I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang melimpah, keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis budaya, serta berbagai peninggalan sejarah. Semua hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam mengembangkan sektor pariwisata, khususnya wisata alam. Yoeti (2008) menyebutkan bahwa dampak pengembangan pariwisata dilihat dari kacamata ekonomi makro akan memberikan dampak positif. Sebagai suatu industri, pariwisata dapat menciptakan kesempatan berusaha, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar, meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah, meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDP), mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sektor ekonomi lainya, serta memperkuat neraca pembayaran. Kabupaten Bogor memiliki banyak daya tarik wisata alam yang beragam, unik, dan tersebar di wilayahnya. Ada sekitar 46 objek wisata yang tersebar di seluruh daerah di Kabupaten Bogor. Wiasatawan yang berkunjung ke objek wisata yang ada di Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik wisatawan nusantara/domestik maupun wisatawan mancanegara/asing. Data 1 jumlah wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Ke Objek Wisata di Kabupaten Bogor 2005-2009 Jumlah Wisatawan (Orang) Tahun Wisatawan Wisatawan Nusantara Mancangara 2005 1.886.441 14.540 1.900.981 2006 1.553.232 90.081 1.643.313 2007 2.009.371 24.055 2.033.426 2008 2.209.764 20.246 2.230.010 2009 2.526.084 22.463 2.548.547 Jumlah Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor (2010), Aktivitas pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar manusia. Seiring berjalannya waktu kegiatan pariwisata terus mengalami perkembangan hal tersebut sejalan dengan terjadinya perubahan - perubahan sosial, budaya, ekonomi, tekhnologi dan politik (Damanik, 2006). Peningkatan kebutuhan akan pariwisata dapat mendorong peningkatan penawaran produk atau objek wisata di suatu negara. Salah satu sektor wisata alam yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah wisata alam hutan. Wisata alam hutan atau wana wisata diartikan sebagai hutan yang mencakup bagian daratan maupun lautan terutama dapat dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (Atmajaya (2002) dalam Rahayu (2006)). Pengelolaan objek wisata alam hutan ini dimaksudkan sebagai 2 salah satu upaya untuk memanfaatkan fungsi hutan secara optimal, serba guna dan lestari dengan tetap mempertahankan aspek konservasi, keserasian dan keseimbangan lingkungan serta tidak merubah bentuk aslinya (Perum Perhutani, KPH Bogor). Perum Perhutani KPH Bogor disamping menjalankan misi pokoknya yaitu melakukan usaha-usaha produktif dibidang penguasaan hutan meliputi : penanaman, pemeliharaan, pungutan, pengelolaan dan pemasaran hasil hutan, juga turut aktif mengembangkan sektor pariwisata dengan memanfaatkan fungsi hutan. Beberapa lokasi objek wisata hutan tersebut telah dikebangkan menjadi objek wisata hutan dengan tidak meninggalkan asas perlindungan dan kelestarian alam, yang biasa disebut wana wisata. (Perum Perhutani, KPH Bogor). Kabupaten Bogor memiliki lima lokasi wana wisata (WW) andalan yang pengelolaannya berada di bawah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Wana wisata tersebut yaitu Wana Wiasta Curug Cilember, Wana Wisata Curug Nangka (WWCN), Wana Wisata Bumi Perkemahan Sukamantri, Wana Wisata Bumi Perkemahan Gunung Bunder, dan Wana Wisata Penangkaran Rusa. (Perum Perhutani, KPH Bogor). Kelima wana tersebut memiliki daya tarik masingmasing dan banyak diminati oleh pengunjung, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Jumlah pengunjung yang datang ke lima wana wisata dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2. 3 Tabel 2. Perkembangan Pengunjung Objek Wisata yang Pengelolaanya di bawah Perum Perhutani (Orang) Tahun Objek Wisata 2005 2006 2007 2008 2009 Wana Wisata Curug Cilember 121.816 128.477 111.985 128.412 191.503 87.717 96.503 97.852 67.495 64.514 46.298 49.652 58.947 69.437 77.282 6.674 4.000 4.220 1.956 2.075 - - 8.875 11.603 11.951 Wana Wisata Curug Nangka Wana Wisata Buper Gunung Bunder Buper Sukamantri Penangkaran Rusa/WW Giri Jaya Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor 2010 1.2. Perumusan Masalah Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) merupakan salah satu dari lima wana wisata yang ada di Kabupaten Bogor yang pengelolaannya berada di bawah Perum Perhutani. Daya tarik dari objek wisata ini adalah adanya tiga air terjun atau curug yang terdiri dari Curug Nangka, Curug Daun, dan Curug Kawung dengan masing-masing ketinggian antara 10-20 