FAKTOR-FAKTORYANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

advertisement
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
DEPRESI PADA PENDERITA DM TIPE II
The Factor Associates With A Depression Of Dm Type II Patient
Sodikin ¹*, Ruly Andika ², Lina Nur’aini3
1*,2
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Jl. Cerme No. 24, Sidanegara, Cilacap
3
Perawat Puskesmas Cilacap Tengah Kab.Cilacap
Alamat Korespondensi: Email: [email protected]
ABSTRAK
Penderita Diabetes Mellitus (DM) dalam kehidupan sehari-hari sering mengalami stres baik
fisik maupun psikis. Penderita DM dapat mengalami gangguan psikologis yaitu depresi. Penderita
diabetes rentan terhadap gangguan depresi. Faktor yang dapat berpengaruh terjadinya depresi antara
lain umur, jenis kelamin, pendidikan. Penderita DM tipe II mengalami depresi dari penyebab klinik
antara lain kadar gula darah yang tinggi, ketergantungan insulin, merokok serta minum alkohol.
Penderita DM perlu mendapat perhatian, salah satu Puskesmas yang perhatian terhadap penderita DM
adalah Puskesmas Cilacap Tengah. Perhatian puskesmas Cilacap Tengah dengan menyelenggrakan
program Prolanis antara lain hipertensi, DM, Hiperlipidemia yang bekerjasama dengan pihak Askes.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi
penderita DM II pada kelompok Prolanis. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik
dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel penelitian 35 orang. Hasil uji penelitian
menggunakan Chi Square. Hasil penelitian dari 6 faktor yang diketahui yaitu faktor usia, jenis
kelamin, tergantung insulin, merokok, minum alkohol dan penyakit komorbid hanya ada 2 yang
berhubungan dengan kejadian depresi yaitu faktor merokok (pv= 0,000;α = 0,05) dan penyakit
komorbid (pv=0,028;α = 0,05).
Kata Kunci : Faktor depresi, DM tipe II, kelompok Prolanis
ABSTRACT
Patients with Diabetes Mellius (DM) often get stress in their everyday life both physically and
psycologically. Patients with DM may have psycological disorders namely depression. The diabetic is
prone to mental disorders which are namely depression. Patients with DM type II may get
depression which is caused by clinical problem such as high blood sugar level, insulin
dependency, smooking and drinking alcohol. Community health center of Central Cilacap in
collaboration with PT Asuransi Kesehatan (Askes)holds a treatment program of chronic
deseases in a group namely Prolanis. The disease such as hypertension, diabetes mellitus,
hyperlipidemia. The purpose of this study is to determine factors associate with a depression of DM II
patient in a Prolanis group of Central Cilacap Community health center. The method of this study is
an anallytical survey with cross sectional with the research sample of 35 people. The result of study
uses Chi Square test. The result of study from six known factors are age, six, insulin dependency,
smoking, drinking alcohol, and there are only two comorbid deseases cause depression, smoking
(pv= 0.000; α= 0.05) and comorbid desease (pv= 0.028; 0.05).
Key words: depression factor, DM type II, Prolanis group
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2. September 2014
6
diabetes 1,54 kali lebih tinggi dibanding wanita
PENDAHULUAN
Penyakit DM berdasarkan penelitian dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Tahun 2005 diperkirakan 1,5 juta orang penderita
atau kasus baru yang terdiagnosa DM dan di
Amerika tahun 2008 telah mencapai angka 24 juta
lebih (Deshpande, Harris-Hayes & Schootman,
2008; Fravel, Danel, Ross et all, 2011). Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) penderita DM Tipe II
Ratio: 1,54.,
antenatal tanpa diabetes (Odd
Confident Interval: 1,08-2,21). Sehingga dapat
disimpulkan
respon
sosioemosional
(marah,
depresi) sangat dipengaruhi oleh penggunaan
strategi
koping
sosioemosional
menyebabkan
(Nursalam,
yang
2007)
tidak
penderitaan
Kondisi
stabil
dan
akan
mengganggu
perawatan diri harian bagi penderita DM.
