BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. 4 Deddy Mulyana menyatakan bahwa “Komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima pesan yang disebut komunikan dengan tujuan mencapai saling pengertian dianatar kedua belah pihak”.5 Menurut Havland, Janis dan Kelley dalam Arni ,Muhammad, communication is the process by which an individuals transmits stimuli (usualy verbal) to modify the behavior of other indivisuals atau dengan kata lain komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.6 Berdasarkan tiga definisi di atas, pengertian komunikasi adalah suatu proses melalui komunikator-komunikator yang menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan terus menerus menciptakan maknamakna serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai cara.Kehidupan manusia akan tampak hampa atau tiada 4 Ardianto, dkk.Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung : Refika Offset. 2007. Hal: 3 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 2004. Hal 41-42 6 Arni, Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakrta : Bumi Aksara. 2005. Hal : 2 5 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. 2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antar persona dan komunikasi antar kelompok. Perbedaannya terdapat dalam komponenkomponen yang terlibat di dalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersona. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut7: 1. Komunikasi Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Apabila media komunikasi yang digunakan adaalah televisi, tentu akan lebih banyak lagi orang yang terlibat, seperti juru kamera (lebih dari satu), juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager, dan lain-lain. Selain itu, peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang 7 Ardianto, dkk.Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung : Refika Offset. 2007. Hal: 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang oenting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikasi pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Pada komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungki mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.8 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000:99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. Sementara Rakhmat (2003) menyebutkannya sebagai proporsi unsur isi dan unsur hubungan.Dalam komunikasi antarpersonayang diutamakan adalah unsur hubungan.Semakin saling mengenal antarpelaku komunikasi, maka komunikasinya semakin efektif. 6. Komunikasi Massa bersifat Satu Arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikannya tidak dalat melakukan kontak langsung.Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak 8 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2006 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 dapatmelakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarperson. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. 7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan & pendengaran. 8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. 2.1.2 Peranan Komunikasi Massa Melalui komunikasi massa kita menjadi tahu berbagai macam informasi. Tak pelak lagi komunikasi melalui media massa dapat menembus kehidupan kita. Dominick (2000) mengatakan bahwa dalam melihat fungsi dan kegunaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 komunikasi massa, perlu dilakukan dua bentuk analisis, yakni analisis makro (wide/angle lens) dan analisis mikro (close-up lens). Kedua metode ini, baik analisis makro maupun analisis mikro, kadangkala memiliki hasil yang sama pada khalayak dalam menyerap informasi yang disampaikan media massa. Tetapi tidak berarti khalayak memiliki kesamaan dalam menggunakan media massa. Hal ini yang sering tidak diantisipasi oleh para komunikator massa. Berbicara tentang wide- angle lens atau wide-angle view (sudut pandang yang lebih