Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 EKSPLORASI TUMBUHAN OBAT DI DESA LEBANI WARAS KECAMATAN WRINGINANOM KABUPATEN GRESIK EXPLORATION OF MEDICINAL PLANTS IN THE VILLAGE OF LEBANI WARAS,WRINGINANOM, GRESIK Errika Ayu Prahasti, Tukiran, Suyatno, dan Nurul Hidayati Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761 E-mail:[email protected] Abstrak.Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan eksplorasi tumbuhan obat di desa Lebani Waras, kecamatan Wringinanom, kabupaten Gresik dengan target khususnya adalah diperolehnya data dan informasi lengkap tanaman obat yang ada di desa tersebut untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi fitofarmaka. Untuk mencapai target penelitian tersebut, serangkaian rencana kegiatan yang dikemas dalam metode penelitian, mencakup: 1) Pra-eksplorasi, yaitu mencari informasi dari dinas/instansi/balai/lembaga terkait tentang jenis dan habitat tumbuhan obat yang ada di desa Lebani Waras, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik.2) Pengumpulan contoh tanaman obat, melakukan pencarian dan pengumpulan contoh tumbuhan obat secara bertahap dengan mengandalkan masyarakat lokal sebagai guide dan sumber informasi, juga perlu buku manual tumbuhan obat untuk konfirmasi morfologinya,3)Deskripsi tumbuhan obat. Deskripsi tanaman obat dilakukan bersamaan dengan pengumpulan contoh tanaman. Karakterisasi tumbuhan obat yang ditemukan meliputi habitus tanaman, bentuk batang, daun dan bunga, bagian tanaman yang bermanfaat dan berkhasiat,dan 4) Teknik Analisis Data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Mendeskripsikan ciri dan karakter dari spesies tumbuhan obat yang ditemukan, kemudian menguraikan morfologi tumbuhan dan hirarki taksonominya. Hasil eksplorasi dan deskripsi tanaman obat selengkapnya akan disampaikan pada makalah berikut ini. Kata kunci:Explorasi, Deskripsi, Manfaat, Morfologi, Tanaman obat Abstract. The goal of the research is to conduct an exploration of medicinal plantsat the village of Lebani Waras, Wringinanom, Gresik.The specific target of the research is to find data and information of medicinal plants completely that are available in the villageas lead phytopharmaca. For achieving the target, a set of research methods designed includes:1) Pre-explorating,to look for informationtorelevant institutions closed to the type andhabitus of medicinal plants that are available atthe village,2) Collecting of medicinal plants, to look for and collectmedicinal plantsstep by step using local society as guidantand information sources, also helped bystudying books consisting of medicinal plants for confirming of their morfology,3)Describingmedicinal plants,be carried outtogetherwhen collectingmedicinal plants. The characteristic of medicinal plantsfoundwas studied includingthe habitus,stems, leaves, and flowers of plants, parts of medicinal plants having the advantages and functions,and4) Data Analyzing, data collectedwas then analyzed by qualitatively descriptive. Describe the profile of medicinal plantsthat are found, then elaborate about the morfologic and taxonomic plants. Results of exploration and description of medicinal plantswill be explained completely in this paper. Keywords: Exploration, Description, Advantage, Morfology, Medicinal Plants PENDAHULUAN Gresik Barat, dan Mojokerto Timur. Desa ini dilewati sungai besar yang menjadi bagian dari Kali Surabaya dan terletak kurang lebih 50 km dari pusat kota Surabaya dan kurang 100 km dari pusat Desa Lebani Waras kecamatan Wringinanom kabupaten Gresik terletak pada perbatasan Surabaya Barat Selatan, B - 259 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 kota Gresik. Daerah desa Lebani Waras dan sekitarnya banyak tumbuh industriindustri besar yang memproduksi barangbarang ekspor sehingga menyedot masyarakat sekitar sebagai tenaga atau karyawannya. Lazimnya, karyawan ini berpendidikan hanya pada tingkat sekolah dasar dan menengah. Dengan demikian, keadaan