1 Pertemuan 11 ANALISA UNTUK INVESTOR Salah satu keputusan yang harus diambil oleh para investor adalah keputusan portfolio pada sekuritas. Ada tiga tipe investor, yaitu investor jangka pendek, investor jangka menengah, dan investor jangka panjang. Investor jangka pendek dan menengah menitik beratkan pada perolehan pendapatan jangka pendek yang berupa dividen, sedangkan investor jangka panjang menitik beratkan pada perolehan pendapatan jangka panjang berupa dividen dan perubahan harga pasar saham. Investor jangka pendek dan menengah lebih menekankan analisisnya pada earning per share, dividend yield, dividend payout, dan price earning ratio disamping analisis tentang likuiditas dan rentabilitas. Sedangkan investor jangka panjang, disamping menekankan analisis sebagaimana yang dipertimbangkan oleh investor jangka pendek dan menengah juga menekankan analisisnya pada normal return dan abnormal return dengan mempertimbangkan faktor resiko (resiko sistematik dan resiko tidak sistematik) dan tingkat pertumbuhan perusahaan. A. Analisis Rasio Keuangan Pada umumnya, investor jangka pendek dan menengah lebih menekankan pada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan membayar dividen yang memadai. Informasi tentang hal tersebut bisa diketahui dengan cara menghitung rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan yang mendapat perhatian investor jangka pendek dan menengah adalah: 1. Earning Per Share Earning per share adalah jumlah laba yang diperoleh setiap lembar saham umum selama satu periode akuntansi. Rasio ini hanya dihitung untuk saham biasa, karena rasio ini lebih diperhatikan oleh masyarakat keuangan, investor dan calon investor. Saham prioritas (preferen) akan menerima dividen dengan jumlah sebesar prosentase yang telah dicantumkan dalam lembar saham prioritas. Rumus perhitungan earning per common stock (EPCS) adalah: Net Income – Preferred Dividend EPCS = -----------------------------------------------------------------------Weighted Average Number of Common Stock Outstanding Endang Sri Utami Analisa Laporan Keuangan 2 2. Price Earning Ratio Price earning ratio mencerminkan hubungan antara harga pasar saham biasa (common stock) dan laba per lembar saham biasa tersebut pada saat kini. Rumus perhitungan price earning ratio (P/E Ratio) adalah: Market Price Per Share P/E Ratio = ----------------------------------------------Fully Diluted Earning Per Share 3. Percentage of Earning Retained Percentage of earning retained mengukur proporsi laba yang diperoleh yang ditahan (tidak dibagikan sebagai dividen) untuk pertumbuhan internal. Rumus perhitungan percentage of earning retained adalah: Net Income – All Dividends Percentage of Earning Retained = -------------------------------------Net Income 4. Dividend Yield Dividend yield mengindikasikan hubungan antara dividen per lembar saham biasa dengan harga pasar saham biasa tersebut. Rumus perhitungan dividend yield adalah: Dividend Per Common Share Dividend Yield = --------------------------------------------Market Price Per Common Share 5. Dividen Payout Ratio Dividen payout ratio mengukur bagian laba yang diperoleh untuk per lembar saham biasa yang akan dibayarkan dalam bentuk dividen. Rumus perhitungan dividen payout ratio adalah: Dividend Per Common Stock Dividend Yield = --------------------------------------------Fully Diluted Earning Per Share*) *)Simple EPS jika struktur modalnya sederhana Endang Sri Utami Analisa Laporan Keuangan 3 6. Book Value Per Share Book value per share atau nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah ekuitas pemegang saham berkaitan dengan masing-masing lembar saham biasa yang beredar. Rumus perhitungan book value per share adalah: Total Stockholders’Equity – Preferred Stock Equity Book Value Per Share = -----------------------------------------------------------------Number of Common Stock Outstanding 7. Operating Cash Flow Per Share Operating cash flow per share menunjukkan aliran dana per lembar saham biasa yang beredar (fund flow per share common stock outstanding) yang pada umumnya secara subtansi lebih tinggi dari pada earning per share karena depresiasi tidak