyawa.Langk ah-langkah meramalkan bentuk molekul elektron? Mengapa atom oksigen dapat mengikat dua atom hidrogen sedangkan atom nitrogen dapat mengikat tiga atom hidrogen? Apakah ada hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa? Mengapa titik didih air tinggi pada hal air mempunyai massa molekul relatif kecil? Mengumpulkan Data (Experimenting) Mengingatkan susunan elektron valensi dalam orbital. Menggambarkan awan elektron valensi berdasarkan susunan elektron dalam orbital. Menganalisis pembentukan senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungan dengan kecenderungan atom untuk mencapai kestabilan). Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen. Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen. Menganalisis beberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab ikatan dengan sifat Menyebutkan fisis contoh senyawa senyawa yang berikatan ion dan kovalen Menganalisi s bentuk dalam kehidupan molekul sehari-hari Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen Menjelaskan mengapa ada senyawa yang titik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi? Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa senyawa. Menunjukkan PEB dan PEI Menentukan tipe molekul Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron. analisis perbandingan pembentukan ikatan. Menghitung jumlah PEB dan PEI suatu molekul Menggambarkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron. Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasika n hasil percobaan kepolaran beberapa senyawa dengan menggunakan bahasa yang benar. Menyajikan gambar bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan senyawa ion. Menganalisis beberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen koordinasi. Menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam. Menganalisis hubungan antara keelektronegatifan unsur dengan kecenderungan interaksi antar molekulnya Menganalisis pengaruh interaksi antarmolekul terhadap sifat fisis materi. Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. Melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik). Mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa. Menganalisis dan menyimpulkan hasil Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. Menjelaskan hubungann kepolaran beberapa senyawa dengan keelektronegatifa n Membedakan gaya-gaya antarmolekul Menjelaskan hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa? Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya Van Der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen) Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisis logam. Menghubungkan sifat fisik materi ektron di sekitar inti atom. Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul. percobaan dikaitkan dengan data keelektronegatifan. Mengasosiasi (Associating) Menganalisis konfigurasi elektron dan struktur Lewis dalam proses pembentukan ikatan kimia. Menyimpulkan bahwa jenis ikatan kimia berpengaruh kepada sifat fisik materi. Mengkomunikasikan (Communicating) Menyajikan hasil analisis perbandingan pembentukan ikatan. Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar. Mengamati (Observing) Mengamati bentuk molekul beberapa senyawa melalui gambar/ molymod/animasi. Menanya (Questioning) Bagaimana menentukan bentuk molekul suatu senyawa? Bagaimana hubungan antara bentuk molekul dengan kepolaran senyawa? Mengumpulkan Data (Experimenting) dengan jenis ikatannya. Memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa. 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. 4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit . Larutan elektrolit dan nonelektrolit Mengkaji literatur untuk meramalkan bentuk molekul dan mengkaitkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa. Mengasosiasi (Associating) Menyimpulkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. Menyimpulkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa. Mengkomunikasikan (Communicating) Menyajikan gambar bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan ektron di sekitar inti atom. Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul. Fakta Mengamati (Observing) Mengkaji literatur tentang Konduktor larutan elektrolit dan Isolator nonelektrolit. Pelarut Menanya (Questioning) Terlarut Mengajukan pertanyaan Konsep apakah semua larutan Larutan dapat menghantarkan arus Larutan listrik? Mengapa ketika elektrolit banjir orang bisa tersengat Larutan non arus listrik? Apa manfaat elektrolit larutan elektrolit dalam Reaksi kehidupan? ionisasi Mengumpulkan Data 1.Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan Observasi Menyebutkan Sikap ilmiah pengertian saat merancang larutan elektrolit dan melakukan dan non elektrolit percobaan serta *Mengidentifikasi saat presentasi sifat-sifat larutan dengan lembar elektrolit dan non pengamatan elektrolit melalui Aspek sikap percobaan *Mengelompokka ilmiah: n larutan ke 1.Menerima dalam larutan 2.menghargai, elektrolit dan non 3.disiplin elektrolit 4.tanggung Tugas Membuat peta konsep tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit Portofolio Peta konsep Tes tertulis uraian Menganalisis penyebab Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya Melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. Mengamati dan mencatat data Laporan praktikum kinerja: Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit. PresentasiKelompok Prinsip Peran ion dalam hantaran listrik larutan(teori archenius) Kekuatan elektrolit Prosedur Langkah kerja percobaan daya hantar listrik dalam larutan 3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi Reaksi Oksidasi dan Reduksi Fakta Perkaratan Pembakaran (Experimenting) Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik dan mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. Melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. Mengasosiasi (Associating) Menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya (larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit). Mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatan dan menjelaskannya. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar Mengkomunikasikan (Communicating) Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit. Mengamati (Observing) Mengamati ciri-ciri perubahan kimia (reaksi melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab 3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab 1. Menunjukan sikap positip (individu dan jawab Observasi Keg.1 Sikap ilmiah dalam berdasarkan sifat hantaran listriknya *Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik *Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. menjelaskan perkembangan konsep reaksi larutan hasil elektrolit percobaan.daya dapat hantar listrik menghantark pada beberapa an arus listrik larutan. Mengelompo Menyimpulkan sifat larutan kkan larutan berdasarkan elektrolit dan daya hantar listrik nonelektrolit larutan elektrolit serta larutan dan larutan nonelektrolit kuat elektrolit. dan elektrolit Menyimpulkan lemah bahwa larutan berdasar-kan elektrolit dapat berupa senyawa data ion atau senyawa percobaan. kovalen polar Mengkomunikasik an hasil percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit Observasi menentukan tu bilangan gas membuat oksidasi, aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian Portofolio/Produk (fokus penilaian pada aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan. 3. jawaban pertanyaan Merancang percobaan reaksi pembakaran dan serah terima oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion. 3.10 Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. 4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi oksidasi-reduksi. 4.10 Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. Konsep reaksi oksidasi reduksi Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion respirasi Konsep reaksi oksidasi – reduksi oksidatord an reduktor bilangan oksidasi Prinsip Aturan penentuan bilangan oksidasi aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik Tata nama senyawa Prosedur percobaan reaksi oksidasireduksi kimia), misalnya buah (apel, kentang atau pisang) yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka serta mengamati karat besi untuk menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi. Menyimak penjelasan tentang perkembangan konsep reaksi oksidasireduksi dan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan mengapa buah apel, kentang atau pisang yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di udara menjadi berwarna coklat? Mengapa besi bisa berkarat? Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion? Mengumpulkan Data (Experimenting) Merancang percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron serta mempresentasikan hasilmya untuk menyamakan persepsi. Melakukan percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Mengamati dan mencatat hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Mendiskusikan hasil kajian sosial) dalam diskusi kelompok 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab 3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab mencatat data oksidasi-reduksi peta konsep hasil percobaan menyebutkan 3 mengenai dengan lembar perkembanga contoh reaksi pengamatan n reaksi redoks dlm Aspek sikap redoks kehidupan tu sehari-hari ilmiah: gas Menentukan 1. Menerima bilangan oksidasi terstruktur 2.menghargai, mandiri yaitu atom unsur 3.disiplin mengerjakan dalam senyawa 4.tanggung latihan atau ion dalam jawab diskusi kelas. Menuliskan reaksi Tes tertulis pembakaran hasil Menganalisis percobaan. unsur yang mengalami Menerapkan oksidasi dan aturan IUPAC unsur yang untuk penamaan mengalami senyawa reduksi anorganik dan Menuliskan organik persamaan sederhana. reaksi oksidasi reduksi Menganalisis bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion Memberi nama senyawasenyawa kimia menurut aturan IUPAC oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi oksidasireduksi. Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana. elektron Presentasi Menyajikan hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Menyajikan penyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Kelompok aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian Portofolio/Produk (fokus penilaian pada aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan. 3. jawaban pertanyaan Portofolio Laporan percobaan literatur untuk menjawab pertanyaan tentang bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Mengasosiasi (Associating) Menganalisis data untuk menyimpulkan reaksi pembakaran dan serah terima elektron Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan. Menyamakan jumlah unsur sebelum dan sesudah reaksi. Berlatih menuliskan persamaan reaksi pembakaran. Menuliskan reaksi serah terima elektron hasil percobaan. Berlatih menuliskan persamaan reaksi serah terima elektron. Menganalisis dan menyimpulkan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Mengkomunikasikan (Communicating) Menyajikan hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Menyajikan penyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Mengamati (Observing) Mengkaji literatur tentang 3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan Stoikiometri Massa atom relatif (Ar) dan Massa molekul relatif (Mr) Fakta Atom Massa zat Reaksi kimia tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. Menanya (Questioning) Bagaimana menerapkan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa. Mengumpulkan Data (Experimenting) Mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. Mendiskusikan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa. Mengasosiasi (Associating) Menyimpulkan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. Berlatih memberi nama senyawa sesuai aturan IUPAC. Mengkomunikasikan (Communicating) Menyajikan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. Mengamati (Observing) Membaca literatur tentang massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum 1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam Observasi Sikap ilmiah saat diskusi, merancang dan melakukan Menyebutkan pengertian massa atom relatif dan Tes tertulis uraian Menentukan massa atom Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier Tugas Merancang percobaan untuk membuktikan hukum konsep mol untuk Persamaan menyelesaikan perhitungan reaksi kimia Hukum dasar kimia 4 .11 Mengolah dan - hukum Lavoisier menganalisis data terkait - hukum Proust massa atom relatif dan - hukum Dalton massa molekul relatif, - hukum Gay persamaan reaksi, hukumLussac hukum dasar kimia, dan - hukum Avogadro konsep mol untuk Konsep Mol menyelesaikan perhitungan - massa molar kimia - volume molar gas - Rumus empiris dan rumus molekul. - Senyawa hidrat. - Kadar zat (persentase massa, persentase volume, bagian per Juta atau part per million, molaritas, molalitas, fraksi mol). Perhitungan kimia - hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi. Pereaksi pembatas Konsep Massa atom relatif (Ar) dan Massa molekul relatif (Mr) Persamaan reaksi Konsep Mol - massa molar - volume molar gas - Rumus empiris dan rumus molekul. - Senyawa hidrat. - Kadar zat (persentase massa, persentase volume, bagian per Juta atau part per million, molaritas, molalitas, fraksi mol). Perhitungan kimia - hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi. Pereaksi pembatas Prinsip dasar kimia dan konsep mol. Mengkaji literatur tentang penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia. Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan bagaimana cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif suatu senyawa? Bagaimana cara menyetarakan persamaan reaksi? Bagaimana membedakan rumus empiris dengan rumus molekul? Mengapa terbentuk senyawa hidrat? Bagaimana menentukan kadar zat? Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia. Mengumpulkan Data (Experimenting) Mendiskusikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif. Mendiskusikan cara menyetarakan persamaan reaksi. Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier serta mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi. Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum diskusi kelompok 2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab 3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab percobaan dengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah: 1. Menerima 2.menghargai, 3.disiplin 4.tanggung jawab massa molekul relatif. relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) Menyebutkan Menentukan cara menentukan rumus massa atom empiris dan relatif dan rumus massa molekul molekul serta relatif. senyawa hidrat. menentukan Menentukan massa molekul kadar zat relatif. Jika dalam diketahui massa campuran atom relatif Menyetaraka menyetarakan n persamaan persamaan reaksi reaksi. Menerapkan menyebutkanhu konsep mol kum Proust , dalam hukum Dalton, perhitungan hukum Gay kimia Lussac dan hukum Avogadro. Menerapkan hukum Proust untuk memecahkan masalah Menerapkan hukum Dalton untuk memecahkan masalah Menerapkan hukum Gay Lussac untuk memecahkan masalah mempresentasik an hasil rancangan untuk menyamakan persepsi. Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan hukum Lavoisier. Menyajikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi. Mempresentas ikan hasil kajian tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro. Menyajikan cara menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat. Menyajikan penentuan kadar zat dalam campuran. Menyajikan penerapan konsep mol untuk menyelesaikan Lavoisier Portofolio Laporan percobaan Hukum dasar kimia - hukum Lavoisier - hukum Proust - hukum Dalton - hukum Gay Lussac - hukum Avogadro Prosedur percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier Langkahlangkah perhitungan kimia Lavoisier. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan hukum Lavoisier. Mendiskusikan hukum Proust , hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro. Mendiskusikan massa molar, volume molar gas, rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat. Mendiskusikan penentuan kadar zat dalam campuran. Menganalisis konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia (hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta pereaksi pembatas). Mengasosiasi (Associating) Berlatih menghitung massa atom relatif dan massa molekul relatif Berlatih menyetarakan persamaan reaksi. Menganalisis data untuk membuktikan hukum Lavoisier. Menganalisis hasil kajian untuk menyimpulkan hukum Proust , hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro. Berlatih menentukan massa molar dan volume molar gas. Menghubungkan rumus Menerapkan hukum Avogadro untuk memecahkan masalah Menyebutkan pengertian massa molar, volume molar gas, rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat. Menghitung massa suatu zat jika diketahui satuan lain atau sebaliknya Menghitung volume suatu gas jika diketahui satuan lain atau sebaliknya Menghitung jumlah partikel suatu zat jika diketahui satuan lain atau sebaliknya Menentukan kadar zat dalam campuran. Menerapkan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia (hubungan antara jumlah perhitungan kimia empiris dengan rumus molekul Menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj, molaritas, molalitas, dan