Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) MENINGKATKAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MELALUI STRATEGI PROMOSI DAN PENETAPAN HARGA PADA UD. AZAFOOD WLINGI BLITAR Rochmawati Sutaningsih STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak: Permasalahan yang ada pada UD. Azafood Wlingi adalah turunnya keputusan pembelian produk kecap gurami. Hal ini mengharuskan perusahaan UD. Azafood untuk meningkatkan strategi promosi dan penetapan harga, agar perusahaan dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi promosi yang tepat dan penetapan harga yang sesuai dengan harapan konsumen. Analisis yang digunakan dalam memecahkan masalah penelitian ini adalah dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas dan regresi linier berganda.Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengaruh variable strategi promosi (X1) dan penetapan harga (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 46%.Hal ini dapat disimpulkan bahwa strategi promosi dan penetapan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kecap gurami. Hasil uji hipotesis diketahui bahwa strategi promosi dan penetapan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kecap gurami. Hal ini dibuktikan nilai dari F hitung (0,46) > F tabel (3,20). Perusahaan perlu menambah kegiatan promosi seperti melakukan iklan melalui media elektronik, media cetak. Dalam penentuan harga jual perusahaan harus menyesuaikan dengan kondisi social ekonomi konsumen agar membantu perusahaan untuk membangun kesetiaan dalam mekukan keputusan pembelian kecap. Kata Kunci : strategi promosi, penetapan harga, keputusan pembelian PENDAHULUAN Perkembangan dunia saat ini berjalan sangat pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan yang harus terpenuhi dalam setiap hari maka berbagai cara untuk mendapatkan penghasilan dilakukan. Di samping itu persaingan perusahaan sangat ketat menyebabkan para pengusaha harus membuat terobosan baru agar produknya laku dipasaran. Guna menunjang strategi perusahaan untuk bersaing dalam hal mempertahankan pangsa pasar seorang pemilik usaha harus meningkatkan strategi promosi dan penetapan harga agar dapat menarik para konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Tindakan keputusan pembelian ini memilih produk sebagai tindakan pengambilan keputusan yang memiliki keputusan tentang jenis dan manfaat produk, keputusan tentang bentuk produk, keputusan tentang merek, keputusan tentang penjualnya dan keputusan tentang waktu pembelian serta cara pembayarannya. Promosi merupakan faktor penting untuk memperkenalkan produk kepada konsumen agar konsumen tertarik dan bersedia untuk menggunakan atau membelinya. Untuk menarik minat beli produk yang ditawarkan maka 356 ISSN: 2407-2680 dibutuhkan adanya promosi yang efektif, harga yang kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing. UD. Azafood Wlingi Blitar selama ini belum menggunakan strategi promosi dan penetapan harga yang tepat, dalam proses produksinya hanya menggunakan perkiraan yang berdasarkan penjualan periode lalu, sehingga dalam proses produksi barang yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan penjualan yang berimbas pada penjualan yang menurun berakibat pada keputusan pembelian kecap. Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengangkat judul “Meningkatkan Keputusan Pembelian Konsumen Melalui Strategi Promosi dan Penetapan Harga Pada UD. Azafood Wlingi Blitar”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, rumusan masalah yang dihadapi adalah bagaimana cara meningkatkan keputusan pembelian melalui strategi promosi dan penetapan harga pada UD. Azafood Wlingi Blitar? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen melalui strategi promosi dan penetapan harga pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapan di lapangan sehingga penulis mampu mengembangkan ilmu yang telah penulis peroleh selama belajar pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesuma Negara. 2. Bagi Pihak Perusahaan Sebagai informasi tambahan bagi manajemen untuk memberikan strategi promosi dan penetapan harga guna meningkatkan keputusan pembelian konsumen pada UD. Azafood Wlingi Blitar. 3. Bagi Pihak Lain Keguanaan penyusunan karya ilmiah bagi pihak lain yaitu untuk memperluas wawasan pengetahuan dan informasi tambahan sehingga dapat bermanfaat di kemudian hari serta dapat dijadikan referensi untuk karya ilmiah selanjutnya. 4. Bagi Pihak Akademisi Manfaat penelitian ini bagi kampus adalah sebagai referensi perpustakaan dan dapat dijadikan sebagai contoh untuk melakukan suatu penelitian kembali serta dapat dijadikan sebagai penelitian terdahulu. LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan daftar penelitian terdahulu yang berhasil di kumpulkan penulis dan digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini: 1. Surono (2010) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Penetapan Harga, Lokasi dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Pada Alfa Mart Rempoa Sandratex” dengan variabel Penetapan Harga, Lokasi, Promosi, dan Keputusan Pembelian 357 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) Hasil perhitungan data Penetapan harga, lokasi, dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 0.000. 2. Agus Susanto (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Promosi, Harga dan Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Batik Tulis Karangmlati Demak” dengan variabel Promosi, Harga, Inovasi, dan Keputusan Pembelian. Kesimpulan yang di dapat adalah: promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian batik tulis Karangmlati Demak. Artinya semakin tinggi promosi yang ditawarkan berakibat pada semakin tinggi keputusan pembelian batik tulis Karangmlati Demak. Dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan batik tulis Karangmlati Demak. Artinya semakin tinggi atau baik persepsi tentang harga yang ditawarkan berakibat pada semakin tinggi keputusan pembelian batik tulis Karangmlati Demak. 