BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kematian ibu pada umumnya dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara (Saifuddin 2009, h.7). Kematan ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil atau dalam 42 hari setelah akhir kehamilan, tanpa melihat usia dan letak kehamilannya, yang diakibatkan oleh sebab apapun yang terkait dengan atau diperburuk oleh kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh insiden atau kecelakaan (Kemenkes RI 2013). Angka kematian ibu di Indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup (WHO 2014). Hal ini meningkat dari AKI tahun 2013 yaitu 190 per 100.000 kelahiran hidup (WHO 2013). Angka kematian ibu di Jawa tengah pada tahun 2014 mencapai 126.55/100.000 Kelahiran hidup. Hal ini meningkat dari AKI pada tahun 2013 yaitu 118.62/100.000 Kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2015). Penyebab Kematian ibu dibedakan menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Penyebab kematian langsung yaitu perdarahan (25% biasanya perdarahan pasca persalinan) dan partus macet (8%) (Saifuddin 2009, h.54). Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil (lingkar/lengan atas kurang dari 23,5 cm) sebanyak 30% (Saifuddin 2008, h.6). Kekurangan energi kronis menyebabkan perdarahan 1 2 setelah persalinan dan persalinan sulit dan lama yang merupakan penyebab kematian langsung pada ibu (Pramono 2013, h.72). Prevalensi Kekurangan energi kronis ibu hamil berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2013) di Indonesia yaitu 20,8%, untuk wilayah Jawa Tengah yaitu 24,0% (Kemenkes RI 2013). Kurang energi kronis di interprestasikan dengan batas ambang Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah kurang dari 23,5 cm (Astuti 2012, h.130). Aminin (2014, h.171) mengatakan ibu hamil dengan KEK 88,9% beresiko untuk mengalami anemia. Menurut World Health Organization (WHO) anemia pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai risiko 2,009 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23 cm (Kristiyanasari 2010, h.68). Bila bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak (Pramono 2013, h.73). Kehamilan serotinus dalam kenyataanya mempunyai pengaruh terhadap perkembangan janin sampai kematian janin. Ada janin yang dalam masa kehamilan 42 minggu atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang tidak bertambah, ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Kurang sempurnanya pertumbuhan janin dalam kandungan akibat plasenta yang tidak berfungsi dengan baik, sehingga janin tidak tumbuh 3 seperti biasa. Hal ini dapat terjadi pada beberapa keadaan seperti gangguan gizi. Sekitar 3,4-14% atau rata-rata 10% kehamilan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih (Saifuddin 2009, hh.685-686). Menurut Wijayanti (2010) angka kematian dalam kehamilan serotinus lebih tinggi 5-7% dibandingkan dengan kehamilan cukup bulan. Dampak kehamilan serotinus dapat berupa perdarahan pasca persalinan karena penggunaan oksitosin untuk akselerasi atau induksi (Saifuddin 2008, h.305). Menurut Wijayanti (2010) kehamilan serotinus pada bayi berisiko 33,4% mengalami asfiksia dan 14,7% mengalami gawat janin. Berdasarkan data yang didapat penulis dari Dinas Kesehatan Kabupaten pekalongan 2015, selama 1 tahun terakhir yaitu data dari bulan Januari-November 2015 didapatkan bahwa di Kabupaten Pekalongan mempunyai 12.364 sasaran ibu hamil dan diantara ibu hamil tersebut 1,06% (131 orang) hamil dengan KEK serta 0,25% (32 orang) hamil dengan serotinus. Sedangkan berdasarkan data yang didapat penulis dari Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan 2015, selama 1 tahun terakhir yaitu data dari bulan Januari-Desember 2015 didapatkan bahwa di Puskesmas Buaran mempunyai 1.088 sasaran ibu hamil dan diantara ibu hamil tersebut 5,79% (63 orang) hamil dengan KEK dan 1,28% (12 orang) ibu hamil yang beresiko mempunyai komplikasi obstetrik seperti Serotinus. Sedangkan untuk jumlah persalinan di RSI Muhammadiyah Pekajangan selama bulan Januari sampai Februari 2016 yaitu sebanyak 191 persalinan, persalinan dengan kasus serotinus sebanyak 25 kasus atau 13%. 4 Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengambil judul dan memberikan asuhan kebidanan, sehingga agar tidak terjadi resiko. Maka penulis mengambil judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.M di Desa Coprayan Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Pekalongan Tahun 2016” B. RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka di peroleh rumusan masalah sebagai berikut “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.M di Desa Coprayan Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Pekalongan tahun 2016?” C. Ruang Lingkup Dalam pembuatan laporan tugas akhir ini penulis membatasi studi kasus hanya pada asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.M di Desa Coprayan Wilayah Kerja Puskesmas Buaran dan dilakukan asuhan kebidanan mulai tanggal 08 Januari 2016 sampai 04 Mei 2016. D. Penjelasan Judul Untuk menghindari adanya kesalahpahaman tentang laporan tugas akhir ini, maka penulis menjelaskan tentang : 1. Asuhan kebidanan komprehensif Asuhan kebidanan adalah asuhan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi dan neonatus dimana seorang bidan dengan penuh tanggung 5 jawab wajib memberikan asuhan yang bersifat menyeluruh dalam kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan neonatus. 2. Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan Adalah puskesmas milik Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang berada di Wilayah Kerja Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan. E. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melakukan asuhan kebidanan pada Ny.M secara komprehensif sesuai dengan manajemen kebidanan, kompetensi, kewenangan bidan serta pendokumentasian yang benar di Desa Coprayan Wilayah Kerja Puskesmas Buaran tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan KEK dan serotinus Ny.M di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran tahun 2016. b. Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal Ny.M di RSI Muhammadiyah Pekajangan. c. Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal Ny.M di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran tahun 2016. d. Dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dan neonatus normal Ny.M di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran tahun 2016. 6 F. Manfaat Penulisan 1. Bagi penulis Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan KEK dan serotinus, bersalin normal, nifas normal, bayi baru lahir normal dan neonatus normal pada Ny.M. 2. Bagi Bidan Dapat meningkatkan pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan KEK dan serotinus, bersalin normal, nifas normal, bayi baru lahir normal dan neonatus normal pada Ny.M di Desa Coprayan Wilayah Kerja Puskesmas Buaran. 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. G. Metode Penulisan Adapun teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data yaitu : 1. Wawancara Wawancara adalah perbincangan terarah dengan cara tatap muka untuk mendapatkan data subjektif dari Ny.M secara lisan atau tanya jawab. 7 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik adalah proses untuk mendapatkan data objektif dengan cara pemeriksaan secara langsung kepada Ny.M. a. Inspeksi Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis kepada Ny.M dengan cara melihat kondisi fisik klien seperti pemeriksaan wajah, mata, hidung, telinga, abdomen dan ekstermitas. b. Palpasi Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis kepada Ny.M dengan cara meraba seperti pemeriksaan leher, payudara dan palpasi leopod. c. Auskultasi Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis kepada Ny.M dengan cara mendengarkan suara di dalam tubuh seperti pemeriksaan denyut jantung janin dengan menggunakan alat doppler, memastikan kondisi organ dalam thoraks menggunakan stetoskop. d. Perkusi Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis kepada Ny.M dengan cara melakukan pukulan langsung ke permukaan tubuh seperti pemeriksaan punggung dan reflek patella. 8 3. Pemeriksaan penunjang a. Darah Pemeriksaan darah yang dilakukan oleh penulis kepada Ny.M adalah golongan darah dan kadar hemoglobin. Pemeriksaan golongan darah dilakukan untuk mengetahui golongan darah Ny.M jika sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah dan pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko kehamilan yaitu anemia. Pemeriksaan Hb pada Ny.M selama kehamilan trimester 3 dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada usia kehamilan 31 minggu, 35 minggu, 39 minggu dan 1 kali pada masa nifas bertujuan untuk mendeteksi anemia pada masa nifas. Pemeriksaan Hb pada Ny.M menggunakan Hb sahli. b. Urine 1) Pemeriksaan urin reduksi Pemeriksaan urin reduksi pada Ny.M untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin. Pemeriksaan urin reduksi pada Ny.M dilakukan sebanyak 2 kali selama kehamilan yaitu usia kehamilan 31 minggu dan 42 mingu. 2) Pemeriksaan protein urin Pemeriksaan protein urin pada Ny.M untuk mengetahui kadar protein dalam urin. Pemeriksaan protein urin pada Ny.M dilakukan sebanyak 2 kali selama kehamilan pada usia kehamilana 31 minggu dan 42 minggu. 9 4. Studi dokumentasi Studi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersangkutan dari catatan bidan dan buku KIA. H. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan laporan tugas akhir yaitu sebagai berikut : BAB 1 Pendahuluan Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, penjelasan judul, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teori Teori dari konsep kehamilan, kekurangan energi kronis, serotinus, persalinan, nifas normal, neonatus, kaput suksedaenum, rujukan, konsep dasar manajemen kebidanan, landasan atau dasar hukum, standar pelayanan kebidanan dan kompetensi bidan di Indonesia. BAB III Tinjauan Kasus Terdiri dari uraian pengkajian, asuhan dan penatalaksanaan dari asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.M di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan Tahun 2016. BAB IV Pembahasan Menganalisis asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.M di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan Tahun 2016. 10 BAB V Penutup Dalam penutup terdiri dari kesimpulan yaitu kesimpulan dari laporan tugas akhir dan saran yang memberikan kemajuan terhadap asuhan, penulis dan semua instansi yang terlibat. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN