karakteristik data kasus kematian bayi bangsal obsgyn berdasarkan

advertisement
KARAKTERISTIK DATA KASUS KEMATIAN BAYI BANGSAL OBSGYN
BERDASARKAN REKAM MEDIS DI RS PANTI WILASA DR CIPTO SEMARANG PADA
PERIODE 2010 – 2013
U. Deri Andriawan
ABSTRACT
The issue of Infant mortality rate remains a fundamental problem in Indonesia. Higher infant
mortality shows that health can be catagorized as poor and have not succed in improving
public health. Infant mortality rate is the number of death of infant (0 - 10 months) per 1000
live births in the period of one year. Infant mortality rate describes the public health issues
related to the causes of infant mortality, anternatal service level, nutritional status of
pregnant women, the success rate of MCH and family planning, social and environmental
conditions and socio-economic. In RS Panti Wilasa dr. Cipto Semarang in period
2010 – 2013 there were 95 cases of infant mortality. The research aims to determine the
description of the number of deaths and the causes of infant mortality in the obsgyn wards of
Panti Wilasa dr. Cipto Semarang.
The type of research was descriptive study with a retrospective approach. Population of this
study were the medical records of patients who labor in obsgyn wards of RS
Panti Wilasa dr. Cipto Semarang in the period 2010 - 2013, with a sample of 95 patients
(total sampling). The data used was observation of RM 1 patient. The data was analysed
descriptively in the form of tables, graphs, and narrative.
In 95 cases of infant death, consist of 2010 there were 27 cases, in 2011 there were 29
cases, in 2012 there were 20 cases, and 2013 there were 19 cases. This research shows
the majority of infant deaths in RS Panti Walisa dr. Cipto Semarang ie <5 days as much as
88% then 5-10 days as much as 12%. The main diagnoses in a birth was crucial in the
management of a birth. The main diagnoses in this study consisted of LBW were 31,
Asphyxia 26, 6 Pneumonia, diarrhea 3, 12 full-term neonates, IUFD 12, multiple congenital 1,
shortness of breath 1, respiratory failure 3. There were also other diagnoses that were
determined to support the primary diagnosis. In this study, other diagnosis consist of IUFD 8
cases, 12 respiratory failure, LBW 9, pneumonia 10, 10 asphyxia, diarrhea 2, 2 preterm
neonates, 1 breath disorders, shortness of breath 2, 1 case of term neonates. Birth weight
was crucial in the case of infant mortality. In this study there were birth weight <2.5 kg as
much as 76%, then 2.5 to 4 kg of as much as 23%, and> 4 kg of as much as 1%. The results
of the study advise to do further examine through statistical evidence about factors
associated with infant mortality.
Keywords
: Descriptive Analysis, Number of Death, Age of Baby, Primary Diagnosis
and Other Diagnoses, Birth Weight
Literature
: 17 books ( 1998 – 2013 )
PENDAHULUAN
Di
dalam
tujuan
pembangunan
kesehatan
berdasarkan
SKN
adalah
tercapainya kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk agar
dapat
mewujudkan
derajat
kesehatan yang optimal sebagai
salah satu unsur kesejahteraan
umum. Salah satu indikator derajat
kesehatan masyarakat adalah
angka kematian bayi (AKB). (1)
Makin
tinggi
AKB
menunjukkan
bahwa
derajat
kesehatan dapat dikategorikan
buruk dan belum berhasil dalam
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
yang
setinggitingginya. Angka Kematian Bayi
(AKB) merupakan jumlah kematian
bayi (0-11 bulan) per 1000
kelahiran hidup dalam kurun waktu
satu tahun. Dimana menurut
standar MDG’s angka kematian
bayi (AKB) yaitu 23 / 1000
kelahiran
hidup.
AKB
menggambarkan
tingkat
permasalahan
kesehatan
masyarakat yang berkaitan dengan
faktor penyebab kematian bayi,
tingkat pelayanan antenatal, status
gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan
program KIA dan KB, serta kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi.
Apabila AKB di suatu wilayah
tinggi, berarti status kesehatan di
wilayah tersebut rendah. AKB di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
sebesar 10,75/1.000 kelahiran
hidup,
meningkat
bila
dibandingkan dengan tahun 2011
sebesar 10,34/1.000 kelahiran
hidup. Angka kematian bayi di kota
Semarang
yaitu
sebesar
13,19/1000 kelahiran hidup(2)
Rumah Sakit Panti Wilasa
Dr. Cipto Semarang dengan
jumlah kelahiran hidup pada 5
tahun terakhir yaitu pada periode
2009 hingga 2013 berjumlah 4.347
kelahiran hidup, didalam 5 tahun
tersebut terdapat jumlah kasus
kematian bayi mencapai 120
kasus.
Angka kematian bayi pada
tahun 2009 sebanyak 25 / 986
kelahiran hidup, 2010 sebanyak 27
/ 1046 kelahiran hidup, 2011
sebanyak 29 / 1127 kelahiran
hidup, 2012 sebanyak 20 / 1188
kelahiran hidup, 2013 sebanyak 19
/ 1024 kelahiran hidup. AKB di
pengaruhi jumlah kematian bayi.
Beberapa faktor penyebab
kematian tersebut disebabkan oleh
Berat Bayi Lahir Rendah ( BBLR ),
Asfiksia, Pneumonia, Diare dan
penyebab lainnya. (3)
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan karakteristik
kasus
kematian
bayi
berdasarkan data RM di
bangsal obygyn Rumah Sakit
Panti
Wilasa
Dr.
Cipto
Semarang pada tahun 2010
sampai dengan 2013
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis
jumlah
kematian bayi ( AKB ) di
bangsal
obsgyn
berdasarkan
standart
MDG’s Rumah Sakit Panti
Wilasa Dr. Cipto Semarang
tahun 2010 – 2013.
b. Mendeskripsikan usia bayi
yang meninggal di bangsal
obsgyn Rumah Sakit Panti
Wilasa Dr. Cipto Semarang
tahun 2010 – 2013.
c. Mendeskripsikan diagnosa
utama pada bayi meninggal
di bangsal obsgyn di
Rumah Sakit Panti Wilasa
Dr. Cipto Semarang.
d. Mendeskripsikan diagnosa
lain pada bayi meninggal di
bangsal obsgyn Rumah
Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto
Semarang.
e. Mendiskripsikan berat lahir
bayi yang meninggal di
bangsal obsgyn Rumah
Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto
Semarang.
METODE PENELITIAN
1. Jenis
penelitian
yang
digunakan adalah deskriptif,
yaitu penulis memanfaatkan
data – data dan hasil
persalinan terhadap pasien
dalam DRM dengan metode
observasi
secara
obyektif
untuk mendapatkan gambaran
yang jelas.
2. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
observasi
langsung,
yaitu
melakukan pengamatan dan
pencatatan
data
secara
langsung terhadap obyek yang
diteliti.
3. Pendekatan yang digunakan
adalah
pendekatan
retrospektif, yaitu data yang
dikumpulkan berasal dari data
kejadian yang telah berlalu.
Cara ini disebut juga dengan
metode
documentaryhistorikal, yaitu mengumpulkan
data dari RM 1 terhadap data
kasus angka kematian bayi.
PEMBAHASAN
1. Jumlah Kematian Bayi
Kematian
bayi
adalah
kematian yang terjadi antara saat
setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat satu tahun.
Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian bayi. Secara
garis
besar,
dari
sisi
penyebabnya, kematian bayi ada
dua macam yaitu endogen dan
eksogen. (9)
Menurut standart MDG’s
angka kematin bayi yaitu 23 /
1000
kelahiran
hidup.
Berdasarkan
hasil
penelitian
dengan observasi langsung pada
laporan internal rumah sakit
jumlah kematian bayi di RS Panti
Wilasa Dr. Cipto Semarang pada
periode 2010 – 2013 berjumlah
95 kasus kematian bayi. Selama
4 tahun tersebut, kejadian
kematian bayi paling banyak
terjadi
pada
tahun
2011
sebanyak 29 bayi.
2. Usia Bayi
Bayi resiko tinggi adalah
bayi
yang
mempunyai
kemungkinan lebih besar untuk
menderita sakit atau kematian
dari pada bayi lain. Resiko tinggi
menyatakan bahwa bayi harus
mendapat pengawasan ketat oleh
dokter dan perawat yang telah
berpengalaman. Lama masa
pengawasan biasanya beberapa
hari tetapi dapat berkisar dari
beberapa jam sampai beberapa
minggu. Pada umumnya resiko
tinggi terjadi pada bayi sejak lahir
sampai usia 28 hari (neonatus).(10)
Berdasarkan
hasil
penelitian di RS. Panti Wilasa Dr.
Cipto Semarang, sebagian besar
bayi yaitu 88% mengalami
kematian usia < 5 hari. Hal
tersebut menunjukan bahwa bayi
tergolong
dalam
kelompok
neonatus yang memiliki resiko
tinggi untuk terjadi kematian. Hal
ini dpt jug mengcu pd diagnosa
utama bayi meninggal, dimana
kasus yang banyak yaitu BBLR
dan Asfiksia.
3. Diagnosa Utama
Dalam
suatu
proses
persalinan penentuan diagnosa
merupakan
faktor
penting.
Diagnosa adalah upaya untuk
mengetahui dan menegakkan
jenis penyakit atau masalah yang
diderita
seseorang.
Untuk
menentukan
diagnosa
perlu
adanya anamnesa, pemeriksaan
fisik dan tes pemeriksaan.
Pada penelitian ini terdapat
sembilan
kategori
diagnosa
utama yaitu Berat Bayi Lahir
Rendah ( BBLR) berjumlah 31
kasus,
Asfiksia
26
kasus,
Pneumonia 6 kasus, Diare 3
kasus, Neonatus Aterm 12 kasus,
IUFD
12
kasus,
Multiple
Congenital 1 kasus, Sesak Nafas
1 kasus, Gagal Nafas 3 kasus.
Diagnosa Bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi
dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang
masa gestasi. Berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam
1 (satu) jam setelah lahir.(12)
Dalam penelitian ini, kasus
BBLR terjadi pada 31 bayi yang
mengalami kematian.
Diagnosa pneumonia pada
bayi baru lahir Ini adalah penyakit
infeksi yang terjadi pada paruparu, dimana paru-paru penderita
akn
terisi
cairan
sehingga
dampak yang paling fatal adalah
akan mengakibatkan gangguan
pernapasan.
Penyebab
Pneumonia pada bayi baru lahir
diketahui penyakit ini akan timbul
atau berawal dari pecahnya
ketuban
sebelum
waktunya,
hingga
dapat
menyebabkan
terjadinya infeksi pada cairan
ketuban.(13)
Pada
hasil
penelitian
jumlah kematian bayi pada kasus
Pneumonia sebanyak 6 kasus.
Diagnosa Asfiksia adalah
keadaan dimana bayi tidak dapat
bernafas secara spontan dan
teratur setelah lahir. Asfiksia
berarti hipoksia yang progresif
karena gangguan pertukaran gas
serta transport O2 dari ibu ke
janin
sehingga
terdapat
gangguan dalam persediaan O2
dan kesulitan mengeluarkan CO2,
saat janin di uterus hipoksia.(14).
Dalam penelitian ini kasus
asfiksia mencapai 26 bayi.
Diagnosa
IUFD
atau
Kematian janin dalam kandungan
adalah kehamilan yang terjadi
saat usia kehamilan lebih dari 20
minggu dimana janin sudah
mencapai ukuran 500 gram atau
lebih,
dimana
ibu
tidak
merasakan
gerakan
pada
janin yang dikandungnya. ( 7 ) .
Pada hasil penelitian di RS.
Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang
kasus kematian bayi dengan
diagnosa IUFD sebanyak 12
kasus.
