TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-45 TAHUN TENTANG PAP SMEAR DI WILAYAH PUSKESMAS PURWODININGRATAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh: ROSALIA PUTRI BHAYANGKARI NIM. B10 109 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 ii iii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat untuk dapat menyusun tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada: 1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Estri Kusumawati, S.ST, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. 4. drg. Supraptini, selaku Kepala UPTD Puskesmas Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. 5. Seluruh responden yang bersedia mengisi kuesioner. 6. Seluruh dosen dan staff Prodi Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang diberikan. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu selesainya karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun saya harapkan. Surakarta, Juli 2013 Penulis iv Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013 Rosalia Putri Bhayangkari 10.109 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-45 TAHUN TENTANG PAP SMEAR DI WILAYAH PUSKESMAS PURWODININGRATAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2013 Xii + 47 Halaman + 15 Lampiran + 3 Tabel + 2 Gambar ABSTRAK Latar belakang: Kanker serviks merupakan penyakit kanker paling umum kedua yang biasa diderita perempuan berusia 20-55 tahun. Kejadian kanker serviks di Indonesia diperkirakan 100/100.000 per tahun. Cara mengatasi masalah kanker serviks salah satu dengan diagnosa dini. Pap smear juga telah terbukti mampu sebagai alat diagnosis dini. Pelaksanaan pap smear ini masih banyak mengalami hambatan, yang umumnya disebabkan oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta dalam kategori baik, cukup, kurang. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013. Jumlah sampel sebanyak 74 responden. Teknik sampling dengan menggunakan cluster random sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Analisa dengan analisa univariat dengan bantuan spss 15.00 for windows. Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 13 responden (17,6%), dengan kategori pengetahuan cukup sebanyak 45 responden (60,8%), dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (21,6%). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear sebagian besar dengan kategori cukup. Kata Kunci Kepustakaan : Pengetahuan, pap smear, wanita usia 20-45 tahun : 38 literatur (tahun 2001s/d 2012) v MOTO Akal itu tidak lebih dari suatu alat untuk mencari kebenaran (Aristoteles). Hidup itu hanya sekali maka hiduplah seperti sinar matahari memberi tanpa mengharap kembali tidak memilih siapa yang disinari memberi kehangatan dihati (penulis). Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan, jangan melihat masa depan dengan ketakutan tetapi hadapi semua dengan kesadaran (Kahlil Gibran). PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan : Papa dan mama tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta kasihnya selama ini. Kakak dan saudaraku tercinta yang selalu memberikan support setiap langkahku. Sahabat-sahabatku tercinta Buni, Kopok, Vera, Cepot, Candra, Mami yang selama ini menemaniku dalam keadaan senang maupun sedih. Pembimbing tercinta ibu cantik Estri Kusumawati, S.ST yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Almamater tercinta. vi vii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii KATA PENGANTAR............................................................................... iv ABSTRAK................................................................................................. v MOTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... vi CURICULUM VITAE.............................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................. viii DAFTAR TABEL ..................................................................................... x DAFTAR GAMBAR................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5 E. Keaslian Penelitian............................................................... 5 F. Sismatika Penulisan ............................................................. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ..................................................................... 9 1. Pengetahuan................................................................... 9 2. Kanker Serviks............................................................... 14 3. Pap Smear ..................................................................... 21 B. Kerangka Teori .................................................................... 25 viii C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................ 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................ 27 B. Lokasi dan Tempat Penelitian .............................................. 27 C. Populasi, sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 28 D. Instrumen Penelitian............................................................. 30 E. Validitas dan Reliabilitas...................................................... 31 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 33 G. Variabel Penelitian .............................................................. 34 H. Definisi Operasional............................................................. 34 I. Metode Pengolahan dan Analisa Data .................................. 35 J. Etika penelitian ................................................................... 37 K. Jadwal Penelitian ................................................................. 39 BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum................................................................. 40 B. Hasil Penelitian .................................................................... 41 C. Pembahasan ........................................................................ 42 D. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 45 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................... 46 B. Saran.................................................................................... 46 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner . ........................................................... 30 Tabel 3.2 Definisi Operasional. ........................................................... 