MARKET BRIEF 2017 HS 6304 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) OSAKA DAFTAR ISI BAB I……………………………………..……………………..…………………….…4 PENDAHULAN…………………………………………………………………………4 1.1. Data Ekspor Produk HS 6304 Jepang………………..…….…….........…………….4 1.2. Data Volume Impor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia……………........……….6 1.3. Data Impor Tekstil dan Produk Tekstil Berdasarkan Negara Tujuan…........……….7 BAB II………………………………………….………………………………………..8 2.1. Karakteristik motif tekstil di Jepang…………………………………........…..…….8 2.2. Spesifikasi Motif Tekstil Jepang……………………………………….......………10 BAB III………………………………………….………………………...……………13 INFORMASI PASAR………………………………………….………...……………..13 3.1. Trend/Style Produk Batik di Jepang………………………………….........……….13 3.2. Prospek Produk Batik di Jepang………………………………….…….........…….14 3.3. Segmentasi Pasar dan Profil Pengguna……………………………………….........14 BAB IV………………………………………….……………………………...………16 INFORMASI PERDAGANGAN……………………………………………...……….16 4.1. Impor Produk HS 6304 di Jepang…………………………………………........….16 4.2. Negara Pemasok……………………………………………………………........…16 4.3. Analisa Pesaing………………………………………….…………………........…17 4.4. Peran Indonesia dalam memasok produk Batik di Jepang…………………........…17 BAB V…………………………………..…………………….…………….....…..……22 STRATEGI………………………………………….…………….………….....…..…..22 BAB VI……………………………………….……………………………..……25 INFORMASI PENTING…………………….………………………...………….25 6.1. TPO dan/atau Kedutaan Jepang di Indonesia………………......………….…25 6.2. Chamber of Commerce di Jepang…………………………………….........…27 6.3. Chamber of Commerce Jepang di Indonesia………………………….....……29 6.4. Asosiasi Produk HS 6304 di Jepang……………………………….....……….30 6.5. Daftar Pameran Produk HS 6304 di Jepang……………........….........……….32 6.6. Perwakilan Indonesia di Jepang………………….........………..…….........….33 BAB I PENDAHULUAN Jepang merupakan negara yang menduduki peringkat ke-7 sebagai negara dengan fashion terbaik berdasarkan survei yang dilakukan kepada kurang lebih 16.000 orang didunia yang terbagi dari 4 (empat) wilayah pada tahun 2016 lalu. Sementara peringkat pertama masih diduduki oleh negara Italia. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat modern yang masih mencintai dan mengaggumi nilai-nilai tradisional dan budaya. Bagi masyarakat Jepang, fashion dan teknologi merupakan kedua hal yang sangat penting yang menjadi perhatian khusus mereka. Market brief kali ini akan membahas mengenai produk dengan kode HS 6304 yang dalam nomenklatur perdagangan internasional termasuk ke dalam kategori "Other furnishing articles, excluding those of heading 9404". 1.1. Data Ekspor Produk HS 6304 Jepang Data diatas menunjukan jumlah ekspor Jepang terhadap produk dengan kode HS 6304 adalah US $ 245,78 Juta selama tahun 2016, menurut database COMTRADE Persatuan Perdagangan Internasional. Negara tujuan utama ekspor Jepang untuk produk tersebut adalah negara Malaysia dengan jumlah 19%, Cina sebesar 16% dan Hongkong 9.0%. Sementara Indonesia, menerima ekspor sebanyak 2.2% untuk produk tersebut. Dari grafik impor dan ekspor Jepang untuk kode HS 6304 diatas menjelaskan bahwa impor Jepang lebih banyak daripada ekspor terhadap produk tersebut. Hal itu dikarenakan, Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki nilai tinggi terhadap produksi suatu produk, sehingga cukup sulit bagi negara lainnya untuk menjadikan negara Jepang sebagai importir utama terutama dalam produk clothing. Pada Market brief kali ini, Batik tekstil Indonesia akan menjadi bahasan utama yang diharapkan dapat menjadi pusat perhatian Jepang terhadap pangsa pasarnya dan menjadi produk bernilai tinggi yang dapat meningkatkan kembali komoditas ekspor tekstil Indonesia yang memiliki penurunan sangat signifikan hingga tahun 2016 lalu. Hingga saat ini, produk batik belum memiliki kode HS tersendiri dalam perdagangan internasional. Namun, data dari www.jetro.go.jp menyebutkan bahwa hingga tahun 2015 batik tekstil merupakan produk impor yang berada dibawah kode HS 6304 berdasarkan IT TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) Batik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata "Batik" adalah batik/ba·tik/ n kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Walaupun kata Batik itu merupakan kata dasar yang digunakan untuk pakaian