tahun 2010 sebanyak 21,3 juta orang, dan akan
Harian kompas (2013) Penderita diabetes
mengalami peningkatan dua kali lipat pada tahun
rentan terhadap gangguan jiwa dan yang paling
2030. Penderita DM di negara Barat dialami oleh
sering adalah depresi. Hal ini disebabkan oleh
penderita yang lebih tua. Penyakit kronis seperti
kenyataan harus mengkonsumsi obat sepanjang
DM
hidup,
dapat
mempengaruhi
kondisi
psikologis.
serta
pemberian
informasi
tentang
Penderita DM dalam kehidupan sehari-hari sering
pengobatan alternatif bagi pasien diabetes yang
kali mengalami stres baik fisik maupun psikis.
menjanjikan kesembuhan. Bagi pasien diabetes
Menurut bpenelitian Wagner, Haepy, Abbot dan
informasi ini menyebabkan pasien bingung dan
Yong (2009) penderita DM dapat mengalami
mengalami depresi (health.kompas.com. diambil
gangguan psikologis yaitu depresi, dan adanya
tanggal
depresi dapat mempengaruhi nilai pengontrolan gula
International
darah
menunjukkan penderita DM yang mengalami
khususnya
HbA1c. Penelitian Anderson
18 Nopember 2013). Penelitian
Diabetes
dari
Federation.
2005.
yang
depresi prevalensi mencapai 60% dan 15%
mengalami depresi sebesar 48%. Semakin tinggi
depresinya katagori sedang. Selama ini pasien
gejala
diabetes sering tidak
(2001)
menunjukkan
depresi
pada
penderita
penderita
DM
DM
maka
terdiagnosis mengalami
meningkatkan nilai HbA1c, dan nilai ini akan
depresi. Penelitian Hu (dalam
mampu memprediksi komplikasi dimasa yang akan
com) menyatakan bahwa wanita penderita DM
dating dan kondisi depresi dapat menurunkan
yang mengalami depresi memiliki resiko kematian
kualitas hidup penderita DM.
sebesar 35% dibanding wanita tidak depresi.
Diabetes
Kejadian depresi pada penderita DM bukan
dan
health.
depresi
dapat
kompas.
saling
juga wanita.
mempengaruhi. Penderita diabetes memiliki resiko
Kejadian depresi dapat terjadi pada wanita dalam
tingg mengalami depresi, dan sebaliknya depresi
kondisi hamil. Berdasarkan penelitian, depresi juga
beresiko mengalami diabetes (Republika, 2013).
dapat terjadi pada wanita hamil dengan diabetes.
Studi di Amerika Serikat menunjukkan sekitar
Katon et.all. 2011. Depresi antenatal pada wanita
10% dari jumlah penduduk menderita Diabetes dan
hanya mengenai laki-laki tetapi
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2. September 2014
7
6,7% berusia >18 tahun mengalami depresi klinis
Cilacap Tengah (2012) mengenai penderita DM
(Republika, 2013 & Kompas, 2013).
bulan Januari–Mei sebanyak 45 orang. Berdasarkan
Depresi pada penderita DM akan memicu
studi pendahuluan ke pasien diperoleh data 5
hormon dalam tubuh terutama hormon kortisol,
orang mengatakan tidak semangat hidup kalau
sementara
efek
memikirkan penyakit kencing manisnya, percuma
meningkatkan gula darah, sehingga kadar gula darah
diobati tidak sembuh, minum obat biasa-biasa saja.
penderita akan meningkat, peningkatan gula darah
Usia penderita memiliki rentang antara 42 tahun
yang fluktuatif akan menyebabkan penderita DM
sampai dengan 63 tahun serta memiliki latar
mengalami putus asa terhadap pengobatan. Kondisi
belakang pendidikan yang berbeda, merokok 4
ini
orang,
jika
hormone
tidak
kortisol
diketahui
mempunyai
secara
dini
dapat
kebiasaan
minum
alkohol
1
orang.