34 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-45 Tahun tentang Pap Smear ...................... Tabel 4.2 41 Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-45 Tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta ............................................................................ x 42 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................... 25 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ................................................ 26 xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi pendahuluan Lampiran 3 Surat Keterangan Studi pendahuluan Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 Surat Keterangan Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 8 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 10 Kuesioner Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 12 Tabel R Product Moment Lampiran 13 Hasil Tabulasi Data Penelitian Lampiran 14 Hasil Uji Statistik Lampiran 15 Lembar Konsultasi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serviks merupakan suatu area pada alat reproduksi wanita yang selnya mudah mengalami perubahan ke arah abnormal. Dimana pada beberapa wanita dapat berkembang ke arah keganasan yang dikenal dengan sel-sel kanker. Kanker pada alat reproduksi wanita merupakan suatu hal yang serius karena ancaman tidak dapat memperoleh keturunan bahkan sampai ancaman kematian cukup besar. Di seluruh dunia, kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak kelima pada wanita. Kanker serviks ini terjadi kurang lebih 1 per 123 wanita tiap tahun di dunia, dan menyebabkan kematian 9 per 100.000 wanita tiap tahun. Kanker serviks merupakan tumor ganas kedua pada wanita yang terbanyak dijumpai di dunia sesudah kanker payudara, dan termasuk yang tertinggi di negara berkembang seperti Indonesia (Suhartini dan Herlina, 2007). Angka kejadian kanker serviks di Indonesia berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2011, diperkirakan 100/100.000 per tahun (Kompasiana, 2012). Sedangkan menurut Kuntari (2012) diperkirakan sekitar 270.000 perempuan di Indonesia meninggal dunia setiap tahun akibat kanker leher rahim atau serviks setiap tahun sekitar 500.000 perempuan di Indonesia didiagnosis terinfeksi kanker serviks. Dari jumlah itu, sekitar 270.000 penderita meninggal dunia. Di Indonesia, kanker serviks telah menjadi pembunuh nomor satu dari keseluruhan kanker. Kanker serviks merupakan 1 2 penyakit kanker paling umum kedua yang biasa diderita perempuan berusia 20-55 tahun (Harian Republika, 2012). Data kanker serviks di kota Surakarta pada tahun pada tahun 2010 sebanyak 100 per 500.000 penduduk dan pada tahun 2011 sebanyak 134 per 500.000 penduduk (DKK Surakarta, 2011). Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui, namun kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrensik, yang penting meliputi: insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama pada usia muda (<16 tahun), tingginya paritas, apalagi jarak persalinan terlampau dekat, sosial ekonomi rendah, berganti-ganti pasangan, wanita yang mengalami infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus)-tipe 16 atau 18, dan kebiasaan merokok (Wiknjosastro,2002). Cara mengatasi masalah kanker serviks salah satu dengan diagnosa dini, dan terbukti mampu menurunkan insiden kanker serviks invasif dan memperbaiki prognosis. Pap smear juga telah terbukti mampu sebagai alat diagnosis dini. Pap smear merupakan salah satu metode skrining yang sederhana, cepat, tidak menyakitkan, dan murah biayanya. Tes ini dapat mendeteksi secara efektif, tidak hanya sel kanker pada serviks tetapi juga perubahan sel yang mengarah pada terjadinya keganasan sel. Dengan menjalani pemeriksaan pap smear secara dini dan teratur, diharapkan 90% dari terjadinya kanker serviks dapat dicegah (Suwiyoga, 2004). Menurut Suwiyoga (2004) pelaksanaan pap smear ini masih banyak mengalami hambatan baik dari segi akurasi pap smear sendiri maupun dari segi sumber daya manusia, prosedural, geografi, dan wanita yang selayaknya menjalani skrining. Wanita yang selayaknya menjalani skrining diperoleh 3 bahwa para wanita sering tidak bersedia untuk diperiksa oleh karena ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut, dan faktor biaya. Hal ini umumnya disebabkan oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk di Indonesia. Puskemas Purwodiningratan Jebres Surakarta merupakan puskemas yang telah melakukan program sosialisasi mencegah dini dan sosialisasi penyakit kanker serviks. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskemas Purwodiningratan pada tanggal 27 Oktober 2012 dengan melakukan wawancara terhadap 8 responden di wilayah Puskemas Purwodiningratan, diperoleh hasil sosialisasi telah dilakukan, tetapi 8 responden menyatakan masih kurang memahami tentang deteksi dini kanker serviks, termasuk pap smear hal ini dibuktikan dengan ibu tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan tentang pap smear. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kecamatan Jebres Surakarta tahun 2013. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: “Bagaimana tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013?”. 4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013 pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013 pada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013 pada tingkat kurang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat digunakan menambah kajian pustaka tentang tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks dan pap smear. 2. Bagi Peneliti Dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peneliti mengenai penyakit kanker serviks dan pap smear. 5 3. Bagi Institusi Kesehatan Dapat digunakan gambaran tentang pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan kanker serviks salah satunya kesadaran melakukan pap smear. E. Keaslian Penelitian 1. Kurniawan, (2004) dalam penelitian yang berjudul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Partisipasi pada Pemeriksaan Pap Smear pada Wanita Pekerja Seks Komersial. Desain penelitian adalah observational dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua PSK di Gang Doli Surabaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 67 responden. Teknik sampling yang digunakan quota sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji korelasi lamda untuk taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan cukup (41.79%) dengan tingkat partisipasi baik atau sebagian pernah melakukan pemeriksaan pap smear. Hasil penelitian disimpulkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan paritipasi pada pemeriksaan pap smear. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan jenis atau desain penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik sampling, dan teknik analisa data. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti pengetahuan tentang pap smear. 6 2. Nasution, Beta Liana Putri, (2012) dalam penelitian yang berjudul “Gambaran Faktor-Faktor Perilaku Ibu dalam Pemeriksaan pap smear Di Poli Ginekologi RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2012”. Desain Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear di poli Ginekologi RSUD Dr Pirngadi Medan sebanyak 1100 orang. Jumlah sampel sebagai responden diambil sebanyak 63 orang. Teknik pengambilan sampling purposive. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi responden yaitu pengetahuan umumnya berada pada kategori baik yaitu sebanyak 34 orang (54,0%). Untuk sikap responden umumnya berada pada kategori sikap baik yaitu sebanyak 63 orang (100%). Untuk faktor pemungkin yang berupa biaya sebagian besar responden menyatakan tidak mengeluarkan biaya dalam melakukan pemeriksaan pap smear sebanyak 53 responden (84,1%), untuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan di poli ginekologi RSUD Dr Pirngadi sebanyak 47 responden (74,6%) menyatakan baik, untuk media informasi 13 responden (20,6%) yang pernah mendapatkan informasi pap smear dari televisi. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan jenis atau desain penelitian, teknik sampling. waktu dan tempat penelitian, teknik sampling, dan teknik analisa data. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti pengetahuan tentang pap smear. 7 3. Youvella, Sylvia (2010) dalam penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pap Smear Di Kelurahan Sei Kera Hilir II Medan Tahun 2010”. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 97 orang dengan tingkat ketepatan relatif (d) sebesar 0,1. Sampel diambil dengan metode cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science). Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pengetahuan ibu di Kelurahan Sei Kera Hilir II yang berusia 21-55 tahun tentang pap smear berada pada kategori sedang (83,5%). Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan jenis atau desain penelitian, subjek penelitian teknik sampling, waktu dan tempat penelitian, teknik sampling. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti pengetahuan tentang pap smear. . F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca, maka Karya Tulis Ilmiah ini disusun menjadi 5 bab. Adapun penyusunannya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 8 Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terdiri dari konsep pengetahuan meliputi: pengertian, tingkat, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, dan cara pengukuran pengetahuan. Konsep tentang konsep kanker serviks meliputi: pengertian, fisiologi kanker, penyebab, faktor risiko, etiologi kanker serviks, pencegahan kanker serviks. Konsep pap smear yang meliputi: pengertian, manfaat, petunjuk pemeriksaan, dan kanker serviks. Serta kerangka pemikiran yang merupakan kerangka atau bagan menerangkan hubungan konsep-konsep yang berhubungan dengan hal-hal yang akan diteliti. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasioanal, populasi dan sampel, alat dan metode pengumpulan data, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. BAB V PENUTUP Bab ini terdiri kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan pencapain seseorang dalam memperoleh informasi dan dapat mengingat kembali informasi tersebut. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak dkk, 2007). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan indra peraba. Akan tetapi, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Novita, 2011). b. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya 9 tindakan seseorang. Menurut 10 Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif ada enam tingkatan yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai 11 aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi nyata. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada. 12 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Mubarak, dkk (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu: 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, pendidikannya sebaliknya rendah, akan jika seseorang menghambat tingkat perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi 13 akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. 4) Minat Minat sebagai suatu kecenderunagan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderunagan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan 14 lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. 7) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. d. Cara Pengukuran Pengetahuan Cara mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara, angket atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Mubarak, 2007). Hasil pengukuran tingkat pengetahuan tentang pap smear menurut Riwidikdo (2010) dibagi menjadi: 1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah X > mean + 1SD 2) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah yang diperoleh adalah mean - 1SD X mean + 1 SD 3) Kurang, bila nilai responden X < mean - 1SD. 2. Kanker Serviks a. Pengertian Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang 15 merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus dengan vagina (Diananda, 2009). Menurut Corwin (2009 dalam Harahap 2011), kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh. Kanker terjadi karena proliferasi sel tak terkontrol yang terjadi tanpa batas dan tanpa tujuan bagi pejamu. b. Fisiologi Kanker Servis Kanker mulai di dalam sel-sel, blok-blok bangunan yang menyusun jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan menyusun organorgan tubuh. Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh membutuhkan mereka. Ketika sel-sel tumbuh menjadi tua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat mereka. Kadangkala, proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika mereka seharusnya mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau tumor. Leher rahim adalah bagian dari sistem reproduksi wanita. Ia adalah bagian bawah yang sempit dari rahim atau kandungan. Rahim adalah organ berongga yang berbentuk buah per pada perut bagian bawah. Mulut rahim (serviks) menghubungkan rahim ke vagina. Vagina menjurus pada bagian luar tubuh. Apabila kanker bermula (Youvella, 2010). di serviks, dinamakan kanker serviks 16 c. Faktor resiko kanker serviks Semua wanita mempunyai resiko mendapatkan kanker serviks (CDC, 2010). Banyak faktor penyebab terjadinya kanker, baik internal maupun eksternal. Faktor internal terutama keberadaan gen gen yang berperan pada siklus sel telah menjadi pusat perhatian dalam hubungannya dengan proses terjadinya pertumbuhan tumor (Prayitno, 2005). Faktor resiko lainnya adalah status sosial ekonomi yang rendah, pemakaian kontrasepsi oral, merokok, paritas yang tinggi dan adanya riwayat penyakit menular seksual, sistem imun yang rendah (Prayitno, 2005). Banyak wanita terinfeksi HPV, namun hanya sebagian yang menderita kanker serviks. Ini mengisyaratkan bahwa faktor lain berperan pada risiko kanker. Faktor risiko penting terjadinya kanker invasif pada serviks adalah usia dini saat mulai berhubungan kelamin (di bawah usia 16 tahun), memiliki banyak pasangan seksual, pasangan seksual memiliki riwayat banyak memiliki pasangan seksual, merokok, imunodefisiensi eksogen atau endogen, dan infeksi persisten oleh HPV risiko tinggi (Crum, dkk, 2007). Kanker serviks jarang ditemukan pada perawan dan pada wanita yang pasangan seksualnya telah disirkumsisi. Insideni kanker serviks lebih tinggi pada mereka yang menikah daripada yang tidak menikah dan pada wanita dengan tingkat sosial ekonomi rendah. 17 Selain itu, insidensinya juga meningkat dengan tingginya paritas, apa lagi bila jarak persalinan terlampau dekat (Mardjikoen, 2007). Resiko noninvasif dan invasif kanker serviks telah menunjukkan hubungan dengan pemakaian kontrasepsi oral. Namun, penemuan ini hasilnya tidak selalu konsisten dan tidak semua studi dapat membenarkan perkiraan risiko ini. Beberapa studi yang lebih lanjut memerlukan konfirmasi atau menyangkal observasi mengenai kontrasepsi oral ini (Rasjidi, dkk, 2008). Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (Diananda, 2009). d. Etiologi kanker serviks Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui (Mardjikoen, 2005). Namun, HPV (Human papilomavirus) dapat ditemukan pada 85-90% lesi pra-kanker dan neoplasma invasif (Crum, dkk, 2007). Menurut Crum, dkk (2007), HPV yang menginfeksi serviks uterus terdiri dari dua kategori, yaitu tipe risiko rendah (6, 11, 42, dan 44) dan tipe risiko tinggi (16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 56, 58, dan 59). HPV tipe risiko tinggi ditemukan pada 50-80% kasus SIL 18 dan 90% kanker invasif. Sedangkan HPV tipe risiko rendah ditemukan pada Low-Grade SIL (Garcia, 2009). Tipe virus risiko tinggi menghasilkan protein yang dikenal dengan protein E6 dan E7 yang mampu berikatan dan menonaktifkan protein p53 dan pRb epitel serviks. P53 dan pRb adalah protein penekan tumor yang berperan menghambat kelangsungan siklus sel. Degan tidak aktifnya p53 dan pRb, sel yang telah bermutasi akibat infeksi HPV dapat meneruskan siklus sel tanpa harus memperbaiki kelainan DNA-nya (Edianto, 2006). Penyebaran virus ini terutama secara kontak langsung melalui hubungan seksual (Edianto, 2006). e. Gejala dan Tanda Klinis Kanker Serviks Menurut Feig (2001), simptom kanker serviks menjadi jelas terlihat saat lesi servikal berada pada ukuran sedang, yaitu seperti cauliflower. Simptom kanker serviks terdiri dari beberapa tahap, yaitu (Feig, 2001): 1) Tahap Awal a) Asimptomatik b) Pendarahan vagina yang ireguler atau berkepanjangan c) Pink discharge d) Pendarahan pasca koitus atau brownish discharge 2) Tahap Pertengahan a) Pendarahan pasca defekasi b) Disuria atau hematuria 19 3) Tahap Lanjut a) Penurunan berat badan b) Pendarahan, discharge berbau busuk c) Nyeri hebat, penyebaran ke pleksus sakralis. Tanda dini kanker serviks tidak spesifik seperti adanya sekret vagina yang agak banyak dan kadang-kadang disertai bercak pendarahan (Edianto, 2006). Pendarahan abnormal vagina ini merupakan simptom yang paling sering terjadi pada kanker serviks invasif. Pendarahan dapat terjadi pasca koitus, intermenstrual, atau pasca menopause (Hacker, 2004). Tanda yang lebih klasik adalah bercak pendarahan yang berulang, atau bercak pendarahan setelah bersetubuh atau membersihkan vagina (Edianto, 2006). Anemia akan menyertai sebagai akibat pendarahan pervaginam yang berulang (Mardjikoen, 2007). Perdarahan spontan saat defekasi terjadi akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala (Mardjikoen, 2007). Pada kanker serviks juga dapat dijumpai sekret vagina yang berbau terutama dengan massa nekrosis lanjut. Nekrosis terjadi karena pertumbuhan tumor yang cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan pembuluh darah agar mendapat aliran darah yang cukup. Nekrosis ini menimbulkan bau yang tidak sedap dan reaksi peradangan nonspesifik (Edianto, 2006). 20 Pada stadium lanjut dapat ditemui nyeri yang menjalar ke pinggul atau kaki ketika tumor telah menyebar ke luar dari serviks dan melibatkan jaringan di rongga pelvis seperti ureter, dinding panggul, atau nervus skiatik. Beberapa penderita mengeluhkan nyeri berkemih, hematuria, sulit berkemih, dan konstipasi (Edianto, 2006). Sebelum tingkat akhir (terminal stage), penderita meninggal akibat pendarahan yang eksesif, kegagalan faal ginjal akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi total (Mardjikoen, 2007). f. Pencegahan Kanker Serviks Menurut Sukardja (2000), pencegahan kanker serviks terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1) Pencegahan Primer Pencegahan primer merupakan upaya dalam mengurangi atau menghilangkan kontak individu dengan karsinogen untuk mencegah terjadinya proses karsinogenesis. Pencegahan primer juga dapat dilakukan dengan menghindari berbagai faktor risiko, seperti dengan menunda aktivitas seksual sampai usia 20 tahun, berhubungan secara monogami, serta penggunaan vaksin HPV (Rasjidi, dkk, 2009). 2) Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan kasus-kasus dini kanker serviks, sehingga kemungkinan 21 penyembuhan dapat ditingkatkan. Pencegahan sekunder termasuk skrining dan deteksi dini seperti pap smear, kolposkopi, servikografi, Pap net, dan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). 3) Pencegahan Tersier Pencegahan tersier merupakan pencegahan komplikasi klinik dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan pengobatan yang tepat berupa operasi, kemoterapi, atau radioterapi. 3. Pap Smear a. Pengertian Tes pap smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi, dkk, 2008). Pap smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap smear merupakan tes yang aman dan murah, serta telah dipakai selama bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada selsel leher rahim (Diananda, 2009). Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa dilakukan setiap saat, kecuali pada saat haid (Dalimartha, 2004). Pap Smear pertama kali diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. 22 George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943 (Purwoto dan Nuranna, 2002). b. Manfaat Pap Smear Pemeriksaan pap smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah (Dalimartha, 2004). Pap smear mampu mendeteksi lesi prekursor pada stadium awal sehingga lesi dapat ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif (Crum, dkk, 2007). Menurut Manuaba (2005) manfaat pap smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Diagnosis dini keganasan Pap smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium. 2) Perawatan ikutan dari keganasan Pap smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat kemoterapi dan radiasai. 3) Interpretasi hormonal wanita Pap smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkunan keguguran pada hamil muda. 23 4) Menentukan proses peradangan Pap smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri dan jamur. c. Petunjuk Pemeriksaan Pap Smear American Cancer Society (2009) merekomendasikan semua wanita sebaiknya memulai skrining 3 tahun setelah pertama kali aktif secara seksual. Pap smear dilakukan setiap tahun. Wanita yang berusia 30 tahun atau lebih dengan hasil tes pap smear normal sebanyak tiga kali, melakukan tes kembali setiap 2-3 tahun, kecuali wanita dengan risiko tinggi harus melakukan tes setiap tahun. Selain itu wanita yang telah mendapat histerektomi total tidak dianjurkan melakukan tes pap smear lagi. Namun pada wanita yang telah menjalani histerektomi tanpa pengangkatan serviks tetap perlu melakukan tes Pap atau skrining lainnya sesuai rekomendasi di atas. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (1989) dalam Feig (2001), merekomendasikan setiap wanita menjalani Pap Smear setelah usia 18 tahun atau setelah aktif secara seksual. Bila tiga hasil pap smear dan satu pemeriksaan fisik pelvik normal, interval skrining dapat diperpanjang, kecuali pada wanita yang memiliki partner seksual lebih dari satu. pap smear tidak dilakukan pada saat menstruasi. Waktu yang paling tepat melakukan pap smear adalah 10-20 hari setelah hari pertama haid terakhir. Pada pasien yang menderita peradangan berat pemeriksaan ditunda sampai pengobatan tuntas. Dua hari sebelum dilakukan tes, pasien dilarang mencuci atau menggunakan pengobatan melalui 24 vagina. Hal ini dikarenakan obat tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Wanita tersebut juga dilarang melakukan hubungan seksual selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan pap smear . d. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear Prosedur pemeriksaan pap smear menurut Manuaba (2005) prosedur pemeriksaan pap smear adalah: 1) Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum bivalve (cocor bebek), spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan alkohol 95%. 2) Pasien berbaring dengan posisi litotomi. 3) Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks posterior, serviks uterus, dan kanalis servikalis. 4) Periksa serviks apakah normal atau tidak. 5) Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks, dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360Û VHDUDK jarum jam. 6) Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45Û VDWX kali usapan. 7) Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit. 8) Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim ke ahli patologi anatomi. 25 B. Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi p pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. pengalaman 6. Kebudayaan lingkungan sekitar 7. Informasi Pengetahuan ibu Pap Smear 1. Pengertian pap smear 2. Pengertian pap smear 3. Petunjuk pemeriksaan pap smear Tingkat Pengetahuan : 1. Tahu 2. Paham 3. Aplikasi 4. Analisa 5. Sintesis 6. Evaluasi Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi dari Notoatmodjo, 2010, Mubarak, 2007. 26 C. Kerangka Konsep Penelitian Baik Tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear Cukup Kurang Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. pengalaman 6. Kebudayaan lingkungan sekitar 7. Informasi Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti Gambar : 2.2 Kerangka Konsep Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/dekriptif suatu keadaan secara obyektif, sedangkan kuantitatif artinya pemaparan data statistik (data berbentuk) angka, kemudian melakukan analisa dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Notoatmodjo, 2005). B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Purwodiningratan Kecamatan Jebres Kota Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai Juli 2013. 27 28 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita umur 20-45 di wilayah kerja Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta sejumlah 285 responden yang tersebar di 6 kampung. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2010), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar , maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada kemampuan peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka semua anggota populasi mejadi sampel. Karena populasi < 1000 maka penghitungan sampel dengan rumus sebagai berikut: n N 1 N (d ) 2 Keterangan: n : jumlah sampel N : jumlah populasi d : taksiran kesalahan pengambilan sampel (10%) 29 n N 1 N (d ) 2 285 1 285(0.01) 2 285 3.85 74 Jadi jumlah sampel yang akan digunakan sejumlah 74 responden. Sampel kemudian dibagi menjadi 4 kampung (kluster) yang ditetapkan, dengan masing-masing jumlahnya sebagai berikut: Kampung /Kluster Kampung Sudirorjan Kampung Gandekan Kampung Purwodiningratan Kampung Kepatihan Wetan Jumlah total 3. Jumlah 36 35 35 37 143 Jumlah Sampel 36 x143 19 143 35 x143 18 143 35 x143 18 143 37 x143 19 143 74 Teknik Pengambilan Sampel. Teknik Pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling yaitu cara penarikan sampel didasarkan pada area atau dalam kelompok-kelompok tertentu yang diambil (Narimawati dan Munandar, 2008). secara random (acak) 30 D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrument atau alat ukur berupa kuesioner tertutup yang diisi langsung oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya (Hadi, 2004). 