BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Skenario Uji Coba Dengan

advertisement
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Skenario Uji Coba
Dengan rancangan jaringan yang telah dibuat, perlu dilakukan uji coba untuk
membuktikan bahwa rancangan load balancing dan failover tersebut dapat
berjalan dengan baik. Namun, dikarenakan adanya keterbatasan akses pada
fasilitas instansi tersebut, perancangan tidak dapat diimplementasikan secara
langsung.
Oleh karena itu, ujicoba dilakukan dalam skala kecil untuk dijadikan sebagai
acuan hasil dari rancangan jaringan yang sudah dibuat pada bab sebelumnya.
Dengan uji coba skala kecil ini, dapat diperoleh hasil yang nantinya menjadi
pertimbangan kedepannya agar dapat diimplementasikan pada instansi UDDP
PMI.
Berikut ini adalah topologi jaringan yang digunakan untuk uji coba load
balancing, failover, PCQ, dan VLAN :
Gambar 4.1 Topologi jaringan uji coba
73
74
Pada uji coba ini, jalur internet yang dari ISP melewati router modem
masing–masing (Fastnet dan Speedy). Kemudian dari kedua router modem
tersebut akan terhubung menuju ke router board Mikrotik RB450. Di dalam
router board Mikrotik RB450, akan dilakukan proses pembagian jaringan
menggunakan VLAN, load balancing, failover, dan pembagian bandwidth yang
menggunakan PCQ (Per Connection Queue).
1. Perangkat Keras Uji Coba
Perangkat keras yang akan digunakan untuk uji coba adalah sebagai
berikut :
-
1 Router Board Mikrotik RB 450
-
1 router TP-Link TL-WR740N
-
1 router TP-Link TL-WR340G
-
1 ADSL modem+router combo TP-Link TD-W8951ND
-
1 cable modem Motorola SurfBoard SB5101i
-
1 switch manageable Mikrotik RB 260GS
-
2 switch unmanageable TP-Link TL-SF1005D
-
1 komputer
-
3 laptop
Detail spesifikasi dari perangkat keras yang digunakan :
Tabel 4.1 Tabel spesifikasi perangkat keras uji coba
Perangkat keras
Router Board
Mikrotik RB450
Jumlah
1
Spesifikasi
Processor : AR7130
300MHz
Main Storage:
64MB
RAM : 64MB
Network : 5 port
Fast Ethernet
OS : RouterOS
75
Perangkat keras
Router Wireless TPLink TL-WR740N
Jumlah
1
Spesifikasi
Processor : Atheros
AR9330 rev 1@400MHz
RAM : 32MB
Interface : 4 ports
10/100Mb LAN & 1 port
10/100Mb WAN
Processor: Atheros AR2317
182Mhz
Flash Size : 2MB
RAM :8MB
Interface : 4 ports 10/100
Mb LAN & 1 port 10/100
Mb WAN
Router Wireless TPLink TL-WR340G
1
ADSL modem+router
combo TP-Link
TD-8951ND
1
Processor: BMIPS4350
V1.0 / 300 Mhz
RAM: 32MB
Flash Size : 4MB
Interface : 4 ports 10/100
Mb LAN RJ45 & 1 port
RJ11
Cable Modem Motorola
SurfBoard SB5101i
1
Processor : Broadcom
CM3349
WAN port : Coax Fconnector
LAN port : 1 x 10/100
ethernet RJ-45
Dat Port : 1 x DOCSIS 2.0
Switch Manageable
Mikrotik RB260GS
1
Processor : Taifatech
TF470 NAT accelerator
(RISC, 50MHz)
RAM : embedded 96K
SRAM
Interface : 5 LAN ports
OS : SwOS
Switch Unmanageable
TP-Link TL-SF1005D
1
Interface : 5 ports
10/100Mbps RJ45
76
Gambar dari perangkat keras yang digunakan :
Gambar 4.2 Perangkat keras uji coba
2. Konfigurasi Uji Coba
Prosedur pelaksanaan uji coba konfigurasi dalam skala kecil ini sesuai
dengan rancangan yang sudah dibuat. Dengan susunan konfigurasi sebagai
berikut :
A. Interface Mikrotik RB450
Gambar 4.3 Hasil print interface GUI
Dua gateway aktif yang menuju internet masing-masing terhubung
pada ether1 untuk ISP FirstMedia Fastnet dan ether2 untuk ISP Telkom
Speedy. Ether3 digunakan untuk melakukan konfigurasi terhadap
RouterBoard Mikrotik secara langsung. Ether4 digunakan sebagai port
ethernet yang menghubungkan RouterBoard Mikrotik yang memiliki
77
virtual interface berupa VLAN10, VLAN20, VLAN30, dan VLAN40
dengan switch manageable. Ether5 tidak digunakan secara aktif dalam uji
coba ini.
B. IP address Pada Tiap Interface
Gambar 4.4 IP address GUI
Dapat dilihat dari gambar 4.11 bahwa interface ISP Firstmedia
Fastnet dengan IP address 192.168.1.2 terhubung gateway router dengan
IP address 192.168.1.1. Interface ISP Speedy dengan IP 192.168.2.2
terhubung dengan gateway router dengan IP address 192.168.2.1. Ether3
memiliki IP address 192.168.3.1Interface VLAN10 memiliki address
192.168.88.2 sebagai TRUNK dari RB450 ke RB260GS yang memiliki
IP address 192.168.88.1 bertugas sebagai switch manageable. Untuk
jaringan internal diwakili oleh interface VLAN20 memiliki address
192.168.20.1 dan VLAN30 memiliki address 192.168.30.1. Jaringan
wireless LAN diwakili IP address 192.168.40.1 pada interface VLAN40.
C. DHCP Server pada RB450
Interface VLAN pada RB450 akan dibuat DHCP Server untuk dapat
mengalokasikan IP address secara otomatis untuk tiap klien yang
78
terhubung dalam jaringan. DHCP Server yang digunakan dapat dilihat
dalam gambar berikut.
Gambar 4.5 DHCP Server GUI
D. NAT dan Mangle
Gambar 4.6 Firewall NAT GUI
Terdapat dua aturan pada Network Address Translation (NAT) pada
window firewall, kedua aturan tersebut menuju ke interface output ISP
Firstmedia dan Telkom Speedy. menggantikan sumber dan (atau) alamat
IP tujuan dari paket IP karena melewati jalur router. Hal ini digunakan
agar beberapa host di dalam private network dapat mengakses internet
dengan menggunakan satu alamat IP public. Dalam hal ini dimaksudkan
agar klien yang terhubung dapat mengakses sarana internet.
79
.
Gambar 4.7 Firewall mangle GUI
Mangle dikonfigurasikan di setiap interface VLAN yang telah dibuat
agar konfigurasi load balancing dapat bekerja. Setiap VLAN memiliki
konfigurasi mangle yang sama. Perbedaan hanya terletak pada target
interface yaitu interface VLAN itu sendiri. Destination address setiap
VLAN akan menuju jaringan ISP Firstmedia Fastnet dan ISP Telkom
Speedy.
E. Routing List pada RB450
Gambar 4.8 RouteList GUI
Route list yang ada pada gambar 4.8 adalah konfigurasi yang
digunakan dalam uji coba load balancing ini. Pada baris pertama terdapat
routing mark to_fastnet, hal ini dimaksudkan bahwa segala traffic yang
masuk ke dalam jaringan internal yang berasal dari ISP Firstmedia fastnet
80
akan keluar pula melalui rute ini. Begitu pula yang terjadi pada baris ke
dua, baris ini menyatakan bahwa segala traffic data yang masuk dari jalur
ISP Telkom Speedy akan keluar melalui jalur Speedy pula. Pada baris ke
tiga dan ke empat digunakan untuk failover dari jaringan yang ada,
pengecekan gateway dilakukan dengan cara menggunakan fitur ping,
sehingga dua gateway yang ada dapat saling melakukan backup jika salah
satu gateway mengalami gangguan dalam hal ini yang dimaksud adalah
jika salah satu jaringan ISP yang digunakan terputus koneksinya. Pada
baris 5 hingga baris 12 menyatakan jaringan yang digunakan beserta
gateway-nya masing-masing.