luas), Gamble dan Gamble (2001) mengatakan, sejak lahir sampai meninggal, semua bentuk komunikasi memainkan peranan dan menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan manusia. Apapun pekerjaan, kegiatan atau waktu luang seseorang, komunikasi merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan dalam kehidupan mereka. Bila kita menganalisis bagaimana orang-orang menghabiskan waktu luang dari waktu kesehariannya dalam bekerja, maka sebagian besar aktivitas mereka dihabiskan untuk berkomunikasi. Masyarakat banyak menghabiskan waktu dengan media. Di Indonesia ini dengan adanya belasan stasiun televisi nasional, ratusan radio siaran, ratusan surat kabar dan majalah, serta bermunculannya bioskop-bioskop di mall atau supermall, banyak orang yang diterpa dan menerpakan diri pada media massa tersebut. Secara sadar atau tidak sadar, pola hidup masyarakat sudah dikendalikan oleh media massa. Gamble dan Gamble (2001) menyebutkan banyak orang menghabiskan waktunya sekitar tujuh jam untuk mengonsumsi media massa di http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 tengah kesibukan pekerjaannya. Mereka juga memiliki pilihan media yang sangat spesifik, speerti majalah atau tabloid yang berkaitan dengan pekerjaannya.9 2.1.3 Efek Komunikasi Massa Efek yang perlu dipelajari oleh komunikan untuk meningkatkan komunikasi massa secara efektif dan menimbulkan dampak yang positif.Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologis dan analisis sosial.Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Menurut Steven M Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku. Pendekatan ketiga adalah observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa. Mc Luhan mengemukakan media is the message, media adalah pesan itu sendiri. 9 Oleh karena itu, bentuk media saja dapat mempengaruhi Ardianto, dkk.Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung : Refika Offset. 2007. Hal: 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 khalayak.Menurut Steven M. Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu : 1. Efek ekonomi Efek ekonomi yang menimbulkan berbagai produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa, membuka lowongan pekerjaan. Sudah jelas, bahwa kehadiran media massa menggerakkan berbagai usaha. Mulai dari mereka yang memiliki usaha misalnya, usaha rumah makan dapat membayar iklan untuk menarik para penikmat kuliner lewat media, entah lewat media elektronik maupun media cetak. 1. Efek sosial Efek ini berkenaan dengan karakter, bagaimana kita dapat menilai seseorang yang dipengaruhi oleh media massa, hasil dari perilaku, cara berfikir, pembawaan, interaksi terhadap seseorang atau khalayak yang bersamanya, dll merupakan bagian dari efek sosial. 3. Efek penjadualan kegiatan sehari-hari Efek penjadulan yang dimaksud adalah apabila media televisi hadir pada kehidupan anak dalam masa pendidikan, maka kehadiran televisi dapat mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan menonton film.Gejala ini efek ini disebut oleh Joyce Cramond (1976) sebagai “displacement effects” (efek alihan).Namun alihan ini dapat dapat dijuruskan kepada hal positif dan negatif, alihan menonton televisi dari pada membaca buku pelajaran merupakan efek negatif bagi anak,dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 alihan menonton televisi dari pada bermain di jalan raya merupakan alihan positif bagi anak. 4. Efek hilangnya perasaan tertentu Seseorang sering menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, Media dipergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikan. Dengan melihat berbagai acara yang di tampilkan oleh televisi misalnya seseorang secara tiba-tiba akan tertawa dan menangis sendiri karena melihat adegan dalam acara televisi tersebut. 5. Efek tumbuhnya perasaan tertentu Kehadiran media massa juga menumbuhkan perasaan tertentu. Manusia memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut, faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan,apa pun yang disiarkannya. 