2. Kisi-Kisi Kuesioner Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan tentang pap smear Variabel Tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear Indikator Pengertian Pap Smear Pernyataan Favorable 1, 2, Manfaat Pap Smear 5, 6, 7, 8 Petunjuk Pemeriksaan Pap Smear 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21 Jumlah Un Favorable 3,4 4 9, 10 6 22, 23, 24, 25, 26 16 Total 3. 26 Cara Penilaian Kuesioner terdiri dari dua pernyataan, yaitu favorable (pernyataan positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk pernyataan favorable (pernyataan positif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan Untuk pernyataan un favorable (pernyataan negatif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1. 31 E. Validitas dan Reliabilitas Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 13 Februari 2013. Uji valididas dan reliabilitas dilakukan di Kelurahan Kepatihan Kulon dan Kelurahan Tegalharjo dengan jumlah 30 responden. 1. Uji Validitas Sebelum instrumen/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2010). Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skore total, dengan rumus product moment (Arikunto, 2010). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik product moment, dengan rumus sebagai berikut r ^N ¦ x N (¦ xy) (¦ x. ¦ y ) 2 ^ (¦ x) 2 N ¦ y 2 (¦ y ) 2 Keterangan: r : koefisien korelasi x : pernyataan y : skor total xy : skor pernyataan N : Jumlah sampel `` 32 Secara keseluruhan uji validitas didapat jika rhitung > rtabel maka, Item pernyataan dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka item pernyataan dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan dari 30 item pernyataan didapatkan 4 item pernyataan tidak valid yaitu pernyataan no 3 dengan r hitung 0.105 < r tabel 0.361, pernyataan no 9 dengan r hitung 0.009 < r tabel 0.361, pernyataan no 12 dengan r hitung 0.094 < r tabel 0.361, dan pernyataan no 20 dengan r hitung 0.027, < r tabel 0.361, sehingga keempat pernyataan tidak dimasukan dalam kuisioner, sehingga jumlah pernyataan yang valid 26 item. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda (Riwidikdo, 2010). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Rumus untuk mengukur reliabel atau tidaknya instrumen penelitian menggunakan pendekatan rumus Alpha Cronbach adapun rumusnya sebagai berikut: 33 r i 2º ª « ¦ Si » 1 » k 1 «« S2 » t ¼ ¬ k Keterangan: r1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen k = mean kuadrat antara subjek ¦S S2 t 2 = jumlah mean kuadrat kesalahan i = varian total Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Chronbach minimal 0,7 (Riwidikdo, 2010). Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai koefisien alpha sebesar 0,980. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien alpha (0,980) > (0,700) sehingga instrumen penelitian dinyatakan reliabel. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data (Hidayat, 2011). Teknik pengumpulan data meliputi: 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil jawaban kuesioner (Hidayat, 2011). 2. Data Sekunder Data Sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari orang atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data yang digunakan berasal dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas 34 Purwodiningratan Jebres Surakarta, yaitu jumlah wanita usia subur 20-45 tahun (Hidayat, 2011). G. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang pap smear. H. Definisi Operasional Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2011). Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. Tabel 3.2 Definisi Operasional Definisi No Variabel Operasional 1. Tingkat Segala sesuatu Pengeta yang diketahui huan oleh ibu wanita tentang pap usia 20- smear 45 tahun Alat Ukur Kuesioner Skala Hasil Ukur Ukur Ordinal a. Baik: apabila X > mean + 1SD b. Cukup: apabila Mean - 1SD ; mean + 1SD c. Kurang : apabila skor X < mean - SD (Riwidikdo, 2010). 35 I. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data a. Editing Menurut Setiadi (2007), editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data, pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap: 1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabannya, meskipun jawaban hanya hanya berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab. 2) Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit pengolahan data atau berakibat pengolah data salah membaca. 3) Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka editor harus menolaknya. Pada penelitian ini peneliti melakukan editing pada saat menerima kuesioner yang telah di isi oleh responden, di periksa kebenaran dan kelengkapannya. Bila didapatkan seorang responden yang belum lengkap maka peneliti meminta responden tersebut untuk melengkapinya. b. Coding Coding adalah memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menetukan tempatnya di dalam coding sheet/ coding form 36 (Arikunto, 2006). Coding pada penelitian ini peneliti memberikan kode atau tanda pada setiap jawaban untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data serta berpedoman pada definisi operasional. c. Tabulating Tabulasi adalah pekerjaan menyusun tabel mulai dari penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data dan informasi yang berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai dengan tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan bentuk dan isinya sesuai dengan tujuan penelitian. Yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain: memberi skor terhadap aitem- aitem yang perlu diberi scor, memberi kode, mengubah jenis data, memberikan kode (Arikunto, 2010). 2. Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pap smear maka, ditunjukan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut : a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah X > mean + 1SD b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean - 1SD ; mean + 1 SD 37 c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah X < mean - 1SD Keterangan: Nilai rata-rata diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Mean atau X X n : nilai rata-rata ¦ Xi : n ¦ Xi jumlah nilai total dari data : jumlah data Standar deviasi dihitung dengan rumus sebagai berikut: ¦ Xi Xi 2 ¦ SD n n 1 ¦ Xi : jumlah nilai total dari data Prosentase diperoleh dengan rumus: Besar prosentase f x100% n Keterangan: J. f : jumlah atau distribusi frekuensi n : jumlah responden Etika Penelitian Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan 38 (Hidayat, 2011). Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Informed Consent Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan di beri lembar persetujuan. 2. Anonymity (Kerahasiaan nama/ identitas) Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data. 3. Confidentiality (kerahasiaan hasil) Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Dalam penelitian 39 ini kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti. K. Jadwal Penelitian Terlampir BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Puskesmas Purwodiningratan terletak di Kelurahan Purwodiningratan Kecamatan Jebres Kota Surakarta, wilayah kerja meliputi 6 Kelurahan, yaitu Kelurahan Sudiroprajan, Gandekan, Purwodiningratan, Kepatihan Wetan, Kepatihan Kulon, Tegal Harjo. Puskesmas Purwodiningratan mempunyai letak yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat dari seluruh wilayah binaan puskesmas. Batas-batas wilayah kerja/binaan Puskesmas Purwodiningratan adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Kelurahan Mojosongo dan Kalurahan Jebres 2. Sebelah Barat : Kelurahan Setabelan 3. Sebelah Timur : Kelurahan Pucang Sawit 4. Sebelah Selatan : Kelurahan Sangkrah Puskesmas Purwodiningratan mempunyai 2 unit tempat pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Induk Purwodiningratan, yang melayani KIA (persalinan, imunisasi, layanan KB, dan lain-lain), pengobatan umum, dan 4 unit puskesmas keliling. 40 41 B. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 8 Maret 2013 sampai dengan tanggal 12 Maret 2013. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kecamatan Jebres Surakarta. Sampel dalam penelitian sebanyak 74 responden. Hasil penelitian diperoleh nilai mean, dan estándar deviasi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-45 Tahun tentang Pap Smear Variabel Tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear Sumber: SPSS (2013). Berdasarkan hasil Mean 18,93 tersebut dapat Standar Deviasi 2,68 diketahui kategori tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear sebagai berikut: Mean (18,93) + 1 SD (2,68) = 21,61 Mean (18,93) – 1 SD (2,68) = 16,26 1. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah X > mean + 1SD sehingga baik jika X > 21,61 2. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean - 1SD ; mean + 1 SD sehingga cukup bila 16,26 ; 3. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah X < mean - 1SD sehingga kurang bila X < 16,26 42 Prosentase masing-masing tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang pap smear dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-45 Tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta No 1 2 3 Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Sumber: Data Primer (2013). Jumlah 13 45 16 74 Persentase (%) 17,6 60,8 21,6 100 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang pap smear, dimana responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 responden (17,6%), responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 45 responden (60,8%), dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (21,6%). C. Pembahasan Hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta dengan hasil sebagian besar responden tingkat pengetahuannya cukup, yaitu sebanyak 45 responden (60,8%). Tingkat pengetahuan tentang pap smear diukur berdasarkan indikator yang meliputi: pengertian Pap Smear, manfaat Pap Smear, petunjuk pemeriksaan Pap Smear. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden sudah cukup memahami tentang pengertian Pap Smear, manfaat Pap Smear, petunjuk pemeriksaan Pap Smear. Hasil ini menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif responden sudah mencapai tingkatan 43 tahu, yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tingkat pengetahuan ibu tentang pap smear, dipengaruhi tingkat pendidikan ibu, informasi umur, dan pekerjaan. Umur dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, menurut pendapat Mubarak (2007) dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Tingkat pendididikan sesoerang sangat mempengaruhi pengetahuannnya. Hal ini disebabkan semakin baik pendidikan yang diterima, maka semakin mudah dalam menyerap informasi yang diterima. Menurut Mubarak (2007) makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan. Menurut Mubarak (2007) lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi menurut Mubarak (2007) dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai 44 pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Youvella (2010), yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pap Smear di Kelurahan Sei Kera Hilir II Medan tahun 2010”. Dengan hasil penelitiannya sebagai berikut, pengetahuan ibu tentang Pap Smear di Kelurahan Sei Kera Hilir II pada kategori sedang atau cukup (83,5%). D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitian a. Keterbatasan lainnya adalah ibu kurang begitu antusias dalam mengisi lembar kuesioner yang diberikan, hal ini terjadi karena perilaku warga yang mengira ketika akan mengisi akan diberikan uang imbalan. b. Peneliti sulit menemui responden, banyak responden yang bekerja sehingga memerlukan waktu untuk menemui responden. Ketika ditemui peneliti juga menemukan kesulitan responden kurang responden terhadap kuesioner yang dibagikan. 2. Keterbatasan variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan ibu tentang pap 45 smear, penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti. Instrumen dalam penelitian ini hanya dengan menggunakan kuesioner sehingga peneliti tidak dapat menggali informasi yang diketahui ibu mengenai pap smear secara mendalam. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini mengambil judul “tingkat pengetahuan wanita usia 2045 tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta dengan jumlah 74 responden, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 13 responden (17,6%). 2. Tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear dengan kategori pengetahuan cukup sebanyak 45 responden (60,8%). 3. Tingkat pengetahuan wanita usia 20-45 tahun tentang Pap Smear dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (21,6%). B. Saran 1. Bagi Responden Diharapkan untuk ibu atau wanita usia subur di wilayah Purwodiningratan Jebres Surakarta mendapatkan informasi yang benar mengenai pap smear, sehingga muncul tingkat kesadaran untuk melakukan pemeriksaan secara mandiri, 2. Bagi institusi kesehatan Diharapkan institusi kesehatan (Departemen Kesehatan) melalui Puskesmas setempat lebih mengintensifkan penyuluhan-penyuluhan 46 47 tentang kesehatan reproduksi pada umumnya serta khususnya pap smear sebagai upaya pencegahan penyakit kanker serviks. 3. Penelitian selanjutnya Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang sejenis dengan menambah variabel dan jumlah sampel penelitian sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih spesifik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Peelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta American Cancer Society, 2009. Cervical Cancer. diakses dari http://www.cancer.org/docroot/CRI/content/CRI_2_2_2x_Can_Cancer_o f_the_Cervix_Be_Prevented.asp?rnav=cri Centers for Disease and Prevention, 2010. Basic information about cervical cancer, Cervical Cancer Statistics, and Screening. Division of Cancer Prevention and Control. Crum, C.P., dkk, 2007. Sistem Genitalia Perempuan dan Payudara. In: Hartanto, H., et al., ed. Buku Ajar Patologi (vol. 2), 7th ed. Jakarta: EGC Budiarto. 2003. Biostatistika. Jakarta: EGC Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker & Simplisia Antikanker. Jakarta: Penebar Swadaya Diananda, R., 2009. Kanker Serviks: Sebuah Peringatan Buat Wanita. In: Diananda, R. Mengenal Seluk-Beluk Kanker. Yogyakarta: Katahari DKK Kota Surakarta. 2011. Jumlah Penderita Kanker serviks di Solo Cukup Tinggi. diakses dari www.m.metronews.com Edianto, D., 2006. Kanker Serviks. In: Aziz, M.F., Andrijono, Saifuddin, A.B., ed. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Feig, R.L., et al., 2001. First Aid For The Obstetrics & Gynecology Clerkship. US: McGraw-Hill. Garcia, A.A., 2009. Cervical Cancer. University of Southern California. diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/253513-overview Hacker, N.F., 2005. Cervical Cancer. In: Berek, J.S. & Hacker, N.F., ed. Practical Gynecologic Oncology. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Hadi. S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi Harahap. 2011. Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Tentang Pap Smear Sebagai Salah Satu Langkah Deteksi Awal Kanker Serviks Di Kelurahan Padang Bulan. Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran USU Harian Republika. 2012. Sekitar 270 Ribu Wanita Indonesia Meninggal Akibat Kabker Serviks. http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/kesehatan/11/02/24/165977-sekitar-270-ribu-wanita-indonesiameninggal-akibat-kanker-serviks CDC.2010. Mordibity and Morfality Weekly Report (MMWR). Tersedia www.CDCGOU.com., diakses tanggal 5 Desember 2012. Hidayat, A.A. 2011. Metode Penelitian Kesehatan. Surabaya: Health Books Publissing Kompasiana. 2012. Waspada Si Pembunuh Perempuan No. 1 di Indonesia. diakses http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/04/16/waspada-sipembunuh-perempuan-no-1-di-indonesia/ Kurniawan. 2004. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Partisipasi pada Pemeriksaan Pap Smear pada Wanita Pekerja Seks Komersial. Jurnal Kedokteran Universitas Brawijaya Vol XXIV No. 3 Desember 2008 Manuaba, I.B.G., 2005. Pemeriksaan Pap Smear. Dasar-Dasar Teknik Operasi Ginekologi. Jakarta: EGC Mardjikoen, P., 2005. Tumor Ganas Alat Genital. In: Wiknjosastro, H., ed. Ilmu Kandungan. 2nd ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Mubarak, I. M., dkk. 2007. Promosi Kesehatan:Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu Narimawati dan Munandar. 2008. Teori Sampel. Yogyakarta: Gava Media Nasution, B.L.P. 2012. Gambaran Faktor-Faktor Perilaku Ibu dalam Pemeriksaan Pap Smear Di Poli Ginekologi RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2012. Skripsi .Medan: Universitas Sumatera Utara Novita. 2011. Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba medika. Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno, A, 2005. Cervical cancer with Human Papilloma Virus and Epstein Barr Virus positive, Muwardi Hospital Surakarta. diakses http://www.carcinogenesis.com/content/51/13. Prawirohardjo. 2005. Ilmu kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Purwoto, G. & Nuranna, L., 2002. Metode Skrining Alternatif pada Kanker Serviks dalam Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Puspita. 2006. Identifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Pap Smear (Suatu Studi pada Ibu-Ibu di Rw. 08 Kelurahan Purwodadi Kecamatan Blimbing Kota Malang). Karya Tulis Ilmiah. Malang: Program Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang Rasjidi, I., dkk. 2008. Modalitas Deteksi Dini Kanker Serviks. Jakarta: Sagung Seto Riwidikdo. 2010. Statistika Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama Sukardja 2000. Prevensi Kanker. In: Tutiek, K., ed. Onkologi Klinik. Surabaya: Airlangga University Press Suhartini dan Herlina. 2007. Hubungan antara Usia Menikah dan Paritas Dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD Dr. Soeroto Ngawi. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Vol.I No.1 Januari 2010 ISSN: 2086-3098 Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suwiyoga. 2004. Beberapa Masalah Pap Smear Sebagai Alat Diagnosis Dini Karakter Serviks Di Indonesia. Lab. Obstetri dan Genekologi Fakultas Kedokteran. Denpasar: Universitas Udayana Wiknjosastro, H, 2007. Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharojo Youvella. 2010. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pap Smear di Kelurahan Sei Kera Hilir II Medan Tahun 2010. Medan: Fakultas Kedokteran USU