dikurangkan. Dalam jangka pendek, operating cash flow per share menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan pengeluaran dana untuk tujuan jangka panjang (capital expenditure) dan pembayaran dividen dari earning per share. Rumus perhitungan operating cash flow per share (OCFPS) adalah: Operating Cash Flow – Preferred Dividend OCFPS = -------------------------------------------------------Common Stock Outstanding 8. Operating Cash Flow / Cash Dividend Ratio Operating cash flow cash dividend ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi dividen tunai dengan menggunakan kas dari operasi tahunannya (berapa kali jumlah kas yang diperoleh dari aktivitas operasi dibandingkan dengan dividen tunai yang harus dibayar). Rumus perhitungan operating cash flow cash dividend ratio (OCFCDR) adalah: Operating Cash Flow OCFCDR = -----------------------------Cash Dividend Endang Sri Utami Analisa Laporan Keuangan 4 B. Penilaian Sekuritas Pada umumnya, investor jangka panjang menginginkan tingkat kembalian yang wajar dari investasinya dengan memperhatikan resiko yang harus dihadapi (rate of return) dan pertumbuhan ekuiti perusahaan dalam jangka panjang. Terdapat dua macam rate of return: (1)normal rate of return dan (2)abnormal rate of return. Normal return adalah kembalian untuk menutup resiko ketidakpastian dan untuk menutup kerugian nilai waktu uang (time value of money). Abnormal return adalah kelebihan diatas kembalian return normal. Pada dasarnya ada dua macam resiko yang dihadapi oleh investor, yaitu resiko sistematis dan resiko tidak sistematis. Resiko sistematis (disebut juga sebagai resiko pasar atau market risk) adalah resiko yang selalu ada, resiko yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan meliputi antara lain faktor kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah (misalnya pajak). sedangkan resiko tidak sistematis meliputi: 1. Economic risk yang terdiri dari: resiko fluktuasi aktivitas bisnis (fluctuation in business activities), resiko pasar modal (capital market risk), dan resiko daya beli (purchasing power risk). 2. Resiko bisnis (business risk) yang meliputi: faktor persaingan. 3. Resiko keuangan (financial risk). 4. Resiko akuntansi (accounting risk). Analisa pertumbuhan dan kesinambungan laba (growth and sustainable earning) adalah untuk mengetahui prospek keuangan perusahaan di masa datang. Pertumbuhan dilihat sebagai gambaran positif yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh nilai tertentu. C. Return dan Pasar Efisien Pasar modal sesuai dengan fungsi ekonomisnya menyediakan fasilitas perpindahan dana, dan sesuai dengan fungsi keuangan adalah menyediakan dana. Keberhasilan pasar modal dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: 1. Supply sekuritas yaitu banyaknya perusahaan yang menawarkan sahamnya. 2. Permintaan atau demand sekuritas yaitu banyaknya dana yang tersedia untuk membeli sekuritas. 3. Kondisi politik dan perekonomian. 4. Masalah hokum dan peraturan. 5. Lembaga yang mengatur pasar modal (Bapepam sebagai pengawas bursa efek sebagai penyelenggara perdagangan, lembaga kliring dan penjamin, lembaga penyimpanan dan Endang Sri Utami Analisa Laporan Keuangan 5 penyelesaian, perusahaan efek atau underwriter, reksadana sebagai penghimpun dana untuk diinvestasikan, dan wali amanat atau trustee untuk obligasi). Tiga topik penting untuk memahami peranan informasi laporan keauangan adalah: (1) informational market efficiency, (2)active and passive investment style, (3)portfolio theory. Capital Market Efficiency. Pasar modal yang efisien dikaitkan dengan informasi yang tersedia bagi para pelaku pasar, sehingga pasar modal yang efisien harga sekuritassekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Efisiensi pasar modal dapat dibedakan antara efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal menunjukkan bahwa pasar modal tidak hanya memberikan harga yang “benar” tetapi juga memberikan berbagai jasa yang diperlukan oleh para pembeli dan penjual dengan biaya serendah mungkin. Efisiensi eksternal menunjukkan bahwa pasar modal berada pada keseimbangan sehingga keputusan perdagangan saham berdasarkan atas