menurunkan kepatuhan terhadap pengobatan DM
Penggalian faktor-faktor resiko terjadinya depresi
(Andri, 2013, dalam health.kompas.com). Pasien
pada pasien DM khususnya di Puskesmas Cilacap
DM yang mempunyai riwayat luka kaki juga
Tengah melalui kelompok Prolanis tergali dan
berpotensi mengalami depresi. Beberapa faktor dari
diharapkan setelah diketahui, perawat selanjutnya
sosiodemografik yang dapat berpengaruh terjadinya
dapat menentukan strategi pencegahan melalui
depresi antara lain faktor klinik dan perilaku yang
intervensi keperawatan yang bersinergi dengan
memiliki pengaruh untuk terjadinya penderita DM
profesi lain.
mengalami depresi antara lain umur, jenis kelamin,
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas
pendidikan (Birnbaum, 2003 dalam Pavaskar, 2007).
dan fenomena yang ada, maka menjadi hal dasar
Penderita DM tipe II mengalami depresi dari
bagi peneliti untuk melakukan penelitian analisis
penyebab klinik disebabkan oleh kadar gula darah
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
yang tinggi dan ketergantungan terhadap insulin, dan
depresi pada pasien DM tipe II pada kelompok
faktor perilaku yang dapat menyebabkan depresi
Prolanis di Puskesmas Cilacap Tengah.
antara
lain
merokok
dan
minum
alcohol
(Chiechanowski, 2004 dalam Pavaskar, 2007).
Puskesmas Cilacap Tengah merupakan salah
satu
puskesmas
yang
mempunyai
Tujuan Penelitian yang diharapkan dari
penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor
yang berkontribusi terhadap kejadian Depresi pada
penderita DM tipe II pada kelompok Prolanis di
kelompok/penderita diabetes melitus, hipertensi,
Puskesmas Cilacap Tengah.
dan jantung, dimana pasien ini tergabung dalam
METODE
kelompok pengobatan penyakit kronis pada pre
lansia dan lansia (Prolanis). Penderita yang datang
ke Puskesmas ini telah diketahui penyakitnya dari
Rumah
Sakit,
selanjutnya mereka
melakukan
control di Puskesmas. Data Prolanis di Puskesmas
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross
sectional. Lokasi, populasi dan sampel penelitian.
Lokasi penelitian di Puskesmas Cilacap Tengah.
Lokasi ini dipilih oleh peneliti karena Puskesmas
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2. September 2014
8
Cilacap Tengah telah menjalankan program Prolanis
yang bekerjasama dengan PT ASKES dan sudah
melayanani
pasien-pasien
dengan
penyakit
Tabel 2: Tabel merokok, kategori penyulit,
tergantung insulin, minum alkohol dengan
kejadian depresi pada penderita DM II Klp
Prolanis
degeneratif termasuk DM II Pasien yang datang
meliputi pasien baru dan lama. Jumlah populasi DM
II kurang lebih 45 orang. Sampel yang diambil
dengan menetapkan kesalahan 5 % maka sampelnya
sebesar 35 orang. Analisa data yang digunakan
adalah chi square.
HASIL
Berdasarkan data pada table diatas dapat diperoleh
informasi bahwa hubungan jenis kelamin dengan
kejadian depresi diperoleh (pv=0, 479;α=0,05),
yang berarti H0 diterima artinya tidak ada hubungan
antara jenis kelamin dengan kejadian depresi.
Sedangkan table silang antara umur dengan kejadian
depresi didapatkan hasil pv=0,569;α=0,05) berarti
Ho diterima asrtinya tidak ada hubungan antara umur
dengan kejadian depresi.
Tabel 1:
Berdasarkan tabel silang diatas dapat diperoleh
informasi bahwa merokok dengan kejadian
depresi diperoleh hasil (pv 0,000;α=0,05) yang
berarti dapat disimpulkan
hubungan antara merokok
bahwa
terdapat
dengan
kejadian
depresi penderita DM pada kelompok prolanis
di puskesmas Cilacap Tengah. Sedangkan dari
tabel silang antara kategori penyulit dengan
kejadian depresi diperoleh hasil (pv= 0,028;α
Tabel jenis kelamin dan umur terhadap kejadian
= 0,05) berarti ada hubungan antara penyulit
depresi pada kelompok prolanis di Cilacap Tengah
dengan kejadian depresi. Sementara hubungan
Tahun 2014
silang antara tergantung insulin dengan kejadian
depresi
diperoleh
hasil
diperoleh hasil tidak ada
(pv=0,837;α=0,05)
hubungan
antara
ketergantungan insulin dengan kejadian depresi.