seperti ini turut mendukung suasana desa Lebani Waras betul-betul merupakan daerah yang masih jauh dari kehidupan perkotaan. Hasil observasi di desa Lebani Waras, kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, diperoleh gambaran bahwa daerah ini mayoritas masih terhampar lahan kosong yang belum tergarap sebagai lahan pertanian (sawah) sehingga banyak tumbuhan-tumbuhan herbal, liana, dan perdu yang tumbuh liar. Bahkan di sekitar halaman samping kiri kanan dan belakang rumah penduduk tumbuh liar tumbuhan-tumbuhan obat. Namun, tumbuhan-tumbuhan obat yang ada di desa Lebani Waras kecamatan Wringinanom ini belum diketahui dan tercatat dengan baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan eksplorasi untuk mencatat, melindungi, dan melestarikan tanaman obat yang ada, sebagai pengetahuan tradisional dan kekayaan intelektual masyarakat Wringinanom khususnya masyarakat desa Lebani Waras, sehingga pada suatu saat dibutuhkan dapat digunakan sebagai referensi untuk melahirkan fitofarmaka. Eksplorasi adalah kegiatan pelacakan, penjelajahan, mencari dan mengumpulkan jenis-jenis sumberdaya genetik tertentu (tumbuhan obat) untuk dimanfaatkan dan mengamankannya dari kepunahan (Kusumo et al., 2002). Kegiatan eksplorasi diperlukan guna menyelamatkan varietas-varietas lokal dan kerabat liar yang semakin terdesak keberadaannya, akibat semakin intensifnya penggunaan varietas unggul baru, perusakan habitat sumberdaya genetik tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, dan penyempitan lahan kehidupan tanaman obat akibat perluasan pembangunan industri-industri besar yang tidak mengenal belas kasihan. Sampai saat ini kajian tentang tumbuhan obat di desa Lebani Waras kecamatan Wringinanom ini masih sangat minim sementara keberadaannya sudah mulai terancam. Oleh karena itu perlu segera dilakukan penelitian yang intensif dalam rangka pelestarian sumber daya genetik tumbuhan obat yang ada. Varietas lokal atau kerabat liar tumbuhan obat yang ada berpotensi untuk digunakan sebagai tetua dalam program pemuliaan untuk menghasilkan varietas unggul yang mempunyai kandungan senyawa bioaktif yang tinggi, regenerasi yang cepat, tahan terhadap hama penyakit dan toleran terhadap kondisi lingkungan tertentu. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini mencakup: pisau, kantung plastik, koran bekas, etiket gantung (kertas dan tali), lakban, gunting, sasak bambu, pulpen, spidol, wadah plastik atau tupperware, kamera digital, double solatif, dan lain-lain. Sementara, bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah spritus atau alkohol untuk pembuatan herbarium (pengawetan sampel). Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang dirancang untuk memperoleh gambaran tentang berbagai jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Wringinanom khususnya desa Lebani Waras. Cara penentuan informan atau narasumber dengan menggunakan proses/teknik snowballsampling. Snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang menggali data melalui wawancara dari satu responden ke responden lainnya dan seterusnya sampai peneliti tidak menemukan informasi baru lagi (Hamidi, 2004). B - 260 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 Metode survey dalam penelitian ini berupa eksplorasi lapangan. Adapun kegiatan eksplorasi ini terdiri dari beberapa tahapan penelitian sebagai berikut: 1. Pra-eksplorasi, yaitu mencari informasi dari dinas/instansi/balai/lembaga terkait tentang jenis dan habitat tumbuhan obat yang ada di desa Lebani Waras, Kecamatan Wringinanom yang menjadi sasaran eksplorasi. Disamping itu, juga dilakukan pencarian atau pengumpulan informasi dari masyarakat (pengobat tradisional) di desa Lebani Waras tentang jenis dn manfaat/khasiat tumbuhan obat yang ada, serta studi literatur untuk melengkapi dan menyempurnakan informasi yang diperoleh dari masyarakat desa Lebani Waras. 