BAB III METODE PENCIPTAAN Implementasi Teoritik

advertisement
Proses
Sumber
Persiapan
gagasan
Sketsa
Karya
Pewarnaan
Pengalaman
Ide atau Gagasan
BAB I I I
Konsultasi
Pengamatan
Medium
Pengafdrukan
METODE PENCIPTAAN
MediaTeknik
massa
Pencetakan
A.
1.
Implementasi Teoritik
Tematik
Dalam menciptakan karya seni, seorang pencipta memperoleh ide yang
berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian melalui
proses perenungan atau proses berfikir timbul gagasan atau ide yang melandasi
penciptaan karya (Sunarto, 1998:3).
Berdasarkan pengalaman yang penulis dapat selama ini, yaitu rasa
kekaguman penulis terhadap keindahan dan keunikan tumbuhan paku sejati
(Pteropsida). Sehinga dari pengalaman tersebut penulis melihat, mengamati
melalui media buku, majalah maupun internet, merenungkan, serta berpikir
terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.
Bahwa tumbuhan paku sejati (Pteropsida) tidak hanya sekedar sebagai tumbuhan
saja, akan tetapi juga memiliki makna dibalik keindahan dan keunikannya.
Tumbuhan paku memiliki bayak jenis bahkan
ribuan. Wilayah
penyebaran tumbuhan paku tersebar di seluruh penjuru bumi, kecuali didaerah
kering seperti gurun dan daerah bersalju abadi. Tumbuhan paku jenis paku sejati
(Pteropsida) memiliki keunikan tersendiri. Himawan Susanto dalam majalah
Dunia Tzu Chi Agustus 2010 menulis bahwa lengkungan pada daun tumbuhan
paku yang masih muda memiliki makna yaitu menggambarkan sifat kodrati
manusia. Pucuk paku pada awal pertumbuannya melingkar kedalam, yang
kemudian akhirnya tumbuh melingkar kearah luar. Begitu juga manusia, yang
20
2
pada tahap awal mengenal dirinya terlebih dahulu sebelum melakukan sosialisasi
dan interaksi dengan lingkungannya. Juga tersirat makna pentingnya instrospeksi.
Bergulung kearah dalam dahulu, setelah itu barulah bergulung kearah luar yang
berarti koreksi kesalahan sendiri, setelah itu baru layak mengkoreksi kesalahan
orang lain.
Dari beberapa pengamatan serta pengalaman yang telah dirasakan oleh
penulis maka, tumbuhan paku terutama paku sejati (Pteropsida) penulis jadikan
sebagai sumber ide dalam menciptakan karya tugas akhir. Ada hal-hal yang
membuat penulis tertarik sehingga pada akhirnya menimbulkan keinginan untuk
mengekspresikan melalui media seni grafis.
2.
Konsepsi
Dalam proses pengamatan, perenungan, serta pemikiran yang matang,
maka sesuai dengan tema yang telah diangkat, maka penulis menciptakan karya
seni grafis dengan obyek tumbuhan paku terutama jenis paku sejati (Pteropsida).
dalam kaya yang disajikan, penulis memunculkan keindahan bentuk dari beberapa
bentuk tumbuhan paku sejati (Pteropsida) seperti daun semangi, suplir dan
Nephrolepis exaltata. Dalam penciptaan karya seni grafis, penulis menggunakan
elemen-elemen rupa (visual), yaitu:
a.
Garis
Visualisasi karya seni grafis dengan teknik silkscreen dalam
pencapaianya penulis menggunakan garis organis karena garis-garis organis
memiliki bentuk yang lebih bebas untuk memvisualisasikan gagasan yang
3
ingin penulis tampilkan. Garis penulis gunakan selain untuk mengisi
background, garis juga digunakan untuk mendukung dan menguatkan karakter
dari tumbuhan paku.
b.