warisan Indonesia, namun secara umum arti Batik juga bisa disebut sebagai kain bermotif yang dibuat secara khusus. Di Jepang sendiri Batik atau kain bergambar yang pembuatannya memiliki cara khusus sudah sangat umum diproduksi terutama untuk traditional fashion yang bersejarah dan bernilai sangat tinggi, sebagai contoh kain yang digunakan untuk pembuatan Kimono (pakaian tradisional Jepang). Negara Indonesia berpotensi besar untuk mengambil persentase besar dalam ekspor Batik ke negara Jepang karena, Batik Indonesia merupakan Batik yang telah dikukuhkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu, berpeluang besar untuk menjadi sasaran produsen busana di Jepang yang selalu mengutamakan nilai dan kualitas yang tinggi. Menurut data yang dihimpun oleh World Intergrated Trade Solution (WTS) pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat ke-4 (empat) sebagai negara yang menjadi impotir untuk produk tekstil dan clothing dengan total $1.445.350,95. Peringkat pertama hingga ketiga diduduki oleh negara Cina dengan total $22.892.074,10, Vietnam $3.381.619,11 serta Eropa & Timur Tengah sebesar $2.009.438,66. Namun demikian, data yang diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa kinerja ekspor yang pada 2011 mencapai US$13,17 miliar terus merosot hingga hanya US$12,33 miliar pada 2015. Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja impor yang naik dari US$6,52 miliar pada 2011 menjadi US$6,95 miliar pada 2015. Dengan demikian praktis membuat surplus perdagangan TPT terus turun. Sementara itu, Vitnam memiliki kenaikan yang signifikan terhadap ekspor produk tekstil terutama ke negara Eropa dikarenakan Vietnam merupakan negara yang berada dalam Free Trade Agreement (FTA). 1.2. Data Volume Impor Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia Sementara penurunan ekspor produk tekstil berbanding terbalik dengan meningkatnya ekspor Batik Indonesia. Kementerian Perindustrian mencatat nilai ekspor batik Indonesia mencapai 3,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 41 triliun sepanjang 2015 lalu. Jumlah tersebut naik 6,3 persen dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, produk Batik yang memiliki nilai tinggi dapat menjadi acuan baru ekspor tekstil Indonesia, terutama ekspor ke Negara Jepang. 1.3. Data Impor Tekstil dan Produk Tekstil Berdasarkan Negara Tujuan Jepang merupakan negara ke-2 (dua) yang menjadi target ekspor Indonesia untuk tekstil dan produk tekstil. Jepang menjadi pasar ekspor tekstil yang menggiurkan setelah berlaku kerjasama perdagangan Indonesia - Jepang atau Indonesia Jepang Economic Partnership (IJEPA). Dan merupakan negara ke empat yang menjadi tujuan utama ekspor batik Indonesia pada tahun 2015 setelah Amerika, Jerman dan Korea. BAB II POTENSI PRODUK MOTIF TEKSTIL DI JEPANG Dalam bab ini akan dibahas mengenai karakteristik dan spesifikasi produk Tekstil Motif di Jepang berdasarkan nilai kegunaan dan seni yang bernilai tinggi. 2.1 Karakteristik motif tekstil di Jepang Tekstil merupakan salah satu yang telah lama memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Jepang. Penenun dan pengrajin di Jepang menggunakan serat sutra, rami, katun dan serat lainnya, dan berbagai tenunan dan perawatan dekoratif, untuk menghasilkan tekstil dengan desain khas dan memiliki keistimewaan estetika yang luar biasa. Kain katun Jepang merupakan kain yang memiliki karakteristik halus, ringan dan menyerap keringat karena, 100% terbuat dari bahan organik yang tidak memiliki campuran bahan sintetis lainnya. Kain katun Jepang dibuat oleh pabrik dari negara lain yang berlisensi dan telah dipatenkan oleh Jepang. Sekilas kain katun Jepang tidak berbeda dengan kain tekstil lainnya. Namun jika disimak lebih detail, ada beberapa ciri, diantaranya; 1. Memiliki permukaan yang halus www.sakaoenterprise.com 2. Menyerap keringat Jepang memiliki Nano Technology Facric dan Sweat-Blocking Technology dalam memproduksi kain tekstilnya. Sehingga, membuat pemakainya merasa nyaman karena keringat yang dikeluarkan akan segera diserap dan tidak timbul dipermukaan pakaian. http://www.nanodri.jp 3. Memiliki Watermark Inilah salah satu yang membuat produk Jepang unggul di pasar dunia. Kualitas yang baik dan tentunya label yang menyatakan bahwa produk tersebut berlisensi dan memiliki hak paten, hingga saat ini menjadi produk yang sangat bernilai tinggi. 