Dan tabel silang yang terakhir antara minum
alkohol dengan kejadian depresi diperoleh hasil
(pv=0,693;α=0,05),
dengan
demikian
dapat
dinyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
minum alkohol dengan kejadian depresi pada
penderita DM II kelompok Prolanis di Puskesmas
Cilacap Tengah.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2. September 2014
9
PEMBAHASAN
mengalami peristiwa kehidupan yang lebih stress
Tidak ada hubungan jenis kelamin, usia dengan
dan memiliki kepekaan yang lebih besar bagi
kejadian
mereka dari pada pria.
depresi
Berdasarkan
kelompok
Hasil penelitian ini juga berbeda dari penelitian
dinyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak
Anderson (2001) menyatakan bahwa depresi pada
mempengaruhi kejadian Depresi pada kelompok
masyaraka diperoleh 5-12% berjenis kelamin
prolanis di Puskesmas Kab. Cilacap. Depresi
laki-laki dan 10-25% perempuan. Harian Kompas
merupakan gangguan yang berkaitan dengan alam
(2013) berdasarkan penelitian Hu menyebutkan
perasaan
hidup,
bahwa perempuan penderita DM yang mengalami
pesimisme dan dapat diikuti gangguan perilaku
depresi memiliki resiko kematian sebesar 44%
(Hawari, 2001). Penderita DM yang mengalami
dibandingkan wanita yang tidak menderita DM
depresi tentu akan semakin mengancam kondisi
dan depresi.
kesehatannya, dan hal ini dapat mengenai laki-laki
Faktor usia berdasarkan hasil penelitian ini juga
atau perempuan. Bagi mereka yang menderita DM
tidak mempengaruhi kejadian depresi. Baik usia
ditambah dengan adanya depresi pada dirinya akan
dewasa,
semakin
terjadinya
yang
penelitian
prolanis
dapat
komplikasi
hasil
pada
sedih,
memperburuk
jangka
hilang
dan
gairah
meningkatkan
tua
dapat
gangguan
memiliki
perasaan
peluang
sedih
dan
gangguan alam perasaan yang lain, bahkan
Perasaan sedih pada penderita DM pada kelompok
kejadian depresi dapat terjadi pada usia remaja
prolanis di Puskesmas Cilacap Tengah, dimana
yang mengalami diabetes. Sehingga faktor usia
sedih merupakan salah satu tanda depresi, pada
seseorang tidak memiliki pengaruh terjadinya
hasil penelitian ini dapat dikontrol oleh penderita
kejadian depresi.
dibuktikan sebagian besar mengalami depresi
Faktor usia dapat mempengaruhi terjadinya
ringan baik penderita laki-laki atau perempuan.
depresi. Depresi mampu menjadi kronis apabila
Perbedaan gender dalam perkembangan gangguan
depresi muncul untuk pertama kalinya pada usia
emosional sangat dipengaruhi oleh persepsi
60 tahun keatas. Berdasarkan hasil studi pasien
mengenai ketidakmampuan untuk mengontrol.
lanjut usia yang mengalami depresi diikuti
Sumber perbedaan ini bersifat kultural, karena
selama 6 tahun, kira-kira 80% tidak sembuh
peran jenis yang berbeda untuk laki-laki dan
namun terus mangalami depresi atau mengalami
perempuan
depresi pasang surut.
masyarakat.
didorong untuk mandiri,
(Perkeni,
usia
2011).
di
panjang
diatas
Laki-laki
sangat
masterful dan asertif.
Ada hubungan merokok dengan kejadian depresi.
