prospek dan bauran kebijakan

advertisement
Kuliah Umum Universitas Airlangga
Surabaya, 19 Mei 2017
PEREKONOMIAN INDONESIA:
PROSPEK DAN BAURAN KEBIJAKAN
Perry Warjiyo, Ph.D
Deputi Gubernur Bank Indonesia
Pesan Utama
Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut, didorong
permintaan domestik, sementara stabilitas makroekonomi
tetap terjaga. Ekspor meningkat sejalan dengan pemulihan
ekonomi global dan kenaikan harga komoditas.
1
2
3
Ke depan, prospek ekonomi akan lebih baik. Sejumlah
tantangan tetap perlu diwaspadai baik dari global,
khususnya kebijakan AS dan geopolitik di EU, maupun
domestik, khususnya kenaikan inflasi dan berlanjutnya
konsolidasi perbankan dan korporasi.
Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter,
makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Koordinasi
dengan Pemerintah diperkuat dalam pengendalian inflasi dan
reformasi struktural untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
2
PEREKONOMIAN INDONESIA:
PERKEMBANGAN TERKINI
Momentum Pemulihan Ekonomi Global
Mulai kuat, khususnya di AS dan India.... Tetapi ketidakpastian masih berlanjut…
Kebijakan Moneter AS
AS
2016: 1,6%
2017: 2,3%
2018: 2,4%
• Pemulihan ekonomi
AS didukung
konsumsi dan
investasi.
• Ketidakpastian
kebijakan AS:
ekspansi fiskal, trade
protectionism,
deregulasi sektor
keuangan
• Kenaikan FFR
diperkirakan 3 kali @
25 bps di 2017.
Euro
2016: 1,7%
2017: 1,7%
2018: 1,6%
Risiko Geopolitik EU:
• Brexit
• Vox Populi (Netherland,
France,Germany, etc)
• Greece Debt default
Negara Maju:
2016  1,7%; 2017 2,0%; 2018  2,0%
Negara Emerging:
EM: 2016  4,1%; 2017  4,5%; 2018  4,8%
China
2016: 6,7%
2017: 6,6%
2018: 6,5%
India
2016: 7,4%
2017: 7,4%
2018: 7,5%
Japan
2016: 1%
2017: 1,2%
2018: 0,6%
Kenaikan Harga Komoditas
Global Growth:
2016: 3,1%
2017: 3,5%
2018: 3,6%
4
Pemulihan Ekonomi Indonesia berlanjut
Didorong konsumsi RT dan pemulihan ekspor.... Namun investasi swasta belum kuat…
Pertumbuhan PDB sisi Pengeluaran (%)
FY13
FY14
Household Cons. *
5.5
Government Cons.
2015
2016
2017
Q1
Q2
Q3
Q4
FY15
Q1
Q2
Q3
Q4
FY16
Q1
5.3
4.7
4.7
5.0
5.0
4.8
5.0
5.1
5.0
5.0
5.0
4,93
6.7
1.2
2.9
2.6
7.1
7.1
5.3
3.4
6.2
-2.9
-4.0
-0.1
2,71
Investment
5.0
4.4
4.6
4.0
4.9
6.4
5.0
4.7
4.2
4.2
4.8
4.5
4,81
Export
4.2
1.1
-0.7
-0.3
-0.9
-6.4
-2.1
-3.3
-2.2
-5.6
4.2
-1.7
8,04
Import
1.9
2.1
-2.6