2.2 Media Bovee menyatakan media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsimenyampaikan pesan.10 Media juga merupakan alat bantu dalamproses belajar mengajar baik dalam pendidikan formal maupun informal (Widada,2010:99). Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian media adalah alat atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, 10 Sanaky, Hujair Ah. Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen.Yogyakarta: Kaukaba. 2011. Hal: 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 poster, danspanduk. Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat dilihatdan didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untukmembuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien (Agung, 2011). 2.2.1 Media Massa Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan- pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV.11 Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001). Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi.12 11 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2002. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2006 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 2.2.2 Media Massa Televisi Televisi sebagai media massa yang notabenenya sebagai perangkat sosial yang berpengaruh besar terhadap kesehatan sosial masyarakat. Kehidupan sosial masyarakat yang semula tradisional berubah cepat menjadi modern akibat modernisasi yang dibawa oleh televisi. Tak terbatasnya dunia komunikasi massa melalui media massa seperti televisi mengantarkan masyarakat pada arus perubahan peradaban yang cepat. Televisi saat ini seakan menjadi guru elektronik yang mengatur dan mengarahkan serta menciptakan budaya massa baru. Tayangan program televisi seperti reality show, infotainment, sinetron, film bahkan iklan sekalipun turut serta mengatur dan mengubah life style di masyarakat. Informasi yang diberikan televisi seperti program berita tentang politik, budaya, ekonomi maupun sosial masyarakat dari suatu negara layaknya hanya hiburan dan permainan publik belaka. Televisi juga bisa dijadikan sebagai sarana edukasi dan informasi. 2.2.3 Efek Pesan Media massa menyampaikan pesan kepada khalayak. Penyampaian tersebut memiliki efek kepada masing-masing khalayak. Efek tersebut diantaranya13: 1. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas 13 Ibid. Hal 49 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang dan tidak cermat. Efek Prososial Kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik da benar, maka televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. 2. Efek afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. 2. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.Adegan kekerasan di TV membuat orang menjadi beringas. Siaran memasak di tv membuat ibu-ibu lebih gemar memasak dan kreatif. Namun ada juga laporan bahwa film tidak sanggup memotivasi remaja perkotaan untuk menghindari pemakaian obat-obat terlarang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Media massa memiliki fungsi sebagai saluran informasi, saluran pendidikan dan saluran hiburan. Namun kenyataannya media massamemberi efektif lain diluar fungsinya. Efek media massa tidak hanya mempengaruhi sikap seseorang namun dapat mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat. Efek media juga dapat mempengaruhi seseorang dalam waktu pendek sehingga dengan cepat mempengaruhi mereka, dan dapat memeberi efek dalam waktu yang lama sehingga memberi dampak pada perubahanperubahan dalam waktu yang lama. 2.3 Berita Televisi Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet. “Berita adalah segala sesuatu yang terkait waktu dan menarik perhatian banyak orang dan berita terbaik adalah hal-hal yang paling menarik yang menarik sebanyak mungkin orang (untuk membacanya)”. Ini definisi menurut Willard Grosvenor Bleyer. Sedang televisi adalah sebuah media yang menggunakan audio dan visual untuk menympaikan pesan kepada khalayak. Dengan ini berarti berita televisi di artikan sebagai laporan cepat mengenai fakta atau ide baru yang benar dan di sampaikan dengan audio dan visual untuk menjelaskan sebuah infomasi yang di lemparkan kepada khalayak, yang berbeda dengan media cetak, karena teras berita http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 di dalam berita televisi di lampirkan oleh pembawa berita sedangkan isi berita berada di dalam cuplikan gambar. 