Diagnosa
Multiple
Congenital
atau
Kelainan
kongenital merupakan kelainan
dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasiI
konsepsi sel telur. Kelainan
kongenital dapat
merupakan
sebab penting terjadinya abortus,
lahir mati atau kematian segera
setelah lahir. Kematian bayi
dalam
bulan-bulan
pertama
kehidupannya sering diakibatkan
oleh kelainan kongenital yang
cukup berat, hal ini seakan-akan
merupakan suatu seleksi alamu
terhadap kelangsungan hidup
bayi yang dilahirkan. Bayi yang
dilahirkan
dengan
kelainan
kongenitaI besar, umumnya akan
dilahirkan sebagai bayi berat lahir
rendah bahkan sering pula
sebagai bayi kecil untuk masa
kehamilannya. Bayi berat lahir
rendah
dengan
kelainan
kongenital berat, kira-kira 20%
meninggal
dalam
minggu
pertama
kehidupannya.
Disamping pemeriksaan fisik,
radiologik dan laboratorik untuk
menegakkan diagnose kelainan
kongenital setelah bayi lahir,
dikenal pula adanya diagnosisi
pre/ante
natal
kelainan
kongenital dengan beberapa cara
pemeriksaan tertentu misalnya
pemeriksaan
ultrasonografi,
pemeriksaan air ketuban dan
darah janin.(15)
Pada hasil penelitian di RS.
Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang
kasus multiple congenital cukup
kecil yaitu hanya 1 kasus.
Diagnosa Sesak Nafas,
Kasus sesak napas pada usia
bayi banyak terjadi. Bisa saat
pertama lahir, maupun beberapa
hari
atau
bulan
setelah
kelahirannya baru mengalami
sesak napas ini. Dalam istilah
kedokteran, Yang disebut sesak
napas adalah jika frekuensi
napasnya betul-betul tinggi, ada
suara napas yang berbeda dari
biasanya (stridor), seperti suara
menggorok
atau
kucing
mendengkur. Fatalnya, jika muka
sampai tampak membiru.(8)
Namun
Pada
hasil
penelitian di RS. Panti Wilasa Dr.
Cipto Semarang kasus sesak
nafas cukup kecil yaitu hanya 1
kasus
Diagnosa gagal nafas pada
bayi dimaksud Gagal nafas
adalah ketidakmampuan alat
pernafasan
untuk
mempertahankan
oksigenasi
didalam darah, dengan atau
tanpa penumpukan CO2.
Hal ini dapat dimengerti
karena bila terjadi gagal nafas
waktu yang
tersedia terbatas
sehingga diperlukan ketepatan
dan kecepatan untuk bertindak.
Sampai saat ini gagal nafas pada
bayi masih merupakan salah satu
penyebab
mordibitas
dan
mortalitas.(16)
Pada hasil penelitian di RS.
Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang
kasus gagal nafas cukup kecil
yaitu hanya 3 kasus.
4. Diagnosa Lain
Selain diagnosa utama
dalam keadaan tertentu terdapat
diagnosa
lain
yang
perlu
ditegakkan
untuk
menunjang
diagnosa utama, ini dilakukan
karena adanya komplikasi yang
dialami pasien dalam proses
persalinannya.
Sama seperti diagnosa
utama pada diagnosa lain juga
ditemui kasus seperti IUFD 8
kasus, Gagal Nafas 12 kasus,
BBLR 9 kasus, Pneumonia 10
kasus, Asfiksia 10 kasus, Diare 2
kasus, Neonatus Preterm 2 kasus,
Gangguan Nafas 1 kasus, Sesak
nafas 2 kasus, Neonatus Aterm 1
kasus. Dalam penelitian ini kasus
yang paling banyak adalah gagal
nafas mencapai 12 kasus. Gagal
nafas adalah ketidakmampuan alat
pernafasan
untuk
mempertahankan
oksigenasi
didalam darah, dengan atau tanpa
penumpukan CO2.
Hal ini dapat dimengerti
karena bila terjadi gagal nafas
waktu yang
tersedia terbatas
sehingga diperlukan ketepatan dan
kecepatan
untuk
bertindak.