3. Hengki Eka Candra (2012) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap keputusan Pembelian Konsumen Pada Simcard XL di Kota Padang” dengan variabel Harga, Promosi, dan Keputusan Pembelian Kesimpulan yang di dapat adalah: Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada kartu XL di Kota Padang. Dan promosi penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada kartu XL di Kota Padang. Pemasaran Menurut Swastha dan Irawan (2008:5) “Pemasaran adalah suatu kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, agar berkembang dan mendapatkan laba. Strategi Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong (2008:58) Strategi Pemasaran (Marketing Strategy) adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap dapat menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Promosi 1. Pengertian Promosi Menurut Swastha dan Irawan (2008:349) Promosi adalah arus informasi yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. 2. Jenis-jenis Promosi Menurut Swastha dan Irawan (2008:350) “variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix itu ada empat yaitu Periklanan, Penjualan Personal, Publisitas, dan Promosi Penjualan”. 3. Tujuan Promosi Tujuan promosi menurut Simamora (2006:618) adalah sebagai berikut: a. Menciptakan atau meningkatkan kesadaran pembeli akan produk atau merek. b. Mempengaruhi sikap para pembeli terhadap sebuah perusahaan, produk, atau merek. 358 ISSN: 2407-2680 c. Meningkatkan taraf prefensi merek dari pembeli di segmen yang dijadikan sasaran. d. Mencapai kenaikan penjualan atau pangsa pasar untuk pelanggan spesifik atau calon sasaran. e. Menghasilkan pembelian ulang sebuah merek. f. Memikat pelanggan baru. Strategi Promosi Menurut Tjiptono (2008:233) Strategi promosi adalah komunikasi berkaitan dengan masalah-masalah perencana, dan pengendalian persuasife dengan pelanggan. Startegi promosi ini biasanya digunakan untuk menentukan proporsi iklan, personal selling, dan promosi penjualan. Harga 1. Pengertian Harga Menurut Simamora (2006:479) Harga adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sebuang barang atau jasa. 2. Penetapan Harga Menurut Simamora (2008:484) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penetapan harga adalah: a. Analisis keadaan pasar b. Identifikasi faktor-aktor pembahas c. Menetapkan sasaran yang menjadi umum d. Analisis potensi keuntungan e. Penentuan harga awal f. Penetapan harga yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan 3. Tujuan Penetapan Harga Tujuan penetapan harga menurut Simamora (2006:481) adalah sebagai berikut: a. Maksimisasi Laba Usaha b. Maksimisasi Pendapatan c. Maksimisasi Pangsa Pasar, d. Kepemimpinan Mutu Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Pembelian Dalam proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Jelas, proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian sesungguhnya dan berlanjut dalam waktu yang lama setelah pembelian. Pasar harus memusatkan pada seluruh proses pembelian dan bukan hanya pada keputusan pembelian (Tjiptono, 2006:191) 2. Proses Keputusan Pembelian Kemudian menurut Schiffman dan kanuk (2008:39) ada empat model konsumen dalam melakukan keputusan pembelian yaitu: a. Pandangan Ekonomi b. Pandangan Pasif c. Pandangan Kognitif d. Pandangan Emosional 359 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) Hubungan Antara Promosi dan Penetapan Harga Dengan Keputusan Pembelian Hubungan promosi dan penetapan harga dengan keputusan pembelian. Melalui promosi perusahaan dapat memperkenalkan produknya kepada konsumen dan menempatkan produk tersebut di pasaran secara tepat agar dapat menarik minat beli konsumen sehingga mampu meningkatkan keputusan pembelian. Selain promosi, harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan pembeli untuk melakukan keputusan pembelian, penetapan harga perlu ditentukan karena sebagai pedoman perusahaan untuk menjalakan kegiatan pemasarannya. Jika promosi yang dilakukan dan penetapan harga sesuai dengan keadaan pasar maka keputusan pembelian akan meningkat. Hipotesis Ho1 : Diduga strategi promosi tidak dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Ho2 : Diduga penetapan harga tidak dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Ho3 : Diduga strategi promosi dan penetapan harga tidak dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Ha1 : Diduga strategi promosi dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Ha2 : Diduga penetapan harga dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Ha3 : Diduga strategi promosi dan penetapan harga dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. METODE PENELITIAN Definisi Oprasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang digunakan peneliti. Strategi promosi, penetapan harga, dan keputusan pembelian yang meliputi: 1. Promosi 2. Penetapan Harga 3. Keputusan Pembelian Populasi Penelitian dan Sampel Untuk memecahkan permasalahan lebih terarah maka peneliti menentukan populasi dan sampel untuk kegiatan penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti memilih: 1. Populasi Peneliti memilih populasi seluruh pengecer kecap UD. Azafood Wlingi Blitar dengan jumlah pengecer tahun 2015 yang berjumlah 58. 2. Sampel Peneliti memilih sampel dengan menggunakan metode Accidental Sampling yaitu prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses. metode Accidental Sampling Adapun ketentuan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu responden adalah konsumen yang sedang melakukan pembelian dan konsumen yang sudah pernah melakukan pembelian kecap gurami minimal 1 kali. 360 ISSN: 2407-2680 Besarnya penentuan jumlah sampel yang dibutuhkan dapat diketahui dengan menggunakan rumus Slovin. keterangan: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi E = Nilai kritis atau prosentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel (batas ketelitian yang diinginkan) Dengan demikian akan dapat diketahui jumlah sampel minimal yang digunakan: = 50 Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 50 orang responden. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif yaitu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat obyek yang diteliti, kemudian di interpretasikan berdasarkan teoriteori dan literatur yang berhubungan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti antara lain: 1. Wawancara 2. Dokumentasi 3. Kuesioner Teknik Analisa Data Langkah-langkah teknik analisa data yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Pencarian Informasi 2. Uji Validitas 3. Uji Reliabilitas 4. Uji Regresi Linier Berganda 5. Evaluasi Promosi a. Mengevaluasi publisitas. b. Mengevaluasi promosi penjualan. 6. Evaluasi Strategi Penetapan Harga a. Faktor Internal 1) Pertimbangan Organisasi 2) Daerah Pemsaran b. Faktor Eksternal 1) Permintaan Pasar 2) Pesaing 3) Faktor Lingkungan 7. Evaluasi Keputusan Pembelian 8. Perilaku Pasca Pembelian 361 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) 9. Evaluasi Alternatif 10. Menarik Kesimpulan Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Meningkatkan Keputusan Pembelian Konsumen Melalui Strategi Promosi dan Penetapan Harga dilakukan selama 7 bulan yaitu bulan September 2015 sampai Maret tahun 2016. Penelitian ini mengambil lokasi pada perusahaan kecap UD. Azafood Wlingi Blitar yang beralamat di lingkungan Klemunan, RT.01/RW.01, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan UD. Azafood Wlingi Blitar berdiri pada tahun 2000 berawal dari keinginan Bapak Samsul Huda yang ingin memiliki usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, berpondasikan kerja keras dan semangat keluarga. Pada bulan agustus tahun 1999 Bapak Samsul Huda mencoba peruntungan dalam membuat usaha kecap bermula dari penjualan kecap kepada tetangga di sekitarnya. Kecap yang dipasarkan oleh Bapak Samsul Huda dapat diterima oleh masyarakat dan bahkan banyak orang yang memesan kecap buatan Bapak Samsul Huda dan banyak orang yang mengenal kecap tersebut dengan rasa dan kualitas yang semakin bagus meskipun setelah beberapakali gagal dalam memasarkan kecap buatannya. Seiring dengan perkembangan perusahaan kecap buatan Bapak Samsul Huda, suatu hari dari Depkes datang menanyakan surat izin produksi makanan kecapnya. Karena tidak ada surat izin dari Depkes, produksi usaha dari Bapak Samsul Huda berhenti berproduksi beberapa bulan sampai pada akhirnya perizinan surat izin produksi makanan keluar dan Depkes Kabupaten Blitar mengizinkan Bapak Samsul Huda untuk memproduksi dan menyebarluaskan produksi kecapnya kepada konsumen dengan merek kecap Gurami. Bebarangan dengan surat perizinan produksi dan maka Bapak Samsul Huda pun mengurus label halal dari MUI dan mendaftarkan kecapnya pada BPOM. 07050006570808 untuk menguji kelayakan kecapnya di pasaran. Pada tahun 2001 UD. Azafood Wlingi Blitar berkembang dengan cepat dan memiliki pasar sendiri dengan menggunakan modal uang pribadi tanpa pinjaman dari Bank maupun pemerintah dengan kesuksesannya tahun 2002 Departemen pertanian mengundang Bapak Samsul Huda memberikan penyuluhan kepada para petani untuk mengolah kedelainya menjadi kecap. Bahkan beberapa petani yang diberikan penyuluhan tersebut menjadi pemasok keelai kepada UD. Azafood Wlingi Blitar. Lokasi Perusahaan Letak perusahaan kecap UD. Azafood Wlingi Blitar berada di lingkungan Klemunan, RT 01/RW 01 Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Visi dan Misi UD, Azafood Wlingi Blitar Perusahaan kecap yang memerlukan dengan brand “Kecap Gurami” ini memiliki visi: menjadi perusahaan terdepan dan menjadi salah satu produsen makanan sehat yang berkualitas dengan keunggulan produk dan pelayanan 362 ISSN: 2407-2680 yang berorientasi pada loyalitas pelanggan sehingga bisa menjadi yang terbaik di Blitar khususnya dan di Indonesia umumnya. Misi UD. Azafood Wlingi Blitar adalah : 1. Menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi angka pengangguran. 2. Membangun totalitas terhadap kualitas produk dan pelayanan. 3. Meningkatkan produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen. 4. Meningkatkan taraf hidup masyarakat. Struktur Organisasi Struktur organisasi perusahaan dipilih atau ditentukan untuk memudahkan pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan. Adapun masing-masing bagian terdapat dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pemilik/Pimpinan 2. Sekretaris/Bagian Keuangan 3. Bagian Personalia 4. Bagian Produksi 5. Bagian pemasaraan Organisasi dan Personalia 1. Jumlah karyawan Jumlah tenaga kerja yang ada pada UD. Azafood Wlingi Blitar terdiri dari 27 orang. Jumlah karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 2 orang, jumlah karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 12 orang, dan jumlah karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SD 13 orang. 2. Pengaturan jam Kerja Dalam pelaksanaan proses produksi, perusahaan menetapkan pengaturan jam kerja 6 (hari) dalam seminggusehari rata-rata 8 (delapan) jam dengan 1 (satu) jam istirahat. Pengaturan jam kerja tersebut sebagai berikut: Jam kerja pukul 07.00 – 16.00 WIB 3. Hari kerja Hari kerja yang dilaksanakan di perusahaan kecap UD. Azafood Wlingi Blitar yaitu setiap hari senin sampai dengan hari minggu kecuali hari libur besar. 4. Sistem penggajian dan upah Gaji yang diberikan kepada karyawan perusahaan kecap UD. Azafood Wlingi Blitar adalah berupa gaji bulanan, harian, dan tunjangan. Pemasaran 1. Daerah pemasaran Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan kecap UD. Azafood Wlingi Blitar dalam menjual hasil produksinya hanya daerah Jawa Timur. Di daerah Jawa Timur meliputi: Wlingi, Talun, Selopuro, Binangun, Kesamben, Doko. 2. Harga jual dan cara pembayarannya a. Harga jual Harga jual pada perusahaan kecap UD. Azafood Wlingi Blitar berkisar antara Rp 3.000,- sampai Rp 25.000,- untuk berbagai macam ukuran. 