informasi yang tersedia di pasar sehingga tidak dapat memberikan tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan normal. Mengapa pasar modal dapat efisien? Pertama, karena adanya jumlah analis keuangan yang banyak dan persaingan antara mereka akan membuat harga sekuritas “wajar” dan mencerminkan semua informasi yang relevan (competititve activities of securities analisyst). Kedua, karena low of large number, yaitu semakin banyak jumlah analis dan rendahnya korelasi antara kesalahan estimasi yang dibuat oleh masing-masing analis, pasar menjadi efisien. Efisiensi pasar modal selalu dikaitkan dengan informasi yang tersedia di pasar modal tersebut yang mempengaruhi harga sekuritas. Ada tiga informasi yang relevan dengan harga suatu sekuritas: 1. Informasi perubahan harga sekuritas di waktu yang lalu (past price changes), adalah keadaan dimana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada daftar harga di waktu yang lalu. Informasi perubahan harga sekuritas di waktu yang lalu merupakan bentuk informasi yang lemah (weak form information). 2. Informasi yang dipublikasikan sehingga tersedia untuk seluruh publik (public information), adalah keadaan di pasar dimana harga-harga tidak hanya mencerminkan harga-harga di waktu yang lalu, tetapi termasuk semua informasi yang dipublikasikan atau informasi yang dapat diketahui oleh semua pihak. Keadaan pasar tersebut merupakan bentuk semi strong efficiency. Informasi yang dipublikasikan antara lain meliputi: penerbitan saham baru, pengumuman laba dan dividen, estimasi laba perusahaan, perubahan praktik-praktik akuntansi, penggabungan usaha. Endang Sri Utami Analisa Laporan Keuangan 6 3. Informasi yang tersedia meliputi informasi perubahan harga di masa-masa lalu, informasi yang dipublikasikan kepada publik maupun informasi yang bersifat individu yang tidak dimiliki oleh publik (privat information), adalah keadaan di pasar dimana harga sekuritas tidak hanya mencerminkan semua informasi masa lalu dan informasi yang dipublikasikan, tetapi juaga mencerminkan informasi lain yang mungkin bersifat sangat pribadi atau bersifat rahasia yang dapat diperoleh dari analisis fundamentar tentang perusahaan, industri dan perekonomian. Keadaan pasar tersebut merupakan bentuk strong form efficiency. D. Strategi Investasi Setelah diperoleh informasi mengenai kondisi pasar modal, investor akan mengetahui potensi return yang akan diproleh. Hal tersebut selanjutnya akan menentukan strategi investasi yang akan dilakukan oleh investor. Dikaitkan dengan konsep pasar efisien, strategi investasi pada saham dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1. Strategi investasi pasif (buy and hold strategy). Strategi ini menganggap bahwa pasar modal tidak melakukan mispricing (kesalahan dalam penentuan harga), atau kalaupun terjadi mispricing para investor berpendapat mereka tidak dapat mengidentifikasi dan memanfaatkannya. Investor akan bersikap pasif dalam membeli atau menjual sahamnya. 2. Strategi investasi aktif. Strategi ini menganggap bahwa pasar modal melakukan kesalahan dalam penentuan harga atau terjadi mispricing, dan para investor berpendapat mereka dapat mengidentifikasi kesalahan tersebut dan dapat memanfaatkannya sehingga investor secara aktif memanfaatkan kesalahan pasar. Investor akan bersikap aktif dalam membeli atau menjual sahamnya sesuai dengan hasil analisisnya. E. Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah pendekatan dasar untuk melakukan analisis dan memilih sahan dengan menerapkan share price forcasting model. Langkah-langkah dalam penerapan modal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang. Faktor-faktor tersebut antara lain: penjualan, pertumbuhan penjualan dan biaya, serta kebijakan dividen. 2. Menentukan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Untuk mendapatkan taksiran harga saham dibuat suatu model yang tidak terlalu rumit, mudah dipahami, dan mendasarkan pada informasi akuntansi. Endang Sri Utami Analisa Laporan Keuangan 7 Dalam analisis fundamental akan meliputi analisis terhadap hal-hal sebagai berikut: 1. Analisis kondisi makro ekonomi. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kondisi perekonomian makro terhadap kondisi pasar, karena kondisi pasar akan mempengaruhi investor. Kondisi pasar yang membaik ditunjukkan oleh meningkatnya Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), kenaikan IHSG akan menaikkan keuntungan investor. Karena sulitnya memperkirakan kondisi pasar secara tetap maka para investor hanya dapat menentukan gejala-gejala perekonomian untuk memperkirakan arah pasar dan berapa lama perubahan akan terjadi. Gejala-gejala perekonomian yang dapat digunakan untuk memperkirakan arah pasar antara lain: jumlah uang yang beredar, permintaan dana, peningkatan suku bunga. 2. Analisis industri. Analisis ini dimaksudkan untuk menentukan industri-industri apa yang diharapkan akan memberikan return yang paling baik. Dalam menganalisis industri yang harus diperhatikan adalah perkembangan industri yang dianalisis, pengaruh akibat kondisi ekonomi, dan kepekaan terhadap perubahan kondisi pasar. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang berkaitan dengan penjualan, laba, dividen, struktur modal, jenis produk yang dihasilkan, serta regulasi dan inovasi. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi tahap kehidupan produk pada saat dianalisis (tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, atau tahap penurunan). Tahap kehidupan produk tersebut kemudian dihubungkan dengan kemampuan operasi dan kondisi perekonomian makro. 3. Analisis kondisi spesifik perusahaan. Analisis ini dimaksudkan untuk memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik saham dan memperkirakan nilai intrinsik saham tersebut. Model-model analisis ini antara lain: a. Dividen discounted model atau model nilai sekarang dari arus kas masuk dari pemilikan saham yang berupa hasil penjualan saham dan dividen-dividen yang akan diterima dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan tingkat bunga wajar (real rate of interest atau real discount factor) yaitu tingkat bunga bebas risiko, ditambah dengan premi resiko. Dalam keadaan inflasi, real rate of interest masih ditambah dengan premi untuk inflasi sehingga diperoleh nominal rate of return. Dalam model ini, hasil penjualan saham akan sama dengan harga beli saham saat kini sehingga yang harus dihitung nilai sekarangnya adalah arus kas dari dividen-dividen yang akan diterima dalam jangka waktu tertentu. Endang Sri Utami Analisa Laporan Keuangan 8 Nilai Intrinsik: P0 = D1 /(r-g) P0 = taksiran harga saham saat ini D1 = dividen yang diharapkan akan diterima pada tahun 1 r = discount rate dan premi risiko yang dipandang relevan g = pertumbuhan dividen di masa yang akan datang b. Price/Earning ratio model. PER sebagai dasar penentuan nilai intrinsik saham sehingga PER yang tinggi menunjukkan nilai saham yang tinggi pula. Namun perusahaan yang mempunyai PER yang terlalu tinggi mungkin akan dicurigai telah terjadi overvalued. Nilai Intrinsik = perkiraan PER x perkiraan EPS c. Personal judgement. Penggunaan intuisi atau pengalaman atau pendapat pribadi penganalisis, misalnya harga pasar ditambah sejumlah tertentu hasil perhitungan kenaikan harga pasar rata-rata atau hasil analisis fundamental. Misalnya harga pasar ditambah dengan rata-rata pertumbuhan laba. F. Analisis Teknikal Dengan analisis teknikal, para investor mencoba untuk mengidenfikasikan perubahan kondisi pasar dari saham tertentuk atau mungkin saham secara keseluruhan, yaitu dengan menganalisis perubahan harga lewat indikator teknis melalui grafik atau chart. Tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam analisis teknikal adalah sebagai berikut: 1. Segala sesuatu harus dinilai sekarangkan dan direfleksikan dalan harga pasar. Misalnya hasil estimasi kas masuk di masa-masa yang akan datan harus di-present value-kan dan direfleksikan dalam nilai intrinsik saham. 