fraksi mol) . Menyimpulkan penggunakan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia. Mengkomunikasikan (Communicating) Menyajikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi. Menyajikan hasil percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier. Mempresentasikan hasil kajian tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro. Menyajikan cara menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat. Menyajikan penentuan kadar zat dalam campuran. Menyajikan penerapan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia. mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta pereaksi pembatas). Menentukan rumus molekul dari rumus empiris Menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj, molaritas, molalitas, dan fraksi mol) . BAB IV PENUTUP Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. DAFTAR PUSTAKA Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman. Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara) Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301), Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia. Lampiran:Contoh RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA ........... Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/Dua Materi pokok : Larutan elektrolit dan Non elektrolit Alokasi Waktu : 1 x 3 JP A. Kompetensi Inti KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 :Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar dan Indikator 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Indikator: 1. Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit 2. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan 3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya 4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik 5. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. 4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit Indikator: 1. Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya 2. Melakukan percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan. 3. Mengamati dan mencatat data hasil percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan. 4. Menganalisis data hasil percobaan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. 5. Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. 6. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar 7. Mengkomunikasikan hasil percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyadari adanya keteraturan sifat hantar listrik pada larutan sebagai wujud 2. 3. kebesaran Tuhan YME. Siswa dapat menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok Siswa dapat menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan 4. 5. kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab Siswa dapat menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan iswnon elektrolit melalui 6. percobaan Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit 7. berdasarkan sifat hantaran listriknya Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus 8. listrik Siswa dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan 9. senyawa kovalen polar. Siswa dapat merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya 10. Siswa dapat melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. 11. Siswa dapat mengamati dan mencatat data hasil percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. 12. Siswa dapat menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar 13. Siswa dapat menganalisis data hasil percobaan larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. 14. Siswa dapat menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. D. Materi Pembelajaran o Fakta o Konduktor o Isolator o Pelarut o Terlarut Konsep o Larutan o Larutan elektrolit o Larutan non elektrolit o Reaksi o ionisasi Prinsip o Peran ion dalam hantaran listrik larutan(teori Arrhenius) o Kekuatan elektrolit Prosedur o Langkah kerja percobaan daya hantar listrik dalam larutan Suatu larutan yang dapat menghantarkan listrik dinamakan larutan elektrolit. Kekuatan menghantarkan listrik tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam larutan tersebut. Semakin banyak jumlah ionnya semakin kuat sifat elektrolitnya. Hal ini disebabkan oleh derajat ionisasi zat yang terlarut. 1. LARUTAN ELEKTROLIT KUAT Mempunyai derajat ionisasi 1 ( = 1 ) Terion sempurna Contoh : HCl(aq), H2SO4(aq), NaCl(aq), NaOH(aq) HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq) NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq) NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq) 2. LARUTAN ELEKTROLIT LEMAH Mempunyai derajat ionisasi ( 0< < 1 ) Terion sebagian Contoh : CH3COOH(aq), NH4OH(aq) CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq) NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq) 3. LARUTAN NON ELEKTROLIT Mempunyai derajat ionisasi ( Tidak terion =0) Contoh : CO(NH2)2(aq), C12H22O11(aq) CO(NH2)2(aq) CO(NH2)2(aq) ( tidak terion ) C12H22O11(aq) C12H22O11(aq) ( tidak terion ) 4. JENIS SENYAWA ELEKTROLIT No Jenis Senyawa 1. Senyawa ion (NaCl, Sifat Senyawa ( elektrolit / non elektrolit ) Padat Lelehan Larutan Non elektrolit Elektrolit Elektrolit 2. MgCl2) Non elektrolit Senyawa kovalen polar Non Elektrolit elektrolit (HCl, HBr) Pada senyawa ion yang berwujud lelehan dan larutan ion-ionya dapat bergerak bebas, sedangkan pada wujud padat tidak. Demikian pula pada senyawa kovalen hanya yang berwujud larutanlah yang ionnya dapat bergerak bebas. Jadi sifat elektrolit suatu senyawa ditentukan oleh ionnya. METODE PEMBELAJARAN: 1. Eksperimen 2. Diskusi Kelompok 3. Inquiri MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media. Bahan Tayang 2. Alat/Bahan alat uji elektrolit, gelas kimia, Beberapa sampel larutan elektrolit, nonelektrolit 3. Sumber Belajar