BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi massa Komunikasi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi massa
Komunikasi massa menurut pakar jalaludin Rakhmat diartikan sebagai
jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen, dan anonym melalui media cetak, surat kabar, majalah, elektronik,
radio dan televisi, sehingga pesan ‘yang sama dapat diterima secara serentak dan
sesaat. 1
Menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan
melalui media massa pada sejumlah besar orang dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa, jadi
sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak.
Garbner mendefinisikan komunikasi massa lebih rinci yang menyebutkan
komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi
dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam
masyarakat industri. 2
Komunikasi massa mempelajari tentang komunikasi massa (pers, rado,
televise dan film), isinya bersifat umum atau terbuka (bukan rahasia atau bukan
masalah pribadi) sehingga mencakup baik komunikasi dengan menggunakan
media massa. Dengan kata lain komunikasi massa, menekankan pada isi atau
pesan dengan penggunaan media. Jadi, singkatnya komunikasi massa atau mass
1
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya. Bandung 1994. Hal. 189
Elvinaro Ardianto & Lukita komala. Komunikasi Massa. Suatu pengantar. Penerbit Simbiosa
Rekatama Media. 2004. Hal. 3-4
2
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
communication adalah proses komunikasi dengan menggunakan atau melalui
media massa.
2.1.1
Karakteristik Komunikasi
Karakteristik komunikasi massa disini dibatasi pada lima jenis media
massa dikenal sebagai the big five of mass media, yakni Koran, majalah, radio,
televisi, dan film. Berikut adalah penjelesan dari karakteristik komunikasi massa :
1. Adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas
operasional pengirim pesan.
2. Adanya khalayak luas dan heterogen.
3. Isi pesan harus bersifat umum dan tidak bersifat rahasia.
4. Komunikasi yang dilakukan dengan massa atau khalayak yang sangat
heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial dan ekonomi maupun
keadaan budayanya.
5. Setiap pesan mengalami kontrol sosial dalam arti murni, yaitu nilai banyak
orang dengan berbagai latar belakang, tarif pendidikan dan daya cerna
masyarakat.
6. Sifat hubungan antara komunikator dan komunikan ialah anonym.
2.1.2
Proses Komunikasi Massa
Proses komunikasi adalah proses pengoperan dan penerimaan dari
lambang-lambang yang mengandung arti, proses komunikasi melalui media
adalah proses pengoperan dari lambang-lambang yang dioperkan melalui saluransaluran yang dikenal sebagai pers, tv, radio, telepon, dan lain-lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Komunikasi massa sebenarnya sama seperti bentuk komunikasi lainnya.
Komunikasi massa juga memiliki unsur-unsur seperti, sumber (orang), bidang
pengalaman, pesan, saluran, gangguan dan hambatan, efek, konteks, maupun
umpan balik. Media massa merupakan saluran yang dipergunakan untuk
mengirim pesan yang melintas jarak jauh dengan majalah, surat kabar, rekamanrekaman maupun televisi.
Proses komunikasi massa dapat dibahas dengan model S-M-C-R-E, atau
dapat mengikuti formula Harold. D Laswell, “Who says what in Which channel to
whom and With what effect?”. Dimana pusat perhatian kita ditunjukkan pada arus
komunikasi massa dimulai dari pesan-pesan yang disampaikan melalui media
massa pada tanggapan atau efek pesan dari anggota-anggota massa audience. 3
Menurut Joseph A. Devito (1996), mengemukakan komunikasi adalah
transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu
proses di mana komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para
komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. 4
2.1.3
Fungsi Komunikasi Massa
McQuail menyatakan bahwa fungsi komunikasi massa meliputi :
1. Informasi :
a. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat dan dunia
b. Menunjukkan hubungan kekuasaan
3
4
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : PT. Grassindo, 2000, Hal 20
Tommy Suprapto, MS, Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta : Media Pressindo, 2006, Hal 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
c. Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan
2. Korelasi
a. Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan
informasi
b. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan
c. Melakukan sosialisasi
d. Mengkoordinasi beberapa kegiatan, membentuk kesepakatan
e. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif
3. Kesinambungan :
a. Mengekspresikan
budaya
dominan
dan
mengakui
keberadaan
kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.
b. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai
4. Hiburan :
a. Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi
b. Meredekan ketegangan sosial
5. Mobilisasi : mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik,
perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam
bidang agama.