F. PCQ RB450
Gambar 4.9 Tipe Queue
Tipe queue yang digunakan pada pengujian ini adalah PCQ. Seperti
yang terdapat pada gambar 4.16, satu queue untuk traffic upload dan satu
queue untuk traffic download. Untuk traffic upload, queue yang
digunakan diberi nama PCQ-UPLOAD dengan parameter PCQclassifier=src-address. Sedangkan untuk traffic download, queue yang
dibuat diberi nama PCQ-DOWNLOAD dengan parameter PCQclassifier=dst-address. Adapun parameter PCQ-rate yang digunakan
adalah 0.
81
Gambar 4.10 Simple queue GUI
Konfigurasi selanjutnya ialah dengan menggunakan simple queue
untuk mengimplementasikan PCQ menggunakan parameter queue type
dan max-limit. Konfigurasi ini digunakan untuk VLAN yang ada pada
jaringan yaitu VLAN20 dengan jaringan 192.168.20.0/24, VLAN30
dengan jaringan 192.168.30.0/24, dan jaringan VLAN40 denggan
jaringan 192.168.40/0/24. Queue ini akan melakukan manajemen untuk
setiap klien yang terhubung pada jaringan VLAN tersebeut.
Setelah Semua konfigurasi telah siap, maka tahap terakhir sebelum
dilakukan uji coba adalah pengecekan jaringan internet yang digunakan.
Dilakukan
tes
bandwidth
menggunakan
website
www.speedtest.net.
Didapatkan hasil untuk ISP Firstmedia Fastnet, klien dapat terhubung dengan
internet dengan bandwidth untuk download sampai dengan 1,51Mbps dan
untuk upload sampai dengan 150Kbps seperti yang tertera dalam Gambar
4.11.
82
Gambar 4.11 Hasil www.speedtest.net bandwidth ISP Fastnet
Gambar 4.12 menerangkan hasil tes bandwidth untuk ISP Telkom
Speedy, klien dapat terhubung dengan internet dengan bandwidth untuk
download sampai dengan 670Kbps dan untuk upload sampai dengan
170Kbps.
Gambar 4.12 Hasil www.speedtest.net bandwidth ISP Speedy
83
4.2 Uji Coba
4.2.1
Tes Konektivitas Jaringan
Tes konektivitas jaringan maka dilakukan tes ping di setiap jaringan
yang terhubung.
Gambar 4.13 Ping VLAN20 ke router
Tes ping dari IP address 192.168.20.254 ke gateway VLAN20 pada
router dengan IP address 192.168.20.1 telah berhasil dilakukan. Dengan
pengiriman sebanyak 16 paket dengan ukuran 32 byte untuk tiap paket
data yang dikirimkan dan semua paket diterima menunjukkan bahwa
klien sudah terhubung dengan router.
Gambar 4.14 Ping VLAN30 ke router
84
Pada gambar 4.14 menunjukkan bahwa tes ping dari klien yang
memiliki IP address 192.168.30.253 ke gateway VLAN30 pada router
dengan IP address 192.168.30.1 telah berhasil dilakukan. Dengan
pengiriman paket 32 byte sebanyak 16 dan semua paket diterima
menunjukkan bahwa klien sudah terhubung dengan router.
Gambar 4.15 Ping VLAN40 ke router
Pada gambar 4.15 juga menunjukkan bahwa tes ping dari IP klien
192.168.12.10 via wireless access point dengan IP 192.168.12.1 ke
gateway VLAN40 pada router dengan IP address 192.168.40.1 telah
berhasil dilakukan. Dengan pengiriman paket 32 byte sebanyak 16 dan
semua paket diterima menunjukkan bahwa klien juga sudah terhubung
dengan router.
4.2.2 Uji Coba Load Balancing
Uji coba dilakukan dengan membandingkan antara sistem rancangan
sebelum dilakukan load balancing dan setelah dilakukan load balancing.