meter dan memiliki keunikan tersendiri. Selain dapat menikmati keindahan curug yang ada di WWCN kegiatan lain yang dapat dilakukan pengunjung di kawasan WWCN, antara lain menyusuri sungai, berenang di sungai, bermain flaying fox, serta berkemah atau camping. Keberdaan WWCN yang cukup dekat sekitar 15 KM dari jantung Kota Bogor 4 menjadikan wana wisata ini mudah diakses. Jumlah pengunjung yang datang ke WWCN dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Jumlah Wisatawan ke Wana Wisata Curug Nangka 2005-2009 Wisatawan Tahun Jumlah (orang) Domestik Asing (Orang) (Orang) 2005 87.660 57 87.717 2006 96.438 70 96.508 2007 97.797 55 97.852 2008 67.480 15 67.495 2009 64.489 25 64.514 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor 2010 Jumlah pengunjung yang berkunjung ke WWCN dari tahun 2008 hingga 2009 mengalami penurunan, untuk itu pihak pengelola yakni Perum Perhutani berencana melakukan pengembangan pengelolaan. Marpaung (2002) menyatakan bahwa dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata bagi taman atau daerah konservasi memiliki konsep yang dianggap penting yaitu adanya tujuan pendidikan bagi pengunjung tentang apa yang mereka lihat, khususnya penekanan terhadap masalah ekologi dan konservasi. Pendekatan ini sangat sesuai kecenderungan keinginan dan kebutuahan pengunjung akan informasi yang memadai tentang lingkungan yang mereka kunjungi. Dalam pengembangan pengelolaan WWCN, Perum Perhutani berencana akan membuat suatu paket-paket wisata yang dapat dipilih oleh pengunjung. Adapun rencana paket-paket wisata andalan yang akan ditawarkan WWCN adalah 5 paket jogging track plus dan paket konservasi. Paket-paket tersebut memiliki manfaat, tujuan, kegiatan, serta fasilitas yang berbeda. Adaya paket-paket wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan bagi pengunjung dalam berwisata di WWCN. Kegitan dalam paket wisata tersebut bertujuan untuk mengajak pengunjung berperan aktif dalam menikmati alam serta ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungannya. Wana wisata alam merupakan tempat rekreasi yang dapat dikatagorikan sebagai barang publik (public goods). Fauzi (2006) menyatakan barang publik memiliki dua sifat yang dominan yaitu non-rivalry dan non-excludability. Sifat non-rivalery yaitu setiap pengunjung objek wisata (konsumen) dapat memperoleh kepuasan rekreasi tanpa mengurangi kepuasan konsumen lain. Sifat nonexcludability berarti bahwa setiap orang dapat menikmati wisata alam tanpa dibatasi, oleh karena itu barang publik tidak memiliki data pasar, sehingga sulit untuk menentukan harganya. Ketiadaan pasar pada barang publik dapat diatasi dengan membuat kurva permintaan pada kesediaan membayar (Willingness to pay) atau metode biaya perjalanan (travael cost method). Dari uraian di atas maka rumusan permasalahan dari penelitian ini adalah: 1. Berapa nilai Willingness to pay (WTP) pengunjung untuk menentukan potensi harga maksimum yang masih bersedia dibayarkan untuk paket wisata yang akan ditawarkan di WWCN? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung serta besarnya nilai Willingness to pay (WTP) pengunjung? 6 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengestimasi nilai WTP pengunjung untuk menentukan potensi harga maksimum yang masih bersedia dibayarkan untuk paket wisata yang ditawarkan di WWCN. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung membayar paket wisata di WWCN serta besarnya nilai WTP yang dibayarkan pengunjung. 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Pemerintah Kabupaten Bogor umumnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor khususnya dalam menentukan kebijakan pengelolaan sektor pariwisata. 2. Perum Perhutani sebagai pengelola WWCN, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan tarif paket wisata yang ditawarkan WWCN. 3. Para akedemisi dimana hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya dan sejenis. 7 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini diadakan di wana Wisata Curug Nangka Kabupaten Bogor. Ruang lingkup penelitian untuk memperjelas dan mempersempit, maka dalam penilitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1. Pokok bahasan penelitian ini adalah studi mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk membayar tiket paket wisata serta nilai kesedian membayar harga tiket maksimum pengunjung Wana Wisata Curug Nangka berdasarkan analisis kesediaan membayar (WTP). 2. Kesediaan membayar adalah jumlah uang yang bersedia dibayarkan oleh seseorang guna memperoleh manfaat dari suatu peningkatan kondisi lingkungan yang lebih baik dari sebelumnya. 8