363 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) b. Cara pembayaran Cara pembayaran dengan sistem pembayaran tunai yang dilakukan saat pembelian 3. Saluran distribusi Saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan kecap UD. Azafood Wlingi Blitar sebagai berikut: a. Produsen – Konsumen b. Produsen–Pengecer-Konsumen 4. Pesaing Perusahaan yang sejenis yang merupakan pesaing perusahaan kecap UD. Azafood Wlingi Blitar adalah sebagai berikut: Kecap Cemara Talun, Kecap Ramayana Wlingi, Kecap Sempurna Kesamben , Kecap Jaya Wlingi. Hasil Analisis Data Hasil analisis data dari 50 responden digunakan untuk menganalisa strategi promosi dan penetapan harga pada perusahaan dalam melakukan keputusan pembelian kecap pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Berdasarkan dari Usia Responden dapat diketahui bahwa dari 50 responden, dalam melakukan keputusan pembelian kecap gurami, usia responden terbanyak adalah 36 – 40 tahun sebesar 54%. Usia 31 – 35 tahun sebesar 18%, usia 25 – 30 tahun sebesar 12%, usia 41 – 45 tahun sebesar 10%, usia ≥ 45 tahun sebesar 4%, dan usia ≤25 tahun sebesar 2%, ini menunjukkan bahwa kecap merek gurami dapat di terima oleh konsumen dengan segala usia. Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa dari 50 responden, menunjukkan bahwa kecap gurami produksi UD. Azafood blitar di dominasi oleh perempuan sebesar 82% (41 orang) dan laki – laki 18% (9 orang). Berdasarkan jenis pekerjaan bahwa dari 50 orang responden, menunjukkan bahwa dalam melakukan keputusan pembelian kecap gurami di dominasi oleh pekerjaan wiraswasta 68%, tidak bekerja 22%, pegawai swasta 6%, PNS 2%, dan TNI/POLRI 2%. Ini menunjukkan bahwa kecap gurami dapat di terima konsumen dengan segala pekerjaan. Berdasarkan jawaban responden dengan menggunakan metode skala Guttman variabel promosi, nilai rata-rata variabel strategi promosi (mean variabel) sebesar 1,86 yang dapat diartikan bahwa strategi promosi baik, karena angka yang di dapat sudah diatas 1.50. Hasil dari tabel tersebut menggambarkan bahwa untuk item tersebut mayoritas responden menjawab ya yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata 2 yang berarti responden merasa puas terhadap apa yang dipromosikan tenaga penjual kecap gurami yang sesuai dengan kualitas produknya. Sedangkan nilai mean terendah yaitu pada mean ke-7 yaitu perusahaan belum menerapkan strategi promosi melalui internet, yang memiliki nilai 1,38. Hal bermakna bahwa para konsumen menginginkan perusahaan untuk melakukan promosi melalui internet agar mendapatkan konsumen baru dan tertarik akan produk yang dijual oleh perusahaan UD. Azafood Wlingi Blitar. Berdasarkan jawaban responden dengan metode skala Guttman variabel penetapan harga nilai rata-rata variabel penetapan harga (mean variabel) sebesar 1,70 yang dapat diartikan bahwa responden juga merupakan penjual kecap gurami merasa puas terhadap harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan, namun perlu dilakukan perbaikan secara berkesinambungan agar menciptakan 364 ISSN: 2407-2680 keputusan pembelian yang maksimal. Sedangkan jika dilihat per item, maka terlihat bahwa item yang memiliki nilai tertinggi yaitu pada item ke 4. Hasil dari tabel tersebut menggambarkan bahwa untuk item tersebut mayoritas responden menjawab ya yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata 1,96 yang berarti responden merasa puas terhadap harga kecap gurami sesuai dengan kualitas yang dirasakan. Sedangkan nilai mean terendah yaitu pada mean ke 5 yaitu konsumen kecap gurami meras belum puas karena kecap gurami belum melakukan potongan harga (diskon) atau cash back pada setiap pembelian produk kecap gurami, yang memiliki nilai 1,36. Hal tersebut bahwa konsumen menginginkan potongan harga (diskon) atau cash back pada setiap pembelian produk kecap gurami dalam jumlah tertentu. Berdasarkan hasil jawaban responden dengan menggunakan metode skala Guttman nilai rata-rata variabel keputusan pembelian konsumen (mean variabel) sebesar 1,8 yang dapat diartikan bahwa responden dalam hal ini penjual kecap gurami merasa cukup puas. Sedangkan jika dilihat per item, maka terlihat bahwa nilai item yang memiliki nilai tertinggi yaitu item ke 5 disini terlihat bahwa besar responden menjawab ya bahwa konsumen akan melakukan pembelian ulang kecap gurami. Sedangkan nilai terendah yaitu pada item ke 4 yang menerangkan bahwa mereka tidak akan berpindah pada merek kecap lain meskipun produk lain lebih murah, yang memiliki nilai 1,52. Nilai tersebut bermakna bahwa konsumen merasa belum puas terhadap produk yang mereka beli. Diantara variabel strategi promosi, penetapan harga, dan keputusan pembelian konsumen yang memiliki nilai mean tertinggi adalah variabel Strategi Promosi dengan nilai 1,86, sedangkan nilai variabel keputusan pembelian konsumen memiliki nilai mean 1,8 yang berarti masih dibawah penetapan harga. Sedangkan yng terendah adalah variabel penetapan harga yang memiliki nilai mean 1,70. Melihat dari masing-masing variabel yang sudah di atas 1.50. Sebaiknya perusahaan melakukan peningkatan secara terus menerus untuk strategi promosi, penetapan harga agar mewujudkan keinginan perusahaan untuk menigkatkan keputusan pembelian. Hasil yang didapat dari pernyataan responden selanjutnya diolah menggunakan Uji Validitas dan Reliabilitas untuk mengukur sejauh mana Valid dan Reliabelnya suatu kuesioner. Uji Validitas Validitas adalah akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Koefisien reprodubilitas dengan ketentuan Kr > 0,90 dianggap baik dan criteria uji koefisien skalabilitas adalah apabila Ks > 0,6 