4. Harga yang dipasarkan relatif mahal dibanding kain tekstil motif lainnya 2.2. Spesifikasi motif tekstil Jepang Sub bab ini akan menjelaskan 2 (dua) spesifikasi produk tekstil motif dan katun berdasarkan 6 (enam) digit turunan dari kode HS 6304 yang mana kode tersebut merupakan kode HS untuk produk Batik Indonesia yang di impor Jepang. a. HS 630291 (Knitted or Crocheted) ‐Tenun Jenis tenun adalah kain yang paling banyak ditemui di Jepang, terlepas dari serat yang digunakan, adalah tenunan tenun Tenun weaving, damask dan anyaman bermotif lainnya, dan brokat. Kain sutra dimaksudkan untuk digunakan dalam Kimono dimana elemen dekoratif utama diikat dengan benang atau diikat dengan dahan daripada tenunan atau bordir biasanya dibuat dengan tenunan polos atau tenunan damask. Pakaian dati tekstil motif ini masih sangat sering dijumpai di Jepang baik itu digunakan untuk upacra pernikahan, minum teh, cultural event atau saat kelulusan para mahasiswa di Jepang. Pakaian motif tekstil jenis tenun ini terbilang paling mahal dikarenakan setiap detail pembuatan menggunakan teknologi tinggi dan bahannya pun merupakan bahan organik tanpa campuran. b. HS 630499 (Not Knitted or Crocheted, of Other Textile Material): -Dyeing Textile (Tekstil Motif Celup) Sebagian besar keindahan khas tekstil Jepang bergantung pada penggunaan teknik pencelupan, resistif, shaped-resist, dan ikat, serta teknik komposit yang menggunakan dua atau lebih metode. Metode paste-resist meliputi pewarnaan stensil dan pewarnaan bebas. Kain ini biasanya digunakan sebagai fashion masa kini pemuda/i Jepang bahkan seluruh mancanegara terutama orang-orang yang mencintai dunia seni dan juga sebagai hiasan dinding yang unik dan bernuansa Jepang. c. 630419 (HS Codes of Other) - Motif Sulaman Sulaman Sashiko adalah bentuk jahit tangan yang sangat tua dengan menggunakan jahitan sederhana. Kata Jepang Sashiko berarti "tusukan kecil". Saat ini, teknik jahitan ini sering digunakan untuk tujuan dekoratif murni dalam quilting dan bordir. 2.1. Gambar contoh Sulaman Sashiko Sulaman Jepang (nihon shishu in Japanese) adalah teknik bordir yang terjadi lebih dari seribu tahun. Menggunakan pola yang rumit, benang sutra dan emas, dan motif simbolis tradisional bekerja pada kain sutera halus. Pada tahap awal, bordir Jepang hanya digunakan untuk menghias barang yang digunakan selama upacara keagamaan. 2.2. Contoh Gambar Sulaman Jepang (nihon shishu in Japanese) BAB III INFORMASI PASAR Bab ini memiliki 4 (empat) sub-bab yang masing-masing akan menjelaskan berkenaan dengan potensi pasar untuk produk batik tekstil yang termasuk ke dalam HS 6304 Other furnishing articles, excluding those of heading 9404 dan termasuk ke dalam produk kreatif yang diperkirakan akan menembus pasar Jepang lebih baik setiap tahunnya. 3.1. Trend/Style Produk Batik di Jepang Belakangan ini salah satu brand ternama asal Jepang yang juga menjadi salah satu brand favorite di Indonesia, baru saja merilis produk baru yang hanya disebar di 5 (lima) cabang di Jepang. Dengan demikian, keindahan Batik menjadi salah satu objek bagi beberapa negara di dunia yang menjadi penggemarnya. Nilai ekonomi Batik juga tinggi terlihat dari ekspor Batik pada tahun 2015 yang mencapai USD 3,1 miliar atau mencapai hampir Rp 41 triliun. Angka itu tumbuh 6,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pasar ekspor utama Batik adalah Jepang, Amerika Serikat, Eropa dan terus meluas. http://www.mr-mag.com 3.2. Prospek Produk Batik di Jepang Bagi sebagian masyarakat Jepang, keindahan dan seni merupakan unsur utama dalam penampilan. Tidak terkecuali dalam melestarikan sebuah budaya tradisional. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang hingga saat ini masih menerapkan adat istiadat baik dalam berpakaian pada hari atau upacara tertentu, maupun dalam tata krama. Batik Indonesi merupakan sebuah warisan Bangsa yang hingga saat ini masih banyak digemari banyak khalayak dalam maupun luar negeri. Kombinasi Batik yang tidak hanya dapat dipakai pada acara tertentu saja, tetapi juga sebagai fashion terkini. Akhir-akhir ini, masyarakat Jepang terutama pemerhati fashion dan seni semakin penasaran dengan Batik Indonesia, sehingga banyak dari mereka yang memperdalam pengetahuan tentang Batik. Beberapa dari mereka merasa bahwa sejarah Batik merupakan cerita yang dapat menjadikan Batik sebuah "harta" Negara Indonesia. Selain itu, trend Batik juga tidak hanya tertuju pada sebuah tradisi saja, melaikan bisa dipakai sebagai pakaian casual. Beberapa dari designer Jepang, kerap membeli kain Batik Indonesia dengan jumlah yang cukup banyak untuk dibuat kreasi yang dipadu padankan dengan kain tradisional Jepang. Melihat respon yang sangat baik dari masyarakat Jepang, Indonesia bisa optimis menjadikan Batik sebagai clothing yang mendunia. Semakin banyak orang tahu mengenai sejarah dan cara pembuatannya, maka akan semakin banyak orang yang tertarik terhadap Batik. 3.3. Segmentasi Pasar dan Profil Pengguna Tidak jauh beda dengan pakaian tradisi Jepang yaitu Kimono, Batik merupakan kain bermotif yang dapat dipakai dalam suasana apapun. Berbeda halnya dengan Kimono yang hanya digunakan pada acara-acara tertentu dan memiliki cara unik yang tidak setiap orang dapat memakainya sendiri. Masyarakat Jepang umumnya menjadikan Batik sebagai oleh-oleh berkunjung ke Indonesia dan memakainya pada saat musim panas karena kebanyakan bahan kain Batik merupakan kain yang sangat nyaman dipakai saat musim panas. www.pinterest.com Adapun tren fashion Harajuku yang lahir tepat di pusat kota Tokyo di daerah yang bernama Harajuku atau Harajuku Street. Tren ini memang sangat dikenal diseluruh penjuru dunia. Anak-anak remaja yang berkumpul dengan berpakain sedikit tidak biasa karena mencampurkan segala warna dan model fashion, menjadikan Harajuku sebagai gaya berbusana yang unik. Batik juga menjadi salah satu yang sering menjadi campuran dari berbusana ala Harajuku. BAB IV INFORMASI PERDAGANGAN Bab ini membahas informasi tentang kegiatan dan kebijakan perdagangan produk Batik tekstil di Jepang. 4.1. Impor Produk HS 6304 di Jepang Produk dengan kode HS 6304 mencapai US $ 3,42 Miliar pada tahun 2016, menurut database COMTRADE Persatuan Perdagangan Internasional. Pencapaian tersebut merupakan penurunan jumlah impor produk HS 6304 dari tahun-tahun sebelumnya. Penurunan jumlah impor Jepang ini salah satunya disebabkan oleh penurunan ekonomi global yang diperkirakan akan terus memburuk hingga 2018 mendatang. Menurut data yang di himpun www.trhdingeconomics.com menyatakan bahwa hingga tahun 2016 lalu, Cina menjadi eksportir terbesar pertama sebanyak 77%, disusul oleh Vietnam 10% dan Indonesia berada diperingkat ketiga dengan persentase 2.1% untuk produk dengan kode HS 6304. Dengan demikian, potensi Indonesia untuk menjadi importir pertama produk tekstil masih sangat jauh bersaing dengan kedua negara tersebut terutama Cina. 4.2. Negara Pemasok 4.2. Data Impor HS 6304 Berdasarkan Negara Cina dan Vietnam memegang peran besar dalam ekspor tekstil ke Negara Jepang selain harganya yang lebih murah, ketiga negara ini masing-masing memiliki Trade Agreement yang mana akan saling menguntungkan untuk keduanya dari beberapa sektor perdagangan. 4.3. Analisa Pesaing Negara Cina dan Vietnam yang menduduki posisi pertama dan kedua sebagai produk dengan kode HS 6304 lebih mendominasi pada produk tekstil biasa yang tidak memiliki ciri khas unik ataupun warisan negaranya. Akan tetapi, untuk produk tekstil jenis Batik, Indonesia tetap menjadi urutan pertama sebagai eksportir Batik ke Jepang. Hal utama yang menjadikan kedua negara tersebut sebagai eksportir utama karena, harga yang ditawarkan jauh lebih murah daripada Indonesia. Ini berlaku bagi semua sektor, kedua negara tersebut memiliki upah minimum yang cukup rendah dibanding Indonesia, dengan demikian, harga yang ditawarkan kepada negara lain cukup lebih rendah. Perkembangan ekspor Batik ini diharapkan dapat menjadi penopang ekspor tekstil yang selama ini mengalami penurunan besar disetiap tahunnya. 4.4. Peran Indonesia dalam memasok produk Batik di Jepang 4.4.1 Kekuatan dan Kelemahan Indonesia Indonesia memiliki produk tekstil motif atau Batik yang sudah mendapatkan penghargaan dari UNESCO sebagai warisan budaya. Ini dapat menjadi nilai tambah bagi Indonesia untuk melebarkan Industri Batik. Hingga saat ini, Negara tujuan dengan nilai ekspor batik terbesar adalah Amerika Serikat, dengan nilai mencapai 81,38 juta dollar AS atau porsi ekspor mencapai 43,35 persen. Amerika memilih Batik Indonesia karena, memiliki banyak motif dan jenis yang berbeda. Juga karena, melihat pembuatan Batik yang sangat unik dan menarik. Kemampuan Indonesia untuk dapat meningkatkan daya beli Batik terhadap Jepang juga bukan tidak mungkin. Kenaikan daya ekspor yang terus menerus naik, ketertarikan para designer Jepang untuk mengkolaborasikan Batik dengan kain Jepang lainnya. 