Ruang atau Bidang (Shape)
Unsur ruang dalam karya penulis munculkan melalui bentuk objek
tumbuhan paku. Ruang dalam karya pencipta juga dibentuk melalui kombinasi
warna-warna yang satu dengan yang lainnya, dan memadukan komposisi besar
dan kecil bentuk tumbuhan paku pada karya pencipta bertujuan untuk
membangun kesan ruang yang jauh dan dekat.
c.
Tekstur
Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu. Penulis
menggunakan tekstur semu karena keberadaannya hanyalah dwimatra. Tekstur
ini diperoleh dari penggunaan 20 line per inch (lpi) pada pengaturan raster
sablon yang menimbulkan dot-dot kecil pada gambar. Selain itu penulis juga
menggunakan tekstur nyata. Tekstur ini didapatkan dari penggunaan kanvas
yang memiliki tekstur.
c.
Warna
Penulis menggunakan warna-warna primer dan sekunder yang dapat
mewakili dan sesuai dengan topik yang penulis pilih. Susunan warna yang
tepat dapat menciptakan suasana yang harmonis dan memikat mata, baik antara
dua warna yang memiliki kemiripan (gradasi), ataupun dua warna yang
kontras. Unsur warna dalam karya penulis lebih banyak menggunakan warnawarna yang cerah. Warna-warna yang hadir pada karya penulis lebih cenderung
4
menggunakan warna hijau pada daun tumbuhan paku, sebagian menggunakan
warna yang berlawanan dari warna aslinya. Warna-warna yang hadir pada
karya penulis bertujuan untuk membangun keharmonisan pada karya itu
sendiri. Penulis memunculkan background yang cenderung memiliki kemiripan
warna atau gradasi, agar tercipta suasana hangat dan dinamis.
Penempatan objek serta pengolahan background dibuat sesuai dengan
keinginan penulis dalam menciptakan sebuah karya grafis. Dengan selalu
memperhatikan kaidah-kaidah desain yaitu:
a.
Kesatuan (unity)
Kesatuan diperoleh dari penyusunan atau pengorganisasian dari
elemen-elemen seni sedemikian rupa sehingga menjadi kesatuan ada harmoni
antara bagian-bagian dengan keseluruhannya.
b.
Kontras
Kontras pada karya penulis dibangun dengan menempatkan warnawarna dan membuat perbandingan besar dan kecil objek tumbuhan paku itu
sendiri. Kontras dapat dibangun melalui penerapan gelap terang warna pada
karya itu sendiri.
c.
Komposisi
Komposisi pada karya penulis buat melalui penempatan obyek-obyek
tumbuhan paku dengan yang jauh dan berdekatan. Komposisi terbuka yang
penulis gunakan bertujuan untuk membangun kedinamisan karya itu sendiri.
Komposisi sangat penting dalam karya pencipta, karena komposisi secara tidak
langsung dapat membangun pusat perhatian pada karya yang penulis ciptakan.
5
d.
Irama
Irama merupakan hal yang penting dalam karya penulis yang mana
maksudnya dapat membangun keharmonisan pada karya itu sendiri. Irama
penulis bangun melalui sebuah repitisi atau pengulangan bentuk yang
menggunakan satu jenis ukuran atau beberapa ukuran dan melalui beberapa
kelompok pengulangan seperti garis, bentuk dan warna.
e.
Penekanan (domination)
Dominan adalah penonjolan dalam suatu komposisi. Dominan
membuat suatu unsur rupa yang kontras diperbesar dan diperkuat nilainya.
Dalam karya penulis dominan dicapai dengan pengulangan unsur desain.
Selain itu penulis juga lebih menonjolkan bentuk tumbuhan paku pteropsida.
B.
Implementasi Rupa
Dalam karya yang diciptakan, penulis memunculkan keindahan bentuk
dari tumbuhan paku jenis paku sejati (Pteropsida). Penulis mencoba
menyampaikan makna melalui keunikan bentuk dari tumbuhan paku tersebut.