2. Pengumpulan contoh tanaman obat, setelah kegiatan pra-eksplorasi dilakukan, kemudian dilakukan pencarian dan pengumpulan contoh tumbuhan obat secara bertahap dengan mengandalkan masyarakat lokal sebagai guide dan sumber informasi, juga perlu buku manual tumbuhan obat untuk konfirmasi morfologinya. Bagian tanaman yang akan dikumpulkan dan dikoleksi adalah biji atau bagian vegetatifnya, daun, bunga, buah atau seluruh tanaman, sebagai bahan perbanyakan tanaman. 3. Deskripsi Tumbuhan Obat. Deskripsi tanaman obat dilakukan bersamaan dengan pengumpulan contoh tanaman. Karakterisasi tumbuhan obat yang ditemukan meliputi habitus tanaman, bentuk batang, daun dan bunga, bagian tanaman yang bermanfaat dan berkhasiat. Khusus untuk bagian tanaman yang bermanfaat dan berkhasiat tidak sepenuhnya mengandalkan informasi dari masyarakat, tetapi juga akan ditambah dengan hasil-hasil penelitian (jurnal dan/atau prosiding) yang terbaru dari berbagai ahli dan dari berbagai sumber literatur, seperti buku identifikasi dan determinasi tumbuhan Practical Plant Identification oleh James Cullen (2006). Selanjutnya melakukan penelusuran internet dengan membandingkan gambar yang diperoleh dengan gambar yang ada di website http://www.theplantlist.orguntuk mengetahui nama spesiesnya. 4. Teknik Analisis Data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Mendeskripsikan ciri dan karakter dari spesies tumbuhan obat yang ditemukan, kemudian menguraikan morfologi tumbuhan dan hirarki taksonominya. Hal yang lain, juga dapat melakukan klasifikasi berdasarkan famili yang sama untuk semua tanaman obat yang berhasil diidentifikasi dari desa tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan observasi mengenai data lokasi yang digunakan untuk mencari tanaman obat, maka dipilih desa Lebani Waras, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik sebagai tempat pencarian tanaman obat karena mempertimbangkan daerah tersebut masih dilewati bantaran kali Surabaya. Bantaran kali Surabaya ternyata menyimpan potensi keanekaragaman tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Sepanjang kali Surabaya yang terbentang dari DAM Mlirip Mojokerto sampai DAM Jagir (150 km) ditemukan sekitar 70 jenis tumbuhan semak belukar yang berkhasiat sebagai obat. Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservations) telah mengidentifikasi 70 jenis tanaman obat yang ada di bantaran kali Surabaya. Dari 70 jenis tanaman obat tersebut, yang mampu diidentifikasi berjumlah 10 jenis tanaman karena umumnya tanaman tersebut mudah dijumpai di bantaran kali Surabaya. Sepuluh (10) jenis tanaman yang berhasil diidentifikasi diantaranya, adalah: alang-alang, andong, anting-anting, beluntas, biduri, bougenfil, bunga sepatu, ciplukan, jarak pagar, dan pecut kuda. Setelah itu diambil contoh bagian B - 261 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 tumbuhan dari masing-masing tumbuhan tersebut untuk dikoleksi setelah dilakukan penelitian sebelumnya,bagian tersebut adalah biji atau bagian vegetatifnya, daun, bunga, buah atau seluruh tanaman, sebagai bahan perbanyak tanaman. Selanjutnya dibuat data berupa tabel dan penjelasan mengenai karakterisasi tumbuhan obat yang ada di Desa Lebani Waras, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, diantaranya, mencakup habitus tanaman, bentuk batang, daun, dan bunga, serta bagian tanaman yang bermanfaat dan khasiatnya. Tabel. Habitus, morfologi, dan manfaat/khasiat tumbuhan obat dari desa Lebani Waras No Tanaman Alang-alang Imperata cylindrical) 1. Habitus Tanaman Bentuk batang, daun, dan bunga Alang-alang adalah tanaman sejenis gulma yang sangat mudah kita temukan di area ladang atau pesawahan. Tumbuhan ini tumbuh subur di area tersebut dan perkembangannya bisa mengalahkan tanaman yang memang sengaja ditanam petani. Tingkat penyebaran, perkembangan, dan daya alelopatinya yang tinggi menyebabkan keberadaan alangalang di lahan budidaya sering menyebabkan penurunan produktivitas tanaman. Alangalang diketahui menyebar hingga berbagai Negara di dunia, meliputi Negara di benua