V. RUMUSAN KEGIATAN MAJELIS TA’LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR 5.1. Deskripsi Umum Majelis Ta’lim sebagai institusi pendidikan islam yang berbasis masyarakat dimana peran strategisnya terletak dalam mewujudkan learning society suatu masyarakat yang memiliki tradisi belajar tanpa dibatasi oleh usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan dapat menjadi wahana belajar sekaligus penyampaian pesan agama kepada masyarakat. Terdapat 2 buah Majelis Ta’lim di Desa Rambah Hilir Timur yang aktif yaitu Majelis Ta’lim Miftahul Jannah Masjid Al Jamaah dan Majelis Ta’lim Al Hidayah Mesjid Taqwa. Majelis taklim di Desa Rambah Hilir Timur dikategorikan pada Majelis Ta’lim yang diselenggarakan oleh masjid, dimana anggotanya berdasarkan jamaah suatu masjid. Keterlibatan anggota didasarkan atas keaktifannya dalam menjadi jamaah suatu masjid atau mushalla. Khusus Majelis Ta’lim Miftahul Jannah dan Majelis Ta’lim Al Hidayah anggotanya khususnya ibu-ibu dan pembentukan kedua Majelis Ta’lim ini pada mulanya dipelopori oleh isteri kepala Desa ibu Suryanis Spd dibentuk pada tahun 2005. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Majelis Ta’lim tersebut pada mulanya untuk memberikan bimbingan kepada ibu-ibu tentang tata cara shalat yang benar, belajar tentang do’a dan ahlak sehari-hari. Tapi walau demikian materi yang diberikan kepada majelis taklim tersebut berkisar tentang ke islaman yang menyangkut aspek akidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Memang sulit menentukan kurikulum, sebab dari segi kehadiran jamaah yang tidak tetap seperti disekolah pendidikan formal. Seperti wawancara dengan salah seorang pengisi kegiatan, Majelis Ta’lim Hj. Mariam (72) tahun bahwa peserta atau jamaah Majelis Ta’lim banyak yang berpendidikan rendah. Jamaah Majelis Ta’lim menginginkan ustaz atau guru yang memberikan pelajaran tidak perlu yang berpendidikan tinggi, yang penting dapat menyesuaikan diri dengan jamaah Majelis Ta’lim bila perlu dengan bahasa dan gaya yang lucu dalam penyampaian ceramah. Biasanya tidak ada sumber rujukan buku yang pasti yang digunakan oleh para ustaz, sebahagian ada yang mengambil rujukan kepada kitab-kitab sufi seperti Ihya Ulumuddin, dan 42 sebahagian mengambil dari Alquran dan Hadist yang kemudian dikembangkan sesuai dengan kemampuan ustaz. Ada beberapa kesulitan dalam menyampaikan materi yang ditetapkan oleh Majelis Ta’lim ataupun ustaz yaitu : 1. Bagi jamaah: a. Peserta atau jamaah Majelis Ta’lim, berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda. Ada yang rendah pengetahuannya tentang agama, ada yang sederhana. b. Waktu. Waktu yang diberikan untuk para ustaz dalam menyampaikan pelajaran hanya berkisar antara 30-60 menit.waktu yang demikian adalah masa yang pendek bagi seseorang yang menimba ilmu dari guru, apalagi Majelis Ta’lim dilakukan hanya satu kali dalam satu minggu. c. Kecendrungan Jamaah Diantara Jamaah ada yang menginginkan pengajian tentang ibadah saja, ada pula yang ingin pelajaran ahlak dan ada pula yang ingin materi tentang aqidah. Memperhatikan selera jamaah tersebut tentu berakibat sulitnya membuatkan kurikulum dan materi yang akan diajarkan kepada jamaah. 2. Bagi Ustaz ; a. Kemampuan yang dimiliki oleh ustaz berbeda beda, tergantung pada pendidikan yang dimilikinya dan penguasaan materi yang disampaikan b. Waktu yang dimiliki ustaz terbatas, sebab masing-masing ustaz mempunyai pekerjaan lain, sehingga bila ustaz tidak hadir misalnya biasanya jamaah Majelis Ta’lim mengisi kegiatannya dengan melakukan pembacaan surah yasin secara bersama-sama yang dipandu oleh pengurus Majelis Ta’lim. Dengan demikian, Majelis Ta’lim di Desa Rambah Hilir Timur tidak memiliki kurikulum dan tidak pula ditentukan materi khusus, namun tidak keluar dari basis keislaman. Akibat tidak adanya kurikulum, maka implementasinya dari kegiatan Majelis Ta’lim belum begitu terlihat dalam kehidupan beragama. 