Komposisi sangat penting dalam karya penulis, karena komposisi secara tidak
langsung dapat membangun pusat perhatian pada karya yang penulis ciptakan.
Penulis mengolah komposisi karya melalui penempatan obyek-obyek
tumbuhan paku dengan yang jauh dan berdekatan. Komposisi yang digunakan
penulis bertujuan untuk membangun kedinamisan karya itu sendiri. Dalam
mewujudkan sebuah karya, penulis memilih untuk menggunakan teknik
6
silkscreen. Dalam pembuatan karya seni grafis dengan teknik silkscreen, penulis
melalui langkah-langkah ataupun tahapan yang dijelaskan dengan tabel sebagai
berikut:
Tabel Pembuatan Karya
•
1.
Persiapan
a.
Ide atau Gagasan
Penulis memperoleh ide yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan
lingkungan kemudian melalui proses perenungan atau proses berfikir dan mencari
informasi kemudian timbul gagasan atau ide yang melandasi penciptaan karya seni
grafis. Karya tugas akhir ini mengungkapkan tumbuhan paku sebagai sumber ide.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang memiliki ciri khas menggulung pada
daunnya yang masih muda. Dengan pernyataan ini dapat dikatakan bahwa karya yang
dibuat menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan paku dalam karya
seni grafis.
7
Medium dan Teknik
b.
Dalam mewujudkan gagasan atau ide, penulis menggunakan media
seni grafis, Teknik diperlukan dalam penciptaan sebuah karya seni grafis.
Teknik juga digunakan untuk menghasilkan efek-efek visual pada sebuah karya
seni grafis. Teknik yang digunakan penulis dalam proses berkarya adalah
dengan menggunakan teknik silkscreen. Adapun media yang digunakan dalam
penciptaan karya ini antara lain:
a.
Kanvas
Kain kanvas yang digunakan adalah kanvas mentah (kain yang belum
dilapisi) yang berserat sedang, tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus.
Penulis memilih menggunakan kanvas karena pada karya sebelumnya penulis
sering menggunakan kertas sebagai medianya. Sehingga, pada karya TA ini
penulis mencoba menggunakan media kanvas.
b.
Tinta sablon
Tinta sablon yang digunakan adalah tinta berbasis air. Penulis
menggunakan tinta medium. Penulis memilih menggunakan tinta berbasis air
karena dalam penggunaanya lebih mudah dan screen juga tidak cepat
tersumbat.
c.
Screen
Screen ditujukan untuk pembentukakan karakter hasil sablon misalnya
tebal atau tipisnya cat atau juga detail suatu gambar. Dalam penciptaan karya
8
grafis dengan teknik silkscreen ini penulis menggunakan screen T77 dengan
ukuran 50 cm x 70 cm.
d.
Rakel
Rakel digunakan untuk meratakan tinta dari kain screen agar
menempel pada media kanvas.
e.
Obat afdruk
Obat afdruk
digunakan dalam proses pembuatan film
atau
pengafdrukan. Dalam proses pengafdrukan penulis menggunakn obat afdruk
photosol.
f.
Triplek
Penulis menggunakan triplek yang seukuran dengan kanvas untuk
mencetak. Triplek sebagai alas kanvas agar mendapatkan permukaan yang rata.
g.
Sandrinal
Penulis menggunakan sandrinal untuk menempelkan kain pada triplek
agar kanvas tidak bergeser saat proses pencetakan.
h.
Alat-alat pendukung
Penulis juga menggunakan alat-alat pendukung seperti hairdryer,
penyemprot air (water spray), lakban dan paku pinus.
2.
Proses
Langkah-langkah dalam pembuatan karya seni grafis dengan teknik silkscreen
dengan obyek tumbuhan paku terutama jenis paku sejati (Pteropsida) sebagai berikut:
1.