4.4.2. Regulasi Impor a. Kebijakan impor produk HS 6304 di Jepang Penjualan produk dan bahan pakaian di Jepang dibawahi oleh Undang-undang the Act Against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations, Act on Conservation of Endangered Species of Wild Fauna and Flora (Species Conservation Act), Household Goods Quality Labeling Act, Act for the Control of Household Products Containing Harmful Substances, and the Act on Specified Commercial Transactions. -The Act Against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations Undang-undang tersebut melarang adanya pemalsuan label dan kualitas produk. Importir atau pengecer diminta untuk mengajukan alasan yang masuk akal untuk membuktikan bahwa pelabelan tersebut tidak "improper" Jika mereka tidak dapat melakukannya, klaim tersebut dianggap sebagai bentuk pelabelan yang tidak benar. Pelabelan yang tidak jelas atau membingungkan yang membuat sulit untuk membedakan negara asal sebenarnya juga dilarang sebagai bentuk pelabelan yang tidak benar. Negara asal didefinisikan sebagai "negara di mana perlakuan atau proses mempengaruhi perubahan substansial terhadap substansi barang yang dibuat." Negara asal mengacu pada negara dimana tenun dilakukan dalam kasus apparels. Hal yang paling penting adalah agar pelabelan mudah dipahami oleh konsumen, jadi jika proses pembuatannya mencakup banyak negara, maka labelnya harus menyatakannya. -Act on Conservation of Endangered Species of Wild Fauna and Flora (Species Conservation Act) Undang-undang tersebut menetapkan kerangka hukum untuk melindungi spesies yang dianggap dalam bahaya kepunahan. Organ tubuh seperti kulit binatang dan barang jadi hewan mereka mungkin tidak dijual atau dipindahkan ke Jepang jika hewan tersebut ditunjuk sebagai spesies yang diidentifikasi secara khusus untuk perlindungan. Namun, spesies yang dibesarkan untuk tujuan komersial dapat didistribusikan di Jepang, dengan syarat prosedur pendaftaran yang benar dengan Menteri Lingkungan Hidup. Prosedur pendaftaran berlangsung dengan Japan Wildlife Research Center, sebuah organisasi pendaftaran yang secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup. -Household Goods Quality Labeling Act Undang-undang tersebut menetapkan format dan isi label kualitas untuk produk yang dirancang untuk penggunaan rumah tangga sehari-hari. Itu tujuannya adalah untuk melindungi keuntungan konsumen dengan memberikan informasi yang membantu mereka memilih produk dan menginformasikannya tentang cara menggunakan produk dengan benar. Sebagian besar produk dari kategori ini seperti barang dari pakaian jadi, tas, dan alas kaki harus ditampilkan dalam label informasi spesifik item yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Ini tidak selalu berlaku untuk semua produk pakaian jadi. Importir atau reseller harus memastikan apakah barang yang akan diimpor masuk dalam daftar komoditas yang diatur. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Divisi Keamanan Produk, Biro Kebijakan Perdagangan dan Informasi, Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri. -Act for the Control of Household Products Containing Harmful Substances Undang-undang melarang kandungan zat berbahaya (mis., Formalin, dieldrin) agar tidak terdeteksi lebih tinggi dari padaBatas atas dalam produk rumah tangga seperti barang dari pakaian jadi dan tas. Produk tekstil yang ditunjuk dengan kandungan formaldehida 75 ppm atau lebih besar mungkin tidak dijual di Jepang. Selanjutnya, formaldehid tidak boleh terdeteksi dalam konsentrasi terukur bila digunakan dalam pakaian untuk bayi berusia dua tahun atau kurang. Persyaratan ini juga berlaku untuk produk impor. -Act on Specified Commercial Transactions Menjual "produk, hak, atau layanan tertentu" kepada konsumen umum melalui "transaksi komersial tertentu"Seperti penjualan surat pesanan atau penjualan dari pintu ke