43 Tata cara belajar di Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur biasanya sudah ada kesepakatan belajar pada hari-hari jum’at sore pukul 14.00 sampai pukul 16.00 wib dan kadang-kadang pukul 16.00 sampai 18.00 wib. Dalam setiap pengajian dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan bacaan al quran, setelah itu dilanjutkan penyajian materi pengajian oleh Ustaz. Pengajian yang disampaikan ustad selain materi biasa, kadang-kadang disesuaikan dengan momen waktu saat itu, seperti peringatan hari besar islam, Isra’ Miraj, Maulid Nabi, menyambut Ramadhan, menyambut Tahun Baru Islam serta Halal Bi Halal setelah Aidul Fitri. Setelah Ustaz menyampaikan materi pengajian,biasanya diberikan kesempatan kepada jamaah Majelis Ta’lim untuk bertanya berkenaan dengan materi yang disampaikan ataupun persoalan lain yang belum diketahui oleh jamaah. Struktur organisasi Majelis Ta’lim dapat dilihat pada Gambar 3. BADAN PENGAWAS WAKIL KETUA BENDAHARA KETUA SEKRETARIS BIDANG DAKWAH BIDANG PELATIHAN BIDANG ORGANISASI BIDANG SOSIAL DAN PERMASYARAKATAN Gambar 3. Struktur organisasi Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur 44 5.2. Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kegiatan Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur pada dasarnya tidak langsung melaksanakan aktivitas ekonomi lokal karena kegiatan Majelis Ta’lim lebih banyak bernilai sosial dan agama dengan berusaha memperbaiki moral dan akhlak anggotanya. Namun aktivitas Majelis Ta’lim tersebut dapat juga dikategorikan dalam rangka penanggulangan kemiskinan yaitu lebih mencerdaskan anggotanya melalui pendidikan non formal dan tradisi belajar tanpa dibatasi oleh usia. Perinsip ajaran islam seperti tersebut dalam surah Alqosos ayat 77 berbunyi : “Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan mu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi, sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Dari kandungan ayat tersebut dapat diketahui bahwa tugas hidup seorang muslim, selain merebut keberuntungan kampung akhirat juga jangan melupakan kebahagiaan dari duniawi, termasuk memperhatikan ekonomi. Organisasi Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur hingga saat ini belum memiliki sebuah unit kegiatan ekonomi produktif yang mampu menghasilkan sebuah produk unggulan tertentu . Anggota Majelis Ta’lim setiap kali melaksanakan kegiatan melakukan pengumpulan infak/dan sedekah berupa iyuran bulanan sebesar Rp1000 perorang/ minggu. Hasil dari infak dan sedekah tersebut digunakan untuk kegiatan sosial seperti bantuan kepada anggota yang sakit, anggota yang melahirkan, dan bantuan kematian. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, jamaah Majelis Ta’lim merasakan biarpun materi ceramah yang mereka terima dalam pengajian menyangkut soal perbaikan ahlak dan ibadah, namun dalam kehidupan sehari-hari akan berpengaruh kepada motivasi kerja, kejujuran dalam bekerja, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat. Jadi kegiatan Majelis Ta’lim tersebut tidak secara langsung berkaian dengan pengembangan ekonomi masyarakat, namun dengan pendalaman dan penghayatan ajaran agama islam 45 secara baik akan dapat mendorong anggota Majelis Ta’lim dalam mendorong kegiatan produktif didalam keluarga, serta terwujudnya keluarga sakinah. Pengembangan ekonomi melalui kegiatan Majelis Ta’lim pada dasarnya sangat memungkinkan untuk dikembangkan, jika ditinjau dari jumlah anggotanya, satu Majelis Ta’lim rata-rata mempunyai anggota sebanyak 50 sampai 70 orang. Desa Rambah Hilir mempunyai 2 buah Majelis Ta’lim, perkiraan keanggotannya berkisar antara 100 sampai dengan 140 orang, keanggotaan Majelis Ta’lim sifatnya tidak tetap dan selalu berubah ubah akan tetapi tingkat kehadirannya ratarata sebanyak 50 sampai 70 orang setiap minggunya untuk setiap Majelis Ta’lim. Seperti diketahui di atas setiap pelaksanaan kegiatannya setiap anggota mengumpulkan iuran sebesar Rp.1.000,- per minggunya atau Rp.4.000,- per bulannya. Artinya untuk setiap bulannya di Desa Rambah Hilir Timur dana yang terkumpul dalam kegiatan Majelis Ta’lim paling sedikit Rp. 400.000,-. Dengan Kekuatan sosial yang dimilikinya Majelis Ta’lim sebenarnya mempunyai potensi untuk mengembangkan kegiatan ekonomi anggotanya. Dengan penguatan kelembagaan Majelis Ta’lim sampai pada