Pembuatan Sketsa
9
Dalam pembuatan sketsa penulis menggunakan pensil kemudian ditebalkan
dengan menggunakan spidol warna hitam. Sketsa yang telah dibuat kemudian di scan.
2.
Pewarnaan
Langkah selanjutnya adalah pewarnaan. Setelah sketsa di scan kemudian
diwarna melalui Adobe Photoshop. Langkah pertama dalam perwarnaan yaitu
mengatur level kecerahan gambar terlebih dahulu agar gambar lebih jelas. Selanjutnya
baru memberikan warna pada gambar. Sebelum proses selanjutnya yaitu mengafdruk
terlebih dahulu gambar yang sudah diberi warna dipecah warna menjadi CMYK dan
terlebih dahulu mengatur dot raster yang dipakai. Penulis menggunakan 20 line per
inci (lpi) dengan screen yang memiliki kerapatan T77. Media yang digunakan adalah
kanvas yang bertekstur sehingga bila menggunakan lpi yang lebih tinggi maka
kemungkinan screen akan cepat tersumbat. Langkah selajutnya barulah gambar
diprint.
3.
Proses Mengafdruk Screen
Afdruk adalah sebuah proses penduplikasian dari gambar film ke dalam
screen, gambar yang ada pada film akan terlihat sama pada screen setelah melalui
proses pengafdrukan. Proses mengafdruk yaitu:
a. Mencampur obat afdruk dengan sensitizer.
b. Setelah obat afdruk tercampur, kemudian dituangkan pada screen sablon, dan
ratakan dengan alat perata pada bagian depan dan belakang screen secara berulang
hingga obat afdruk menempel rata dengan baik.
10
c. Setelah rata kemudian dikeringkan dengan hair dreyer selama 10 menit sampai
obat sablon kering secara merata, dalam pengeringan dilakukan di lokasi yang
sedikit cahaya karena obat afdruk yang telah tercampur dengan sensitizer
mempunyai sifat mengeras apabila terkena cahaya.
d. Kemudin memsang kertas print out desain dan memposisikannya dengan baik pada
screen, posisi kertas dibalik.
e. Kemudian langkah selanjutnya adalah penyinaran dengan sinar matahari kurang
lebih selama 10 menit.
f. Setelah penyinaran selesai kertas desain dilepas kemudian screen dicuci dengan air,
kemudian tampak gambar desain dan membentuk lubang sesuai pola desain pada
screen agar lebih jelas lubang pada gambar desainnya di semprot dengan alat
semprot air kemudian dikeringkan.
4.
Proses Mencetak
Proses mencetak dilakukan dengan menyiapkan kanvas terlebih dahulu
kemudian meletakkan screen diatas kanvas. Selanjutnya menuangkan tinta di atas kain
screen yang sudah diafdruk dan kemudian disapu menggunakan rakel yang terbuat
dari karet. Satu screen digunakan untuk satu warna.
3.
Penyajian
Dalam penyajian karya khususnya karya grafis, pigura memiliki peran penting.
Dengan pigura karya grafis akan menjadi lebih menarik, karena pigura akan mendukung
suasana gambar atau karya grafis yang disajikan sebagai satu kesatuan karya. Penulis
menggunakan pigura sebagi sentuhan terakhir dalam penyajian, dan diharapkan dapat
memberi kesan indah dan dapat mendukung karya grafis yang disajikan sebagai bentuk
pengungkapan gagasan atau ide dalam sebuah media seni grafis.
11
Pigura yang digunakan berukuran 50 cm x 70 cm. Warna tepi pigura yang akan
dipergunakan adalah warna yang mendukung karya grafis tersebut sehingga karya grafis
akan tetap memiliki kekuatan tersendiri. Warna tepi pigura yang dipilih yaitu warna putih
tanpa menggunakan kaca, karena dirasa sesuai dengan karya grafis yang akan disajikan.
Download