PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) Nurul Hiron 1*), Sutisna 2) 1,2). Fakultas Teknik, Teknik Elektro, Universitas Siliwangi * email: [email protected] email: [email protected] ABSTRACT Kegiatan pengabdian ini merupakan implementasi dari hasil penelitian pengusul mengenai manajmen energi dan proteksi kepada industri kecil. Pengusul merupakan dosen teknik elektro yang berkompetensi dibidang proteksi instalasi listrik dan manajmen energi. Mitra yang terlibat adalah UMKM yang bergerak di bidang pembuatan sandal berbahan spon khas Tasikmalaya. Industri ini menjadi salah satu andalan dinas industri Tasikmalaya. Permasalahan yang ditemukan dari hasil survei, adalah tingginya konsusmsi listrik dan tidak sebanding dengan produksi mitra, instalasi yang buruk sehingga menyebabkan sering terjadi kerusakan pada mesin produksi, pegawai yang tersetrum, efesiensi yang buruk dan rentan terhadap bahaya petir. Solusi yang ditararkan pada kegiatan ini adalah pembuatan dan pelatihan instalasi sistem porteksi instalasi petir yang sesuai standar. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data melalui FGD, observasi performan instalasi listrik melalui pengukuran instalasi listrik di rumah produksi, peningkatan pemahaman atau wawasan terhadap maanjemen energi melalui pelatihan. Output dari kegiatan ini adalah laporan keuangan, laporan kegiatan, draft jurnal pengabdian, modul pelatihan. Lama pelaksanaan pengabdian ini adalah 6 bulan. Kata Kunci: Proteksi, istalasi listrik, sandal spon, manajmen energi.. “Awareness” atau kesiagaan terhadap kemungkinan bahaya petir. Banyaknya instalasi-instalasi penting dan berbahaya yang menjadi target mudah (easy target) bagi sambaran petir karena strukturnya yang tinggi dan pada lokasi yang terbuka. Meskipun demikian, rumah penduduk dan bangunan industri kecil pun tidak luput dari sambaran petir. PENDAHULUAN Indonesia terletak pada khatulistiwa yang mempunyai hari-guruh sangat tinggi dengan aktivitas 100 sampai 200 hari-guruh per tahun. Industri di Indonesia menggunakan semakin banyak peralatan dan sistem yang canggih menggunakan komponen elektronik dan mikroprosesor dan sangat sensitif terhadap PEdP (Pulsa Elektromagnetik dari Petir) atau LEMP (Lightning Electromagnetic Pulse). Karakteristik petir di Indonesia yang berbeda dengan karakteristik petir di luar negeri yang dijadikan standar oleh Badan Standarisasi dunia pada umumnya. Sangat sedikitnya informasi tentang Sistem Proteksi Petir dan Sistem Penentu Lokasi dan Pelacak Petir khususnya di negara tropis seperti Indonesia disamping sangat kurangnya Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) DKI Jakarta, sejak Januari hingga April 2015 terjadi 309 kasus kebakaran di Ibu Kota. 73,4 persen (227 kasus) akibat arus pendek listrik. Selain itu, akibat kompor meledak 26 kejadian (8,4 persen), rokok enam (2,9 persen), sedangkan sisanya 50 kasus (16,1 persen) akibat lainlain. Kebakaran biasanya terjadi pada siang 1 hari dengan 166 kejadian, pagi hari 165, malam hari 114 kejadian dan dini hari 71 kejadian (metrotvnews.2015) Salah satu keunggulan kota Tasikmlaya adalah produk sandal berbahan spon. Produk ini dibuat di kecamatan Tamansari tepatnya di desa Mulyasari Gobras. Kecamatan Tamansari merupakan sentra kerajinan kelom geulis, kain bordir, sandal spon. Saat ini terdapat 420 unit UKM sandal spon di Kota Tasikmalaya, mayoritas terletak di kecamatan Tamansari. UKM sandal ini nilai investasi Rp.60.302.000.000,-. UKM ini menyerap tenaga kerja sebesar 5430 orang dengan nilai produksi sebesar Rp. 371.630.230.000,- (Sevtian, F. I. 2011). Gambar 1.1 Kegiatan mitra memproduksi sandal spon NUANSA CREATIV merupakan UKM sandal berbahan spon yang telah berdiri sejak tahun 2009. Dipimpin oleh Bapak Yuli Rahman, UKM NUANSA CREATIV memiliki 38 pegawai dengan produk sandal berbahan spon. Penjualan produk UKM NUANSA CREATIV telah mencapai luar jawa diantaranya adalah Sumatera, Bali, Klimantan, Sulawesi. Mitra