-7.4
-6.6
-8.7
-6.4
-5.1
-3.2
-3.7
2.8
-2.3
5,02
Overall GDP
5.6
5.02
4.82
4.74
4.77
5.17
4.88
4.92
5.18
5.01
4.94
5.02
5,01
Pertumbuhan PDB Indonesia (%)
Pertumbuhan PDB per Sektor Ekonomi (%)
2015
2016
2017
% to
GDP
Q1
Q2
Q3
Q4
FY
Q1
Q2
Q3
Q4
FY
Q1
Agriculture, Forestry, Fishery
13.5
3.8
6.5
2.9
1.6
3.8
1.5
3.4
3.0
5.3
3.3
7.12
Mining
7.2
0.6
-3.6
-4.4
-6.0
-3.4
1.2
1.2
0.3
1.6
1.1
-0.49
Industrial Processing
20.5
4.1
4.2
4.6
4.4
4.3
4.7
4.6
4.5
3.4
4.3
4.21
Construction
10.4
6.0
5.4
6.8
7.1
6.4
6.8
5.1
5.0
4.2
5.2
6.26
General Trading and Retail
13.2
3.8
1.6
1.4
3.7
2.6
4.1
4.1
3.6
3.9
3.9
4.77
Transportation and Warehousing
5.2
5.8
5.9
7.3
7.7
6.7
7.9
6.9
8.3
7.9
7.7
7.65
Infocomm
3.6
9.7
9.3
10.6
9.2
9.7
7.6
9.3
9.0
9.6
8.9
9.10
Financial Services
4.2
8.6
2.6
10.4
12.8
8.6
9.3
13.6
9.0
4.2
8.9
5.73
Other services2
18.7
5.1
6.5
4.7
5.5
5.4
5.9
5.4
4.4
3.6
4.8
8.01
4.8
4.7
4.8
5.2
4.9
4.9
5.2
5.0
4.9
5.0
5.01
GDP
5
Kinerja Ekonomi Daerah membaik ...
Jawa lebih baik karena investasi bangunan.. Kalimantan dan sejumlah daerah karena ekspor.
Sumatera
4,19 4,47 4,03 4,49 4,05
I'16 II'16 III'16 IV'16 I'17p
Sulampua
Kalimantan
Kalimantan
4,92
2,81
2,22
2,21
1,97
1,97 1,62
1,62 2,21 2,22
I'16 II'16 III'16 IV'16 I'17p
I'16 II'16 III'16 IV'16 I'17p
6,02 5,56
8,72 9,21
Nasional
6,08
4,92
KALTARA
6.17
5,01 4,94 5,01
I'16 II'16 III'16 IV'16 I'17p
I'16
Balnusra
Jawa
5,82 5,70
5,18
II'16
III'16 IV'16 I'17p*
KTI
5,66
6,74 6,83 5,22 4,87
3,26
4,33 4,03 5,39 5,54 5,01
I'16 II'16 III'16 IV'16 I'17p
I'16 II'16 III'16 IV'16 I'17p
I'16 II'16 III'16 IV'16 I'17p
5,38
5,45
PDRB ≥ 7,0%
6,0% ≤ PDRB < 7,0%
5,0% ≤ PDRB < 6,0%
4,0% ≤ PDRB < 5,0%
0% ≤ PDRB < 4,0%
PDRB < 0%
Sumber BPS (diolah), Proyeksi RDG April’17
6
Inflasi tetap terkendali ...
Dampak kenaikan tarif listrik dapat dikurangi dengan deflasi di harga pangan..
Inflasi IHK April 2017 relatif rendah 0,09% (mtm), 4,17% (yoy), karena deflasi
harga pangan dapat menekan kenaikan tarif listrik dan adm. prices lainnya.
Inflasi Inti
 Tetap rendah, 3.28% (yoy). Inflasi
terutama: emas dan perhiasan, tarif
HP, dan sewa rumah.
Inflasi Adm. Prices


Relatif tinggi, 8.68% (yoy).
Terutama kenaikan listrik (900 VAtahap II) dan lainnya seperti BBMnon subsidi dan rokok.
Inflasi Volatile Food


Rendah, 2.66% (yoy)
Deflasi pada harga cabe,
bawang, daging sapi, beras.
Risiko Inflasi Kedepan:
• Kenaikan administered prices
• Kenaikan harga pangan bulan Ramadhan
7
Nilai Tukar Rupiah stabil
Didukung konfiden investor, surplus neraca pembayaran, meningkatnya cadangan devisa
Nilai Tukar Rupiah Stabil
Cadangan Devisa cukup besar hadapi tekanan eksternal
Cadangan Devisa sd April 2017: US$123.2 milyar
(Setara 8.6 bulan impor + pembayaran ULN pemerintah)
USD Miliar
Cadangan Devisa (LHS)
Bulan
Bulan Impor + ULN (RHS)
Neraca Pembayaran Indonesia: 2014-2017
8
PEREKONOMIAN INDONESIA:
OUTLOOK DAN BAURAN KEBIJAKAN
Outlook Ekonomi Indonesia semakin positif ke depan
Didukung permintaan domestik, ekspor, dan reformasi struktural ...
Kredit
CAD
PDB
Inflasi
2017
5.0-5.4%
4.0±1%
2-2.5% PDB
10-12%
2018
5.1-5.5%
3.5±1%
2-2.5% PDB
11-13%
2019
5.3-5.7%
3.5±1%
2020
5.6-6.0%
3.0±1%
2021
5.9-6.3%
3.0±1%
Global
Domestik
Peluang
• Perbaikan pertumbuhan ekonomi global
• Peningkatan harga komoditas, migas dan non migas
• Perbaikan pertumbuhan ekonomi domestik
• Defisit transaksi berjalan relatif rendah
Tantangan
• Peningkatan inflasi global
• Kebijakan AS: Ekspansi fiskal dan moneter ketat, proteksionisme
perdagangan, relaksasi regulasi sektor keuangan
• Risiko geopolitik, terutama populisme di Eropa
• Tekanan nilai tukar dari faktor global
• Tekanan inflasi dari administered prices
• Efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui jalur kredit
dan suku bunga
10
Bauran Kebijakan BI, Fiskal & Reformasi Struktural
Koordinasi kebijakan BI dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah sangat erat
untuk mendorong pertumbuhan yang tinggi dan inklusif dengan tetap menjaga stabilitas
makroekonomi dan sistem keuangan.
Kebijakan Bank Sentral
Kebijakan Fiskal
• Menjaga stabilitas harga dan
mendukung stabilitas
keuangan
• Bauran kebijakan suku
bunga, nilai tukar,
manajemen aliran modal
asing, dan makroprudensial.
• Menjaga stabilitas
makroekonomi melalui
defisit fiskal dan utang
publik yang wajar.
• Kebijakan pajak dan alokasi
pengeluaran produktif
untuk stimulus
pertumbuhan yang tinggi
dan inklusif.
Kebijakan Bank
Sentral
Kebijakan Fiskal
Reformasi
Struktural
Reformasi Struktural
• Mencapai pertumbuhan tinggi melalui
produktivitas modal, tenaga kerja, dan
tekonologi.
• Reformasi di bidang infrastruktur, iklim
investasi, perdagangan, dan tenaga kerja.
11
Bauran Kebijakan BI 2015-2016
Pelonggaran moneter dan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan..
1. Kebijakan Moneter
3. Kebijakan Makroprudensial
• BI 7 RR Rate turun 150 bps ke 4.75%
• GWM turun 50 bps (Nov 2015) dan 100
bps (Feb 2016)
2. Kebijakan Nilai Tukar
• Stabilisasi nilai tukar konsisten dengan
fundamental.
• Intervensi ganda di pasar valas dan
pembelian SBN di pasar sekunder
• Pelonggaran LTV kredit properti dan
otomotif (June 2015) & LTV kredit
properti (Sep 2016)
• Memperluas GWM-LDR ke GWM-LFR.
• Penguatan systemic surveilance dan
protokol manajemen krisis SSK.
Penguatan efektifitas
transmisi kebijakan untuk
stabilitas dan pertumbuhan
ekonomi.
4. Kebijakan Sistem Pembayaran
• Kewajiban Rupiah semua transaksi NKRI
• Gerakan Nasional Non-tunai (GNNT) dan
penggunaan e-money utk bantuan sosial
• Uang emisi baru 2016 dan clean money.
• Fintech Office.