maka dianggap baik. Perhitungan Koefisien Reprodusibilitas dan Koefisien Skalabilitas N : 50 X 10 = 500 Kr = 1-(e/n) = 1-(10/500) = 0,980 365 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) Ks = 1-{e/p} = 1-{10/0.5(500-428)} = 0.722 Dari hasil perhitungan uji validitas pada variabel Strategi Promosi (X1) sebesar 0,980 hal ini menunjukkan bahwa Kr > 0,90, sehingga disimpulkan bahwa skala variabel X1 baik digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan perhitungan pada Koefisien Skalabilitas terlihat bahwa Ks 0,722 > 0,60, sehingga disimpulkan bahwa skala untuk variabel X1 baik digunakan dalam penelitian. Hasil perhitungan Kr dan Ks menunjukkan baha semua item pernyataan untuk variabel X1 ( nomor 1-10 ) adalah valid. Perhitungan Koefisien Reprodusibilitas dan Koefisien Skalabilitas N : 50 X 5 = 250 Kr = 1-(e/n) = 1-(8/250) = 0,968 Ks = 1-{e/p} = 1-{8/0,5(250-176) = 0,784 Dari hasil perhitungan uji validitas pada variabel Penetapan Harga (X2) sebesar 0,968 hal ini menunjukkan bahwa Kr > 0,90, sehingga disimpulkan bahwa skala variabel X2 baik digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan dalam perhitungan Koefisien Skalabilitas terlihat bahwa Ks 0,784 > 0,60, sehingga disimpulkan bahwa skala untuk variabel X2 baik digunakan dalam penelitian. Hasil perhitungan Kr dan Ks menunjukkan bahwa semua item pernyataan variabel penetapan harga X2 (nomor 1-5) adalah valid. Perhitungan Koefisien Reprodusibilitas dan Koefisien Skalabilitas N : 50 X 5 = 250 Kr = 1-(e/n) = 1-(7/250) = 0,972 Ks = 1-{e/p} = 1-{7/0,5(250-200} = 0,72 Dari hasil perhitungan uji validitas pada variabel keputusan pembelian konsumen (Y) 0,972 hal ini menunjukkan bahwa Kr > 0,90, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan pembelian (Y) baik digunakan dalam penelitian. Sedangkan dalam perhitungan Koefisien Skalabilitas Ks 0,72 > 0,60, sehingga disimpulkan bahwa skala untuk variabel Y baik digunakan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan dari Kr dan Ks menunjukkan bahwa semua item pernyataan untuk variabel Y (nomor 1-5) adalah valid. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kehandalan kuesioner. Kuesioner yang reliable adalah kuesioner yang apabila dicoba secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Uji reliabilitas ini menggunakan Formula Kuder-Richardson 20. Jika suatu komponen atau belahan tes merupakan butir yang diberi skor dikotomi yaitu terdiri atas angka 0 dan 1. Maka metode Kuder-Richardson ini cocok digunakan 366 ISSN: 2407-2680 dan metode ini disebut juga dengan koefisien alpha, dengan menggunakan ratarata proporsi subyek yang mendapat skor 1. Skor rata-rata total X= Menghitung varians total. = Menghitung Reabilitas dengan : R R R Pada variabel Strategi Promosi(X1)0,638 hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasinya>0,6.Sehingga disimpulkan bahwa skala untuk variabel X1 tersebut reliabel karena koefisien korelasinya berada antara 0-1. Skor rata – rata total. X= Menghitung varians total. = Menghitung reliabilitas dengan R R R Pada variabel Penetapan Harga (X2) 0,77 hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasinya>0,6. Sehingga disimpulkan bahwa skala untuk variabel X2 tersebut reliabel karena koefisien korelasinya berada antara 0-1. Skor rata – rata total. X= Menghitung varians total. = Menghitung reliabilitas dengan R R R Pada variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Y) 0,7hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasinya>0,6 Sehingga disimpulkan bahwa skala untuk variabel Y tersebut reliabel karena koefisien korelasinya berada antara 0-1. Uji Regresi LinierBerganda Rumus persamaan linier berganda: Nilai a = 5,535 jika variabel strategi promosi, penetapan harga dianggap sama dengan nol, maka keputusan pembelian sebesar 5,535. 367 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) Nilai = 0,333 jika variabel promosi meningkat, sementara penetapan harga diasumsikan tetap maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,333. Nilai = 0,375 jika variabel penetapan harga meningkat, sementara strategi promosi diasumsikan tetap maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,375. 1. Pengujian Hipotesis 2. Koefisien Determinan R2 = (0,9894)2 = 0,98 3. F hitung F hitung = = = 0,46 4. F tabel Dk Pembilang =2 Dk Penyebut = 50 – 2 – 1 = 47 F tabel = 3,20 a. Hipotesis Ho1 : Diduga strategi promosi tidak dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Ho2 : Diduga penetapan harga tidak dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Ho3 : Diduga strategi promosi dan penetapan harga tidak dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Ha1 : Diduga strategi promosi dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Ha2 : Diduga penetapan harga dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. Ha3 : Diduga strategi promosi dan penetapan harga dapat meningkatkan keputusan pembelian kecap gurami pada UD. Azafood Wlingi Blitar. b. Kriteria: F hitung (0,46) > F tabel (3,20) = Ho ditolak, Ha Diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa Strategi Promosi dan Penetapan Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kecap gurami. Evaluasi Promosi Promosi digunakan untuk menarik minat beli konsumen agar dapat meningkatkan pembelian, dengan menambah kegiatan promosi diharapkan dapat meningkatkan keputusan pembelian pada perusahaan. Tetapi perusahaan UD. Azafood Wlingi Blitar dalam mempromosikan produknya masih sangat 368 ISSN: 2407-2680 kurang maksimal karena hanya melalui tatap muka ketika seorang kurir atau tenaga penjual bertemu dengan konsumen atau pengecer ,selain itu perusahaan juga melakukan sistem promosinya dengan cara shodaqoh. Ini yang mengakibatkan perusahaan kecap gurami mengalami penurunan permintaan. Penetapan Harga 1. Faktor Internal a. Pertimbangan Organisasi dalam menentukan harga Perusahaan menetapkan harga kecap untuk kemasan 1000 ml Rp 23.100, untuk kemasan 620 ml Rp 15.700, untuk kemasan 330 ml Rp 9.000 dan untuk kemasan 150 ml perusahaan menetapkan harga Rp3.950 karena ditunjangnya oleh beberapa faktor yaitu adanya kenaikan bahan baku dan naiknya UMK Kab Blitar. Jika produk tersebut tidak dinaikkan maka perusahaan akan mengalami kerugian. b. Daerah Pemasaran Daerah pemasaran yang dilakukan oleh UD. Azafood Wlingi Blitar yaitu masih di wilayah Jawa Timur khususnya di daerah Wlingi, Selopuro, Talun, Binangun, Kesamben, dan Doko. Dilihat dari daerah pemasaran, kecap gurami masih dalam lingkup regional sebaiknya perusahaan melakukan perluasan daerah pemasaran kecap gurami sehingga kecap gurami dapat dikenal lebih luas oleh konsumen dan dapat mempengaruhi konsumen lain agar melakukan keputusan pembelian kecap gurami. 