aras Kabupaten, Majelis Ta’lim dapat membentuk lembaga keuangan mikro berbasis syariah yang mempunyai sumber permodalan yang berasal dari iuran anggotanya. Untuk melihat kekuatan majelis Taklim pada aras Kabupaten dapat dilihat pada Tabel 9 berikut : Tabel 9. Rekapitulasi Jumlah Majelis Ta’lim Kabupaten Rokan Hulu NO 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 KECAMATAN TANDUN ROKAN IV KOTO RAMBAH HILIR BANGUN PURBA TAMBUSAI UTARA UJUNG BATU RAMBAH SAMO KABUN RAMBAH KEPENUHAN PAGARAN TAPAH KUNTO DARUSSALAM TAMBUSAI JUMLAH JUMLAH 30 20 68 35 92 37 30 19 41 32 10 14 65 493 46 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa di Kabupaten Rokan Hulu terdapat 493 buah Majelis Ta’lim dengan perkiraan jumlah anggotanya sebanyak 25.000 sampai 35.000 orang. Jika dikonversikan pada kemampuan pengumpulan dana perbulannya, Majelis Ta’lim mampu mengumpulkan dana dari anggotanya sebanyak Rp. 100.000.000,- sampai Rp.140.000.000,-. Jumlah yang besar ini jika dikelola dengan benar melalui kegiatan usaha keuangan mikro berbasis syariah untuk menunjang kegiatan ekonomi produktif anggotanya, maka masalah kemiskinan di Kabupaten Rokan Hulu dapat ditanggulangi dengan melibatkan masyarakat secara partisipatif. Kendala utama pengembangan ekonomi produktif di desa-desa adalah tidak adanya akses terhadap permodalan, kolateral serta tidak adanya kelembagaan masyarakat yang mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk membuka akses permodalan bagi usaha masyarakat desa. Peran kelembagan Majelis Ta’lim di aras Kabupaten harus berfungsi sebagai organisasi formal yang berfungsi sebagai lembaga yang mengontrol kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan moral dan akhlak melalui penguatan kegamaan dan sekaligus sebagai lembaga yang mengatur pengembangan ekonomi ummat melalui penciptaan akses permodalan usaha produktif, dapat berbentuk Koperasi Simpan Pinjam, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang mana sumber modal utamanya berasal dari anggota Majelis Ta’lim yang ada di Kabupaten Rokan Hulu. Pengembangan ekonomi ummah ditujukan untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif, seperti kegiatan usaha peremajaan karet yang didukung dengan pengembangan usaha sayuran semusim untuk menggantikan sumber pendapatan utama (perkebunan karet) sebelum menghasilkan. Nasdian (2008), menyatakan bahwa mekanisme pemberdayaan masyarakat berdasarkan bentuk kelembagaan dan pola pendekatan pemberdayaannya dapat dilihat pada Gambar 4. 47 Gambar 4. Mekanisme Pemberdayaan Masyarakat. Sumber: Nasdian dan Kolopaking, 2008 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa organisasi formal yang ada di Majelis Ta’lim pada aras Kabupaten atau Himpunan Kelompok Majelis Ta’lim yang ada pada aras Kecamatan dapat mengakses sumber modal yang ada baik secara kredit bersubsidi maupun kredit komersial. Dengan penguatan modal yang telah ada melalui sumber modal yang berasal dari iuran anggota serta dikelola dengan manajemen yang benar maka bukan merukan suatu hal yang mustahil bila lembaga keuangan lainnya, khususnya lembaga keuangan syariah akan tertarik untuk bekerjasama dengan kelembagaan Majelis Ta’lim dalam hal penyediaan pembiayaan bagi usaha produktif anggota Majelis Ta’lim. Kelembagaan Majelis Taklim juga dapat dikembangkan sampai pada aras Propinsi, sebagai bahan perbandingan bahwa banyaknya jumlah majelis Ta’lim di Propinsi Riau menurut data Kanwil Departemen Agama Tahun 2007 adalah 3.206 buah Majelis Ta’lim. Dengan perkiran jumlah anggotanya adalah 192.360 orang yang tersebar diseluruh kabupaten yang ada di Propinsi Riau. Data tersebut secara detail dapat dilihat pada lampiran. 