dalam tiap bulan memproduksi 3500-4000 pasang sandal berbahan spon, dipasarkana secara tersebar di pulau jawa, kalimantan dan sumatera. Tingginya minat masyarakat akan hasil produk mitra menyebabkan penggunaan energi listrik yang tinggi, banyaknya mesin listrik yang diguakan, tetapi tingginya konsumsi energi listrik tidak diimbangi oleh sistem proteksi instalasi listrik yang layak, sehingga sering sekali mitra mengalami kerusakan mesin produksi, mengalami kerusakan instalasi akibat kelebihan beban atau penggunaan material elektrik yang kurang tepat. Gambar 1.2 Limbah spon hasil produksi sandal Produksi mitra setiap tahunnya meningkat sesuai bertumbuhan usaha Gambar 1.3 menunjukan bahwa mitra 1 (GARRDITA) memilik petumbuhan produksi rata-rata per tahunnya adalah 1.558 juta pasang sandal dengan produksi limbah spon rata-rata per tahun adalah sebesar 311.657 ton. Gambar 1.4 menunjukan mitra 2 (NUANSA CREATIV) memilik petumbuhan produksi rata-rata per tahunnya adalah 1.165 juta pasang sandal dengan produksi limbah spon rata-rata per tahun adalah sebesar 233.000 ton. Limbah sebanyak diperoleh dari 2 UKM saja, jika limbah dihasailkan dari 100 UKM dan limbah tersebut dibakar, maka akan menjadi GARRDITA merupakan UKM sandal berbahan spon yang telah berdiri sejak tahun 2001. Dipimpin oleh Bapak Dedi Wahyudi, UKM GARRDITA memiliki 48 pegawai dengan produk sandal spon. Penjualan produk UKM GARRDITA telah mencapai luar jawa diantaranya adalah Sumatera, Bali, Klimantan, Batam, Sulawesi. 2 masalah yang sangat serius bagi masyarakat Tasikmalaya dalam waktu yang panjang. Gambar 1.3 Pertumbuhan produksi mitra 1 (GARRDITA.2016) Gambar 1. Mesin listrik yang dgunakan pada rumah produksi sandal berbahan spon Instalasi yang terpasang di rumah produksi mitra tidak sesuai standar, hal ini dapat menyebabkan kebakaran akibat konsleting lsitrik, disamping itu pula bahaya tersetrum dapat mengancam pegawai yang bekerja. Gambar 1.4 Pertumbuhan produksi mitra 2 (NUANSA CREATIV.2016) Permasalahan Mitra Dari analisi situasi yang telah dilakukan oleh pengusul, ada beberapa masalah yang berkaitan dengan pengamanan instalasi listrik yang dihadapi mitra, diantaranya adalah: Industri sandal spon pada proses produksinya menggunakan mesin listrik, kurangnya pengtahuan mengenai pengamaan menjadi penyebab tingginya biaya listrik yang harus dibayar uleh mitra per bulannya. Gambar 1.6 kondisi instalasi listrik di rumah produksi mitra Kurangnya pemahaman mitra terhadap pentingnya sistem pengamaan listrik dari sambaran petir, menyebabkan tidak adanya 3 sistrim grounding yang baik dan sistem pengaman terhadap gangguan dari petir, hal ini dapat menyebabkan kerusakan alat produksi, kebakaran akibat kabel yang terbakar, pagawai yang tersetrum akibat arus listrik berlebih dari sambaran petir Gambar 1.7 kabel instalasi listrik mitra yang terkena sambaran petir Solusi yang ditawarkan kepada mitra untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh mitra, khususnya berkaitan dengan teknik keamanan instalasi listrik di rumah industri mitra. Kegiatan yang diusulkan berupa peningkatan SDM pegawai mitra mengenai teknik pengamaan instalasi listrik dari gangguna petir. Pelatihan ini memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai grounding dalam sistem instalasi listrik untuk industri kecil. Pelatihan ditekankan pada konsep instlasi sistem pentanahan, perlindungan personal dan peralatan dari bahaya tegangan sentuh. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan pengabdian ini merupakan penerapan teknologi pada UMKM, oleh karena itu metode pelaksanaan dipilih pendekatan yang bersifat direktif atau langsung pada titik permasalahan. Gambar 3.1 merupakan tahapan pelaksanaan: FGD Penyusu nan Modul Pelatiha n Evaluasi dan Dokumentasi Gambar 3.1 Metode Pelaksanaan Rincian dari tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: 1. FGD Tahapan ini untuk mengumpulkan informasi yang lengkap dari nitra, kemudian hasil dari FGD merupakan dasar pembuatan modul pelatihan. 