pintu tunduk pada ketentuan Undang-Undang tentang Transaksi Komersial Tertentu. Transaksi komersial tertentu yang berlaku meliputi 1) penjualan door-to-door; 2) penjualan mail order; 3) penjualan telemarketing, 4) transaksi pemasaran multilevel [pemasaran jaringan dari mulut ke mulut / rujukan]; 5) penawaran layanan kontinyu; Dan 6) peluang bisnis terkait transaksi penjualan. Penjualan surat pesanan meliputi penjualan internet dan iklan melalui e-mail. Untuk memberikan informasi yang akurat kepada konsumen, dalam penjualan surat pesanan, operator diminta untuk mencantumkan informasi berikut dalam iklan mereka: (1) harga jual, (2) jangka waktu dan metode pembayaran, (3) tanggal pengiriman, (4) klausul terkait dengan sistem pengembalian (5) nama, (6) alamat dan nomor telepon operator. Undang-undang tersebut juga melarang iklan yang berisi pernyataan palsu atau berlebihan. www.jetro.go.jp BAB V STRATEGI Indonesia meripakan Neraga yang dikaruniai banyak kekayaan alam dan warisan kebudayaan, berpotensi tinggi untuk menjadi salah satu importir utama negara Jepang terutama dalam kategori produk kreatif. Namun demikian, ekspor produk Indonesia memiliki banyak sekali hambatan terutama dalam kestabilan sistem produksi. Berikut adalah beberapa hambatan dan strategi yang bisa menunjang perbaikan ekspor ke negara Jepang. 1. Komitmen terhadap konsumen Jepang merupakan negara yang sangat prosedural dalam kegiatan impor barang. Tidak jarang banyak sekali barang impor yang dihancurkan setibanya di customs Jepang. Hal tersebut dikarenakan pelanggaran komitmen antara kedua belah pihak negara. Negara Jepang merupakan salah satu Negara maju dengan nilai impor dunia mencapai rata-rata US$ 331,944.12 juta/tahun. Untuk memasuki pasar Jepang tidak semudah jika dibandingkan ekspor ke nagara maju atau negara berkembang lainnya. Jepang dengan karakteristik pasarnya yang khas, sering dirasakan sebagai hambatan bagi pengusaha eksportir Indonesia dalam memasuki pasar Jepang. Untuk itu, perlu diperhatikan dan dilakukan penanganan khusus bagi siapa saja eksportir dari Indonesia yang telah dipercaya Jepang untuk mengirim produknya. 2. Perumusan Strategi Ekspor Sebelum melakukan ekspor ke negara Jepang, tentunya strategi untuk memasuki pasar harus sangat diperhatikan mulai dari harga pesaing, kualitas barang setiap negara pesaing, output yang dapat diterima Jepang, pangsa pasar dan tujuan utama pemasaran produk (wilayah, usia dan harga yang sesuai dengan kualitas produk). Hingga tahun 2016, Jepang mengalami penurunan demografi pada usia produktif. Hal itu bisa menjadi acuan utama penyebaran produk Indonesia. Menurut perkiraan 2014, 33,0% populasi Jepang di atas usia 60, 25,9% berusia 65 atau lebih, 12,5% berusia 75 atau lebih. Orangorang berusia 65 dan lebih tua di Jepang memberi kontribusi seperlima dari total populasi, diperkirakan mencapai sepertiga pada tahun 2050. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa total populasi Jepang yang mendominasi yaitu usia diatas 60 tahun. Bisa kita ketahui bagaimana masyarakat Jepang terutama yang berusia sekitar 60 s/d 70 tahun sangat mencintai produk seni tradisional dan bernilai tinggi. Ini bisa menjadi tujuan utama pemasaran produk batik Indonesia. 3. Metode Pemasaran Setelah kita menentukan tujuan utama pemasaran produk seperti pada poin nomor 2 (dua), metode pemasaran produk sudah dapat ditentukan. Jika target ekspor adalah masyarakat Jepang yang berusia produktif 15 s/d 64 tahun, maka ada 2 (dua) metode yang dapat dilakukan yaitu; 1) Generasi Milenial yang lahir dalam rentan waktu 1980 hingga awal 2000 merupakan generasi yang sangat umum untuk menggunakan media sosial. Untuk itu, electronic marketing bisa menjadi cara yang paling tepat untuk memasarkan produk. Selain itu bisa juga dengan cara pengenalan produk disetiap institusi pendidikan dengan mengusung tema "Indonesia Cultural Event". 2) Mengikuti pameran kebudayaan serta melibatkan beberapa designer kenamaan Jepang untuk turut mengapresiasi karya Indonesia. 4. Sosialisasi kepada Produsen Produk Indonesia masih menjadi produk yang cukup sulit masuk ke pasaran Jepang, dikarenakan teknologi pembuatan produk masih manual, sehingga kesamaan produk dan tekstur pembuatan kerap kali berbeda. Ini salah satu hal utama yang membuat pengusaha Jepang megurungkan niatnya untuk membawa produk Indonesia ke Jepang. Dengan demikian, pemerintah Indonesia dapat membantu para pelaku UKM untuk lebih bisa mewujudkan dan menciptakan produk berdasarkan permintaan konsumen dalam hal ini yang merupakan Jepang. 