48 5.3. Pengembangan Modal Sosial Sumber-sumber daya yang dipunyai oleh masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat merupakan modal. Modal dimaksud baik modal manusia, modal fisik, modal financial, dan modal yang disetarakan dengan modalmodal tersebut yaitu modal sosial. Para ilmuan sosial sering mengartikan modal manusia sebagai pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki manusia untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Sedangkan yang dimaksud modal sosial kerap di dimaknakan sebagai keadaan organisasi sosial, seperti jaringan-jaringan norma-norma dan kepercayaan (trust) yang dapat meningkatkan produktivitas masyarakat ( Suharto 2005 ). Modal sosial secara sederhana bisa didefinisikan sebagai serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama diantara anggota kelompok masyarakat yang memungkinkan terjadinya kerja sama atas dasar rasa saling mempercayai, norma-norma yang menghasilkan modal sosial harus secara substantif menginfernalkan nilai-nilai seperti seperti kejujuran, pemenuhan tugas, dan kesediaan untuk saling menolong, serta komitman bersama. Majelis Taklim di Desa Rambah Hilir Timur didalam fungsinya untuk mewujudkan learning society, suatu masyarakat yang memiliki tradisi belajar tanpa dibatasi usia dan jenis kelamin dan tingkat pendidikan memiliki sistem nilai yang berperan didalamnya seperti sikap tolong-menolong dan kebersamaan. Disadari atau tidak kegiatan Majelis Ta’lim telah berusaha melestarikan nilai-nilai budaya setempat selain nilai agama juga tolong menolong saling peduli antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, dan solidaritas dalam kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan umat yang bertaqwa kepada yang maha esa dan berakhlak kepada sesama. Sebagai suatu modal sosial yang telah dibangun diantara pengurus dan jamaah Majelis Ta’lim dalam bentuk tanggung jawab dan saling percaya mempercayai serta adanya sistem kekerabatan kebersamaan dan solidaritas yang tinggi akan sangat mewarnai keberhasilan dan kelangsungan kegiatan Majelis Ta’lim seperti yang diungkapkan oleh Hajah Mariam (67 tahun). 49 ”Dengan kegiatan Majelis Ta’lim ini kami dapat meningkatkan shilaturrahmi dapat saling ingat mengingatkan antara satu dengan lainnya,apalagi kami yang sudah tua-tua ini perlu memperbanyak amal untuk bekal nanti di akhirat. Saya sendiri sebagai orang tua dalam Majelis Ta’lim ini tidak mau ketinggalan mengikuti kegiatan Majelis Ta’lim ini, karena dapat memupuk iman kepada Allah Swt.” Keikutsertaan jamaah Majelis Ta’lim dalam kegiatan sehingga terjadi shilaturrahmi saling percaya antara sesama anggota secara otomatis mengandung modal sosial didalamnya. Demikian juga kerjasama antara jamaah Majelis Ta’lim terlihat dengan adanya partisipasi mereka dalam memberikan sumbangan untuk bantuan bagi mereka yang mendapat musibah. Modal sosial yang ada didalam masyarakat tersebut menunjukkan kuatnya ikatan intra komunitas dan tingginya modal sosial masyarakat, dan kegiatan Majelis Ta’lim di Desa Rambah Hilir Timur merupakan sebuah gerakan sosial, walaupun kegiatan yang bersifat non fisik namun sangat bernilai dalam mewujudkan perbaikan ahlak dan ketenangan didalam masyarakat, serta menghasilkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah yang maha kuasa. Pemanfaatan modal sosial dalam kegiatan Majelis Ta’lim terkandung juga, didalamnya hubungan antara modal sosial, modal manusia dan modal fisik. Hubungan ketiga modal tersebut sangat berkaitan. Dalam modal manusia terdapat 4 orang pengajar/ ustad tamatan pasantren yang memberikan bimbingan secara rutin kepada jamaah, selain itu komunitas jamaah, selain itu komunitas jamah Majelis Ta’lim kedua kelompok Majelis Ta’lim sebanyak 90 orang. Sedangkan modal fisik adalah masjid Aljamah dan masjid Taqwa yang dapat dijadikan pusat dalam kegiatan Majelis Ta’lim, serta rumah-rumah jamah yang bisa dijadikan tempat kegiatan Majelis Ta’lim. Hubungan antara kapital sosial kapital manusia dan kapital fisik dalam majelis taklim adalah bahwa Majelis Ta’lim sebagai kapital sosial misalnya dapat mendorong anggotanya untuk meningkatkan silaturrahmi, menolong. saling tolong 50 5.4. Kebijakan dan Perencanaan Sosial Kebijakan sosial adalah seperangkat tindakan ( course of action) kerangka kerja (framework), petunjuk (qudeline), rencana (plan) peta (map) atau strategi yang dirancang untuk menterjemahkan visi politis pemerintah atau lembaga pemerintah kedalam program dan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang kesejahteraan sosial (social welfare) karena urusan