2. Harga-harga bergerak dalam kecenderungan dan cenderung berlangsung lama. Harga pasar bergerak dalam pola atau cara yang sama. Awalnya, harga pasar mulai bergerak dengan satu arah, naik atau turun, yang menimbulkan kecenderungan. Misalnya, jika harga saham bergerak ke atas, maka kenaikan itu akan berjalan terus sampai pergerakan itu pelan dan memberikan tanda atau sinyal sebelum akhirnya berbalik menuju arah sebaliknya. Dan sebaliknya jika bergerak turun maka penurunan itu akan berjalan terus sampai pada titik baliknya. Endang Sri Utami Analisa Laporan Keuangan 9 3. Gerakan atau perilaku pasar (market action) terjadi dengan pola yang berulang-ulang. Dengan adanya pola yang berulang-ulang tersebut memberikan arti bahwa gerakan harga di masa depan dapat diprediksi dalam bentuk kemungkinan (probable future price movement). Harga akan naik kalau permintaan melebihi penawaran dan sebaliknya harga akan turun kalau penawaran melebihi permintaan. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, maka analisis teknikal dapat diartikan sebagai tindakan untuk mempelajari sekuritas tertentu dan pasar secara keseluruhan berdasarkan hukum permintaan dan penawaran yang pada umumnya digambarkan dalam bentuk bar chart, line chart, atau grafik (point and figure chart). Dengan bar chart, garis vertikal menggambarkan informasi harga terendah dan harga tertinggi untuk masing-masing periode. Garis horizontal, garis ke kanan menggambarkan watu atau periode terjadinya harga terendah dan harga tertinggi. Penggunaan chart dimaksudkan untuk mengenali pola-pola (pattern) dari gerakan harga saham atau index pasar yang diamati. G. Teori Portfolio Portfolio adalah kombinasi dari berbagi assets atau investasi. Portfolio menekankan pada usaha untuk mencari kombinasi investasi yang optimal yang memberikan tingkat keuntungan maksimal pada tingkat risiko tertentu. Teori portfolio mengharuskan untuk mempertimbangkan risiko dan keuntungan atau return, dan menunjukkan hubungan antara risiko sekuritas dan return dalam membuat atau menentukan portfolio. Pada dasarnya, teori portfolio diawali dengan anggapan bahwa return sekuritas di masa datang dapat diperkirakan, dan kemudian menyamakan risiko dengan variance dari distribusi return. Pada umumnya, risiko erat hubungannya dengan ketidakpastian di masa datang. Risiko dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi, yaitu dengan membeli berbagai jenis saham (portfolio). Risiko dikaitkan dengan investasi terdiri dari dua elemen: (1)risiko sistematis, yaitu risiko yang dihubungkan dengan perubahan pasar, risiko yang selalu ada dan tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi, (2)risiko tidak sistematis, yaitu risiko khusus sekuritas tertentu yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Saham yang memberikan tingkat keuntungan yang besar pada umumnya mempunyai risiko yang tinggi, sebaliknya yang mempunyai risiko rendah akan memberikan tingkat keuntungan yang rendah pula. Tingkat keuntungan yang diharapkan dalam suatu portfolio adalah rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan masing-masing sekuritas. Risiko suatu portfolio diukur dengan standar deviasi dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Dengan demikian, Endang Sri Utami Analisa Laporan Keuangan 10 kemampuan untuk mengestimasi return suatu sekuritas merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan oleh para analis atau investor yang harus selalu mempertimbangkan kesembangan antara tingkat risiko yang sistematis dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan sekuritas portfolio. Dalam analisis portfolio diperlukan suatu model estimasi antara lain dengan Capital Assets Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Dua model tersebut berpendapat bahwa ada hubungan positif antara tingkat keuntungan yang diharapka dengan risiko. CAPM menjelaskan keseimbangan antara tingkat risiko yang sistematis dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan sekuritas portfolio, dengan tujuan untuk menentukan keuntungan minimal yang disyaratkan dalam investasi yang mengandung risiko. APT menggunakan dasar pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang identik sama tidak dapat dijual dengan harga yang berbeda (hukum satu harga). Apabila terjual dengan harga yang berbeda, maka akan terdapat kesempatan untuk arbitrase dengan membeli yang lebih murah dan pada saat yang sama menjual dengan harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba tanpa risiko. Endang Sri Utami Analisa Laporan Keuangan