Sampai saat ini gagal nafas pada
bayi masih merupakan salah satu
penyebab
mordibitas
dan
mortalitas.(16)
5. Berat Lahir
Berat bayi baru lahir
normalnya yaitu 2500 gr – 4000 gr
namun dibawah 2500 gr disebut
BBLR (berat badan lahir rendah),
dan diatas 4000 gr disebut
Obesitas. biasanya bayi akan
dimasukkan ke inkubator jika berat
badan lahirnya kurang / lebih / ada
masalah ketika bayi baru lahir.(11)
Pada
penelitan
menunjukkan bahwa berat bayi
lahir meninggal di RS Panti Wilasa
dr.Cipto Semarang yaitu < 2,5 kg
sebanyak 76%, kemudian 2,5 – 4
kg sebanyak 23%, dan > 4 kg
sebanyak 1%. Dimana hasil
penelitian pada kasus kematian
bayi di RS Panti Wilasa dr.Cipto
Semarang pada periode 2010 –
2013 jumlah kasus kematian
menurut berat lahir, kasus BBLR
adalah
paling
banyak
yang
menyebabkan kematian pada bayi
yaitu sebanyak 76%.
(BBLR) adalah bayi yang
lahir dengan berat lahir kurang dari
2500
gram,
sehingga
pertumbuhan dan pematangan
(maturitas) organ dan alat-alat
tubuh belum sempurna, akibatnya
sering terjadi komplikasi yang
berakhir dengan kematian.(19)
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
tentang
deskripsi
terhadap data kasus Kematian
Bayi Bangsal Obsgyn di Rumah
Sakit Panti Wilasa dr. Cipto
Semarang Pada Periode 2010 2013, diperoleh kesimpulan:
1. Jumlah kasus kematian bayi
pada periode 2010 – 2013
yaitu berjumlah 95 kasus.
2. Pada
usia
bayi
yang
meninggal di RS Panti Wilasa
dr. Cipto Semarang yaitu 0 – 2
hari sebanyak 66%, kemudian
3 – 5 hari sebanyak 28% dan
6 – 9 hari sebanyak 6%.
3. Diagnosa utama pada kasus
kematian bayi yaitu Berat Bayi
Lahir
Rendah
(
BBLR)
berjumlah
31,
Asfiksia
sebanyak
26,
Pneumonia
sebanyak 6, Diare sebanyak 3,
Neonatus Aterm sebanyak 12,
IUFD sebanyak 12, Multiple
Congenital sebanyak 1, Sesak
Nafas sebanyak 1, Gagal
Nafas sebanyak 3.
4. Pada penelitian ini terdapat
diagnosa lain seperti IUFD
sebanyak 8, Gagal Nafas
sebanyak 12, BBLR sebanyak
9, Pneumonia sebanyak 10,
Asfiksia sebanyak 10, Diare 2,
Neonatus Preterm sebanyak
2, Gangguan Nafas sebanyak
1, Sesak nafas sebanyak 2,
Neonatus Aterm sebanyak 1
kasus.
5. Berat
lahir
bayi
yg
menyebabkan kematian bayi
DAFTAR PUSTAKA
1. Sistem
Kensehatan
Nasional
Departemen Kesehatan RI
http://pppl.depkes.go.id/ ( Diakses
4 juli 2014 )
2. Evaluasi dan rencana program gizi
dan
KIA
upaya
percepatan
penurunan AKB dan AkaBa
bervariasi yaitu < 2,5 kg
sebanyak 76%, kemudian 2,5
– 4 kg sebanyak 23%, dan > 4
kg sebanyak 1%
SARAN
1. Perlu adanya penelitian lebih
mendalam
terkait
dengan
faktor penyebab kematian bayi
baru lahir di RS Panti Wilasa
dr Cipto Semarang, penelitian
ini diharapkan dapat menjadi
referensi serta bahan evaluasi
untuk
pengembangan
penelitian lain yang terkait
dengan kematian bayi baru
lahir.
2. Penolong persalinan harus
segera
melakukan
pemeriksaan fisik pemeriksaan
penunjang pada bayi baru
lahir, hal ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi bayi yang
baru lahir.
