BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi utama sebuah jembatan ialah untuk menghubungkan dua atau lebih daerah yang terhalang oleh sungai, selat maupun ngarai. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan arus transportasi dari dua atau lebih kawasan yang terhubung. Fungsi tersebut menjadikan peranan jembatan cukup penting, sehingga dalam pembangunannya perlu mengikuti standar yang tinggi. Jembatan yang dibangun sebaiknya tidak mudah rusak karena akan sangat mengganggu perekonomian. Kejadian runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi Indonesia dalam membangun dan mengelola jembatan. Pembangunan tidak sekedar membangun, tetapi hal penting selanjutnya adalah pemeliharaan dan pemeriksaan/evaluasi jembatan. Selama jembatan digunakan, jembatan kemungkinan akan mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh lingkungan sekitar dan fatigue (kelelahan). Oleh karena itu jembatan perlu dievaluasi secara berkala masih layak atau tidak untuk digunakan. Salah satu cara untuk mengevaluasi jembatan adalah dengan menggunakan rating factor. Hasil analisis rating factor jembatan sangat berguna untuk menilai suatu jembatan masih layak digunakan atau tidak. Sampai saat ini metode analisis yang digunakan untuk menghitung rating factor cukup panjang dan lama. Hal ini terjadi karena kapasitas dari sebuah jembatan dan gaya-gaya dalam yang bekerja akibat pembebanan yang terjadi harus diketahui dahulu. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu metode untuk dapat membantu proses perhitungan nilai rating factor sebuah jembatan dengan harapan agar waktu dan tenaga yang diperlukan lebih efektif dan efisien. 1.2 Rumusan Masalah Jembatan di Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam. Jembatan tipe komposit baja-beton merupakan salah satu jenis jembatan yang digunakan. Seiring dengan berjalannya waktu jembatan kemungkinan akan mengalami 1 2 kerusakan yang diakibatkan oleh lingkungan sekitar. Hal ini yang mendasari agar sebuah jembatan diperiksa secara berkala masih layak atau tidak semenjak jembatan tersebut didirikan. Lamanya proses evaluasi dan perlunya penguasaan program-program bantu komputer untuk membantu proses evaluasi merupakan beberapa kendala yang dihadapi saat ini. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah metode baru untuk memprediksi sebuah jembatan tipe komposit baja-beton masih layak atau tidak secara cepat dan cukup akurat hasilnya. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Mengetahui jenis kerusakan elemen akibat pengaruh lingkungan dan kelelahan (fatigue) serta akibatnya terhadap rating factor jembatan komposit baja-beton. 2. Membuat model matematis hubungan antara rating factor jembatan komposit baja-beton dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan Artificial Neural Network. 3. Membuat persamaan empiris prediksi nilai rating factor jembatan komposit baja-beton dari model matematis Artificial Neural Network. 4. Memverifikasi keakuratan hasil prediksi nilai rating factor suatu jembatan komposit baja-beton yang dihasilkan persamaan empiris. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan persamaan empiris yang dapat memprediksi nilai rating factor struktur jembatan komposit baja-beton yang tipikal. Persamaan empiris ini diharapkan dapat membantu mempermudah teknik pemeliharaan jembatan yang ada di lapangan baik dari segi pemeriksaan, penanganan, dan perbaikan. 3 1.5 Batasan Masalah Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sistem struktur jembatan yang ditinjau adalah struktur atas jembatan komposit baja beton yang terdiri dari pelat lantai jembatan dan gelagar jembatan. 2. Penghubung geser (shear connector) dan baja tulangan yang berada di dalam pelat lantai tidak dapat diketahui karena keterbatasan alat survei. Penghubung geser dianggap sudah memenuhi untuk menahan gaya geser yang terjadi dan baja tulangan pelat lantai diasumsikan tidak ada. Baja tulangan pelat lantai diasumsikan tidak ada karena jika baja tulangan pelat lantai diasumsikan ada, dikhawatirkan asumsi baja tulangan pelat lantai melebihi dari kondisi sebenarnya yang akan mengakibatkan penilaian berlebihan pada kekuatan struktur. 3. Kerusakan yang ditinjau ialah korosi akibat pengaruh lingkungan, penurunan kuat tekan pelat beton dan penurunan tegangan leleh gelagar baja. 4. Model Artificial Neural Network menggunakan skema backpropagation. 5. Data sampel yang digunakan untuk pemodelan sebanyak 192 buah. 1.6 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian sebelumnya yang terkait antara lain dilakukan oleh R.S. Adhikari (2011) tentang prediksi tingkat kapasitas dari struktur jembatan beton di Canada yang mengalami kerusakan (defect) akibat proses pembekuan yang berulang. Prediksi tingkat kapasitas dimodelkan dengan menggunakan Backpropagation Neural Network. Selain itu juga ada penelitian yang dilakukan oleh Jaeho Lee (2006) tentang pemodelan kondisi jembatan lama di Australia dengan data inspeksi yang terbatas. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan Backward Prediction Model. Penelitian tentang pemodelan kondisi struktur menggunakan Artificial Neural Network masih jarang dijumpai di Indonesia. Oleh karena itu penelitian tentang prediksi nilai rating factor jembatan komposit bajabeton menggunakan Artificial Neural Network dengan skema backpropagation ini bersifat asli.