2. Penyusunan Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan meliputi teknik instalasi untuk industri kecil, standar sistem proteksi instalasi listrik, manajemen energi untuk UMKM. 3. Pelatihan Tahapan pelatihan dilakukan melalui pelatihan kepada pemilik usaha dan staf, edukasi meliputi pelatihan mengenai bagaimana menggunakan, merawat mesin listrik yang baik dan benar, bagaimana memelihara alat kompensator daya reaktif yang telah dipasang. Tutor dari pelatihan ini adalah ahli di bidang sistem pentanahan atau sistem proteksi instalasi listrik. 4. Evaluasi dan dokumentasi Evaluasi merupakan tahapan akhir dari kegiatan pengabdian ini, evaluasi meliputi 4 keseluruhan kegiatan yang sampaikan dalam bentuk laporan kegiatan pengabdian ini. Gambar 5.2 Materi Pelatihan proteksi Pada pelaksanaan kegiatan, terjadi komunikasi yang interaktif dari narasumber dan peserta pelatihan, beberapa peserta menanyakan seputas bagaimana cara membuat sistem pengankal petir yang baik dan benar, bagaimana cara mencegah agar tidak kena petir, bagaimana cara memperbaiki peralatan yang terkena sambaran petir. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan diawali dengan melakukan FGD dengan mitra, dari kegiatan FGD ini tampak bahwa mitra masih belum memahami permasalaahan pada teknik proteksi terhadap gangguan petir (Gambar 5.1). Setelah melakukan FGD, pelaksana bersama mitra membuat kesepatakan dengan mitra mengenai tempat dan waktu pelaksanaan. Sesuai kesepatakan tesebut, pelaksanaan dilakukan di pabrik industri sendal spon di kecamatan Tamansari, kelurahan Mulyasari. Waktu pelaksanaan dilakukan pada hari sabtu tanggal 14 Juli 2017. Narasumber adalah anggota dari kegiatan ITBM ini yaitu dosen teknik elektro yang memahami bidang teknik proteksi, khususnya pada gangguan petir pada perangkat elektrik. Adapaun sebagai peserta adalah pegawai mitra yang telibat, berjumlah 20 orang. Gambar 5.2 Proses pembuatan sandal spon Gambar 5.1 Pelaksanaan FGD dengna mitra 5 2. Mitra mendapat keterampilan dalam memasang grounding yang baik dan benar 3. Mitra mampu memasang kontak kontak dengan menggunakan teknik proteksi pentanahan 4. Mitra dapat memilih dan memasang arde sebagai pengaman pada instalasi listrik REFERENSI Imaduddin. 2015 Iim. Sistem Ekonomi Pengrajin Kelom Geulis di Gobras. PATANJALA Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya. Vol. 7, No. 3, September 2015. ISBN/ISSN 20859937. Nuraeni. Andini. 2015. Peran Pengusaha Sandal Kelom Geulis Dalam Memotivasi Berwirausaha Mantan Karyawan Di Desa Setiawargi Kota Tasikmalaya. Universitas negeri semarang. Rudiyanto. Ganal. 2014 Papan Nama Sebagai media komunikasi visual pemasaran kelom geulis di Tasikmalaya. Jurnal Dimensi seni rupa dan desain. Vol. 11. –No 2. Sevtian, Farhanil Ibad. 2011. Pengaruh ECommerce Terhadap Tingkat Volume Penjualan Sandal Kelom Geulis Di CV. Kelomgeulis Tasikmalaya. http://repository.upi.edu/skripsiview.p hp?no_skrip http://news.metrotvnews.com/read/2015/0 5/04/393756/73-4-kebakaran-dijakarta-akibat-listrik Kompas.com. 2014. diakses tanggal 03 maret 2016. Jam: 09:00 WIB. Tersedia di: http://travel.kompas.com/read/2014/0 7/01/1041008/Kelom.Geulis.Percanti k.Dunia Gambar 5.3 Proses pelaksanan pelatihan Dari pertanyaan di atas, dapat disimpulkan bahwa, peserta masih sangat belum memahami bagaimana teknik proteksi mesin atau alat industri terhadapa gangguna petir. Peserta juga diberikan materi dalam bentuk buku, supaya disimak bersama selama pelaksanaan pelatihan. Penjelasan awal adalah menjelaskan apa itu proteksi, bagaimana melaksanakan proteksi, bagaimana menjaga agar terhindar dari gangguan petir. Dari materi tersebut di atas, antusiasme peserta sangat tinggi. Setelah penjelasan mengenai proteksi petir KESIMPULAN Kesimpulan dari pelaksaan kegaitan ITGBM ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pelaksaan ITGM di home industri sandal berbahan spon terlaksana sesuai rencana 6