1. Uji coba yang dilakukan ketika jalur ISP Firstmedia Fastnet
digunakan sebagai gateway utama yang digunakan dan jalur ISP
Telkom Speedy digunakan sebagai jalur backup jaringan. Dalam hal
ini, load balancing belum dijalankan. Maka didapatkan hasil seperti
berikut.
85
Gambar 4.16 Hasil www.speedtest.net sebelum load balancing
Gambar 4.17 Hasil monitoring interface sebelum load balancing
Hasil yang diperoleh pada gambar 4.16 dan 4.17 menunjukkan
bahwa bandwidth internet yang diperoleh hanya berasal dari salah
satu ISP saja, yaitu ISP Fastnet. Bandwidth yang diperoleh untuk
download sebesar 1,51Mbps sedangkan untuk upload sebesar
0.15Mbps. Beban traffic data yang ada dalam jaringan hanya
dibebankan kepada ISP Firstmedia Fastnet saja. Penggunaan jalur ISP
Telkom Speedy baru akan digunakan jika jalur ISP Firstmedia fastnet
terputus.
86
2. Uji coba ini bertujuan untuk pembagian beban traffic data kepada dua
ISP yang terhubung dengan jaringan. Maka dari itu, diperlukan load
balancing untuk pembagian beban yang ada di dalam jaringan yang
terhubung
ke
internet.
Setelah
load
balancing
dijalankan
mendapatkan hasil sebagai berikut.
Gambar 4.18 Hasil www.speedtest.net load balancing 1
Gambar 4.19 Hasil monitoring interface setelah load balancing
87
Hasil pengujian awal dari teknik load balancing ditunjukkan oleh
gambar 4.18 dan 4.19. Bandwidth yang berasal dari dua ISP yang ada
yaitu Firstmedia Fastnet dan Telkom Speedy aktif dan saling mengisi
seperti yang terlihat pada gambar 4.19. Dapat dilihat pula pada
gambar 4.18 bahwa bandwidth yang diperoleh untuk download
sebesar 2.26Mbps dan bandwidth untuk upload sebesar 0.20Mbps.
Secara teori, kedua ISP memiliki total bandwidth hingga 2Mbp.
Bandwidth tersebut berasal dari bandwidth Firstmedia Fastnet sebesar
up to 1.5Mbps dan Telkom Speedy sebesar up to 512 Kbps. Untuk
membuktikan bahwa konfigurasi load balancing telah berfungsi
dengan baik maka dilakukan beberapa kali tes pengukuran bandwidth
melalui website www.speedtest.net. Setelah beberapa kali dilakukan
tes bandwidth, didapatkan nilai minimum untuk bandwidth download
sebesar 1.99Mpbs dan untuk bandwidth download sebesar 0.16Mbps.
Didapatkan pula bandwidth maksimum sebesar 2.35 Mbps untuk
download dan 0.30 Mbps untuk upload seperti yang dapat dilihat pada
gambar 4.20.
Gambar 4.20 Hasil www.speedtest.net load balancing 2
Selanjutnya uji coba load balancing dilakukan dengan melakukan
download video youtube melalui website www.keepvid.com. Uji coba
dilakukan pada salah satu klien pada jaringan VLAN20 dengan IP
address 192.168.20.254. Dari Hasil uji coba yang telah dilakukan
yang dapat dilihat pada gambar 4.21 telah diperoleh kecepatan
download sebesar 258 KB/detik.
88
Gambar 4.21 Uji coba download file dengan Download Manager
4.2.3 Uji Coba PCQ
Uji Coba selanjutnya adalah uji coba konfigurasi PCQ sudah berjalan
sesuai yang diinginkan atau tidak. Uji coba dilakukan dengan
menggunakan empat klien yang terhubung pada jaringan VLAN. File
yang digunakan untuk uji coba PCQ adalah ile sebesar 700.54 MB yang
di-download melalui website www.indowebster.com dengan link:
http://www12.indowebster.com/4941658617a420eaee2fec3fab3a1dde.avi.