2.2
MediaMassa
Media massa yang merupakan saluran dari komunikasi massa secara garis
besar dibagi kedalam dua kelompok yaitu : media massa cetak dan media massa
elektronik. Media massa cetak antara lain meliputi surat kabar, majalah, dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
bulletin. Sedangkan, media massa elektronik mencakup media audio seperti radio,
dan media audio-visualnya yaitu televisi dan film secara konseptional
karakteristik dari komunikasi massa diantaranya. 5
1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditunjukkan ke khalayak
yang luas, heterogen, anonym, tersebar serta tidak mengenal batas
geografis kultural.
2. Bentuk kegiatan komunikasi bersifat umum, bukan perorangan atau
pribadi.
3. Pola penyampaian pesan berjalan secara cepat dan mampu menjangkau
khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis
maupun kultural.
4. Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah, umpan balik atau
tanggapan dari penerima (khalayak) lainnya tertunda.
5. Kegiatan
komunikasi
dilakukan
secara
terencana
terjadwal
dan
terorganisir.
6. Penyampaian pesan dilakukan secara berkala tidak bersifat temporer.
2.2.1
Fungsi media massa antara lain :
Media massa mempunyai fungsi sebagai berikut : 6
a. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia
Fungsi ini sering disebut informasi, yaitu mengamati kejadian didalam
masyarakat, kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang
5
Sasa Djuarsa Sendjaja, DKK. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, Jakarta: 2003. Hal 7.5
6
Ruedi Hofmann. Dasar-Dasar Apresiasi Program Televisi. PT Grasindo, 1999. Hal 54-59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
ditemukan, bukan menuruti kemauan penguasa yang dapat memanipulasi
kenyataan yang terjadi.
b. Menghubungkan satu dengan yang lainnya
Televisi dapat mengghubungkan suatu peristiwa yang lain, kejadian yang
satu dengan kejadian yang lain. Televisi yang menyerupai sebuah mozaik
dapat saja menghubungkan hasil pengawasan yang satu dengan hasil
pengawasan yang lain secara jauh lebih gampang daru pada sebuah
dokumen tertulis.
c. Menyalurkan kebudayaan
Televisi dalam hal ini bersikap lebih protektif, televisi tidak hanya mencari
tetapi juga ikut mengembang kebudayaan.
d. Hiburan
Dalam media audio-visual, segalanya minimal mempunyai sedikit unsur
hiburan. Kalau tidak menghibur pada umumnya sebuah tayangan tidak
akan ditonton. Sekarang ini hiburan semakin diakui sebagai kebutuhan
manusia. Hiburan juga bisa mengandung unsur pendidikan, oleh karena itu
seorang pembuat program acara televisi harus jeli dalam membuat sebuah
program acara agar sesuai dengan keinginan pemirsanya sehingga dapat
menghibur sekaligus mendidik mereka.
e. Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat,
Fungsi yang kelima ini sering dijadikan bahan diskusi karena mudah
disalah gunakan oleh penguasa. Namun dalam situasi tertentu fungsi ini
cukup masuk akal. Misalnya jika terjadi bencana alam, televise dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
kelebihannya yaitu segi visual dapat menggambarkan kejadian yang
sebenarnya sehingga bisa menggugah masyarakat luas untuk turut serta
membantu meringankan beban pikiran para korban, baik bantuan moral
maupun finansial.
2.3
Televisi Sebagai Media Massa
2.3.1
Pengertian Media Televisi
Dalam istilah bahasa inggris disebut television. Berasal dari kata yunani,
tele artinya jauh ditambah vision artinya melihat.jadi arti televisi secara harfiah
adalah melihat jauh, hal ini sesuai dengan kenyataannya bahwa pada saat sekarang
kita dapat melihat siaran langsung dari Jakarta atau kota lain dari rumah kita
masing-masing, dengan demikian televisi adalah salah satu mass media yang
memancarkan suara dan gambar yang berarti sebagai reproduksi daru pada
kenyataan yang disiarkannya, melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga
dapat diterima oleh pesawat-pesawat di rumah. 7
Televisi secara harfiah artinya melihat dari jauh. Namun demikian, dalam
pengertian sederhana ini sebenanrnya meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar
televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan suara dan gambar yang
bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinya-sinyal tersebut dapat diterima
oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi
penerima yang menangkap sinyal-sinyal tersebut dan mengubahnya kembali
sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan di
7
Sunarjo dan Djoenarsih S Sunarjo, Himpunan Istilah Komunikasi, Liberty, Jogjakarta 1983, hal
125
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
dengar seperti aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesawat televisi
adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang
jauh.