Asia, Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika. Kendati demikian, alangalang tidak ditemukan dalam skala luas di daerah sub tropis hingga kutub. a. Batang (Caulis). Batang rumput (calmus), batang tidak keras, bentuk bulat (teres). Batang tumbuh pendek dan bercabang dan memanjang di dalam tanah. Rumpun tumbuh tegak, tingginya dapat mencapai 0,1-1,2m, terdapat 1-4 nodus di tiap rumpun, rumpun tidak bercabang, solid dan biasanya terdapat bulu di tiap buku-bukunya. b. Daun (Folium). Daun tidak lengkap yang disebut daun pipih, terdiri dari upih daun (vagina) dan helaian daun (lamina), bangun daun bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tulangtulang daun sejajar atau lurus (rectinervis), tapi daun rata (integer), daging daun tipis seperti kertas (papyraceus), warna daun hijau dengan permukaan atas lebih gelap dari permukaan bawah, sifat permukaan atas licin (laevis), permukaan licin (laevis), upih daun berwarna putih keunguan, ada lidah-lidah atau ligula pada perbatasan upih daun dengan helaian daun.Tepi daun diselubungi rambut, pangkal daun lebih lebar dan di bagian ujungnya menyempit; terdapat lapisan ligula, panjangnya 1 mm; daun memiliki bentuk menggaris-lanset, pipih, lurus, terdapat bulu-bulu panjang yang halus di bagian pangkal daun(Tirosoepomo, 1985). c.Bunga (Flos). Perbungaan berupa bulir majemuk, silindris, spikelet berpasangan, bunga banci yang warnanya putih, mudah diterbangkan angin, agak menguncup, panjang 6-28 cm, pada satu tangkai terdapat dua bulir, letak bersusun, yang terletak di atas adalah bunga sempurna dan yang terletak di bawah adalah bunga mandul, panjang anak bulir sekitar 3-4 mm, pada pangkal bulir terdapat rambut alus panjang dan padat, warnanya putih, benang sari seringkali dua, kepala sari B - 262 Bagian tanaman yang bermanfaat dan khasiatnya Rimpang dan akar alangalang kerap digunakan bahan obat tradisional, untuk meluruhkan kencing (diuretika), mengobati demam dan lalin-lain. Bagian daun alang-alang juga banyak dimanfaatkan untuk atap rumah. Bagian lain yang dapat dimanfaatkan yaitu serat halus dari malai bunganya dapat digunakan untuk mengisi alas tidur/bantal sebagai pengganti kapuk. http://tanamanobatherbal.blogspot. com/2013/01/m anfaat-alangalang-sbgtanamanobat.html (diakses 09-092014, 18.20) Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 putih atau ungu, tangkai putik dua, kepala putik panjang, warna ungu, dan muncul pada ujung anak bulir(Wijayakusuma, 1993). Andong (Cordyline terminalis) 2. Anting-anting (Acalypha australis Linn.) 3. Andong merupakan tumbuhan perdu tegak yang memiliki sedikit atau jarang bercabang. Andong merupakan sekelompok tumbuhan monokotil berbatang yang sering dijumpai di taman sebagai tanaman hias. Andong tumbuh liar di pagar atau di pekuburan sebagai tanaman hias. Tanaman andong berasal dari Asia Timur dan terdapat di dataran rendah sampai 1.900 m diatas permukaan laut. Anting-anting banyak ditemukan di pinggir jalan, lapangan rumput, dan lereng gunung. Anting-anting adalah tanaman herba semusim dan tumbuh dalam bentuk semak. a. Batang. Bulat, keras, bekas dudukan daun nampak jelas, bercabang, dan berwarna putih kotor. b. Daun. Tunggal, menempel pada batang, pangkal dan ujung runcing, tepi rata, panjang 20-60 cm, lebar 1013 cm, pelepah 5-10 cm, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau. c. Bunga. Majemuk, bentuk malai, di ketiak daun, tangkai panjang bulat, bulat, bercabang, daun pelindung panjang ± 1,4 cm, ujung runcing, kelopak berlaju, mahkota terdiri dari 6 daun mahkota, benangsari bertaju, menempel pada tenda bunga, tangkai putih, putik putih, kepala putik bertaju tiga, dan berwarna ungu. Daun tanaman ini berkhasiat sebagai obat luka dan obat wasir. Untuk obat luka ± 10 gram daun segar andong dicuci, ditambah ± 1 gram garam, ditumbuk sampai halus, ditempelkan pada luka dan dibalut. Daun andong mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol. http://ritariata.blogspot.com/2009/12/ando