1. Uji coba download file dengan empat klien yang terhubung pada
jaringan tetapi belum dijalankan PCQ. Maka hasil yang didapat
adalah sebagai berikut :
a) Satu klien aktif melakukan download
Gambar 4.22 Monitoring tool torch satu klien download tanpa
PCQ
89
Dapat dilihat pada gambar 4.24 bahwa terdapat tiga klien yang
memiliki IP address 192.168.40.254, 192.168.20.254, dan
192.168.20.252 terhubung ke dalam jaringan secara pasif dan
terdapat satu klien aktif melakukan download. Klien dengan IP
address 192.168.30.251 aktif melakukan download file dan
mendapatkan keseluruhan bandwidth maksimum untuk melakukan
download file.
b) Dua klien aktif melakukan download
Gambar 4.23 Monitoring tool torch dua klien download tanpa
PCQ
Dengan uji coba penggunaan bandwidth oleh dua klien aktif
dari empat klien yang terhubung diperoleh hasil bahwa walaupun
kedua klien mendapatkan bandwidth untuk melakukan download
namun bandwidth yang didapatkan klien dengan IP address
192.168.20.254 lebih besar dari 192.168.40.254. Hal ini
menunjukkan
bandwidth.
mulai
terjadi
ketidakseimbangan
pembagian
90
c) Tiga klien aktif melakukan download
Gambar 4.24 Monitoring tool torch 3 klien download tanpa PCQ
Dengan tiga klien aktif melakukan download, maka semakin
terlihat bahwa ketiadaan pengaturan bandwidth menyebabkan
bandwidth dikuasai oleh satu klien aktif yang melakukan
download file. Bandwidth yang ditransmitkan dari router ke klien,
sebesar 1023 kbps telah digunakan oleh klien dengan IP address
192.168.20.254 sedangkan dapat dilihat pada gambar 4.26 klien
dengan IP address 192.168.30.251 hanya mendapatkan bandwidth
579,8 kbps dan klien dengan IP address 192.168.40.254
mendapatkan bandwidth sebesar 846,4 kbps.
91
d) Empat klien aktif melakukan download
Gambar 4.25 Monitoring tool torch empat klien download tanpa
PCQ
Pada pengujian dengan keempat klien aktif melakukan
download file, terlihat seperti pada gambar 4.27 klien dengan IP
address 192.168.30.251 yang hanya memperoleh bandwidth
sebesar 283,3 kbps. Sedangkan klien lain mendapatkan bandwidth
562,8 kbps untuk klien dengan IP address 192.168.20.254, 956,3
kbps untuk klien IP address 192.168.40.254, dan 651,9 kbps
untuk klien IP address 192.168.20.252.
92
2. Uji coba download file dengan empat klien yang terhubung pada
jaringan dengan menggunakan PCQ. Dari uji coba tersebut diperoleh
hasil sebagai berikut.
a) Satu klien aktif melakukan download
Gambar 4.26 Monitoring tool torch satu klien download dengan PCQ
Pengujian PCQ dengan satu klien aktif melakukan download,
terdapat tiga klien yang terhubung dalam jaringan secara pasif dan
satu klien dengan IP address 192.168.20.251 aktif melakukan
download file dan mendapatkan seluruh bandwidth yang tersedia
pada jaringan.
b) Dua klien aktif melakukan download
Gambar 4.27 Monitoring tool torch dua klien download dengan
PCQ
93
Pada pengujian dengan dua klien aktif men-download file
seperti yang terlihat pada gambar 4.29 bahwa terdapat pembagian
secara otomatis sehingga kedua klien yang aktif melakukan
download file yang masing-masing memiliki IP address
192.168.20.254 dan 192.168.40.254 bisa mendapatkan masingmasing bandwidth download sebesar 1 mbps.
c) Tiga klien aktif melakukan download
Gambar 4.28 Monitoring tool torch tiga klien download dengan
PCQ
Seperti yang dapat dilihat Pada gambar 4.30 yang merupakan
hasil pengujian PCQ dengan tiga klien aktif melakukan download
file, maka didapatkan rata-rata download dengan kecepatan 672.67
kbps untuk setiap klien yang aktif yaitu untuk klien dengan IP
address 192.168.40.254, 192.168.30.251, dan 192.168.20.254.
d) Empat klien aktif melakukan download
Dengan hasil dari pengujian PCQ dengan empat klien aktif
mendownload file yang disajikan pada gambar 4.31, diketahui
bahwa router mentransmisikan paket yang sama ke setiap klien
yang melakukan download file sebesar 43 paket data, sehingga
94
setiap klien mendapatkan besar bandwidth yang tidak jauh
berbeda dengan rata-rata 505.58 kbps per klien.