kesejahteraan sosial senantiasa menyangkut orang banyak, maka kebijakan sosial seringkali ditentukan dengan kebijakan publik (Suharto 2005). Berdasarkan pengertian kebijakan sosial tersebut, maka kebijakan sosial dapat pula diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tindakan pihak pemerintah yang diarahkan untuk menangani masalah-masalah sosial yang ada pada warga negara. Adapun masalah sosial yang dimaksud yaitu memenuhi hakhak dasar masyarakat yang meliputi hak atas pangan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, air bersih, tanah lingkungan hidup dan sumberdaya alam dan rasa aman. Kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur bukan merupakan kebijakan sosial, karena kegiatan tersebut murni dari masyarakat. Oleh karena itu pembahasan kebijakan sosial dilakukan langsung oleh pengurus Majelis Ta’lim bersama anggotanya berlandaskan pada keyakinan peningkatan ibadah, peningkatan ilmu, peningkatan iman semoga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi anggota. Meskipun produk kebijakan yang dibuat merupakan langkah partisipasi masyarakat ditingkat bawah namun selanjutnya kebijakan tersebut juga dipengaruhi kebijakan pemerintah dalam hal ini Depertemen Agama terutama dalam pengaturan guru / ustaz, kurikulum yang jelas, terprogram dan terarah dan evaluasi belajar untuk mengetahui hasilnya. 5.5. Kapasitas Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur Kepemimpinan Kepemimpinan di dalam Majelis Ta’lim yang dimaksud adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pengurus Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur. Gaya kepemimpinan dapat diketahui melalui pengurus dalam mengambil keputusan, baik dalam menyusun program kegiatan, maupun kegiatan lainnya. 51 Tradisional manajemen mengartikan management sebagai doing something by others atau getting thing done throught People ( memperoleh atau melakukan suatu pekerjaan melalui atau oleh orang lain). Sedangkan modern manajemen memberikan pengertian manajemen sebagai working with and throught other ( bekerjasama dengan dan melalui orang lain). (Muchtar samad 2007). Berdasarkan pengertian pertama berarti pimpinan (manajer) berada dibelakang meja dan menyerahkan pekerjaan kepada orang lain sambil menunggu laporan pelaksanaannya. Sedangkan pengertian kedua bermaksud bahwa pimpinan tidak hanya menyerahkan pekerjaan tapi juga ikut aktif bekerja sama dilapangan terutama dalam memberikan petunjuk, bimbingan dan kontrol, karena wewenang bisa dilimpahkan namun tanggung jawab keberhasilan suatu tugas tetap berada pada pimpinan. Berdasarkan observasi dan wawancara, keputusan yang diambil oleh pengurus Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur selalu tidak diputuskan begitu saja, namun terlebih dahulu dibicarakan dengan jamaah Majelis Ta’lim. Karena kegiatan Majelis Ta’lim dilaksanakan secara rutin, biasanya bila ada hal-hal yang perlu dibicarakan langsung dimusyawarahkan dan diputuskan bersama jamaah Majelis Ta’lim, umpamanya tentang pengaturan jadwal jamaah yang akan menyampaikan konsumsi dalam kegiatan Majelis Ta’lim, siapa saja guru yang disepakati untuk mengisi kegiatan Majelis Ta’lim. Pengurus mesjid juga mempunyai andil dalam keputusan tersebut, karena pengurus Majelis Ta’lim sebelum memutuskan sesuatu tentang kegiatan terlebih dahulu berkonsultasi dengan pengurus masjid. Pengambilan keputusan internal pengurus Majelis Ta’lim sendiri tidaklah didominasi oleh ketua sendiri. Tiap-tiap pengurus dan anggota mempunyai hal yang sama dalam mengemukakan pendapat. 5.6. Perencanaan Program Proses perencanaan suatu program seperti tergambar pada penjelasan kepemimpinan pada sub bab terdahulu, munculnya ide dari program-program tidak hanya datang dari pengurus, tapi juga dari jamaah Majelis Ta’lim lainnya. 52 Penyusunan program biasanya dilaksanakan rapat pengurus terlebih dahulu, selanjutnya baru dilaksanakan rapat bersama jamaah. Penyusunan program pokok sejak dibentuk Majelis Ta’lim bulan oktober tahun 2005 baru dilaksanakan 4 kali. Adapun program-program yang direncanakan adalah sebagai berikut : 1. Pengajian rutin yang dilaksanakan pada setiap sore jumat. 