BAB IV PENUTUP Tugas akhir ini berisi terjemahan cerita anak dari Jepang yang berjudul Shiragikusan No Donguri Pan karya Nakagawa Chihiro. Cerita ini berkisah tentang seorang nenek yang berbadan kecil, memiliki tangan yang lebar, rajin bergerak dan tau bekerja. Di rumah nenek itu terkumpul bermacam-macam benda dari masa lalu dan negeri yang jauh. Nenek itu tinggal jauh di dalam hutan. Ia bernama Shiragiku dan ia tinggal bersama anak monyet bernama Suruma. Saat awal musim semi Shiragiku dan Suruma bertemu dengan kaka beradik yang baru saja pindah rumah di daerah pemukan tersebut, kedua kakak beradik itu bernama Sawako dan Seiya. Pada awal musim semi Sawako, Seiya dan keluarganya pindah ke daerah yang masih perumahan padat. Saat sedang menurunkan barang-barang dari truk pindahan Sawako dan Seiya, menjelajah ke kawasan hutan kecil yang berada di sekitar perumahan tersebut. Di dalam hutan yang Sawako dan Seiya dengar hanyalah suara langkah kaki mereka sendiri. Sawako dan Seiya telah berjanji kepada mereka untuk tidak pergi jauh sampai menaranya tidak terlihat, namun mereka telah pergi jauh masuk kedalam hutan. 75 76 Di dalam hutan diantara pohon-pohon, terdapat jalan setapak memanjang yang disinari cahaya putih matahari. Jalan itu tertutup oleh pecahan kerang berwarna putih. Sawako dan Seiya terus masuk ke dalam hutan dan mengikuti jalan kerang tersebut. Di tengah perjalanan mereka menemukan kotak surat yang berbentuk seperti sangkar burung, di bawahnya terdapat papan bertuliskan Shiragiku. Tidak di duga oleh Sawako dan Seiya ternyata itu adalah pekarangan rumah seseorang. Tidak jauh dari situ, Sawako dan Seiya bertemu dengan pemilik rumah tersebut, ia bernama Shiragiku. Shiragiku tinggal bersama anak monyet bernama Suruma. Shiragiku mengajak Sawako dan Seiya untuk makan makanan ringan di rumahnya. Meski ragu Sawako dan Seiya akhirnya ikut ke rumah Shiragiku. Di dalam rumah Shiragiku terdapat banyak sekali barangbarang. Oleh Shiragiku Sawako di beri sendok yang bergambar kera yang mirip dengan Suruma, dan Seiya di beri batu berwarna biru berbentuk seperti kumbang hitam. Karena takut membuat ayah dan ibunya khawatir, Sawako dan Seiya bergegas pulang mengikuti jalan kerang dan masuk kembali ke dalam hutan. Setibanya di rumah Sawako dan Seiya membersihkan kamar mereka masingmasing, namun karena kamar mereka di penuhi oleh kotak kardus, ayah Sawako dan Seiya mengajak tidur bersama-sama di ruang tamu. Karena bosan Seiya mengeluarkan batu kumbang pemberian Shiragiku, dan bermain 77 denganya. Setelah melihat batu kumbang milik Seiya, ayah bercerita bahwa ia dulu pernah memiliki batu kumbang tersebut, namun hilang entah kemana. Keesokan paginya Sawako dan Seiya mencoba kembali kehutan, tidak di duga-duga, tempat itu benar-benar berbeda dengan tempat yang Sawako dan Seiya datangi kemarin. Tempat itu di penuhi dengan sampah dan TV yang rusak. Ketika mencoba untuk masuk lebih dalam ke hutan mereka terhenti oleh kawat berduri yang tertempel kawat. Mereka menyadari kulit kerang putih yang jatuh hanya butiran saja. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengalami beberapa kendala, salah satunya adalah banyak kata-kata yang di tulis dengan huruf hiragana sehingga sulit untuk di pahami karena tidak ditulis dalam huruf kanji. Tetapi dengan mencari refrensi yang tepat dan lengkap, serta bantuan dari dosen pembimbing, native speaker, dan pihak-pihak yang lain penulis dapat mengatasinya.