Gambar 4.29 Monitoring tool torch empat klien download dengan
PCQ
4.2.4 Uji Coba Failover
Setelah dilakukan load balancing diperlukan teknik failover yang
berfungsi untuk membuat 2 ISP yang berjalan saling menggantikan
apabila salah satu ISP terputus. Ujicoba yang dilakukan adalah dengan
membuat kedua ISP terputus secara bergantian. Yang pertama adalah
ketika ISP Fastnet terputus, akan mendapatkan hasil sebagai berikut :
Gambar 4.30 Hasil ping ke www.google.com gateway Fastnet
95
Dapat dilihat pada gambar 4.22 setelah ditambah teknik failover,
konektivitas diuji dengan melakukan ping ke www.google.com. Pada
baris ke-14 terjadi perubahan pada time dan TTL, hal itu memperlihatkan
ada perubahan jaringan internet yang digunakan. Jadi ketika ISP Fastnet
terputus, jalur jaringan yang akan terhubung dengan internet secara
otomatis dialihkan ke ISP Speedy.
Kemudian uji coba failover yang ke-dua saat gateway utama yang
digunakan adalah jalur ISP Telkom Speedy dan terputus, maka jalur akan
beralih ke ISP fastnet. Hasilnya ditunjukkan pada gambar 4.23 dibawah
ini.
Gambar 4.31 Hasil ping ke www.google.com gateway Speedy
Dapat dilihat pada gambar 4.23, terjadi perubahan time dan TTL yang
pada jaringan yang terhubung dengan internet pada baris ke-15, jaringan
tetap berjalan. Namun terjadi perpindahan jalur yang dari jalur ISP
Telkom Speedy menjadi jalur ISP Firstmedia Fastnet. Pengalihan jalur
terjadi secara otomatis dengan konfigurasi failover yang telah berjalan.
Failover menunjang kelangsungan lalu lintas data yang melalui
internet. Ketika klien melakukan aktivitas download atau upload ke
internet maka load balancing dan failover akan aktif secara otomatis. Jika
terdapat gangguan pada salah satu ISP, lalu lintas data yang menuju dan
berasal dari internet akan tetap berlangsung menggunakan gateway ISP
yang tidak mengalami gangguan.
96
Gambar 4.32 Traffic monitor failover ke ISP Telkom Speedy
Pada gambar 4.32 ditampilkan grafik traffic monitoring yang terdapat
pada router ketika ISP Firstmedia Fastnet mengalami gangguan. Namun
lalu lintas data yang berasal dan menuju ke internet tetap berlangsung
dengan dengan mengalihkan lalu lintas data ke gateway dari ISP Telkom
Speedy.
Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, jika terjadi gangguan pada
gateway ISP Fastnet sedangkan terdapat aktivitas transfer data yang
menuju dan berasal dari internet maka lalu lintas data akan dialihkan
menuju gateway ISP Telkom Speedy seperti yang dapat terlihat pada
gambar 4.33.
Gambar 4.33 Traffic monitor failover ke ISP Firstmedia Fastnet
97
4.3 Hasil Evaluasi Sistem
Perancangan sistem jaringan VLAN menggunakan automatic load balancing
dan failover bertujuan untuk mengatasi permasalahan pada jaringan yang ada.