5. Perbaikan Transportasi Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam menopang ekonomi negara. Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2014 mencatat populasi UKM sebanyak 42,5 juta usaha atau 99,9 persen dari keseluruhan pelaku bisnis di Tanah Air. Kontribusinya juga signifikan dalam menyerap tenaga kerja, yaitu 99,6 persen. Sedangkan kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 56,7 persen. Akan tetapi, hambatan yang dimiliki pelaku UKM terutama masalah transportasi menjadi hal yang cukup besar. Jarak yang merka tempuh untuk memasarkan suatu produk hingga bisa sampai di tangan pengusaha luar negeri itu cukup berat sehingga tidak jarang dari mereka mengurungkan niat untuk bisa go high dengan potensi besar yang mereka miliki. Untuk itu, diharapkan pemerintah bisa memberi perhatian khusus terhada hal tersebut dan lebi mensubsidi para produsen. 6. Tenaga Potensial Sebagian produsen Indonesia terutama para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) lebih banyak mengandalkan pengetahuan mereka mengenai pembuatan suatu produk berdasarkan pada "warisan" yang mereka dapat. Jarang diantara mereka mmenganalisis keadaan pasar yang tidak jarang dibutuhkan dalam meningkatkan kestabilan daya jual. Produsen yang berpotensi tinggi akan menghasilkan produk dengan kualitas baik. Untuk itu, perlu diadakannya sosialisasi rutin guna meningkatkan pengetahuan dan kecakapan produsen dalam membuat suatu produk. Sosialisasi ini bisa dilakukan oleh para peneliti pasar Jepang yang sahat paham dengan keadaan serta pangsa pasar negara Jepang ataupun dengan para ahli yang bergerak khusus dibidang kain, tekstil dan teknologi. BAB VI INFORMASI PENTING 6.1. TPO dan/atau Kedutaan Jepang di Indonesia -Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar: ISHII Masafumi Jl. M.H. Thamrin 24 Jakarta Pusat (10350), INDONESIA Telephone: +62-21 3192-4308 (hunting system) FAX: +62-21 3192-5460 +62-21 315-7156 (Bagian Konsulat) www.id.emb-japan.go.jp/ -Bagian Konsuler Kedutaan Besar Jepang di Jakarta Jl. M.H. Thamrin No. 24, Jakarta 10350, INDONESIA Telephone: (021) 3192-4308 FAX : (021) 315-7156 Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) : Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung www.id.emb-japan.go.jp/ -Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, INDONESIA Telephone: (031) 503-0008 FAX: (031) 503-0037, 502-3007 (Visa) http://www.surabaya.id.emb-japan.go.jp/ Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) : Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan -Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar Jl. Raya Puputan No.170, Renon, Denpasar, Bali, INDONESIA Telephone: (0361) 227-628 FAX: (0361) 265-066 http://www.denpasar.id.emb-japan.go.jp/ Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur -Konsulat Jenderal Jepang di Medan Sinar Mas Land Plaza (Wisma BII), 5th floor Jl. Pangeran Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, INDONESIA Telephone : (061) 457-5193 FAX : (061) 457-4560 http://www.medan.id.emb-japan.go.jp/ Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) : Aceh Nangroe Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau -Kantor Konsuler Jepang di Makassar Gedung Wisma Kalla Lantai 7 Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 8-10, Makassar, INDONESIA Telephone: (0411) 871-030 FAX: (0411) 853-946 http://www.surabaya.id.emb-japan.go.jp/makassar/ Wilayah Yurisdiksi (wilayah kerja) : Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua (Irian Jaya), Papua Barat 6.2. Chamber of Commerce di Jepang Japanese National Committee of the Int'l Chamber of Commerce Room 311, Tosho Bldg 2-2 Marunouchi 3-chome Chiyoda-ku, Tokyo 100 Japan T: (813) 3213 8585 F: (813) 3213 8589 Japan Chamber of Commerce and Industry 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku Tokyo 100 Japan T: (813) 3283 7851 F: (813) 3216 6497 www.jcci.or.jp Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T: (813) 3283 7523 F: (813) 3216 6497 www.tokyo-cci.or.jp/ Fukuyama Chamber of Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City Hiroshima-Prefecture 720- 0067 Japan T: (818) 4921 2345 F: (818) 4922 0100 www.fukuyama.or.jp/e Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T: (818) 2222 6610 F: (818) 2211 0108 www.hiroshimacci.or.jp/ Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T: (814) 4211 4111 F: (814) 4211 4118 www.kawasaki-cci.or.jp Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa- Japan T: (817) 5212 6450 F: (817) 5255 0428 www.kyo.or.jp/kyoto/e/ agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T: (819) 8938 8022 F: (819) 8938 2755 www.okinawacci.or.jp Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037 Japan T: (817) 4962 2500 F: (817) 4962 8001 www.nagahama.or.jp Sakaki Chamber of Commerce and Industry Oaza Sakaki 10051, Sakaki-machi, Hanishina-gun 389-0601 Japan T: (812) 6882 3351 F: (812) 6882 8228 www.sakaki.com/cci/ Sapporo Chamber of Commerce & Industry Nishi 2-chome, Kita 1-jo Chuo-ku Sapporo 060-8610 Hokkaido T: (811) 1231 1122 F: (811) 1231 1078 www.sapporo-cci.or.jp/ Toyama Chamber of Commerce and Industry 1-3 Sogawa 2 Chome, Toyama city, Toyama 930-0083 Japan T: (817) 6423 1111 F: (817) 6423 1114 www.ccis- toyama.or.jp/toyama 6.3. Chamber of Commerce Jepang di Indonesia INDONESIA JETRO JAKARTA Summitmas I, 6th Floor, JI. Jend. Sudirman Kav. 61-62, Jakarta 12190, INDONESIA Tel:62-21-5200264 Fax:62-21-5200261 https://www.jetro.go.jp/indonesia/ 6.4. Asosiasi Produk HS 6304 di Jepang -Japan Textile Federation 3-1-11 Nihonbashi-honcho, Chuo-ku, Tokyo 103-0023 TEL 03-3270-8192 FAX 03-3270-8194 http://www.jtf-net.com/english/list.htm -Japan Chemical Fibers Association (JCFA) Offices : TOKYO 7th Fl.,Sen-i Kaikan, 3-1-11,Nihombashi-Honcho,Chuo-ku,Tokyo 103-0023 Tel: 81-3-3241-2311 Fax: 81-3-3246-0823 OSAKA 6th Fl., Mengyou Kaikan, 2-5-8, bingo-machi, Chuo-ku, Osaka 541-0051 Tel: 81-6-6231-6781 / Fax: 816-6223-1790 www.jcfa.gr.jp -Japan Textile Finishers' Association TOKYO Senshoku Kaikan 4-4 Chiyoda-ku Tokyo 102-0081 Director: Mr.T.Yoshida Tel:+81-3-3262-7211 Fax:+81-3-3262-7216 Email: [email protected] www.nissenkyo.or.jp OSAKA THE TEXTILE EXPORTERS HOUSE 7F 3-4-9 Bingomachi Chuo-ku Osaka 541-0051 Director: Mr.H.Araki Tel:+81-6-4963-2315 Fax:+81-6-4963-2319 Email:[email protected] www.nissenkyo.or.jp -The Japan Textiles Importers Association TOKYO 1-7-14,Nihonbashi Honcho, Chuo-ku Tokyo, Japan, 103-002 Tel: +81-3-3270-0791 Fax: +81-3-3243-1088 Transportation: 7-minute walk from A1 or A4 exit of Mitsukoshimae Sta. Subway Ginza Line or Hanzomon Line OSAKA 6th Floor, Yushutu Sen-i Kaikan, 3-4-9, Bingomachi, Chuo-ku, Osaka City , Japan, 541-0051 Tel: +81-6-6202-5575 Fax: +81-6-6202-5585 Transportation: 3-minute walk from No.1exit of Honmachi Sta. Subway Midosuji Line www.jtia.or.jp -Japan Textile Evaluation Technology Council HEAD OFFICE Shiga Building 12-9, Nihombashi Kodemmacho, Chuo-ku, Tokyo, 103-0001 Japan OSAKA BRANCH 1-6-6, Higashi-temma, Kita-ku, Osaka, 530-0044 Japan www.sengikyo.or.jp 6.5. Pameran Produk Batik/Tekstil di Jepang -3rd Textile Tokyo [email protected] TEL:+81-3-3349-8508 FAX:+81-3-3344-2400 18F Shinjuku-Nomura Bldg., 1-26-2 Nishishinjuku, Shinjuku-ku, Tokyo 163-0570, Japan www.textile-expo.jp -The Japan Imported Textiles Agency Council (JITAC) OFFICE [email protected] Address 3-6-12-405, Awajimachi, Chuo-ku, OSAKA, JAPAN 541-0047 TEL. 06-6228-6229 FAX. 06-6228-6209 www.jitac.jp 6.6. Perwakilan Indonesia di Jepang KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA (KBRI) 5-2-9 Higashigotanda, Shinagawa-Ku, Tokyo 141-0022, Japan. TEL: (03) 3441-4201 FAX: 03-3447-1697 Hotline (Emergency Only) +81-80-3506-8612 http://kbritokyo.jp KONSULAT JENDRAL REPUBLIK INDONESIA (KJRI) OSAKA Nakanoshima Intes Building 22F 6-2-40 Nakanoshima, Kita-ku Osaka 530-0005 TEL: 06-6449-9898 ( SENTRAL ) FAX: 06-6449-9892 ( SENTRAL, PASPOR/VISA, ADMINISTRASI ) FAX: 06-6449-9893 ( SEKRETARIAT ) EMAIL: [email protected] http://www.indonesia-osaka.org INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER (ITPC) OSAKA 〒540-6302 Osaka-shi Chuo-ku Castle District 1-3-7 Matsushita IMP Building 2F Nagahori Tsurumi Greenland Line, Osaka Business Park Station Exit 4 TEL: 06-6947-3555 FAX: 06-6947-3556 http://itpc.or.jp