2.3.1 1. Macam-macam Berita Berita Terkini Berita terkini ialah uraian peristiwa dan atau pendapat yang mengandung nilai berita dan terjadi pada hari ini (news of the day). Berita terkini bersifat timeconcern, yaitu penyajiannya sangat terikat pada waktu.Makin cepat disajikan makin baik. Dengan syarat, nilai beritanya harus kuat. 2. Berita Berkala JB Wahyudi memberikan batas tentang berita berkala sebagai ukuran fakta dan atau pendapat yang nilai beritanya kurang kuat, sehingga penyajiannya kepada khalayak tidak terikat pada waktu. Uraiannya bersifat linier dan eksploratif dan disusun dengan teknik piramida, yaitu dari yang kurang penting ke yang terpenting, dan adegan teknik kronologis, yaitu sesuai dengan urutan kejadian. Penyusunan berita berkala televisi tetap dengan mengombinasikan uraian fakta, uraian pendapat, dan penyajian pendapat narasumber, secara dinamis dan variattif. Pendapat dari narasumber yang relevan biar disampaikan sendiri oleh narasumber. Berita berkala merupakan uraian fakta dan atau pendapat yang sudah ada dan sudah terjadi sehingga nilai aktualisasinya sudah berkurang, tetapi nilai menariknya masih tetap ada. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 2.3.2 Format Berita Televisi Televisi memiliki sejumlah format berita, yaitu : 1. Reader (RDR) Reader atau RDR adalah jenis berita yang seluruh narasi atau storynya dibacakan oleh presenter.Format berita ini seolah hanya terdiri atas lead, tidak ada gambar peristiwa atau wawancara dalam format berita ini. RDR ditampilkan jika suatu peristiwa dianggap teramat penting dan harus disampaikan segera kepada pemirsa, meski belum atau tidak ada peristiwanya. 2. Reader – Sound on Tape (RDR-SOT) Reader – Sound on Tape (RDR-SOT) adalah berita yang leadnya dibaca oleh presenter, yang kemudian dilengkapi pernyataan narasumber. Berita jenis ini ditampilkan jika pernyataan seseorang sangat kuat, atau ketika suatu peristiwa penting kita peroleh informasinya lewat pernyataan seseorang atau pejabat.P ernyataan (suara/sound) narasumber yang kita rekam (tape/taping) itulah yang disebut sound on tape (SOT). Wawancara dengan narasumber yang direkam sering juga disebut sound bites. Berita RDR-SOT ini sering kali juga ditayangkan sebagai pelengkap atau sebagai rangkaian dari berita-berita sebelaumnya. 3. Reader-Grapihics (RDR-GRAP) Reader-Grapihics (RDR-GRAP) adalah berita reader (RDR) yang dilengkapi dengan grafis. Grafis berfungsi menggantikan gambar yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 belum atau tidak diperoleh. Grafis bisa berupa gambar/peta lokasi peristiwa, daftar nama korban, atau yang berkaitan dengan angka. 4. Voice Over (VO) Voice Over atau VO adalah berita yang seluruh naskah atau narasinya dibaca oleh presenter.Dengan perkataan lain, presenter membacakan lead sekaligus tubuh dan ending. Berita VO kita tulis jika kita mendapatkan gambar suatu peristiwa atau suasana. Informasi yang kita peroleh juga relative lebih banyak. 