2. Faktor Eksternal a. Permintaan Pasar Berdasarkan data penjualan kecap tahun 2015 diketahui bahwa penjualan kecap pada tahun 2011 mencpai 207.094 unit, pada tahun 2012 penjualan mencapai 200.237 unit, tahun 2013 penjualan kecap mencapai 187.048, tahun 2014 penjualan kecap mencapai 196.558, dan pada tahun 2015 penjualan kecap mencapai 177.028 unit. Dari hasil penjualan kecap lima tahun terakhir penuruan terjadi pada tahun 2015 sebanyak 19.530 unit, ini dikarenakan kurangnya kegiatan promosi yang dilakukan untuk menarik minat beli konsumen serta penentuan harga yang kurang sesuai dengan yang diharapkan konsumen. Selain itu karena banyaknya persaingan yang memproduksi barang sejenis. Hal ini mengakibatkan menurunnya minat beli konsumen terhadap produk kecap gurami. b. Pesaing Persaingan perusahaan dalam sebuah bisnis adalah hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar dapat mencapai tujuan. Persaingan yang ketat antar perusahaan yang sejenis membuat perusahaan harus menarik konsumen sebanyak mungkin dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Perusahaan yang bersaing dengan Kecap Gurami produk UD. Azafood Wlingi Blitar yaitu Kecap Cemara Talun, Kecap Ramayana Wlingi, Kecap Sempurna Kesamben, dan Kecap Jaya Wlingi. c. Faktor Lingkungan d. Teknologi Perkembangan teknologi yang cepat memberikan dampak bagi perusahaan, perkembangan teknologi yang terjadi akan memberikan proses produksi lebih efektif serta memberikan efesien waktu dan biaya. Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan dengan perkembangan 369 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) maka akan tertinggal jauh dengan perusahaan lain yang mampu berkembang mengikuti arus. Perilaku Pasca Pembelian Perilaku pasca pembelian adalah proses mengevaluasi setelah konsumen membeli produk yang telah ditawarkan. Perilaku pasca pembelian ini sangat penting bagi perusahaan karena dapat membantu memperbaiki produk yang telah ditawarkan oleh UD. Azafood Wlingi Blitar seperti menyediakan kotak kritik dan saran, dan menyediakan customer service agar konsumen dapat menyampaikan keluh kesahnya, atau kekurangan produk yang telah dijual. Evaluasi Keputusan Pembelian UD. Azafood Wlingi Blitar memiliki permasalahan dalam melakukan keputusan pembelian kecap gurami yang mengakibatkan menurunnya penjualan. Menurunnya keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen ini diakibatkan karena minimnya promosi yang dilakukan UD. Azafood Wlingi Blitar dan penetapan harga yang tidak sesuai dengan harapan pembeli. Adapun beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh UD. Azafood Wlingi Blitar untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen yaitu dengan menambah kegiatan promosi seperti menyebar brosur, pamflet, pemasangan banner di tempat strategis, dan melalui media elektronik. Hal ini calon pembeli dapat mengenal kecap gurami dengan promosi yang telah dilakukan. Selain menambah kegiatan promosi perusahaan juga perlu memperhatikan harga kecap yang dipasarkan, dan mengadakan potongan harga dalam jumlah tertentu agar dapat menarik minat konsumen dalam membeli kecap gurami. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif untuk strategi promosi yaitu menyebarkan informasi tentang produk perusahaan agar semua orang tahu akan produk tersebut dan dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang telah ditawarkan agar meningkatkan keputusan pembelian. Penambahan kegiatan promosi diharapkan dapat meningkatkan pembelian kecap kepada konsumen dan mendapatkan penjual atau konsumen baru agar dapat menjaga kestabilan proses produksi dan bertahan hidupnya perusahaan. Adapun beberapa kegiatan yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan konsumen baru yaitu: 1. Potongan harga Dengan cara memberikan potongan harga dalam jumlah tertentu, hal ini dapat menarik konsumen untuk melakukan sebuah keputusan pembelian pada produk tersebut. 2. Pemberian Hadiah Pemberian hadiah ini bisa dilakukan ketika ada event dan perusahaan mau untuk menyumbangkan produknya. Ketika perusahaan mau menyumbangkan produknya maka secara tidak langsung calon pembeli sudah mencoba. 3. Memberikan bonus kepada pengecer atau pedagang besar Memberikan bonus kepada pengecer atau pedagang besar ini merupakan strategi yang baik untuk sebuah perusahaan. Karena jika perusahaan ini memberikan bonus maka pengecer atau pedagang besar mau menjualkan 370 ISSN: 2407-2680 produk perusahaan dengan jumlah besar. Dengan memberikan tawaran ini diharapkan pengecer atau pedagang besar mampu menjualkan produknya dan dapat meningkatkan pembelian produk yang ditawarkan. Pembahasan Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan bahwa usia responden yang mendominasi dalam melakukan keputusan pembelian adalah 36 – 40 tahun sebesar 54%. Hal ini menunjukkan bahwa usia responden lebih produktif untuk melakukan keputusan pembelian kecap gurami. Berdasarkan jenis kelamin, yang mendominasi pembelian kecap gurami adalah perempuan yaitu sebesar 82% hal itu menunjukkan bahwa keputusan pembelian kecap banyak di dominasi oleh perempuan. Dari hasil kuesioner berdasarkan pekerjaan yang mendominasi dalam melakukan keputusan pembelian kecap adalah wiraswasta yaitu sebesar 68% ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian kecap banyak di dominasi oleh wiraswasta. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari kuesioner yang disebarkan dan diolah dengan menggunakan nilai rata-rata variabel, mean variabel penetapan harga (1,70) lebih kecil dibandingkan dengan Variabel Strategi Promosi sebesar (1,86) dan Keputusan Pembelian sebesar (1,8). Hal ini menunjukkan bahwa penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan belum dapat diterima oleh konsumen sebaiknya perusahaan melakukan strategi produk dimana dalam strategi produk yang dilakukan perusahaan harus menyesuaikan kebutuhan konsumen seperti menambah variasi ukuran kemasan kecap sehingga konsumen dapat memilih harga produk sesuai dengan harapannya dan perusahaan perlu untuk memperhatikan pendapatan di daerah pasar yang dituju serta melakukan perhitungan harga jual sesuai dengan kemampuan daya beli konsumen agar dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Bila dilihat dari mean item strategi promosi yang memiliki nilai terendah adalah item ke tujuh yaitu apakah strategi promosi yang dilakukan oleh UD. Azafood Wlingi Blitar melalui internet sudah tepat nilai responden sebesar 1,38. Hal tersebut bermakna sebagian responden beranggapan bahwa strategi promosi yang dilakukan oleh UD. Azafood Wlingi Blitar melalui internet belum tepat. Sehingga perusahaan perlu menambah kegiatan promosi melalui media elektronik dan media cetak agar konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian kecap gurami. Dilihat dari mean item penetapan harga jawaban responden yang memiliki nilai terendah yaitu 1,36 terletak pada item ke lima yaitu kecap gurami sering melakukan potongan harga (diskon) atau cash back pada setiap pembelian produknya. Hal tersebut berarti sebagian responden beranggapan bahwa UD. Azafood belum melakukan potongan harga (diskon) atau cash back pada setiap pembelian produk kecap. Hendaknya perusahaan melakukan potongan harga agar konsumen tertarik pada produk kecap gurami dan melakukan keputusan pembelian kecap. Jika dilihat dari nilai mean item keputusan pembelian yang memiliki nilai terendah adalah item ke empat yaitu Saya tidak akan berpindah pada merek kecap lain meskipun produk lain lebih murah. Artinya ada sebagian responden belum loyal terhadap kecap gurami. Sebaiknya perusahaan meningkatkan loyalitas konsumen dengan cara meningkatkan kualitas produknya agar konsumen tidak akan berpindah kepada produk lain, meskipun dengan harga 371 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) yang murah. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa di perusahaan UD. Azafood Wlingi Blitar perlu ada perbaikan strategi promosi dan penetapan harga agar konsumen dapat tertarik membeli kecap gurami dan melakukan keputusan pembelian. Dilihat dari hasil Uji Validitas dengan menggunakan metode Koefisien Reprodusibilitas dan Koefisien Skalabilitas. Nilai Koefisien Reprodusibilitas pada variabel Strategi Promosi sebesar 0,980 > 0,90 dan Koefisien Skalabilitas 0,722 > 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel strategi promosi valid dan baik digunakan dalam penelitian. Sedangkan nilai Koefisien Reprodusibilitas variabel Penetapan Harga sebesar 0,968 > 0,90 dan Koefisien Skalabilitas 0,784 > 0,60, hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel pentapan harga valid dan baik digunakan dalam penelitian. Sedangkan nilai Koefisien Reprodusibilitas variabel Keputusan Pembelian sebesar 0,972 > 0,90 dan Koefisien Skalabilitas 0,72 > 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa varibel keputusan pembelian valid dan baik digunakan dalam penelitian. Dilihat dari Uji Reliabilitas dengan menggunakan Formula KuderRichardson 20, nilai koefisien korelasi pada variabel Strategi Promosi sebesar 0,638 > 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel strategi promosi tersebut reliable karena koefisien korelasinya lebih dari 0,6. Sedangkan nilai koefisien korelasi pada variabel Penetapan Harga sebesar 0,77 > 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel strategi promosi tersebut reliable karena koefisien korelasinya lebih dari 0,6. Sedangkan nilai koefisien korelasi pada variabel Keputusan Pembelian sebesar 0,7 > 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel strategi promosi tersebut reliable karena koefisien korelasinya lebih dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner dalam penelitian ini, variabel independen dan dependen sudah valid dan reliabel itu berarti kuesioner layak untuk dijadikan bahan penelitian. Berdasarkan uji regresi linier berganda terlihat bahwa variabel strategi promosi memiliki nilai sebesar 33.3%, hal ini pengaruh strategi promosi terhadap keputusan pembelian sebesar 33.3% dan variabel penetapan harga memiliki sebesar 37.5%, hal ini pengaruh penetapan harga terhadap keputusan pembelian sebesar 37.5% itu berarti bahwa strategi promosi merupakan faktor yang mengakibatkan penurunan terhadap keputusan pembelian, untuk itu UD. Azafood Wlingi Blitar perlu meningkatkan strategi promosi agar keputusan pembelian dapat meningkat kembali. Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh strategi promosi dan penetapan harga yaitu sebesar 0,46. Hal ini berarti bahwa Strategi Promosi dan Penetapan Harga memiliki pengaruh sebesar 46% terhadap keputusan pembelian kecap gurami. Meskipun staregi promosi dan penetapan harga sudah baik, perusahaan harus meningkatkan strategi promosi dan penetapan harga agar perusahaan dapat meningkatkan keputusan pembelian produknya. Dalam kegiatan pemasaran ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yaitu strategi promosi dan penetapan harga. Hal ini perlu dilakukan perusahaan agar perusahaan tidak mengalami penurunan pembelian kecap dan dapat bersaing antar perusahaan lain. Perusahaan dapat menambah kegiatan strategi promosi seperti pemberian hadiah, potongan harga, memberikan bonus kepada pengecer yang dapat menjualkan produk dalam jumlah besar sesuai dengan target perusahaan, selain itu perusahaan dapat melakukan strategi promosinya melalui banner atau pamflet yang diletakkan di tempat strategis. Perusahaan perlu memperhatikan harga kecap pesaing, 372 ISSN: 2407-2680 sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual kecap yang dipasarkan sesuai dengan harapan konsumen dan dapat melakukan keputusan pembelian kecap gurami. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini: 1. Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan terlihat bahwa penurunan yang terjadi terhadap keputusan pembelian diakibatkan oleh: a. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner yang memiliki nilaimean variabel terendah yaitu pada variabel penetapan harga, hal ini menunjukkan bahwa penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan belum dapat diterima oleh konsumen. Perusahan perlu melakukan strategi produk,Perusahaan harus menyesuaikan kebutuhan konsumen seperti menambah variasi ukuran kemasan kecap, hal ini dilakukan agar konsumen dapat memilih harga produk sesuai dengan harapannya. Sehingga perusahaan perlu memperhatikan pendapatan di daerah pasar yang dituju serta melakukan perhitungan harga jual sesuai dengan kemampuan daya beli konsumen agar dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen. b. Variabel yang memiliki nilai item terendah pada strategi promosi yaitu apakah strategi promosi yang dilakukan oleh UD. Azafood Wlingi melalui internet sudah tepat, hal ini bermakna bahwa para konsumen menginginkan perusahaan melakukan promosi melalui internet agar mendapatkan konsumen baru dan tertarik akan produk yang dijual oleh perusahaan. Sedangkan pada variabel penetapan harga nilai item terendah yaitu kecap gurami sering melakukan potongan harga (diskon) atau cash back pada setiap produknya, hal ini konsumen menginginkan potongan harga pada setiap pembelian produk kecap gurami. Sedangkan pada variabel keputusan pembelian nilai item terendahnya yaitu saya tidak akan berpindah merek kecap lain meskipun produk lain lebih murah, artinya sebagian responden belum loyal terhadap kecap gurami. 2. Pengaruh variabel strategi promosi (X1) dan penetapan harga (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 46%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa strategi promosi dan penetapan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kecap gurami. 3. Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa strategi promosi dan penetapan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kecap gurami. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai dari F hitung (0,46) > F tabel (3,20) 4. Permasalahan yang timbul pada perusahaan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya kegiatan pemasaran melalui media elektronik dan media cetak yang menyebabkan penurunan keputusan pembelian kecap gurami. Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti sebagai berikut: 1. UD. Azafood Wlingi Blitar perlu menambah kegiatan promosinya seperti melakukan iklan melalui media elektronik, media cetak, dan menjadi sponsor 373 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) dalam acara tertentu agar kecap gurami dapat dikenal lebih luas oleh konsumen. 2. Sebaiknya dalam penentuan harga jual perusahaan harus menyesuaikan dengan harga pesaing kecap lokal dan kondisi sosial ekonomi konsumen agar membantu perusahaan menghasilkan penjualan yang lebih banyak dan membangun kesetiaan dalam mekukan keputusan pembelian kecap. 3. UD. Azafood Wlingi Blitar perlu membuat kotak saran bagi konsumen sehingga menjadi jembatan antara konsumen dengan perusahaan dan konsumen pun dapat menyampaikan saran atau kritiknya terhadap perusahaan untuk dapat ditinjau lebih lanjut oleh perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin, 2012, Reliabilitas dan Validitas, edisi keempat, cetakan kedua Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta Buchari, Alma, 2007, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Penerbit: Alfabeta, Bandung Gitosudarmo, Indriyo, 2008, Manajemen Pemasaran, edisi kedua, Penerbit: BPFE, Yogyakarta. Kotler, Philip, 2005, Prisip-Prinsip Pemasaran, jilid satu, Penerbit: Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip dan Garry Amstrong, 2008, Manajemen Pemasaran, Penerbit: Indeks, Jakarta. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2007, Manajemen Pemasaran, edisi kedua belas, jilid satu, Penerbit: Indeks, Jakarta. Lupiyoadi, Rambat, 2013, Manajemen Pemasaran Jasa, edisi ketiga, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Penerbit: Ghalia Indonesia, Bogor. Oesman, Yevis Marty, 2010, Sukses Mengelola Marketing Mix, CCRM, Customer Value, dan Customer Dependency (Kasus Pada Pemasaran Shopping Center), cetakan kesatu, Penerbit: Alfabeta, Bandung. Simamora, Henry, 2006, Manajemen Pemasaran Internasional, Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta. Singarimbun, dan Effendi, 2011, Metode Penelitian Survai, Penerbit: Pustaka LP3ES, Jakarta. Sunyoto, Danang, 2015, Strategi Pemasaran, cetakan pertama, Penerbit: CAPS (Center For Academic Publishing Service), Yogyakarta. Swasta, Basu dan Irawan, 2008, Manajemen Pemasaran Modern, edisi kedua, cetakan ketiga belas, Penerbit : Liberty, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra, 2006, Service, Quality dan Sactisfaction, edisi revisi, Penerbit : Andi, Yogyakarta. Widarjono, Agus, 2013, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, edisi keempat, Penerbit : UPP STIM YKPN, Yogyakarta. 374