ng-cordyline-fruticosa-l-chev.html (diakses 09-09-2014, 18.28 ). a. Batang. Batang tingginya 30-50 cm, becabang, dengan garis memanjang kasar. b. Daun. Daun letak berseling bentuk bulat lonjuong sampai lanset, bagian ujung dan pangkal daun lancip, tepi bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,53,5 cm. c. Bunga. Bunga berkelamin tunggal dan berumah satu, keluar dari ketiak daun, dan bunganya kecil-kecil dalam rangkaian berupa malai. http://binmuhsingroup.blogspot.com/2013/ 03/khasiat-anting-anting.html (diakses 09-09-2014, 18.30). B - 263 Semua bagian dari tanaman ini dapat digunakan, pemakaian segar atau kering. Tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut: Dermatitis, eczema, koreng. Herba secukupnya direbus, airnya untuk cuci tempat yang sakit. Pendarahan, luka luar. Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan dan ditempel ke tempat yang sakit. Disentri amoeba. Tanaman kering (seluruh batang) 3060 gram direbus, sehari dibagi 2 kali minum selama 5-10 hari. Diare, disentri basiler, muntah darah, mimisan, berak darah Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 (melena), dan batuk. Tanaman kering 3060 gram direbus untuk diminum. Disentri basiker. Tanaman kering 3060 gram, portulaka dan gula masingmasing 30 gram, rebus, minum setelah dingin. Beluntas (Pluchea indica L.) 4. 5. Biduri (Caladium bicolor) Beluntas merupakan tumbuhan semak yang bercabang banyak, berusuk halus, dan berbulu lembut. Umumnya tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman pagar atau bahkan tumbuh liar, tingginya bisa mencapai 3 meter apabila tidak dipangkas, sehingga seringkali ditanam sebagai pagar pekarangan. Beluntas dapat tumbuh di daerah kering pada tanah yang keras dan berbatu, pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 1000 mdi atas permukaan laut, memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan, dan perbanyakannya dapat dilakukan dengan setek batang pada batang yang cukup tua. Biduri banyak ditemukan di daerah bermusim kemarau panjang, seperti padang rumput yang kering, lerenglereng gunung yang rendah, dan pantai berpasir. Tumbuhan ini a. Daun. Daun bertangkai pendek, letaknya berselang-seling, berbentuk bulat telur sunsang, dan ujung bundar melancip. Tepi daun bergerigi, berwarna hijau terang, bunga keluar di ujung cabang dan ketiak daun, berbentuk bunga bonggol, bergagang atau duduk, dan berwarna ungu. Buahnya longkah agak berbentuk gasing, berwarna cokelat dengan bersudut putih. b. Bunga. Bunga majemuk bentuk malai rata, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai, cabang cabang perbungaan banyak sekali, bunga bentuk bonggol bergagang atau duduk, warnanya putih kekuningan sampai ungu. http://achmads1.blogspot.com/2012/04/bel untas-pluchea-indica-lless.html (diakses 09-09-2014, 18.32) a. Batang. Aerial, berkayu, silindris, warna putih kotor, permukaan halus, percabangan simpodial (batang utama tidak tampak jelas). b. Daun. Bentuknya tunggal, tidak bertangkai (sesilis), tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau keputih-putihan,panjang 8-20 cm, lebar 4-15 cm, helaian daun agak tebal-tegar, bentuk bulat telur, ujung tumpul (obtusus), pangkal berlekuk B - 264 Bagian tanaan yang dapat digunakan yaitu daun dan akar. Penggunaan segar atau yang telah dikeringkan. Beluntas ini dapat digunakan untuk: Menghilangkan bau badan dan bau mulut, Kurang nafsu makan, Gangguan pencernaan pada anak, TBC kelenjar (skrofuloderma), Nyeri pada rematik, nyeri tulang (osteodinia), sakit pinggang (lumbago), Demam, Datang haid tidak teratur, dan Keputihan. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan, yaitu kulit akar, daun, getah, dan bunga. Kulit akar biduri berkhasiat kolagoga, peluruh keringat (diaforetik), perangsang muntah (emetik), memacu kerja enzim Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 berupa perdu besar yang dapat mencapai 4 m. Bunganya berlapis lilin dengan warna putih atau ungu. Daunnya berbentuk bulat telur, dengan warna khas hijau pucat dan batang yang mengeluarkan lateks berwarna putih seperti susu. (emerginatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan kasap (scaber). c. Bunga. Majemuk, bentuk payung (umbella), muncul dari ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna hijau, mahkota berwarna putih sedikit keunguan, dan panjang mahkota +/- 4 mm. http://ditjenbun.pert anian.go.id/t anregar/berit a-214tanamanbidurigandarusa.ht ml (diakses 10-09-2014, 19.00) Bougenville (Bougainvillea glabra) 6. Bugenvil merupakan tanaman hias populer. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. Keindahannya berasal dari seludang bunganya yang berwarna cerah dan menarik perhatian karena tumbuh dengan rimbunnya. Seludang bunga ini kerap dianggap sebagai bagian bunga, walaupun bunganya yang benar adalah bunga kecil yang terlindung oleh seludang.Tanaman bunga kertas atau bugenvilini mempunyai bagian tanaman yang berwarna-warni. Oleh karena itu, tanaman bugenvil menjadi tanaman hias yang sangat populer karena kecantikkan a. Batang. Batang berkayu (lignosus), bentuk batang yang bulat (teres), sifat permukaan batang berduri (spinosus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dan percabangan batang monopodial. b. Daun. Pasangan daun yang sama dihubungkan dengan tonjolan yang melintang. Daun menyirip berdaun satu, helaian daun lebar bulat sampai memanjang, bertepi rata, bertulang menyirip atau bertulang tiga sampai lima. c. Bunga. Bunga bugenviltermasuk bunga majemuk, payung 3–15 bunga. Bunga beranekaragam ada kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya. Kelopak bunga berbentuk tabung 2–4 mm dengan taju bunga 5-8, berbentuk paku, dan berambut halus. http://storiesofneniindudh.wordpress.com/ 2012/06/20/bougainvilleaspectabilis/ (diakses 10-09-2014, 19.14) B - 265 pencernaan (alternatif), dan peluruh kencing (diuretik). Kulit kayu biduri berkhasiat emetik, Bunga berkhasiat tonik, dan menambah nafsu makan (stomakik). Daun berkhasiat rubifasien dan menghilangkan gatal. Getahnya beracun dan dapat menyebabkan muntah. Namun, berkhasiat sebagai obat pencahar. Kebanyakan bagian tanaman yang digunakan yaitu bagian bunga. Manfaat dan khasiat bunga bugenvilyang terkenal adalah sebagai tanaman hias. Namun, disamping itu juga berkhasiat untuk mengobati penyakit seperti bisul, menyegarkan badan, hepatitis, keputihan, sakit waktu haid, dan haid tidak teratur. Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 warnanya dan cara merawatnya yang mudah. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) 7. Bunga sepatu merupakan tanaman perdu dengan ketinggian sekitar 2 meter. Bunga sepatu disebut juga kembang sepatu adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. a. Batang. Arah tumbuh batang erectus dengan pola percabangan sympodial danbentuk batang bulat (teres). b. Daun. Termasuk daun tunggal. Terdiri atas petiolus dan lamina. Bangun daun ovalis dengan tulang daun penninervis. Tepi daun serratus, terdapat stipula, duduk daun tersebar. c. Bunga. Bunga merupakan plantamultiflora, bentuk umum bunga actinomorph. Perhiasan bunga terdiri atas calyx 5 sepal dan epycalix, corolla 5 tepal lepas. Kelamin bunga terdiri atas stamen dan pystilum. Stamennya seberkas satu (monodelphus) membentuk tabung membungkus putik (stamenalcollum). Duduk anthera basifik. Pystilum terdiri atas stylus dan stigma yang bercabang tiga. Letak ovarium suferum dengan bakal biji axilaris. http://nazarudinlatif.blogspot.com/2012/07 /morfologi-kembang-sepatuhibiscus-rosa.html (diakses 10-092014, 19.18) Ciplukan (Physalis angulata L.) 8. Ciplukan adalah tumbuhan herba anual (tahunan) dengan tinggi 0,1-1 m. Merupakan tumbuhan liar yang tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1.550 meter di atas permukaan laut, di tanah tegalan, atau sawah kering. Tumbuhan ini dapat ditemukan di semua negara dengan iklim tropis terutama di Afrika, Asia, dan Amerika. http://tumbuhanektu m.blogspot.c om/2011/12/ ciplukanphysalisangulata.htm