5. Voice Over – Sound on Tape (VO-SOT) Merupakan gabungan antara VO dan SOT. Dengan kata lain, dari sisi gambar, VO-SOT adalah gabungan antara gambar suasana atau peristiwa dan gambar narasumber yang diwawancarai. SOT atau pernyataan narasumber berfungsi memperkuat VO atau peristiwa.Sesuai Standar internasional, berita televisi yang berakhir dengan SOT, sebaliknya dilengkapi dengan tag. 6. Paket atau Package (PKG) Berita paket atau package (PKG) adalah format berita televisi yang lengkap. Berita paket sekurang-kurangnya terdiri atas gambar suasana, narasi voice over (dubbing), rekaman wawancara (sound on tape / sound bites), suara atmosfir atau natural sound (suara-suara alami yang tertangkap mic kamera). Berita paket yang lebih lengkap, selain gambar suasana, narasi yang di dubbing, natural sound, juga dilengkapi dengan grafik serta http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 reporter yang tampil didepan kamera (on camera). Lead dibacakan oleh presenter, dan tubuh berita dibacakan oleh dubber. 7. Live on Tape (LOT) Live on tape atau LOT sesungguhnya merupakan berita dengan format paket atau package (PKG). Namun, dalam berita berformat LOT, reporter muncul dalam paket berita, untuk membuktikan bahwa sang reporter berada ditempat kejadian. 2.4 Announcing Announcing artinya mengumumkan atau menyampaikan suatu pesan.Penyampaian pesan melalui suara, tidak hanya sekedar berkata-kata, tetapi disesuaikan dengan isi pesan tersebut. Di dunia penyiaran, announcing adalah seni menyampaikan suatu pesan dengan indah, baik dan ini membutuhkan latihan. Oleh sebagian kalangan awam menyampaikan suatu pesan dianggap mudah, karena beranggapan yang terpentingberbicara dengan suara yang terdengar bagus dan merdu. Tetapi kalau dicermati bahwa announcing adalah ilmu dan seni yang perlu dipelajari. 2.5 Presenting Presenting dalam bahasa Inggris, artinya menyajikan.Ada pula presenter, yaitu orang yang menyajikan.Presenter TV yaitu orang yang membawakan, memandu, atau menyajikan sebuah acara televisi, seperti progam berita (news presenter/penyaji berita), acara musik, talkshow, kuis, dan sebagainya.Tugasnya "menyajikan/menghadirkan" (to present) sebuah acara (program siaran).Orang yang mempresentasikan suatu materi presentasi juga bisa disebut presenter, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 namun tidak lazim disebut demikian.Yang lazim disebut "pemateri" atau "pembicara" saja.14 Ada perbedaan besar antara pelaporan berita surat kabar dan jurnalisme televisi. Perbedaan anatara jurnalisme surat kabar dan televisi ini bagaikan panjangnya Sungai Mississippi. Di hulu adalah surat kabar dan di hilir adalah jurnalisme televisi.Masing-masing membutuhkan penguasaan tekhnik penulisan dan pemberitaan. Namun, ada satu perbedaan besar antara keduanya, yaitu pada jurnalisme televisi, harus tahu bagaimana melakukan pemberitaan di depan kamera.15 2.6 Teknik Vokal yang Baik Memulai pemberitaan atau bagaimanapun di televisi yang memiliki materi secara tertulis, presenter harus belajar cara melihat skrip seperti cara seorang musisi melihat partitur. Musisi dapat membaca partitur dan tahu kapan harus diam dan kencang atau kapan harus lebih lambat dan kencang. Skrip televisi adalah partitur dan presenter harus mengikuti petunjuknya dengan baik. Skrip akan memberitahu presenter bagaimana kecepatan menyampaikan berita serta menemuka nada yang benar. Sebagian besar petunjuk ada pada pembuatan tanda baca untuk naskah televisi. Keterampilan dalam menyampaikan materi naskah berita juga begitu penting. Ray mengutip contoh ini : “Misalnya anda harus menyampaikan berita tentang kenaikan suku bunga. Bagaimana anda bisa menerangkan kepada orang biasa seperti Joe mengenai arti suku bunga bagi dirinya? Nah, Anda bisa berkata, 14 15 http://www.romelteamedia.com/2014/04/beda-antara-penyiar-announcer-presenter.html Reardon, Nancy. On Camera: Menjadi Jurnalis TV Andal dan Profesional. Jakarta : Erlangga. 