2. Peringatan hari besar islam 3. Pelaksanaan shalat berjamaah secara rutin 4. Latihan berzanji dan marhaban pada setiap selasa malam Kebutuhan dana untuk program tersebut sebahagian besar berasal dari jamaah Majelis Ta’lim. Biasanya dana tersebut langsung terpakai habis, belum ada dana yang bersifat produktif. Sesuai dengan namanya,maka kegiatan yang paling menonjol adalah pembinaan tak’lim ( ceramah agama) dan pendalaman agama, dengan guru/ustad yang diatur secara bergantian. Selain itu ada ceramah yang bersifat umum dan melibatkan masyarakat ramai yaitu dalam acara peringatan hari besar islam seumpamanya Maulid Nabi Muhammad Saw, Isra’ Miraj, Tahun baru Islam, menyangkut datangnya bulan suci ramadhan dan halal bihalal. Acara peringatan hari besar islam tersebut bukan hanya diikuti oleh jamaah Majelis Ta’lim, tapi juga oleh masyarakat secara umum. Setelah dilihat perencanaan program majelis tak’lim ternyata belum ada program yang menyentuh perbaikan ekonomi jamaah seperti usaha-usaha kelompok masyarakat dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga 5.7. Pelaksanaan Program Dalam melaksanakan program-program yang telah direncanakan tersebut tetap, melibatkan seluruh jamaah, baik pengurus maupun anggota Majelis Ta’lim. Berdasarkan observasi dan wawancara jamaah majelis taklim sangat bersemangat dan berpartisipasi aktif dalam program yang bersifat insidentil seperti memperingati maulid Nabi Muhammad Saw 1429 H. Adapun program program yang bersifat rutin tetap diikuti oleh jamaah walaupun tidak semuanya hadir hal tersebut terlihat dalam mengikuti kegiatan 53 pengajian yang dilakasanakan pada setiap hari jumat sore, baik dilaksanakan di Mesjid, maupun dirumah-rumah jamaah, dimana jumlah jamaah yang hadir cukup mengembirakan, bahkan sampai 45 sampai 50 orang. Kegiatan rutin lainnya yang sangat nampak adalah shalat berjamaah. Hal ini disebabkan pemahaman jamaah majelis taklim akan hadist Nabi Muhammad Saw yang artinya : “Shalat berjamaah itu lebih afdol dari pada shalat sendiri dengan kelebihan 27 derajat”. Pada hari kamis malam jumat, yang dikenal dengan sayidul ayyam ( penghulu hari), sehingga jamaah yang datang untuk melaksanakan shalat berjamaah lebih banyak, demikian juga pada hari senin malam selasa, hal ini dikarenakan sebahagian jamaah mengikuti tawajuh (zikir tertentu) setelah mereka melaksanakan shalat isya berjamaah disurau suluk yang terdekat dengan kediaman mereka. Kegiatan berzanji ibu-ibu berjalan secara rutin dilaksanakan setiap selasa malam setelah waktu isya, namun karena hal ini bersifat seni, tidak semua jamah Majelis Ta’lim yang mengikutinya. Selain pada jadwal kegiatan latihan, kegiatan berzanji juga dilaksanakan pada waktu undangan anggota Majelis Ta’lim melaksanakan syukuran aqiqah dan kegiatan sukuran walimatul urusy ( kenduri pernikahan). Partisipasi yang dilaksanakan oleh jamaah Majelis Ta’lim terhadap kegiatan yang disebutkan adalah bersifat sukarela, artinya partisipasi yang muncul karena kesadaran pribadi, bukan merupakan mobilisasi. Partisipasi yang tumbuh dengan kesadaran pribadi tersebut sangat bagus, namun partisipasi tersebut secara kuantitas ternyata tidak konsisten, hal tersebut dapat diketahui sebagaimana pemaparan yang telah disebutkan. 5.8. Alokasi Sumberdaya Sumberdaya yang dimiliki oleh Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur dialokasikan untuk melaksanakan program-program yang telah direncanakan. Pengalokasian sumberdaya tersebut secara manajemen dilaksanakan oleh pengurus. Dengan persetujuan dan aspirasi jamaah Majelis Ta’lim. Pelaksanaan kegiatan majelis taklim yang dilaksanakan pada setiap sore jumat, bila 54 dilaksanakan dimesjid biaya yang diperlukan hanya untuk bantuan kepada ustad yang memberikan pengajian yang diambil dari kas Majelis Ta’lim. yang berasal dari iyuran bulanan anggota, dan bila dilaksanakan dirumah anggota Majelis Ta’lim biasanya disiapkan jamuan ringan oleh tuan rumah. Berdasarkan program Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur yang sudah direncanakan, alokasi sumberdaya lebih banyak ditujukan untuk pembangunan non fisik dan seremonial. Kegiatan fasilitasi berupa shalat berjamaah secara rutin dimesjid, tartil alquran dan pembacaan berzanji setiap hari selasa malam. 