a. Batang. Batang pokoknya tidak jelas, percabangan menggarpu, bersegi tajam, berusuk, berongga, bagian yang hijau berambut pendek atau boleh dikatakan gundul. b. Daun. Daunnya tunggal, bertangkai, bagian bawah tersebar, di atas berpasangan, helaian berbentuk bulat telur-bulat memanjang lanset dengan ujung runcing, ujung tidak sama (runcing-tumpul-membulatmeruncing), bertepi rata atau bergelombang-bergigi, 5-15 x 2,5-10,5 cm. c. Bunga. Bunga tunggal, di ujung atau ketiak daun, simetri banyak, tangkai bunga tegak dengan ujung yang mengangguk, langsing, lembayung, 823 mm, kemudian tumbuh sampai 3 cm. Kelopak berbentuk genta, 5 cuping runcing, berbagi, hijau dengan rusuk yang lembayung. B - 266 Daun bunga sepatu berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Kembang sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik. Bunga sepatu digunakan untuk menyemir sepatu di India dan sebagai bunga persembahan. Di Tiongkok, bunga sepatu yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Kembang sepatu yang dikeringkan juga diminum sebagai teh. Akar tumbuhan ciplukan pada umumnya digunakan sebagai obat cacing dan penurun demam. Daunnya digunakan untuk penyembuhan patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Buah ciplukan sendiri sering dimakan; untuk mengobati epilepsi, tidak dapat kencing, dan penyakit kuning. Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 l (diakses 11-09-2014, 19.23) 9. Tanaman jarak pagar adalah anggota dari famili Euphorbiaceae. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1-7 m dan bercabang tidak teratur. a. Batang. Batangnya berkayu dan silindris, bila terluka mengeluarkan getah. b. Daun. Daun tanaman ini tersebar di sepanjang batang. Permukaan atas dan bawah daun berwarna hijau, tetapi permukaan bawah lebih pucat dari permukaan atas. Daun berbentuk jantung atau bulat telur. Tulang daun menjari dengan 5-7 tulang utama. Tangkai daun panjang, sekitar 4-15 cm. Daun berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut tiga atau lima. Panjang tangkai daun antara 4-15 cm. c. Bunga. Bunga berwarna kuning kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai. Bunga jantan dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, yang muncul di ujung batang atau ketiak daun. Kelopak bunga berjumlah lima yang berbentuk bulat telur. 10. Pecut kuda adalah tanaman yang biasa tumbuh liar dimana-mana, di tepi jalan, tanah lapang ataupun tumbuh ditempat terlantar lainnya. Tanaman yang berasal dari Amerika Latin ini dapat ditemukan di daerah yang cerah, sedang, terlindung dari sinar matahari dan bisa tumbuh pada ketinggian 1- a. Batang. Batang tumbuh tegak, berkayu, berbentuk bulat dan berwarna hijau keputih-putihan. Tipe pertumbuhan dan perkembangan batang simpodial (memiliki beberapa sumbu) sehingga batang utamanya tidak dapat dibedakan. Arsitektur percabangannya ialah model Leeuwenberg dimana setiap caulomer menghasilkan lebih dari satu caulomer baru pada bagian proksimalnya. Caulomer-caulomer baru ini tumbuh menempati ruang yang tersedia, sehingga membentuk struktur artikulasi tiga dimensi dan perbungaan letaknya selalu terminal. b. Daun. Daun pecut kudatidak berupih Jarak Pagar (Jatropha curca L.) Pecut Kuda (Stachytarpheta jamaicensis L.) B - 267 Bagian tanaman dari jarak pagar yang dapat dimanfaatkan antara lain yaitu biji, daun, getah, dan ampas. Biji jarak pagar dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar minyak. Manfaat jarak pagar bagi kesehatan antara lain: Mengobati radang telinga Keputihan pada lidah bayi Obat sakit gigi berlubang Obat sariawan Perut kembung dan masuk angin Susah BAB Koreng, jamur, dan gatal Luka dan pendarahan Obat rematik Mengobati batuk dan mengencerkan dahak Memperbesar alat vital http://manfaatbuahdaun .blogspot.com/2 013/11/manfaatdaun-jarak-bijibuah-jarakdan.html (diakses 11-092014, 06.13) Bagian dari tanaman ini yang dapat digunakan yaitu herba, bunga dan akar. Herba digunakan untuk pengobatan: infeksi