2.3.2
Karakteristik Media Televisi
Karakteristik merupakan ciri khas atau pembeda antara satu hal dengan
yang lain. Komunikasi massa dapat didefinisikan dengan memusatkan perhatian
pada lima variabel yang terkandung dalam setiap tindak komunikasi dan
memperlihatkan bagaimana variabel-variabel ini bekerja pada media massa.
Komunikasi massa mempelajari tentang media massa (pers, radio, film,
tv). Isinya bersifat umum atau terbuka (bukan rahasia atau bukan masalah
pribadi). Sehingga mencakup baik komunikasi dengan menggunakan media
massa. Dengan kata lain komunikasi massa, menekankan pada isi atau pesan
dengan menggunakan media.
Karakteristik komunikasi Massa adalah sebagai berikut :
1. Komunikator terlembagakan
Ciri komunikasi yang pertama adalah komunikatornya. Apabila media
komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu akan lebih banyak yang
terlibat. Karena media massa adalah lembaga sosial bukan orang per
orang.
2. Pesan bersifat umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, universal artinya komunikasi
massa itu ditujukan untuk orang banyak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
3. Komunikan bersifat anonym dan heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikatornya tidak saling mengenal
komunikan (anonym) dan terdiri dari pribadi-pribadi beragam latar
belakang sosial, budaya, agama, usia, pendidikan. Karena komunikasinya
menggunakan media dan tidak tatap muka.
4. Media massa menimbulkan keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya,
adalah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak
dan tidak terbatas. Komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada
waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5. Komunikasi massa bersifat satu arah
Karena komunikasinya melalui media, maka komunikatornya dan
komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikatornya
aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun
diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya
terjadi dalam komunikasi antar personal. Dengan kata lain komunikasi
massa bersiafat satu arah.
6. Stimulasi alat indera terbatas
Salah satu kelemahan dari komunikasi massa adalah stimulasi alat indera
yang terbatas. Respon audience tidak langsung diketahui secara langsung
seperti pada komunikasi antar pribadi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
2.4
Program Televisi
2.4.1
Pengertian Program Televisi
Kata ‘program’ berasal dari bahasa inggris programme atau program yang
berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun
penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program
memiliki pengertian yang sangat luas.
Program atau acara televisi yang disajikan adalah faktor yang membuat
audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun televisi
tersebut. Program dapat disamakan dengan produk atau barang atau pelayanan
yang dijual kepada pihak lain. Dengan demikian program adalah produk yang
dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya. 8
2.4.2. Jenis Program Televisi
Pada stasiun televisi, jenis program yang ditayangkan ada dua yaitu :
1. Program Informasi
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan atau (informasi) kepada khalayak
audien. Program informasi dapat dibagi dua menjadi dua bagian besar
yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).
a. Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau
menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena
sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak
8
Morissan. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta : Penerbit Ramdina
prakarsa. 2005. Hal. 266-268
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
audien secepatnya. Berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk
berita yaitu :
1) Straight news berarti berita ‘langsung’ (straight), maksudnya suatu
berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan
informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what,
where, when, why, dan How) terhadap suatu peristiwa yang
diberitakan.
2) Feature, adalah berita ringan tapi menarik. Pengertian ‘menarik’
disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan
kekaguman dan sebagainya.
3) Infotainment, adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat
informasi yang harus segera ditayangkan.
b. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat
harus segera ditayangkan. Program yang masuk kedalam berita lunak
ini adalah : magazine, current affair, documenter dan talk show.
1) Current affair, adalah program yang menyajikan informasi yang
terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya
namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
2) Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan
namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature
dengan durasi yang lebih panjang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
3) Documenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
4) Talk Show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa
orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh
seseorang pembawa acara (host).
c. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat
harus segera ditayangkan. Program yang masuk kedalam berita lunak
ini adalah : magazine, current affair, documenter dan talk show.
5) Current affair, adalah program yang menyajikan informasi yang
terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya
namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
6) Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan
namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature
dengan durasi yang lebih panjang.
7) Documenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
8) Talk Show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa
orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh
seseorang pembawa acara (host).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.5
Program Talk Show
Salah satu format yang sering digunakan televisi dalam menampilkan
wacana ”serius” adalah talk show. Talk show merupakan wacana broadcast yang
bisa dilihat sebagai produk media maupun sebagai talk oriented terus-menerus.
Sebagai produk media, talk show dapat menjadi ‘teks’ budaya yang
berinteraksi dengan pemirsanya dalam produksi dan pertukaran makna. Sebagai
sebuah proses dialog, talk show akan memperhatikan masalah efisiensi dan
akurasi, pada aspek : kontrol pembawa acara, kondisi partisipan dan even evaluasi
audiens. 9
Definisi talk show menurut Farlex (2005) dalam The Free Dictionary : A
television or radio show in which noted people, such us authorities in a particular
field, participate in discussion or are interviewed and often answer question from
viewers or listeners. (Sebuah acara televisi atau radio, yang mana orang
terkemuka, seperti seorang ahli dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam
diskusi atau diwawancarai dan kadangkala menjawab pertanyaan dari pemirsa
atau pendengar). 10
Talk show mempunyai ciri tipikal: menggunakan percakapan sederhana
(casual conversation) dengan bahasa yang universal (untuk menghadapi
heterogenitas khalayak). Tema yang diangkat mestilah benar-benar penting (atau
dianggap penting) untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi
pemirsanya. Wacana yang diketengahkan merupakan isu (atau trend) yang sedang
9
http://www.perpuskita.com/pengertian-talk-show/149/
http://www.perpuskita.com/pengertian-talk-show/149/
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
berkembang dan hangat di masyarakat. Adapun pengertian program faktual
merujuk pada program siaran yang menyajikan fakta non-fiksi. 11
2.6
Khalayak
Khalayak dalam bahasa inggris adalah audience. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia artinya adalah orang banyak, orang ramai, publik : kelompok tertentu di
masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi. 12
Setiap media massa memiliki audiencenya tersendiri. Audience media
berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang
yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen
isinya. 13 Dalam istilah yang lain audience juga bisa diartikan sebagai pendengar.
Audience biasanya besar dan telah direncanakan sebelumnya dan ditentukan
tempatnya menurut waktu dan tempat, seringkali dengan provinsi khusus untuk
memaksimumkan kualitas penerimaan. 14 Cangara (2003) menyebutkan bahwa
khlayak merupakan salah satu actor dari proses komunikasi, baik tidaknya suatu
proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Khalayak dalam studi
komunikasi bisa berupa individu, kelompok, masyarakat. 15
Khalayak merupakan konsep dalam ilmu komunikasi, artinya masyarakat
manusia menjadi tujuan dari penyampaian isi pernyataan. Sedangkan proses
komunikasi kepada manusia lebih mudah jika dibandingkan kepada khalayak. Hal
ini sangat beralasan, sebab manusia tertentu mungkin sudah kita kenal yang terdiri
11
http://www.perpuskita.com/pengertian-talk-show/149/
A.M. Hoeta Soehoet. Teori komunikasi 1. Yayasan Kampus Tercinta IISIP, Jakarta : 2002. Hal
36
13
Dennis Mc. Quail. Teori Komunikasi Massa Suatu pengantar. Erlangga. Jakarta : 1987, hal 199
14
Ibid, Hal 202
15
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta : 2003, Hal.
151
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
dari satu atau beberapa orang. Khalayak itu sendiri dalam konteks komunikasi
memilki pengertian, suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan
menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses
dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience itu
sendiri. 16
Khalayak dikatakan aktif apabila seseorang menggunakan media massa
untuk memenuhi kebutuhannya untuk mencapai tujuan. Jadi yang menjadi
masalah adalah bukan bagaimana media massa mengubah sikap khalayak tapi
bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan sosial khalayak.
Dalam penelitian ini, audience berperan sebagai subjek penelitian dan
individu-individu
yang
menjadi
responden
adalah
mahasiswa/mahasiswi
universitas Mercubuana yang tergolong sebagai audience dari acara Sentilan
Sentilun yang dtayangkan di MetroTV. Oleh karena itu, teori audience diperlukan
untuk member pemahaman yang jelas tentang audience.