5.9. Hubungan dengan Pihak Luar Hubungan dengan pihak luar yang dilakukan oleh Majelis Ta’lim Desa Rambah Hilir Timur dalam melaksanakan kegiatannya tetap meminta bimbingan dari kepala Desa, bahkan kepala Desa setiap tahun tetap memberikan dukungan dana untuk kegiatan Majelis Taklim, bahkan tahun 2007 pemerintah desa pernah memberikan bantuan stimulus sebesar Rp 10.000.000 yang dimanfaatkan oleh Majelis Ta’lim untuk : a. Transportasi dan akomodasi saat menghadiri berbagai undangan kegiatan/ rapat baik tingkat RW hingga tingkat kecamatan dan kabupaten b. Kegiatan Bakti Sosial dalam bulan Ramadhan c. Bantuan transportasi bagi guru/ ustadz yang didatangkan dari luar Desa Rambah Hilir Timur Dukungan dari pemerintah desa yang cukup baik merupakan peluang yang harus dioptimalkan oleh Majelis Ta’lim. Dukungan dari Alim Ulama juga sebuah peluang yang harus di maksimalkan oleh Majelis Tak’lim. Dukungan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Rambah Hilir dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk tentang pengelolaan Majelis Ta’lim dalam era global yang penuh dengan kesibukan ini. Salah satu kelemahan Majelis Ta’lim di Indonesia adalah karena tidak mempunyai, Visi dan Misi yang jelas dan bisa dicapai. Bila Visi dan Misinya kurang/tidak jelas maka sulit diadakan perencanaan yang tepat guna mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu sebelum Majelis Ta’lim berbuat dan 55 melaksanakan fungsi dan perannya lebih dahulu harus ditentukan Visi dan Misinya yang jelas dan mungkin dicapai. Visi organisasi adalah pandangan pengurus organisasi terhadap masa depan, bagai mana keadaaan organisasi yang diinginkan pada masa depan itu. Sedangkan misi organisasi adalah fungsi, peran dan tugas organisasi yang harus dilakukan oleh organisasi untuk mewujudkan visinya (Samad, 2007). Melalui Majelis Ta’lim dapat di sampaikan pesan-pesan, pembangunan oleh calon legislatif supaya mendapatkan dukungan dari masyarakat. Bahkan ada diantara calon legislatif yang memberikan peralatan rebana untuk Majelis Ta’lim dan pakaian seragam. Oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu sering dilaksanakan Festival rebana yang diikuti oleh Majelis Ta’lim dan dalam menyukseskan pembangunan pemerintah Kabupaten dan kecamatan sering menjadikan majelis taklim sebagai wadah. Dalam islam hal demikian pernah dijelaskan oleh Rasulullah Saw: bersabda: “Wanita itu tiang negara, apabila wanita baik, baiklah negara,bila wanita rusak maka rusaklah negara”. Kerjasama dengan selain pihak-pihak yang telah disebutkan selama ini belum pernah dilaksanakan. Pengurus menjelaskan hal itu memang belum terpikirkan, yang penting bagi mereka kegiatan majelis taklim ini berjalan, walaupun peningkatannya belum dirasakan oleh jamaah Majelis Ta’lim. Selain alasan tersebut, pengurus merasa sulit untuk mencari pihak-pihak yang bersedia bekerjasama dengan Majelis Ta’lim. 5.10. Ikhtisar Kegiatan Majelis Ta’lim telah membawa manfaat yang besar bagi pengurus dan anggotanya. Sebagai media untuk menambah ilmu bagi komunitas Majelis Ta’lim dan diharapkan dapat ditularkan kepada masyarakat umum. Hal ini bisa terjadi karena dalam jamaah Majelis Ta’lim tertanam modal sosial. Modal Sosial tercermin dalam kemampuan anggota Majelis Ta’lim. Untuk mengorganisir dirinya dan menggalang kerjasama dengan berbagai pihak yang berlandaskan 56 kepercayaan, kejujuran, hubungan timbal balik, yang membuat Majelis Ta’lim di Desa Rambah Hilir Timur dapat bertahan dan berkelanjutan. Namun demikian masih dijumpai beberapa kelemahan dalam kegiatan majelis taklim ini antara lain : 1. Managemen dan administrasi belum profesional hal ini karena pendidikan pengurus relatif masih rendah 2. Majelis Ta’lim sebagai lembaga pendidikan non formal seharusnya mempunyai kurikulum yang jelas, terprogram dan terarah 3. Sistem pendidikan agama berasal dari berbagai kalangan, umumnya guru/ustadnya berganti-ganti, tidak diangkat secara resmi, bahkan banyak ustaznya yang baru dicari beberapa waktu sebelum pelaksanaan pengajian. 