2009. Hal : 99 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 ‘Para ahli mengatakan, karena hari ini terjadi kenaikan suku bunga, kartu kredit Anda akan dikenakan biaya tambahan sebesar $200.16 Kemampuan seorang presenter dalam mengolah suara, akan membuat suara lebih baik didengar. Teknik pelatihan olah vokal untuk seorang penyiar, latihan dalam pengucapan, artikulasi, penekanan, warna kata, kecepatan dan kerongkongan yang rileks, serta harmonisasi dari bahasa tuturnya yang baik ini melalui proses tiga gerakkan bibir, lidah, rahang yang kuat.17 1. Penekanan suara. Penyiar menggunakan penekan untuk tempo, infleksi (perubahan nada suara) perilaku, gaya, pemahaman, penghafalan dan sinkronisasi kata-kata pada waktu penyiaran. Kejelasan pengucapan, pengucapan dan tutur bahasa yang benar menjadi hal yang sangat penting bagi setiap broadcaster radio baik televisi dan mudah dipahami khalayaknya. 2. Kejelasan akan arti sebuah artikulasi sangat berkaitan dengan pengucapan huruf vokal dan konsonan artikulasi harus jelas seperti mengucapkan, a, i, u, e, o. Artikulasi yang baik memerlukan suplai oksigen yang cukup. 3. Menunjukan suatu ekspresi hal yang penting atau tidak penting dalam suatu materi bacaan. Bagi pembicara yang sedang berada di atas panggung tentunya akan mengadakan penekanan dan kejelasan dengan menggunakan isyarat tubuh. Seperti kalimat.“Ini adalah penting bagi anda” atau “Satu hal yang harus kita ingat!”“Belanja dengan hemat” “Menabunglah” “Berpikir sebelum membeli!” yang biasanya diikuti anggukan kepala dan senyum kepuasan. Untuk penyiar di dalam studio pun boleh dengan melakukan 16 17 Reardon, N.On Camera Menjadi Jurnalis TV Andal dan Profesional. Jakarta: 2009. Hal : 190-191. Arifin Eva.Broadcasting to be Broadcaster. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 suatu ekspresi dengan gerakan tubuhnya akan membantu dalam suatu penekanan dan kejelasan pada apa yang disampaikan. Jika sesuai dengan pesan produk permintaan. 4. Warna kata, sangat berkaitan dengan penekanan terutama dengan lemah kuatnya suatu warna suara. 5. Kecepatan dalam tempo. Ada dua faktor dalam hubungan kecepatan dan tempo.Pertama adalah kecepatan keseluruhan yaitu jumlah kata per menit. Kedua dalam mengucapkan kata per kata melakukan siaran dibutuhkan keragaman dalam, karena banyak jenis materi siaran.. 6. Infleksi (perubahan nada suara), penyiar harus familiar dengan latihan variasi makna dan emosi dengan mengatakan “Ow” atau “Ya” “Hallo apa kabar?” dalam berbagai acara memperlihatkan suatu kedekatan fisik biasanya menyiarkan menggunakan “Infleksi”. 2.6.1 Teknik Suara Presenter harus melakukan usaha untuk memurnikan, memperbaiki dan memperindah suara. Bila berbicara dengan menghilangkan suara yang terdengar kasar, nyaring melengking, dan dengan mengucapkan kata-kata dengan jelas.18 Penggunaan range vocal yang benar dan bervariasi secara alami akan membuat kalimat yang dihasilkan lebih indah, enak didengar, dan tidak monoton. Perhatikan gambar dibawah ini : 18 Pane, Teddy Resmisari. Speak Out: Panduan Praktis dan Jitu Memasuki Dunia Broadcasting dan Public Speaking. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 2004. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 1 0 -1 Atau 1 0 -1 Gambar 2.1. Suara dari Atas ke Bawah. Sumber: Wardana (2009) 1 0 -1 Atau 1 0 -1 Gambar 2.2. Suara dari Bawah ke Atas. Sumber: Wardana (2009) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Teknik bicara seperti di atas akan terdengar membosankan. Suara dengan nada bawah akan mengakibatkan suara fals karena tidak dapat menjangkau nada terendah. Seseorang bisa juga terjebak di nada tinggi, seperti gambar di atas. Ini akan membuat seseorang cepat letih dalam berbicara, serta membuat suara tertahan. Berlatih untuk menggunakan nada sedang dalam memulai sebuah kalimat, akan dapat menjangkau nada atas dan nada bawah yang dimiliki dengan baik. Seperti gambar di bawah ini : 1 0 -1 Gambar 2.3. Suara yang Benar. Sumber: Wardana (2009) Gambar 2.3 adalah sebuah gambaran jika seseorang telah berlatih untuk memaksimalkan kemampuan mengenai nada-nada yang dimiliki dan dibutuhkan. Suara akan terdengar lebih baik dengan memberikan suatu keindahan suara dan nilai lebih pada kalimat-kalimat dari seseorang yang diucapkan. Presenter yang selalu berlatih, tidak akan menemukan kesulitan dalam pemenggalan setiap kalimat yang