Sedangkan perempuan sebaliknya, diharapkan
Gaya hidup salah satunya mempunyai kebiasaan
lebih pasif, sensitif terhadap orang lain, dan
merokok dapat mempengaruhi
mungkin lebih banyak tergantung pada orang lain
depresi seseorang. Merokok dikaitkan dengan
diibanding laki-laki. Bukti menunjukkan bahwa,
depresi, disebabkan kandungan nikotin dalam
sepanjang hidup mereka, perempuan mungkin
rokok mempengaruhi aktifitas neurotransmitter di
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2. September 2014
kejadian
10
otak yang meningkatkan kadar dopamin
dan
bosan.Pada responden penelitian ini, tidak ada
serotonin (Intisari online, 2 Agustus 2013). Kadar
penderita DM II yang menerima insulin, rata-rata
nikotin dapat membuat pelaku merokok menjadi
mereka menerima obat OHO, yang berarti bahwa
kecanduan dan memiliki kualitas hidup yang buruk
tidak semua penderita DM II sangat bergantung
dan 50% perokok mengalami gangguan jiwa.
pada insulin dari luar, tetapi sesuai dengan
Penelitian Columbian University’s National Center
penatalaksanaan DM menurut Perkeni (2011)
on Addiction and Substances Abuse (CASA)
bahwa penatalaksanaan DM II meliputi edukasi,
menyebutkan perokok memiliki resiko dua kali
olah raga, diit dan OHO. Penderita DM masih
lipat mengalami depresi dibanding yang tidak
mengutakan diit dan olah raga sebagai terapi.
merokok.
Responden penelitian ini DM II dan masih dapat
Terdapat hubungan antara penyakit komorbid DM
terkontrol
dengan
pemeriksaan setiap bulan pada kelompok prolanis
kejadian
depresi.
Berdasarkan
peneltian diperoleh (pv 0,028;α=0,05)
hasil
yang
gula
darahnya
dibuktikan
ada
dengan hasil GDS < 200 mg%. Depresi dapat
berarti dapat disimpulkan ada hubungan antara
terjadi pada mereka yang menderita DM tipe II,
penyulit dengan kejadian depresi DM. Penderita
hal ini disebabkan pada penderita tipe ini,
DM yang saat ini memiliki penyulit atau penyakit
kebutuhan insulin dari luar manjadi mutlak yang
komorbid akan memiliki peluang besar terjadinya
harus diberikan. Sehingga bila tidak diberikan
depresi. Pada penderita DM dengan adanya
dalam jangka waktu
penyakit komorbid antara lain terdapat penyakit
menyebabkan kegawat daruratan diabetes.
jantung, kadar kolesterol yang tinggi, serta
Tidak ada hubungan antara minum alkohol
hipertensi dapat memicu terjadinya pengelolaan
dengan
terapi yang lama, Penanganan penyakit komorbid
didapatkan
dapat memperlama proses penyembuhan dan
minum alcohol tidak berpengaruh terhadap
memperburuk kondisi DM, kondisi ini dapat
depresi. Kompas, 2013 penderita DM tipe 2 dapat
meningkatkan depresi (Perkeni, 2011; Soedoyo,
mengalami depresi yang disebabkan oleh gaya
2007). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
hidup antara lain merokok, makanan tinggi lemak
(pv=0,837;α = 0,05) yang berarti tidak ada
dan tidak berolah raga. Sebenarnya minum
hubungan antara ketergantungan insulin dengan
alkohol boleh diberikan
kejadian depresi. Hal ini berbeda dari hasil
dengan catatan tidak berlebihan. Tetapi minum
penelitian sebelumnya bahwa Pemberian insulin
alkohol di Indonesia bukan menjadi faktor
merupakan terapi yang diterima pada penderita
budaya,
DM. Pemberian insulin yang lama dapat membuat
menyukai alkohol, termasuk dalam penelitian ini,
ketergantungan, pasien sendiri dapat merasa
sebagian besar penderita DM tipe II berusia
depresi akibat dampak pemberia insulin yaitu gula
dewasa dan para pensiunan yang tergabung
darah tetap naik turun, dan pasien merasa
dalam kelompok prolanis, sehingga selama ini
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2. September 2014
kejadian
pendek
depresi.