2.7
Teori Uses and Gratification
Pendekatan ini membahas tentang kegunaan media massa dan kebutuhan
khalayak pada media massa. Permasalahan disini adalah bukan bagaimana media
mengubah sikap khalayak tapi bagaimana media mengubah kebutuhan pribadi dan
kebutuhan sosial khalayak. Jadi penekanannya ada pada khalayak yang aktif
menggunakan media untuk mencapai tujuannya yang spesifik. Teori dan
pendekatan ini tidak cukup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena
sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melauli berbagai kebutuhan
16
A.M. Hoeta Soehoet. Teori Komunikasi I. Yayasan kampus tercinta IISIP, Jakarta : 2002. HL 36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
dan kepentingan mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan.
Pendekatan uses and gratification ditujukan untuk menggambarkan proses
penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh
individu atau agregasi individu. 17
Menurut teori ini, khalayak ramai bukanlah dianggap sebagai penerima
atau korban pasif media massa. Para pendukung perspektif ini secara jelas
menyatakan bahwa orang secara aktif menggunakan media massa untuk
memuaskan kebutuhan tertentu yang dapat dispesifikasi. Jadi perspektif baru ini
menjadi suatu sumbangan yang penting dan realistis dengan menekankan
bagaimana khalayak mempengaruhi secara positif pengalaman media mereka
sendiri.
Teori uses and gratification, ini adalah teori yang yang dibangun untuk
menjelaskan komunikasi massa, meskipun juga dapat digunakan untuk
komunikasi tatap muka yang mengajukan postulat bahwa kita menggunakan
hubungan sosial untuk memuaskan kebutuhan dan dorongan pribadi.
Ada beberapa kebutuhan-kebutuhan khalayak yang sering disebut dapat
dipenuhi oleh media massa, antara lain : 18
Pengawasan
(surveillance),
pengetahuan,
informasi,
kesenangan
(excitement), pengalihan (diversion), hiburan (entertainment), pelarian (escape),
mengisi waktu (filling time), relaksasi (relaxation), nasihat (advice), pedoman
17
H.M. Burhan Bungin. Ssosiologi komunikasi. Kencana Prenada Media group, Jakarta : 2006.
Hal 284
18
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi . PT Remaja Rosdakarya, Bandung : 1984
Hal 66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
(guidance), penguatan (reinforcement), kegunaan komunikasi (communication
utulity), interaksi sosial, kegunaan antar pribadi (interpersonal utility).
Pendekatan uses and gratification ditunjukkan untuk menggambarkan
proses komunikasi dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media
oleh individu atau agregasi individu. Pendekatan ini telah memberikan kerangka
kerja bagi berbagai jenis studi yang berbeda, beberapa diantaranya yang menonjol
adalah : studi yang dilakukan Katz and Gurevitch (1977) untuk menjelaskan
persamaan dan perbedaan dari beberapa media yang berbeda, terutama mengenai
fungsi dan karakteristik lainnya, menghasilkan suatu model sederhana dimana
orang dapat melihat media mana menghasilkan kesamaan dengan media lainnya. 19
Teori uses and gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa
dilihat dalam bagan di bawah ini : 20
Lingkungan
social :
1. Cirri-ciri
demografi
2. Afiliasi
kelompok
3. Cirri-ciri
Kebutuhan
khalayak :
1. Kognitif
2. Afektif
3. Integratif
sosial
4. Pelepasan
ketegangan
Sumber pemuasan
kebutuhan yang
berhubungan
dengan non media
:
1. Keluarga,
teman-teman
2. Komunikasi
Interpersonal
3. Hobi
4. tidur
Penggunaan media
massa :
1. Jenis-jenis
media SK,
majalah, radio,
TV, dan film
2. Isi media
3. Terpaan media
4. Konteks social
dan terpaasn
media
19
Pemuasaan
media :
1. Pengamatan
lingkungan
2. Diversi /
hiburan
3. Identitas
personal
4. Hubungan
Sumber
pemuasan
kebutuhan yang
berhubungan
dengan non
median :
1. Keluarga,
teman-teman
2. Komunikasi
interpersonal
3. Hobi
4 Tidur
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi. Pusat Penerbit universitas Terbuka, Jakarta 2003 Hal.