diucapkan. Kalimat akan terdengar lentur dan nyaman didengarkan, alami, dan tidak fals.19 Rahasia proyeksi adalah mempergunakan napas untuk mendukung suara selagi berbicara, dari perut. Jika menggunakan tekanan pada otot kerongkongan agar berbicara lebih keras, maka suara akan terdengar tegang, dan akhirnya akan mengalami sakit tenggorokan. Berbicara dengan baik adalah bernapas dengan baik.Pada umumnya banyak orang yang tidak mengerti atau kurang memahami bagaimana seharusnya suara penyiar. Meskipun suara penyiar tidak harus dengan 19 Wardana, Ega.Sukses Menjadi Penyiar Radio Profesional. CV Andi Offset. Yogyakarta: 2009 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 karakteristik tertentu, namun demikian seyogianyalah suara seorang penyiar betulbetul suara yang penyiar dengan segala nilai positif yang dimiliki suara itu. Bukan berarti semua suara penyiar harus sama. Suara para penyiar radio dan televisi yang setiap hari mengudara akan memiliki yang berbeda dan punya ciri khas sesuai dengan kepribadian masing-masing penyiar.20 2.6.2 Pelafalan Kesempatan seseorang untuk menjadi penyiar professional ditentukan bila mempergunakan bahasa umum nasional, bahasa Indonesia. Calon penyiar, haruslah memperhatikan lafal Indonesia yang benar (baku). Bila tidak bisa, maka harus menentukan sikap apakah akan memupuknya terus atau tidak. Karena lafal atau pengucapan, secara keseluruhan adalah bagian terpenting dari kepribadian berbicara, maka keputusan untuk mengubah kebiasaan berbicara tidaklah dapat secepat itu. Beberapa hal yang dapat menyebabkan lafal yang tidak benar adalah : 1) Artikulasi yang sembarangan, tidak rapi dan tidak tepat. Bila pengucapan sebuah kata Inggris ‘error’ (yang artinya ‘kesalahan’ atau ‘kekeliruan’) menjadi ‘air’ (yang berarti ‘udara’) atau kata ‘pemindahan’ menjadi ‘pemisahan’, dan banyak hal lagi, maka telah salah mengucapkannya hanya karena kemalasan mempergunakan alat-alat artikulasi. Artikulasi sangat berhubungan erat dengan lafal atau pengucapan.Bila amerasa kecewa dengan artikulasi yang sembarangan, maka harus melakukan latihan-latihan lebih dalam lagi dalam mengucapkan kata-kata dengan tepat. 2) Kelemahan yang berhubungan dengan fisik. 3) Salah membaca. Salah melafalkan dapat disebabkan kesalahan-kesalahan kecil.Bila tetap saja melakukan kesalahan dalam membaca kata-kata, maka harus mempelajari kelemahan-kelemahan atau masalah yang berhubungan 20 Pane, Teddy Resmisari. Speak Out: Panduan Praktis dan Jitu Memasuki Dunia Broadcasting dan Public Speaking.PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 2004. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 dengan penglihatan atau daya lihat. Apabila perlu, dapat berkonsultasi pada seorang spesialis mata. 4) Tidak tahu atau kurang tahu tentang pengucapan yang tepat. Kebanyakan orang memiliki perbendaharaan kata untuk dibaca (reading vocabulary) daripada perbendaharaan kata untuk diucapkan (speaking vocabulary).Dari waktu ke waktu, membuat kesalahan bila mencoba mengucapkan sebuah kata yang dikenal hanya melalui mata sekilas. Misalnya kata ‘coup d’etat’, dari surat kabar. Padahal ucapan atau lafal yang benar adalah ‘kudeta’. Ketidaktahuan tentang pengucapan atau lafal ini mungkin harus diatasi dengan memiliki sejumlah speaking vocabulary, dengan mengembangkannya di rumah, di mana-mana atau belajar betul bahasa-bahasa asing di samping bahasa Indonesia. Hal ini dapat diatasi hanya dengan usaha yang sistematis. Untuk dapat professional, haruslah mengembangkan secara lebih luas lagi pembendaharaan kata agar lebih dapat akurat dan mantap dalam pengucapan atau lafal. Ada banyak buku yang dapat meningkatkan perbendaharaan kata, tetapi yakinkan tidak hanya menambah perbendaharaan kata untuk dibaca.21 21 Pane, Teddy Resmisari. Speak Out: Panduan Praktis dan Jitu Memasuki Dunia Broadcasting dan Public Speaking.PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 2004. http://digilib.mercubuana.ac.id/