Untuk mengetahui kinerja dari sistem jaringan yang sudah diuji coba dapat
diketahui dengan melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Evaluasi Load Balancing
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Load Balancing
Tanggal
Evaluasi
29/11/2013
29/11/2013
29/11/2013
14/12/2013
14/12/2013
16/12/2013
16/12/2013
Waktu
Evaluasi
3:10 PM
3:11 PM
10:08 PM
5:02 PM
5.18 PM
1:21 AM
1:34 AM
Download
Upload
IP Address
Gateway
2.23 Mbps
2.06 Mbps
2.32 Mbps
2.25 Mbps
2.35 Mbps
1.99 Mbps
2.10 Mbps
0.27 Mbps
0.26 Mbps
0.25 Mbps
0.16 Mbps
0.30 Mbps
0.24 Mbps
0.23 Mbps
140.0.236.28
140.0.236.28
36.71.188.55
110.138.60.48
110.138.60.48
140.0.237.118
110.136.60.48
Fasnet
Fasnet
Speedy
Speedy
Speedy
Fastnet
Speedy
Setelah dilakukan load balancing terlihat bahwa kecepatan download dan
upload mengalami peningkatan seperti yang tertera pada tabel 4.2. Hasil uji
coba tersebut telah menunjukkan bahwa teknik load balancing berpengaruh
terhadap kecepatan download dan upload. Pada tabel 4.2 tampak bahwa hasil
uji coba bandwidth menunjukkan IP gateway yang berbeda-beda Hal ini
menunjukkan bahwa jaringan memakai bukan hanya satu gateway, melainkan
dua jalur gateway untuk melakukan koneksi ke internet sehingga dapat
menghindari penumpukan akses pada satu ISP saja.
2. Evaluasi PCQ
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba PCQ
Uji Coba Download
1 klien aktif
IP Address Client
192.168.20.252
192.168.20.254
192.168.30.254
192.168.40.254
Tanpa PCQ (kbps)
11.6
1985.5
81.7
4.0
Dengan PCQ (kbps)
0.2
1941.5
76.5
5.3
98
Uji Coba Download
2 klien aktif
3 klien aktif
4 klien aktif
IP Address Client
192.168.20.252
192.168.20.254
192.168.30.254
192.168.40.254
192.168.20.252
192.168.20.254
192.168.30.254
192.168.40.254
192.168.20.252
192.168.20.254
192.168.30.254
192.168.40.254
Tanpa PCQ (kbps) Dengan PCQ (kbps)
1482.7
1008.8
970.5
1007.5
4.9
7.2
3.6
0.2
846.4
673.3
579.8
678.2
1023.0
666.5
5.7
4.8
562.8
497.1
956.3
507.2
651.9
503.6
283.3
514.4
Melalui tabel 4.3 maka didapatkan informasi bahwa dalam uji coba
download yang dilakukan tanpa PCQ dengan empat klien aktif, terdapat klien
dengan IP address 192.168.40.254 yang memperoleh bandwidth sebesar
283.3 kbps. Bandwidth tersebut tergolong kecil bila dibandingkan dengan tiga
klien lainnya yang masing-masing memperoleh bandwidth sebesar 562.8
kbps untuk klien dengan IP address 192.168.20.252, 956.3 kbps untuk klien
dengan IP address 192.168.20.254, dan 651.9 kbps untuk klien dengan IP
address
192.168.30.254.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
terjadi
ketidakseimbangan dalam perolehan bandwidth untuk tiap klien, sedangkan
pada uji coba download menggunakan PCQ dengan empat klien aktif dapat
dilihat bahwa perolehan bandwidth pada tiap klien tidak jauh berbeda dan
lebih merata bila dibandingkan dengan uji coba tanpa PCQ.
Uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa tanpa dijalankannya PCQ
seberapapun besar bandwidth yang ada, jika bandwidth tersebut tidak diatur
maka salah satu atau beberapa klien akan menguasai bandwidth yang ada.
Pada akhirnya klien yang lain hanya mendapatkan bandwidth yang kecil.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan diimplementasikannya PCQ.
PCQ merupakan metode massive bandwidth management yang dapat
mengatur bandwidth untuk klien dalam jumlah besar menggunakan
konfigurasi queue yang terdapat dalam mikrotik.
99
3. Evaluasi Failover
Dengan dilakukannya failover, apabila ada salah satu ISP yang
mengalami gangguan maka semua paket data yang berasal dari klien menuju
ke internet melalui router akan dialihkan ke gateway ISP yang aktif secara
otomatis. Pengalihan paket data yang terjadi pada saat failover dapat dilihat
pada gambar 4.32 dan 4.33 pada halaman 89.
Download