541
20
Dedy Nur Hidayat, Pengantar Komunikasi Massa. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2007. Hal
194
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Katz (1974) menggambarkan langkah yang mendasari penelitian mengenai
media uses and gratification sebagai berikut : (1) kondisi sosial psikologis
seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3)
harapan-harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang
membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media atau keterlibatan dalam
aktivitas lainnya yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan
(7), konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya, sebagai
tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut diatas, penelitian uses and
gratification sering memasukkan unsur “motif” untuk memuaskan kebutuhan dan
alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan. 21
Suatu contoh mengenai cara berfikir Uses and gratification dapat
diuraikan sebagai berikut : seperti halnya manusia pada umumnya, seseorang
memiliki kebutuhan mendasar terhadap interaksi sosial berdasarkan pengalaman,
dia mengharapkan bahwa konsumsi atau penggunaan media tertentu akan
memberikan sejumlah pemenuhan bagi kebutuhan ini. Hal ini akan membuatnya
menonton acara tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan
media massa oleh individu telah memberikan fungsi alternatif bagi interaksi sosial
yang sesungguhnya.
Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini
disasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga
memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita. Kebutuhan
21
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi. Pusat penerbit Universitas Terbuka, Jakarta 2003. Hal
5.37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
afektif adalah kebutuhan yang berkaitan peneguhan pengalaman-pengalaman yang
estetis, menyenangkan, dan emosional. Kebutuhan pribadi secara integratif adalah
kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal ini bisa diperoleh
dari hasrat ajang harga diri. Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan
yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal
tersebut didasarkan pada hasrat akan keanekaragaman.
Menurut Dennis McQuail bahwa, sejumlah daftar inventaris menyangkut
kepuasan, kesenangan, dan pemakain terhadap khalayak media atau teori uses and
gratification, yang menceminkan tingkat keteraturan dan prediksibilitas yang
meyakinkan. Hal tersebut sekurang-kurangnya sudah cukup untuk dijadikan
sebagai kerangka dasar kepuasan individu (anggota khalayak) yang searah dan
melengkapi
kerangka
yang
dibuat
berdasarkan
pandangan
masyarakat,
sebagaimana yang telah dikemukan terdahulu. Kerangka dasar kepuasan dibawah
ini dikutip dari tipologi yang disarankan oleh McQuail dan kawan-kawan, yaitu :
1. Informasi
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berlaku dengan
lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis,
pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
d. Belajar, pendidikan diri sendiri
e. Memperoleh rasa damai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
2. Indentitas diri
a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
b. Menemukan model perilaku
c. Mengindentifikasi diri dengan nilai-nilai (dalam media)
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Integrasi dan interaksi sosial
a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain dan
meningkatkan rasa memiliki
b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
c. Memperoleh teman
d. Membantu menjalankan peran social
e. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak
saudara, teman dan masyarakat
4. Hiburan
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b. Bersantai
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d. Mengisi waktu
e. Penyaluran emosi
f. Membangkitkan gairah seks 22
22
Dennis McQuail. Teori Komunikasi Massa. Hal 72
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Teori kepuasan yang di kemukakan oleh dennis McQuail, berkaitan
dengan motivasi, karena dengan adanya motivasi dalam diri seseorang sehingga
menonton tayangan televisi oleh karena itu terbentuklah kepuasaan dari dalam diri
seseorang yang telah menonton tayangan televisi guna mencapai kebutuhan dari
masing-masing individu sesuai dengan kebutuhannya.
Dari sekian banyak teori dan kerangka berfikir motivasi yang ada, peneliti
memilih kerangka motivasi yang dikemukan oleh Dennis McQuail sebagai acuan
dari penelitian ini dikarenakan sesuai dengan tujuan dari penelitian.
2.8
Motivasi
Secara etimologis, motif atau dalam bahasa inggris “motive”
berasal dari kata
motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang
bergerak. 23 Jadi, istilah “motif” erat berkaitan dengan “gerak”, yakni
gerakan yang dilakukan oleh manusia, atau disebut juga perbuatan atau
tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti juga rangsangan, dorongan,
atau pembangkit tenaga terjadinya suatu tingkah laku. 24
Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan indvidu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan. Motif yang ada pada seseorang akan mewujudkan
suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran
kepuasan.
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif
tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua
23
24
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum. Grafindo. Jakarta 2009. Hal 137
Alex Shobur, Psikologi Umum dalam Lintasa Sejarah. Pustaka setia. Bandung 2003. Hal 268
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan diri manusia yang
menyebabkan manusia berbuat sesuatu.
