BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman jenis tanaman pangan, salah satunya adalah jenis kacang-kacangan (leguminosae) seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang panjang. Kacangkacangan merupakan sumber bahan pangan yang relatif lebih murah dibandingkan dengan bahan pangan hewani dan mudah untuk diperoleh. Selain itu kacangkacangan juga merupakan sumber protein nabati yang baik. Kandungan protein kacang-kacangan berkisar antara 20-35%. Kacang-kacangan juga mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan serat yang baik (Rahman dan Agustina, 2010). Diantara jenis kacang-kacangan yang cukup banyak ditanam di Indonesia yaitu kacang hijau (Phaseolus radiatus L). Kacang hijau banyak tumbuh hampir disemua tempat di Indonesia. Data Departemen Pertanian menunjukan luas tanaman tanaman kacang hijau di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 182,075.00 Ha dengan jumlah produksi 204,670 ton, kacang hijau menduduki urutan ketiga setelah kacang kedelai dan kacang tanah (Anonim, 2013). Diversifikasi olahan pangan berbasis kacang hijau sampai saat ini masih sangat kurang. Kacang hijau secara tradisional baru dimanfaatkan menjadi berbagai olahan seperti bubur, bahan pengisi bakpia, sari minuman kacang hijau. Selain itu kacang hijau juga dimanfaatkan menjadi tepung kacang hijau karena karbohidrat patinya mudah dicerna, maka tepung patinya baik sebagai bahan makanan bayi maupun orang dewasa. Namun demikian masih banyak peluang untuk memanfaatkan kacang hijau menjadi suatu produk olahan lainnya yang menyehatkan sehingga dapat memberikan banyak pilihan kepada konsumen (Rahman dan Agustina, 2010). Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber pangan yang memiliki kandungan protein dan karbohidrat tinggi. Kacang hijau memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang cukup tinggi yaitu masingmasing sebesar 62,3% dan 27,5%. Kacang hijau juga memiliki kandungan lemak yang rendah sehingga sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak yang tinggi (Mubarak, 2005). Kacang hijau segar memiliki sifat mudah rusak sehingga perlu diolah menjadi bentuk intermediet food, yaitu pati. Dalam bentuk pati, kacang hijau akan memiliki daya simpan yang lama karena lebih awet. Pati kacang hijau tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan pangan olahan. Pati kacang hijau memiliki keunggulan nilai gizi yang tinggi, terutama karbohidrat dan mudah dicerna, namun informasi dan pemanfaatan pati kacang hijau masih terbatas. Produk olahan pati kacang hijau yang telah ada di antaranya mie, sohun, dan cookies. Akan tetapi produk-produk tersebut masih kalah populer dibandingkan produk sejenis yang terbuat dari terigu atau pati jagung. Pada penelitian ini pati kacang hijau dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan puding susu. Belum banyak penelitian yang memanfaatkan pati kacang hijau untuk bahan pembuatan puding susu, secara umum pati yang digunakan pada produk puding susu adalah pati jagung atau maizena. Puding susu dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dengan tingkat konsumsi yang relatif tinggi. Puding memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan (Ares, et al., 2009). Penggunaan pati kacang hijau pada pembuatan puding susu dapat meningkatkan diversifikasi pangan, sehingga mengekstrak pati dari kacang hijau dan memanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan puding susu dapat memberikan alternatif menu bagi masyarakat. Berkaitan dengan upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal, diperlukan lebih banyak kegiatan penelitian. Sejauh yang diketahui, belum banyak penelitian yang membahas karakteristik pati kacang hijau secara menyeluruh dan terintegrasi dengan potensi pengembangan produknya, terutama untuk kacang hijau yang dibudidayakan di Indonesia. Melalui penelitian ini, dilakukan karakterisasi pati kacang hijau dari berbagai aspek yaitu kimia, fisik, dan fisikokimia serta pemanfaatannya sebagai bahan pembuatan puding susu. 1.2. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakteristik pati kacang hijau yang diperoleh dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang meliputi kimia, fisik dan fisiko-kimia. 2. Mengevaluasi penggunaan pati kacang hijau sebagai bahan dasar pembuatan produk puding susu berdasarkan karakteristik yang diketahui. 1.3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mendukung program diversifikasi pangan dengan meningkatkan peran dan nilai sosial dari kacang hijau varietas lokal. Selain itu, dari penelitian ini masyarakat mendapatkan tambahan informasi tentang produk olahan dari pati kacang hijau yaitu puding susu sehingga dapat memberikan alternatif menu bagi masyarakat.