dan batu saluran kencing, sakit tenggorokan karena radang (faringitis), batuk, rematik, dan haid tidak teratur http://www.tipscaraterb aik.com/khasiat- Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 1500 m dpl. sehingga tergolong daun tidak lengkap (daun bertangkai). Merupakan daun tunggal berbentuk bulat telur dengan pangkal runcing, ujung meruncing, permukaan berkerut dan tepi bergerigi (15 angulus di setiap sisinya). Daun berukuran panjang 4–8 cm, lebar 3–6 cm, berwarna hijau tua dengan pertulangan daun menyirip. Tata letak daun bersilang berhadapan. c. Bunga. Pecut kudamemiliki bungamajemuk tak berbatas bertipe bulir dengan panjang 4–20 cm. Bunga tidak bertangkai sehingga posisinya langsung duduk pada aksis yang berbentuk seperti pecut (cemeti). Rachis muncul dari ketiak daun (terminal). Bunganya yang kaya nectar mampu mengundang pollinator (kupukupu) untuk membentu penyerbukan. Berdasarkan pada perkembangannya, bentuk dasar bunga pada pecut kudarata sehingga letak bakal buahnya menumpang (superus). manfaattanaman-pecutkuda.html (diakses 11-092014, 06.20) banyak lagi tumbuhan obat di desa tersebut yang belum teridentifikasi dan sekaligus belum juga diketahui jenis dan manfaat/khasiatnya dari masing-masing tumbuhan obat yang lainnnya. SIMPULAN Dari hasil eksplorasi tanaman obat di desa Lebani Waras, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, didapatkan sedikitnya 10 (sepuluh) tanaman obat yang mampu diidentifikasi dan dideskripsikan antara lain, tumbuhan alang-alang, andong, anting-anting, beluntas, biduri, bugenvil, bunga sepatu, ciplukan, jarak pagar, dan pecut kuda. Setelah didapatkan tanaman-tanaman tersebut dicari data/informasi mengenai karakterisasi tumbuhan obat yang meliputi habitus tanaman, morfologi mencakup bentuk batang, daun, dan bunga, serta bagian tanaman yang bermanfaat dan khasiatnya, sebagaimana telah disampaikan di atas. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dikerjakan melalui dana DIPA Unesa TA 2014 melalui SK RektorUnesa No. 198/UN38/HK/LT/2014, tertanggal 9 Juni 2014.Untuk ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih atas dukungan dana tersebut juga mengucapkan terima kasih pada Prof. Dr. Tukiran selaku pembimbing kami, serta rekan-rekan tim penelitian yang ikut mendukung kelancaran dan keberhasilan dalam penelitian ini. SARAN DAFTAR PUSTAKA Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk memperoleh informasi selengkap mungkin mengenai tumbuhan obat yang ada di Desa Lebani Waras, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, karena diyakini masih Kusumo, S., M. Hasanah, S. Moeljoprawiro, M.Thohari, Subandrijo, A. Hardjamulia, A.Nurhadi, dan H. Kasim. 2002. Pedoman Pembentukan Komisi Daerah Plasma Nutfah. Badan B - 268 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 Penelitian dan Pengembangan Pertanian. KomisiNasional Plasma Nutfah. Bogor. Hlm. 18. http://tanamanobatherbal.blogspot.com/2013/01/manfaa t-alang-alang-sbg-tanaman-obat.html (diakses 09-09-2014, 18.20) http://ritariata.blogspot.com/2009/12/ando ng-cordyline-fruticosa-l-chev.html (diakses 09-09-2014, 18.28 ). http://binmuhsingroup.blogspot.com/2013/ 03/khasiat-anting-anting.html (diakses 09-09-2014, 18.30). http://achmads1.blogspot.com/2012/04/bel untas-pluchea-indica-lless.html (diakses 09-09-2014, 18.32) http://ditjenbun.pertanian.go.id/tanregar/be rita-214-tanaman-bidurigandarusa.html (diakses 10-092014, 19.00) http://storiesofneniindudh.wordpress.com/ 2012/06/20/bougainvilleaspectabilis/ (diakses 10-09-2014, 19.14) http://nazarudinlatif.blogspot.com/2012/07 /morfologi-kembang-sepatuhibiscus-rosa.html (diakses 10-092014, 19.18) http://tumbuhanektum.blogspot.com/2011/ 12/ciplukan-physalis-angulata.html (diakses 11-09-2014, 19.23) http://manfaatbuahdaun.blogspot.com/201 3/11/manfaat-daun-jarak-biji-buahjarak-dan.html (diakses 11-09-2014, 06.13) http://www.tipscaraterbaik.com/khasiatmanfaat-tanaman-pecut-kuda.html (diakses 11-09-2014, 06.20) B - 269