4. Kebanyakan pengajian diikuti oleh peserta yang tidak sama atau tidak tetap. Hal ini membuat tidak jelasnya siapa peserta sebenarnya, juga pemberian pelajaran tidak bisa secara bersambung, sehingga sulit ditentukan kurikulumnya. 5. Materi yang diberikan dalam kegiatan Majelis Ta’lim lebih berorientasi pada peningkatannya moral dan ahlak, sehingga belum begitu tersentuh dalam penguatan ekonomi komunitas. Peran kelembagaan Majelis pada aras kecamatan dan Kabupaten mempunyai potensi yang besar untuk mengelola peningkatan ekonomi ummat melalui pembentukan lembaga keuangan yang dapat mempermudah penyediaan permodalan bagi anggotanya. Jumlah anggota Majelis Taklim yang terbilang besar dengan potensi pengumpulan dana yang cukup besar yang berasal dari anggotanya dapat dipakai sebagai modal awal bagi pengembangan lembaga keuangan mikro syariah di Kabupaten Rokan Hulu, dengan tujuan utama mengentaskan kemiskinan anggota Majelis Ta’lim tersebut. Adapun upaya untuk memperbaiki agar Majelis Ta’lim mencapai keberhasilan dalam kegiatannya,maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 57 1. Pembenahan organisasi dan manajemen Majelis Ta’lim. Dalam era modern dan global pada saat ini organisasi pendidikan modern lebih menitik beratkan tugasnya kepada pelayanan dan kemitraan daripada kepada petugas pembinaan. Oleh karena itu organisasi Majelis Ta’lim seharusnya dalam melaksanakan tugasnya lebih banyak memfokuskan tugas kepada pelayanan pendidikan disamping bermitra dengan berbagai pihak terkait seperti dengan lembaga pendidikan dan lembaga dakwah yang ada 2. Pembenahan sistem majelis taklim pengurus Majelis Ta’lim harus membenahi atau menata ulang sistem yang digunakan, dari sistem lama menjadi sistem baru.Dari sistem lama, Majelis Ta’lim lebih berfungsi sebagai lembaga dakwah yang menyelenggarakan ceramah agama, pengajian dan sejenisnya yang terkesan bersifat insidental, seadanya dan tidak teratur. Sedangkan dalam sistem baru, Majelis Ta’lim berfungsi sebagai lembaga pendidikan non formal yang menggunakan sistem pendidikan dalam melaksanakan tugasnya 3. Kemitraan dalam menyelenggarakan Majelis Ta’lim kemitraan dalam pengelolaan Majelis Ta’lim sangat diperlukan dengan berbagai pihak ( Stake holders) seperti pihak yayasan atau organisasi Badan kontak Majelis Ta’lim kecamatan, Depertemen Agama, pengusaha dan sebagainya. Hal ini diperlukan bukan saja dalam kegiatan Majelis Ta’lim tetapi dalam upaya pendanaan, mendapatkan fasilitas dan lain sebagainya. 4. Pelaksanaan sistem pendidikan non formal, hal ini dilaksanakan dengan cara : a. Pengangkatan guru/ustad tetap secara resmi oleh pengurus Majelis Ta’lim atau yayasan yang membawahi majelis taklim b. Pemberian materi pelajaran yang bisa berkesinambungan dan kehadiran peserta yang ditandai kehadirannya (absen) c. Mengevaluasi keberhasilan pendidikan non formal diselenggarakan oleh Majelis Ta’lim antara lain dengan mengisi angket yang berisi pertanyaan tentang keislaman yang telah dipelajari, dibandingkan dengan jawaban dari pertanyaan yang sama pada awal diselenggarakannya Majelis Ta’lim d. Pemberian sertifikat oleh pengurus mesjid atas yayasan berdasarkan hasil evaluasi terhadap isian angket dari setiap peserta 58 5. Meningkatkan aktivitas ekonomi dalam komunikasi Majelis Ta’lim untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan bisa mendanai kegiatan-kegiatan sosial majelis tak’lim. 6. Materi da’wah kedepan perlu diarahkan kepada tiga hal pokok : a. Mempertebal dan memperkokoh iman jamaah, sehingga tidak tergoyahkan oleh pengaruh-pengaruh negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Meningkatkan tata kehidupan jamaah dengan menggugah dan mendorong mereka untuk menyadari bahwa agama mewajibkan mereka untuk berusaha menjadikan hari esok lebih baik dari hari ini, dengan keseimbangan hidup dunia dan akhirat. c. Meningkatkan pembinaan akhlak jamaah, sehingga memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan beragama dan masyarakat sehingga terwujud etos kerja dan ukhuwah dalam rangka mewujudkan kerukunan umat beragama.