saja
Hasil
dapat
penelitan
(pv=0,693;α=0,05) yang berarti
sehingga
tidak
kepada pasien
semua
DM
responden
11
ketika mereka masih aktif
bekerja
sebagai
(pv=0,000;α=0,05)
Pegawai Negeri Sipil konsumsi alkohol dilarang
6. Ada hubungan antara penyakit komorbid
dalam peraturan kepegawaian PNS. Hal ini yang
penderita DM II dengan depresi pada
kemudian konsumsi alcohol
kelompok Prolanis di Puskesmas Cilacap
tidak
menjadi
kebiasaan. Depresi tidak ada hubungannya dengan
Tengah (pv=0,028;α =0,05)
aktif atau tidaknya penderita minum akohol.
UCAPAN TERIMA KASIH
Alkohol menurut agama Islam tidak diperbolehkan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
dan juga dapat menaikann gula darah, sehingga
pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan
pada penelitian ini responden menjaga jarak untuk
penelitian ini. Bantuan yang penulis terima baik
tidak minum alkohol (Perkeni, 2011; Kemenag,
dukungan material maupun non material baik dari
2014).
rekan perawat, pihak Puskesmas Kecamatan
KESIMPULAN
Cilacap Tengah, pihak UPT PPM STIKES
Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor yang
AIAIC serta pihak pemegang program Prolanis
berpengaruh
sangat menunjang pelaksanaan penelitian ini
kejadian
depresi
pada
DM
II
kelompok prolanis, dapat disimpulkan sebagai
RUJUKAN PUSTAKA
berikut :
Diabetes dan depresi, kombinasi mematikan.
http://www.health.kompas.com.21. 2013.
1. Tidak ada hubungan antara usia penderita
DM II dengan kejadian depresi pada
kelompok prolanis di Puskesmas Cilacap
Tengah (pv=0,569;α=0,05)
2. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin
penderita DM II dengan kejadian depresi
pada kelompok Prolanis di Puskesmas
Cilacap Tengah (pv=0,479;α =0,05)
3. Tidak ada hubungan tergantung insulin
penderita DM II dengan kejadian depresi
pada kelompok Prolanis di Puskesmas
Cilacap Tengah (pv=0,837;α =0,05)
4. Tidak ada hubungan antara minum alkohol
penderita DM II dengan kejadian depresi
pada kelompok Prolanis di Puskesmas
Cilacap Tengah (pv=0,693;α =0,05)
5. Ada hubungan antara merokok penderita
DM II dengan depresi pada kelompok
Hati-hati, Diabetes dan depresi bias saling memicu.
http://www.republica .co.id. 21 Nopember
2013.
Hawari D. 2001. Mnajemen stress, cems dan
depresi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2001
: 86-90
Kompas. 2013.Depresi pada pasien DM.Diambil
dari http://health.kompas.com. Tanggal 18
Nopember 2013.
Pawaskar, M. D., Anderson, R. T., & Balkrishnan,
R. 2007. Self reported predictors of
Depresive symptomatology in an elderly
population with type 2 diabetes mellitus: a
prospective cohort
study. Health and
quality of life outcome, 1-6. Company, 1979
: 111
Perkeni. 2011. Penatalaksanaan Diabetes melitus di
Indonesia. Jakarta.
Prolanis di Puskesmas Cilacap Tengah
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2. September 2014
12
Republika. 2013. Mengurangi Depresi akibat
diabetes dengan senam Ergonomis Sholat.
Diambil dari http://www.repubika.co.id.
Tanggal 21 nopember 2013
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K, M.S., &
Setiati, S. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, ed IV. Jakarta: FKUI.
Wagner, J. A., Abbot, L. G., Heapy, A., & Yong, L.
2009. Depresive Symptoms And Diabetes
Control in African American. Journal
Immigrant Minority Health, 66-70.
Zung WK. Depression self-rating scale. In :
Corcoran K, Fischer J, editors.Measures for
clinical practice. Canada : Macmilan, 1987:
302-3
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. VI, No. 2. September 2014
13
Download