12
Bauran Kebijakan BI 2017
Kebijakan moneter untuk stabilitas, kebijakan makroprudensial longgar untuk pertumbuhan.
1. PENGENDALIAN INFLASI
4. KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL
• Tetap akomodatif untuk
mendorong kredit perbankan dan
pengendalian risiko kredit (NPL)
• Kebijakan moneter utk pengendalian inflasi,
khususnya dampak 2nd round administered
prices and volatile foods.
01
• Penguatan koordinasi dengan Pemerintah (pusat
dan daerah) m/ TPI dan TPID.
2. STABILISASI NILAI TUKAR
• Systemic surveilance thd
perbankan dan korporasi untuk
stabilitas keuangan.
• Operasi Moneter dengan intervensi
ganda (Pasar Valas dan SBN)
04
• Manajemen aliran modal asing
• Penguatan cadangan devisa dan
kerjasama internasional.
3. PENGUATAN EFEKTIVITAS
TRANSMISI KEBIJAKAN
02
• Operasi Moneter dengan variable rate
tender sejak Feb 2017 & term structure
• Kebijakan likuiditas yang longgar melalui
GWM Averaging mulai Juli 2017.
• Pendalaman pasar keuangan (NCD, CP,
hedging, infrastructure bonds, dll).
5. KEBIJAKAN SISTEM PEMBAYARAN
• Percepatan transaksi non-tunai
(NPG, GNNT)
03
05
• Fasilitas bantuan sosial melalui
sistem pembayaran (e-money,
financial inclusion)
13
Kredit bank membaik, pembiayaan non-bank cukup besar
Didukung permintaan serta berakhirnya konsolidasi perbankan dan korporasi
Pertumbuhan kredit Maret 2017 tercatat 9.2%,
naik dari 8.6% (yoy) February, di tengah
konsolidasi perbankan dan korporasi.
Pertumbuhan Kredit
Mar’17
CAR:
22,7%
NPL:
3,04%
(gross)
2016
2017
TW I TW II TW III TW IV Total
Peningkatan efisiensi dan penurunan beban utang korporasi
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Sektor
Pertanian
Industri Dasar & Kimia
Industri Barang Konsumsi
Infrastruktur, Utilitas & Transportasi
Aneka Industri
Pertambangan
Properti & Real Estate
Perdagangan, Jasa & Investasi
Agregat
ROA
2015 2016
2.16% 2.86%
2.37% 4.77%
12.83% 14.20%
4.44% 4.37%
5.03% 5.51%
1.42% 4.51%
5.01% 4.39%
3.71% 5.85%
4.59% 5.62%
ROE
DER
Current Ratio
TA/TL
Asset TO
2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016
4.15% 5.47% 0.97 0.86 1.03 1.23 2.03 2.16 0.44 0.43
4.96% 9.61% 1.08 0.96 1.32 1.43 1.93 2.04 0.64 0.64
23.23% 23.77% 0.72 0.63 1.98 2.03 2.39 2.59 1.30 1.32
11.60% 10.67% 1.51 1.38 1.05 0.98 1.66 1.72 0.53 0.51
9.79% 10.56% 0.94 0.89 1.46 1.33 2.07 2.13 0.79 0.74
2.86% 8.58% 0.94 0.92 1.94 1.94 2.06 2.09 0.54 0.46
10.56% 9.29% 1.10 1.13 1.79 1.75 1.91 1.88 0.38 0.34
6.56% 10.31% 0.78 0.75 1.73 1.73 2.29 2.33 0.90 0.88
9.47% 11.25% 1.03 0.97 1.53 1.51 1.97 2.03 0.68 0.65
Inventory TO
2015 2016
7.48 6.44
5.05 5.28
4.55 4.70
73.68 67.26
8.52 8.25
11.00 10.67
2.03 1.92
7.26 7.50
6.31 6.18
Jan
Feb Mar Apr TW I Jan-Apr
Total Pembiayaan Non Bank