Menurut Wahjosumido motivasi adalah suatu proses psikolog yang
mencerminkan interaksi antar sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan
yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah laku dalam rangka
memenuhi kebutuhan yang dirasakan. 25
G.R Terry mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang
terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk
melakukan tindakan-tindakan. Motivasi itu tampak dalam dua segi yang
berbeda. 26
Menurut Guralnik (1979:314) motif adalah suatu perangsang dari
dalam, suatu gerak hati, dan sebagainya, yang menyebabkan seseorang
melakukan sesuatu. 27
R.S Woodworth mengartikan motif sebagai suatu set yang dapat
atau mudah menyebabkan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu (berbuat sesuatu) dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Jadi dapat dikatakan bahwa motif ini merupakan suatu dorongan
yang ada di dalam diri seseorang untuk mencapai sesuatu.
Menurut Martin Handoko, ada beberapa sifat motivasi, diantaranya :
1. Motivasi Intrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya tidak usah
dirangsang dari luar, karena memang dalam diri individu tersebut
sudah ada dorongan untuk melakukan tindakan.
25
Keith Davis & Jhon Newstorm. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta, Erlangga : 1994 Hal 87
Melayu Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, 2000. Hal. 104
27
Opcit, Psikologi Umum dalam Lintasa Sejarah. Hal 267
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya karena
disesabkan oleh faktor pendorong dari luar individu. 28
Jenis-jenis motivasi yang terjadi menurut sardiman, terbagi atas dua jenis,
yaitu :
1. Motivasi bawaan, yaitu motivasi yang dilatarbelakangi oleh fisio
kemis di dalam tubuh seseorang yang telah dibawa sejak lahir dan
terjadinya tanpa dipelajari.
2. Motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena adanya
komunikasi dan isyarat social serta disengaja dipelajari oleh
manusia.
Dari berbagai pandangan ahli tentang motivasi tersebut, peneliti
berpatokan pada pandangan menurut Martin Handoko.
2.8.1
Teori - Teori Motivasi
Secara garis besar teori motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu :
a. Teori kepuasan (content theory)
Teori
ini
mendasarkan
pendekatannya
atas
faktor-faktor
kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan
berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada
faktor-faktor dalam diri yang menguatkan, mengarahkan, mendukung,
dan menghentikan perilakunya. Jadi pada dasarnya teori ini
28
Opcit, Psikologi Umum dalam Lintasa Sejarah. Hal 296
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak untuk dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan kepuasannya.
b. Teori prose (process theory)
Teori ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan
“bagaimana
menguatkan,
mengarahkan,
memelihara,
dan
menghentikan perilaku individu”. 29
Dengan memahami proses timbulnya motivasi yang terjadi dalam
diri individu, kita dapat memanipulasi perilaku orang untuk mencapai
tujuan yang kita inginkan.
Menurut Abraham maslow dalam maslow’s need hierarchy
theory (1943) kebutuhan yang harus di penuhi agar manusia dapat
berkembang dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Psychological needs (kebutuhan fisik / biologi)
Yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lainlainnya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang
seseorang berperilaku dan bertingkah laku.
2. Safety and security needs (keamanan dan keselamatan)
Adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman, yakni merasa aman dari
ancaman kecelakaan dan keselematan dalam melakukan kegiatan.
3. Affiliation or needs (kebutuhan sosial)
29
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, “ Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah”. Bumi Aksara.
Jakarta 2009. Hal 223-234
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam
pergaulan kelompok dan lingkungannya. Manusia pada dasarnya selalu
ingin hidup berkelompok dan tidak seorang pun manusia ingin hidup
menyendiri di tempat terpencil. Karena manusia adalah makhluk sosial,
sudah jelas ia menginginkan kebutuhan sosial.
4. Esteem or status needs (kebutuhan akan penghargaan diri)
Adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan
prestise dari masyarakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul karena
adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian.
5. Self actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri)
Adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan,
kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi
yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain.
Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara
penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat
berbeda satu dengan yang lainnya.
Sehubungan dengan hirarki tersebut, kebutuhan yang menarik perhatian
para peneliti uses and gratifications adalah kebutuhan sosial, kebutuhan akan
penghargaan diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri. 30
30
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat komunikasi, Penerbit Remaja Rosdakarya,
Bandung 2003, hal 290
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download