3. Penolong persalinan harus
mengetahui
faktor-faktor
resiko yang berpotensi untuk
menimbulkan asfiksia. Apabila
ditemukan adanya faktor risiko
tersebut maka hal itu harus
dibicarakan dengan ibu dan
keluarganya
tentang
kemungkinan
perlunya
tindakan
resusitasi.
Akan
tetapi, adakalanya faktor risiko
menjadi sulit dikenali atau
sepengetahuan penolong tidak
dijumpai tetapi asfiksia tetap
terjadi. Oleh karena itu,
penolong harus selalu siap
melakukan resusitasi bayi
pada
setiap
pertolongan
persalinan.
http://dinkes-kotasemarang.go.id/ (
Diakses 4 juli 2014 )
3. Hubungan Paritas dan Preeklamsi
dengan Kejadian BBLR.
http://harsonosites.com/ (Diakses 4
Juli 2014 )
4. Shofari, Bambang. Pengolahan
Sistem Rekam Medis Kesehatan,
Semarang.
2004
(
tidak
dipublikasikan).
5. Diah Utari¹, Sri Wahyuni MS²
(2013).
Faktor
yang
mempengaruhi kematian neonatal
dini
di
RSUD
Datu
Beru
Takngon.STIKes U’Budiyah Banda
Aceh;
6. Apa yang dimaksud pneumonia.
http://www.persify.com/id/perspecti
ves/medical-conditionsdiseases/pneumonia-_9510001031095
( Diakses 24 September 2014 )
7. Harlinda Linda. (2012). “Kelainan
Kongenital, Asfiksia dan IUFD”.
Makalah askeb lanjut II, Makassar
8. Fatherhood,
2007
Aneka
Penyebab Bayi Sesak Nafas.
http://balitaanda.com/fatherhood/250.html
( Diakses 24 September 2014)
9. Islalluddin, 2011,
http://belajarkesehatan.blogspot.co
m/2011/04/makalah-angkakematian-bayi-dan-balita.html.
( Diakses 26 Agustus 2014 )
10. Iswanto Jonny, 2012,
http://www.sumbarsehat.com/2012
/07/neonatus-beresiko-tinggi.html.
( Diakses 26 Agustus 2014 )
11. Sites Harsono, 2011
http://harsonosites.com/2014/06/27
/hubungan-umur-dan-paritas-ibuterhadap-kejadian-berat-badanlahir-rendah-bblr-di-rs-uripsumoharjo-bandar-lampung-tahun2010/ ( Diakses 24 Agustus 2014 )
12. Hadrianus Diosko P. (2006).
Kelainan Periodontal Maternal
Sebagai Faktor Resiko Terjadinya
Bayi Berat Lahir Rendah Kurang
Bulan: Artikel Karya Tulis Ilmiah
[Online], vol 2, 11 halaman,
http://eprints.undip.ac.id/20556/
1/PAska.pdf
13. Pneumonia pada bayi baru lahir
http://herbalhembing.blogspot.com.
( Diakses 24 Agustus 2014 )
14. Abu rasyd, 2013. Askep Bayi
Dengan asfiksia Neonaturum
http://asuhankeperawatankesehata
n.blogspot.com/2013/03/askepbayi-dengan-asfiksianeonaturum.html
( Diakses 24 Agustus 2014 )
15. Rachmad,
2013.
Kelainan
Kongenital
http://www.angelfire.com/ga/Rach
matDSOG/congenital.html
( Diakses 24 Agustus 2014 )
16. Bidan Delima, 2013. Gagal Nafas
http://bidandelima.wordpress.com/
2013/09/19/gagal-nafas/ ( Diakses
24 Agustus 2014 )
17. Nur Asnah Sitohang, ( 2004 ).
Asuhan Keperawatan Pada Bayi
Berat Badan Lahir Rendah : Artikel
ilmiah [Online], 19 halaman.
http://repository.usu.ac.id/bitstream
/123456789/3480/3/04006076.pdf.t
xt
Download