24.2 85.7 50.4 67.8 227.8 4.3
14.9 24.1 6.1 43.2
49.3
Total o/w Emiten Sektor Keuangan
22.7
44.7
121.6
3.6
11.9
15.9
4.1
31.4
35.5
Saham
0.8
41.5 14.1 23.8 79.9
0.0
1.5
8.6
0.1 10.1
10.2
o/w Emiten Sektor Keuangan
0.3
10.1
0.0
0.7
1.6
0.0
2.3
Obligasi
17.8 35.1 26.0 29.8 108.8 3.2
10.1 12.1 4.5 25.3
29.8
o/w Emiten Sektor Keuangan
17.8
27.0
19.4
81.4
3.2
8.4
11.2
3.8
22.7
26.5
MTN dan Promissory Notes + NCD
5.5
9.1
10.2 14.2 39.0
1.1
3.3
3.4
1.5
7.8
9.3
o/w Emiten Sektor Keuangan
4.5
7.6
2.7
0.4
2.8
3.1
0.3
6.3
6.7
24.4
2.3
29.8
2.1
17.2
10.5
14.9
25.3
2.3
Pembiayaan Non-Bank ke Korporasi cukup besar
14
Stimulus Fiskal diperkirakan sesuai APBN
Dengan realisasi defisit s.d. April mencapai 0,9% PDB dan perkembangan penerimaan pajak terkini,
defisit fiskal tahun 2017 sekitar 2.6% PDB tanpa tambahan penghematan belanja.
Sumber: Kemenkeu, Bank Indonesia. Projection per 2 Mei 2017
15
Infrastruktur meningkatkan pertumbuhan jangka menengah
Melalui peningkatan Kapital dan Produktivitas ekonomi..
Perkiraan Biaya Investasi dari Proyek Strategis Nasional
1. Sumatera
46
2. Jawa
89
3. Kalimantan
24
4. Sulawesi
28
4. Bali &
Nusa Tenggara
16
6. Maluku & Papua
13
7. Nasional
10
APBN
(Rp360 T)
Rp2,952 T
LOKASI
BUMN
(Rp813 T)
SEKTOR
Jalan
Komunikasi
52
Perbatasan
Negara
Zona
Ekonomi
7
25
3
Swasta
(Rp1,778 T)
Perkembangan Proyek Strategis Nasional (s.d. Februari 2017)
20 proyek selesai
7%
Perumahan
Energi
Perikanan/
Maritim
Pasokan
Air
Airport
3
10
17
3
7
Pelabuhan
Laut
Rel
Kereta
Api
Bendungan
19
60
13
9%
96 proyek dalam proses konstruksi
12 proyek dalam proses transaksi
81 proyek dalam proses persiapan
35%
43%
Smelter
Pembangkit
6%
6
Note:
• Biaya investasi dihitung
berdasarkan 164 PSN
• Tidak mencakup PSN yang telah
selesai konstruksi, dalam review,
atau belum selesai estimasi
biaya konstruksi
• Mencakup biaya progam 35,000
MW
1
Sumber: Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)
16 proyek dikeluarkan*
* Proyek yang dikeluarkan dari PSN
karena
tidak
memenuhi
prinsip,
strategi, dan/atau kriteria operasional
dari PSN
16
Deregulasi mendorong iklim investasi dan sektor ekonomi
Paket deregulasi I-XIV memperbaiki ease of doing business dan daya tarik investasi
6 Isu Kebijakan dalam Paket I-XIV:
meningkatkan
tingkat
kompetitif
industri
memperluas
investasi
efisiensi
sektor logistik
meningkatkan
ekspansi
sektor
turisme
ekspor
meningkatkan
Fase selanjutnya dari Paket Kebijakan
berdasarkan isu sektoral dan tematik
daya beli
masyarakat
Progres dari Paket Kebijakan Ekonomi
Sumber: Kemenko Perekonomian
17
Kuliah Umum Universitas Airlangga
Surabaya, 19 Mei 2017
PEREKONOMIAN INDONESIA:
PROSPEK DAN BAURAN KEBIJAKAN
Perry Warjiyo, Ph.D
Deputi Gubernur Bank Indonesia
Download