Michael Purba, Kimia Kelas X SMA /MA , Erlangga ,Jakarta Supplement books: Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna, Grafindo Media Pratama, 2008 buku pegangan Kimia jilid 1, Buku Kimia Penunjang Aktifitas Siswa, dan hands out Lembar kerja Internet http://e-dukasi.net http://psb-psma.org G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan A. Pendahuluan 1) Siswa merespon Waktu 15’ Keterangan Guru menagih salam dan pertanyaan dari guru secara lisan tugas berhubungan dengan kondisi ,absensi 2) Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu baca dan tugas dan berpikir kritis, guru mengajukan pertanyaan mencari artikel tentang larutan gula dan larutan asam cuka 3) Guru memotivasi siswa tayangan video “Nelayan” 4) Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan 5) Guru menagih secara lisan tugas baca dan mencari artikel tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit B. Kegiatan Inti Guru 1. Siswa diminta mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2. Guru mengajukan pertanyaan apakah semua larutan dapat menghantarkan arus listrik? Mengapa ikan di sungai bisa mati tersengat arus listrik? Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan? 3. Siswa diminta merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik dan mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. 4. Siswa melakukan percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan. 5. Siswa mengamati dan mencatat data hasil percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan. 6. Siswa menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya (larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit). 7. Siswa mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatan dan menjelaskannya. 8. Siswa menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar 9. Siswa menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit. 90’ Kegiatan C. Penutup Waktu 30’ Keterangan Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit Guru meminta siswa mencatat soal penugasan mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit Guru memberikan tugas baca bagi siswa untuk materi berikutnya H. Penilaian 1. Sikap - Mekanisme dan Instrumen Prosedur Observasi Kerja - Lembar Observasi 2. Pengetahuan 3. Ketrampilan - Kelompok Penugasan Tes Tertulis Kinerja - Soal Penugasan Soal Objektif Kinerja - Presentasi Laporan Praktik - Presentasi Rubrik Penilaian No Aspek Keterangan Jakarta, ..................... Kepala SMA Negeri ........ Guru Mata Pelajaran KIMIA ............................ NIP. ........................ ............................ NIP. ........................ Catatan Kepala Sekolah ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… Lampiran 1 Lembar Pengamatan LEMBAR PENGAMATAN SIKAP Mata Pelajaran :................................................................................. Kelas/Semester :................................................................................ Tahun Ajaran :................................................................................ Waktu Pengamatan : ............................................................................... Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun 1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas 2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten 3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten 4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. N o Nam a Siswa B T Religius M M T B M K 1. 2. 3. 4. 5. ... Keterangan 1 2 3 4 BT= kurang MT= sedang MB= baik MK= sangat baik Lampiran 2 Tanggug jawab B M M M T T B K B T Peduli M M T B M K B T Responsif M M T B M K B T Santun M M T B MK a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi mengenai sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi 1. Abdus Shamad 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. (1 4 (2 4 Keterangan pengisian skor 4. Sangat tinggi 3. Tinggi 2. Cukup tinggi 1. Kurang Presentasi Kelompok Aspek: 1. Penguasaan Isi 2. Teknik Bertanya/ Menjawab 3 Metode Penyajian (3) 4 (4) 4 (5) 3 (6) 24 (7) 4 (8) 3 Isi Visual Presentasi juml Kerja sama peduli JawabTanggung Nama Siswa Disiplin No Kejujuran LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Program: X/M-IPA Kompetensi : …………… Observasi Kinerja Presentasi (9) 3 Jml Skor 10 INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2 1. Jujur a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi 2. Disiplin a. Selalu hadir di kelas tepat waktu b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok 3. Tanggung jawab a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya d. Partisipasi dalam kelompok 4. Peduli a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di sekitarnya d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya 5. Kerja sama a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh b. Menunjukkan sikap bersahabat c. Berusaha menemukan solusi permasalahan secara bersama dlm kelompoknya d. Menghargai pendapat lain PEDOMAN PENILAIAN: a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu. b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut. Lampiran 3 Laporan praktikum Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit. Portofolio/Produk (fokus penilaian pada) aspek: 1. Visual laporan 2. kelengkapan. 3. jawaban pertanyaan Struktur laporan adalah sebagai berikut a. Judul b. Tujuan c. Landasan teori d. Alat dan bahan (sertakan dengan gambar atau foto) e. Langkah kerja f. Data percobaan g. Jawaban pertanyaan h. Kesimpulan i. Referensi Contoh Instrumen Laporan Praktik No. Kriteria 1. Sesuai tujuan 2. Sesuai dengan data 3. Benar/sesuai teori Predikat Baik jika 3 terpenuhi (8) - 80 Sedang jika 2 terpenuhi (7) -70 Kurang jika 1 terpenuhi (6) -60 Tdk ada (5)-50